PENGERTIAN YURISDIKSI Berasal dari bhs Latin yurisdictio Yuris : kepunyaan hukum Dictio : ucapan Yurisdiksi: kekuasaan/hak/kewenangan berdasarkan atas hukum. Yuridiksi adalah kekuasaan atau kewenangan hukum negara terhadap orang, benda atau peristiwa (hukum). Menurut Malcolm N. Shaw (1986:342) Yurisdiksi itu menyangkut kewenangan negara untuk mempengaruhi orang-orang, harta benda dan keadaan serta merefleksikan adanya prinsip dasar mengenai Kedaulatan Negara (State Souvereig-nty), persamaan negara-negara (equality of states) dan tidak campur tangan dalam urusan domestik (non-interference in domestic affairs). YURISDIKSI DAN KEDAULATAN Kedaulatan dalam HI mengandung 2 aspek : 1. intern 2. ekstern Dari aspek tersebut lahirlah YURISDIKSI NEGARA Hanya negara berdaulat yang dapat memiliki yurisdiksi menurut Hukum Internasional Yurisdiksi Negara merupakan konsekuensi logis dari adanya azas kedaulatan ataupun hak-hak tertentu yang dapat dimiliki negara. YURISDIKSI NEGARA Yurisdiksi neg ara menurut HI: hak/kekuasaan/wewenang negara berdasarkan HI untuk mengatur orang/benda/tindakan2/peristiwa (pidana) yg mengandung aspek internasional. Dalam “Hukum Laut Internasional” Yurisdiksi adalah wewenang suatu negara untuk memaksa pentaatan terhadap hukumnya, baik yurisdiksi kriminal maupun perdata. (Mochtar Kusumaatmaja) Yurisdiksi merupakan aplikasi dari kedaulatan. Negara berdaulat dapat memaksakan pentaatan hukumnya. (Brown Lie) Yurisdiksi adalah wewenang yang diberikan oleh HI untuk menuntut dan mengadili. (Harvard Research Draft) Yurisdiksi adalah kesanggupan suatu negara menurut HI untuk membentuk dan melaksanakan hukumnya. (American Law Institute) Hans Kelsen: prinsip hukum par in parem non habet imperium atau prinsip tidak turut campur negara terhadap urusan domestik negara lain mempunyai bbrp pengertian: 1. Suatu negara tidak dapat melaksanakan yurisdiksi melalui pengadilannya terhadap tindakan-tindakan negara lain, kecuali negara tsb menyetujuinya. 2. Suatu pengadilan yang dibentuk berdasarkan perjanjian internasiol tidak dapat mengadili tindakan suatu negara yg bukan merupakan anggota atau peserta dari perjanjian internasional tersebut. 3. Pengadilan suatu negara tidak berhak mempersoalkan keabsahan suatu tindakan negara lain yg dilaksanakan di dalam wilayahnya. Yurisdiksi Negara wewenang suatu negara untuk menetapkan dan memaksakan ketentuan hukum nasionalnya. wewenang tersebut diberikan oleh Hukum Internasional. Yurisdiksi Kedaulatan o Kedaulatan memberikan “freedom to act” kepada negara untuk melaksanakan yurisdiksinya. o Kedaulatan memberikan kebebasan kepada negara untuk menetapkan siapa saja yang akan terkena oleh yurisdiksinya. o Kedaulatan memberikan keleluasan kepada negara untuk menolak hukum lain selain hukumnya sendiri o Hukum internasional membatasi kedaulatan negara dengan yurisdiksi negara lain. Prescription jurisdiction Macam Yurisdiksi Terhadap orang, kekayaan dan peristiwa hukum yang ada atau terjadi di dalam wilayah negara (territorial jurisdiction) Terhadap kewarganegaraannya yang melakukan tindak pidana di luar wilayah negara; atau terhadap orang atau kegiatan di dalam kapal atau pesawat udara yang didaftarkan di negaranya (personal/ nationality principle of jurisdiction) Terhadap setiap orang yang melakukan tindak pidana tertentu yang dilakukan di luar wilayah negaranya (universality principle of jurisdiction) Lihat beberapa pasal dalam KUHP Adjudicate/judicial jurisdiction Wewenang untuk menghadapkan seseorang ke dalam proses pengadilan atau peradilan administrasif. Pada umumnya terbatas pada kasus hukum pidana Dapat dilakukan terhadap kasus-kasus yang menyangkut hukum nasional berdasarkan prinsip perlindungan, universalitas atau nasionalitas pasif Enforcement jurisdiction Merupakan wewenang untuk memaksakan putusan pengadilan Harus berdasarkan alasan yang “reasonable” yaitu adanya hubungan yang erat (kewilayah atau kebangsaan) PRINSIP-PRINSIP UMUM YURISDIKSI (GENERAL PRINCIPLES OF JURISDICTION) • Hukum Internasional tidak membatasi yurisdiksi yang dijalankan oleh setiap negara, kecuali jika pembatasan itu telah dibuktikan adanya sebagai prinsip HI. • Negara tidak akan menjalankan yurisdiksi atas peristiwa, orang dan benda yang tidak ada sangkut pautnya dengan negara tersebut (Starke, 1989). • Negara tidak boleh melaksanakan wewenangnya (yurisdiksi) di wilayah negara lain (Martin Dixon, 1990). Negara tidak dapat mengambil tindakan-tindakan di wilayah negara lain dengan cara melaksanakan hukum nasionalnya tanpa persetujuan negara tersebut Treaty or Consent. (Brown Lie, 1979) The enforcement of that jurisdiction can generally take place only within its own territory. Any enforcement of that jurisdiction is confined to its own territory and and must not without special agreement be exercise in any form in the territory of another state. PRINSIP-PRINSIP YURISDIKSI NEGARA 1. Prinsip Teritorial 2. Prinsip Nationalitas (Personal) a. Aktif b. Pasif 3. Prinsip Perlindungan 4. Prinsip Universal PRINSIP TERITORIAL Asas teritorial menentukan bahwa Negara dapat menjalankan yurisdiksi atas hukumnya terhadap setiap individu dan badan hukum yang berada di wilayah teritorialnya tanpa melihat status kewarganegaraan individu ataupun badan hukum. Setiap negara dapat melaksanakan/menerapkan kompetensinya atas benda atau orang, tindakan-tindakan atau peristiwaperistiwa yang terjadi dalam batas wilayahnya. Wilayah suatu Negara termasuk juga: a. Laut wilayah b. Kapal Bendera Negara c. Pelabuhan. SECARA TEKNIS YURISDIKSI TERITORIAL DIPERLUAS DENGAN JALAN MENERAPKAN: a. Prinsip teritorial subyektif. Negara melaksanakan yurisdiksinya untuk menuntut dan menghukum kejahatan-kejahatan yang dilakukan didalam wilayahnya akan tetapi diselesaikan atau menimbulkan akibat di negara lain. b. Prinsip teritorial obyektif. Negara melaksanakan yurisdiksinya terhadap kejahatan-kejahatan yang dimulai di negara lain tetapi diselesaikan atau menimbulkan akibat di dalam wilayah yang akan melaksanakan yuridiksi atau menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang merugikan tatanan sosial ekonomi di dalam wilayahnya itu. PEMBATASAN YURISDIKSI TERITORIAL a. Negara-Negara Asing dan Kepala Negara Asing b. Perwakilan diplomatic dan konsul negaranegara asing c. Kapal public (public ship) negara asing d. Angkata bersenjata negara asing e. Lembaga-lembaga / organisasi-organisasi internasional PRINSIP PERSONAL a. Prinsip Nasionalitas Aktif. Yurisdiksi dilaksanakan oleh negara terhadap seorang warga negara yang melakukan suatu kejahatan di luar wilayahnya. b. Prinsip Nasionalitas Pasif. Negara melaksanakan yurisdiksi apabila ada warganegaranya mengalami kerugian akibat suatu perbuatan yang dilakukan di negara lain. Jurisdiction over the extraterritorial crime Diterapkan terhadap warganegaranya atau terhadap kapal atau pesawat udara yang didaftarkan di negaranya Menurut HI, seseorang WN tetap mempunyai ikatan kesettiaan dengan negaranya sekalipun WN itu sedang bepergian atau bertempat tinggal di negara lain. Siapa yang menjadi WN suatu negara ditetapkan oleh hukum nasonal negara yang bersangkutan. Indonesia mengaturnya dalam pasal-pasal 3 dan 5 KUHP PRINSIP PERLINDUNGAN HI mengakui bahwa setiap negara dapat melaksanakan yurisdiksinya terhadap kejahatan-kejahatan yang membahayakan keamanan dan integritasnya atau terhadap kepentingan-kepentingan vital ekonominya. Negara dapat menjalankan yurisdiksinya berdasarkan kepentingan dan keamanan Negara yang merasa terancam, meskipun tindakan di luar negara tersebut dan oleh pelaku yang tidak berkewarganegaraan dari Negara yang terancam. PRINSIP UNIVERSAL Suatu kejahatan tunduk pada yurisdiksi universal, apabila kejahatan tersebut dapat ditundukkan pada yurisdiksi semua negara, dimanapun perbuatan itu dilakukan. Asas Universal menentukan bahwa Negara mana saja dan kapan saja dapat menjalankan yurisdiksinya apabila ada individu yang melakukan kejahatan internasional Asas ini terkait erat dengan individu sebagai subyek hukum internasional wewenang setiap negara untuk melaksanakan yurisdiksinya terhadap pelaku tindak pidana tertentu yang dilakukan di luar wilayah negaranya tanpa mempertimbangkan kewarganegaraan pelaku Tindak pidana yang dilakukan adalah yang “recognized generally as of universal concern” (international crime) An international crime is such an act universally recognized as criminal, which is considered a grave matter of international concern and for some valid reason cannot be left within the exclusive jurisdiction of the state that would have control over it under normal circumstances Beberapa tindak pidana internasional: Piracy jure gentium, Slave trade, War crimes, Crime of genocide.