BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi dan Produksi Manajemen Operasi dan Produksi didefinisikan oleh Richard B. Chase dan Nicholas J. Aquilano (1995, p5) merupakan manajemen perancangan, pelaksanaan, dan peningkatan sistem produksi perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa. Komponen sistem produksi terdiri-dari : pelanggan, bahan baku, barang setengah-jadi, dan barang jadi (produk) yang lebih dikenal dengan sebutan 5P yaitu : people, plants, parts, processes, planning and control system. Konsep Manajemen Operasi dan Produksi dapat dilihat pada model berikut ini : Marketplace Corporate Strategy Finance Strategy Operations Strategy Marketing Strategy Operations management Inputs Outputs People Materials Customers Plants Parts Processes Planning and control systems Production System Sumber : Chase, Richard B., “Production and Operations Management”, 1995, p. 5. Gambar 2.1 Model Manajemen Operasi dan Produksi 3 Products Services 4 Strategi perusahaan dirumuskan berdasarkan permintaan konsumen yang kemudian dituangkan dalam misi perusahaan untuk dijabarkan lebih lanjut mengenai upaya pemanfaatan sumber-sumber daya dengan tepat dan keterkaitan fungsi-fungsi yang ada seperti pemasaran dan keuangan sehingga dicapai tingkat keunggulan bersaing yang tinggi. Strategi operasi menjabarkan mengenai upaya pemanfaatan kapabilitas produksi dengan efisien dan efektif untuk memenuhi strategi perusahaan mencakup aspek antara lain : penyediaan kapasitas produksi, fasilitas, teknologi, integrasi vertikal, tenaga kerja, mutu produk, perencanaan produksi dan bahan baku, serta pengorganisasian. Strategi operasi harus dihubungkan secara vertikal dengan pihak konsumen dan secara horisontal dengan bagian-bagian organisasi perusahaan. Kerangka kerja strategi operasi dimulai dengan perumusan visi perusahaan yaitu identifikasi target pasar, product line, core enterprise, dan kapabilitas operasi. C. Wickham Skinner mengatakan bahwa hubungan antara strategi perusahaan dengan strategi operasi adalah sangat erat yang dijabarkan dalam empat kriteria, yakni : biaya (Cost), mutu (Quality), kecepatan (Speed of Delivery), dan fleksibilitas (Flexibility). Tingkat biaya yang rendah sehingga perusahaan mampu bersaing dengan baik. Mutu dibagi atas 2 (dua) kategori yaitu mutu produk dan mutu proses sehingga perusahaan mampu berfokus pada kebutuhan pelanggan dan menguasai segmen pasar tertentu. Kecepatan adalah salah satu faktor penentu keputusan dari pihak pelanggan atas produk perusahaan sehingga dikatakan memiliki harga premium. Fleksibilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan produk yang beragam dan melalui tahap-tahap proses produksi yang berlainan. (Chase, 1995, pp 25-26) 2.2 Pengukuran Waktu Operasi 5 Pengukuran waktu operasi dilakukan sebagai penunjang pemilihan alternatif sistem kerja yang lebih baik dan sebagai parameter untuk menentukan apakah cara kerja yang diterapkan selama ini sudah paling efisien sehingga waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dapat dimanfaatkan sebagai waktu standar. Pengukuran waktu (time study) yang dipelopori oleh Frederick W. Taylor pada tahun 1881 bertujuan memperoleh waktu baku penyelesaian pekerjaan yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang operator normal untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Untuk mendapatkan waktu yang wajar pada setiap proses produksi maka harus diperhatikan, antara lain : kondisi kerja, operator, cara pengukuran, dan jumlah pengukuran yang dijelaskan sebagai berikut : • Menetapkan tujuan pengukuran, tingkat ketelitian data, dan tingkat kepercayaan. • Melakukan penelitian pendahuluan sehingga waktu yang diperoleh adalah waktu yang sesuai dengan kondisi tertentu yang layak diberikan kepada operator untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. • Memilih operator berkemampuan normal dan kompeten karena secara empiris menunjukkan bahwa operator berkemampuan rendah dan tinggi jumlahnya sedikit, sedangkan yang berkemampuan rata-rata jumlahnya banyak. • Melatih operator sehingga terbiasa dengan kondisi dan cara kerja yang ditetapkan. • Menguraikan pekerjaan menjadi elemen-elemen kerja sehingga diperoleh waktu siklus untuk masing-masing elemen kerja. 2.3 Waktu Siklus, Normal, dan Baku 6 Tujuan utama pengukuran kerja ialah menentukan waktu baku yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas (elemen kerja) tertentu dimana hasil pengukurannya dapat digunakan antara lain : menyusun jadwal tugas dan alokasi kapasitas, memotivasi operator dan penilaian kinerjanya, penerimaan kontrak baru, evaluasi kinerja, dan benchmarking. (Chase, 1995, pp 445-446) Teknik pengukuran kerja dibagi atas 4 (empat) teknik yaitu : time study (stopwatch and filmed micromotion analysis), elemental standard time data, predetermined motion-time data, dan work sampling. Pemilihan salah satu teknik yang akan dipakai sangat tergantung pada tingkat detail yang diperlukan dan konteks pekerjaan. Time study dan predetermined motion-time data umumnya digunakan pada tingkat detail tinggi dan berulang-ulang, sedangkan elemental data digunakan jika pekerjaan dilakukan pada peralatan dengan waktu proses tetap. Work sampling digunakan pada pekerjaan dengan waktu siklus panjang dan tidak sering (infrequent). Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut : • Menghitung Waktu Siklus Non-teoritis : Ws = Σ xi / N, dimana xi adalah data pengukuran waktu ke-i dari sejumlah N sampel. • Menghitung Waktu Normal : Wn = Ws x p , dimana p adalah faktor penyesuaian. Faktor ini diperhitungkan bila operator bekerja dengan tidak wajar sehingga hasil perhitungan waktu perlu disesuaikan untuk mendapatkan waktu penyelesaian normal. • Menghitung Waktu Baku : Wb = Wn x (1+a) , dimana a adalah kelonggaran (allowance) diberikan kepada operator untuk menyelesaikan pekerjaannya. 2.4 Simulasi 7 Simulasi adalah alat-bantu analisis, perancangan, dan pelaksanaan suatu sistem yang kompleks dimana pemakai membuat model dari suatu proses sistem sebelum perubahan benar-benar dilaksanakan ataupun untuk mempelajari permasalahan yang belum terpecahkan dengan tujuan tercapai biaya yang efektif dan komunikasi yang efisien. Model adalah deskripsi logis mengenai perilaku dan cara-kerja sistem, proses, atau bagian-proses sehingga pemakai dapat melakukan percobaan yang dikenal dengan analisis “what-if” dimana dapat dipelajari dan diprediksi sejauh mana pengaruh atas perubahan sistem. Misalkan, apakah perubahan proses akan meningkatkan pendapatan perusahaan atau mutu produk; berapakah jumlah operator yang diperlukan sehingga lini produksi lancar dan seimbang, dan sebagainya. Ada dua jenis model simulasi yaitu model statis dan dinamis. Model statis adalah berupa representasi persamaan matematis. Model dinamis biasanya memperhitungkan dimensi waktu proses (interval waktu) dibagi atas dua jenis yaitu : model diskret dan kontinue. Model diskret berada dalam interval waktu tertentu seperti : customer servicecenter dimana kejadian (event) yang mempengaruhi model tersebut adalah : datangnya pelanggan di depan loket; sedangkan model kontinue dipengaruhi waktu proses seperti : aliran air di dalam pipa, dan polusi asap pabrik. Ada 4 (empat) paket program simulasi menurut InformationWeek OpenLabs , yakni : • • • • Process Charter version 1.0.2 from Scitor Corp. in Menlo Park, California. PowerSim version 2.0.1 from Modell Data AS in Bergen, Norway. Ithink version 3.0.6.1 from High Performance Systems Inc. in Hanover, N.H. Extend+BPR version 3.1 from Imagine That! Inc. in San Jose, California. 8