kuliah 3 wasantara pps ugm 2010 29 okt 2010 b

advertisement
KULIAH 3
29 OKT 2010
LANDASAN PEMIKIRAN WASANTARA
LANDASAN PEMIKIRAN
WILAYAH GEOGRAFI SBG RUANG HIDUP
BANGSA DAN NEGARA
DENGAN SEGALA IMPLIKASINYA
WILAYAH NKRI
BATAS-BATAS,
PENGATURAN
DAN
PERMASALAHANNYA
17.504 PULAU
5 JUTA KM2 + 3 JUTA KM2
225 JUTA JIWA
4 KOMPARTEMEN STRATEGIK
3 ZONA WAKTU
JALAN SILANG DUNIA
33 PROPINSI, 471 KAB/KOTA
PEMILU 2009
15.750 KURSI DPRD KAB/KOTA
1.998 KURSI DPRD PROVINSI
650 KURSI DPR
132 KURSI DPD
471 BUP/WALIKOTA
33 GUBERNUR
504 PEMILU/5 TH=101 P/TH
=8 P/BLN= 2 P/MINGGU
II.
LATAR BELAKANG DEKLARASI DJUANDA
•SITUASI DAN KONDISI NEGARA
PERNYATAAN PEMERINTAH MENGENAI WILAYAH INI KARENA NEGARA KITA SEDANG
MENGHADAPI :
•BAHAYA DARI LUAR : SENGKETA DENGAN BELANDA MENGENAI IRIAN JAYA SEDANG
MEMUNCAK, SETELAH KEGAGALAN UNTUK MENYELESAIKANNYA DENGAN JALAN
DAMAI;
•BAHAYA DARI DALAM : NEGARA DIANCAM OLEH GERAKAN-GERAKAN SEPARATIS DI
DAERAH-DERAH YANG KEMUDIAN MENJELMA MENJADI PEMBERONTAKAN.
•DASAR PERTIMBANGAN
BAHWA SETIAP NEGARA YANG BERDAULAT BERHAK DAN BERKEWAJIBAN UNTUK
MENGAMBIL TINDAKAN-TINDAKAN YANG DIPANDANGNYA PERLU UNTUK MELINDUNGI
KEUTUHAN DAN KESELAMATAN NEGARANYA.
•UPAYA
•OPERASI-OPERASI PERTAHANAN DAN KEAMANAN DI DAERAH-DAERAH YANG HENDAK
MEMISAHKAN DIRI, MELALUI DARAT, LAUT MAUPUN UDARA, UNTUK MENGEMBALIKAN
WIBAWA NEGARA SEBAGAI NEGARA KESATUAN;
•MENGEMBALIKAN IRIAN BARAT SECARA FISIK KEPANGKUAN NEGARA RI;
•MENETAPKAN STATUS HUKUM WILAYAH PERAIRAN INDONESIA SEBAGAI SATU
KESATUAN DENGAN DARATAN SESUAI KETENTUAN HUKUM INTERNASIONAL, AGAR
UPAYA PERTAHANAN DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN.
WILAYAH TERITOIR RI :
DARAT, LAUT, UDARA
P.M. ALI SASTROAMIDJOJO
(24 MARET 1956 - 14 MARET 1957)
Tugas : PENGEMBALIAN IRIAN BARAT
Dibentuk : Panitia Interdep RUU Laut Wilayah
(17 Okt. 1956)
PRESIDEN SOEKARNO :
SELURUH WILAYAH REPUBLIK
INDONESIA, TERMASUK SEMUA
PERAIRAN TERITORIALNYA, DALAM KEADAAN DARURAT PERANG
(14 MARET 1957)
P.M. DJUANDA
(9 APRIL 1957 – 10 JULI 1959)
MENTERI VETERAN : CHAIRUL SALEH
MENYUSUN : DEKLARASI DJUANDA,
DIBANTU : MOCHTAR KUSUMAATMADJA
DEKLARASI 13 DES. 1957
DARAT, LAUT, UDARA, SATU KESATUAN
KAPAL ASING DIBERI HAK LEWAT DENGAN SYARAT
BATASAN NEGARA
KEPULAUAN
BATASAN  VIDE PASAL 46 UNCLOS
1982
UNSURS PENTING
NEGARA BANGSA ( NATION STATE)
SATU ATAU LEBIH KEPULAUAN
DAPAT MENCAKUP PULAU LAIN
KEPULAUAN  GUGUSAN PULAU TERMASUK
BAGIAN PULAU,PERAIRAN DIANTARANYA
WUJUD ALAMIAH MERUPAKAN SATU KESATUAN
GEOGRAFI,EKONOMI,POLITIK YANG HAKIKI
HISTORIS MENGANGGAP DEMIKIAN
UNSUR –UNSUR PENTING NEGARA KEPULAUAN
REPUBLIK INDONESIA
1. DASAR HUKUM  UNCLOS 1982 YANG DIRATIFIKASI KEDALAM UU NO 17
1985
2. BATASAN NEGARA KEPULAUAN
3. BASE POINT
4. BASE LINE (NORMAL. STRAIGHT BASELINE, CLOSING LINES, LOW TIDE
ELEVATION, ARCHIPELAGIS BASELINES)
5. PASSAGE  INNOCENT PASSAGE, ARCIPELAGIC SEALANES PASSAGES,
TRANSIT PASSAGES)
6. ARCHIPELAGIC WATERS  INTERNAL WATERS, TERRITORIAL WATERS,
CONTIGUOUS ZONE, CONTINENTAL SHELFS, ZEE, HIGH SEAS
7. WAR SHIPS
8. GOVERNMENT SHIP
9. PIRATES
NEGARA KEPULAUAN
• NEGARA YANG SELURUHNYA TERDIRI DARI SATU ATAU LEBIH
KEPULAUAN DAN DAPAT MENCAKUP PULAU-PULAU LAIN
• KEPULAUAN  SUATU GUGUSAN PULAU TERMASUK BAGIAN
PULAU,PERAIRAN DIANTARANYA DAN LAIN-LAIN WUJUD
ALAMIAH YANG HUBUNGAN SATU DAN LAINNYA DEMIKIAN
ERATNYA SEHINGGA PULAU-PULAU, PERAIRAN DAN WUJUD
ALAMIAH LAINNYA MERUPAKAN SATU KESATUAN
GEOGRAFI,EKONOMI,POLITIK YANG HAKIKI ATAU YANG SECARA
HISTORIS DIANGGAP SEBAGAI DEMIKIAN
BASE POINT- BASE LINE
• BASE POINT  TITIK TERLUAR PADA
PULAU TERLUAR SAAT AIR SURUT
TERENDAH
• BASE LINE  GARIS MENGHUBUNGKAN
DUA BASE POINT TERDEKAT
NORMAL BASE LINE (PSL 5)
• UNTUK MENGUKUR LEBAR LAUT
TERITORIAL
• GARIS AIR RENDAH SEPANJANG PANTAI
• TERLIHAT PADA PETA SKALA BESAR YANG
DIAKUI RESMI NEGARA PANTAI
STRAIGHT BASELINE (PSL 7)
• Ditempat yang jauh menjorok kedalam dan
menikung kedalam
• Jika terdapat suatu daratan pulau
sepanjang pantai didekatnya
• Cara penarikan garis pangkal lurus yg
menghubungkan ttk yg tepat dpt digunakan
dlm menarik garis pangkal dari mana laut
teritorial diukur
Closing line (psl 10)
• Garis yang ditarik antara titik-titik garis air terendah
pada pintu masuk teluk tidak melebihi 24 mil
• Jika jarak antara ttk grs air terendah melebihi 24 mil
maka suatu grs pangkal lurus yg panjangnya 24 mil
ditarik didalam teluk itu sedemikian rupa sehingga
menutup suatu daerah perairan yg maksimum yg
mungkin dicapai oleh garis sepanjang itu
LOW TIDE ELEVATION (PSL 13)
• Wilayah daratan yg terbentuk secara alamiah yg
dikelilingi dan berada diatas permukaan laut pada
waktu air surut tetapi berada dibawah permukaan laut
pada waktu air pasang
• Bila terletak seluruhnya atau sebagian pd suatu jarak yg
tak melebihi lebar laut teritorial dari daratan utama
atau suatu pulau maka grs air surut pada elevasi
demikian dpt digunakan sebagai grs pangkal untuk
pengukuran lbr laut teritorial
Straight Archipelagic baseline (psl 47)
• Baseline yg menghubungkan ttk terluar pulau-pulau dan
karang kering terluar kepulauan dgn ketentuan bhw
diantara grs pangkal demikian tak termasuk pulau utama
dan suatu daerah dimana perbandingan antara daerah
perairan dandaerah daratan termasuk atol adalah antara
1:1 dan antara 9:1
• Pjg grs tak boleh melebihi 100 mil kecuali bahwa hingga 3
% dari jumlah slrh grs pangkal yg memgelilingi setiap
kepulauan dapat melebihi kepanjangan tersebut sampai
maksimum 125 mil
PENGERTIAN LINTAS
• MELALUI LAUT TERITORIAL  UTK KEPERLUAN
• melintas tanpa masuki perairan pedalaman atau singgah
berlabuh ditengah laut atau fasilitas pelabuhan diluar
perairan pedalaman
• Berlaku ke atau dari perairan pedalaman atausinggah
ditempat berlabuhditengah laut atau fasilitas pelabuhan
 Lintas hrs terus menerus, langsung dan secepat mungkin
boleh berhenti, buang jangkar bila force majeur atau
karena lazim atau alami kesulitan atau utk berikan
pertolongan kpd orang,kapal atau pesud yang alami
bahaya
Pengertian lintas damai psl 19
• Lintas yang tidak merugikan bagi
kedamaian,ketertiban atau
keamanan negara pantai
Lintas dianggap membahayakan negara
pantai bila
1.
Ancaman atau penggunaan kekerasan thd kedaulatan wilayah atau kemerdekaan
bpolitik mneg bpantai, pelanggarann hukum internasional
2. Latihan atau praktek dgn sajam
3. Pengumpulan info yg rugikan hankam neg. pantai
4. Propaganda
5. Peluncuran,pendaratan pesawat diatas kapal
6. Idem peralatan dan perlengkapan militer
7. Bongkar,muat komoditi mata uang/orang secara illegal
8. Pencemaran dengan sengaja
9. Kegiatan perikanan
10. Riset dan survey illegal
11. Ganggu siskom
12. Giat lains yang tak ada hubungan dengan lintas
Hak negara pantai dlm pengaturan lintas damai
psl 21
1. Keselamatan navigasi dan pengaturan lalin maritim
2. Perlindungan alat bantu dan fasilitas navigasi atau instalasi
lainnya
3. Perlindungan kabel dan pipa laut
4. Konservasi kekayaan hayati laut
5. Pencegahan pelanggaran,peraturan perikanan
6. Pelestarian lingkungan, pengendalian pencemaran
7. Penelitian ilmiah kelautan dan survey hidrografi
8. Pencegahan pelanggaran bc,fiskal,imigrasi, sanitasi
Lintas transit psl 38
• Melalui selat internasional utk pelayaran
internasional dari laut leps/zee ke laut lepas/zee
lainnya
• Tak boleh dihalangi
• Terus menerus langsung dan secepat mungkin
Lintas alur laut kepulauan psl 53
• Hak pelayaran dan penerbangan dlm cara
normal,transit terus menerus langsung secepat
mungkin, antara laut lepas/zee dengan laut
lepas/zee lainnya
• Negara kepulauan menentukan sumbu alk,kapal
pesud tak boleh menyimpang lbh dari 25 mil ki/ka
dan mendekat pantai kurang dari 10 % jrk titik titik
terdekat
ZONA EKONOMI EKSKLUSIF (PSL 56)
DALAM ZEE NEGARA PANTAI MEMPUNYAI
HAK BERDAULAT UTK KEPERLUAN EKSPLORASI DAN PENGELOLAAN SKA BAIK
HAYATI MAUPUN NON HAYATI, DARI PERAIRAN DIATAS DSR LAUT DARI DSR LAUT DAN
TANAH DIBAWAHNYA DAN BERKENAAN DGN KEGIATAN LAIN UTK KEPERLUAN
EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI EKONOMI ZONA TSB SPT PRODUKSI ENERGI DARI AIR,
ARUS, ANGIN
YURISDIKSI TSB BERKENAAN DGN :
 Pembuatan Dan Pemakaian Pulau Buatan, Instalasi Atau Bangunan
 Riset Ilmiah Kelautan
 Pelestarian Dan Perlindungan Lingkungan Laut
ZONA TAMBAHAN (PSL 33)
HAK NEGARA PANTAI UNTUK MELAKUKAN
PENGAWASAN TERHADAP :
 MENCEGAH PELANGGARAN TURDANG BEA CUKAI,
FISKAL, IMIGRASI ATAU SANITER DI WIL LAUT TER
NYA
 MENGHUKUM PELANGGARAN TURDANG TSB DI
ATAS YG DILAKUKAN DI WIL LAUT TERNYA
ZONA TAMBAHAN TIDAK DAPAT MELEBIHI 24 MIL
DIUKUR DARI GARIS PANGKAL DARI MANA LEBAR
LAUT TER DIUKUR
BATASAN KAPAL PERANG (PSL 29
KHLI)
KAPAL, DIMILIKI OLEH ANGK. BERSENJATA SUATU NEGARA
MEMAKAI TANDA LUAR YANG MENUNJUKAN CIRI KHUSUS KEBANGSAAN
DIBAWAH KOMANDO SEPRANG PERWIRA YG DIANGKAT UTK ITU OLEH
PEMERINTAH
NAMANYA TERDAPAT DLM DINAS MILITER YG TEPAT
DIAWAKI OLEH AWAK KAPAL YG TUNDUK PADA DISIPILIN AB REGULER
APABILA SUATU KAPAL PERANG TAK MENTAATI PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN YG DIKELUARKAN NEGARA PANTAI MENGENAI LINTAS MELALUI LAUT
TERITORIAL DAN TAK MENGINDAHKAN PERMINTAAN UTK MENAATINYA YG
DISAMPAIKAN KEPADANYA , NEGARA PANTAI DAPAT MENUNTUT KPL PERANG
TERSEBUT UTK SEGERA MENINGGALKAN LAUT TERITORIALNYA  PSL 30
PEROMPAK ATAU BAJAK LAUT (PSL 101)
PEMBAJAKAN DILAUT TERDIRI DARI SALAH SATU TINDAKAN
BERIKUT
SETIAP TINDAKAN KEKERASAN ATAU PENAHANAN YANG TIDAK SAH ATAU SETIAP
TINDAKAN MEMUSNAHKAN YG DILAKUKAN UTK TUJUAN PRIBADI OLEH AWAK
KAPAL ATAU PENUMPANG DARI SUATU KPL ATAU PESUD DAN DITUJUKAN :
 DILAUT LEPAS THD KPL ATAU PESUD LAIN ATAU THD ORANG ATAU BARANG YG
ADA DIATAS KPL ATAU PESUD DEMIKIAN
 THD SUATU KPL, PESUD, ORANG ATAU BARANG DISUATU TEMPAT DILUAR
YURISDIKSI MANAPUN
SETIAP TINDAKAN TURUT SERTA SECARA SUKARELA DLM PENGOPERASIAN
SUATU KPL ATAU PESUD DGN MENGETAHUI FAKTA YG MEMBUATNYA SUATU KPL
ATAU PESUD PEMBAJAK
SETIAP TINDAKAN MENGAJAK ATAU DENGAN SENGAJA MEMBANTU
TINDAKAN YG DISEBUTKAN DIATAS
MANAJEMEN WILAYAH NEGARA
• Perkembangan Wilayah NKRI
• Wilayah Perbatasan NKRI
• Dasar Hukum Wilayah NKRI
• Pulau-Pulau Terluar NKRI
• Permasalahan Penanganan Perbatasan
• Border Diplomacy
Perkembangan Wilayah NKRI
• Uti Possidetis Juris / Wilneg bekas koloni sama dengan
wilayah ketika ditinggalkan kolonial
• Wilayah Indonesia pada Proklamasi 17 Agustus 1945
• Yurisdiksi Internasional di antara pulau-pulau
Indonesia (TZMKO 1939)
• Perjuangan Diplomasi untuk Pengakuan Prinsip
Hukum Negara Kepulauan
• Wilayah Indonesia pada 1982/ vide UNCLOS 1982 :
“Proklamasi ke-2”
• Pengakuan prinsip negara kepulauan setelah ada
negara ke 60 yang meratifikasi UNCLOS 1982
Wilayah Kedaulatan dan Yurisdiksi NKRI
• Zonasi Wilayah NKRI
– Terra Firma/ Dari tanah
proyeksi kekuatan dimulai
– Perairan Pedalaman
– Perairan Kepulauan
– Perairan Teritorial
– Zona Tambahan
– Zona Ekonomi Eksklusif
– Landas Kontinen
– Landas Kontinen Di Luar
200 NM
• TIGA DIMENSI BATAS NKRI
Darat :
RI-Malaysia : 1.900 km
RI-PNG : l.k. 770 km
RI-Timtim :
149,1 km sektor timur
119,7 km sektor barat
Laut : (1)
Batas Kedaulatan (Laut Teritorial)
Malaysia, Singapura, PNG dan Timtim
(2)
Batas Yurisdiksi Zona Tambahan
Malaysia & Filipina
(3)
Batas Landas Kontinen dan ZEE
dengan 9 negara tetangga
Udara :
Dengan 10 negara tetangga
OUTER SPACE
Daratan
AIRSPACE
0 Nm
LAUT WILAYAH
12 Nm
24 Nm
ZONA TAMBAHAN
PERAIRAN PEDALAMAN
AIRSPACE
200 Nm
ZONA EKONOMI
EKSKLUSIF
Daratan
LANDAS KONTINEN
KONFIGURASI WILAYAH YURISDUKSI
MENURUT UNCLOS 1982
350 Nm
LAUT BEBAS
Antariksa
OUTER SPACE
Wahana antariksa
Geostationair orbit
?
AERO SPACE
?
Dirgantara
Ruang udara
AIR SPACE
Penerbangan
Earth
STATUS HUKUM RUANG DIRGANTARA
RUANG ANTARIKSA
(WILAYAH
KEPENTINGAN
RUANG UDARA
WILAYAH KEDAULATAN
RUANG
UDARA
BEBAS
DARATAN
ZONA LAUT
TAMBAHAN
12 NM
RUANG
UDARA
BEBAS
LAUT
TERITORI
AL
LEO = 100 – 450 KM
MEO = 450 – 34.000 KM
HEO = 34.000 – 36.000 KM
“ORBIT SATELIT GEOSTATIONER”
SUATU ORBIT SIRKULER DI ATAS PADANG KATULISTIWA
DIMANA SATELIT YANG DI TEMPATKAN DI ORBIT
SIRKULER TSB. AKAN BERGERAK SEARAH DENGAN
BUMI
12,82 %
DEKLARASI
BOGOTA 1976
33.979,07 KM
Y
+ 35.871 KM
A A
Ket :
E
A = Ruang Udara
Nasional
Indonesia
Y
D
C
B BUMI
B = Ruang Udara
Bebas/Negara lain
A, B, C, = Atmosfir Bumi
Y
D,E = Ruang angkasa (Bebas untuk kemanusiaan dan milik bersama
Y = Orbit Geostationer (GS0)
5.140 KM
Y
Dasar Hukum Wilayah RI
Opini Umum
Indonesia TIDAK mempunyai UU
Batas Wilayah Negara
oleh karena itu lemah secara
hukum !
Sejumlah UU Batas Wilayah NKRI dan Instrumen
Hukum lainnya
I.
Undang – Undang Batas Wilayah NKRI
Bersifat Umum
II.
Undang – Undang Batas Wilayah NKRI
Bersifat Khusus
Undang – Undang Batas Wilayah NKRI
Bersifat Umum
• UU 4 / 1960 Tentang Titik Dasar Dan Garis
Pangkal Negara Kepulauan : Semua Wilayah
Darat dan Laut Di dalam garis pangkal adalah
wilayah NKRI
• UU 17 / 1985 Tentang Ratifikasi Konvensi
Hukum Laut 1982
• UU NO. 6 / 1996 Tentang Perairan Nasional
• UU NO 5/1983 Tentang ZEE
• PP NO. 38 TAHUN 2002 Tentang Titik Dasar
dan Garis Pangkal Negara Kepulauan
Undang–Undang Batas Wilayah NKRI Bersifat Khusus
NO.
SUBJEK/
JUDUL PERJANJIAN
NEGARA
PIHAK
TEMPAT/
TANGGAL
PENANDA
TANGANAN
STATUS
PEMBERLAKUAN
1.
PERSETUJUAN. GARIS
BATAS
LANDAS KONTINEN RIMALAYSIA
MALAYSIA
KUALA
LUMPUR,
27 – 10 – 1969
RATIFIKASI.
KEPPRES NO. 89/
1969 (05-11-1969).
2.
PERJANJIAN. GARIS
BATAS LAUT WILAYAH.
MALAYSIA
KUALA
LUMPUR
17-03-1970
RATIFIKASI. UU
NO.
2 /1971
(10-03-1971)
3.
PERSETUJUAN. GARIS
BATAS DASAR LAUT
TERTENTU (LANDAS
KONTINEN)
CANBERRA
18-05-1971
RATIFIKASI.
KEPPRES NO: 42/
AUSTRALIA
1971 (01-07-1971)
4.
PERSETUJUAN. BATAS
LANDAS KONTINEN
THAILAND
BANGKOK
17-12-1971
RATIFIKASI.
KEPPRES NO: 21/
1972 (11-03-1972)
5.
PERSETUJUAN. BATAS
LANDAS KONTINEN
TRILATERAL
MALAYSIA
DAN
THAILAND
KUALA
LUMPUR
21-12-1971
RATIFIKASI.
KEPPRES NO: 20
/1972 (11-03-1972)
6.
PERSETUJUAN. BATASBATAS LAUT TERTENTU
(LANDAS KONTINEN)
TAMBAHAN PERSETUJUAN
1971
Australia
Jakarta
9-10-1972
Keppres No.66
Tahun 1972
(04-12-1972)
7.
PERJANJIAN GARIS BATAS
LAUT WILAYAH
SINGAPURA
JAKARTA
25-05-1973
RATIFIKASI UU.
NO. 7/1973 (08-121973)
8.
PERJANJIAN GARIS-GARIS
BATAS TERTENTU ANTARA RIPNG
AUSTRALIA
(PROTEKTOR
PNG)
JAKARTA
12-02-1973
RATIFIKASI UU.
NO.6/1973 (08-121973)
9.
PERSETUJUAN GARIS BATAS
LANDAS KONTINEN
INDIA
JAKARTA
08-08-1974
RATIFIKASI
KEPPRES NO.
51/1974 (25-091974)
10.
PERSETUJUAN GARIS BATAS
DASAR LAUT
THAILAND
JAKARTA
11-12-1975
RATIFIKASI
KEPPRES NO.
1/1977 (31-011977)
11.
PERSETUJUAN
PERPANJANGAN BATAS
LANDAS KONTINEN THN 1974
INDIA
NEW DELHI
14-01-1977
RATIFIKASI
KEPPRES NO.
6/1973 (08-121973)
12.
PERSETUJUAN PENETAPAN
TITIK PERTEMUAN TIGA
GARIS BATAS & PENETAPAN
GARIS BATAS LANDAS
KONTINEN
(TRILATERAL)
THAILAND DAN
INDIA
NEW DELHI
22-06-1978
RATIFIKASI
KEPPRES NO.
24/1978 (16-081978)
13.
PERSETUJUAN BATASBATAS MARITIM DAN
KERJASAMA TENTANG
MASALAH-MASALAH YANG
BERSANGKUTAN
PNG
JAKARTA
13-12-1980
RATIFIKASI
KEPPRES NO.
21/1982
14
PERSETUJUAN. GARIS
BATAS ZEE DAN DASAR
LAUT TERTENTU
AUSTRALIA
PERTH
16-03-1997
BELUM
BERLAKU
KARENA MASIH
BELUM DI
RATIFIKASI
15.
PERSETUJUAN. GARIS
BATAS LANDAS KONTINEN
VIETNAM
HANOI
26 JUNI 2003
BELUM
BERLAKU
KARENA MASIH
BELUM DI
RATIFIKASI
Wacana Perlunya UU Batas Wilayah
NKRI
Analisis Pasal 25-E UUD 1945
“NKRI ADALAH SEBUAH NEGARA KEPULAUAN
BERCIRI NUSANTARA DENGAN WILAYAH YANG
BATAS-BATAS DAN HAK-HAKNYA DITETAPKAN
DENGAN UNDANG-UNDANG”
Pasal 25 E UUD 1945 NKRI vis a vis Pasal 10 UU NO
24/2000 ttg Perjanjian Internasional
Pasal 25-E UUD 1945
“NKRI adalah sebuah negara kepulauan berciri nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang”
Pasal 10 UU NO 24/2000 Tentang Perjanjian Internasional
“Pegesahan perjanjian internasional dilakukan dengan
undang-undang apabila berkenaan dengan penetapan
batas wilayah”
Perkembangan penjabaran amanat Pasal
25E –UUD 1945
• Pasal 25 E UUD 1945 NKRI adalah :
- Negara Kepulauan
- Batas dan Haknya Ditetapkan UU
• Negara Kepulauan Diakui Hukum Internasional dan
Diatur Dalam UU Nasional RI
• Prinsip-prinsip penetapan batas telah diatur dalam
UU
• Batas Perairan Pedalaman dan Perairan Kepulauan
telah diatur dalam UU
• Hak-hak NKRI sebagai negara kepulauan telah
diatur dalam UU
• Batas terluar Laut Teritorial, ZEE dan Landas
Kontinen Bilateral dan Trilateral sebagian besar
telah ditetapkan dengan UU dan instrumen hukum
lainnya
• R-UU Batas Wilayah NKRI
– Wilayah Yang Akan Diatur ?
• Wilayah Darat ?
• Wilayah Pulau Terluar ?
• Wilayah Perairan Pedalaman ?
• Wilayah Perairan Kepulauan ?
• Wilayah Laut Teritorial, ZT, ZEE dan LK?
– Batas Yang Akan Diatur ?
• Batas Yang Sudah Diperjanjikan dengan UU?
• Batas Yang Belum Diperjanjikan?
Implikasi UU Batas Wilayah NKRI Terhadap Batas Yang Belum
Diperjanjikan:
– Indonesia secara sepihak menentukan sendiri garis
batas wilayahnya. Bertentangan Dengan UU
17/1985 yang menegaskan garis batas ditetapkan
melalui perjanjian, bukan secara sepihak.
– Semua perundingan penetapan perbatasan HARUS
DIHENTIKAN karena Pemri tidak mungkin
merundingkan posisi garis batas yang sudah
digariskan dan diundangkan oleh DPR.
– Aparat penegak hukum di perbatasan darat dan laut
(TNI-AD dan Polisi di darat dan TNI-AL di laut) harus
siap menegakkan garis batas yang ditentukan DPR,
dengan KONSEKUENSI ADANYA KONFLIK dengan
negara tetangga yang tidak mengakui garis batas
tersebut.
– Negara tetangga akan menolak berunding dengan
Indonesia dalam setiap materi perjanjian yang
menyebutkan wilayah aplikasi perjanjian seperti
perjanjian udara, perjanjian investasi, penghindaran
pajak berganda.
Persepsi Ancaman Terhadap
Pulau- Pulau Terluar
• Pulau Terluar Tidak Di luar. Pulau Terluar ada
di dalam batas laut teritorial. Dasar Hukum:
UU 17/1985 dan PP 38/2002 dan UU No 43 ttg
Wilneg
• Pulau Miangas, Marore, Marampit di
Kabupaten Sangihe Talaud, Sulawesi Utara
– Kekhawatiran perlu pencerahan
– Filipina mengakui kedaulatan Indonesia
– Terdapat infrastruktur pemerintahan: Pemda, TNIAD/AL, Polri, Sekolah
• Pulau Terluar Tidak Bernama?
– Semua Pulau Terluar Bernama, yakni:
NO.
NAMA PULAU
TITIK DASAR
PENDUDUK
PERBATASAN
1.
P. RONDO
TD.177
X
INDIA
2.
P. BERHALA
TD.184
X
MALAYSIA
3.
P. NIPA
TD.190 & 190A
X
SINGAPURA
4.
P. SEKATUNG
TD. 030B
X
VIETNAM
5.
P. MARORE
TD. 055
V
PHILIPINA
6.
P. MIANGAS
TD. 056
V
PHILIPINA
7.
P. FANI
TD. 066
X
PALAU
8.
P. FANILDO/MAPIA
TD. 072
X
PALAU
9.
P. BRAS/MAPIA
TD. 072A
V
PALAU
10.
P. BATEK
X
TIMOR TIMUR
Pulau - Pulau Tak Bernama
• Lokasi: Di dalam perairan kepulauan
• Relevansi terhadap perbatasan?
• Relevansi terhadap klaim negara lain?
• Kebijakan Penamaan / Toponimi
BEBERAPA MASALAH DALAM
PENANGANAN MASALAH PERBATASAN
•
KETIADAAN FORUM KOORDINASI PENANGANAN
MASALAH PERBATASAN Dulu ada Pankorwilnas
•
•
PENANGANAN MASALAH PERBATASAN:
PENDEKATAN BERSIFAT SEKTORAL
PEMAHAMAN PERMASALAHAN PERBATASAN
BORDER DIPLOMACY
PELAKSANAAN POLUGRI DALAM RANGKA
PENANGANAN MASALAH PERBATASAN YANG
MENCAKUP PENETAPAN BATAS WILAYAH
NEGARA DARAT – LAUT SERTA MANAJEMEN
BERBAGAI MASALAH PERBATASAN YANG
BERDIMENSI INTERNASIONAL
PR PENENTUAN BATAS :
DEMARKASI BATAS DARAT DAN
DELIMITASI BATAS LAUT
• Batas Darat
(1)
RI-Malaysia
(2)
RI-Timtim
• Laut
(1)
Batas Kedaulatan Berupa Batas Laut Teritorial:
Malaysia, Singapura, Filipina, dan Timtim
(2)
Batas Yurisdiksi ZEE:
India, Thailand, Malaysia, Filipina, Palau, Timtim
(3)
Batas Yurisdiksi Landas Kontinen:
Malaysia, Filipina, Palau, Timtim
PRIORITAS PERUNDINGAN
• Darat
– Timtim
– Kaltim – Sabah
– Kalbar – Serawak
• Laut
– Singapura
– RI-Filipina
– RI-Malaysia
– RI-Palau
– RI-Timtim
BORDER DIPLOMACY DALAM
MANAJEMEN PERBATASAN
• PENDEKATAN PERBATASAN SBG KAWASAN JENDELA
• LARANGAN PERMANEN EKSPOR PASIR KE SINGAPURA
• MASALAH LIMBAH B3
• PENERAPAN KEBIJAKAN NASIONAL TENTANG SELAT MALAKA
• ILLEGAL LOGGING, ILLEGAL ENTRY,ILLEGAL TRADE, ILLEGAL
HUMAN TRAFICKING
• PENGATURAN RIVER MANAGEMENT DI KAWASAN
PERBATASAN RI-TIMTIM
KONSENSUS DASAR BANGSA INDONESIA
• BHINNEKA TUNGGAL IKA
• PERSATUAN-KESATUAN- INTEGRASI NASIONAL –
NKRI ( NKRI HARGA MATI ? )
• PANCASILA
• UUD 1945 (AMANDEMEN ?)
• PRINSIPS NEGARA KEPULAUAN
AZAS ARCHIPELAGO/
ARCHIPELAGO PRINCIPLE
35
1.ARCIPELAGUS,ITALIA ,ABAD TENGAH, ARCI= PEN TING, PELAGUS
=LAUTAN,ARCIPELAGUS =LAUT TERPENTING,VIDE 1268
PERJANJIAN REPUBLIK VENESIA DGN RAJA MICAEL
PALAEOLOGUS,LAUT AIGEA ADALAH LAUT TERPENTING
2. BKBANG MENJADI PENGERTIAN ARC(H)IPELAGO ADALAH WILLA
DGN PULAU DIDLMNYA MRPKN SATU KESATUAN
UTUH,BARAT/INGGRIS ARCHIPELAGO= KUMPULAN PULAUS
3. AZAS ARCHIPELAGO, HIMPUNAN PULAU SATU KATA GORI ADALAH
SATU KESATUAN YG UTUH LAUT DISEKITARNYA ADALAH PEMERSATU
NEGARA KEPULAUAN
NEGARA NUSANTARA
APA KETERKAITANYA
4. LAHIR KONSEPSI KEWILAYAHAN RI BERUPA NEGARA
KEPULAUAN YANG WILRAT, WILLA DAN WILUDNYA
MRPKN SATU KESATUAN YG UTUH,MERUPAKAN
PENGERTIAN YANG UNIVERSAL DAN BERLAKU PULA
BAGI FIJI,BAHAMA,NORWEGIA,FILIPINA
5. WAWASAN NUSANTARA YG PENGERTIANNYA
DIKUKUHKAN BDSK TAP MPR/IV /1973 ,BAB II HRF E
WAWASAN NUSANTARA MENDASARI LAHIRNYA NEGARA
NUSANTARA SCR POL/KUM (HANYA INDONESIA),SERING
TIMBUL KERANCUAN NEGARA NUSANTARA IDEM DGN
WASANTARA
6.
PERJUANGAN INA DIDUNIA INTERNASIONAL DLM HUKLA
SEBENARNYA MEMPERJUANGKAN PRINSIPS NEGARA
NUSANTARA/NEGARA KEPULAUAN,BUKAN
MEMPERJUANGKAN WASANTARA
36
JOHN CRAWFORD,THE HISTORY OF THE INDIAN
ARCHIPELAGO,EDINBURG 1820
INDIAN ARCHIPELAGO=WILAYAH KEPULAUAN/GUGUSS
KEPULAUAN DARI ANDAMAN SP KEP MARSHALL
HINDIA BLD=NEDERLANDSCH OOST INDISCHE ARCHIPEL
PROF ADOLF BASTIAN,INDONESIEN ONDER DIE INSELN
DES MALAYISCHEN, BERLIN 1884
J.R. LOGAN,JOURNAL OF THE INDIAN ARCHIPELAGO
AND EAST INDIA,1950
ISTILAH INDONESIA SBG KONSEP KEWILAYAHAN,SOSBUD,POLITIK,
HUKUM, NEGARA BANGSA/NS
37
MAHKAMAH INTERNASIONAL DLM SENGKETA PERIKANAN LAUT
ANGLO-NORWEGIAN FISHERIES CASE,1951,MEMBENARKAN
NORWEGIA MENARIK BASE LINE UTK MEMELIHARA KESATUAN
PULAUSNYA SESUAI TEORI/PRINSIPS ARCHIPELAGO.
PRINSIPS INI JUGA DIPRAKTEKAN DIGUGUS PULAU GALAPAGOS/
EQUADOR,
DOKTRIN TRUMAN 28 SEPT 1928,MELIPUTI PENGAMANAN WIL. PEM
BIAKAN IKAN DILUAR WIL AS,YG MERUPAKAN PENERUSAN PANTAI
AS TUNDUK PD JURISDIKSI DAN KEKUASAN AS(TEORI/PRINSIP PRO
LONGATION OF THE LANDMASS)
EQUADOR, CHILI,PERU MENGEMBANGKAN PRINSIP/THEORI BIOMA
NEGARA ECP YANG KONTUR PANTAINYA CURAM MENYATAKAN
ADA SATU KESATUAN SIKLUS KEHIDUPAN MENJANGKAU JARAK 200
MIL KEARAH LUAR( HABITAT DARAT,BURUNG,IKAN ANJOVIS )
* NEG. KESATUAN RI BDSK PS & UUD
‘45 BERWILAYAH NUSANTARA
WADAH
* PEM. IND YG DEMOKRATIS BDSK PS
DAN UUD ‘45
* BGS IND. YG MERDEKA B’DAULAT
DAN B’SATU ADIL DAN MAKMUR
* KEHIDUPAN B’MASY. B’BGS. B’NEG
BDSK PANCASILA DAN UUD ‘45
PANDANGAN
HOLISTIK
INDONESIA
IS I
* SISTEM NAS YG T’PADU B’SATU, ULET
DAN TANGGUH SESUAI WASANTARA
DAN TANNAS
* KUM NAS YG MENGABDI KPD TING
NAS
* BHINNEKA TUNGGAL IKA
TATA LAKU
* KESATUAN- PERSATUAN
* SELARAS, SERASI, SEIMBANG
ANTARA INDIVIDU, GOL. BGS,
NEGARA,ANTAR NEG/BANGSA
WASANTARA
39
SATU KESATUAN BERLANDASKAN
• IDEOLOGI
• POLITIK
• EKONOMI
• SOSBUD
• HANKAM
PANCASILA SBG IDEOLOGI NEG.
ALAT PEMERSATU PANDANGAN,
PEGANGAN, TINJAUAN & CARA
HIDUP BANGSA INDONESIA
TATA KEHID. KE BGS.AN BDSK DEM. PANCASILA
POL. BEBAS - AKTIF
ANTI KOLONIALISME & IMPERIALISME
TATA EK. DISUSUN BDSK EK. RAKYAT
. PEMERINTAH
. SWASTA
. KOPERASI
PEMERATAAN PEMB. DI SLRH ASPEK KEHID
TATABUDAYA NAS. YG BHINEKA TUNGGAL IKA
KEPRIBADIAAN NAS.
TOLERANSI HIDUP SECARA HARMONIS,
SELARAS, SERASI, SEIMBANG
ANC. THD SATU WIL. MRPKAN ANC, KPD SELURUH NEG
KAM & STAB. NAS
SURTA LAUT
DEKLARASI JUANDA 57 UU NO.
4/PRP 1960
* 12 MIL LAUT TERITORIAL
* 200 TTK KOORDINAT
* 196 GRS PANGKAL
LURUS (STRAIGHT BASE
LINE)
* PANJANG 8069, 8 MIL
UNCLOS 1982 UU NO. 17/1985
* PANJANG GARIS PANGKAL
TIDAK MELEBIHI 100 MIL
* 3 % JUMLAH DPT LBH DARI
125 MIL
* 5 MACAM GARIS PANGKAL
MNRT KONVESI
** NORMAL BASE LINE
** STRAIGHT BASE LINE
** ARCHIPELAGIC BASE LINE
** LOW TIDE ELEVATION LINE
** CLOSING LINE
SURVEY DISHIDROS TNIAL 1996
(TIM-TIM SDH/MSH BAGIAN NKRI)
w JUMLAH TTK DASAR = 233 (BASE POINT)
w JUMLAH GARIS PANGKAL = 233-2 = 231( BASE
LINE)
w ARCHIPELAGIC(STRAIGHT) BASE LINE = 166
w STRAIGHT BASE LINE = 52
w NORMAL BASE LINE = 13
PERBEDAAN JUMLAH ANTARA UU NO. 4/PRP 60 DAN
UU NO. 17/1985 (200 – 233)
KARENA
A.
UU NO. 4/PRP 1960 POINT TO POINT THEORY,
KONVENSI GABUNGAN SESUAI CONTOUR GEO
B.
UU 4/PRP 60 GUNAKAN PETA SKALA KECIL ADA
YANG TAK PAS
C.
MASUKNYA TIM-TIM.
Download