Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 5, Oktober 2016 ISSN 0854-2172 PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA Kunayah SD Negeri Kubangpari 01 Kersana Brebes Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan Hasil Belajar Siswa tentang membilang maju dan mundur dan menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan dengan pendekatan saintifik dan Model Discovery Learning pada kelas I SD Negeri Kubangpari 01 , Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes. Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui dua siklus perbaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran dari prasiklus, Siklus I dan Siklus II, pencapaian ketuntasan belajar mengalami peningkatan yang signifikan, untuk aspek pengetahuan dari mulai Prasiklus ke Siklus I naik dari 37,5 % menjadi 45 %, dan dari siklus I ke siklus II naik dari 45 % menjadi 87,5 %, dan jika dilihat dari hasil penilaian aspek keterampilan mulai dari prasiklus ke siklus I hanya sedikit mengalami kenaikan , tetapi pada siklus II naik mencapai 100 % Dengan menerapkan pendekatan saintifik dan model pembelajaran Discovery Learning maka dapat meningkatkan hasil pembelajaran tentang Membilang maju dan mundur dan menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan. © 2016 Dinamika Kata Kunci: Pendekatan Saintifik; Discovery Learning; Minat Belajar; Hasil Belajar PENDAHULUAN Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan perilaku dan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan menjadikan manusia mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak baik menjadi baik. Semakin meningkatnya pendidikan di negara ini, maka meningkat pula kualitas yang dimiliki oleh pribadi setiap warganya. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari kemampuan menyelesaikan masalahmasalah yang diberikan serta siswa merasa nyaman dengan pembelajaran yang berlangsung. Metode yang tepat menjadikan peserta didik merasa tertarik dengan apa yang dipelajari. Siswa semakin semangat dalam belajar ketika guru dapat memberikan pembelajaran menggunakan metode yang mudah diterima (Syaerozi dkk, 2015). Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Pada kegiatan pembelajaran di kelas I SD Negeri Kubangpari 01 tema PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA Kunayah 1 Peristiwa Alam yang terdiri dari muatan Bahasa Indonesia, Matematika, dan PPKn, khususnya dalam fokus pembelajaran matematika, ternyata masih belum mendapatkan hasil yang maksimal, hal ini dilihat dari hasil pencapaian kompetensi siswa yang masih rendah, terutama pada muatan Matematika membilang maju sampai 100 dan mundur sampai 20 dan menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan hasilnya masih dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 2,67. Untuk mengatasi permasalahan di atas, guru harus dapat berusaha meningkatkan dan mengembangkan kualitas proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan kognitif dan keterampilan intelektual siswa. Sehingga konsep pada matematika yang bersifat abstrak dapat dipahami oleh semua siswa dengan mudah dan lebih bermakna. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang berorientasi pada hal tersebut adalah dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Discovery Learning. Penerapan pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect). Discovery Learning adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya tanpa pemberitahuan langsung; sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri (Russefendi dalam Bambang Supriyanto, 2014). Dalam kaitannya dengan pendidikan, Oemar Malik (dalam Takdir, 2012:29) menyatakan bahwa discovery adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual pada anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep yang dapat diterapkan di lapangan. Selain itu Mulyasa (dalam Takdir, 2012:32) menyatakan bahwa discovery merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pengalaman langsung di lapangan, tanpa harus selalu bergantung pada teori-teori pembelajaran yang ada dalam pedoman buku pelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran discovery, peneliti mengharapkan bahwa model pembelajaran ini dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep materi ajar membilang maju dan mundur serta menyelesaikan soal cerita tentang penjumlahan dan pengurangan. Berdasarkan permasalahan inilah maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu “Bagaimana meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa tentang materi ajar Membilang maju mundur dan Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan?” Dari rumusan masalah tersebut peneliti akan mengadakan perbaikan pembelajaran melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas, untuk dapat menjawab rumusan masalah diatas peneliti akan mencoba melakukan perbaikan pembelajaran melalui kegiatan PTK dengan dua siklus perbaikan. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran peneliti akan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan maksud agar pembelajaran akan lebih menggairahkan, menarik minat siswa, serta meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa tentang materi ajar Membilang maju sampai 100 dan mundur sampai 20 dan Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan, dengan menerapkan pendekatan Saintifik dan model Pembelajaran Discovery Learning. 2 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6. No. 5, Oktober. (2016) METODE PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Tempat penelitian adalah SD Negeri Kubangpari 01, Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes. Waktu penelitian selama 6 bulan (satu Semester), adapun pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Kelas yang dijadikan tempat penelitian ini adalah Kelas I yang berjumlah 17 siswa, terdiri atas 10 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki. 2. Prosedur Penelitian Fase-fase pada siklus pertama dirancang dari hasil refleksi kegiatan pembelajaran sehari-hari. Sedang fase siklus kedua dirancang dari refleksi siklus pertama, dengan cara demikian diharapkan pada siklus kedua seluruh siswa dapat meningkatkan pemahaman serta hasil belajarnya. Adapun kegiatan-kegiatan setiap fase adalah sebagai berikut: a. Perencanaan PTK Kegiatan yang peneliti lakukan dalam merencanakan PTK adalah sebagai berikut : (1) peneliti menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran, (2) peneliti menyiapkan media dan alat pembelajran, menyusun tugas/LKS dan lembar tes yang harus dikerjakan selama proses pembelajaran untuk mengukur ketercapaian kompetensi dan indikator, (3) peneliti menyusun pedoman observasi sebagai instrumen untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran, dan membuat lembar perenungan terhadap hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. b. Pelaksanaan PTK Pelaksanaan pembelajaran tersebut meliputi tiga tahapan kegiatan yaitu; kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang didalamnya termasuk kegiatan penilaian, serta kegiatan akhir yang berupa kegiatan refleksi dan perenungan terhadap hasil pembelajaran. c. Observasi Observasi dilakukan oleh ketiga observer yaitu teman sejawat, pengamatan tersebut dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan peneliti. Dalam pelaksanaannya observer mengamati dan mencatat kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dan siswa mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti termasuk kegiatan penilaian yang dilaksanakan, serta kegiatan akhir, dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan. d. Refleksi Refleksi dilakukan bersama ketiga observer setelah proses pembelajaran siklus pertama. Hasil refleksi adalah ditemukannya indikator yang sudah tercapai dan belum tercapai dalam pembelajaran. Selanjutnya kompetensi dasar serta indikator yang belum tercapai dicarikan sebab-sebab ketidaktercapaiannya. Bertitik tolak dari sebab-sebab ketidaktercapaian tersebut dicarikan solusi mengatasinya. Selanjutnya solusi tersebut dijadikan dasar untuk memperbaiki rencana perbaikan pembelajaran siklus pertama yang akan digunakan sebagai rencana perbaikan pada siklus kedua. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik observasi, teknis tes, teknik angket/kuesioner. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan, kemudian akan dideskripsikan. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil penilaian sedang teknik angket/kuesioner digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menyerap materi pembelajaran. 4. Teknik Pengolahan Data Pada setiap akhir pembelajaran peneliti melakukan analisis data hasil observasi dan hasil penilaian yang dilaksanakan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan tahapan-tahapan sebagai PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA Kunayah 3 berikut, (1) mereduksi data, (2) menganalisis/mengorganisasikan data, dan (3) melaporkan data. (Wardani, 2002:2.28). Hasil pengolahan penilaian tersebut digunakan untuk membuktikan hipotesis, apabila dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh peningkatan hasil belajar berarti hipotesis terbukti, sebaliknya jika tidak terjadi peningkatan hasil belajar hipotesis tidak terbukti. 5. Indikator Kinerja Kegiatan Penelitian dilaksanakan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa mencapai nilai KKM yakni 2,67 atau 66,75. Dan diharapkan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 75 %, artinya siswa yang memperoleh nilai di atas KKM mencapai 75 % atau lebih. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial Hasil penilaian prasiklus untuk sikap spiritual dan sikap sosial seluruh siswa sudah kategori baik, meskipun masih ada aspek-aspek yang masih perlu mendapat bimbingan. Untuk hasil penilaian sikap spiritual dan sikap sosial pada Siklus I, mengalami peningkatan menjadi kategori Sangat Baik, hal ini dilihat dari modus nilai, yaitu 4, namun masih ada beberapa siswa yang memperoleh kategori Baik. Sedangkan pada Siklus II hasil penilaian sikap spiritual dan sikap sosial, sudah memperoleh kategori Sangat Baik dengan modus nilai 4. b. Penilaian Aspek Pengetahuan dan Keterampilan: Jika dilihat dari ketuntasan belajar siswa pada prasiklus dari 17 jumlah siswa kelas I SD Negeri Kubangpari 01 , yang telah tuntas untuk aspek pengetahuan adalah sebanyak 6 atau 37.5 %, dan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa atau 62.5 %. Sedangkan untuk aspek keterampilan yang tuntas sebanyak 8 siswa atau 45%, yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau 55 %. Jika dilihat dari ketuntasan belajar siswa pada siklus I dari 17 jumlah siswa, yang telah tuntas untuk aspek pengetahuan adalah sebanyak 8 atau 45 %, dan yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau 55 %. Sedangkan untuk aspek keterampilan yang tuntas sebanyak 12 siswa atau 72,5 %, yang belum tuntas sebanyak 5 siswa atau 37,5 %. Pada ketuntasan belajar siklus II, yang telah tuntas untuk aspek pengetahuan adalah sebanyak 15 siswa atau 83.5 %, dan yang belum tuntas sebanyak 12 siswa atau 55 %. Sedangkan untuk aspek keterampilan semua siswa tuntas dengan persentase sebanyak 100%. Jika dilihat dari persentase kenaikan ketuntasan belajar dari prasiklus, siklus I dan siklus II seperti terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Persentase Kenaikan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus Ketuntasan Belajar Prasiklus Aspek Pengetahuan 37,5 % Aspek Keterampilan 32,5 % Siklus I 45 % 62,5 % Siklus II 87,5 % 100 % 4 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6. No. 5, Oktober. (2016) Persentase Ketuntasan Belajar Siswa 100% 100% 87,50% 90% 80% 62,50% 70% 60% 45% 50% 37,50% 40% 32,50% 30% 20% 10% 0% Prasiklus Siklus I Aspek Pengetahuan Siklus II Aspek Keterampilan Gambar 1. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Dari tabel persentase di atas dapat disimpulkan bahwa, kegiatan perbaikan pembelajaran dari prasiklus, Siklus I dan Siklus II, pencapaian ketuntasan belajar mengalami peningkatan yang signifikan, untuk aspek pengetahuan dari mulai Prasiklus ke Siklus I naik dari 37,5 % menjadi 45 %, dan dari siklus I ke siklus II naik dari 45 % menjadi 87,5 %, dan jika dilihat dari hasil penilaian aspek keterampilan mulai dari prasiklus ke siklus I hanya sedikit mengalami kenaikan , tetapi pada siklus II naik mencapai 100 % ,dengan demikian peneliti merasa bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik dan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Pembahasan Hasil analisis terhadap ketercapaian setiap indikator oleh seluruh siswa pada siklus I dapat dilihat bahwa ketercapaian rata-rata skor indikator materi membilang maju dan mundur adalah 65,75 atau 2,63 dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 66,75 atau 2,67, Sehingga skor rata-rata belum mencapai KKM. Sedangkan rata-rata skor indikator materi menyelesaikan soal cerita yaitu adalah 72 atau 2,88 dari KKM yang ditetapkan yaitu 66,75 atau 2,67 jadi ketercapaian rata-rata sudah mencapai KKM. Jika dilihat dari ketuntasan belajar siswa dari 17 jumlah siswa kelas I SD Negeri Kubangpari 01 , yang telah tuntas untuk aspek pengetahuan adalah sebanyak 8 atau 45 %, dan yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau 55 %. Sedangkan untuk aspek keterampilan yang tuntas sebanyak 12 siswa atau 72,5 %, yang belum tuntas sebanyak 5 atau 37,5 % , untuk mencapai ketuntasan belajar siswa yang ditentukan yaitu 75 %, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus II. Penyebab kegagalan dari indikator materi membilang maju dan mundur, adalah disebabkan oleh 9 siswa memperoleh skor di bawah KKM, dan untuk indikator materi menyelesaikan soal cerita ada 5 siswa memperoleh skor di bawah KKM, hal ini disebabkan karena mereka belum lancar membaca dan belum memahami soal, juga tidak terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, ketika membaca soal mereka masih mengeja dan belum dapat memahami soal. Solusi untuk mengatasi kegagalan tersebut Peneliti akan selalu membimbing dan memberikan motivasi baik secara individu maupun kelompok agar mereka turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA Kunayah 5 Pada siklus II, ketercapaian rata-rata skor indikator materi membilang maju dan mundur, adalah 83,5 dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 66,75 atau 2,67, Jadi skor rata-rata telah mencapai KKM. Jika dilihat dari ketuntasan belajar dari 17 siswa, yang telah tuntas sebanyak 15 atau 87,5 %, dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa atau 12,5 %. Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat dijelaskan bahwa perbaikan pembelajaran Siklus ke II telah berhasil, hal ini dilihat dari peningkatan ketuntasan belajar yaitu selisih ketuntasan belajar Siklus I dengan siklus II , Ketuntasan Belajar pada Siklus I Aspek Pengetahuan adalah 45 % sedangkan Ketuntasan Belajar pada Siklus II 87,5 %, jadi ada peningkatan secara signifikan yaitu 42,5 %, sedangkan untuk aspek Keterampilan pada siklus I adalah 72,5 %, sedang pada siklus II adalah 100%, maka terjadi peningkatan yang signifikan, yaitu 27,5 %. SIMPULAN Dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning maka suasana pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan siswa sehingga mereka aktif dalam mengikuti pembelajaran dan hasil belajar pun mengalami peningkatan, secara rinci dapat dijelaskan : (1)Belajar sambil bermain dan dengan pemberian motivasi serta penguatan pada siswa, akan lebih meningkatkan aktivitas siswa sehingga hasil belajar pun meningkat secara signifikan, (2)Terbukti bahwa Ketuntasan Belajar mengalami peningkatan dari mulai kegiatan pembelajaran Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II, (3) Pendekatan Saintifik dengan Model pembelajaran Discovery Learning dapat membawa situasi belajar lebih menyenangkan dan aktivitas belajar serta hasil belajar siswa meningkat. DAFTAR PUSTAKA Ai Sofiyanti, dkk. 2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kemendikbud. Muhsetyo Gatot, dkk.2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka Mulyani Sumantri, 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 112. 2012. Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam Jabatan. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya. Syaerozi, Eko Supraptono, dan Sutarno. 2015. Penerapan Metode Pembelajaran Drill Berbantuan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Keterampilan Mengolah Data Menggunakan Microsoft Excel 2007. Edu Komputika Jurnal : Universitas Negeri Semarang. Takdir Mohammad Ilahi. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocational Skill. Jogjakarta: DIVA Press. Udin S.Winataputra, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. 6 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6. No. 5, Oktober. (2016)