PROGRAM EKSTENSI KOMUNIKASI MASSA FAKULTAS ILMU

advertisement
PROGRAM EKSTENSI KOMUNIKASI MASSA
FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS INDONESIA
THEORY of REASON ACTION
&
STAGE of CHANGE THEORY
Dosen : :
Soraya, S.Sos., M.Si
Oleh : Dinda N Septiana
Donna Riyani
Rinda Kurnia Sitta
Wulan Tangkudung
(0706209313)
(0706209326)
(0706209824)
(0706209955)
Theory of Reason Action (Teori Aksi Beralasan)
Theory of Reasoned Action (TRA) adalah suatu teori model yang berasal dari
bidang
psikologi sosial. TRA pertama kali dicetuskan oleh Icek Azjen dan Martin Fishbein pada tahun
1980(Jugiyanto,2007) dan teori ini diderivasi dari penelitian sebelumnya yang dimulai dari teori
sikap yang mempelajari tentang sikap dan perilaku. Teori ini menggambarkan hubungan antara
kepercayaan, sikap, norma, niat dan perilaku. Menurut King dan Gribbins (2002), Fishbein dan
Ajzen menciptakan teori ini untuk membantu para peneliti untuk memahami dan memprediksi
sikap dan perilaku individu. TRA telah berhasil memprediksi dan menjelaskan perilaku pada
berbagai wilayah kajian. Teori ini paling sering digunakan sebagai model teoritis dalam sistem
informasi
individu.
http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/bhermana/2007/06/07/model-adopsiteknologi-informasi/
Teori ini disusun dengan mengunakan asumsi dasar bahwa : manusia pada umumnya
melakukan sesuatu dengan cara-cara yang masuk akal, bahwa manusia mempertimbangkan
semua
informasi
memperhitungkan
yang
ada
dan
bahwa
secara
implikasi
eksplisit
maupun
implisit
tindakan
manusia
mereka.
http://www.balitbangjatim.com/jurnal_mainIsi_detail.asp?id_jurnal=12&id_isi=1
7&hal=3
TRA menjelaskan bahwa perilaku(behaviour) dilakukan karena individu mempunyai minat
atau keinginan untuk melakukannya (behavioural intention) atau dengan kata lain minat perilaku
akan menentukan perilakunya. TRA mengusulkan bahwa minat perilaku adalah suatu fungsi dari
sikap (attitude) dan norma subjektif (subjective
norm).
Niat
perilaku
=
Sikap
+
Norma
subyektif
Dalam upaya mengungkapkan pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat untuk dilakukan
atau tidak dilakukannya perilaku, Ajzen melengkapi TRA ini dengan keyakinan (beliefs).
Dikemukakannya bahwa sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku (behavioural beliefs),
sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan normatif (normative beliefs).
.
Penjelasan :
1. Keyakinan perilaku (Behavioral belief) :hal-hal yang diyakini oleh individu mengenai sebuah
perilaku dari segi positif dan negatif, sikap terhadap perilaku atau kecenderungan untuk
berekasi secara afektif terhadap suatu perilaku, dalam bentuk suka atau tidak suka pada
perilaku tersebut. Atau ringkasnya adalah mengetahui konsekuensi yang akan kita terima,
baik buruknya, dari sebuah perilaku yang akan kita lakukan.
2. Sikap (Attitude towards behavior) : evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya
sendiri, orang lain, obyek, atau issu (Petty, cocopio, 1986 dalam Azwar S., 2000 : 6), atau
sikap adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk
bertindak sesuai sikap obyek tadi ( Heri Purwanto, 1998 :62). Jadi sikap adalah sejumlah
kepercayaan atau evaluasi umum yang dibuat oleh manusia terhadap dirinya sendiri, orang
lain, obyek, issu dan disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai kepercayaan atau
evaluasi yang dia punya mengenai sebuah perilaku tertentu.
Sikap: tersusun dari kepercayaan yang diakumulasi seseorang selama hidupnya.
1. Kepercayaan yang terbentuk oleh pengalaman secara langsung.
2. Kepercayaan yang terbentuk karena informasi dari luar
3. Kepercayaan yang dihasilkan oleh diri sendiri.
.
Sedangkan ciri khas dari sikap adalah :
1. Mempunyai
objek tertentu
( orang,
perilaku,
konsep, situasi,
benda dan
sebagainya )
2. Mengandung penilaian ( setuju, tidak setuju, suka – tidak suka ) ( Bem, 1970 ;
Edwards,
1957 ; Fishbein & Ajzen, 1975 ; Osgood, Suci & Tannenbaum, 1957, Oskamp, 1977
).
3. Keyakinan normatif (Normative belief) : yang berkaitan langsung dengan pengaruh
lingkungan yang secara tegas dikemukakan oleh Lewin. Faktor lingkungan sosial khususnya
orang-orang
yang
berpengaruh
bagi
kehidupan
individu
(significant
others)
dapat
mempengaruhi keputusan individu (Ajzen). Jadi keyakinan normatif adalah Persepsi perilaku
yang diharapkan dari referensi seseorang atau kelompok yang penting seperti keluarga dan
teman. (what I think others would want or expect me to do).
4. Norma subjektif (Subjectibe norm) : sejauh mana seseorang memiliki motivasi untuk
mengikuti pandangan orang terhadap perilaku yang akan dilakukannya (normative belief).
Jika individu merasa itu adalah hak pribadinya untuk menentukan apa yang akan dilakukan,
bukan ditentukan oleh orang lain disekitarnya, maka ia akan mengabaikan pandangan orang
tentang perilaku yang. Fishbein & Ajzen menggunakan istilah motivation to comply untuk
mneggambarkan fenomena ini, yaitu apakah individu mematuhi pandangan orang lain yang
berpengaruh dalam hidupnya atau tidak.
5. Niat perilaku (Intention to behave) : kecenderungan seseorang untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu pekerjaan. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap
positif pada perilaku tertentu, dan sejauh mana kalau dia memilih untuk melakukan perilaku
tertentu itu dia mendapat dukungan dari orang-orang lain yang berpengaruh atau yang
dianggap penting dalam kehidupannya.
6. Perilaku (behavior) : Perilaku dan keyakinan normative mempengaruhi cara berpikir
seseorang dan serta subjektif. Cara berpikir dan norma membentuk intensi seseorang untuk
menampilkan perilaku. Secara keseluruhan, model TRA dan keyakinan normative akan
mempengaruhi perilaku seorang individu
B. Aplikasi dan contoh kasus :
Theory of reason action ini adalah sebuah teori dengan pendekatan individualistik dan
cocok untuk masalah kesehatan kerja sehingga teori ini mungkin cocok untuk mengintervensi
kasus-kasus yang secara khusus cuma dialami oleh individu tertentu contohnya adalah
mengatasi masalah penghentian merokok, kecanduan alkohol, penurunan berat badan ataupun
masalah pemakaian alat kontrasepsi.
Dengan menggunakan theory of reason action kita dapat mengetahui serta menganalisis
alasan apa yang menjadi alasan seseorang melakukan hal tersebut dengan menggunakan
variabel-variabel di atas untuk kemudian mencari solusi untuk mencegah hal itu kembali terjadi
di masa yang akan datang.
Contohnya dalam hal penghentian merokok pada seorang pekerja karena dapat mengganggu
kesehatannya, langkah pertama yang dilihat adalah keyakinan perilaku dan sikap dari individu
tersebut, dari variabel ini dapat dianalisis salah satu alasan yang menyebabkan pekerja tersebut
merokok adalah kurangnya pengetahuan pekerja tersebut akan bahaya rokok, jadi dia menilai
bahwa kalaupun dia merokok maka tidak akan berdampak apa-apa bagi kesehatannya. Atau bisa
saja si pekerja tidak pernah yakin akan dapat berhenti merokok.
Oleh sebab itu perusahaan harus melakukan suatu pendekatan secara personal untuk dapat
memotivasi pekerjanya. Dari hal tersebut kita dapat menemukan suatu pengendalian yaitu
dengan memberikan pengetahuan tentang bahaya rokok kepada si pekerja tersebut secara
personal ataupun lewat media separti poster.
Kalau pengendalian tersebut di rasa belum cukup untuk merubah perilaku pekerja tersebut
maka kita lihat variabel selanjutnya kita lihat dulu keyakinan normatif seorang perilaku yang
mungkin melatarbelakangi seorang pekerja tersebut merokok, mungkin saja orang-orang yang
penting dalam hidup pekerja tersebut seperti ayah, teman dan saudaranya kebanyakan perokok
jadi orang tersebut berpikir bahwa kalaupun dia merokok tidak akan ada yang berpendapat
negatif pada dirinya, akan tetapi di dalam lingkungan pekerjaan bisa saja atasan melarang
pekerjanya untuk merokok, dan hal tersebut dapat berperan besar dalam variabel ini dengan
memberikan teguran atau pandangan negatif pada si pekerja yang merokok maka diharapkan
pekerja tersebut akan berhenti merokok. Namun kembali lagi kepada norma subjektif perilaku
seseorang tersebut apakah ia akan berhenti merokok di lingkungan pekerjaannya atau kembali
merokok ketika berkumpul dengan teman-temannya dan kembali kerumah.
C. Batasan dan Perkembangan dari teori ini :
Satu dari batasan terbesarnya adalah dengan atau pada orang-orang yang mempunyai
atau merasa memiliki kekuatan/kuasa yang kecil atas perilaku dan sikap-sikap mereka. Di mana
determinan intensi tidak hanya dua (sikap terhadap perilaku yang bersangkutan dan normanorma subjektif) melainkan tiga dengan diikutsertakannya aspek kontrol perilaku yang dihayati
(perceived behavioral control). Ajzen menguraikan aspek-aspek perilaku dan sikap-sikap sebagai
suatu hal pada rangkaian dari kendali yang kecil pada suatu kendali yang besar. Untuk
menyeimbangkan observasi ini, Ajzen menambahkan elemen ketiga pada teori aslinya. Elemen
ini adalah konsep kendali perilaku yang dirasakan. Penambahan pada elemen ini menghasilkan
teori yang terbaru yang dikenal sebagai Theory of Planned Behaviour.
Untuk mempridiksi perilaku – ketika seorang individu tidak memilki kontrol kemauan diri
sendiri secara penuh – Ajzen (1987) mengajukan “theory of planned behavior”. Menurut Ajzen
(1988), perilaku seseorang tergantung pada niat berperilaku (behavioral intention) yang terdiri
dari
tiga
komponen,
yaitu:
sikap
(attitude),
norma
subjektif
pengendalian perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control).
(subjective
norm),
dan
Variabel sikap dan norma
subjektif ada dalam “theory of reasoned action”, sedangkan variabel ketiga muncul dalam
“theory of planned behavior” (East, 1997). Theory of planned behavior merupakan alat yang
dapat digunakan untuk memprediksi perilaku individu ketika individu tersebut tidak memiliki
kontrol kemauan sendiri secara penuh. Artinya, individu tersebut memiliki halangan/hambatan
sehingga perilakunya tidak bisa semaunya sendiri. Misalnya, bisa jadi seorang mahasiswa ingin
menjadi seorang wirausahawan, tetapi orang tua mahasiswa tersebut lebih suka anaknya
menjadi pegawai negeri.
E. Kesimpulan
TRA (Theory of Reason Action), adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh Azjen dan
Fishbein yang berisi tentang pendekatan psikologi sosial yang berkaitan dengan prilaku untuk
melihat determinan dari perilaku sehat. Menurut teori ini, kehendak atau niat (intention)
seseorang untuk menampilkan suatu perilaku tertentu berkaitan erat dengan tingkah laku aktual
itu sendiri. Ada dua asumsi pokok yang menjadi dasar teori ini yaitu: pertama, bahwa perilaku
ada dalam kendali si pelaku, dan yang kedua bahwa manusia adalah mahluk yang rasional. Jadi,
perilaku tertentu seseorang tampil karena atas kehendak orang tersebut, dan yang bersangkutan
melakukan suatu proses pengambilan keputusan yang rasional dalam memilih dan menentukan
tingkah laku yang akan ditampilkan.
Kehendak seseorang untuk bertingkah laku akan dipengaruhi oleh 2 (tiga variable pokok,
yaitu Norma subjektif (Subjective Norm) dan Sikap (Attitude). Kelemahan dari theory of reason
action ini adalah sangat individualistic dan kurang memperhatikan peran faktor struktural.
Dikarenakan theory reasoned of action ini bersifat individualistic maka teori ini lebih digunakan
dalam membantu masalah-masalah yang bersifat lebih personal seperti penghentian merokok
atau kecanduan alcohol.
Selain itu dalam mengadopsi teori ini dalam kasus-kasus yang terkait dengan masalah
populasi sebaiknya dikombinasikan dengan teori-teori lain yang melibatkan factor structural
dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.addictionalternatives.com/philosophy/stagemodel.htm
http://www.nysmokefree.com/newweb/Getpicture.aspx?id=StageOfChange
http://www.infosihat.gov.my/artikelHP/bahanrujukan/HETheory/Transtheorical%
20Model.doc
http://www.addictioninfo.org/articles/11/1/Stages-of-Change-Model/Page1.html
http://www.aafp.org/afp/20000301/1409.html
http://www.cellinteractive.com/ucla/physcian_ed/stages_change.html
http://docs.google.com/gview?a=v&q=cache:z7ugisdeRhMJ:medschool.creighton
.edu/fileadmin/user/medicine/images/Creighton_FIRST/s_Stages_of_Change_Th
eory.pdf+prochaska+stages+of+change&hl=id&gl=id&sig=AFQjCNGb8QqWqyBK
1q4fwQF2mnPTgjxkbA
http://personaldevelopment.suite101.com/article.cfm/successful_lifestyle_chang
es
http://hamsnetwork.org/ch5/
http://www.katelarsen.com/ezines/sixstages-change.pdf
http://stanford.wellsphere.com/brain-health-article/smoking-behavior-and-thetranstheoretical-model-of-the-stages-of-change/581275
http://www.authorstream.com/Presentation/Altoro-33446-lect04SlidesChanging-Behavior-Extended-Parallel-Process-Model-Persuasive-MessageTheories-Health-Belief-Theo-as-Entertainment-ppt-powerpoint/
Download