pengertian hukum benda - E

advertisement
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
BADAN DIKLAT KEUANGAN
OLEH : CASURI
Casuri
• TTL : Pekalongan, 17 Maret 1970
• NIP : 197003171996031002
• Pangkat/Gol : Penata Tk.I /III d
• Jabatan : Kasubbag Hukum dan Kerjasama
• Unit Kerja : Sekretariat BPPK
• Alamat Kantor : Jl. Purnawarman 99 Jaksel
• Alamat Rumah : Perum Kampoeng Ubud Kav. 24
Magelang – Jawa Tengah
• HP : 08172357190
BUKU REFERENSI
1.
SUBEKTI , POKOK-POKOK HUKUM
PERDATA.
2.
RIDUAN SYAHRANI, SELUK-BELUK DAN
ASAS-ASAS HUKUM PERDATA
3.
SUHARDANA, HUKUM PERDATA I, BUKU
PANDUAN MAHASISWA.
4.
P.N.H. SIMANJUTAK, POKOK-POKOK
HUKUM PERDATA INDONESIA
POKOK BAHASAN
PENGERTIAN
DAN RUANG
LINGKUP
HUKUM
PERDATA DI
INDONESIA
PEMBAGIAN PENDUDUK
KERAGAMAN HUKUM PERDATA
PENUNDUKAN DIRI SECARA SUKARELA
BERLAKUNYA HUKUM PERDATA
HUBUNGAN HUKUM PERDATA DAN PIDANA
PENGERTIAN HUKUM PERDATA
ARTI LUAS DAN SEMPIT
HUKUM PERDATA FORMIL DAN MATERIIL
PEMBAGIAN BERDASARKAN KUHPERDATA
PEMBAGIAN BERDASAR ILMU PENGETAHUAN
1
PEMBAGIAN PENDUDUK
• PASAL 163 IS MEMBAGI GOLONGAN PENDUDUK :
1. GOLONGAN EROPAH
> Semua Orang Belanda
> Semua Orang Eropah Lainnya
> Semua Orang Jepang
> Seseorang Yang Negaranya berasas sama seperti
hukum Belanda
> Anak Sah atau diakui UU Yang Lahir di Hindia
Belanda
2. GOLONGAN TIMUR ASING
Semua orang yang tidak termasuk Eropah dan
Golongan Bumi Putra
3. GOLONGAN BUMI PUTERA
semua orang yang termasuk rakyat Indonesia Asli,
yang tidak beralih masuk golongan lain dan mereka
yang semula termasuk golongan lain yang telah
membaurkan dirinya dengan rakyat Indonesia asli.
KERAGAMAN HUKUM PERDATA
• PASAL 131 IS Mengatur Hukum Yang Berlaku
Bagi Golongan Penduduk :
1. Golongan Eropah berlaku Hukum Perdata
Eropah ( BW )
2. Golongan Timur Asing Berlaku Hukum
Perdata BW dengan Pengecualian dan
Tambahan
3. Golongan Indonesia Asli Berlaku Hukum Adat
Masing-Masing Kecuali dengan Penundukan
Berdasarkan Sukarela
1
MACAM PENUNDUKAN DIRI
• S 1917 NO. 12 :
1. Tunduk pada seluruh Hukum
Perdata Eropah BW
2. Tunduk pada sebagian Hukum
Perdata Eropah
3. Tunduk pada perbuatan
tertentu
4. Tunduk secara diam-diam
1
KEADAAN HUKUM PERDATA
•Beraneka Ragam (Pluralistis)
•Berlainan untuk segala golongan W. N.
•Berlakunya asas konkordansi
(asas persamaan).
PENGERTIAN
Rangkaian dari AturanAturan Hukum yang
mengatur Hubungan hubungan hukum antara
orang yang satu dengan
orang yang lain dalam
masyarakat yang
menitikberatkan pada
kepentingan
perseorangan (Pribadi)
1
ARTI LUAS
bahan hukum sebagaimana tertera
dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (BW), Kitab Undang-Undang
hukum dagang (WVK) beserta
sejumlah undang-undang yang disebut
undang-undang tambahan lainnya.
ARTI SEMPIT
•Hukum perdata sebagaimana
terdapat dalam Kitab UndangUndang Hukum Perdata (BW).
•Hukum perdata adakalanya dipakai
dalam arti sempit sebagai lawan
hukum dagang
1
HUKUM PERDATA MATERIIL
Hukum Perdata materil yaitu
aturan-aturan hukum yang
mengatur hak-hak dan kewajibankewajiban perdata, yaitu mengatur
kepentingan-kepentingan perdata
setiap subyek hukum.
HUKUM PERDATA FORMIL
Hukum yang mengatur bagaimana
cara mempertahankan hukum
perdata materiil.
Bagaimana tata cara seseorang
menuntut haknya apabila
diinginkan oleh orang lain, Hukum
Perdata formal biasa juga disebut
Hukum Acara Perdata.
SISTEMATIKA HK PERDATA
• BERDASARKAN UU
1.Buku I Berisi Perihal Orang ( Van Personen )
2.Buku II Berisi Perihal Benda ( Van Zaken)
3.Buku III Berisi Perihal Perikatan
( Van Verbintenissen)
4.Buku IV Berisi Perihal Pembuktian dan
Kedaluwarsaan ( Bewijs en Verjaring )
SISTEMATIKA HK PERDATA
• BERDASARKAN ILMU PENGETAHUAN
1.Hukum Perorangan / Badan ( Personenrecht )
2.Hukum Keluarga ( Familierecht )
3.Hukum Harta Kekayaan ( Vermogensrecht )
4.Hukum Waris ( Erfrecht )
POKOK BAHASAN
HUKUM
PERORANGAN
PENGERTIAN SUBYEK HUKUM
MANUSIA SUBYEK HUKUM
KECAKAPAN BERTINDAK
PENDEWASAAN (HANDDLITING)
PENGAMPUAN (CURATELE)
PENGERTIAN OBYEK HUKUM
BADAN HUKUM SEBAGAI SUBYEK HUKUM
SYARAT BERDIRINYA BADAN HUKUM
PEMBAGIAN BADAN HUKUM
TEORI BADAN HUKUM
PERSONENRECHT
ISTILAH :
•VAN APELDOORN :
“HUKUM PURUSA”
•SOEDIMAN KARTOHADIPRODJO :
HUKUM PRIBADI
•SUBEKTI :
HUKUM TENTANG DIRI SESEORANG
HK. TETANG DIRI SESEORANG
Peraturan-peraturan tentang
manusia sebagai subyek
dalam hukum, perihal
kecakapan untuk memiliki
hak-hak dan kecakapan
untuk bertindak sendiri
melaksanakan hak-haknya
itu serta hal-hal yang
mempengaruhi kecakapan
itu.
HUKUM PRIBADI
PROF SOEDIMANKARTOHADIPRODJO, S.H.
Semua kaidah hukum yang mengatur siapa –
siapa yang dapat membawa hak , yang
menjadi pembawa hak ( rechtsubjecten) dan
kedudukannya dalam hukum.
PENGERTIAN SUBYEK HUKUM
SEGALA SESUATU YANG DAPAT MEMPUNYAI
HAK DAN KEWAJIBAN MENURUT HUKUM
ATAU SEGALA PENDUKUNG HAK DAN
KEWAJIBAN
SUBYEK HUKUM
MANUSIA
BADAN HUKUM
MANUSIA SEBAGAI S.H.
 Manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban mulai sejak
lahir dan baru berakhir apabila mati atau meningal dunia.
 Pasal 2 mengenai Pengecualian
(1) "Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan,
dianggap sebagai telah dilahirkan, bilamana juga kepentingan
si anak menghendakinya".
(2) "Mati sewaktu dilahirkan, dianggaplah ia tidak pernah telah
ada“.
RECHTS PERSOONLIJKHEID
Pasal 3 BW menyatakan:
"Tiada suatu hukumanpun mengakibatkan
kematian perdata, atau kehilangan segala hak
perdata".
PENGERTIAN CAKAP
orang yang dewasa dan
sehat akal fikirannya
serta tidak dilarang oleh
suatu undang-undang
untuk Melakukan
perbuatanperbuatan
hukum tertentu.
BEKWAAN >< BEVOEGD
KECAKAPAN BERBUAT (HANDELINGS BEKWAANHEID)
Kriteria umum yang dihubungkan dengan keadaan
diri seseorang.
KEWENANGAN BERTINDAK (RECHTS BEVOEGDHEID)
kriteria khusus yang dihubungkan dengan suatu perbuatan
atau tindakan tertentu.
Seorang yang cakap belum tentu berwenang, tapi seorang
yang berwenang sudah pasti cakap.
SESEORANG YANG CAKAP
a. Sudah Dewasa
b. Sehat Rohani/Jiwanya, tidak ditaruh dibawah
pengampuan (Curatele)
c. Tidak dilarang UU
KEWENANGAN BERBUAT
Kewenangan selalu berkaitan dengan suatu perbuatan
hukum yang dilakukan oleh subyek hukum yang sudah
memenuhi unsur kecakapan untuk kepentingannya
sendiri atau untuk kepentingan subyek hukum lain
CAKAP TAPI TIDAK BERWENANG
1. Jual beli antara suami istri (Pasal1467 KUH.Perdata).
2. Pejabat Umum (Hakim, Jaksa, Panitera, Advocat, Juru Sita,
Notaris) untuk menjadi pemilik karena penyerahan hak-hak,
tuntutan - tuntutan yang sedang dalam perkara. (pasal1468).
3. Apabila seorang hakim terikat hubungan keluarga sedarah atau
semenda dengan Ketua,seorang hakim anggota,jaksa, penasihat
hukum, panitera, dalam suatu perkara tertentu ia wajib
mengundurkan diri dari pemeriksaan perkara itu, begitu pula
ketua, hakim anggota, jaksa, panitera, terikat hubungan
keluarga dengan yang diadili, ia wajib mengundurkan diri.
KETIDAKCAKAPAN
a. Belum Dewasa/ dibawah umur
<21 tahun/belum menikah  Perwalian
b. Tidak sehat pikirannya
>Sakit ingatan, Pemboros, Pemabuk  Curatele
c. Dilarang UU
>Orang Yang dinyatakan Pailit
PERWALIAN
• PERWALIAN ( VOOGDIJ)
Pengawasan terhadap
anak yang dibawah umur ,
yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang
tua serta pengurusan
benda atau anak tersebut
diatur Oleh UndangUndang.
AKIBAT KETIDAKCAKAPAN
• PERWALIAN :
> Anak sah yang kedua orang tuanya telah
dicabut kekuasaanya sebagai orang tua.
> Anak sah Yang orang tuanya telah bercerai
> Anak yang lahir di luar perkawinan
HANDLICHTING
PENDEWASAAN ( HANDLICHTING )
Mereka yang belum dewasa tetapi harus melakukan
perbuatan-perbuatan hukum seorang dewasa.
Untuk Beberapa Hal Saja.
Pendewasaan merupakan suatu cara untuk meniadakan
keadaan belum dewasa terhadap orang-orang yang belum
mencapai umur 21 tahun.
Memberikan kedudukan hukum (penuh atau terbatas)
sebagai orang dewasa kepada orang-orang yang belum
dewasa.
CURATELE
• PENGAMPUAN (CURATELE)
Orang yang sudah dewasa, yang menderita
sakit ingatan , seorang dewasa karena alasan
mengobralkan kekayaannya.
AKIBAT PENGAMPUAN
• Tidak dapat melakukan perbuatan hukum
secara sah ( Sakit Ingatan )
• Masih dapat membuat testamen , melakukan
perkawinan dan perjanjian perkawinan
( Mengobral Kekayaan )
• Diserahkan Pada Weeskamer (Balai Harta
Peninggalan)
BADAN HUKUM
DEFINISI
TEORI HAKEKAT
SYARAT FORMAL DAN MATERIAL
KEDUDUKAN
MACAM
SIAPA YANG BERTINDAK MEWAKILI
TANGGUNG JAWAB
PENGERTIAN BADAN HUKUM
 Subyek Hukum yang bukan manusia.
 Organisasi/kelompok manusia yang mempunyai
tujuan tertentu yang dapat mempunyai /
menyandang hak dan
kewajiban seperti
manusia.
 Suatu badan oleh hukum diberi status “Persoon”
sehingga mempunyai Hak dan Kewajiban seperti
manusia.
KEDUDUKAN BADAN HUKUM
• Subyek Hukum yang tidak berjiwa seperti
manusia, sehingga badan hukum tidak dapat
melakukan perbuatan-perbuatan hukum
sendiri, melainkan diwakili oleh orang-orang
manusia biasa.
• Orang-orang yang bertindak untuk dan atas
nama badan hukum ini disebut "organ"
(Pengurus, Direksi dan sebagainya )
TANGGUNG JAWAB ORGAN
Pasal 1656 BW :
"Segala perbuatan, untuk mana
para pengurusnya tidak
berkuasa melakukannya, hanyalah
mengikat perkumpulan
sekadar perkumpulan itu sungguhsungguh telah mendapat
manfaat karenanya atau sekadar
perbuatan-perbuatan itu
terkemudian telah disetujui secara
sah ".
SYARAT BADAN HUKUM
1. SYARAT MATERIIL
Adanya kekayaan yang terpisah;
Mempunyai tujuan tertentu ;
Mempunyai kepentingan sendiri ;
Ada organisasi yang teratur (AD,ART,Pengurus).
SYARAT BADAN HUKUM
2. SYARAT FORMIL :
Didirikan dengan Akta Notaris
Memenuhi syarat – syarat yang harus dipenuhi
sehubungan dengan permohonan untuk
mendapatkan status sebagai Badan Hukum
(Pasal 36 KUHD)
PASAL 1653 BW
BADAN HUKUM DIBAGI 3 MACAM
1. diadakan oleh Pemerintah/kekuasaan umum
• Daerah Propinsi,
• Kabupaten/Kota,
• Bank-bank yang didirikan oleh Negara
2. diakui oleh Pemerintah/kekuasaan umum,
• Perkumpulan-Perkumpulan,
• Gereja
• Organisasi - Organisasi Agama
3. didirikan untuk suatu maksud tertentu yang tidak
bertentangan dengan UU dan kesusilaan,
• PT
• Koperasi
KRITERIA DI INDONESIA
>Badan Hukum Privat dan Publik<
• A. Berdasarkan terjadinya
> Privat yang didirikan Perseorangan
> Publik yang didirikan Pemerintah/negara
• B. Berdasarkan lapangan kerjanya
> Privat untuk kepentingan Perseorangan
> Publik untuk kepentingan Umum
TANGGUNG JAWAB
Pasal 45 KUH Dagang :
(1) "Tanggung jawab para pengurus adalah tidak lebih
daripada untuk menunaikan tugas yang diberikan kepada
mereka dengan sebaik-baiknya; merekapun karena segala
perikatan dari perseroan, dengan diri sendiri tidak terikat
kepada pihak ketiga ".
(2) "Sementara itu, apabila mereka melanggar sesuatu
ketentuan dalam akta, atau tentang perubahan yang
kemudian diadakannya mengenai syarat-syarat
pendirian, maka, atas kerugian yang karenanya telah
diderita oleh pihak ketiga, mereka itupun masing-masing
dengan diri sendiri bertanggung jawab untuk seluruhnya.
SEGI WUJUDNYA
1.Korporasi (corporatie)
kumpulan orang orang yang dalam pergaulan hukum bertindak
bersama sama sebagai suatu subyek hukum tersendiri.
• merupakan badan hukum yang beranggota, tetapi mempunyai
hak-hak dan kewajiban-kewajiban sendiri yang terpisah dengan
hak-hak dan kewajiban-kewajiban para anggotanya.
•
2.Yayasan (stichting)
•
•
Harta kekayaan yang ditersendirikan untuk tujuan tertentu
untuk kepentingan sosial, keagamaan dan kemanusiaan.
yayasan tidak ada anggota, yang ada hanyalah pengurusnya.
BADAN HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
Badan hukum publik:
- Negara RI;
- Daerah Propinsi;
- Daerah Kabupaten/Kota;
- Bank-bank Negara ( B I ).
Badan hukum privat :
- Perseroan Terbatas (PT);
- Koperasi;
- Yayasan.
TEORI BADAN HUKUM
1. TEORI FICTIE
VON SAVIGNY
Badan hukum sematamata buatan negara saja.
Badan hukum itu hanyalah
fiksi, yakni sesuatu yang
sesungguhnya tidak ada,
tetapi orang menghidupkannya dalam bayangan
sebagai subyek hukum
yang dapat melakukan
perbuatan hukum seperti
manusia.
TEORI BADAN HUKUM
2. TEORI HARTA KEKAYAAN BERTUJUAN
(DOELVERMOGENTS THEORIE)
A. BRINZ, VAN DER HAYDEN
hanya manusia saja yang dapat menjadi
subyek hukum. Namun, ada kekayaan
(vermogen) yang bukan merupakan
kekayaan seseorang, tetapi kekayaan yang
terikat tujuan tertentu. inilah yang diberi
nama badan hukum.
TEORI BADAN HUKUM
3. TEORI ORGAN
Badan hukum bukan abstrak (fiksi) dan
bukan kekayaan (hak) yang tidak Bersubyek,
Badan hukum adalah suatu organisme
yang riil, menjelma sungguh-sungguh
dalam pergaulan hukum, dapat membentuk
kemauan sendiri dengan perantaraan alat-alat
yang ada padanya (pengurus, anggota
anggotanya) seperti manusia biasa.
OTTO VAN GIERKE
TEORI BADAN HUKUM
4. TEORI PROPRIETE COLLECTIVE
Hak dan kewajiban Badan Hukum hakikatnya
adalah hak dan kewajiban para anggota
bersama-sama.
Kekayaan badan hukum adalah kepunyaan
bersama semua anggotanya.
Orang-orang yang berhimpun tersebut
merupakan suatu kesatuan dan membentuk
suatu pribadi yang dinamakan Badan Hukum
Oleh karena itu, badan hukum adalah suatu
konstruksi yuridis saja.
MOLENGRAAFF
TEORI HAKIKAT BADAN HUKUM
5. TEORI KENYATAAN YURIDIS (JURIDISHE REALITEITSLEERE)
MAJERS
 Badan Hukum Merupakan Suatu Realita, Konkret, Riil,
walaupun tidak bisa diraba, bukan hayal, tetapi kenyataan
yuridis.
 Menekankan bahwa hendaknya dalam mempersamakan
badan hukum dengan manusia terbatas sampai pada bidang
hukum saja.
PENGERTIAN OBYEK HUKUM
• Segala sesuatu yang berguna bagi subjek
hukum ( manusia/badan hukum), dan yang
dapat dikuasai / dimiliki oleh Subyek Hukum.
• Misalnya Jual beli Rumah
Rumah = objek hukum
POKOK BAHASAN
HUKUM BENDA
PENGATURAN DALAM KUHPERDATA
SISTEM HUKUM BENDA
PENGERTIAN BENDA
PENGERTIAN HUKUM BENDA
MACAM-MACAM BENDA
ASAS UMUM HUKUM BENDA
PENGERTIAN HAK KEBENDAAN
CIRI-CIRI HAK KEBENDAAN
PERBEDAAN HAK-HAK KEBENDAAN
HAK KEBENDAAN YANG MEMBERI KENIKMATAN
HAK KEBENDAAN YANG MEMBERI JAMINAN
HAK KEBENDAAN MENURUT UUPA
PENGERTIAN HUKUM BENDA
• PROF SRI SOEDEWI MASJCHOEN SOFWAN
Hukum yang mengatur pengertian Benda,
pembedaan macam-macam Benda , macam-macam
Hak Kebendaan
• VAN APELDOORN
Peraturan mengenai hak-hak kebendaan
PENGATURAN HUKUM BENDA
• Buku II KUH Perdata Pasal 499 s.d. 1232
• Bagian dari Hukum Harta Kekayaan
• Peraturan Hubungan Hukum yang bernilai uang
• Memuat Hukum Waris
SISTEM HUKUM BENDA
TERBATAS
tidak dapat menciptakan hak kebendaan yang
lain daripada apa yang telah ditentukan Buku II
MEMAKSA (DWINGEND RECHT)
tidak dapat dikesampingkan
SISTEM TERTUTUP
tidak dapat mengadakan hak kebendaan baru
terbatas yang sudah ditentukan UU
ASAS UMUM HUKUM KEBENDAAN
1.Hukum Pemaksa ( Dwingendrecht)
2.Dapat Dipindahkan
3.Individualiteit ( Barang Berujud Yang
Merupakan Kesatuan)
4.Totaliteit ( Melekat Atas Keseluruhan
Obyeknya)
5.Tidak Bisa dipisahkan
6.Asas Publiciteit ( dalam Register Umum)
7.Perlakuan Berlainan Antara Barang Bergerak
dengan Tidak Bergerak
8.Perjanjian Zakelijk
HAK KEBENDAAN
Hak mutlak yang memberikan kekuasaan
langsung atas suatu benda yang dapat
dipertahankan terhadap tiap orang dan
mempunyai sifat melekat
CIRI-CIRI HAK KEBENDAAN
1.ABSOLUT/MUTLAK
2.HAK YANG LEBIH DIDAHULUKAN (DROIT DE
PREFERENCE )
3.HAK YANG MENGIKUTI (DROIT DE SUITE)
4.MEMBERIKAN WEWENANG YANG LUAS
KEPADA PEMILIKNYA (MACAM-MACAM
ACTIE)
5.HAK YANG LEBIH TUA SELALU DIMENANGKAN
TERHADAP YANG LEBIH MUDA
PENGERTIAN BENDA
•Segala sesuatu yang dapat dihaki atau yang dapat
dimiliki orang, maka segala sesuatu yang tidak dapat
dimiliki orang bukanlah termasuk pengertian benda
menurut BW (Buku II)
•Dalam BW pengertian zaak (benda) sebagai obyek
hukum tidak hanya meliputi benda yang berwujud - yang
dapat ditangkap dengan pancaindera -, tetapi juga benda
yang tidak berwujud yakni hak-hak atas benda yang
berwujud.
MACAM – MACAM BENDA
BW MEMBEDAKAN BENDA :
A. Tidak Bergerak dan Bergerak;
B. Musnah dan Tetap Ada;
C. Dapat Diganti dan Tidak Dapat Diganti;
D. Dapat Dibagi dan Tidak Dapat Dibagi;
E. Diperdagangkan dan Tidak Dapat Diperdagangkan.
BENDA TIDAK BERGERAK
1. Menurut Sifatnya Tidak Bergerak
a. Tanah
b. Segala sesuatu yang bersatu dengan tanah karena
tumbuh dan berakar serta bercabang
seperti tumbuhtumbuhan, buah-buahan yang masih belum
dipetik dan sebagainya.
c. Segala sesuatu yang bersatu dengan tanah karena
didirikan di atas tanah itu yaitu karena tertanam dan
terpaku.
BENDA TIDAK BERGERAK
2. Menurut tujuannya/tujuan pemakaiannya
supaya bersatu dengan benda tidak bergerak
a. Pada pabrik: segala mesin-mesin, ketel-ketel, dan Alat alat
lain yang dimaksudkan supaya terus menerus berada di situ
untuk dipergunakan dalam menjalankan pabrik;
b. Pada suatu perkebunan: segala sesuatu yang dipergunakan
sebagai rabuk bagi tanah, ikan dalam kolam, dan lain-lain;
c. Pada rumah kediaman: segala kaca, tulisan-tulisan,
dan lain-lain serta alat-alat untuk menggantungkan barang barang itu sebagai bagian dari dinding;
d. Barang-barang reruntuhan dari sesuatu bangunan
apabila dimaksudkan untuk dipakai guna mendirikan
lagi bangunan itu.
BENDA TIDAK BERGERAK
3. Menurut Penetapan Undang-Undang
a. Hak-hak atau penagihan mengenai suatu benda yang
tidak bergerak;
b. Kapal-kapal yang berukuran 20 meter kubik ke atas
(dalam hukum perniagaan).
BENDA BERGERAK
Ada 2 Golongan benda bergerak :
1. Menurut sifatnya bergerak
dalam arti benda itu dapat berpindah atau dipindahkan
dari suatu tempat ke tempat yang lain.
2. Menurut penetapan undang-undang
ialah segala hak atas benda-benda bergerak.
BENDA BERGERAK
Contoh :
• Hak Memetik Hasil dan Hak Memakai:
• Hak Atas Bunga Yang Harus Dibayar Selama
Hidup Seseorang
• Hak Menuntut di Muka Hakim Supaya Uang
Tunai atau Benda-Benda Bergerak Diserahkan
Kepada Penggugat
• Saham-Saham Perseroan Dagang
• Surat-Surat Berharga
ARTI PENTING
Perbedaan Benda Bergerak dan Tidak Bergerak :
a. Mengenai Hak Bezit
b. Mengenai Pembebanan (bezwaring)
c. Mengenai Penyerahan (levering)
d. Mengenai Daluwarsa (verjaring)
e. Mengenai Penyitaan (beslag)
ARTI PENTING ~ BEZIT
Pasal 1977 ayat (1) BW :
Barangsiapa yang menguasai benda bergerak
dianggap sebagai pemilik. Jadi beziter dari benda
bergerak
Tidak demikian halnya terhadap yang menguasai
benda tidak bergerak.
ARTI PENTING ~ PEMBEBANAN
(Pasal 1150 dan Pasal 1162 B W).
Mengenai Pembebanan (bezwaring)
Benda bergerak dengan pand
Benda tidak bergerak dengan hyphoteek
ARTI PENTING ~ PENYERAHAN
Pasal 612 BW menentukan
Benda bergerak dapat dilakukan
dengan penyerahan Nyata
Benda tidak bergerak harus
dilakukan dengan balik nama
pada daftar umum.
ARTI PENTING ~ DALUWARSA
Mengenai daluwarsa (verjaring);
Benda bergerak tidak dikenal verjaring
sebab bezit di sini sama dengan eigendom atas benda
bergerak itu.
Benda tidak bergerak mengenal verjaring.
ARTI PENTING ~ PENYITAAN
Mengenai Penyitaan (beslag);
 Penyitaan untuk mendapatkan kembali bendanya sendiri
(revindicatoir beslah ) hanya dapat dilakukan terhadap BendaBenda Bergerak.
 Penyitaan untuk melaksanakan keputusan Pengadilan
(executoir beslah ) harus dilakukan terlebih dahulu terhadap
Benda-Benda Bergerak.
 pabila tidak mencukupi untuk membayar hutang tergugat
kepada penggugat, baru terhadap Benda-Benda Tidak
Bergerak.
BENDA MUSNAH ~TETAP ADA
BENDA YANG MUSNAH:
Benda-benda yang dalam pemakaiannya akan musnah,
kegunaan/manfaat dari benda-benda ini justru terletak
pada kemusnahannya.
CONTOH :
> makanan dan minuman, kalau dimakan dan diminum
baru memberi manfaat bagi kesehatan;
>kayu bakar dan arang, setelah dibakar dan
menimbulkan api baru memberi manfaat untuk
memasak sesuatu makanan
BENDA MUSNAH ~TETAP ADA
BENDA YANG TETAP ADA:
Benda-benda yang dalam pemakaiannya tidak
mengakibatkan benda itu menjadi musnah,
tetapi memberi manfaat/faedah bagi sipemakai.
CONTOH :
cangkir, sendok, piring, mangkok, mobil, sepeda
motor
BENDA MUSNAH ~ TETAP ADA
• Perjanjian
Pinjam Pakai > tetap ada
• Perjanjian Pinjam Mengganti > dapat musnah
• Hak Memetik Hasil Suatu Benda > dapat musnah
• Hak Memakai > tetap ada
BENDA MUSNAH ~ TETAP ADA
> DALAM PENGEMBALIAN :
•
Pengembalian benda titipan
harus in natura artinya tidak boleh
diganti dengan benda yang lain.
• perjanjian penitipan barang
pada umumnya hanya mengenai benda yang
tidak akan musnah
•
BENDA MUSNAH ~ TETAP ADA
> DALAM PENGEMBALIAN :
• Penitipan uang ;
jumlah uang yang harus dikembalikan harus dalam
mata uang yang sama seperti yang dititipkan, baik
mata uang itu telah naik atau telah turun nilainya.
• Pinjam - menggantikan uang, yang meminjam hanya
diwajibkan megembalikannya sejumlah uang saja,
sekalipun dengan mata uang yang berbeda daripada
waktu perjanjian pinjam mengganti diadakan.
BENDA DIBAGI ~ T. DAPAT DIBAGI
• Benda
yang dapat dibagi
apabila wujudnya dibagi tidak mengakibatkan
hilangnya hakikat daripada benda itu sendiri.
( beras, gula pasir )
• Benda yang tidak dapat dibagi
apabila wujudnya dibagi mengakibatkan
hilangnya atau lenyapnya hakikat daripada
benda itu sendiri.(kuda, sapi, uang )
BENDA DIPERDAGANGKAN ~ T. DIPERDAGANGKAN
• Benda
yang diperdagangkan
semua benda yang dapat dijadikan pokok
perjanjian di lapangan harta kekayaan
termasuk benda yang Diperdagangkan.
• Benda yang tidak diperdagangkan
benda -benda yang tidak dapat dijadikan obyek
(pokok) suatu perjanjian di lapangan harta
kekayaan; biasanya benda-benda yang
dipergunakan untuk kepentingan umum.
BENDA TERDAFTAR ~ T. TERDAFTAR
Hanya Dikenal setelah BW dikodifikasikan
dan diberlakukan.
• Benda yang harus didaftarkan
• Diatur berbagai peraturan
seperti peraturan tentang pendaftaran
tanah, kapal,kendaraan bermotor
•
BENDA TERDAFTAR ~ T. TERDAFTAR
TUJUAN :
• Menjamin kepastian hukum dan kepastian
hak atas benda- benda yang didaftarkan.
• Memperoleh pendapatan dengan
pungutan-pungutan wajib seperti pajak,
iuran dan sebagainya terhadap pemilik atau
pemakai benda yang didaftarkan.
HAK –HAK KEBENDAAN ATAS TANAH
Buku II BW ( tidak berlaku Setelah ada UUPA):
a. Hak bezit atas tanah;
b. Hak eigendom atas tanah;
c. Hak servitut (pembebanan pekarangan);
d. Hak opstal (hak untuk memiliki bangunan atau tanaman di
atas tanah orang lain);
e. Hak erfpacht (hak untuk menarik penghasilan dari tanah
milik orang lain dengan membayar sejumlah uang atau
penghasilan setiap tahun)
f. Hak bunga tanah dan hasil sepersepuluh
g. Hak pakai mengenai tanah.
HAK KEBENDAAN BUKU II BW
MEMBERIKAN
KENIKMATAN
MEMBERIKAN
JAMINAN
BEZIT
GADAI
EIGENDOM
HIPOTIK
MEMUNGUT HASIL
JAMINAN
FIDUSIA
MEMAKAI MENDIAMI
HAK
TANGGUNGAN
BERSIFAT MEMBERI KENIKMATAN
1. BEZIT
A. Pengertian
Bezit adalah suatu keadaan dimana seseorang menguasai
sesuatu benda, baik sendiri maupun dengan perantaraan orang
lain, seolah-olah benda itu miliknya sendiri.
B. Cara Memperoleh dan Mengalihkan
1. Dengan Bantuan Orang Lain Melalui Penyerahan Bendanya
( Traditio )
2. Dengan Tanpa Bantuan Orang Lain Melalui Pengambilan
Bendanya (Occupatio)
BERSIFAT MEMBERI KENIKMATAN
C. Hapusnya Hak Bezit
1. Kekuasaan atas benda itu berpindah pada
orang lain, baik diserahkan maupun diambil
oleh orang lain.
2. Benda yang dikuasainya nyata telah
ditinggalkan
BERSIFAT MEMBERI KENIKMATAN
d. Syarat –Syarat Adanya Bezit
1. Adanya CORPUS
Harus ada hubungan antara orang yang
bersangkutan dengan bendanya.
2. Adanya ANIMUS
Hubungan tersebut dikehendaki oleh orang
tersebut
BERSIFAT MEMBERI KENIKMATAN
2. HAK MILIK (HAK EIGENDOM)
A. Pengertian
Hak Milik adalah hak untuk menikmati kegunaan
sesuatu benda dengan sepenuhnya dan untuk berbuat
sebebas-bebasnya terhadap benda itu, asal tidak
bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum,
tidak mengganggu hak orang lain dengan tidak mengurangi
kemungkinan pencabutan untuk kepentingan Umum
Berdasar UU dengan pembayaran ganti rugi.
B. Cara Memperoleh :
Pengambilan, Penarikan oleh Benda Lain, Lewat Waktu,
Pewarisan dan Penyerahan.
BERSIFAT MEMBERI KENIKMATAN
3. HAK MEMUNGUT HASIL (VRUCHTGEBRUIK)
A. Pengertian
hak untuk menarik (memungut) hasil dari benda
orang lain, seolah-olah benda itu miliknya
sendiri,dengan kewajiban untuk menjaga
benda tersebut tetap dalam keadaan seperti
semula.
B. Cara Memperolehnya
Perjanjian, penghibahan, surat wasiat
( testament ) dan Verjaring
BERSIFAT MEMBERI KENIKMATAN
4. HAK PAKAI dan HAK MENDIAMI
A.PENGERTIAN
Pasal 818 BW :
Hak Pakai dan Hak Mendiami itu merupakan hak
kebendaan yang terjadinya dan hapusnya sama
seperti hak memungut hasil (vruchtgebruik).
B. HAK MENDIAMI = HAK PAKAI RUMAH KEDIAMAN
Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan
1. HAK GADAI (PANDRECHT)
A. PENGERTIAN ( Pasal 1150 BW) :
Suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu
BENDA BERGERAK, yang diberikan kepadanya oleh
debitur atau orang lain atas debitur sebagai jaminan
pembayaran dan memberikan hak kepada kreditur
untuk MENDAPAT PEMBAYARAN LEBIH DAHULU
daripada kreditur-kreditur lainnya atas hasil penjualan
benda jaminan
Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan
B. Obyek Hak Gadai :
Benda bergerak yang berwujud dan benda bergerak
yang tidak berwujud
C. Cara Mengadakan :
• Berdasarkan perjanjian antara Penerima Gadai
( Kreditur) dan Pemberi Gadai ( Debitur)
• Penyerahan Benda Yang Digadaikan
Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan
D. SIFAT HAK GADAI : ACCESSOIR
Merupakan tambahan saja dari perjanjian
pokok yang berupa perjanjian pinjaman
utang. Hak gadai tidak dapat dibagi-bagi.
Gadai tetap melekat atas seluruh bendanya
Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan
2. JAMINAN FIDUSIA
A. PENGERTIAN
(UU No.42 Tahun 1999 (UUJF) tentang Jaminan Fidusia
Pasal 1 Angka 1) :
Pengalihan Hak Kepemilikan Suatu Benda Atas Dasar
Kepercayaan dengan ketentuan bahwa Benda Yang Hak
Kepemilikannya Dialihkan Tersebut Tetap Dalam
Penguasaan Pemilik Benda.
Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan
B. Obyek Jaminan Fidusia :
Benda Bergerak dan Benda Tidak
Bergerak Khususnya Bangunan yang tidak
dapat dibebani Hak Tanggungan, Yaitu
Bangunan di atas Tanah Milik Orang Lain
dan Rumah Susun
C. Perjanjian antara pemberi fidusia
( orang atau korporasi) dan penerima
fidusia (Kreditur)
Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan
3. HAK TANGGUNGAN
A. PENGERTIAN
(UU N0. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan ( UUHT)
Pasal 1 Angka 1) :
Hak Jaminan Yang dibebankan pada Hak Atas Tanah dalam
UU No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria berikut atau Tidak Berikut Benda-Benda Lain Yang
Merupakan Satu Kesatuan dengan Tanah itu Untuk
Pelunasan Utang Tertentu Yang Memberikan Kedudukan
Yang Diutamakan kepada Kreditur Tertentu Terhadap
Kreditur-Kreditur Lain
Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan
B. OBYEK HAK TANGGUNGAN
1. HAK MILIK
2. HAK GUNA USAHA
3. HAK GUNA BANGUNAN
Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan
4. HYPOTHEEK
A. PENGERTIAN (Pasal 1162 BW ):
Suatu Hak Kebendaan Atas Benda – Benda Tidak
Bergerak Untuk Mengambil Penggantian
Daripadanya Bagi Pelunasan Suatu Perikatan.
Hak Kebendaan Bersifat Memberi Jaminan
B. Obyek Hipoteek :
Pasal 314 (3) WvK :
Kapal Yang dibukukan
dalam Register Kapal,
kapal-kapal dalam
pembuatan dan andilandil dalam kapal
GADAI -
• JAMINAN BENDA
BERGERAK
• DISERTAI PENYERAHAN
KEKUASAAN ATAS
BENDANYA
• DAPAT DIBUAT SECARA
BEBAS
• LAZIMNYA SATU KALI
HIPOTIK
• JAMINAN BENDA
TETAP
• TIDAK ADA SYARAT
PENYERAHAN
• DENGAN AKTA
OTENTIK
• DAPAT LEBIH DARI
SATU KALI
Hak Atas Tanah Dalam UUPA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
Hak Milik (HM )
Hak Guna Usaha (HGU)
Hak Guna Bangunan (HGB)
Hak Pakai
Hak Sewa Untuk Bangunan
Hak Membuka Tanah dan Memungut Hasil Hutan
Hak guna air, pemeliharaan dan penangkapan ikan
Hak Guna Ruang Angkasa; dan
Hak-Hak Tanah Untuk Keperluan Suci dan Sosial.
PRIVILEGIE
PASAL 1134 BW :
Suatu Kedudukan ISTIMEWAH yang diberikan
UNDANG-UNDANG kepada orang-orang yang
berpiutang sehingga tingkatannya lebih tinggi
dari orang-orang yang berpiutang lainnya,
semata-mata berdasarkan SIFAT PIUTANGNYA.
MACAM PRIVILEGIE
1. PRIVILEGE TERHADAP BENDA TERTENTU :
a. Biaya Perkara Untuk Penyitaan dan Penjualan
Suatu Benda.
b. Tunggakan Uang Sewa dari Tanah atau Rumah
beserta ongkos perbaikan yang dipikul penyewa
c. Harga Benda – Benda Bergerak Yang Belum
Dibayar Pembeli
d. Biaya Yang Dikeluarkan Untuk menyelamatkan
Benda
e. Biaya pembuatan Benda Yang Belum Dibayar
MACAM PRIVILEGIE
2. PRIVILEGE TERHADAP SEMUA KEKAYAAN ORANG
YANG BERHUTANG :
a. Biaya berhubungan tindakan hakim yang
disebabkan oleh penyitaan dan pelelangan
Benda Milik orang yang berutang.
b. Biaya Penguburan Orang Yang Berhutang.
C. Biaya Pengobatan Sakit Penghabisan Orang
Berhutang Yang Meninggal Dunia
d. Piutang Orang Yang Belum Dewasa Terhadap
Wali atau Curatele Terhadap Curatornya.
RETENSI
HAK YANG DIBERIKAN KEPADA KREDITUR
TERTENTU UNTUK MENAHAN BENDA DEBITUR
SAMPAI TAGIHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
BENDA TERSEBUT DILUNASI
BEDA RETENSI - PREVILEGE
• Hak retensi tidak diperikatkan secara
khusus, tidak diperjanjikan, dan bukan
diberikan oleh undang-undang
• untuk mengambil pelunasan lebih dahulu
dari “hasil penjualan” benda-benda debitur,
tetapi sifat jaminan di sana muncul demi
hukum, karena ciri/sifat daripada lembaga
hukum itu sendiri.
AKIBAT HUKUM RETENSI
Kreditur berhak menuntut kembali segala
biaya yang telah harus dikeluarkan guna
menyelamatkan dan demi kepentingan
barang tersebut, demikian pula ía berhak
menguasai barang yang diminta kembali itu
selama ia belum mendapat penggantian
biaya dan pengeluaran tersebut dalam
pasal ini.
CONTOH HAK RETENSI
Advokat dapat menggunakan hak retensinya untuk
menahan kepunyaan kliennya.
Advokat dapat menahan berkas atau dokumendokumen perkara kliennya ketika honorariumnya
belum dibayarkan oleh klien.
REKLAME
PASAL 1145 KUH PERDATA :
HAK YANG DIBERIKAN KEPADA PENJUAL
UNTUK MENUNTUT KEMBALI BARANGBARANGNYA SELAMA BARANG TERSEBUT
MASIH DI TANGAN PEMBELI.
SIFAT HAK REKLAME
•
•
•
MERUPAKAN PERJANJIAN ASESORIS
TIDAK DAPAT DIBAGI-BAGI
TIDAK MEMBAWA HAK PAKAI
SYARAT REKLAME
• PALING LAMA 30
HARI SETELAH
PENYERAHAN
• BARANG
TERSEBUT BELUM
DISEWAKAN ATAU
DIJUAL KEPADA
PEMBELI YANG
BERITIKAT BAIK
POKOK BAHASAN
HUKUM
PERIKATAN
SUB BAHASAN
PENGERTIAN PERIKATAN
SUBYEK , OBYEK DAN PRESTASI
ASAS PERIKATAN
SUMBER PERIKATAN
SISTEM BUKU III KUHPERDATA
SYARAT SAH PERIKATAN
MACAM-MACAM PERIKATAN
RESIKO, KEADAAN MEMAKSA
PENGERTIAN PERIKATAN
Suatu Perhubungan hukum
antara dua orang atau dua
pihak di dalam lapangan
harta Kekayaan ,dimana
pihak yang satu (Kreditur)
berhak atas prestasi dan
pihak yang lain (Debitur)
berkewajiban memenuhi
prestasi.
MACAM – MACAM PERIKATAN
A. MENURUT ILMU PENGETAHUAN HUKUM PERDATA
1. MENURUT ISI PRESTASINYA
a. Perikatan Positif dan Negatif
b. Perikatan Sepintas Lalu dan Berkelanjutan
c. Perikatan Alternatif
d. Perikatan Fakultatif
e. Perikatan Generik dan Spesifik
f. Perikatan Yang Dapat Dibagi dan Tidak Dapat
MENURUT IP HUKUM PERDATA
2.MENURUT SUBYEKNYA
A. Perikatan Tanggung Menanggung
B. Perikatan Pokok dan Tambahan
3. MENURUT MULAI BERLAKU DAN BERAKHIRNYA
A. Perikatan Bersyarat
B. Perikatan dengan ketepatan waktu
MACAM – MACAM PERIKATAN
B. MENURUT UNDANG-UNDANG PERIKATAN
a. Perikatan Bersyarat
b. Perikatan Dengan Ketepatan Waktu
c. Perikatan Manasuka (Alternatif)
d. Perikatan Tanggung Menanggung
e. Perikatan Yang Dapat Dibagi dan Tidak Dapat
Dibagi
f. Perikatan Dengan Ancaman Hukuman
MACAM-MACAM PERIKATAN
1 PERIKATAN POSITIF DAN NEGATIF
POSITIF :
Perikatan yang prestasinya berupa perbuatan
positif yaitu Memberi sesuatu dan berbuat
sesuatu.
NEGATIF :
Perikatan yang prestasinya berupa perbuatan
negatif yaitu tidak berbuat sesuatu.
MACAM-MACAM PERIKATAN
2. PERIKATAN SEPINTAS LALU DAN BERKELANJUTAN
SEPINTAS LALU :
Perikatan yang pemenuhan prestasinya cukup
hanya dilakukan dengan satu perbuatan saja dan
dalam waktu yang singkat tujuan perikatan telah
tercapai.
BERKELANJUTAN :
Perikatan
yang
pemenuhan
prestasinya
berkelanjutan untuk beberapa waktu.
MACAM-MACAM PERIKATAN
3. PERIKATAN GENERIK DAN SPESIFIK
GENERIK :
Perikatan dimana obyeknya/barang yang
harus diserahkan dari debitur kepada kreditur
hanya ditentukan jumlah dan jenisnya
SPESIFIK :
Perikatan dimana obyeknya ditentukan secara
rinci sehingga tampak ciri-ciri khususnya
MACAM-MACAM PERIKATAN
4. PERIKATAN ALTERNATIF DAN FAKULTATIF
ALTERNATIF :
Perikatan dimana debitur dibebaskan untuk memenuhi
satu dari dua atau lebih prestasi dalam perjanjian ,
namun debitur tidak boleh memaksakan kreditur untuk
menerima sebagian dari barang yang satu dan sebagian
dari barang lain. Bahwa dengan pemenuhan salah satu
prestasi tersebut perikatan berakhir
FAKULTATIF :
Perikatan yang hanya mempunyai satu obyek prestasi,
dimana debitur mempunyai hak mengganti bila tidak
mungkin memenuhi prestasi yang telah ditentukan
semula.
MACAM-MACAM PERIKATAN
5. PERIKATAN DAPAT DIBAGI DAN TIDAK DAPAT
DIBAGI
DAPAT DIBAGI :
Perikatan yang prestasinya dapat dibagi,
dengan tidak mengurangi hakekat prestasi itu.
TIDAK DAPAT DIBAGI :
Perikatan yang prestasinya tidak dapat dibagi.
MACAM-MACAM PERIKATAN
6. PERIKATAN TANGGUNG RENTENG :
Perikatan dimana debitur dan/atau kreditur
terdiri beberapa orang, dengan dipenuhinya
seluruh prestasi oleh salah satu debitur
perikatan menjadi hapus
MACAM-MACAM PERIKATAN
7. PERIKATAN POKOK DAN TAMBAHAN
POKOK :
Perikatan yang berdiri sendiri tanpa
bergantung kepada adanya perikatan yang
lain.
TAMBAHAN :
Perikatan yang diadakan sebagai perikatan
tambahan dari perikatan pokok.
MACAM-MACAM PERIKATAN
8. BERSYARAT :
Perikatan yang lahirnya ( Perikatan dengan
Syarat Tangguh)
maupun
berakhirnya
(Perikatan dengan syarat Batal) digantungkan
pada suatu peristiwa yang belum dan tidak
tentu terjadi.
MACAM-MACAM PERIKATAN
9. KETEPATAN WAKTU :
Perikatan yang pelaksanaannya ditangguhkan
sampai pada suatu waktu ditentukan yang
pasti akan tiba, meskipun belum dapat
dipastikan.
Misal : Perjanjian Asuransi kematian
MACAM-MACAM PERIKATAN
10. DENGAN ANCAMAN HUKUMAN :
Perikatan dimana ditentukan bahwa debitur
akan dikenakan suatu hukuman apabila tidak
melaksanakan perikatan sebagai ganti rugi
yang diderita kreditur.
SISTEM BUKU III KUH PERDATA
1. SISTEM (MATERIIL) TERBUKA
2. SEBAGAI HUKUM PELENGKAP
(AANVULLEN RECHT)
SUMBER-SUMBER PERIKATAN
SUMBER PERIKATAN
UU
1352 BW
UU SAJA
PERJANJIAN
1311 BW
UU KARENA
PERBUATAN
MANUSIA
SESUAI
DENGAN
HUKUM
MELAWAN
HUKUM
PENGERTIAN PERJANJIAN
Prof. Wirjono Prodjodikoro :
suatu perhubungan hukum
mengenai harta benda ,
dalam mana suatu pihak
berjanji untuk melakukan
sesuatu hal atau untuk tidak
melakukan sesuatu hal,
sedang pihak lain berhak
menuntut pelaksanaan janji
itu.
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN
PASAL 1320 KUH PERDATA :
1. Syarat Subjektif
a. Adanya kesepakatan kehendak
b. Wewenang berbuat
2. Syarat Obyektif
a. Perihal tertentu
b. Kausa yang diperbolehkan
JENIS PERJANJIAN
1. PERJANJIAN TIMBAL BALIK DAN SEPIHAK
A. Timbal Balik.
Perjanjian yang menimbulkan hak dan
kewajiban pada kedua belah pihak.
B. Sepihak.
Perjanjian yang menimbulkan kewajiban pada
satu pihak dan pihak lain menerima haknya.
JENIS PERJANJIAN
2. PERJANJIAN BERNAMA DAN TIDAK BERNAMA
A.Bernama (khusus)
Perjanjian yang mempunyai nama tertentu dan diatur secara
khusus oleh UU.
B. Tidak Bernama
Perjanjian yang tidak mempunyai nama tertentu dan tidak
diatur dalam UU
> asas kebebasan mengadakan perjanjian (partij otonomi)
> Perjanjian Sewa-Beli
PERJANJIAN BERNAMA
Menurut KUH Perdata :
1. Jual-Beli
2. Tukar- Menukar
3. Sewa-Menyewa
4. Persetujuan Untuk
Melakukan Pekerjaan
5. Perseroan
6. Perkumpulan
7. Hibah
8. Penitipan Barang
9. Pinjam Pakai
10. Pinjam Mengganti
11. Bunga Tetap atau Bunga
Abadi
12. Untung-Untungan
13. Pemberian kuasa
14. Penanggungan utang
15. Perdamaian
JENIS PERJANJIAN
3. PERJANJIAN OBLIGATOIR DAN KEBENDAAN
A. Obligatoir
Perjanjian antara pihak-pihak yang mengikatkan diri untuk
melakukan penyerahan kepada pihak lain.
Perjanjian jual belinya itu dinamakan perjanjian obligatoir
karena membebankan kewajiban (obligatoir) kepada para pihak
untuk melakukan penyerahan (levering). Penyerahannya sendiri
merupakan perjanjian kebendaan.
B. Kebendaan (zakelijke overeenkomst)
Perjanjian untuk menyerahkan / mengalihkan /menimbulkan
/mengubah/menghapus hak-hak kebendaan
JENIS PERJANJIAN
4. PERJANJIAN KONSENSUIL DAN RIIL
A. Perjanjian Konsensual
Perjanjian yang timbul karena adanya kesepakatan
antara kedua belah pihak.
B. Perjanjian Riil.
Perjanjian yang timbul karena adanya kesepakatan antara
kedua belah pihak disertai dengan penyerahan nyata atas
barangnya .
>Perjanjian penitipan barang (pasal 1694 KUHPerdata),
pinjam pakai
JENIS PERJANJIAN
5. PERJANJIAN CUMA-CUMA DAN ATAS BEBAN
A. Cuma- Cuma
perjanjian yang memberikan keuntungan bagi
salah satu pihak saja, tanpa menerima suatu
manfaat bagi dirinya.
B. Atas Beban
Perjanjian yang mana terhadap prestasi dari
pihak yang satu selalu terdapat kontra prestasi
dari pihak lain, dan antara kedua prestasi itu
ada hubungan hukum.
JENIS PERJANJIAN
6. CAMPURAN (CONTRACTUS SUI GENERIS)
perjanjian yang mengandung berbagai unsur
perjanjian,
>Pemilik hotel yang menyewakan kamar (sewamenyewa), tetapi menyajikan makanan (jual-beli)
dan juga memberikan pelayanan.
JENIS PERJANJIAN
7. SIFATNYA ISTIMEWA
A. Perjanjian Liberatoir
Perjanjian para pihak yang membebaskan diri dari
kewajiban yang ada Pembebasan hutang (kwijschelding)
B. Perjanjian Pembuktian (Bewijsovereenkomst)
Perjanjian antar para pihak untuk menentukan
pembuktian apakah yang berlaku diantara mereka.
JENIS PERJANJIAN
C.Perjanjian Untung-Untungan (Perjanjian asuransi)
( Kansovereenkomst)
Perjanjian yang dengan sengaja digantungkan pada
suatu kejadian yang belum tentu, kejadian mana
akan menentukan untung ruginya salah satu pihak.
D. Perjanjian Publik
Perjanjian yang sebagian atau seluruhnya
dikuasai oleh hukum publik karena salah satu
pihak bertindak sebagai penguasa (pemerintahan)
(Perjanjian Pengadaan Barang Pemerintah)
SUMBER-SUMBER PERIKATAN
PERIKATAN
UU
1352 BW
UU SAJA
PERJANJIAN
1311 BW
UU KARENA
PERBUATAN
MANUSIA
SESUAI
DENGAN
HUKUM
MELAWAN
HUKUM
SEMATA-MATA KARENA UU
1. Perikatan yang menimbulkan kewajiban
bagi penghuni pekarangan yang
berdampingan (Pasal 625 KUH Perdata)
2. Perikatan yang menimbulkan kewajiban
mendidik dan memelihara anak
(Pasal 104 KUH Perdata)
UU LEWAT PERBUATAN MANUSIA
1. PERBUATAN MELAWAN HUKUM (ONRECHTMATIGE
DAAD)
- Pasal 1354 KUH Perdata.
2. PERBUATAN MENURUT HUKUM (RECHTMATIGE DAAD)
- Perwakilan sukarela (zaakwaarneming),
Pasal 1354 KUH Perdata.
- Pembayaran tidak terutang (Overschuldigede Betaling)
Pasal 1359 ayat (1) KUH Perdata).
- Perikatan wajar (Naturlijke Verbintennissen),
pasal 1359 ayat (2) KUH Perdata.
ZAAKWAARNEMING
PENGERTIAN :
Suatu Perbuatan dimana seseorang
dengan sukarela dan tanpa mendapat
perintah , mengurus kepentingan
(urusan) orang lain, dengan tanpa
sepengetahuan orang tersebut.
ZAAKWAARNEMING
SYARAT –SYARAT :
- Kepentingan orang lain
- Dilakukan dengan sukarela
- Terdapat keadaan yang membenarkan
- Tanpa ada perintah ( Kuasa) melainkan atas
inisiatif sendiri
OVERSCHULDIGDE BETALING
Pasal 1361 BW :
1. Jika seseorang yang secara khilaf mengira bahwa ia
berhutang, membayar suatu utang, ia adalah berhak
menuntut kembali dari berpiutang apa yang telah
dibayarkannya.
2. Meskipun demikian , hak ini hilang jika siberhutang
sebagai akibat pembayaran tersebut telah
memusnahkan suratnya pengakuan berhutang, dengan
tidak mengurangi hak orang yang telah membayar itu
untuk menuntutnya kembali dari orang yang sungguhsungguh berhutang
NATURLIJKE VERBINTENNISSEN
Prof. Mariam Darus Badrulzaman :
Perikatan dimana kreditur tidak
mempunyai hak untuk menuntut
pelaksanaan prestasi walaupun
dengan bantuan hakim sebaliknya
debitur tidak mempunyai
kewajiban hukum untuk
memenuhi prestasi
dibayarkannya.
NATUURLIJKE VERBINTENIS
• Suatu Perikatan yang Berada di tengahtengah antara perikatan Hukum , atau
Boleh juga dikatakan Suatu Perikatan
hukum yang tidak sempurna
• suatu hutang dianggap ada, tetapi hak
untuk menuntut pembayarannya tidak ada.
• Menjadi Perikatan Hukum Biasa atau Tidak
Tergantung Si Berhutang apakah hendak
memenuhi atau tidak.
NATUURLIJKE VERBINTENIS
CONTOH :
• Hutang yang Terjadi karena
Perjudian
• Pengembalian Pembayaran
Bunga pinjaman uang Yang
tidak diperjanjikan, Kecuali
melampaui bunga Menurut
UU (6 %)
• Sisa Hutang seorang pailit ,
setelah dilakukan
pembayaran menurut
perdamaian ( Accoord)
ONRECHTMATIGE DAAD
PASAL 1365 BW
Tiap perbuatan melanggar hukum,
yang membawa kerugian kepada
seorang lain, mewajibkan orang
yang karena salahnya menerbitkan
kerugian itu, mengganti kerugian
ONRECHTMATIGE DAAD
Setelah Standard Arrest
( Keputusan Hoge Raad 31 Januari 1919)
Perbuatan MELANGGAR hukum tidak
hanya
perbuatan yang bertentangan dengan UU saja,
tetapi juga perbuatan yang bertentangan dengan
HAK ORANG LAIN atau bertentangan dengan
KEWAJIBAN HUKUM si pembuat sendiri atau
bertentangan
dengan
KESUSILAAN
atau
KEPATUTAN di dalam masyarakat baik terhadap
diri maupun barang orang lain
ONRECHTMATIGE DAAD
CONTOH PERKARA :
1. Singernaaimachine Mij
2. Zulphense
3. Lindenbaum VS Cohen
ASAS KONSENSUALITAS
Suatu perjanjian sudah sah dan mengikat
ketika telah tercapai kesepakatan para
pihak dan sudah memenuhi syarat sahnya
kontrak
FREEDOM OF CONTRACT
Para Pihak secara bebas
membuat kontrak dan
mengatur sendiri isinya
sepanjang memenuhi
ketentuan-ketentuan yang
berlaku
KEPRIBADIAN
Seorang hanya boleh melakukan perjanjian
untuk dirinya sendiri
PENGERTIAN PRESTASI
• Pengertian :
Suatu hal yang wajib dipenuhi atau
dilaksanakan oleh Debitur dalam suatu
perjanjian
• Bentuk :
1. Memberikan Sesuatu
2. Berbuat Sesuatu
3. Tidak Berbuat Sesuatu
SYARAT PRESTASI
1. Harus Diperkenankan
2. Harus Tertentu atau Dapat
Ditentukan
3. Harus mungkin dilakukan
SOMASI
• Pemenuhan Prestasi Memberi Sesuatu
atau Untuk Berbuat Sesuatu yang tidak
Menetapkan Kapan Debitur harus
memenuhi Prestasi dilakukan dengan
SOMASI Terlebih dahulu
BATAL DAN WANPRESTASI
1. Bukan Wanprestasi Penyebab Batal
2. Hakim Menpunyai Kekuasaan
“Discretionair”
3. Dalam Wanprestasi Putusan Hakim
bersifat “Constitutif” tidak
“Declaratoir”
JENIS EXECUTIE
• Pelaksanaan Yang Dilakukan sendiri
oleh seorang yang berpiutang dengan
tidak melewati hakim ( Parate Executie)
• Asas Orang Tidak Boleh Menjadi Hakim
Sendiri
• Cara melaksanakan suatu putusan, Yang
oleh hakim dikuasakan pada orang
berpiutang untuk mewujudkan sendiri
apa yang menjadi haknya (Reele Executie)
REELE EXECUTIE
Reele Executie Diperbolehkan Dalam Hal :
1. Perjanjian Yang Bertujuan Bahwa Suatu
Pihak Tidak Akan Melakukan Suatu
Pekerjaan.
2. Perjanjian Untuk Membikin Suatu Barang
( yang juga dibuat oleh seorang Lain)
WANPRESTASI
PENGERTIAN :
Debitur yang tidak memenuhi prestasi
sebagaimana dalam perjanjian
MACAM :
1.Sama Sekali Tidak
Memenuhi Prestasi
2.Tidak Tunai Memenuhi Prestasi
3.Terlambat Memenuhi Prestasi
4. Keliru Memenuhi Prestasi
PEMBELAAN DEBITUR WANPRESTASI
1. OVERMACHT
2. EXCEPTIO NON ADEMPLETI CONTRACTUS
( TANGKISAN)
3. RECHTSVERWERKING ( PELEPASAN HAK)
OVERMACHT/FORCE MAJEUR
Keadaan tidak dapat
dipenuhinya prestasi oleh
debitur karena terjadi
suatu peristiwa bukan
karena kesalahanannya ,
peristiwa mana tidak
dapat diketahui atau tidak
dapat diduga akan terjadi
pada waktu membuat
perikatan
UNSUR OVERMACHT
1. Tidak dipenuhi Prestasi karena peristiwa
yang membinasakan atau memusnahkan
benda yang menjadi obyek perikatan.
2. Tidak dipenuhi Prestasi karena peristiwa
yang menghalangi debitur untuk
berprestasi.
3. Peristiwa itu tidak dapat diketahui atau
diduga akan terjadi baik oleh debitur
maupun kreditur.
MACAM OVERMACHT
1. OVERMACHT YANG BERSIFAT MUTLAK ( ABSOLUT)
Suatu keadaan memaksa yang menyebabkan
suatu perikatan bagaimanapun tidak mungkin bisa
dilaksanakan.
2. OVERMACHT YANG BERSIFAT NISBI (RELATIF)
Suatu keadaan memaksa yang menyebabkan
suatu perikatan hanya dapat dilaksanakan oleh
debitur dengan pengorbanan yang demikian
besarnya sehingga tidak lagi sepantasnya kreditur
menuntut pelaksanaan perikatan.
PENGERTIAN RESIKO
PROF. SOEBEKTI, SH
Kewajiban untuk
memikul kerugian
jikalau ada suatu
kejadian di luar
kesalahan salah satu
pihak yang menimpa
benda yang
dimaksudkan dalam
perjanjian
RISIKO PERJANJIAN SEPIHAK
PASAL 1237 BW :
Dalam suatu perjanjian mengenai pemberian
suatu barang tertentu , sejak lahirnya perjanjian
itu barang tersebut sudah menjadi tanggungan
orang yang berhak menagih penyerahannya.
RISIKO P. TIMBAL - BALIK
1. PASAL 1264 BW :
(1). Jika Perikatan Bergantung Kepada Sesuatu Syarat
Tangguh, Barang Yang Menjadi Pokok Perikatan Tetap
Menjadi Tanggungan si Berhutang, yang hanya
berwajib menyerahkan barang itu apabila syarat
terpenuhi
( 2). Jika Barang Tersebut sama sekali musnah di luar
kesalahan si BERHUTANG , baik pada pihak yang satu
maupun pada pihak yang lainnya TIADA LAGI SUATU
PERIKATAN
RISIKO P. TIMBAL-BALIK
2. Pasal 1444 ayat (1) BW
Jika barang tertentu yang menjadi bahan
persetujuan , musnah tidak dapat lagi
diperdagangkan, atau hilang , sedemikian hingga
samasekali tidak diketahui apakah barang itu
masih ada . Sehingga HAPUSLAH PERIKATANNYA,
asal barang itu musnah atau hilang di luar
salahnya si berhutang, dan sebelum ia lalai
menyerahkannya.
PENGATURAN RESIKO
1. PERIKATAN MEMBERIKAN SUATU KEBENDAAN-SEPIHAK
Atas si berpiutang sejak perikatan lahir
2. PERJANJIAN JUAL BELI, BARANG YANG SUDAH DITENTUKAN
Atas tanggungan si Pembeli . Meskipun penyerahan belum
dilakukan
3. PERJANJIAN TUKAR MENUKAR
Perjanjian dianggap gugur, pihak yang telah memenuhi dapat
menuntut kembali
4. PERJANJIAN SEWA-MENYEWA
Perjanjian gugur demi hukum
GANTI RUGI
Sanksi yang dapat
dibebankan kepada
debitur yang tidak
memenuhi prestasi
dalam suatu perikatan
untuk memberikan
penggantian biaya, rugi
dan bunga.
BIAYA, RUGI DAN BUNGA
1. Segala pengeluaran atau perongkosan yang
nyata – nyata telah dikeluarkan oleh
kreditur
2. Segala kerugian karena musnahnya atau
rusaknya barang – barang milik kreditur
akibat kelalaian debitur
3. Segala keuntungan yang diharapkan atau
sudah diperhitungkan
MACAM GANTI RUGI
1. Materiil
Kerugian yang nyata diderita dan
hilangnya keuntungan yang diharapkan
2. Immateriil
Kerugian berupa pengurangan
kesenangan hidup
( Penghinaan, luka, cacat )
BENTUK GANTI RUGI
1. Biaya yang sungguh – sungguh telah
dikeluarkan ( Kosten)
2. Kerugian Yang Sungguh-sungguh telah
Menimpa harta Benda Si Berpiutang
(Schaden)
3. Kerugian Kehilangan Keuntungan
( Interessen)
AKIBAT GANTI RUGI
TERHADAP DEBITUR LALAI DAPAT DILAKUKAN :
1. Meminta Pelaksanaan Perjanjian Meski
Terlambat
2. Meminta Penggantian Kerugian
3. Menuntut Pelaksanaan Perjanjian Disertai
Penggantian Kerugian
4. Pada Perjanjian Kewajiban Timbal Balik
Dapat Meminta Hakim Supaya Perjanjian
Dibatalkan DisertaI Ganti Kerugian
HUBUNGAN CAUSAL GANTI RUGI
TEORI CAUSALITAS:
1. Conditio Sine Qua Non
Suatu hal adalah akibat dari suatu akibat , Akibat
tidak akan terjadi jika sebab tidak ada
2. Adequate Veroorzaking
Suatu hal dinamakan sebab dari suatu akibat
apabila menurut pengalaman masyarakat
dapat diduga , bahwa dengan sebab itu akan
diikuti oleh akibat tersebut
BERAKHIRNYA PERIKATAN
1. PEMBAYARAN
•Arti Sempit
pelunasan utang oleh debitur
kepada kreditur. Pembayaran
seperti ini dilakukan dalam
bentuk uang atau barang.
•Arti Yuridis
Pelunasan yang dilakukan
tidak hanya dalam bentuk
uang atau barang, tetapi juga
dalam bentuk jasa
BERAKHIRNYA PERIKATAN
2. PEMBARUAN UTANG (NOVASI)
suatu perjanjian antara debitur dan
kreditur, di mana perjanjian lama dan
subjeknya yang ada dihapuskan dan
timbul sebuah objek dan subjek
perjanjian yang baru.
Unsur-unsur novasi:
a. adanya perjanjian baru,
b. adanya subjek yang baru.
c. adanya hak dan kewajiban, dan
d. adanya prestasi.
BERAKHIRNYA PERIKATAN
3. KOMPENSASI ( PERJUMPAAN UTANG )
Penghapusan masing-masing utang dengan jalan saling
memperhitungkan utang yang sudah dapat ditagih antara
kreditur dan debitur.
Syarat terjadinya kompensasi:
a. kedua-duanya berpokok pada sejumlah uang; atau
b. berpokok pada jumlah barang yang dapat dihabiskan
dari jenis yang sama atau
c. kedua-duanya dapat ditetapkan dan ditagih seketika.
BERAKHIRNYA PERIKATAN
4. PERCAMPURAN UTANG (KONFUSIO)
Percampuran kedudukan sebagai orang yang berutang dengan
kedudukan sebagai kreditur menjadi satu (Pasal 1436
KUH Perdata).
Ada dua cara :
• Penerusan hak dengan alas hak umum.
si kreditur meninggal Dunia dan meninggalkan satu-satunya ahli
waris, yaitu debitur. dengan meninggalnya kreditur maka
kedudukan debitur menjadi kreditur;
• Penerusan hak di bawah alas hak khusus
misalnya pada jual beli atau legaat.
BERAKHIRNYA PERIKATAN
5. PEMBEBASAN UTANG
suatu pernyataan sepihak
dari kreditur kepada
debitur, bahwa debitur
dibebaskan dari perutangan.
Dua cara terjadinya:
• cuma-cuma, dan
• prestasi dari pihak debitur
BERAKHIRNYA PERIKATAN
6. KEBATALAN ATAU PEMBATALAN KONTRAK
Ada Tiga Penyebab :
a. Adanya perjanjian yang dibuat oleh orangorang yang belum dewasa dan di bawah
pengampuan;
b. Tidak mengindahkan bentuk perjanjian yang
disyaratkan dalam undang-undang
c. Adanya cacat kehendak.
BERAKHIRNYA PERIKATAN
7. BERLAKUNYA SYARAT BATAL
suatu syarat yang bila dipenuhi akan
menghapuskan perjanjian dan membawa
segala sesuatu pada keadaan semula,
seolah-olah tidak ada suatu perjanjian
(Pasal 1265 KUH Perdata).
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
8. JANGKA WAKTU PERJANJIAN TELAH BERAKHIR
• Setiap perjanjian yang dibuat baik yang melalui akta
di bawah tangan maupun yang dibuat oleh atau di
muka pejabat yang berwenang telah ditentukan
secara tegas jangka waktu dan tanggal berakhirnya
kontrak.
• Penentuan jangka waktu dan tanggal berakhirnya
perjanjian adalah didasarkan pada kemauan dan
kesepakatan para pihak.
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
9. DILAKSANAKAN OBJEK PERJANJIAN
• Obyek Perjanjian sama dengan prestasi.
• Di dalam perjanjian timbal balik, seperti jual beli, sewa-menyewa,
tukar-menukar dan lain-lain telah ditentukan objek perjanjian.
Misalnya : Perjanjian jual beli tanah,
• Objek Perjanjian adalah barang dan harga.
• Pihak penjual tanah berkewajiban untuk menyerahkan tanah secara
riil dan menyerahkan surat-surat tanah tersebut,
• Pembeli tanah berkewajiban untuk menyerahkan uang harga tanah tersebut
• Hak dari penjual tanah adalah menerima uang harga tanah dan
• Hak dari pihak pembeli menerima tanah beserta surat-surat yang menyertainya.
• Secara diam-diam maupun secara tegas Kontrak berakhir
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
10 KESEPAKATAN KEDUA BELAH PIHAK
•
Kedua belah pihak telah sepakat
untuk menghentikan kontrak
yang telah ditutup antara
keduanya.
•
Motivasi Menyepakatinya
didasarkan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan ada juga
karena bisnis (untung rugi).
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
11. PEMUTUSAN KONTRAK SECARA SEPIHAK
• Artinya pihak kreditur menghentikan berlakunya
kontrak yang dibuat dengan debitur, walaupun
jangka waktunya belum berakhir disebabkan debitur
tidak melaksanakan prestasi sebagaimana mestinya.
DISKUSI KELOMPOK
KASUS :
• Fiducia PT Adira Finance
• Sengketa tanah antara Arthaloka dan PT Mahkota
Real Estate
• Sengketa Jual Beli Tanah Pakembinangun
• Perebutan Hak Asuh
• Sengketa PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia
(GMF) dan PT Metro Batavia
• Kasus Gadai Emas BRI Syariah
• Sewa Menyewa Kalibata City Square
• Dll.
Download