Kode: SP-014-008 diisi panitia Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 757-762 Manajemen Lingkungan Rumah Sakit dalam rangka Mewujudkan Green Hospital Sunarto FKIP Universitas Kristen Indonesia Corresponding Email: [email protected] Abstract: Penelitian ini mengkaji tentang manejemen lingkungan Rumah Sakit dalam rangka mewujudkan Green Hospital. Obyek penelitian di rumah sakit Persahabatan, Rawamangun Jakarta Timur, waktu penelitian Januari 2016 sampai dengan Maret 2016. Penelitian ini bertujuan membuat gambaran secara sistematis factual dan akurat mengenai fakta upaya Rumah sakit Persahabatan dalam mewujudkan rumah sakit yang ramah lingkungan (green hospital). Metode yang digunakan adalah analisa deskriptif yaitu jenis penelitian yang bertujuan menjelaskan perumusan dan implementasi pilihan strategic melalui analisa SWOT yang dihadapi Rumah sakit Persahabatan. Temuan penelitian ini adalah bahwa rumah sakit Persahabatan sedang menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan untuk mewujudkan green hospital, dengan keunggulan pendidikan ramah lingkungan (green education) serta adanya taman terapi dan releksasi yang dikenal sebagai taman penyembuhan (Healing Gardens). Keywords: Manajemen Lingkungan, Green Hospital, Healing garden, pendidikan ramah lingkungan. 1. PENDAHULUAN Konsep pengelolaan lingkungan dewasa ini telah berkembang pesat seiring dengan tuntutan terhadap keharmonisan dan sinergisme antara kualitas lingkungan dan laju pembangunan. Khususnya Rumah Sakit, konsep pengelolaan lingkungannya ditekankan pada pengolaan limbah. Yang dimaksud limbah disini adalah limbah rumah saki yaitu semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair dan gas ( Pengelolaan Limbah, Keutusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004), maka perlu adanya sistem manajemen lingkungan yang merupakan struktur strategi manajemen organisasi secara keseluruhan yang mengantisipasi dampak jangka pendek maupun jangka panjang dari produk, layanan dan proses dari organisasi ini mempengaruhi lingkungan hidup. 1 Rumah Sakit yang ramah lingkungan ( Green Hospital ) dapat menjadi jawaban terhadap efisiensi dan kualitas kesehatan yang baik dan berkesinambungan. Green Hospital merupakan Rumah Sakit yang berwawasan lingkungan dan jawaban atas tuntutan kebutuhan pelayanan dari pelanggan Rumah Sakit yang bergeser ke arah pelayanan paripurna serta berbasis kenyamanan dan keamanan lingkungan Rumah Sakit. Sebuah Rumah Sakit agar berdaya guna, memberikan manfaat, kenyamanan, keuntungan, dan mendapatkan citra yang baik khususnya bagi masyarakat, tentu pemberian pelayanan yang baik dengan dukungan segala aspek yang terkait dan terikat di internal 1 http/www.sumeks.co.id Rumah Sakit harus berjalan seimbang, seperti prinsip Good Corporat Governance dan Green Hospital. Green hospital memiliki banyak terminologi, ada yang menyebut rumah sakit hijau, ada juga yang mengartikan rumah sakit ramah lingkungan. Tidak ada standard global yang menetapkan bagaimana seharusnya ”rumah sakit hijau dan sehat” yang mendefinisikan tentang green hospital. Namun konsep green hospital dapat dijelaskan oleh Azmal (2014)2 : Green hospital is the one which is continuously upgrading public health by reducing enivoronmental impact and eventually by eliminating hospital roles in disease burden. Green hospital officially recognizes and confirms ther relationship between human health and the enivironment, indicating that we could understand it only through governance, strategy and its operations. Green hospital connect local needs to environmental actions and primary prevention methods through active participation in community and environment health, justice in health and green economy. Joint Comission International Accreditation telah merumuskan prinsip green pada rumah sakit sebagai berikut :1) Rumah sakit dimasa mendatang harus menjadi tempat yang sehat baik di dalam maupun dilingkungan sekitarnya. 2) Mengurangi tingkat toksisitas pada bahan-bahan yang digunakan oleh rumah sakit. 3) Rumah sakit harus sesedikit 2 Mohammad Azmal: Going toward Green hospital by Sustainable Healthcare Waste Management: Segregation, Treatment and Safe Disposal. http://www.scirp.org/journal/health. Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 757 Sunarto. Manajemen Lingkungan Rumah Sakit dalam rangka Mewujudkan Green Hospital mungkin menggunakan sumber daya energi dan air dan mengurangi produksi limbah yang dihasilkan 4) Mengsejajarkan kesehatan lingkungan dalam mempertimbangkan prioritas sistem kesehatan sesuai ketentuan bangunan hijau. 5) Memasukkan “konsep berkelanjutan” dalam pelayanan kesehatan. Prinsip green hospital yang dapat diterapkan akan meliputi beberapa area, yaitu: 1) Lokasi yang berkelanjutan yaitu pengelolaan tapak/halaman yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 2) Efisiensi dalam pengunaan air dalam hal ini rumah sakit berupaya agar terjadi efisiensi pemanfaatan air dan konservasi sumberdaya air. 3) Penggunaan energi dan udara outdoor yaitu rumah sakit berusaha agar dapat dicapai efisiensi energi dan penggunaan energi alternatif serta reduksi emisi carbon. 4) Pengunaan material dan sumber daya dalam hal ini rumah sakit menggunakan material nontoxic, ramah lingkungan, berkelanjutan, dan daur ulang. 5) Kualitas udara didalam ruangan terjadi sirkulasi yang baik bebas dari polusi, meningkatkan kualitas udara ruang indoor dan kenyamanan penghuni. 6) Pengembangan inovasi yaitu manajemen rumah sakit dapat mengembangkan inovasi dan kreativitas kegiatan yang berbasis green hospital. Penulisan makalah ini berdasarkan penelitian yang mengkaji aspek manajemen lingkungan di rumah sakit Persahabatan dalam rangka menuju Green Hospital. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah strategi manajemen lingkungan yang diterapkan rumah sakit Persahabatan dalam rangkamewujudkan green hospital? Penelitian ini bertujuan membuat gambaran secara sistematis factual dan akurat mengenai fakta upaya Rumah sakit Persahabatan dalam mewujudkan rumah sakit yang ramah lingkungan (green hospital). Metode yang digunakan adalah analisa deskriptif yaitu jenis penelitian yang bertujuan menjelaskan perumusan dan implementasi pilihan strategic melalui analisa SWOT yang dihadapi Rumah sakit Persahabatan 2. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian di Karanganyar dengan lima penggunaan lahan yang meliputi: agroforestri komplek, agroforestri sederhana, lahan Jati, lahan jati Acasia dan kacang tanah. Analisis kadar bahan organik dilakukan di laboratorium dengan metode spektofotometer. Untuk mengetahui perbedaan kadar bahan organik tanah diberbagai lahan menggunakan analysis of variance (ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95 %. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan bahan organik tanah sangat bervariasi, dari yang rendah sampai tinggi. Dari gambar 1 dapat ditunjukkan bahwa dari lima penggunaan lahan ternyata tanah yang paling banyak mengandung bahan organiknya adalah penggunaan lahan tanaman 758 semusim kacang tanah (PL5) hal ini disebabkan karena tanaman semusim kacang tanah petani menggunakan pupuk. Sedang penggunaan lahan agroforestri sederhana (PL2) paling sedikit ditemukan bahan organik tanah hal ini disebabkan pada agroforestri sederhana produksi ketebalan seresah relatif sedikit dibandingkan penggunaan lahan yang lain. Dari hasil uji statistik dengan uji Anova maka didapatkan ada perbedaan yang signifikan (sig <0.05) adanya bahan organik tanah (BOT) pada berbagai penggunaan lahan. Program Strategis Green Hospital RSUP Persahabatan 2008 – 2013 Kebijakan green hospital RSUP Persahabatan merupakan salah satu kebijakan strategis rumah sakit yang menjadi salah satu pertimbangan penting dalam melaksakan fungsi dan kegiatan rumah sakit. RSUP Persahabatan dengan potensi lingkungan dan potensi manajemen, sehingga berbagai upaya untuk menyelamatkan dan melestarikan lingkungan serta upaya untuk menyebarkan pendidikan ramah lingkungan bagi masyarakat rumah sakit akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan. Untuk mewujudkan tujuan green hospital RSUP Persahabatan, maka diperlukan program strategis guna menjadi acuan dalam pencapaian visi dan misi green hospital RSUP Persahabatan. Penerapan rumah sakit ramah lingkungan (green hospital implementation) di Indonesia saat ini tel;ah berkembang menjadi pendekatan sisi baru dalam mengelola rumah sakit. Rumah sakit ramah lingkungan dalam perancangan pembangunan, pengoperasiannya dan pemeliharaannya akan senantiasa menerapkan prinsip keberlanjutan dan praktik-praktik ramah lingkungan. Pada saat ini keberadaan rumah sakit yang merupakan dalam satu kesatuan ekosistem yang ditengah isu dampak perubahan iklim dan pemanasan global serta adanya degradasi lingkungan, maka dipandang perlu bertangunggjawab atas keberlanjutan kualitas lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam. Sumber daya rumah sakit berbasis alam dan lingkungan hidup seperti air bersih, energy, kertas dan material lainnya yang merupakan kebutuhan input secara terus menerus untuk operasioanl rumah sakit perlu dilandasi oleh prinsip ecoefficiency, sementara produk samping rumah sakit seperti limbah cair, padat dan gas perlu diolah sehingga targetnya tidak saja untuk memenuhi kaidah baku mutu limbah, juga untuk memenuhi kaidah reuse, recycle dan recovery. Pada prinsipnya, model rumah sakit dimasa mendatang perlu dikelola secara baik dengan selalu mempertimbangkan aspek ekologi, sehingga prinsip pemenuhan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dalam bidang kesehatan akan terpenuhi. Paradigma terkini dalam manajemen rumah sakit bahwa pengelola rumah sakit wajib menempatkan aspek keseimbangan ekologi, sosial dan estetik menjadi dasar pada setiap perumusan Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 757-762 kebiojakan melalui optimalisasi pengelolaal lingkungan hidup dan pemberdayaan, sehingga keberadaan rumah sakit dengan kompleksitas kegiatannya tidak menambah beba negatif berupa pencemaran lingkungan, bahkan memberikan manfaat positif bagi kelestarian lingkungan masyarakat sekitar.3 Disisi lain pola tuntutan kebutuhan masyarakat saat ini terhadap layanan rumah sakit telah bergeser pada tuntutan pelayanan kesehatan yang berbasis prinsip green/ramah lingkungan. Hal ini disebabkan masyarakat telah mampu menyadari bahwa jaminan kenyamanan dan keamanan lingkungan selama ini berinteraksi di lingkungan rumah sakit merupakan bagian pelayanan yang akan mereka peroleh sebagai sati kesatuan pelayanan rumah sakit dengan kegiatan yang berbasis green/ramah linkungan, yang sekaligus sebagai salah satu upaya menuju pembangunan kesehatan yang berkelanjutan. Memahami persoalan-persoalan tersebut di atas, maka Rumah Sakit Persahabatan yang berkedudukan di Kotamadya Jakarta Timur yang berdiri sejak tahun 1963 diatas lahan seluas +134.521 M2 dengan manajemen baru telah berkomitmen untuk mengakomodir perkembangan tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit yang berbasis kenyamanan dan keamanan lingkungan dengan tiopologi masyarakat perkotaan. Pendekatan pelayanan paripurna yang telah dilaksanakan di rumah sakit Persahabatan, selain peningkatan mutu pelayanan (kuratif) berbagai bidang layanan rumah sakit yang bermutu dan professional, juga telah dikembangkan dengan menjadikan Rumah Sakit yang berwawasan ekologis yaitu menjadikan lingkungan hijau, maka rumah sakit menjadi kekuatan (strength) untuk mendukung peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Manajemen yang dijalankan sekarang meyakini bahwa lingkungan hijau RS Persahabatan dengan inovasi pembentukan lingkungan hijaunya telah memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien yang berkunjung dan secara tidak langsung telah mempercepat proses penyembuhan pasiennya sekaligus sebagai sarana relaksasi. Berkaitan dengan hal tersebut , maka telah dirumuskan kesepakatan dan keyakinan bahwa lingkungan hijau yang telah dikembangkan sejak digulirkannya “Gerakan Sejuta Pohon” oleh Pemerintah pada tahun 1995 lalu merupakan potensi prospektif bagi rumah sakit, sehingga atas pertimbangan diatas maka dalam rumusan Masterplanning RS Persahabatan tahun 2007, kedepan RS Persahabatan akan mewujudkan keberlanjutan potensi lingkungan hijau melalui kebijakan “Green Hospital” dalam rangka meningkatan mutu pelayanan rumah sakit, selain pertimbangan lain pemanfaatan lahan hijau saat ini, peletakan bangunan atau zoning agar alur pasien dapat menjadi efisien dan mempercepat waktu pelayanan. 3 Program strategis Green Hospital RSUP Persahabatan 2008 – 2013. H.2 Keberadaan RS Persahabatan saat ini dan dimasa mendatang sebagai Green Hospital merupakan ciri khas rumah sakit yang telah dan akan terus memberikan keuntungan ekologis bagi masyarakat internal rumah sakit, begitu juga masyarakat sekitar rumah sakit dan masyarakat/lingkungan hidup secara makro di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. RS Persahabatan sebagai green hospital telah dan akan mewujudkan pembangunan Kota Jakarta yang berwawasan lingkungan dan berwawasan kesehatan. Kebijakan Green Hospital ini dengan konsep memperluas semaksimal mungkin ruang terbuka hijau yang mampu meningkatkan kontribusi oksigen bagi lingkungan hidup di rumah sakit dan kota Jakarta pada umumnya telah sesuai dengan Visi Rumah Sakit Persahabatan yaitu :Menjadi Rumah Sakit Terdepan dalam Menyehatkan Masyarakat dengan Unggulan Kesehatan Respiratori Kelas Dunia” Tujuan Tujuan program Green Hospital RSUP Persahabatan yang ingin dicapai adalah: a. Menciptakan model rumah sakit yang dibangun, dikembangkan dan dioperasikan dengan menempatkan”kepentingan ekologi” sebagai salah satu isu strategi dalam kebijakan rumah sakit b. .Mewujudkan rumah sakit yang memnuhi standar “green building”/Bangunan Ramah Lingkungan. c. Menciptakan sisi baru bisnis rumah sakit yang unik melalui kebijakan pemanfaatan ruang dan lahan “green” secara efisien sebagai nilai jual bagi kepentingan peningktan mutu pelayanan yang berbasis kenyamanan dan keamanan lingkungan. d. Menciptakan rumah sakit yang efisien dalam pemanfaatn sumber daya (energy, air bahan dll) e. Menciptakan rumah sakit yang bebas dari pencemaran dan kontaminasi lingkungan. f. Menciptakan rumah sakit dengan masyarakat yang berbudaya”green”. Ruang Lingkup Program. Ruang lingkup program green hospital RSUP Persahabatan mengacu pada ketentuan (standarisasi) baik nasional maupun internasional. Ketentuan internasional mengacu pada penerapan green hospital di beberapa Negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Singapura,, dan Lembaga International seperti WHO (World Health Organization), LEED (Leadership in Energy and Environmental Design). Dari standar/ketentuan tersebut, maka lingkup program green hospital RSUP Persahabatan meliputi: a. Pengembangan lokasi (Sitting) b. Efisiensi air (Water Efficiency) c. Effisiensi energy dan pencegahan pencemaran udara (Energy and Air Pollution) Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 759 Sunarto. Manajemen Lingkungan Rumah Sakit dalam rangka Mewujudkan Green Hospital d. e. f. g. h. i. j. k. l. Material dan sumber daya Rumah Sakit ( Material and Resources) Kualitas Udara Indoor (Indoor Environmental Quality) Makanan sehat (Health Hospital Food) Pendidikan ramah lingkungan (Green Education) Pengadaan barang ramah lingkungan (Procurement) Pencegahan kontaminan (Contaminant) Kebersihan ramah lingkungan (Green Cleaning) Pengurang Limbah 3 R (Waste Reduction) Taman Penyembuhan (Healing Gardens) f. g. h. 4. Strategi a. b. c. 3.3 Pendekatan Penerapan Program Green Hospital Sub Bab d. Secara skematis, pendekatan pelaksanaan green hospital di RSUP Persahabatan dijelaskan sebagai berikut: e. Kebijakan dan Strategi Green Hospital g. Hasil penelusuran dokumen yang ada didapatkan Kebijakan dan Strategi Green Hospital dengan Visi dan misi adalah 1. Visi Green Hospital RSUP Persahabatan adalah “Menjadi Percontohan Pendidikan Green Hospital di Indonesia” 2. Misi Green Hospital RSUP Persahabatan adalah a. Menyiapkan tenaga yang handal dan professional bidang green hospiotal b. Mengelola penggunaan dan pemberdayaan sumber daya rumah sakit berbasis green. c. Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan green hospital secara komprehensif. d. Melakukan layanan pendidikan, penelitian dan pengembangan konsep green hospital dengan pengetahuan dan teknologi kekinian secara berkelanjutan. e. Melakukan proses edukasi kepada masyarakat akan pentingnya hidup da berbudaya green. 3. Kebijakan a. Pemenuhan kriterian dan ketentuan gree building dan green healthcare sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Pemanfaatan potensi hijau lingkungan rumah sakit sebagai ciri khas dan nilai jual pelayanan rumah sakit. c. Memaksimalkan pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam setiap pengembangan fisik rumah sakit. d. Penerapan budaya “green hospital “ pada seluruh lapisan masyarakat rumah sakit. e. Penerapan kaidah efisien dalam setiap pemanfatan sumber daya. h. 760 Penyiapan teknologi pengolahan limbah rumah sakit dengan menerapkan prinsip zero waste (minimalisasi limbah) Menciptakan lingkungan rumah sakit sebagai lumbung oksigen dan air tanah guna pemulihan lingkungan. Membangun manajemen, system informasi dan kemitraan dengan pihak luar. f. i. Menyusun master plan berbasis green healthcare dan green building dan pemenuhan peraturan Lingkungan Hidup. Menyusun strategi marketing nilai jual lingkungan hijau Rumah Sakit. Mempertahankan ruang terbuka hijau maksimal 80% Sosialisasi budaya green hospital secara berkelanjutan Pemanfaatan sumber daya energy air, kertas dan sumber daya lainnya secara efisien. Penyediaan fasilitas pengplahan limbah rumah sakit. Merancang inovasi dalam pemulihan mutu lingkungan hidup rumah sakit. Menyusun system informasi lingkungan/green hospital di rumah sakit dan kemitraan program. Penyiapan sumber daya manusia yang professional dalam mengimplementasikan program green hospital. Manajemen Lingkungan Manajemen lingkungan sangat dibutuhkan untuk dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan saat ini karena banyaknya dampak lingkungan yang dapat menjadikan lingkungan berkurang atau bahkan rusak dalam segi peruntukkannya. Dalam manajemen lingkungan perlu diidentifikasi terlebih dahulu agar dapat memahami sehingga mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. Made4 menjelaskan dalam bukunya ”Konsep-konsep dasar Ekologi dalam berbagai aktivitas lingkungan”, mengidentifikasi beberapa alasan sebagai berikut 1. ”Pragmatic reason”: akal sehat masyarakat atau administrator menuntut untuk menghindari masalah. 2. .’Desire to save cost” lebih baik menghindari masalah atau menghadapinya (counter them) dari pada menderita karena konsekuensinya, misalnya pencemaran , kepunahan spesies langka dsb. 3. ”Compliance”: individu, pemerintah, perusahaan-perusahaan mengkin memerlukan aturan-aturan agar mereka peduli terhadap lingkungan. 4 I Made Putrawan, Konsep-konsep Dasar Ekologi dalam Berbagai Aktivitas Lingkungan: Alfabeta Bandung 2014.h97-98 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 757-762 ”Shift in ethics: penelitian, media, kelompok aktivis dapat mendorong sikap-sikap baru, kesepahaman atau undang-undang. 5. ”Macro-economics”: promosi manajemen lingkungan dapat mengarah pada ekspoansi ekonomi, misalnya diperlukannya alat-alat pengontrol pencemaran, alat efisiensi energi dsb. Dari uraian tersebut di atas dasar alasan-alasan tersebut , maka secara umum manajemen lingkungan memiliki akar ilmu manajemen yang sangat kuat apabila disimak batasan manajemen tersebut. Manajemen adalah suatu alat untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif melalui fungsifungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Sedangkan menurut Richard L Daft5, manajemen (management) adalah pencapaian tujuan-tujuan organisasional secara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya-sumber daya organisasional. Jadi ada dua kata penting dalam batasan manajemen tersebut yaitu efisien dan efektif untuk memecahkan atau mencegah terjadinya berbagai masalah lingkungan, sebagaimana tertera pada alasan-alasan di atas. Logikanya mempelajari manajemen lingkungan, bukan gabungan antar manajemen dan lingkungan, sehingga kalau ini yang dipahami akan menyesatkan (misleading). Karena itu perlu dimengerti terlebih dahulu batasan-batasan yang menjadi ”kavling” manajemen lingkungan.6 Manajemen lingkungan telah diderkripsikan sebagai suatu proses dalam mengalokasikan sumber-sumber daya alam maupun buatan sampai batas optimal pemanfaatan manusia untuk memuaskan kebutuhan dasar manusia atau paling tidak sampai batas minimal bila memungkinkan guna masa depan yang tidak tentu. Demikian UNEP (United Nations on Environmental Program, dalam Madu, 2007) ”saw environmentalmanagement as the control of all human activities which have sa significant impact on the environment”. Oleh karena itu tujuan umum manajemen lingkungan adalah meminimalkan dampak lingkungan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia bagi kehidupan manusia dimasa depan melalui pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Dalam manajemen lingkungan terdapat beberapa macam dilema untuk memecahkan masalah lingkungan yang tidak memiliki solusi efektif yang tunggal dan sederhana, yaitu (1) ”ethical dilemmas” misalnya apa yang dilestarikan; (2) ”efficiency dilemmas” (3) ”equity dilemmas” siapa yang memperoleh keuntungan dari keputusan manajemen lingkungan, siapa yang bayar? (4) ” liberty dilemmas” sejauh mana masyarakat dibatasi dalam proteksi terhadap lingkungan, (5) ”uncertainty dilemmas” (6) ” evaluation dilemmas” bagaimana 4. membandingkan pengaruh-pengaruh opsi atau tindakan yang bervariasi. Dalam manajemen lingkungan sangat penting untuk diketahui proses atau langkah-langkah pengambilan keputusan seperti yang tampak dibawah ini7Manajemen lingkungan apabila akan dipergunakan terdapat satu dari dua pendekatan yang dapat diadaptasikan yaitu (1) Multidiciplinary, yang melibatkan komunikasi antar berbagai disiplin tanpa banyak harus memecah batasan disiplin itu sendiri dan (2) Interdiciplinary (bahkan holistik); secara koheren berbagai disiplin berkaitan erat menjadikan keseluruhan dan diakui pendekatan ini secara luas diakui sebagai penyelamat berbagai ilmu yang terbelah belah. Jika manajemen llingkungan ingin mengembangkan strategi dan peluang eksploitasi secara efektif, maka harus melakukan hal yang lebih dari pada hanya mengaplikasikan ilmu, sehingga manajemen lingkungan juga dapat diartikan sebagai seni yang memerlukan pemahaman tentang interaksi antara manusia dengan lingkungan, keterampilan manajemen , diplomasi dan kemampuan persuasi . Dalam managemen lingkungan terdapat hubungan yang erat antara sistem natural dengan sistem sosial.8 Berdasarkan gambar tersebut tampak bahwa sistem sosial mungkin dapat mempengaruhi manajemen sistem alam, pada umumnya hubungan timbal balik kedua sistem itu divisualisasikan seperti pada (A) gambar di atas dan bagian yang gelap adalah aktivitas utama dari manajemen lingkungan. Namun hanya beberapa saja lingkungan itu masih berupa alam murni, sebagian besar sudah dipengaruhi oelh kegiatan-kegiatan manusia. Oleh karena itu sistem sosial dan sistem alam tidak terlalu independen, sehingga pola hubungan seperti gambar (B) lebih mungkin dapat diterima ( Barrow, 2006, pp.39-41, dalam Putrawan, 2014). 4. KESIMPULAN Rumah sakit Persahabatan yang letaknya di daerah Rawamangun Jakarta Timur telah merencanakan dan melaksanakan manajemen lingkungan dalam rangka mewujudkan Green Hospital sesuai dengan kaidah peraturan perundangan dan prinsip prinsip green hospital serta prinsip manajemen lingkungan. 7 5 New Era Of Management (Era Baru Manajemen, hal.6) 6 Opcit. Made. Hal 103 .Barrow CJ., Environmental Management for Sustainable Development, New York: Routledge,2006.hal 31 8 . Ibid.h.31 Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 761 Sunarto. Manajemen Lingkungan Rumah Sakit dalam rangka Mewujudkan Green Hospital 5. DAFTAR PUSTAKA Barrow, C. J., Environmental Management for Sustainable Development. New York: Routledge, 2006. Enger, Eldon D., & Smith, Bradley F., Environmental Science, A Study of Interrelationships. New York: Mc Graw Hill Higher Education, 2006. Chiras, Daniel D. Environmental Science: a Frame Work for Decision Making. California: Cumming Publishing Company Inc, 1982. David, Fred R., Strategic Management, Concepts and Cases. New Jersey: Prentice Hill, 2010. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahuhn 2009 tentang Rumah Sakit 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. 1 M.emil Azhary, Potret Bisnis Rumah Saakit Indonesia. Economic Review. N0.218.Desember 2009 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Wiku Adisasmito, 2007. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Hal.6 http/www.sumeks.co.id National Health Service, Sustainable Development Unit. Saving Carbon, Improving Health: NHS carbon reduction strategy, Cambrige, January 2009. 1 EnergyConversionand management. Energy consumtion indicator and CHPtechnical potential in the Brazillian hospital sector, 2004. International trade Administration. China Healthcare Contruction Market,2005. http://www.ita.doc.gov/td/health/china Healthcare Contruction05.pdf 1 World Health Organization. Health in the Green EconomyCo-Benefits to Health of Climate Change Mitigation. Health Facilities 2010. Balifokus.Activity Report. Assesment of Environmental Conditions and Inventory for Guidance and Technical Support to Develop Sound Management Practices for Hospital Wastes. February 2010 1 Sekretariat PROPER, Kementerian Lingkungan Hidup. Laporan Hasil Penilaian PROPER 2011. Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.2011 Foto-foto sebagai representasi “mewujudkan Green Hospital di Rumah Sakit Persahabatan. 762 Penanya: Dr. Sri Dwiastuti, S.Pd , M.Si Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan “Green Building” dalam “Green Hospital”? Jawaban : Green building adalah konsep bangunan yang mengutamakan efektifitas fungsional dari banunan tersebut seperti bagaimana penggunaan AC otomatis sesuai dengan jumlah individu dalam runagan tersebut dan suhu rata-rata tubuh orang tersebut, penggunaan kertas daur ulang, plastik daur ulang bahkan bangunan tersebut harus memiliki space yang memadai untuk membangun taman-taman disekitar Rumah Sakit, bukan suasana sintesis dari aroma yang diciptakan dengan sengaja akan tetapi tercipta karena suasana yang mendukung. Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya