1 PENGARUH SIKAP PADA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN NORMA PERSONAL TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN PRODUK RAMAH LINGKUNGAN (Survei terhadap Produk Philips LED) Ari Widodo Email: [email protected] Intan Puspitasari, S.E., M.Sc Email: [email protected] Murry Harmawan Saputra, S.E., M.Sc Email: [email protected] Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh: sikap pada perlindungan lingkungan terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan, dan norma personal terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh individu di Purworejo yang mengetahui tentang Philips LED (Light Emitting Diode). Cara pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel sebanyak 150 responden. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa 1)nilai koefisien regresi sikap pada perlindungan lingkungan (X1) sebesar 0,234 dengan nilai signifikansi sebesar 0,002; 2) nilai koefisien regresi norma personal (X2) sebesar 0,320 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan hasil tersebut, maka secara keseluruhan hipotesis pada penelitian ini terbukti dan dapat diterima. Kata kunci: sikap pada perlindungan lingkungan, norma personal, perilaku pembelian produk ramah lingkungan 2 A. PENDAHULUAN Pemasaran ramah lingkungan atau dapat juga diistilahkan dengan green marketing, environmental marketing, atau ecological marketing merupakan studi tentang konsumsi, produksi, distribusi, promosi, pengemasan, dan reklamasi produk sebagai upaya yang bersifat responsif bagi kepentingan ekologi (Dahlstrom, 2010:5). Para pelaku usaha dapat merealisasikan strategi tersebut dengan berbagai macam bauran pemasaran (marketing mix), salah satunya adalah dengan produk. Hal ini sesuai dengan pendapat Dahlstrom (2010:6) yang menyatakan bahwa untuk merealisasikan konsep pemasaran ramah lingkungan dapat menggunakan bauran pemasaran. Terkait dengan konsep ramah lingkungan, produk sebagai salah satu elemen bauran pemasaran dapat diistilahkan dengan produk yang ramah lingkungan. Menurut Nandini dan Deshpande (2011:8), produk ramah lingkungan dapat diartikan sebagai barang atau jasa yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan, tidak berlebihan dalam penggunaan sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan, dan tidak melibatkan kekejaman pada binatang. Saat ini, berbagai produk ramah lingkungan mulai dari air minum dalam kemasan (AMDK), kosmetik, cat, lampu, air conditioner (AC), mobil hybrid, dan produk-produk lainnya yang sejenis, sudah banyak terdapat di pasar. Berbagai produk ramah lingkungan yang dipasarkan oleh para produsen menjadi sebuah varian bagi pada konsumen untuk memilih berbagai produk yang dibutuhkannya. Namun, dengan banyaknya produsen yang memasarkan produk ramah lingkungan tentunya dapat menimbulkan persaingan diantara sesama produsen itu sendiri. Oleh sebab itu, para produsen dan pemasar harus memahami perilaku konsumen itu sendiri, sebagaimana dinyatakan oleh Mowen dalam Dwiastuti dkk., (2012:21) bahwa pemahaman tentang perilaku konsumen menghasilkan manfaat diantaranya adalah membantu para manajer dalam mengambil keputusan, memberikan pengetahuan dasar bagi peneliti dalam menganalisis konsumen, serta membantu konsumen dalam mengambil keputusan pembelian yang lebih baik. Pada saat ini, perilaku konsumen yang tengah booming adalah perilaku pembelian produk ramah lingkungan. Produk ramah lingkungan menurut Nandini dan Deshpande (2011:8) adalah barang atau jasa yang tidak berbahaya bagi manusia 3 dan lingkungan, tidak berlebihan dalam penggunaan sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan, dan tidak melibatkan kekejaman pada binatang. Sedangkan, menurut Singh dan Pandey (2012:28), produk ramah lingkungan merupakan objek ekologis yang diupayakan mampu mengurangi penggunaan sumberdaya dan polusi serta untuk meningkatkan konservasi sumberdaya yang langka. Dalam Theory of Planned Behavior menurut Ajzen (1985), perilaku (behavior) dapat dipengaruhi oleh sikap (attitude) dan norma personal (subjective norm). Sikap merupakan sesuatu penilaian yang bernilai positif atau negatif (Ajzen, 2006a). Individu yang memiliki penilaian positif pada suatu objek, maka akan menghasilkan sikap yang positif. Sebaliknya, apabila individu memiliki penilaian negatif pada suatu objek, maka akan menghasilkan sikap yang negatif. Pada penelitian ini, sikap difokuskan pada sikap pada perlindungan lingkungan yang diartikan sebagai rasa tanggung jawab individual dalam hal melindungi lingkungan (Lai dalam Lee, 2009:89). Sikap pada perlindungan lingkungan ditandai dengan individu memberikan kontribusi terhadap perlindungan lingkungan, menjaga kelestarian lingkungan setiap hari, masyarakat mendaur ulang sampah rumah, menilai peningkatan perusakan lingkungan sebagai sesuatu yang penting, serta menilai pemeliharan dan perlindungan lingkungan sebagai suatu yang diprioritaskan. Sedangkan, norma personal merupakan persepsi seseorang akan tekanan sosial untuk menunjukkan atau tidak menunjukkan perilaku dengan pertimbangan tertentu (Fishbein dan Ajzen, 1975:302). Pada penelitian ini, penulis akan memfokuskan pada produk Philips LED (Light Emitting Diode), karena produk Philips LED merupakan salah satu produk lampu yang mengusung isu produk ramah lingkungan. Oleh sebab itu, apabila seseorang memiliki sikap pada perlindungan lingkungan, dan norma personal, maka diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan perilaku pembelian produk ramah lingkungan, dalam hal ini pada produk Philips LED. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sikap pada Perlindungan Lingkungan, dan Norma Personal terhadap Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan (Survei terhadap Produk Philips LED)”. 4 B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada penelitian ini diantaranya: 1. Apakah sikap pada perlindungan lingkungan berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan? 2. Apakah norma personal berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan? C. KAJIAN TEORI Perilaku konsumen diartikan oleh Kotler dan Armstrong (2012:133) sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk dan jasa untuk konsumsi pribadi. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kebudayaan, sosial, pribadi, dan karakteristik psikologi (Kotler dan Armstrong, 2012:135). Kebudayaan Budaya Subbudaya Kelas sosial Sosial Pribadi Psikologi Usia dan tahap Kelompok siklus Motivasi referensi hidup Persepsi Keluarga Pendapatan Pembelajaran Peran dan Gaya hidup Keyakinan dan Status Kepribadian sikap dan konsep diri Sumber: Kotler dan Armstrong (2012:135) Bagan 1. Factors Influencing Consumer Behavior Pembeli Kaitannya dengan konsep ramah lingkungan, Nandini dan Deshpande (2011:8) mendefinisikan produk ramah lingkungan sebagai barang atau jasa yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan, tidak berlebihan dalam penggunaan sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan, dan tidak melibatkan kekejaman pada binatang. Sedangkan Menurut Singh dan Pandey (2012:28), produk ramah lingkungan merupakan objek ekologis yang diupayakan mampu mengurangi penggunaan sumberdaya dan polusi serta untuk meningkatkan konservasi sumberdaya yang langka. Chen dan Chai (2010:29) mengartikan produk ramah 5 lingkungan sebagai produk yang menggabungkan strategi daur ulang atau mengandung bahan daur ulang, mengurangi kemasan atau bahan beracun. Dalam Theory of Planned Behavior menurut Ajzen (1985), perilaku (behavior) dapat dipengaruhi oleh sikap (attitude) dan norma personal (subjective norm). 1. Sikap Sikap merupakan sesuatu penilaian yang bernilai positif atau negatif (Ajzen, 2006a). Individu yang memiliki penilaian positif pada suatu objek, akan menghasilkan sikap yang positif. Sebaliknya, apabila individu memiliki penilaian negatif pada suatu objek, maka akan menghasilkan sikap yang negatif. Sikap sebagai bagian dari faktor psikologis memiliki karakteristik (Dwiastuti dkk., 2012:67), sebagai berikut: a. Sikap memiliki objek Dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut dapat terkait dengan berbagai konsep seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media, dan sebagainya. b. Konsistensi sikap Sikap sebagai gambaran perasaan dari seorang konsumen dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Oleh sebab itu, sikap mempunyai konsistensi dengan perilaku. Perilaku seorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya. c. Sikap positif, negatif, dan netral Seseorang mungkin menyukai makanan rendang (sikap positif) atau tidak menyukai minuman alkohol (sikap negatif) atau bahkan tidak memiliki sikap (sikap netral). Sikap yang memiliki dimensi positif, negatif dan netral disebut sebagai karakteristik valance dari sikap. d. Intensitas sikap Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek akan bervariasi, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang sangat begitu menyukainya, atau bahkan ada yang begitu sangat tidak menyukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu 6 produk, maka konsumen mengungkapkan intensitas sikapnya. Intensitas sikap disebut sebagai karakteristik extremity dari sikap. e. Resistensi sikap Resistensi adalah seberapa besar sikap konsumen dapat berubah. Para pemasar harus mengetahui sikap konsumen supaya dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Pemasaran offensive dapat diterapkan untuk mengubah sikap konsumen yang sangat resisten terhadap suatu produk. f. Persistensi sikap Persistensi adalah analisis sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah dengan berlalunya waktu. Misalnya, seseorang tidak menyukai produk X (sikap negatif), seiring dengan berjalannya waktu mungkin individu yang bersangkutan akan berubah sikapnya menjadi menyukai produk X. g. Keyakinan sikap Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya. Misalnya, sikap konsumen terhadap produk yang sudah lama digunakan akan lebih tinggi dibandingkan sikap konsumen terhadap produk baru yang masih asing. h. Sikap dan situasi Sikap seseorang terhadap suatu objek seringkali muncul dalam konteks situasi. Artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek. Misalnya, seseorang tidak suka makan produk X saat sendiri, tetapi individu yang bersangkutan suka makan produk X saat bersama teman-temannya. Pada penelitian ini sikap difokuskan pada perlindungan lingkungan. Sikap pada perlindungan lingkungan dapat diartikan sebagai suatu sikap umum yang berkaitan dengan kekhawatiran individu mengenai adanya ancaman terhadap kondisi lingkungan, konsekuensi ancaman terhadap kelangsungan lingkungan dan generasi berikutnya, serta kurangnya perilaku menjaga lingkungan bagi generasi yang akan datang (Tantawi dkk., 2009:36). Menurut Thapa dan Verma (2012:23) sikap pada perlindungan lingkungan merupakan 7 langkah nyata yang dapat dilakukan oleh seorang individu, organisasi, atau pemerintah, demi kelangsungan lingkungan alam dan manusia. Sikap pada perlindungan lingkungan merupakan rasa tanggung jawab individual dalam hal melindungi lingkungan (Lai dalam Lee, 2009:89). Pengetahuan seseorang akan lingkungannya tentunya turut menjadi faktor yang menentukan seberapa mengertinya individu akan tanggung jawabnya terhadap lingkungannya. 2. Norma Personal Fishbein dan Ajzen (1975:302) mendefinisikan norma personal sebagai persepsi seseorang akan tekanan sosial untuk menunjukkan atau tidak menunjukkan perilaku dengan pertimbangan tertentu. Norma personal merupakan keyakinan seseorang bahwa individu atau kelompok tertentu setuju atau tidak menyetujui, terlibat atau tidak terlibat bila dirinya menampilkan atau memunculkan perilaku tertentu. Individu atau kelompok di atas disebut juga referent. Referent adalah orang atau kelompok sosial yang berpengaruh bagi individu, baik itu orang tua, pasangan suami istri, teman dekat, rekan kerja atau yang lain tergantung pada perilaku yang terlibat. Keyakinan yang mendasari norma personal ini disebut dengan istilah normative belief. Norma personal tidak hanya ditentukan oleh adanya referent, tetapi juga apakah subjek perlu, harus atau dilarang melakukan perilaku yang akan dimunculkan dan seberapa jauh akan mengikuti pendapat referent tersebut. Hal tersebut disebut juga motivation to comply (Ajzen, 2006b). Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. Sikap terhadap perlindungan lingkungan (X1) Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan (Y) Norma Personal (X2) Bagan 2. Hubungan antar Variabel Keterangan: = pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat 8 D. HIPOTESIS Hipotesis pada penelitian ini adalah: 1. Sikap pada perlindungan lingkungan berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan. 2. Norma personal berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan E. METODE PENELITIAN 1. Populasi dan sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh individu di Purworejo yang mengetahui tentang Philips LED (Light Emitting Diode). Sedangkan, sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 150 orang. Dengan karakteristik responden pada penelitian adalah 1) Responden yang mengetahui tentang Philips LED (Light Emitting Diode), 2) Responden berdomisili di Purworejo, 3) Responden berusia minimal 18 tahun. 2. Pengumpulan data dan uji instrumen Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan alternatif pilihan jawaban menggunakan metode Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS = 5), Setuju (S = 4), Ragu-ragu (R = 3), Tidak Setuju (TS = 2) dan Sangat Tidak Setuju (STS = 1) (Kuncoro, 2013:185). Berdasarkan uji coba kuesioner yang dilakukan, seluruh butir pernyataan dalam kuesioner terbukti valid dan reliabel. 3. Analisis Data Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi berganda. F. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 1. Sikap pada perlindungan lingkungan (X1) Definisi sikap pada perlindungan lingkungan mengacu pada pendapat Lai dalam Lee (2009:89), yaitu rasa tanggung jawab individual dalam hal melindungi lingkungan. Indikator sikap pada perlindungan lingkungan mengacu dari penelitian Chen dan Chai (2010:38), sebagai berikut: 9 a. Menilai bahwa setiap individu perlu memberikan kontribusi terhadap perlindungan lingkungan. b. Peduli pada kelestarian lingkungan. c. Ikut menjaga lingkungan dengan melakukan daur ulang sampah rumah. d. Memahami hal-hal yang dapat merusak lingkungan. e. Melakukan pemeliharaan dan perlindungan lingkungan. 2. Norma personal (X2) Definisi norma personal mengacu pada pendapat Fishbein dan Ajzen (1975:302), yaitu persepsi seseorang akan tekanan sosial untuk menunjukkan atau tidak menunjukkan perilaku dengan pertimbangan tertentu. Indikator norma personal mengacu dari penelitian Wu dan Chen (2014:126), sebagai berikut: a. Menilai bahwa pembelian produk ramah lingkungan merupakan perilaku yang tepat. b. Menilai bahwa pembelian produk ramah lingkungan merupakan perilaku yang semestinya dilakukan. c. Menilai penting untuk membeli produk ramah lingkungan. d. Menilai bahwa pembelian produk ramah lingkungan dapat memberikan manfaat bagi orang lain termasuk bagi diri sendiri. 3. Perilaku pembelian produk ramah lingkungan (Y) Definisi perilaku pembelian produk ramah lingkungan mengacu pada pendapat Kotler dan Keller (2012:151) dan Nandini dan Deshpande (2011:8), yaitu perilaku konsumsi produk-produk yang menguntungkan bagi lingkungan, kemasan yang dapat didaur ulang atau dapat dikonservasi, dan responsif terhadap permasalahan ekologi. Indikator perilaku pembelian produk ramah lingkungan mengacu dari penelitian Wu dan Chen (2014:126), sebagai berikut: a. Saya membeli produk yang dapat mengurangi polusi. b. Saya membeli produk yang hemat energi. c. Saya membeli produk yang ramah lingkungan. 10 G. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Uji Instrumen a. Uji Validitas Berdasarkan hasil uji validitas instrumen penelitian diketahui bahwa nilai Corrected Item Total Correlation seluruh butir pernyataan lebih dari 0,30, artinya setiap butir benar dalam mengukur variabel sikap pada perlindungan lingkungan (X1), norma personal (X2), dan perilaku pembelian produk ramah lingkungan (Y). b. Uji Reliabilitas Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian menunjukkan bahwa nilai Cronbach's Alpha seluruh butir pernyataan lebih dari 0,600, artinya jawaban responden terhadap pernyataan variabel sikap pada perlindungan lingkungan (X1), norma personal (X2), dan perilaku pembelian produk ramah lingkungan (Y) konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. 2. Hasil Uji Hipotesis Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Variabel Koefisien regresi (b) Signifikansi (p value) Sikap pada Perlindungan Lingkungan (X1) 0,234 0,002 Norma Personal (X2) 0,320 0,000 Keterangan Positif dan Signifikan Positif dan Signifikan Sumber: Data Primer Diolah (2017) Berdasarkan tabel tersebut diketahui persamaan garis regresi dalam penelitian ini adalah Y = 0,234X1 + 0,320X2 3. Pembahasan a. Pengaruh Sikap pada Perlindungan Lingkungan terhadap Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan Hasil analisis regresi berganda menunjukkan nilai koefisien regresi sikap pada perlindungan lingkungan (X1) sebesar 0,234 dengan nilai signifikansi sebesar 0,002. Hal ini berarti sikap pada perlindungan lingkungan berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan. 11 Dengan adanya keinginan untuk memberikan kontribusi atau sumbangan yang bermanfaat demi melindungi lingkungan sekitar yang dilakukan setiap hari, seperti mendaur ulang sampah dedaunan, dan sampah botol bekas minuman mineral. Usaha-usaha perlindungan lingkungan tersebut penting dan harus menjadi prioritas, serta dengan menjaga lingkungan berarti turut menjaga masa depan ekologi yang lebih baik, maka hal tersebut dapat meningkatkan perilaku pembelian produk ramah lingkungan pada diri konsumen yang bersangkutan sebagai konsekuensi dari kepeduliannya pada perlindungan lingkungan. Temuan peneliti tersebut sesuai dengan penelitan terdahulu yang dilakukan oleh Dagher dkk., (2001), Garg dan Garg (2014), Lee (2009), Santoso dan Putri (2015), Aertsens dkk., (2009), Gracia dan Magistris (2007), serta Lodorfos dan Dennis (2008) yang membuktikan bahwa sikap berpengaruh kuat terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan b. Pengaruh Norma Personal terhadap Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan Hasil analisis regresi berganda menunjukkan nilai koefisien regresi norma personal (X2) sebesar 0,320 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti norma personal berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan. Dengan adanya penilaian bahwa membeli produk ramah lingkungan merupakan perilaku yang tepat dalam menjaga lingkungan, membeli produk ramah lingkungan merupakan perilaku yang semestinya dilakukan, membeli produk ramah lingkungan merupakan sesuatu yang penting serta dengan membeli produk ramah lingkungan dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, maka hal tersebut dapat meningkatkan perilaku pembelian produk ramah lingkungan pada diri responden yang bersangkutan. Temuan peneliti tersebut sesuai dengan penelitan terdahulu yang dilakukan oleh Lodorfos dan Dennis (2008) serta Aertsens dkk., (2009) yang membuktikan bahwa norma personal dapat mempengaruhi perilaku pembelian, dalam hal ini berupa produk ramah lingkungan. 12 H. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Sikap pada perlindungan lingkungan berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan. 2. Normal personal berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan. I. DAFTAR PUSTAKA Aertsens, J., dkk. (2009). Personal Determinants of Organic Food Consumption: A Review. British Food Journal, 111 (10): 1140-1167. Ajzen, I. (1985). From Intentions to Actions: A Theory of Planned Behavior Chapter 2, dalam Action Control: From Cognition to Behavior. New York: SpringerVerlag. Ajzen, I., (2006a), Attitude Toward the Behavior, diunduh http://people.umass.edu/aizen/att.html pada tanggal 19 Maret 2017. dari Ajzen, I., (2006b), Subjective Norm, diunduh http://people.umass.edu/aizen/sn.html pada tanggal 19 Maret 2017. dari Chen, T.B., dan Chai, L.T. (2010). Attitude towards the Environment and Green Products:Consumers’ Perspective. Management Science and Engineering, 4 (2): 27-39. Dagher, G.K., dkk. 2001. The Impact of Environment Concern and Attitude on Green Purchasing Behavior: Gender as The Moderator. Contemporary Management Research, 11 (2): 179-206. Dahlstrom, R. (2010). Green Marketing Management. USA: South-Western Cengage Learning. Dwiastuti, R., dkk. (2012). Ilmu Perilaku Konsumen. Malang: Universitas Brawijaya Press. Fishbein, M., dan Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude. Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Research. Phillippines. Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Garg, S., dan Garg, S. (2014). Green Behaviour of Indian Consumers. International Research Journal of Management Sociology & Humanity, 859-869. Gracia, A., dan Magistris, T. 2007. Organic Food Product Purchase Behaviour: A Pilot Study for Urban Consumers in The South of Italy. Spanish Journal of Agricultural Research, 5 (4): 439-451. 13 Kotler, P., dan Armstrong, G. (2012). Principles of Marketing. New Jersey: PrenticeHall, Inc. Kotler, P., dan Keller, K.L. (2012). Marketing Management. New Jersey: Pearson Education, Inc. Kuncoro, M. (2013). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis? Jakarta: Penerbit Erlangga. Lee, K. (2009). Gender Differences in Hong Kong Adolscence Consumers Green Purchasing Behavior. Journal of Consumer Marketing, 26 (2): 87-96. Lodorfos, G.N., dan Dennis, J. 2008. Consumers’ Intent: In the Organic Food Market. Journal of Food Products Marketing, 14. Nandini, N., dan Deshpande. (2011). A Conceptual Framework on Green Marketing – A Tool for Sustainable Development. International Journal of Sales and Marketing Management, 1 (1): 1-16. Santoso, H., dan Putri, E.A. 2015. Pengaruh Perbedaan Jenis Kelamin terhadap Perilaku Pembelian Produk Hijau di Semarang. Seminar Nasional IENACO, 648-655. Singh, P.B., dan Pandey, K.K. (2012). Green Marketing: Policies and Practices for Sustainable Development. Journal of Management, 5 (1): 22-30. Tantawi, P., dkk. (2009). Green Consciousness of Consumers in a Developing Country: A Study of Egyptian Consumers. Contemporary Management Research, 5 (1): 29-50. Thapa, S., dan Verma, S. (2012). Analysis of Green Marketing as Environment Protection Tool: A Study of Consumer of Dehradun. International Journal of Research and Engineering, 01 (03): 20-28. Wu, S.I., dan Chen, J.Y. (2014). A Model of Green Consumption Behavior Constructed by the Theory of Planned Behavior. International Journal of Marketing Studies; 6 (5): 119-132.