PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI WARUNGTILU MAKALAH oleh : RIAN TEGUH PURNAMA NPM : 0821.0689 SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP SILIWANGI BANDUNG) 2011/2012 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN WARUNGTILU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 RIAN TEGUH PURNAMA 08210689 STKIP Siliwangi Bandung [email protected] ABSTRAK Penelitian ini mencakup kegiatan menulis karangan persuasi dengan menggunakan metode Cooperative Learning. Pembelajaran menulis karangan persuasi dengan menggunakan metode cooperative learning adalah pembelajaran menulis karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya dengan cara belajar kelompok dalam mengembangkan niat dan kiat bekerja sama dan berinteraksi dengan pelajar yang lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif dengan desain pretes dan postes. Dalam deskritif ini dibuat menjadi kelompok. Maka penelitian ini mengambil sampel sebanyak satu kelas yaitu kelas V Sekolah Dasar Negeri Warungtilu dengan jumlah siswa 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah pembelajaran yang dijadikan acuan dalam proses belajar mengajar adalah tes menulis yaitu pada saat pretes dan postes yang dijadikan sebagai bahan penelitian yang digunakan peneliti dalam menulis karangan persuasi dengan menggunakan metode cooperative learning. Data hasil penelitian pretes diperoleh rata-rata nilai siswa adalah 4,46 sedangkan pada nilai postes diperoleh rata-rata siswa sebesar 6,07. Jadi dapat dibuat kesimpulan bahwa analisis postes yaitu 6,07 > 4,46. Berdasarkan analisis pengolahan data dapat disimpulkan bahwa metode Cooperative Learning efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan persuasi. Kata Kunci PENDAHULUAN : Karangan, Persuasi, Cooperative Learning Pada hakikatnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar menghargai manusia dan nilai – nilai kemanusiaannya.Oleh karena itu pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa agar mampu berkomunikasi dan bersastra menerapkan konsepkonsep tersebut dalam kegiatan mbelajar mengajar (KBM) dan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut dan memahami bahasa dan grafik tersebut (Tarigan,2008:22). Pendapat diatas menunjukan bahwa dengan tulisa, dapat terjadi komunikasi antara penulis dan pembaca. Seorang penulis harus lebih dahulu memahami maksud dan tujuan yang hendak dicapai sebelum mengemukakannya ke dalam bentuk tulisan. Kegiatan menulis dalam penelitian ini adalah menulis karangan persuasi. Karangan persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembaca pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang, dengan tujuan terakhir adalah agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu. Peneliti mengambil metode Cooverative Learning dalam pembelajaran menulis karangan persuasi. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara bersama-sama atau gotong royong sehingga makna kebersamaan sangat dominan. Selain itu, model ini dapat mengaktifkan siswa dalam belajar karena siswa didorong untuk mengemukakan pendapat atau menyanggah berbagai masalah yang diajukan oleh rekan sekelompoknya. Permasalah dalam penelitian ini adalah mengenai keefektifan dan kemampuan siswa kelas V Sekolah Dasar Warungtilu dalam Menulis Karangan Persuasi dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning. Berdasarkan keterangan diatas maka penulis akan mengadakan penelitian dengan judul : “Pembelajaran Menulis Karangan Persuasi Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Warungtilu”. KAJIAN TEORI DAN METODE Pembelajaran menulis adalah seni merangkai ide, pikiran, gagasan ke dalam bentuk tulisan. Kartanegara dalam bukunya (2005:48) mengungkapkan, untuk bisa menulis yang efektif memang diperlukan seni, meliputi prinsip-prinsip tertentu. Misalnya kejujuran, komitmen pada kebenaran, motivasi yang benar. Kegiatan menulis adalah kegiatan mengungkapakan ide, gagasan, pikiran dan pengetahuan penulis kepada pembaca (Tarigan 1983:3-4). Moeliono (1990 : 968) mengemukakan bahwa : “ menulis merupakan melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat dan sebagainya”.menyimpulkan bahwa menulis merupakan proses merangkai lambang-lambang huruf menjadi kata, dari kata menjadi kalimat, hingga berkembang menjadi sebuah wacana atau karangan. “Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Fungsi menulis bagi anak-anak Sekolah Dasar mampu mengemukakan perasaan dan gagasan untuk berbagai keperluan dalam berbagai situasi dengan tata cara yang sopan santun serta mampu membuat karangan atau cerita berdasarkan pengalaman atau informasi dari bacaan. Adapun tujuan menulis yang harus ditanamkan pada anak didik sejak kelas I Sekolah Dasar adalah sebagai berikut : a. Tujuan Artitik (nilai keindahan) b. Tujuan Informatif (memberikan informasi kepada pembaca) c. Tujuan Persuasif yaitu mendorong atau menarik perhatian pembaca agar mau menerima informasi dari penulis. Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya dengan cara belajar kelompok dalam mengembangkan niat dan kiat bekerja sama dan berinteraksi dengan pelajar yang lain. Alat bahan untuk menciptakan susunal logissistematis itu adalah unsur-unsur penyusunan karangan, seperti : a. Transisi (transition). berupa kata, kelompok kata, atau kalimat); b. kalimat topik ( tipic sentence). c. Kalimat pengembang (development sentence). d. Kalimat penegas (punch-line). Tujuan persuasi adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan atau pendapat tersebut adalah benar dan juga melaksanakan apa yang menjadi ajakan dari ide itu. Ciri-ciri karangan persuasi : a. Persuasi bertolak dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah. b. Harus menimbulkan kepercayaan bagi pembaca. c. Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca. d. Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai. e. Persuasi memerlukan fakta dan data. Adapun langkah-langkah menyusun paragraf persuasi agar tersusun dengan baik, adalah : 1. Menentukan topik dan tujuan dalam karangan persuasi 2. membuat karangka karangan persuasi 3. mengumpulkan bahan untuk karangan persuasi 4. menarik kesimpulan dari karangan persuasi 5. penutup karangan persuasi Metode dalam bahasa Yunani : methodos = jalan, cara. Dalam filsafat dan ilmu pengetahuan metode artinya cara memikirkan dan memeriksa suatu hal menurut rencana tertentu. Dalam dunia pengajaran metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan approch tertentu (Subana:2009). Cooverative Learning adalah pembelajaran kelompok dalam mengembangkan niat dan kiat bekerja sama dan berinteraksi dengan pembelajar lainnya. Tahap-tahap dalam pembelajaran cooperative learning adalah : 1. Tahap pertama (Pembentukan kelompok) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok dengan jumlah 4-6 orang, dalam pembentukan kelompokkelompok tersebut homogen yaitu berdasarkan prestasi belajar siswa atau berdasarkan kelompok heterogenitas (keanekaragaman) di antaranya siswa dikelompokan dilihat dari perbedaan jenis kelamin, kemampuan dan etnis, kemudian setiap kelompok diberi soal yang sama tetapi setiap siswa mempunyai soal yang berbeda dalam kelompok tersebut. 2. Tahap kedua (Pembentukan kelompok ahli) Pembentukan kelompok ahli ini diambil dari setiap kelompok, masing-masing satu orang yang dianggap paling pintar dari kelompok tersebut yang kemudian berkumpul dalam satu kelompok untuk mendiskusikan/membahas materi yang sedang dihadapi dan menyelesaikan soal. 3. Tahap ketiga (Dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal) Siswa yang berkumpul dalam kelompok ahli tadi kembali ke kelompok masing-masing untuk menyampaikan atau menjelaskan materi dan soal yang sudah dibahas di kelompok ahli sehingga teman-teman dalam satu kelompoknya dapat memhami materi dan soal yang ditugaskan. 4. Tahap ke empat (Evaluasi) Siswa diberi tes/evaluasi atau kuis oleh guru, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami suatu materi dengan metode belajar dengan menggunakan cooperative learning. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum penulis melaksanakan pembelajaran menulis karangan persuasi, kegiatan yang pertama dilakukan adalah melaksanakan pretes. Pretes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Jumlah nilai yang diperoleh peneliti dari hasil pretes adalah 164 dan jumlah siswa peserta pretes adalah 30 orang. Maka Nilai rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan rumus dibawah ini : 4,46 Dengan diperolehnya nilai rata-rata tes menulis awal sebesar 4,46, maka diketahui bahwa kemampuan menulis karangan persuasi masih kurang. Jumlah nilai yang diperoleh peneliti dari hasil postes adalah 182 dan jumlah peserta postes adalah 30. maka nilai rata-rata yang diperoleh dengan m 6,07 Simpulan Penulis akan mengemukakan beberapa simpulan setelah melakukan serangkaian pembelajaran, pengolahan, dan penganalisaan serta menjawab hipotesis dari penelitian yang telah dilakukan. Beberapa simpulan berdasarkan hasil penelitian adalah : 1. Menulis karangan persuasi dengan menggunakan metode Cooperative Learning sudah efektif digunakan dalam Pembelajaran menulis karangan persuasi pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Warungtilu. 2. Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Cooperative Learning pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Warungtilu mampu menulis karangan persuasi, hal ini dilihat dari perolehan nilai rata-rata pretes yaitu 4,46. Setelah Pembelajaran menulis karangan persuasi dengan menggunakan metode Cooperative Learning perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 6,07. Berdasarkan hasil analisis data penulis dapat menyimpulkan bahwa adanya perbedaan rata-rata hasil tes tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menulis karangan persuasi dengan menggunakan metode Cooperative Learning ternyata dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan persuasi bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Warungtilu. DAFTAR PUSTAKA Amalia, A.(2008). Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Strategi ThinkTalk-Write.Skripsi FMIPA STKIP Siliwangi Bandung : Tidak diterbitkan. Hal : 31 Lie, Anita.(2008). Cooferative Learning “ Mempraktikan Cooperative Learning pada Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Jakarta: Grasindo. Hal : 24 Aronsosn, Elliot. (2000). Model Pembelajaran Cooperatif. Jakarta: Yrama Widya. Hal: 33 Lie, David.(2008). Cooferative Learning “ Mempraktikan Cooperative Learning di ruang-ruang Kelas”. Jakarta: Grasindo. Hal: 21 Newman dan Artz.(2002).Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Hal: 10 Nurlaelawati, S.(2003). Pengembangan model Pembelajaran TTW untuk Meningkatkan Mengarang Siswa Kelas II F SLTPN 2 Cimahi. Skripsi FMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Hal :44 Rostiyah.(1994). Model Pembelajaran. Bandung: Rosda. Hal : 67 Ruseffendi. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa. Bandung : Tarsito. Hal :28 Slavin. (1995). Model Cooperatif. Jakarta : Grasindo. Hal 77