lighting - WordPress.com

advertisement
LIGHTING
1. Dasar Pencahayaan
Cahaya merupakan gelombang elektromagnestis yang diterima oleh
indera penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon,
menanggapi ransangan cahaya terebut.
Sederhanya, tanpa cahaya maka benda tidak akan kelihatan. Atas dasar
itulah, produksi film dan video memerlukan cahaya agar subyek bisa terlihat.
Pencahayaan televisi dan film memiliki fungsi-fungsi berikut:
a. Menyinari obyek/subyek
b. Menciptakan gambar yang artistik,
c. Menghilangkan bayangan yang tidak perlu
d. Membuat efek khusus.
Menyinari objek artinya memberikan pencahyaan agar objek atau
subjek bisa terlihat jelas sesuai konsep film itu sendiri. Tidak semua bayangan
itu diperlukan dan tidak semua bayangan tidak diperlukan. Dengan
pencahayaan tetentu bayangan bisa dihilangkan, dikurangi, atau bahkan
ditambah. Perlu tidaknya bayangan atau shadow, lagi-lagi sangat tergantung
dari konsep film itu sendiri.
2. Unsur-Unsur Lighting
Dalam tata cahaya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan,
antara lain :
a. Tersedianya peralatan dan perlengkapan. Yaitu tersedianya cukup lampu,
kabel, holder dan beberapa peralatan yang berhubungan dengan lighting dan
listrik. Tidak ada standard yang pasti seberapa banyak perlengkapan
tersebut, semuanya bergantung dari kebutuhan naskah yang akan
dipentaskan.
b. Tata letak dan titik fokus. Tata letak adalah penempatan lampu sedangkan
titik fokus adalah daerah jatuhnya cahaya. Pada umumnya, penempatan
lampu dalam pementasan adalah di atas dan dari arah depan panggung,
sehingga titik fokus tepat berada di daerah panggung. Namun semuanya itu
sekali lagi bergantung dari kebutuhan naskah. Teori lain mengatakan
idealnya, lighiting dalam sebuah pementasan (apapun jenis pementasan itu)
tata cahaya harus menerangi setiap bagian dari panggung, yaitu dari arah
depan, dan belakang, atas dan bawah, kiri dan kanan, serta bagian tengah.
c. Keseimbangan warna. Maksudnya adalah keserasian penggunaan warna
cahaya yang dibutuhkan. Hal ini berarti, lightingman harus memiliki
pengetahuan tentang warna.
d. Penguasaan alat dan perlengkapan. Artinya lightingman harus memiliki
pemahaman mengenai sifat karakter cahaya dari perlengkapan tata cahaya.
Tata cahaya sangat berhubungan dengan listrik, maka anda harus berhatihati jika sedang bertugas menjadi light setter atau penata cahaya.
e. Pemahaman naskah. Artinya lightingman harus paham mengenai naskah
yang akan dipentaskan. Selain itu, juga harus memahami maksud dan jalan
pikiran sutradara sebagai ‘penguasa tertinggi’ dalam pementasan.
Dalam sebuah pementasan, semua orang memiliki peran yang sama
pentingnya antara satu dengan lainnya. Jika salah satu bagian terganggu, maka
akan mengganggu jalannya proses produksi secara keseluruhan. Begitu pula
dengan “tukang tata cahaya’. Dia juga menjadi bagian penting selain sutradara
dan aktor, disamping make up, stage manager, dan unsur lainnya. Dengan kata
lain, lightingman juga harus memiliki disiplin yang sama dengan semua
pendukung pementasan.
Dari paparan di atas, semuanya dapat dicapai dengan belajar mengenai
tata cahaya dan unsur pendukung lainnya.
3. Three Points Lighting
Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan
dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key
Light, Fill Light, Back Light.
Gambar 10.1 Konsep Pengaturan “Three Point” Cahaya
Key Light adalah pencahayaan utama yang diarahkan pada objek.
Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight
lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan,
keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.
Fill Light merupakan pencahyaan pengisi, biasanya digunakan untuk
menghilagkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light
ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama
dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key
light.
Back Light, pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk
meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang.
Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan
backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu
saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang
akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut
hitam.
Selain 3 poin pencahayaan tadi masih ada jenis pencahyaan lainnya,
yakni Background Light dimaksudkan agar setting/panggung tetap bisa
kelihatan dengan baik.
4. Arah Cahaya
Arah cahaya dari pencahayaan akan bergantung pada ketinggian dan
sudut dari sumber cahaya tadi. Dari atas, bawah, atau rata dengan obyek?
Dengan demikian kita akan tahu bayangan yang dihasilkan cahaya tadi jatuh
dimana. Peletakan sumber cahaya di atas subyek akan menghasilkan efek yang
berbeda jika dibandingkan dengan peletakkan sumber cahaya dari arah bawah
subyek. Arah pencahyaan ini biasanya disebut sebagai down angle dan up angle.
Dengan down angle akan menghasilkan bayangan yang jatuh kea rah tubuh
(kalau subyeknya orang). Sebagai contoh, konsep down angle bisa dilakukan
pada scene interograsi, akan kelihatan dramatis. Sedangkan up angle akan
menghasilkan pencahayaan yang kurang lazim, namun dengan penempatan
pencahayaan seperti ini subyek akan kelihatan powefull dan gagah.
Pencahayaan, atau lighting, bisa digolongkan dalam berbagai bahasan.
Umumnya kita membahas lightingberdasarkan jenisnya, sumbernya, dan arah
datangnya. Berdasar jenis cahaya kita kenal ada hard light, soft light dsb.
Berdasar sumber bisa cahaya tentu dibagi dalam beberapa macam sumber
cahaya seperti matahari, lampu studio dsb. Sedangkan menurut arah datangnya
cahaya, bisa digolongkan dalam cahaya depan, cahaya samping dan cahaya
belakang.
Gambar 10.2 Contoh Aplikasi Threepoint Lightning
5. Jenis Cahaya
Secara sederhana jenis cahaya dibagi dalam dua kelompok yaitu cahaya
keras (hard light) dan cahaya lembut (soft light). Cahaya keras cenderung punya
intensitas tinggi yang menyulitkan kamera untuk mengukur eksposur yang
tepat, dan berpotensi membuat pantulan pada objek yang difoto. Hard light juga
akan membuat bayangan yang tegas sehingga kurang cocok untuk foto
profesional. Cahaya keras contohnya dihasilkan oleh semua lampu kilat pada
kamera, atau sinar matahari langsung yang menyorot ke objek foto
6. Arah datangnya Cahaya
Yang menarik adalah pembahasan mengenai arah datangnya cahaya.
Menarik karena bila disiasati dengan tepat, bisa didapat foto yang dramatis,
namun bila salah maka hasilnya akan mengecewakan.
a. Cahaya depan : sesuai namanya, arah datangnya sinar lurus dari depan
objek. Cahaya dari depan ini akan memberikan penerangan yang merata di
seluruh bidang foto, sehingga didapat foto yang flat tanpa tekstur terang
gelap. Meski secara umum foto seperti ini baik, namun terkadang kurang
artistik karena kontrasnya rendah.
b. Cahaya samping : ini adalah teknik foto yang cukup artistik dengan
mengandalkan cahaya yang datang dari arah samping objek foto. Sinar dari
samping ini bisa menghasilkan bayangan dan bisa membuat area terang
gelap yang bila secara jeli dioptimalkan maka bisa mendapat foto yang
artistik. Contoh pemakaian adalah untuk fotografi windows lighting, dengan
si model berdiri di samping jendela dan cahaya menyinari bagian samping
dari si model.
c. cahaya belakang (backlight) : suatu kondisi yang bisa menghasilkan foto
yang baik atau bahkan buruk, tergantung niatnya. Prinsipnya backlight akan
membuat objek foto jadi siluet, sehingga tentukan dulu apakah siluet ini
memang hasil yang diinginkan atau tidak. Bila kita tidak sedang ingin
membuat foto siluet, usahakan menghindari memotret dengan backlight.
Meski ada trik untuk mengatasi backlight, tapi hasilnya tidak akan optimal.
Maka itu usahakan merubah posisi objek bila berhadapan dengan cahaya
dari belakang.
7. White Balance
White balance adalah istilah dalam fotografi/videografi untuk kalibrasi
titik berwarna putih. Sebagaimana dijelaskan pada bagian suhu warna / color
temperature, warna yang dianggap putih dapat bervariasi tergantung pada
kondisi pencahayaan. Konsep "warna putih" menjadi bukan sesuatu yang
absolut.
Kebanyakan kamera digital dapat diatur untuk memilih warna putih
sesuai selera Anda, biasanya dengan cara mengarahkan kamera ke obyek
berwarna putih dalam sinaran cahaya yang ada, teknik ini disebut manual white
balance.
Beberapa kamera dapat juga mendeteksi adanya cahaya sekitar dan
menentukan sendiri warna putih yang dimaksud - hal ini disebut automatic
white balance. Sedangkan pemilihan white balance berdasarkan pilihan jenis
lampu yang disediakan pada kamera digital disebut pre-set white balance.
8. Jenis- Jenis White Balance
a. Auto
Kamera akan menebak temperatur warna berdasar program yang ditanam
dari sononya oleh pembuat kamera. Anda bisa menggunakannya pada
kebanyakan situasi, namun tidak disetiap situasi (misal: memotret saat
sunset/sunrise)
b. Tungsten
Disimbolkan dengan ikon bohlam. Karena itu cocok digunakan saat anda
memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam.
c. Fluorescent
Disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat memotret di ruangan
dengan pencahayaan lampu neon.
d. Daylight
Biasanya dengan simbol matahari, gunakan saat berada di bawah sinar
matahari
e. Cloudy
Disimbolkan dengan awan, gunakan saat memotret di cuaca mendung
f. Flash
Simbolnya kilat, jika anda menggunakan lampu flash (strobe) gunakan
preset ini.
g. Shade
Biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret dalam
rumah (siang hari) atau anda berada di daerah bayangan – bukan sinar
matahri langsung.
Gambar 10.3 Jenis-Jenis White Balance
Gambar 10.4 Hasil Penggunaan Settingan White Balance
Perhatikan bahwa ukuran fisik sebenarnya dari gambar tidak relevan - rasio
aspek hanya merujuk kepada hubungan antara lebar dan tinggi.Tiga aspek rasio
yang paling umum ditunjukkan di bawah ini. Ada banyak variasi di samping ini
tetapi kebanyakan video dan film produksi menggunakan salah satu format.
9. Peralatan Tata Cahaya
Berikut ini macam - macam peralatan tata cahaya untuk studio foto,
maupun panggung :
a. PAR 64 (Parabolic Aluminized Reflector 64)
Gambar 10.5 PAR 64 (Parabolic Aluminized Reflector 64)

Berisi bohlam PAR 64 dengan kapasitas 1000 Watt

Bohlam PAR sendiri terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu CP 60 (very
narrow spot), CP 61 (medium/narrow spot), dan CP 62 (flood)

Penggunaan macam bohlam PAR ini biasanya ditentukan dari posisi
peletakan dan keperluan dari acara tersebut

Terbuat dari aluminium

Terdiri dari 2 warna, yaitu hitam dan silver

Dilengkapi dengan filter frame

Biasanya disertakan juga warna dari filter tersebut
b. Flood Halogen / CYC
Gambar 10.6 Flood Halogen

Berisi bohlam halogen dengan kapasitas 1000 Watt

Biasanya digunakan untuk menerangi area panggung atau area audience
c. Fresnel
Gambar 10.7 Fresnel

Berisi bohlam fresnel dengan kapasitas 1000 Watt atau 2000 Watt

Penggunaan lampu jenis ini sebagai lampu netral dan biasanya dipakai
untuk keperluan studio TV, yang membutuhkan kejernihan hasil gambar
yang dihasilkan oleh kamera video
d. Effect Lights
Gambar 10.8 Effect Lights
Salah satu komponen dari peralatan tata cahaya yang akhir-akhir ini sering
dipergunakan adalah lampu efek yang terbagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu
scanner dan moving light. Sama seperti peralatan tata cahaya yang lain,
berbagai merek lampu efek dapat kita jumpai di pasaran. Kapasitas bohlam
biasanya lebih bervariasi, seperti mulai dari kapasitas 250 Watt, 575 Watt,
1200 Watt, bahkan yang terbaru ada yang berkapasitas 1500 Watt dan 2000
Watt. Peralatan ini dikendalikan secara otomatis melalui komputer atau
lighting console
e. Scanners
Gambar 10.9 Scanners

Gerakan vertikal : ± 230°

Gerakan horisontal : ± 75°

Alat ini mempunyai gerakan yang cepat karena reflektor berupa cermin
dan sekaligus memiliki kelemahan yaitu jangkauan area yang terbatas
f. Moving Lights
Gambar 10.10 Moving Lights

Gerakan vertikal : ± 540°

Gerakan horisontal : ± 267°

Lampu jenis ini terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu moving light wash dan
moving light profile / spot. Perbedaan kedua jenis ini terletak pada gobo

Memiliki beberapa fasilitas yang lebih lengkap daripada scanner, misal
pada fungsi iris, zoom atau frost.

Gerakan alat ini relatif lebih lambat daripada scanner tetapi memiliki
jangkauan area yang lebih luas
g. Follow Spot
Gambar 10.11 Follow Spot

Alat ini dipergunakan untuk menyorot penampil yang ada dipanggung
yang menjadi sorotan utama, seperti MC, bintang tamu atau seseorang
yang spesial dalam acara tersebut

Kapasitas bohlam beragam, mulai dari 575 Watt hingga 5000 Watt.
Demikian juga dengan jenis bohlam.

Dikendalikan secara manual.
h. City Light Color/ Wash
Gambar 10.12 City Light Color/ Wash

Salah satu peralatan yang cukup sering dipergunakan adalah city light
color / wash.

Dipakai untuk membuat nuansa warna pada suatu area acara. Sering
difungsikan sebagai alternatif pengganti lampu PAR.

Kapasitas bohlam 2500 Watt.

Dikendalikan secara otomatis melalui komputer atau lighting console.
i. Mirror Ball
Gambar 10.13 Mirror Ball

Berupa bulatan bola yang ditempeli dengan ratusan kaca

Tidak menghasilkan sinar tetapi bisa merefleksikan sinar.

Nama keren yang sering diucapkan adalah “bola disko”.
j. Smoke Machine
Gambar 10.14 Smoke Machine

Efek asap yang dipergunakan untuk memperjelas garis-garis sinar yang
dipancarkan oleh lampu PAR dan lampu efek.

Dapat dikendalikan secara otomatis melalui program komputer atau
lighting console, ataupun manual.
10. Fungsi Tata Cahaya
Secara umum, tata cahaya berfungsi untuk membentuk situasi,
menyinari gerak pelaku, dan mempertajam ekspresi demi penciptaan karakter
pelaku. Dengan demikian, imajinasi publik ke situasi tertentu, yang tragis, yang
sublim, yang lepas dari dunia keseharian atau spesifik iluminasi.
Secara khusus, tata cahaya dapat berfungsi untuk :
a. Mengadakan Pilihan Bagi Segala Hal Yang Diperlihatkan
Hal yang sangat penting bagi cahaya lampu adalah dapat berperan di atas
panggung untuk membiarkan penonton dapat melihat dengan enak dan
jelas. Apa yang terlihat akan bergantung pada sejumlah penerangan, ukuran
objek yang tersorot cahaya, sejumlah cahaya pantulan objek, kontrasnya
dengan latar belakang, dan jarak objek dan pengamatnya.
b. Mengungkapkan Bentuk
Jika sebuah pementasan lakon disoroti dengan cahaya lampu biasa, maka
para pemeran, dan peralatan (properti), dan semua bagian dari skeneri akan
nampak datar atau flat, tidak menarik. Di sini tidak nampak sinar tajam
(high-light), tidak ada bayangan, dan monoton. Agar objek yang terkena
cahaya nampak dengan bentuk yang wajar, maka penyebaran sinar harus
memiliki
tinggi-rendah
derajat
pencahayaan
yang
memberikan
keanekaragaman hasil perbedaan tinggi-rendahnya derajat pencahayaan itu.
Pengungkapan bentuk pada hakikatnya disempurnakan oleh pencahayaan.
Sudut datang cahaya dan arah cahaya lampu khusus, harus diramu bersama
dengan hati-hati sehingga menghasilkan pencahayaan yang seimbang
hingga ada pembeda antara keremangan dan bayangan. Kontras dan
keanekaragaman warna juga merupakan bagian-bagian yang harus dapat
dibedakan sehingga dapat memikiat perhatian penonton.
c. Membuat Gambar Wajar
Di dalam fungsi ini, juga termasuk cahaya lampu tiruan yang menciptakan
gambaran cahaya wajar yang memberi petunjuk terhadap waktu sehari-hari,
waktu setempat, dan musim.
d. Membuat Komposisi
Membuat komposisi dengan cahaya adalah sama dengan menggunakan
cahaya sebagai elemen rancangan. Hal ini terkait dengan kebutuhan skeneri,
objek mana yang harus disorot dengan intensitas yang rendah/tinggi hingga
berkomposisi bagus, pola-pola bayangan juga harus diperhatikan.
e. Menciptakan Suasana (Hati/Jiwa)
Dengan pengaturan cahaya diharapkan dapat menciptakan suasana
termasuk adanya perasaan atau efek kejiwaan yang diciptakan oleh pemeran
dengan didukung oleh cahaya.
11. Peralatan Tata Cahaya untuk Foto dan Video
Di bawah ini beberapa peralatan dan perlengkapan studio foto atau
video, diantaranya :
a. Ruang Studio
Luas ukuran minimal dari studio foto tergantung dari jenis foto apa yang
akan dihasilkan, jika hanya Pas foto tentu saja tidak memerlukan ruang
studio yang luas seperti pada foo keluarga aau grup yang memerlukan
ruangan yang besar. Jadi tidak ada ukuran maksimal atau minimal dari
studio tersebut.
Pada tahap awal studio dapat berukuran 3 x 4 m atau 4 x 6 m
pertimbangannya menyangkut perlengkapan yang harus disimpan seperti
kamera, lampu background dan lain-lain.
b. Kamera dan Lensa
Ada tiga jenis kamera saat melakukan pemotretan di studio, yaitu kamera
format kecil yg biasa disebut kamera 35mm, kamera medium format dan
kamera format besar. Setiap kamera memiliki kelebihan dan kekurangan.
Untuk pemotretan portrait, biasanya digunakan kamera format medium,
sedangkan pemotretan still life memakai kamera format besar. Akan tetapi
bukan berarti kamera format kecil atau kamera 35mm tidak dapat digunakan
untuk pemotretan studio. Saat ini sudah banyak studio foto yang memakai
kamera dengan format 35mm untuk pemotretan portrait di studio.
c. Cable Release
Fungsi dari alat ini adalah sebagai pengganti tombol pelepas rana. Alat ini
akan memudahkan fotografer ketika menekan tombol pelepas rana sehingga
mengurangi risiko bergoyangnya kamera (shake) terutama pade pemotretan
dengan kecepatan rana rendah atau bulb.
d. Electronic Flash Head
Electronic Flash Head atau lampu flash studio adalah lampu yang
menyalurkan gas seketika dan memproduksi cahaya berdurasi singkat.
e. Kabel Sinkronisasi
Kabel ini berfungsi sebagai pemicu agar lampu studio menyala yang mana
kabel ini menghubungkan kamera dengan lampu studio.
f. Triger dan Receiver
Alat ini dipasang di kamera dan lampu studio agar lampu studio bias
menyala saat tombol rana kamera ditekan, pemasangan alat ini
dimaksudkan agar fotografer dapat leluasa bergerak tanpa direpotkan oleh
kabel sinkronisasi yang terpasang dikamera.
g. Alat Pengukur Cahaya / Flash Meter / Light Meter
Alat ini mengukur cahaya yang dikeluarkan oleh lampu studio dan
digunakan untuk menentukan bukaan diafragma yang seharusnya di pakai
dikamera, Sebelum menggunakan alat ini dilakukan penyetelan kecepatan
rana dan iso yang digunakan
h. Alat Pengukur Suhu Warna / Color Meter
Untuk mengetahui suhu warna/white balance yang tepat dari sumber cahaya
yang digunakan pada saat pemotretan berlangsung digunakan alat pengukur
suhu warna atau color meter. Alat ini menginformasikan mengenai tinggi
rendahnya suhu warna sehingga bias didapat nilai dari white balance yang
akan disetting di kamera atau penggunaan filter warna yang tepat untuk
kamera.
Suhu warna atau white balance dari lampu studio yang masih baru biasanya
berkisar 5500 Kelvin atau lebih sehingga hasil yang didapat menjadi kebirubiruan dan seiring dengan pemakaian dari lampu flash studio tersebut suhu
warna berangsur-angsur turun hingga bisa mencapai 4300 Kelvin dan
menjadi kekuning-kuningan. Dengan alat pengukur suhu warna tersebut
maka akan bisa didapat suhu warna yang tepat.
i. Standar Reflektor
Biasanya setiap pembelian lampu flash studio dillengkapi dengan standar
reflector yang menghasilkan cahaya yang langsung dan keras.
j. Reflektor
Reflektor digunakan untuk memberikan cahaya tambahan yang merupakan
pantulan dari cahaya utama, reflector dipasaran terdiri dari 3 warna yaitu
putih, perak dan emas dimana masing-masing warna mempunyai karakter
dari pentulannya tersebut.
k. Payung Studio
Payung Studio digunakan untuk menghasilkan efek bayangan yang lebih
halus serta pancaran cahaya yang lebih luas di bandingkan dengan standar
reflector. Alat ini sangat efektif digunakan pada pemotretan yang
membutuhkan cakupan area cahaya yang luas, namun dibanding dengan
standar reflector pancaran cahaya dari payung ini lebih sulit di arahkan.
l. Softbox
Softbox digunakan untuk menghasilkan efek cahaya yang lebih halus lagi
dibandingkan dengan payung, cahaya yang dihasilkan lebih terarah karena
cakupan cahaya yang dihasilkan softbox lebih terbatas, ukuran softbox juga
mempengaruhi hasil yang didapat, semakin besar ukuran softbox akan
semakin lembut cahaya yang dihasilkan. Softbox dapat menghasilkan efek
bayangan persegi pada mata model.
m. Octo Dome
Octo Dome sama seperti Softbox menghasilkan efek cahaya yang lebih
halus dan cahaya yang terarah, selain itu octodome menghasilkan efek
bayangan segi delapan pada pupil mata model.
n. Snoot
Snoot digunakan untuk mengarahkan pencahayaan ke bagian tertentu saja
agar mendapatkan efek spot. Alat ini biasanya digunakan diatas dan
dibelakang objek untuk menyinari rambut sehingga objek terpisah dengan
latar belakang, misalnya untuk Hairlight.
Download