GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENYUSUTAN BERKAS REKAM MEDIS INAKTIF DIRUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Oleh : ITA JURLIANA TANJUNG NIM. 1313466019 AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN TA. 2015/2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENYUSUTAN BERKAS REKAM MEDIS INAKTIF DIRUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA TAHUN 2016 HASIL PENELITIAN Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh : ITA JURLIANA TANJUNG NIM. 1313466019 AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN TA. 2015/2016 LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENYUSUTAN BERKAS REKAM MEDIS INAKTIF DIRUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA TAHUN 2016 OLEH : ITA JURLIANA TANJUNG NIM. 1313466019 Penelitian ini telah Disetujuioleh Dosen Pembimbing sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan Imelda Medan Disetujui : Dosen Pembimbing (Noradina, S.Kep, Ns, M.Biomed) Diketahui Oleh : Direktur Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan Imelda Medan (dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes) PERNYATAAN GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENYUSUTAN BERKAS REKAM MEDIS INAKTIF DIRUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Saya yang bertanda tangan dibawah ini mengakui bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, Agustus 2016 ITA JURLIANA TANJUNG NIM. 1313466019 LEMBAR PENGUJIAN Penelitian dengan judul : GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENYUSUTAN BERKAS REKAM MEDIS INAKTIF DIRUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA TAHUN 2016 OLEH : ITA JURLIANA TANJUNG NIM. 1313466019 Telah diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Pada Tanggal Agustus 2016 1. Penguji I : Noradina, M.Biomed ( ) 2. Penguji II : Valentina, M.Kes ( ) 3. Penguji III : Zulham Andi, SKM ( ) Disahkan Oleh : Direktur Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan Imelda Medan (dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes) DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. II. III. IDENTITAS DIRI Nama : Ita Jurliana Tanjung Tempat/Tanggal Lahir : Surodingin, 17 Juli 1995 Anak ke : 5 dari 7 bersaudara Agama : Islam Alamat : Pagaran Tonga IDENTITAS ORANG TUA Nama Ayah : Madjumi Tanjung Pekerjaan : Petani Nama Ibu : Romlah Harahap Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga Alamat : Pagaran Tonga RIWAYAT PENDIDIKAN 2000-2007 : SDN. NO.102450 Simangambat 2007-2010 : SMP Negeri 6 Padang Bolak 2010-2013 : SMK Swasta Ki Hajar Dewantara Kotapinang 2013-2016 : APIKES Imelda Medan NAMA NIM JUDUL : ITA JURLIANA TANJUNG : 1313466019 : GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENYUSUTAN BERKAS REKAM MEDIS INAKTIF DI RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016. ABSTRAK Penumpukan berkas rekam medis merupakan masalah yang sering menimbulkan berkas rekam medis diruang penyimpanan yang tidak baik di beberapa rumah sakit. Tidak baiknya pelaksanaan penyusutan dapat menimbulkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan didalam penyimpanan berkas rekam medis. Pelaksanaan penyusutan di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan sudah baik. Populasi sejumlah 23 orang dan dengan jumlah sampel 15 orang dengan metodologi penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sebagai responden adalah petugas rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan petugas dalam pelaksanaan penyusutan di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan sudah baik, mayoritas responden baik sebanyak 10 orang (66,7 %), dan minoritas responden yang kategori cukup baik sebanyak 5 orang (33,3 %). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan dengan terlihat bahwa semakin baik pelaksanaan penyusutan maka akan meningkatkan pelayanan terhadap petugas rekam medis. Kata Kunci : Petugas, Penyusutan, Berkas Rekam Medis KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya penulis menyelesaikan penelitian ini dengan judul ”Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Pelaksanaan Penyusutan Berkas Rekam Medis Inaktif Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Tahun 2016”. Selama penelitian dan terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu : 1. dr. H.R.I. Ritonga, MSC selaku Ketua Yayasan Imelda Medan. 2. dr. Imelda L. Ritonga, S.Kep, M.pd, MN selaku ketua stikes Imelda Medan. 3. dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan (APIKES) Imelda Medan. 4. Esraida Simanjuntak, SKM, selaku wadir I APIKES Imelda Medan. 5. Ali Sabela Hasibuan, S.Kep, Ns, selaku wadir II APIKES Imelda Medan. 6. Rani Robetty M.Kom, selaku wadir III APIKES Imelda Medan 7. Siti Permata Sari Lubis, SKM, M.Kes, selaku wali kelas III A APIKES Imelda Medan yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasehat, serta masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. 8. Noradina, M.Biomed, selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, arahan serta masukan kepada penulis mulai dari awal sampai terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini. i 9. Staf Dosen APIKES Imelda Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan. 10. Direktur dan staf pegawai Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan khususnya Kepala Instalasi Rekam Medis dan staf pegawai di bagian rekam medis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. 11. Teristimewa kepada Ayahanda Madjumi Tanjung dan Ibunda Romlah Harahap yang selalu mendukung dalam bentuk moril maupun materil serta senantiasa mendoakan dan tiada henti memberikan perhatian, kasih sayang, dan cinta dengan setulus hati. 12. Teristimewa abang kandung saya Musonnif Tanjung, Hamka Tanjung, Malim Safi’i Tanjung. Kakak kandung saya Nur Azizah Tanjung dan adek kandung saya Akbar Tanjung, Hutba Adha Tanjung yang telah banyak mendukung dan motivasi selama penulis menjalani perkuliahan sampai menyelesaaikan Karya Tulis Ilmiah. 13. Teman-teman seperjuangan semua yang ada di APIKES angkatan 2016 khususnya Winsi Iman Ria Zebua, Ruth Desri Eliana Ginting, Murti Desriani, Seri Eva Ginting, Nova Susanti, Debora Viorica Nainggolan, Nurhayati Siagian, Nurul Azara. 14. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dan memberikan dukungan dan masukan yang namanya tidak mungkin disebutkan satu persatu. ii Penelitian menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat keterbatasan dan kekurangan, sehingga peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini agar dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi pembaca dan dapat meningkatkan mutu profesi Perekam Medis dan Informatika Kesehatan. Medan, Agustus 2016 Peneliti Ita Jurliana Tanjung iii DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGUJIAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK KATA PENGANTAR ....................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................. DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... BAB I : i iv vi vii viii PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 1 4 4 4 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori................................................................................ 2.1.1 Defenisi Pengetahuan ........................................................ 2.1.2 Pengetahuan Petugas Rekam Medis .................................. 2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ............. 2.2 Rekam Medis.............................................................................. 2.2.1 Tujuan Rekam Medis ........................................................ 2.2.2 Kegunaan Rekam Medis ................................................... 2.2.3 Isi Rekam Medis................................................................ 2.2.4 Pengelolaan Rekam Medis ................................................ 2.3 Penyimpanan Rekam Medis Inaktif ........................................... 2.4 Retensi Berkas Rekam Medis .................................................... 2.5 Pelaksanaan Retensi ................................................................... 2.5.1 Penyusutan Rekam Medis ................................................. 2.5.2 Tujuan Penyusutan Arsip .................................................. 2.6 Jadwal Retensi Rekam Medis .................................................... 2.7 Pemusnahan Berkas Rekam Medis ............................................ 2.8 Ketentuan Pemusnahan Berkas Rekam Medis ........................... 2.9 Tata Cara Pemusnahan ............................................................... 2.10 Kerangka Konsep ..................................................................... 6 6 7 7 8 9 12 14 15 17 18 21 21 21 22 22 23 26 26 BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian ................................................... 3.2.1 Waktu Penelitian ............................................................... 3.2.2 Tempat Penelitian.............................................................. 3.2.2.1 Sejarah RSU IPI Medan ........................................ 3.2.2.2 Visi Dan Misi RSU IPI Medan ............................. 28 28 28 28 29 30 BAB II : iv 3.2.2.3 Falsafah dan Motto RSU IPI Medan ..................... 3.2.2.4 Struktur Organisasi RSU IPI Medan ..................... 3.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel ..................................... 3.3.1 Populasi ............................................................................. 3.3.2 Teknik Sampling ............................................................... 3.3.3 Sampel ............................................................................... 3.4 Variabel dan Defenisi Operasional ............................................ 3.4.1 Variabel ............................................................................. 3.4.2 Defenisi Operasional ......................................................... 3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ......................................... 3.5.1 Jenis Data .......................................................................... 3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 3.5.2.1 Metode Angket .................................................................. 3.6 Teknik Pengolahan Data ............................................................ 3.7 Teknik Analisis Data Penelitian ................................................. 31 31 32 32 32 33 33 33 33 34 34 35 35 35 36 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 37 4.2 Pembahasan ................................................................................ 40 BAB V: PENUTUP 5.1 Kesimpulan................................................................................. 42 5.2 Saran ........................................................................................... 43 DAFTAR PUSTAKA v DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Jadwal Retensi atau Lamanya Penyimpanan ........................................ 20 Tabel 2.2 Daftar Pertelaan Berkas Rekam Medis Inaktif Yang Akan Dimusnahkan ........................................................................................ 24 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............... 37 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ................... 38 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ............................ 38 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kerja .................. 39 Tabel 4.5 Distribusi Pelaksanaan Penyusutan Berkas Rekam Medis ................... 40 vi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 27 vii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Surat Izin Penelitian dari Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan Lampiran II : Surat Balasan Izin Penelitian di RSU IPI Medan Lampiran III : Surat Selesai Izin Penelitian dari RSU IPI Medan Lampiran IV : SK Dosen Pembimbing Lampiran V : Kuesioner (Lembar pertanyaan) Lampiran VI : Master Tabel Lampiran VII : Lembar Konsul Lampiran VIII : Distribusi Frekuensi viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organitatio), Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan, penyembuhan penyakit, dan pencegahan penyakit kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggaran pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Melayani pasien merupakan salah satu bentuk pelayanan rumah sakit, sehingga berkewajiban menyelenggarakan pelayanan rekam medis sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 269/PER/III/2008, tentang rekam medis. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Gemala Hatta, 2008). Rumah sakit adalah institusi pelayanan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai pelayanan, pendidikan, dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin, agar ruamh sakit mampu melaksanakan fungsi yang professional baik dibidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Dalam menjaga dan meningkatkan mutu rumah sakit harus mempunyai suatu 1 2 ukuran yang menjamin peningkatan mutu didalam tingkatan. Setiap rumah sakit wajib membuat rekam medis baik rekam medis rawat jalan maupun rawat inap. Berkas rekam medis juga berguna sebagai bukti tertulis atas tindakan-tindakan pelayanan terhadap seorang pasien yang bersangkutan, rumah sakit maupun dokter dan kesehatan lainnya, apabila dikemudian hari terjadi suatu hal yang tidak diinginkan menyangkut rekam medis itu sendiri. Dirumah sakit yang besar, frekuensi keluar masuknya rekam medis sangat tinggi, sehingga dalam waktu yang lama ruangan penyimpanan akan penuh dan tidak mencukupi lagi untuk rekam medis yang baru. Dalam rumah sakit, rekam medis harus memiliki tim medis yang dibentuk dengan keputusan direktur rumah sakit yang mempunyai tugas untuk meretensi atau melaksanakan penyusutan berkas yang mempunyai sifat khusus yang tercipta dari kegiatan pelayanan orthopedi dan protese, penyakit jiwa, penyakit akibat ketergantungan obat dan penyakit kusta. Sehingga petugas atau tim rekamn medis yang dibentuk harus memiliki pengetahuan dan konsentrasi untuk meretensi berkas rekam medis agar tidak terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis. Berkas rekam medis harus disimpan sesuai dengan peraturan yang ada. Untuk sarana pelayanan kesehatan dirumah sakit, berkas rekam medis rawat inap harus disimpan sekurang-kurangnya lima tahun sejak pasien terakhir berobat atau pulang dari rumah sakit. Setelah lima tahun berkas rekam medis dimusnahkan kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medis. Berkas rekam medis dirak penyimpanan tidak selamanya akan disimpan. Hal ini karena jumlah berkas 3 rekam medis selalu bertambah sehingga ruang penyimpanan akan penuh dan tidak mencukupi lagi untuk berkas rekam medis yang baru. Pemusnahan berkas rekam medis merupakan salah satu cara upaya yang dilakukan oleh pihak rumah sakit dengan tujuan mengurangi penumpukan berkas rekam medis di ruang penyimpanan. Pemusnahan adalah kegiatan menghancurkan secara fisik arsip yang sudah berakhir fungsinya serta yang tidak memiliki nilai guna (Barthos, 2007). Berdasarkan pengamatan saat praktek, ruang penyimpanan rekam medis di Rumah Sakit Imelda Medan terdapat di dua tempat yang terpisah, yaitu di belakang tempat pendaftaran pasien dan di salah satu ruangan di bagian belakang rumah sakit. Kedua ruangan penyimpanan tersebut sama-sama berfungsi untuk menyimpan berkas rekam medis yang masih aktif. Rekam medis inaktif tidak mempunyai ruang penyimpanan secara khusus sehingga berkas rekam medis inaktif disimpan diruang penyimpanan berkas rekam medis aktif, tetapi disimpan disimpan dirak tersendiri. Namun, karena ruang penyimpanan sudah penuh, ada sebagian rekam medis inaktif yang disimpan di dalam kardus dan hanya diletakkan dilantai dekat rak penyimpanan. Sehingga petugas rekam medis kesulitan mencari kembali rekam medis yang dibutuhkan dan meneyebabkan pelayanan terhadap pasien terlambat, karena harus menunggu waktu yang cukup lama di ruang penyimpanan. Berdasarkan hal diatas, maka peneliti tertarik membuat penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap 4 Pelaksanaan Penyusutan Berkas Rekam Medis Inaktif Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan petugas rekam medis terhadap pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis inaktif di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Gambaran pengetahuan petugas rekam medis terhadap pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis inaktif di Rumah Sakit Umum Imelda Medan Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, menambah wawasan, pengetahuan dan masukan bagi manajemen rumah sakit dan pengembangan khususnya bagi petugas rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Menambah wawasan, pengetahuan yang dapat di pakai sehingga dapat membedakan apa yang di pelajari dikampus dengan apa yang ada di temukan rumah sakit mengenai permasalahan pada objek penelitian dan menerapkan teori yang di peroleh di institusi pendidikan. 5 3. Bagi Institusi Pendidikan. Memberikan masukan materi yang berharga sebagai pembelajaran bagi pendidikan mahasiswa di akademi perekam medis dan informasi kesehatan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Defenisi Pengetahuan Menurut Departemen Kesehatan RI, bahwa pengetahuan petugas adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seseorang berupa keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan jabatan yang dilakukan secara professional, efektif dan efesiensi. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenaai sesuatu yang lebih jelasnya, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan mempunyai 6 kategori yaitu : 1. Pengetahuan (knowledge) Mencakup keterampilan mengingat kembali faktor-faktor yang pernah dipelajari. 2. Pemahaman (comprehension) Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar suatu objek. 3. Penerapan (application) Mencakup keterampilan menerapkan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru. 6 7 4. Analisis (analysis) Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau penelitian mencoba memahami struktur informasi. 5. Sintesis (synthesis) Mencakup menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang sudah ada untuk menggabungkan elemen-elemen suatu pola yang tidak ada sebelumnya. 6. Evaluasi (evaluation) Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan criteriakriteria yang ada biasanya petanyaan memakai kata: pertimbangkanlah, bagaimana kesimpulaannya. 2.1.2 Pengetahuan Petugas Rekam Medis Pengetahuan petugas tentang penyusutan berkas rekam medis yaitu: 1. Mengetahui berkas apa saja yang akan disimpan atau tidak dimusnahkan. 2. Mengetahui tata cara dalam pelaksanaan dan pemusnahan berkas rekam medis yang inaktif. 2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan sesorang yang dikutip oleh Haefa 2011, yaitu: 1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. 8 2. Informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. 3. Umur Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir sesorang. Semakin bertambah usia akan semakin pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga penelitian yang diperolehnya semakin membaik. 2.2 Rekam Medis Menurut gemala hatta (2008), rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka. Rekam medis mempunyai pengertian sebagai satu system penyelenggaraan suatu instansi/unit kegiatan. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya merupakan salah bentuk kegiatan yang tercantum didalam uraian tugas (Job description) pada unit/instalasi rekam medis (Dirjen, 2006). Rekam medis adalah siapa, apa, dimana dan bagaimana perawatan pasien selama dirumah sakit, untuk melengkapi rekam medis harus memiliki data yang cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan guna menghasilkan suatu diagnosa, jaminan, pengobatan dan hasil akhir (Rustiyanto, 2009). Catatan medis adalah catatan yang berisikan segala data mengenai pasien mulai dari data mengenai pasien dari masa sebelum ia dilakukan, saat lahir, 9 tumbuh menjadi dewasa hingga akhir hidupnya, data ini dibuat bilamana pasien mengunjungi instansi pelayanan kesehatan baik pasien rawat jalan maupun rawat inap (Rustiyanto, 2009). 2.2.1 Tujuan Rekam medis Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan rekam medis baik dan benar tertib administrasi di rumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pembuatan rekam medis di rumah sakit bertujuan untuk mendapatkan catatan atau dokumen yang akurat dari pasien, mengenai kehidupan dan riwayat kesehatan, riwayat penyakit di masa lalu dan sekarang, juga pengobatan yang telah diberikan sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan (Rustiyanto, 2009). a. Tujuan Primer 1. Pasien, rekam medis merupakan alat bukti utama yang mampu membenarkan adanya pasien dengan identitas yang jelas dan telah mendapatkan berbagai pemeriksaan dan pengobatan disarana pelayanan kesehatan dengan segala hasil serta konsekuensi biayanya. 2. Pelayanan pasien, rekam medis mendokumentasian pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, dan tenaga lain yang bekerja dalam berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan demikian rekaman itu membantu pengambilan keputusan tentang terapi, tindakan, dan penentuan diagnosis pasien. Rekam medis juga merupakan sarana komunikasi antar 10 tenaga lain yang sama-sama terlibat dalam menangani dan merawat pasien. Rekaman yang rinci dan bermanfaat menjadi alat penting dalam menilai dan mengelola resiko manajemen. Selain itu rekam medis juga berfungsi sebagai tanda bukti sah yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Oleh karena itu, rekam medis yang lengkap harus setiap saat tersedia dan berisi data/informasi tentang pemberian pelayanan kesehatan secara jelas. 3. Manajemen pelayanan, rekam medis yang lengkap memuat segala aktifitas yang terjadi dalam manajemen pelayanan sehingga digunakan dalam menganalisis berbagai penyakit, menyususn pedoman prakik, serta untuk mengevaluasi untuk pelayanan yang diberiakan. 4. Menunjang pelayanan, rekam medis yang rinci akan mampu menjelaskan aktivitas yang berkaitan dengan penanganan sumber-sumber yang ada pada organisasi pelayann di rumah sakit,menganalisis kecenderungan yang tejadi dan mengkomunikasikan informasi diantara klinik yang berberda. 5. Pembiayaan, rekam medis yang akurat mencatat segala pemberian pelayanan kesehatan yang diterima pasien. Informasi ini menentukan besarnya pembayaran yang harus dibayar, baik secara tunai atau melalui asuransi. b. Tujuan Sekunder Tujuan rekam kesehatan ditujukan kepada hal yang berkaitan dengan lingkungan seputar pelayanan pasien yaitu untuk kepentingan seperti: 1. Edukasi a. Mendokumentasikan pengalaman professional dibidang kesehatan b. Menyiapkan sesi pertemuan dan presentasi 11 c. 2. 3. 4. 5. Bahan pengajaran Peraturan (regulasi) a. Bukti pengajuan perkara ke pengadilan b. Membantu pemasaran pengawasan c. Sebagai dasar pemberian akreditasi bagi professional dan rumah sakit Riset a. Mengembangkan produk baru b. Melaksanakan riset klinik c. Menilai teknologi d. Mengidentifikasi populasi yang berisi e. Menilai manfaat dan biaya system rekaman Pengambilan kebijakan a. Mengalokasikan sumber-sumber b. Melaksanakan rencana strategis c. Memonitor perekaman Industri a. Melaksanakan riset dan pengembangan b. Merencanakan strategi pemasaran 2.2.2 Kegunaan Rekam Medis Adapun kegunaan dari rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek yang di singkat dengan ALFERD PH MP : a. Aspek Administrasi Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebaagai 12 tenaga medis dan paramedic dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. b. Aspek Medis Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena cacatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien dan dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis, manajemen resiko klinis serta keamanan atau keselamatan pasien dan kendali biaya. c. Aspek Hukum Suatu berkas medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum serta penyediaan bahan tanda untuk menegakkan keadilan, rekam medis adalah milik dokter dan rumah sakit sadangkan isinya yang terdiri dari identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (UU Praktik Kedokteran RI No. 29 Tahun 2004 Pasal 46 ayat (1), penjelasan). d. Aspek Keuangan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data atau informasi yang dipergunakan sebagai aspek keuangan. Kaitannya rekam medis dengan aspek keuangan sangat erat sekali dalam hal pengobatan, terapi serta tindakan-tindakan apa saja yang diberikan kepada seorang pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, penggunaan system teknologi computer didalam proses penyelenggaraan rekam medis 13 sangat diharapkan sekali untuk diterapkan pada pelayanan instansi pelayanan kesehatan. e. Aspek Penelitian Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan bidang kesehatan. f. Aspek pendidikan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena menyangkut data/informasi tentang pengembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medic yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan / referensi pengajaran dibidang profesi pendidikan kesehatan. g. Aspek Dokumentasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyambut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. Pendokumentasian data medis seorang pasien dapat dilaksanakan dengan mudah dan efektif sesuai aturan serta prosedur yang ditetapkan. 2.2.3 Isi Rekam Medis Menurut Sunny Ummul Firdaus, 2008. Isi rekam medis merupakan catatan keadaan tubuh dan kesehatan, termasuk data tentang identitas dan dalam dua kelompok data yaitu : 1. Data Medik dan Data Klinis Data medik seorang pasien. Secara umum isi rekam medis dapat dibagi data medik atau data klinis adalah segala data tentang 14 riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan serta hasilnya. Laporan dokter, perawat, hasil pemeriksaan laboratorium, ronsen dan sebagainya. Data-data ini merupakan data yang bersifat rahasia (confediental) sehingga tidak dapat dibuka oleh pihak ketiga tanpa ijin dari pasien yang bersangkutan kecuali jika ada alasan lain berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut (Sunny.U. F, 2008). 2. Data Sosiologis atau Data Non Medik Data Sosiologis atau Data Non Medik adalah segala data lain yang tidak berkaitan langsung dengan data medik, seperti data identitas, data sosial ekonomi alamat dan sebagainya. Data ini oleh sebagian orang anggap bukan rahasia tetapi menurut sebagian lainnya merupakan data yang juga bersifat rahasia (confidensial) (Sunny. U. F, 2008). 2.2.4 Pengelolan Rekam Medis Di dalam pengelolaan rekam medis ada beberapa kegiatan yang dapat menunjang terlaksananya sistem penyusutan berkas rekam medis inaktif yaitu terdiri : a. Tenaga rekam medis Tenaga rekam yang cukup, merupakan faktor pendukung dari pengelolaan rekam medis, karena peningkatan mutu pelayanan kesehatan sangat tergantung dari tersedianya data atau informasi yang akurat, terpercaya dan penyajian yang tepat waktu. Upaya tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila faktor manusia sebagai pemeran kunci dalam 15 pengelolaan rekam medis dan informasi di siapkan secara seksama dan lebih professional. b. Sarana dan prasarana Ruang penyimpanan yang memadai yaitu ruangan yang dilengkapi dengan alat penyimpanan yang baik, penerangan dan pengaturan suhu ruangan yang baik, rak penyimpanan yang sesuai dengan volume berkas, serta pemeliharaan dan keselamatan berkas dalam ruangan penyimpanan. c. Penyimpanan rekam medis inaktif 1. Di simpan di ruangan lain. 2. Di simpan di tempat penyimpanan yang disewakan. 3. Di hancurkan sesuai dengan penyusutan arsip rekam medis. 4. Di simpan dalam bentuk microfilm. 5. Di simpan di dalam disk. d. Persyaratan dari ruang penyimpanan inaktif 1. Tersedianya ruang isolasi 2. Pengendalian (suhu dan kelembapan) suhu ruangan penyimpanan berkisar 20oC-24oC, dengan kelembapan relative 50%-60%. 3. Penerangan yaitu peraturan masuknya cahaya matahari untuk member perlindungan secara maksimal terhadap sinar ultraviolet. e. Pemeliharaan terhadap ruang penyimpanan 1. Pembersihan tempat penyimpanan Sedapat mungkin dilakukan vacuum cleaner karena dengan disapu hanya akan memindahkan debu ketempat lain. 16 2. Pertukaran udara Tempat penyimpanan yang paling sempurna adalah tempat yang dilengkapi dengan air conditioner (AC). Bila keadaan belum memungkinkan, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan cara membuka ruangan pada panas dan menggunakan kipas angin. Pintu dan jendela diusahakan diberi kawat halus untuk mencegah serangga masuk, selain untuk melapis udara yang masuk bila hawa lembap (melebihi 75%) akan menjadi rekam medis lapuk sekaligus dalam keadaan yang singkat. 3. Pengontrolan Setiap 6 bulan sekali tempat penyimpanan rekam medis dan sekitarnya harus diperiksa secara cermat apakah tempat itu terkena serangga atau tidak. 2.3 Penyimpanan Rekam Medis Inaktif Menurut Depkes RI (1997), ada dua acara pengurusan penyimpanan dalam penyelenggaraan rekam medis yaitu : 1. Sentralisasi Sentralisasi ini diartikan menyimpan rekan rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan baik catatan-catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama seorang pasien dirawat. Kelebihannya : a. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan rekam medis. 17 b. Mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan. c. Memungkinkan peningkatan efesiensi kerja petugas penyimpanan. d. Tata kerja dan peraturan mengenal pencatatan medis mudah distandarisasikan. Kekurangannya : a. Petugas menjadi lebih sibuk 2. Desentralisasi Dengan cara desentralisasi menjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik dengan rekam medis penderita dirawat. Kelebihannya : a. Efesiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat. b. Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan. Kekurangannya : a. Terjadinya duplikasi dalam pembuatan rekam medic. b. Biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak 2.4 Retensi Berkas Rekam Medis Jadwal rentensi menurut Gemala Hatta (2008), selain hukum, peraturan, dan standart akreditasi, retensi rekam medis bergantung juga pada penggunaanya dalam suatu institusi kesehatan. Sebagai contoh, sebuah fasilitas yang menyediakan layanan khusus untuk anak-anak mungkin memiliki kebijakan retensi yang berbeda dengan sebuah klinik dokter keluarga. 18 Penentuan jangka waktu penyimpanan arsip ditentukan atas dasar nilai kegunaan tiap-tiap arsip. Untuk menjaga objektivitas dalam menentukan nilai keuangan tersebut. Menurut Barthos (2007), jadwal retensi arsip adalah suatu daftar yang memuat kebijaksanaan seberapa jauh sekelompok dapat disimpan atau digunakan. Dengan demikian, jadwal retensi merupakan suatu daftar yang menunjukkan: 1. Lamanya masing-masing arsip disimpan pada file aktif (satuan kerja), sebelum dipindahkan kepusat penyimpanan arsip (aktif inaktif). 2. Jangka waktu lamanya masing-masing sekelompok arsip belum dimusnahkan ataupun dipindahkan kearsip masional RI. 3. Jadwal retensi mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Penyisishan arsip-arsip dengan tepat bagi arsip-arsip yang tidak memiliki jangka waktu simpan lama. b. Penyimpanan sementara arrsip-arsip yang tidak diperlukan lagi kepentingan administrasi. c. Pemeliharaan arsip-arsip yang bernilai permanen. Menurut Sunny Ummul Firdaus (2008), untuk pertama kalinya sebelum melakukan proses pemusnahan harus terlebih dahulu ditetapkan jadwal retensi arsip rekam medis sebagai mana rincian tersebut : 19 Tabel 2.1 Jadwal Retensi atau Lamanya Penyimpanan Keluhan Aktif Rawat Aktif Rawat In Aktif In Aktif Penyakit Inap Jalan Rawat Inap Rawat Jalan Umum 5 Tahun 5 Tahun 2 Tahun 2 Tahun Mata 5 Tahun 10 Tahun 2 Tahun 2 Tahun Jiwa 10 Tahun 10 Tahun 2 Tahun 2 Tahun Orthopedic 10 Tahun 10 Tahun 2 Tahun 2 Tahun Ketergantungan 15 Tahun 15 Tahun 2 Tahun 2 Tahun Jantung 10 Tahun 10 Tahun 2 Tahun 2 Tahun Paru 5 Tahun 10 Tahun 2 Tahun Anak Menurut Menurut Menurut Menurut kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan Obat 2 Tahun Dalam pelaksanaan retensi yang perlu dipertimbangkan adalah: 1. Ketersediaan ruang penyimpanan (filing) biasanya selama masih mensukupi maka pihak rumah sakit “belum minat” untuk melakukan penyusutan rekam medis. 2. Tingkat penggunaan rekam medis misalnya kalau dirumah sakit tersebut sering dilakukan penelitian atau sebagaimana sarana pendidikan maka umumnya rumah sakit akan menyimpannya lebih lama. 20 3. Kasus-kasus yang terkait masalah hukum biasanya juga disimpan lebih lama sampai 20 tahun. Misalnya: kasus pembunuhan, pemerkosaan, penguguran, dan sebagainya (Savitri C.B, 2011). 2.5 Pelaksanaan Retensi 2.5.1 Penyusutan Rekam Medis Menurut Depkes RI (2006), penyimpanan rekam medis adalah suatu kegiatan pengurangan berkas rekam medis dari rak penyimpanan dengan cara: 1. Memindahkan berkas rekam medis inaktif dari rak file aktif ke rak file inaktif dengan cara memilah pada rak file penyimpanan sesuai dengan tahun kunjungan. 2. Memikrofilmkan berkas rekam medis inaktif sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Memusnahkan berkas rekam medis yang telah dimikrofilm dengan cara tertentu sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Dengan melakukan scanner pada berkas rekam medis. 2.5.2 Tujuan Penyusutan Arsip 1. Mengurangi jumlah berkas rekam mediss yang semakkin bertambah. 2. Menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya tempat penyimpanan berkas rekam medis yang baru. 3. Tetap menjaga kualitas pelayanan dengan mempercepat penyiapan rekam medis jika sewaktu-waktu diperlukan. 21 4. Menyelamatkan rekam medis yang bernilai guna tinggi serta mengurangi yang tidak bernilai guna/nilai rendah atau nilai gunanya telah menurun (Dirjen, 2006). 2.6 Jadwal Retensi Rekam Medis Penentuan jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis ditentukan atas dasar nilai kegunaan tiap-tiap berkas rekam medis. Jadwal retensi berkas rekam medis disusun oleh suatu kepanitian yang terdiri dari unsure komite, fungsi dan nilai rekam medis. Rancangan jadwal retensi berkas medis yang merupakan hasil kerja panitia tersebut perlu mendapat persetujuan direktur rumah sakit terlebih dahulu sebelum dijadikan pedoman resmi jadwal retensi berkas rekam medis yang akan berlaku di rumah sakit. Dengan prosedur diatas kemungkinan penyalahgunaan dalam pemusnahan berkas rekam medis dapat dihindarkan. Setiap perubahan jadwal retensi berkas rekam medis harus menempus prosedur sama seperti penyusunan jadwal retensi berkas rekam medis (Dirjen, 2006). 2.7 Pemusnahan Berkas Rekam Medis Menurut Depkes RI (2006), pemusnahan adalah suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik arsip rekam medis yang telah berakhir fungsi dan nilai gunanya. Penghancuran harus sehingga secara total dengan cara membakar habis, memecah atau mendaur ulang sehingga tidak dapat lagi dikenali lagi. Pemusnahan berkas rekam medis dapat dilakukan dengan mengikuti tahapan yang telah ditentukan. Menurut Sugiarto dan Wahyono (2005), pemusnahan arsip dapat dilakukan dengan langkah-langkah : 22 1. Seleksi, untuk memastikan arsip-arsip yang akan dimusnahkan. 2. Pembuatan daftar jenis arsip yang akan dimusnahkan daftar pertelaan). 3. Pelaksanaan pemusnahan dengan saksi-saksi. Menurut Sugiarto dan Wahyono (2005), pemusnahan arsip dapat dilakukan dengan cara: 1. Pembakaran, pembakaran merupakan cara yang paling dikenal untuk memusnahkan arsip akan tetapi dengan cara ini, dianggap kurang aman, karena terkadang masih ada dokumen yang belum terbakar, atau masih dapat dikenali. 2. Pencacahan, cara pencacahan dokumen ini menggunakan alat pencacah baik manual atau mesin penghancur (paper shredder). Dengan menggunakan mesin pencacah kertas, dokumen akan terpotong-potong sehingga tidak bisa dikenali lagi. 3. Proses kimiawi, merupakan cara pemusnahan dokumen dengan menggunakan bahan kimiawi demi melunakkan dan melenyapkan tulisan. 4. Pembuburan (Pulping), merupakan metode pemusnahan dokumen yang ekonomis, aman, nyaman dan tak terulangkan. Dokumen akan dimusnahkan dicampur dengan air kemudian dicacah dan disaring yang akan menghasilkan lapisan bubur tersebut. 2.8 Ketentuan Pemusnahan Berkas Rekam Medis 1. Dibentuk tim pemusnahan berkas rekam medis surat keputusan direktur yang beranggotakan sekurang-kurangnya dari: Ketatausahaan 23 (Administrasi), audit penyelenggaraan rekam medis, unit pelayanan rawat jalan, rawat inap, komite medik. 2. Formulir rekam medis mempunyai nilai guna tertentu tidak dimusnahkan tetapi disimpan dalam jangka terentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Membuat pertelaan arsip bagi berkas rekam medis aktif yang telah dinilai. 4. Daftar pertelaan berkas rekam medis yang akan dimusnahkan oleh tim pemusnah, dilaporkan kepada direktur rumah sakit dan Direktur Jenderal Pelayan Medik Departemen Kesehatan RI. Panitia acara pelaksana pemusnahan kepada pemilik rumah sakit dan kepala Direktur Jenderal Pelayan Medik Departemen Kesehatan RI (Dirjen, 2006). Tim pemusnah harus membuat dokumentasi pemusnahan berkas rekam medis yang terdiri dari : a. Pembuatan daftar pertelaan. Tabel 2.2 Daftar pertelaan berkas rekam medis inaktif yang akan dimusnahkan. No Nomor Rekam Tahun Jangka Waktu Penyimpanan Diagnosa Medis 1 2 Akhir 3 4 5 Petunjuk pengisian daftar pertelaan rekam medis inaktif yang akan dimusnahkan: 1. Nomor : nomor unit arsip rekam medis. 2. Nomor rekam medis : nomor rekam medis yang akan disimpan. 3. Tahun : tahun akhir kunjungan pasien dirumah sakit. 24 4. Jangka waktu penyimpanan : menunjukkan jangka/lenggang waktu yang ditentukan oleh komite rekam medis iuntuk penyimpanan arsip rekam medis inaktif yang mempunyai nilai guna tertentu. Menurut Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medik No. HK.00.06.1.5.01160. tentang petunjuk teknis pengadaan formulir rekam medis dasar dan pemusnahan arsip rekam medis dirumah sakit, bahwa tata cara penilaian berkas rekam medis yang akan dimusnahkan dilkukan dengan cara sebagai berikut: 1. Berkas rekam medis yang dinilai adalah berkas rekam medis yang telah 2 tahun inaktif. 2. Indikator yang digunakan untuk menilai berkas rekam medis inaktif: a. Seringnya rekam medis digunakan untuk penelitian dan pendidikan. b. Nilai guna primer mencakup: administrasi, hukum, keuangan, dan IPTEK. c. Nilai guna sekunder mencakup: pembuktian dan sejarah. 3. Lembar rekam medis yang dipilih : a. Ringkasan masuk dan keluar b. Resume c. Lembar operasi d. Lembar identifikasi bayi baru lahir e. Lembar persetujuan f. Lembar kematian 4. Lembar rekam medis sisa dan berkas rekam medis yang rusak atau tidak dibaca disiapkan untuk dimusnahkan. 25 5. Tim peneliti dibentuk dengan SK, direktur, beranggotakan komite rekam medis / komite medis, petugas rekam medis senior, perawat senior dan petugas lainnya yang terikat. 2.9 Tata Cara Pemusnahan 1. Pembentukan tim pemusnahan dari unsur rekam medis dan tata usaha dengan SK direktur rumah sakit. 2. Tim pembuat daftar pertelaan arsip. 3. Pelaksanaan pemusnahan : dibakar dengan menggunakan incinerator atau dibakar biasa, dicacah, dibuat bubur oleh pihak no ke-3, disaksikan oleh tim pemusnahan. 4. Tim pemusnahan membuat acara pemusnahan yang ditanda tangani oleh ketus dan sekretasis, diketahui direktur rumah sakit. 5. Berita acara pemusnahan rekam medis, yang disimpan yang asli dirumah sakit lembar ke-2 dikirim kepada pemilik rumah sakit (Rumah Sakit Vertikasi Kepada Dirjen Pelayanan Medik) (Sunny U.F, 2008). 2.10 Kerangka Konsep Berdasarkan teori diatas, maka dalam penelitian ini dapat mengetahui pengetahuan dalam pelaksanaan penyusutan. Dari uraian kerangka teoritis penelitian, yakni petugas rekam medis dan pelaksanaan penyusutan rekam medis, maka kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini bahwa dengan semakin baiknya pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis oleh pihak rumah sakit terhadap petugas rekam medis. 26 Maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis dirumah sakit akan semakin baik ketika petugas rekam medisnya sudah terpenuhi. Variabel Independen Variabel Dependen Tingkat pengetahuan petugas rekam medis 1. Pendidikan 2. Umur 3. Masa kerja Pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis Gambar 2.1 Kerangka Konsep 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian dengan pendekatan kuantitaif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerial yang diolah dengan metode statistika (Azwar.2009). Dalam penelitian ini bermaksud memberikan deskriptif atau gambaran mengenai pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis. 3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2016 bertempat di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. 3.2.2 Tempat Penelitian Tempat yang dipilih menjadi tempat penelitian adalah Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan, karena menurut peneliti Rumah Sakit Umum 27 28 Imelda Pekerja Indonesia Medan merupakan tempat yang sesuai dan diajukan oleh peneliti. 3.2.2.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 Awal berdirinya Rumah Sakit ini dimulai dari klinik bersalin yang terletak di Jl. Bilal No. 48 Medan dan didirikan oleh yayasan Imelda pada tahun 1982. Seiring bertambahnya pasien bersalin dan berobat umum, memperluas lahan dan pindah lokasi di Jl. Bilal No. 5 Medan serta mendapat izin sementara sebagai Rumah Sakit Umum Imelda. Pada tahun 1997, perpanjangan izin penyelenggaraan rumah sakit, berdasarkan keputusan Menteri RI No. Ym,02,04,3,5,5504 pada tanggal 15 desember 1997. Pada tahun 2002 perpanjangan izin penyelenggaraan rumah sakit keputusan Menteri Kesehatan RI Ym,02,04,2,2,864 pada tanggal 04 maret 2003. Pada tahun 2004 RSU Imelda berubah menjadi RSU Imelda Pekerja Indonesia tepatnya pada tanggal 24 mei 2004. Pada tahun 2008 RSU Imelda Pekerja Indonesia menerima sertifikat Akreditasi penuh tingkat dasar dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 06 februari 2004. Pada tahun 2009 keluarlah keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 882/MENKES/SK/IX/2009 tentang penetapan RSU Imelda Pekerja Indonesia sebagai rumah sakit kelas B pada tahun 2008 izin tetap RSU Imelda Pekerja Indonesia No. 07.06/II/522. 29 3.2.2.2 Visi Dan Misi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan 1. Visi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia menjadi rumah sakit dan pendidikan dengan standart Joint Committee International (JCI) tahun 2020. 2. Misi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja, pengusaha dan umum demi terciptanya produktivitas kerja yang tinggi melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. 2 Mengembangkan sarana pendidikan kesehatan termasuk bidang kesehatan kerja. 3 Berperan aktif mengkampanyekan kesehatan kerja kepada para pekerja dan pengusaha. 4 Meningkatkan kinerja manajemen RSU IPI sesuai dengan standart peraturan pemerintah, kebijakan manajemen dan kebutuhan pasien. 5 Meningkatkan sumber daya manusia RSU IPI melalui pendidikan dan pelatihan. 6 Meningkatkan pengenalan dan informasi kepada masyarakat luas bahwa RSU IPI siap menerima dan memberikan pelayanan yang prima, serta besarnya renta kendali dari semua pimpinan diseluruh tingkat organisasi. 7 Struktur organisasi menetapkan pengelompokkan individu menjadi bagian-bagian organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh. 30 3.2.2.3 Falsafah dan Motto RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan A. Falsafah Menggunakan keputusan pasien pelanggan secara utuh. B. Motto Memberikan pelayan prima 3.2.2.4 Struktur Organisasi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Organisasi merupakan sekelompok atau kumpulan orang yang mau bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dalam organisasi itu sendiri. Sedangkan struktur organisasi adalah gambaran secara skematis tentang hubungan atau kerja sama dalam melaksanakan kinerja antara orang-orang yang ada dalam organisasi tertentu. Dengan adanya organisasi, maka setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efesien dan efektif. Struktur organisasi hendaknya disusun sederhana mungkin dengan menggambarkan dalam bentuk skema orgtanisasi dengan jelas dan dapat menggambarkan tujuan dan tugas-tugas pokok organisasi unsure-unsur kinerja organisasi. Ada tiga hal dasar yang dapat di lihat pada struktur organisasi yaitu : 1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas serta tanggungjawab kepada individu maupun bagian-bagian organisasi. 2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan pelaporan yang ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi. 31 3. Struktur organisasi menetapkan pengelompokkan individu menjadi bagian-bagian organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh. 3.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi menurut (Sutrisno Hadi, 2004), adalah seluruh individu yang akan dikenai sasaran generalisasi dari sampel yang akan diambil dalam suatu penelitian. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan unit analisis yang karakternya akan diduga. Anggota (Unit) populasi disebut elemen populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis yang berjumlah 23 orang. 3.3.2 Teknik Sampling Teknik sampling dalam penelitian ini adalah total sampling dimana semua populasi dijadikan sampel. 3.3.3 Sampel Menurut Notoatmodjo (2012), sampel adalah bagian dari objek yang diteliti jumlah dan karakteristiknya dan mewakili seluruh populasi tersebut. Jadi sampel dalam penelitian ini mengambil jumlah total sampling petugas rekam medis dengan jumlah sebanyak 15 orang. 32 3.4 Variabel dan Defenisi Operasional 3.4.1 Variabel Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau dapat oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Adapun variabel-variabel yang akan diamati oleh penelitian adalah sebagai berikut : 1. Berkas rekam medis pasien yang inaktif 2. Pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis. 3.4.2 Defenisi Operasional Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian varieabel-variabel yang diteliti / diamati, perlu sekali variable-variabel tersebut diberi batasan atau defenisi operasional (Notoatmodjo, 2010). Adapunn defenisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Petugas rekam medis adalah yang bekerja dibagian-bagian alur rekam medis, melalui dari pendaftaran, penyimpanan, penganalisaan dan pengkodingan. a. Umur adalaah dimana semakin bertambahnya umur petugas rekam medis semakin tinggi pengetahuan. b. Jenis kelamin adalah dimana ingin melihat pengetahuan petugas rekam medis dalam pelaksanaan penyusutan berdasarkan jenis kelamin petugas. 33 c. Pendidikan adalah dimana semakin tinggi pendidikan petugas rkam medis, maka semakin tinggi pengetahuan dalam pelaksanaan penyusutan. 2. Penyimpanan rekam medis pasien rawat inap dirumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan. 3. Penyusutan rekam medis adalah suatu kegiatan pengurangan berkas rekam medis dari rak penyimpanan. 4. Pemusnahan adalah suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik arsip rekam medis yang telah berakhir fungsi dan nilai gunanya. 3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Jenis Data Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder yaitu : a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada objek sebagai sumber informasi dicari (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini, data primer didapatkan dari kuesioner yang akan diberikan kepada petugas rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan. 34 b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitian. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang sudah tersedia (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari berkas rekam medis rawat jalan di RSU Imelda Medan. 3.5.2 Teknik Pengumpulan Data 3.5.2.1 Metode Angket Angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai sautu masalah yang umumnya banyak mengikut umum (orang banyak). Angket dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan untuk mendapat tanggapan, informasi, sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini kuesioner yang disusun merupakan kuesioner tertutup yang akan diberikan kepada petugas rekam medis. Gambaran dalam pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis dapat dikategorikan, sebagai berikur : 1. Baik, apabila tenaga kerja rekam medis terhadap system kearsipan berkas rekam medis (11-15). 2. Cukup baik, apabila tenaga rekam medis terhadap system kearsipan berkas rekam medis (6-10). 3. Kurang baik, apabila tenaga rekam medis terhadap system kearsipan berkas rekam medis (1-5). 35 3.6 Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh dari kuesioner diolah untuk dijadikan informasi yang dapat digunakan untuk menjawab tujuan penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Editing, yaitu kegiatan memeriksa data, kelengkapan, kebenaran, pengisian, data, keseragaman ukuran, konsistensi data berdasarkan tujuan penelitian. 2. Coding, yaitu memberi tanda pada pertanyaan. Kode yang dimasukkan berbentuk angka, bukan symbol karena angka dapat diolah secara statistic dengan bantuan program computer. 3. Entry, yaitu memasukkan jawaban-jawaban dari responden yang telah diolah kedalam program computer. 4. Cleaning, yaitu proses pembersihan data sebelum diolah secara statistic dengan cara memeriksa data-data yang telah dimasukkan apakah sesuai dengan kategori yang telah ditentukan sebelumnya. 3.7 Teknik Analisis Data Penelitian Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan analisis secara deskriptif dengan melihat presentase yang telah dikumpulkan dengan tabel distribusi frekuensi. Kemudian dicari besar presentase jawaban masing-masing responden dan selanjutnya dilakukan pembahasan hasil. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari penelitian yang dilakukan penulis mengenai “Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Pelaksanaan Penyusutan Berkas Rekam Medis Inaktif Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016”. Data dari responden dari data primer yang dapat dari pembagian kuesioner, maka penulis memperoleh hasil sebagai berikut : 4.2.1 Hasil Uji Frekuensi Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Pelaksanaan Penyusutan Berkas Rekam Medis Inaktif Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. Jenis Kelamin (%) Laki-laki Perempuan Total Frekuensi Persentase 7 8 46,7 % 53,3 % 15 100 % Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa minoritas jenis kelamin lakilaki adalah sebanyak 7 orang (46,7 %), dan mayoritas jenis kelamin perempuan sebanyak 8 orang (53,3 %). 36 37 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Pelaksanaan Penyusutan Berkas Rekam Medis Inaktif Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. Pendidikan SMA D3 S1 Total Frekuensi 7 5 3 Persentase (%) 46,7 % 33,3% 20,0 % 15 100 % Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden pendidikan SMA sebanyak 7 orang (46,7 %), responden pendidikan D3 sebanyak 5 orang (33,3 %) dan responden pendidikan S1 sebanyak 3 orang (20,0 %). Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Pelaksanaan Penyusutan Berkas Rekam Medis Inaktif Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. Umur 18-24 Tahun 25-29 Tahun >30 Tahun Total Frekuensi 7 6 2 15 Persentase (%) 46,7 % 40,0 % 13,3 % 100 % Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang berumur 18-24 Tahun sebanyak 7 orang (46,7 %), 25-29 Tahun sebanyak 6 orang (40,0 %), dan >30 Tahun sebanyak 2 orang (13,3 %). 38 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Pelaksanaan Penyusutan Berkas Rekam Medis Inaktif Berdasarkan Lama Kerja di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. Lama Kerja Frekuensi Persentase (%) 1-4 Tahun 5-9 Tahun >10 Tahun 14 0 1 93,3 % 0% 6,7 % Total 15 100 % Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden lama kerja 1-4 tahun sebanyak 14 orang (93,3 %), 5-9 Tahun tidak ada, dan >10 Tahun sebanyak 1 orang (6,7 %). Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Pelaksanaan Penyusutan Berkas Rekam Medis Inaktif di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. Kategori Kurang Baik Cukup Baik Baik Interval 1-5 6-10 11-15 Total Frekuensi 0 5 10 15 Persentase (%) 0% 33,3 % 66,7 % 100 % Berdasarkan tabel diatas, distribusi frekuensi jawaban yang diberikan 15 responden terhadap Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Pelaksanaan Penyusutan Berkas Rekam Medis Inaktif di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan, menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan kurang baik tidak ada, responden yang berpengetahuan cukup baik sebanyak 5 orang (33,3 %), dan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 10 orang (66,7 %). 39 4.2 Pembahasan Setelah melakukan penelitian dengan mengumpulkan data melalui uji tes yang dilakukan kepada seluruh responden yang berjumlah 15 orang, maka dapat diketahui pengetahuan petugas rekam medis dalam melakukan pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis sudah baik. Tampak dari hasil penelitian tersebut bahwa tingkat pendidikan tidak berdampak pada penerapan standart profesi perekam medis sebab pendidikan SMA, D3, S1 seluruhnya tergolong kategori baik dan petugas rekam medis yang bekerja diruangan rekam medis di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan telah mampu bekerja sama dengan tenaga rekam medis dalam rangka menangani data medis dan non medis serta informasi kesehatan di unit pelayanan RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Asumsi peneliti, untuk dapat mengetahui pengetahuan petugas rekam medis yang dikategorikan baik perlu dibutuhkan penguasaan suatu pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang professional, sehingga dapat membantu pihak rumah sakit dalam melakukan perubahan kearah yang lebih baik. 40 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Pelaksanaan Penyusutan Berkas Rekam Medis Inaktif Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Tahun 2016”. Yang telah diujikan pada Bab IV dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengetahuan petugas rekam medis di rumah sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan tergolong kategori baik. 2. System penyusutan berkas rekam medis inaktih di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan tergolong kategori baik, karena mayoritas berkas dengan status lengkap. 3. Dari hasil penelitian yang diperoleh gambaran bahwa semakin baik pengetahuan petugas rekam medis, maka semakin lengkap penyusutan berkas rekam medis inaktif di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. 40 43 5.2 Saran Berdasarkan dari hasil penelitian dan selama pengerjaan karya tulis ilmiah ini saran yang perlu diperhatikan untuk pengembangan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut : 1. Agar pihak Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan mempertahankan dan bahkan meningkatkan pengetahuan petugas rekam medis untuk terlaksananya system manajemen rumah sakit. 2. Bagi petugas rekam medis diharapkan lebih meningkatkan kinerjanya agar tercapainya berkas rekam medis yang lebih lengkap dan akurat, demi kepuasan pasien agar tidak terjadi ketidaklengkapan berkas rekam medis. 3. Agar pihak Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia member perhatian dan pelayanan yang baik bagi mahasiswa yang melaksanakan riset sehingga di peroleh data dan hasil yang maksimal dari penelitian tersebut. 4. kepada penulis selanjutnya agar melakukan penelitian yang lebih baik lagi terhadap rumah sakit sehingga dapat membantu pihak lembaga kesehatan dalam memenuhi pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis inaktif yang baik. DAFTAR PUSTAKA Firdaus, Sunny Ummul, 2008. Rekam Medik Dalam Sorotan Hukum Dan Etika. Hatta, Gemala . 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan, Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press). Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Permenkes, 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, Jakarta, Departemen Kesehatan republic Indonesia. Rustiyanto, Ery. 2009. Etika Profesi Perekam Medis & informasi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Rustiyanto, Ery. 2010. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan Edisi 1, Yogyakarta : Graha Ilmu. Sumantri, Arif Dr.H, 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group. UU Praktik Kedokteran RI No. 29 Tahun 2004 Pasal 46 Ayat (1). Yanmed, Dirjen. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Revisi I. Jakarta. INSTRUMEN PENELITIAN Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Pelaksanaan Penyusutan Berkas Rekam Medis Inaktif Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Tahun 2016 DATA RESPONDEN Isilah kotak di bawah ini dengan tanda cheklist (√) Nama Responden : Tanggal Pengambilan Data : Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Pendidikan Terakhir : SMA D3 (Diploma) S1 (Sarjana) Umur : 18 - 24 tahun 25 – 29 tahun >30 tahun Lama Kerja : 1 – 4 tahun 5 – 9 tahun >10 tahun Jawaban No Pertanyaan/Pernyataan Ya 1. Apakah anda mengetahui apa itu penyusutan rekam medis ? 2. Apakah anda sudah mampu untuk melaksanakan penyusutan berkas rekam medis ? 3. Apakah seluruh petugas yang ada di rekam medis sudah baik dalam melaksanakan penyusutan berkas rekam medis ? 4. Apakah jumlah berkas rekam medis dapat mempengaruhi petugas dalam pelaksanaan penyusutan ? 5. Apakah seluruh petugas rekam medis sudah mengetahui bagaimana pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis ? 6. Menurut anda apakah tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan petugas dalam pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis inaktif ? 7. Apakah pendidikan mengenai sistem penyusutan rekam medis perlu diterapkan ? 8. Menurut anda apabila lama kerja seseorang itu masih minim, dapatkah petugas itu melakukan penyusutan ? 9. Apakah seluruh petugas rekam medis melaksanakan penyusutan ? 10 Apakah setelah dilakukan penyusutan, berkas rekam medis langsung dimusnahkan ? 11. Apakah petugas rekam medis pernah mendapatkan kendala Tidak dalam melaksanakan penyusutan berkas rekam medis ? 12. Apakah jumlah petugas rekam medis dalam pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis sudah memadai ? 13. Apakah dengan pelaksanaan penyusutan yang baik dapat membantu mengurangi berkas rekam medis dirak penyimpanan aktif ? 14. Apakah lama kerja itu sangat dibutuhkan oleh petugas sebagai modal untuk bekerja diunit rekam medis ? 15. Rumah sakit umum Imelda pekerja indonesia medan baru sekali melakukan penyusutan berkas rekam medis. MASTER TABEL GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENYUSUTAN BERKAS REKAM MEDIS INAKTIF DI RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 JK Nama Aldi Hasibuan Charolina Amri Toni Supandi Siamir Halawa Julianto Erniati Santi Nadya Nadrah Buyung Neni Silvia Sri Neni Ramadhani Umur JK Pendidikan Lama X X X X X X X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 kerja 10 11 12 13 14 15 Total 2 1 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 3 2 3 2 2 1 1 1 3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 10 10 14 15 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 13 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 14 14 13 11 10 10 12 11 12 Pendidikan Umur Lama Kerja Alternatif Jawaban 1= Laki-laki 1= SMA 1= 18-24 Tahun 1= 1-4 Tahun 1= Ya 2= Perempuan 2= D3 2= 25-29 Tahun 2= 5-9 Tahun 0= Tidak 3= S1 3= >30 Tahun 3= >10 Tahun A. Distribusi Frekuensi jeniskelamin Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent laki-laki 7 46.7 46.7 46.7 perempuan 8 53.3 53.3 100.0 15 100.0 100.0 Total pendidikan Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent sma 7 46.7 46.7 46.7 diploma 5 33.3 33.3 80.0 sarjana 3 20.0 20.0 100.0 15 100.0 100.0 Total umur Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent 18-24 7 46.7 46.7 46.7 25-29 6 40.0 40.0 86.7 >30 2 13.3 13.3 100.0 Total 15 100.0 100.0 lamakerja Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent 1-4 14 93.3 93.3 93.3 >10 1 6.7 6.7 100.0 Total 15 100.0 100.0 interval Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent 6-10 5 33.3 33.3 33.3 11-15 10 66.7 66.7 100.0 Total 15 100.0 100.0 LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH (KTI) AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN NAMA MAHASISWA NIM JUDUL PENELITIAN :ItaJurlianaTanjung : 1313466019 : GambaranPengetahuanPetugasRekamMedisTer hadapPelaksanaanPenyusutanBerkasRekamMed isInaktif Di RumahSakitUmum Imelda Perkerja Indonesia Medan No Hari/Tanggal MateriKonsultasi HasilKonsultasi 1 Selasa, 31 Mei 2016 Judul ACC 2 Rabu, 22 Juni 2016 BAB I, II Revisi 3 Jum’at, 24 Juni 2016 BAB I, II Revisi 4 Sabtu, 25 Juni 2016 BAB I, II, III Revisi 5 Kamis, 30 Juni 2016 BAB I, II, III Revisi 6 Jum’at, 01 Juli 2016 BAB I, II, III ACC 7 Kamis, 21 Juli 2016 BAB IV, V Revisi Jum’at, 05 Agustus BAB IV, V Revisi Paraf 8 2016 Senin, 08 Agustus BAB IV, V Revisi 9 2016 Selasa, 09Agustus BAB IV, V ACC 10 2016 Medan, Mei 2016 DosenPembimbing (Noradina, S.Kep, Ns, M.Biomed)