Bab 10 ETIKA DAN SERIKAT PEKERJA MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DR. SENTOT IMAM WAHJONO Tujuan Pembelajaran • • • • Mendefinisikan Etika Bisnis Menjelaskan Hak-hak karyawan Menjabarkan Disiplin Mendiskusikan Serikat Pekerja ETIKA BISNIS • Begitu pentingnya masalah etika dalam MSDM, beberapa buku teks membingkai setiap bab dalam bukunya dengan etika. • Noe et al (2011) memasukkan masalah etika pada keseluruhan bab nya mulai dari bab 1 Pendahuluan sampai bab 15 MSDM Global dengan sub bab “thinking etically”. • Namun Mondy dan Mondy (2014) membahas soal etika ini dalam bab tersendiri dan secara khusus dalam bab 2. ETIKA BISNIS • • • • • • Etika pada dasarnya adalah mengenai benar dan salah atas pelaksanaan hak dan kewajiban manusia terhadap sesama manusia yang lain. Sehingga bila seorang manusia bertindak dan berdampak pada manusia yang lain, maka saat itulah muncul masalah etika (Noe et al, 2011: 15). Sedang Mondy dan Mondy (2014: 50) menyatakan bahwa etika adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, atau tugas dan kewajiban. Permasalahan etika akan sering muncul dalam perusahaan atau organisasi bisnis yang meletakkan laba sebagai tujuan jangka pendeknya, yang secara potensial akan berbenturan dengan etika. Tetapi mengingat perusahaan juga menginginkan tercapainya tujuan jangka panjang, maka pemenuhan etika juga sangat penting. Oleh karena itu di kebanyakan dari 500 perusahaan besar di AS mempunyai kode etik yang meliputi perilaku standar tertulis, pendidikan perilaku internal, dan perjanjian formal tentang perilaku dalam perusahaan (Scot, 2012). Etika Bisnis Islami • Sumber etika adalah kepercayaan dan keyakinan seseorang, bila seseorang itu beragama maka orang tersebut akan menggunakan aturan agamanya untuk dibuat pedoman etika dalam menentukan suatu hal benar atau salah, patut atau tidak. • Dalam ajaran Islam terdapat 6 etika dasar yang berhubungan dengan bisnis (Ahmad, 2001). • Ke-enam etika bisnis tersebut adalah: 1. Kerja, 2. Jujur, 3. Kebebasan dalam usaha ekonomi, 4. Keadilan dan perlindungan, 5. Murah hati, 6. Berdagang bukan riba. Etika Bisnis Islami • Kerja sebagai etika bisnis nomor satu, karena dalam posisi hidup di dunia manusia harus bekerja. • Dalam arti tidak boleh meminta-minta, tetapi harus mengerahkan segenap daya upaya baik itu secara fisik dan tenaga sehingga berkeringat, maupun secara ide dan pikiran sehingga menimbulkan tekanan-tekanan mental-spiritual. • Tidak boleh meminta-minta, ini menjadi penting apalagi akhir-akhir ini banyak kreasi manusia yang bertentangan dengan etika ini. • Bahkan menganggap meminta-minta itu bukan sesuatu yang memalukan, karena menurut mereka itulah pekerjaannya. Etika Bisnis Islami • Sementara itu kejujuran harus berjalan mendampingi norma kerja. • Artinya setiap pekerjaan harus dijiwai dengan ruh berupa kejujuran, dalam arti mengatakan yang sebenarnya (tell the truth), tidak mengada-ada, tidak menambahi dan/atau mengurangi. • Kejujuran dalam bisnis menjadi penting artinya karena nilai kerja akan menjadi nihil manakala diikuti dengan ketidak jujuran. • Seseorang menjadi tidak bernilai manakala orang tersebut bertindak curang, tidak memberikan hak seseorang sesuai takarannya, mengurangi manakala menjual dan meminta tambah manakala membeli. • Termasuk didalamnya adalah larangan untuk menambah dan mengurangi omongan dan berita yang dalam zaman modern ini berita telah menjadi suatu komoditi yang mempunyai nilai ekonomi. • Berita harus jujur tidak boleh ditambah dan/atau dikurangi. Etika Bisnis Islami • Sementara itu, memungut riba dilarang sedangkan berdagang itu halal. • Hidup di dunia ini senantiasa tersaji pilihan-pilihan dalam dua kutub yang berbeda. • Manakala terdapat suatu larangan pasti di sisi kutub yang lain terdapat suatu anjuran. • Dalam berekonomi, memungut riba itu dilarang karena akan mematikan keadilan berusaha setiap manusia. • Hal ini karena etika pertama adalah bekerja. Dalam bekerja terkandung maksud bahwa tanpa bekerja seseorang manusia tidak berhak menikmati penghasilan dan pendapatan. Etika Bisnis Islami • Sementara itu, Qardhawi(2001) berpendapat bahwa etika dalam berbisnis dan berniaga dalam Islam adalah sangat penting untuk menghindari perselisihan yang tidak perlu. • Dikemukakan bahwa terdapat empat kegiatan pokok manusia saat melakukan kegiatan ekonomi yaitu: 1. Produksi, 2. Konsumsi, 3. Keuangan dan 4. Distribusi. • Masing-masing kegiatan ekonomi tersebut harus dipandu oleh suatu tata nilai yang ditaati bersama sehingga secara bersama dapat menimbulkan perasaan tenang dan tenteram. Etika Bisnis Islami • Seseorang pada suatu saat adalah konsumen yang menikmati produk atau sesuatu yang dihasilkan orang atau pihak lain, namun suatu saat yang lain adalah produsen yang memproduksi atau menghasilkan produk atau jasa yang bisa dinikmati oleh orang lain. • Atas kemampuannya berproduksi, seseorang bisa menjualnya dan menghasilkan pendapatan. • Dan atas terpenuhinya konsumsi barang dan jasa, seseorang harus mengeluaran sejumlah uang untuk membelinya. • Dalam berproduksi seseorang manusia diatur untuk bekerja sebagai sendi utama dalam berproduksi, kemudian seseorang juga diarahkan untuk beproduksi dalam lingkaran halal, memberikan perlindungan terhadap kekayaan alam, mewujudkan swadaya, dan merealisasikan swasembada. Etika Bisnis Islami Etika Bisnis Islami • Dalam aktivitas jual-beli barang dan jasa yang dilakukan oleh manusia di dunia inilah, Qardhawi melihat adanya aspek keuangan dan distribusi yang selalu menyertai. • Termasuk dalam aspek keuangan adalah pengakuan hak pribadi, pengakuan warisan. • Manusia membutuhkan petunjuk (al Qur’an), membutuhkan keseimbangan (neraca), manusia juga memerlukan perimbangan antara kerja dan rizki, dan sebagai majikan manusia dituntut untuk memenuhi hak-hak pekerja. • Pengolahan barang alam menjadi sesuatu barang yang mempunyai nilai tambah, seringkali melibatkan orang lain untuk turut serta bekerja. • Oleh karenanya orang yang turut bekerja itu berhak atas imbalan. • Hak pekerja tersebut harus dipenuhi, bahkan terdapat larangan untuk menunda hak pekerja sampai kering keringat. Etika Bisnis Islami • Dalam hal distribusi untuk mengedarkan barang sampai barang tersebut menjadi lebih mudah untuk dikonsumsi dan mempunyai manfaat lebih, maka manusia dilarang untuk mengedarkan barang-barang haram, barang-barang yang dilarang oleh agama, karena dengan mengkonsumsi barang haram seorang manusia berarti melakukan perlawanan terhadap Tuhan, dan ini adalah perbuatan tidak terpuji. • Karena manusia diciptakan Tuhan hanyalah untuk beribadah kepadaNya. • Berkata benar, jujur dan memenuhi janji (amanah) adalah etika berikutnya setelah larangan mengedarkan barang haram. • Manfaat distribusi akan lenyap manakala seseorang berkata tidak benar, tidak jujur dan cidera janji. Etika Bisnis Islami • Distribusi pada hakikatnya adalah mendekatkan atau menyajikan barang produksi kepada konsumen untuk dapat dikonsumsi sesuai dengan jumlah, kualitas, dan waktu. • Sesuatu barang akan bernilai tinggi manakala dapat memenuhi kebutuhan dan/atau keinginan sesuai dengan jumlah, kualitas dan waktu yang dibutuhkannya. • Manakala hal itu tidak terpenuhi karena distributornya berkata tidak benar, tidak jujur dan tidak memenuhi janji, maka nilai barang akan menurun. • Atau bahkan meningkat, manakala pasar dalam keadaan abnormal. • Kondisi inilah yang dijaga oleh etika. Membudayakan Etika • • • 1. 2. 3. 4. 5. 6. Beberapa perusahaan besar di dunia khususnya yang mendapatkan banyak kepercayaan dari publik, misalnya perbankan, asuransi dan firma profesi seperti kantor akuntan, kantor pengacara telah menyusun kode etik yang secara terus menerus dipraktekkan dalam kehidupan kerja sehari hari sehingga menjadi budaya perusahaan. Etika itu dibudayakan (Bannon, 2010). Lembaga keuangan ternama di dunia yang berkantor di Wall Street, New York, AS menetapkan beberapa komponen utama etika, diantaranya: Transparansi dan akuntabilitas, Tata-kelola korporat, Perlindungan konsumen dengan penyediaan informasi yang benar, Sistem peringatan dini akan kegagalan bisnis yang mempengaruhi ekonomi, Perlindungan penanam modal, Menghindari benturan kepentingan dan manipulasi. Membudayakan Etika • • • Membudayakan etika menjadi sangat penting pada saat terjadi perpindahan puncak kepemimpinan, hal ini dimaksudkan agar pemimpin baru tidak serta merta merubah etika yang telah dibangun dan dibudayakan oleh pemimpin terdahulu. Oleh karenanya perusahaan dengan budaya etika yang lemah akan mengalami kasus penyalahgunaan etika 10 kali lebih banyak dibanding dengan perusahaan dengan budaya etika yang kuat (Meinert, 2010). Dalam perusahaan dengan budaya etika yang kuat, karyawan lebih mudah menyatakan pendapat tanpa merasa takut akan mendapatkan tindakan administratif yang tidak menyenangkan. Kode etik • Dengan meningkatkan budaya etika yang kuat, banyak perusahaan menyusun kode etik secara tertulis. • Kode etik merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. • Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum. • Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Contoh Kode etik Unilever Contoh Kode etik Unilever HAK-HAK KARYAWAN • 1. 2. 3. 4. Di Indonesia hak-hak warga negara dalam hubungannya dengan pekerjaan sangat diperhatikan dan dilindungi oleh konstitusi, setidaknya terdapat 2 hak dasar yang diamanatkan dalam UUD 1945 dan tambahan 5 hak dasar lagi yang diamanatkan dalam UUD 1945 amandemen, yaitu: Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2), Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan (pasal 28), Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya (pasal 28A amandemen), Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya (pasal 28C amandemen), HAK-HAK KARYAWAN 5. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak hubungan kerja (pasal 28D amandemen), 6. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarakan pendapat (pasal 28E amandemen), 7. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat (pasal 28H amandemen). HAK-HAK KARYAWAN Aturan pokok dalam UUD itu kemudian dijabarkan dalam aturan pelaksanaan yang lebih rinci seperti dalam: 1. UU nomor 18 tahun 1956 tentang ratifikasi konvensi ILO nomor 98 tentang hak berorganisasi dan berunding, 2. UU nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja atau Serikat Buruh (43 pasal), 3. UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (151 pasal), 4. Keppres nomor 83 tahun 1998 tentang ratifikiasi konvensi ILO nomor 87 tentang kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi. HAK-HAK KARYAWAN Meringkas dari UUD dan UU serta Keppres di atas, dapatlah disimpulkan bahwa terdapat 8 hak dasar pekerja atau yang berhubungan dengan warga negara atau orang dalam hal pekerjaan, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Hak dalam memperoleh pekerjaan yang layak, Hak atas jaminan sosial dan hak mendapatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), Hak atas mendapatkan upah / gaji yang layak yang berpatutan, Hak atas jam kerja, istirahat, cuti dan libur, Hak untuk membuat perjanjian kerja, Hak untuk mogok, Hak khusus untuk pekerja perempuan, Hak dilindungi dari Pemutusan Hubungan Kerja atau Pemecatan. HAK-HAK KARYAWAN DISIPLIN • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2014), disiplin berarti tata tertib, ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib), mengusahakan supaya menaati (mematuhi) tata tertib. • Disiplin merupakan perasaan patuh dan taat terhadap nilai yang dipercaya termasuk melakukan tugas tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. • Pendisiplinan adalah usaha untuk menanamkan nilai agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. • Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun piranti hukuman dimana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain. • Jadi disiplin bertujuan untuk mempertahankan kinerja unggul (Mondy dan Mondy, 2014: 358). DISIPLIN • • • • • • • Disiplin pada hakikatnya bisa dibentuk, bisa dilatihkan. Mendisiplinkan diri dengan melatih diri mungkin saja harus melalui beberapa hal yang tidak menyenangkan atau bertentangan dengan kesenangan hidup seseorang suatu waktu, namun sangat berguna untuk jangka panjang. Sebagai contoh, seseorang mungkin saja tidak melakukan sesuatu yang menurutnya memuaskan dan menyenangkan dengan membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang ia inginkan dan menyumbangkan uang tersebut kepada organisasi amal dengan pikiran bahwa hal tersebut lebih penting dan berdimensi jangka panjang sebagai tabungan akhirat. Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin “disibel” yang berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Disiplin memerlukan integritas emosi dalam mewujudakan keadaan. Disiplin diri dapat bermula pada suatu hal yang kecil, contoh: bagi pelajar yang mampu membagi waktu belajar, membagi waktu beribadah sehingga menimbulkan suatu keselarasan kegiatan pada waktu yang sama. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi disiplin dalam suatu perusahaan, diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Besaran kompensasi Keteladanan pimpinan dalam perusahaan Aturan yang ditegakkan Ketegasan pimpinan dalam mengambil tindakan Adanya pengawasan yang efektif Perhatian yang tulus kepada pada karyawan Membudayakan disiplin. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Oleh karenanya perusahaan patut untuk memperhatikan beberapa hal yang dapat menunjang keberhasilan pendisiplinan karyawan yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ancaman, ada kalanya perlu adanya ancaman dengan tujuan memberi peringatan yang mendidik. Kesejahteraan, perlu juga melihat tingkat kesejahteraan karyawan sehingga dapat hidup secara layak, Ketegasan, Partisipasi, Mencapai Tujuan perusahaan dan Sesuai dengan Kemampuan karyawan, Keteladanan Pimpinan. Bentuk-bentuk Pelanggaran Disiplin Menciptakan proses pendisiplinan formal adalah tanggung jawab utama MSDM. Untuk menegakkan disiplin, bagian SDM harus berkonsultasi dengan penyelia dan manajer dari karyawan yang melanggar disiplin. Beberapa tindakan yang melanggar disiplin antara lain: a) Keterlambatan, b) Ketidakhadiran, c) Bekerja dengan sembrono, d) Tidak memenuhi target kualitas dan jumlah, e) Pelecehan seksual, f) Bekerja dalam keadaan mabuk dan dalam kuasa minuman keras dan narkoba, g) Mencuri barang perusahaan, h) Menjalankan bisnis pribadi saat jam kantor. Cara Menegakkan Disiplin Kerja • Salah satu tugas yang paling sulit bagi seorang atasan adalah bagaimana menegakkan disiplin kerja secara tepat. • Jika karyawan melanggar aturan tata tertib, seperti terlalu sering terlambat atau membolos kerja, berkelahi, tidak jujur atau bertingkah laku lain yang dapat merusak kelancaran kerja suatu bagian, atasan harus turun tangan. • Kesalahan semacam itu harus dihukum dan atasan harus mengusahakan agar tingkah laku seperti itu tidak terulang. • Mondy dan Mondy (2014: 362-363) merujuk “Aturan Kompor Panas” sebagai cara efektif dalam menangani pelanggaran disiplin karyawan, yaitu sebagai berikut: 1. Ditegakkan Seketika, 2. Didahului Peringatan Dini, 3. Hukuman yang Konsisten, 4. Impersonal. Cara Menegakkan Disiplin Kerja Noe et al (2011: 298-301) menyebut 3 macam disiplin dalam manajemen dan bagaimana cara menegakkannya yaitu: 1. Displin Preventif yaitu: kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah. 2. Disiplin Korektif yaitu: kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaranpelanggaran lebih lanjut. Sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. Tujuan pendisiplinan ialah untuk memperbaiki sikap pelanggar, menghalangi para karyawan yang lain melakukan pelanggaran serupa, dan menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif. 3. Disiplin Progresif, proses pendisiplinan formal berupa pemberian hukumanhukuman yang lebih serius terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuannya agar karyawan segera memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan serupa sebelum mendapat hukuman yang lebih tegas dan berat. Cara Menegakkan Disiplin Kerja • Bila sampai dengan SP III karyawan tersebut masih tidak menunjukkan upaya perbaikan dan tanda tanda penyesalan, maka bagian SDM bisa mengusulkan kepada manajemen untuk memberlakukan penangguhan status karyawan yang bersangkutan. • Hal ini berarti melanjutkan tindakan pendisiplinan berikutnya sebelum pemberhentian atau pemecatan, yaitu tindakan skorsing yang berupa pemangkasan hak hak sebagai karyawan yang bisa meliputi pengurangan gaji, tunjangan, insentif, bonus, dan pembayaran lainnya. SERIKAT PEKERJA Serikat pekerja (labor union) adalah organisasi yang dibentuk untuk mewakili pekerja dihadapan majikan atau perusahaan. Sedang hubungan pekerja (labor relation) adalah bidang yang menekankan ketrampilan yang dapat digunakan manajer dan pemimpin serikat pekerja untuk meminimalkan biaya konflik yang mahal (seperti pemogokan) dan mencari solusi menang-menang (Noe, 2011: 421). Hubungan pekerja mempunyai 3 tingkat yaitu: 1. Strategi hubungan pekerja, ini termasuk pilihan membentuk atau tidak, mengembangkan atau tidak, bekerjasama atau tidak. Pilihan itu berdampak pada opini masyarakat tentang kebebasan berserikat dalam perusahaan dan juga kemudahan dalam mengorganisasi karyawan untuk mencapai tujuan umum dan khusus perusahaan. 2. Kontrak negosiasi, hal ini mencakup penggajian dan remunerasi, keamanan kerja, peraturan kerja, keselamatan kerja, dan lain lain. Kontrak ini akan menentukan seberapa menarik perusahaan di mata para pencari kerja. 3. Kontrak administrasi, ini termasuk ketentuan yang mengatur keseharian kerja, jam kerja, disiplin, hal-hal yang boleh dan tidak, kepatutan, kesopanan, sampai pada hal hal menyebabkan sanksi administratif. SERIKAT PEKERJA • • • • • • Keberadaa serikat pekerja ada yang bersifat lokal, sektoral, nasional, bahkan internasional. Di AS kebanyakan serikat pekerja berafiliasi kepada American Federation of Labor and Congress of Industrial Organization (AFL-CIO). Sebanyak 55 serikat pekerja nasional dan internasional yang berada di AS berafiliasi kepada AFL-CIO. Tugas utama AFL-CIO adalah mewakili pekerja dalam kebijakan publik seperti peraturan perundangan tentang ketenagakerjaan, kebijakan ekonomi ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja. Organisasi ini juga menyediakan data dan analsis seputar ketenagakerjaan. Pada 2005 AFL-CIO pecah menjadi 2. Pecahannya menamakan diri Change to Win yang terdiri dari 7 serikat pekerja yang membawahi 5-6 juta pekerja (Groosman, RJ., 2008). Serikat Pekerja di Indonesia Keberadaan serikat pekerja di Indonesia berlangsung dinamis. Setelah Presiden BJ Habibie meratifikasi konvensi ILO no. 87 mengenai kebebasan berserikat maka era serikat buruh tunggal yang dikontrol negara diakhiri pada tahun 2000 dengan diundangkannya kebebasan berserikat melalui Undang-undang Serikat Pekerja/Serikat Buruh no. 21 tahun 2000 pada tanggal 4 Agustus 2000. Undang-undang ini mengatur pembentukan, keanggotaan, pemberitahuan dan pendaftaran, hak dan kewajiban, keuangan dan kekayaan, pembubaran dan hal-hal lain yang menyangkut serikat buruh. Sejak saat itu, diawali dengan pecahnya FSPSI menjadi FSPSI dan FSPSI Reformasi, mulai bermunculan serikat buruh/serikat pekerja (SB/SP) baru. Sejak tahun 2000, pertumbuhan SB/SP baru tersebut bagaikan jamur yang tumbuh di musim hujan. Serikat Pekerja di Indonesia • Ribuan serikat buruh di berbagai tingkat bermunculan dan mendaftarkan dirinya ke Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. • Data per Juni tahun 2007, tercatat ada: a) 3 konfederasi (KSPSI/Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, KSBSI/Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia, KSPI/Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia), b) 86 federasi, dan c) belasan ribu SB/SP tingkat pabrik. Serikat Pekerja di Indonesia • Dalam kaitannya dengan organisasi serikat pekerja internasional, sebagian serikat buruh di Indonesia berafiliasi dengan serikat buruh internasional. KSPI yang berafiliasi dengan ICFTU (International Confederation of Free Trade Unions) dan SBSI berafiliasi dengan World Congress of Labour. • Namun KSPSI, sebagai konfederasi terbesar, hingga kini tidak berafiliasi dengan serikat buruh internasional manapun meskipun telah mendeklarasikan diri sebagai serikat independen pascareformasi. • Kedua serikat pekerja internasional tersebut kini bersatu menggalang kekuatan dan mengubah namanya menjadi International Confederation of Trade Union. Serikat Pekerja di Indonesia Manfaat Serikat Pekerja • Manfaat serikat karyawan bagi majikan atau perusahaan menjadi bahan perdebatan. • Bagi majikan yang menilai serikat pekerja adalah negatif beranggapan bahwa keberadaan serikat pekerja dalam perusahaan adalah merepotkan dan mengganggu kelancaran organisasi perusahaan. • Tapi bagi majikan yang menilai positif maka keberadaan serikat pekerja dalam perusahaan akan digalakkan dan didorong untuk mendukung perkembangan perusahaan. • Terlepas dari keharusan undang-undang untuk menyelenggarakan kebebasan berserikat dan berpendapat dalam perusahaan, serikat pekerja memang bermanfaat bagi majikan dan perusahaan sepanjang bisa mengelolanya dengan baik dan benar. Manfaat Serikat Pekerja • Beberapa penelitian menemukan bukti bahwa keberadaan serikat pekerja berhasil meningkatkan produktivitas perusahaan karena beban dan aturan kerja telah diatur dalam kontrak kerja demikian pula tatacara aksi pekerja seperti pemogokan diatur bersama dalam kontrak kerja antara karyawan dan majikan (Mishel dan Voss, 1991). • Serikat pekerja dapat menurunkan perputaran karyawan karena serikat pekerja dapat memberi jalan keluar yang menguntungkan kedua belah pihak (Doucouliagos dan Laroche, 2008). • Meskipun demikian, produktivitas harus tetap dijaga dengan menjaga hubungan dengan serikat pekerja berjalan pada jalur yang benar yaitu senantiasa memperhatikan kebutuhan dasar dan kebutuhan terkini dari pekerja dan berusaha memenuhi dan memuaskannya. AKHIR DARI BAB 10 JAWAB PERTANYAAN: • Cobalah menjawab dari Pertanyaan yang tersedia untuk memperkuat ketercapaian Tujuan Pembelajaran PERTANYAAN UNTUK DISKUSI: • Cobalah diskusikan dengan kawan dan dosen atas pertanyaan yang mungkin multi tafsir atau multi jawab. • Bukalah perspektif seluas mungkin, karena tidak ada jawaban yang sempurna 100% benar. • Yang penting adalah argumentasi dari setiap jawaban. • Selamat berdiskusi.