BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memberikan
pelayanan kepada peserta didik atau siswa. Sesuai dengan fungsinya, maka
sekolah melalui peran guru sebagai tenaga pendidik harus mencetak hasil
yang berkualitas. Sekolah merupakan garda terdepan dari proses pendidikan
dimana guru dan siswa terus menerus melakukan kontak pendidikan dan
pembelajaran yang sebenarnya merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa (Hasbullah,
2006). Otonomi pendidikan dapat
diartikan bahwa pemerintah daerah
memberikan kewenangan yang lebih besar kepada sekolah untuk mengurus
kegiatan proses pengelolaan pendidikan di sekolah dalam upaya
mengoptimalkan hasil pembelajaran. Pengelolaan merupakan proses yang
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan
kebijaksanaan dan pembagian tujuan; proses melakukan kegiatan tertentu
dengan menggerakkan tenaga orang (Poerwadarminta, 2006). Menurut
Pidarta (2004), pengelolaan merupakan proses mengintegrasikan sumbersumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan
suatu tujuan.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan di sekolah adalah belajar
mengajar. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua
1
2
situasi yang ada disekitar individu. Belajar juga merupakan proses melihat,
mengamati dan memahami sesuatu (Sudjana dalam Rusman, 2012).
Kegiatan pembelajaran di sekolah dapat dilakukan oleh dua orang pelaku,
yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa
adalah belajar. Perilaku belajar dan mengajar tersebut terkait dengan bahan
pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai
kesusilaan, seni, agama, sikap dan ketrampilan (Rusman, 2012).
Salah satu bahan pembelajaran di sekolah berupa ilmu pengetahuan.
Diantara pengetahuan yang diberikan adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
IPA merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis. IPA juga merupakan hasil kegiatan manusia
berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitarnya, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses
ilmiah. Proses ini antara lain meliputi penyelidikan, penyusunan dan
pengujian gagasan-gagasan. Mata pelajaran IPA adalah program untuk
menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah
pada siswa, serta mencintai dan menghargai kekuasaan Tuhan Yang Maha
Esa.
Ilmu Pengetahuan Alam memiliki cabang-cabang ilmu. Salah satu
cabang IPA adalah fisika. Fisika memiliki pengaruh besar terhadap
perkembangan ilmu yang lain. Menurut Trianto (2008), bahwa fisika adalah
ilmu yang lahir dan berkembang
lewat langkah-langkah observasi,
3
perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui
eksperimen, penarikan kesimpulan serta penemuan teori dan konsep. Mata
pelajaran fisika juga mempelajari keterkaitan konsep-konsep fisika dengan
kehidupan nyata dan pengembangan sikap dan kesadaran terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi beserta dampaknya.
Hakekat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejalagejala melalui proses ilmiah, maka dalam pembelajaran fisika hendaknya
dilaksanakan dengan demonstrasi atau praktikum (Trianto, 2008). Praktikum
merupakan salah satu kegiatan pembelajaran dimana siswa diajak untuk
mengamati suatu gejala fisis dari sebuah konsep materi. Kegiatan praktikum
sangat membantu siswa dalam pembelajaran, karena dalam praktikum,
siswa dapat membuktikan apa yang ada dalam teori. Praktikum fisika bisa
dilakukan di kelas, di laboratorium ataupun di lapangan (di luar kelas). Siswa
akan belajar untuk menemukan konsep sebuah materi yang bersifat
langsung (melakukan pengamatan sendiri) melalui pembelajaran berbasis
praktikum. Kegiatan praktikum juga memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bekerja sama dengan siswa lain, sehingga dapat memupuk rasa
kebersamaan dan kerjsama dengan teman lainnya.
Ada beberapa hal yang dapat diketahui dari pengelolaan pembelajaran
fisika berbasis praktikum. Adapun hal-hal tersebut antara lain: motivasi
siswa dalam pembelajaran, penggunaan media yang digunakan dalam
praktikum dan interaksi pembelajaran yang terjalin pada saat pelaksanaan
4
praktikum. Menurut Mc. Donald dalam Hamalik (2003) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan dorongan
dasar seseorang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia
termasuk perilaku belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Motivasi belajar
sangat penting bagi siswa dan guru. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009),
pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah : a) menyadarkan kedudukan
pada awal belajar, proses dan hasil akhir, b) menginformasikan tentang
kekuatan usaha belajar, c) mengarahkan kegiatan belajar, d) membesarkan
semangat belajar dan e) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar
kemudian bekerja. Motivasi juga penting bagi guru antara lain a)
membangkitkan,meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk
belajar, b) mengetahui dan memahami motivasi siswa di kelas, c)
meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih salah satu peran dalam
pembelajaran, d) memberi peluang guru untuk unjuk kerja rekayasa
paedagogis. Dalam pembelajaran fisika berbasis praktikum dapat diamati
tentang penggunaan media pembelajaran. Menurut Fathurrohman &
Sutikno (2007) kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara
harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media dalam arti yang
lain adalah perantara pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Media dalam aktifitas pembelajaran dapat didefinisikan sebagai sesuatu
yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang
5
berlangsung antara guru dan siswa. Menurut Ibrahim dan Syaodih (2003)
media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar
mengajar. Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
fisika berbasis praktikum adalah buku, gambar, alat praktikum, bahan
praktikum, modul serta lingkungan disekitar siswa. Hal yang mempengaruhi
pembelajaran fisika berbasis praktikum yang lain adalah interaksi belajar
mengajar.
Kecenderungan pelaksanaan pembelajaran Fisika di MTs-MTs baik MTs
negeri maupun swasta di Sukoharjo, masih berpusat pada guru dan buku
bacaan saja. Pelaksanaan pembelajaran fisika masih menggunakan metode
ceramah (guru sebagai sumber pembelajaran), siswa hanya mencatat dari
buku bacaan dan mengerjakan soal-soal pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
secara individual. Kecenderungan pembelajaran demikian, mengakibatkan
lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran sehingga
prestasi belajar yang dicapai kurang optimal. Pembelajaran fisika dengan
menggunakan praktikum masih jarang dilaksanakan. Adapun beberapa
alasan yang dikemukakan antara lain: guru malas melakukan praktikum
karena telah mengajar lebih dari 24 jam dalam seminggu, pembelajaran
dengan praktikum memakan banyak waktu dan tenaga, kegiatan praktikum
dianggap tidak begitu penting. Alasan di atas tidak ditemukan di MTs
6
Muhammadiyah Blimbing Polokarto Sukoharjo. MTs Muhammadiyah
Blimbing adalah salah satu sekolah setara dengan SMP yang terletak di Jl.KH.
A. Dahlan No 154 Wonorejo Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Pembelajaran
IPA khususnya fisika di MTs Muhammadiyah Blimbing sudah menggunakan
praktikum. Sarana dan prasarana untuk kegiatan praktikum di MTs
Muhammadiyah Blimbing sudah memadai, sehingga sangat mendukung
dalam kegiatan praktikum. Pengelolaan pembelajaran fisika berbasis
praktikum yang dilakukan di MTs Muhammadiyah Blimbing berjalan efektif.
Pembelajaran fisika yang menggunakan praktikum sangat mempengaruhi
motivasi siswa dalam belajar. Pemilihan media pembelajaran juga sangat
berpengaruh dalam pembelajaran fisika yang berbasis praktikum. Media
pembelajaran yang digunakan bisa diperoleh dari lingkungan sekitar, tidak
harus menggunakan semua alat yang ada di laboratorium. Interaksi
pembelajaran yang terjadi saat pembelajaran fisika dengan menggunakan
praktikum berjalan sangat efektif.
Berdasar dari latar belakang di atas, akan diadakan penelitian tentang
pengelolaan pembelajaran fisika berbasis praktikum meliputi motivasi siswa,
pemilihan media pembelajaran dan interaksi pembelajaran di MTs
Muhammadiyah Blimbing Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, fokus penelitian ini adalah
“Bagaimana pengelolaan pembelajaran fisika berbasis praktikum di MTs
7
Muhammadiyah Blimbing Polokarto Kabupaten Sukoharjo?”. Dalam
penelitian ini, peneliti membagi menjadi tiga sub fokus sebagai berikut :
1.
Bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran fisika berbasis
praktikum di MTs Muhammadiyah Blimbing?
2.
Bagaimana pemilihan media pada
pembelajaran fisika berbasis
praktikum di MTs Muhammadiyah Blimbing?
3.
Bagaimana interaksi pembelajaran yang terjadi
waktu pelaksanaan
pembelajaran fisika berbasis praktikum di MTs Muhammadiyah
Blimbing?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan motivasi siswa dalam pembelajaran fisika berbasis
praktikum di MTs Muhammadiyah Blimbing.
2. Mendeskripsikan penggunaan media pada pembelajaran fisika berbasis
praktikum di MTs Muhammadiyah Blimbing
3. Mendeskripsikan interaksi pembelajaran yang terjadi waktu pelaksanaan
pembelajaran fisika berbasis praktikum di MTs Muhammadiyah Blimbing
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian dapat menambah referensi dalam pengelolaan
pembelajaran fisika. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan dan wacana keilmuan
8
pendidikan, khususnya bagi pihak-pihak yang sangat perhatian terhadap
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a.
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat praktis bagi Kepala
Sekolah
dalam
pengambilan
kebijakan
dalam
pengelolaan
pembelajaran untuk tiap-tiap mata pelajaran khususnya mata
pelajaran fisika.
b. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat praktis bagi guru sebagai
masukan untuk memperkaya pengetahuan akan pengelolaan
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk
tiap-tiap mata pelajaran khususnya mata pelajaran IPA Fisika.
c.
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat praktis bagi peserta didik,
sebagai tambahan pengetahuan tentang pembelajaran fisika berbasis
praktikum.
E.
Daftar Istilah
1. Pengelolaan
Pengelolaan adalah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak
berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan satu tujuan.
2. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
9
3. Fisika
Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mempelajari struktur materi dan interaksinya untuk memahami sistem
alam dan sistem buatan atau teknologi.
4. Praktikum
Pratikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa
mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan di keadaan
nyata, apa yang diperoleh dari teori dan pelajaran praktek.
5. Motivasi
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak dengan menciptakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.
6. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah wahana penyalur informasi belajar atau
penyalur pesan pembelajaran.
7. Interaksi Pembelajaran
Interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bersifat interaktif dari
berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran.
Download