JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.072 DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.072.10 PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI METODE BERMAIN PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK TK B PUTRI ADMI PERDANI PAUD PPs Uniersitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. Email: [email protected] The aims of this research is to get information and data about the effort to increase children’s social skills in grade B kindergarten through playing method of traditional games in TK Nurul ‘Ain, Desa Gue Gajah, Aceh Besar.Research method used action research method. This method conduced in two cycles according to Kemmis and Taggart model which consist of 4 stages (plan, action, observation, and reflection). Data collecting techniques used field notes, interview, documentation, and observation. Sample was taken from 20 children of 5-6 years old.The result of the research shows that children’s social skills through playing method of traditional games could increase of grade B kindergarten. Analysis of data obtained from the comparison between pretest and posttest score. The end result of the overall analysis of the data is the percentage increase of 78,61% which showed from pretest the class average is 42,55 up to 54,13 at posttest result. Keywords: Social skills, traditional games, playing method Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan data tentang upaya meningkatkan keterampilan sosial anak kelas B melalui metode bermain permainan tradisional bermain di TK Nurul 'Ain, Desa Gue Gajah, metode Aceh Besar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan. Metode dilakukan dalam dua siklus menurut model Kemmis dan Taggart yang terdiri dari 4 tahap (rencana, tindakan, observasi, dan refleksi). Teknik pengumpulan data adalah catatan lapangan, wawancara, dokumentasi, dan observasi. Sampel diambil dari 20 anak usia 5-6 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sosial anak melalui metode bermain permainan tradisional kelas B meningkatkan. Hasil akhir dari keseluruhan analisis data adalah peningkatan persentase = 78,61% yang menunjukkan dari pretest rata-rata kelas adalah 42,55 sampai dengan 54,13 pada hasil posttest. Kata kunci: keterampilan sosial, permainan tradisional, metode bermain Pendidikan bagi anak usia berfungsi mempersiapkan diri anak dini sangat penting, kareana anak untuk berada pada masa “golden age”, kehidupan, baik sebagai pribadi yang yaitu masa dimana anak tumbuh dan utuh maupun sebagai bagian dari berkembang cepat. kehidupan sosial masyarakat. Taman Pendidikan anak sejak usia dini Kanak-Kanak sebagai salah satu dengan menjadi bagian dari JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 bentuk lembaga pendidikan yang Nurul bertugas melakukan upaya kegiatan bermain bukanlah salah satu pembinaan melalui rangsangan metode yang sering dilakukan, apa bentuk lagi permainan tradisional. Peneliti pembelajaran, diharapkan melalui juga menemukan beberapa hal yang pembelajaran diberikan menjadi masalah yang dihadapi oleh lembaga tersebut, maka anak akan sekolah tersebut, terutama tentang memiliki kesiapan untuk memasuki keterampilan sosial, seperti masih pendidikan ke jenjang lebih lanjut. ditemui Kenyataan cenderung senang dan memilih untuk pendidikan dalam di yang lapangan, Kanak-Kanak Taman cenderung ‘Ain ditemukan beberapa bermain siswa sendiri, tidak yang mau menganggap bahwa Taman Kanak- berinteraksi Kanak merupakan miniatur Sekolah dengan anak lain, dan mengasingkan Dasar (SD). diri. Permainan dan bahwa Ada bersosialisasi yang lebih suka tradisional mengganggu anak lain, sukar diatur, di dunia dan suka membantah. TK Nurul ‘Ain pendidikan, anak, dan kehidupan berdiri pada tahun 1994, guru di TK sosial dalam masyarakat, karena Nurul ‘Ain adalah guru-guru yang banyaknya permainan-permainan sering mendapatkan pelatihan dan modern yang bermunculan sehingga seminar tentang pendidikan anak TK, permainan lagi bahkan 2 dari 7 orang guru di TK dimanfaatkan sebagai salah satu Nurul ‘Ain merupakan guru yang metode yang diajarkan di sekolah, berprestasi. Atas dasar ini peneliti termasuk di TK Nurul ‘Ain. Hal ini ingin dan perlu memberikan motivasi dapat dipastikan bahwa satu elemen juga inovasi kepada guru-guru di TK kebudayaan telah hilang, salah satu ini, peran pendidikan adalah mewariskan meningkatkan keterampilan sosial budaya anak. Oleh karena itu, semakin terpinggirkan tradisional dan sekaligus tidak pembawa perubahan (Adiwikarta, 1988:58). terutama dalam rangka peneliti melakukan penelitian dengan metode Hasil observasi pra penelitian penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh peneliti di TK untuk meningkatkan keterampilan PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani sosial melalui metode bermain permainan tradisional. menemukan titik temu serta membangun hubungan baik (Osland, Fokus penelitian ini yaitu 2002: 372). Keterampilan sosial upaya meningkatkan keterampilan meliputi keterampilan komunikasi, sosial melalui bermain permainan berbagi (sharing), bekerja sama, tradisional pada anak TK Kelompok berpartisipasi B di Taman Kanak-Kanak Nurul masyarakat (Seefeldt dan Barbour, ‘Ain, Desa Gue Gajah, Kabupaten 1994: 578-159). Anak-anak yang Aceh ini mempunyai kesadaran diri yang kuat penelitian siap untuk belajar hidup bersama Besar. menggunakan Penelitian metode tindakan (action research) yang dalam dengan orang lain. kelompok Kemampuan meliputi empat tahapan, yaitu (1) berkomunikasi perencanaan (planning); (2) tindakan perilaku (action); digunakan individu dalam situasi- (3) (observation); dan (reflection). pengamatan (4) Bentuk refleksi adalah yang situasi perilaku- dipelajari interpersonal untuk penelitian memperoleh tindakan ini adalah memberikan pengukuhan suatu tindakan pada subjek yang Dengan diteliti bermain sosial bukanlah kemampuan yang menggunakan permainan tradisional dibawa sejak lahir tetapi diperoleh “Galasin”, “Kejar-Kejaran (Kriim)”, melalui proses belajar, baik belajar dan sebagai dari orang tua sebagai figur yang varibel bebas dan untuk mengetahui paling dekat dengan anak maupun peningkatan belajar dengan “Lompat Karung” keterampilan sosial sebagai varibel terikat. atau dan dari demikian, dari teman memelihara lingkungannya. keterampilan sebaya dan lingkungan masyarakat. Kurikulum bagi anak usia dini perlu dirancang Keterampilan Sosial untuk Keterampilan sosial adalah mendorong keterampilan sosial anak dan kemampuan untuk keahlian memelihara hubungan dengan membangun jaringan Keterampilan sosial (social untuk skill) adalah kemampuan mengatasi berdasarkan kemampuan berpartisipasi dalam masyarakat. JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 segala permasalahan yang timbul digunakan sebagai hasil dari interaksi dengan interaksi sosial. lingkungan keterampilan menjalin persahabatan, sosial dan mampu selama melakukan Perilaku ini disebut menampilkan diri sesuai dengan misalnya aturan dan norma yang berlaku menawarkan (Fatimah, 2006: 94). Keterampilan memberikan atau menerima pujian. sosial secara umum diartikan sebagai Keterampilan respon-respon dan keterampilan yang berhubungan dengan usia dan jenis memberikan seorang individu untuk kelamin. dan mempertahankan hubungan memperkenalkan diri, bantuan ini Kedua, dan kemungkinan perilaku yang positif dengan orang lain (Walker berhubungan dengan diri sendiri, dalam keterampilan mengatur diri sendiri Rosenberg, Penerimaan 1992: teman 41). sebayanya, dalam situasi penguasaan ruang kelas yang baik keterampilan dan memberikan individu untuk memahami mengatasi masalah sosial secara mengontrol efektif, dan bisa diadaptasi dengan kemampuan lingkungan sosial. memperkirakan sosial, misalnya menghadapi perasaan orang emosi. ini stres, lain, Dengan anak dapat kejadian-kejadian Uraian di atas disimpulkan yang mungkin akan terjadi dan bahwa keterampilan sosial adalah dampak perilakunya pada situasi kemampuan berkomunikasi, sosial tertentu. bekerjasama, berbagi, berpartisipasi, Ketiga, perilaku dan beradaptasi (simpati, empati dan berhubungan mampu memecahan masalah serta akademis, disiplin sesuai dengan peraturan dan keterampilan sosial norma mendukung prestasi yang berlaku). Ciri-ciri dengan yaitu keterampilan sosial (Elksnin dan sekolah, misalnya Elksnin, 1999: 2), sebagai berikut: dengan tenang Pertama, perilaku yang kesuksesan perilaku atau yang dapat belajar di mendengarkan saat guru menerangkan pelajaran, mengerjakan interpersonal adalah perilaku yang pekerjaan menyangkut melakukan apa yang diminta oleh keterampilan yang sekolah dengan baik, PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani guru, dan semua perilaku yang Adapun yang dimaksud Jarolimeks mengukuti aturan kelas. adalah Keempat, berhubungan teman perilaku yang keterampilan meliputi sosial aspek-aspek itu (1) dengan penerimaan Keterampilan hidup bersama dan (peer acceptace), bekerja sama, mampu menempatkan sebaya misalnya memberi salam, memberi diri dan meminta informasi, mengajak menghargai teman terlibat dalam suatu aktivitas, keterampilan dan dapat menangkap dengan tepat menggunakan emosi oran lain. kontrol social; serta (3) keterampilan Kelima, komunikasi adalah dalam lingkungan orang social, lain; untuk (2) belajar kontrol diri dan keterampilan untuk saling bertukar pikiran dan salah pengalaman dengan orang lain. satu keterampilan yang diperlukan untuk Sejalan dengan pendapat menjalin hubungan sosial yang baik. tersebut, keterampilan sosial anak di Kemampuan antaranya meliputi beberapa hal anak dalam berkomunikasi dapat dilihat dalam (McIntyre, beberapa bentuk, antara lain menjadi berikut: pendengar interaksi yang responsif, 2005: (1) 120) tingkah positif sebagai laku dengan dan teman mempertahankan perhatian dalam lainnya; (2) perilaku sesuai di dalam pembicaraan dan memberikan umpan kelas; balik terhadap kawan bicara. frustasi dan kemarahan; (4) cara-cara Aspek-aspek keterampilan untuk mengatasi konflik dengan social, siswa hendaknya memiliki orang lain. Sementara itu, untuk anak cakupan keterampilan pra sekolah perlu dikembangkan (Jarolimek, 1977: 208), social sebagai (3) keterampilan cara-cara sosial, mengatasi seperti: (1) berikut: (1) Living and working keterampilan yang dapat membantu together, taking turns, respecting the anak di tingkat selanjutnya, seperti rights of others, being socially keterampilan mendengarkan; (2) sensitive; (2) Learning self-control keterampilan bertanya; (3) and self-direction, and (3) Sharing bagaimana menjalin dan memelihara ideas and experience with others. pertemanan; (4) perasaan; (5) positif, JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 tidak agresif ketika menghadapi kerja anak usia prasekolah dan konflik; dan (6) membiasakan diri menjadi hak setiap anak untuk dengan stress. bermain, tanpa dibatasi usia (Tedjasaputra, 2001: xvi). Bermain Permainan Tradisional Bermain merupakan suatu Berdasarkan atas, maka pengertian disimpulkan di bahwa sarana yang memungkinkan anak bermain pada masa kanak-kanak berkembang secara optimal. Bermain merupakan: (1) kegiatan keseharian dapat mempengaruhi seluruh area sebagai dasar pembelajaran yang perkembangan dengan dilakukan dengan serius oleh setiap kepada anak secara alamiah mengenai diri anak memberikan kesempatan anak untuk belajar tentang dirinya sendiri sendiri, dan pekerjaan anak yang menunjukkan Bermain tingkah laku yang menyenangkan, orang lain lingkungannya. dan lingkungannya; memberikan kebebasan kepada anak dinamis, untuk berimajinasi, bereksplorasi, Karakteristik dan menciptakan sesuatu (Carron & 2007: 143-144), sebagai berikut: (1) Jan, 1999: 21). Menurut Bruner Bermain merupakan motivasi yang bermain adalah kegiatan yang serius lahir dari dalam diri pribadi (Play is dan pokok Personally Motivated); (2) Bermain dalam masa kanak-kanak (Hurlock, merupakan kegiatan yang aktif (Play 1980: 121). Orang dewasa bermain is Active); (3) Bermain merupakan merupakan kegiatan relaksasi setelah kegiatan yang berpura-pura atau mereka menyelesaikan pekerjaannya bukan sungguhan (Play is Often sedangkan bagi anak-anak adalah hal Nonliteral); yang mereka lakukan sepanjang hari memiliki sasaran yang pasti atau karena hidupnya adalah bermain ekstrinsik (Play has No Extrinsic (Mayesky, 1990: 196). Bermain Goals); (5) Para pemainlah yang merupakan memaknai permainannya (Players merupakan kegiatan kegiatan keseharian aktif, dan (2) bermain (4) Meaning konstruktif. (Brewer, Bermain to Play), tidak setiap anak (Ki Hajar Dewantara, Supply (6) 1977: 243). Bermain adalah dunia Bermain tidak memiliki peraturan PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani yang pasti/ekstrinsik (Play has No berkembang pada masa lalu terutama Extrinsic Rules) tumbuh di masyarakat pedesaan Ada tiga tipe bermain (Yunus, 1981). Permainan tradisional (Brewer, 2007: 142), yaitu: (1) tumbuh dan berkembang berdasarkan Bermain bebas, anak bebas memilih kebutuhan berbagai bentuk mainan dan juga Kebanyakan permainan tradisional bebas dengan dipengaruhi oleh alam sekitarnya. caranya sendiri; (2) Bermain dengan Oleh karena permainan ini selalu panduan, menarik, menghibur sesuai dengan memainkannya anak mainannya dapat namun memilih berdasarkan masyarakat kondisi masyarakat setempat. saat itu. pilihan mainan atau permainan yang Sukirman sudah ditetapkan oleh guru sesuai mengungkapkan nilai-nilai budaya dengan maksud untuk menanamkan yang terkandung dalam permainan konsep tertentu; (3) Bermain dengan tradisional (Andang Ismail, 2006: peraturan, guru memberikan arahan 106), antara lain: (1) melatih sikap dan petunjuk kepada anak tentang mandiri; bagaimana cara anak memainkan keputusan; permainan tertentu. jawab; (4) jujur; (5) sikap dikontrol Permainan Dharmamulya (2) berani (3) mengambil penuh tanggung tradisional oleh lawan; (6) kerjasama; (7) saling merupakan salah satu folkfore yang membantu dan saling menjaga; (8) beredar membela kepentingan kelompok; (9) secara lisan dan turun termurun serta banyak mempunyai berjiwa demokrasi; (10) patuh variasi terhadap peraturan; (11) penuh sehingga permainan tradisional dipastikan usianya sudah perhitungan; (12) ketepatan berpikir tua, tidak diketahui asal usulnya juga dan bertindak; (13) tidak cengeng; tidak (14) berani; (15) bertindak sopan; diketahui menciptakan siapa permainan yang tersebut (Danandjaya, 1987: 171). Permainan tradisional permainan permainan sering rakyat, yang disebut juga merupakan tumbuh dan dan (16) bertindak luwes. Karakteristik permainan tradisional, diantaranya: Pertama, permainan tradisional lebih menggunakan alam sekitar sebagai JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 sumber bermain dan sebagai sumber dalam permainan “Galasin”, “Petak alat permainan. Yang dibutuhkan Umpet” atau “Tarik Tambang”. hanya kemauan dan daya kreativitas Ketiga, permainan tradisional dalam mengolah bahan yang ada di memiliki nilai-nilai luhur dan pesan- lingkungan pesan moral tertentu seperti nilai- sekitar menjadi alat permainan. Misalkan mobil-mobilan nilai kebersamaan, yang terbuat dari kulit jeruk bali, tanggung jawab, sikap lapang dada egrang yang dibuat dari bambu atau (kalau kalah), dorongan berprestasi, kayu atau batok kelapa, permainan menghargai orang lain, keakraban, tembak-tembakan dari tulang daun toleransi, aktif, kreatif, kemandirian, pisang atau bambu kecil, dan lain kepedulian sebagainya. sekitar, solidaritas, sportivitas, dan terhadap taat sering dengan didapatkan bila pemain benar-benar jumlah pemain yang ramai, walau menghayati, menikmati, dan mampu beberapa dapat dimainkan hanya memaknai permainan tersebut. berdua atau dimainkan bertiga. Hal aturan. lingkungan Kedua, permainan tradisional lebih pada kejujuran, Semua itu ini Keempat, memiliki sifat yang merupakan kekuatan dari bermain fleksibel, yaitu dapat dimainkan di permainan tradisional, yaitu dalam ruangan maupun di luar interaksi sosial ruangan mengutamakan (walau lebih banyak dengan mengutamakan kerjasama, dimainkan di luar ruangan atau di kekompakan, saling asah asih asuh, lapangan) dan peraturan permainan dan melatih emosi juga moral anak pun karena anak selain dituntut untuk kesepakatan para pemain. Kelima, bermain jujur juga bermain dengan pengalaman adil dan penuh tanggung jawab pemainnya merupakan pengalaman kepada sepermainannya. yang bersifat emosional yang lahir Faktor kesenangan bersama adalah dari kontak fisik dan kontak mata hal juga komunikasi antarpemain. anggota yang dijunjung oleh setiap anggota sepermainan, dapat disesuaikan yang dengan didapat contohnya METODE PENELITIAN dari PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani Penelitian ini menggunakan dibandingkan dengan hasil tes akhir metode penelitian tindakan (action tindakan (posttest) untuk melihat research) apakah tindakan yang dilakukan model Taggart, yang Kemmis meliputi dan empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) sudah menunjukkan peningkatan atau belum. tindakan, (3) pengamatan, dan (4) Penelitian dilaksanakan pada refleksi. Dengan memberikan suatu semester akhir, pada bulan Januari- tindakan pada subjek yang diteliti Maret 2013 di TK Nurul Ain, Desa melalui permainan Gue Gajah, Aceh Besar. Sumber data “Kejar- adalah siswa kelompok B dengan “Lompat rentang usia 5-6 tahun. Guru kelas Karung” sebagai varibel bebas dan yang mengajar di kelas B3 TK Nurul keterampilan sosial anak sebagai ‘Ain merupakan partisipan yang varibel terikat dilakukan dalam dua berperan sebagai pelaksana proses siklus. belajar mengajar. Kepala Sekolah bermain tradisional Kejaran “Galasin”, (Kriim)”, dan Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti yang merupakan terbagi dalam 5 aspek diuraikan mengamati kegiatan dan memberikan dalam penilaian 19 berdasarkan indikator uji yang valid validitas dan sesuai observer, terhadap dengan yang kinerja lembar guru kegiatan realibitas. Teknik pengumpulan data proses belajar mengajar. Peneliti penelitian teknik sebagai perancang atau pendesain catatan lapangan, wawancara, teknik dan observer terhadap pembelajaran observasi, dan pengisian lembar yang dirancang bersama guru dan instrument penelitian. Selama proses kepala sekolah. Peneliti merupakan penelitian, partisipan aktif ikut serta dalam menggunakan peneliti bersama kolaborator melakukan pengamatan melakukan yang membantu hasilnya kolaboratif dievaluasi dan refleksi secara pengamatan memberikan dan tindakan dan kepada subjek penelitian. Peneliti dipergunakan sebagai bahan analisis membuat perencanaan tindakan yang data dan perencanaan untuk siklus akan dilakukan secara sistematik selanjutnya. Hasil tes awal (pretest) kemudian memberikan tindakan JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 kepada subjek yang diteliti. Selama Data yang diperoleh dianalisis secara proses penelitian, peneliti bersama kuantitatif dan kualitatif. kolaborator melakuan pengamatan. Fokus Hasil dari pengamatan dievaluasi keterampilan secara kolaboratif dan refleksi. Hasil penelitian ini dalam beberapa aspek tindakan digunakan sebagai bahan yaitu: (1) aspek kerjasama, meliputi: analisis data dan perencanaan untuk menolong atau meminta pertolongan siklus selanjutnya. dari teman; (2) aspek komunikasi, Kriteria keberhasilan peningkatan sosial meliputi: anak dari menyampaikan tindakan dari masing-masing siklus pendapatatau ide, mengajak teman yaitu siklus pertama dan kedua bermain bersama, mau menjawab dilihat dan memberi pertanyaan; (3) aspek berdasarkan Syarat Ketuntasan Minimal dari sekolah berbagi tersebut (TK Nurul ‘Ain) sebesar mainan atau makanan; (4) aspek 70%. Kriteria penilaiannya adalah < partisipasi, meliputi: bermain dalam 25 % = kurang, 26-50 % = cukup, kelompok, 51-75% = baik, 76-100 %= baik bertiga dengan teman dekat; (4) sekali Aspek adaptasi, meliputi: simpati, empati, HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti meliputi: mau bermain disiplin, berbagi berdua dan atau mampu menyelesaikan masalah. mengukur Nilai yang diperoleh siswa peningkatan keterampilan sosial anak dari instrument yang terdiri dari 19 kemudian membandingankan hasil butir peningkatan antara sebelum dan maksimum yang bisa diperoleh anak sesudah pernyataan, dengan nilai diberikannya tindakan. untuk setiap butirnya adalah sebesar dilakukan selama 3 poin dan keseluruhannya adalah pelaksanaan tindakan dengan sebesar 57 poin. Status keterampilan melakukan pencatatan, Observasi baik sosial yang dimiliki siswa B3 menggunakan catatan lapangan (field sebelum adanya perlakuan (pretest) note), lembar observasi maupun adalah sebagai berikut. instrumen yang telah disediakan. PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani memiliki 45,61% dalam jumlah nilai sebesar dan 38,60% masuk ke kriteria “cukup”, dengan rerata sebesar 42,55. Berikut tabel untuk melihat peningkatan status Tabel 1 Status Keterampilan Sosial Anak Kelas B3 TK Nurul ‘Ain pada Pretest Nama Skor Pretest (%) Keterangan 29 50,88 Cukup 48 46 43 49 46 52 44 84,21 80,70 75,44 85,97 80,70 91,23 77,19 Baik Sekali Baik Sekali Baik Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali 39 68,42 Baik 40 44 70,18 77,14 Baik Baik Sekali 33 57,89 Baik 26 45,61 Cukup 54 49 48 47 52 40 94,74 85,97 84,21 82,46 91,23 70,18 Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali 22 38,60 Cukup Sf Sl Hh Zk Ir Sm Au RK In Az Ik Fd Fw Nd Ap Ph CD Dk RS Sb Rerata disimpulkan orang akhir penelitian (posttest). Syarat Kelulusan Belum Lulus siswa bahwa (20%) tabel sebanyak Tabel 2 Status Keterampilan Sosial Anak Kelas B3 TK Nurul ‘Ain pada Posttest Nama Belum Lulus Belum Lulus Belum Lulus Belum Lulus 42,55 Berdasarkan keterampilan sosial anak TK B3 pada Sf Sl Hh Zk Ir Sm Au RK In Az Ik Fd Fw Nd Ap Ph CD Dk RS Sb Rerata Skor Postest 47,50 55,50 56,50 54,50 56,00 56,00 57,00 56,00 55,00 56,50 56,50 50,00 (%) Keterangan 83,33 97,37 99,12 95,61 98,25 98,25 100 98,25 96,49 99,12 99,12 87,72 Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali 39,50 69,30 Baik 56,50 55,50 56,50 55,50 55,00 54,50 52,50 99,12 97,37 99,12 97,37 96,49 95,61 92,11 Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali 54,13 1, 4 dinyatakan “belum lulus”, yaitu 2 orang siswa dengan jumlah nilai sebesar 68,42% dan 57,89% masuk ke dalam kriteria “baik” sedangkan 2 orang siswa lagi Berdasarkan tabel di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah masih ada seorang siswa yang dinyatakan “belum lulus” yaitu dengan jumlah nilai sebesar 69,30% walaupun termasuk ke dalam kriteria Syarat Kelulusan Belum Lulus JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 “baik”. Seorang siswa mampu Tabel di atas dapat dilihat mencapai peningkatan keterampilan bahwa peningkatan terbesar terjadi sosial dengan nilai sempurna yaitu pada aspek adaptasi yaitu indikator sebesar 100%, dengan rerata sebesar ke-16 54,13. pujian). Peningkatan keterampilan (Anak mau Artinya memberikan terjadi banyak sosial anak di kelas B3 TK Nurul perubahan kearah yang lebih baik ‘Ain per aspek dibandingkan hasil pada keterampilan anak untuk mau pretest dengan posttest-nya adalah memberikan pujian kepada temannya sebagai berikut. ketika bermain bersama. Peningkatan Tabel 3 Perbandingan dengan Nilai Pretest Nilai Posttest Keterampilan Sosial Anak per Aspek di Kelas B3 TK Nurul terendah terjadi pada aspek partisipasi yaitu indikator ke-12 (Anak mau bermain dengan teman dekat) karena sudah bayak anak yang ‘Ain Aspek Indikator Kerjasama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Komunikasi Berbagi Partisipasi Adaptasi Jumlah Rerata Total peningkatan Skor Pretest 56 45 41 41 43 50 38 45 52 53 48 57 44 41 39 31 40 40 46 850 42,50 Posttest 60,00 60,00 56,00 57,50 56,00 59,50 56,00 60,00 60,00 59,00 59,00 59,50 56,50 54,50 53,50 49,50 57,00 53,50 57,50 1084,50 54,23 Peningkatan (%) 6,67 25,00 21,67 27,50 21,67 15,83 30,00 25,00 13,33 10,00 18,33 4,17 20,83 22,50 24,17 30,83 28,33 22,50 19,17 850 𝑥 100% = 78,38% 1084,50 mampu mempraktikkan keterampilan sosialnya dalam hal mau bermain PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani dengan teman dekat. Bila diuraikan hasil yang diperoleh adalah 1082,50 dalam histogram, maka akan tampak dengan rerata 54,13. Data tersebut sebagai berikut. memberi bukti bahwa permainan 60 40 Perbandingan Skor Pretest 20 Perbandingan Skor Postest Persentase (Peningkatan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Histogram 1 Perbandingan Nilai Pretest dengan Nilai Posttest Keterampilan Sosial Anak per Aspesk di Kelas B3 TK Nurul ‘Ain SIMPULAN tradisional Berdasarkan hasil cukup efektif untuk analisis dijadikan menu pembelajaran dalam data dan pembahasan, disimpulkan meningkatkan keterampilan sosial bahwa keterampilan sosial anak di anak di kelas B3 TK Nurul ‘Ain. kelas B3 TK Nurul ‘Ain mengalami peningkatan setelah stimulus dengan metode bermain tradisional (Galasin, Permainan tradisional yang diberikan digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan “Galasin”, “Kriim”, dan “Lompat permainan Karung” yang memiliki karakteristik Kriim, dan permainan yang mengasah dan Lompat Karung). Hal ini dapat mampu memberikan stimulus kepada dilihat dari hasil pretest dimana siswa dalam interaksi teman sebaya keterampilan sosial yang dimiliki yang siswa B3 secara keseluruhan sebesar berbagi, berkomunikasi, partisipasi 851 dengan rerata 42,55. yang Setelah baik aktif berupa serta kebersamaan, kemampuan diberikan tindakan pada siklus I beradaptasi yang baik. Hal ini juga terjadi peningkatan sebesar 939,50 didukung dari kemampuan guru dengan rerata 46,98 dan pada siklus dalam menempatkan dirinya sebagai II sebesar 1039,50 dengan rerata fasilitator dan motivator sehingga 51,98. Pada data posttest yang pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan sebagai refleksi setelah dapat dilaksanakan sesuai dengan dilakukannya siklus I dan siklus II, Grafik 3. Grafik Perkembangan Kreativitas Menggambar JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 apa yang sudah direncanakan sebelum proses tindakan dilakukan. Pelaksanaan yang optimal dan bermanfaat bagi siswa. proses Hasil penelitian tindakan pembelajaran dengan menggunakan yang dilakukan untuk meningkatkan metode permainan keterampilan sosial anak di kelas B3 tradisional perlu adanya perhatian TK Nurul ‘Ain berimplikasikan pada dan pemahaman yang baik bagi guru perlunya untuk dapat melihat dan memberikan permainan tradisional sebagai salah bimbingan, arahan, dan motivasi satu metode pembelajaran di taman serta berdasarkan kanak-kanak. kebutuhan dan karakter siswa. Cara menunjukkan yang peningkatan hasil pada keterampilan bermain penguatan ditempuh adalah dengan penerapan memberikan contoh nyata pada anak sosial sesuai lingkungannya. metode yang tradisional. dengan Beberapa hal biasa anak bermain Hasil penelitian adanya proses melalui penerapan bermain permainan Namun demikian, disampaikan guru kepada siswa, peningkatan ini dirasakan belum seperti: anak yang sholeh adalah maksimal. Oleh karena itu perlu anak yang memiliki perilaku yang adanya usaha ke arah yang lebih baik baik, sopan, mau berteman baik, mau lagi. berbicara dengan bahasa dan intonasi yang baik, atau menerapkan 1. Bagi siswa TK diharapkan hasil penelitian ini dapat peraturan yang disepakati bersama berdampak bagi keterampilan berikut dengan sanksi yang harus siswa yang akan berguna bagi dijalankan bila terjadi pelanggaran. siswa sebagai makhluk sosial Guru melibatkan anak yang kurang yang akan terjun ke masyarakat suka yang lebih luas dari waktu ke dengan bermain dalam memberikan kelompok tugas-tugas waktu ringan atau mengajak siswa tersebut kelak. ke dalam diskusi-diskusi ringan. Hal dalam kehidupannya 2. Bagi guru TK diharapkan dapat ini dimaksudkan agar keberhasilan pengalaman tindakan dapat dicapai dengan hasil alternatif bagi penentuan dan dan solusi PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani perencanaan kegiatan pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam terutama dalam penekanan “belajar sambil bermain”. 3. Kepada orang tua untuk dapat membimbing dan menstimulus memberikan perhatian keterampilan sosial siswa yang cukup, bimbingan, dan mau disesuaikan bekerjasama dengan tahap perkembangan anak. dalam yang dengan kegiatan guru pembinaan anak, karena tanpa kerjasama SARAN maka sulit mencari jalan keluar Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian tersebut di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Guru diharapkan bagi permasalah yang dihadapi putra-putri kita. 4. Penelitian lebih mendalam untuk memecahkan terus permasalahan menggali dan mengembangkan terutama potensi yang dimiliki setiap dengan siswa anak. dengan yang menerapkan di yang sekolah, berkaitan keterampilan sosial Mungkin dapat metode yang menyenangkan, menerapkan metode bermain inovatif, dan kreatif. Salah dengan permainan tradisional, satunya dengan menerapkan namun bermain permainan tradisional permainan yang berbeda. sebagai menu 2. Kepala sekolah untuk dapat pembinaan, arahan, dan motivasi kepada guru agar mau menjadi guru yang berdedikasi tinggi dan memantau pilihan pembelajaran sekolah. memberikan dengan kegiatan pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, DAFTAR PUSTAKA Adiwikarta, Sudardja, Sosiologi Pendidikan: Isyu dan Hipotesis tentang Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988. JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 Anggraika, Keterampilan Sosial Anak. (online) www.google.com (diakses 5 juni 2008). Brewer, Jo Ann, Introduction to Early Childhood Education. Sixth Edition. United States of America: Pearson Education, Inc., 2007. Carron, Carol E. & Ellen Jan, Early Childhood Curricullum: Creative Play Model. New Jersey, USA: Prentice-Hal. Inc., 1999. Danandjaya, James. Folklore Indonesia. Jakarta: Gramedia, 1987. Dewantara, Ki Hajar, Bagian Pertama Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1997. Elksnin & Elksnin, Keterampilan Sosial pada Anak Menengah Akhir. 1999. (http:f4jar.multiply.com/journ al/item/191) (diakses 23 April 2012) Fatimah, Enung, Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006. http://id.shvoong.com/socialsciences/psychology/2176661 -pengertian-keterampilansosial-socialskill/#ixzz1uWuzEio8 (diakses 23 Mei 2012) Ismail, Andang. Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media, 2006. Jarolimek, John. Social Competencies and Skill: Learning to Teach as an Intern. New York: McMillan Publishing, 1977. Mayesky, Mary, Creative Activities for Young Children. Fourth Edition. New York: Delmar Publishers Inc.,1990. McIntyre, Teaching Social Skills to Kids Who Don’t Have Them Now Behavior Advisor. New York: Merril, an Imprint of Macmillan Publishing Company, 2005. Osland, Joice. S, David Kolb, dan Irwin Rubin, The Organizational Behavior Reader. New Jersey: Prentice Hall, 2002. Rosenberg, Michael S., et.al., Educating Students With Behavior Disorders. Boston London: Allyn and Bacon, 1992. Sari, Dini P. Daeng, Metode Mengajar di Taman KanakKanak. Bagian II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, 1996. Seefeldt, Carol dan Nita Barbour, Early Childhood Education. An Introduction. Third Edition. New York: Macmillan College Publishing Company, 1986. Tedjasaputra, Mayke S., Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: PT Grasindo, 2001. Yunus, Ahmad. Permainan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Proyek, Inventarisasi, dan Dokumentasi Kebudayaaan Daerah, 1981. PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani