MAKSI NEWSLETTER EDISI IX | SEPTEMBER 2017 Seminar Nasional dan Peluncuran Indeks Keuangan Daerah Dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM) yang ke-62 dan Dies Natalis Magister Akuntansi, FEB UGM yang ke-15, Magister Akuntansi FEB UGM menyelengarakan Seminar Nasional dengan tema “Pengelolaan Keuangan Daerah: Dari WTP Menuju Pengelolaan Keuangan yang Sehat dan Transparan” sekaligus meluncurkan Indeks Keuangan Daerah. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 7 September 2017, bertempat di Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada. Kegiatan ini berangkat dari hasil penelitian dosen dan mahasiswa Program Studi Magister Akuntansi, FEB UGM tentang kondisi keuangan dan transparansi pengelolaan keuangan daerah di Indonesia. Hasil penelitian ini dinilai perlu untuk disebarluaskan kepada para stakeholders (pengampu kepentingan) yakni pemerintah daerah, pemerintah pusat, DPRD, dan masyarakat bahwasanya kondisi dan transparansi keuangan di Indonesia masih belum optimal. Hal ini juga untuk mengubah mindset (pola pikir) para pemangku kepentingan bahwasanya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidaklah cukup untuk menggambarkan pengelolaan keuangan yang baik. Opini BPK tersebut baru sekedar menginformasikan bahwasanya laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Opini BPK belum mempertimbangkan kesehatan pengelolaan keuangan pemerintah daerah maupun transparansi pengelolaan keuangan daerah. Perlu upaya yang lebih optimal untuk dapat menciptakan kondisi keuangan yang sehat yang tidak hanya berorientasi mendapatkan opini WTP, namun juga memperhatikan substansi pengelolaan keuangan yang sehat dan transparan. Selain bertujuan mendiseminasikan kondisi keuangan dan transparansi pengelolaan keuangan daerah di Indonesia, dalam kegiatan ini juga dilaksanakan peluncuran Indeks Kondisi Keuangan Darah. Terdapat dua indeks yang diluncurkan yaitu Indeks Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah dan Indeks Kondisi Keuangan Pemda. Animo masyarakat terhadap acara ini sangat tinggi. Tercatat sebanyak 55 dari 75 kepala daerah atau yang mewakili hadir untuk menerima penghargaan. Total peserta sebanyak 410 peserta terdiri atas 77 peserta dari pemda regional Sumatera, 29 peserta dari pemda regional Maluku dan Maluku Utara, 16 peserta dari MAKSI NEWSLETTER pemda regional Papua dan Papua Barat, 38 peserta dari pemda regional Kalimantan, 42 peserta dari pemda regional Sulawesi, 31 peserta dari pemda regional Bali, NTB, dan NTT, 136 peserta dari pemda regional Jawa, serta 41 peserta dari pemerintah pusat, perguruan tinggi, para praktisi di bidang keuangan negara/daerah dan masyarakat umum. Jumlah tersebut belum termasuk ajudan yang mendampingi kepala daerah. Peserta yang hadir tersebut berasal dari 144 pemda di seluruh Indonesia terdiri dari 8 pemda pada regional Papua, 8 pemda pada regional Maluku dan Maluku Utara, 36 pemda pada regional Sumatera, 16 pemda pada regional Sulawesi, 17 pemda pada regional Kalimantan, 11 pemda pada regional Bali, NTB, dan NTT, serta 48 pemda pada regional Jawa. Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Dr. Paripurna SH, M.Hum, LL.M sebagai Wakil Rektor Bidang Usaha Kerja Sama dan Alumni, UGM, dilanjutkan dengan paparan sesi I. Paparan sesi I tentang “Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah” disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Dalam Negeri, Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Drs. Hamdani, MM., M.Si.,Ak.; Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., selaku ahli keuangan daerah dari UGM; Drs. Horas Mauritz Panjaitan, M.Ec.Dev selaku Direktur Pendapatan Daerah Kementerian Dalam Negeri; Ira Hayatunnisma, SE., MM selaku Kasi Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri. Sesi pertama dimoderatori oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Kerjasama, dan Alumni FEB UGM Amirullah Setya Hardi, Cand.Oecon., Ph.D. Setelah sesi pertama, acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada pemerintah daerah kategori kondisi keuangan dan transparansi pengelolaan keuangan daerah terbaik pada tingkat provinsi, yang dilanjutkan pemberian penghargaan kepada pemerintah daerah kategori transparansi pengelolaan keuangan daerah terbaik pada tingkat kabupaten/kota. Pemeringkatan kondisi keuangan didasarkan pada nilai Indeks Kondisi Keuangan (IKK) yang bersumber pada data Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota pada tahun anggaran 2015 yang mendapatkan opini “Wajar” oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan data sosio ekonomi yang diperoleh dari data publikasi Badan Pusat Statistik (Tahun 2015). Indeks Kondisi Keuangan Daerah secara ringkas dihitung berdasarkan pada 7 dimensi pembentuk kondisi keuangan daerah yakni solvabilitas jangka pendek, solvabilitas jangka panjang, solvabilitas anggaran, kemandirian keuangan, fleksibilitas keuangan, solvabilitas layanan dan solvabilitas operasional. EDISI IX | SEPTEMBER 2017 Metodologi penghitungan IKK sudah teruji secara valid, konsisten dan praktis. Pemeringkatan transparansi pengelolaan keuangan daerah bermula dari adanya Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang menyatakan bahwa setiap badan publik, termasuk pemerintah daerah, berkewajiban menerbitkan informasi publik atas setiap aktivitas yang dilaksanakannya. Transparansi pengelolaan keuangan daerah didasarkan pada data yang dipublikasikan pada website resmi pemerintah daerah pada tahun 2016 dengan mempertimbangkan keruntutan frekuensi pengungkapan pada 3 tahun sebelumnya. Terdapat 27 indikator yang diteliti bersumber pada PP 58 Tahun 2005, Permendagri 13 Tahun 2006, Instruksi Mendagri No. 188.52/1797/SJ/2012, Perpres 54 Tahun 2010, PP 56 Tahun 2005 Jo. PP 65 Tahun 2010. Ke-27 indikator tersebut meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan, serta pelaporan dan pertanggungjawaban APBD. Pada sesi penganugerahan indeks kondisi dan transparansi pengelolaan keuangan daerah terbaik, dihadiri oleh 55 kepala daerah (yang mewakili) dari 75 pemda peraih penghargaan terbaik atau sebanyak 73,3%. Kepala Daerah yang menerima penghargaan tidak dipungut biaya kontribusi. Kontribusi berlaku hanya untuk peserta. Seminar ini juga memberikan kesempatan kepada para peserta yang memiliki keterbatasan anggaran dengan memberikan dispensasi kelonggaran biaya. Kegiatan sesi kedua dilanjutkan dengan diskusi panel “Pengelolaan Keuangan Daerah: Dari WTP Menuju Pengelolaan Keuangan yang Sehat dan Transparan”. Diskusi panel disampaikan oleh Dr. Bambang Pamungkas, M.B.A., CA., Ak., CIMBA selaku Auditor Utama Keuangan Negara V BPK RI dan Drs. Gatot Darmasto, Ak., MBA., CFrA., CA., CRMA., QIA selaku Kepala Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan dimoderatori oleh Dosen FEB UGM, Rusdi Akbar, M.Sc., Ph.D.,CMA. MAKSI NEWSLETTER Pada sesi ketiga materi disampaikan oleh Dosen FEB UGM dan merupakan praktisi di bidang Keuangan Daerah, Irwan Taufiq Ritonga, M.Bus., Ph.D dan Ubaidi Socheh Hamidi selaku Direktur Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK), Kementerian Keuangan, yang memaparkan tentang “Metodologi Pengukuran Indeks Transparansi dan Kondisi Keuangan”. Sesi ketiga dimoderatori oleh Dosen FEB UGM, Taufikur Rahman, S.E., M.B.A. Pelatihan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Banjarmasin Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bagi laporan keuangan pemerintah daerah layaknya kalimat syahadat bagi muslim. Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Banjarmasin, drh. Rusmin Ardhalewa, MS saat pembukaan kegiatan pelatihan teknis penyusunan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Banjarmasin yang dilaksanakan pada 13-14 September 2017. Kegiatan yang diikuti oleh pegawai dari berbagai SKPD di Kota Banjarmasin tersebut diselenggarakan oleh Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Badan Keuangan Daerah Kota Bajarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. Menurut Rusmin Ardhalewa, opini WTP dari BPK mutlak diraih oleh setiap pemerintah daerah. Karena dengan diraihnya opini WTP, maka pemerintah daerah telah menunjukan kinerja yang baik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Namun layaknya seorang mualaf yang baru saja menjadi muslim, opini WTP hanyalah sebagai pintu masuk kepada pengelolaan keuangan pemerintahan daerah yang amanah. Selanjutnya, keuangan pemerintah daerah harus dikelola dengan hati-hati dan teliti sesuai amanah peraturan dan perundangan. Untuk dapat menyusun laporan keuangan pemerintah daerah yang transparan dan akuntanbel, diperlukan bimbingan dari akademisi yang mendalami bidang keuangan daerah. Berpijak pada tujuan tersebut, para pegawai dari berbagai SKPD di kota Banjarmasin ‘berguru’ kepada Program Studi Maksi FEB UGM dalam Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD. Sebagai salah satu program studi yang mendalami keuangan daerah, Program Studi Maksi FEB UGM berkomitmen melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan mengabdi kepada masyarakat baik dengan memberikan pelatihan maupun bimbingan teknis. EDISI IX | SEPTEMBER 2017 Berikut adalah daftar pemerintah daerah yang menerima penghargaan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Pemerintah Provinsi Aceh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Pemerintah Kabupaten Natuna Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota Pemerintah Kabupaten Bintan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Pemerintah Kabupaten Malang Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Pemerintah Kota Magelang Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara Pemerintah Kota Balikpapan Pemerintah Kota Parepare Pemerintah Kabupaten Gorontalo Pemerintah Kota Makassar Pemerintah Kota Mataram Pemerintah Kabupaten Badung Pemerintah Kabupaten Klungkung Pemerintah Kota Ambon Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Pemerintah Kota Ternate Pemerintah Kabupaten Keerom Pemerintah Provinsi Riau Pemerintah Kota Subulussalam Pemerintah Kota Batam Pemerintah Kota Prabumulih Pemerintah Kota Sabang Pemerintah Kota Pariaman Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai Pemerintah Kabupaten Aceh Besar Pemerintah Kabupaten Gayo Lues Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Pemerintah Kota Tangerang Selatan Pemerintah Kota Banjar Pemerintah Kota Magelang Pemerintah Kota Tangerang Pemerintah Kabupaten Tangerang Pemerintah Kabupaten Pangandaran Pemerintah Kabupaten Bekasi Pemerintah Kabupaten Bogor Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Pemerintah Kota Balikpapan Pemerintah Kota Banjarbaru Pemerintah Kota Pontianak Pemerintah Kabupaten Berau Pemerintah Kabupaten Sukamara Pemerintah Kabupaten Lamandau Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat Pemerintah Kota Kotamobagu Pemerintah Kota Makassar Pemerintah Kota Manado Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Pemerintah Kabupaten Buton Utara Pemerintah Kota Denpasar Pemerintah Kabupaten Badung Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah Pemerintah Provinsi Maluku Utara Pemerintah Kota Tidore Kepulauan Pemerintah Kota Ambon Pemerintah Kota Jayapura Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni MAKSI NEWSLETTER EDISI IX | SEPTEMBER 2017 Kuliah Umum Kebijakan Fiskal untuk Mewujudkan Masyarakat yang Adil dan Makmur Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan wawasan pengetahuan para mahasiswa, Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Program Studi Magister Ekonomika Pembangunan (MEP) FEB UGM mengundang Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Prof. Dr. Mardiasmo, M.B.A. untuk memberikan kuliah umum bagi mahasiswa Program Studi Maksi dan MEP FEB UGM. Kuliah umum dengan tajuk Kebijakan Fiskal untuk Mewujudkan Masyarakat yang Adil dan Makmur, disampaikan di Auditorium Djarum, FEB UGM pada Jumat, 22 September 2017. Kegiatan yang dibuka oleh Dekan FEB UGM, Eko Suwardi, M.Sc, Ph.D ini dimoderatori oleh Ketua Program Studi Maksi FEB UGM, Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A. Dalam kuliahnya, Prof. Dr. Mardiasmo, M.B.A. menyampaikan, untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur diperlukan berbagai kebijakan yang tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Mengingat perbedaan kesejahteraan di Indonesia tampak kasat mata, diperlukan tindakan nyata dari pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satu kebijakan yang diterapkan oleh Kementerian Keuangan adalah kebijakan fiskal sesuai dengan Nawa Cita ke7 “Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Menggerakkan Sektor-Sektor Strategis Ekonomi Domestik Penguatan Kapasitas Fiskal Negara”. Sasaran yang ingin diwujudkan adalah meningkatnya kapasitas fiskal negara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong strategi industrialisasi dalam rangka transformasi ekonomi dengan tetap mempertahankan keberlanjutan fiskal melalui peningkatan mobilisasi penerimaan negara dan peningkatan kualitas belanja negara serta optimalisasi pengelolaan risiko pembiayaan atau utang. Salah satu upaya untuk meningkatkan penerimaan negara adalah melalui penerimaan pajak. Berbagai “jurus” yang diterapkan oleh Kementerian Keuangan untuk meningkatkan penerimaan negara melalui pajak terdiri dari; penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) & kelembagaan (perpajakan dan kepabeanan), termasuk peningkatan jumlah SDM pajak dan kepabeanan menjadi dua kali lipat pada tahun 2019 yang disertai dengan upaya peningkatan kualitasnya; ekstensifikasi dan intensifikasi pengumpulan pajak terutama Pajak Pertambahan Nilai (PPN) & Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi; peningkatan akses kepada data pihak ketiga, terutama perbankan; dan dukungan dari institusi penegak hukum guna menjamin ketaatan pembayaran pajak (tax compliance). Selain itu akan dilakukan juga peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Diharapkan pada tahun 2019 penerimaan negara akan naik menjadi 14% dari produk Domestik Bruto (PDB). Selain berbagai jurus tersebut, Kementerian Keuangan juga jurus jitu lain seperti tax amnesty dan reformasi perpajakan. Kegiatan yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa baik dari program sarjana dan pasca sarjana ini juga dihadiri oleh sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Kementerian Keuangan, Kusmanadji dan Kepala Balai Diklat Keuangan Yogyakarta Ririn Mardiani. Pada sesi terakhir, Prof. Dr. Mardiasmo, M.B.A. memberikan kesempatan bagi para peserta yang “penasaran” untuk mengajukan pertanyaan dan masukan bagi kebijakan yang diterapkan oleh Kementerian Keuangan. Diharapkan dengan adanya kuliah umum serupa, para mahasiswa tidak hanya belajar berdasarkan teori namun juga data dan fakta di lapangan sehingga memberikan nilai tambah bagi para lulusan Universitas Gadjah Mada. Magister Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada ======================================= Jl. Sosiohumaniora No 1 Bulaksumur Yogyakarta Telp (0274) 548517 | (0274) 513109 Email : [email protected]