BAB 1 PERKEMBANGAN WILAYAH INDONESIA Standar Kompetensi Memahami perkembangan wilayah Indonesia Kompetensi Dasar Mendeskripsikan perkembangan wilayah Indonesia, territorial dan administrasi Indonesia A. Perubahan Wilayah Propinsi di Indonesia a. Propinsi Pada Awal Kemerdekaan Berdasarkan sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945, maka diputuskan : 1. menyusun 12 kementrian 2. membagi wilayah Indonesia menjadi 8 propinsi Kemudian pada tanggal 2 September 1945 dibentuk kabinet RI yang pertama yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Bersama dengan penyusunan cabinet maka ditetapkan pula 8 propinsi tersebut sebagi wilayah dari Negara Republik Indonesia. Kedelapan propinsi tersebut adalah : No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Propinsi Sumatera Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Borneo / Kalimantan Sulawesi Sunda Kecil / Nusa Tenggara Maluku Gubernur M. Teuku Moh. Hasan Sutarjo Karohadikusuma R. Pandji Soeroso R.A. Soerjo Ir. Pangeran Moh. Noor Dr. G.S.S.J Ratulangi Mr. I. Gusti Ketut Pudja Mr. J. Laturharhary Irian Jaya Barat belum menjadi propinsi wilayah RI karena waktu itu masih dikuasai oleh penjajah Belanda. b. Propinsi Pada Masa Presiden Soeharto Pada masa Presiden Soeharto hingga tahun 1998 jumlah propinsi di Indonesia berjumlah 27 propinsi. c. Propinsi Pada Masa Presiden B.J. Habibie Pada masa B.J. Habibie, propinsi di Indonesia berkurang 1, karena sejak tahun 1999 propinsi Timor Timur melepaskan diri dari NKRI melalui proses jajak pendapat. Namun pada masa presiden B.J. Habibie juga terbentuk 2 propinsi baru, yaitu : a. Propinsi Maluku Utara yang beribukota di Ternate b. Propinsi Irian Jaya Barat yang beribukota di Manokwari Jadi, pada masa presiden B.J. Habibie propinsi di Indonesia berjumlah 28 propinsi. d. Propinsi Pada Masa Presiden K.H. Abdurrahman Wahid Pada Masa Presiden K.H. Abdurrahman Wahid dibentuk 3 propinsi melalui keputusan DPR. Ketiga propinsi itu adalah : a. Propinsi Bangka Belitung yang beribukota di Pangkal Pinang. b. Propinsi Banten yang beribukota di Serang c. Propinsi Gorontalo yang beribukota di Gorontalo Jadi , pada masa pemerintahan presiden K.H. Abdurrahman Wahid propinsi di Indonesia berjumlah 31 propinsi. e. Propinsi Pada Masa Presiden Megawati Soekarno Putri Pada masa pemerintahan presiden Megawati Soekarno Putri terbentuk 2 propinsi baru, yaitu : a. Propinsi Kepulauan Riau yang beribukota di Tanjung Pinang. b. Propinsi Sulawesi Barat yang beribukota di Mamuju. Terbentukanya propinsi Kepulauan Riau merupakan satu-satunya propinsi yang berdiri berdasarkan usul inisiatif DPR dan diperkuat dengan fatwa ketua Mahkamah Agung, Bagir Manan. Hal ini terjadi karena terbentuknya propinsi Kepulauan Riau ditentang oleh propinsi Riau induk selama kurang lebih 2 tahun. Jadi, jumlah propinsi yang terbentuk pada masa presiden Megawati Soekarno Putri berjumlah 33 propinsi yang masih bertahan hingga saat sekarang ini . B. Perubahan Wilayah Laut Territorial Indonesia a. Pada Masa Awal Kemerdekaan Pada masa awal kemerdekaan Indonesia lebar wilayah laut Indonesia adalah 3 mil diukur dari garis air rendah di pantai masing-masing pulau Indonesia. Luas wilayah laut ini merupakan luas wilayah laut berdasarkan Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonati pada masa penjajahan Belanda tahun 1939. b. Deklarasi Juanda Deklarasi Juanda dikeluarkan pada tanggal 13 Desember 1957 yang merupakan hasil konferensi hokum laut internasional di Jamika pada tahun 1982. Berdasarkan Deklarasi Juanda ini, luas wilayah laut Indonesia berubah dari 3 mil menjadi 12 mil yang diukur dari titik-titik pulau terluar. Pada Konvensi Hukum Laut International di Jamaika tahun 1982 diakui keberadaan wilayah perairan Indonesia yang meliputi : a. Perairan Nusantara Perairan Nusantara atau Laut Pedalaman adalah semua laut yang terletak di sisi dalam dari garis dasar atau garis pangkal yang terdiri dari laut, teluk, dan selat yang menghubungkan pulau-pulau yang ada di kawasan nusantara. b. Laut Territorial Laut Territorial adalah laut yang telah ditetapkan berjarak 12 mil dari garis dasar kea rah laut lepas. Garis Dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik ujung terluar dari pantai pulau-pulau Indonesia yang diukur pada saat air laut surut. c. Batas Landas Kontinen Kontinen dapat diartikan benua. Jadi, Batas Landas Kontinen dapat diartikan sebagai garis batas yang merupakan kelanjutan dari daratan suatu benua yang terendam hingga kedalaman 200 meter dibawah permukaan air laut. d. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah jalur laut wilayah Indonesia selebar 200 mil diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia. Jika, ZEE Indonesia berhimpitan dengan ZEE Negara lain, maka batas ZEE kedua Negara ditetapkan secara bersama-sama melalui perundingan di antara kedua Negara tersebut. Gambar : luas perairan Indonesia c. Upaya Pelestarian Laut di Indonesia Berikut adalah beberapa cara untuk menjaga kelestarian laut kita : a. Menangkap ikan dengan menggunakan alat penangkap ikan yang ramah lingkungan b. Pelarangan pembuangan limbah berbahaya ke laut. c. Perlindungan terhadap hewan-hewan tertentu. d. Pengupayaan terbentuknya lingkungan laut yang dapat meledtarikan komunitas laut. Misalnya : melestarikan terumbu karang yang dapat bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya di laut. C. Perubahan Sistem Pemerintahan di Indonesia a. Pada Masa Sebelum Kemerdekaan Sistem pemerintahannya berbentuk kerajaaan dengan raja sebagai kepala pemerintahan. Pemerintahannya bersifat otokrasi atau otoriter, yaitu kekuasaan penuh dipegang oleh seorang raja. Jadi, raja adalah pemegang kekuasaan secara mutlak. b. Pada Masa Penjajahan Belanda Pada masa Belanda telah diperkenalkan lembaga-lembaga pemerintahan. Adapun lembaga pemerintahan yang terbentuk pada masa penjajahan Belanda adalah sebagai berikut : a. kabupaten b. kawedanan c. kecamatan d. kademangan e. kelurahan f. pedesaan Dari lembaga pemerintahan yang dibentuk oleh Belanda ada beberapa lembaga pemerintahan yang masih tetap dipakai hingga saat ini, yaitu : a. kabupaten b. kecamatan c. kelurahan d. pedesaan Sistem pemerintahan desa dianggap sebagai bentuk pemerintahan asli Indonesia dan tidak banyak mendapat pengaruh pergantian situasi politik masa lampau. c. Pengaruh Militerisme Jepang Karena Jepang sedang terlibat pertempuran Asia Pasifik Raya melawan Sekutu, maka dalam penjajahannya di Indonesia pun Jepang menerapkan system pemerintahan yang bersifat militeristik. Adapun contohnya adalah terbentuknya : PETA, HEIHO, Keibodan, Seinendan dsb. d. Sistem Pemerintahan Indonesia Saat ini Berdasarkan UU Nomor I Tahun 1975 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah, wilayah Indonesia dibagi menjadi 3 tingkat daerah otonom, yaitu : a. Daerah Tingkat I (propinsi) termasuk kota praja Jakarta Raya b. Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota) c. Daerah Tingkat III (Kecamatan) Administrai pemerintahan daerah berdasarkan UU No 5 Tahun 1974 1. Azas Pemerintahan Daerah a. Pembagian daerah wilayah Dibagi menjadi daerah otonom dan daerah administratif. b. Tingkat-tingkat daerah otonom Dibentuk dan disusun daerah tingkat I dan daerah tingkat II c. Otonomi daerah Pembentukan otonomi daerah dilakukan dengan memperhatikan syarat-syarat kemampuan ekonomi, jumlah penduduk, pertahanan keamanan nasional dan syarat-syarat lain yang memungkinkan daerah tersebut melaksanakan pembangunan. d. Tugas pembantuan Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintahan pusat kepada daerah atau desa. 2. Susunan Pemerintahan Daerah a. Pemerintah daerah adalah Kepala Daerah dan DPRD. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dibentuk Sekretaris daerah dan dinas-dinas daerah. b. Kepala Daerah c. Wakil Kepala Daerah d. DPRD