analisis pemanfaatan sumber belajar dalam proses

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
ANALISIS PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Jenny Lilawati
Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Corresponding author: [email protected]
Abstrak
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara lain belum dimanfaatkannya sumber belajar
secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pemanfaatan sumber belajar dalam proses
pembelajaran dilihat dari jenis sumber belajar yang digunakan dan upaya guru dalam memanfaatkan sumber belajar.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah guruguru SDIT Hamsa Stabat yang berjumlah 13 orang yang terdiri dari 9 orang wali kelas dan 4 orang guru mata pelajaran.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran di SDIT Hamas Stabat yang berupa pesan termasuk kategori
cukup baik dengan persentase 70%, sumber belajar manusia termasuk kategori cukup baik dengan persentase 74%,
sumber belajar bahan termasuk kategori cukup baik dengan persentase 66%, sumber belajar metode termasuk kategori
kurang dengan persentase 49%, sumber belajar alat termasuk kategori cukup baik dengan persentase 74%, sumber belajar
lingkungan termasuk kategori cukup baik dengan persentase 69%. Dari keseluruhan sumber belajar yang paling dominan
digunakan yaitu sumber belajar manusia dan metode. Upaya pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran di
SDIT Hamas Stabat termasuk kategori cukup baik dengan persentase 71%.
Kata kunci : pemanfaatan, sumber belajar, pembelajaran
PENDAHULUAN
Pendidikan bersifat dinamis yaitu akan terus berkembang mengikuti perubahan zaman. Dalam hal ini, perubahan
dalam arti perbaikan pendidikan perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan
yang mampu mendukung pembangunan di masa depan adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta
didik, sehingga mereka mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan kehidupan yang akan dihadapinya di masa
mendatang. Hal ini sejalan dengan pendapat Trianto (2011:5) yang mengatakan bahwa pendidikan hendaknya melihat jauh
kedepan dan memikirkan apa yang akan dihadapai peserta didik di masa yang akan datang. Untuk itu pendidikan tidak
hanya mempesiapkan siswa untuk profesinya saja tetapi juga untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu komponen dalam sistem pendidikan nasional untuk mencapai tujuan pendidikan nasional adalah
kurikulum. Kurikulum yang dijalankan di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013. Dengan mengimplementasikan kurikulum
2013 diharapkan akan lahir generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dengan kreativitas,
anak-anak bangsa mampu berinovasi secara produktif untuk menjawab tantangan masa depan. Meskipun demikian,
keberhasilan Kurikulum 2013 yang diharapkan sebagai realisasi dari tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan oleh
beberapa faktor. Mulyasa (2014:39) menyebutkan bahwa kunci sukses implementasi kurikulum 2013 antara lain berkaitan
dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar,
lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara lain belum dimanfaatkannya sumber
belajar secara maksimal, baik oleh guru maupun peserta didik. Hal tersebut lebih dipersulit oleh kondisi dimana guru
mendominasi kegiatan pembelajaran. hal ini sejalan dengan pendapat Hasan (2004) yang mengatakan bahwa salah satu
masalah dalam pendidikan adalah kurangnya pemakaian sumber belajar untuk mendukung suatu kegiatan belajar
mengajar. Sementara itu Kasrina (2012) berpendapat bahwa dalam melaksanakan kegitan belajar mengajar guru
sewajarnya memanfaatkan sumber belajar, karena pemanfaatan sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam
konteks belajar mengajar tersebut.
Sumber belajar juga dapat diperoleh dari sekitar kita, disamping itu lingkungan juga dapat digunakan dalam kegitan
belajar mengajar. Namun, fakta dilapangan yang sering kita temukan adalah sumber belajar yang hanya berasal dari buku
dan guru itu sendiri. Hal ini disebabkan dalam proses pembelajaran guru belum banyak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk aktif turut serta mencari sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan sehingga meningkatkan aktivitas
belajar dan dapat memperkaya wawasan siswa (Lamasai, 2014). Ini menjadi penting sebab menurut Sanjaya (2011:175)
penggunaan salah satu sumber tertentu saja, akan membuat pengetahuan siswa terbatas dari satu sumber yang ditetapkan
itu.
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
106
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya berinteraksi dengan tenaga pengajar sebagai salah satu
sumber, tetapi mencakup interaksi dengan semua sumber belajar yang memungkinkan dipergunakan untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Sedangkan pengetahuan dan keterampilan tentang strategi, menganalisis, memilih, dan memanfaatkan
sumber belajar oleh tenaga pengajar pada umumnya belum memadai. Maka dengan demikian perlu dijelaskan tentang
bagaimana cara tenaga pengajar memanfaatkan sumber belajar yang ada dalam upaya memperluas wawasan ilmu
pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Timbulnya berbagai tuntutan membawa perubahan paradigma dalam belajar mengajar menjadi pembelajaran yang
efektif dan inovatif. Strategi dan pendekatan pembelajaran tidak lagi bertumpu pada guru tetapi berorientasi pada siswa
sebagai subyek (student centered). Guru bukan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Tanpa guru, pembelajaran tetap
dapat dilaksanakan karena adanya sumber belajar yang lain. sehubungan hal tersebut di atas para pendidik atau guru di
sekolah diharapkan untuk dapat menggunakan sumber belajar secara tepat.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan/bukan pesan sehingga tujuan belajar
dapat tercapai (Purwanto: 2003). Sementara itu Siregar (2010:127) mengatakan bahwa sumber belajar merupakan segala
sesuatu yang digunakan untuk memfasilitai belajar. Sedangkan menurut Mulyasa (2002:48) sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan agar tujuan belajar
dapat tercapai.
Adapun macam-macam sumber belajar menurut Siregar (2010:128) adalah sebagai berikut: (1) Pesan (message)
merupakan informasi yang disampaikan dalam bentuk ide, makna, dan fakta, (2) Manusia (people) merupakan orang-orang
yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah dan penyalur pesan, (3) bahan media software (materials) merupakan
perangkat lunak yang biasanya berisi pesan, (4) peralatan hardware (device) merupakan perangkat keras yang digunakan
untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam bahan, (5) teknik (technique) merupakan prosedur atau langkah-langkah
tertentu dalam menggunakan bahan, peralatan, lingkungan, dan orang untuk menyampaikan pesan, (5) latar (setting)
merupakan lingkungan dimana pesan itu diterima oleh pembelajar.
Sumber belajar diharapkan dapat memberikan informasi dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran. Apabila
dicapai kualitas pengajaran yang baik maka akan dicapai pula hasil belajar yang baik. Dengan adanya pengadaan dan
penggunaan sumber belajar di sekolah diharapkan dapat memberikan informasi dalam rangka meningkatkan kualitas
pengajaran. Apabila dicapai kualitas pengajaran yang baik maka akan dicapai pula hasil belajar yang baik. Dalam penelitian
ini pengertian sumber belajar adalah segala sesuatu yang sengaja dirancang maupun yang tersedia dilingkungan meliputi:
pesan, manusia, bahan, alat, metode dan lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dalam membantu proses
belajar.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk
memaparkan dan menggambarkan fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau kerangga berpikir tertentu (Mahmud,
2011:100). Terkait dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan pemanfaatan sumber belajar
dalam proses pembelajaran di SDIT Hamas Stabat.
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru-guru wali kelas dan mata pelajaran di SDIT Hamas Stabat yang
berjumlah 13 orang guru diantaranya 9 orang wali kelas dan 4 orang guru mata pelajaran. Lokasi penelitian beralamat di
jalan Sei Batang Serangan No. 4 Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket dan wawancara. Angket digunakan untuk memperoleh data
mengenai pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran yang terdiri dari 18 butir pernyataan. Wawancara digunakan
untuk memperkuat temuan di lapangan.
Dalam penelitian ini sumber belajar yang dimaksud yaitu (1) pesan, (2) manusia, (3) bahan, (4) metode (5) alat, dan (6)
lingkungan. Dan untuk upaya pemanfaatan sumber belajar oleh guru dilihat dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
PEMBAHASAN
Sumber belajar sebagai salah satu komponen sistem pengajaran, saling berhubungan dan saling ketergantungan
dengan komponen-komponen pembelajaran lainnya, bahkan tidak bisa berjalan secara terpisah/sendiri tanpa komponen
lainnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa beragam jenis sumber belajar telah dimanfaatkan di SDIT Hamas Stabat hanya
saja presentase yang berbeda-beda. Pemanfaatan pesan sebagai sumber belajar di SDIT Hamas termasuk dalam kategori
cukup baik dengan persentase 70%. Hal ini berarti guru cukup baik dalam menggunakan informasi sebagai sumber belajar.
Dari hasil wawancara didapatkan hasil bahwa guru cukup sering memberikan berbagai informasi dan mengaitkannya
dengan materi pembelajaran.
Pemanfaatan manusia sebagai sumber belajar di SDIT Hamas termasuk dalam kategori cukup baik dengan
persentase 74%. Hal ini berarti bahwa siswa telah memanfaatkan keberadaan guru dengan cukup baik. Dari hasil
wawancara didapatkan hasil bahwa guru dalam menjelasakan materi terkadang memberikan catatan kepada siswa agar
dapat dijadikan bahan tambahan dalam belajar. Selain itu guru juga memberi kesempatan pada siswanya untuk saling
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
107
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
membantu dan berdiskusi dalam memahami pelajaran. Namun dalam hal ini siswa diharapkan dapat memberikan perhatian
lebih terhadap penjelasan guru dalam menyampaikan materi. Selain itu siswa juga dapat meminta bantuan teman maupun
orang tua dalam menyelesaikan setiap kesulitan dalam belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Pemanfaatan bahan sebagai sumber belajar di SDIT Hamas termasuk dalam kategori cukup baik dengan
persentase 66%. Informasi dari media seperti surat kabar, internet, rencana pembelajaran, buku pelajaran dan LKS. Bahan
pengajaran merupakan media yang sangat penting untuk menunjang terjadinya keaktifan siswa dalam belajar. Siswa tidak
mungkin menemukan sendiri suatu kesimpulan, tanpa membaca materi yang ditugaskan. Oleh karena itu bahan belajar
harus dipilih sesuai dengan tujuan belajar. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih
memberikan kemudahan baik bagi guru maupun siswa untuk memperoleh bahan belajar yang banyak dan bervariasi.
Termasuk dalam sumber ini selain buku pelajaran, rencana pembelajaran, media seperti surat kabar, internet banyak
membuat fakta dan permasalahan yang berkembang dalam masyarakat yang mungkin tidak diperoleh dari guru. Semakin
banyak informasi yang diperoleh maka akan semakin baik hasil belajar yang dicapai. Dari hasil wawancara guru lebih
banyak menggunakan bahan buku pelajaran dan LKS untuk mendukung sumber belajar siswa. Guru kurang memanfaatkan
bahan pengajaran lainnya seperti koran, majalah maupun internet. Padahal kurikulum saat ini menuntut siswa untuk dapat
berkreasi dengan pengetahuan yang dimiliki. Guru seharusnya dapat memanfaatkan bahan lainnya seperti koran dan
majalah untuk mencari berita mengenai permasalahan yang sesuai dengan materi misalnya mengenai lingkungan. Selain
itu guru juga perlu menjadikan informasi dari internet sebagai sumber belajar yang mendukung.
Pemanfaatan alat dan perlengkapan belajar sebagai sumber belajar di SDIT Hamas termasuk dalam kategori
kurang baik dengan persentase 49%. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya siswa dalam memanfaatkan alat dan
perlengkapan belajar yang tersedia sebagai sumber belajar. Alat peraga berfungsi memperjelas hal-hal yang telah
diterangkan, karena dengan alat-alat pelajaran siswa mempunyai pengalaman lebih banyak daripada sekedar
menerangkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru didapatkan hasil bahwa di SDIT Hamas sangat minim peralatan
yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Di sekolah ini khususnya di unit SD tidak ada infokus dan
jika ingin memakainya harus meminjam pada unit lain seperti SMP atau SMA di yayasan yang sama. Hal tersebut sangat
menyulitkan bagi guru jika harus meminjam terlebih dahulu pada unit lain, sehingga guru lebih memilih tidak menggunakan
infokus untuk mendukung proses pembelajaran. Selain itu di sekolah ini tidak memiliki peralatan belajar yang mendukung
khususnya pada pembelajaran IPA. Sehingga guru-guru hanya mengembangkan peralatan sederhana yang dibuat sendiri.
Pemanfaatan metode sebagai sumber belajar di SDIT Hamas termasuk dalam kategori cukup baik dengan
persentase 74%. Hal ini menunjukkan bahwa guru cukup baik dalam memanfaatkan metode belajar dalam proses
pembelajaran. Untuk mendukung pembelajaran yang inovatif maka perlu penggunaan metode yang tepat. Dari hasil
wawancara didapatkan hasil bahwa guru cukup sering melaksanakan proses pembelajaran menggunakan berbagai macam
metode seperti diskusi kelompok, bermain peran, dan sebagainya.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar di SDIT Hamas termasuk dalam kategoti cukup baik dengan
persentase 69%. Hal ini berarti bahwa pemanfaatan lingkungan cukup baik dilakukan namun masih belum maksimal. Masih
banyak kendala yang dihadapi oleh guru untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Berdasarkan hasil
wawancara didapatkan hasil bahwa lingkungan kelas yang terbatas dan ruang yang sempit sehingga sulit
memanfaatkannya untuk melakukan berbagai kegiatan kreatif untuk mendukung pelaksanaan proses belajar. Selain itu
perpustakaan di sekolah ini lokasinya jauh dari gedung unit SD dan berada di lantai dua unit SMP sehingga menyulitkan jika
ingin membawa siswa kesana. Tidak hanya itu, di sekolah ini juga tidak memiliki laboratorium baik itu IPA maupun
komputer. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan hanya halaman sekolah dan lapangan bola yang letaknya di belakang
sekolah. Dengan segala kekurangan tersebut, namun sekolah ini masih memiliki program tahunan yang sangat baik untuk
mendukung sumber belajar dari lingkungan yaitu mengunjungi museum dan kebun binatang.
Segala sumber belajar hendaknya digunakan dalam usaha belajar siswa agar memperolah ilmu pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang diharapkan. Sumber-sumber belajar yang dimanfaatkan tentu harus relevan dengan materi bidang
studi yang diajarkan. Segala sesuatu dapat dijadikan sebagai sumber belajar, bergantung pada kapan dan bagaimana ia
digunakan oleh siswa dengan pengarahan guru. Namun pada kenyataanya pemanfaatan sumber belajar belum digunakan
secara maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis penggunaan sumber belajar yang
hanya sebatas kategori cukup saja hampir di semua indikator bahkan ada yang termasuk kategori kurang. Selain itu dari
hasil analisis upaya pemanfaatan sumber belajar oleh guru didapatkan hasil bahwa sebagian besar guru masuk dalam
kategori cukup baik. Namun, hasil ini masih belum mampu memenuhi harapan terpenuhinya pemanfaatan sumber belajar
yang baik dalam proses pembelajaran. Karena untuk memenuhi dan mendukung pembelajaran inovatif dan kreatif
dibutuhkan sumber belajar yang mampu mengakomodasi seluruh kebutuhan belajar siswa.
SIMPULAN
Dapat ditarik kesimpulan bahwa : a) pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran di SDIT Hamas
Stabat yang berupa pesan termasuk kategori cukup baik dengan persentase 70%, sumber belajar manusia termasuk
kategori cukup baik dengan persentase 74%, sumber belajar bahan termasuk kategori cukup baik dengan persentase 66%,
sumber belajar metode termasuk kategori kurang dengan persentase 49%, sumber belajar alat termasuk kategori cukup
baik dengan persentase 74%, sumber belajar lingkungan termasuk kategori cukup baik dengan persentase 69%. Dari
keseluruhan sumber belajar yang paling dominan digunakan yaitu sumber belajar manusia dan metode; dan b) upaya
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
108
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran di SDIT Hamas Stabat termasuk kategori cukup baik dengan
persentase 71%.
REFERENSI
Hasan, Santriani. 2004. Pengembangan Model Pembelajaran Geografi Melalui Penggunaan Lingkunga sebagai Sumber
Belajar (Ls2b). Jurnal Fisika Edukasi Indonesia, 1(1):125-132
Kasrina, Sri Irawati & Wahyu E Jayanti. 2012. Ragam Jenis Mikroalga di Air Rawa Kelurahan Bentiring Permai Kota
Bengkulu sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA. Jurnal Exacta, 10(1):36-44
Lamasai, Muzria M. dkk .2014. Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar sebagai Sumber Belajar dalam Meningktakan Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 5(3):132-144
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya
_________. 2014.Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto, N. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta Kencana
Siregar, Eveline. 2010. Teori Belajr dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
Trianto. 2011. Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
109
Download