Bab 10 ETIKA DAN SERIKAT PEKERJA

advertisement
Bab 10
ETIKA DAN SERIKAT
PEKERJA
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
DR. SENTOT IMAM WAHJONO
Tujuan Pembelajaran
•
•
•
•
Mendefinisikan Etika Bisnis
Menjelaskan Hak-hak karyawan
Menjabarkan Disiplin
Mendiskusikan Serikat Pekerja
ETIKA BISNIS
• Begitu pentingnya masalah etika dalam MSDM, beberapa buku teks
membingkai setiap bab dalam bukunya dengan etika.
• Noe et al (2011) memasukkan masalah etika pada keseluruhan bab nya
mulai dari bab 1 Pendahuluan sampai bab 15 MSDM Global dengan sub
bab “thinking etically”.
• Namun Mondy dan Mondy (2014) membahas soal etika ini dalam bab
tersendiri dan secara khusus dalam bab 2.
ETIKA BISNIS
•
•
•
•
•
•
Etika pada dasarnya adalah mengenai benar dan salah atas pelaksanaan hak dan
kewajiban manusia terhadap sesama manusia yang lain.
Sehingga bila seorang manusia bertindak dan berdampak pada manusia yang lain,
maka saat itulah muncul masalah etika (Noe et al, 2011: 15).
Sedang Mondy dan Mondy (2014: 50) menyatakan bahwa etika adalah disiplin
ilmu yang berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, atau tugas dan
kewajiban.
Permasalahan etika akan sering muncul dalam perusahaan atau organisasi bisnis
yang meletakkan laba sebagai tujuan jangka pendeknya, yang secara potensial
akan berbenturan dengan etika.
Tetapi mengingat perusahaan juga menginginkan tercapainya tujuan jangka
panjang, maka pemenuhan etika juga sangat penting.
Oleh karena itu di kebanyakan dari 500 perusahaan besar di AS mempunyai kode
etik yang meliputi perilaku standar tertulis, pendidikan perilaku internal, dan
perjanjian formal tentang perilaku dalam perusahaan (Scot, 2012).
Etika Bisnis Islami
• Sumber etika adalah kepercayaan dan keyakinan seseorang, bila
seseorang itu beragama maka orang tersebut akan menggunakan aturan
agamanya untuk dibuat pedoman etika dalam menentukan suatu hal
benar atau salah, patut atau tidak.
• Dalam ajaran Islam terdapat 6 etika dasar yang berhubungan dengan
bisnis (Ahmad, 2001).
• Ke-enam etika bisnis tersebut adalah:
1. Kerja,
2. Jujur,
3. Kebebasan dalam usaha ekonomi,
4. Keadilan dan perlindungan,
5. Murah hati,
6. Berdagang bukan riba.
Etika Bisnis Islami
• Kerja sebagai etika bisnis nomor satu, karena dalam posisi hidup di dunia
manusia harus bekerja.
• Dalam arti tidak boleh meminta-minta, tetapi harus mengerahkan
segenap daya upaya baik itu secara fisik dan tenaga sehingga berkeringat,
maupun secara ide dan pikiran sehingga menimbulkan tekanan-tekanan
mental-spiritual.
• Tidak boleh meminta-minta, ini menjadi penting apalagi akhir-akhir ini
banyak kreasi manusia yang bertentangan dengan etika ini.
• Bahkan menganggap meminta-minta itu bukan sesuatu yang memalukan,
karena menurut mereka itulah pekerjaannya.
Etika Bisnis Islami
• Sementara itu kejujuran harus berjalan mendampingi norma kerja.
• Artinya setiap pekerjaan harus dijiwai dengan ruh berupa kejujuran, dalam
arti mengatakan yang sebenarnya (tell the truth), tidak mengada-ada,
tidak menambahi dan/atau mengurangi.
• Kejujuran dalam bisnis menjadi penting artinya karena nilai kerja akan
menjadi nihil manakala diikuti dengan ketidak jujuran.
• Seseorang menjadi tidak bernilai manakala orang tersebut bertindak
curang, tidak memberikan hak seseorang sesuai takarannya, mengurangi
manakala menjual dan meminta tambah manakala membeli.
• Termasuk didalamnya adalah larangan untuk menambah dan mengurangi
omongan dan berita yang dalam zaman modern ini berita telah menjadi
suatu komoditi yang mempunyai nilai ekonomi.
• Berita harus jujur tidak boleh ditambah dan/atau dikurangi.
Etika Bisnis Islami
• Sementara itu, memungut riba dilarang sedangkan berdagang itu halal.
• Hidup di dunia ini senantiasa tersaji pilihan-pilihan dalam dua kutub yang
berbeda.
• Manakala terdapat suatu larangan pasti di sisi kutub yang lain terdapat
suatu anjuran.
• Dalam berekonomi, memungut riba itu dilarang karena akan mematikan
keadilan berusaha setiap manusia.
• Hal ini karena etika pertama adalah bekerja. Dalam bekerja terkandung
maksud bahwa tanpa bekerja seseorang manusia tidak berhak menikmati
penghasilan dan pendapatan.
Etika Bisnis Islami
• Sementara itu, Qardhawi(2001) berpendapat bahwa etika dalam berbisnis
dan berniaga dalam Islam adalah sangat penting untuk menghindari
perselisihan yang tidak perlu.
• Dikemukakan bahwa terdapat empat kegiatan pokok manusia saat
melakukan kegiatan ekonomi yaitu:
1. Produksi,
2. Konsumsi,
3. Keuangan dan
4. Distribusi.
•
Masing-masing kegiatan ekonomi tersebut harus dipandu oleh suatu tata
nilai yang ditaati bersama sehingga secara bersama dapat menimbulkan
perasaan tenang dan tenteram.
Etika Bisnis Islami
• Seseorang pada suatu saat adalah konsumen yang menikmati produk atau
sesuatu yang dihasilkan orang atau pihak lain, namun suatu saat yang lain
adalah produsen yang memproduksi atau menghasilkan produk atau jasa
yang bisa dinikmati oleh orang lain.
• Atas kemampuannya berproduksi, seseorang bisa menjualnya dan
menghasilkan pendapatan.
• Dan atas terpenuhinya konsumsi barang dan jasa, seseorang harus
mengeluaran sejumlah uang untuk membelinya.
• Dalam berproduksi seseorang manusia diatur untuk bekerja sebagai sendi
utama dalam berproduksi, kemudian seseorang juga diarahkan untuk
beproduksi dalam lingkaran halal, memberikan perlindungan terhadap
kekayaan alam, mewujudkan swadaya, dan merealisasikan swasembada.
Etika Bisnis Islami
Etika Bisnis Islami
• Dalam aktivitas jual-beli barang dan jasa yang dilakukan oleh manusia di
dunia inilah, Qardhawi melihat adanya aspek keuangan dan distribusi yang
selalu menyertai.
• Termasuk dalam aspek keuangan adalah pengakuan hak pribadi,
pengakuan warisan.
• Manusia membutuhkan petunjuk (al Qur’an), membutuhkan
keseimbangan (neraca), manusia juga memerlukan perimbangan antara
kerja dan rizki, dan sebagai majikan manusia dituntut untuk memenuhi
hak-hak pekerja.
• Pengolahan barang alam menjadi sesuatu barang yang mempunyai nilai
tambah, seringkali melibatkan orang lain untuk turut serta bekerja.
• Oleh karenanya orang yang turut bekerja itu berhak atas imbalan.
• Hak pekerja tersebut harus dipenuhi, bahkan terdapat larangan untuk
menunda hak pekerja sampai kering keringat.
Etika Bisnis Islami
• Dalam hal distribusi untuk mengedarkan barang sampai barang tersebut
menjadi lebih mudah untuk dikonsumsi dan mempunyai manfaat lebih,
maka manusia dilarang untuk mengedarkan barang-barang haram,
barang-barang yang dilarang oleh agama, karena dengan mengkonsumsi
barang haram seorang manusia berarti melakukan perlawanan terhadap
Tuhan, dan ini adalah perbuatan tidak terpuji.
• Karena manusia diciptakan Tuhan hanyalah untuk beribadah kepadaNya.
• Berkata benar, jujur dan memenuhi janji (amanah) adalah etika berikutnya
setelah larangan mengedarkan barang haram.
• Manfaat distribusi akan lenyap manakala seseorang berkata tidak benar,
tidak jujur dan cidera janji.
Etika Bisnis Islami
• Distribusi pada hakikatnya adalah mendekatkan atau menyajikan barang
produksi kepada konsumen untuk dapat dikonsumsi sesuai dengan
jumlah, kualitas, dan waktu.
• Sesuatu barang akan bernilai tinggi manakala dapat memenuhi kebutuhan
dan/atau keinginan sesuai dengan jumlah, kualitas dan waktu yang
dibutuhkannya.
• Manakala hal itu tidak terpenuhi karena distributornya berkata tidak
benar, tidak jujur dan tidak memenuhi janji, maka nilai barang akan
menurun.
• Atau bahkan meningkat, manakala pasar dalam keadaan abnormal.
• Kondisi inilah yang dijaga oleh etika.
Membudayakan Etika
•
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Beberapa perusahaan besar di dunia khususnya yang mendapatkan banyak
kepercayaan dari publik, misalnya perbankan, asuransi dan firma profesi seperti
kantor akuntan, kantor pengacara telah menyusun kode etik yang secara terus
menerus dipraktekkan dalam kehidupan kerja sehari hari sehingga menjadi budaya
perusahaan.
Etika itu dibudayakan (Bannon, 2010).
Lembaga keuangan ternama di dunia yang berkantor di Wall Street, New York, AS
menetapkan beberapa komponen utama etika, diantaranya:
Transparansi dan akuntabilitas,
Tata-kelola korporat,
Perlindungan konsumen dengan penyediaan informasi yang benar,
Sistem peringatan dini akan kegagalan bisnis yang mempengaruhi ekonomi,
Perlindungan penanam modal,
Menghindari benturan kepentingan dan manipulasi.
Membudayakan Etika
•
•
•
Membudayakan etika menjadi sangat penting pada saat terjadi perpindahan
puncak kepemimpinan, hal ini dimaksudkan agar pemimpin baru tidak serta merta
merubah etika yang telah dibangun dan dibudayakan oleh pemimpin terdahulu.
Oleh karenanya perusahaan dengan budaya etika yang lemah akan mengalami
kasus penyalahgunaan etika 10 kali lebih banyak dibanding dengan perusahaan
dengan budaya etika yang kuat (Meinert, 2010).
Dalam perusahaan dengan budaya etika yang kuat, karyawan lebih mudah
menyatakan pendapat tanpa merasa takut akan mendapatkan tindakan
administratif yang tidak menyenangkan.
Kode etik
• Dengan meningkatkan budaya etika yang kuat, banyak perusahaan
menyusun kode etik secara tertulis.
• Kode etik merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu.
• Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode
etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori
norma hukum.
• Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda,
pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik
merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.
Contoh Kode etik Unilever
Contoh Kode etik Unilever
HAK-HAK KARYAWAN
•
1.
2.
3.
4.
Di Indonesia hak-hak warga negara dalam hubungannya dengan pekerjaan sangat
diperhatikan dan dilindungi oleh konstitusi, setidaknya terdapat 2 hak dasar yang
diamanatkan dalam UUD 1945 dan tambahan 5 hak dasar lagi yang diamanatkan
dalam UUD 1945 amandemen, yaitu:
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan (pasal 27 ayat 2),
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan (pasal 28),
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya (pasal 28A amandemen),
Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Setiap orang berhak untuk
memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya (pasal 28C amandemen),
HAK-HAK KARYAWAN
5. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Setiap orang berhak
untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
hubungan kerja (pasal 28D amandemen),
6. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarakan
pendapat (pasal 28E amandemen),
7. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat (pasal 28H amandemen).
HAK-HAK KARYAWAN
Aturan pokok dalam UUD itu kemudian dijabarkan dalam aturan pelaksanaan
yang lebih rinci seperti dalam:
1. UU nomor 18 tahun 1956 tentang ratifikasi konvensi ILO nomor 98 tentang
hak berorganisasi dan berunding,
2. UU nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja atau Serikat Buruh (43
pasal),
3. UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (151 pasal),
4. Keppres nomor 83 tahun 1998 tentang ratifikiasi konvensi ILO nomor 87
tentang kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi.
HAK-HAK KARYAWAN
Meringkas dari UUD dan UU serta Keppres di atas, dapatlah disimpulkan
bahwa terdapat 8 hak dasar pekerja atau yang berhubungan dengan
warga negara atau orang dalam hal pekerjaan, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Hak dalam memperoleh pekerjaan yang layak,
Hak atas jaminan sosial dan hak mendapatkan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3),
Hak atas mendapatkan upah / gaji yang layak yang berpatutan,
Hak atas jam kerja, istirahat, cuti dan libur,
Hak untuk membuat perjanjian kerja,
Hak untuk mogok,
Hak khusus untuk pekerja perempuan,
Hak dilindungi dari Pemutusan Hubungan Kerja atau Pemecatan.
HAK-HAK KARYAWAN
DISIPLIN
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2014), disiplin berarti tata
tertib, ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib),
mengusahakan supaya menaati (mematuhi) tata tertib.
• Disiplin merupakan perasaan patuh dan taat terhadap nilai yang
dipercaya termasuk melakukan tugas tertentu yang menjadi tanggung
jawabnya.
• Pendisiplinan adalah usaha untuk menanamkan nilai agar subjek memiliki
kemampuan untuk menaati sebuah peraturan.
• Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun
piranti hukuman dimana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun
pada orang lain.
• Jadi disiplin bertujuan untuk mempertahankan kinerja unggul (Mondy dan
Mondy, 2014: 358).
DISIPLIN
•
•
•
•
•
•
•
Disiplin pada hakikatnya bisa dibentuk, bisa dilatihkan.
Mendisiplinkan diri dengan melatih diri mungkin saja harus melalui beberapa hal
yang tidak menyenangkan atau bertentangan dengan kesenangan hidup seseorang
suatu waktu, namun sangat berguna untuk jangka panjang.
Sebagai contoh, seseorang mungkin saja tidak melakukan sesuatu yang
menurutnya memuaskan dan menyenangkan dengan membelanjakan uangnya
untuk sesuatu yang ia inginkan dan menyumbangkan uang tersebut kepada
organisasi amal dengan pikiran bahwa hal tersebut lebih penting dan berdimensi
jangka panjang sebagai tabungan akhirat.
Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin “disibel” yang berarti pengikut.
Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan
menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib.
Disiplin memerlukan integritas emosi dalam mewujudakan keadaan.
Disiplin diri dapat bermula pada suatu hal yang kecil, contoh: bagi pelajar yang
mampu membagi waktu belajar, membagi waktu beribadah sehingga
menimbulkan suatu keselarasan kegiatan pada waktu yang sama.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kedisiplinan
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi disiplin dalam suatu
perusahaan, diantaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Besaran kompensasi
Keteladanan pimpinan dalam perusahaan
Aturan yang ditegakkan
Ketegasan pimpinan dalam mengambil tindakan
Adanya pengawasan yang efektif
Perhatian yang tulus kepada pada karyawan
Membudayakan disiplin.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kedisiplinan
Oleh karenanya perusahaan patut untuk memperhatikan beberapa hal yang
dapat menunjang keberhasilan pendisiplinan karyawan yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ancaman, ada kalanya perlu adanya ancaman dengan tujuan memberi
peringatan yang mendidik.
Kesejahteraan, perlu juga melihat tingkat kesejahteraan karyawan
sehingga dapat hidup secara layak,
Ketegasan,
Partisipasi,
Mencapai Tujuan perusahaan dan Sesuai dengan Kemampuan karyawan,
Keteladanan Pimpinan.
Bentuk-bentuk Pelanggaran Disiplin
Menciptakan proses pendisiplinan formal adalah tanggung jawab utama
MSDM. Untuk menegakkan disiplin, bagian SDM harus berkonsultasi
dengan penyelia dan manajer dari karyawan yang melanggar disiplin.
Beberapa tindakan yang melanggar disiplin antara lain:
a) Keterlambatan,
b) Ketidakhadiran,
c) Bekerja dengan sembrono,
d) Tidak memenuhi target kualitas dan jumlah,
e) Pelecehan seksual,
f) Bekerja dalam keadaan mabuk dan dalam kuasa minuman keras dan
narkoba,
g) Mencuri barang perusahaan,
h) Menjalankan bisnis pribadi saat jam kantor.
Cara Menegakkan Disiplin Kerja
• Salah satu tugas yang paling sulit bagi seorang atasan adalah bagaimana
menegakkan disiplin kerja secara tepat.
• Jika karyawan melanggar aturan tata tertib, seperti terlalu sering
terlambat atau membolos kerja, berkelahi, tidak jujur atau bertingkah laku
lain yang dapat merusak kelancaran kerja suatu bagian, atasan harus
turun tangan.
• Kesalahan semacam itu harus dihukum dan atasan harus mengusahakan
agar tingkah laku seperti itu tidak terulang.
• Mondy dan Mondy (2014: 362-363) merujuk “Aturan Kompor Panas”
sebagai cara efektif dalam menangani pelanggaran disiplin karyawan, yaitu
sebagai berikut:
1. Ditegakkan Seketika,
2. Didahului Peringatan Dini,
3. Hukuman yang Konsisten,
4. Impersonal.
Cara Menegakkan Disiplin Kerja
Noe et al (2011: 298-301) menyebut 3 macam disiplin dalam manajemen dan
bagaimana cara menegakkannya yaitu:
1. Displin Preventif yaitu: kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para
karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan
dapat dicegah.
2. Disiplin Korektif yaitu: kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran
terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaranpelanggaran lebih lanjut. Sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut
tindakan pendisiplinan. Tujuan pendisiplinan ialah untuk memperbaiki sikap
pelanggar, menghalangi para karyawan yang lain melakukan pelanggaran serupa,
dan menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif.
3. Disiplin Progresif, proses pendisiplinan formal berupa pemberian hukumanhukuman yang lebih serius terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang.
Tujuannya agar karyawan segera memperbaiki diri dan tidak mengulangi
kesalahan serupa sebelum mendapat hukuman yang lebih tegas dan berat.
Cara Menegakkan Disiplin Kerja
•
Bila sampai dengan SP III karyawan
tersebut masih tidak menunjukkan
upaya perbaikan dan tanda tanda
penyesalan, maka bagian SDM bisa
mengusulkan kepada manajemen
untuk memberlakukan penangguhan
status karyawan yang bersangkutan.
•
Hal ini berarti melanjutkan tindakan
pendisiplinan berikutnya sebelum
pemberhentian atau pemecatan,
yaitu tindakan skorsing yang berupa
pemangkasan hak hak sebagai
karyawan yang bisa meliputi
pengurangan gaji, tunjangan, insentif,
bonus, dan pembayaran lainnya.
SERIKAT PEKERJA
Serikat pekerja (labor union) adalah organisasi yang dibentuk untuk mewakili pekerja
dihadapan majikan atau perusahaan. Sedang hubungan pekerja (labor relation)
adalah bidang yang menekankan ketrampilan yang dapat digunakan manajer dan
pemimpin serikat pekerja untuk meminimalkan biaya konflik yang mahal (seperti
pemogokan) dan mencari solusi menang-menang (Noe, 2011: 421). Hubungan
pekerja mempunyai 3 tingkat yaitu:
1. Strategi hubungan pekerja, ini termasuk pilihan membentuk atau tidak,
mengembangkan atau tidak, bekerjasama atau tidak. Pilihan itu berdampak pada
opini masyarakat tentang kebebasan berserikat dalam perusahaan dan juga
kemudahan dalam mengorganisasi karyawan untuk mencapai tujuan umum dan
khusus perusahaan.
2. Kontrak negosiasi, hal ini mencakup penggajian dan remunerasi, keamanan kerja,
peraturan kerja, keselamatan kerja, dan lain lain. Kontrak ini akan menentukan
seberapa menarik perusahaan di mata para pencari kerja.
3. Kontrak administrasi, ini termasuk ketentuan yang mengatur keseharian kerja, jam
kerja, disiplin, hal-hal yang boleh dan tidak, kepatutan, kesopanan, sampai pada
hal hal menyebabkan sanksi administratif.
SERIKAT PEKERJA
•
•
•
•
•
•
Keberadaa serikat pekerja ada yang bersifat lokal, sektoral, nasional, bahkan
internasional.
Di AS kebanyakan serikat pekerja berafiliasi kepada American Federation of Labor
and Congress of Industrial Organization (AFL-CIO).
Sebanyak 55 serikat pekerja nasional dan internasional yang berada di AS
berafiliasi kepada AFL-CIO.
Tugas utama AFL-CIO adalah mewakili pekerja dalam kebijakan publik seperti
peraturan perundangan tentang ketenagakerjaan, kebijakan ekonomi
ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja.
Organisasi ini juga menyediakan data dan analsis seputar ketenagakerjaan. Pada
2005 AFL-CIO pecah menjadi 2.
Pecahannya menamakan diri Change to Win yang terdiri dari 7 serikat pekerja yang
membawahi 5-6 juta pekerja (Groosman, RJ., 2008).
Serikat Pekerja di Indonesia
 Keberadaan serikat pekerja di Indonesia berlangsung dinamis.
 Setelah Presiden BJ Habibie meratifikasi konvensi ILO no. 87 mengenai
kebebasan berserikat maka era serikat buruh tunggal yang dikontrol
negara diakhiri pada tahun 2000 dengan diundangkannya kebebasan
berserikat melalui Undang-undang Serikat Pekerja/Serikat Buruh no. 21
tahun 2000 pada tanggal 4 Agustus 2000. Undang-undang ini mengatur
pembentukan, keanggotaan, pemberitahuan dan pendaftaran, hak dan
kewajiban, keuangan dan kekayaan, pembubaran dan hal-hal lain yang
menyangkut serikat buruh.
 Sejak saat itu, diawali dengan pecahnya FSPSI menjadi FSPSI dan FSPSI
Reformasi, mulai bermunculan serikat buruh/serikat pekerja (SB/SP) baru.
 Sejak tahun 2000, pertumbuhan SB/SP baru tersebut bagaikan jamur yang
tumbuh di musim hujan.
Serikat Pekerja di Indonesia
• Ribuan serikat buruh di berbagai tingkat bermunculan dan mendaftarkan
dirinya ke Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
• Data per Juni tahun 2007, tercatat ada:
a)
3 konfederasi (KSPSI/Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia,
KSBSI/Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia, KSPI/Konfederasi
Serikat Pekerja Indonesia),
b) 86 federasi, dan
c) belasan ribu SB/SP tingkat pabrik.
Serikat Pekerja di Indonesia
• Dalam kaitannya dengan organisasi serikat pekerja internasional, sebagian
serikat buruh di Indonesia berafiliasi dengan serikat buruh internasional.
KSPI yang berafiliasi dengan ICFTU (International Confederation of Free
Trade Unions) dan SBSI berafiliasi dengan World Congress of Labour.
• Namun KSPSI, sebagai konfederasi terbesar, hingga kini tidak berafiliasi
dengan serikat buruh internasional manapun meskipun telah
mendeklarasikan diri sebagai serikat independen pascareformasi.
• Kedua serikat pekerja internasional tersebut kini bersatu menggalang
kekuatan dan mengubah namanya menjadi International Confederation of
Trade Union.
Serikat Pekerja di Indonesia
Manfaat Serikat Pekerja
• Manfaat serikat karyawan bagi majikan atau perusahaan menjadi bahan
perdebatan.
• Bagi majikan yang menilai serikat pekerja adalah negatif beranggapan
bahwa keberadaan serikat pekerja dalam perusahaan adalah merepotkan
dan mengganggu kelancaran organisasi perusahaan.
• Tapi bagi majikan yang menilai positif maka keberadaan serikat pekerja
dalam perusahaan akan digalakkan dan didorong untuk mendukung
perkembangan perusahaan.
• Terlepas dari keharusan undang-undang untuk menyelenggarakan
kebebasan berserikat dan berpendapat dalam perusahaan, serikat pekerja
memang bermanfaat bagi majikan dan perusahaan sepanjang bisa
mengelolanya dengan baik dan benar.
Manfaat Serikat Pekerja
• Beberapa penelitian menemukan bukti bahwa keberadaan serikat pekerja
berhasil meningkatkan produktivitas perusahaan karena beban dan aturan
kerja telah diatur dalam kontrak kerja demikian pula tatacara aksi pekerja
seperti pemogokan diatur bersama dalam kontrak kerja antara karyawan
dan majikan (Mishel dan Voss, 1991).
• Serikat pekerja dapat menurunkan perputaran karyawan karena serikat
pekerja dapat memberi jalan keluar yang menguntungkan kedua belah
pihak (Doucouliagos dan Laroche, 2008).
• Meskipun demikian, produktivitas harus tetap dijaga dengan menjaga
hubungan dengan serikat pekerja berjalan pada jalur yang benar yaitu
senantiasa memperhatikan kebutuhan dasar dan kebutuhan terkini dari
pekerja dan berusaha memenuhi dan memuaskannya.
AKHIR DARI BAB 10
JAWAB PERTANYAAN:
• Cobalah menjawab dari
Pertanyaan yang tersedia
untuk memperkuat
ketercapaian Tujuan
Pembelajaran
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
• Cobalah diskusikan dengan
kawan dan dosen atas
pertanyaan yang mungkin
multi tafsir atau multi jawab.
• Bukalah perspektif seluas
mungkin, karena tidak ada
jawaban yang sempurna
100% benar.
• Yang penting adalah
argumentasi dari setiap
jawaban.
• Selamat berdiskusi.
Download