media kartu angka untuk meningkatkan kognitif anak

advertisement
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 145
MEDIA KARTU ANGKA UNTUK MENINGKATKAN
KOGNITIF ANAK DALAM MEMBILANG 1 SAMPAI 10
Sri Endang Surahmi*)
Taman Kanak-kanak Pertiwi Warugunung Kecamatan Pancur
Abstrak
Permainan membilang merupakan bagian dari ilmu matematika yang sangat diperlukan untuk menumbuh kembangkan
kreatifitas anak dalam ketrampilan membilang yang sangat berguna bagi kehidupan manusia sehari-hari. Media kartu
angka di Taaman Kanak-kanak sangat diperlukan karena diusia emas ini anak sangat peka terhadap pengembangan
pengetahuan dasar matematika. Sehingga anak secara mental siap mengikuti pelajaran matematika ini dijenjang
selanjutnya atau di Sekolah Dasar.Secara khusus permainan membilang di Taman Kanak-kanak bertujuan agar anak
dapat berpikir secara logis dan sestimatis sejak usia dini melalui pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambargambar atau angka-angka yang terdapat disekitar kita. Anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan
bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan ketrampilan membilang.Dalam penelitian tindakan kelas pada
siklus I ke siklus II sudah ada peningkatan. Penulis menganggap bahwa anak sudah dapat membilang dengan baik dan
penggunaan alat peraga sudah berhasil berdasarkan peningkatan nilai yang sudah diporoleh anak.
Kata kunci: Kartu angka, Kognitif siswa
1. Pendahuluan
Masa pra sekolah merupakan masa yang optimal untuk
berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin
tahu yang besar dan melakukan apapun untuk memenuhi
rasa ingin tahunya, selain itu secara naluriah mereka aktif
bergerak. Dengan aktivitasnya tersebut anak memenuhi
kebutuhan perkembangan dalam belajarnya. Belajar bagi
anak juga akan terjadi sebagai dampak partisipasinya
dengan anak- anak lain serta orang-orang terdekat mereka
termasuk guru dan orang tuanya.
Anak usia dini sampai dengan tujuh tahun menurut J.
Piaget berada pada tahap Praoperasional kongkrit yang
bertumpu pada pengalaman langsung oleh karena
kekhasan belajar meraka adalah melalui aktivitas atau
kegiatan langsung dan berkaitan dengan pengalaman
sendiri. Pengembangan anak usia dini hendaknya
dilakukan melalui belajar dan bermain ( learning throught
games ) karena dengan bermain anak memperoleh
kesempatan
untuk
bereksplorasi,
menemukan,
mengeksplorasikan perasaannya dan berkreasi. Pada fase
perkembangan ini anak memiliki potensi yang luar biasa
dalam mengembangkan berbagai aspek pengembangan
yang meliputi aspek pengembangan moral dan nilai
agama, sosial emosional, bahasa, koknitif, fisik motorik
dan seni.
Salah satu potensi yang perlu dikembangkan sejak dini
dalam proses belajar mengajar adalah dengan
menggunakan media. Dengan melalui media Melalui
media anak dapat mengembangkan berbagai potensinya
dan ini dapat melakukan dengan berbagai cara. Anak
tidak hanya diajak untuk menghitung atau membilang
dengan berbagai bentuk permainan sebagai media
pembelajaran agar anak tidak merasa jenuh atau bosan
permainan membilang di taman kanak-kanak diharapkan
tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja,
tetapi juga kesiapan mental, social, dan emosional anak.
Oleh karena itu dalam pelaksanaan harus dilakukan
dengan sangat menarik dan berfariasi. Membilang di
taman
kanak-kanak
sangat
diperlukan
untuk
mengembangkan pengetahuan dasar matematika sehingga
anak secara optimal siap mental untuk mengikuti
pembelajaran matematika lebih lanjut di sekolah dasar.
Pengenalan konsep bilangan lambing bilangan, warna,
bentuk dan juga ruang posisi tempat kegiatan dan
kegiatan bermain yang sangat menyenangkan bagi anak
didik. Selain itu permainan membilang melalui media
kartu angka juga sangat diperlukan untuk membentuk
sikap, logis, kritis, cermat dan juga kreatif secara disiplin
pada diri anak. Kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan katru angka pada dasarnya merupakan
sarana atau alat peraga yang digunakan untuk
meningkatkan daya pikir anak. Setelah terjadi proses
pembelajaran tersebut diharapkan ada perubahan pada
anak didik baik dari segi pengetahuan atau kemampuan
maupun sikap anak didik, disamping itu anak diberi
kesempatan untuk mengembangkan diri.
Dalam menunjang kesempatan tersebut anak diberi
fasilitas dan sarana pendukungnya antara lain alat peraga
dan alat bermain apabila di taman kanak-kanak tidak ada
saran pendukung yang memadai maka kegiatan
pembelajaran tidak dapat berfungsi dengan baik karena di
taman kanak-kanak mempunyai prinsip “Belajar Sambil
Bermain“.
Di Taman Kanak-kanak Pertiwi kemampuan anak untuk
membilang angka 1-10 sangat rendah dan belum mampu
untuk menyelesaikan tugas tersebut dan masih banyak
yang menungu bantuan dari guru yang mengajar. Untuk
menarik minat anak belajar mengenal angka guru mencari
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 146
cara / metode pembelajaran yaitu dengan menggunakan
permainan kartu angka dari 1-10.
pengalaman-pengalaman
benda-benda sekitar.
Media pembelajaran merupakan aspek yang sangt
penting, oleh sebab itu media harus menarik dan
menyenangkan supaya anak didik semakin semangat
untuk melakukan pembelajaran. Media di Taman kanakkanak harus sesuai dengan usia anak sebab anak di TK
masih suka bermain sehingga diperlukan media
pembelajaran yang menyenangkan yaitu bermain dengan
kartu angka.
Didalam buku tumbuh kembang anak (dalam Soetjingsih
2004)
kemampuan
berkonsentrasiterhadap
suatu
rangsangan di luar memecahkan masalah mengingat dan
memanggil kembali memorinya suatu kejadian yang telah
lalu, memahami lingkungan fisik sosial diri sendiri
termasuk proses kognitif.
Harapan yang ingin dicapai pada akhir pembelajaran,
setelah menggunakan media kartu angka agar semua
peserta didik mampu mencapai 70% - 90%. Maka dari itu
peneliti merasa perlu untuk membahas meneliti dan
menganalisa
untuk
menjadi
bahan
penelitian
Akan tetapi dari hasil indentifikasi tentang apa
yang terjadi di dalam pembelajaran timbul masalah
terhadap kekurangan-kekurangan dari pembelajaran
membilang yaitu sebagai berikut:
a. Kejenuhan dan kekurangan perhatian peserta didik
terhadap materi pembelajaran saat kegiatan belajar
mengajar
b. Kurangnya fariasi dalam pembelajaran
c. Keterbatasan alat peraga dan sarana prasarana
pembelajaran
Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti mengambil judul
“upaya meningkatkan kemampuan membilang angka 1 –
10 dengan menggunakan media kartu angka di taman
kanak-kanak pertiwi kelompok B Desa Warugunung
Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang tahun ajaran
2015/2016.
Rumusan masalah dan penelitian ini adalah “Apakah
melalui media kartu angka ini dapat meningkatkan
kemampuan koknitif anak”
2. Materi dan Metode
2.1. Materi
Menurut Hartati 2005 (dalam Aisyah 2007) Anak usia
dini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Rasa ingin tahu yang besar
b. Merupakan pribadi yang unik
c. Suka berfantasi dan berimijinasi
d. Masa paling potensial untuk belajar
e. Menunjukkansikap egois
f. Memiliki rentang daya kosentrasi yang pendek
g. Sebagai bagian dari makluk sosial.
Anak yang mengalami masa bahagia berarti terpenuhi
segala kebutuhan fisik diawal perkembangannya dan akan
dapat
melaksanakan
tugas-tugas
perkembangan
selanjutnya. Menurut Hurloch (dalam Karyono 2003)
mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan
anak merupakan pelekat dasar bagi perkembangan
selanjutnya. Jian Piaget juga mengatakan bahwa untuk
meningkatkan perkembangan mental adalah melalui
aktif
dengan
menggunakan
Anak usia dini sangat peka terhadap rangsangan yang
diterima dari lingkungan rasa ingin tahunya sangat tinggi
dan akan tersalurkan apabila mendapat stimulan atau
rangsangan atau motifasi yang sesuai dengan
perkembangannya, anak usia dini sangat startegis untuk
mengenalkan berhitung di jalur matematika. Apabila
berhitung diberikan dengan berbagai macam permainan
tentunya akan lebih efektif karena bermain merupakan
wahana bermain bagi anak. Dengan bermain kartu angka
diyakini anak akan lebih berhasil apabila yang ia pelajari
sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya
Menurut Yusuf Hadi Miarso (2004) menyatakan bahwa
media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan perhatian kemauan si belajar sehingga dapat
mendorong terjainya proses belajar yang disengaja,
bertujuan dan terkendali. Media merupakan saluran
komunikasiuntuk menyampaikan pesan dari sumber pesan
kepada penerima pesan.
Pendapat Yusuf Hadi Miarso ini sangat luas mencakup
segala jenis kegiatan dalam berbagai situasi dengan tujuan
membelajarkan peserta didik. Adapun pengertian media
lebih berpusat pada menyampaikan pesan-pesan.
Adapun jenis-jenis media yaitu:
a. Media Audio yaitu media yang penampilannya dengan
indra telinga misal: radio, kaset, piringan hitam.
b. Media Visual yaitu media penyampaiannya ditangkap
dengan indra mata misal: buku, gambar, foto dan lainlain.
c. Media Audio Visual yaitu media yang penampilannya
ditangkap dengan indra mata dan telinga misal : film,
vidio, televisi dan lain-lain.
2.2. Metode
Sesuai dengan pendapat Sadikin (2002) dengan
melakukan penelitian Tindakan Kelas,guru dapat
memperbaiki praktek-praktek pembelajaran secara efektif.
Penelitian Tindakan Kelas juga dapat menjembatani
kesenjangan antara tiori dan praktek pendidikan. Hal ini
dapat terjadi karena setelah peneliti melakukan kegiatan
sendiri di dalam kelas dan melibatkan anak dengan
melalui sebuah tindakan yang direncanakan, dilaksanakan
dan dievaluasi, maka peneliti akan memperoleh umpan
balik yang sestematik mengenai apa yang selama ini
selalu mereka lakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Penelitianini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut
Arikunto (2006:91) penelitian dapat didevenisikan
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 147
sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam proses belajar
mengajar karenan proses belajar mengajar ditemukan
permasalahan yang bermuara rendahnya prestasi siswa,
kwalitas keprofesionalan guru, diantaranya diukur dari
tingkat prestasi belajar siswa dan kumpulan guru
bertindak memperbaiki proses pembelajaran.
Agar suatu penelitian dapat memberikan hasil yang sesuai
dengan tujuan yang diharapkan maka perlu dibuat
rencangan penelitian. Hal ini merupakan bagian dari
penelitian tindakan kelas sehingga harus ada tindakan,
pengamatan dan refleksi, rancangan penelitian tindakan
kelas menggunakan rancangan kwalitatif, prosedur
pelaksanaan penelitian kwalitatif sangat memperhatikan
kontek atau latar belakang masalah, masalah tidak
dirumuskan terlalu ketat dan dapat berkembang didalam
perjalanan, tidak mengingat pada tiori, rancangan lentur
dandapat disesuaikan dengan kondisi lapangan. Demikian
pula tehnik pengumpulan data dan analisisnya walaupun
demikian tindakan kelas memiliki kreteria control
kualitas.
Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan
menggunakan teman sejawat yang bertugas membantu
melaksanakan penelitian terhadap proses belajar mengajar
yang sedang berlangsung.
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan peneliti adalah:
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan kegiatan adalah bentuk susunan kegiatan
penelitian yang mengarah pada tujuan pelaksanaan
untuk meneliti kemampuan pada anak.
b. Tahap Pelaksanaan.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian merupakan
proses tindak lanjut yang berkesinambungan. Apabila
sudah
mendapatkan
atau
mengindentifikasi
permasalahan yang telah ditemukan kemudian
dideskusikan dengan kolaborator atau teman sejawat
guna mengevaluasi tingkat kemampuan anak.
c. Tahap Observasi.
Obsevasi adalah metode untuk menyelidiki subyek
yang diteliti sehingga peneliti dapat mengamati dan
mencatat semua kejadian yang terjadi selama
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
d. Tahap Refleksi.
Peneliti menganalisa hasil data yang diperoleh selama
berlangsungnya penelitian dalam kegiatan belajar
mengajar. Dari hasil tersebut diatas menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan jenis tindakan lain
pada siklus selanjutnya.
Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Kelompok B
Desa Warugunung Kecamatan Pancur Kabupaten
Rembang dimana peneliti saat ini mengajar, penelitian
dimulai dari tanggai, 30 Juli sampai 29 Agustus 2015
dengan jumlah anak didik 18 anak.
Sebelum mengadakan tindakan penelitian peneliti
mengobservasi dan menentukan cara yang tepat dalam
kegiatan pembelajaran serta mencari data awal. Prosedur
penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Deskripsi Kondisi Awal
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan
peneliti adalah :
1) Menyusun silabus yang meliputi Prota, Promes,
RKM, RKH dengan meteri mengenal bilangan.
2) Merancang skenario / cara yang tepat dalam
penyampaian pembelajaran.
3) Membuat / merancang alat pengumpulan data
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas
ini meliputi
1) Apersepsi memberikan penjelasan umum tentang
materi kegiatan yang akan disampaikan.
2) Memberikan tugas agar anak dapat mengenal dan
menyebut bilangan 1-10 sesuai rencana yang
dibuat.
3) Mengamati dan mencatat anak yang paling tepat
dan cepat, tepat tapi kurangcepat, tepat tapi lambat
bahkan tidak mau melakukan.
4) Mengumpulkan data yang diperoleh, kalau kurang
lengkap mengadakan tehnik tanya jawab untuk
melengkapi data.
5) Peneliti mengajar sesuai scenario yang sudah
disiapkan
6) Peneliti mengadakan evaluasi
c. Tahap Observasi
Dalam pengamatan ini peneliti meminta bantuan
teman sejawat untuk mengamati, mencatat hasil
penelitian selama berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar.
d. Tahap Refleksi
Bersama teman sejawat peneliti mengadakan
pertemuan untuk menyiapkan siklus II karena siklus I
belum berhasil mencapai ketentuan yang diharapkan.
3.2 Deskripsi Tiap Siklus
3.2.1 Deskripsi Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Peneliti mengevaluasi lembar observasi secara
lengkap setelah peneliti menemukan penyebab
permasalahannya yang timbul langkah selanjutnya
yang dilakukan peneliti adalah merencanakan
perbaikan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus dua berpedoman seperti pada
siklus satu yaitu :
1) Apersepsi memberikan penjelasan umum tentang
materi kegiatan yang akan disampaikan.
2) Memberikan tugas agar anak dapat mengenal dan
menyebut bilangan 1-10 sesuai rencana yang
dibuat.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 148
3) Mengamati dan mencatat anak yang paling tepat
dan cepat, tepat tapi kurangcepat, tepat tapi lambat
bahkan tidak mau melakukan.
4) Mengumpulkan data yang diperoleh, kalau kurang
lengkap mengadakan tehnik tanya jawab untuk
melengkapi data.
5) Peneliti mengajar sesuai scenario yang sudah
disiapkan
6) Peneliti mengadakan evaluasi
c. Tahap Observasi
Dalam pengamatan ini peneliti meminta bantuan
teman sejawat untuk mengamati, mencatat hasil
penelitian selama berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar.
d. Tahap Refleksi
Bersama teman sejawat peneliti mengadakan
pertemuan untuk mengambil keputusan apakah
kegiatan ini mampu meningkatkan kognitif anak
dalam pemahaman membilang angka 1 - 10 secara
urut.
3.3 Pembahasan
Perkembangan hasil belajar anak akan dipantau dan
dianalisis dalam setiap siklus melalui lembar penilaian
dan observasi. Tahapan data kwantitatif akan di analisis
dengan menggunakan analisis statistik deskreptif dengan
cara menghitung jumlah anak yang mempunyai nilai baik
(●), cukup (√ ) sedangkan kurang (◌ )
Kondisi awal perkembangan koknitif anak dalam
membilang 1 - 10 di TK Pertiwi Desa Warugunung
Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang adalah :
Tabel I
Kondisi Awal
Kemampuan yang dicapai
◌
√
●
10
6
2
6 x100%=33%
18
2 x100%=11%
18
10 x100%=
18
56%
Dari tabel satu dapat diketahui bahwa anak yang dapat
nilai baik (● ) dan yang bisa membilang angka 1 - 10
dengan benar hanya 2 anak atau 11 % sedangkan yang
mempunyai nilai cukup ( √ ) ada 6 anak atau 33 % untuk
yang belum bisa membilang ada 10 anak atau 56%.
Dengan melihat kondisi tersebut diatas pemahaman anak
dalam membilang 1 -10 masih sangat diperhatikan
peneliti mencari metode / cara supaya anak bisa tertarik
dan mau belajar membilang yaitu dengan cara bermain
kartu angka.
Ditahap penilitian yang pertama diawali dengan kegiatan
pengenalan permainan yaitu dengan bermain kartu angka
bersama kolaborasi peneliti melakukan penyusunan
langkah-langkah pembelajaran menggunakan media kartu
angka.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2015 dengan jumlah
peserta didik 18 anak. Dalam penelitian ini pendidik
bertindak sebagai peneliti sedangkan kolaborator
bertindak sebagai observer.
a. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini diawali dengan pengenalan
permainan media kartu angka kepada kolaborator
selanjutnya bersama kolaborator maupun rencana
pembelajaran untuk langkah-langkah selanjutnya
menyiapkan
RPP
(Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran)
2) Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2015 dikuti
18 peserta didik, dalam penelitian ini guru sebagai
peneliti sedangkan kolaborator bertindak sebagai
observer.
Hasil kegiatan penelitian pada siklus I yaitu:
Tabel 2.
Keberhasilan di siklus I
Kemampuan yang dicapai
◌
√
●
5
4
9
5 x100%=28%
18
4 x100%=22%
18
9 x100%=50%
18
Berdasarkan data diatas setelah dilakukan evaluasi
ternyata baru 9 anak atau 50% yang mendapat
nilaibaik (● ) dan yang sudah membilang 1 - 10,
dan 4 anak atau 22% yang mendapat nilai cukup (√
) dan yang masih belum bisa membilang angka 1 10 ada 5 anak atau 28%. Rendahnya prestasi
peserta didik dalam perkembangan kognitif dalam
perencanaan siklus I kurang lancar disebabkan
anak masih senang bermain sendiri tanpa
memperhatikan instruksi guru
3) Tahap Observasi
Pada tahap ini peneliti sudah mulai melaksanakan
bimbingan dengan mengajak anak didik untuk
memperhatikan penjelasan dari peneliti dan anak
didik diajak bermain kartu angka.
4) Tahap Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan penelitian pada siklus I
dari 18 anak didik didapat anak didik yang mampu
membilang 1 - 10 secara urut ada 9 anak atau 50 %
yang 4 anak atau 22% masih minta bantuan dari
guru atau pendidik sedangkan yang 5 anak atau
28% belum mampu untuk membilang angka 1 10.
b. Siklus II
1) Tahap Perencanaan
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 149
Pada siklus II ini perencanaan didasarkan hasil
analisis dan refleksi pada siklus I kendala pada
siklus I adalah anak didik masih sibuk bermain
sendiri tidak memperhatikan instruksi dari guru.
2) Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II
dilaksanakan tanggal 20 Agustua 2015 Diikuti 18
anak didik di TK Pertiwi Kelompok B Desa
Warugunung Kecamatan Pancur Kabupaten
Rembang. Observasi dan penilaian yang dilakukan
pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3.
Keberhasilan di siklus II
Kemampuan yang dicapai
◌
√
●
1
2
15
1 x100%=6%
18
2 x100%=11%
18
15 x100%=83%
18
Hasil pelaksanaan siklus II bisa dilihat di tabel 3
bahwa 15 anak atau 83% sudah bisa membilang 1 10 dengan nilai baik (● ) sedangkan 2 anak atau
11% juga sudah bisa membilang meskipun masih
minta bantuan dari pengajar atau guru yang 1 anak
atau 6% masih belum juga bisa membilang dengan
demikian dari siklus I ke siklus II ada peningkatan
yang tadinya 50% ke 83%
3) Tahap Observasi
Pada tahap ini peneliti sudah mulai melaksanakan
bimbingan dengan mengajak anak didik untuk
memperhatikan penjelasan dari peneliti dan anak
didik diajak bermain kartu angka. Pelaksanaan
pembelajaran sudah sesuai dengan rencana yang
disusun.
4) Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan siklus II dapat hasil yang sesuai
target yaitu 70% - 90% dari 18 anak didik sudah
mulai bisa membilang angka 1 - 10 meskipun
belum bisa 100%.
Menurut standar kompetensi kurikulum TK/RA (2004)
pendekatan pembelajaran di TK harus memperhatikan
prinsip di bawah ini:
a. Pembelajaran berorientasi pada prinsip perkembangan
anak yaitu sebagai berikut:
1) Anak belajar dengan baik apabila fisik dan
psikisnya aman dan tentram.
2) Siklus belajar berulang.
3) Anak belajar melalui interaksi social.
4) Minat belajar keinginan anak akan memotivasi
belajar.
5) Memperhatikan perbedaan individu.
b. Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak
Anak usia TK adalah anak yang sedang membutuhkan
upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi
semua aspek.
c. Bermain sambil belajar, belajar sambil bermain.
d. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Abdurrahman
dan Bintaro (2000:78) yang mengatakan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
setara dan sistematis mengembangkan interaksi yang
silih asah, silih asuh antar sesama peserta didik
sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.
Penerapan metode ini tidak keluar dari jalur
pembelajaran di TK karena pada kenyataannya peserta
didik TK Pertiwi desa Warugunung Kec. Pancur Kab.
Rembang merasa senang dan gembira dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
media kartu angka. Hal ini di dukung dengan hasil
siklus I yaitu 50 % peserta didik mampu membilang
angka, sedangkan siklus II meningkat menjadi 83 %
peserta didik.
4. Simpulan
Dari hasil pembahasan penelitian dapat diambil
kesimpulan bahwa media kartu angka sangat efektif untuk
meningkatkan perkembangan kognitif anak terutama
dibidang pemahaman tentang membilang angka 1 - 10.
Dengan terbuktinya penelitian ini, peneliti memberikan
saran sebagai berikut :
a. Kepada teman Pendidik Taman Kanak-kanak media
yang digunakan dalam pembelajaran perkembangan
kognitif hendaknya lebih variatif karena hal ini
mampu merangsang perkembangan anak
b. Kepada Pengelola Pendidikan, dengan cara seperti ini
guru lebih mudah memberikan kegiatan dan anak
lebih cepat memahami yang telah diajarkan guru
dengan metode bermain yang variatf anak sangat
senang dan tidak merasa bosan untuk belajar.
c. Kepada Para Peneliti, ntuk mengetahui apakah hasil
penelitian tindakan kelas ini berlaku untuk semua,
maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan
cara yang berbeda dan pada tahap yang berbeda serta
disesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana hasil
penelitian dilaksanakan.
Referensi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Program
Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Depdikbud.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997 Metodik Khusus
Pengembangan Berhitung. Jakarta : Depdikbud
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2006 Pedoman
Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Derektorat Jendral
Menejemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Hartati Aisyah 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar
Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas
Terbuka.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 150
Jean Piaget. Tingkat Perkembangan Mental Anak. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Miarso, Yusuf Hadi. 1984. Media Pembelajaran. Jakarta:
Grafindo Persada.
Karyono.
2003.
Perkembangan
Awal
Menentukan
Perkembangan Selanjutnya. Jakarta: Depdikbud.
Soetjingsih. 2004. Tumbuh Kembang Anak. Surabaya : Unair.
Download