BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang terdiri dari 2 tim dimana kedua tim saling berusaha untuk memasukan bola kedalam ring lawan untuk memperoleh poin. Chandra (2010: 23) mengemukakan bahwa “permainan bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu. Setiap regu ada 5 pemain. Permainan ini memerlukan kerja sama dan koordinasi yang baik”. “Permainan bola basket merupakan suatu cabang olahraga dimana hampir semua unsur gerakan tubuh manusia dipergunakan. Hal inilah yang membuat pemain agak sulit untuk cepat menjadi pemain bola basket yang baik”. Muhajir (2007: 22). Bola basket termasuk jenis permainan yang kompleks gerakannya. Artinya gerakannya terdiri atas gabungan unsur-unsur gerak yang terkoordinir rapi” (muhajir 2007: 13). Berkat keistimewaan ini, bola basket telah menjadi permainan di era moderen. Permainan bola basket merupakan semua unsur gerakan tubuh manusia dipergunakan. Hal inilah yang membuat pemain agak sulit untuk cepat menjadi pemain bola basket yang baik. Kesulitan ini juga yang akan dialami oleh pembina atau guru penjasorkes yang akan melatih permainan bola basket ini dengan baik dan benar. 1 Menurut Chandra, bahwa “Dalam memainkan bola basket ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai. Diantaranya yaitu dribbling, passing (operan), menerima bola, dan tembakan (shooting)”. a. Dribbling Dribbling adalah cara untuk bergerak dengan bola yang dilakukan oleh seorang pemain. Tujuannya untuk membebaskan diri dari lawan atau mencari posisi bagus untuk mengoper atau menembak bola kering basket. Saat dribbling, pemain menjaga bola tetap berada disisi tubuhnya yang berada jauh dari pemain bertahan. Untuk melakukan dribbling bola didorong pelan kebawah dengan kondisi jari tangan terbuka. Semua pemain harus berlatih melakukan dribbling dengan baik menggunakan tangan kiri atau kanan tanpa melihat bola. Contoh gerakan dribble seperti nampak pada gambar dibawah ini. Sumber: Dwi Sarjiyanto(2010: 10) Gambar 1 : Cara melakukan dribble Hartyani (2008: 11-12) Ada beberapa cara dribbel yang sering digunakan oleh pemain. Yaitu: 2 1. Change of pae dribble : dribble ini adalah yang paling umum dalam bola basket dan digunakan untuk membuat pemain bertahan berpikir bahwa pelaku dibble akan memperlambat atau mempercepat tempo dibble, atau mencari teman setim untuk mengoper tapi tetap mempertahankan dribble, dan melewati pemain bertahan dengan kecepatan penuh. 2. Low or control dibble: dribble dilakukan setip kali pemain dijaga ketat. Tipe dribbling ini hanya menjaga bola tetap tetap rendah dan terkontrol. Bola dribble disisi tubuh, jauh dari pemain bertahan. Telapak tangan yang mendribblle dijaga tetap diatas bola. 3. High or speed dribble: ketika pemain berada dilapangan terbuka dan harus bergerak secepatnya dengan bola, maka ia akan menggunakan dribble ini. Ketika belari dengan cepat, pemain akan mendorong bola didepanna dan membiarkannya melambung keatas sampai setinggi pinggulnya. Tangan yang mendribble tidak berada tepat diatas bola, melainkan dibelakangnya. 4. Crossover dribble : dribble dengan satu tangan, yang kemudian saat mendekati pemain bertahan akan mendorong bola melewati tubuhnya kearah tangan yang lain. Gerakan ini sangat begus untuk memperdaya pemain bertahan, namun bola bisa dicuri bila tidak dilakukan dengan baik karena bola tidak terjaga. 5. Behind the back dribble: jenis dribble ini digunakan ketika pemain mengganti arah supaya terbebas dari pemain bertahan. Bola digerakan dari suatu sisi lain dengan mengayunkannya dibelakang tubuh. 3 6. Between the legs dribble: dribble ini adalah cara cepat untuk memindahkan bola dari tangan satu kelengan lain melewati sela kaki. Dilakukan ketika pen dibble dijaga dengan ketat atau ia ingin mengganti arah. 7. Reverse dribble: dribble yang dikenal dengan spin dribble ini, juga salah satu jenis dribble yang dilakukan untuk mengganti arah dan memantulkan bola dari tangan satu ketangan lain ketika dijaga dengan ketat. Supaya efektif, dribble ini harus dilakukan dengan tepat saat pen-dribble mendorong bola kelantai dan berputar mengelilingi pamain bertahan. b. Passing (operan) Passing berarti mengoper bola. Operan merupakan teknik dasar pertama. Dengan operan para pemain dapat dilakukan gerakan mendekati ring basket untuk kemudian tembakan. Operan dapat dilakukan dengan cepat dan keras. Yang penting bola dapat dikuasai oleh teman yang menerimanya. Bantuan (assist) yang baik sama penting dan menariknya dengan mendapatkan angka. Operan juga dapat dilakukan secara lunak. Jenis operan tersebut bergantung pada keseluruhan, yaitu kedudukan teman, situasi teman, waktu, dan taktik yang digunakan. Untuk dapat melakukan operan dengan baik dalam berbagai situasi, pemain harus menguasai bermacammacam teknik dasar mengoper bola dengan baik. Hartyani (2008: 30-32) Pada umumnya Ada 3 jenis passing (operan) yaitu : 1. Chest pass (operan dada) adalah operan yang umum dilakukan bila tidak ada pemain. Dan caranya dengan mengoper bola dengan dua tangan dari depan dada. 4 2. Bounce pass (mengoper bola pantulan) dilakukan dalam posisi bola dedepan dada. Operan ini sangat baik dilakukan untuk menerobos lawan yang tinggi. Bola dipantulkan disamping kiri atau kanan lawan dan teman sudah siap menerimanya dibelakang lawan. Lemparan ini harus dilakukan dengan cepat agar tidak bertahan/terserobot lawan. Lemparan pantulan juga dapat dilakukan dengan jalan menipu lawan kesamping kanan, padahal bola dilemparkan kesebelah kiri atau sebaliknya. Cara melakukan lemparan pantulan dengan dua tangan sebagai berikut: a. Metode pelaksanaannya (sikap permulaan) sama dengan operan setinggi dada b. Bola dilepaskan atau didorong dengan tolakan dua tangan menyorong kebawah dari letak badan lawan dengan kira-kira 1/3 dari penerima c. Pandangan mata kearah bola yang dipantulkan, kemudian penerima d. Bila berhadapan dengan lawan, maka sasaran pantulan bola berada disamping kanan atau kiri kaki lawan. Adapun kesalahan-kesalahan yang dilakukan saat melempar bola pantulan dengan dua tangan sebagai berikut: a. Titik pantulan terlalu dekat atau terlalu jauh dengan penerima b. Banyak memberikan putaran pada bola, sehingga mengakibatkan tolakan (pantulan) yang salah c. Gerakannya bukan menolak tetapi membantingkan. Contoh cara melakukan bounce pass seperti nampak pada gambar berikut ini. 5 Sumber: sri wahyuni (2010: 13) Gambar 2 : Cara melakukan bounce pass 3. Overhead pass (mengoper bola dari atas kepala): lemparan ini biasanya dilakukan oleh pemain-pemain yang berbadan tinggi sehingga melampaui daya raih lawan. Lemparan ini juga bisa digunakan untuk operan cepat. Contoh gerakannya seperti nampak pada gambar dibawah ini. Sumber: Sodikin chandra(2010: 26) Gambar 3 : Cara melakukan overhead pass 6 c. Menerima bola Agar dapat menerima bola dengan baik dalam berbagai posisi dan situasi, pemain harus menguasai teknik dasar menerima bola dengan baik. Teknik menerima bola sebagai berikut: 1. Berdiri dengan sikap kaki melangkah menghadap arah datangnya bola 2. Kedua lengan dijulurkan kedepan menyonsong arah datangnya bola dengan sikap telapak tangan menghadap arah datangnya bola 3. Berat badan bertumpu telapak tangan, tariklah kaki depan kebelakang, siku kedua lengan ditekuk hingga bola ditarik mendekati dada/badan 4. Badan agak condong kedepan 5. Berat badan bertumpu pada kaki belakang 6. Posisi bola dipegang di depan badan d. Tembakan (shooting) Untuk memasukan bola kekeranjang diistilakan dengan menembak, dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan, dan lay-up shot. 1. Tembakan satu tangan (one hand set shoot) Sikap badan pada waktu akan menembakkan bola: berdiri tegak, kaki sejajar atau kaki kanan didepan (bagi yang tidak kidal), kaki kiri kebelakang, sementara lutut ditekuk. Bola dipegang dengan tangan kanan diatas kepala dan didepan dahi, siku tangan kanan ditekuk kedepan, tangan kiri membantu memegang bola agar tidak jauh dan berfungsi untuk menjaga keseimbangan, serta pandangan ditujukan kekeranjang (ring basket). Kemudian bola ditembakan kekeranjang basket dengan gerakan siku, badan, dan lutut 7 diluruskan secara serempak. Pada waktu tangan lurus, bola dilepaskan, jarijari dan pergelangan tangan diaktifkan. 2. Tembakan dua tangan Sikap badan pada waktu melakukan tembakan adalah: badan tegak, kedua kaki dibuka sejajar, kedua lutut ditekuk.bola dipegang dengan kedua belah tangan diatas dan didepan dahi. Kedua siku ditekuk,pandangan diarahkan kekeranjang basket. Bola ditembakan kekeranjang basket dengan bantuan dorongan, lengan (siku), badan dan lutut diluruskan secara serempak. Pada waktu bola lepas, jari-jari tangan dan pergelangan tangan diaktifkan, artinya digerakkan keatas kedepan dan kebawah. 3. Tembakan lay-up Tembakan lay-up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan kedalam keranjang basket yang didahului dengan gereak 2 langkah. e. Teknik latihan olah kaki Gerakan kaki yang baik dapat difungsikan untuk menghadang/mencegah operan atau menggiring bola. Olah kaki dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Bergeraklah dengan cara mendekat, menggeser, dan melangkah mundur tanpa ada langkah silang 2. Jaga jarak sebaik-baiknya dengan posisi jaga sambil mengingat syarat-syarat yang umum maupun yang khusus. 3. Jangan sekali-kali mengadakan langkah silang 4. Ambillah jarak lebih cepat selangkah dalam mengikuti pengiring 8 5. Rapatkan dan cegahlah lawan yang jelas-jelas akan menembak 6. Jangan meloncat sebelum jelas pemain meloncat lebih dulu 7. Untuk menghindari tipuan, pandanglah pinggang lawan 8. Hadang dan tutuplah jalan pemotong yang menuju kearah basket. f. Teknik latihan pivot Yang dimaksud dengan pivot dalam permainan bola basket adalah menggerakan salah satu kaki kesegala arah dengan kaki yang lainnya tetap ditempat sebagai poros. Tujuan berputara adalah menggerakan gerak tipu atau menghindari lawan yang berusaha merebut bola. Ketentuan-ketentuan dalam melakukan pivot adalah sebagai berikut. 1. Bila seorang pemain menerima bola dengan keadaan kaki sejajar, ia bolah melangkahkan kakinya kesegalah arah dengan salah satu kaki, sedangkan kaki yang satunya lagi harus tetap kontak dengan lantai sebagai kaki poros 2. Bila seorang pemain menerima bola dalam keadaan berlari dan berhenti dengan kaki kanan, maka dia hanya bisa menjadikan poros kaki sebelah kanan dan begitu juga sebaliknya. 2.1.2 Hakikat Chest Pass Operan chest pass merupakan operan yang memerlukan keterampilan tangan dalam melakukan operan dimana bola dipegang didepan dada dan kemudian didorong kearah teman atau lawan. Chandra (2010: 25) mengemukakan bahwa “Mengoper bola dengan dua tangan dari depan dada merupakan operan yang sering dilakukan dalam suatu pertandingan bola basket. Operan ini berguna untuk jarak pendek”. Mengoper bola dengan cara 9 ini akan menghasilkan kecepatan, ketepatan, dan kecermatan. Jarak lemparan adalah 5 sampai 7 meter. Roji (2007: 21) mengemukakan bahwa “Cara melakukannya sebagai berikut: a. Tahap persipan 1. Berdiri dengan sikap melangkah 2. Bola dipegang dengan kedua tangan didepan dada 3. Badan agak condong kedepan b. Tahap gerakan 1. Dorong bola ke depan dengan meluruskan kedua lengan bersama kaki belakang dilangkahkan kedepan dan berat badan dibawah kedepan 2. Lepaskan bola dari kedua pagangan tangan setelah kedua lengan lurus 3. Arah bola lurus sejajar dada c. Akhir gerakan 1. Berat badan dibawah kedepan 2. Kedua lengan lurus kedepan rileks 3. Pandangan mengikuti arah gerakan bola”. Contoh gerakannya seperti gambar dibawah ini. Sumber: Dwi Sarjiyanto(2010: 9) Gambar 4 : Cara melakukan chest pass 10 2.1.3 Hakikat Model Pembalajaran Pendidikan memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkaualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelolah, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar seseorang, ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu, kemampuan guru (profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih baik. Sudjana (2005: 76). “model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif” (Hanafiah 2012 :41). Ibarat pakaian yang penuh variasi lengkap dengan berbagai corak warna dan modelnya, semua itu adalah dengan tujuan agar si pemakai merasa nyaman, aman, terlindung, juga agar merasa percaya diri dan dihargai/dihormati orang lain. Orang lain yang memandang cara berpakaian pun akan merasa senang, simpati, bahkan mungkin tertarik akan performa dan potongan/model pakaian tersebut. Maka secara lugas dapat dikatakan bahwa tujuan daripada berpakaian sudah tercapai. Demikian juga dengan pembelajaran. Banyak ragam strategi pembelajaran, pendekatan, metode pembelajaran dan juga model pembelajaran. Tujuan dilaksanakannya berbagai macam strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan model pembelajaran adalah agar guru/pendidik lebih mudah, lebih efektif dan efisien dalam menerapkan suatu pembelajaran sehingga apa yang menjadi tujuan 11 pembelajaran akan mudah tercapai secara maksimal. Bagi peserta didik akan menimbulkan perasaan senang, termotivasi, tertantang sehingga pembelajaran pun menjadi lebih bermakna dan PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan ). Tidak ada lagi pembelajaran yang monoton dan menjemukan. Benny A. Pribadi (2009: 11) Khusus model pembelajaran, ternyata jumlahnya cukup banyak. Hal ini karena selalu ada inovasi-inovasi baru yang dilakukan oleh kalangan guru/pendidik, ahli pendidikan dan kaum cerdik cendikiawan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Efektif atau tidaknya suatu model pembelajaran diterapkan, tidak ditentukan oleh kecanggihan suatu model pembelajaran saja, karena pada prinsipnya tidak ada satu model pembelajaran pun yang terbaik. Model pembelajaran yang terbaik adalah model pembelajaran yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Seperti pada pembelajaran penjas orkes. Model pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan sisi dan kondisi. Baik dari segi kemampuan siswa maupun peralatan yang dimiliki oleh setiap sekolah. Contohnya dalam pembelajaran penjas orkes pada materi bola basket dari segi alat dalam hal ini bola basket. Bisa kita modifikasi atau menggantikan dengan bola plastik. Karena bola plastik ini mudah terasa ringan sehingga siswa mudah menyesuaikan gerakan yang dicontohkan oleh guru. Model pembeljaran seperti ini sibut dengan model pembelajaran modifikasi atau modifikasi model pembelajaran. 2.1.4 Hakikat Modifikasi Model Pembelajaran Modifikasi adalah suatu perubahan dari suatu yang ada menjadi hal baru. Sedangkan model pembelajaran adalah cara atau strategi pembelajaran yang 12 dipersiapkan oleh guru untuk proses pembelajaran. Husdarta (2009: 183) mengungkapkan bahwa sarana pembelajaran permainan harus dimodifikasi agar pembelajaran permainan tersebut tetap dapat dilaksanakan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Samsudin (2008: 58) mengemukakan bahwa: “modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esesnsi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunnya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Caracara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajaran yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Beberapa aspek penilaian modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang: tujuan, karateristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya. Samsudin (2008: 60) mengungkapkan bahwa: “Aspek analisis modifikasi Yaitu: 1. Modifikasi tujuan pembelajaran Modifikasi tujuan pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan materi dala 3 komponen yakni: tujuan perluasan, tujuan penghalusan, dan tujuan penerapan 2. Modifikasi materi pembelajaran Modifikasi meteri pembelajaran ini dapat diklasifikasikan kedalam beberapa komponen dasar sebagai berikut ini: a) komponen keterampilan, b) kalasifikasi 13 materi, c) kondisi penampilan, d) jumlah skil, e) perluasan jumlah perbedaan respons 3. Modifikasi lingkungan pembelajaran Modifikasi lingkungan pembelajaan ini dapat diklasifikasikan kedalam beberapa klasifikasi sebagai berikut: a) peralatan, b) penataan ruang gerak, c) jumlaah siswa yang terlibat. Berkaitan dengan modifikaisi lingkungan pembelajaran tersebut komponen-komponen penting yang dapat dimodifikasi. Menurut Aussie dalam samsudin (2008: 64) meliputi bahwa: 1. Ukuran, berat, atau bentuk peralatan yang digunakan 2. Lapangan permainan 3. Waktu bermain atau lamanya permainan 4. Peraturan permainan 5. Jumlah pemain 4. Modifikasi evaluasi pembelajaran Evaluasi meteri maksudnya adalah penyusunan aktivitas belajar yang terfokus pada evaluasi skill yang sudah dipelajari siswa. Sukintaka dalam feby kurniawan (2011: 226) dalam memodifikasi alat bola basket perlu melihat asfek-asfek gerakan, teknik, alat dalam bola basket.Modifikasi model pembelajaran adalah cara atau strategi pembelajaran dengan merubah alat atau media pembelajaran. Modifikasi merupakan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Sebab dengan memodofikasi media pembelajaran akan mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Modifikasi ini bisa dilakukan pada materi-materi permainan bola besar. Bola basket merupakan salah 14 satu materi yang termasuk dalam permainan bola besar yang bisa di modifikasi. Ada berapa media yang bisa di modifikasi diantaranya adalah: a. Bola yang asli bisa diganti dengan bola plastik b. Tinggi tiang dikurangi disesuaikan dengan jangkauan anak c. Keranjang bisa berupa ember atau baskom d. Ukuran lapangan diminimalisir Peraturan permainan bola basket terlalu sulit bagi siswa, sehingga siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran materi permainan bolabasket. Oleh sebab itu, diperlukan modifikasi permainan bola basket. 2.1.5 Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar merupakan salah satu faktor untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam belajar. Hasil belajar dapat diartikan sebagai akumulasi dari berbagai faktor yang dimulai dari awal sampai hasilnya. Hasil belajar mengambarkan kemampuan siswa setelah mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai denagan pendapat sudjana (2001:3) yang menyatakan bahwa “ hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menempuh proses belajar. Hasil belajar pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif (intelektual ), efektif (sikaf ), dan psikomotorik (bertindak) perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk separti perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kecakapan, serta perubahan aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Dalam proses pembelajaran kimia, khususnya pada pokok bahasan perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara 15 pengukurannya, kemampuan belajar siswa yang nyata dapat diukur menggunakan tes yaitu pada aspek koknitif. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan tingkah laku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku adalah berupa penguasan konsep. Dalam pembelajaran tingkah laku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktifitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Hasil belajar merupakan pembelajaran tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan penimbangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya (Hamalik 1994:55) secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (Anni 2004:11). Faktor internal mencakup: a. Kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh b. Kondisi psikis, seperti kemampuan intelektua, emosional dan bakat c. Kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh pembelajar akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses dan hasil belajar. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain variasi dan derajat kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan dan budaya belajar 16 masyarakat. Faktor- Faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar 2.2 Kerangka Berpikir Modifikasi adalah suatu perubahan dari suatu yang ada menjadi hal baru. Sedangkan model pembelajaran adalah cara atau strategi pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru untuk proses pembelajaran. Jadi modifikasi model pembelajaran adalah cara atau strategi pembelajaran dengan merubah alat atau media pembelajaran. Sebab dengan memodofikasi media pembelajaran akan mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Modifikasi merupakan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan memodifikasi model pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik. 2.3 Hipotesis Berdasarkan dari kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat pengaruh modifikasi model pembelajaran terhadap hasil belajar bola basket pada Materi Chest Pass Siswa kelas VIII SMP Negeri I Batudaa” 17