perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran IPA
Dari sudut bahasa, sains atau science (Bahasa Inggris), berasal dri
bahasa latin, yaitu dari kata Scientia artinya pengetahuan. Science yang artinya
pengetahuan dibedakan menjadi dua bagian yaitu natural science (Ilmu
Pengetahuan Alam/IPA) dan social science (Ilmu Pengetahuan Sosial/IPS)
(Sukarno, dkk, 1981: 1).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)/ sains menurut (Rahayu, Murniati &
Farikhah, 2013
kaitannya dengan gejalaSecara etimologi, Fisher (1975) menyatakan:
Kata sains merujuk dari bahasa Jerman, yaitu Wissenchaft yang artinya
sistematis, pengetahuan yang terorganisasi. Sains diartikan sebagai
pengetahuan yang secara sistematis tersusun (assembled) dan bersamasama dalam suatu urutan terorganisasi, misalnya pengetahuan tentang
Fisika, Biologi, dan Kimia (Mariana dan Praginda, 2009: 14-15).
Chalmers (1980) menyatakan sains didasari oleh hal-hal yang kita
lihat, dengar, raba, dan lain-lain. Pendapat atau pemikiran imajinatif tidak
dapat dikatakan sebagai sains. Sains bersifat objektif dan dapat dibuktikan.
Dapat dikatakan batasan ini lebih menekankan kepada cara memperoleh sains,
yaitu melalui observasi (Mariana dan Praginda, 2009: 16).
Fisher (1975) menyatakan batasan sains
body of knowledge
obtained by methods based upon observatiaon yang artinya suatu batang tubuh
pengetahuan yang diperoleh melalui suatu metode
(Mariana dan Praginda, 2009: 17).
Batasan sains secara lebih lengkap diungkapkan oleh Sund (1981)
yang menyatakan:
Sains sebagai tubuh dari pengetahuan (body of knowledge) yang dibentuk
melalui proses inkuiri yang terus-menerus, yang diarahkan oleh
masyarakat yang bergerak dalam bidang sains. Sains lebih dari sekedar
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
pengetahuan (knowledge). Sains merupakan suatu upaya manusia yang
meliputi operasi mental, keterampilan, dan strategi memanipulasi dan
menghitung, keingintahuan (curiosity), keteguhan hati (courage),
ketekunan (persistance) yang dilakukan oleh individu untuk mengungkap
rahasia alam semesta. Sains juga dapat dikatakan sebagai hal-hal yang
dilakukan ahli sains ketika melakukan kegiatan penyelidikan ilmiah
(Mariana dan Praginda, 2009: 18).
sains pada
hakikatnya yaitu (1) sekumpulan pengetahuan (a body knowledge); (2) cara
berpikir (a way of thinking); (3) cara penyelidikan (a way of investigating)
3).
sains adalah upaya
mengarahkan dan membimbing siswa agar mereka memiliki kemampuan dan
kemauan untuk mencari dan menemukan segala yang mungkin mengenai dunia
yang dialaminya dalam kehidupan sehari-
).
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan berupa
fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan
(Ibrahim dan Widodo, 2013: 1).
Tim PLPG mengungkapkan bahwa :
Pembelajaran IPA di SMP menekankan pada pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu memahami
akan membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam (Ibrahim dan Widodo, 2013: 1).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP, meliputi bidang kajian energi
dan perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan, dan
materi dan sifatnya. Kesekian materi-materi tersebut membantu siswa
memahami fenomena alam yang terjadi di sekitarnya, karena merupakan
konsep dasar.
Mata pelajaran IPA di SMP menurut Arahim, dkk (2009: 4),
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan, keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
hidup sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran
terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan teknologi, dan masyarakat.
4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk
Sistem
pembelajaran IPA di SMP
dapat dilakukan dengan
memberikan pengalaman belajar secara langsung, sehingga mengedepankan
ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Sasaran pembelajaran IPA di SMP
meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif, yaitu memberikan siswa
pemahaman dan penalaran, kesempatan memiliki ketrampilan, dan kesempatan
untuk memahami, menghargai, dan mengapresiasi nilai-nilai yang ada di
sekitarnya, sehingga kemampuan siswa berkembang.
2. Hakikat Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak
dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua
pihak atau kutub) atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai
perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu sumber pesan dengan
penerima pesan atau informasi (Sri Anitah, 2008: 1). Menurut Association
for Educational Communications and Technology (AECT) dalam Sri Anitah
(2008:1), mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan
untuk menyalurkan informasi. Pendapat lain menyatakan bahwa media
adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual serta
peralatannya (National Education Association (NEA) dalam Hujair AH.
Sanaki, 2009: 3).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2011: 3), mengatakan bahwa:
Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,
atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian
ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
Pendapat lain dikemukakan oleh Robert Heinich dalam Musfiqon
(2012: 26), mendefinisikan media sebagai saluran informasi yang
menghubungkan antara sumber informasi dengan penerima.
Dari beberapa pendapat yang telah diungkapkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan
atau menghantarkan pesan atau informasi dari sumber ke penerima.
b. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara terminologi cukup beragam, sesuai
sudut pandang para pakar media pendidikan. Menurut Arsyad (2011: 4)
media pembelajaran yaitu suatu media yang dapat membawa pesan-pesan
atau informasi dengan tujuan instruksional atau mengandung maksudmaksud pengajaran.
Pendapat lain dikemukakan oleh G
bahwa
it mengatakan media pembelajaran meliputi alat yang secara
fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran yang terdiri dari
buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide, foto,
gambar, grafik, televisi dan komputer (Arsyad, 2011: 4).
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan
pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si
belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Dari berbagai definisi tersebut Anitah (2009: 5) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa
yang dapat menciptakan kondisi dimana pembelajar dapat menerima
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran baik cetak
maupun audio-visual untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2011: 12-14), ciri-ciri media ada
tiga yang dapat dirangkum sebagai berikut:
1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri fiksatif menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu
peristiwa atau objek dapat disusun kembali dengan media seperti
fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Melalui ciri
ini, memungkinkan media merekam suatu kejadian yang terjadi pada satu
waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu
2) Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media yaitu memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama
mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam bentuk apa saja,
media dapat direproduksi beberapa kali dan siap digunakan secara
bersamaan diberbagai tempat tertentu.
3) Ciri Manipulatif (Manipulatif Property)
Media memiliki ciri manipulatif karena dapat mentransformasi suatu
kejadian atau objek. Kejadian yang memakan waktu lama dapat disajikan
kepada siswa dalam waktu sekejap dengan teknik pengambilan gambar.
Media dari ciri manipulatif ini memerlukan perhatian sungguh-sungguh
kerena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan
kejadian atau pemotongan bagian yang salah, maka akan terjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
kesalahan penafsiran, sehingga dapat merubah sikap siswa ke arah yang
tidak diinginkan.
Rohani dalam Musfiqon (2012: 29-30), menyatakan ciri-ciri
umum media pembelajaran yang dapat dirangkum sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
Merupakan alat peraga langsung dan tidak langsung.
Digunakan dalam proses komunikasi instruksional.
Merupakan alat yang efektif dalam instruksional.
Memiliki normatif bagi kepentingan pendidikan.
Erat kaitannya dengan metode mengajar khususnya maupun
komponen-komponen sistem instruksional lainnya.
d. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang dapat mempengaruhi kondisi, iklim dan lingkungan belajar
yang diciptakan oleh guru (Arsyad, 2011: 15). Dalam proses pembelajaran
media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber menuju
penerima.
Levie
dan
Lentz
(1982)
dalam
Arsyad
(2011:
16-17),
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya pada media
visual, yaitu:
1) Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak
tertarik dengan materi pelajaran itu atau mata pelajaran itu merupakan
salah satu mata pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka, sehingga
mereka tidak memperhatikan. Media gambar, khususnya gambar yang
diproyeksikan melalui LCD dapat menenangkan dan mengarahkan
perhatian mereka kepada pelajaran yang akan diterima. Dengan
demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi
pelajaran lebih besar.
2) Fungsi Afektif
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar
atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
3) Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi mengakomodasi
siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran
yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media
memperluas
pembelajaran
pengetahuan,
dapat
serta
meningkatkan
memberikan
pengetahuan,
fleksibilitas
dalam
penyampaian pesan. Selain itu media juga dapat berfungsi sebagai alat
komunikasi, sarana pemecahan masalah, dan sebagai sarana pengembangan
diri. Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan membangkitkan
keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain
itu media juga dapat berguna untuk membangkitkan gairah belajar siswa
serta memungkinkan siswa untuk belajar mandiri (Musfiqon, 2012: 33).
Menurut
Rowntree
dalam
Musfiqon
(2012:
34),
media
pembelajaran berfungsi seb
belajar, (2) mengulang apa yang telah dipelajari, (3) menyediakan stimulus
belajar, (4) mengaktifkan respons peserta didik, (5) memberikan balikan
Kemp & Dayton dalam Arsyad (2011: 21-23), menyatakan manfaat
media pembelajaran dari hasil penelitian menunjukkan dampak positif
sebagai bagian integral pembelajaran di kelas yaitu:
1) Penyampaian Pelajaran Menjadi Lebih Baku
Penafsiran para guru terhadap isi pelajaran yang berbeda-beda, hal ini
dapat dikurangi dengan menggunakan media pembelajaran. Sehingga
informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
2) Pengajaran Lebih Menarik
Media dapat digunakan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa
tetap memperhatikan. Dengan kejelasan dan keruntutan pesan yang akan
disampaikan serta daya tarik image, menunjukkan bahwa media dapat
membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.
3) Pembelajaran Menjadi Lebih Interaktif
Melalui diterapkannya teori belajar dengan prinsip-prinsip psikologis
yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
4) Lama Waktu Pengajaran Dapat Dipersingkat
Hal ini dikarenakan kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat
untuk mengantarkan pesan dan isi pelajaran.
5) Kualitas Hasil Belajar Dapat Ditingkatkan
Hasil belajar dapat ditingkatkan dengan mengintegrasikan kata dan
gambar sebagai media pembelajaran yang dapat mengkomunikasikan
elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan
baik, spesifik, dan jelas.
6) Pembelajaran Dapat Diberikan Kapan dan Di Mana Saja
Media pembelajaran disusun untuk penggunaan secara individu sehingga
dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan.
7) Sikap Positif Siswa Terhadap Pelajaran
Media pembelajaran membawa sikap positif terhadap mata pelajaran
yang dipelajari di dalam kelas.
8) Peran Guru Dapat Berubah Ke Arah yang Lebih Positif
Beban guru untuk menjelaskan isi pelajaran dapat dikurangi sehingga
guru dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain, misalnya
sebagai konsultan atau penasihat siswa.
Menurut Rusman (2012: 164), media pembelajaran memiliki
beberapa manfaat yang diringkas sebagai berikut:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
2) Materi pembelajaran akan lebih jelas sehingga dapat dipahami oleh
siswa
dan
memungkinkan
siswa
dapat
menguasai
tujuan
pembelajaran.
3) Metode pembelajaran yang akan digunakan lebih bervariatif,
sehingga siswa tidak bosan.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar dan tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga melakukan aktivitas lainnya.
Sudjana & Rivai (1992: 2) dalam Arsyad (2011: 24-25)
mengemukakan: Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar
siswa, yaitu:
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai
dan mencapai tujuan pengajaran;
3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan, dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain
seperti
mengamati,
melakukan,
mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain.
Dari uraian dan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam
proses belajar sebagai berikut:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya,
dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, indera,
dan waktu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
a. objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan
langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto,
slide, realita, film, radio atau model;
b. objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh
indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide
atau gambar;
c. kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali
dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman
video, film, foto, slide di samping secara verbal;
d. objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah
dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide,
atau simulasi komputer;
e. kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan
video;
f. peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau
proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti
proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan
dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film,
video, slide atau simulasi komputer.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka,
serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungannya, misalnya melalui karya wisata,
kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang. (Arsyad,
2011: 25-27).
e. Macam-Macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran telah diklasifikasikan dalam beberapa jenis
oleh para ahli seperti yang dikemukakan oleh Leshin, Pollock dan
Reigerluth (1992) dalam Arsyad (2011: 36), sebagai berikut:
1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran,
kegiatan kelompok, field-trip).
2) Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan (workbook),
alat bantu kerja dan lembar lepas).
3) Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta,
gambar, transparasi, slide).
4) Media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape,
televisi)
5) Media berbasis komputer (penyajian dengan bantuan computer,
interaktif video, hypertext).
Berbeda dengan Anderson dalam Sadiman (2011: 89), yang telah
membagi media dalam sepuluh kelompok, yaitu: (1) audio; (2) cetak; (3)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
cetak bersuara; (4) proyeksi (visual) diam; (5) proyeksi dengan suara; (6)
visual gerak; (7) audio visual gerak; (8) objek; (9) manusia dan lingkungan;
(10) komputer.
Menurut
Kemp
&
Dayton
dalam
Arsyad
(2011:
37)
mengelompokkan media dalam delapan jenis, yaitu sebagai berikut: (1)
media cetak; (2) media pajang; (3) overhead transparacies; (4) rekaman
audiotape; (5) seri slide dan filmstrips; (6) penyajian multi-image; (7)
Berdasarkan uraian para ahli di atas, dapat diuraikan beberapa jenis
media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar,
antara lain:
1) Media Cetak
Secara
historis,
istilah
media
cetak
muncul
setelah
ditemukannya alat pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456.
Kemudian dalam bidang percetakan berkembanglah produk alat pencetak
yang semakin modern dan efektif penggunaannya. Banyak terdapat
media pembelajaran yang berbasis cetak, antara lain: buku pelajaran/teks,
surat kabar, majalah ilmiah, buletin, jurnal, lembaran lepas dan teks
terprogram.
Arsyad (2011: 38-39), media cetak memiliki kelebihan beberapa
kelebihan yang dapat dirangkum sebagai berikut:
a) Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu
memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lamban
dalam membaca dan memahami materi.
b) Selain dapat mengulangi materi dalam media cetak, siswa akan
mengikuti urutan pikiran secara logis.
c) Perpaduan antara teks dan gambar dalam halaman cetak dapat
menambah daya tarik dan dapat menambah daya tarik serta
memperlancar pemahaman informasi yang disajikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
d) Pada teks terprogram, siswa akan berpartisipasi dengan aktif karena
harus memberikan respon terhadap pertanyaan dan latihan yang
disusun.
e) Media cetak dapat diproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan
dengan mudah.
Selain itu, Arsyad (2011: 88-91) menyatakan bahwa media
berbasis cetakan menuntut enam elemen yang harus diperhatikan pada
saat merancang, yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran
huruf dan penggunaan spasi kosong yang penjelasannya sebagai berikut:
a) Penggunaan konsistensi dari halaman satu ke halaman yang lain
sangatlah penting, terlebih pada jarak spasi antara judul dengan
kalimat pertama serta garis samping agar sama.
b) Penggunaan format yang sesuai, misalnya untuk paragraf yang berisi
kalimat yang panjang hendaknya dibuat satu kolom, sedangkan yang
berisi paragraf pendek bisa dibuat lebih dari satu kolom. Namun, juga
disesuaikan dengan ukuran dari media cetak tersebut.
c) Teks disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan mencari
informasi. Agar lebih jelas, disarankan penggunaan kotak-kotak yang
berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian teks.
d) Daya tarik yang dimaksud adalah selalu memberikan kejutan atau hal
yang baru pada setiap bab atau bagian yang baru. Hal ini dapat
memicu siswa untuk membaca terus.
e) Pemilihan dan penggunaan ukuran huruf hendaknya juga diperhatikan
dan disesuaikan dengan isi, pengguna dan lingkungan. Selain itu,
disarankan untuk menghindari huruf kapital pada seluruh teks yang
dapat membuat proses membaca menjadi sulit.
f) Penggunaan spasi (ruang) kosong berguna untuk menambah kontras
yang mana bertujuan untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk
beristirahat sejenak dalam menelusuri teks-teks selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
2) Media Grafis
Media grafis termasuk media visual, berfungsi menyalurkan
pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut
indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
simbol-simbol komunikasi visual.
Menurut Musfiqon (2012: 73-88), terdapat banyak jenis media
grafis di antaranya:
a) Gambar atau Foto
Di antara media pembelajaran, gambar/foto adalah media
yang paling umum dipakai. Gambar/foto merupakan bahasa yang
paling umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimanamana.
b) Sketsa
Sketsa (stick figure) adalah gambar yang sederhana atau
draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail.
Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, maka
setiap guru yang baik dapatlah menuangkan ide-idenya kedalam
bentuk sketsa. Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid,
menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian
pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab media ini
dibuat langsung oleh guru.
c) Diagram
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garisgaris dan simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan
struktur dari objek secara garis besar. Diagram menunjukkan
hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang
ada. Diagram pada umumnya berisi petunjuk-petunjuk. Diagram
menyederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas
penyajian pesan.
d) Bagan (Chart)
Fungsi pokoknya adalah menyajikan ide-ide atau konsepkonsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan
secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir
penting dari suatu persentasi.
e) Grafik (Graphs)
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titiktitik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya sering kali simbolsimbol verbal digunakan pada grafik. Fungsi grafik adalah untuk
menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan
perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa
yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
f) Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah
suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk
menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu
sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu.
g) Poster
Poster tidak hanya penting untuk menyampaikan kesankesan tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan
memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster berfungsi
untuk mempengaruhi orang-orang membeli produk baru dari suatu
perusahaan, untuk mengikuti program Keluarga Berencana atau
untuk menyayangi binatang dapat dituangkan lewat poster.
h) Peta dan Globe
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan
data-data lokasi. Secara khusus peta dan globe tersebut
memberikan informasi tentang keadaan permukaan bumi, arah dan
jarak suatu tempat, data-data budaya dan kemasyarakatan, datadata ekonomi.
i) Papan Flanel (Flanel Board)
Papan flanel adalah media grafis yang efektif sekali untuk
menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.
Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis.
j) Papan Buletin (Bulletin Board)
Berbeda debngan papan flanel, papan buletin ini tidak
dilapisi kain flanel tetapi langsung ditempel gambar-gambar atau
tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan
buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu
tetentu.
3) Media Audio
Media audio merupakan suatu media yang menyampaikan pesan
dari pengirim ke penerima pesan melalui indra pendengaran. Dalam
penggunaan media oudio, pesan yang akan disampaikan dituangkan ke
dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa
lisan) atau non verbal. Beberapa jenis media dapat kita kelompokkan
dalam media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetik,
piringan hitam, dan laboratorium bahasa.
Media audio memudahkan dalam mengidentifikasi objek-objek,
mengklasifikasikan objek, mampu menunjukkan hubungan spatial dari
suatu objek, membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
4) Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media
grafik yaitu dalam menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Selain itu,
bahan grafis banyak dipakai dalam media proyeksi diam. Pebedaan yang
jelas di antara media proyeksi diam dengan media grafis adalah pada
media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang
bersangkutan pada media proyeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan
dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran terlebih dahulu.
Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tetapi ada pula yang
hanya visual saja.
Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain film bingkai
(slide), film rangkai (film strip), overhead proyektor, proyektor opaque,
tachitoscope, microprojection dengan microfilm, film, film gelang,
televisi, video.
f. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam pemilihan media
pembelajaran menurut Rusman (2012: 168-169) dapat dirangkum sebagai
berikut:
1) Menentukan
media pembelajaran berdasarkan
identifikasi tujuan
pembelajaran atau kompetensi dan karakteristik pelajaran yang akan
dipelajari.
2) Mengidentifikasi karakteristik media pembelajaran yang sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa, penguasaan oleh guru, mudah penggunaanya,
tidak memerlukan waktu yang banyak, dapat mencapai tujuan
pembelajaran dan meningkatkan kreativitas siswa.
3) Mendesain penggunaannya dalam proses pembelajarannya.
4) Mengevaluasi penggunaan media pembelajaran sebagai umpan balik dari
efektivitas media pembelajaran.
Pemilihan media pada tingkat yang menyeluruh dan umum
menurut Arsyad (2011: 69-72), dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor yang dapat dirangkum sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
1) Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor
dana, fasilitas dan peralatan yang tersedia, waktu yang tersedia dan
sumber-sumber yang tersedia.
2) Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran.
3) Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan
keterampilan awal.
4) Tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru dan siswa) dan
keefektivan biaya.
5) Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus, respon, umpan
balik siswa yang tepat.
Dick dan Carey dalam Sadiman (2011: 86) menyebutkan bahwa di
samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, masih ada empat
faktor
lagi
yang
perlu
dipertimbangkan
dalam
pemilihan
media
pembelajaran, antara lain:
1) Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang
bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka
harus beli atau membuat sendiri.
2) Perlu adanya perhatian terhadap dana, tenaga, dan fasilitas untuk
membeli atau memproduksi sendiri suatu media.
3) Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan
media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media
bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di
sekitarnya dan kapan pun serta mudah untuk dijinjing dan
dipindahkan.
4) Efektifitas biaya dalam jangka waktu yang panjang.
Soeparno dalam Rusman (2012: 170) menyatakan bahwa ada lima
alasan pemilihan media dalam proses pembelajaran yang dapat dirangkum
sebagai berikut:
1) Berbagai macam media yang mempunyai kemungkinan dapat dipakai
dalam proses pembelajaran.
2) Ada kecocokan media pembelajaran untuk menyampaikan informasi
tertentu.
3) Ada perbedaan karakteristik setiap media.
4) Ada perbedaan pemakaian media.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
5) Ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media digunakan.
Menurut
Musfiqon
(2012:
118-121)
pembelajaran diperlukan kriteria sebagai berikut: (1) kesesuaian dengan
tujuan, (2) ketepatgunaan, (3) keadaan peserta didik, (4) ketersediaan, (5)
Dari pendapat Musfiqon tersebut, kriteria pemilihan media
pembelajaran dapat dirangkum sebagai berikut:
1) Kesesuaian tujuan
Kehadiran media dalam pembelajaran adalah untuk mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Sehingga
media pembelajaran dapat dikatakan optimal jika mencapai tujuan
pembelajaran.
2) Ketepatgunaan
Media pembelajaran yang tepat guna dapat diartikan pemilihan media
yang telah didasarkan pada kegunaan. Jika media pembelajaran dirasa
belum tepat dan berguna dalam pembelajaran, maka media tersebut tidak
perlu dipilih dan digunakan dalampembelajaran.
3) Keadaan Peserta Didik
Kriteria pemilihan media pembelajaran yang baik hendaknya disesuaikan
dengan keadaan peserta didik. Sebab jika tidak disesuikan dengan
keadaan peserta didik, maka media tersebut tidak dapat membantu
banyak dalam memahami materi.
4) Ketersediaan
Jika suatu media dirasa tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran namun
tidak tersedia di sekolah, maka media tersebut tidak dapat digunakan.
Jadi unsur ketersediaan suatu media harus diperhatikan dalam pemilihan
media.
5) Biaya Kecil
Faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan media
pembelajaran adalah biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
dan mendapatkan media hendaknya sebanding dengan hasil-hasil yang
akan dicapai. Jadi, dalam pemilihan media hendaknya memilih media
pembelajaran yang murah biayanya namun menghasilkan hasil yang
bagus dan banyak. Jika tidak, memilih media dengan biaya yang mahal,
namun mendapatkan hasil yang lebih bagus dan lebih banyak.
6) Keterampilan Guru
Apa pun media yang dipilih, maka sebagai guru harus mampu
menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media
sangat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Sebagus apapun
media yang dipilih tidak akan berarti apa-apa jika guru tidak mampu
menggunakannya.
7) Mutu Teknis
Kualitas media jelas mempangaruhi tingkat keterampilan materi
pembelajaran kepada peserta didik. Untuk itu, media yang dipilh dan
digunakan hendaknya memiliki mutu teknis yang baku.
g. Evaluasi Media Pembelajaran
Berbagai cara dapat dilakukan dalam mengevaluasi media
pembelajaran, seperti diskusi kelas atau diskusi kelompok, wawancara dan
observasi. Menurut Walker & Hess dalam Arsyad (2011: 175) memberikan
kriteria dalam mereview perangkat lunak media pembelajaran yang
berdasarkan pada kualitas, yaitu:
a. Kualitas isi dan tujuan meliputi ketepatan, kepentingan,
kelengkapan, keseimbangan, minat/perhatian, keadilan, dan
kesesuaian dengan situasi siswa.
b. Kualitas instruksional meliputi memberikan kesempatan belajar,
memberikan bantuan untuk belajar, kualitas memotivasi,
fleksibilitas instruksional, kualitas tes dan penilaian, dapat memberi
dampak bagi siswa, dapat membawa dampak bagi guru dan
pembelajarannya.
c. Kualitas teknis meliputi keterbacaan, mudah digunakan, kualitas
tampilan/tayangan, kualitas penanganan jawaban, kualitas
pengelolaan programnya, dan kualitas pendokumentasiannya.
Tujuan evaluasi media pembelajaran menurut Arsyad (2011: 174)
adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
1) Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif
2) Menentukan apakah media pembelajaran media itu dapat diperbaiki
atau ditingkatkan
3) Menetapkan apakah media itu cost-effective dilihat dari hasil
belajar siswa
4) Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan
dalam proses belajar di dalam kelas
5) Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan
media tersebut
6) Menilai kemampuan guru dalam menggunakan media
pembelajaran
7) Mengetahui apakah media pembelajaran itu benar-benar memberi
sumbangan terhadap hasil belajar yang dinyatakan.
8) Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran.
Menurut Romi Satrio Wahono (2006), adapun aspek dan kriteria
penilaian media pembelajaran hasil dari penyusunan dan diskusi tentang
aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran, yaitu:
1) Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
a) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan
media pembelajaran.
b) Reliable (handal).
c) Maintainable (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah).
d) Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam
pengoperasiannya).
e) Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk
pengembangan.
f) Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan
di berbagai hardware dan software yang ada).
g) Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah
dalam eksekusi.
h) Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap
meliputi: petunjuk instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble
shooting (jelas, terstruktur, dan antisipatif), desain program
(jelas, menggambarkan alur kerja program).
i) Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran
dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media
pembelajaran lain).
2) Aspek Desain Pembelajaran
a) Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis).
b) Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum.
c) Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran.
d) Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran.
e) Interaktivitas.
f) Pemberian motivasi belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
g) Kontekstualitas dan aktualitas.
h) Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar.
i) Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran.
j) Kedalaman materi.
k) Kemudahan untuk dipahami.
l) Sistematis, runut, alur logika jelas.
m) Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan
n) Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran.
o) Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi.
p) Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi.
3) Aspek Komunikasi Visual
a) Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan
dengan keinginan sasaran.
b) Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan.
c) Sederhana dan memikat.
d) Audio (narasi, sound effect, backsound,musik).
e) Visual (layout design, typography, warna).
f) Media bergerak (animasi, movie).
g) Layout Interactive (ikon navigasi).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kriteria
media pembelajaran untuk dapat dinilai harus memuat beberapa aspek
penting. Berdasarkan isi/ materi dalam media pembelajaran harus disusun
secara sistematis, mudah dipahami, sesuai dengan konsep, menggunakan
gambar yang mendukung, menyajikan contoh yang ada dalam kehidupan
sehari-hari, mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari.
Selain itu media pembelajaran juga dapat dinilai berdasarkan dari segi
tampilannya. Adapun aspek yang dapat dipandang dari sisi tampilan yaitu
media pembelajaran merupakan media pembelajaran yang baru atau tidak,
penggunaaan gambar yang jelas, gambar dilengkapi keterangan yang
lengkap, adanya variasi tipe dan ukuran huruf yang dinamis, menggunakan
kalimat yang jelas, Layout yang variatif, menggunakan istilah yang mudah
dipahami, sampul yang menarik, penggunaan warna pada teks,
keseimbangan antara teks dan gambar, penggunaan media mempermudah
pemahaman, usability (mudah digunakan).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
3. Fotonovela
a. Pengertian Fotonovela
media yang menyerupai komik atau cerita bergambar, dengan menggunakan
foto-
Selain itu Djohani juga
mengemukakan bahwa fotonovela sebenarnya juga bisa disebut media yang
menyerupai sebuah film karena menggunakan foto dengan para pemain
yang nyata. Sedangkan menurut PNPM Mandiri (2011: 1) fotonovela
merupakan sebuah media sosialisasi dalam bentuk fotonovela foto yang
temanya diangkat dari kondisi nyata masyarakat. Matiella (2007: 1)
,
fotonovela yaitu sebuah cerita yang dilengkapi dengan foto dan dialog.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fotonovela
merupakan media yang berisi tentang cerita berupa serangkaian foto dan
dialog yang dikemas dalam bentuk fotonovela foto.
b. Sejarah Fotonovela
Fotonovela muncul pada akhir Perang Dunia II, saat dimana buklet
foto mulai diproduksi di Italia sebagai produk sampingan dari industri film.
Pada mulanya, fotonovela merupakan rangkuman gambar dari film-film
Hollywood sampai akhirnya berkembang menjadi media pembelajaran.
Fotonovela kerap kali dikaitkan dengan historiestas, serupa dengan
fotonovela namun menggunakan ilustrasi gambar sebagai pelengkap cerita.
Akhir tahun 1980an, Meksiko merupakan pusat perkembangan fotonovela
sebelum akhirnya menyebar ke belahan dunia lain, seperti Amerika Serikat,
Ekuador, dan beberapa negara Afrika. Media ini telah mengalami sejarah
panjang dan berdampak besar terhadap komunitas Latin di Amerika Serikat,
Meksiko, dan Amerika Latin.
Irene Herner dalam Matiella (2007: 2), seorang sosiologis yang
berasal dari Meksiko menyatakan besarnya potensi fotonovela dan historieta
sebagai alat pembelajaran publik. Banyaknya gambar dan sedikit teks
membuat jenis media seperti ini mengundang publik untuk membaca dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
memahami makna fotonovela. Dalam perkembangannya, fotonovela telah
menjadi alat publik untuk melakukan pendidikan advokasi publik,
penyadaran, proses diskusi, dan peningkatan motivasi untuk berbagai isu
seperti gender, budaya, politik, lingkungan dan masih banyak lagi.
c. Tahapan Pembuatan Fotonovela
Fotonovela dibuat berdasarkan tema yang digali dari permasalahan
maupun potensi yang dihadapi secara nyata ke dalam keadaan siswa, serta
dibuat penuh oleh guru itu sendiri. Beberapa
tahapan dalam membuat
fotonovela yang telah dirangkum dari Matiella (2007: 3-4) yaitu sebagai
berikut:
1) Perencanaan (Planning)
a) Menetukan tujuan yang ingin dicapai dan sasaran pembaca.
b) Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pembaca meliputi: nilainilai moral, motivasi dan hambatan.
c)
2) Membuat Cerita dan Balon Kata (Storyboard Development)
a) Menentukan empat point penting dari fotonovela yaitu alur cerita,
karakter, dialog (balon kata) dan setting.
b) Menggunakan kalimat yang singkat dan jelas serta kata-kata yang
umum.
c) Ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan balon
kata yaitu berbicara biasa (bulat/kotak dengan ekor lurus), berbicara
dalam hati (kotak/bulat dengan ekor berbentuk bulat-bulatan kecil),
dan marah/berteriak (bergerigi tajam dengan ekor berbelok).
3) Uji coba lapangan (Field-Testing)
a) Mengambil foto di lapangan
b) Menseleksi foto-foto yang sudah diambil
c) Menyusun fotonovela dengan memasukkan cerita ke dalam foto.
4) Pencetakan
a) Sebelum dicatak, fotonovela diteliti terlebih dahulu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
b) Mengubah ke dalam bentuk image, misalnya JPEG yaitu file foto
dengan daya resolusi yang kuat artinya tidak akan pecah apabila foto
diperbesar atau diperkecil.
c) Mengecek warna dan kualitas kertas yang digunakan
Proses pembuatan fotonovela melalui beberapa tahap yang telah
dirangkum dari Djohani (2007: 76-87) adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pembuatan Media
a) Menentukan tema dan judul fotonovela
b) Menentukan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
c) Menentukan pesan-pesan pokok
2) Penyusunan Alur Cerita dan Karakter Fotonovela
a) Menyusun alur cerita
b) Menyusun karakter tokoh-tokoh yang akan dimainkan dalam
fotonovela
3) Pembuatan Storyboard
a) Menyusun dialog (balon kata)
b) Membuat skenario dan setting tempatkejadian yang diceritakan
4) Persiapan Pemotretan
a) Melakukan kunjungan pendahuluan ke lokasi-lokasi pengambilan
gambar untuk memeriksa dan menentukan sudut pengambilan gambar
b) Mendiskusikan teknik pengambilan gambar, apakah close up, medium
shoot, long shoot atau wide shoot
5) Pemotretan
Melakukan pengambilan gambar yaitu dengan cara mengambil
adegan demi adegan yang sesuai dengan naskah yang telah dibuat
6) Seleksi dan Memperbaiki Foto-Foto Digital
Melakukan seleksi foto dan kemudian disusun berdasarkan
storyboard.
7) Menyusun Fotonovela
Menyusun fotonovela dengan memasukkan cerita ke dalam foto
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
8) Percetakan Draf dan Uji Coba
a) Sebulum dicetak, dilakukan koreksi terhadap fotonovela yang telah
dibuat
b) Mengubah kedalam bentuk image
c) Mengecek warna dan kualitas kertas yang digunakan
d) Melakukan percetakan yang kemudian dikemas dalam bentuk buklet
(A5)
e) Melakukan proses uji coba
f) Melakukan proses perbaikan yang dibutuhkan baik alur cerita, narasi,
balon kata
g) Fotonovela siap digunakan sebagai media pembelajaran
d. Kelebihan dan Kekurangan Fotonovela
Penyajian dengan menggunakan media visual berupa foto, media
fotonovela mempunyai daya tarik tersendiri bagi siswa dalam kegiatan
belajar mengajar. Kelebihan media ini yang telah dirangkum dari Sadiman
(2009: 29) yaitu sebagai berikut:
1) Bersifat konkret, gambar/foto lebih realistis dalam menunjukkan
pokok masalah
2) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, melalui gambar dapat
diperlihatkan kepada siswa foto-foto benda yang jauh atau yang
terjadi beberapa waktu lalu. Misalnya peristiwa-peristiwa yang terjadi
di masa lampau, kemarin tidak dapat dilihat seperti apa adanya.
3) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Misalnya benda-benda
kecil yang tak dapat dilihat dengan mata dan diperbesar sehingga
dapat dilihat dengan jelas.
4) Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk
tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah kesalahpahaman.
5) Harganya murah dan gampang didapatkan serta digunakan.
Selain kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan di atas,
fotonovela juga memiliki kelemahan. Kelemahan media gambar/foto yang
telah dirangkum dari Sadiman (2009: 31) yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
1) Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media ini hanya
menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk
menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang
dibahas kurang sempurna.
2) Penjelasan guru yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya
penafsiran yang berbeda sesuai dengan pengetahuan masing-masing
siswa terhadap hal yang dijelaskan.
3) Penggunaannya perlu dipandu oleh fasilitator seperti guru dalam
pembelajaran di kelas. Bukan sebagai media yang berdiri sendiri saja
(bahan bacaan).
4. Penggunaan Fotonovela
Penggunaan fotonovela sudah sering digunakan di Indonesia.
Misalnya fotonovela bisa menjadi alat melakukan pendidikan, advokasi publik,
penyadaran, proses diskusi, dan peningkatan motivasi untuk berbagai isu
seperti gender, budaya, politik, lingkungan. Beberapa contoh penggunaan
fotonovela yang telah dilakukan di Indonesia yakni :
1) Fotonovela Pengrajin Bambu, Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi. Kegiatan
ini dilakukan apa akhir tahun 80, untuk para pengrajin bambu oleh para
relawan yang peduli terhadap peningkatan kerajinan rakyat (PNPM
MANDIRI, 2011:7).
2) Fotonovela di Jepara, Motivator untuk Memerangi Kegiatan Rentenir.
Kegiatan fotonovela ini, lebih kepada pelatihan untuk tenaga motivator
pesantren yang akan melakukan aktifitas memerangi para rentenir di
pedesaan (PNPM MANDIRI, 2011:8).
3) Fotonovela Program Penanggulangan Pencemaran Limbah Pabrik Tapioka,
Dan Pembangunan Kesadaran Hukum Masyarakat di
Kajen. Pati Jawa
Tengah. Kegiatan ini dilakukan oleh Badan Pengembangan Masyarakat
Maslakul Huda - Kajen
masyarakat
Pati - Jawa Tengah. Fotonovela dibahas di
dengan dialog yang menyentuh tata hukum sehari-hari.
misalnya tentang aturan pohon yang dahannya ke sebelah rumah tetangga,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
ternak yang sering memakan tanaman tetangganya, patok-patok tanah,
irigasi sawah, dan bahkan sampai pada persoalan sanitasi lingkungan dan
jamban keluarga (PNPM MANDIRI, 2011:8).
4) Fotonovela yang Dramatis lebih Mempan untuk Kampanye Kesehatan oleh
Merry Wahyuningsih (www.detikhealth.com). Fotonovela telah digunakan
untuk berbagi berbagai informasi kesehatan seperti risiko yang terkait
dengan seks tanpa kondom dan tanda-tanda peringatan depresi.
Dari penjelasan tentang fotonovela di atas, maka penulis berusaha
membuat fotonovela yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran
terutama pada mata pelajaran Fisika. Fotonovela dapat menyampaikan materimateri Fisika, salah satunya Zat dan Perubahan Wujudnya
5. Materi Zat dan Perubahan Wujudnya
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kita temui berbagai
bentuk wujud dari zat. Pengertian zat atau materi adalah sesuatu yang
menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang berarti benda dapat
ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu sedangkan massa benda
dapat diukur baik dengan perkiraan atau dengan alat tertentu seperti neraca.
Dua zat tidak dapat menempati ruang yang sama dalam waktu bersamaan.
Setiap zat/materi terdiri dari partikel-partikel/molekul-molekul yang menyusun
zat tersebut. Zat terdiri dari zat padat, cair, dan gas. Materi yang akan di
sampaikan dalam pengembangan media pembelajaran fisika dalam bentuk
fotonovela akan dijelaskan lebih lanjut pada Lampiran 36.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dapat dipaparkan
hasilnya sebagai berikut:
Penelitan yang dilakukan oleh Arista Rahayu, Ngurah Ayu Nyoman
Murniati dan Irna Farikhah yang
commit to user
Kajian Pengembangan Media
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
menunjukkan bahwa fotonovela merupakan media yang menyerupai komik atau
cerita bergambar dengan menggunakan foto-foto sebagai pengganti gambar
ilustrasinya. Sifat foto yang sangat representatif dalam menyajikan suatu fakta
membuat pesan yang ingin disampaikan pun lebih mudah ditangkap oleh siswa
sehingga dengan penyisipan nilai-nilai karakter dalam media fotonovela ini
diharapkan mampu memperbaiki dan menumbuhkan kepribadian-kepribadian
baik dalam diri siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Indriana Mei Listiyani dan Ani Widayati
Pengembangan Komik Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi
Pada Kompetensi Dasar Persamaan Dasar Akuntansi untuk Siswa SMA
menunjukkan bahwa media pembelajaran berbentuk Komik Akuntansi ini sangat
layak digunakan. Terbukti dengan skor penilaian oleh ahli materi sebesar 87,54%
(sangat baik), skor penilaian ahli media sebesar 92% (sangat baik), dan skor
penilaian oleh praktisi pembelajar sebesar 99,39% (sangat baik). Pada uji coba
lapangan
pembelajaran
dengan
menggunkan
komik
akuntansi,
berhasil
meningkatkan rata-rata nilai test siswa dari 51,88 menjadi 92,5. Dengan demikian,
media pembelajaran berbentuk komik ini sangat layak digunakan untuk
pembelajaran akuntansi di SMA Kelas XI.
Penelitian Komik bergambar yang ber
Pengembangan Media
Komik Bergambar Materi Sistem Saraf untuk Pembelajaran yang Menggunakan
telah dilaksanakan oleh Ary Nur Wahyuningsih (2011). Penelitian
ini bertujuan mengembangkan media pembelajaran komik bergambar materi
sistem saraf manusi untuk pembelajaran menggunakan strategi PQ4R yang valid,
efektif, dan praktis. Hasil penelitian menunjukkan media pembelajaran komik
bergambar dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar peserta didik dilihat dari
gain score termasuk kriteria sedang, meningkatkan keaktifan peserta didik
meningkatkan minat peserta didik, dan mendapat respon positif dari peserta didik
serta. Selain itu, penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran dengan
sumber belajar media komik bergambar sistem saraf manusia untuk pembelajaran
yang menggunakan strategi PQ4R di SMA Negeri 1 Bojong yang valid efektif dan
praktis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
C. Kerangka Berpikir
Kegiatan pembelajaran Fisika meliputi pengamatan dan penelitian
terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di alam semesta, baik yang bersifat
nyata maupun yang bersifat abstrak. Fenomena-fenomena alam tersebut dapat
dipelajari siswa secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat
dilakukan dengan mengamati fenomena alam secara langsung lewat alam,
sedangkan pengamatan tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan
media untuk mempermudah pengamatan terhadap fenomena alam yang bersifat
abstrak. Media yang digunakan bertujuan untuk mempermudah guru dalam
penyampaian materi serta pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajari.
Selain itu media yang digunakan harus menarik perhatian dan motivasi siswa
untuk belajar. Selama ini dalam proses pembelajaran belum banyak yang
memanfaatkan
kemajuan
teknologi sebagai
media pembelajaran
dengan
maksimal. Proses pembelajaran yang sering terjadi masih menggunakan textbook
dengan bahasa yang formal.
Seiring dengan perkembangan teknologi seperti sekarang ini, banyak
program yang dapat digunakan untuk membuat fotonovela, salah satunya adalah
software comic life 1.3.6. Comic life 1.3.6 merupakan sebuah program aplikasi
untuk membuat fotonovela tetapi program ini belum banyak digunakan dalam
pembuatan media pembelajaran, misalnya fotonovela. Pembuatan fotonovela
dengan sofware comic life 1.3.6 menjadi lebih mudah dan cepat. Beberapa fitur
yang dibutuhkan seperti frame maupun balon kata tersedia di dalamnya.
Fotonovela yang dibuat kemudian akan dicetak dan dibuat seperti ukuran komik
komersial agar lebih mudah dan praktis digunakan siswa baik di dalam maupun di
luar sekolah. Fotonovela ini, diharapkan menjadi media yang dapat menarik
perhatian dan motivasi belajar Fisika karena di dalamnya berisi cerita dan gambargambar yang menarik yang memuat materi pembelajaran.
Berdasarkan uraian kerangka berpikir di atas, maka dapat dibuat suatu
paradigma berpikir yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Pembelajaran Fisika
Membutuhkan media
yang menarik
Masalahnya
Dalam proses pembelajaran masih banyak yang menggunakan textbook
Penyebabnya
Belum maksimalnya penggunaan teknologi sebagai media
pembelajaran, misalnya software comic life 1.3.6
Solusi
Dikembangkannya media pembelajaran menggunakan software comic life
1.3.6 dalam pembuatan fotonovela pada mata pelajaran Fisika untuk materi Zat
dan Perubahan Wujudnya
Validasi
1. Materi
2. Bahasa & gambar
3. Penyajian
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
commit to user
Download