PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK ANGKA

advertisement
PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU
Oleh Sigit Utomo*
Abstrak
Tulisan ini bertujuan memberikan informasi kepada guru dalam rangka menyiapkan
pengembangan keprofesian berkelanjutannya untuk meniti kepangkatan dan jabatannya
terutama dalam menyusun karya tulis ilmiah, khususnya penelitian tindakan kelas. Pada saat
ini, para guru dihadapkap pada peraturan perundangan baru yang akan diberlakukan, yaitu
Permen Pan-RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Esensi dari peraturan tersebut bahwa setiap guru pada setiap tahun akan dinilai kinerjanya
dan melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang berdampak pada jumlah
angka kredit yang dikumpulkan untuk dapat naik pangkat ke jenjang pangkat yang lebih
tinggi dari sebelumnya. Pengembangan keprofesian tersebut meliputi pengembangan diri,
publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Publikasi ilmiah yang diharapkan terutama Penelitian
Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian reflektif oleh peneliti
(pelaku tindakan), yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional tindakannya
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman atas tindakan-tindakan itu, serta
memperbaiki kondisi-kondisi pelaksanaan praktik-praktik pembelajaran. Terdapat 4 langkah
dalam melakukan PTK, yaitu perencanaa, tindakan, pengamatan, dan observasi-refleksievaluasi, jika ada permasalahan yang belum terpecahkan, maka dilakukan perencanaan
ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang dan refleksi ulang sehingga penelitian membentuk
siklus. Laporan PTK untuk angka kredit jabatan guru harus APIK (Asli-Perlu-Ilmiah-Konsisten),
diseminarkan, dan dipublikasikan di perpustakaan
Kata Kunci: PTK, Angka Kredit, dan PKB
A. PENDAHULUAN
Guru merupakan pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran
untuk mencerdaskan anak bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu mewujudkan
peserta didik yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi, berjiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian. Tidaklah berlebihan
kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaian besar
ditentukan oleh guru. Oleh sebab itu, profesi guru perlu dikembangkan secara terus menerus
dan proporsional menurut jabatan fungsional guru. Selain itu, agar fungsi dan tugas yang
melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku ,
maka ditetapkan beberapa peraturan perundangan yang mengatur tentang profesi guru.
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Jabatan fungsional guru meliputi guru pertama,
guru muda, guru madya, dan guru utama. Penetapan jenjang Jabatan Fungsional Guru untuk
pengangkatan dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, penetapann angka kredit dimungkinkan pangkat dan
jabatan tidak sesuai dengan pangkat dan jabatan.
Pada setiap tahun, guru akan dinilai kinerjanya melalui Penilaian Kinerja Guru (PKG) oleh seorang
asesor PKG. PKG adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama Guru dalam rangka
pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya (Kemendikbud,2012b:5). Disamping itu, setiap guru
*Sigit Utomo, Widyaiswara LPMP Papua
juga mengikuti program Pengembangan Keprofesian Kerkelanjutan (PKB) secara mandiri, di sekolah, di
KKG/MGMP, dan atau di lembaga Diklat. PKB bagi guru memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas
layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Nilai PKG
dan PKB yang diperoleh diakumulasi menjadi angka kredit yang diperoleh untuk tahun tersebut.
PKB guru dapat diperoleh dari kegiatan melaksanakan pengembangan diri, membuat
publikasi ilmiah, dan atau membuat karya inovatif. Dalam membuat publikasi ilmiah, seorang guru
diharapkan mampu membuat penelitian, dapat berupa penelitian tindakan kelas, penelitian
eksperimen, atau penelitian diskriptif. Sangat disarankan seorang guru membuat Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), karena dengan PTK, guru dapat memperbaiki kualitas pembelajarannya, dan
melalui PTK diharapkan mampu mendongkrak prestasi belajar siswanya. Disamping itu, PTK
meningkatkan profesionalisme sesama guru, karena PTK mempersayartkan melakukan kolaborasi
bersama guru lain.
Tidaklah mudah bagi sebagian besar guru untuk membuat publikasi ilmiah dan karya
inovatif, indikatornya bahwa sebagian besar atau 42,31% guru saat ini menumpuk di pangkat
golongan IV-a. Dikhawatirkan dengan pelaksanaan Permenpan-RB Nomor 16 Tahun 2009, pangkat
guru menumpuk pada golongan III-b, karena mulai golongan III-b, seorang guru sudah diwajibkan
untuk membuat publikasi ilmiah dan atau karya inovatif, diantaranya adalah PTK.
Beberapa permasalahan yang akan dibahas untuk membatasi tulisan ini antara lain (1)
apakah angka kredit jabatan guru itu?, (2) apakah pengembangan keprofesian berkelanjutan guru?,
(3) apakah PTK itu?, (4) bagaimanakah melaksanakan PTK bagi jabatan guru?, dan (5) bagaimanakah
membuat laporan PTK untuk angka kredit jabatan guru?
B. ANGKA KREDIT JABATAN GURU
Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir
kegiatan yang harus dicapai oleh seorang guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan
jabatannya. Butir kegiatan itu meliputi unsur utama dan unsur penunjang. Nilai angka kredit yang
harus dikumpulkan untuk naik pangkat ke jenjang lebih tinggi dari sebelumnya meliputi minimal
90% dari unsur utama dan maksimal 10% dari unsur penunjang (Permenpan-RB, 2009:14).
Butir kegiatan unsur utama meliputi: pendidikan termasuk prajabatan dan program induksi
guru pemula; pembelajaran bagi guru kelas atau mata pelajaran serta bimbingan bagi guru BK; dan
pengembangan keprofesian berkelanjutan. Butir kegiatan unsur penunjang meliputi memperoleh
gelar/ijazah yang tidak sesuai dengan bidang yang diampunya, memperoleh penghargaan/tanda
jasa, dan melaksanakan kegiatan yang mendukung tugas guru antara lain membimbing siswa
dalam praktik kerja nyata/praktik industri/ekstrakurikuler, menjadi organisasi profesi/
kepramukaan, menjadi tim penilai angka kredit, dan menjadi tutor/pelatih/instruktur.
Besarnya nilai angka kredit untuk setiap jenjang pangkat dan golongan guru ditunjukkan
pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Besarnya Nilai Angka Kredit Untuk Setiap Jenjang Pangkat Dan Golongan Guru
No
1
Jabatan
Guru Pertama
2
Guru Muda
3
Guru Madya
4
Guru Utama
Pangkat Golongan
Penata Muda, III-a
Penata Muda Tingkat I, III-b
Penata, III-c
Penata Tingkat I, III-d
Pembina, IV-a
Pembina Tingkat I, IV-b
Pembina Utama Muda, IV-c
Pembina Utama Madya, IV-d
Pembina Utama, IV-e
Angka Kredit
100
150
200
300
400
550
700
850
1050
Keterangan
Angka kredit untuk
naik pangkat adalah
selisih nilainya,
misalkan untuk naik
pangkat dari III-c ke IIId memerlukan angka
kredit 300-200= 100
2
C. PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dilaksanakan oleh setiap guru.
Jenis kegiatan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar kompetensi profesi
dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya yang sekaligus
berimplikasi kepada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru.
PKB mencakup tiga hal yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif
(Kemendikbud,2012a:8-13).
1. Pelaksanaan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki
kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundangan agar mampu melaksanakan tugas
pokok dan kewajibannya dalam pembelajaran/pembimbingan termasuk pelaksanaan tugastugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah. Kegiatan pengembangan diri terdiri dari
diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru.
Diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan yang bertujuan
untuk mencapai standar kompetensi profesi yang ditetapkan dalam kurun waktu tertentu.
Sedangkan kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan
ilmiah atau kegiatan bersama yang bertujuan untuk mencapai standar atau di atas standar
kompetensi profesi yang telah ditetapkan. Kegiatan kolektif guru mencakup: kegiatan lokakarya
atau kegiatan kelompok guru (KKG/MGMP); pembahas atau peserta pada seminar, koloqium,
diskusi panel atau bentuk pertemuan ilmiah yang lain; dan kegiatan kolektif lain yang sesuai
dengan tugas dan kewajiban guru.
2. Pelaksanaan Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai
bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 kelompok
kegiatan, yaitu: (1) presentasi pada forum ilmiah, sebagai pemrasaran/nara sumber pada
seminar, lokakarya ilmiah, koloqium atau diskusi ilmiah; (2) publikasi ilmiah hasil penelitian
atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal mencakup pembuatan: laporan hasil
penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya, tulisan ilmiah popular pendidikan formal
dan pembelajaran pada satuan pendidikan; (3) dan publikasi buku teks pelajaran, buku
pengayaan, buku bidang pendidikan, karya hasil terjemahan, dan buku pedoman guru.
3. Pelaksanaan Karya inovatif
Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru
sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah
dan pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini mencakup: (1)
penemuan teknologi tepat guna kategori kompleks atau sederhana; (2)
penemuan/penciptaan atau pengembangan karya seni kategori kompleks atau sederhana; (3)
pembuatan/modifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum kategori kompleks atau sederhana;
(4) penyusunan standar, pedoman, dan soal pada tingkat nasional maupun provinsi.
Karya yang dihasilkan secara bersama, dilaksanakan maksimum oleh 4 (empat) orang
guru, yang terdiri dari penulis utama dan penulis pembantu. Jumlah penulis pembantu paling
banyak 3 (tiga) orang. Bila jumlah penulis pembantu lebih dari 3 (tiga) orang, maka penulis pembantu
nomor urut ke empat dan seterusnya tidak dapat memperoleh angka kredit.
Besaran nilai angka kredit untuk kegiatan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif yang dilakukan
secara bersama oleh beberapa guru, diberikan angka kredit sebagai berikut.
3
Tabel 2
Besaran Nilai Angka Kredit Untuk Kegiatan Publikasi Ilmiah dan/atau Karya Inovatif Yang
Dilakukan Secara Bersama
Jumlah Guru yang
Melakukan Kegiatan
2 orang
3 orang
4 orang
Pembagian Angka Kredit
Penulis Utama
Penulis Pembantu I
Penulis Pembantu II
Penulis Pembantu III
40%
25%
20%
25%
20%
20%
60%
50%
40%
Besaran nilai angka kredit dari sub unsur PKB sebagai syarat kenaikan jabatan guru
disajikan dalam tabel sebagai berikut (Kemendiknas, 2010:5-6).
Tabel 3
Besaran Nilai Angka Kredit Dari Sub Unsur Pkb Sebagai Syarat Kenaikan Jabatan Guru
Dari Jabatan
Ke Jabatan
Jumlah Angka Kredit Minimum dari Subunsur
Pengemb.Diri
Publikasi Ilmiah dan/atau Karya Inovatif
3 (tiga)
-
Guru Pertama
golongan III/a
Guru Pertama
golongan III/b
Guru Muda
golongan III/c
Guru Muda
golongan III/d
Guru Madya
golongan IV/a
Guru Pertama
golongan III/b
Guru Muda
golongan III/c
Guru Muda
golongan III/d
Guru Madya
golongan IV/a
Guru Madya
golongan IV/b
Guru Madya
golongan IV/b
Guru Madya
golongan IV/c
4 (empat)
Guru Madya
golongan IV/c
Guru Utama (*
golongan IV/d
5 (lima)
Guru Utama
golongan IV/d
Guru Utama
golongan IV/e
5 (lima)
3 (tiga)
4 (empat):
Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah & karya inovatif
3 (tiga)
6 (enam):
Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah & karya inovatif
4 (empat)
8 (delapan):
Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian
4 (empat)
12 (duabelas):
Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian dan 1
(satu) Artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN
12 (duabelas):
Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil pene-litian dan
1 (satu) Artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN
14 (empatbelas):
Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian dan
1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN dan
1 (satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang berISBN
20 (duapuluh):
Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian dan 1
(satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN dan 1
(satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang berISBN
(* bagi Guru Madya, golongan ruang IV/c, yang akan naik jabatan menjadi Guru Utama, golongan ruang
IV/d, wajib melaksanakan presentasi ilmiah.
Untuk setiap kenaikan jenjang pangkat/golongan diatur ragam jenis publikasi ilmiah/
karya inovatif yang dapat dinilai. Hal ini diperlukan agar macam publikasi ilmiah/karya inovatif yang
diajukan, tidak didominasi oleh jenis tertentu (Kemendiknas, 2010:7). Untuk kenaikan
pangkat/golongan mulai III/d ke atas meliputi:
1. Jumlah publikasi yang berbentuk diktat, karya terjemahan, atau tulisan ilmiah populer
paling banyak 3 (tiga) buah. Buku pedoman guru paling banyak 1 (satu) buah.
2. Untuk penulisan laporan penelitian maksimal 2 laporan per tahun.
3. Untuk karya inovatif maksimal 50% dari angka kredit yang dibutuhkan.
4
D. PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU
1. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) adalah suatu
bentuk kajian reflektif oleh peneliti (pelaku tindakan), yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan rasional tindakannya dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman atas
tindakan-tindakan itu, serta memperbaiki kondisi-kondisi pelaksanaan praktik-praktik
pembelajaran (Tim pelatih proyek PGSM, 1999:5). Dalam pelaksanaan PTK, peneliti (pelaku
tindakan) selalu melakukan kajian sistematis reflektif selama penelitian untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran yang terjadi di dalam kelasnya. Peneliti dalam hal ini adalah guru itu
sendiri. Hasil penelitian tindakan dipakai sendiri sekalipun tidak tertutup kemungkinan
dimanfaatkan oleh pihak lain yang membutuhkan.
Dalam PTK, guru ikut bertanggung jawab dan berperan serta aktif untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya melalui tindakan yang dilakukan terhadap
proses pembelajaran yang dikelolanya. PTK diharapkan berpengaruh langsung dalam memicu
perubahan perilaku guru dalam mengelola pembelajaran yang dibangun sendiri yang akan
menghasilkan personal theory atau theory-in-use.
PTK dilakukan untuk menyelesaikan bermacam-macam permasalahan yang muncul di
dalam kelas/sekolah misalnya meningkatkan motivasi belajar, menerapkan berbagai macam
metode pembelajaran, mengembangkan kegiatan laboratorium, mengembangkan bentuk
pekerjaan rumah, mengembangkan bentuk-bentuk karya ilmiah, mengembangkan pendekatanpendekatan baru untuk pencapaian belajar, menerapkan berbagai pendekatan untuk
memenuhi kebutuhan individual murid yang berbeda-beda dan sebagainya.
2. Prinsip-Prinsip PTK
Prinsip penelitian tindakan antara lain:
a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, apapun metode PTK yang dilakukan, hendaknya
tidak mengganggu pekerjaanya sebagai pengajar.
b. Merupakan masalah yang cukup merisaukan guru untuk segera diatasi guna memberikan
layanan yang terbaik kepada siswa
c. Pelaksanaan PTK harus diketahui oleh kepala sekolah melalui surat ijin meneliti dan
disosialisasikan kepada rekan-rekan guru
d. Metodologi yang digunakan harus terpercaya sehingga guru dapat merumuskan hipotesis,
mengembangkan strategi yang dapat dilaksanakan pada situasi kelasnya, dan memperoleh
data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya.
e. Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan sehingga berpeluang
mengganggu proses pembelajaran.
f. Penyelenggaraan PTK harus selalu konsisten, peduli terhadap prosedur, etika, dan alamiah
(dilaksanakan sesuai alokasi waktu dan tidak merubah jadwal pelajaran yang ada)
g. Dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah kajian ilmiah dan dilaporkan hasilnya sesuai dengan
tata krama penyusunan karya tulis akademik.
3. Manfaat PTK
Manfaat bagi guru yang melakukan PTK antara lain:
a. Mengembangkan inovasi pembelajaran. Dalam inovasi pembelajaran, guru selalu mencoba
mengubah, memodifikasi, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan
gaya dan model pembelajarn yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Guru setiap tahun akan
5
selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda. Karena itu, jika guru melakukan PTK dari
persoalannya sendiri, dan menghasilkan pemecahannya sendiri, maka secara tidak langsung
ia telah terlibat dalam inovasi pembelajaran.
b. Meningkatan profesionalisme guru. Dalam PTK, guru ditantang untuk terbuka pada
pengalaman dan proses-proses baru. Dengan demikian, tindakan-tindakan dalam PTK
merupakan pendidikan bagi guru dan secara tidak langsung dapat meningkatkan
keprofesionalan mereka dalam proses pembelajaran di kelas.
4. Keunggulan Dan Kelemahan PTK
Hingga sekarang, PTK masih mendapat pro dan kontra berkaitan dengan kelayakan jenis
penelitiannya, terutama bila diperbandingkan dengan penelitian formal, karena hasil
penelitiannya berguna bagi dimensi praktis dalam situasi tertentu, namun secara tidak langsung
memperbaiki pembelajaran dan ilmu pengetahuan.
Keunggulan PTK antara lain: praktis dan langsung relevan untuk situasi yang aktual;
menyediakan kerangka yang teratur dan bersiklus untuk pemecahan masalah atau
pengembangan pembelajaran; berdasarkan pada observasi yang nyata dan obyektif, bukan
berdasarkan pada pendapat subyektif; fleksibel dan adaptif yaitu mengadakan perubahanperubahan selama dalam masa penelitian dan mengorbankan kontrol demi kepentingan
inovasi; dan sarana inovasi pembelajaran dan kepakaran atau profesionalisme guru
Adapun Kelemahan PTK antara lain: kurang tertib ilmiah karena validitas internal dan
eksternalnya lemah, tujuan penelitiannya bersifat situasional, sampelnya terbatas sehingga
kurang representatif dan kontrol terhadap variabel bebas sangat sedikit, dan hasilnya tidak
dapat digeneralisasi
E. MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari
berbagai kegiatan pembelajaran. Ada 5 tahapan pelaksanaan PTK antara lain: (1) pengembangan
fokus masalah, (2) perencanaan tindakan perbaikan, (3) pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi
dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi, dan (5) perencanaan tindak lanjut. Berikut ini daur PTK :
Permasalahan
Terse
lesai
kan
Terse
lesai
kan
Fokus
masalah
Alternatif pemecahan (rencana
tindakan siklus 1)
Pelaksanaan
Tindakan 1,2,3
Refleksi siklus 1
Analisis data 1,2,3
Observasi 1,2,3
S
I
K
L
U
S
I
Belum terselesaikan
Alternatif pemecahan (Rencana
tindakan siklus 2)
Pelaksanaan
Tindakan 1,2,3
Refleksi siklus 2
Analisis data 1,2,3
Obsevasi 1,2,3
S
I
K
L
U
S
II
6
1. Penetapan fokus masalah penelitian (Pra PTK)
a. Merasakan adanya masalah
Pertama-tama yang harus dimiliki guru adalah perasaan ketidakpuasan terhadap praktik
pembelajaran yang selama ini dilakukannya. Manakala guru merasa puas terhadap apa yang
ia lakukan di kelasnya, meskipun sebenarnya terdapat banyak hambatan, sulit kiranya bagi
guru untuk memunculkan masalah yang akan memicu dimulainya sebuah PTK.
b. Identifikasi masalah PTK
Bertanyalah kepada diri sendiri misalnya : Apa yang sedang terjadi sekarang?, Apakah yang
terjadi itu mengandung permasalahan?, Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?. Bila
pertanyaan tersebut ada dalam pikiran, maka langkah selanjutnya mengembangkan
beberapa pertanyaan seperti: saya berkeinginan memperbaiki ..., berapa siswa yang merasa
kurang puas tentang ..., saya memilih untuk mengujicobakan gagasan ... dan seterusnya.
c. Analisis masalah
Setelah mengidentifikasi sejumlah masalah, maka selanjutnya dilakukan analisis terhadap
masalah-masalah tersebut. Dalam hal ini, akan ditemukan permasalahan yang sangat
mendesak untuk diatasi. Hal yang perlu diperhatikan yaitu: pilih masalah yang dirasa penting
oleh guru dan murid atau topik yang melibatkan guru, jangan memilih masalah yang berada
diluar kemampuan atau kekuasaan guru, pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya
cukup kecil dan terbatas, dan usahakan untuk bekerja secara kolaboratif.
2. Perencanaan tindakan
a. Tentukan solusi tindakan perbaikan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melilih tindakan perbaikan yaitu: tindakan yang
dipilih berdasarkan hasil kajian agar alternatif tindakan mempunyai landasan kuat dan
mantap secara konseptual; tindakan perbaikan berorientasi pada proses pembelajaran
meliputi suatu strategi, model, pendekatan, metode, atau teknik tertentu; tindakan yang
dipilih dikuasai oleh pelaku tindakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran berdasarkan
teori, temuan, kajian, atau pengembangan sebelumnya; tindakan perbaikan dipertimbangkan, dikaji ulang, dan dievaluasi dari segi relevansinya dengan tujuan, kelaikan, dan
keterlaksanaannya; dan pilih alternatif tindakan serta prosedur implementasi yang dinilai
paling menjanjikan namun masih tetap dalam jangkauan kemampuan guru.
b. Merumuskan masalah
Rumuskan masalah secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang
jelas akan membuka peluang untuk menetapkan tindakan perbaikan atau alternatif solusi
yang perlu dilakukannya, jenis data yang perlu dikumpulkan, prosedur perekamannya, serta
cara menginterpretasikannya. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. misalnya:
apakah penerapan pembelajaran koperatif Type STAD akan meningkatkan proses dan hasil
belajar IPA di kelas 5B SD Negeri 2 Merauke?
7
c. Merumuskan hipotesis tindakan
Bentuk rumusan hipotesis tindakan menyatakan ”kita percaya tindakan kita akan
merupakan suatu solusi yang dapat memecahkan permasalahan yang diteliti”, dirumuskan
dalam bentuk pernyataan. misalnya: penerapan pembelajaran koperatif Type STAD akan
meningkatkan proses dan hasil belajar IPA di kelas 5B SD Negeri 2 Merauke.
d. Analisis kelaikan hipotesis tindakan
Analisis kelaikan dilakukan untuk mengetahui situasi riil dibandingkan situasi ideal yang
dijadikan rujukan. Guru hendaknya realistis dalam menghadapi kenyataan keseharian di
sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
apakah guru memiliki kemampuan dan komitmen untuk melaksanakan PTK, apakah
tindakan berpengaruh negatif pada siswa, apakah fasilitas dan sarana pendukungnya
tersedia, dan apakah iklim belajar di kelas atau sekolah mendukung terlaksananya PTK.
e. Menetapkan judul
Judul PTK minimal menggambarkan masalah, tindakan, dan subjek penelitian secara
spesifik, diusahakan berkisar 15 kata, misalnya: Penerapan pembelajaran koperatif Type
STAD untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPA di kelas 5B SD Negeri 2 Merauke.
f. Persiapan tindakan
Persiapan yang dilakukan dalam melaksanakan PTK antara lain:
1) Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru di
samping bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi
tindakan perbaikan yang telah direncanakan.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, seperti lembar
observasi, lembar kerja siswa, gambar-gambar, dan alat-alat peraga
3) Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil
tindakan perbaikan.
4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan
rancangan, sehingga dapat menumbuhkan serta mempertebal kepercayaan diri dalam
pelaksanaannya yang sebenarnya. Sebagai aktor PTK, guru harus terbebas dari rasa
takut gagal dan takut berbuat kesalahan.
3. Pelaksanaan tindakan dan observasi interpretasi
a. Pelaksanaan tindakan
Guru melaksanakan skenario tindakan perbaikan yang telah direncanakan dalam situasi
aktual. Pada saat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan ini juga dilakukan dengan kegiatan
observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.
b. Observasi dan interpretasi
Mengamati dan merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan
perbaikan berlangsung dengan atau tanpa alat bantu. Observasi dalam kegiatan PTK dapat
dibedakan adanya 4 metode observasi yaitu observasi terbuka, observasi terfokus, observasi
terstruktur, dan observasi sistematik. Dalam pelaksanaannya, para pelaksana PTK perlu
8
secara jeli dan kreatif memodifikasi metode-metode observasi agar memenuhi harapan baik
dari segi mutu data yang dapat dihasilkan maupun dari segi kelaikan implementasinya.
c. Diskusi balikan
Diskusi balikan bermanfaat optimal apabila diberikan tidak lebih dari 24 jam setelah
observasi, digelar dalam suasana yang saling mendukung dan tidak saling menyalahkan,
bertolak dari rekaman data yang dibuat oleh pengamat, diinterpretasikan secara bersamasama oleh aktor tindakan dan pengamat berdasar kerangka pikir tindakan perbaikan, dan
pembahasan mengacu kepada penetapan sasaran serta pengembangan strategi perbaikan
untuk menentukan perencanaan berikutnya.
4. Analisis dan refleksi
a. Analisis data
Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahanbahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.
Analisis data dilakukan tiga tahap: reduksi data, paparan data dan penyimpulan. Reduksi
data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan
pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah
proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representatif
tabular termasuk dalam format matriks, representatif grafis dan sebagainya. Penyimpulan
adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir tersebut dalam
bentuk pernyataan kalimat dan/atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung
pengertian luas.
b. Refleksi
Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan/atau tidak terjadi, apa
yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang
telah dilakukan. Hasil refleksi akan digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam
upaya mencapai tujuan PTK. Atau dengan kata laian, refleksi merupakan pengkajian
terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara dan untuk
menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir yang mungkin ditetapkan
dalam rangka pencapaian berbagai tujuan.
5. Perencanaan tindak lanjut
Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah
dapat mengatasi masalah atau belum. Jika hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum
terselesaikan, maka dilakukan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan
sebelumnya, apabila perlu, dengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul baru untuk
mengatasi masalah yang ada. Jika pada siklus ke 2 permasalahannya sudah terselesaikan
(memuaskan), maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3, namun jika siklus ke 2
masalahnya belum terselesaikan, maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3 dan seterusnya.
Jadi, suatu siklus dalam PTK tidak dapat ditentukan lebih dahulu jumlahnya, sebab disesuaikan
dengan hakekatnya permasalahan yang kebetulan menjadi pemicunya. Dapat dikatakan, banyak
9
sedikitnya jumlah siklus dalam PTK itu tergantung pada terselesaikannya masalah yang diteliti
dan munculnya faktor-faktor lain yang berkaitan dengan masalah itu.
F. LAPORAN HASIL PTK UNTUK ANGKA KREDIT GURU
Persayaratan laporan PTK untuk diusulkan sebagai angka kredit jabatan guru adalah:
1. Harus APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten)
Asli artinya bukan plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur,
indikasi laporan tidak asli misalnya: terdapat banyak kesamaan mencolok di antara PTK yang
dibuat pada waktu dan tempat yang berbeda, sangat mirip skripsi atau tesis, dan dibuat oleh
guru yang lain dari daerah yang sama. Perlu artinya hal yang dilaporkan atau gagasan yang
dituliskan harus sesuatu yang diperlukan dan mempunyai manfaat dalam menunjang
pengembangan keprofesian dari guru yang bersangkutan yaitu pembelajaran di kelas. Ilmiah
artinya disajikan dengan memakai kerangka isi dan mempunyai kebenaran yang sesuai dengan
kaidah-kaidah kebenaran ilmiah dan mengkuti kerangka isi yang telah ditetapkan. Konsisten
artinya laporan harus sesuai dengan tugas pokok penyusunnya, bila penulisnya seorang guru,
maka isi laporan harus berada pada bidang tugas guru yang bersangkutan, dan memasalahkan
tentang tugas pembelajaran yang sesuai dengan tugas di sekolahnya (Kemendiknas, 2010:9).
2. Minimal 2 siklus dengam masing-masing siklus minimal 2 kali pertemuan. dibuktikan melalui
lampiran berupa RPP tiap pertemuan, hasil observasi tiap pertemuan, dan hasil kerja siswa tiap
pertemuan. Idealnya, sebuah PTK minimal 3 siklus dengan masing-masing siklus 3 kali permuan.
3. Diseminarkan di sekolah dengan jumlah peserta seminar minimal 15 orang dari 3 sekolah yang
berbeda pada jenjang pendidikan yang sama, dibuktikan melalui: berita acara seminar yang
ditandatangani panitia seminar dan kepala sekolah berisi keterangan tentang waktu, tempat,
peserta, dan notulen hasil seminar; sertifikat seminar/keterangan seminar dari panitia; dan
daftar hadir peserta seminar (Kemendiknas, 2010:26).
4. Dipublikasikan/disimpan di salah satu perpustakaan dibuktikan dengan surat keterangan dari
kepala perpustakaan dan cap perpustakaan
5. Pernyataan keaslian dari kepala sekolah dan di cap sekolah/madrasah
Adapun Format laporan PTK sangat beragam, antara lain dicontohkan sebagai berikut:
1. Bagian Pembuka
a. Halaman judul
b. Lembar pengesahan
c. Kata pengantar
d. Daftar isi
e. Daftar tabel (bila ada)
f. Daftar gambar (bila ada)
g. Daftar lampiran
h. Abstrak diakhiri kata kunci
2. Bagian Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
10
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Uraikan secara lugas masalah-masalah yang terjadi dalam kelas anda, masalah yang
ingin ditanggulangi, penyebab timbulnya masalah tersebut, dan kadar masalah yang
ingin ditanggulangi
Identifikasi masalah
Identifikasikan masalah sesuai latar belakang secara runtut
Pembatasan masalah
Sebutkan lingkup atau batasan tindakan yang akan diambil peneliti
Pemecahan Masalah
Sebutkan tindakan yang dipilih untuk mengatasi masalah yang diangkat
Perumusan masalah
Rumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sesuai variabel yang diteliti
Tujuan penelitian
Uraikan hasil penelitian yang diharapkan dari penelitian
Manfaat penelitian
Uraikan manfaat penelitian bagi siswa, guru, sekolah
BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis
A. Kajian Pustaka sesuai variabel
Menguraikan kajian pustaka yang memberi arah ke pelaksanaan PTK dan usaha peneliti
membangun argumen bahwa dengan tindakan tertentu dimungkinkan dapat
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran
B. Penelitian yang relevan
Menguraikan temuan penelitian yang relevan sesuai variabel yang diteliti dalam PTK
C. Kerangka berfikir
Diskripsikan atau buat alur/skema tentang kerangka berpikir penelitian anda berdasar
kajian pustaka dan hasil penelitian yang relevan.
D. Hipotesis tindakan
Rumusan hipotesis sebagai landasan tindakan yang digunakan
BAB III Metode penelitian
A. Setting penelitian
lokasi penelitian, waktu penyelenggaraan penelitian dan karakteristik kelompok sasaran
yang menjadi subyek penelitian
B. Subyek penelitian
Menguraikan subyek yang menjadi fokus penelitian yaitu siswa, guru, kepala sekolah
C. Sumber data
Menguraikan sumber data
D. Teknik dan alat pengumpulan data
Diuraikan jenis data yang dikumpulkan berkenaan proses dan dampak tindakan
perbaikan dan teknik/cara pengumpulan datanya seperti melalui pengamatan
partisipatif, pembuatan jurnal harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran
interaksi dalam kelas, pengukuran hasil belajar, dan sebagainya
E. Validasi data
Menguraikan upaya untuk menjaga validitas data misalnya dengan triangulasi
11
F. Analisis data
Menguraikan teknik analisis data untuk mendapatkan kesimpulan hasil penelitian
G. Indikator kinerja
Tolok ukur keberhasilan tindakan perbaikan yang ditetapkan dalam bentuk jumlah,
jenis atau tingkat sesuai tindakan perbaikan yang dimaksud.
H. Prosedur penelitian
Gambaran umum penelitian yang dilakukan termasuk jumlah dan prosedur siklus
penelitian yang dilakukan), meliputi:
1. Persiapan tindakan
Persiapan yang dilakukan (seperti tes diagnostik untuk menspesifikasikan masalah
dan rincian penyebab timbulnya masalah), pembuatan alat-alat dalam rangka
tindakan, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan di kelas)
2. Implementasi tindakan
Deskripsikan tindakan yang akan diambil, skenario kerja tindakan dan prosedur
tindakan yang digunakan peneliti
3. Pemantauan dan Evaluasi
Uraikan prosedur pemantauan dan evaluasi tindakan, alat-alat pemantauan dan
evaluasi yang digunakan, beserta criteria keberhasilan tindakannya.
4. Analisis dan Refleksi
Uraikan prosedur analisis hasil pemantauan dan refleksi terhadap tindakan yang
telah diambil, tim yang terlibat dalam analisis hasil pemantauan dan refleksi, kriteria
dan rencana bagi tindakan daur ulang
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Deskripsi kondisi awal
Mendiskripsikan kondisi awal sebelum dilakukan tindakan berhubungan variabel yang
diteliti.
B. Deskripsi siklus I
Menyajikan uraian data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan
dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang
terjadi pada siklus I
C. Deskripsi siklus II,
Menyajikan uraian data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan
dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang
terjadi pada siklus II
D. Deskripsi siklus ke-n,
Menyajikan uraian data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan
dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang
terjadi pada siklus ke-n
E. Pembahasan tiap siklus dan antar siklus
Menyajikan uraian masing-masing siklus dan hasil perubahan (kemajuan) pada diri
siswa, lingkungan, guru sendiri dan aktifitas belajar, situasi kelas, hasil belajar.
Kemungkinan grafik dan tabel secara optimal, hasil analisis data yang menunjukkan
perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara sistematik dan jelas.
12
F. Hasil penelitian
Uraikan keberhasilan penelitian akibat tindakan perbaikan yang dilakukan
BAB V Penutup
A. Simpulan
Simpulkan hasil penelitian yang diperoleh secara lengkap, sesuai dengan masalah yang
diteliti
B. Saran
Ajukan saran-saran untuk penerapan hasil penelitian dan kemungkinan penelitian
lebih lanjut di masa datang
3. Bagian Penunjang
A. Daftar Pustaka, ditulis dengan norma tertentu dan konsisten
B. Lampiran-lampiran, terdiri dari:
(1) model program perbaikan yang memperlihatkan skenario tindakan/RPP tiap tatap muka,
(2) Instrumen penelitian, (3) hasil rekap tabulasi data tiap siklus, (4) bukti instrumen yang
telah diisi oleh pengamat, (5) bukti LKS yang telah diisi siswa/hasil kerja siswa tiap siklus, (6)
Biodata peneliti, (7) bukti foto pelaksanan tindakan tiap siklus, dan (8) surat ijin penelitian.
Sebuah laporan PTK sangat rawan untuk terjadinya duplikasi (Copy Paste) dengan laporan
PTK dari kelas, sekolah, dan daerah lain, maupun tahun pembuatan yang berbeda, karena
permasalahan yang diangkat dalam PTK adalah proses pembelajaran, oleh karena itu
keabsahan/validitas sebuah laporan PTK dipertaruhkan melalui bukti-bukti lampiran yang
selengkap-lengkapnya, biasanya 40% isi laporan PTK adalah berisi lampiran.
Mengingatkan pepatah yang disampaikan oleh Tim penilai angka kredit guru yaitu
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2006:v), bahwa “bukan karya tulis ilmiahnya, tetapi
kegiatan nyata yang telah dilakukan guru dalam upaya meningkatkan profesionalismenya sebagai
guru, itulah yang utama, itulah yang diberikan nilai, itulah yang mampu mengantarkan sukses
profesi kita, para guru”. Oleh karena itu, marilah kita junjung nilai-nilai prosedur kerja ilmiah dalam
melaksanakan PTK secara benar dan bertanggungjawab.
G. SIMPULAN
Jabatan fungsional guru terus dituntut untuk selalu mengembangkan profesinya agar
kompetensinya terjaga agar mampu menyiapkan insan bangsa yang mampu bersaing di era
kehidupan global. Guru dinilai kinerjanya melalui PKG dan mengikuti PKB yang berdampak pada
angka kredit yang dikumpulkan setiap tahun. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir
kegiatan yang harus dicapai oleh seorang guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan
jabatannya. PKB guru dilaksanakan sesuai kebutuhan guru untuk mencapai standar kompetensi
profesi dan meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya, diantaranya
adalah PTK. Terdapat 4 langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaa, tindakan, pengamatan,
dan observasi-refleksi-evaluasi, jika ada permasalahan yang belum terpecahkan, maka dilakukan
perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang dan refleksi ulang sehingga penelitian
membentuk siklus. Laporan PTK untuk angka kredit jabatan guru harus APIK (Asli-Perlu-IlmiahKonsisten), diseminarkan, dan dipublikasikan di perpustakaan
13
REFERENSI
Kemendiknas. (2010). Pedoman kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan angka
kreditnya. Jakarta: Dirjen PMPTK.
Kemendikbud. (2012). Pedoman pengelolaan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Jakarta:
Badan Pengembangan SDMPK dan PMP.
Kemendikbud. (2012). Pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru. Jakarta: Badan Pengembangan
SDMPK dan PMP.
Permenpan-RB.(2009). Peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan birokrasi reformasi,
tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. (2006). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi
aksara.
Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru
Sekolah menengah, Dirjen Dikti, Depdiknas.
14
Download