Peralatan Tata Cahaya Untuk Studio Foto dan Video

advertisement
SMK SATRIA - Kelompok Teknologi Informasi dan Komunikasi
Bidang Keahlian
Kompetensi Keahlian
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Guru Pengajar
: Tehnik Komputer dan Informatika
: Multimedia
: Memahami Cara Penggunaan Peralatan Tata Cahaya
: XII MM / 7
: Aji Gunawan, SE, MM
MEMAHAMI CARA PENGGUNAAN PERALATAN TATA CAHAYA
A. TATA CAHAYA PEMENTASAN (LIGHTING)
1. Mengenal Pencahayaan (Lighting)
Salah satu unsur penting dalam pementasan teater adalah tata cahaya atau lighting.
Pencahayaan (Lighting) adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah untuk
menerangi suatu obyek / panggung untuk mendukung sebuah pementasan. Sebab, tanpa adanya
cahaya, maka pementasan tidak akan terlihat. Secara umum itulah fungsi dari tata cahaya.
Dalam teater, lighting terbagi menjadi dua yaitu :
1. Lighting sebagai Penerangan, yaitu fungsi lighting yang hanya sebatas menerangi tempat
beserta unsur-unsurnya serta agar pementasan dapat terlihat dengan jelas.
2. Lighting sebagai Pencahayaan, yaitu fungsi lighting sebagai unsur artisitik pementasan. Yang
satu ini bermanfaat untuk membentuk dan mendukung suasana sesuai dengan tuntutan
naskah. Bisa menentukan peran dan suasana, wajah tokoh-tokoh yang sedang berperan.
2. Unsur-Unsur Dalam Lighting :
Dalam tata cahaya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan, antara lain :
1. Tersedianya peralatan dan perlengkapan. Yaitu tersedianya cukup lampu, kabel, holder dan
beberapa peralatan yang berhubungan dengan lighting dan listrik. Tidak ada standard yang
pasti seberapa banyak perlengkapan tersebut, semuanya bergantung dari kebutuhan naskah
yang akan dipentaskan.
2. Tata letak dan titik fokus. Tata letak adalah penempatan lampu sedangkan titik fokus adalah
daerah jatuhnya cahaya. Pada umumnya, penempatan lampu dalam pementasan adalah di
atas dan dari arah depan panggung, sehingga titik fokus tepat berada di daerah panggung.
Namun semuanya itu sekali lagi bergantung dari kebutuhan naskah. Teori lain mengatakan
idealnya, lighiting dalam sebuah pementasan (apapun jenis pementasan itu) tata cahaya harus
menerangi setiap bagian dari panggung, yaitu dari arah depan, dan belakang, atas dan
bawah, kiri dan kanan, serta bagian tengah.
3. Keseimbangan warna. Maksudnya adalah keserasian penggunaan warna cahaya yang
dibutuhkan. Hal ini berarti, lightingman harus memiliki pengetahuan tentang warna.
4. Penguasaan alat dan perlengkapan. Artinya lightingman harus memiliki pemahaman
mengenai sifat karakter cahaya dari perlengkapan tata cahaya. Tata cahaya sangat
berhubungan dengan listrik, maka anda harus berhati-hati jika sedang bertugas menjadi light
setter atau penata cahaya.
5. Pemahaman naskah. Artinya lightingman harus paham mengenai naskah yang akan
dipentaskan. Selain itu, juga harus memahami maksud dan jalan pikiran sutradara sebagai
‘penguasa tertinggi’ dalam pementasan.
Dalam sebuah pementasan, semua orang memiliki peran yang sama pentingnya antara
satu dengan lainnya. Jika salah satu bagian terganggu, maka akan mengganggu jalannya proses
produksi secara keseluruhan. Begitu pula dengan “tukang tata cahaya’. Dia juga menjadi bagian
penting selain sutradara dan aktor, disamping make up, stage manager, dan unsur lainnya.
Dengan kata lain, lightingman juga harus memiliki disiplin yang sama dengan semua pendukung
pementasan.
Dari paparan di atas, semuanya dapat dicapai dengan belajar mengenai tata cahaya dan
unsur pendukung lainnya.
3. Filter Cahaya
Perlu diperhatikan bahwa warna benda transparan (misalnya filter cahaya), sangat
bergantung pada warna cahaya yang diteruskan. Sedangkan pada warna benda tidak transparan
(seperti batu, daun dan lainnya) tergantung pada warna yang dipantulkan. Jadi filter cahaya juga
berfungsi sebagai penerus warna-warna tertentu.
4. Teknik Pencahayaan
a. Fungsi Pencahayaan
Dalam kehidupan sehari-hari cahaya berfungsi membantu identifikasi objek oleh indra
penglihatan / mata. Di bidang sinematografi pencahayaan memiliki fungsi-fungsi berikut :
- menyinari obyek yang akan berhadapan dengan camera,
- menciptakan gambar yang artistik,
- membuat efek khusus,
- menghilangkan bayangan yang tidak perlu / mengganggu.
b. Jenis Cahaya
Penjeniasan cahaya pada sinematografi dan fotografi didasarkan pada fungsi
pencahayaan tersebut. Berdasarkan fungsinya jenis cahaya terdiri atas (1) cahaya kunci /
cahaya utama (key light), (2) cahaya pengisi (fill light), dan (3) cahaya belakang (back light).
Key light adalah cahaya yang lengsung mengenai objek dan bersifat dominan.
Kebanyakan key light searah dengan kamera. Untuk tujuan menciptakan efek tertentu key
light dapat ditempatkan di samping kamera sehingga cahaya mengenai sebagian objek.
Fill light adalah cahaya yang berfungsi mengisi. Key light yang mengenai salah satu sisi
menimbulkan bayangan di sisi lain. Fill light berfungsi menimpa/menghilangkan bayangan
key light. Fill Light juga berfungsi meratakan intensitas sinar pada ruangan. Jumlah fill light
biasanya lebih dari satu disesuaikan dengan kebutuhan penghilangan bayangan.
Back Light adalah cahaya yang berasal dari belakang obyek, dan biasanya digunakan
sebagai pembentuk gambar artistik dan memperkuat kesan (siluet, angker, misterius).
c. Jenis Pencahayaan
Ada 4 model pencahayaan yaitu :
1. Ambient lighting, yaitu pencahayaan seluruh ruang. Secara teknis ambient lighting
artinya total sinar yang datang dari semua arah, untuk seluruh ruang. Sebuah lampu
diletakkan di tengah-tengah ruang hanya salah satu bagian dari ambient lighting. Tetapi
bila ada sinar yang datang dari semua tepi plafon, misalnya, terciptalah ambient lighting.
Dalam membuat ambient lighting, sinar haruslah cukup fleksibel untuk berbagai situasi /
peristiwa yang mungkin terjadi diruangan. Tidak mungkin ruang makan selalu romatis.
2. Local lighting, atau pencahayaan lokal. Pencahayaan jenis ini ditujukan untuk aktivitas
sehari-hari. Misalnya: membaca, belajar, memasak, berdandan dan sebagainya.
Pencahayaan dimaksud untuk membuat mata tidak cepat lelah.
3. Accent lighting, atau pencahayaan yang berfungsi sebagai aksen. Selain contoh di atas,
pencahayaan jenis ini bisa dipakai sudut tertentu, barang tertentu menjadi menonjol.
Pencahayaan seperti ini dapat membimbing pengunjung untuk melihat suatu barang
atau koleksi tertentu.
4. Natural lighting, alias sinar matahari bahkan cahaya bulan. Bila di desain sejak awal,
pemanfaatan cahay matahari juga dapat membuat ruangan menjadi terang.
5. Asas-Asas Penataan Cahaya
Kursus ini meninjau cahaya dari segi teori dan manfaat mencahayakan suatu pementasan.
Tumpuan diberikan terhadap hal-hal berikut:
- Fungsi dan kualitas cahaya
- Aspek rekabentuk dalam cahaya
- Asas elektrik; mengenali bentuk-bentuk seri dan paralel serta menggunakan undang-undang
Ohm untuk menyelesaikan masalah tentang arus, rintangan, voltan dan tenaga.
- Aspek optik yaitu aspek pantulan dan pembiasan cahaya di dalam berbagai permukaan jenis
reflektor dan ciri-cirinya tentang pembiasan cahaya.
- Jenis dan fungsi lampu yang digunakan di dalam teater
- Kegunaan warna di dalam pementasan teori warna dan pengawalan warna
- Sistem pemalap [dimmer system] – manual dan memory
- Mencipta ‘light plot’ dan membentuk ‘lighting cues’
B. MENGENAL PERALATAN TATA CAHAYA
Berikut ini macam - macam peralatan tata cahaya untuk studio foto, maupun panggung :
1. PAR 64 (Parabolic Aluminized Reflector 64)
 Berisi bohlam PAR 64 dengan kapasitas 1000 Watt
 Bohlam PAR sendiri terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu CP





60 (very narrow spot), CP 61 (medium/narrow spot), dan
CP 62 (flood)
Penggunaan macam bohlam PAR ini biasanya
ditentukan dari posisi peletakan dan keperluan dari acara
tersebut
Terbuat dari aluminium
Terdiri dari 2 warna, yaitu hitam dan silver
Dilengkapi dengan filter frame
Biasanya disertakan juga warna dari filter tersebut
2. Flood Halogen / CYC
 Berisi bohlam halogen dengan kapasitas 1000 Watt
 Biasanya digunakan untuk menerangi area panggung
atau area audience
3. Fresnel
 Berisi bohlam fresnel dengan kapasitas 1000 Watt atau
2000 Watt
 Penggunaan lampu jenis ini sebagai lampu netral dan
biasanya dipakai untuk keperluan studio TV, yang
membutuhkan kejernihan hasil gambar yang dihasilkan
oleh kamera video
4. Effect Lights
Salah satu komponen dari peralatan tata cahaya yang
akhir-akhir ini sering dipergunakan adalah lampu efek yang
terbagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu scanner dan moving light.
Sama seperti peralatan tata cahaya yang lain, berbagai
merek lampu efek dapat kita jumpai di pasaran. Kapasitas
bohlam biasanya lebih bervariasi, seperti mulai dari
kapasitas 250 Watt, 575 Watt, 1200 Watt, bahkan yang
terbaru ada yang berkapasitas 1500 Watt dan 2000 Watt.
Peralatan ini dikendalikan secara otomatis melalui
komputer atau lighting console
5. Scanners
 Gerakan vertikal : ± 230°
 Gerakan horisontal : ± 75°
 Alat ini mempunyai gerakan yang cepat karena reflektor
berupa cermin dan sekaligus memiliki kelemahan yaitu
jangkauan area yang terbatas
6. Moving Lights
 Gerakan vertikal : ± 540°
 Gerakan horisontal : ± 267°
 Lampu jenis ini terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu moving light
wash dan moving light profile / spot. Perbedaan kedua
jenis ini terletak pada gobo
 Memiliki beberapa fasilitas yang lebih lengkap daripada
scanner, misal pada fungsi iris, zoom atau frost.
 Gerakan alat ini relatif lebih lambat daripada scanner
tetapi memiliki jangkauan area yang lebih luas
7. Follow spot
 Alat ini dipergunakan untuk menyorot penampil yang ada
dipanggung yang menjadi sorotan utama, seperti MC,
bintang tamu atau seseorang yang spesial dalam acara
tersebut
 Kapasitas bohlam beragam, mulai dari 575 Watt hingga
5000 Watt. Demikian juga dengan jenis bohlam.
 Dikendalikan secara manual.
8. City Light Color / Wash
 Salah satu peralatan yang cukup sering dipergunakan
adalah city light color / wash.
 Dipakai untuk membuat nuansa warna pada suatu area
acara. Sering difungsikan sebagai alternatif pengganti
lampu PAR.
 Kapasitas bohlam 2500 Watt.
 Dikendalikan secara otomatis melalui komputer atau
lighting console.
9. Mirror ball
 Berupa bulatan bola yang ditempeli dengan ratusan kaca
 Tidak menghasilkan sinar tetapi bisa merefleksikan sinar.
 Nama keren yang sering diucapkan adalah “bola disko”.
10. Smoke Machine
 Efek asap yang dipergunakan untuk memperjelas garis-
garis sinar yang dipancarkan oleh lampu PAR dan lampu
efek.
 Dapat dikendalikan secara otomatis melalui program
komputer atau lighting console, ataupun manual.
C. ISTILAH-ISTILAH DALAM TATA CAHAYA
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam tata cahaya :
a. Lampu : sumber cahaya, ada bermacam, macam tipe, seperti par 38, halogen, spot, follow
light, focus light, dll.
b. Holder : dudukan lampu.
c. Kabel : penghantar listrik.
d. Dimmer : piranti untuk mengatur intensitas cahaya.
e. Main Light : cahaya yang berfungsi untuk menerangi panggung secara keseluruhan.
f. Foot Light : lampu untuk menerangi bagian bawah panggung.
g. Wing Light : lampu untuk menerangi bagian sisi panggung.
h. Front Light : lampu untuk menerangi panggung dari arah depan.
i. Back Light : lampu untuk menerangi bagian belakang panggung, biasanya ditempatkan di
panggung bagian belakang.
j. Silouet Light : lampu untuk membentuk siluet pada backdrop.
k. Upper Light : lampu untuk menerang bagian tengah panggung, biasanya ditempatkan
tepat di atas panggung.
l. Tools: peralatan pendukung tata cahaya, misalnya circuit breaker (sekring), tang, gunting,
isolator, solder, palu, tespen, cutter, avometer, saklar, stopcontact, jumper, dll.
m. Seri Light : lampu yang diinstalasi secara seri atau sendiri-sendiri. (1 channel 1 lampu)
n. Paralel Light : lampu yang diinstalasi secara paralel (1 channel beberapa lampu).
Secara sederhana hal-hal tersebut adalah yang pada umumnya harus diketahui oleh
lightingman, selanjutnya baik tidaknya tatacahaya bergantung pada pemahaman, pengalaman
dan kreatifitas dari lightingman. Intinya, jika ingin menjadi ‘lightingman sejati’, Anda harus
banyak belajar dan mencoba (trial and error).
D. FUNGSI TATA CAHAYA
Secara umum, tata cahaya berfungsi untuk membentuk situasi, menyinari gerak pelaku,
dan mempertajam ekspresi demi penciptaan karakter pelaku. Dengan demikian, imajinasi publik
ke situasi tertentu, yang tragis, yang sublim, yang lepas dari dunia keseharian atau spesifik
iluminasi.
Secara khusus, tata cahaya dapat berfungsi untuk :
1.
Mengadakan Pilihan Bagi Segala Hal Yang Diperlihatkan
Hal yang sangat penting bagi cahaya lampu adalah dapat berperan di atas panggung
untuk membiarkan penonton dapat melihat dengan enak dan jelas. Apa yang terlihat akan
bergantung pada sejumlah penerangan, ukuran objek yang tersorot cahaya, sejumlah
cahaya pantulan objek, kontrasnya dengan latar belakang, dan jarak objek dan
pengamatnya.
2.
Mengungkapkan Bentuk
Jika sebuah pementasan lakon disoroti dengan cahaya lampu biasa, maka para pemeran,
dan peralatan (properti), dan semua bagian dari skeneri akan nampak datar atau flat, tidak
menarik. Di sini tidak nampak sinar tajam (high-light), tidak ada bayangan, dan monoton.
Agar objek yang terkena cahaya nampak dengan bentuk yang wajar, maka penyebaran
sinar harus memiliki tinggi-rendah derajat pencahayaan yang memberikan
keanekaragaman hasil perbedaan tinggi-rendahnya derajat pencahayaan itu.
Pengungkapan bentuk pada hakikatnya disempurnakan oleh pencahayaan. Sudut datang
cahaya dan arah cahaya lampu khusus, harus diramu bersama dengan hati-hati sehingga
menghasilkan pencahayaan yang seimbang hingga ada pembeda antara keremangan dan
bayangan. Kontras dan keanekaragaman warna juga merupakan bagian-bagian yang
harus dapat dibedakan sehingga dapat memikiat perhatian penonton.
3.
Membuat Gambar Wajar
Di dalam fungsi ini, juga termasuk cahaya lampu tiruan yang menciptakan gambaran
cahaya wajar yang memberi petunjuk terhadap waktu sehari-hari, waktu setempat, dan
musim.
4.
Membuat Komposisi
Membuat komposisi dengan cahaya adalah sama dengan menggunakan cahaya sebagai
elemen rancangan. Hal ini terkait dengan kebutuhan skeneri, objek mana yang harus
disorot dengan intensitas yang rendah/tinggi hingga berkomposisi bagus, pola-pola
bayangan juga harus diperhatikan.
5.
Menciptakan Suasana (Hati/Jiwa)
Dengan pengaturan cahaya diharapkan dapat menciptakan suasana termasuk adanya
perasaan atau efek kejiwaan yang diciptakan oleh pemeran dengan didukung oleh cahaya.
E. PERALATAN TATA CAHAYA UNTUK FOTO DAN VIDEO
Di bawah ini beberapa peralatan dan perlengkapan studio foto atau video, diantaranya :
1. Ruang Studio
Luas ukuran minimal dari studio foto tergantung dari jenis foto apa yang akan dihasilkan,
jika hanya Pas foto tentu saja tidak memerlukan ruang studio yang luas seperti pada foo
keluarga aau grup yang memerlukan ruangan yang besar. Jadi tidak ada ukuran maksimal
atau minimal dari studio tersebut.
Pada tahap awal studio dapat berukuran 3 x 4 m atau 4 x 6 m pertimbangannya
menyangkut perlengkapan yang harus disimpan seperti kamera, lampu background dan
lain-lain.
2. Kamera dan Lensa
Ada tiga jenis kamera saat melakukan pemotretan di studio, yaitu kamera format kecil yg
biasa disebut kamera 35mm, kamera medium format dan kamera format besar. Setiap
kamera memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk pemotretan portrait, biasanya
digunakan kamera format medium, sedangkan pemotretan still life memakai kamera format
besar. Akan tetapi bukan berarti kamera format kecil atau kamera 35mm tidak dapat
digunakan untuk pemotretan studio. Saat ini sudah banyak studio foto yang memakai
kamera dengan format 35mm untuk pemotretan portrait di studio.
3. Cable Release
Fungsi dari alat ini adalah sebagai pengganti tombol pelepas rana. Alat ini akan
memudahkan fotografer ketika menekan tombol pelepas rana sehingga mengurangi risiko
bergoyangnya kamera (shake) terutama pade pemotretan dengan kecepatan rana rendah
atau bulb.
4. Electronic Flash Head
Electronic Flash Head atau lampu flash studio adalah lampu yang menyalurkan gas
seketika dan memproduksi cahaya berdurasi singkat.
5. Kabel Sinkronisasi
Kabel ini berfungsi sebagai pemicu agar lampu studio menyala yang mana kabel ini
menghubungkan kamera dengan lampu studio.
6. Triger dan Receiver
Alat ini dipasang di kamera dan lampu studio agar lampu studio bias menyala saat tombol
rana kamera ditekan, pemasangan alat ini dimaksudkan agar fotografer dapat leluasa
bergerak tanpa direpotkan oleh kabel sinkronisasi yang terpasang dikamera.
7. Alat Pengukur Cahaya / Flash Meter / Light Meter
Alat ini mengukur cahaya yang dikeluarkan oleh lampu studio dan digunakan untuk
menentukan bukaan diafragma yang seharusnya di pakai dikamera, Sebelum
menggunakan alat ini dilakukan penyetelan kecepatan rana dan iso yang digunakan
8. Alat Pengukur Suhu Warna / Color Meter
Untuk mengetahui suhu warna/white balance yang tepat dari sumber cahaya yang
digunakan pada saat pemotretan berlangsung digunakan alat pengukur suhu warna atau
color meter. Alat ini menginformasikan mengenai tinggi rendahnya suhu warna sehingga
bias didapat nilai dari white balance yang akan disetting di kamera atau penggunaan filter
warna yang tepat untuk kamera.
Suhu warna atau white balance dari lampu studio yang masih baru biasanya berkisar 5500
Kelvin atau lebih sehingga hasil yang didapat menjadi kebiru-biruan dan seiring dengan
pemakaian dari lampu flash studio tersebut suhu warna berangsur-angsur turun hingga
bisa mencapai 4300 Kelvin dan menjadi kekuning-kuningan. Dengan alat pengukur suhu
warna tersebut maka akan bisa didapat suhu warna yang tepat.
9. Standar Reflektor
Biasanya setiap pembelian lampu flash studio dillengkapi dengan standar reflector yang
menghasilkan cahaya yang langsung dan keras.
10. Reflektor
Reflektor digunakan untuk memberikan cahaya tambahan yang merupakan pantulan dari
cahaya utama, reflector dipasaran terdiri dari 3 warna yaitu putih, perak dan emas dimana
masing-masing warna mempunyai karakter dari pentulannya tersebut.
11. Payung Studio
Payung Studio digunakan untuk menghasilkan efek bayangan yang lebih halus serta
pancaran cahaya yang lebih luas di bandingkan dengan standar reflector. Alat ini sangat
efektif digunakan pada pemotretan yang membutuhkan cakupan area cahaya yang luas,
namun dibanding dengan standar reflector pancaran cahaya dari payung ini lebih sulit di
arahkan.
12. Softbox
Softbox digunakan untuk menghasilkan efek cahaya yang lebih halus lagi dibandingkan
dengan payung, cahaya yang dihasilkan lebih terarah karena cakupan cahaya yang
dihasilkan softbox lebih terbatas, ukuran softbox juga mempengaruhi hasil yang didapat,
semakin besar ukuran softbox akan semakin lembut cahaya yang dihasilkan. Softbox
dapat menghasilkan efek bayangan persegi pada mata model.
13. Octo Dome
Octo Dome sama seperti Softbox menghasilkan efek cahaya yang lebih halus dan cahaya
yang terarah, selain itu octodome menghasilkan efek bayangan segi delapan pada pupil
mata model.
14. Snoot
Snoot digunakan untuk mengarahkan pencahayaan ke bagian tertentu saja agar
mendapatkan efek spot. Alat ini biasanya digunakan diatas dan dibelakang objek untuk
menyinari rambut sehingga objek terpisah dengan latar belakang, misalnya untuk Hairlight.
F. MACAM-MACAM LAMPU
Lampu tidak dapat berdiri sendiri dalam tata cahaya, melainkan wajib hukumnya untuk
berpadu dengan listrik, kabel sebagai penghantar listrik, holder sebagai rumah lampu, dan dimmer
sebagai pengontrol lampu.
Secara umum, terdapat tiga macam lampu, yaitu :
1. Lampu cahaya umum: jenis-jenis lampu biasa, lampu kerja, dan lampu flood.
2. Lampu cahaya khusus: jenis-jenis lampu spot, seperti ellipsoidal, lekolites, spherical, dan
mirror.
3. Lampu cahaya campuran: jenis-jenis lampu strip, seperti lampu border, lampu kaki, lampu
backing, lampu siklorama
Tiga macam lampu itu memiliki sifatnya masing-masing. Lampu cahaya memiliki sifat
cahaya yang memencar, disebabkan oleh cahaya yang keluar dari lampu hanya dipantulkan
melalui reflektor menembus cahaya pada kaca lampu. Sedangkan pada jenis lampu khusus,
cahaya yang keluar dari lampu setelah dipantulkan melalui reflektor kemudian dibiaskan melalui
lensa. Pembiasan melalui lensa tersebut menyebabkan sorotan cahayanya terpadu dan keluar
dengan tajam. Pada lampu campuran sifatnya seperti lampu umum, hanya setelah cahaya
terpantul melalui reflektor kemudian dibiaskan melalui kaca lampu yang berwarna-warni, satu
lampu satu warna, biasanya merah, hijau, putih atau amber.
Beberapa jenis-jenis lampu secara khusus dijelaskan di bawah ini.
1. Lampu cahaya umum
2. Lampu cahaya campuran (strip)
3. Lampu cahaya khusus(fresnellites)
4. Lampu cahaya khusus (lekolites) (lihat lampiran 1)
Tipe-tipe lampu menurut petunjuk ukurannya, terdapat tiga tipe lensa yang berbeda seperti :
a. Lampu spot lensa konveks
1. lensa 20 cm 1000-2000 watt
2. lensa 9 cm 500-1000 watt
3. lensa 7,5 cm 250-400 watt
b. Lampu spot lensa step (fresnell)
1. lensa 21/24 cm 5000 watt
2. lensa 12,5/18 cm 2000 watt
3. lensa 12 cm 1000-2000 watt
4. lensa 9 cm 250-750 watt
5. 4,5 cm 100 watt
c. 1. 18 cm 300-5000 watt 10-120 beam
2. 12 cm 1000-2000 watt 20-240 beam
3. 12 cm 250-750 watt 15-180 beam
4. 18 cm 250-750 watt 26-340 beam
5. 18 cm 300-5000 watt 10-450 beam (lihat lampiran)
Sarana Pengendali Lampu
Sarana pengendali lampu pada dasarnya terdapat empat hal penting, yaitu :
1. Intensitas
Untuk mengendalikan cahaya lampu dari terang ke gelap atau gelap ke terang biasanya
dipergunakan alat yang disebut dimmer. Dengan alat ini, masing-masing satuan lampu yang
diapsang di atas pentas dapat dikendalikan mulai dari pencahayaan penuh, perlahan-lahan
surut, sampai mati sama sekali, dan sebaliknya. Yang menentukan intensitas cahaya lampu
pentas selain dimmmer juga kekuatan lampunya (watt-nya) dan dimensi dari perumahan
lampu itu.
Seorang penata cahaya dapat mengatur intensitas paling tinggi yang diperlukan bagi
masing-masing daerah panggung yang dikehendaki pencahayaannya. Tiap-tipa saluran
dimmer dapat digunakan untuk memberi keseimbangan intensitas cahay tersebut dari setiap
sumbernya. Secara ideal diharapkan bahwa skeneri (suasana gerak-gerik di atas pentas)
setiap adegan dapat dihasilkan dari pencahayaan masing-masing sumbernya. Adegan
berikutnya mungkin akan terdiri dari hasil pencahayaan yang berbeda susunan intensitasnya
meskipun sering dipergunakan dalam asluran dimmer yang sama.
2. Warna
Warna juga penting peranannya sebagai alat pengendali intensitas cahaya. Di negara
teklnologi maju yang telah lama menggunakan intensitas cahaya listrik sebagai alat utama
cahaya panggung, pada abad XV tidak saja membedakan intensitas cahaya lampu antara
komedi dan tragedi, akan tetapi juga membedakan tata wana cahayanya. Warna-warna
hangat dipergunakan untuk cahaya komdei, sedangkan warna dingin dipergunakan untuk
cahaya tragedi. Konsepsi warna demikian itu masih secara umum dan masih banyak
dipergunakan hingga pada saat ini, namun juga banyak sekali kejutan-kejutan warna cahaya
yang diciptakan secara cerdik yang menjadi tantangan.
Penggunaan warna cahaya di panggung sangat menarik oleh karena sifat-sifatnya yang
unik. Di satu pihak ia memiliki sifat objektif oleh karena takarannya sudah pasti, misalnya,
sumber cahayanya, kekuatan lampunya, perumahan lampunya, media atau filter (saringan)
warnanya, semuanya sudah pasti. Namun, sorotan warna cahaya lampu itu ketika memantul
dari benda atau pemeran yang kena sorot, pantulan warnanya yang sampai mata penonton
bisa berubah.
Di lain pihak, warna memiliki sifat subjektif atau memiliki faktor psikologis karena kemauan
sang sutradara yang lebih tertarik kepada pantulan warna-warna para pemeran di mata
penonton. Dengan demikian, diperlukan kemahiran tersendiri bagi seorang penata cahaya
untuk mengolah faktor-faktor objketif dan subjektif. Tidak saja diperlukan pengetahuan yang
mendalam, akan tetapi juga pengalaman yang matang untuk mendapatkan hasil yang sebaikbaiknya.
3. Distribusi
Distribusi adalah kepekatan, penyebaran, dan arah cahaya lampu. Hal ini akan
berhubungan pula dengan banyak sedikitnya jumlah lampu, banyak sedikitnya jummla tipe-tipe
peralatan lampu, dan penempatan kedudukan lampu itu. Kualitas distribusi cahaya lampu
teristimewa diberikan oleh masing-masing tipe peralatannya (lampu cahaya khusus atau
lampu cahaya umum), besar kecilnya cahaya ditentukan oleh penggunaan dimmer, tajam atau
lembutnya garis cahaya tergantung dari sudut datangnya cahaya ke sasaran, dan lain
sebagainya. Masing-masing peralatan bergantung dari tipenya membentuk berbagai efek
pencahayaan. Tempat kedudukan lampu-lampu itu terarah menurut kemamuan penata cahaya
berdasarkan atas plot cahaya (light plot). Cahaya cerah diarahkan ke sana, cahaya redup di
arahkan kemari, dan seterusnya yang semuanya diarahkan dan disusun menuju sasaran platis
dan komposisi yang berefek visual.
Ada tiga perangkat pengendali distribusi cahaya lampu yang saling berhubungan, yaitu
1. perangkat pengendali lampu umum yang menghasilkan cahaya yang memencar
2. perangkat pengendali lampu khusus yang memiliki cahaya mengempal, dan
3. perangkat pengendali yang berada pada berbagai warna cahaya yang tersorot ke
permukaan objek yang sama.
Fakta membuktikan bahwa skenerio, kostum, peralatan, dan bahkan tata rias para pemeran
memiliki berbagai kemampuan menyerap danm memantulkan cahaya lampu yang perlu
dipertimbangkan. Hal ini sangat penting untuk diperhitungkan dalam distribusi cahaya dalam
sebuah peemntasan. Bahkan seorang pemeran yang bergerak di atas pentas dapat merubahj
distribusi cahaya apabila tidak diperhitungkan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh segenap
tubuh, kostum, dan peralatan yang dibawanya aadalah pemantul cahaya seperti halnya bagian
set yang lain.
4. Gerakan
Sarana pengendali lampu yang terakhir adalah gerakan, yaitu perubahan satu atau lebih
kualitas cahaya. Gerakan cahaya lampu ini bisa terjadi oleh karena beberapa hal. Gerakan
cahaya lampu ini bisa terjadi oleh karena beberapa hal. Gerakan cahaya lampu yang sengaja
digerakkan oleh awak panggung (manual) untuk mengikuti gerakan pemeran (biasanya
disebut follow spot). Kemudian ada gerakan cahaya lampu yang diatur secara mekanis
(banyak digunakan lampu disko). Di samping itu, ada pula gerakan cahaya lampu meremang
(dim turun) dan emnerang (dim naik), yaitu kecenderungan pengaturan gerakan cahaya lampu
melalui alat dimmer yang penanganannya hanya dapat dimungkinkan melalui induk mekanis
atau alat elektris. Hanya dengan alat elektronis modern, hal ini bisa dilaksanakan dengan baik.
Satu orang operator pengendali lampu (manual) dapat menangani tidak lebih dari tiga atau
empat bilah tahanan (resistensi) atau autotransformer yang terdapat pada tangan-tangan
(handle) dimmer dan itupun terletak dalam kelompok yang berdekatan. Gerakan cahaya pada
saat pertunjukan sedang berjalan harus dikerjakan dengan cermat. Apabila tidak,
dikhawatirkan akan menyesatkan dan luput dari nilai-nilai dramatik yang akan dicapai.
Selain itu, ruang operator lampu dengan orang yang mengendalikan lampu harus memiliki
pandnagan penuh ke atas panggung. Dengan demikia, ia dapat mengoordinasikan gerakangerakan cahaya atau perubahan cahaya dengan gerak-geriknya. Gerakan cahaya lampu akan
memberikan kualitas dinamis cahaya berbagai lakon apabila ia mengikuti pola-pola komposisi
yang bagus yang dibuat berdasarkan nilai rasa puisi, musik, visual, serta kadar pertunjukkan
(rasa teater).
Langkah-langkah Pemasangan Lampu
1. Sebelum memasang lampu, harus memahami dulu skenario dari drama yang akan
dipentaskan. Setelah paham, maka akan diperoleh gerakan-gerakan panggung. Dengan
demikian dapat diketahui daerah-daerah yang dipakai dalam pementasan tersebut.
2. Buatlah sketsa pergerakan para aktor dari skenario yang akan dipentaskan!
3. Tentukan plot cahaya dari fokus daerah-daerah yang dipakai.
4. Pilihlah warna-warna dari lampu sesuai dengan kebutuhan skenario.
5. Setelah itu, buatlah desain tata letak lampu berikut aliran listrik melalui kabel, termasuk paralel
atau serinya.
6. Cek lampu yang akan digunakan berikut holder dan kabelnya. Pastikan semuanya dalam
kondisi yang bagus. Jangan mengecek lampu dalam keadaan terpasang di atas panggung.
Sebaiknya cek di bawah panggung.
7. Setelah semuanya dalam kondisi yang pasti, naikkan lampu dan fokuskan.
8. Perhitungkan juga skenerinya sehingga dalam penajaman atau peremangan cahaya dapat
menghasilkan sesuai dengan kondisi dramatis yang diinginkan sutradara.
9. Cobalah dengan bayangan para pemeran berikut propertinya sehingga dapat diketahui
suasana dramatisnya sesuai dengan arahan sutradara.
10. Lakukan gladi sebelum pementasan dimulai. Evaluasi dan perbaikilah.
10 TRIK APLIKASI WARNA
1. Aplikasi warna cerah pada salah satu elemen luar, misalnya untuk warna merah bata pada
pagar, menjadi aksen untuk keseluruhan rumah.
2. Warna netral untuk fasad bangunan lebih baik, tapi jika ingin menggunakan wana cerah,
aplikasikan hanya pada satu bidang.
3. Perpaduan warna cokelat dengan hijau dapat membuat atmosfer ruang menjadi lebih tenang.
4. Abu-abu muda serta hijau kecokelatan mampu menghadirkan kecerahan dalam ruangan.
5. Pada warna ruangan yang terlihat monoton, tambahkan cahaya buatan agar ruangan lebih
hidup.
6. Warna-warna lembut dan cahaya buatan yang temaram dapat memberikan kehangatan dan
keakraban suasana pada ruang keluarga dan kamar tidur.
7. Permainan dinding dengan warna natural akan membuat ruangan lebih luas.
8. Warna dinding natural yang berbeda-beda pada setiap ruang akan menciptakan suasana
yang berbeda pula untuk masing-masing ruang tersebut.
9.
Pagar merah bata, dinding abu-abu tua, dan dinding abu kecokelatan membuat tampilan
rumah lebih dinamis.
10. Untuk menghilangkan kesan gelap di kamar mandi, gunakan keramik warna krem pada
dinding dan putih pada lantai.
Unsur dekor juga memanfaatkan cahaya untuk membantu suasana tertentu. Misalnya,
cahaya terang menyiratkan siang hari, atau cahaya berwarna biru menyiratkan suasana malam
hari. Cahaya berwarna juga digunakan untuk memberi aksentuasi pada adegan atau tokoh
tertentu.
Teknik Pencahayaan dalam Fotografi(lighting)
High Key Lighting
High Key Lighting adalah pencahayaan yang terang, merata dan menghindari adanya bayangan
pada sebuah obyek.Biasanya lighting high key ini diterapkan pada pemotretan yang menginginkan
agar detail pada sebuah obyek dapat terekam dengan jelas, memberikan mood yang cerah dan
atmosfir yang gembira.
Teknik pencahayaan yang menghasilkan warna sangat kontras yang di dominasi oleh warna terang,
biasanya warna putih. Kesan yang dihasilkan adalah bersih, putih, suci, lembut. Paling sesuai
biasanya untuk fotografi produk, kosmetik, dan jenis foto yang memerlukan penguatan pada produk
Diantaranya pada pemotretan foto produk, fashion, baby atau anak-anak.Set up penerapan lighting
high key ini bisa bermacam-macam, diantaranya :
Lighting satu lampu.Satu lampu sebagai mainlight menggunakan softbox minimal berukuran
120×60, agar cahaya dapat jatuh lebih merata dan mengeliminir adanya bayangan. Disetel
overexpose antara 1/2 sampai 1 stop tergantung efek yang dikehendaki.
Lighting dua lampu.Dua lampu sebagai mainlight menggunakan softbox minimal 60×60 serta
diposisikan equivalen terhadap obyek sebagai sumbu. Jadi tidak ada lampu yang berfungsi sebagai
fill-in.
Jika masih timbul bayangan atau gradasi terang gelap pada obyek, bisa dihindari dengan
memaksimalkan fungsi dari reflektor.
Low Key Lighting
Low Key lighting sebenarnya mirip dengan teknik hi-key, sama-sama menonjolkan kontras dari
sebuah objek foto. Bedanya terletak pada eksekusi serta hasil akhir. Pada foto low key pencahayaan
sangat minim, hanya ditekankan pada bagian-bagian tertentu objek foto. Foto ini sangat cocok
untuk menampilkan kesan sedih, dalam, eksotis, mistis, dan sebagainya.
Setting lampu biasanya sangat minim. Bisa menggunakan satu jenis lampu atau dua untuk
menghasilkan detail dan kedalaman foto.
Candle Light
Hasil dari teknik pencahayaan ini mirip dengan Low Key. Bedanya terletak pada sumber cahaya
yang digunakan, biasanya dari lilin atau sumber cahaya lain yang mirip lilin. Foto yang dihasilkan
memberi kesan dalam, kuat, damai, dan teduh.Teknik ini kebanyakan digunakan untuk foto-foto
religius, produk, dan jenis foto lain yang ingin memberikan kesan damai dan teduh seperti karakter
lilin. Karena sumber cahaya terbatas, teknik foto dengan kecepatan rendah.
Split Lighting
Split lightingteknik pencahayaan dengan
menggunakan lighting dari salah satu sisi objek foto. Hasilnya objek terlihat separo dari
keseluruhan objek foto. Banyak diimplementasikan pada jenis foto portrait atau objek simetris.
Kesan yang ditimbulkan bermacam-macam, tergantung dari keperluan foto dibuat. Bisa misterius,
penekanan karakter objek dan sebagainya.
Horror Lighting
Teknik foto horor hampir mirip dengan teknik low
light dan split lighting, perbedaannya hanya pada angle pengambilan objek foto dan sudut
penempatan lampu serta ekspresi model. Kebanyakan posisi lampu diletakkan di bawah model. biar
kesannya mengerikan hehehehe.
Butterfly Lighting
Teknik lighting ini menempatkan lampu utama di atas objek
foto. Sehingga dihasilkan foto dengan bayangan di bawah hidung menyerupai atau mirip bentuk
kupu-kupu. Lighting jenis ini sangat cocok untuk foto kosmetik yang menonjolkan kecantikan
objek foto seperti gambar di samping sangat cantik .
Rembrandt Lighting
Teknik ini menggunakan satu atau dua lampu dan
ditambah reflektor. Jenis pencahayaan ini banyak digemari karena menghasilkan foto yang lebih
berdimensi bahkan dengan peralatan lampu yang terbatas. Bentuk pencahayaan Rembrandt
menghasilkan bentuk segitiga agak kontras disamping hidung atau di bawah mata.Sedangkan
Rembrandt sendiri diambil dari nama pelukis yang sering melukis dengan menggunakan teknik
pencahayaan seperti ini. Foto yang dihasilkan dengan teknik pencahayaan ini memberi kesan yang
lebih berkarakter pada objek foto.
Teknik Pencahayaan Dalam Fotografi (lighting)
berikut contoh lighting posisition
gimana sekarang sudah mudeng tentang teknik pencahayaan dalam fotografi ? semoga cepat jika
masih binggung tanyakan pada yang ahli fotografi
TUGAS :
Tugas : Sebutkan macam-macam peralatan tata cahaya (lighting),yang digunakan
dalam pementasan,min5 Memahami cara penggunaan peralatan tata cahaya
SOAL :
1. Sebut dan jelaskan contoh-contoh peralatan tata cahaya!
2. Apa yang dimaksud dengan effect light, dan berikan contohnya!
3. Sebut dan jelaskan minimal 10 istilah dalam tata cahaya?
4. Apa fungsi dari tata cahaya?
TUGAS :
1. Cari dan temukan gambar-gambar berikut
a. Cable Release
b. Lampu Flash Studio
c. Kabel Syncro
d. Triger dan Receiver
e. Flash Meter
f.
Color Meter
g. Standar Reflector
h. Reflektor
i.
Payung Studio
j.
Softbox
k. Octodome
l.
Snoot
2. Kumpulkan dalam bentuk soft copy (fomat dokumen, contoh doc, docx, rtf, pdf dll).
Kirim ke alamat e-mail : [email protected]
3. Print out tugas tersebut dan jadikan sebagai bagian dari materi semester ini.
Download