bjbj PERLINDUNGAN ORANG ASING DALAM HUKUM

advertisement
ÐÏ à¡± á >
þÿ
®
°
þÿÿÿ ¬ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿì¥Á [€
ð ¿
[j
bjbj¬ú¬ú
EÀ Ε
Ε
*b ÿÿ
ÿÿ
ÿÿ
· „
„
Ç
Ç
;
;
;
ÿÿÿÿ O
O
O
8 ‡
Ã
O
³o t
ß
ß
"
Vo
Xo Xo X
o Xo Xo Xo 'q ¢
És Z Xo
;
C
C
C
Xo Ç
Ç
mo
ý= ý= ý= C
ZÇ
R
;
Vo ý= C
Vo ý= ý= n
¢^
" ¾a
ÿÿÿÿ
zá[]SÍ
O
•7
ª_
Bo
ƒo 0 ³o Ê_ ô
#t ¯; Ò
#t @ ¾a #t ;
¾a „
> R
, ý= ~
$ ¢
¡
Xo Xo •= |
³o C
C
C
C
ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ #t
„
•
:
PERLINDUNGAN ORANG ASING DALAM HUKUM
INTERNASIONAL Oleh : ARSENSIUS, SH Pendahuluan Individu yang bertempat tinggal
dalam suatu negara berupa warga negara dan bukan warga negara. Orang yang bukan warga
negara ini disebut sebagai orang asing Untuk menentukan seseorang penduduk adalah warga
negara atau bukan, hal tersebut diatur oleh hukum nasional dari masing-masing negara. Dalam
hukum nasionalnya akan ditentukan siapa saja termasuk warga negaranya dan yang bukan.
Meskipun masing-masing negara berwenang menentukan peraturan kewarganegaraannya yang
diberlakukan dalam wilayah negara itu, tetapi negara tersebut juga harus memperhatikan prinsipprinsip hukum internasional yang terdapat dalam perjanjian internasional, hukum kebiasaan
internasional dan azas-azas umum hukum internasional mengenai kewarganegaraan (Yudha
Bhakti Ardhiwisastra,2003: 9-10). Menurut J.G. Starke, arti penting status kewarganegaraan
(Nationality) seseorang bagi hukum internasional adalah dalam hal : Pemberian hak
perlindungan diplomatik di luar negeri. Setiap negara berhak melindungi warga negaranya di
luar negeri. Negara yang menjadi kebangsaan seseorang tertentu akan bertanggungjawab kepada
negara lain apabila negara itu melalaikan kewajibannya mencegah tindakan-tindakan melanggar
hukum yang dilakukan oleh orang yang bersangkutan atau negara tersebut tidak menghukumnya,
setelah tindakan melanggar hukum itu dilakukan. Secara umum, suatu negara tidak boleh
menolak atau menerima kembali warganegaranya sendiri di wilayahnya. Nasionalitas
berhubungan erat dengan kesetiaan, dan salah satu hak utama dari kesetiaan adalah kewajiban
untuk dinas militer di negara terhadap mana kesetiaaan itu di baktikan. Suatu negara mempunyai
hak luas, kecuali adanya traktat khusus yang mengikatnya untuk melakukan hak itu, untuk
menolak pengekstradisian warganya kepada negara lain yang meminta penyerahannya. Status
musuh dalam perang dapat ditentukan oleh nasionalitas orang tersebut. Suatu negara
melaksanakan yurisdiksi pidana dan yurisdiksi lainnya berdasarkan nasionalitas seseorang (J.G.
Starke, 2003: 459). Dengan demikian, cukup penting untuk terlebih dahulu menentukan status
kewarganegaraan seseorang supaya tidak timbul keragu-raguan dalam penerapan hukum
kepadanya. Apabila timbul keragu-raguan, maka aturan hukum yang dipergunakan adalah
hukum nasional setempat yang diakui oleh orang tersebut atau hukum yang berlaku di negara
yang diduga menjadi kebangsaan orang tersebut, demikian pendapat Russell J dalam perkara
Stoeck v Public Trustee, sebagai berikut : ” Persoalan dari negara mana seseorang berasal pada
akhirnya harus diputuskan oleh hukum nasional setempat dari negara yang diklaim oleh orang itu
sebagai negaranya atau yang diduga sebagai negaranya ” . Prinsip tersebut sesuai pula dengan
pasal 1 dan 2 The Hague Convention on the Conflict of Nationality Law 1930, berbunyi sebagai
berikut : Pasal 1 : “ Setiap negara untuk menentukan menurut haknya sendiri tentang siapa yang
merupakan warganegaranya . Hukum ini harus diakui oleh negara-negara lain sejauh hal tersebut
konsisten dengan konvensi-konvensi internasional, kebiasaan internasional dan prinsip-prinsip
hukum yang umumnya diakui berkenaan dengan nasionalitas”. Pasal 2 : “ Setiap persoalan
mengenai apakah seseorang yang berkewarganegaraan suatu negara harus ditentukan sesuai
dengan hukum dari negara tersebut” ( J.G. Starke, 2003: 460-461) Dalam membahas persoalan
perlindungan hukum internasional terhadap orang asing ini digunakan pendekatan doktrinal dan
praktek pengadilan internasional. Dari pendapat para ahli hukum internasional, akan ditemukan
azas-azas dan teori-teori hukum mengenai kedudukan individu sebagai subyek hukum
internasional. Azas-azas kewarganegaraan sebagai dasar utama pemberlakuan azas yurisdiksi
dan tanggungjawab negara terhadap warga negaranya dan orang asing. B. Individu sebagai
Subyek Hukum Internasional Terlepas dari kedudukan seorang individu sebagai warga negara
atau orang asing, ia adalah subyek hukum internasional, yang memiliki hak dan kewajiban
menurut hukum internasional dalam arti yang terbatas. Dalam arti terbatas ini sebagai kebalikan
dari pengertian negara sebagi subyek hukum internasional dalam arti penuh. Pandangan ini
didasarkan pada konsep teoritis bahwa hanya negara sebagai subyek hukum, dan individu
memiliki hak dan kewajiban tertentu melalui negara yang menjadi peserta suatu konvensi, seperti
pada Konvensi Palang Merah Tahun 1949 (Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, 2003:
96). Dengan meminjam istilah dari Prof. Nguyen Quoc Din, bahwa individu adalah subyek
hukum internasional buatan, karena kehendak negaralah, yang dirumuskan dalam ketentuanketentuan konvensional, yang menjadikan individu dalam hal-hal tertentu sebagai subyek hukum
internasional (Boer Mauna, 2003: 594). Dalam perkembangannya, kedudukan individu sebagai
subyek hukum internasional menjadi penting dan paham mengenai hanya negara sebagai subyek
hukum internasional mulai ditinggalkan, seperti dalam kasus Danzig Railway Officials Case ,
Mahkamah Internasional mengeluarkan keputusan dalam diktumnya yang bersifat umum
berpendapat bahwa : ” Apabila suatu perjanjian internasionl memberikan hak tertentu kepada
orang perorangan, hak itu harus diakui dan mempunyai daya laku dalam hukum internasional,
artinya diakui oleh badan peradilan internasional”. Demikian pula dengan adanya peradilan di
Nurenberg dan Tokyo dalam mengadili para pelaku kejahatan perang, dalam hal mana para
pelaku kejahatan bertanggungjawab secara individu atas kejahatan perang dan kejahatan
kemanusiaan, dan tidak dapat berlindung pada negaranya (Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R.
Agoes, 2003: 104-105) Yurisdiksi Negara Terhadap Orang Asing. Praktek pelaksanaan
yurisdiksi oleh beberapa negara yang diberlakukan terhadap orang, harta bendanya, tindakan
atau peristiwa, berbeda-beda dan perbedaan itu disebabkan oleh faktor-faktor historis dan
geografis suatu negara ( J. G. Starke, 2001: 269) Dalam hukum internasonal dikenal beberapa
prinsip-prinsip yurisdiksi : Yurisdiksi teritorial, pelaksanaan yurisdiksi teritorial oleh suatu
negara terhadap harta benda, orang, tindakan dan peristiwa yang terjadi dalam wilayah suatu
negara diakui oleh hukum internasional untuk semua negara anggota masyarakat internasional.
Menurut pasal 9 Konvensi Montevideo Tahun 1933, bahwa : ” The jurisdiction of states within
the limits of national territory applies to all the inhabitants”. Dengan demikian berlakunya
jurisdiksi teritorial suatu negara adalah dalam batas-batas wilayahnya, dan akan tetap melekat
padanya karena negara tersebut berdaulat. Termasuk pula teritorial suatu negara adalah jalur
pantai maritim atau laut tertorial, kapal yang berbendera dari suatu negara tertentu, dan
pelabuhan-pelabuhan. Perluasan pengertian yurisdiksi teritorial adalah prinsip teritorial subyektif
dan prinsip teritorial objektif. Yang dimaksud prinsip teritorial subyektif adalah suatu negara
menjalankan yurisdiksinya untuk menuntut dan menghukum perbuatan pidana yang dilakukan di
wilayah negaranya, tetapi perbuatan itu diselesaikan di wilayah negara lain . Penerapan prinsip
ini belum berlaku umum dalam praktek internasional tetapi dimasukan dalam pada Geneva
Convention for Suppression of Cunterfeiting Currency, 1929 dan Geneva Convention for
Suppression of the Illicit Traffic Drug Tahun 1939. Sedangkan dalam teritorial obyektif, maka
suatu negara tertentu dapat menerapkan yurisdiksi obyektif , apabila suatu perbuatan pidana atau
perbuatan lainnya yang dilakukan di negara lain tetapi dilaksanakan atau diselesaikan di dalam
wilayah negara mereka, atau perbuatan itu menimbulkan akibat yang sangat berbahaya bagi
ketertiban sosial dan ekonomi di wilayah negara mereka. Prinsip ini dianut pula pada dua
konvensi tersebut diatas dan diakui dalam keputusan-keputusan pengadilan di Amerika Serikat,
Inggeris dan Jerman. Selain itu juga diakui yurisdiksi teritorial terhadap orang asing, dengan
mengutip pendapat Hakim J.B. Moore dalam Lotus Case, antara lain menyatakan ”Tidak ada
anggapan imunitas yang muncul dari fakta bahwa orang yang dikenai perkara itu orang asing;
seorang asing tidak dapat menuntut pembebasan dari pelaksanaan yurisdiksi demikian kecuali
sejauh orang itu dapat memperlihatkan hal-hal berikut : karena alasan imunitas khusus, ia tidak
tunduk pada hukum lokal atau hukum lokal itu tidak sesuai dengan hukum internasional” (J. G.
Starke, 2001: 277). Pengecualian dari pelaksanaan yurisdiksi teritorial ini adalah : terhadap
kepala negara asing, perwakilan dan konsul asing, kapal milik asing, dan angkatan bersenjata
milik asing, lembaga internasional. Yurisdiksi individu, penerapan yurisdiksi ini tergantung pada
pelaku individunya yang terlibat dalam peristiwa hukum tertentu, bukan pada aspek teritorial
suatu negara. Dalam praktek internasional, yurisdiksi individu ini diberlakukan menurut prinsipprinsip nasionalitas aktif dan nasionalitas pasif. Menurut prinsip nasionalitas aktif, maka negara
dapat melaksanakan yurisdiksi terhadap semua warganegaranya, sedangkan menurut prinsip
nasionalitas pasif, maka negara dapat menjalankan yurisdiksinya apabila seorang warga negara
menderita kerugian. Hukum internasional mengakui prinsip ini dengan pembatasan tertentu,
seperti dalam Cutting Case, dimana negara yang tidak mengakui prinsip ini juga tidak wajib
memberikan pengakuan terhadap peradilan yang dilaksanakan oleh negara lain terhadap warga
negaranya. Dasar pembenar terhadap prinsip nasionallitas pasif adalah setiap negara berhak
melindungi warganegaranya di luar negeri dan apabila negara teritorial dimana tindak pidana itu
terjadi tidak menghukum orang yang menyebabkan kerugian tersebut, maka negara asal korban
berwenang terhadap tindak pidana itu, apabila orang tersebut berada dalam wilayahnya.
Yurisdiksi menurut prinsip perlindungan, setiap negara berwenang melaksanakan yurisdiksinya
terhadap kejahatan yang menyangkut keamanan, integritas dan kepentingan ekonomi yang vital,
dengan alasan-alasan bahwa akibat tindak pidana itu sangat besar bagi negara yang dimaksud
dan apabila yurisdiksi itu tidak dilaksanakan maka pelakunya akan lolos dari penghukuman
karena tidak melanggar hukum lokal atau ekstradisi ditolak dengan alasan tidak pidana bersifat
politis. Seperti misalnya praktek pengadilan di Inggeris dalam Kasus Joyce V DPP, Majelis
Tinggi berpendapat bahwa ”seorang asing yang menghianati Mahkota dapat di hukum meskipun
dilakukan di luar negeri”. Yurisdiksi menurut prinsip-prinsip universal. Suatu tindak pidana yang
tunduk pada yurisdiksi universal ini adalah tindak pidana yang yang berada dalam di bawah
yurisdiksi semua negara dimanapun tindak pidana itu dilakukan. Tindak pidana jure gentium dan
semua negara berhak untuk menangkap dan menghukum para pelakunya, contohnya kejahatan
perompakan dan kejahatan perang. Seorang asing berhak atas perlindungan yang sama
berdasarkan undang-undang negara tempat ia berada dan berhak pula atas hak-hak tertentu untuk
memberikan kemungkinan kepadanya hidup secara layak, seperti diatur pada pasal 9 Konvensi
Montevideo Tahun 1933, yang berbunyi:”Nationals and foreigners are under the same protection
of law and the national authorities and the foreigners may not claim right other or more than
those of nationals“ Terlepas dari perlindungan yang sama atas hak-hak orang asing berdasarkan
peraturan perundang-undangan tuan rumah dihadapan pengadilan, tetapi hukum internasional
tidak melarang suatu negara mengadakan perlakukan yang berbeda yang lebih mengutamakan
pada warga negaranya sendiri dari pada orang asing. Pada umumnya tidak semua orang asing
mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Orang asing penetap mempunyai hak dan kewajiban
yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang berada di wilayah suatu negara sementara,
seperti turis asing (Yudha Bhakti Ardhiwisastra, 2003: 19). Tanggungjawab Negara Terhadap
Orang Asing. Pada dasarnya hak dan kewajiban negara terhadap orang, baik warga negara
maupun orang asing, ditentukan oleh negara tersebut dan kewarganegaraan dari orang yang
bersangkutan. Setiap orang tersebut tunduk pada kekuasaan negara dan harus mentaati hukum
yang berlaku di wilayah negara tersebut, terkecuali bagi orang asing dengan pembatasanpembatasan tertentu, seperti dalam hak politik, jabatan dalam pemerintahan. Kewarganegaraan
seseorang berhubungan erat dengan negaranya, karena menimbulkan hak dan kewajiban secara
timbal - balik. Negara wajib melindungi warganegaranya di manapun berada, dan setiap warga
negara tetap tunduk atas kekuasaan negaranya serta mentaati hukum yang berlaku di negaranya.
Bagi warga negaranya yang berada di luar negeri, berlakunya kekuasaan negara dan aturan
hukum baginya, dibatasi oleh kekuasaan dan hukum negara dimana ia berada (F. Sugeng Istanto,
1998: 42). Praktek negara-negara dalam memperlakukan orang asing yang berada di wilayah
negaranya selalu disertai dengan pembatasan-pembatasan tertentu, seperti dalam bidang
perpajakan, hak untuk pekerjaan tertentu , tempat tinggal, kepemilikan harta benda, privilege dan
imunitas sipil dan keimigrasian. Dalam doktrin hukum internasional terdapat beberapa pendapat
berkenaan dengan masuknya orang asing pada wilayah suatu negara : Suatu negara wajib
memberikan ijin kepada semua orang asing. Suatu negara wajib memberikan ijin kepada semua
orang asing, dengan syarat bahwa negara tersebut boleh menolak golongan-golongan tertentu,
misalnya pecandu obat bius, orang mengidap penyakit berbahaya . Suatu negara terikat untuk
mengijinkan orang asing masuk tetapi dengan mengenakan syarat-syarat pada ijin masuk. Suatu
negara sepenuhnya berhak melarang semua orang asing menurut kehendaknya. Praktek negaranegara dalam hal pemberian ijin masuk orang asing di wilayah negaranya, selalu disertai dengan
persyaratan-persyaratan tertentu yang diatur dalam hukum nasional masing-masing negara.
Tindakan ini sesuai dengan pencerminan dari prinsip kedaulatan negara yang dianut oleh suatu
negara, bahkan praktek pengadilan di Amerika dan Inggris menegaskan bahwa larangan masuk
orang asing yang dilakukan oleh suatu negara sebagai suatu peristiwa kedaulatan teritorial.
Pengecualian terhadap larangan masuk orang asing ke wilayah suatu negara, dapat ditentukan
dalam perjanjian internasional yang mengikat bagi negara-negara tersebut. Dalam hukum
internasional sendiri tidak mempunyai kewajiban untuk mengijinkan masuknya orang asing
secara bebas dan tidak menetapkan jangka waktu tertentu bagi orang asing yang masuk dalam
wilayah suatu negara (J. G. Starke, 2003:465). Suatu negara bertanggungjawab terhadap warga
negara asing dan harta miliknya yang berada di wilayah negaranya. Perjanjian internasional
multilateral dan regional atau melalui hukum nasional menetapkan hak dan kewajiban negara
terhadap orang asing yang berada dalam wilayah suatu negara, pelanggaran terhadap kewajiban
itu menyebabkan negara harus bertanggungjawab terhadap orang asing tersebut. Selain itu, ada
juga alasan munculnya pertanggungjawaban negara sebagai akibat tindakan yang dilakukan oleh
organ atau pejabatnya berupa melakukan perbuatan mistreatment terhadap orang asing dan
tindakan atau kelalaian yang merugikan secara ekonomis dan fisik yang dilakukan oleh negara
terhadap orang asing. (Jawahir Tontowi dan Pranoto Iskandar, 2006:206). Ada 2 pendapat
berkenaan dengan perlakuan terhadap orang asing : International Minimum Standard. Pandangan
ini dianut oleh negara-negara maju, menurut pendapat ini maka memperlakukan orang asing di
dalam negeri harus memenuhi standar minimum internasional, yaitu sesuai dengan hukum
internasional dan perlindungan yang efektif menurut hukum internasional. Apabila syarat ini
tidak terpenuhi , maka pertanggungjawaban negara timbul. Penerapan prinsip ini tampak dalam
perkara The Neer Claim tahun 1926. Terhadap perkara ini, pengadilan berpendapat bahwa suatu
perlakuan terhadap orang asing dalah suatu kejahatan internasional apabila perlakuan tersebut
merupakan suatu kebiadaban, itikad buruk, kelalaian yang disengaja atau kurangnya tindakan
dari pemerintah. National Treatment Standard. Pandangan ini dianut oleh negara-negara
berkembang, menurut prinsip ini orang asing harus diperlakukan sama seperti halnya negara
memperlakukan warganegarannya. Penerapan standar ini dapat ditemukan pada pasal 9
Konvensi Montevideo 1933. Dengan adanya perpedaan pandangan dari dua kepentingan yang
berbeda tersebut, maka sebagai jalan tengah, Garcia Amandor mengemukakan pendapatnya
mengenai tanggungjawab negara khususnya berkenaan dengan perlakuan terhadap orang asing,
sebagai laporannya pada Komisi Hukum Internasional tahun 1957, sebagai berikut : Orang asing
menikmati hak dan jaminan yang sama dengan warga negara tempat ia tinggal, tidak kurang dari
jaminan untuk menikmati hak-hak fundamental manusia yang telah ditetapkan dan diakui oleh
hukum internasional. Apabila hak-hak tersebut dilanggar, akan melahirkan tanggungjawab
negara terhadap pelaku. Dalam hal ini negara asal dapat melakukan perlindungan diplomatik.
Untuk itu negara asal perlu memahami prinsip hukum yang berlaku di negara tempat warga
negara tinggal (Huala Adolf, 2002: 294-295). Sehubungan dengan pertanggungjawaban negara
terhadap orang asing juga dikenal Denial of Justice, dalam arti luas berati kerugian yang timbul
bagi orang asing diluar negeri karena pelanggaran keadilan internasional yang dilakukan oleh
pejabat eksekutif, yudikatif, legislatif. Dalam arti sempit berarti penyalahgunaan proses peradilan
atau pemberian keadilan yang tidak selayaknya, misalnya dalam kasus Chattin Claim tahun
1972, United States-Mexico General Claims Commission berpendapat bahwa ”ketidakberesan
proses perkara pengadilan terbukti dengan adanya pemeriksaan-pemeriksaan yang tidak
semestinya, tidak memberikan kesempatan kepada tergugat untuk mengetahui semua gugatan
yang diajukan kepadanya, penundaan perkara yang tidak semestinya, pemeriksaan terbuka di
pengadilan hanya formalitas saja” (J.G. Starke, 2003: 411). Selanjutnya, juga ada tiga persoalan
yang terkait dengan pertanggungjawaban negara terhadap perlakuan orang asing, yaitu
Nationality of Claims, Exhaustion of Local Remedies dan Ekspropriasi. Dalam hal Nationality of
Claims, negara memberikan perlindungan hukum kepada warganegaranya di luar negeri apabila
timbul perbuatan yang merugikan warganya oleh negara lain. Dalam penentuan nasionalitas
warganya yang mengalami kerugian, ditentukan oleh hukum nasional negara yang mengajukan
tuntutan. Exhaustion of Local Remedies, dimaksudkan untuk meminta pertanggungjawaban
negara yang sudah melalui seluruh mekanisme hukum nasional negara setempat . Jadi orang
asing yang terlibat dalam suatu perkara di negara lain, terlebih dahulu harus mengunakan
mekanisme hukum nasional setempat. Dalam kasus Ambatioles Arbitration, Pihak Inggeris
menolak tuntutan warga negara Turki, yang diwakili negaranya, karena warga Turki tersebut
belum menggunaknan seluruh upaya hukum yang berlaku di negara Inggris (Jawahir Tontowi
dan Pranoto Iskandar, 2006: 209) Doktrin Calvo, klausul ini sering dimuat dalam kontrakkontrak antar pemerintah-pemerintah Amerika Tengah dan Selatan dengan pihak-pihak
perusahaan asing atau orang-orang yang mempunyai konsesi-konsesi atau hak-hak berdasarkan
kontrak tersebut. Tujuan di masukannya klausul ini untuk menjamin bahwa sengketa-sengketa
hukum yang timbul dari kontrak tersebut akan dilimpahkan pada pengadilan setempat dari
negara yang memberikan konsensi dan untuk menghapus yurisdiksi-yurisdiksi pengadilan
arbitrase internasional atau mencegah permintaan tindakan diplomatik kepada negara asal
perusahaan atau individu yang menikmati konsesi itu (J.G. Starke, 2003: 400-4001).
Ekspropriasi yang diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan swasta oleh negara. Menurut
Resolusi PBB mengenai Kedaulatan Permanen Atas Sumber-Sumber Alam yang diadopsi oleh
Majelis Umum PBB tahun 1962 dinyatakan bahwa ; ”Ekspropriasi harus dilakukan berdasarkan
kepentingan yang luas dan kompensasi yang adil. Ekspropirasi tidak boleh diskriminatif dan
tidak ditujukan kepada kebangsaan tertentu”. Suatu ekspropriasi tidak berdasarkan hukum
apabila dilakukan secara diskriminatif, hanya ditujukan pada kebangsaan tertentu,
ketidakmampuan negara untuk kompensasi yang adil dan tidak berdasarkan pada alasan
kebijakan publik. Apabila ekspropirasi tidak sesuai dengan hukum, maka ganti kerugian disebut
sebagai kerusakan bukan kompensasi . Ganti kerugian ini didasarkan atas standar perhitungan
standar normal, bahkan meliputi kerugian yang akan datang, seperti dalam kasus Amoco Finance
Case 1985. (Jawahir Tontowi dan Pranoto Iskandar, 2006: 210). Praktek negara-negara, terdapat
beberapa lembaga perlindungan hukum yang dapat dipergunakan oleh orang asing dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan hukum : 1. Perjanjian antar negara asal dengan negara
tempat ia berada untuk mengatur perlindungan warganegaranya masing-masing dan harta
bendanya. 2. Lembaga perlindungan penanaman modal asing, termasuk jaminan dari pemerintah
lokal (host state) apabila timbul tindakan nasionalisasi, seperti Perjanjian antara Indonesia
dengan Belgia tentang Dorongan dan Perlindungan Timbal-Balik Bagi Penanaman Modal pada
tanggal 15 Januari 1972. 3. Perjanjian Jaminan Asuransi yang beranggotakan negara penerima
modal dan penanam modal pada Convention Establising the Multilateral Investment Guarantee
Agency di bawah naungan Bank Dunia. 4. Upaya hukum setempat (Exhaustion of local remedy),
yang berupa suatu tindakan hukum dari orang asing yang dirugikan melalui tuntutan dihadapan
pengadilan setempat. 5. Melalui perlindungan Diplomatik. Upaya ini dilakukan karena adanya
pelanggaran terhadap hukum internasional melalui perundingan atau tuntutan di pengadilan atas
nama warga negaranya., dengan demikian apabila tindakan perlindungan diplomatik telah
diambil, maka yang menjadi pihak berperkara adalah negara, demikian pendapat Mahkamah
Internasional Permanent dalam perkara Mavrommatis Palestine Concession 1924. 6. Penuntutan
melalui forum pengadilan di negara ketiga, apabila objek yang disengketakan berada di wilayah
hukum negara forum, contoh perkara tembakau di pengadilan Bremen antara Pemerintah
Indonesia dengan pemilik perusahaan tembakau milik warga negara Belanda, karena barang
yang disengketakan berada di wilayah Jerman (Yudha Bhakti Ardhiwisastra, 2003: 29). E.
Kesimpulan 1. Pada prinsipnya setiap negara akan bertanggung jawab untuk memberikan
perlindungan hukum kepada setiap warga negaranya dimanapun ia berada dan orang asing akan
mendapat perlindungan hukum, dalam pembatasan-pembatasan tertentu, baik dari negara tempat
sementara ia berada dan dari negara asalnya. Dengan demikian, maka status kewarganegaraan
seseorang erat kaitannya dengan perlindungan hukum internasional yang akan diberikan
kepadanya, terhadap dirinya, harta benda, dan keluarganya. 2. Penerapan prinsip tanggungjawab
negara terhadap warga negaranya di luar negeri atau orang asing, lebih didasarkan pada prinsip
kedaulatan negara. Suatu negara yang berdaulat akan memberlakukan hukum nasionalnya
kepada warga negaranya dalam batas-batas teritorialnya. Di luar itu yang berlaku adalah
ketentuan-ketentuan hukum dari negara lain atau ketentuan hukum internasional. DAFTAR
PUSTAKA 1. Adolf, Huala, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Grafindo,
Jakarta, 2002. 2. Ardhiwisastra, Yudha Bhakti, Hukum Internasional Bunga Rampai, Alumni,
Bandung, 2003. 3. Istanto, Sugeng, Hukum Internasional, Penerbit Univ. Atmajaya, Yogyakarta,
1998. 4. Mauna, Boer, Hukum Internasional Peranan, Fungsi Dalam Era Dinamika Global,
Alumni, Bandung, 2001. 5. Parthiana, I. Wayan, Hukum Perjanjian Internasional Bagian
Pertama, Mandar Maju, Bandung, 2002. 6. Starke, J.G., Hukum Internasional 1, Sinar Grafika,
Jakarta, 2001. 7. Starke, J.G., Hukum Internasional 2, Sinar Grafika, Jakarta, 2003. 8. Thontowi,
Jawahir, dan Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, Refika Aditama , Bandung,
2006.
PAGE
PAGE 12
2
3
:
;
H
I
U
]
_
u
—
¥
¾Ã
â
ä
æ
t
u
ƒ
c
d
•
õçõÛÒÛƺ²§Ÿ§—
§§ƒxƒ§me]mUmJm
hd[á
hd[á mH sH
hd[á mH
sH
hÓmH
sH
h˜=‘ mH
‡
hÓmH
sH
sH
hó#3
hÓmH sH
hÏ >
hÓ6 •mH
hC
sH
h
( mH
sH
hÓmH
sH
hxHç mH
sH
hó#3
hÓmH
sH
hìkC mH
sH
h8BØ
hÓ5 •mH
sH
hitã
hÓ5 •mH
sH
hitã 5 •mH
sH
hitã
hitã 5 •mH
sH
hª
hÓ5 •>* mH
sH
hÓ5 •>* mH
sH
3
U
I
U
Þ
‘ý¯
r
¿
?
Ë
‚
ð ð Ü È
š š š š ‹
$
Æ
F
Æ
Æ
Æ
dh
„äý dh
Æ
T
T
„
ì
dh
a$ gditã
$
`„äýa$ gditã
$
„
„äý dh
^„
`„äýa$ gditã
dh
`„
a$ gditã
$
a$ gditã
$
a$ gdÓ •
‚
ƒ
¥
Ò
ô
7
H
I
Q
c
•
¸
¼
0
5
z
{
L
˜
›
þ
k
A
‹- ´- À Á ü ý
7! øðèàèðèðØÐèÐèØèÐèÐÈÐèÐð¼³¼¨’Š’‚’v‚n¨
$
Æ
ì
5
dà
9
K
L
[
hÀ[³ mH
sH
h8BØ
hÓ5 •mH
sH
hÓmH
sH
hd[á mH
sH
‡
hÓmH
sH
hÓ5 •mH
sH
hC
hó#3
hÓmH
sH
h8BØ
hÓ5 •mH
hó#3
sH
hÓmH
sH
h
( mH
sH
hC
‡ mH
sH
hß•6 mH
sH
hd[á mH
sH
h˜=‘ mH
sH
hìkC mH
sH
hÓmH sH *‚
L
{
™
š
‹- ´- · ÿ[*
/ ©1 &3 ð ð Ý Ý Ý ð Ä Ý ð © Ž q q
$
F
„
Æ
„äý dh
^„
`„äýa$ gditã
$
F
„
Æ
F
F
Æ
„äý dh
^„
„
„äý dh
`„äýa$ gditã
$
^„
`„äýa$ gditã
$
Æ
Æ
Ð
„äý dh
„0ý dh
`„0ýa$ gditã
`„äýa$ gditã
$
$ Æ
dh
a$ gditã
7! 9! •! M$ V' W' ð' o) p) ‰) Š) ‹) Ì) Í) ì) í) ó) D* L1 M1 ©1 «1 ¬1
F2 G2 H2 I2
4 ;4 Ä4 ã4 æ4 ç4 7 X7 Y7 ¸7 È7 ¸8 ¹8 Ú8 Û8 ¢9 £9 |; ƒ; \= l= E@ F@ óèÝÒÊÒ¿·¿Òʬ¤œÊ
ÒÊÒÊ¿ÒÊÒÊÒÊÒ·¿‘¿ÒÝ…ÝÒÊÒ}ÒÊÒÊÒÊÒÊÒÊ
h
( mH
‡
hC
‡ mH
sH
sH
h8BØ
hÓ5 •mH
sH
hC
hÓmH
sH
hÀ[³ mH
sH
sH
hó#3
hÓmH
hC
‡ mH
sH
‡
hÓmH
sH
hC
hÓmH
sH
hó#3
hÓmH
sH
hó#3
hÓmH
‡
hÓmH sH
hYPÌ
hÓ6 •mH sH
1&3 æ4 7 X7
•Òž=
> a> ÕA ÔD ë × Á ± ± ” ” ” ” … v
sH
hC
$
Æ
dh
a$ gditã
$
F
Æ
F
Æ
Æ ¼
Ð
dh
dh
a$ gditã
$
„
„äý dh
a$ gditã
$
^„
`„äýa$ gditã
$
„0ý dh
`„0ýa$ gditã
$
Æ
Ð
„
dh
`„
a$ gditã
$
Æ
Ð
„äý dh
`„äýa$ gditã
F@ ë@ ì@ èC
D ØD ÙD ÛD ÜD •F
G ØG ËI ÌI
L ›L -M @M "N WO XO tO ŽO @P UP iQ …Q ™R
S ¡T ¢T >V KV ôV üV !W #W $W ÕW ÝW ßW âW
Ô] ó] Õ` ×` õíõíõíõíõâ×âÏâÏâÏâ×âõíõĸõíõÄõÄõ¡õíõÄõíõÄõíõí¸ÄõíõíõÄõíõíõ˜
hitã 5 •mH
sH
h
:‹
hÓ6 •mH
sH
h
(
hÓmH
sH
hYPÌ
hÓ6 •mH
sH
hxHç
Æ
æI çI %J 'J *J
µR ¶R ,S -S S ãW ¯Y ÎY
Z
Z
hÓmH
sH
hÓmH
sH
hxHç
hÓmH
sH
hó#3
hÓmH
sH
hÓmH
sH
hó#3
hÓmH
sH
E ÙG çH *J
ŸS =V ë × × Ä § § ˜ „ „ q q
$
Æ
„
dh
`„
a$ gditã
$
Æ
Ð
„
dh
`„
a$ gditã
K (L sO 5P hQ
$ Æ
dh
a$
FÆ T
„
„
Æ
„Ð
dh
`„Ð
FÆ
dh
a$
Æ
T
„Ð
dh
=V ÕW
Z ¦Z 5[ W\
ƒ s
$ Æ
gditã
$
dh
^„ `„ a$ gditã
$
a$ gditã
$
gditã
$
`„Ð a$ gditã
] Ç] g_ Õ` Ö` ×` å` Ðb ë × Ä ´ ¤ ’ ´ ´ ´ ƒ ƒ
dh
a$ gditã
$
Æ
dh
a$ gditã
$ Æ
h
dh
a$ gditã
$ Æ
h
dh
a$ gditã
$
Æ
h
dh
a$ gditã
$
Æ
„
dh
`„
a$ gditã
$
Æ
T
„Ð
dh
`„Ð a$ gditã
$
Æ
„
dh
`„
a$ gditã
×` å` è` ¤a Ìa *b …b b ªc Ãc Td Vd Xd [d ed fd sd td ud xd †d ²d ½
d ¾d Ìd Íd Ðd ßd ëd îd
e 'e *e 2e 3e 9e ;e Oe ze {e |e •e …e †e Š
e ‹e Œe Ée Ëe áe âe åe óëãÛãëÛëãëÓëËÓø°¨ã‘¨¨ã¨¨‘¨ã††¨†‘†ã¨ã††¨†‘¨†¨ã
h9 Ø
hG(u mH
sH
h u^
hG(u >* mH
sH
ht:•
hG(u
mH
sH
hG(u mH
sH
hG(u mH
sH
h
ƒ
hG(u mH
sH
hitã mH
sH
hÜ
F mH
sH
h¨ ! mH
sH
h
( mH
sH
hÀ[³ mH
sH
hÓmH
sH
h8BØ
hÓ5 •mH
sH
4Ðb Wd Xd Yd Zd [d \d ]d
^d _d `d ad bd cd dd ed td ud ï à Ñ Ñ Ñ Ñ Ñ Ñ Ñ Ñ Ñ Ñ Ñ Ñ Ñ
¾ ¦
$ Æ
„
„äý dh
^„
`„äýa$ gditã
$
Æ
„h
dh
`„h a$ gditã
$
Æ
dà
a$ gdoS,
$
Æ
dh
a$ gditã
$
Æ
dh
a$ gditã
ud Íd 'e |e âe Ef •f Ôf Bg Cg Dg Eg Fg
Gg Hg Ig Jg ê Ö É µ ê É É Ö ¦ š š š ’ ’ ’ ’
dh
gdG(u
$ Æ
a$ gdG(u
$
Æ
dh
a$ gditã
Æ
„
„äý dh
^„
`„äýgditã Æ
dh
gditã
Æ
„
„äý dh
^„
`„äýgditã
Æ
„
„äý dh
^„
`„äýgditã
åe úe 'f 6f Df Ef Hf Tf Vf
Wf mf Œf •f •f œf žf ´f Ôf ×f èf éf g g Bg Eg Fg Gg Og Pg Qg Rg )j *j +j j .j 0j 1j 3j 4j 6j 7j øìøáøÙáøáìáøÙáøìøÙÎøÎìÎøû³¨ œ‘†~z~z~z~zp
j
hÙWï 0
J
U
hä?\
j
hä?\ U
hX"€
h
“ mH
sH
hX"€
htM mH
sH
hd[á
hÜ
F mH
sH
h\fÞ
hitã mH
sH
hitã mH
sH
hG(u mH
sH
ht:•
hG(u mH
sH
ht:•
hG(u mH
sH
hÀ[³ mH
H
sH
h9 Ø
hG(u mH
sH
h u^
hG(u >* mH
s
hG(u mH
sH
)Jg Kg Lg Mg Ng Og Pg Qg Rg Sg Tg Ug Vg Wg Xg
Yg Zg [g \g ]g ^g _g `g ag bg ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ è Ø Ð Ð Ð Ð Ð Ð Ð
Ð Ð Ð Ð Ð Ð Ð Ð Ð
dh
gd
“
$
Æ
„h `„h a$ gdd[á
$
Æ
dà
a$ gdoS,
dh
gdG(u
bg cg dg eg fg gg hg ig jg kg
lg mg ng og pg qg rg sg tg ug vg wg xg yg zg {g |g }g ~g ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
g
d
“
~g •g €g •g ‚g ƒg „g …g †g ‡g ˆg ‰g Šg ‹g Œg •g Žg •g •
g ‘g ’g “g ”g •g –g —
g ˜g ™g šg ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
šg ›g œg •g žg Ÿg g ¡g ¢g £g ¤g ¥g ¦g §
g ¨g ©g ªg «g ¬g g ®g ¯g °g ±g ²g ³g ´g µg ¶g ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
¶g ·g ¸g ¹g ºg »g ¼g ½g
¾g ¿g Àg Ág Âg Ãg Äg Åg Æg Çg Èg Ég Êg Ëg Ìg Íg Îg Ïg Ðg Ñg
Òg ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
Òg Óg Ôg Õg Ög ×g Øg Ùg Úg Ûg Üg Ýg Þg ßg à
g ág âg ãg äg åg æg çg èg ég êg ëg ìg íg îg ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
îg ïg ðg ñ
g òg óg ôg õg ög ÷g øg ùg úg ûg üg ýg þg ÿg h
h
h
h
h
h
h
h
h h
h ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
h
h
h
h
h
h
h
h
h
h
h
h
h
h
h
h
h
h
h
h -h h
h !h "h #h $h %h ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
'h (h )h *h +h ,h h .h /h 0h 1h 2h 3h 4h 5h 6h 7h 8h 9h :h ;h =h >h ?h @h Ah Bh ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
Bh Ch Dh Eh Fh Gh Hh Ih Jh Kh Lh Mh Nh Oh Ph Qh Rh
Sh Th Uh Vh Wh Xh Yh Zh [h \h ]h ^h ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
^h _h `h ah
bh ch dh eh fh gh hh ih jh kh lh mh nh oh ph qh rh sh th uh vh wh
xh yh zh ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷
dh
gd
“
zh {h |h }h ~h •h €h •h ‚h ƒh „h …h †h ‡h
ˆh ‰h Šh ‹h Œh •h Žh •h •h ‘h ’h “h ”h •h –
h ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
–h —
h ˜h ™h šh ›h œh •h žh Ÿh h ¡h ¢h £h ¤h ¥h ¦h §h ¨h ©h ªh «h ¬h h ®h ¯h °h ±h ²h ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
²h ³h ´h µh ¶h ·h ¸h ¹h ºh »h ¼h ½h
¾h ¿h Àh Áh Âh Ãh Äh Åh Æh Çh Èh Éh Êh Ëh Ìh Íh Îh ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
Îh Ïh Ðh Ñh Òh Óh Ôh Õh Öh ×h Øh Ùh Úh Ûh Üh Ýh Þh ßh àh
áh âh ãh äh åh æh çh èh éh êh ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
êh ëh ìh íh îh ïh ðh ñ
h òh óh ôh õh öh ÷h øh ùh úh ûh üh ýh þh ÿh i
i
i
i
i
i
i ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
i
i
i i i
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i -i i
i !i "i ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷
dh
gd
“
"i #i $i %i 'i (i )i *i +i ,i i .i /i 0i 1i 2i 3i 4i 5i 6i 7i 8i 9i :i ;i =i >i ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
>i ?i @i
Ai Bi Ci Di Ei Fi Gi Hi Ii Ji Ki Li Mi Ni Oi Pi Qi Ri Si Ti Ui Vi Wi
Xi Yi Zi ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷
dh
gd
“
Zi [i \i ]i ^i _i `i ai bi ci di ei fi gi hi ii j
i ki li mi ni oi pi qi ri si ti ui vi ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
vi wi xi yi zi {i |i
}i ~i •i €i •i ‚i ƒi „i …i †i ‡i ˆi ‰i Ši ‹i Œi •i Ži •i •i ‘i ’i ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
’i “i ”i •i –i —
i ˜i ™i ši ›i œi •i ži Ÿi i ¡i ¢i £i ¤i ¥i ¦i §i ¨i ©i ªi «i ¬i i ®i ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷
dh
gd
“
®i ¯i °i ±i ²i ³i ´i µi ¶i ·i ¸i ¹i ºi »i ¼i ½i ¾i ¿i
Ài Ái Âi Ãi Äi Åi Æi Çi Èi Éi Êi ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
Êi Ëi Ìi Íi Îi Ïi Ði
Ñi Òi Ói Ôi Õi Öi ×i Øi Ùi Úi Ûi Üi Ýi Þi ßi ài ái âi ãi äi åi æi ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
d
h
gd
“
æi çi èi éi êi ëi ìi íi îi ïi ði ñi òi ói ôi õi öi ÷i øi ùi úi
ûi üi ýi þi ÿi j
j
j ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
j
j
j
j
j
j
j j j
j
j
j
j
j
j
j
j
j
j
j
j
j
j
j
j
j
j
j -j ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
-j j j !j "j #j $j %j 'j (j )j *j ,j j /j 0j 2j 3j 5j 6j ?j @j Aj Mj ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ õ õ õ õ õ õ
õ õ õ é à õ Ô
„øÿ „
&`#$ gdeuö
„h ]„h gdÙWï
„øÿ „
&`#$ gdd[á
dh
gd
“
7j =j >j ?j @j Aj Bj Hj I
j Kj Lj Mj Pj Qj Rj Sj Tj Vj Wj Yj Zj [j úðúìèÞØÞÍÞØÇúÁìè½¹½µª
hX"€
h
“ mH
sH
hø1y
hä?\
hX"€
h+ ¸ 0J
h®+% 0J
h.{5 0J
mH
nH
u
hd[á 0J
j
hd[á 0J
U
h‹%
hˆj¢
j
hÙWï 0J
U
hÙWï 0J
Mj Nj Oj Pj Qj Rj Sj Tj Uj Vj Wj Xj Yj Zj [j ï ã ã Ó Ç
¾ ¼ ´ ¼ ¼ ¼ ¼ ¼ ¼
$ a$ gd® ¯
„h ]„h gdÙWï
„øÿ „
&`#$ gd^ Ã
„h
„øÿ „
„øÿ „
&`#$ ]„h gd®+%
&`#$ gdÄzÐ
„h
„øÿ „
&`#$ ]„h gdd[á
C
0
P
1•h :p®+% °Ð/ °à=!°
"°
#•
$•
%°
°Ð
°Ð
•Ð Dp
^
2
0
@
P
0
@
P
0
@
P
0
@
P
0
@
P
0
@
P
0
@
P
nH sH tH
À
`
p
`
p
`
p
`
p
`
p
`
p
`
p
@ `ñÿ
Ð
€
€
€
€
€
€
€
@
à
•
•
•
•
•
•
•
ð
À
Ð
À
Ð
À
Ð
À
Ð
À
Ð
À
Ð
8
X
à
à
à
à
à
à
ø
ð
ð
ð
ð
ð
ð
2
V
(
~
Ø
_H
è
mH
äl½
N o r m a l
CJ
_H
aJ
mH 8sH 8tH
D A`òÿ¡ D
D e f a u l t
P a r a g r a p h
F o n t R i óÿ³ R
T a b l e
( k ôÿÁ (
N o r m a l
ö
N o L i s t
4Ö
l 4Ö
aö
4 @
ò 4
® ¯
H e a d e r
Æ
à À!
4
@
4
® ¯
F o o t e r
Æ
à À!
. )@¢
.
® ¯
P a g e
N u m b e r j š ³ # j
÷iâ T a b l e
G r i d 7 :V
Ö0 ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
PK
! ‚Š¼ ú
[Content_Types].xml¬‘ËjÃ0 E÷…þƒÐ¶Ørº(¥Ø΢Iw},Ò
Éßwì¸Pº -t# bΙ{U®•ã
ä±-j„4
“óTéU^h…d}㨫ôûî)»×*1P ƒ'¬ô “^××Wåî 0)™¦Též9ƒ ØÍ 3¿\`õ?ê/ç [Ø ¬¶Géâ\•Ä!ýÛRk.“sþÔ»•. .—·´aæ¿?
ÿÿ
PK
! ¥Ö§çÀ 6
_rels/.rels„•ÏjÃ0
‡ï…½ƒÑ}QÒà %v/¥•C/£} á(h" Û ëÛOÇ » „¤ï÷©=þ®‹ùá”ç
šª ÃâC?Ëháv=¿‚É…¤§% [xp†£{Ûµ_¼PÑ£ýý»G ðM•Geø•ÆD¢›ä íó
3Vq%'#q¾
à ÓòŠÍ$”8ÁšK ýžŠ ôÍ)f™w 9:ĵà
å£
x}rÏ x ‰‰¢ œw¢Ø îrÎ:\TZaGó*™y8IÂjæbRÆíc|XÅ»‹ Ç¿½I u3 KGñnD 1÷ N
IB Òsü€• íîRêØu—ú‚K>Vè.E L+M2¤#'šf‹¶i
~™Vé
þvl³{ u8«Òz‹ ºHÈ Ì*„ æ˜ñ:ž( W‘ ☕ ~ «¨JÈÁTøe\O*ðtH G½€HYµæ–
}KNßÁP±*ݾ˦±‹ Š-TѼ•9/#·øA7ÂqZ… Ð$*c?•
¢ íqU ßån†èwð N ºû
%Ž»O¯ ·ièˆ4
=3 Ú—Pª•
ÓäïÊ1£P•m
\\9† øâëÇ ‘õ¶ âMØ“ª2aûDù]„;Yt»\ ôí¯¹[x’ì
r¼°C-SÆ jÊÈ išd ûDЇA½Îœ
óù•ç]É}Wr½ÿ|É]”Ïg-´³Ú eW÷ ¶)6-
IqbJ#xÌ꺃
6k•àê#ª¢A„Sh°ëž& ÊŒt(QÊ% ìÌp%m‡&]ÙcaS l=•XíòÀ
¯èáü\P•1»Mh
Ÿ9£ Mà¬ÌV®dDAí×aV×B™[݈fJ•ÃP |8¯
Ö„
AÛ V^…ó¹f
ÌH ín÷ÞÜ-Æ
é" á€d>ÒzÏû¨nœ”ÇŠ¹ €Ø©ð‘>ä•bµ ·–
&û ÜÎâ¤2»Æ v¹÷ÞÄKy ϼ¤óöD:²¤œœ,AGm¯Õ\nzÈÇiÛ Ã™ -ã ¼.uχY
C¾ 6ìOMf
“å3o¶rÅÜ$¨Ã5…µûœÂN H…T[XF64ÌT
,Ñœ¬üËM0ëE)`#ý5¤XYƒ`øפ ;º®%ã1ñUÙÙ¥
m;ûš•R>QD
¢à •ØDìcp¿
UÐ' ®&LEÐ/p•¦m¦Üâœ%]ùöÊàì8fi„³r«S4Ïd
7y\È`ÞJâ•n•² åίŠIù
R¥ Æÿ3Uô~ 7 +ö€ ׸ #•¯m•
q¨BiDý¾€ÆÁÔ
ˆ ¸‹…i *¸L6ÿ 9ÔÿmÎY &áÀ§öiˆ …ýHE‚•=(K&úN!VÏö.K’e„LD•Ä•© {D
ê ¸ª÷v E ꦚdeÀàNÆŸûžeÐ(ÔMN9ßœ Rì½6 þéÎÇ&3(åÖaÓÐäö/D¬ØUíz³<ß{ËŠè‰Y›
Õȳ ˜•¶‚V–ö¯)Â9·Z[±æ4^næ• ç5†Á¢!Já¾ é?°ÿQá3ûeBo¨C¾ µ Á‡ M
 ¢ú’m
À ÿÿÿÿ
[b
ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿ [b
* * , ,
V Ðb ud Jg
h ²h Îh êh
D E F G H
, /
•
7! F@ ×` åe 7j [j
bg ~g šg ¶g Òg îg h Bh ^h
i "i >i Zi vi ’i ®i Êi æi
j
I J K L M N O P Q R S
6
zh
-j
T
8 : ? B ^
‚
&3 ÔD =
–
Mj [j 7 9 ; = > @ A C
U V W X Y Z [ \ ] _
- ! /
!•
! ÿ•€
ðl
ð
ð, b
ð$
F« èh‚ëã AÚ=ãyzÿ
ð0
ð(
ÿÿÿÿ @ -ñ
ð
ð
ÿÿ ÿ €€€ ÷
ðB
ð’
ð
ð
S
ð- ¿
Ë
ÿ
?
ð
[b ÿÿ
`–
ì
b–
,
c–¼+Ö@ Ö@ \b
à@ à@ \b
8
*€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €City €9
*€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €place €
¼„-
a–-
x ™
¥
Z
b
c
j
k
r
u
z
‚
ˆ
‰
•
•
•
—
¡
¢
©
ª
°
²
¹
º
Á
Â
Ç
Í
Ö
×
å
è
í
î
ñ
ó
ø
ù
ÿ
§
¾
3 7 I T U ] ^ —
¿
Ã
Å
?
A
ö
÷
âæíîö÷ý
"
#
'
/
0
9
;
A
B
S
U
b
d
m
n
{
|
•
€
•
•
•
›
¢
£
©
«
´
µ
»
¼
È
Ë
Ð
Ø
Þ
à
é
ê
ò
ó
ù
ú
!"()./9:@AGHMNRSYZbƒˆ‰‘’›œ¨©®¯¼½ÅÆËÌÑÒÕÖßàêë
ôõøù
"
*
+
/
0
4
5
:
;
H
J
N
O
X
Z
c
d
g
h
s
t
y
z
‚
ƒ
Œ
•
•
–
•
ž
¤
¥
ª
«
¸
»
Ä
Å
Ô
Õ
Ü
Ý
â
ã
è
é
õ
ö
ú
û
(
m
®
å
)
.
z
³
ò
Æ
/
ß
Ý
£
!
å
/
8
:
…
=
Š
†
>
C
D
I
O
W
X
_
`
f
g
l
‹
”
•
œ
•
¥
¦
À
Å
Æ
Ë
Î
Ð
Ñ
×
Ø
Þ
ß
ä
}
´
º
ß
¤
.
è
#
$
1
2
7
8
B
J
L
W
Z
˜
›
þ
ÿ
A
B
´
·
£
¤
ü
ý
3
Ÿ
¥
¦
®
°
º
»
Å
Æ
í
î
ù
ú
»
¿
ù
‡
ˆ
®
°
Ð
Ñ
Ö
Ø
Å
Þ
.
ƒ
Ÿ
õ
4
„
¡
ö
5
‹
¦
=
Œ
¬
'
?
H
J
•
‘
•
¶
·
»
R
–
¼
X
b
c
h
Á
Â
È
É
i
o
Ñ
p
Ó
v
Ö
w
×
|
ê
}
ì
!
(
)
•
€
v
Ê
Í
!
Î
$
C
«
n! p! ‰!
+, 0, 1,
3
Š
×
4
‹
Ø
=
‘
á
?
“
â
B
˜
è
C
J
™
Ÿ
ï
ø
ù
K
U
V
^
e
m
n
u
«
¬
¹
»
À
Á
É
û
ü
%
1
2
4
6
=
>
D
M
c
d
«
¬
î
ï
A
¬
Ì
Í
õ
ö
V W î ð ù ú ÎÏðñ
‹! Ë! Í! Ó# Õ# L) M) F* G* œ* •* %+ )+ Œ+ •+ Ú+ Û+ ),
:, ;, ã, ç, ï, ð, ô, õ,
-
-
- x- y- ~- •- Œ- •ä- è- é- î- ï- ø- ù.
.
.
.
.
. -.
_. c. e. j. k. p. q.
Æ. Ì. Í. Ï. Ð. ×. Ø.
/
- %- &- 1- 2- ;- <- N- P- T- U- Z- \- e’- “- ›- œ- ¡- ¢- ¨- ©- ³- ´- ¾- Ä- Ë- Ñ.
.
.
. .
%. &. +. ,. 1. 2. 7. 8. =. >. G. H. K. L.
x. y. ‚. ƒ. †. ‡. Š. ‹. ”. š. Ÿ. . ¥. ¦. ². ³.
Ý. Þ. ä. å. î. ð. ÷. ø. ý. þ.
/
/
f- p- rÖ- ×- ãO. P. Y.
¹. º. À.
/
/
/ / / :/ B/ J/ K/ P/ Q/ V/ Y/ È/ É/ ¢1 £1 |3 }3 ƒ3 „3 Ô3
a6 b6 þ8 ÿ8
9
9 •9 ž9 ¸9 »9 Ô9 Ö9
:
: #: $:
Œ; •; §; ¨;
¡¢ÓÔØÙÛÜõö =
= e= f= •= –= •> –>
> ž> Ÿ> ¢> £> ©> ª> ¯> °> ·> ¼> À> Ç> Ì> Ô> Ü>
õ> ö>
?
?
?
? ?
Õ3
4
4 \5 ^5
c; d; k; l; {; |;
—
Þ> å> æ> é> ë>
?
?
? ? !? &? '? ,? ? 2? 3? 8? 9? B? C? P? R? Y? Z? c? d? l? m? v? w? |? }? ‡? ‰? •?
•? •? —? ? ¦? ¯? °? ´? µ? ¾? ¿? Ç? È? Ì? Í? ×? ö? ÿ? @
@
@
@
@
@
@
@ -@ (@ +@ 2@ 3@ :@ ;@ >@ ?@ D@ E@ J@ K@ P@
Q@ ]@ _@ c@ d@ k@ l@ r@ s@ y@ z@ ‡@ ˆ@ —
@ š@ £@ ¤@ «@ ¬@ ¯@ °@ µ@ ¶@ ¿@ À@ Ä@ Å@ Ê@ Í@ Õ@ ç@
í@ î@ ô@ õ@ þ@ ÿ@
A A A
A
A
A
A #A *A +A 3A 5A 9A :A AA BA GA HA NA YA `A bA
nA oA zA |A „A …A ’A “A ™A šA £A ¦A ¯A °A ¶A ·A ÀA ÁA ÉA
ÊA ÏA ÐA ÕA ×A ÞA ßA éA êA îA ïA õA öA ûA üA B
B
B
B
B -B %B *B /B 0B 5B 6B ?B @B CB DB GB HB OB UB
YB ZB `B aB fB gB mB nB tB uB wB xB •B •B †B ‡B •B ŽB ’B “
B šB ›B B ¡B ªB «B ²B ¿B ÆB ÌB ÑB ÒB ÜB ÝB àB áB çB èB ìB íB
òB óB C
C C
C
C
C
C
C $C *C +C 5C 6C CC DC JC KC SC TC ZC \C aC b
C eC fC iC jC pC qC uC vC {C |C …C †C ’C “C •C C ¥C ¦C ©C ªC
°C ±C µC ¶C »C ¼C ÄC ÆC ÍC ÎC ÓC ÙC àC âC äC åC ëC íC óC ô
C ùC úC D
D D
D
D )D 3D 4D :D ;D MD ND TD UD ]D ^D cD dD iD jD nD oD vD
‹D •D ‘D •D –
D šD ›D @E BE !F #F ôF öF XG YG kG lG rG tG ŽG ‘G çG éG 4H 6
H UH XH •H –
H °H ±H öH ÷H fI iI …I ‡I »I ¼I ÁI ÂI FJ GJ WJ XJ ¶J ¸J 6K 7K [K
\K jK lK sK tK ‘K ”K ™K šK žK K K ¯K -L L ¡L ¢L
N -N >N ’N “N ãN äN !O $O ÒO ÕO )P *P ¨P ©P ºP ¼P ö
P ÷P sQ vQ ´Q µQ ÈQ ÉQ ÍQ ÐQ öQ ÷Q
R
R CR DR JR KR £R ¦R
ÇR ÈR öR ÷R 4S 5S VS WS 1T 2T 7T 8T >T UT WT öT ÷T ¥U §U
ÆU ÇU >V ?V XV YV [V \V ‚V ƒV ÜV ÝV 0W 1W
X
X nX pX «
X X ÏX ÐX ÕX ×X ¤Y ¦Y ÌY ÍY …Z †Z ª[ «[ T\ u\ v\ x\ }\ ~\ ²\ ´\ ½\
¾\ Ì\ Í\ ë\ î\
]
] 2] 3] 9] O] Q] z] |] …] †] Š] Œ] É] Ë] á] â] '^ )^
D^ E^ T^ W^ m^ o^ Œ^ •^ œ^ ž^ ´^ ¶^ è^ ê^ _ "_ B_ R_ R_ *b *b ,b ,b -b b /b 0b 2b 3b 5b 6b >b Ab Lb Vb Wb Wb Yb \b
¾
î
ø
¿
>
3 9 I T U Ý
A
æ
Þ
T
U
•
‘
ü
ý
®
¯
q
r
Ñ
Ô
ƒ
*
û
Ð
L
˜
›
Š
‹
³
·
¶
·
þ
ÿ
ý
+
3
¦
4
B
‹
˜
M
Z" ["
'
' ¨) ©) %+ )+ å, õ,
_. c. þ.
/ Y/
4
4 ”4 •4 Ñ4 Ò4 •5 ž5
6
6 `6 b6 Ô9 Ö9 ÓÔ =
= •> Ô> å> (@ 2@ UB YB *C ¼C ÍC oD ~D BE rG tG 4H 6H gI i
I žK K >N ÔO ÕO
R
R ¥R ¦R 4S 5S VT WT
U
U ÆU ÇU fW
gW ÔX ×X äX åX ÏZ ÐZ V\ u\ Ì\ Í\ &] '] {] |] á] â] D^ E^ Œ^ •^ Ó^
Ô^ A_ *b *b ,b ,b -b b /b 0b 2b 3b 5b 6b Vb Wb \b
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Ë
º
3 H ¾
Ã
cdª«¼ÑÒÒ
/
0
˜
›
¸0 ¹0 ÕX ×X èX *Z Z Z ª[ Ã[ T\ V\ Z\ f\ t\ t\ Í\ Í\ '] '
] z] |] â] â] E^ E^ •^ •^ •^ •^ Ô^ ×^ )_ )_ F_ O_ Q_ R_ *b *b ,b
,b -b b /b 0b 2b 3b 5b 6b Lb Qb Vb Wb Wb Xb Xb \b
; D R_ R_ *b
*b ,b ,b -b b /b 0b 2b 3b 5b 6b Vb Wb Wb \b
$Å ð/ 8ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Œz4ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
{H‡
•Uo œiü8ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Çbo
°ž ¹ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Õ y œ—
Š ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
+§JÜ[Àwÿ
ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
™Íd|Xž8^ ÿ ÿ
ZРسÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
B3…_
•ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
!?ütb%$zÿ ÿ
ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ƒfYNè0†
ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ðø4Âÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
AVïpºô
ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ PJ QJ ^J o(
€
„Ü
„˜þ Æ
Ü
^„Ü `„˜þOJ
QJ
^J
o( ‡h ˆH
o
€
„¬
„˜þ Æ
¬
^„¬ `„˜þOJ
QJ
o( ‡h ˆH
§ð
€
„|
„˜þ Æ
|
^„| `„˜þOJ
QJ
o( ‡h ˆH
·ð
€
„L
„˜þ Æ
L
^„L `„˜þOJ
QJ
^J
o( ‡h ˆH
o
€
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ
QJ
o( ‡h ˆH
§ð
€
„ì „˜þ Æ
ì ^„ì`„˜þOJ
QJ
o( ‡h ˆH
·ð
€
„¼" „˜þ Æ
¼" ^„¼"`„˜þOJ
QJ
^J
o( ‡h ˆH
o
€
„Œ% „˜þ Æ
Œ% ^„Œ%`„˜þOJ
QJ
o( ‡h ˆH
§ð
„p
„0ý Æ
p
^„p `„0ýo(
.
€
„Ø „˜þ Æ
Ø ^„Ø `„˜þ‡h ˆH
.
‚
„¨
„Lÿ Æ
¨
^„¨
`„Lÿ‡h ˆH
.
€
„x
„˜þ Æ
x
^„x `„˜þ‡h ˆH
.
€
„H
„˜þ Æ
H
^„H `„˜þ‡h ˆH
.
‚
„
„Lÿ Æ
^„
`„Lÿ‡h ˆH
.
€
„è
„˜þ Æ
è
^„è `„˜þ‡h ˆH
.
€
„¸
„˜þ Æ
¸
^„¸ `„˜þ‡h ˆH
.
‚
„ˆ
„Lÿ Æ
ˆ
^„ˆ `„Lÿ‡h ˆH
.
„Í
^„Í `„{ýo(
.
„¬
„lý Æ
¬
^„¬ `„lýo(
„P
„Lÿ Æ
P
^„P `„Lÿ‡h ˆH
.
€
^„ `„˜þ‡h ˆH
.
€
„ð
„{ý Æ
Í
.
‚
„ „˜þ Æ
„˜þ Æ
ð
^„ð
`„˜þ‡h ˆH
.
„À
„Lÿ Æ
„•
„˜þ Æ
„`
„˜þ Æ
„0
„Lÿ Æ
„
„˜þ Æ
„
„˜þ Æ
„p
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h ˆH
.
‚
À
•
^„À `„Lÿ‡h ˆH
.
^„• `„˜þ‡h ˆH
.
`
^„` `„˜þ‡h ˆH
.
0
^„0 `„Lÿ‡h ˆH
.
^„
`„˜þo( ‡h ˆH
.
^„ `„˜þ‡h ˆH
.
p
^„p `„Lÿ‡h ˆH
.
€
„
€
€
‚
€
‚
€
„@
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h ˆH
„à
„°
„€
„P
„8
„ø
„˜þ Æ
.
‚
„Lÿ Æ
à
^„à `„Lÿ‡h ˆH
.
„˜þ Æ
°
^„° `„˜þ‡h ˆH
.
„˜þ Æ
€
^„€ `„˜þ‡h ˆH
.
„Lÿ Æ
P
^„P `„Lÿ‡h ˆH
.
„äý Æ
8
^„8 `„äýo( ‡h ˆH
.
„ þ Æ
@
^„ø `„ þo( ‡h ˆH
(
$ ^„$ `„˜þOJ PJ QJ ^J o(
„h
„˜þ Æ
h
^„h `„˜þo(
€
€
‚
)
.
„$
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h ˆH
.
„à
„Lÿ Æ
„°
„˜þ Æ
„€
„˜þ Æ
„P
„Lÿ Æ
¼
^„¼ `„¬ùo(
„
„˜þ Æ
„p
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h ˆH
.
‚
à
^„à `„Lÿ‡h ˆH
°
^„° `„˜þ‡h ˆH
€
^„€ `„˜þ‡h ˆH
P
^„P `„Lÿ‡h ˆH
.
€
^„ `„˜þ‡h ˆH
p
^„p `„Lÿ‡h ˆH
€
„
€
€
‚
.
.
.
„¼
.
‚
.
.
€
„@
„¬ù Æ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h ˆH
.
„à
„Lÿ Æ
„°
„˜þ Æ
„€
„˜þ Æ
„P
„Lÿ Æ
8
^„8 `„0ýo(
„
„˜þ Æ
„p
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h ˆH
.
‚
à
^„à `„Lÿ‡h ˆH
°
^„° `„˜þ‡h ˆH
€
^„€ `„˜þ‡h ˆH
P
^„P `„Lÿ‡h ˆH
.
€
^„ `„˜þ‡h ˆH
p
^„p `„Lÿ‡h ˆH
€
„
€
€
‚
.
.
.
„8
.
‚
.
.
€
„@
„0ý Æ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h ˆH
.
„à
„Lÿ Æ
„°
„˜þ Æ
„€
„˜þ Æ
„P
„Lÿ Æ
Ð
^„Ð `„˜þo(
„
„˜þ Æ
„p
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h ˆH
.
‚
à
^„à `„Lÿ‡h ˆH
°
^„° `„˜þ‡h ˆH
€
^„€ `„˜þ‡h ˆH
P
^„P `„Lÿ‡h ˆH
.
€
^„ `„˜þ‡h ˆH
p
^„p `„Lÿ‡h ˆH
€
„
€
€
‚
.
.
.
„Ð
.
‚
.
.
„@
„˜þ Æ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h ˆH
.
‚
„à
„Lÿ Æ
à
^„à `„Lÿ‡h ˆH
„°
„˜þ Æ
°
^„° `„˜þ‡h ˆH
„€
„˜þ Æ
€
^„€ `„˜þ‡h ˆH
„P
„Lÿ Æ
P
^„P `„Lÿ‡h ˆH
T
^„T `„Èûo(
.
€
„T
„˜þ Æ
T
^„T `„˜þ‡h ˆH
^„$ `„Lÿ‡h ˆH
.
€
„ô
„˜þ Æ
ô
^„ô
`„˜þ‡h ˆH
.
€
„Ä
€
€
‚
.
.
.
„T
.
.
‚
„$
„Èû Æ
„Lÿ Æ
$
„˜þ Æ
Ä
^„Ä
`„˜þ‡h ˆH
.
„”
„Lÿ Æ
„d
„˜þ Æ
„4
„˜þ Æ
„
„Lÿ Æ
^„ `„|üo(
.
„T
„˜þ Æ
^„$ `„Lÿ‡h ˆH
„˜þ Æ
ô
^„ô
`„˜þ‡h ˆH
.
‚
”
d
4
^„” `„Lÿ‡h ˆH
^„d `„˜þ‡h ˆH
^„4 `„˜þ‡h ˆH
^„
`„Lÿ‡h ˆH
€
€
‚
.
.
.
„
.
„|ü Æ
€
T
^„T `„˜þ‡h ˆH
€
„ô
.
€
„Ä
.
‚
„$
„Lÿ Æ
$
„˜þ Æ
Ä
^„Ä
`„˜þ‡h ˆH
.
„”
„Lÿ Æ
„d
„˜þ Æ
„4
„˜þ Æ
„
„Lÿ Æ
„h
„˜þ Æ
„T
„˜þ Æ
^„$ `„Lÿ‡h ˆH
„˜þ Æ
ô
^„ô
`„˜þ‡h ˆH
.
‚
”
d
4
^„” `„Lÿ‡h ˆH
^„d `„˜þ‡h ˆH
^„4 `„˜þ‡h ˆH
^„
`„Lÿ‡h ˆH
°
^„h `„˜þo( ‡h ˆH
T
^„T `„˜þ‡h ˆH
.
€
„ô
€
„Ä
€
€
‚
.
.
.
.
.
.
€
‚
„$
„Lÿ Æ
$
„˜þ Æ
Ä
^„Ä
`„˜þ‡h ˆH
.
‚
„”
„Lÿ Æ
”
^„” `„Lÿ‡h ˆH
„d
„˜þ Æ
d
^„d `„˜þ‡h ˆH
„4
„˜þ Æ
4
^„4 `„˜þ‡h ˆH
„
„Lÿ Æ
^„
`„Lÿ‡h ˆH
8
^„8 `„0ýo(
.
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h ˆH
„p
„Lÿ Æ
p
^„p `„Lÿ‡h ˆH
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h ˆH
.
€
„
€
€
‚
.
.
.
„8
.
‚
.
.
€
„@
„0ý Æ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h ˆH
.
‚
„à
„Lÿ Æ
à
^„à `„Lÿ‡h ˆH
„°
„˜þ Æ
°
^„° `„˜þ‡h ˆH
„€
„˜þ Æ
€
^„€ `„˜þ‡h ˆH
„P
„Lÿ Æ
P
^„P `„Lÿ‡h ˆH
T
^„T `„Èûo(
.
€
„T
„˜þ Æ
T
^„T `„˜þ‡h ˆH
^„$ `„Lÿ‡h ˆH
.
€
„ô
„˜þ Æ
ô
^„ô
`„˜þ‡h ˆH
.
€
„Ä
€
€
‚
.
.
.
„T
.
.
‚
„$
„Èû Æ
„Lÿ Æ
$
„˜þ Æ
Ä
^„Ä
`„˜þ‡h ˆH
.
„”
„Lÿ Æ
„d
„˜þ Æ
„4
„˜þ Æ
„
„Lÿ Æ
Çbo
•Uo
$Å
‚
”
d
4
^„” `„Lÿ‡h ˆH
^„d `„˜þ‡h ˆH
^„4 `„˜þ‡h ˆH
^„
`„Lÿ‡h ˆH
ƒfYN Õ y
ð- Z !?üt
.
.
.
€
€
‚
.
+§J Íd|X B3…_ {H‡
™AVïp ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿ
Ž6’~
-2h :çf¥
8¤Æˆ
>rš7ÈË6òì”P°ài̹
Æ;Я
•"Æý
j9
âãÆJ
Î v
¸ûªÆ
b›@¤
´ybN
²( Ï1 ˜[ ã(
x
÷
~ • c! úq
–T
Wi
Vq
êr
E
?
ðL
»X
±2
§L
KP
8 Z ¥q Uu •:
[
å Z
¸b[
b\
r
ö%
våK
b
êQ
¡!
4˜x
{z
n|
A
¾m
Šq
Ü
u)
ÒT
…w
„-
ûj
•
¶Z ë
j
‚
ØÊE
!
+
·0
·a
Ë=
ñ
e
3
®c
öw
~
F
€*
:
W:
üP
]
E
æ'
Ï
ÍU
s#B
V,
Yt
/B
Þ0
îD
r}
C3
ÅV
ß7
•P
‘g
·
p9
®U
cm
ªn
v[
¦(
*t
ƒj
z
á
ŠA
yE
‚N
)
Ü(
B+
ñP
3
ê
Ý - \,9- ¨X- ae- ts- ð> }T M| (
Ÿ ! ¨ ! t ! )+! F-! ]=! U?! 8m! Ê " ¬ " ‰!" ép" \y" ™5# 6# úT# K•# 8
$ [G$ › % ®+% $E% JE% € © ‹%
N`9'
}*
(
#( *( . ) * ) x=) ŠB) + 8>+ ³G+
t+ Ìu+ Gw+ J , Æ=, êD, oS, tg, (
÷P. 9Y. å`. Š / Ç / h./ [O/ /S/ …d/ a 0 )/0
1 Ìc1 Ü,2
=2 Äg2 ×i2
úi2 ó#3 ƒG3 â#4 á4
T4 $h4 >s4 Z&5 .{5 b86 ß•6 kp7 o 8 «+8 a98 ¬ : H : "1: ÃI: ]K;
a; ýj; •k; ! C4¼AòAwq) = w = Ø = KC= •F=
l= " > +4> G6> ¹K> ¸s> -u> qA? ³_? ñ_? Ä@ -;@ Y=@ %L@ õc@ u A Ó CA "EA ‡rA T B q B ú B »-B •cC ìkC
- D ŽWD
;E Ü
F ¿?F 9cF «fF 3PG — H Þ H ð'H ì=H
FH Ó J ¥ J Ë4J ÒCJ HVJ j K &;L ’QL pXL tM .uM ¢uM ` N
"N ¤ O )O ¹nO l P a9P „zP l Q
Q - Q Ò½+Q lQ óAQ ÍaQ ¶mQ E|Q Ö R
R 3*R
,R hmR dwR þ S Í/S sCS @ T é$
T p?T
uT q+U —.U
qU å4V ºvV ùxV
W =?2W º9W ¤
X
3X
Y ^!Y ²]Y
iY È Z ’`Z N [ ¿0\ ä?\ Lt\
y\ ‹#^ è'^ ,O^ Þ\^ jo^ ½9_ Vá_
_ !a_ Jf_ ‡o_ ¯ `
P` )z`
>a @a ÚGa ± c ?Tc æKd é
e š%e •Ae
he º1f N g
(g Ì+g 6/g :9g ÓBg §ig
7h p>h }Bh |,i Ñ9i õJi G|j ˜ k  l °#l
m !Dm *3n @wn õ•n
#o A
p
q
q „Dq esq
r HRr …bs • t ë¿Tt G u G(u -ku ‹ v Ï3v E6v Kiv Ñ7w Ê
Sw 8hw W x Éx ¯5x C8x ¼Kx ‘`x
y &%y ø1y ä7y F=y
^y fky h}y V z v z vQz #
Xz nwz ±/{ Ih{ ÷,| •F| ¯q| §J} Ôf} !o} ‹w} qT~ ×^~ l~
o~ Ð • =• K%• ô%• ¢d• X"€
T€ îd€ "m€ +w€ Á$• Ör• ‹ ‚ "‚ {"‚ µ4‚ v ƒ ¾
„ * „ ¹-„ & „ n „ ÊM„
^„ |w„ = … gÎh… , † Á † C
‡ ª ‡
T‡ ÝV‡ ;Y‡ C ˆ ¸X‰
5Š aOŠ jZŠ ±ZŠ ¨mŠ vŠ • ‹ à ‹
R‹ z
Œ ¦VŒ ¬eŒ ÉvŒ }{Œ R • x • F%• t4•
V• ùf• V~• Û Ž õ Ž c#Ž
r%Ž QŒ'Ž ^JŽ 4MŽ öNŽ T • ÷ •
/•
l• • • …Y• _b• #‘ ˜=‘ ÛR‘ ¹d‘ Ñ ’ @ ’ ‘/’
“ Ø=“ •T“ ãa“ ‡A” GR” #q” Í • Е yW• Þ – »1– D>– á— j3— •M— Hr—
Þ^˜ /r˜ ^{˜ õ ™ Ô ™ 6H™ j|™ Á š
kš O7› ð=› Yv›
y• “Bž ×Rž ýv
ž
Ÿ ë# ý
¡ Ü(¡ Ïy¡ 3I¢ ˆj¢ Û-£ rF£ V/¤ í_¤
q¤ rA¥ ðR¥ ‡d¥ f7¦ ÑÎQ¦ °
§ ®!§ rA§ {B§ –J§ : ¨ Ô ¨ ] ¨ Ò ¨ O9¨
^¨ ˆo¨ L ª zSª ¬`ª áfª
/« à`« Ä ¬ ®- Mo Æo ì
® •[® ® ¯ n ¯ ë_¯ =a¯ 5)° È ± •\± s² Š!² ò+² o ³ + ³ §Q³ À[³ D
´ ú ´ ª4´ -:´
•´ ×4µ »öNµ B¶ ìS¶ £k¶
·
· ¿2· £G· + ¸ ²,¸ xV¸ IZ¸ o]¸ ¾ ¹ ³%¹ æ'º Ø5º ìPº 3Uº Ú@» ¹]» •k» =
¼ üB¼
`¼ Sg¼ ³ ½ …a½ Ãh½ äl½ ×t½ å*¾ F@¾ ©J¾ Ëi¾ ™ ¿ ¥J¿ r¿ ° À g9À ,FÀ q2Á ó=Á ÚpÁ ^ Ã ÅCÃ Ø'Ä â
*Ä ¬/Ä ÇOÄ § Å Ê
Å ÂÅ
DÅ
aÅ ÿlÅ ñ4Æ ÛLÆ µuÆ
#Ç Ž7Ç ,kÇ
È “.È ;=È R É Ü É œlÉ
¾pÉ ' Ê 0hÊ OfË • Ì
-Ì aÌ
Í -1Í V?Í 4UÍ Î ‚'Î €SÎ %jÎ ‘wÎ
zÎ
Ï 9LÏ !ZÏ ¦ Ð !8Ð ·=Ð ßNÐ
iÐ ÄzÐ z0Ñ
_Ñ
˜vÑ •;Ó ÍRÓ •dÓ bgÓ
:Ô Ô`Ô ÜjÔ [kÔ `rÔ »sÔ Ž Õ Ø*Õ óKÕ ê × •
%× ¾@× go× zy× 9 Ø +MØ
NØ
PØ [GÙ XUÚ +|Ú F Û 6cÛ •YÜ €Z
Ü ¯ZÜ luÜ ¿ Ý •OÝ ð Þ 9,Þ J9Þ \fÞ N1ß èoß b_à à á
#á Š%á d[á ~q
á ÃIâ ÷iâ álã itã â-ä íä •Lä k å æ^å Åiå
æ 7Hæ Ž ç ›%ç ¦*ç xHç
Oç Lzç G è ä è Úeè J ê ¸ ê ZKê
ë µ ë Ò-ë ˜\ë +{ë q3ì Btì wxì (
í ‘Lí 0 î ¨ î
7î øwî ôÙWï —
sï Fvï w ð Õ¥Oñ €Qñ $hñ ˜#ò ÷[ó Â]ó žaó +uó å}ó Ù/ô u;ô Öcô ñcô ªgô
þL6õ Umõ
4ö €Hö ÓOö euö ¾>÷
C÷ {J÷ ‹L÷ áw÷ ‹
ø
9ø Èbø
$ù Iù Œaù ñbù • ú y_ú ‚rú vvú ® ü §#ü ½fü áfü
gü Thü
(ý Ö,ý -ý ë.ý o{ý » þ Á þ
hþ •sþ Æ4ÿ ù4ÿ §Bÿ øRÿ ú]ÿ í•ÿ *b ,b
ÿ@
[b X
@ ÿÿ
U
n k n o w n ÿÿ
ÿÿ
ÿÿ
ÿÿ ÿÿ
ÿÿ
G-•
‡
* €
ÿ
T i m e s N e w
R o m a n 5-•
€ S y m b o l 3.•
‡* €
ÿ
A r i a l ?=•
‡*
€
ÿ
C o u r i e r N e w ;
•
a
€ W i n g d i n g s A •
M a t h "
1ˆ
ðÐ
h
*-Ò†"Ó G
C a m b r i
ÉɆ ` ¦
„S 2
² ¦
„S 2 ² Y
ð
´ ´ •• 4
d
øa øa
2ƒQ ð
ÿý
HP
ðÿ
? ä
ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•` N
2
!
ÿÿ
N a m a D o s e n
I g n a t i u s
4 7 3 6 Z @
x x
þÿ
ì
à…ŸòùOh «‘
ü
+'³Ù0 ˆ
˜
´
À
Ô
à
8
D
P
\
h
p
x
€
ä
-
Nama Dosen -
-
Ignatius Normal 4736Z Word @ @:i @ \ŒvŠ-É @ D…—‡É @ ”ÞI]SÍ
9 ¦
Microsoft Office
„S
þÿ
ÕÍÕœ.
“—
+,ù®0 ø
h
€
p
¨
°
ˆ
¸
À
•
˜
Ø
ä
-
1581
²
2
øa
-
Nama Dosen
-
Title
! " # $ % ' ( ) * + , . / 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 : ; = > ? @ A B C D E F G H I J K
L M N O P Q R S T U V W X Y Z [ \ ] ^ _ ` þÿÿÿb c d e f g h
i j k l m n o p q r s t u v w x y z { | } ~ • € • ‚ ƒ „ … †
‡ ˆ ‰ Š ‹ Œ • Ž • • ‘ ’ “ ” • – —
˜ ™ š › þÿÿÿ• ž Ÿ
¡ ¢ £ þÿÿÿ¥ ¦ § ¨ © ª « þÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿ¯ þÿÿÿþÿÿÿ
þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿR o o t E n t r y
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
À F •¦è[]SÍ ± € 1 T a b l e
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ a ct W o r d D o c u m e n t
ÿÿÿÿÿÿÿÿ EÀ
S u m m a r y I n f o r m a t i o n (
ÿÿÿÿ œ
D
o c u m e n t S u m m a r y I n f o r m a t i o n 8
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿ ¤
C o m p O b j
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ y ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿ
þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
þÿ ÿÿÿÿ
À F' Microsoft Office Word 97-2003 Document MSWordDoc
Download