BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia terlahir sebagai makhluk sosial. Dalam kehidupannya, manusia
tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, ia memerlukan orang yang lain untuk
memenuhi kebutuhannya, begitu pula sebaliknya. Dari dasar itulah, maka lahir
perikatan–perikatan.
Perikatan atau verbintenis diatur dalam Buku III Kitab Undang–undang
Hukum Perdata. Menurut Pasal 1233, tiap–tiap perikatan dilahirkan baik karena
persetujuan, baik karena undang–undang. Juga disebutkan dalam Pasal 1234
bahwa tiap–tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat
sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu.
Perikatan mempunyai arti yang lebih luas dari perkataan “perjanjian”
sebab dalam buku III itu, diatur juga perihal hubungan hukum yang sama
sekali tidak bersumber pada suatu persetujuan atau perjanjian, yaitu
perihal perikatan yang timbul dari perbuatan yang melanggar hukum
(onrechtmatige daad) dan perihal perikatan yang timbul dari pengurusan
kepentingan orang lain yang tidak berdasarkan persetujuan
(zaakwarneming). Tetapi, sebagian besar dari buku III ditujukan pada
perikatan-perikatan yang timbul dari persetujuan atau perjanjian. Jadi
berisikan hukum perjanjian.3
Salah satu perikatan yang paling lazim dijumpai dalam kehidupan
masyarakat adalah perikatan–perikatan yang lahir dari perjanjian.
3
Subekti, 1994, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, hlm. 122.
1
Menurut Pasal 1313 Kitab Undang–undang Hukum Perdata, perjanjian
adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang lain atau lebih. Dalam Kitab Undang–undang Hukum Perdata
kemudian diatur mengenai syarat–syarat sah perjanjian dan ketentuan–ketentuan
lain terkait perjanjian. Dalam perjanjian, secara langsung timbul hak dan
kewajiban bagi kedua belah pihak, yaitu hak untuk menerima pemenuhan prestasi
dan kewajiban untuk melakukan prestasi. Di dalam perjanjian juga ditentukan
mengenai hapusnya perikatan atau berakhirnya perjanjian, baik karena prestasi
sudah dilakukan dan dipenuhi, maupun karena adanya wanprestasi atau salah satu
pihak lalai dalam hal pemenuhan prestasi.
Mengenai isi perjanjian, salah satu asas perjanjian adalah asas kebebasan
berkontrak, dimana para pihak bebas menentukan untuk membuat atau tidak
membuat perjanjian, dengan siapa perjanjian iu dibuat, menentukan isi, syarat,
dan pelaksanaan perjanjian, serta menentukan bentuknya perjanjian. Asas tersebut
didasari oleh Pasal 1338 Kitab Undang–undang Hukum Perdata yang menyatakan
bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang–undang
bagi mereka yang membuatnya. Namun asas ini dibatasi bahwa perjanjian yang
dibuat tidak boleh bertentangan dengan undang–undang, kesusilaan, serta
ketertiban umum.
Pengertian usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu
maksud; atau pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai
sesuatu atau kegiatan di bidang perdagangan (dengan maksud mencari untung).
2
Badan usaha menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun
2010 adalah perusahaan atau bentuk usaha, baik yang berbentuk badan hukum
maupun bukan badan hukum, yang menjalankan suatu jenis usaha yang bersifat
tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh laba. Badan usaha di
Indonesia dibagi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Badan Usaha
Milik Swasta (BUMS).
Salah satu bentuk Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) adalah Perseroan
Terbatas (PT). Menurut Pasal 1 ayat 1 Undang–undang Nomor 40 Tahun 2007, PT
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undangundang ini serta peraturan pelaksanaannya.
PT melakukan kegiatan–kegiatan usaha untuk memperoleh keuntungan.
Bentuk usaha bisa bermacam-macam, salah satunya bentuk usahanya adalah
untuk melakukan jasa tertentu atau menyediakan jasa. Jasa adalah salah satu usaha
yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat saat ini, didasarkan pada sifat manusia
yang tidak bisa melakukan atau menyediakan kebutuhannya sendiri. Dibutuhkan
orang lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Jasa yang dijadikan dalam bahasan penulisan hukum ini adalah jasa
pengendalian hama (pest control). Pengendalian hama ini merupakan salah satu
kebutuhan masyarakat yang tidak bisa dipenuhi sendiri karena dalam melakukan
3
pembasmian dan/atau pengendalian hama dibutuhkan orang atau badan usaha
penyedia jasa yang bergerak di bidang tersebut, yang sudah pasti berkompeten.
Objek dari penelitian ini adalah PT. Imago Primadimensi Mandiri.
Perusahaan ini sudah bergerak cukup lama di bidang pengendalian hama (pest
control). Karena perusahaan ini sudah melakukan banyak perjanjian kerjasama
untuk melakukan jasa pengendalian hama, maka penulis tertarik untuk
menjadikan perusahaan ini objek penelitian.
Hal-hal yang akan penulis teliti antara lain apakah perjanjian kerja sama
antara PT. Imago Primadimensi Mandiri dengan beberapa perusahaan yang dalam
penulisan ini dipilih beberapa perjanjian kerjasama antara PT. Imago
Primadimensi Mandiri dengan beberapa mitra perusahaan, antara lain PT.
Asahimas Chemical, PT. Lekom Maras, PT. Nippon Shokubai Indonesia, dan PT.
Indo-Rama Synthetics Tbk., dapat digolongkan sebagai perjanjian kerjasama
untuk melakukan jasa tertentu, apakah jenis perikatan antara PT. Imago
Primadimensi Mandiri dengan perusahaan-perusahaan tersebut, serta apa sajakah
yang digolongkan sebagai wanprestasi di dalam perjanjian kerja tersebut dan
bagaimana cara penyelesaiannya.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa perjanjian kerjasama antara PT. Imago Primadimensi dengan
beberapa perusahaan digolongkan sebagai perjanjian untuk melakukan
jasa?
4
2. Mengapa perikatan yang muncul antara PT. Imago Primadimensi
Mandiri dengan beberapa mitra perusahaan tergolong sebagai
perjanjian yang berorientasi pada usaha (inspanning verbintenis)?
3. Bagaimanakah
menentukan adanya perbuatan wanprestasi yang
dilakukan oleh PT. Imago Primadimensi Mandiri terkait jenis
perikatannya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan
dari penulisan hukum ini adalah :
1. Tujuan Objektif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
perjanjian untuk melakukan jasa tertentu dalam bidang pengendalian
hama, apakah jenis perikatan yang timbul diantara perusahaan yang
melakukan perjanjian untuk melakukan jasa tersebut, ditinjau dari
beberapa perjanjian yang dilakukan oleh PT. Imago Primadimensi
Mandiri sebagai penyedia jasa pengendalian hama (pest control).
2. Tujuan Subjektif
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data dan bahan-bahan yang
akan digunakan dalam penyusunan penulisan hukum sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas
Hukum Universitas Gadjah Mada.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti :
a. Hasil dari penelitian ini akan digunakan untuk penulisan hukum
sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum.
b. Untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan penulis mengenai
ilmu hukum serta penerapannya di masyarakat.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan :
Penulisan hukum ini dapat digunakan untuk menambah referensi di
bidang ilmu pengetahuan, khususnya mengenai perjanjian untuk
melakukan jasa tertentu yang penulis rasa masih cukup kurang sumber
dan bahasan mengenai hal tersebut.
3. Bagi Masyarakat :
Untuk memberikan tambahan informasi dan pengetahuan kepada
masyarakat terkait jenis perjanjian untuk melakukan jasa tertentu dan
apabila masyarakat akan melakukan perjanjian sejenis di masa depannya.
E. Keaslian Penelitian
Perjanjian kerjasama atau perjanjian untuk melakukan jasa tertentu
secara umum sudah pernah diteliti dan dibahas sebelumnya. Secara singkat :
1. Skripsi Slamet Agung Nugroho pada tahun 2014 yang berjudul
“Pelaksanaan Perjanjian Jasa Perjalanan Wisata Melalui Sistem E6
Commerce antara Agen Perjalanan Exotika Lands dengan Konsumen”.
Yang penulis jadikan sebagai bahan referensi adalah pembahasan
mengenai perjanjian jasa serta wanprestasi dan penyelesaiannya.4
2. Skripsi Novianto Dwi Purnomo Marosso S. pada tahun 2015 yang
berjudul “Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Jasa Pengangkutan Batubara
antara PT. Senamas Energindo Mineral Dengan CV. 12 Saudara di
Kabupaten Barito Timur”. Yang penulis jadikan sebagai bahan referensi
adalah pembahasan apakah perjanjian kerjasama jasa pengangkutan
batubara antara PT. Senamas Energindo Mineral dengan CV. 12 Saudara
tersebut dapat dikualifikasikan sebagai perjanjian melakukan jasa.5
Secara teoritis antara penulisan hukum ini dengan hasil penelitian
dalam penulisan di atas memiliki kesamaan yaitu membahas perjanjian
untuk melakukan jasa tertentu. Namun secara praktis, objek jasa yang
dibahas dalam penulisan ini berbeda, karena objek jasa yang penulis teliti
adalah jasa pengendalian hama (pest control). Namun apabila terdapat
kesamaan maka hal tersebut terjadi bukan atas kesengajaan dari penulis.
4
Agung Nugroho. 2014. Pelaksanaan Perjanjian Jasa Perjalanan Wisata Melalui Sistem ECommerce antara Agen Perjalanan Exotika Lands dengan Konsumen. Skripsi Bagian Hukum
Perdata. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
5
Novianto Dwi Purnomo Marosso S. 2015. Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Jasa
Pengangkutan Batubara antara PT. Senamas Energindo Mineral Dengan CV. 12 Saudara di
Kabupaten Barito Timur. Skripsi Bagian Hukum Perdata. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
7
Download