Hukum Perikatan pert 3

advertisement
Hukum Perikatan
Pertemuan Ke-3
Definisi Perikatan
• Menurut Hofmann :
Suatu hubungan hukum antara sejumlah
terbatas subyek-subyek hukum sehubungan
dengan itu dengan seseorang atau beberapa
orang daripadanya mengikatkan dirinya untuk
bersikap menurut cara-cara tertentu terhadap
pihak lain, yang berhak atas sikap yang
demikian itu.
• Menurut Pitlo :
Perikatan adalah suatu hubungan hukum
yang bersifat harta kekayaan antara 2
orang atau lebih, atas dasar mana pihak
yang satu berhak (kreditur) dan pihak lain
berkewajiban (debitur) atas sesuatu
prestasi.
Perikatan adalah suatu hubungan hukum
antara 2 pihak, yang mana pihak yang satu
berhak menuntut sesuatu dari pihak yang
lainnya yang berkewajiban memenuhi
tuntutan itu.
Unsur-Unsur Perikatan
• Hubungan Hukum
Hubungan hukum ialah hubungan yang
terhadapnya hukum meletakkan “hak” pada 1
pihak dan melekatkan “kewajiban” pada pihak
lainnya.
Perhatikanlah contoh sebagai berikut :
• A menitipkan sepedanya dengan Cuma-Cuma
kepada B, maka terjadilah perikatan antara A
dan B yang menimbulkan hak pada A untuk
menerima kembali sepeda tersebut dan
kewajiban pada B untuk menyerahkan sepeda
tersebut.
• X menjual mobil kepada Y, apakah yang timbul
dari perikatan antara X dan Y?
• Para Pihak
Para pihak dalam suatu perikatan disebut
dengan subjek perikatan
Harus terjadi antara 2 orang atau lebih
Pertama,pihak
yang
berhak
atas
prestasi,atau pihak yang berpiutang disebut
dengan KREDITUR
Kedua,pihak yang berkewajiban memenuhi
atas prestasi, atau pihak yang berutang
disebut dengan DEBITUR
Debitur memiliki 2 unsur yaitu “schuld” dan
“haftung”
Schuld adalah utang debitur kepada kreditur
Haftung adalah harta kekayaan debitur yang
dipertanggungjawabkan bagi pelunasan utang
debitur tersebut
• Objek
Yang menjadi objek perikatan adalah prestasi,
yaitu hal pemenuhan perikatan
Pasal 1234 KUHPerdata, menyatakan : “tiaptiap perikatan adalah untuk memberikan
sesuatu, untuk berbuat sesuatu, dan tidak
berbuat sesuatu”
Memberikan sesuatu, yaitu menyerahkan
kekuasaan nyata atas benda dari debitur
kepada kreditur, termasuk pemberian
sejumlah uang, penyerahan hak milik atas
benda bergerak dan tidak bergerak.
Prestasi dengan “berbuat sesuatu”adalah
perikatan untuk melakukan sesuatu misalnya
membangun rumah
Prestasi dengan “tidak melakukan sesuatu”
misalnya x membuat perjanjian dengan y
ketika menjual butiknya, untuk tidak
menjalankan usaha butik dalam daerah yang
sama
Sifat Prestasi
• Harus sudah tertentu atau dapat ditentukan. Jika
prestasi itu tidak tertentu atau tidak dapat
ditentukan mengakibatkan perikatan batal (nietig)
• Harus mungkin, artinya prestasi itu dapat dipenuhi
oleh debitur secara wajar dengan segala usahanya.
Jika tidak demikian perikatan menjadi batal
• Harus diperbolehkan (halal), artinya tidak dilarang
oleh UU, tidak bertentangan dengan kesusilaan dan
ketertiban umum. Jika prestasi tidak halal, maka
perikatan batal
• Harus ada manfaat bgai kreditur, artinya
kreditur menggunakan, menikmati, dan
mengambil hasilnya. Jika tidak demikian,
perikatan dapat dibatalkan.
• Terdiri dari satu perbuatan atau serentetan
perbuatan. Jika prestasi itu berupa satu kali
perbuatan dilakukan lebih dari satu kali dapat
mengakibatkan pembatalan perikatan.
• Kekayaan
Pasal 1131 BW menyatakan bahwa : “segala
kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun
yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yg
akan ada dikemudian hari, menjadi tanggungan
untuk segala perikatan perserorangan”
Download