plagiat merupakan tindakan tidak terpuji

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERBANDINGAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN DI APOTEK PENDIDIKAN SANATA DHARMA DAN
APOTEK NON PENDIDIKAN PANASEA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Maria Elfina Silvia
NIM: 078114018
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERBANDINGAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN DI APOTEK PENDIDIKAN SANATA DHARMA DAN
APOTEK NON PENDIDIKAN PANASEA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Maria Elfina Silvia
NIM: 078114018
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
COMPARISON OF SATISFIED OF THE CUSTOMER TO QUALITY OF
SERVICEIN THE EDUCATION PHARMACIES OF SANATA DHARMA
AND IN THE NON EDUCATION PHARMACIES OF PANASEA AT
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Presented as Partitial Fulfilment of the Requirement
to Obtain Sarjana Farmasi (S.Farm)
In Faculty of Pharmacy
By:
Maria Elfina Silvia
NIM: 078114018
FACULTY OF PHARMACY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2011
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persetujuan Pembimbing
PERBANDINGAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN DI APOTEK PENDIDIKAN SANATA DHARMA DAN
APOTEK NON PENDIDIKAN PANASEA YOGYAKARTA
Skripsi yang diajukan oleh:
Maria Elfina Silvia
NIM : 078114018
telah disetujui oleh:
Pembimbing Utama
(Drs. Djaman Ginting Manik, Apt.)
tanggal: 27 Juli 2011
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA
“NO DREAM TOO BIG TO HAVE
………”
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan YesusKristus……,,
Ibu dan Ayahkutercinta……,,
Kekasihku tersayang……,,
Teman-teman seperjuangan……,,
Almamaterku yang kubanggakan……,,
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Maria Elfina Silvia
Nomor Mahasiswa
: 07 8114 018
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERBANDINGAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN
DI APOTEK PENDIDIKAN SANATA DHARMA DAN
APOTEK NON PENDIDIKAN PANASEA YOGYAKARTA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 28Juli 2011
Yang menyatakan
(Maria Elfina Silvia)
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Pujidansyukurpenulisucapkankepada Allah Bapa dan Putra-Nya Yesus
Kristus serta Bunda Maria ataskasih, berkat, danlimpahanrahmat yang
tiadaberkesudahansehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiberjudul“Perbandin
ganKepuasan
Pelanggan
terhadap
Kualitas
Pelayanandi
ApotekPendidikanSanata Dharma danApotek Non PendidikanPanasea
Yogyakarta”.Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Farmasi (S. Farm.), Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan, dan pengarahan, serta dukungan dari berbagai
pihak sehingga skripsi ini dapat selesai. Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1.
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Ibu Sri Siwi Rahayu, S.Si., Apt.,selaku Apoteker Pengelola Apotek
Pendidikan Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Fretty Widadi, S. Farm., Apt., selaku Apoteker Pengelola Apotek Panasea
Jalan Kenari No 89 Yogyakarta.
4.
Bapak Drs. Djaman Ginting Manik, Apt., selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, waktu, semangat, saran, dan kritik dalam
proses penyusunan skripsi.
5.
Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing akademik dan
penguji atas waktu,bimbingan, dan saran yang telah diberikan.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas
waktu,bimbingan, dan saran yang telah diberikan.
7.
Ibu Dra. Endang Sutantiningsih, Apt.,selaku Apoteker Pengelola Apotek
WipaYogyakarta.
8.
Ibu Novi Dwi R., S.Si., Apt., selaku Apoteker Pengelola Apotek Universitas
Islam Indonesia Farma.
9.
Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Apoteker Pengelola Apotek Panasea
Babar Sari Yogyakarta.
10. Orangtuaku yang super yaitu Ibu Aloysia Pujiastuti dan Bapak S. Agustinus
Wang atas doa, kasih sayang, cinta, nasihat, semangat, kesabaran, dan
dukungan yang selalu diberikan kepada penulis.
11. Nenek Catharina di surga, Kakek, Mbah Putri, dan Mbah Pudjo serta Pak
Mulyono yang menginspirasi penulis.
12. Akursius Rony atas semangat, kasih sayang, kesabaran, dan doa yang
diberikan kepada penulis.
13. Felisita Anesti Kusumastuti, S.Farm., Apt., Novica Ardiyani, S.Farm, Apt.,
dan Elysabeth Frederika, S.Farm,Apt., selaku Apoteker Pendamping Apotek
Panasea.
14. Bernadetta Wenni Sukma Windarti, S.Farm., Apt., selaku Apoteker
PendampingApotekPendidikanSanata Dharma.
15. Para pelanggan apotek yang telah bersedia meluangkan waktu dan membantu
penelitian ini.
16. Seluruh Dosen dan staf Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Sahabatku Wingga, Mikha, Titin, dan Nani atas perhatian, semangat dan
keceriaan yang diberikan kepada penulis.
18. Sepupuku Andre atas bantuan dan waktunya terutama untuk mengantarkan
penulis ke apotek penelitian.
19. Anak Kost Putri Aulia terutamaMbak Joice, Mbak Intan, Kak Ovan, dan Dini,
atas kebersamaan,semangat dan perhatian yang diberikan.
20. Anak-anak 4A seperjuangan yaitu Dwi, Icha, Hanny, Tika, Nita, Mega dan
Chandra atas semangat dan dukungannya.
21. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2007 yaitu FST, FKK A, dan FKK
B.
22. Teman-temandi Poskes Kotabaru dan rekan-rekan PCC 2010.
23. Teman penelitian yang serupa, Afni.
24. Semua Makhluk.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini
menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta,Juli 2011
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
Yogyakarta, Juli 2011
Penulis
Maria Elfina Silvia
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL………………………………………………........
i
HALAMAN JUDUL…………………………………………………........
ii
HALAMAN JUDUL BAHASA INGGRIS…………………………........
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………..
iv
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………......
v
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………..........
vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………………..
vii
PRAKATA ..................................................................................................
viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………..........
xi
DAFTAR ISI………………………………………………………………
xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………
xvii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………...
xx
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
xxii
INTISARI………………………………………………………………….
xxiii
ABSTRACT………………………………………………………………...
xxiv
BAB I. PENGANTAR…………………………………………………….
1
A. Latar Belakang…………………………………………………….
1
1. Permasalahan…………………………………………….........
3
2. Keaslian penelitian…………………………………………….
3
3. Manfaat penelitian……………………………………………..
4
B. Tujuan Penelitian………………………………………………….
5
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………….
6
A. Pelanggan.........................................................................................
6
1. Definisi………………………………………………………...
6
2. Tipe pelanggan………………………………………………...
6
3. Kepuasan pelanggan…………………………………………..
7
4. Manfaat kepuasan pelanggan………………………………….
8
5. Harapan pelanggan…………………………………………….
9
6. Loyalitas pelanggan…………………………………………...
9
B. Kualitas Pelayanan...........................................................................
10
1. Definisi………………………………………………………...
10
2. Sifat layanan…………………………………………………...
10
3. Manfaat kualitas pelayanan……………………………………
11
4. Dimensi kualitas jasa………………………………………….
11
5. Mengukur kualitas jasa………………………………………..
12
6. Analisis tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan
pelanggan……………………………………………………...
12
C. Model Kualitas Jasa.........................................................................
14
D. Diagram Kartesius…........................................................................
17
E. Resep Obat.......................................................................................
18
F. Apotek..............................................................................................
18
1. Definisi…………………………………………………….......
22
2. Tugas dan fungsi apotek………………………………………
22
G. Landasan Teori.................................................................................
23
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H. Hipotesis…………………………………………………………...
23
BAB III. METODELOGI PENELITIAN……………………………..….
24
A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………...
24
B. Variabel penelitian….......................................................................
24
C. Definisi Operasional…………………………………....................
25
D. Tempat Penelitian………………………………………................
26
E. Bahan Penelitian…………………………………..……………....
27
1. Sampel dan teknik sampling…………………………………..
27
2. Besar sampel…………………………………………………..
27
F. Alat Penelitian……………………………………………………..
28
G. Jalan Penelitian……………………………………………………
28
1. Pembuatan kuesioner………………………………………….
28
2. Perijinan……………………………………………………….
30
3. Pengambilan data……………………………………………...
31
4. Pengolahan data……………………………………………….
31
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………......
36
A. Karakteristik Pelanggan…………...……………............................
36
1. Jenis kelamin……………. …....................................................
36
2. Umur………………………………………...........…...............
37
3. Tingkat pendidikan……………………....................................
38
4. Jenis pekerjaan………………………………………………...
39
5. Biaya pengeluaran untuk pemeliharaan kesehatan per bulan…
40
6. Jumlah kunjungan ke apotek……………………………….
41
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Hasil Perbandingan Antara Harapan dan Kenyataan Pelanggan
dengan Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta..………..........
42
1. Tangibility………………………………………….………….
42
2. Assurance……………………………………………………………
43
3. Responsiveness……………………………………………….
44
4. Empathy……………………………………………………….
44
5. Reability…………………………………………………….....
45
C. Hasil Perbandingan Antara Harapan dan Kenyataan Pelanggan
dengan Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta……………
50
1.
Tangibility…………………………………………................
50
2.
Responsiveness…………………………………………….…
51
3.
Empathy……………………………………………………….
52
4.
Assurance……………………………………………………………
52
5.
Reability………………………………………………….................
53
D. Analisis Kepuasan Pelanggan Dengan Resep Obat Di Apotek
Panasea Yogyakarta Berdasarkan Diagram Kartesius…………….
57
E. Analisis Kepuasan Pelanggan Dengan Resep Obat Di Apotek
Sanata Dharma Yogyakarta Berdasarkan Diagram Kartesius…..
69
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………..
81
A. KESIMPULAN……………………………………………………
81
B. SARAN……………………………………………………………
81
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
83
LAMPIRAN.................................................................................................
86
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS.................................................................................
xvi
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.
Jenis pernyataan dalam kuesioner berdasarkan dimensi
mutu…………………………………………………........
28
Tabel II.
Nilai Kenyataan dan Nilai Harapan Pelanggan…………...
29
Tabel III.
Klasifikasi Kesenjangan (gap)…………………….………
33
Tabel IV.
Metode untuk mengetahui suatu set data memiliki
distribusi normal atau tidak………………………..………
Tabel V.
Frekuensi Usia Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma dan Apotek Panasea Yogyakarta…………
Tabel VI.
34
37
Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap dan
Kualitas Semua Dimensi pada Pelanggan dengan Resep
Obat di Apotek Panasea Yogyakarta………………….…..
Tabel VII.
47
Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap dan
Kualitas Semua Dimensi pada Pelanggan dengan Resep
Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta………………
Tabel VIII.
55
Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap dan
Kualitas Semua Dimensi pada Pelanggan dengan Resep
Obat di Apotek Panasea Yogyakarta secara ringkas……...
Tabel IX.
58
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Reliability
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea
Yogyakarta…………………………...................................
Tabel X.
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Assurance
xvii
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea
Yogyakarta…………………………...................................
Tabel XI.
60
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Empathy
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea
Yogyakarta…………………………………......................
Tabel XII.
Rata-rata
Kenyataan
dan
Harapan
dari
62
Dimensi
Responsiveness Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Panasea Yogyakarta……………………………………….
Tabel XIII.
Rata-rata
Kenyataan
dan
Harapan
dari
65
Dimensi
Tangibility Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Panasea Yogyakarta………………………………………
Tabel XIV.
67
Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap dan
Kualitas Semua Dimensi pada Pelanggan dengan Resep
Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta secara
ringkas………………………………………………..……
Tabel XV.
Rata-rata
Kenyataan
dan
Harapan
dari
69
Dimensi
Tangibility Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma Yogyakarta……………………………….
Tabel XVI.
Rata-rata
Kenyataan
dan
Harapan
dari
70
Dimensi
Responsiveness Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma Yogyakarta………………………….……
Tabel XVII.
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Empathy
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma
xviii
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yogyakarta………………………………………………...
Tabel XVIII.
74
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Assurance
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma
Yogyakarta………………………………………………...
Tabel XIX.
76
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Reliability
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma
Yogyakarta………………………………………………...
xix
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Konsep Kepuasan Pelanggan……………………………......
8
Gambar 2.
Kualitas Jasa………………………………………………...
14
Gambar 3.
Diagram Kartesius…………………………………..............
17
Gambar 4.
Jenis Kelamin Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma dan Apotek Panasea
Yogyakarta…………………………………………………..
Gambar 5.
Usia Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea
Yogyakarta…………………………………………………..
Gambar 6.
Sanata
Dharma
dan
di
Apotek
Panasea
Yogyakarta………………………………………….……….
39
Jenis Pekerjaan Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata
Dharma
dan
di
Apotek
Panasea
Yogyakarta……………………………………………….….
Gambar 9.
38
Tingkat Pendidikan Pelanggan dengan Resep Obat di
Apotek
Gambar 8.
38
Usia Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata
Dharma Yogyakarta……………………………...………….
Gambar 7.
36
Biaya
Pengeluaran
untuk
Pemeliharaan
40
Kesehatan
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma
dan di Apotek Panasea Yogyakarta…………………...…….
41
Gambar 10. Kunjungan Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata
Dharma dan di Apotek Panasea Yogyakarta………………..
xx
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 11. Diagram Kartesius Dimensi Reliability Pelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta………………
59
Gambar 12. Diagram Kartesius Dimensi Assurance Pelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta………………
61
Gambar 13. Diagram Kartesius Dimensi Empathy Pelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta………………
63
Gambar 14. Diagram Kartesius Dimensi Responsiveness Pelanggan
dengan Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta……
65
Gambar 15. Diagram Kartesius Dimensi Tangibility Pelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta ……………..
67
Gambar 16. Diagram Kartesius Dimensi Tangibility Pelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta…...…….
70
Gambar 17. Diagram Kartesius Dimensi Responsiveness Pelanggan
dengan
Resep
Obat
di
Apotek
Sanata
Dharma
Yogyakarta……………………………………….………….
72
Gambar 18. Diagram Kartesius Dimensi Empathy Pelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta……...….
74
Gambar 19. Diagram Kartesius Dimensi Assurance Pelanggan dengan
Resep Obat di Sanata Dharma Yogyakarta………………….
76
Gambar 20. Diagram Kartesius Dimensi Reliability Pelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta……...….
xxi
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Kuesioner yang digunakan untuk penelitian……………….
86
Lampiran 2
Hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner…………………
90
Lampiran 3
Uji normalitas data dan transformasi data………………….
93
Lampiran 4
Uji Mann-Whitney……………………………………........
96
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Apotek Panasea dan Apotek Sanata Dharma merupakan sarana pelayanan
kesehatan di Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbandingan
pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta karakteristik
responden dengan resep obat di Apotek Panasea dan Apotek Sanata Dharma.
Jenis penelitian yaitu kuantitatif survei dengan menggunakan rancangan
cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada pasien yang
menebus obat di Apotek Panasea dan Apotek Sanata Dharma. Analisis data
menggunakan metode analisis gap, perhitungan Customer Satisfaction Index, dan
penyajian data menggunakan Diagram Kartesius.
Analisis statistik menggunakan uji Mann-Whitney menghasilkan nilai
signifikansi 0,851 yang menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara
kepuasan pelanggan di Apotek Sanata Dharma dan di Apotek Panasea. Hasil
analisis gap untuk keseluruhan dimensi didapatkan sebesar –0,04 termasuk dalam
klasifikasi gap tingkat sedang untuk Apotek Panasea dan 0,09 termasuk dalam
klasifikasi gap tingkat sedang untuk Apotek Sanata Dharma. Berdasarkan analisis
gap, Apotek Panasea dan Apotek Sanata Dharma masih perlu meningkatkan
kualitas pelayanan pada beberapa aspek seperti fasilitas bacaan, dan fasilitas
toilet.
Berdasarkan Customer Satisfaction Index antara harapan dan kenyataan
pelanggan pada Apotek Panasea sebesar 98,94% dan pada Apotek Sanata Dharma
sebesar 102,41% menunjukkan pelanggan puas terhadap pelayanan yang telah
diberikan.
Kata kunci: kualitas pelayanan, resep, Apotek Panasea dan Apotek Sanata
Dharma
xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Panasea Pharmacy and Sanata Dharma Pharmacy are medical care
facilities in Yogyakarta. This study aims to identifysatisfaction of
costumerofcomparison to quality of service and the characteristics of respondents
with drugs prescription at Panasea Pharmacy and Sanata Dharma Pharmacy
Yogyakarta.
The kind of research is quantitative survey with using cross sectional
design.Sampling is using quota sampling. Data collection is done by giving
questionnaires to the patients who are paying for drugs prescription atPanasea
Pharmacy and Sanata Dharma Pharmacy. Data analysis is using gap analysis
method, calculation of Customer Satisfaction Index, and presentation of data is
using cartesian diagram.
The result of statistical analysis using Mann-Whitney test produced
significancy 0,851 that indicates no significant difference between
satisfiedofthecustomer at Panasea Pharmacy and Sanata Dharma Pharmacy.
The result of gap analysis for all dimensions forPanasea Pharmacy is –0,04
which is included in the classification of a moderate gap and 0,09 which is
included in the classification of a moderate gap for Sanata Dharma Pharmacy.
Based on gap analysis, Panasea Pharmacy and Sanata Dharma Pharmacy still need
to be improved for some aspectssuch as reading material, and toilet facility.
Based on the Customer Satisfaction Index between customer expectation
and reality at Panasea Pharmacy is 98,94% and atSanata Dharma Pharmacy is
102,41% which indicates customer satisfied with the existing services.
Keywords: service quality, prescription,Panasea Pharmacy andSanata Dharma
Pharmacy
xxiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Perkembangan
kebutuhan
masyarakat
menyebabkan
perusahaan
berlomba untuk memuaskan pelanggan dengan variasi produk dan jasa yang
dihasilkan. Hal ini juga terjadi dalam bidang pelayanan kesehatan khususnya
apotek. Berdasarkan Kepmenkes No. 1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, apotek adalah tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat.
Semakin banyak apotek yang tumbuh subur di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta menyebabkan persaingan antar apotek semakin ketat. Jarak antar
apotek atau persaingan harga tidak lagi mempengaruhi persaingan. Akan tetapi,
untuk dapat memenangkan persaingan, apotek harus dapat meningkatkan kualitas
pelayanan. Tjiptono (2000) menyebutkan bahwa kualitas memiliki hubungan yang
erat dengan kepuasan. Kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau
loyalitas pelanggan kepada apotek yang memberikan kualitas yang memuaskan.
Menurut Kotler (1997) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau
hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Pelanggan memilih penyedia jasa
dengan membandingkan pelayanan yang dirasakan dengan yang diharapkan. Jika
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pelayanan yang dirasakan pelanggan berada dibawah yang diharapkan,
ketidakpuasan pelanggan akan timbul.
Bila pelanggan apotek puas terhadap pelayanan yang diberikan apotek,
pelanggan akan mempunyai persepsi yang baik terhadap apotek. Persepsi
pelanggan terhadap apotek yang buruk akan merugikan apotek dari aspek bisnis
karena pelanggan akan beralih ke tempat lain (Handayani, Raharni, dan Gitawati,
2009).
Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan akan terjadi apabila pelayanan
yang diberikan sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan akan sering terjadi
kesenjangan (gap) yang dilihat dari dimensi service quality (servqual) berupa
tangibility(keberwujudan), empathy (empati), reliability (keandalan), assurance
(jaminan), dan responsiveness (ketanggapan)yaitu untuk mengetahui perbedaan
kualitas pelayanan serta kepuasan pelanggan di Apotek Pendidikan Sanata
Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta.
Apotek Sanata Dharma disebut sebagai apotek pendidikan karena
didirikan dengan tujuan sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa S1 Farmasi
dan Profesi Apoteker serta mahasiswa fakultas lainnya. Pendirian apotek ini selain
sebagai sarana belajar mahasiswa juga menjadi sarana pelayanan kesehatan
kepada masyarakat sekitar apotek, mahasiswa, dan karyawan Universitas Sanata
Dharma. Meskipun pelayanan kepada masyarakat diutamakan dalam pendirian
apotek ini, pertimbangan bisnis juga tidak dapat dilupakan karena mengingat
modal dan kebutuhan untuk mempertahankan keberadaan apotek itu sendiri
(Marselin, Rachmawati, dan Bambang, 2008). Oleh karena itu, untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bersaing dengan apotek lain maka Apotek Sanata Dharma harus dapat
meningkatkan kualitas pelayanan agar pelanggan menjadi puas. Perbandingan
menggunakan Apotek Panasea karena selain apotek memiliki letak yang strategis
juga dikarenakan resep per hari apotek tersebut berkisar 40-50 resep sehingga
peneliti ingin mengetahui kualitas pelayanan di Apotek Panasea tersebut.
1. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang muncul antara lain, sebagai berikut:
a. Seperti apakah karakteristik pelanggan dengan resep obat di Apotek
Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea
Yogyakarta?
b. Bagaimana analisis kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan
yang menebus obat di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non
Pendidikan Panasea Yogyakarta?
c. Apakah kualitas pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan
pelanggan yang menebus obat di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan
Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta?
2. Keaslian penelitian
Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Christina (2010) yaitu
Perbandingan Harapan dan Kenyataan Terhadap Kualitas Pelayanan untuk
Menggambarkan Kepuasan Konsumen dengan Resep Obat di Apotek Kimia
Farma Area Manajer Bisnis Yogyakarta Periode Desember 2009 – Januari 2010.
Christina (2010) membandingkan antara harapan dan kenyataan terhadap kualitas
pelayanan untuk menggambarkan kepuasan konsumen dengan resep obat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Apotek Kimia Farma Area Manajer Bisnis Yogyakarta yang diukur dari dimensi
mutu kualitas pelayanan meliputi reliability (keandalan), responsiveness
(ketanggapan),
assurance
(jaminan),
empathy
(empati),
dan
tangibles
(keberwujudan). Metode analisis yang digunakan adalah analisis gap,perhitungan
Customer Satisfaction Index, diagram kartesius, dan analisis menggunakan uji
Wilcoxon. Perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu pada penelitian ini penulis
membandingkan kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di Apotek
Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta yang
diukur dari dimensi mutu kualitas pelayanan meliputi tangibility (keberwujudan),
empathy
(empati),
reliability
(keandalan),
assurance
(jaminan),
dan
responsiveness (ketanggapan). Metode analisis yang digunakan adalah analisis
gap,perhitungan Customer Satisfaction Index, diagram kartesius, dan analisis
menggunakan uji Mann-Whitney.
3. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi kualitas
pelayanan yang berorientasi pada kepuasaan pelanggan di Apotek Pendidikan
Sanata Dharma dan Non Pendidikan Panasea Yogyakarta.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian dapat digunakan oleh penyedia jasa pelayanan untuk
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan atas pelayanan yang diberikan
penyedia jasa, dan memberikan informasi kepada penyedia jasa pelayanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
untuk mengambil keputusan dalam memperbaiki kualitas pelayanan dengan
berbagai strategi.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kualitas pelayanan yang telah
diberikan kepada pelanggan dengan resep obat di Apotek Pendidikan Sanata
Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu:
a. Mengetahui karakteristik pelanggan yang menebus obat dengan resep di
Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea
Yogyakarta.
b. Mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan
pelanggan yang menebus obat di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan
Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta.
c. Mengetahui analisis kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan
yang menebus obat di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non
Pendidikan Panasea Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pelanggan
1. Definisi
Pelanggan adalah pembeli, pemesan, klien nasabah; pemakai, pengguna
(Endarmoko, 2006). Menurut Salim dan Yenny (1991) pelanggan adalah orang
yang memakai barang-barang hasil industri (bahan pakaian, makanan, dan
sebagainya): penerima pesanan iklan.
Pengertian pelanggan menurut Timothy (1999) (cit., Sari, 2008)
 Orang yang paling penting yang berhubungan dengan perusahaan, baik tatap
muka, melalui telepon, maupun melalui surat. Tidak tergantung pada kita,
melainkan kita yang tergantung pada dia.
 Bukan merupakan gangguan dalam pekerjaan kita, tetapi dia adalah tujuan
dari pekerjaan kita.
 Orang yang tanpa dirinya kita tidak akan berjalan terus, berkembang dan
menjadi maju/ sukses.
 Orang yang harus diperlakukan dengan rasa hormat, diberi perhatian besar,
dibantu dengan menunjukkan minat terhadapnya, diberikan saran dalam
menyelesaikan
persoalan,
diperlakukan
dengan
pertimbangan.
2. Tipe pelanggan
Tipe pelanggan menurut Tangga loyalitas adalah :
6
hati-hati
dan
penuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
a. Tipe Prospek (Prospect): orang-orang yang mengenal jasa suatu pelayanan
kesehatan, tetapi belum pernah datang ke tempat pelayanan kesehatan
tersebut, serta belum pernah membeli/ menggunakan jasa pelayanan kesehatan
tersebut
b. Tipe Pembelanja (Consumer): orang-orang yang mengenal jasa suatu
pelayanan kesehatan dan telah yakin untuk mengunjungi pelayanan kesehatan
minimal sekali. Akan tetapi orang tersebut masih belum membuat keputusan
membeli/ menggunakan jasa pelayanan kesehatan tersebut dan pihak
pelayanan kesehatan hanya mempunyai kesempatan yang sedikit untuk
mempengaruhinya
c. Tipe Pelanggan (Customer): orang-orang yang membeli/ menggunakan jasa
pelayanan kesehatan
d. Klien (Client): pelanggan yang sedemikian puasnya dengan jasa suatu
pelayanan kesehatan
Penganjur (Advocates): pelanggan yang sedemikian puasnya dengan jasa suatu
pelayanan kesehatan, sehingga ia akan menceritakan kepada siapa saja tentang
betapa memuaskannya jasa pelayanan kesehatan tersebut (Sari, 2008).
3. Kepuasan Pelanggan
Menurut Kolter (2000) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya
terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan seorang
pelanggan setelah melakukan pembelian tergantung pada kesesuaian antara
persepsi dari produk yang dibeli dengan harapan dari pembelian tersebut. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Oliver (cit., Sari, 2008) kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang (pelanggan)
setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan (pelayanan yang
diterima dan dirasakan) dengan yang dirasakannya.
Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja
yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka
pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, pelanggan akan puas.
Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas. Pelanggan
yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi
komentar yang baik tentang perusahaan (Supranto, 2006).
Pelayanan
diharapkan
membuat
pasien
merasa
puas
(customer
satisfaction) adalah dengan memberikan kepada pelanggan apa yang betul-betul
mereka butuhkan dan inginkan, bukan memberikan apa yang kita pikirkan
dibutuhkan oleh mereka (Sari, 2008).
Tujuan
Kebutuhan dan
Keinginan
PRODUK
Harapan
Pelanggan
Nilai Produk Bagi
Pelanggan
Tingkat Kepuasan
Gambar 1. Konsep Kepuasan Pelanggan
(Sari, 2008)
4. Manfaat kepuasan pelanggan
a. Kepuasan pelanggan merupakan sarana untuk menghadapi kompetisi di masa
yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Kepuasan pelanggan merupakan promosi terbaik.
c. Kepuasan pelanggan merupakan aset perusahaan terpenting.
d. Kepuasan pelanggan menjamin pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.
e. Pelanggan makin kritis dalam memilih produk.
f. Pelanggan puas akan kembali.
g. Pelanggan yang puas mudah memberikan referensi (Sari, 2008).
5. Harapan Pelanggan
Harapan pelanggan merupakan keyakinan pelanggan sebelum mencoba
atau membeli sesuatu produk, yang dijadikan standar atau acuan dalam menilai
kinerja produk tersebut(Tjiptono,1996). Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh
pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi
pemasar dan saingannya (Supranto, 2006).
6. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas secara harfiah diartikan kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang
terhadap suatu objek (Mardalis, 2005). Mowen dan Minor (1998) (cit., Mardalis,
2005) mendefinisikan loyalitas sebagaikondisi di mana pelanggan mempunyai
sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut,
dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang.Definisi loyalitas
dari pakar yang disebutkan di atas berdasarkan pada dua pendekatan, yaitu sikap
dan perilaku. Dalam pendekatan perilaku, perlu dibedakan antara loyalitas dan
perilaku beli ulang. Perilaku beli ulang dapat diartikan sebagai perilaku pelanggan
yang hanya membeli suatu produk secara berulang-ulang, tanpa menyertakan
aspek perasaan dan pemilikan di dalamnya. Sebaliknya loyalitas mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
aspek kesukaan pelanggan pada suatu produk. Ini berarti bahwa aspek sikap
tercakup di dalamnya. Kepuasan pelanggan senantiasa merupakan penyebab
utama timbulnya loyalitas (Mardalis, 2005).
B. Kualitas Pelayanan
1. Definisi
Pengertian kualitas pelayanan dapat dinyatakan sebagai perbandingan
antara pelayanan yang diharapkan pelanggan dengan pelayanan yang diterimanya
(Parasuraman, Zeithaml, dan Berry, 1988).
Mutu atau kualitas menurut Goetsh dan Davis (cit.,Sari, 2008) yaitu
kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Mutu, pelayanan dan kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi
pelanggan (Sari, 2008).
2. Sifat layanan
Sifat layanan:
a. Sifat tidak nampak (intangible)
Layanan mempunyai sifat tidak nampak, tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba,
didengar atau dicium sebelum diproduksi.
b. Sifat tidak dapat dipisahkan (inseperability)
Suatu layanan tidak dapat dipisahkan dari sumber yang memberi layanan.
c. Sifat tidak tahan lama (perishability)
Suatu layanan tidak dapat disimpan (Sari, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
3. Manfaat kualitas pelayanan
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan.
Secara ringkas manfaat dari kualitas yang superior antara lain berupa:
1. Loyalitas pelanggan lebih besar
2. Pangsa pasar yang lebih besar
3. Harga saham yang tinggi
4. Harga jual yang tinggi
5. Produktifitas yang lebih besar (Tjiptono,1996).
4. Dimensi kualitas jasa
Menurut Parasuraman, dkk (1988), service quality dapat diukur melalui
dimensi-dimensi berikut:
a. Reliability (Keandalan), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apa
pun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.
b. Responsiveness (Ketanggapan), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan
para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespons permintaan
pelanggan, serta menginformasikan kapan saja akan diberikan dan kemudian
memberikan jasa secara cepat.
c. Assurance (Jaminan), yaitu perilaku karyawan yang mampu menumbuhkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan dapat menciptakan
rasa aman bagi para pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan
selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
d. Empathy (Empati), yaitu perusahaan memahami masalah para pelanggannya
dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal
kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.
e. Tangibility (Keberwujudan), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik,
perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan
karyawan.
5. Mengukur kualitas jasa
Mengukur kualitas jasa berarti mengevaluasi/membandingkan kinerja
suatu jasa dengan seperangkat standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Untuk model pengukuran Parasuraan dan kawan-kawan, telah dibuat sebuah skala
multi-item yang diberi nama SERVQUAL. Alat ini dimaksudkan untuk mengukur
harapan dan persepsi pelanggan, dan kesenjangan (gap) yang ada di model
kualitas jasa (Tjiptono, 1996). Skor service quality untuk setiap pasang pertanyaan
bagi masing-masing pelanggan dapat dihitung berdasarkan rumus berikut ini
(Tjiptono, 2005):
Skor Kualitas Jasa = (Skor Kinerja – Skor Harapan)
6. Analisis tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan pelanggan
Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja/ pelaksanaan
dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan
prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan
(Supranto, 2006).
Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel yang diwakilkan oleh
huruf X dan Y, di mana: X merupakan tingkat kinerja perusahaan yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
memberikan kepuasan para pelanggan, sedangkan Y merupakan tingkat
kepentingan pelanggan (Supranto, 2006).
Adapun rumus tingkat kesesuaian menurut Supranto (2006) yang
digunakan adalah:
Tki =
Keterangan: TKI = Tingkat kesesuaian responden
Xi= Skor penilaian kinerja perusahaan
Yi= Skor penilaian kepentingan pelanggan
Selanjutnya sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaan,
sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam
penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan dengan :
X=
Y=
di mana X = Skor rata-rata tingkat pelaksanaan/ kepuasan
Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan
n = Jumlah responden
(Supranto, 2006)
Rumus selanjutnya menurut Supranto (2006) :
=
i
K
=
i
K
di mana K = Banyaknya atribut/ fakta yang dapat mempengaruhi kepuasan
pelanggan
Menurut Oktaviani dan Suryana (2006), nilai CSI diatas 50% dapat
dikatakan bahwa pengunjung merasa puas, sebaliknya apabila nilai CSI dibawah
50% pengunjung belum dikatakan puas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
C. Model Kualitas Jasa
Komunikasi dari
mulut ke mulut
Kebutuhan pribadi
Pengalaman masa lalu
Jasa yang diharapkan
(Expected service)
GAP 5
Jasa yang dialami
(Perceived service)
Customer
Penyampaian jasa
(sebelum dan sesudah
kontak)
Provider
GAP 4
GAP 3
GAP 1
Penyampaian jasa
(sebelum dan
sesudah kontak)
Translasi persepsi
menjadi spesifikasi
kualitas jasa
GAP 2
Persepsi manajemen
tentang harapan
konsumen
Gambar 2. Kualitas Jasa
(Supranto, 2006)
a. Gap 1
Gap antara harapan konsumen dengan persepsi manajemen (knowledge
gap). Gap ini berarti bahwa pihak manajemen mempersepsikan harapan
konsumen terhadap kualitas jasa secara tidak akurat. Beberapa kemungkinan
penyebabnya antara lain adalah informasi yang didapatkan dari riset pasar dan
analisis permintaan kurang akurat; interpretasi yang kurang akurat atas informasi
mengenai harapan pelangggan; tidak adanya analisis permintaan; buruknya atau
tidak adanya aliran informasi ke atas (upward information) dari staf kontak
konsumen ke pihak manajemen; dan terlalu banyak jenjang manajerial yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menghambat atau mengubah informasi yang disampaikan dari karyawan kontak
konsumen ke pihak manajemen (Tjiptono, 2005).
b. Gap 2
Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dengan
spesifikasi kualitas layanan jasa (standard gap). Gap ini berarti bahwa spesifikasi
kualitas jasa tidak konsisten dengan persepsi manajemen terhadap harapan
konsumen. Penyebabnya antara lain adalah tidak adanya standar kerja yang jelas;
kesalahan perencanaan atau prosedur perencanaan yang tidak memadai;
manajemen perencanaan yang buruk; kurangnya penetapan tujuan yang jelas
dalam perusahaan; kurangnya dukungan dan komitmen manajemen puncak
terhadap perencanaan kualitas jasa; kekurangan sumber daya; dan situasi
permintaan berlebihan. Contohnya, manajemen sebuah apotek meminta para
stafnya agar melayani pasien dengan cepat tanpa memperinci standar waktu
pelayanan yang dikategorikan cepat (Tjiptono, 2005).
c. Gap 3
Gap antara spesifikasi kualitas layanan dengan layanan yang diberikan
(delivery gap). Gap ini berarti bahwa spesifikasi kualitas tidak terpenuhi oleh
kinerja dalam memberikan dan menyampaikan layanan. Sejumlah penyebabnya
antara lain adalah kurang terlatihnya karyawan; beban kerja terlampau berlebihan;
dan standar kinerja tidak dapat dipenuhi karyawan (terlalu tinggi dan realistis).
Selain itu, mungkin pula karyawan dihadapkan pada standar-standar yang kadang
kala saling bertentangan satu sama lain. Misalnya, para perawat di rumah sakit
diwajibkan meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluhan pasien, tetapi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
saat bersamaan mereka juga diharuskan melayani setiap pasien dengan cepat
(Tjiptono, 2005).
d. Gap 4
Gap antara layanan yang diberikan dengan komunikasi eksternal
(communication gap). Gap ini berarti bahwa janji-janji yang disampaikan melalui
aktivitas komunikasi pemasaran tidak konsisten dengan layanan yang diberikan
kepada konsumen. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah
perusahaan gagal memenuhi spesifikasi yang ditetapkannya padahal kampanye
komunikasi pemasaran sesuai dengan spesifikasi tersebut; kecenderungan untuk
melakukan “over promise, under deliver”. Iklan dan janji maupun slogan
perusahaan
sering
mempengaruhi
harapan
konsumen.
Jika
perusahaan
memberikan janji yang berlebihan, maka resikonya adalah harapan konsumen bisa
membumbung tinggi dan sulit terpenuhi. Contohnya, wisatawan akan sangat
kecewa apabila mereka mendapati bahwa objek wisata yang dikunjungi ternyata
tidak sebagus yang digambarkan di brosur atau website yang mereka lihat
(Tjiptono, 2005).
e. Gap 5
Gap
antara harapan konsumen dengan layanan yang diterima atau
dirasakan (service gap). Gap ini dapat menimbulkan sejumlah konsekuensi
negatif, seperti kualitas yang buruk (negatively confirmed quality) dan masalah
kualitas; komunikasi dari mulut ke mulut yang negatif; dampak negatif terhadap
citra perusahaan; dan kehilangan konsumen. Gap ini terjadi apabila konsumen
mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kriteria yang berbeda, atau bisa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mereka keliru menginterpretasikan kualitas jasa yang bersangkutan. Sebagai
contoh
seorang
dokter
mungkin
ingin
selalu
mengunjungi
pasiennya
demimenunjukkan perhatiannya, namun itu bisa dipersepsikan keliru oleh pasien
dan diinterpretasikan sebagai indikasi bahwa ada masalah serius berkenaan
dengan penyakit yang dideritanya (Tjiptono, 2005).
D. Diagram Kartesius
Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat
bagian yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (
X, Y), di mana X merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat pelaksanaan atau
kepuasan pelanggan atas seluruh faktor atau atribut dan Y adalah rata-rata dari
rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan (Supranto, 2006).
Kepentingan
Y
Kuadran II
Kuadran I
Prioritas Utama
Pertahankan Prestasi
Y
Kuadran III
Kuadran IV
Prioritas Rendah
Berlebihan
Kepuasan
X
X
Gambar 3. Diagram Kartesius
(Supranto, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Keterangan:
1. Kuadran I (Pertahankan Prestasi)
Kuadran ini menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil
dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertahankannya. Dianggap sangat
penting dan sangat memuaskan (Supranto, 2006).
2. Kuadran II (Prioritas Utama)
Kuadran ini menunjukkan faktor-faktor atau atribut yang dianggap
mempengaruhi kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap
sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan
pelanggan. Sehingga mengecewakan/ tidak puas (Supranto, 2006).
3. Kuadran III (Prioritas Rendah)
Kuadran ini menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting
pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja.
Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan (Supranto, 2006).
4. Kuadran IV (Berlebihan)
Kuadran ini menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang
penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi
sangat memuaskan (Supranto,2006).
E. Resep Obat
Berdasarkan Permenkes RI No. 284/ Menkes/ Per/ III/ 2007, resep adalah
permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai dengan peraturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perundangan yang berlaku. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter
gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku (Hartini dan Sulasmono,
2007). Menurut Kepmenkes RI No. 1027/ Menkes/ SK/ IX/ 2004, resep adalah
permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.
Berdasarkan Permenkes No. 922/ Menkes/ Per/ X/ 1993 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotik Pasal 17 menyebutkan resep
harus dirahasiakan dan disimpan di Apotik dengan baik dalam jangka waktu 3
(tiga) tahun, resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan pada dokter
penulis resep atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan perundangundangan yang berlaku, dan salinan resep harus ditanda tangani oleh Apoteker.
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004, pelayanan
resep meliputi :
1. Skrining resep
Apoteker melakukan skrining resep meliputi :
a. Persyaratan administratif :
- Nama, SIP dan alamat dokter.
- Tanggal penulisan resep.
- Tanda tangan/ paraf dokter penulis resep.
- Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
- Nama obat , potensi, dosis, jumlah yang minta.
- Cara pemakaian yang jelas.
- Informasi lainnya.
b. Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
c. Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian
(dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep
hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan
pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan
setelah pemberitahuan.
2. Penyiapan obat
a. Peracikan
Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas
dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat
harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan
jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.
b. Etiket
Etiket harus jelas dan dapat dibaca.
c. Kemasan obat yang diserahkan
Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok
sehingga terjaga kualitasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d. Penyerahan obat
Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan
akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat
dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling
kepada pasien dan tenaga kesehatan.
e. Informasi obat
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah
dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada
pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan
obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang
harus dihindari selama terapi.
f. Konseling
Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi,
pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki
kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya
penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan farmasi atau perbekalan
kesehatan lainnya.
Untuk penderita penyakit tertentu seperti cardiovascular, diabetes,
TBC, asthma, dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan
konseling secara berkelanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
g. Monitoring penggunan obat
Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan
pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti
cardiovascular, diabetes, TBC, asthma, dan penyakit kronis lainnya.
F. Apotek
1.
Definisi
Berdasarkan PP No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian,
apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker. Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan
kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat, selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan
praktek profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian (Hartini dan
Sulasmono, 2007). Berdasarkan Kepmenkes No. 1027 tahun 2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, apotek adalah tempat tertentu tempat
dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan lainnya kepada masyarakat.
2.
Tugas dan fungsi apotek
Tugas dan fungi apotek disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No.25
tahun 1980 tentang perubahan atas Peraturan pemerintah No. 26 tahun 1965 pasal
2 yaitu sebagai berikut :
a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Sarana
farmasi
yang
melaksanakan
peracikan,
pengubahan
23
bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat;
c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata (Hartini dan Sulasmono,
2007).
G. Landasan Teori
Kualitas
pelayanan
yang
diberikan
oleh
perusahaan
jasa
akan
mempengaruhi kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan tergantung dari
seberapa besar harapan dan kenyataan pelanggan terhadap pelayanan yang telah
diberikan. Tingkat kepuasan tergantung dari perbedaan antara kenyataan yang
diterima pelanggan dengan harapan yang dimiliki oleh pelanggan. Apabila
harapan sama dengan kenyataan maka pelanggan puas dan apabila harapan lebih
dari kenyataan maka pelanggan tidak puas. Hal ini berarti bahwa apabila
pelanggan di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Non Pendidikan Panasea
Yogyakarta memiliki harapan dan merasakan kinerja dari kualitas pelayanan yang
telah diberikan maka tingkat kepuasan pelanggan dapat ditentukan.
H. Hipotesis
H0 : tidak ada perbedaan bermakna antara kepuasan pelanggan di Apotek
Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta.
H1: ada perbedaan bermakna antara kepuasan pelanggan di Apotek Pendidikan
Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis rancangan penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis
kuantitatif survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang menggunakan
kuesioner sebagai instrumen penelitian. Dalam pelaksanaan survei, kondisi
penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti (Prasetyo dan Jannah, 2005). Metode
penelitian kuantitatif memusatkan perhatian pada hal lebih nyata yang dapat
diukur dengan angka atau-istilahnya-quantifiable, berupaya memahami hal yang
diteliti dengan melakukan pengukuran dalam bentuk, misalnya, frekuensi dan
intensitas
variabel.
Penelitian
kuantitatif
dilakukan
bila
peneliti
ingin
membuktikan sesuatu, yaitu menunjukkan keberadaan sebuah variabel, hubungan
antara variabel, membuktikan sebuah teori (Basuki, 2006).
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian ini
adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu (Prasetyo dan Jannah,
2005). Data hanya dikumpulkan untuk waktu tertentu saja untuk menggambarkan
kondisi populasi (Purwanto dan Sulistyastuti, 2007).
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent) adalah kualitas pelayanan kepada pelanggan
pengguna resep oleh Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non
Pendidikan Panasea Yogyakarta.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Variabel terikat (dependent) adalah kepuasan pelanggan dengan resep obat di
Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea
Yogyakarta.
C. Definisi Operasional
1. Pelanggan adalah semua orang yang menebus resep obat di Apotek
Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta
periode Maret hingga Mei 2011.
2. Harapan pelanggan adalah keyakinan pelanggan akan jasa yang telah diterima
di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea
Yogyakarta sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
3. Kepuasan pelanggan adalah pengakuan pelanggan yang menebus resep obat di
Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea
Yogyakarta baik berupa produk maupun jasa tertentu yang pernah dibeli dan
digunakan, yaitu saat pelanggan merasa senang atau suka karena harapan
terhadap produk maupun jasa tersebut terpenuhi.
4. Kualitas pelayanan yang akan diteliti adalah harapan dan kenyataan pelanggan
di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea
Yogyakarta terhadap tangibility(keberwujudan), empathy (empati), reliability
(keandalan), assurance (jaminan), dan responsiveness (ketanggapan) yang
menggambarkan kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang telah
diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
5. Resep yang dimaksud yaitu pelanggan yang membawa resep serta
mendapatkan pelayanan dari petugas pada saat pengambilan data serta
membeli obat pada saat itu juga dikedua apotek.
6. Kuesioner yang digunakan adalah gabungan dari segi harapan dan kenyataan
yang telah diterima berdasarkan hasil statistik.
7. Loyalitas adalah kesetiaan pelanggan yaitu kunjungan lebih dari 10 kali.
8. Pelayanan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh penyedia barang
dan jasa di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan
Panasea Yogyakarta untuk memuaskan atau memenuhi keinginan pelanggan.
9. Apotek yang diteliti adalah Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek
Non Pendidikan Panasea Yogyakarta.
10. Apotek pendidikan yaitu pemilik sarana apotek (PSA) berupa institusi
pendidikan.
11. Apotek non pendidikan yaitu pemilik sarana apotek (PSA) berupa
perseorangan atau badan usaha dan bukan institusi pendidikan.
D. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Apotek Pendidikan dan Non Pendidikan yang
berada di Yogyakarta. Apotek tempat dilakukan penelitian:
1. Apotek Pendidikan yaitu Apotek Pendidikan Sanata Dharma Jalan Paingan,
Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta
2. Apotek Non Pendidikan yaitu Apotek Panasea Jalan Kenari No 89
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
E. Bahan Penelitian
1. Sampel dan teknik sampling
Sampel pada penelitian ini adalah pelanggan yang menebus resep dan
menggunakan jasa pelayanan di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek
Non Pendidikan Panasea Yogyakarta dan bersedia mengisi kuesioner.
Teknik sampling yang digunakan adalah pengambilan sampel nonprobabilitas/ non-acak. Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu
memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel karena
misalnya ada bagian tertentu secara sengaja tidak dimasukkan dalam pemilihan
untuk mewakili populasi (Umar, 2009).
Teknik pengambilan sampel non-probabilitas yang digunakan adalah
quota sampling. Memilih sampel dengan metode ini adalah sampling yang
mencirikan lebih dahulu segala sesuatu yang berhubungan dengan pengambilan
sampel, dengan demikian pengumpulan data hanya mengumpulkan data mengenai
sesuatu yang telah dicirikan, akan tetapi pengambilan unit samplingnya ditentukan
oleh pengambilan sampel dengan cara menentukan quota (Kasjono dan Yasril,
2009).
2. Besar sampel
Bailey menyatakan bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan
statistik, ukuran sampel yang paling minimum adalah 30 (Hasan, 2002). Besar
sampel pada penelitian ini ditentukan oleh peneliti yaitu sebesar 100 responden
untuk masing-masing apotek.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. AlatPenelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner berisi beberapa pertanyaan sederhana guna mendukung survei
kepuasan pelanggan, dimana didalam kuesioner tersebut terkandung 5 aspek
utama yaitu tangibility(keberwujudan), empathy (empati), reliability (keandalan),
assurance (jaminan), dan responsiveness (ketanggapan).
G. Jalan Penelitian
Dalampenelitian ini hal pertama yang dilakukan adalah:
1. Pembuatan kuesioner
Dalam pembuatan kuesioner terdapat beberapa tahap yaitu:
a. Membuat pernyataan dalam kuesioner
Membuat pernyataan yang memuat tentang karakteristik responden dan
membandingkan antara kepuasan pelanggan dengan resep obat yang berisi
harapan dan kenyataan terhadap kualitas pelayanan pelanggan dengan resep obat
di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea
Yogyakarta
yang
berisi
pernyataan
mengenai
lima
dimensi
yaitu
tangibility(keberwujudan), empathy (empati), reliability (keandalan), assurance
(jaminan), dan responsiveness (ketanggapan).
Tabel I. Jenis pernyataan dalam kuesioner berdasarkan dimensi mutu
Aspek
Nomor pernyataan
Tangibility
Empathy
Reliability
Assurance
Responsiveness
11-20
1-10
21-26
27-36
37-46
Jenis pernyataan
Favorable
Unfavorable
11-15,17-20
16
1,3,4,5,10
2,6,7,8,9
21,22,25
23,24,26
28,30,31,33,34
27,29,32,35,36
38,39,41,42,43,44,45
37,40,46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Sistem penilaian dibagi menjadi dua cara yang berbeda untuk pernyataan
favorable dan unfavorable.
Tabel II. Nilai Kenyataan dan Nilai Harapan Pelanggan
Kepuasan
Sangat Puas (SP)
Puas (P)
Cukup Puas (CP)
Kurang Puas (KP)
Tidak Puas (TP)
Jenis pernyataan
favorable
unfavorable
5
1
4
2
3
3
2
4
1
5
Kepentingan
Sangat Penting (SP)
Penting (P)
Cukup Penting (CP)
Kurang Penting (KP)
Tidak Penting (TP)
(Sari, 2008)
b. Uji validitas
Uji validitas pada setiap butir pernyataan dalam kuesioner pada penelitian
ini diukur dengan menggunakan program SPSS dengan analisis Pearson Product
Moment pada tingkat kepercayaan 95% yang menunjukkan validitas hubungan
antar butir pernyataan. Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrumen
valid adalah indeks validitasnya positif dan ≥ 0.3 (Hasan, 2002).
Uji validasi ini dilakukan pada dua Apotek yaitu Apotek Wipa dan Apotek
Pendidikan yaitu Apotek Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Kuesioner
diberikan kepada pelanggan yang menebus obat menggunakan resep di kedua
Apotek tersebut. Pemilihan Apotek Wipa sebagai tempat dilakukan uji validasi
diharapkan agar dapat menggambarkan kondisi di Apotek Non Pendidikan yang
akan menjadi tempat penelitian sedangkan pemilihan Apotek Universitas Islam
Indonesia sebagai tempat uji validasi diharapkan agar dapat menggambarkan
kondisi di Apotek Pendidikan yang akan menjadi tempat penelitian.
Uji validasi kuesioner dilakukan dengan menghitung korelasi antara
kenyataan dan harapan pada masing-masing pernyataan. Dari 46 pernyataan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
diuji dengan analisis Pearson Product Moment dan uji validitas isi hanya 32
pernyataan yang memenuhi syarat.
c. Uji reabilitas
Menurut Notoatmodjo (2002), reliabilitas adalah suatu indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan,
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran
berulang-ulang. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (r) yang
angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Semakin tinggi nilai koefisien
reliabilitas atau mendekati angka 1 berarti semakin tinggi reliabilitasnya.
Sebaliknya, semakin rendah nilai koefisien reliabilitas atau menjauhi angka 1
berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2003). Remmers et al. (1960)
menyatakan bahwa koefisien reabilitas 0.5 dapat dipakai untuk tujuan penelitian
(Surapranata, 2004). Instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi
apabila hasil dari pengujian kuesioner tersebut menunjukkan hasil yang tetap.
Pada penelitian nilai reabilitas kenyataan dan harapan pada Apotek Wipa adalah
0,889 dan 0,501 sedangkan pada Apotek UII nilai reabilitas kenyataan dan
harapan sebesar 0,861 dan 0,856.
2. Perijinan
Perijinan dilakukan dengan mengajukan proposal penelitian ke Apotek
Pendidikan yaitu Apotek Sanata Dharma dengan surat permohonan ijin dari
peneliti atas sepengetahuan Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
sedangkan pada Apotek Non Pendidikan yaitu Apotek Panasea, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengajukan proposal penelitian dengan surat pengantar dari Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
3. Pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan cara meminta kesediaan pengunjung
Apotek yang akan menebus resep obat di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan
Apotek Panasea untuk mengisi kuesioner. Apabila pelanggan bersedia mengisi
kuesioner, peneliti akan mendampingi dalam pengisian kuesioner dengan
membacakan pernyataan satu per satu dengan tujuan supaya responden dapat
mengisi kuesioner dengan sungguh-sungguh. Peneliti tidak mempengaruhi
responden dalam mengisi kuesioner tetapi hanya mendampingi. Responden dapat
bertanya pada peneliti apabila ada pernyataan yang kurang dimengerti. Responden
yang mengalami kesulitan dalam menulis kuesioner dibantu oleh peneliti untuk
menulis jawaban sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh responden.
4. Pengolahan data
a. Manajemen data
Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
1) Editing, dilakukan dengan mengecek hasil kuesioner yang telah diisi untuk
memastikan bahwa setiap butir pernyataan telah dijawab dengan lengkap.
2) Processing, dilakukan dengan menjumlahkan angka dari setiap item
pernyataan yang telah dijawab oleh responden, kemudian dikelompokkan item
pernyataan pada kuesioner berdasar variabel yang akan diteliti yaitu kenyataan
dan harapan yang kemudian dikelompokkan berdasarkan aspeknya masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
masing (Christina, 2010). Selanjutnya dilakukan pemindahan nilai pernyataan
baik kenyataan dan harapan dari kuesioner ke program computer.
3) Cleaning, dilakukan dengan memeriksa ulang bahwa data yang telah
dimasukkan dikomputer sudah benar.
b. Analisis data
1) Pengelompokan usia pelanggan
Pengelompokan usia dapat dilakukan jika telah diketahui interval kelas
yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Data tertinggi – Data terendah
K
Jumlah kelas (K) dapat dihitung dengan Sturges:
K = 1 + 3,3 log n
n = jumlah data
(Riduwan, 2009)
2) Analisis gap
Tingkat kepuasan pelanggan dijelaskan dengan menggunakan analisis
kesenjangan (gap). Analisis ini membandingkan mean antara harapan dengan
kenyataan yang diterima pelanggan dari dimensi pelayanan yaitu tangibility,
empathy, reliability, assurance, dan responsiveness. Kepuasan paling tinggi
terjadi apabila kenyataan melampaui harapan yaitu saat pelayanan yang diberikan
maksimal (5) sedangkan harapan minimal (1), sehingga didapatkan nilai sebesar 5
– 1 = 4. Sebaliknya, kepuasan paling rendah terjadi apabila kenyataan yang
diberikan jauh dibawah harapan yaitu saat pelayanan yang diberikan minimal (1)
sedangkan harapan maksimal (5), sehingga didapatkan nilai sebesar 1 – 5 = –4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Menurut Mulyono (1991) (cit., Rahmulyono, 2008) rentang kepuasan –4 sampai
dengan terbesar sebesar 4 memiliki interval:
Interval = (Skor tertinggi – Skor terendah) / Jumlah kelompok
= (4 – (-4)) / 5 = 1,6
(Mulyono, 1991)
Sehingga diperoleh klasifikasi kepuasan :
Tabel III. Klasifikasi Kesenjangan (gap)
Interval
-4 s/d -2.4
> -2.4 s/d -0.8
> -0.8 s/d 0.8
> 0.8 s/d 2.4
> 2.4 s/d 4
Klasifikasi
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
(Rahmulyono, 2008)
3) Uji normalitas data
Uji normalitas data dilakukan dengan analisis statistik. Uji ini dilakukan
dengan memasukkan rata-rata kenyataan dan harapan dari setiap pernyataan yang
terdapat dalam kuesioner. Uji ini digunakan untuk mengetahui data yang
digunakan terdistribusi normal atau tidak sehingga dapat ditentukan uji statistik
selanjutnya.Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal (data
parametrik) dan dapat dianalisis dengan uji t tidak berpasangan. Sedangkan
apabila nilai signifikansi < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal (data nonparametrik) dan dapat dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Pada
penelitian, uji normalitas menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov
karena sampel yang digunakan > 50 sehingga data dikatakan normal jika nilai
signifikansi > 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel IV. Metode untuk mengetahui suatu set data memiliki distribusi
normal atau tidak
Metode
Parameter
Deskriptif
Koefisien varian
Kriteria
sebaran
data
dikatakan normal
Nilai koefiisen varians< 30%
Rasio skewness
Nilai rasio skewness -2 s/d 2
Rasio kurtosis
Nilai rasio kurtosis-2 s/d 2
Histogram
Kolmogorov-Smirnov
Simetris tidak miring kiri
maupun kanan, tidak terlalu
tinggi atau terlalu rendah
Simetris median tepat di tengah,
tidak ada outlier atau nilai
ekstrim.
Data menyebar sekitar garis
Data menyebar sekitar garis pada
nilai 0
Nilai kemaknaan (p) > 0,05
Shapiro-Wilk
Nilai kemaknaan (p) > 0,05
Box plot
Normal Q-Q plots
Detrended Q-Q Plots
Analitik
Keterangan
SD x 100%
mean
Skewness a
SE Skewness
Kurtosis i
SE Kurtosis
Untuk sampel besar
(> 50)
Untuk sampel kecil
(≤ 50)
(Dahlan,2009)
4) Uji Man Whitney
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
bermakna atau tidak antara kepuasan pelanggan pada Apotek Pendidikan Sanata
Dharma Yogyakarta dengan Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta
sehingga dapat ditentukan apakah Ho ditolak atau diterima. Apabila hasil yang
didapatkan terjadi perbedaan yang signifikan maka Ho ditolak tetapi apabila
perbedaan yang terjadi tidak signifikan maka Ho diterima. Uji t tidak berpasangan
dilakukan jika dua data yang dibandingkan terdistribusi normal atau uji MannWhitney jika data yang dibandingkan tidak terdistribusi normal yang dilihat dari
nilai kepuasan pelanggan kedua Apotek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
5) Diagram kartesius
Diagram kartesius menjabarkan tingkat pernyataan ke dalam empat
bagian yaitu kuadran I, kuadran II, kuadran III, dan kuadran IV sehingga dengan
diagram ini dapat ditentukan beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan untuk kemudian dapat diprioritaskan bagi perusahaan agar ditingkatkan
lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Pelanggan
Karakteristik pelanggan dalam pembahasan ini untuk mengetahui
secara deskriptif pelanggan yang menebus resep di Apotek Panasea dan
Apotek Sanata Dharma dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,
pekerjaan, biaya pengeluaran untuk pemeliharaan kesehatan per bulan, dan
jumlah kunjungan ke apotek.
1. Jenis kelamin
Persentase terbanyak pelanggan Apotek Sanata Dharma Yogyakarta
yaitu berjenis kelamin perempuan (65%) dan sisanya laki-laki (35%)
sedangkan pada Apotek Panasea Yogyakarta persentase terbanyak berjenis
kelamin perempuan (53%) dan sisanya laki-laki (47%).
Gambar 4. Jenis Kelamin Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma dan Apotek Panasea Yogyakarta
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Umur
Pada penelitiandi Apotek Panasea Yogyakarta dandi Apotek Sanata
Dharma Yogyakarta, jumlah data yang digunakan masing-masing untuk kedua
apotek adalah 100 orang sehingga didapatkan jumlah kelas (K) adalah 8.
Responden yang termuda di Apotek Panasea Yogyakarta berusia 17
tahun dan tertua berusia 78 tahun sehingga didapatkan nilai 8sebagai interval
kelas. Pada Apotek Sanata Dharma Yogyakarta, responden termuda berusia 18
tahun dan tertua berusia 65 tahun sehingga didapatkan nilai 6 sebagai interval
kelas. Berdasarkan nilai jumlah dan interval kelas tersebut, didapatkan
distribusi frekuensi dalam Tabel V.
Tabel V. Frekuensi Usia Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata
Dharma dan Apotek Panasea Yogyakarta
Apotek Panasea
Kelompok
umur
(tahun)
17-24
25-32
33-40
41-48
49-56
57-64
65-72
73-80
Apotek Sanata Dharma
Frekuensi
Persentase
(%)
21
20
17
22
13
3
3
1
100
21
20
17
22
13
3
3
1
100
Persentase
umur
pelanggan
Kelompok
umur
(tahun)
18-23
24-29
30-35
36-41
42-47
48-53
54-59
60-65
di
Frekuensi
Persentase
(%)
71
3
11
6
3
1
4
1
100
71
3
11
6
3
1
4
1
100
Apotek
Panasea
Yogyakarta
terbesarberada pada rentang usia 41 – 48 tahun yaitu sebesar 22% sedangkan
persentase terkecil berada pada rentang usia 73 – 80 tahun yaitu sebesar 1%.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5. Usia Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea
Yogyakarta
Pada
Apotek
Sanata
Dharma
Yogyakarta,
persentase
umur
terbesarberada pada rentang usia 18-23 tahun yaitu sebesar 71% sedangkan
persentase terkecil berada pada rentang usia 48-53 tahun dan pada rentang usia
60-65 yaitu masing-masing sebesar 1%.
Gambar 6. Usia Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata
Dharma Yogyakarta
3. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan pada penelitian ini terdiri dari lima klasifikasi
yaitu SD, SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana. Persentase pelanggan dengan
resep obat di Apotek Panasea Yogyakarta berdasarkan tingkat pendidikan
yang paling besar yaitu Sarjana (41%) sebanyak 41 pelanggan sedangkan
persentase terkecil yaitu lain – lain (2%).Pada Apotek Apotek Sanata Dharma
Yogyakarta persentase pelanggan dengan resep obat berdasarkan tingkat
pendidikan yang paling besar yaitu SMA (72%) sebanyak 72 pelanggan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sedangkan persentase terkecil yaitu SD, DMP, D3 (2%) masing-masing
sebanyak 2 pelanggan.
Gambar 7. Tingkat Pendidikan Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma dan di Apotek Panasea Yogyakarta
4. Jenis pekerjaan
Persentase jenis pekerjaan terbanyak di Apotek Panasea Yogyakarta
yaitu lain – lain (37%) meliputi ibu rumah tangga, dokter, pensiunan pegawai
negeri sipil, guru, tukang becak, pedagang, staf swasta, dan sopir. Persentase
jenis pekerjaan terkecil yaitu petani (1%). Pada penelitian di Apotek Sanata
Dharma Yogyakarta, persentase jenis pekerjaan terbanyak yaitu pelajar/
mahasiswa (72%) sedangkan persentase jenis pekerjaan terkecil yaitu petani
(1%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 8. Jenis Pekerjaan Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma dan di Apotek Panasea Yogyakarta
5. Biaya pengeluaran untuk pemeliharaan kesehatan per bulan
Pada penelitiandi Apotek Panasea Yogyakarta dandi Apotek Sanata
Dharma Yogyakarta, biaya pengeluaran untuk pemeliharaan kesehatan per
bulan dibagi menjadi empat kategori yaitu kurang dari Rp 200.000,00; Rp
200.000,00 –Rp 500.000,00; Rp 500.000,00 –Rp 1.000.000,00; di atas Rp
1.000.000,00. Biaya pengeluaranuntuk pemeliharaan kesehatan per bulan ini
dapat diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan oleh anggota keluarga baik
untuk membeli vitamin maupun untuk memenuhi kebutuhan dalam
menunjang kesehatan.
Persentase
terbesar
dalam
pengeluaran
untuk
pemeliharaan
kesehatandi Apotek Panasea Yogyakarta yaitu kurang dari Rp 200.000,00
sebesar 46% sedangkan persentase terkecil yaitu pada pengeluaran Rp
500.000,00 –Rp 1.000.000,00 sebesar 6%.Pada penelitian di Apotek Sanata
Dharma
Yogyakarta,
persentase
terbesar
dalam
pengeluaran
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pemeliharaan kesehatan yaitu kurang dari Rp 200.000,00 sebesar 63%
sedangkan persentase terkecil yaitu pada pengeluaran Rp 500.000,00 –Rp
1.000.000,00 sebesar 4%.
Gambar 9. Biaya Pengeluaran untuk Pemeliharaan Kesehatan Pelanggan
dengan Resep Obatdi Apotek Sanata Dharma dan di Apotek Panasea
Yogyakarta
6. Jumlah kunjungan ke apotek
Pelanggan yang membeli obat resep paling banyak ke Apotek Panasea
dan Apotek Pendidikan Sanata DharmaYogyakarta yaitu pada kunjungan 2 - 5
kali masing-masing sebesar 50% dan 45%. Loyalitas secara harfiah diartikan
kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang terhadap suatu objek (Mardalis, 2005).
Pada penelitian ditandai dengan kunjungan ke apotek lebih dari 10 kali. Pada
apotek Panasea, pelanggan yang datang lebih dari 10 kali sebesar 23% dan
pada Apotek Pendidikan Sanata Dharma sebesar 27%. Hal ini menunjukan
bahwa hanya sekitar 23% pelanggan yang memiliki loyalitas pada Apotek
Panasea Yogyakarta dan hanya sekitar 27% pelanggan yang memiliki loyalitas
pada Apotek Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 10. Kunjungan Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata
Dharma dan di Apotek Panasea Yogyakarta
B. Hasil Perbandingan Antara Harapan dan Kenyataan
Pelanggandengan Resep Obat diApotek Panasea Yogyakarta
Analisis tiap dimensi berdasarkan urutan dari gap terbesar ke gap
terkecil sebagai berikut:
1. Tangibility
Tangibility (keberwujudan), berkenaan dengan daya tarik fasilitas
fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta
penampilan karyawan.Pada Tabel VI, nilai gap dimensi tangibility yang
paling besar yaitu fasilitas bacaan tersedia di apotek (pernyataan 14)
sebesar –0,44 dan yang paling kecil mengenai anda merasa khawatir saat
memarkir kendaraan di apotek (pernyataan 11) sebesar 0,41. Apabila
dilihat pada Tabel VIII, kualitas pelayanan dimensi tangibility memiliki
mean skor kenyataan sebesar 3,87 dan mean skor harapan sebesar 4,05
sehingga gap yang terjadi adalah sebesar -0,18. Mean yang dihasilkan
dari
kesenjangan
antara
harapan
dan
kenyataan
pada
dimensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tangibilitymenghasilkan
nilai
kualitas
pelayanan
sebesar
43
95,56%.
Berdasarkan Tabel III, nilai gap sebesar -0,18 menunjukkan klasifikasi gap
tingkat sedang. Hal ini berarti pelayanan yang diberikan pada dimensi
tangibility dimata pelanggan biasa saja atau moderat.
2. Assurance
Assurance (jaminan), yaitu perilaku karyawan yang mampu
menumbuhkan kepercayaan pelanggan dan dapat menciptakan rasa aman
bagi para pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa Apoteker maupun
petugas apotek selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau
masalah pelanggan. Pada Tabel VI, nilai gap dimensi assurance yang
paling besar yaitu harga jual obat terjangkau (pernyataan 16) sebesar –0,5
dan yang paling kecil mengenai harga obat yang dijual tidak sesuai
kemampuan (pernyataan 19) sebesar 0,54. Apabila dilihat pada Tabel VIII,
kualitas pelayanan dimensi assurance memiliki mean skor kenyataan
sebesar 3,45dan mean skor harapan sebesar 3,51 sehingga gap yang
terjadi adalah sebesar -0,06. Mean yang dihasilkan dari kesenjangan antara
harapan dan kenyataan pada dimensi assurance menghasilkan nilai
kualitas pelayanan sebesar 98,29%. Berdasarkan Tabel III, nilai gap
sebesar -0,06 menunjukkan klasifikasi gap tingkat sedang. Hal ini berarti
pelayanan yang diberikan pada dimensi assurance dimata pelanggan biasa
saja atau moderat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3. Responsiveness
Responsiveness (ketanggapan), berkenaan dengan kesediaan dan
kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan
merespons permintaan pelanggan, serta menginformasikan kapan saja
akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat. Pada Tabel
VI, nilai gap dimensi responsiveness yang paling besar yaitu menebus
obat racik maximal 30 menit (pernyataan 30) sebesar –0,5 dan yang paling
kecil mengenai pelayanan petugas Apotek dalam memberikan obat jadi,
lamban (lebih dari 15 menit) (pernyataan 27) sebesar 0,66. Apabila dilihat
pada Tabel VIII, kualitas pelayanan dimensi responsiveness memiliki
mean skor kenyataan sebesar 3,52 dan mean skor harapan sebesar 3,55
sehingga gap yang terjadi adalah sebesar -0,03. Mean yang dihasilkan
dari
kesenjangan
antara
harapan
dan
kenyataan
pada
dimensi
responsiveness menghasilkan nilai kualitas pelayanan sebesar 99,15%.
Berdasarkan Tabel III, nilai gap sebesar -0,03 menunjukkan klasifikasi gap
tingkat sedang. Hal ini berarti pelayanan yang diberikan pada dimensi
responsiveness dimata pelanggan biasa saja atau moderat.
4. Empathy
Empathy (empati), yaitu perusahaan memahami masalah para
pelanggannya
dan
bertindak
demi
kepentingan
pelanggan,
serta
memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam
operasi yang nyaman. Pada Tabel VI, nilai gap dimensi empathy yang
paling besar yaitu petugas apotek memperhatikan pelanggan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menunggu antrian terlalu lama (pernyataan 3) sebesar –0,51 dan yang
paling kecil mengenai petugas apotek membiarkan pelanggan menunggu
antrian terlalu lama (pernyataan 5) sebesar 0,56. Apabila dilihat pada
Tabel VIII, kualitas pelayanan dimensi empathy memiliki mean skor
kenyataan sebesar 3,46 dan mean skor harapan sebesar 3,47 sehingga gap
yang terjadi adalah sebesar -0,01. Mean yang dihasilkan dari kesenjangan
antara harapan dan kenyataan pada dimensi empathy menghasilkan nilai
kualitas pelayanan sebesar 9,71%. Berdasarkan Tabel III, nilai gap sebesar
-0,01 menunjukkan klasifikasi gap tingkat sedang. Hal ini berarti
pelayanan yang diberikan pada dimensi empathy dimata pelanggan biasa
saja atau moderat.
5. Reliability
Reliability(keandalan)merupakankemampuan
perusahaan
untuk
memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat
kesalahan apa pun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang
disepakati.Pada Tabel VI, nilai gap dimensi reliability yang paling besar
yaitu pelanggan mendapatkan pelayanan konsultasi terhadap keluhan yang
ada oleh Apoteker (pernyataan 24) sebesar –0,36 dan yang paling kecil
mengenai petugas apotek kurang menyampaikan informasi apabila ada hal
yang penting (pernyataan 25) sebesar 0,69. Apabila dilihat pada Tabel
VIII, kualitas pelayanan dimensi reliability memiliki mean skor kenyataan
sebesar 3,47 dan mean skor harapan sebesar 3,38 sehingga gap yang
terjadi adalah sebesar 0,09. Mean yang dihasilkan dari kesenjangan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
harapan dan kenyataan pada dimensi reliability menghasilkan nilai
kualitas pelayanan sebesar 102,66%. Berdasarkan Tabel III, nilai gap
sebesar 0,09 menunjukkan klasifikasi gap tingkat sedang. Hal ini berarti
pelayanan yang diberikan pada dimensi reliability dimata pelanggan biasa
saja atau moderat.
Secara keseluruhan mean dari semua dimensi kualitas pelayanan
untuk skor kenyataan adalah sebesar 3,55 dan harapan sebesar 3,59
sehingga didapatkan gap sebesar –0,04. Secara keseluruhan kualitas
pelayanan yang diberikan termasuk dalam klasifikasi gap tingkat sedang.
Namun berdasarkan mean skor kenyataan dan harapan menunjukkan
kualitas pelayanan yang sudah baik. Selain itu, berdasarkan Customer
Satisfaction Index antara harapan dan kenyataan pelanggan, nilai diatas
50% menunjukkan bahwa pelanggan puas terhadap pelayanan yang telah
diberikan. Pada penelitian ini diperoleh rata-rata Customer Satisfaction
Index sebesar 98,94%. Hal ini berarti bahwa pelanggan di Apotek Panasea
Yogyakarta puas terhadap pelayanan yang telah diberikan.
Pada penelitian, pengujian normalitas data dilakukan menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov karena jumlah sampel sebanyak 100 untuk
masing-masing Apotek (lebih dari 50 responden). Hasil analisis dengan
taraf kepercayaan 95% pada Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan
Apotek Non Pendidikan Panasea menghasilkan nilai signifikasi 0,000
untuk kedua apotek. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi data kedua
apotek tidak normal sehingga dilakukan transformasi data dengan tujuan
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk memenuhi syarat penggunaan statistik parametrik yaitu uji t tidak
berpasangan. Setelah dilakukan transformasi data didapatkan nilai
signifikasi sebesar 0,000 (p < 0,05) pada kedua apotek. Hal ini berarti
bahwa distribusi data tidak normal sehingga analisis menggunakan
statistik nonparametrik berupa uji Mann-Whitney. Apabila dilihat dari
hasil analisis statistik menggunakan uji Mann-Whitney maka didapatkan
nilai signifikasi 0,851 (p > 0,05). Hal ini berarti tidak ada perbedaan
bermakna antara kepuasan pelanggan di Apotek Pendidikan Sanata
Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta dengan kata lain
Ho diterima.
Tabel VI. Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap dan
Kualitas Semua Dimensi pada Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Panasea Yogyakarta
4,5
∑
Gap
-0,3
Tki
(%)
93,33
4,18
4,32
-0,14
96,78
4,41
4,64
-0,23
95,04
4,1
4,45
-0,35
92,13
4,26
4,19
0,07
101,67
2,22
1,81
0,41
122,65
3,57
3,98
-0,41
89,7
4,29
4,55
-0,26
94,28
Dimensi
No.
Pernyataan
Kenyataan
Harapan
Tangibility
6
Apotek
memiliki ruang
tunggu yang
nyaman
Petugas Apotek
berpenampilan
rapi
Kondisi ruang
gedung apotek
bersih
Parkir
kendaraan di
apotek mudah
Apotek
memiliki
fasilitas TV
Anda merasa
khawatir saat
memarkir
kendaraan di
apotek
Apotek
memiliki
fasilitas AC
4,2
7
8
9
10
11
12
13
Apotek
memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Empathy
1
2
3
4
5
Reliability
20
21
22
23
fasilitas toilet
Fasilitas bacaan
tersedia di
apotek
Mean
Petugas apotek
kurang menyapa
pelanggan saat
pelanggan
datang
Petugas apotek
memberikan
kemudahan
dalam akses
pelayanan
kesehatan
Petugas apotek
memperhatikan
pelanggan yang
menunggu
antrian terlalu
lama
Komunikasi
pelanggan
dengan Petugas
apotek berjalan
baik dan lancar
Petugas apotek
membiarkan
pelanggan
menunggu
antrian terlalu
lama
Mean
Petugas Apotek
kurang lengkap
dalam
memberikan
informasi
tentang obat
yang dibeli
pelanggan
Petugas Apotek
memberikan
rekomendasi
obat lain yang
dibutuhkan
untuk para
pelanggan
Petugas Apotek
memberikan
informasi yang
lengkap tentang
obat yang dibeli
Petugas apotek
48
3,57
4,01
-0,44
89,03
3,87
2,09
4,05
1,62
-0,18
0,47
95,56
129,01
4,2
4,49
-0,29
93,54
3,92
4,43
-0,51
88,49
4,21
4,48
-0,27
93,97
2,9
2,34
0,56
123,93
3,46
2,48
3,47
1,82
-0,01
0,66
99,71
136,26
3,87
4,21
-0,34
91,92
4,25
4,53
-0,28
93,82
4,24
4,54
-0,3
93,39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
25
26
Assurance
15
16
17
18
19
Responsiveness
27
28
segera
menyampaikan
informasi
apabila ada hal
yang penting
untuk pelanggan
Pelanggan
mendapatkan
pelayanan
konsultasi
terhadap
keluhan yang
ada oleh
Apoteker
Petugas apotek
kurang
menyampaikan
informasi
apabila ada hal
yang penting
Pelanggan
kurang
mendapatkan
pelayanan
konsultasi
terhadap
keluhan yang
ada oleh
Apoteker
Mean
Obat yang
tersedia di
apotek lengkap
Harga jual obat
terjangkau
Obat yang
diterima tidak di
kemas dengan
baik
Harga obat yang
dibeli sesuai
kemampuan
Harga obat yang
dijual tidak
sesuai
kemampuan
Mean
Pelayanan
petugas Apotek
dalam
memberikan
obat jadi,
lamban (lebih
dari 15 menit)
Pelayanan
49
4,1
4,46
-0,36
91,93
2,65
1,96
0,69
135,2
2,73
2,13
0,6
128,17
3,47
4,22
3,38
4,66
0,09
-0,44
102,66
90,56
4,01
4,51
-0,5
88,91
2,38
1,86
0,52
127,96
4,06
4,46
-0,4
91,03
2,59
2,05
0,54
126,34
3,45
2,58
3,51
1,92
-0,06
0,66
98,29
134,38
3,99
4,44
-0,45
89,86
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
30
31
32
petugas Apotek
dalam
memberikan
obat jadi, cepat
(≤15 menit)
Pelayanan
petugas Apotek
pada saat
pembayaran
lamban
Menebus obat
racik maximal
30 menit
Pelayanan
petugas Apotek
pada saat
pembayaran
cepat
Apoteker selalu
ada sesuai
jadwal
Mean
2,66
2,04
0,62
130,39
3,64
4,14
-0,5
87,92
4,05
4,33
-0,28
93,53
4,23
4,43
-0,2
95,48
3,52
3,55
-0,03
99,15
C. Hasil Perbandingan Antara Harapan dan Kenyataan Pelanggan
dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta
Analisis tiap dimensi berdasarkan urutan dari gap terbesar ke gap terkecil
sebagai berikut:
1. Tangibility
Tangibility (keberwujudan), berkenaan dengan daya tarik fasilitas
fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta
penampilan karyawan. Pada Tabel VI, nilai gap dimensi tangibility yang
paling besar yaitu fasilitas bacaan tersedia di apotek (pernyataan 14)
sebesar –1,23 dan yang paling kecil mengenai Anda merasa khawatir saat
memarkir kendaraan di apotek (pernyataan 11) sebesar 0,85. Apabila
dilihat pada Tabel XIV, kualitas pelayanan dimensi tangibility memiliki
mean skor kenyataan sebesar 3,76 dan mean skor harapan sebesar 4,12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
sehingga gap yang terjadi adalah sebesar -0,36. Mean yang dihasilkan
dari kesenjangan antara harapan dan kenyataan pada dimensi tangibility
menghasilkan nilai kualitas pelayanan sebesar 91,20%. Berdasarkan Tabel
III, nilai gap sebesar -0,36 menunjukkan klasifikasi gap tingkat sedang.
Hal ini berarti pelayanan yang diberikan pada dimensi tangibility dimata
pelanggan biasa saja atau moderat.
2. Responsiveness
Responsiveness (ketanggapan), berkenaan dengan kesediaan dan
kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan
merespons permintaan pelanggan, serta menginformasikan kapan saja
akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat. Pada Tabel
VII, nilai gap dimensi responsiveness yang paling besar yaitu menebus
obat racik maximal 30 menit (pernyataan 30) sebesar –0,55 dan yang
paling kecil mengenai pelayanan petugas Apotek dalam memberikan obat
jadi, lamban (lebih dari 15 menit) (pernyataan 27) sebesar 1,16. Apabila
dilihat pada Tabel XIV, kualitas pelayanan dimensi responsiveness
memiliki mean skor kenyataan sebesar 3,69 dan mean skor harapan
sebesar 3,60 sehingga gap yang terjadi adalah sebesar 0,09. Mean yang
dihasilkan dari kesenjangan antara harapan dan kenyataan pada dimensi
responsiveness menghasilkan nilai kualitas pelayanan sebesar 102,41%.
Berdasarkan Tabel III, nilai gap sebesar 0,09 menunjukkan klasifikasi gap
tingkat sedang. Hal ini berarti pelayanan yang diberikan pada dimensi
responsiveness dimata pelanggan biasa saja atau moderat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3. Empathy
Empathy (empati), yaitu perusahaan memahami masalah para
pelanggannya
dan
bertindak
demi
kepentingan
pelanggan,
serta
memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam
operasi yang nyaman. Pada Tabel VII, nilai gap dimensi empathy yang
paling besar yaitu petugas apotek memperhatikan pelanggan yang
menunggu antrian terlalu lama (pernyataan 3) sebesar –0,72 dan yang
paling kecil mengenai Petugas apotek kurang menyapa pelanggan saat
pelanggan datang (pernyataan 1) sebesar 1,1. Apabila dilihat pada Tabel
XIV, kualitas pelayanan dimensi empathy memiliki mean skor kenyataan
sebesar 3,59 dan mean skor harapan sebesar 3,48 sehingga gap yang
terjadi adalah sebesar 0,11. Mean yang dihasilkan dari kesenjangan antara
harapan dan kenyataan pada dimensi empathy menghasilkan nilai kualitas
pelayanan sebesar 103,04%. Berdasarkan Tabel III, nilai gap sebesar 0,11
menunjukkan klasifikasi gap tingkat sedang. Hal ini berarti pelayanan
yang diberikan pada dimensi empathy dimata pelanggan biasa saja atau
moderat.
4. Assurance
Assurance (jaminan), yaitu perilaku karyawan yang mampu
menumbuhkan kepercayaan pelanggan dan dapat menciptakan rasa aman
bagi para pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa Apoteker maupun
petugas apotek selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
masalah pelanggan. Pada Tabel VII, nilai gap dimensi assurance yang
paling besar yaitu harga jual obat terjangkau (pernyataan 15) sebesar –0,85
dan yang paling kecil mengenai obat yang diterima tidak di kemas dengan
baik (pernyataan 17) sebesar 1,24. Apabila dilihat pada Tabel XIV,
kualitas pelayanan dimensi assurance memiliki mean skor kenyataan
sebesar 3,68 dan mean skor harapan sebesar 3,55 sehingga gap yang
terjadi adalah sebesar 0,13. Mean yang dihasilkan dari kesenjangan antara
harapan dan kenyataan pada dimensi assurance menghasilkan nilai
kualitas pelayanan sebesar 103,55%. Berdasarkan Tabel III, nilai gap
sebesar 0,13 menunjukkan klasifikasi gap tingkat sedang. Hal ini berarti
pelayanan yang diberikan pada dimensi assurance dimata pelanggan biasa
saja atau moderat.
5. Reliability
Reliability(keandalan)merupakankemampuan perusahaan untuk
memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat
kesalahan apa pun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang
disepakati.Pada Tabel VII, nilai gap dimensi reliability yang paling besar
pada pernyataan 24 yaitu pelayanan konsultasi oleh Apoteker pelanggan
mendapatkan pelayanan konsultasi terhadap keluhan yang ada oleh
Apoteker sebesar –0,61 dan yang paling kecil mengenai petugas apotek
kurang menyampaikan informasi apabila ada hal yang penting (pernyataan
25) sebesar 1,27. Apabila dilihat pada Tabel XIV, kualitas pelayanan
dimensi reliability memiliki mean skor kenyataan sebesar 3,68 dan mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
skor harapan sebesar 3,43 sehingga gap yang terjadi adalah sebesar 0,25.
Mean yang dihasilkan dari kesenjangan antara harapan dan kenyataan pada
dimensi reliability menghasilkan nilai kualitas pelayanan sebesar
107,24%. Berdasarkan Tabel III, nilai gap sebesar 0,25 menunjukkan
klasifikasi gap tingkat sedang. Hal ini berarti pelayanan yang diberikan
pada dimensi reliability dimata pelanggan biasa saja atau moderat.
Secara keseluruhan mean dari semua dimensi kualitas pelayanan
untuk skor kenyataan adalah sebesar 3,69 dan harapan sebesar 3,60
sehingga didapatkan gap sebesar 0,09. Secara keseluruhan kualitas
pelayanan yang diberikan termasuk dalam klasifikasi gap tingkat sedang.
Namun berdasarkan mean skor kenyataan dan harapan menunjukkan
kualitas pelayanan yang sudah baik. Selain itu, berdasarkan Customer
Satisfaction Index antara harapan dan kenyataan pelanggan, nilai diatas
50% menunjukkan bahwa pelanggan puas terhadap pelayanan yang telah
diberikan. Pada penelitian ini diperoleh rata-rata Customer Satisfaction
Index sebesar 102,41%. Hal ini berarti bahwa pelanggan di Apotek Sanata
Dharma Yogyakarta puas terhadap pelayanan yang telah diberikan.
Tabel VII. Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap dan
Kualitas Semua Dimensi pada Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma Yogyakarta
Dimensi
No
Pernyataan
Kenyataan
Harapan
Tangibility
6
Apotek memiliki
ruang tunggu yang
3,88
4,56
∑
Gap
-0,68
Tki (%)
85,09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
8
9
10
11
12
13
14
Empathy
1
2
3
4
5
Reliability
20
21
nyaman
Petugas Apotek
berpenampilan rapi
Kondisi ruang
gedung apotek
bersih
Parkir kendaraan di
apotek mudah
Apotek memiliki
fasilitas TV
Anda merasa
khawatir saat
memarkir
kendaraan di
apotek
Apotek memiliki
fasilitas AC
Apotek memiliki
fasilitas toilet
Fasilitas bacaan
tersedia di apotek
Mean
Petugas apotek
kurang menyapa
pelanggan saat
pelanggan datang
Petugas apotek
memberikan
kemudahan dalam
akses pelayanan
kesehatan
Petugas apotek
memperhatikan
pelanggan yang
menunggu antrian
terlalu lama
Komunikasi
pelanggan dengan
Petugas apotek
berjalan baik dan
lancar
Petugas apotek
membiarkan
pelanggan
menunggu antrian
terlalu lama
Mean
Petugas Apotek
kurang lengkap
dalam memberikan
informasi tentang
obat yang dibeli
pelanggan
Petugas Apotek
memberikan
4,28
4,51
-0,23
94,90
4,41
4,63
-0,22
95,25
4,03
4,40
-0,37
91,59
3,41
3,92
-0,51
86,99
2,96
2,11
0,85
140,28
4,35
4,36
-0,01
99,77
3,56
4,42
-0,86
80,54
2,93
4,16
-1,23
70,43
3,76
2,72
4,12
1,62
-0,36
1,1
91,21
167,90
4,10
4,52
-0,42
90,71
3,57
4,29
-0,72
83,22
4,16
4,52
-0,36
92,04
3,40
2,47
0,93
137,65
3,59
3,07
3,48
1,84
0,11
1,23
103,04
166,85
3,78
4,37
-0,59
86,50
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
23
24
25
26
Assurance
15
16
17
18
19
Responsivene
ss
27
28
rekomendasi obat
lain yang
dibutuhkan untuk
para pelanggan
Petugas Apotek
memberikan
informasi yang
lengkap tentang
obat yang dibeli
Petugas apotek
segera
menyampaikan
informasi
apabila ada hal
yang penting untuk
pelanggan
Pelanggan
mendapatkan
pelayanan
konsultasi terhadap
keluhan yang ada
oleh Apoteker
Petugas apotek
kurang
menyampaikan
informasi
apabila ada hal
yang penting
Pelanggan kurang
mendapatkan
pelayanan
konsultasi terhadap
keluhan yang ada
oleh Apoteker
Mean
Obat yang tersedia
di apotek lengkap
Harga jual obat
terjangkau
Obat yang diterima
tidak di kemas
dengan baik
Harga obat yang
dibeli sesuai
kemampuan
Harga obat yang
dijual tidak sesuai
kemampuan
Mean
Pelayanan petugas
Apotek dalam
memberikan obat
jadi, lamban (lebih
dari 15 menit)
Pelayanan petugas
4,19
4,53
-0,34
92,49
4,26
4,62
-0,36
92,21
3,97
4,58
-0,61
86,68
3,29
2,03
1,26
162,56
3,20
2,05
1,15
155,61
3,68
3,78
3,43
4,63
0,25
-0,85
107,24
81,64
4,13
4,58
-0,45
90,17
3,03
1,79
1,24
169,27
3,99
4,43
-0,44
90,07
3,45
2,32
1,13
148,71
3,68
3,22
3,55
2,06
0,13
1,16
103,55
156,31
3,94
4,44
-0,5
88,74
56
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
30
31
32
Apotek dalam
memberikan obat
jadi, cepat (≤15
menit)
Pelayanan petugas
Apotek pada saat
pembayaran
lamban
Menebus obat racik
maximal 30 menit
Pelayanan petugas
Apotek pada saat
pembayaran cepat
Apoteker selalu
ada sesuai jadwal
Mean
3,12
2,09
1,03
149,28
3,61
4,16
-0,55
86,78
3,96
4,33
-0,37
91,45
4,28
4,53
-0,25
94,48
3,69
3,60
0,09
102,41
D. Analisis Kepuasan Pelanggandengan Resep Obat di Apotek Panasea
Yogyakarta Berdasarkan Diagram Kartesius
Diagram kartesius digunakan untuk melihat keberadaan dari
masing-masing pernyataan. Apabila terletak di kuadran I maka
direkomendasikan
untuk
pertahankan
prestasi,
kuadran
II
maka
direkomendasikanmendapat prioritas utama yang harus ditingkatkan,
kuadran III maka direkomendasikan untuk melakukan perbaikan tetapi
dengan
prioritas
rendah,
dan
kuadran
IV
berlebihan
sehingga
direkomendasikan untuk dikurangi.
Secara ringkas mean perhitungan kenyataan, harapan, analisis
Gap, dan kualitas pelayanan semua dimensi disajikan dalam tabel di
bawah ini:
Tabel VIII. Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap dan
Kualitas Semua Dimensi pada Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Panasea Yogyakarta secara ringkas
No.
1
Dimensi
Tangibility
Kenyataan
3,87
Harapan
4,05
Gap
-0,18
Tki (%)
95,56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
3
4
5
Empathy
Reliability
Assurance
Responsiveness
Mean
3,46
3,47
3,45
3,52
3,55
3,47
3,38
3,51
3,55
3,59
-0,01
0,09
-0,06
-0,03
-0,04
58
99,71
102,66
98,29
99,15
98,94
1. Reliability
Hasil perhitungan kenyataan dan harapan dari pernyataanpernyataan dimensi reliability digunakan dalam penentuan diagram
kartesius.
Tabel IX. Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Reliability
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta
No
20
21
22
23
24
25
26
Pernyataan
Petugas
Apotek
kurang
lengkap
dalam
memberikan informasi tentang obat yang dibeli
pelanggan
Petugas Apotek memberikan rekomendasi obat
lain yang dibutuhkan untuk para pelanggan
Petugas Apotek memberikan informasi yang
lengkap tentang obat yang dibeli
Petugas apotek segera menyampaikan informasi
apabila ada hal yang penting untuk pelanggan
Pelanggan mendapatkan pelayanan konsultasi
terhadap keluhan yang ada oleh Apoteker
Petugas apotek kurang menyampaikan informasi
apabila ada hal yang penting
Pelanggan kurang mendapatkan pelayanan
konsultasi terhadap keluhan yang ada oleh
Apoteker
Mean
Kenyataan
2,48
Harapan
1,82
3,87
4,21
4,25
4,53
4,24
4,54
4,1
4,46
2,65
1,96
2,73
2,13
3,47
3,38
Apabila data tersebut dibuat diagram kartesius maka:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
p23
p21
KUADRAN I
KUADRAN II
p20
KUADRAN III
KUADRAN IV
Gambar 11. Diagram Kartesius Dimensi Reliability Pelanggan dengan Resep
Obat di Apotek Panasea Yogyakarta
a. Kuadran I
Dimensi
reliability
yang
direkomendasikan
untuk
wajib
dipertahankan adalah pemberian rekomendasi obat lain (pernyataan 21),
kelengkapan informasi obat yang dibeli (pernyataan 22), penyampaian
informasi apabila ada hal yang penting (pernyataan 23), dan mendapatkan
pelayanan konsultasi oleh Apoteker (pernyataan 24). Hal ini menunjukkan
bahwa pada dimensi tersebut Apoteker harus mampu mempertahankan
prestasi karena dianggap telah memuaskan pelanggan.
b. Kuadran II
Tidak ada dimensi reliability yang direkomendasikan mendapat
prioritas utama untuk segera dibenahi. Hal ini menunjukkan bahwa pada
dimensi tersebut tidak ada pernyataan yang pelaksanaannya masih
mengecewakan atau tidak memuaskan bagi pelanggan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
c. Kuadran III
Dimensi reliability yang direkomendasikan untuk melakukan
perbaikan tetapi dengan status rendah adalah pemberian informasi yang
kurang lengkap tentang obat yang dibeli (pernyataan 20), kurang
menyampaikan informasi apabila ada hal yang penting (pernyataan 25),
kurang mendapatkan pelayanan konsultasi oleh Apoteker (pernyataan 26).
Hal ini menunjukkan bahwa pada dimensi tersebut pernyataan dianggap
kurang penting sedangkan pada kenyataannya biasa atau cukupsehingga
dianggap kurang penting dan kurang memuaskan bagi pelanggan.
d. Kuadran IV
Tidak ada pernyataan dalam dimensi reliability yang direkomendasikan
perlu untuk dikurangi. Hal ini menunjukkan bahwa kenyataan yang diberikan
oleh apotek tidak ada yang berlebihan.
2. Assurance
Hasil perhitungan kenyataan dan harapan dari pernyataanpernyataan dimensi assurance digunakan dalam penentuan diagram
kartesius.
Tabel X. Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Assurance
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta
No
Pernyataan
Kenyataan Harapan
15 Obat yang tersedia di apotek lengkap
4,22
4,66
16 Harga jual obat terjangkau
4,01
4,51
17 Obat yang diterima tidak di kemas dengan
2,38
1,86
baik
18 Harga obat yang dibeli sesuai kemampuan
4,06
4,46
19 Harga obat yang dijual tidak sesuai
2,59
2,05
kemampuan
3,45
3,51
Mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Apabila data tersebut dibuat diagram kartesius maka:
Gambar 12. Diagram Kartesius Dimensi Assurance Pelanggan dengan Resep
Obat di Apotek Panasea Yogyakarta
a. Kuadran I
Dimensi
assurance
yang
direkomendasikan
untuk
wajib
dipertahankan adalah kelengkapan obat (pernyataan 15), harga jual obat
terjangkau (pernyataan 16), dan harga obat yang dibeli sesuai kemampuan
(pernyataan 18). Hal ini menunjukkan bahwa pada dimensi tersebut
petugas apotek harus mampu mempertahankan prestasi karena dianggap
telah memuaskan pelanggan.
b. Kuadran II
Tidak ada dimensi assurance yang direkomendasikan mendapat
prioritas utama untuk segera dibenahi. Hal ini menunjukkan bahwa pada
dimensi tersebut tidak ada pernyataan yang pelaksanaannya masih
mengecewakan atau tidak memuaskan bagi pelanggan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
c. Kuadran III
Dimensi assurance yang direkomendasikan untuk melakukan
perbaikan tetapi dengan status rendah adalah pengemasan obat tidak baik
(pernyataan 17), dan harga jual obat tidak sesuai kemampuan (pernyataan
19). Hal ini menunjukkan bahwa pada dimensi tersebut pernyataan
dianggap kurang penting bagi pelanggan sedangkan pada kenyataannya
biasa atau cukup sehingga dianggap kurang penting dan kurang
memuaskan bagi pelanggan.
d. Kuadran IV
Tidak
ada
pernyataan
dalam
dimensi
assurance
yang
direkomendasikan perlu untuk dikurangi. Hal ini menunjukkan bahwa
kenyataan yang diberikan oleh apotek tidak ada yang berlebihan.
3. Empathy
Hasil perhitungan kenyataan dan harapan dari pernyataanpernyataan dimensi emphaty digunakan dalam penentuan diagram
kartesius.
Tabel XI. Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi
EmpathyPelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta
No
Pernyataan
Kenyataan Harapan
1 Petugas apotek kurang menyapa pelanggan saat
2,09
1,62
pelanggan datang
2 Petugas apotek memberikan kemudahan dalam
4,2
4,49
akses pelayanan kesehatan
3 Petugas apotek memperhatikan pelanggan yang
3,92
4,43
menunggu antrian terlalu lama
4 Komunikasi pelanggan dengan Petugas apotek
4,21
4,48
berjalan baik dan lancar
5 Petugas apotek membiarkan pelanggan
2,9
2,34
menunggu antrian terlalu lama
3,46
3,47
Mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Apabila data tersebut dibuat diagram kartesius maka:
Gambar 13. Diagram Kartesius Dimensi Empathy Pelanggan dengan Resep
Obat di Apotek Panasea Yogyakarta
a. Kuadran I
Dimensi
empathy
yang
direkomendasikan
untuk
wajib
dipertahankan adalah kemudahan dalam akses pelayanan kesehatan
(pernyataan 2), perhatian pada pelanggan yang menunggu antrian terlalu
lama (pernyataan 3), dan komunikasi pelanggan dengan petugas apotek
berjalan baik dan lancar (pernyataan 4). Hal ini menunjukkan bahwa pada
dimensi tersebut petugas apotek harus mampu mempertahankan prestasi
karena dianggap telah memuaskan pelanggan.
b. Kuadran II
Tidak ada dimensi empathy yang direkomendasikan mendapat
prioritas utama untuk segera dibenahi. Hal ini menunjukkan bahwa pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dimensi tersebut tidak ada pernyataan yang pelaksanaannya masih
mengecewakan atau tidak memuaskan bagi pelanggan.
c. Kuadran III
Dimensi empathy yang direkomendasikan untuk dilakukan
perbaikan tetapi dengan status rendah adalah petugas apotek kurang
menyapa pelanggan saat pelanggan datang (pernyataan 1), dan petugas
apotek membiarkan pelanggan menunggu antrian terlalu lama (pernyataan
5). Hal ini menunjukkan bahwa pada dimensi tersebut pernyataan
dianggap kurang penting bagi pelanggan sedangkan pada kenyataannya
biasa atau cukup, karenanya dianggap kurang penting dan kurang
memuaskan bagi pelanggan.
d. Kuadran IV
Tidak
ada
pernyataan
dalam
dimensi
empathy
yang
direkomendasikan perlu untuk dikurangi. Hal ini menunjukkan bahwa
kenyataan yang diberikan oleh apotek tidak ada yang berlebihan.
4. Responsiveness
Hasil perhitungan kenyataan dan harapan dari pernyataanpernyataan dimensi responsiveness digunakan dalam penentuan diagram
kartesius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel XII. Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Responsiveness
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta
No
27
28
29
30
31
32
Pernyataan
Pelayanan petugas Apotek dalam
memberikan obat jadi, lamban (lebih dari
15 menit)
Pelayanan petugas Apotek dalam
memberikan obat jadi, cepat (≤15 menit)
Pelayanan petugas Apotek pada saat
pembayaran lamban
Menebus obat racik maximal 30 menit
Pelayanan petugas Apotek pada saat
pembayaran cepat
Apoteker selalu ada sesuai jadwal
Mean
Kenyataan
2,58
Harapan
1,92
3,99
4,44
2,66
2,04
3,64
4,05
4,14
4,33
4,23
3,52
4,43
3,55
Apabila data tersebut dibuat diagram kartesius maka:
Gambar 14. Diagram Kartesius Dimensi Responsiveness Pelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta
a.Kuadran I
Dimensi responsiveness yang direkomendasikan untuk wajib
dipertahankan adalah pelayanan obat jadi, cepat (≤15 menit) (pernyataan
28), penebusan obat racik maksimal 30 menit (pernyataan 30), pelayanan
saat pembayaran cepat (pernyataan 31), dan apoteker selalu ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
(pernyataan 32). Hal ini menunjukkan bahwa pada dimensi tersebut
petugas apotek harus mampu mempertahankan prestasi karena dianggap
telah memuaskan pelanggan.
b. Kuadran II
Tidak ada dimensi responsiveness yang direkomendasikan
mendapat prioritas utama untuk segera dibenahi. Hal ini menunjukkan
bahwa pada dimensi tersebut tidak ada pernyataan yang pelaksanaannya
masih mengecewakan atau tidak memuaskan bagi pelanggan.
c. Kuadran III
Dimensi responsivenessyang direkomendasikan untuk melakukan
perbaikan tetapi dengan status rendah adalah pelayanan obat jadi, lamban
(lebih dari 15 menit) (pernyataan 27), dan pelayanan pada saat
pembayaran lamban (pernyataan 29). Hal ini menunjukkan bahwa pada
dimensi tersebut pernyataan dianggap kurang penting bagi pelanggan
sedangkan pada kenyataannya biasa atau cukup, karenanya dianggap
kurang penting dan kurang memuaskan bagi pelanggan.
d. Kuadran IV
Tidak ada pernyataan dalam dimensi responsiveness yang
direkomendasikan perlu untuk dikurangi. Hal ini menunjukkan bahwa
kenyataan yang diberikan oleh apotek tidak ada yang berlebihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
5. Tangibility
Hasil perhitungan kenyataan dan harapan dari pernyataanpernyataan dimensi tangibility digunakan dalam penentuan diagram
kartesius.
Tabel XIII. Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Tangibility
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta
No
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Pernyataan
Apotek memiliki ruang tunggu yang nyaman
Petugas Apotek berpenampilan rapi
Kondisi ruang gedung apotek bersih
Parkir kendaraan di apotek mudah
Apotek memiliki fasilitas TV
Anda merasa khawatir saat memarkir kendaraan di
apotek
Apotek memiliki fasilitas AC
Apotek memiliki fasilitas toilet
Fasilitas bacaan tersedia di apotek
Mean
Kenyataan
4,2
4,18
4,41
4,1
4,26
2,22
Harapan
4,5
4,32
4,64
4,45
4,19
1,81
3,57
4,29
3,57
3,87
3,98
4,55
4,01
4,05
Apabila data tersebut dibuat diagram kartesius maka:
Gambar 15. Diagram Kartesius Dimensi Tangibility Pelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta
a.Kuadran I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dimensi tangibility direkomendasikan untuk wajib dipertahankan
adalah ruang tunggu apotek yang nyaman (pernyataan 6), kerapian petugas
apotek (pernyataan 7), kebersihan gedung apotek (pernyataan 8), parkir
kendaraan mudah (pernyataan 9), fasilitas tv (pernyataan 10), dan fasilitas
toilet (pernyataan 13). Hal ini menunjukkan bahwa pada dimensi tersebut
petugas apotek harus mampu mempertahankan prestasi karena dianggap
telah memuaskan pelanggan.
b. Kuadran II
Tidak ada dimensi tangibility yang direkomendasikan mendapat
prioritas utama untuk segera dibenahi. Hal ini menunjukkan bahwa pada
dimensi tersebut tidak ada pernyataan yang pelaksanaannya masih
mengecewakan atau tidak memuaskan bagi pelanggan.
c. Kuadran III
Dimensi tangibility yang direkomendasikan untuk dilakukan
perbaikan tetapi dengan status rendah adalah kekhawatiran parkir
kendaraan (pernyataan 11), adanya fasilitas AC (pernyataan 12), dan
fasilitas bacaan di apotek (pernyataan 14). Hal ini menunjukkan bahwa
pada dimensi tersebut pernyataan dianggap kurang penting bagi pelanggan
sedangkan pada kenyataannya biasa atau cukup, karenanya dianggap
kurang penting dan kurang memuaskan bagi pelanggan.
d. Kuadran IV
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tidak
ada
pernyataan
dalam
dimensi
tangibility
yang
direkomendasikan perlu untuk dikurangi. Hal ini menunjukkan bahwa
kenyataan yang diberikan oleh apotek tidak ada yang berlebihan.
E. Analisis Kepuasan Pelanggandengan Resep Obat di Apotek Sanata
Dharma Yogyakarta Berdasarkan Diagram Kartesius
Diagram kartesius digunakan untuk melihat keberadaan dari
masing-masing pernyataan. Apabila terletak di kuadran I maka
direkomendasikan
untuk
pertahankan
prestasi,
kuadran
II
maka
direkomendasikanmendapat prioritas utama yang harus ditingkatkan,
kuadran III maka direkomendasikan untuk melakukan perbaikan tetapi
dengan
prioritas
rendah,
dan
kuadran
IV
berlebihan
sehingga
direkomendasikan untuk dikurangi.
Secara ringkas mean perhitungan kenyataan, harapan, analisis
Gap, dan kualitas pelayanan semua dimensi disajikan dalam tabel VIII.
Tabel XIV. Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap dan
Kualitas Semua Dimensi pada Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma Yogyakarta secara ringkas
No.
1
2
3
4
5
Dimensi
Tangibility
Empathy
Reliability
Assurance
Responsiveness
Mean
1. Tangibility
Kenyataan
3,76
3,59
3,68
3,68
3.69
3,69
Harapan
4,12
3,48
3,43
3,55
3,60
3,60
Gap
-0,36
0,11
0,25
0,13
0,09
0,09
Tki (%)
91,20
103,04
107,24
103,55
102,41
102,41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Hasil perhitungan kenyataan dan harapan dari pernyataanpernyataan dimensi tangibility digunakan dalam penentuan diagram
kartesius.
Tabel XV. Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Tangibility
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta
No
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Pernyataan
Apotek memiliki ruang tunggu yang
nyaman
Petugas Apotek berpenampilan rapi
Kondisi ruang gedung apotek bersih
Parkir kendaraan di apotek mudah
Apotek memiliki fasilitas TV
Anda merasa khawatir saat memarkir
kendaraan di apotek
Apotek memiliki fasilitas AC
Apotek memiliki fasilitas toilet
Fasilitas bacaan tersedia di apotek
Mean
Kenyataan
3,88
Harapan
4,56
4,28
4,41
4,03
3,41
2,96
4,51
4,63
4,40
3,92
2,11
4,35
3,56
2,93
3,76
4,36
4,42
4,16
4,12
Apabila data tersebut dibuat diagram kartesius maka:
Gambar 16. Diagram Kartesius Dimensi Tangibility Pelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta
a.Kuadran I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Dimensi tangibility direkomendasikan untuk wajib dipertahankan
adalah ruang tunggu apotek yang nyaman (pernyataan 6), kerapian petugas
apotek (pernyataan 7), kebersihan gedung apotek (pernyataan 8), parkir
kendaraan mudah (pernyataan 9), dan adanya fasilitas AC (pernyataan 12).
Hal ini menunjukkan bahwa pada dimensi tersebut petugas apotek harus
mampu mempertahankan prestasi karena dianggap telah memuaskan
pelanggan.
b. Kuadran II
Dimensi tangibility yang direkomendasikan mendapat prioritas
utama untuk segera dibenahi adalah fasilitas toilet (pernyataan 13), dan
fasilitas bacaan di apotek (pernyataan 14) karena dalam pelaksanaannya
tidak memuaskan pelanggan.
c. Kuadran III
Dimensi tangibility yang direkomendasikan untuk melakukan
perbaikan tetapi dengan status rendah adalah fasilitas tv (pernyataan 10),
dan kekhawatiran parkir kendaraan (pernyataan 11). Hal ini menunjukkan
bahwa pada dimensi tersebut pernyataan dianggap kurang penting bagi
pelanggan sedangkan pada kenyataannya biasa atau cuku, karenanya
dianggap kurang penting dan kurang memuaskan bagi pelanggan.
d. Kuadran IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tidak ada pernyataan dalam dimensi tangibility direkomendasikan
perlu untuk dikurangi yang menunjukkan bahwa kenyataan yang diberikan
oleh apotek tidak ada yang berlebihan.
2. Responsiveness
Hasil perhitungan kenyataan dan harapan dari pernyataanpernyataan dimensi responsiveness digunakan dalam penentuan diagram
kartesius.
Tabel XVI. Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Responsiveness
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta
No
27
Pernyataan
Pelayanan petugas Apotek dalam memberikan
obat jadi, lamban (lebih dari 15 menit)
Kenyataan
3,22
Harapan
2,06
28
Pelayanan petugas Apotek dalam memberikan
obat jadi, cepat (≤15 menit)
Pelayanan petugas Apotek pada saat
pembayaran lamban
Menebus obat racik maximal 30 menit
Pelayanan petugas Apotek pada saat
pembayaran cepat
Apoteker selalu ada sesuai jadwal
Mean
3,94
4,44
3,12
2,09
3,61
3,96
4,16
4,33
4,28
3,69
4,53
3,60
29
30
31
32
Apabila data tersebut dibuat diagram kartesius maka:
Gambar 17. Diagram Kartesius Dimensi Responsiveness Pelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta
a.Kuadran I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Dimensi responsiveness yang direkomendasikan untuk wajib
dipertahankan adalah pelayanan obat jadi, cepat (≤15 menit) (pernyataan
28), pelayanan saat pembayaran cepat (pernyataan 31), dan apoteker selalu
ada (pernyataan 32). Hal ini menunjukkan bahwa pada dimensi tersebut
petugas apotek harus mampu mempertahankan prestasi karena dianggap
telah memuaskan pelanggan.
b. Kuadran II
Dimensi
responsivenessyang
direkomendasikan
mendapat
prioritas utama untuk segera dibenahi adalah penebusan obat racik
maksimal 30 menit (pernyataan 30) karena dalam pelaksanaannya masih
mengecewakan atau tidak memuaskan bagi pelanggan.
c. Kuadran III
Dimensi responsivenessyang direkomendasikan untuk melakukan
perbaikan tetapi dengan status rendah adalah pelayanan obat jadi, lamban
(lebih dari 15 menit) (pernyataan 27), dan pelayanan pada saat
pembayaran lamban (pernyataan 29). Hal ini menunjukkan bahwa pada
dimensi tersebut pernyataan dianggap kurang penting bagi pelanggan
sedangkan pada kenyataannya biasa atau cukup, karenanya dianggap
kurang penting dan kurang memuaskan bagi pelanggan.
d. Kuadran IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tidak
ada
pernyataan
dalam
dimensi
74
responsiveness
direkomendasikan perlu untuk dikurangi yang menunjukkan bahwa
kenyataan yang diberikan oleh apotek tidak ada yang berlebihan.
3. Empathy
Hasil perhitungan kenyataan dan harapan dari pernyataanpernyataan dimensi emphaty digunakan dalam penentuan diagram
kartesius.
Tabel XVII. Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi
EmpathyPelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma
Yogyakarta
No
1
2
3
4
5
Pernyataan
Petugas apotek kurang menyapa pelanggan saat
pelanggan datang
Petugas apotek memberikan kemudahan dalam akses
pelayanan kesehatan
Petugas apotek memperhatikan pelanggan yang
menunggu antrian terlalu lama
Komunikasi pelanggan dengan Petugas apotek
berjalan baik dan lancar
Petugas apotek membiarkan pelanggan menunggu
antrian terlalu lama
Mean
Kenyataan
2,72
Harapan
1,62
4,10
4,52
3,57
4,29
4,16
4,52
3,40
2,47
3,59
3,48
Apabila data tersebut dibuat diagram kartesius maka:
Gambar 18. Diagram Kartesius Dimensi Empathy Pelanggan dengan Resep
Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta
a. Kuadran I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dimensi
empathy
yang
direkomendasikan
untuk
75
wajib
dipertahankan adalah kemudahan dalam akses pelayanan kesehatan
(pernyataan 2), dan komunikasi pelanggan dengan petugas apotek berjalan
baik dan lancar (pernyataan 4). Hal ini menunjukkan bahwa pada dimensi
tersebut petugas apotek harus mampu mempertahankan prestasi karena
telah memuaskan pelanggan.
b. Kuadran II
Dimensi empathy yang direkomendasikan mendapat prioritas
utama untuk segera dibenahi adalah perhatian pada pelanggan yang
menunggu
antrian
terlalu
lama
(pernyataan
3)
karena
dalam
pelaksanaannya masih mengecewakan atau tidak memuaskan bagi
pelanggan.
c. Kuadran III
Dimensi empathy yang direkomendasikan untuk dilakukan
perbaikan dengan status rendah adalah petugas apotek kurang menyapa
pelanggan saat pelanggan datang (pernyataan 1), dan petugas apotek
membiarkan pelanggan menunggu antrian terlalu lama (pernyataan 5). Hal
ini menunjukkan bahwa pada dimensi tersebut pernyataan dianggap
kurang penting bagi pelanggan sedangkan pada kenyataannya biasa atau
cukup, karenanya dianggap kurang penting dan kurang memuaskan bagi
pelanggan.
d. Kuadran IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tidak
ada
pernyataan
dalam
dimensi
empathy
76
yang
direkomendasikan perlu untuk dikurangi. Hal ini menunjukkan bahwa
kenyataan yang diberikan oleh apotek tidak ada yang berlebihan.
4. Assurance
Hasil perhitungan kenyataan dan harapan dari pernyataanpernyataan dimensi assurance digunakan dalam penentuan diagram
kartesius.
Tabel XVIII. Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Assurance
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta
No
15
16
17
18
19
Pernyataan
Obat yang tersedia di apotek lengkap
Harga jual obat terjangkau
Obat yang diterima tidak di kemas dengan
baik
Harga obat yang dibeli sesuai kemampuan
Harga obat yang dijual tidak sesuai
kemampuan
Mean
Kenyataan
3,78
4,13
3,03
Harapan
4,63
4,58
1,79
3,99
3,45
4,43
2,32
3,68
3,55
Apabila data tersebut dibuat diagram kartesius maka:
Gambar 19. Diagram Kartesius Dimensi Assurance Pelanggan dengan Resep
Obat di Sanata Dharma Yogyakarta
a. Kuadran I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dimensi
assurance
yang
direkomendasikan
untuk
77
wajib
dipertahankan adalah kelengkapan obat (pernyataan 15), harga jual obat
terjangkau (pernyataan 16), dan harga obat yang dibeli sesuai kemampuan
(pernyataan 18). Hal ini menunjukkan bahwa pada dimensi tersebut
petugas apotek harus mampu mempertahankan prestasi karena dianggap
telah memuaskan pelanggan.
b. Kuadran II
Tidak ada dimensi assurance yang direkomendasikan mendapat
prioritas utama untuk segera dibenahi. Hal ini menunjukkan bahwa pada
dimensi tersebut tidak ada pernyataan yang pelaksanaannya masih
mengecewakan atau tidak memuaskan bagi pelanggan.
c. Kuadran III
Dimensi assurance yang direkomendasikan untuk melakukan
perbaikan tetapi dengan status rendah adalah pengemasan obat tidak baik
(pernyataan 17), dan harga jual obat tidak sesuai kemampuan (pernyataan
19). Hal ini menunjukkan bahwa pada dimensi tersebut pernyataan
dianggap kurang penting bagi pelanggan sedangkan pada kenyataannya
biasa atau cukup sehingga dianggap kurang penting dan kurang
memuaskan bagi pelanggan.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Kuadran IV
Tidak
ada
pernyataan
dalam
dimensi
assurance
yang
direkomendasikan perlu untuk dikurangi. Hal ini menunjukkan bahwa
kenyataan yang diberikan oleh apotek tidak ada yang berlebihan.
5. Reliability
Hasil perhitungan kenyataan dan harapan dari pernyataanpernyataan dimensi reliability digunakan dalam penentuan diagram
kartesius.
Tabel XIX. Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Reliability
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta
No
20
21
22
23
24
25
26
Pernyataan
Petugas
Apotek
kurang
lengkap
dalam
memberikan informasi tentang obat yang dibeli
pelanggan
Petugas Apotek memberikan rekomendasi obat
lain yang dibutuhkan untuk para pelanggan
Petugas Apotek memberikan informasi yang
lengkap tentang obat yang dibeli
Petugas apotek segera menyampaikan informasi
apabila ada hal yang penting untuk pelanggan
Pelanggan mendapatkan pelayanan konsultasi
terhadap keluhan yang ada oleh Apoteker
Petugas apotek kurang menyampaikan informasi
apabila ada hal yang penting
Pelanggan kurang mendapatkan pelayanan
konsultasi terhadap keluhan yang ada oleh
Apoteker
Mean
Kenyataan
3,07
Harapan
1,84
3,78
4,37
4,19
4,53
4,26
4,62
3,97
4,58
3,30
2,03
3,19
2,05
3,68
3,43
Apabila data tersebut dibuat diagram kartesius maka:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
KUADRAN I
KUADRAN II
p23
p21
KUADRAN IV
KUADRAN III
p20
Gambar 20. Diagram Kartesius Dimensi Reliability Pelanggan dengan Resep
Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta
a. Kuadran I
Dimensi
reliability
yang
direkomendasikan
untuk
wajib
dipertahankan adalah pemberian rekomendasi obat lain (pernyataan 21),
kelengkapan informasi obat yang dibeli (pernyataan 22), penyampaian
informasi apabila ada hal yang penting (pernyataan 23), dan mendapatkan
pelayanan konsultasi oleh Apoteker (pernyataan 24). Hal ini menunjukkan
bahwa pada dimensi tersebut Apoteker harus mampu mempertahankan
prestasi karena dianggap telah memuaskan pelanggan.
b. Kuadran II
Tidak ada dimensi reliability yang direkomendasikan mendapat
prioritas utama untuk segera dibenahi. Hal ini menunjukkan bahwa pada
dimensi tersebut tidak ada pernyataan yang pelaksanaannya masih
mengecewakan atau tidak memuaskan bagi pelanggan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
c. Kuadran III
Dimensi reliability yang direkomendasikan untuk melakukan
perbaikan tetapi dengan status rendah adalah pemberian informasi yang
kurang lengkap tentang obat yang dibeli (pernyataan 20), kurang
menyampaikan informasi apabila ada hal yang penting (pernyataan 25),
kurang mendapatkan pelayanan konsultasi oleh Apoteker (pernyataan 26).
Hal ini menunjukkan bahwa pada dimensi tersebut pernyataan dianggap
kurang penting sedangkan pada kenyataannya biasa atau cukup sehingga
dianggap kurang penting dan kurang memuaskan bagi pelanggan.
d. Kuadran IV
Tidak
ada
pernyataan
dalam
dimensi
reliability
yang
direkomendasikan perlu untuk dikurangi. Hal ini menunjukkan bahwa
kenyataan yang diberikan oleh apotek tidak ada yang berlebihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Karakteristik pelanggan di Apotek Panasea Yogyakarta dengan resep obat
yang paling banyak berusia 41 – 48 tahun, tingkat pendidikan sarjana, jenis
pekerjaan lain-lain sedangkan karakteristik pelanggan di Apotek Sanata Dharma
Yogyakarta dengan resep obat yang paling banyak berusia 18-23 tahun, tingkat
pendidikan SMA, jenis pekerjaan pelajar/ mahasiswa.
2. Secara keseluruhan kualitas pelayanan yang diberikan di Apotek Panasea dan
di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta termasuk dalam klasifikasi gap tingkat
sedang. Berdasarkan nilai Customer Satisfaction Index di Apotek Panasea sebesar
98,94% dan pada Apotek Sanata Dharma sebesar 102,41% yang berarti pelanggan
di kedua apotek puas terhadap pelayanan yang telah diberikan.
3. Analisis kepuasan konsumen di Apotek Panasea Yogyakarta berdasarkan
diagram kartesius adalah: Kuadran I sebanyak 20, Kuadran II tidak ada, Kuadran
III sebanyak 12, dan Kuadran IV tidak ada, sedangkan pada Apotek Sanata
Dharma Yogyakarta berdasarkan diagram kartesius adalah: Kuadran I sebanyak
17, Kuadran II sebanyak 4, Kuadran III sebanyak 11, dan Kuadran IV tidak ada.
B. Saran
1. Untuk meningkatkan pelayanan, hendaknya penyedia jasa memfokuskan pada
atribut layanan yang diprioritaskan pelanggan (pada kuadran II) yaitu di Apotek
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Sanata Dharma pada dimensi tangibility berupa fasilitas bacaan dan fasilitas toilet,
responsiveness berupa penebusan obat racik, dan empathy berupa perhatian
terhadap pelanggan yang menunggu antrian.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dengan pemilihan kalimat kuesioner yang
mengacu pada Kepmenkes RI No. 1027/ Menkes/ SK/ IX/ 2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S., 2003, Reliabilitas dan Validitas, Edisi 3, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
pp. 45-46
Basuki, S., 2006, Metode Penelitian, Wedatama Widya Sastra, Jakarta, pp. 72
Christina, Y., 2010, Perbandingan Harapan dan Kenyataan terhadap Kualitas
Pelayanan untuk Menggambarkan Kepuasan Konsumen dengan Resep
Obat di Apotek Kimia Farma Area Manajer Bisnis Yogyakarta Periode
Desember 2009 - Januari 2010, Skripsi, 36, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
Dahlan, M. S., 2009, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 4, Salemba
Medika, Jakarta, pp. 13
Endarmoko, E., 2006, Tesaurus Bahasa Indonesia, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, pp. 1154
Handayani, R. S., Raharni, dan Gitawati, 2009, Persepsi Konsumen Apotek
terhadap Pelayanan Apotek di Tiga Kota di Indonesia, Makara,
Kesehatan, Volume 13, No.2, 23
Hartini, Y. S. dan Sulasmono, 2007, APOTEK, Edisi Revisi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta, pp. 13-15, 79
Hasan, M. I., 2002, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya,Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, pp. 60, 80
Kasjono, H. S., dan Yasril, 2009, Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan,
Graha Ilmu, Yogyakarta, pp. 19-20
Kotler, P., 1997, Manajemen Pemasaran (terjemahan), Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, pp. 464
Kotler, P., 2000, Marketing Management, The Millenium Edition, Prentice- Hall,
New Jersey
Mardalis, A., 2005, Meraih Loyalitas Pelanggan, BENEFIT Jurnal Manajemen
dan Bisnis, Volume 9, No. 2, 111,112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Marselin, A., Rachmawati, R. G., Bambang T.I., Y., 2008, Laporan Praktek Kerja
Program Profesi Apoteker di Apotek Sanata Dharma Periode 1
November-30 November 2008, Laporan Praktek Kerja, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Menteri Kesehatan, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 922/ Menkes/ Per/ X/ 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Ijin Apotik, Depkes RI, Jakarta
Menteri Kesehatan, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, Depkes RI, Jakarta
Menteri Kesehatan, 2007, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor284/ Menkes/ Per/ III/ 2007 tentang Apotek Rakyat, Depkes RI,
Jakarta
Mulyono, S., 1991, Statistika untuk Ekonomi, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI, Jakarta, pp. 9
Notoatmodjo, S., 2002, Edisi Revisi, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka
Cipta, Jakarta, pp. 89
Oktaviani, R. W., dan Suryana, R. N., 2006, Analisis Kepuasan Pengunjung dan
Pengembangan Fasilitas Wisata Agro, Jurnal Agro Ekonomi, Vol 24,
No.1, pp. 41-58
Parasuraman, Zeithaml, V. A., and Berry, L. L., 1988, Communication and
Control Processes in the Delivery of Service Quality, Journal of
Marketing, American Marketing Association
Prasetyo, B., dan Jannah, L.M., 2005, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, pp. 45, 49
Presiden Republik Indonesia, 2009,Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, Depkes RI,
Jakarta
Purwanto, E.A., dan Sulistyastuti, D.R, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif, Gava
Media, Yogyakarta, pp. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Rahmulyono, A., 2008, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
Pasien Puskesmas Depok I di Sleman, Skripsi, 79, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta
Riduwan, 2009, Pengantar Statistika Sosial, Alfabeta, Bandung, pp. 55
Salim, P. dan Salim Y., 1991, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern
English Press, Jakarta, pp. 1120
Sari, I. D., 2008, Cetakan Kedua, Manajemen Pemasaran Usaha kesehatan, Mitra
Cendikia Offset, Yogyakarta, pp. 45, 46, 53, 61, 62, 70
Supranto, J., 2006, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan
Pangsa Pasar, PT Rineka Cipta, Jakarta, pp. 232-234, 241-242
Surapranata,
S.,
2004,
Analisis,
Validitas,ReabilitasdanInterpretasiHasilTesImplementasiKurikulum 2004,
PT Remaja Rosdakarya, Bandung, pp. 114
Tjiptono, F., 1996, Manajemen Jasa, Andi Offset, Yogyakarta, pp. 97-98
Tjiptono, F., dan Gregorius, C., 2005, Service, Quality & Satisfaction, Edisi 2,
Andi Offset, Yogyakarta, pp. 145-148
Umar, H., 2009, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi Kedua,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, pp. 91
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan untuk penelitian
KUESIONER
Kepada Yth.
Pelanggan Apotek Panasea/ Sanata Dharma
Sehubungan dengan penelitian saya untuk tugas akhir (skripsi) di Fakultas Farmasi
Universitas
Sanata
Dharma
yang
berjudul
“PERBANDINGAN
KEPUASAN
PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK PENDIDIKAN
SANATA DHARMA DAN NON PENDIDIKAN
PANASEA YOGYAKARTA” maka
saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari untuk membantu saya dalam pengisian
kuesioner ini sesuai dengan yang anda rasakan terhadap pelayanan yang diberikan di Apotek.
Atas perhatian dan kerjasama Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Peneliti
Identitas Responden
Umur
: ……………..
Jenis Kelamin
: …………….. (P/L)
Pendidikan terakhir :  SD
 SMP
 SMA
 Diploma
 Sarjana  Lain-lain………..
Pekerjaan
:
 PNS
 TNI/ POLRI
WIRASWASTA
 PETANI  BURUH
 PELAJAR
 LAIN-LAIN………..
Pengeluaran dalam keluarga untuk pemeliharaan kesehatan per bulan:
 Kurang dari Rp 200.000
 Rp 200.000 – Rp 500.000
 Rp. 500.000 – Rp 1.000.000
 Di atas Rp 1.000.000
Kunjungan ke apotek saat ini yang : Pertama kali 2 – 5 x 5 – 10 x > 10x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Petunjuk Pengisian
Kolom “Kenyataan” menggambarkan penilaian yang dirasakan oleh pelanggan terhadap
pelayanan yang telah diberikan di Apotek.
Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih pada pernyataan
KENYATAAN dengan ketentuan sebagai berikut :
1. STB : Sangat Tidak Baik
2. TB : Tidak Baik
3. KB : Kurang Baik
4. B : Baik
5. SB : Sangat Baik
Kolom “Harapan” menggambarkan keinginan pelanggan terhadap tingkat ideal bagaimana
seharusnya pelayanan Apotek.
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih pada pernyataan HARAPAN dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. STP : Sangat Tidak Penting
2. TP : Tidak Penting
3. KP : Kurang Penting
4. P : Penting
5. SP : Sangat Penting
No
Kenyataan
1

SB B KB TB
2

SB B KB TB
3

SB B KB TB
4

SB B KB TB
5

SB B KB TB
STB
STB
STB
STB
STB
Pernyataan Empathy
Petugas apotek kurang menyapa pelanggan saat
pelanggan datang
Petugas apotek memberikan kemudahan dalam
akses pelayanan kesehatan
Petugas apotek memperhatikan pelanggan yang
menunggu antrian terlalu lama
Komunikasi pelanggan dengan Petugas apotek
berjalan baik dan lancar
Petugas apotek membiarkan pelanggan
menunggu antrian terlalu lama
Harapan

SP P KP TP

SP P KP TP

SP P KP TP

SP P KP TP

SP P KP TP
STP
STP
STP
STP
STP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Kenyataan
6

SB B KB TB
7

SB B KB TB
8

SB B KB TB
9

SB B KB TB
10 
SB B KB TB
11 
SB B KB TB
12 
SB B KB TB
13 
SB B KB TB
14 
SB B KB TB
No
15
16
17
18
19
88
Harapan

SP P KP TP
Petugas Apotek berpenampilan rapi

SP P KP TP
Kondisi ruang gedung apotek bersih

SP P KP TP
Parkir kendaraan di apotek mudah

SP P KP TP
Apotek memiliki fasilitas TV

SP P KP TP
Anda merasa khawatir saat memarkir kendaraan 
di apotek
SP P KP TP
Apotek memiliki fasilitas AC

SP P KP TP
Apotek memiliki fasilitas toilet

SP P KP TP
Fasilitas bacaan tersedia di apotek

SP P KP TP
Pernyataan Tangibles
Apotek memiliki ruang tunggu yang nyaman
STB
STB
STB
STB
STB
STB
STB
STB
STB
Kenyataan

SB B KB TB STB

SB B KB TB STB

SB B KB TB STB

SB B KB TB STB

SB B KB TB STB
Pernyataan Assurance
Obat yang tersedia di apotek lengkap
Harga jual obat terjangkau
Obat yang diterima tidak di kemas dengan baik
Harga obat yang dibeli sesuai kemampuan
Harga obat yang dijual tidak sesuai kemampuan
Harapan

SP P KP TP

SP P KP TP

SP P KP TP

SP P KP TP

SP P KP TP
STP
STP
STP
STP
STP
STP
STP
STP
STP
STP
STP
STP
STP
STP
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
20
Kenyataan

SB B KB TB STB
Harapan

SP P KP TP STP

SB B KB TB STB
Pernyataan Reability
Petugas Apotek kurang lengkap dalam
memberikan informasi tentang obat yang
dibeli pelanggan
Petugas Apotek memberikan rekomendasi obat
lain yang dibutuhkan untuk para pelanggan
21
22

SB B KB TB STB
Petugas Apotek memberikan informasi yang
lengkap tentang obat yang dibeli

SP P KP TP STP
23

SB B KB TB STB
Petugas apotek segera menyampaikan informasi
apabila ada hal yang penting untuk pelanggan

SP P KP TP STP
24

SB B KB TB STB

SB B KB TB STB
Pelanggan mendapatkan pelayanan konsultasi
terhadap keluhan yang ada oleh Apoteker
Petugas apotek kurang menyampaikan informasi
apabila ada hal yang penting

SP P KP TP STP

SP P KP TP STP
26

SB B KB TB STB
Pelanggan kurang mendapatkan pelayanan
konsultasi terhadap keluhan yang ada oleh
Apoteker

SP P KP TP STP
No
27
Kenyataan
Pernyataan Responsivess
Pelayanan
petugas
Apotek dalam memberikan

SB B KB TB STB obat jadi, lamban (lebih dari 15 menit)
Harapan

SP P KP TP STP
28

SB B

SB B

SB B

SB B

SB B

SP P KP

SP P KP

SP P KP

SP P KP

SP P KP
25
29
30
31
32
KB
KB
KB
KB
KB
Pelayanan petugas Apotek dalam memberikan
TB STB obat cepat (kurang dari 15 menit)
Pelayanan petugas Apotek pada saat
TB STB pembayaran lamban
Menebus obat racik maximal 30 menit
TB STB
Pelayanan petugas Apotek pada saat
TB STB pembayaran cepat
Apoteker selalu ada sesuai jadwal
TB STB

SP P KP TP STP
TP STP
TP STP
TP STP
TP STP
TP STP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner
Apotek Wipa
Uji Validitas
Hasil korelasi dengan variabel y
Dimensi
Tangibility
Empathy
Reliability
Assurance
Responsiveness
Item
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
2
3
4
5
21
22
23
24
25
26
27
15
16
17
18
19
20
28
29
30
31
32
33
Kenyataan
Harapan
.820’’
.663’’
.843’’
.856’’
.472’’
.817’’
.838’’
.793’’
.705’’
.821’’
.502’’
.822’’
.527’’
.738’’
.780’’
.756’’
.841’’
.700’’
.799’’
.891’’
.871’’
.743’’
.896’’
.775’’
.870’’
.599’’
.719’’
.873’’
.771’’
.837’’
.835’’
.753’’
.811’’
.619’’
.873’’
.709’’
.834’’
.898’’
.627’’
.826’’
.845’’
.763’’
.774’’
.807’’
.740’’
.856’’
.480’
.512’’
.881’’
.819’’
.792’’
.710’’
.707’’
.414’
.751’’
.902’’
.642’’
.235
.728’’
.786’’
.665’’
.658’’
.696’’
.839’’
.816’’
.772’’
Syarat
minimum
validitas
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
Keterangan: ’ adalah korelasi signifikan pada level 0,05 (2-tailed)
Ket.
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
’’ adalah korelasi signifikan pada level 0,01 (2-tailed)
Uji Reabilitas
Kenyataan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.889
33
Item-Total Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00015
VAR00016
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00024
VAR00025
VAR00026
Corrected
Scale Mean if Scale Variance Item-Total
Item Deleted if Item Deleted Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
119.2000
118.0000
118.2000
117.9333
118.7000
118.1333
118.0333
118.0667
117.9333
118.0333
119.3333
118.7333
118.1667
118.5667
117.8667
117.7667
118.9000
118.9000
117.9000
118.8000
118.9667
117.9667
117.9333
117.9667
118.0000
118.8333
.888
.888
.891
.888
.888
.886
.890
.894
.890
.891
.885
.884
.886
.889
.887
.886
.877
.880
.889
.882
.877
.891
.885
.883
.885
.879
117.890
124.138
125.407
123.995
115.734
120.878
125.482
127.030
125.237
126.861
117.057
116.064
120.557
122.875
122.395
121.840
108.714
110.990
122.783
112.855
108.102
125.413
120.547
118.309
119.931
110.351
.346
.271
.058
.307
.404
.465
.125
-.067
.108
-.101
.461
.533
.416
.230
.359
.430
.758
.648
.255
.608
.781
.062
.509
.660
.486
.689
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00031
VAR00032
VAR00033
N of Items
118.7333
119.3000
117.8667
119.3333
118.2333
117.8333
118.0000
107.444
114.010
122.051
114.506
125.151
121.178
122.483
.814
.580
.339
.548
.108
.540
.253
.876
.882
.887
.883
.890
.885
.889
Harapan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.501
33
Item-Total Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00015
VAR00016
VAR00017
Corrected
Scale Mean if Scale Variance Item-Total
Item Deleted if Item Deleted Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
111.1667
108.9333
109.0333
109.0000
111.3333
109.0667
109.2000
108.8667
109.0333
109.3000
111.2333
109.8000
109.1667
109.5000
108.8667
108.9000
111.3000
.474
.469
.481
.465
.576
.461
.494
.448
.474
.483
.515
.501
.475
.494
.451
.445
.530
23.178
23.926
24.585
23.724
28.437
23.857
25.131
23.154
24.378
24.838
25.840
24.648
23.868
24.672
23.292
23.059
25.872
.226
.337
.241
.349
-.344
.534
.123
.548
.357
.277
-.042
.082
.242
.120
.517
.584
-.073
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
VAR00018
VAR00019
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00024
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00031
VAR00032
VAR00033
N of Items
111.5333
109.1667
110.6333
111.4667
109.3333
108.9000
108.9667
108.8333
111.2667
111.3333
111.4333
108.9333
111.2667
108.9333
108.8667
108.9000
27.706
25.523
23.964
27.568
24.644
23.886
23.964
24.420
25.789
25.540
25.771
23.926
27.513
23.720
23.913
24.369
-.358
-.003
.074
-.269
.101
.397
.256
.266
-.038
.025
-.027
.402
-.272
.450
.381
.207
.545
.512
.509
.555
.497
.465
.475
.478
.516
.505
.512
.466
.551
.461
.466
.482
Lampiran 3. Uji normalitas data dan transformasi data
Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid
Missing
Total
N
Percent
N
Percent
N
Percent
Sanata
32
100.0%
0
.0%
32
100.0%
Panasea
32
100.0%
0
.0%
32
100.0%
Descriptives
Sanata
Mean
Statistic
Std. Error
3.6856
.13894
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Panasea
95% Confidence Interval Lower Bound
for Mean
Upper Bound
3.4023
5% Trimmed Mean
3.7201
Median
4.1100
Variance
.618
Std. Deviation
.78596
Minimum
2.17
Maximum
4.52
Range
2.35
Interquartile Range
1.62
Skewness
-.727
.414
Kurtosis
-1.214
.809
Mean
3.6119
.16961
95% Confidence Interval Lower Bound
for Mean
Upper Bound
3.2660
5% Trimmed Mean
3.6571
Median
4.2050
Variance
.921
Std. Deviation
.95944
Minimum
1.86
Maximum
4.52
Range
2.66
Interquartile Range
1.97
Skewness
-.809
.414
Kurtosis
-1.240
.809
3.9690
3.9578
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df
Sig.
Statistic df
Sig.
Sanata
.223
32
.000
.810
32
.000
Panasea
.286
32
.000
.748
32
.000
a. Lilliefors Significance Correction
Transformasi data
Case Processing Summary
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Cases
Valid
Missing
Total
N
Percent
N
Percent
N
Percent
32
100.0%
0
.0%
32
100.0%
trans_panasea 32
100.0%
0
.0%
32
100.0%
trans_sanata
Descriptives
trans_sanata
trans_panasea
Statistic
Std. Error
Mean
.5555
.01815
95% Confidence Interval Lower Bound
for Mean
Upper Bound
.5185
5% Trimmed Mean
.5614
Median
.6138
Variance
.011
Std. Deviation
.10270
Minimum
.34
Maximum
.66
Range
.32
Interquartile Range
.20
Skewness
-.845
.414
Kurtosis
-.971
.809
Mean
.5396
.02365
95% Confidence Interval Lower Bound
for Mean
Upper Bound
.4914
5% Trimmed Mean
.5476
Median
.6238
Variance
.018
Std. Deviation
.13378
Minimum
.27
Maximum
.66
Range
.39
Interquartile Range
.26
Skewness
-.896
.414
Kurtosis
-1.043
.809
.5926
.5878
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df
Sig.
Statistic df
Sig.
.252
32
.000
.794
32
.000
trans_panasea .299
32
.000
.735
32
.000
trans_sanata
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 4. Uji Mann-Whitney
Mann-Whitney Test
Ranks
Ket
N
Mean Rank Sum of Ranks
kepuasan usd
32
32.94
1054.00
panasea
32
32.06
1026.00
Total
64
Test Statisticsa
kepuasan
Mann-Whitney U
498.000
Wilcoxon W
1026.000
Z
-.188
Asymp.
tailed)
Sig.
(2-
.851
a. Grouping Variable: Ket
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Maria Elfina Silvia. Penulis lahir
di kota Samarinda pada tanggal 24 Oktober 1989 dan
merupakan anak dari pasangan S. Agustinus Wang dan
Aloysia Pujiastuti. Pendidikan awal di Taman Kanak-Kanak
BaroenawatiSamarinda (1994-1995), dilanjutkan di Sekolah
Dasar Katolik 1 W.R. Soepratman Samarinda (1995-2001).
Pendidikan dilanjutkan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Samarinda (20012004) dan dilanjutkan ke Sekolah Menengah AtasNegeri 1 Samarinda (20042007).
Pada tahun 2007 melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama menjalani pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, penulis pernah mengikuti kegiatan kepanitiaan, yaitu sebagai
panitia pekan suci Campus Ministry USD (2008), panitia Seminar Teknik
Presentasi Mahasiswa Angkatan 2006 (2008), seksi perlengkapan dan dekorasi
Seminar Entrepreneurship Fakultas Farmasi USD (2008), seksi dana dan usaha
Kampanye Informasi Obat (2008), koordinator seksi dana dan usaha pelepasan
wisuda (2008), seksi dana dan usaha donor darah JMKI (2009), dan seksi
kesekretariatan Temu Alumni dalam Rangka Lustrum III Fakultas Farmasi USD
(2010). Penulis aktif sebagai anggota Pos Kesehatan Kotabaru (2008-2009),
anggota Paduan Suara Fakultas Farmasi ‘Veronica’ (2007-2008). Penulis pernah
menjadi tenaga medis pada pengobatan gratis yang diselenggarakan oleh
Community Development Consultants (CDC) di Indonesia (2010), Duta Patient
Counseling Competition di Universitas Gadjah Mada (2010).
Download