kuliah viii - Hukum Internasional

advertisement
PENGERTIAN YURISDIKSI
Berasal dari bhs Latin yurisdictio
Yuris : kepunyaan hukum
Dictio : ucapan
Yurisdiksi: kekuasaan/hak/kewenangan berdasarkan atas
hukum.
Yuridiksi adalah kekuasaan atau kewenangan hukum negara
terhadap orang, benda atau peristiwa (hukum).
Menurut Malcolm N. Shaw (1986:342)
Yurisdiksi itu menyangkut kewenangan negara untuk
mempengaruhi orang-orang, harta benda dan keadaan serta
merefleksikan adanya prinsip dasar mengenai Kedaulatan
Negara (State Souvereig-nty), persamaan negara-negara
(equality of states) dan tidak campur tangan dalam urusan
domestik (non-interference in domestic affairs).
YURISDIKSI DAN KEDAULATAN
Kedaulatan dalam HI mengandung 2 aspek :
1. intern
2. ekstern
Dari aspek tersebut lahirlah YURISDIKSI NEGARA
Hanya negara berdaulat yang dapat memiliki yurisdiksi menurut Hukum
Internasional
Yurisdiksi Negara merupakan konsekuensi logis dari adanya azas
kedaulatan ataupun hak-hak tertentu yang dapat dimiliki negara.
YURISDIKSI NEGARA
 Yurisdiksi neg ara menurut HI: hak/kekuasaan/wewenang negara
berdasarkan HI untuk mengatur orang/benda/tindakan2/peristiwa
(pidana) yg mengandung aspek internasional.
 Dalam “Hukum Laut Internasional” Yurisdiksi adalah wewenang
suatu negara untuk memaksa pentaatan terhadap hukumnya, baik
yurisdiksi kriminal maupun perdata. (Mochtar Kusumaatmaja)
 Yurisdiksi merupakan aplikasi dari kedaulatan. Negara berdaulat
dapat memaksakan pentaatan hukumnya. (Brown Lie)
 Yurisdiksi adalah wewenang yang diberikan oleh HI untuk menuntut
dan mengadili. (Harvard Research Draft)
 Yurisdiksi adalah kesanggupan suatu negara menurut HI untuk membentuk
dan melaksanakan hukumnya. (American Law Institute)
Hans Kelsen: prinsip hukum par in parem non habet imperium atau
prinsip tidak turut campur negara terhadap urusan domestik
negara lain mempunyai bbrp pengertian:
1. Suatu negara tidak dapat melaksanakan yurisdiksi melalui
pengadilannya terhadap tindakan-tindakan negara lain, kecuali
negara tsb menyetujuinya.
2. Suatu pengadilan yang dibentuk berdasarkan perjanjian
internasiol tidak dapat mengadili tindakan suatu negara yg
bukan merupakan anggota atau peserta dari perjanjian
internasional tersebut.
3. Pengadilan suatu negara tidak berhak mempersoalkan
keabsahan suatu tindakan negara lain yg dilaksanakan di dalam
wilayahnya.
Yurisdiksi
Negara
wewenang suatu negara untuk menetapkan dan memaksakan
ketentuan hukum nasionalnya. wewenang tersebut diberikan
oleh Hukum Internasional.
Yurisdiksi
Kedaulatan
o Kedaulatan memberikan “freedom to act” kepada negara untuk
melaksanakan yurisdiksinya.
o Kedaulatan memberikan kebebasan kepada negara untuk menetapkan
siapa saja yang akan terkena oleh yurisdiksinya.
o Kedaulatan memberikan keleluasan kepada negara untuk menolak
hukum lain selain hukumnya sendiri
o Hukum internasional membatasi kedaulatan negara dengan yurisdiksi
negara lain.
Prescription jurisdiction
Macam
Yurisdiksi
Terhadap orang, kekayaan dan peristiwa hukum yang ada atau terjadi di
dalam wilayah negara (territorial jurisdiction)
Terhadap kewarganegaraannya yang melakukan tindak pidana di luar
wilayah negara; atau terhadap orang atau kegiatan di dalam kapal atau
pesawat udara yang didaftarkan di negaranya (personal/ nationality principle
of jurisdiction)
Terhadap setiap orang yang melakukan tindak pidana tertentu yang
dilakukan di luar wilayah negaranya (universality principle of jurisdiction)
Lihat beberapa pasal dalam KUHP
Adjudicate/judicial jurisdiction
Wewenang untuk menghadapkan seseorang ke dalam proses pengadilan
atau peradilan administrasif.
Pada umumnya terbatas pada kasus hukum pidana
Dapat dilakukan terhadap kasus-kasus yang menyangkut hukum nasional
berdasarkan prinsip perlindungan, universalitas atau nasionalitas pasif
Enforcement jurisdiction
Merupakan wewenang untuk memaksakan putusan pengadilan
Harus berdasarkan alasan yang “reasonable” yaitu adanya hubungan yang
erat (kewilayah atau kebangsaan)
PRINSIP-PRINSIP UMUM YURISDIKSI
(GENERAL PRINCIPLES OF JURISDICTION)
• Hukum Internasional tidak membatasi yurisdiksi yang dijalankan oleh setiap
negara, kecuali jika pembatasan itu telah dibuktikan adanya sebagai prinsip HI.
• Negara tidak akan menjalankan yurisdiksi atas peristiwa, orang dan benda yang
tidak ada sangkut pautnya dengan negara tersebut (Starke, 1989).
• Negara tidak boleh melaksanakan wewenangnya (yurisdiksi) di wilayah negara
lain (Martin Dixon, 1990).
Negara tidak dapat mengambil tindakan-tindakan di wilayah negara lain dengan
cara melaksanakan hukum nasionalnya tanpa persetujuan negara tersebut 
Treaty or Consent. (Brown Lie, 1979)
The enforcement of that jurisdiction can generally take place only within its
own territory.
Any enforcement of that jurisdiction is confined to its own territory and and
must not without special agreement be exercise in any form in the territory of
another state.
PRINSIP-PRINSIP YURISDIKSI NEGARA
1. Prinsip Teritorial
2. Prinsip Nationalitas (Personal)
a. Aktif
b. Pasif
3. Prinsip Perlindungan
4. Prinsip Universal
PRINSIP TERITORIAL
 Asas teritorial menentukan bahwa Negara dapat menjalankan
yurisdiksi atas hukumnya terhadap setiap individu dan badan
hukum yang berada di wilayah teritorialnya tanpa melihat status
kewarganegaraan individu ataupun badan hukum.
 Setiap negara dapat melaksanakan/menerapkan kompetensinya
atas benda atau orang, tindakan-tindakan atau peristiwaperistiwa yang terjadi dalam batas wilayahnya.
 Wilayah suatu Negara termasuk juga:
a. Laut wilayah
b. Kapal Bendera Negara
c. Pelabuhan.
SECARA TEKNIS YURISDIKSI TERITORIAL DIPERLUAS
DENGAN JALAN MENERAPKAN:
a. Prinsip teritorial subyektif.
Negara melaksanakan yurisdiksinya untuk menuntut dan
menghukum kejahatan-kejahatan yang dilakukan didalam wilayahnya
akan tetapi diselesaikan atau menimbulkan akibat di negara lain.
b. Prinsip teritorial obyektif.
Negara melaksanakan yurisdiksinya terhadap kejahatan-kejahatan
yang dimulai di negara lain tetapi diselesaikan atau menimbulkan
akibat di dalam wilayah yang akan melaksanakan yuridiksi atau
menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang merugikan tatanan
sosial ekonomi di dalam wilayahnya itu.
PEMBATASAN YURISDIKSI TERITORIAL
a. Negara-Negara Asing dan Kepala Negara Asing
b. Perwakilan diplomatic dan konsul negaranegara asing
c. Kapal public (public ship) negara asing
d. Angkata bersenjata negara asing
e. Lembaga-lembaga / organisasi-organisasi
internasional
PRINSIP PERSONAL
a. Prinsip Nasionalitas Aktif.
Yurisdiksi dilaksanakan oleh negara terhadap
seorang warga negara yang melakukan suatu
kejahatan di luar wilayahnya.
b. Prinsip Nasionalitas Pasif.
Negara melaksanakan yurisdiksi apabila ada
warganegaranya mengalami kerugian akibat
suatu perbuatan yang dilakukan di negara
lain.
Jurisdiction over the extraterritorial crime
 Diterapkan terhadap warganegaranya atau terhadap kapal atau
pesawat udara yang didaftarkan di negaranya
 Menurut HI, seseorang WN tetap mempunyai ikatan kesettiaan
dengan negaranya sekalipun WN itu sedang bepergian atau
bertempat tinggal di negara lain.
 Siapa yang menjadi WN suatu negara ditetapkan oleh hukum
nasonal negara yang bersangkutan.
 Indonesia mengaturnya dalam pasal-pasal 3 dan 5 KUHP
PRINSIP PERLINDUNGAN
 HI mengakui bahwa setiap negara dapat melaksanakan
yurisdiksinya
terhadap
kejahatan-kejahatan
yang
membahayakan keamanan dan integritasnya atau terhadap
kepentingan-kepentingan vital ekonominya.
 Negara dapat menjalankan yurisdiksinya berdasarkan
kepentingan dan keamanan Negara yang merasa terancam,
meskipun tindakan di luar negara tersebut dan oleh pelaku
yang tidak berkewarganegaraan dari Negara yang terancam.
PRINSIP UNIVERSAL
 Suatu kejahatan tunduk pada yurisdiksi universal, apabila kejahatan
tersebut dapat ditundukkan pada yurisdiksi semua negara,
dimanapun perbuatan itu dilakukan.
 Asas Universal menentukan bahwa Negara mana saja dan kapan saja
dapat menjalankan yurisdiksinya apabila ada individu yang melakukan
kejahatan internasional
 Asas ini terkait erat dengan individu sebagai subyek hukum
internasional
 wewenang setiap negara untuk melaksanakan yurisdiksinya terhadap
pelaku tindak pidana tertentu yang dilakukan di luar wilayah
negaranya tanpa mempertimbangkan kewarganegaraan pelaku
Tindak pidana yang dilakukan adalah yang “recognized
generally as of universal concern” (international crime)
An international crime is such an act universally recognized
as criminal, which is considered a grave matter of
international concern and for some valid reason cannot be
left within the exclusive jurisdiction of the state that would
have control over it under normal circumstances
Beberapa tindak pidana internasional: Piracy jure gentium,
Slave trade, War crimes, Crime of genocide.
Download