PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SHOOTING

advertisement
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SHOOTING BOLABASKET MELALUI
PEMBELAJARAN INKUIRI DAN PENGAJARAN BERDASARKAN MASALAH
(Studi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lenteng Sumenep)
ZIDQI NURDIANSYAH
ABSTRAK
Pembelajaran permainan bolabasket merupakan salah satu cabang olahraga yang
masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah, oleh karena itu dalam rangka menumbuhkan
minat siswa pada pembelajaran permainan bolabasket diperlukan bentuk-bentuk model
pengajaran yang bervariasi dan menarik bagi siswa agar menimbulkan rasa senang dan
gembira sehingga minat siswa akan pembelajaran permainan bolabasket khususnya
penguasaan teknik under basket shoot menjadi meningkat. Beberapa model pengajaran
pendidikan jasmani yang dapat diterapkan diantaranya adalah model pembelajaran Inkuiri
dan model pembelajaran Berdasarkan Masalah. Setiap model pembelajaran memiliki
kelebihan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan hasil belajar
siswa. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menguasai materi dan memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, sehingga proses pembelajaran lebih
efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar under
basket shoot bolabasket melalui pembelajaran Inkuiri dan pengajaran Berdasarkan Masalah.
(2) besarnya perbedaan hasil belajar under basket shoot bolabasket melalui pembelajaran
Inkuiri dan pengajaran Berdasarkan Masalah. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VIII
SMP Negeri I Lenteng Sumenep dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 58 siswa
yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu siswa kelompok I sebanyak 29 siswa dan kelompok II
sebanyak 29 siswa. Metode dalam analisa ini menggunakan metode statistik kuantitatif
desikriptif dan komparatif.
Kesimpulan dalam penelitian adalah: (1) Terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil belajar under basket shoot bolabasket siswa melalui pembelajaran inkuiri dan
pengajaran berdasarkan masalah. Hasil uji beda rata-rata antar kelompok menunjukan bahwa
nilai thitung 3,349 > nilai ttabel 2,0. (2) Model pembelajaran Inkuiri ternyata memberikan
peningkatan hasil belajar under basket shoot bolabasket siswa sebesar 56,1% sedangkan
pengajaran berdasarkan masalah memberikan peningkatan hasil belajar under basket shoot
bolabasket sebesar 46,3%. Hal ini dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Inkuiri
memberikan peningkatan hasil belajar under basket shoot bolabasket yang lebih baik
daripada pengajaran berdasarkan masalah.
Kata Kunci: Pembelajaran, Ingkuiri, Berdasarkan Masalah, under basket shoot,
Bolabasket.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sasaran pokok dala program pemerintah dalam
usaha mencerdaskan dan mensejahterakan kehidupan bangsa dalam mewujudkan
masyarakat adil dan makmur. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes)
sebagai bagian kurikulum yang diberikan dari mulai pendidikan tingkat dasar hingga pada
tingkat tinggi. Hal ini karena penjasorkes merupakan bagian dari sistem pendidikan yang
mempunyai tujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya.
Penjasorkes pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran
jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial penalaran
dan tindakan normal melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Dalam penyelenggaraan
penjasorkes adalah sangat penting yang memberikan kesempatan pada siswa untuk
terlibat langsung dalam bentuk pengalaman belajar melalui pengajaran di dalam dan di
luar kelas yang bersifat kajian teoritik, mental, intelektual, emosional dan sosial.
Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah bertujuan untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani yang selaras dan seimbang juga
memberikan kemampuan untuk menjelaskan manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan
serta memenuhi hasrat bergerak. Setiap jenjang pendidikan memiliki berbagai tujuan
pendidikan jasmani yang berbeda yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki
1
oleh peserta didik. sebagai acuan, tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) adalah membantu siswa untuk meningkatkan kesegaran
jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, serta
kemampuan gerak dasar dan berbagai aktifitas jasmani agar dapat mencapai pertumbuhan
perkembangan siswa khusus, tinggi badan dan berat badan yang seimbang.
Atas uraian tersebut di atas, maka pendidikan jasmani yang berisikan olahraga
pendidikan
dan
kesehatan
diarahkan
untuk
mendorong,
membimbing
dan
mengembangkan serta membina kemampuan jasmani dan rohani agar siswa dapat tumbuh
dan berkembang secara harmonis dan optimal serta mampu melaksanakan tugas bagi
dirinya sendiri dan pembangunan bangsa. Hal ini sangat diharapkan agar pengembangan
dan peningkatan pembinaan olahraga melalui pendidikan jasmani di sekolah dapat
berlangsung semakin berkualitas, sejalan dengan usaha pemerintah yang cukup positif
dalam memperhatikan pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani dan kesehatan.
Salah satu masalah yang menyangkut bidang pendidikan adalah perlu dipikirkan
cara pembelajaran yang efektif terhadap hasil belajar siswa di sekolah melalui berbagai
cara yang kreatif oleh pendidik. Setelah penulis mengamati masalah yang mendasar
dalam pendidikan jasmani di Sekolah Menegah Pertama (SMP), khusus sekolah yang ada
di Sumenep, penulis menemukan bahwa guru terkesan lebih memaksa dan mengarahkan
pada tujuan pembelajaran pendidikan jasmani secara langsung tanpa memperhatikan
bagaimana merancang secara cerdas dan jeli, mencari, menemukan, menghadirkan,
menyeleksi, serta memikirkan langkah efektif suatu rangkaian pembelajaran pendidikan
jasmani. Kalau hal itu dipaksakan, maka imbas yang didapatkan anak adalah merasa
takut, bosan dan malas untuk mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga
nantinya tujuan dari program pengajaran pendidikan jasmani di sekolah tidak tercapai
secara optimal. Guru yang kreatif senantiasa melakukan pendekatan baru dalam
memecahkan masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton, melainkan
memilih variasi lain seperti pengunaan secara efektif dalam pembelajaran.
Proses belajar mengajar dalam pendidikan jasmani sangat bervariasi, seperti pada
pokok pembahasan permainan bolabasket. Dari model dan cara pembelajaran yang
mempunyai tujuan supaya siswa merasa senang serta melatih mental dan keterampilan
gerak siswa terutama untuk peningkatan kesehatan jasmani dan rohani serta pembentukan
watak serta kepribadian serta kemampuan (skill). Dengan kata lain, pemilihan dan
penggunaan metode, alat, dan teknik belajar sangat menentukan dalam mencapai tujuan
pendidikan jasmani.
Dasar permainan bolabasket adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua
tim. Tiap tim bertujuan untuk mendapatkan hasil (skor) dengan memasukkan bola ke
keranjang lawan. Bermain bolabasket perlu menguasai teknik dasar permainan
bolabasket. Teknik dasar bolabasket antara lain terdiri atas :
1. Teknik dasar mengoper bola (Passing).
2. Teknik dasar menerima bola.
3. Teknik dasar menggiring bola (Dribbling).
4. Teknik dasar menembak bola (Shooting).
5. Teknik latihan olah kaki (Footwork) (Ahmadi, 2007: 13).
Dari teknik-teknik dasar tersebut, untuk pembahasan dalam penelitian ini akan
menyoroti teknik dasar tembakan (shooting) dengan menggunakan tes 20 tembakan
Verducci. Untuk memperoleh keberhasilan menembak (shooting) diperlukan sumber
belajar yang tepat, media pendidikan sebagai salah satu sumber ikut membantu guru
memperkaya wawasan siswa. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang
digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi para siswa. Dalam
menerapkan suatu benda, guru dapat langsung mendatangkan benda secara langsung ke
siswa. Dengan menghadirkan benda seiring dengan penjelasan mengenai benda itu, maka
benda itu dijadikan sebagai sumber belajar.
Berdasarkan uraian diatas timbul pertanyaan, apakah dengan menggunakan
pembelajaran inkuiri akan memberikan hasil belajar yang lebih baik dalam proses belajar
mengajar pendidikan jasmani di sekolah? Pertanyaan inilah yang mendorong untuk
mengetengahkan permasalahan Perbandingan Hasil Belajar Shooting Bolabasket Melalui
Pembelajaran Inkuiri dan Pengajaran Berdasarkan Masalah untuk diteliti.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Adakah perbedaan hasil shooting bolabasket melalui pembelajaran inkuiri dengan
pengajaran berdasarkan masalah?
2. Bila terdapat perbedaan hasil belajar, pembelajaran manakah yang memberikan hasil
belajar yang lebih baik?
Manfaat Penelitian
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran seorang pengajar perlu diupayakan
adanya model-model kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran tugas
yang dipelajari. Masalah ini penting untuk diteliti karena hasil yang diharapkan nantinya
dapat memberi manfaat dan memberi masukan dalam perkembangan pembelajaran
pendidikan jasmani di SMP Negeri 1 Lenteng Sumenep, sehingga hasil penelitian ini
diharapkan sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan guru dalam keterampilan dalam mengajar.
2. Memberikan referensi tentang pengetahuan pembelajaran inkuiri dan pembelajaran
berdasarkan masalah.
3. Merupakan langkah positif untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran pendidikan jasmani khusus pada materi bolabasket.
Pengertian Pembelajaran Inkuiri
Sund, seperti yang dikutip oleh Suryosubroto (dalam Trianto, 135: 1993: 193),
menyatakan bahwa discovery (penemuan) merupakan perluasan proses discovery
(penemuan) yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri yang dalam bahasa inggris
inquiri, yang berarti pernyataan, atau pemariksaan, penyelidikan. Gulo (dalam
Trianto, 135 : 2002) belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya percaya diri. Sasaran
utama pembelajaran inkuiri adalah :
a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar
b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran
c. Mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan
dalam proses inkuiri.
Proses Inkuiri
Gulo (dalam Trianto, 137 : 2002) menyatakan, bahwa inkuiri tidak hanya
mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk
pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang
bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Gulo (dalam Trianto, 137 : 2002), menyatakan bahwa kemampuan yang
diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan.
b. Merumuskan Hipotesis.
c. Mengumpulkan data.
d. Analisis data.
e. Membuat kesimpulan.
Pembelajaran dengan Metode Inkuiri Suchman
Menanggapi
masalah
ini,
Richard
Suchman
mengembangkan
suatu
pembelajaran inkuiri yang telah dimodifikasi. Hasil penelitian penelitian yang telah
dilakukan oleh Suchman tentang model inkuiri ini menunjukkan bahwa keterampilan
inkuiri siswa meningkat dan motivasi belajarnya juga meningkat.
Pembelajaran inkuiri dengan metode Suchman menggunakan pertanyaanpertanyaan yang diajukan pada siswa sebagai alternatif untuk prosedur pengumpulan
data.
Jenis dan Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan
pendekatan statistik kuantitatif pada hasil pembelajaran shooting dalam permainan
bolabasket, dimana adanya perlakuan terhadap subyek. Selanjutnya peneliti menggunakan
desain penelitian Two Group Pre-test-Post-test Design dengan bentuk sebagai berikut :
T1
X
T2
T3
X
T2
Keterangan:
T4
T1
= Pretest (shooting bolabasket).
T2
= Postest (shooting bolabasket).
T3
= Perlakuan (pembelajaran inkuiri).
T4
= Perlakuan (pembelajaran berdasarkan masalah)
Maksum, 2006: 41).
Variabel Penelitian
Variabel menurut Maksum (2006 : 23), adalah suatu konsep yang memiliki
variabilitas atau kesamaan, sedangkan konsep itu sendiri adalah abstraksi atau
penggambaran dari suatu fenomena atau gejala tertentu. Dalam penelitian ini variabel
juga dapat digolongkan menjadi dua variabel yaitu variabel bebas (Independent Variable)
dan variabel terikat (Dependent Variable). Variabel bebas adalah variabel yang
20
mempengaruhi sedangkan variabel bebas yang dipengaruhi (Maksum, 2006 : 24).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar shooting
bolabasket, sedangkan yang menjadi variabel bebas adalah model pengajaran melalui
pembelajaran inkuiri dan model pengajaran berdasarkan masalah pada SMP Negeri 1
Lenteng, Sumenep.
1. Variabel bebas (X1)
: Pembelajaran inkuiri.
2. Variabel bebas (X2) : Pembelajaran berdasarkan masalah.
3. Variabel terikat (Y)
: Hasil shooting bolabasket.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1998: 115). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lenteng yang terdiri
dari empat kelas VIII-A sampai VIII-D yang berjumlah 109 siswa.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006 : 131).
Teknik pengambilan sampelnya yaitu diambil secara cluster random sampling atau acak
kelas secara undian. Dengan memilih secara acak dua kelas yang akan dijadikan subjek
penelitian sebagai kelompok inkuiri dan kelompok masalah, yaitu empat siswa sebagai
perwakilan dari masing-masing kelas diberi kesempatan untuk mengambil satu dari empat
kertas yang berada di dalam kotak yang sebelumnya oleh peneliti dua dari empat kertas
tersebut diberi huruf “S” sebagai tanda anggota sampel.
Melakukan pre-test untuk menentukan rengking dari populasi menjadi sample,
sehingga dalam menentukan kelompok pembelajaran inkuiri dan kelompok pengejaran
berdasarkan masalah dengan menggunakan Ordinal Pering.
Teknik Ordinal Pering
Inkuiri
1
4
5
8
9
12
13
16
17
20
21
24
25
28
29
32
33
36
37
40
41
44
45
48
49
52
53
56
57
Masalah
-
2
3
6
7
10
11
14
15
18
19
22
23
26
27
30
31
34
35
38
39
42
43
46
47
50
51
54
55
58
Instrumen Penelitian.
Instrumen yang diigunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lapangan Basket.
2. Peluit.
3. Bolabasket.
4. Paper pencatat skor.
5. Stop Watch
Instrumen penelitian merupakan alat bantu untuk mendapatkan data yang
diinginkan. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes under basket shoot
atau tembakan dibawah ring 30 detik. (Verducci, 1980 : 312-313).
Hasil Penelitian
Pada deskripsi data ini membahas tentang rata-rata, simpangan baku, varians,
rentangan nilai tertinggi dan terendah yang diperoleh dari hasil tes pada masing-masing
kelompok (Pembelajaran Inkuiri dan Pembelajaran Berdasarkan Masalah) sebelum (pretest) dan sesudah (post-test) diberikan kedua model pembelajaran tersebut. Di sini akan
dianalisis hasil belajar dari kedua kelompok tersebut terhadap hasil belajar under basket
shoot pada permainan bolabasket.
Berdasarkan hasil dengan perhitungan manual dan dengan menggunakan program
SPSS for Windows release 13,0, selanjutnya deskripsi data dari hasil penelitian dapat
dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Hasil Tes Under Basket Shoot Kelompok I (Pembelajaran Inkuiri)
Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Tes under basket shoot Kelompok I (Pembelajaran
Inkuiri)
Deskripsi
Pre-Test
Post-Test
Perubahan
Rata-rata
10,7
16,7
6,2
Standar Deviasi
3,465
3,604
2,883
Varians
12,007
12,992
8,312
Nilai Maksimum
20
25
15
Nilai Minimum
5
115
0
% Peningkatan
56,1%
2. Hasil Tes Under Basket Shoot Kelompok II (Pembelajaran Berdasarkan
Masalah)
Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Tes under basket shoot Kelompok II (Pembelajaran
Berdasarkan Masalah)
Deskripsi
Pre-Test
Post-Test
Beda
Rata-rata
10,8
15,8
4,9
Standar Deviasi
3,008
4,240
3,402
Varians
9,051
17,980
11,576
Nilai Maksimum
15
25
15
Nilai Minimum
5
10
0
% Peningkatan
46,3%
1. Perbandingan Hasil Belajar Under Basket Shoot Antara Siswa Kelompok I dan II
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Belajar
Kelompok I
(Pembelajaran Inkuiri)
Kelompok II
(Pembelajaran
Berdasarkan Masalah)
Rata-rata Pretest
10,7
10,8
Rata-rata Posttest
16,7
15,8
56,1%
46,3%
Deskripsi
% Peningkatan
Nilai Rata-rata
Perbanding Peningkatan Hasil Belajar
Under Basket Shoot
Antar Kelompok (Pembelajaran Inkuiri dan
Berdsarkan Masalah)
20,0
18,0
16,0
14,0
12,0
10,0
8,0
6,0
4,0
2,0
0,0
16,7
15,8
10,7
10,8
Pretest
Posttest
Kemampuan Under Basket Shoot
Inkuiri
Berdasarka
n Masalah
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Under Basket Shoot
Dari hasil tabel dan gambar diagram di atas diketahui bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar antara kelompok I (Pembelajaran Inkuiri) dan kelompok II (Pembelajaran
Berdasarkan Masalah). Penerapan model pembelajaran Inkuiri yang diberikan pada
siswa kelompok I memberikan peningkatan kemampuan under basket shoot sebesar
56,1%, sedangkan Pembelajaran Berdasarkan Masalah yang diberikan pada siswa
kelompok II memberikan peningkatan kemampuan under basket shoot sebesar 46,3%.
Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Inkuiri memberikan
peningkatan yang lebih baik dari pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah terhadap
hasil belajar under basket shoot bolabasket siswa kelas VIII SMPN I Lenteng Sumenep.
Syarat Uji Hipotesis
Hal-hal yang diperlukan untuk mengetahui uji hipotesis dalam analisis penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti
sebaran normal atau tidak, dan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi
normal atau tidak, maka dapat diuji dengan model Kolmogorov Smirnov (Ghozali,
2005 : 30).
Dasar analisis yang digunakan dalam mengambil keputusan apakah distribusi
data mengikuti distribusi normal atau tidak yaitu jika nilai signifikansi lebih besar dari
5% (0,05) maka data tersebut berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan alat bantu komputer yang
menggunakan Program SPSS. 13.0. diperoleh hasil :
Tabel. 4.4 Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov
Test
Pembelajaran
Inkuiri
Pretest
N
Kolmogorov-Smirnov Z
Posttest
Pembelajaran
Berdasarkan
Masalah
Pre-test
Posttest
28
28
30
30
1.549
1.452
1.966
1.643
.016
.030
.001
.009
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Hasil uji normalitas di atas menunjukan bahwa kedua data tersebut tidak
memenuhi asumsi normalitas. Untuk keperluan uji t telah diketahui bahwa distribusi t
atau distribusi Student tidak sensitif terhadap penyimpangan wajar dari syarat-syarat
yang sudah digariskan (normalitas) tidak mengakibatkan bahaya yang hebat, sehingga
penggunaanya tidak dibatasi keras oleh asumsi normalitas, (Sudjanah, 2005: 292). Dari
uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pengujian hipotesis (uji t) dapat dilakukan
meskipun data kedua kelompok tersebut di atas (pretest dan postest) tidak berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas
Untuk mengetahui apakah deskripsi data yang ada bersifat homogen atau tidak,
maka dapat diketahui dengan cara membandingkan harga Fhitung dengan harga Ftabel.
Dengan kriteria pengujian adalah jika nilai Fhitung < Ftabel maka berarti data tersebut
diterima dan merupakan data yang homogen. Dan jika nilai Fhitung > Ftabel maka berarti
data tersebut ditolak dan merupakan data yang tidak homogen. Berdasarkan hasil
perhitungan nilai Fhitung yang ada di lampiran maka dapat dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas
Data
Kelompok
Fhitung
Ftabel
Keterangan
1,669
1,87
Homogen
1,087
1,87
Homogen
Inkuiri
Pretest
Berdasarkan
Masalah
Inkuiri
Hasil Belajar
Berdasarkan
Masalah
Pembahasan
Pembahasan ini akan membahas penguraian penelitian tentang perbandingan hasil
belajar under basket shoot bolabasket melalui Pembelajaran Inkuiri dan Pembelajaran
Berdasarkan Masalah yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMPN 1 Lenteng Sumenep.
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hasil penelitian tentang
perbandingan hasil belajar under basket shoot melalui Pembelajaran Inkuiri dan
Pembelajaran Berdasarkan Masalah yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMPN 1
Lenteng Sumenep, diketahui bahwa:
1) Pembelajaran Inkuiri yang diberikan kepada siswa kelompok I ternyata memberikan
peningkatan hasil belajar under basket shoot sebesar 56,1%. Hasi uji t menunjukan
nilai thitung 12,761 > nilai ttabel 2,052, hal ini dapat dikatakan, bahwa model
pembelajaran Inkuiri memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
hasil belajar under basket shoot siswa.
2) Pembelajaran Berdasarkan Masalah yang diberikan kepada siswa kelompok II
ternyata memberikan peningkatan hasil belajar under basket shoot sebesar 46,3%.
Hasi uji t menunjukan nilai thitung 8,308 > nilai ttabel 2,045, hal ini dapat dikatakan,
bahwa Pengajaran Berdasarkan Masalah memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan hasil belajar under basket shoot siswa
3) Model Pembelajaran Inkuiri yang diberikan kepada kelompok I ternyata memberikan
peningkatan hasil belajar yang lebih baik dari pada model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah yang diberikan pada siswa kelompok II. Hasil uji beda antar kelompok
menunjukan bahwa nilai thitung 3,089 > nilai ttabel 2,0. Hal ini dapat dikatakan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelompok I
(Pembelajaran Inkuiri) dan kelompok II (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) dalam
materi under basket shoot.
Hasil penelitian ini menjadi bukti bahwa penerapan model pembelajaran yang
bervariatf dan berorientasi pada kondisi psikis dan perasaan siswa akan mampu
membangkitkan semangat dalam menjalani proses pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah khususnya dalam pembelajaran permainan bolabasket materi under basket shoot.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, maka pemberian materi pembelajaran harus
berpedoman pada teori dan prinsip latihan yang benar. Oleh karena itu merupakan
tuntutan dan kebutuhan bagi seorang guru untuk selalu mengikuti dan menguasai sumber
informasi terbaru yang dapat dipercaya mengenai model pembelajaran di sekolah, agar
pelaksanaan
belajar
dipertanggungjawabkan.
mengajar
berlangsung
secara
efektif
dan
dapat
Simpulan
Hasil penelitian tentang perbandingan hasil belajar under basket shoot melalui
pembelajaran inkuiri dan pembelajaran berdasarkan masalah yang dilakukan pada siswa
kelas VIII SMPN 1 Lenteng Sumenep, dapat disimpulkan yaitu:
1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar under basket shoot bolabasket
siswa melalui pembelajaran inkuiri dan pembelajaran berdasarkan masalah. Hasil uji
beda rata-rata antar kelompok menunjukan bahwa nilai thitung 3,349 > nilai ttabel 2,0.
2. Model pembelajaran Inkuiri ternyata memberikan peningkatan hasil belajar under
basket shoot bolabasket siswa sebesar 56,1% sedangkan pembelajaran berdasarkan
masalah memberikan peningkatan hasil belajar under basket shoot bolabasket sebesar
46,3%. Hal ini dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Inkuiri memberikan
peningkatan hasil belajar under basket shoot bolabasket yang lebih baik daripada
pembelajaran berdasarkan masalah.
Saran
1. Sesuai dengan hasil penelitian maka sebaiknya penerapan model pembelajaran Inkuiri
ini dijadikan sebagai acuan bagi para guru di SMPN I Lenteng Sumenep, dalam usaha
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan di sekolah khususnya pada materi under basket shoot bolabasket.
2. Agar mendapatkan hasil belajar yang lebih baik khususnya dalam penerapan model
pembelajaran Inkuiri, hendaknya proses pembelajaran model ini dilakukan dan
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi siswa, sehingga siswa dapat dengan
mudah menyerap materi pembelajaran dengan baik.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, Nuril. 2007. Permainan Bolabasket. Surakarta: Era Intermedia
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Firmansyah Ahmad. 2010. Implementasi Metode Pembelajaran Demonstrasi Melalui
Pendekatan Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Shooting Bolabasket. Skripsi tidak
Diterbitkan. Surabaya: FIK
Maksum, Ali. 2006. Diktat Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: UNESA
Maksum, Ali. 2007. Diktat Statistik dalam Olahraga. Surabaya: UNESA.
Perbasi. 2010. Peraturan Resmi Permainan Bolabasket 2010. Jakarta: Perbasi.
Suryanti, Isnawati, dkk. 2008. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Surabaya: UNESA
university press.
Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Tim Penyusun. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya: UNESA University
Press.
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: UNESA
University Press.
Verducci. 1980. Measurement Concepts In Physical Education. London: The C.V. Mosby
Company.
http://www.scribd.com/doc/74022643/Keunggulan-Dan- Kelemahan-Strategi
Pembelajaran-Inkuiri-Rabu
http://aniendriani.blogspot.com/2011/03/kelebihan-dan-kekurangan
pembelajaran.htm
Download