PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI METODE BERMAIN PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK TK B PUTRI ADMI PERDANI PAUD PPs Uniersitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. Email: [email protected] The aims of this research is to get information and data about the effort to increase children’s social skills in grade B kindergarten through playing method of traditional games in TK Nurul ‘Ain, Desa Gue Gajah, Aceh Besar.Research method used action research method. This method conduced in two cycles according to Kemmis and Taggart model which consist of 4 stages (plan, action, observation, and reflection). Data collecting techniques used field notes, interview, documentation, and observation. Sample was taken from 20 children of 5-6 years old.The result of the research shows that children’s social skills through playing method of traditional games could increase of grade B kindergarten. Analysis of data obtained from the comparison between pretest and posttest score. The end result of the overall analysis of the data is the percentage increase of 78,61% which showed from pretest the class average is 42,55 up to 54,13 at posttest result. Keywords: Social skills, traditional games, playing method Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan data tentang upaya meningkatkan keterampilan sosial anak kelas B melalui metode bermain permainan tradisional bermain di TK Nurul 'Ain, Desa Gue Gajah, metode Aceh Besar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan. Metode dilakukan dalam dua siklus menurut model Kemmis dan Taggart yang terdiri dari 4 tahap (rencana, tindakan, observasi, dan refleksi). Teknik pengumpulan data adalah catatan lapangan, wawancara, dokumentasi, dan observasi. Sampel diambil dari 20 anak usia 5-6 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sosial anak melalui metode bermain permainan tradisional kelas B meningkatkan. Hasil akhir dari keseluruhan analisis data adalah peningkatan persentase = 78,61% yang menunjukkan dari pretest rata-rata kelas adalah 42,55 sampai dengan 54,13 pada hasil posttest. Kata kunci: keterampilan sosial, permainan tradisional, metode bermain Pendidikan bagi anak usia kehidupan, baik sebagai pribadi yang dini sangat penting, kareana anak utuh maupun sebagai bagian dari berada pada masa “golden age”, kehidupan sosial masyarakat. Taman yaitu masa dimana anak tumbuh dan Kanak-Kanak sebagai salah satu berkembang bentuk lembaga pendidikan yang dengan cepat. Pendidikan anak sejak usia dini bertugas melakukan berfungsi mempersiapkan diri anak pembinaan melalui untuk pendidikan menjadi bagian dari dalam upaya rangsangan bentuk 335 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 pembelajaran, diharapkan melalui juga menemukan beberapa hal yang pembelajaran diberikan menjadi masalah yang dihadapi oleh lembaga tersebut, maka anak akan sekolah tersebut, terutama tentang memiliki kesiapan untuk memasuki keterampilan sosial, seperti masih pendidikan ke jenjang lebih lanjut. ditemui Kenyataan cenderung senang dan memilih untuk di yang lapangan, Kanak-Kanak Taman cenderung beberapa bermain siswa sendiri, yang tidak menganggap bahwa Taman Kanak- berinteraksi Kanak merupakan miniatur Sekolah dengan anak lain, dan mengasingkan Dasar (SD). diri. Permainan dan mau Ada bersosialisasi yang lebih suka tradisional mengganggu anak lain, sukar diatur, di dunia dan suka membantah. TK Nurul „Ain pendidikan, anak, dan kehidupan berdiri pada tahun 1994, guru di TK sosial dalam masyarakat, karena Nurul „Ain adalah guru-guru yang banyaknya permainan-permainan sering mendapatkan pelatihan dan modern yang bermunculan sehingga seminar tentang pendidikan anak TK, permainan lagi bahkan 2 dari 7 orang guru di TK dimanfaatkan sebagai salah satu Nurul „Ain merupakan guru yang metode yang diajarkan di sekolah, berprestasi. Atas dasar ini peneliti termasuk di TK Nurul „Ain. Hal ini ingin dan perlu memberikan motivasi dapat dipastikan bahwa satu elemen juga inovasi kepada guru-guru di TK kebudayaan telah hilang, salah satu ini, peran pendidikan adalah mewariskan meningkatkan keterampilan sosial budaya anak. Oleh karena itu, semakin terpinggirkan tradisional dan tidak sekaligus pembawa perubahan (Adiwikarta, 1988:58). terutama dalam rangka peneliti melakukan penelitian dengan metode Hasil observasi pra penelitian penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh peneliti di TK untuk meningkatkan keterampilan Nurul „Ain ditemukan bahwa kegiatan bermain bukanlah salah satu sosial melalui metode bermain permainan tradisional. metode yang sering dilakukan, apa Fokus penelitian ini yaitu lagi permainan tradisional. Peneliti upaya meningkatkan keterampilan 336 PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani sosial melalui bermain permainan berbagi (sharing), bekerja sama, tradisional pada anak TK Kelompok berpartisipasi B di Taman Kanak-Kanak Nurul masyarakat (Seefeldt dan Barbour, „Ain, Desa Gue Gajah, Kabupaten 1994: 578-159). Anak-anak yang Aceh ini mempunyai kesadaran diri yang kuat penelitian siap untuk belajar hidup bersama Besar. menggunakan Penelitian metode tindakan (action research) yang dengan dalam orang lain. kelompok Kemampuan meliputi empat tahapan, yaitu (1) berkomunikasi perencanaan (planning); (2) tindakan perilaku (action); digunakan individu dalam situasi- (3) (observation); dan (reflection). pengamatan (4) Bentuk refleksi adalah yang situasi perilaku- dipelajari interpersonal untuk penelitian memperoleh tindakan ini adalah memberikan pengukuhan suatu tindakan pada subjek yang Dengan diteliti bermain sosial bukanlah kemampuan yang menggunakan permainan tradisional dibawa sejak lahir tetapi diperoleh “Galasin”, “Kejar-Kejaran (Kriim)”, melalui proses belajar, baik belajar dan sebagai dari orang tua sebagai figur yang varibel bebas dan untuk mengetahui paling dekat dengan anak maupun peningkatan belajar dengan “Lompat Karung” keterampilan sosial sebagai varibel terikat. atau dan dari demikian, dari teman memelihara lingkungannya. keterampilan sebaya dan lingkungan masyarakat. Kurikulum bagi anak usia dini perlu dirancang untuk Keterampilan Sosial Keterampilan sosial adalah mendorong keterampilan sosial anak dan kemampuan untuk keahlian memelihara hubungan dengan membangun jaringan Keterampilan sosial (social untuk skill) adalah kemampuan mengatasi serta segala permasalahan yang timbul membangun hubungan baik (Osland, sebagai hasil dari interaksi dengan 2002: 372). Keterampilan sosial lingkungan meliputi keterampilan komunikasi, menampilkan diri sesuai dengan berdasarkan kemampuan menemukan titik temu berpartisipasi dalam masyarakat. sosial dan mampu 337 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 aturan dan norma yang berlaku menawarkan (Fatimah, 2006: 94). Keterampilan memberikan atau menerima pujian. sosial secara umum diartikan sebagai Keterampilan respon-respon dan keterampilan yang berhubungan dengan usia dan jenis memberikan seorang individu untuk kelamin. dan mempertahankan hubungan bantuan ini Kedua, dan kemungkinan perilaku yang positif dengan orang lain (Walker berhubungan dengan diri sendiri, dalam keterampilan mengatur diri sendiri Rosenberg, Penerimaan 1992: teman 41). sebayanya, dalam situasi penguasaan ruang kelas yang baik keterampilan dan memberikan individu untuk memahami mengatasi masalah sosial secara mengontrol efektif, dan bisa diadaptasi dengan kemampuan lingkungan sosial. memperkirakan sosial, misalnya menghadapi perasaan stres, orang emosi. ini lain, Dengan anak dapat kejadian-kejadian Uraian di atas disimpulkan yang mungkin akan terjadi dan bahwa keterampilan sosial adalah dampak perilakunya pada situasi kemampuan berkomunikasi, sosial tertentu. bekerjasama, berbagi, berpartisipasi, Ketiga, perilaku dan beradaptasi (simpati, empati dan berhubungan mampu memecahan masalah serta akademis, disiplin sesuai dengan peraturan dan keterampilan sosial norma mendukung prestasi yang berlaku). Ciri-ciri dengan yaitu keterampilan sosial (Elksnin dan sekolah, misalnya Elksnin, 1999: 2), sebagai berikut: dengan tenang Pertama, perilaku yang kesuksesan perilaku atau yang dapat belajar di mendengarkan saat guru menerangkan pelajaran, mengerjakan interpersonal adalah perilaku yang pekerjaan menyangkut yang melakukan apa yang diminta oleh melakukan guru, dan semua perilaku yang digunakan keterampilan selama interaksi sosial. Perilaku ini disebut keterampilan menjalin persahabatan, misalnya memperkenalkan diri, sekolah dengan baik, mengukuti aturan kelas. Keempat, berhubungan perilaku dengan yang penerimaan 338 PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani teman sebaya (peer acceptace), bekerja sama, mampu menempatkan misalnya memberi salam, memberi diri dan meminta informasi, mengajak menghargai teman terlibat dalam suatu aktivitas, keterampilan dan dapat menangkap dengan tepat menggunakan emosi oran lain. kontrol social; serta (3) keterampilan Kelima, komunikasi adalah dalam lingkungan orang social, lain; untuk (2) belajar kontrol diri dan keterampilan untuk saling bertukar pikiran dan salah pengalaman dengan orang lain. satu keterampilan yang diperlukan untuk Sejalan dengan pendapat menjalin hubungan sosial yang baik. tersebut, keterampilan sosial anak di Kemampuan antaranya meliputi beberapa hal anak dalam berkomunikasi dapat dilihat dalam (McIntyre, beberapa bentuk, antara lain menjadi berikut: pendengar interaksi yang responsif, 2005: (1) 120) tingkah positif sebagai laku dengan dan teman mempertahankan perhatian dalam lainnya; (2) perilaku sesuai di dalam pembicaraan dan memberikan umpan kelas; balik terhadap kawan bicara. frustasi dan kemarahan; (4) cara-cara Aspek-aspek keterampilan untuk mengatasi konflik dengan social, siswa hendaknya memiliki orang lain. Sementara itu, untuk anak cakupan keterampilan pra sekolah perlu dikembangkan (Jarolimek, 1977: 208), social sebagai (3) keterampilan cara-cara sosial, mengatasi seperti: (1) berikut: (1) Living and working keterampilan yang dapat membantu together, taking turns, respecting the anak di tingkat selanjutnya, seperti rights of others, being socially keterampilan mendengarkan; (2) sensitive; (2) Learning self-control keterampilan bertanya; (3) and self-direction, and (3) Sharing bagaimana menjalin dan memelihara ideas and experience with others. pertemanan; (4) perasaan; (5) positif, Adapun yang dimaksud Jarolimeks tidak agresif ketika menghadapi adalah itu konflik; dan (6) membiasakan diri (1) dengan stress. meliputi keterampilan sosial aspek-aspek Keterampilan hidup bersama dan 339 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 Berdasarkan Bermain Permainan Tradisional Bermain merupakan suatu atas, maka pengertian disimpulkan di bahwa sarana yang memungkinkan anak bermain pada masa kanak-kanak berkembang secara optimal. Bermain merupakan: (1) kegiatan keseharian dapat mempengaruhi seluruh area sebagai dasar pembelajaran yang perkembangan dengan dilakukan dengan serius oleh setiap kepada anak secara alamiah mengenai diri anak memberikan kesempatan anak untuk belajar tentang dirinya sendiri sendiri, dan pekerjaan anak yang menunjukkan Bermain tingkah laku yang menyenangkan, orang lain lingkungannya. dan lingkungannya; memberikan kebebasan kepada anak dinamis, untuk berimajinasi, bereksplorasi, Karakteristik dan menciptakan sesuatu (Carron & 2007: 143-144), sebagai berikut: (1) Jan, 1999: 21). Menurut Bruner Bermain merupakan motivasi yang bermain adalah kegiatan yang serius lahir dari dalam diri pribadi (Play is dan pokok Personally Motivated); (2) Bermain dalam masa kanak-kanak (Hurlock, merupakan kegiatan yang aktif (Play 1980: 121). Orang dewasa bermain is Active); (3) Bermain merupakan merupakan kegiatan relaksasi setelah kegiatan yang berpura-pura atau mereka menyelesaikan pekerjaannya bukan sungguhan (Play is Often sedangkan bagi anak-anak adalah hal Nonliteral); yang mereka lakukan sepanjang hari memiliki sasaran yang pasti atau karena hidupnya adalah bermain ekstrinsik (Play has No Extrinsic (Mayesky, 1990: 196). Bermain Goals); (5) Para pemainlah yang merupakan memaknai permainannya (Players merupakan kegiatan kegiatan keseharian aktif, dan (2) konstruktif. bermain (4) Bermain Supply 1977: 243). Bermain adalah dunia Bermain tidak memiliki peraturan kerja anak usia prasekolah dan yang pasti/ekstrinsik (Play has No menjadi hak setiap anak untuk Extrinsic Rules) tanpa dibatasi (Tedjasaputra, 2001: xvi). usia Ada tiga to Play), tidak setiap anak (Ki Hajar Dewantara, bermain, Meaning (Brewer, tipe (6) bermain (Brewer, 2007: 142), yaitu: (1) 340 PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani Bermain bebas, anak bebas memilih kebutuhan berbagai bentuk mainan dan juga Kebanyakan permainan tradisional bebas dengan dipengaruhi oleh alam sekitarnya. caranya sendiri; (2) Bermain dengan Oleh karena permainan ini selalu panduan, menarik, menghibur sesuai dengan memainkannya anak mainannya dapat namun memilih berdasarkan masyarakat kondisi masyarakat setempat. saat itu. pilihan mainan atau permainan yang Sukirman sudah ditetapkan oleh guru sesuai mengungkapkan nilai-nilai budaya dengan maksud untuk menanamkan yang terkandung dalam permainan konsep tertentu; (3) Bermain dengan tradisional (Andang Ismail, 2006: peraturan, guru memberikan arahan 106), antara lain: (1) melatih sikap dan petunjuk kepada anak tentang mandiri; bagaimana cara anak memainkan keputusan; permainan tertentu. jawab; (4) jujur; (5) sikap dikontrol Permainan Dharmamulya (2) berani (3) mengambil penuh tanggung tradisional oleh lawan; (6) kerjasama; (7) saling merupakan salah satu folkfore yang membantu dan saling menjaga; (8) beredar membela kepentingan kelompok; (9) secara lisan dan turun termurun serta banyak mempunyai berjiwa demokrasi; (10) patuh variasi terhadap peraturan; (11) penuh sehingga permainan tradisional dipastikan usianya sudah perhitungan; (12) ketepatan berpikir tua, tidak diketahui asal usulnya juga dan bertindak; (13) tidak cengeng; tidak (14) berani; (15) bertindak sopan; diketahui menciptakan siapa permainan yang tersebut (Danandjaya, 1987: 171). Permainan tradisional permainan permainan sering rakyat, yang disebut juga merupakan tumbuh dan (16) bertindak luwes. Karakteristik permainan tradisional, diantaranya: Pertama, permainan tradisional lebih dan menggunakan alam sekitar sebagai berkembang pada masa lalu terutama sumber bermain dan sebagai sumber tumbuh di masyarakat pedesaan alat permainan. Yang dibutuhkan (Yunus, 1981). Permainan tradisional hanya kemauan dan daya kreativitas tumbuh dan berkembang berdasarkan dalam mengolah bahan yang ada di 341 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 lingkungan sekitar menjadi alat nilai kebersamaan, kejujuran, permainan. Misalkan mobil-mobilan tanggung jawab, sikap lapang dada yang terbuat dari kulit jeruk bali, (kalau kalah), dorongan berprestasi, egrang yang dibuat dari bambu atau menghargai orang lain, keakraban, kayu atau batok kelapa, permainan toleransi, aktif, kreatif, kemandirian, tembak-tembakan dari tulang daun kepedulian pisang atau bambu kecil, dan lain sekitar, solidaritas, sportivitas, dan sebagainya. taat lebih terhadap pada aturan. lingkungan Semua itu Kedua, permainan tradisional didapatkan bila pemain benar-benar sering menghayati, menikmati, dan mampu dimainkan dengan jumlah pemain yang ramai, walau memaknai permainan tersebut. beberapa dapat dimainkan hanya berdua atau bertiga. Hal Keempat, memiliki sifat yang ini fleksibel, yaitu dapat dimainkan di merupakan kekuatan dari bermain dalam ruangan maupun di luar permainan tradisional, yaitu ruangan interaksi sosial dimainkan di luar ruangan atau di dengan mengutamakan kerjasama, lapangan) dan peraturan permainan kekompakan, saling asah asih asuh, pun dan melatih emosi juga moral anak kesepakatan para pemain. Kelima, karena anak selain dituntut untuk pengalaman bermain jujur juga bermain dengan pemainnya merupakan pengalaman adil dan penuh tanggung jawab yang bersifat emosional yang lahir kepada dari kontak fisik dan kontak mata mengutamakan anggota sepermainannya. Faktor kesenangan bersama adalah hal (walau dapat lebih disesuaikan yang banyak dengan didapat dari juga komunikasi antarpemain. yang dijunjung oleh setiap anggota sepermainan, contohnya dalam permainan “Galasin”, “Petak Umpet” atau “Tarik Tambang”. Ketiga, permainan tradisional METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) model yang Kemmis meliputi dan memiliki nilai-nilai luhur dan pesan- Taggart, empat pesan moral tertentu seperti nilai- tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) 342 PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani tindakan, (3) pengamatan, dan (4) Penelitian dilaksanakan pada refleksi. Dengan memberikan suatu semester akhir, pada bulan Januari- tindakan pada subjek yang diteliti Maret 2013 di TK Nurul Ain, Desa melalui permainan Gue Gajah, Aceh Besar. Sumber data “Kejar- adalah siswa kelompok B dengan “Lompat rentang usia 5-6 tahun. Guru kelas Karung” sebagai varibel bebas dan yang mengajar di kelas B3 TK Nurul keterampilan sosial anak sebagai „Ain merupakan partisipan yang varibel terikat dilakukan dalam dua berperan sebagai pelaksana proses siklus. belajar mengajar. Kepala Sekolah bermain tradisional Kejaran “Galasin”, (Kriim)”, dan Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti yang merupakan terbagi dalam 5 aspek diuraikan mengamati kegiatan dan memberikan dalam penilaian 19 berdasarkan indikator uji yang valid validitas dan sesuai observer, terhadap dengan yang kinerja lembar guru kegiatan realibitas. Teknik pengumpulan data proses belajar mengajar. Peneliti penelitian teknik sebagai perancang atau pendesain catatan lapangan, wawancara, teknik dan observer terhadap pembelajaran observasi, dan pengisian lembar yang dirancang bersama guru dan instrument penelitian. Selama proses kepala sekolah. Peneliti merupakan penelitian, partisipan aktif ikut serta dalam menggunakan peneliti bersama kolaborator melakukan pengamatan melakukan yang membantu hasilnya kolaboratif dievaluasi dan memberikan dan tindakan dan kepada subjek penelitian. Peneliti dipergunakan sebagai bahan analisis membuat perencanaan tindakan yang data dan perencanaan untuk siklus akan dilakukan secara sistematik selanjutnya. Hasil tes awal (pretest) kemudian dibandingkan dengan hasil tes akhir kepada subjek yang diteliti. Selama tindakan (posttest) untuk melihat proses penelitian, peneliti bersama apakah tindakan yang dilakukan kolaborator melakuan pengamatan. sudah Hasil dari pengamatan dievaluasi menunjukkan atau belum. refleksi secara pengamatan peningkatan memberikan tindakan secara kolaboratif dan refleksi. Hasil 343 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 tindakan digunakan sebagai bahan yaitu: (1) aspek kerjasama, meliputi: analisis data dan perencanaan untuk menolong atau meminta pertolongan siklus selanjutnya. dari teman; (2) aspek komunikasi, Kriteria keberhasilan meliputi: menyampaikan tindakan dari masing-masing siklus pendapatatau ide, mengajak teman yaitu siklus pertama dan kedua bermain bersama, mau menjawab dilihat dan memberi pertanyaan; (3) aspek berdasarkan Syarat Ketuntasan Minimal dari sekolah berbagi tersebut (TK Nurul „Ain) sebesar mainan atau makanan; (4) aspek 70%. Kriteria penilaiannya adalah < partisipasi, meliputi: bermain dalam 25 % = kurang, 26-50 % = cukup, kelompok, 51-75% = baik, 76-100 %= baik bertiga dengan teman dekat; (4) sekali Aspek adaptasi, meliputi: simpati, empati, mau bermain disiplin, berbagi berdua dan atau mampu menyelesaikan masalah. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti meliputi: mengukur Nilai yang diperoleh siswa peningkatan keterampilan sosial anak dari instrument yang terdiri dari 19 kemudian membandingankan hasil butir peningkatan antara sebelum dan maksimum yang bisa diperoleh anak sesudah pernyataan, dengan nilai diberikannya tindakan. untuk setiap butirnya adalah sebesar dilakukan selama 3 poin dan keseluruhannya adalah pelaksanaan tindakan dengan sebesar 57 poin. Status keterampilan melakukan pencatatan, Observasi baik sosial yang dimiliki siswa B3 menggunakan catatan lapangan (field sebelum adanya perlakuan (pretest) note), lembar observasi maupun adalah sebagai berikut. instrumen yang telah disediakan. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Fokus keterampilan peningkatan sosial anak dari penelitian ini dalam beberapa aspek 344 PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani Tabel 1 Status Keterampilan Sosial Anak Kelas B3 TK Nurul ‘Ain pada Pretest Nama Skor Pretest (%) Keterangan 29 50,88 Cukup 48 46 43 49 46 52 44 84,21 80,70 75,44 85,97 80,70 91,23 77,19 Baik Sekali Baik Sekali Baik Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali 39 68,42 Baik 40 44 70,18 77,14 Baik Baik Sekali 33 57,89 Baik 26 45,61 Cukup 54 49 48 47 52 40 94,74 85,97 84,21 82,46 91,23 70,18 Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali 22 38,60 Cukup Sf Sl Hh Zk Ir Sm Au RK In Az Ik Fd Fw Nd Ap Ph CD Dk RS Sb Rerata akhir penelitian (posttest). Syarat Kelulusan Belum Lulus Belum Lulus Belum Lulus Belum Lulus Belum Lulus disimpulkan orang tabel bahwa siswa dinyatakan dengan jumlah nilai sebesar 68,42% dan 57,89% masuk ke dalam kriteria “baik” sedangkan 2 orang siswa lagi 45,61% dalam jumlah nilai sebesar dan 38,60% masuk ke kriteria “cukup”, Sf Sl Hh Zk Ir Sm Au RK In Az Ik Fd Fw Nd Ap Ph CD Dk RS Sb Rerata Skor Postest 47,50 55,50 56,50 54,50 56,00 56,00 57,00 56,00 55,00 56,50 56,50 50,00 (%) Keterangan 83,33 97,37 99,12 95,61 98,25 98,25 100 98,25 96,49 99,12 99,12 87,72 Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali 39,50 69,30 Baik 56,50 55,50 56,50 55,50 55,00 54,50 52,50 99,12 97,37 99,12 97,37 96,49 95,61 92,11 Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali 54,13 Berdasarkan tabel di atas, 4 “belum lulus”, yaitu 2 orang siswa memiliki Kelas B3 TK Nurul ‘Ain pada Posttest 1, sebanyak (20%) Tabel 2 Status Keterampilan Sosial Anak Nama 42,55 Berdasarkan keterampilan sosial anak TK B3 pada dengan rerata sebesar 42,55. Berikut tabel untuk melihat peningkatan status maka kesimpulan yang dapat diambil adalah masih ada seorang siswa yang dinyatakan “belum lulus” yaitu dengan jumlah nilai sebesar 69,30% walaupun termasuk ke dalam kriteria “baik”. Seorang siswa mampu mencapai peningkatan keterampilan sosial dengan nilai sempurna yaitu sebesar 100%, dengan rerata sebesar 54,13. Peningkatan keterampilan 345 Syarat Kelulusan Belum Lulus JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 sosial anak di kelas B3 TK Nurul memberikan pujian kepada temannya „Ain per aspek dibandingkan hasil ketika bermain bersama. Peningkatan pretest dengan posttest-nya adalah terendah terjadi pada aspek sebagai berikut: partisipasi yaitu indikator ke-12 Tabel 3 Perbandingan Nilai Pretest dengan Nilai Posttest Keterampilan Sosial Anak per Aspek di Kelas B3 TK Nurul ‘Ain Aspek Indikator Kerjasama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Komunikasi Berbagi Partisipasi Adaptasi Jumlah Rerata Skor Pretest 56 45 41 41 43 50 38 45 52 53 48 57 44 41 39 31 40 40 46 850 42,50 Posttest 60,00 60,00 56,00 57,50 56,00 59,50 56,00 60,00 60,00 59,00 59,00 59,50 56,50 54,50 53,50 49,50 57,00 53,50 57,50 1084,50 54,23 Peningkatan (%) 6,67 25,00 21,67 27,50 21,67 15,83 30,00 25,00 13,33 10,00 18,33 4,17 20,83 22,50 24,17 30,83 28,33 22,50 19,17 Total peningkatan Tabel di atas dapat dilihat (Anak mau bermain dengan teman bahwa peningkatan terbesar terjadi dekat) karena sudah bayak anak yang pada aspek adaptasi yaitu indikator mampu mempraktikkan keterampilan ke-16 sosialnya dalam hal mau bermain pujian). (Anak mau Artinya memberikan terjadi banyak dengan teman dekat. Bila diuraikan perubahan kearah yang lebih baik dalam histogram, maka akan tampak pada keterampilan anak untuk mau sebagai berikut. 346 PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani 60 40 Perbandingan Skor Pretest 20 Perbandingan Skor Postest Persentase (Peningkatan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Histogram 1 Perbandingan Nilai Pretest dengan Nilai Posttest Keterampilan Sosial Anak per Aspesk di Kelas B3 TK Nurul ‘Ain tradisional SIMPULAN Berdasarkan hasil cukup efektif untuk analisis dijadikan menu pembelajaran dalam data dan pembahasan, disimpulkan meningkatkan keterampilan sosial bahwa keterampilan sosial anak di anak di kelas B3 TK Nurul „Ain. kelas B3 TK Nurul „Ain mengalami peningkatan setelah stimulus dengan metode bermain tradisional (Galasin, Permainan tradisional yang diberikan digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan “Galasin”, “Kriim”, dan “Lompat permainan Karung” yang memiliki karakteristik Kriim, dan permainan yang mengasah dan Lompat Karung). Hal ini dapat mampu memberikan stimulus kepada dilihat dari hasil pretest dimana siswa dalam interaksi teman sebaya keterampilan sosial yang dimiliki yang siswa B3 secara keseluruhan sebesar berbagi, berkomunikasi, partisipasi 851 dengan rerata 42,55. yang Setelah baik aktif berupa serta kebersamaan, kemampuan diberikan tindakan pada siklus I beradaptasi yang baik. Hal ini juga terjadi peningkatan sebesar 939,50 didukung dari kemampuan guru dengan rerata 46,98 dan pada siklus dalam menempatkan dirinya sebagai II sebesar 1039,50 dengan rerata fasilitator dan motivator sehingga 51,98. Pada data posttest yang pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan sebagai refleksi setelah dapat dilaksanakan sesuai dengan dilakukannya siklus I dan siklus II, apa hasil yang diperoleh adalah 1082,50 sebelum proses tindakan dilakukan. dengan rerata 54,13. Data tersebut memberi bukti bahwa permainan yang sudah Pelaksanaan direncanakan proses pembelajaran dengan menggunakan 347 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 metode bermain permainan keterampilan sosial anak di kelas B3 tradisional perlu adanya perhatian TK Nurul „Ain berimplikasikan pada dan pemahaman yang baik bagi guru perlunya untuk dapat melihat dan memberikan permainan tradisional sebagai salah bimbingan, arahan, dan motivasi satu metode pembelajaran di taman serta berdasarkan kanak-kanak. kebutuhan dan karakter siswa. Cara menunjukkan yang peningkatan hasil pada keterampilan penguatan ditempuh adalah dengan penerapan memberikan contoh nyata pada anak sosial sesuai lingkungannya. metode yang tradisional. dengan Beberapa hal biasa anak bermain Hasil penelitian adanya proses melalui penerapan bermain permainan Namun demikian, disampaikan guru kepada siswa, peningkatan ini dirasakan belum seperti: anak yang sholeh adalah maksimal. Oleh karena itu perlu anak yang memiliki perilaku yang adanya usaha ke arah yang lebih baik baik, sopan, mau berteman baik, mau lagi. berbicara dengan bahasa dan intonasi yang baik, atau menerapkan 1. Bagi siswa TK diharapkan hasil penelitian ini dapat peraturan yang disepakati bersama berdampak bagi keterampilan berikut dengan sanksi yang harus siswa yang akan berguna bagi dijalankan bila terjadi pelanggaran. siswa sebagai makhluk sosial Guru melibatkan anak yang kurang yang akan terjun ke masyarakat suka yang lebih luas dari waktu ke dengan bermain dalam memberikan kelompok tugas-tugas waktu ringan atau mengajak siswa tersebut kelak. ke dalam diskusi-diskusi ringan. Hal dalam kehidupannya 2. Bagi guru TK diharapkan dapat ini dimaksudkan agar keberhasilan pengalaman tindakan dapat dicapai dengan hasil alternatif bagi penentuan dan yang optimal dan bermanfaat bagi perencanaan siswa. pembelajaran Hasil penelitian dan solusi kegiatan yang dapat tindakan diterapkan oleh guru dalam yang dilakukan untuk meningkatkan membimbing dan menstimulus 348 PeningkatanKeterampilan… Putri Admi Perdani keterampilan sosial siswa yang cukup, bimbingan, dan mau disesuaikan bekerjasama dengan tahap perkembangan anak. dalam dengan kegiatan guru pembinaan anak, karena tanpa kerjasama maka sulit mencari jalan keluar SARAN Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian tersebut di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Guru diharapkan bagi permasalah yang dihadapi putra-putri kita. 4. Penelitian lebih mendalam untuk memecahkan terus permasalahan menggali dan mengembangkan terutama potensi yang dimiliki setiap dengan siswa anak. dengan yang menerapkan di yang sekolah, berkaitan keterampilan sosial Mungkin dapat metode yang menyenangkan, menerapkan metode bermain inovatif, dan kreatif. Salah dengan permainan tradisional, satunya dengan menerapkan namun bermain permainan tradisional permainan yang berbeda. sebagai menu 2. Kepala sekolah untuk dapat pembinaan, arahan, dan motivasi kepada guru agar mau menjadi guru yang berdedikasi tinggi dan memantau kegiatan pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, terutama dalam pilihan pembelajaran sekolah. memberikan dengan penekanan “belajar sambil bermain”. 3. Kepada orang tua untuk dapat memberikan perhatian yang DAFTAR PUSTAKA Adiwikarta, Sudardja, Sosiologi Pendidikan: Isyu dan Hipotesis tentang Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988. Anggraika, Keterampilan Sosial Anak. (online) www.google.com (diakses 5 juni 2008). Brewer, Jo Ann, Introduction to Early Childhood Education. Sixth Edition. United States 349 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013 of America: Pearson Education, Inc., 2007. Carron, Carol E. & Ellen Jan, Early Childhood Curricullum: Creative Play Model. New Jersey, USA: Prentice-Hal. Inc., 1999. Danandjaya, James. Folklore Indonesia. Jakarta: Gramedia, 1987. Dewantara, Ki Hajar, Bagian Pertama Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1997. Elksnin & Elksnin, Keterampilan Sosial pada Anak Menengah Akhir. 1999. (http:f4jar.multiply.com/journ al/item/191) (diakses 23 April 2012) Fatimah, Enung, Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006. http://id.shvoong.com/socialsciences/psychology/2176661 -pengertian-keterampilansosial-socialskill/#ixzz1uWuzEio8 (diakses 23 Mei 2012) Ismail, Andang. Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media, 2006. Jarolimek, John. Social Competencies and Skill: Learning to Teach as an Intern. New York: McMillan Publishing, 1977. Mayesky, Mary, Creative Activities for Young Children. Fourth Edition. New York: Delmar Publishers Inc.,1990. McIntyre, Teaching Social Skills to Kids Who Don’t Have Them Now Behavior Advisor. New York: Merril, an Imprint of Macmillan Publishing Company, 2005. Osland, Joice. S, David Kolb, dan Irwin Rubin, The Organizational Behavior Reader. New Jersey: Prentice Hall, 2002. Rosenberg, Michael S., et.al., Educating Students With Behavior Disorders. Boston London: Allyn and Bacon, 1992. Sari, Dini P. Daeng, Metode Mengajar di Taman KanakKanak. Bagian II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, 1996. Seefeldt, Carol dan Nita Barbour, Early Childhood Education. An Introduction. Third Edition. New York: Macmillan College Publishing Company, 1986. Tedjasaputra, Mayke S., Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: PT Grasindo, 2001. Yunus, Ahmad. Permainan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Proyek, Inventarisasi, dan Dokumentasi Kebudayaaan Daerah, 1981. 350