SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA BADAN DIKLAT KEUANGAN OLEH : CASURI Casuri • TTL : Pekalongan, 17 Maret 1970 • NIP : 197003171996031002 • Pangkat/Gol : Penata Tk.I /III d • Jabatan : Kasubbag Hukum dan Kerjasama • Unit Kerja : Sekretariat BPPK • Alamat Kantor : Jl. Purnawarman 99 Jaksel • Alamat Rumah : Perum Kampoeng Ubud Kav. 24 Magelang – Jawa Tengah • HP : 08172357190 BUKU REFERENSI 1. SUBEKTI , POKOK-POKOK HUKUM PERDATA. 2. RIDUAN SYAHRANI, SELUK-BELUK DAN ASAS-ASAS HUKUM PERDATA 3. SUHARDANA, HUKUM PERDATA I, BUKU PANDUAN MAHASISWA. 4. P.N.H. SIMANJUTAK, POKOK-POKOK HUKUM PERDATA INDONESIA POKOK BAHASAN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP HUKUM PERDATA DI INDONESIA PEMBAGIAN PENDUDUK KERAGAMAN HUKUM PERDATA PENUNDUKAN DIRI SECARA SUKARELA BERLAKUNYA HUKUM PERDATA HUBUNGAN HUKUM PERDATA DAN PIDANA PENGERTIAN HUKUM PERDATA ARTI LUAS DAN SEMPIT HUKUM PERDATA FORMIL DAN MATERIIL PEMBAGIAN BERDASARKAN KUHPERDATA PEMBAGIAN BERDASAR ILMU PENGETAHUAN 1 PEMBAGIAN PENDUDUK • PASAL 163 IS MEMBAGI GOLONGAN PENDUDUK : 1. GOLONGAN EROPAH > Semua Orang Belanda > Semua Orang Eropah Lainnya > Semua Orang Jepang > Seseorang Yang Negaranya berasas sama seperti hukum Belanda > Anak Sah atau diakui UU Yang Lahir di Hindia Belanda 2. GOLONGAN TIMUR ASING Semua orang yang tidak termasuk Eropah dan Golongan Bumi Putra 3. GOLONGAN BUMI PUTERA semua orang yang termasuk rakyat Indonesia Asli, yang tidak beralih masuk golongan lain dan mereka yang semula termasuk golongan lain yang telah membaurkan dirinya dengan rakyat Indonesia asli. KERAGAMAN HUKUM PERDATA • PASAL 131 IS Mengatur Hukum Yang Berlaku Bagi Golongan Penduduk : 1. Golongan Eropah berlaku Hukum Perdata Eropah ( BW ) 2. Golongan Timur Asing Berlaku Hukum Perdata BW dengan Pengecualian dan Tambahan 3. Golongan Indonesia Asli Berlaku Hukum Adat Masing-Masing Kecuali dengan Penundukan Berdasarkan Sukarela 1 MACAM PENUNDUKAN DIRI • S 1917 NO. 12 : 1. Tunduk pada seluruh Hukum Perdata Eropah BW 2. Tunduk pada sebagian Hukum Perdata Eropah 3. Tunduk pada perbuatan tertentu 4. Tunduk secara diam-diam 1 KEADAAN HUKUM PERDATA •Beraneka Ragam (Pluralistis) •Berlainan untuk segala golongan W. N. •Berlakunya asas konkordansi (asas persamaan). PENGERTIAN Rangkaian dari AturanAturan Hukum yang mengatur Hubungan hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang yang lain dalam masyarakat yang menitikberatkan pada kepentingan perseorangan (Pribadi) 1 ARTI LUAS bahan hukum sebagaimana tertera dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW), Kitab Undang-Undang hukum dagang (WVK) beserta sejumlah undang-undang yang disebut undang-undang tambahan lainnya. ARTI SEMPIT •Hukum perdata sebagaimana terdapat dalam Kitab UndangUndang Hukum Perdata (BW). •Hukum perdata adakalanya dipakai dalam arti sempit sebagai lawan hukum dagang 1 HUKUM PERDATA MATERIIL Hukum Perdata materil yaitu aturan-aturan hukum yang mengatur hak-hak dan kewajibankewajiban perdata, yaitu mengatur kepentingan-kepentingan perdata setiap subyek hukum. HUKUM PERDATA FORMIL Hukum yang mengatur bagaimana cara mempertahankan hukum perdata materiil. Bagaimana tata cara seseorang menuntut haknya apabila diinginkan oleh orang lain, Hukum Perdata formal biasa juga disebut Hukum Acara Perdata. SISTEMATIKA HK PERDATA • BERDASARKAN UU 1.Buku I Berisi Perihal Orang ( Van Personen ) 2.Buku II Berisi Perihal Benda ( Van Zaken) 3.Buku III Berisi Perihal Perikatan ( Van Verbintenissen) 4.Buku IV Berisi Perihal Pembuktian dan Kedaluwarsaan ( Bewijs en Verjaring ) SISTEMATIKA HK PERDATA • BERDASARKAN ILMU PENGETAHUAN 1.Hukum Perorangan / Badan ( Personenrecht ) 2.Hukum Keluarga ( Familierecht ) 3.Hukum Harta Kekayaan ( Vermogensrecht ) 4.Hukum Waris ( Erfrecht ) POKOK BAHASAN HUKUM PERORANGAN PENGERTIAN SUBYEK HUKUM MANUSIA SUBYEK HUKUM KECAKAPAN BERTINDAK PENDEWASAAN (HANDDLITING) PENGAMPUAN (CURATELE) PENGERTIAN OBYEK HUKUM BADAN HUKUM SEBAGAI SUBYEK HUKUM SYARAT BERDIRINYA BADAN HUKUM PEMBAGIAN BADAN HUKUM TEORI BADAN HUKUM PERSONENRECHT ISTILAH : •VAN APELDOORN : “HUKUM PURUSA” •SOEDIMAN KARTOHADIPRODJO : HUKUM PRIBADI •SUBEKTI : HUKUM TENTANG DIRI SESEORANG HK. TETANG DIRI SESEORANG Peraturan-peraturan tentang manusia sebagai subyek dalam hukum, perihal kecakapan untuk memiliki hak-hak dan kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan hak-haknya itu serta hal-hal yang mempengaruhi kecakapan itu. HUKUM PRIBADI PROF SOEDIMANKARTOHADIPRODJO, S.H. Semua kaidah hukum yang mengatur siapa – siapa yang dapat membawa hak , yang menjadi pembawa hak ( rechtsubjecten) dan kedudukannya dalam hukum. PENGERTIAN SUBYEK HUKUM SEGALA SESUATU YANG DAPAT MEMPUNYAI HAK DAN KEWAJIBAN MENURUT HUKUM ATAU SEGALA PENDUKUNG HAK DAN KEWAJIBAN SUBYEK HUKUM MANUSIA BADAN HUKUM MANUSIA SEBAGAI S.H. Manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban mulai sejak lahir dan baru berakhir apabila mati atau meningal dunia. Pasal 2 mengenai Pengecualian (1) "Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan, dianggap sebagai telah dilahirkan, bilamana juga kepentingan si anak menghendakinya". (2) "Mati sewaktu dilahirkan, dianggaplah ia tidak pernah telah ada“. RECHTS PERSOONLIJKHEID Pasal 3 BW menyatakan: "Tiada suatu hukumanpun mengakibatkan kematian perdata, atau kehilangan segala hak perdata". PENGERTIAN CAKAP orang yang dewasa dan sehat akal fikirannya serta tidak dilarang oleh suatu undang-undang untuk Melakukan perbuatanperbuatan hukum tertentu. BEKWAAN >< BEVOEGD KECAKAPAN BERBUAT (HANDELINGS BEKWAANHEID) Kriteria umum yang dihubungkan dengan keadaan diri seseorang. KEWENANGAN BERTINDAK (RECHTS BEVOEGDHEID) kriteria khusus yang dihubungkan dengan suatu perbuatan atau tindakan tertentu. Seorang yang cakap belum tentu berwenang, tapi seorang yang berwenang sudah pasti cakap. SESEORANG YANG CAKAP a. Sudah Dewasa b. Sehat Rohani/Jiwanya, tidak ditaruh dibawah pengampuan (Curatele) c. Tidak dilarang UU KEWENANGAN BERBUAT Kewenangan selalu berkaitan dengan suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum yang sudah memenuhi unsur kecakapan untuk kepentingannya sendiri atau untuk kepentingan subyek hukum lain CAKAP TAPI TIDAK BERWENANG 1. Jual beli antara suami istri (Pasal1467 KUH.Perdata). 2. Pejabat Umum (Hakim, Jaksa, Panitera, Advocat, Juru Sita, Notaris) untuk menjadi pemilik karena penyerahan hak-hak, tuntutan - tuntutan yang sedang dalam perkara. (pasal1468). 3. Apabila seorang hakim terikat hubungan keluarga sedarah atau semenda dengan Ketua,seorang hakim anggota,jaksa, penasihat hukum, panitera, dalam suatu perkara tertentu ia wajib mengundurkan diri dari pemeriksaan perkara itu, begitu pula ketua, hakim anggota, jaksa, panitera, terikat hubungan keluarga dengan yang diadili, ia wajib mengundurkan diri. KETIDAKCAKAPAN a. Belum Dewasa/ dibawah umur <21 tahun/belum menikah Perwalian b. Tidak sehat pikirannya >Sakit ingatan, Pemboros, Pemabuk Curatele c. Dilarang UU >Orang Yang dinyatakan Pailit PERWALIAN • PERWALIAN ( VOOGDIJ) Pengawasan terhadap anak yang dibawah umur , yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua serta pengurusan benda atau anak tersebut diatur Oleh UndangUndang. AKIBAT KETIDAKCAKAPAN • PERWALIAN : > Anak sah yang kedua orang tuanya telah dicabut kekuasaanya sebagai orang tua. > Anak sah Yang orang tuanya telah bercerai > Anak yang lahir di luar perkawinan HANDLICHTING PENDEWASAAN ( HANDLICHTING ) Mereka yang belum dewasa tetapi harus melakukan perbuatan-perbuatan hukum seorang dewasa. Untuk Beberapa Hal Saja. Pendewasaan merupakan suatu cara untuk meniadakan keadaan belum dewasa terhadap orang-orang yang belum mencapai umur 21 tahun. Memberikan kedudukan hukum (penuh atau terbatas) sebagai orang dewasa kepada orang-orang yang belum dewasa. CURATELE • PENGAMPUAN (CURATELE) Orang yang sudah dewasa, yang menderita sakit ingatan , seorang dewasa karena alasan mengobralkan kekayaannya. AKIBAT PENGAMPUAN • Tidak dapat melakukan perbuatan hukum secara sah ( Sakit Ingatan ) • Masih dapat membuat testamen , melakukan perkawinan dan perjanjian perkawinan ( Mengobral Kekayaan ) • Diserahkan Pada Weeskamer (Balai Harta Peninggalan) BADAN HUKUM DEFINISI TEORI HAKEKAT SYARAT FORMAL DAN MATERIAL KEDUDUKAN MACAM SIAPA YANG BERTINDAK MEWAKILI TANGGUNG JAWAB PENGERTIAN BADAN HUKUM Subyek Hukum yang bukan manusia. Organisasi/kelompok manusia yang mempunyai tujuan tertentu yang dapat mempunyai / menyandang hak dan kewajiban seperti manusia. Suatu badan oleh hukum diberi status “Persoon” sehingga mempunyai Hak dan Kewajiban seperti manusia. KEDUDUKAN BADAN HUKUM • Subyek Hukum yang tidak berjiwa seperti manusia, sehingga badan hukum tidak dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum sendiri, melainkan diwakili oleh orang-orang manusia biasa. • Orang-orang yang bertindak untuk dan atas nama badan hukum ini disebut "organ" (Pengurus, Direksi dan sebagainya ) TANGGUNG JAWAB ORGAN Pasal 1656 BW : "Segala perbuatan, untuk mana para pengurusnya tidak berkuasa melakukannya, hanyalah mengikat perkumpulan sekadar perkumpulan itu sungguhsungguh telah mendapat manfaat karenanya atau sekadar perbuatan-perbuatan itu terkemudian telah disetujui secara sah ". SYARAT BADAN HUKUM 1. SYARAT MATERIIL Adanya kekayaan yang terpisah; Mempunyai tujuan tertentu ; Mempunyai kepentingan sendiri ; Ada organisasi yang teratur (AD,ART,Pengurus). SYARAT BADAN HUKUM 2. SYARAT FORMIL : Didirikan dengan Akta Notaris Memenuhi syarat – syarat yang harus dipenuhi sehubungan dengan permohonan untuk mendapatkan status sebagai Badan Hukum (Pasal 36 KUHD) PASAL 1653 BW BADAN HUKUM DIBAGI 3 MACAM 1. diadakan oleh Pemerintah/kekuasaan umum • Daerah Propinsi, • Kabupaten/Kota, • Bank-bank yang didirikan oleh Negara 2. diakui oleh Pemerintah/kekuasaan umum, • Perkumpulan-Perkumpulan, • Gereja • Organisasi - Organisasi Agama 3. didirikan untuk suatu maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan UU dan kesusilaan, • PT • Koperasi KRITERIA DI INDONESIA >Badan Hukum Privat dan Publik< • A. Berdasarkan terjadinya > Privat yang didirikan Perseorangan > Publik yang didirikan Pemerintah/negara • B. Berdasarkan lapangan kerjanya > Privat untuk kepentingan Perseorangan > Publik untuk kepentingan Umum TANGGUNG JAWAB Pasal 45 KUH Dagang : (1) "Tanggung jawab para pengurus adalah tidak lebih daripada untuk menunaikan tugas yang diberikan kepada mereka dengan sebaik-baiknya; merekapun karena segala perikatan dari perseroan, dengan diri sendiri tidak terikat kepada pihak ketiga ". (2) "Sementara itu, apabila mereka melanggar sesuatu ketentuan dalam akta, atau tentang perubahan yang kemudian diadakannya mengenai syarat-syarat pendirian, maka, atas kerugian yang karenanya telah diderita oleh pihak ketiga, mereka itupun masing-masing dengan diri sendiri bertanggung jawab untuk seluruhnya. SEGI WUJUDNYA 1.Korporasi (corporatie) kumpulan orang orang yang dalam pergaulan hukum bertindak bersama sama sebagai suatu subyek hukum tersendiri. • merupakan badan hukum yang beranggota, tetapi mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban sendiri yang terpisah dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban para anggotanya. • 2.Yayasan (stichting) • • Harta kekayaan yang ditersendirikan untuk tujuan tertentu untuk kepentingan sosial, keagamaan dan kemanusiaan. yayasan tidak ada anggota, yang ada hanyalah pengurusnya. BADAN HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK Badan hukum publik: - Negara RI; - Daerah Propinsi; - Daerah Kabupaten/Kota; - Bank-bank Negara ( B I ). Badan hukum privat : - Perseroan Terbatas (PT); - Koperasi; - Yayasan. TEORI BADAN HUKUM 1. TEORI FICTIE VON SAVIGNY Badan hukum sematamata buatan negara saja. Badan hukum itu hanyalah fiksi, yakni sesuatu yang sesungguhnya tidak ada, tetapi orang menghidupkannya dalam bayangan sebagai subyek hukum yang dapat melakukan perbuatan hukum seperti manusia. TEORI BADAN HUKUM 2. TEORI HARTA KEKAYAAN BERTUJUAN (DOELVERMOGENTS THEORIE) A. BRINZ, VAN DER HAYDEN hanya manusia saja yang dapat menjadi subyek hukum. Namun, ada kekayaan (vermogen) yang bukan merupakan kekayaan seseorang, tetapi kekayaan yang terikat tujuan tertentu. inilah yang diberi nama badan hukum. TEORI BADAN HUKUM 3. TEORI ORGAN Badan hukum bukan abstrak (fiksi) dan bukan kekayaan (hak) yang tidak Bersubyek, Badan hukum adalah suatu organisme yang riil, menjelma sungguh-sungguh dalam pergaulan hukum, dapat membentuk kemauan sendiri dengan perantaraan alat-alat yang ada padanya (pengurus, anggota anggotanya) seperti manusia biasa. OTTO VAN GIERKE TEORI BADAN HUKUM 4. TEORI PROPRIETE COLLECTIVE Hak dan kewajiban Badan Hukum hakikatnya adalah hak dan kewajiban para anggota bersama-sama. Kekayaan badan hukum adalah kepunyaan bersama semua anggotanya. Orang-orang yang berhimpun tersebut merupakan suatu kesatuan dan membentuk suatu pribadi yang dinamakan Badan Hukum Oleh karena itu, badan hukum adalah suatu konstruksi yuridis saja. MOLENGRAAFF TEORI HAKIKAT BADAN HUKUM 5. TEORI KENYATAAN YURIDIS (JURIDISHE REALITEITSLEERE) MAJERS Badan Hukum Merupakan Suatu Realita, Konkret, Riil, walaupun tidak bisa diraba, bukan hayal, tetapi kenyataan yuridis. Menekankan bahwa hendaknya dalam mempersamakan badan hukum dengan manusia terbatas sampai pada bidang hukum saja. PENGERTIAN OBYEK HUKUM • Segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum ( manusia/badan hukum), dan yang dapat dikuasai / dimiliki oleh Subyek Hukum. • Misalnya Jual beli Rumah Rumah = objek hukum POKOK BAHASAN HUKUM BENDA PENGATURAN DALAM KUHPERDATA SISTEM HUKUM BENDA PENGERTIAN BENDA PENGERTIAN HUKUM BENDA MACAM-MACAM BENDA ASAS UMUM HUKUM BENDA PENGERTIAN HAK KEBENDAAN CIRI-CIRI HAK KEBENDAAN PERBEDAAN HAK-HAK KEBENDAAN HAK KEBENDAAN YANG MEMBERI KENIKMATAN HAK KEBENDAAN YANG MEMBERI JAMINAN HAK KEBENDAAN MENURUT UUPA PENGERTIAN HUKUM BENDA • PROF SRI SOEDEWI MASJCHOEN SOFWAN Hukum yang mengatur pengertian Benda, pembedaan macam-macam Benda , macam-macam Hak Kebendaan • VAN APELDOORN Peraturan mengenai hak-hak kebendaan PENGATURAN HUKUM BENDA • Buku II KUH Perdata Pasal 499 s.d. 1232 • Bagian dari Hukum Harta Kekayaan • Peraturan Hubungan Hukum yang bernilai uang • Memuat Hukum Waris SISTEM HUKUM BENDA TERBATAS tidak dapat menciptakan hak kebendaan yang lain daripada apa yang telah ditentukan Buku II MEMAKSA (DWINGEND RECHT) tidak dapat dikesampingkan SISTEM TERTUTUP tidak dapat mengadakan hak kebendaan baru terbatas yang sudah ditentukan UU ASAS UMUM HUKUM KEBENDAAN 1.Hukum Pemaksa ( Dwingendrecht) 2.Dapat Dipindahkan 3.Individualiteit ( Barang Berujud Yang Merupakan Kesatuan) 4.Totaliteit ( Melekat Atas Keseluruhan Obyeknya) 5.Tidak Bisa dipisahkan 6.Asas Publiciteit ( dalam Register Umum) 7.Perlakuan Berlainan Antara Barang Bergerak dengan Tidak Bergerak 8.Perjanjian Zakelijk HAK KEBENDAAN Hak mutlak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda yang dapat dipertahankan terhadap tiap orang dan mempunyai sifat melekat CIRI-CIRI HAK KEBENDAAN 1.ABSOLUT/MUTLAK 2.HAK YANG LEBIH DIDAHULUKAN (DROIT DE PREFERENCE ) 3.HAK YANG MENGIKUTI (DROIT DE SUITE) 4.MEMBERIKAN WEWENANG YANG LUAS KEPADA PEMILIKNYA (MACAM-MACAM ACTIE) 5.HAK YANG LEBIH TUA SELALU DIMENANGKAN TERHADAP YANG LEBIH MUDA PENGERTIAN BENDA •Segala sesuatu yang dapat dihaki atau yang dapat dimiliki orang, maka segala sesuatu yang tidak dapat dimiliki orang bukanlah termasuk pengertian benda menurut BW (Buku II) •Dalam BW pengertian zaak (benda) sebagai obyek hukum tidak hanya meliputi benda yang berwujud - yang dapat ditangkap dengan pancaindera -, tetapi juga benda yang tidak berwujud yakni hak-hak atas benda yang berwujud. MACAM – MACAM BENDA BW MEMBEDAKAN BENDA : A. Tidak Bergerak dan Bergerak; B. Musnah dan Tetap Ada; C. Dapat Diganti dan Tidak Dapat Diganti; D. Dapat Dibagi dan Tidak Dapat Dibagi; E. Diperdagangkan dan Tidak Dapat Diperdagangkan. BENDA TIDAK BERGERAK 1. Menurut Sifatnya Tidak Bergerak a. Tanah b. Segala sesuatu yang bersatu dengan tanah karena tumbuh dan berakar serta bercabang seperti tumbuhtumbuhan, buah-buahan yang masih belum dipetik dan sebagainya. c. Segala sesuatu yang bersatu dengan tanah karena didirikan di atas tanah itu yaitu karena tertanam dan terpaku. BENDA TIDAK BERGERAK 2. Menurut tujuannya/tujuan pemakaiannya supaya bersatu dengan benda tidak bergerak a. Pada pabrik: segala mesin-mesin, ketel-ketel, dan Alat alat lain yang dimaksudkan supaya terus menerus berada di situ untuk dipergunakan dalam menjalankan pabrik; b. Pada suatu perkebunan: segala sesuatu yang dipergunakan sebagai rabuk bagi tanah, ikan dalam kolam, dan lain-lain; c. Pada rumah kediaman: segala kaca, tulisan-tulisan, dan lain-lain serta alat-alat untuk menggantungkan barang barang itu sebagai bagian dari dinding; d. Barang-barang reruntuhan dari sesuatu bangunan apabila dimaksudkan untuk dipakai guna mendirikan lagi bangunan itu. BENDA TIDAK BERGERAK 3. Menurut Penetapan Undang-Undang a. Hak-hak atau penagihan mengenai suatu benda yang tidak bergerak; b. Kapal-kapal yang berukuran 20 meter kubik ke atas (dalam hukum perniagaan). BENDA BERGERAK Ada 2 Golongan benda bergerak : 1. Menurut sifatnya bergerak dalam arti benda itu dapat berpindah atau dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. 2. Menurut penetapan undang-undang ialah segala hak atas benda-benda bergerak. BENDA BERGERAK Contoh : • Hak Memetik Hasil dan Hak Memakai: • Hak Atas Bunga Yang Harus Dibayar Selama Hidup Seseorang • Hak Menuntut di Muka Hakim Supaya Uang Tunai atau Benda-Benda Bergerak Diserahkan Kepada Penggugat • Saham-Saham Perseroan Dagang • Surat-Surat Berharga ARTI PENTING Perbedaan Benda Bergerak dan Tidak Bergerak : a. Mengenai Hak Bezit b. Mengenai Pembebanan (bezwaring) c. Mengenai Penyerahan (levering) d. Mengenai Daluwarsa (verjaring) e. Mengenai Penyitaan (beslag) ARTI PENTING ~ BEZIT Pasal 1977 ayat (1) BW : Barangsiapa yang menguasai benda bergerak dianggap sebagai pemilik. Jadi beziter dari benda bergerak Tidak demikian halnya terhadap yang menguasai benda tidak bergerak. ARTI PENTING ~ PEMBEBANAN (Pasal 1150 dan Pasal 1162 B W). Mengenai Pembebanan (bezwaring) Benda bergerak dengan pand Benda tidak bergerak dengan hyphoteek ARTI PENTING ~ PENYERAHAN Pasal 612 BW menentukan Benda bergerak dapat dilakukan dengan penyerahan Nyata Benda tidak bergerak harus dilakukan dengan balik nama pada daftar umum. ARTI PENTING ~ DALUWARSA Mengenai daluwarsa (verjaring); Benda bergerak tidak dikenal verjaring sebab bezit di sini sama dengan eigendom atas benda bergerak itu. Benda tidak bergerak mengenal verjaring. ARTI PENTING ~ PENYITAAN Mengenai Penyitaan (beslag); Penyitaan untuk mendapatkan kembali bendanya sendiri (revindicatoir beslah ) hanya dapat dilakukan terhadap BendaBenda Bergerak. Penyitaan untuk melaksanakan keputusan Pengadilan (executoir beslah ) harus dilakukan terlebih dahulu terhadap Benda-Benda Bergerak. pabila tidak mencukupi untuk membayar hutang tergugat kepada penggugat, baru terhadap Benda-Benda Tidak Bergerak. BENDA MUSNAH ~TETAP ADA BENDA YANG MUSNAH: Benda-benda yang dalam pemakaiannya akan musnah, kegunaan/manfaat dari benda-benda ini justru terletak pada kemusnahannya. CONTOH : > makanan dan minuman, kalau dimakan dan diminum baru memberi manfaat bagi kesehatan; >kayu bakar dan arang, setelah dibakar dan menimbulkan api baru memberi manfaat untuk memasak sesuatu makanan BENDA MUSNAH ~TETAP ADA BENDA YANG TETAP ADA: Benda-benda yang dalam pemakaiannya tidak mengakibatkan benda itu menjadi musnah, tetapi memberi manfaat/faedah bagi sipemakai. CONTOH : cangkir, sendok, piring, mangkok, mobil, sepeda motor BENDA MUSNAH ~ TETAP ADA • Perjanjian Pinjam Pakai > tetap ada • Perjanjian Pinjam Mengganti > dapat musnah • Hak Memetik Hasil Suatu Benda > dapat musnah • Hak Memakai > tetap ada BENDA MUSNAH ~ TETAP ADA > DALAM PENGEMBALIAN : • Pengembalian benda titipan harus in natura artinya tidak boleh diganti dengan benda yang lain. • perjanjian penitipan barang pada umumnya hanya mengenai benda yang tidak akan musnah • BENDA MUSNAH ~ TETAP ADA > DALAM PENGEMBALIAN : • Penitipan uang ; jumlah uang yang harus dikembalikan harus dalam mata uang yang sama seperti yang dititipkan, baik mata uang itu telah naik atau telah turun nilainya. • Pinjam - menggantikan uang, yang meminjam hanya diwajibkan megembalikannya sejumlah uang saja, sekalipun dengan mata uang yang berbeda daripada waktu perjanjian pinjam mengganti diadakan. BENDA DIBAGI ~ T. DAPAT DIBAGI • Benda yang dapat dibagi apabila wujudnya dibagi tidak mengakibatkan hilangnya hakikat daripada benda itu sendiri. ( beras, gula pasir ) • Benda yang tidak dapat dibagi apabila wujudnya dibagi mengakibatkan hilangnya atau lenyapnya hakikat daripada benda itu sendiri.(kuda, sapi, uang ) BENDA DIPERDAGANGKAN ~ T. DIPERDAGANGKAN • Benda yang diperdagangkan semua benda yang dapat dijadikan pokok perjanjian di lapangan harta kekayaan termasuk benda yang Diperdagangkan. • Benda yang tidak diperdagangkan benda -benda yang tidak dapat dijadikan obyek (pokok) suatu perjanjian di lapangan harta kekayaan; biasanya benda-benda yang dipergunakan untuk kepentingan umum. BENDA TERDAFTAR ~ T. TERDAFTAR Hanya Dikenal setelah BW dikodifikasikan dan diberlakukan. • Benda yang harus didaftarkan • Diatur berbagai peraturan seperti peraturan tentang pendaftaran tanah, kapal,kendaraan bermotor • BENDA TERDAFTAR ~ T. TERDAFTAR TUJUAN : • Menjamin kepastian hukum dan kepastian hak atas benda- benda yang didaftarkan. • Memperoleh pendapatan dengan pungutan-pungutan wajib seperti pajak, iuran dan sebagainya terhadap pemilik atau pemakai benda yang didaftarkan. HAK –HAK KEBENDAAN ATAS TANAH Buku II BW ( tidak berlaku Setelah ada UUPA): a. Hak bezit atas tanah; b. Hak eigendom atas tanah; c. Hak servitut (pembebanan pekarangan); d. Hak opstal (hak untuk memiliki bangunan atau tanaman di atas tanah orang lain); e. Hak erfpacht (hak untuk menarik penghasilan dari tanah milik orang lain dengan membayar sejumlah uang atau penghasilan setiap tahun) f. Hak bunga tanah dan hasil sepersepuluh g. Hak pakai mengenai tanah. HAK KEBENDAAN BUKU II BW MEMBERIKAN KENIKMATAN MEMBERIKAN JAMINAN BEZIT GADAI EIGENDOM HIPOTIK MEMUNGUT HASIL JAMINAN FIDUSIA MEMAKAI MENDIAMI HAK TANGGUNGAN BERSIFAT MEMBERI KENIKMATAN 1. BEZIT A. Pengertian Bezit adalah suatu keadaan dimana seseorang menguasai sesuatu benda, baik sendiri maupun dengan perantaraan orang lain, seolah-olah benda itu miliknya sendiri. B. Cara Memperoleh dan Mengalihkan 1. Dengan Bantuan Orang Lain Melalui Penyerahan Bendanya ( Traditio ) 2. Dengan Tanpa Bantuan Orang Lain Melalui Pengambilan Bendanya (Occupatio) BERSIFAT MEMBERI KENIKMATAN C. Hapusnya Hak Bezit 1. Kekuasaan atas benda itu berpindah pada orang lain, baik diserahkan maupun diambil oleh orang lain. 2. Benda yang dikuasainya nyata telah ditinggalkan BERSIFAT MEMBERI KENIKMATAN d. Syarat –Syarat Adanya Bezit 1. Adanya CORPUS Harus ada hubungan antara orang yang bersangkutan dengan bendanya. 2. Adanya ANIMUS Hubungan tersebut dikehendaki oleh orang tersebut BERSIFAT MEMBERI KENIKMATAN 2. HAK MILIK (HAK EIGENDOM) A. Pengertian Hak Milik adalah hak untuk menikmati kegunaan sesuatu benda dengan sepenuhnya dan untuk berbuat sebebas-bebasnya terhadap benda itu, asal tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum, tidak mengganggu hak orang lain dengan tidak mengurangi kemungkinan pencabutan untuk kepentingan Umum Berdasar UU dengan pembayaran ganti rugi. B. Cara Memperoleh : Pengambilan, Penarikan oleh Benda Lain, Lewat Waktu, Pewarisan dan Penyerahan. BERSIFAT MEMBERI KENIKMATAN 3. HAK MEMUNGUT HASIL (VRUCHTGEBRUIK) A. Pengertian hak untuk menarik (memungut) hasil dari benda orang lain, seolah-olah benda itu miliknya sendiri,dengan kewajiban untuk menjaga benda tersebut tetap dalam keadaan seperti semula. B. Cara Memperolehnya Perjanjian, penghibahan, surat wasiat ( testament ) dan Verjaring BERSIFAT MEMBERI KENIKMATAN 4. HAK PAKAI dan HAK MENDIAMI A.PENGERTIAN Pasal 818 BW : Hak Pakai dan Hak Mendiami itu merupakan hak kebendaan yang terjadinya dan hapusnya sama seperti hak memungut hasil (vruchtgebruik). B. HAK MENDIAMI = HAK PAKAI RUMAH KEDIAMAN Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan 1. HAK GADAI (PANDRECHT) A. PENGERTIAN ( Pasal 1150 BW) : Suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu BENDA BERGERAK, yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas debitur sebagai jaminan pembayaran dan memberikan hak kepada kreditur untuk MENDAPAT PEMBAYARAN LEBIH DAHULU daripada kreditur-kreditur lainnya atas hasil penjualan benda jaminan Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan B. Obyek Hak Gadai : Benda bergerak yang berwujud dan benda bergerak yang tidak berwujud C. Cara Mengadakan : • Berdasarkan perjanjian antara Penerima Gadai ( Kreditur) dan Pemberi Gadai ( Debitur) • Penyerahan Benda Yang Digadaikan Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan D. SIFAT HAK GADAI : ACCESSOIR Merupakan tambahan saja dari perjanjian pokok yang berupa perjanjian pinjaman utang. Hak gadai tidak dapat dibagi-bagi. Gadai tetap melekat atas seluruh bendanya Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan 2. JAMINAN FIDUSIA A. PENGERTIAN (UU No.42 Tahun 1999 (UUJF) tentang Jaminan Fidusia Pasal 1 Angka 1) : Pengalihan Hak Kepemilikan Suatu Benda Atas Dasar Kepercayaan dengan ketentuan bahwa Benda Yang Hak Kepemilikannya Dialihkan Tersebut Tetap Dalam Penguasaan Pemilik Benda. Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan B. Obyek Jaminan Fidusia : Benda Bergerak dan Benda Tidak Bergerak Khususnya Bangunan yang tidak dapat dibebani Hak Tanggungan, Yaitu Bangunan di atas Tanah Milik Orang Lain dan Rumah Susun C. Perjanjian antara pemberi fidusia ( orang atau korporasi) dan penerima fidusia (Kreditur) Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan 3. HAK TANGGUNGAN A. PENGERTIAN (UU N0. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan ( UUHT) Pasal 1 Angka 1) : Hak Jaminan Yang dibebankan pada Hak Atas Tanah dalam UU No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria berikut atau Tidak Berikut Benda-Benda Lain Yang Merupakan Satu Kesatuan dengan Tanah itu Untuk Pelunasan Utang Tertentu Yang Memberikan Kedudukan Yang Diutamakan kepada Kreditur Tertentu Terhadap Kreditur-Kreditur Lain Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan B. OBYEK HAK TANGGUNGAN 1. HAK MILIK 2. HAK GUNA USAHA 3. HAK GUNA BANGUNAN Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan 4. HYPOTHEEK A. PENGERTIAN (Pasal 1162 BW ): Suatu Hak Kebendaan Atas Benda – Benda Tidak Bergerak Untuk Mengambil Penggantian Daripadanya Bagi Pelunasan Suatu Perikatan. Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan B. Obyek Hipoteek : Pasal 314 (3) WvK : Kapal Yang dibukukan dalam Register Kapal, kapal-kapal dalam pembuatan dan andilandil dalam kapal GADAI - • JAMINAN BENDA BERGERAK • DISERTAI PENYERAHAN KEKUASAAN ATAS BENDANYA • DAPAT DIBUAT SECARA BEBAS • LAZIMNYA SATU KALI HIPOTIK • JAMINAN BENDA TETAP • TIDAK ADA SYARAT PENYERAHAN • DENGAN AKTA OTENTIK • DAPAT LEBIH DARI SATU KALI Hak Atas Tanah Dalam UUPA A. B. C. D. E. F. G. H. I. Hak Milik (HM ) Hak Guna Usaha (HGU) Hak Guna Bangunan (HGB) Hak Pakai Hak Sewa Untuk Bangunan Hak Membuka Tanah dan Memungut Hasil Hutan Hak guna air, pemeliharaan dan penangkapan ikan Hak Guna Ruang Angkasa; dan Hak-Hak Tanah Untuk Keperluan Suci dan Sosial. PRIVILEGIE PASAL 1134 BW : Suatu Kedudukan ISTIMEWAH yang diberikan UNDANG-UNDANG kepada orang-orang yang berpiutang sehingga tingkatannya lebih tinggi dari orang-orang yang berpiutang lainnya, semata-mata berdasarkan SIFAT PIUTANGNYA. MACAM PRIVILEGIE 1. PRIVILEGE TERHADAP BENDA TERTENTU : a. Biaya Perkara Untuk Penyitaan dan Penjualan Suatu Benda. b. Tunggakan Uang Sewa dari Tanah atau Rumah beserta ongkos perbaikan yang dipikul penyewa c. Harga Benda – Benda Bergerak Yang Belum Dibayar Pembeli d. Biaya Yang Dikeluarkan Untuk menyelamatkan Benda e. Biaya pembuatan Benda Yang Belum Dibayar MACAM PRIVILEGIE 2. PRIVILEGE TERHADAP SEMUA KEKAYAAN ORANG YANG BERHUTANG : a. Biaya berhubungan tindakan hakim yang disebabkan oleh penyitaan dan pelelangan Benda Milik orang yang berutang. b. Biaya Penguburan Orang Yang Berhutang. C. Biaya Pengobatan Sakit Penghabisan Orang Berhutang Yang Meninggal Dunia d. Piutang Orang Yang Belum Dewasa Terhadap Wali atau Curatele Terhadap Curatornya. RETENSI HAK YANG DIBERIKAN KEPADA KREDITUR TERTENTU UNTUK MENAHAN BENDA DEBITUR SAMPAI TAGIHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN BENDA TERSEBUT DILUNASI BEDA RETENSI - PREVILEGE • Hak retensi tidak diperikatkan secara khusus, tidak diperjanjikan, dan bukan diberikan oleh undang-undang • untuk mengambil pelunasan lebih dahulu dari “hasil penjualan” benda-benda debitur, tetapi sifat jaminan di sana muncul demi hukum, karena ciri/sifat daripada lembaga hukum itu sendiri. AKIBAT HUKUM RETENSI Kreditur berhak menuntut kembali segala biaya yang telah harus dikeluarkan guna menyelamatkan dan demi kepentingan barang tersebut, demikian pula ía berhak menguasai barang yang diminta kembali itu selama ia belum mendapat penggantian biaya dan pengeluaran tersebut dalam pasal ini. CONTOH HAK RETENSI Advokat dapat menggunakan hak retensinya untuk menahan kepunyaan kliennya. Advokat dapat menahan berkas atau dokumendokumen perkara kliennya ketika honorariumnya belum dibayarkan oleh klien. REKLAME PASAL 1145 KUH PERDATA : HAK YANG DIBERIKAN KEPADA PENJUAL UNTUK MENUNTUT KEMBALI BARANGBARANGNYA SELAMA BARANG TERSEBUT MASIH DI TANGAN PEMBELI. SIFAT HAK REKLAME • • • MERUPAKAN PERJANJIAN ASESORIS TIDAK DAPAT DIBAGI-BAGI TIDAK MEMBAWA HAK PAKAI SYARAT REKLAME • PALING LAMA 30 HARI SETELAH PENYERAHAN • BARANG TERSEBUT BELUM DISEWAKAN ATAU DIJUAL KEPADA PEMBELI YANG BERITIKAT BAIK POKOK BAHASAN HUKUM PERIKATAN SUB BAHASAN PENGERTIAN PERIKATAN SUBYEK , OBYEK DAN PRESTASI ASAS PERIKATAN SUMBER PERIKATAN SISTEM BUKU III KUHPERDATA SYARAT SAH PERIKATAN MACAM-MACAM PERIKATAN RESIKO, KEADAAN MEMAKSA PENGERTIAN PERIKATAN Suatu Perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak di dalam lapangan harta Kekayaan ,dimana pihak yang satu (Kreditur) berhak atas prestasi dan pihak yang lain (Debitur) berkewajiban memenuhi prestasi. MACAM – MACAM PERIKATAN A. MENURUT ILMU PENGETAHUAN HUKUM PERDATA 1. MENURUT ISI PRESTASINYA a. Perikatan Positif dan Negatif b. Perikatan Sepintas Lalu dan Berkelanjutan c. Perikatan Alternatif d. Perikatan Fakultatif e. Perikatan Generik dan Spesifik f. Perikatan Yang Dapat Dibagi dan Tidak Dapat MENURUT IP HUKUM PERDATA 2.MENURUT SUBYEKNYA A. Perikatan Tanggung Menanggung B. Perikatan Pokok dan Tambahan 3. MENURUT MULAI BERLAKU DAN BERAKHIRNYA A. Perikatan Bersyarat B. Perikatan dengan ketepatan waktu MACAM – MACAM PERIKATAN B. MENURUT UNDANG-UNDANG PERIKATAN a. Perikatan Bersyarat b. Perikatan Dengan Ketepatan Waktu c. Perikatan Manasuka (Alternatif) d. Perikatan Tanggung Menanggung e. Perikatan Yang Dapat Dibagi dan Tidak Dapat Dibagi f. Perikatan Dengan Ancaman Hukuman MACAM-MACAM PERIKATAN 1 PERIKATAN POSITIF DAN NEGATIF POSITIF : Perikatan yang prestasinya berupa perbuatan positif yaitu Memberi sesuatu dan berbuat sesuatu. NEGATIF : Perikatan yang prestasinya berupa perbuatan negatif yaitu tidak berbuat sesuatu. MACAM-MACAM PERIKATAN 2. PERIKATAN SEPINTAS LALU DAN BERKELANJUTAN SEPINTAS LALU : Perikatan yang pemenuhan prestasinya cukup hanya dilakukan dengan satu perbuatan saja dan dalam waktu yang singkat tujuan perikatan telah tercapai. BERKELANJUTAN : Perikatan yang pemenuhan prestasinya berkelanjutan untuk beberapa waktu. MACAM-MACAM PERIKATAN 3. PERIKATAN GENERIK DAN SPESIFIK GENERIK : Perikatan dimana obyeknya/barang yang harus diserahkan dari debitur kepada kreditur hanya ditentukan jumlah dan jenisnya SPESIFIK : Perikatan dimana obyeknya ditentukan secara rinci sehingga tampak ciri-ciri khususnya MACAM-MACAM PERIKATAN 4. PERIKATAN ALTERNATIF DAN FAKULTATIF ALTERNATIF : Perikatan dimana debitur dibebaskan untuk memenuhi satu dari dua atau lebih prestasi dalam perjanjian , namun debitur tidak boleh memaksakan kreditur untuk menerima sebagian dari barang yang satu dan sebagian dari barang lain. Bahwa dengan pemenuhan salah satu prestasi tersebut perikatan berakhir FAKULTATIF : Perikatan yang hanya mempunyai satu obyek prestasi, dimana debitur mempunyai hak mengganti bila tidak mungkin memenuhi prestasi yang telah ditentukan semula. MACAM-MACAM PERIKATAN 5. PERIKATAN DAPAT DIBAGI DAN TIDAK DAPAT DIBAGI DAPAT DIBAGI : Perikatan yang prestasinya dapat dibagi, dengan tidak mengurangi hakekat prestasi itu. TIDAK DAPAT DIBAGI : Perikatan yang prestasinya tidak dapat dibagi. MACAM-MACAM PERIKATAN 6. PERIKATAN TANGGUNG RENTENG : Perikatan dimana debitur dan/atau kreditur terdiri beberapa orang, dengan dipenuhinya seluruh prestasi oleh salah satu debitur perikatan menjadi hapus MACAM-MACAM PERIKATAN 7. PERIKATAN POKOK DAN TAMBAHAN POKOK : Perikatan yang berdiri sendiri tanpa bergantung kepada adanya perikatan yang lain. TAMBAHAN : Perikatan yang diadakan sebagai perikatan tambahan dari perikatan pokok. MACAM-MACAM PERIKATAN 8. BERSYARAT : Perikatan yang lahirnya ( Perikatan dengan Syarat Tangguh) maupun berakhirnya (Perikatan dengan syarat Batal) digantungkan pada suatu peristiwa yang belum dan tidak tentu terjadi. MACAM-MACAM PERIKATAN 9. KETEPATAN WAKTU : Perikatan yang pelaksanaannya ditangguhkan sampai pada suatu waktu ditentukan yang pasti akan tiba, meskipun belum dapat dipastikan. Misal : Perjanjian Asuransi kematian MACAM-MACAM PERIKATAN 10. DENGAN ANCAMAN HUKUMAN : Perikatan dimana ditentukan bahwa debitur akan dikenakan suatu hukuman apabila tidak melaksanakan perikatan sebagai ganti rugi yang diderita kreditur. SISTEM BUKU III KUH PERDATA 1. SISTEM (MATERIIL) TERBUKA 2. SEBAGAI HUKUM PELENGKAP (AANVULLEN RECHT) SUMBER-SUMBER PERIKATAN SUMBER PERIKATAN UU 1352 BW UU SAJA PERJANJIAN 1311 BW UU KARENA PERBUATAN MANUSIA SESUAI DENGAN HUKUM MELAWAN HUKUM PENGERTIAN PERJANJIAN Prof. Wirjono Prodjodikoro : suatu perhubungan hukum mengenai harta benda , dalam mana suatu pihak berjanji untuk melakukan sesuatu hal atau untuk tidak melakukan sesuatu hal, sedang pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji itu. SYARAT SAHNYA PERJANJIAN PASAL 1320 KUH PERDATA : 1. Syarat Subjektif a. Adanya kesepakatan kehendak b. Wewenang berbuat 2. Syarat Obyektif a. Perihal tertentu b. Kausa yang diperbolehkan JENIS PERJANJIAN 1. PERJANJIAN TIMBAL BALIK DAN SEPIHAK A. Timbal Balik. Perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban pada kedua belah pihak. B. Sepihak. Perjanjian yang menimbulkan kewajiban pada satu pihak dan pihak lain menerima haknya. JENIS PERJANJIAN 2. PERJANJIAN BERNAMA DAN TIDAK BERNAMA A.Bernama (khusus) Perjanjian yang mempunyai nama tertentu dan diatur secara khusus oleh UU. B. Tidak Bernama Perjanjian yang tidak mempunyai nama tertentu dan tidak diatur dalam UU > asas kebebasan mengadakan perjanjian (partij otonomi) > Perjanjian Sewa-Beli PERJANJIAN BERNAMA Menurut KUH Perdata : 1. Jual-Beli 2. Tukar- Menukar 3. Sewa-Menyewa 4. Persetujuan Untuk Melakukan Pekerjaan 5. Perseroan 6. Perkumpulan 7. Hibah 8. Penitipan Barang 9. Pinjam Pakai 10. Pinjam Mengganti 11. Bunga Tetap atau Bunga Abadi 12. Untung-Untungan 13. Pemberian kuasa 14. Penanggungan utang 15. Perdamaian JENIS PERJANJIAN 3. PERJANJIAN OBLIGATOIR DAN KEBENDAAN A. Obligatoir Perjanjian antara pihak-pihak yang mengikatkan diri untuk melakukan penyerahan kepada pihak lain. Perjanjian jual belinya itu dinamakan perjanjian obligatoir karena membebankan kewajiban (obligatoir) kepada para pihak untuk melakukan penyerahan (levering). Penyerahannya sendiri merupakan perjanjian kebendaan. B. Kebendaan (zakelijke overeenkomst) Perjanjian untuk menyerahkan / mengalihkan /menimbulkan /mengubah/menghapus hak-hak kebendaan JENIS PERJANJIAN 4. PERJANJIAN KONSENSUIL DAN RIIL A. Perjanjian Konsensual Perjanjian yang timbul karena adanya kesepakatan antara kedua belah pihak. B. Perjanjian Riil. Perjanjian yang timbul karena adanya kesepakatan antara kedua belah pihak disertai dengan penyerahan nyata atas barangnya . >Perjanjian penitipan barang (pasal 1694 KUHPerdata), pinjam pakai JENIS PERJANJIAN 5. PERJANJIAN CUMA-CUMA DAN ATAS BEBAN A. Cuma- Cuma perjanjian yang memberikan keuntungan bagi salah satu pihak saja, tanpa menerima suatu manfaat bagi dirinya. B. Atas Beban Perjanjian yang mana terhadap prestasi dari pihak yang satu selalu terdapat kontra prestasi dari pihak lain, dan antara kedua prestasi itu ada hubungan hukum. JENIS PERJANJIAN 6. CAMPURAN (CONTRACTUS SUI GENERIS) perjanjian yang mengandung berbagai unsur perjanjian, >Pemilik hotel yang menyewakan kamar (sewamenyewa), tetapi menyajikan makanan (jual-beli) dan juga memberikan pelayanan. JENIS PERJANJIAN 7. SIFATNYA ISTIMEWA A. Perjanjian Liberatoir Perjanjian para pihak yang membebaskan diri dari kewajiban yang ada Pembebasan hutang (kwijschelding) B. Perjanjian Pembuktian (Bewijsovereenkomst) Perjanjian antar para pihak untuk menentukan pembuktian apakah yang berlaku diantara mereka. JENIS PERJANJIAN C.Perjanjian Untung-Untungan (Perjanjian asuransi) ( Kansovereenkomst) Perjanjian yang dengan sengaja digantungkan pada suatu kejadian yang belum tentu, kejadian mana akan menentukan untung ruginya salah satu pihak. D. Perjanjian Publik Perjanjian yang sebagian atau seluruhnya dikuasai oleh hukum publik karena salah satu pihak bertindak sebagai penguasa (pemerintahan) (Perjanjian Pengadaan Barang Pemerintah) SUMBER-SUMBER PERIKATAN PERIKATAN UU 1352 BW UU SAJA PERJANJIAN 1311 BW UU KARENA PERBUATAN MANUSIA SESUAI DENGAN HUKUM MELAWAN HUKUM SEMATA-MATA KARENA UU 1. Perikatan yang menimbulkan kewajiban bagi penghuni pekarangan yang berdampingan (Pasal 625 KUH Perdata) 2. Perikatan yang menimbulkan kewajiban mendidik dan memelihara anak (Pasal 104 KUH Perdata) UU LEWAT PERBUATAN MANUSIA 1. PERBUATAN MELAWAN HUKUM (ONRECHTMATIGE DAAD) - Pasal 1354 KUH Perdata. 2. PERBUATAN MENURUT HUKUM (RECHTMATIGE DAAD) - Perwakilan sukarela (zaakwaarneming), Pasal 1354 KUH Perdata. - Pembayaran tidak terutang (Overschuldigede Betaling) Pasal 1359 ayat (1) KUH Perdata). - Perikatan wajar (Naturlijke Verbintennissen), pasal 1359 ayat (2) KUH Perdata. ZAAKWAARNEMING PENGERTIAN : Suatu Perbuatan dimana seseorang dengan sukarela dan tanpa mendapat perintah , mengurus kepentingan (urusan) orang lain, dengan tanpa sepengetahuan orang tersebut. ZAAKWAARNEMING SYARAT –SYARAT : - Kepentingan orang lain - Dilakukan dengan sukarela - Terdapat keadaan yang membenarkan - Tanpa ada perintah ( Kuasa) melainkan atas inisiatif sendiri OVERSCHULDIGDE BETALING Pasal 1361 BW : 1. Jika seseorang yang secara khilaf mengira bahwa ia berhutang, membayar suatu utang, ia adalah berhak menuntut kembali dari berpiutang apa yang telah dibayarkannya. 2. Meskipun demikian , hak ini hilang jika siberhutang sebagai akibat pembayaran tersebut telah memusnahkan suratnya pengakuan berhutang, dengan tidak mengurangi hak orang yang telah membayar itu untuk menuntutnya kembali dari orang yang sungguhsungguh berhutang NATURLIJKE VERBINTENNISSEN Prof. Mariam Darus Badrulzaman : Perikatan dimana kreditur tidak mempunyai hak untuk menuntut pelaksanaan prestasi walaupun dengan bantuan hakim sebaliknya debitur tidak mempunyai kewajiban hukum untuk memenuhi prestasi dibayarkannya. NATUURLIJKE VERBINTENIS • Suatu Perikatan yang Berada di tengahtengah antara perikatan Hukum , atau Boleh juga dikatakan Suatu Perikatan hukum yang tidak sempurna • suatu hutang dianggap ada, tetapi hak untuk menuntut pembayarannya tidak ada. • Menjadi Perikatan Hukum Biasa atau Tidak Tergantung Si Berhutang apakah hendak memenuhi atau tidak. NATUURLIJKE VERBINTENIS CONTOH : • Hutang yang Terjadi karena Perjudian • Pengembalian Pembayaran Bunga pinjaman uang Yang tidak diperjanjikan, Kecuali melampaui bunga Menurut UU (6 %) • Sisa Hutang seorang pailit , setelah dilakukan pembayaran menurut perdamaian ( Accoord) ONRECHTMATIGE DAAD PASAL 1365 BW Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian ONRECHTMATIGE DAAD Setelah Standard Arrest ( Keputusan Hoge Raad 31 Januari 1919) Perbuatan MELANGGAR hukum tidak hanya perbuatan yang bertentangan dengan UU saja, tetapi juga perbuatan yang bertentangan dengan HAK ORANG LAIN atau bertentangan dengan KEWAJIBAN HUKUM si pembuat sendiri atau bertentangan dengan KESUSILAAN atau KEPATUTAN di dalam masyarakat baik terhadap diri maupun barang orang lain ONRECHTMATIGE DAAD CONTOH PERKARA : 1. Singernaaimachine Mij 2. Zulphense 3. Lindenbaum VS Cohen ASAS KONSENSUALITAS Suatu perjanjian sudah sah dan mengikat ketika telah tercapai kesepakatan para pihak dan sudah memenuhi syarat sahnya kontrak FREEDOM OF CONTRACT Para Pihak secara bebas membuat kontrak dan mengatur sendiri isinya sepanjang memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku KEPRIBADIAN Seorang hanya boleh melakukan perjanjian untuk dirinya sendiri PENGERTIAN PRESTASI • Pengertian : Suatu hal yang wajib dipenuhi atau dilaksanakan oleh Debitur dalam suatu perjanjian • Bentuk : 1. Memberikan Sesuatu 2. Berbuat Sesuatu 3. Tidak Berbuat Sesuatu SYARAT PRESTASI 1. Harus Diperkenankan 2. Harus Tertentu atau Dapat Ditentukan 3. Harus mungkin dilakukan SOMASI • Pemenuhan Prestasi Memberi Sesuatu atau Untuk Berbuat Sesuatu yang tidak Menetapkan Kapan Debitur harus memenuhi Prestasi dilakukan dengan SOMASI Terlebih dahulu BATAL DAN WANPRESTASI 1. Bukan Wanprestasi Penyebab Batal 2. Hakim Menpunyai Kekuasaan “Discretionair” 3. Dalam Wanprestasi Putusan Hakim bersifat “Constitutif” tidak “Declaratoir” JENIS EXECUTIE • Pelaksanaan Yang Dilakukan sendiri oleh seorang yang berpiutang dengan tidak melewati hakim ( Parate Executie) • Asas Orang Tidak Boleh Menjadi Hakim Sendiri • Cara melaksanakan suatu putusan, Yang oleh hakim dikuasakan pada orang berpiutang untuk mewujudkan sendiri apa yang menjadi haknya (Reele Executie) REELE EXECUTIE Reele Executie Diperbolehkan Dalam Hal : 1. Perjanjian Yang Bertujuan Bahwa Suatu Pihak Tidak Akan Melakukan Suatu Pekerjaan. 2. Perjanjian Untuk Membikin Suatu Barang ( yang juga dibuat oleh seorang Lain) WANPRESTASI PENGERTIAN : Debitur yang tidak memenuhi prestasi sebagaimana dalam perjanjian MACAM : 1.Sama Sekali Tidak Memenuhi Prestasi 2.Tidak Tunai Memenuhi Prestasi 3.Terlambat Memenuhi Prestasi 4. Keliru Memenuhi Prestasi PEMBELAAN DEBITUR WANPRESTASI 1. OVERMACHT 2. EXCEPTIO NON ADEMPLETI CONTRACTUS ( TANGKISAN) 3. RECHTSVERWERKING ( PELEPASAN HAK) OVERMACHT/FORCE MAJEUR Keadaan tidak dapat dipenuhinya prestasi oleh debitur karena terjadi suatu peristiwa bukan karena kesalahanannya , peristiwa mana tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga akan terjadi pada waktu membuat perikatan UNSUR OVERMACHT 1. Tidak dipenuhi Prestasi karena peristiwa yang membinasakan atau memusnahkan benda yang menjadi obyek perikatan. 2. Tidak dipenuhi Prestasi karena peristiwa yang menghalangi debitur untuk berprestasi. 3. Peristiwa itu tidak dapat diketahui atau diduga akan terjadi baik oleh debitur maupun kreditur. MACAM OVERMACHT 1. OVERMACHT YANG BERSIFAT MUTLAK ( ABSOLUT) Suatu keadaan memaksa yang menyebabkan suatu perikatan bagaimanapun tidak mungkin bisa dilaksanakan. 2. OVERMACHT YANG BERSIFAT NISBI (RELATIF) Suatu keadaan memaksa yang menyebabkan suatu perikatan hanya dapat dilaksanakan oleh debitur dengan pengorbanan yang demikian besarnya sehingga tidak lagi sepantasnya kreditur menuntut pelaksanaan perikatan. PENGERTIAN RESIKO PROF. SOEBEKTI, SH Kewajiban untuk memikul kerugian jikalau ada suatu kejadian di luar kesalahan salah satu pihak yang menimpa benda yang dimaksudkan dalam perjanjian RISIKO PERJANJIAN SEPIHAK PASAL 1237 BW : Dalam suatu perjanjian mengenai pemberian suatu barang tertentu , sejak lahirnya perjanjian itu barang tersebut sudah menjadi tanggungan orang yang berhak menagih penyerahannya. RISIKO P. TIMBAL - BALIK 1. PASAL 1264 BW : (1). Jika Perikatan Bergantung Kepada Sesuatu Syarat Tangguh, Barang Yang Menjadi Pokok Perikatan Tetap Menjadi Tanggungan si Berhutang, yang hanya berwajib menyerahkan barang itu apabila syarat terpenuhi ( 2). Jika Barang Tersebut sama sekali musnah di luar kesalahan si BERHUTANG , baik pada pihak yang satu maupun pada pihak yang lainnya TIADA LAGI SUATU PERIKATAN RISIKO P. TIMBAL-BALIK 2. Pasal 1444 ayat (1) BW Jika barang tertentu yang menjadi bahan persetujuan , musnah tidak dapat lagi diperdagangkan, atau hilang , sedemikian hingga samasekali tidak diketahui apakah barang itu masih ada . Sehingga HAPUSLAH PERIKATANNYA, asal barang itu musnah atau hilang di luar salahnya si berhutang, dan sebelum ia lalai menyerahkannya. PENGATURAN RESIKO 1. PERIKATAN MEMBERIKAN SUATU KEBENDAAN-SEPIHAK Atas si berpiutang sejak perikatan lahir 2. PERJANJIAN JUAL BELI, BARANG YANG SUDAH DITENTUKAN Atas tanggungan si Pembeli . Meskipun penyerahan belum dilakukan 3. PERJANJIAN TUKAR MENUKAR Perjanjian dianggap gugur, pihak yang telah memenuhi dapat menuntut kembali 4. PERJANJIAN SEWA-MENYEWA Perjanjian gugur demi hukum GANTI RUGI Sanksi yang dapat dibebankan kepada debitur yang tidak memenuhi prestasi dalam suatu perikatan untuk memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga. BIAYA, RUGI DAN BUNGA 1. Segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata – nyata telah dikeluarkan oleh kreditur 2. Segala kerugian karena musnahnya atau rusaknya barang – barang milik kreditur akibat kelalaian debitur 3. Segala keuntungan yang diharapkan atau sudah diperhitungkan MACAM GANTI RUGI 1. Materiil Kerugian yang nyata diderita dan hilangnya keuntungan yang diharapkan 2. Immateriil Kerugian berupa pengurangan kesenangan hidup ( Penghinaan, luka, cacat ) BENTUK GANTI RUGI 1. Biaya yang sungguh – sungguh telah dikeluarkan ( Kosten) 2. Kerugian Yang Sungguh-sungguh telah Menimpa harta Benda Si Berpiutang (Schaden) 3. Kerugian Kehilangan Keuntungan ( Interessen) AKIBAT GANTI RUGI TERHADAP DEBITUR LALAI DAPAT DILAKUKAN : 1. Meminta Pelaksanaan Perjanjian Meski Terlambat 2. Meminta Penggantian Kerugian 3. Menuntut Pelaksanaan Perjanjian Disertai Penggantian Kerugian 4. Pada Perjanjian Kewajiban Timbal Balik Dapat Meminta Hakim Supaya Perjanjian Dibatalkan DisertaI Ganti Kerugian HUBUNGAN CAUSAL GANTI RUGI TEORI CAUSALITAS: 1. Conditio Sine Qua Non Suatu hal adalah akibat dari suatu akibat , Akibat tidak akan terjadi jika sebab tidak ada 2. Adequate Veroorzaking Suatu hal dinamakan sebab dari suatu akibat apabila menurut pengalaman masyarakat dapat diduga , bahwa dengan sebab itu akan diikuti oleh akibat tersebut BERAKHIRNYA PERIKATAN 1. PEMBAYARAN •Arti Sempit pelunasan utang oleh debitur kepada kreditur. Pembayaran seperti ini dilakukan dalam bentuk uang atau barang. •Arti Yuridis Pelunasan yang dilakukan tidak hanya dalam bentuk uang atau barang, tetapi juga dalam bentuk jasa BERAKHIRNYA PERIKATAN 2. PEMBARUAN UTANG (NOVASI) suatu perjanjian antara debitur dan kreditur, di mana perjanjian lama dan subjeknya yang ada dihapuskan dan timbul sebuah objek dan subjek perjanjian yang baru. Unsur-unsur novasi: a. adanya perjanjian baru, b. adanya subjek yang baru. c. adanya hak dan kewajiban, dan d. adanya prestasi. BERAKHIRNYA PERIKATAN 3. KOMPENSASI ( PERJUMPAAN UTANG ) Penghapusan masing-masing utang dengan jalan saling memperhitungkan utang yang sudah dapat ditagih antara kreditur dan debitur. Syarat terjadinya kompensasi: a. kedua-duanya berpokok pada sejumlah uang; atau b. berpokok pada jumlah barang yang dapat dihabiskan dari jenis yang sama atau c. kedua-duanya dapat ditetapkan dan ditagih seketika. BERAKHIRNYA PERIKATAN 4. PERCAMPURAN UTANG (KONFUSIO) Percampuran kedudukan sebagai orang yang berutang dengan kedudukan sebagai kreditur menjadi satu (Pasal 1436 KUH Perdata). Ada dua cara : • Penerusan hak dengan alas hak umum. si kreditur meninggal Dunia dan meninggalkan satu-satunya ahli waris, yaitu debitur. dengan meninggalnya kreditur maka kedudukan debitur menjadi kreditur; • Penerusan hak di bawah alas hak khusus misalnya pada jual beli atau legaat. BERAKHIRNYA PERIKATAN 5. PEMBEBASAN UTANG suatu pernyataan sepihak dari kreditur kepada debitur, bahwa debitur dibebaskan dari perutangan. Dua cara terjadinya: • cuma-cuma, dan • prestasi dari pihak debitur BERAKHIRNYA PERIKATAN 6. KEBATALAN ATAU PEMBATALAN KONTRAK Ada Tiga Penyebab : a. Adanya perjanjian yang dibuat oleh orangorang yang belum dewasa dan di bawah pengampuan; b. Tidak mengindahkan bentuk perjanjian yang disyaratkan dalam undang-undang c. Adanya cacat kehendak. BERAKHIRNYA PERIKATAN 7. BERLAKUNYA SYARAT BATAL suatu syarat yang bila dipenuhi akan menghapuskan perjanjian dan membawa segala sesuatu pada keadaan semula, seolah-olah tidak ada suatu perjanjian (Pasal 1265 KUH Perdata). BERAKHIRNYA PERJANJIAN 8. JANGKA WAKTU PERJANJIAN TELAH BERAKHIR • Setiap perjanjian yang dibuat baik yang melalui akta di bawah tangan maupun yang dibuat oleh atau di muka pejabat yang berwenang telah ditentukan secara tegas jangka waktu dan tanggal berakhirnya kontrak. • Penentuan jangka waktu dan tanggal berakhirnya perjanjian adalah didasarkan pada kemauan dan kesepakatan para pihak. BERAKHIRNYA PERJANJIAN 9. DILAKSANAKAN OBJEK PERJANJIAN • Obyek Perjanjian sama dengan prestasi. • Di dalam perjanjian timbal balik, seperti jual beli, sewa-menyewa, tukar-menukar dan lain-lain telah ditentukan objek perjanjian. Misalnya : Perjanjian jual beli tanah, • Objek Perjanjian adalah barang dan harga. • Pihak penjual tanah berkewajiban untuk menyerahkan tanah secara riil dan menyerahkan surat-surat tanah tersebut, • Pembeli tanah berkewajiban untuk menyerahkan uang harga tanah tersebut • Hak dari penjual tanah adalah menerima uang harga tanah dan • Hak dari pihak pembeli menerima tanah beserta surat-surat yang menyertainya. • Secara diam-diam maupun secara tegas Kontrak berakhir BERAKHIRNYA PERJANJIAN 10 KESEPAKATAN KEDUA BELAH PIHAK • Kedua belah pihak telah sepakat untuk menghentikan kontrak yang telah ditutup antara keduanya. • Motivasi Menyepakatinya didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan dan ada juga karena bisnis (untung rugi). BERAKHIRNYA PERJANJIAN 11. PEMUTUSAN KONTRAK SECARA SEPIHAK • Artinya pihak kreditur menghentikan berlakunya kontrak yang dibuat dengan debitur, walaupun jangka waktunya belum berakhir disebabkan debitur tidak melaksanakan prestasi sebagaimana mestinya. DISKUSI KELOMPOK KASUS : • Fiducia PT Adira Finance • Sengketa tanah antara Arthaloka dan PT Mahkota Real Estate • Sengketa Jual Beli Tanah Pakembinangun • Perebutan Hak Asuh • Sengketa PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia (GMF) dan PT Metro Batavia • Kasus Gadai Emas BRI Syariah • Sewa Menyewa Kalibata City Square • Dll.