BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan – kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Manajemen melibatkan efisiensi dan efektifitas penyelesaian aktivitas – aktivitas kerja organisasi. Efisiensi mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil. Input yang langka meliputi sumberdaya seperti orang, uang, peralatan di efisiensikan penggunaannya. Namun, tidak cukup hanya sekedar efisien manajemen juga memfokuskan pada efektifitas. Efektifitas sendiri biasanya diartikan sebagaimenyelesaikan kegiatan – kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai. Menurut pendekatan fungsi manajemen menunjukkan aktivitas atau kewajiban yang jelas ketika mengkoordinasikan pekerjaan orang lain secara efisien dan efektif. Empat fungsi dasar manajemen: a. Merencanakan Fungsi manajemen yang mencakup proses mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi untuk mencapai sasaran itu, dan menyusun mengintegrasikan dan mengoordinasikan sejumlah kegiatan. b. Mengorganisasi 6 rencana untuk 7 Fungsi manajemen yang mencakup proses menentukan tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana cara mengelompokkan tugas – tugas itu, siapa harus melapor ke siapa, dan dimana keputusan harus dibuat. c. Memimpin Fungsi manajemen yang mencakup memotivasi bawahan, mempengaruhi individu atau tim sewaktu mereka bekerja, memiliki saluran komunikasi yang paling efektif, dan memecahkan dengan berbagai cara masalah perilaku karyawan. d. Mengendalikan Fungsi manajemen yang mencakup memantau kinerja aktual, membandingkan aktual dengan standar, dan membuat koreksinya, jika perlu. Peran manajemen mengacu pada kategori – kategori tertentu perilaku manajerial. Sepuluh peran manajerial dikelompokkan manjadi tiga yaitu: a. Peran antarpribadi dimana peran manajerial ini melibatkan orang (bawahan dan orang di luar organisasi) dan kewajiban lain yang bersifal seremonial dan simbolis. Tiga peran antarpribadi itu meliputi menjadi seorang tokoh pemimpin, pemimpin, penghubung. Pemimpin simbolis diperlukan untuk menjalankan sejumlah kewajiban rutin yang bersifat legal dan sosial. Pemimpin bertanggung jawab untuk motivasi bawahan, bertanggung jawab untuk mengisi staff, melatih, dan tugas – tugas yang terkait. Penghubung menyelenggarakan jaringan kontak dan pemberi informasi luar yang berkembang sendiri yang memberikan dukungan dan informasi. 8 b. Peran informasional meliputi menerima, mengumpulkan dan menyebarkan informasi. Tiga peran informasional meliputi pemantau, penyebar dan juru bicara. Pemantau mencari dan menerima beraneka ragam informasi internal dan eksternal untuk mengembangkan pemahaman yang menyeluruh tehadap organisasi dan lingkungannya. Penyebar meneruskan informasi yang diterima dari orang luar atau dari bawahan kepada para anggota organisasi. Juru bicara meneruskan informasi kepada orang luar mengenai rencana, kebijakan, tindakan, dan hasil organisasi dll. c. Peran pengambilan keputusan yaitu peran manajerial yang berkisar seputar membuat pilihan. Keempat peranan pengambilan keputusan itu meliputi kewirausahaan, penyelesaian gangguan, pembagi sumber daya dan perunding. Wirausahawan mencari di dalam organisasi dan lingkungannya peluang dan inisiatif proyek – proyek perbaikan untuk melakukan perubahan. Penyelesai gangguan bertanggung jawab atas tindakan korektif bila organisasi menghadapi gangguan mendadak dan penting. Pengalokasi sumber bertanggung jawab terhadap alokasi segala sumberdaya organisasi membuat atau menyetujui semua keputusan organisasi yang berarti. Perunding bertanggung jawab mewakili organisasi pada perundingan – perundingan besar. Dalam proses manajemen diperlukan tiga keahlian atau kompetensi yang hakiki. Keahlian teknis mencakup pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus tertentu, misalnya perekayasaan, komputer, akuntansi, atau pabrikasi. Keahlian ini lebih penting pada tingkat manajemen yang lebih rendah karena para manajer itu 9 berhadapan langsung dengan karyawan yang melakukan pekerjaan organisasi. Keahlian tentang orang meliputi kemampuan untuk bekerja sama dengan baik dengan orang lain secara perorangan atau dalam kelompok. Keahlian konseptual adalah keahlian yang harus dimiliki oleh manajer untuk berpikir dan berkonsep tentang situasi yang abstrak dan rumit. 2.2 Manajemen Operasi 2.2.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006, p.4) produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa sedangkan Manajemen Operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengbah input menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, berlangsung di semua organisasi. Dalam perusahaan manufaktur terlihat aktivitas yang produksi yang menghasilkan barang sedangkan pada perusahaan yang tidak menghasilkan barang secara fisik, fungsi produksi tidak terlihat secara jelas. Contohnya adalah proses yang terjadi di bank, rumah sakit, perusahaan penerbangan, atau akademi pendidikan. Manajemen operasi didefinisikan sebagai desain, operasi, dan perbaikan sistem yang memproduksi dan memberikan produk utama perusahaan dan layanan jasa. Chase, Jacobs dan Aquilano (2005, p.6) 2.2.2 Pengertian Riset Operasi 10 Operations didefinisikan debagai tindakan-tindakan yang diterapkan pada beberapa masalah atau hipotesa. Sementara kata research adalah suatu proses yang terorganisasi dalam mencari kebenaran akan masalah atau hipotesa tadi. Operation Research secara teoritis secara teoritis merupakan ilmu pengetahuan yang berakar ke Scientific Management yang dipelopori oleh Taylor pada abad XVII. Di inggris, Operations Research dikenal sebagai Operational Research dengan definisi riset operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah rumit yang muncul dalam pengarahan dan pengolahan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan dan uang dalam industri, bisnis, pemerintah dan pertahanan. Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk suatu model ilmiah dari sistem, menggabungkan ukuran-ukuran faktor-faktor seperti kesempatan dan resiko, untuk meramalkan dan membandingkan hasil-hasil dan beberapa keputusan, strategi atau pengawasan. Tujuannya adalah membantu pengambil keputusan untuk menentukan kebijaksanaan dan tindakannya secara ilmiah. Dipicu oleh keberhasilan Operations Research di dalam operasi-operasi militer Perang Dunia II, berbagai bidang industri dan usaha secara bertahap menjadi tertarik dengan bidang baru ini. Paling sedikit ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan Operations Research yang sangat pesat di bidang industri. Pertama adalah kemajuan yang pesat di dalam perbaikan dan perkembangan teknikteknik Operations Research. Setelah perang selesai, beberapa ahli yang berpartisipasi di 11 dalam tim Operations Reseach termotivasi untuk melakukan penelitan lebih lanjut. Faktor kedua adalah perkembangan teknologi komputer yang dramatik. Komputer telah memungkinkan perhitungan yang rumit pada teknik Operations Research dilakukan dengan sangat mudah dan cepat. Namun demikian, kedua faktor ini juga telah menjadi faktor pendorong yang luar biasa bagi perkembangan teknik-teknik Operations Research di bidang Industri. Model-model dalam Operation Research adalah teknik-teknik optimisasi, yaitu suatu teknik penyelesaian terhadap permasalahan matematis yang akan menghasilkan sebuah jawaban optimal. Istilah optimal bersifat teoritis, artinya bisa dibuktikan secara matematis. Model adalah penggambaran atau tiruan dari dunia nyata. Di dalam Operations Research, abstraksi tersebut diwujudkan ke dalam model-model matematis. Oleh karena itu, keputusan optimal dari sebuah model mungkin merupakan keputusan terbaik, atau mungkin tidak. Hal itu tergantung kepada kemampuan model untuk mewakili persoalan. Sebuah penyelesaian optimal yang dihasilkan oleh sebuah model adalah sebuah penyelesaian matematis sehingga hasil tersebut hendaknya ditafsirkan sehingga dapat dibuat sebuah kebijaksanaan 2.2.3 Parameter Biaya dan Laba Biaya yang timbul dari pengoperasian sebuah sistem dapat di kelompokan kedalam tiga macam biaya, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel. 12 a. Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah secara langsung dengan satuan yang diproduksi. Di dalam realitas,karakteristik biaya variabel tidak selalu linear; namun demikian untuk kebutuhan analisis praktis bentuk linear semacam itu paling sering digunakan. Secara singkat bisa dikatakan bahwa bila suatu elemen biaya bertambah besar karena produksi bertambah maka elemen biaya tersebut adalah biaya variabel. b. Biaya tetap adalah elemen biaya yang tidak berubah pada setiap satuan barang yang diproduksi. Biaya tetap pada dasarnya telah dibayarkan sehingga tidak ada keputusan yang dapat mempengaruhi pengeluaran tersebut c. Biaya semi variabel adalah elemen biaya yang berubah dengan arah yang sama dengan unit yang di produksi namun kurang proporsional,atau dengan kata lain tidak linear. Contohnya adalah biaya pemeliharaan, indirect labor (pengawas) Beberapa ahli mengungkapkan biaya produksi merupakan semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai, atau biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Berdasakan defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi merupakan jumlah biaya yang diperlukan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Dari uraian di atas juga dapat di ketahui bahwa unsur-unsur biaya produksi terdiri dari: a. Bahan baku langsung (direct material) b. Tenaga kerja langsung (direct labor) 13 c. Overhead pabrik (manufacturing overhead). Dengan memahami ketiga unsur biaya produksi tersebut, maka akan lebih mudah untuk memahami pengertian anggaran biaya produksi. Hal ini disebabkan karena unsur biaya produksi sejalan dengan unsur anggaran produksi. Untuk teknik-teknik operation research yang menggunakan fungsi-fungsi matematika berkarakteristik linear, tidak semua jenis biaya tersebut dapat digunakan, hanya biaya variabel yang memiliki karakteristik linear yang dapat digunakan. Biaya variabel yang tidak memiliki karakteristik linear kemudian dipisahkan menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Laba, secara sederhana adalah harga dikurangi biaya-biaya. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. 2.2.4 Maksimalisasi Laba Maksimalisasi laba mengacu pada proses dimana perusahaan fokus pada memaksimalkan keuntungan atau mendapatkan keuntungan terbaik dalam jenis tertentu bisnis mereka. Maksimalisasi laba hanyalah sebuah proses melakukan segala upaya untuk mencapai keuntungan maksimum dari semua operasi bisnis. Sedangkan optimalisasi laba adalah sebuah proses pencapaian keuntungan dari tempat yang tepat. Misalnya, jika perusahaan memuttuskan untuk mengurangi biaya 14 tenaga kerja, dengan tujuan akhir memperoleh keuntungan lebih maka hal tersebut bukan keuntungan yang optimal karena hal tersebut hanya merupakan suatu kegiatan maksimisasi keuntungan. Jenis maksimalisasi yang pada akhirnya menyebabkan hilangnya keuntungan dalam bisnis karena tidak berasal dari kegiatan yang tepat. 2.3 Linear Programming 2.3.1 Sejarah Linear Programming LP adalah salah satu teknik Operations Research yang paling banyak digunakan perusahaan-perusahaan di Amerika menurut penelitian Turban, Russel, Ledbetter, Cox dan lain- lain. Siswanto (2006, p.23) Model LP dikembangkan dalam tiga tahap, antara lain pada tahun 1939-1947. Pertama kali dikembangkan oleh Leonid Vitaliyevich Kantorovich, ahli matematika Rusia yang memperoleh Soviet government’s Lenin Prize pada tahun 1965 dan the Order of Lenin pada tahun 1967; kedua, oleh Tjalling Charles Koopmans, ahli ekonomi dari Belanda yang memulai karir intelektualnya sebagai fisikawan yang melontarkan teori Kuantum Mekanik; dan ke-3, George Bernard Dantzig yang mengembangkan Alogaritma Simpleks. Pada tahun 1930, Kantorovich dihadapkan pada kasus nyata optimisasi sumbersumber yang tersedia di pabrik. Dia mengembangkan sebuah analisis baru yang nantinya akan dinamakan LP. Kemudian pada tahun 1939, Kantorovich menulis buku “The Mathematical Method of Production Planning and Organization”, di mana Kantorovich 15 menunjukkan bahwa seluruh masalah ekonomi dapat dilihat sebagai usaha untuk memaksimumkan suatu fungsi terhadap kendala-kendala. Di sisi lain, Koopmans sejak awal sudah bergelut dengan matematika ekonomi dan ekonometri. Dia mengembangkan teknik Activity Analysis yang sekarang dikenal dengan LP. Makalah-makalah yang dipublikasikan Koopmans selama tahun 1960-an mengupas masalah tentang bagaimana membagi pendapatan nasional antara konsumsi dan investasi secara opimal. Kantorovich dan Koopmans telah memberi kontribusi pada teori optimisasi alokasi sumber dan memperoleh hadiah Nobel di bidang ekonomi pada tahun 1975. Namun demikian, juga ada nama-nama lain yang berperan di dalam pengembangan model ini, yaitu J. von Neuman. Bahkan dia yang mengembangkan “Activity Analysis of Production Set” sebelum dilanjutkan oleh Koopmans. Pada saat itu, teknik yang mereka kembangkan dikenal dengan istilah “Programming of Interdependent Activities in a Linear Structure”. Istilah LP diusulkan oleh Koopmans ketika mengunjungi Dantzig di RAND Corporation pafa tahun 1948. Dan istilah ini menjadi populer dan digunakan hingga sekarang. 2.3.2 Pengertian Linear Programming Siswanto (2006, p.38) menyatakan bahwa LP adalah salah satu model Operations Research yang menggunakan teknik optimisasi matematika di mana seluruh fungsi harus berupa fungsi matematika linear. 16 LP adalah suatu teknik matematik yang didesain untuk membantu para manajer operasi dalam merencanakan dan membuat keputusanyang diperlukan untuk mengalokasikan sumber daya. Jay Heizer dan Barry Render (2006, p.588) 2.3.3 Persyaratan Sebuah Linear Programming Semua persoalan LP mempunyai empat sifat umum: 1. Persoalan LP bertujuan untuk memaksimalkan atau meminimalkan kuantitas (pada umumnya berupa laba atau biaya). Sifat umum ini disebut fungsi tujuan dari suatu persoalan LP. Tujuan utama suatu perusahaan pada umumnya untuk memaksimalkan laba jangka panjang. Dalam kasus lain seperti sistem distribusi penerbangan atau angkutan, pada umumnya bertujuan untuk meminimalkan biaya. 2. Adanya batasan atau kendala, yang membatasi tingkat sampai di mana sasaran dapat dicapai. Sebagai contoh, keputusan untuk memproduksi berapa banyak unit dari tiap produk dalam satu lini produk perusahaan, dibatasi oleh tenaga kerja dan permesinan tersedia. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan atau meminimalkan suatu kuantitas (fungsi dan tujuan) bergantung kepada sumber daya yang jumlahnya terbatas (batasan). 3. Harus ada beberapa alternatif tindakan yang dapat diambil. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan menghasilkan tiga produk berbeda, manajeman dapat menggunakan LP untuk memutuskan bagaimana cara mengalokasikan sumber dayamya yang terbatas (tenaga kerja, permesinan, dan seterusnya). Jika tidak ada alternatif yang dapat diambil maka LP tidak dibutuhkan. 17 4. Tujuan dan batsan dalam permasalahan LP harus dinyatakan dalam hubungan dengan pertidaksamaan atau persamaan linear. 2.3.4 Linearitas dan Dalil Matematika Istilah LP secara eksplisit telah menunjukkan karaktertistiknya. Seluruh fungsi matematika model harus berupa fungsi matematika linear dan penyelesaian optimal diturunkan melalui teknik optimisasi linear. Karena penyelesaian model ini menggunakan teknik optimisasi linear maka sebagai konsekuensinya seluruh asumsi dan dalil matematika yang berlaku bagi teknik penyelesaian tersebut juga berlaku bagi model LP. Sebagai contoh, perhatikan fungsi matematika linear berikut, a1x1 + a1x2 + a1x3 = b1 Agar fungsi matematika tersebut tetap terpenuhi oleh perubahan parameter-parameter yang terjadi, maka ruas kiri (a1, a2, a3) harus diimbangi oleh perubahan parameter pada ruas kanan (b1). Bila seluruh parameter ruas kiri dikalikan dengan dua, maka “b1” juga harus dikalikan dengan dua sehingga fungsi matematika tersebut menjadi: 2a1x1 + 2a1x2 + 2a1x3 = 2b1 Peranan dalil semacam ini di dalam model menjadi sangat penting mengingat fungsi matematika bisa mewakili aneka realitas. Sebagai contoh, bila “b1” mewakili kapasitas mesin dalam satuan ton sedang Xi mewakili produk yang harus diproduksi di mesin itu dan parameter “ai” menunjukkan satuan waktu proses yang diperlukan oleh setiap unit 18 Xi, maka kita tidak mungkin menyetarakan kedua macam parameter yang berbeda satuan tersebut dan merumuskannya ke dalam sebuah fungsi matematika. Bila “a1” dalam satuan jam, maka “b1” harus dinyatakan dalam satuan yang setara, misal bisa dalam hari, jam, menit atau bahkan detik. Yang terpenting adalah kesetaraan itu harus tetap dijaga. Dengan demikian, kini bisa disimpulkan dua hal. Pertama, seluruh dalil matematika yang berhubungan dengan fungsi matematika line4a dan penyelesaian optimisasi linear berlaku untuk model LP. Kedua, suatu kasus di mana hubungan antara variabel-variabel yang terkait tidak berkarakteristik linear tidak mungkin dimodelkan ke dalam LP. 2.3.5 Model Linear Programming Model adalah suatu tiruan terhadap realitas. Langkah untuk membuat peralihan dari realitas ke model kuantitatif, dinamakan perumusan model, adalah sebuah langkah penting pertama pada penerapan Operation Research, di dalam manajemen. Pemahaman terhadap unsur-unsur model akan sangat memnbantu untuk mengatasi kesulitan ini. Model LP memiliki tiga unsur utama yaitu: 1. variabel keputusan 2. fungsi tujuan 3. fungsi kendala Variabel keputusan adalah variabel persoalan yang akan mempengaruhi nilai tujuan yang hendak dicapai menurut Siswanto (2006, p.25). Dalam proses pemodelan, 19 penemuan variabel keputusan tersebut harus dilakukan terlebih dahulu sebelum merumuskan fungsi tujuan dan kendala-kendalanya. Fungsi tujuan. Dalam LP, tujuan yang hendak dicapai harus diwujudkan ke dalam sebuah fungsi matematika linear. Kemudian fungsi tersebut dimaksimumkan atau diminimumkan terhadap kendala-kendala yang ada. Kendala-kendala fungsional. Manajemen menghadapi berbagai kendala untuk mewujudkan tujuan-tujuannya. Kenyataan tentang eksistensi kendala-kendala tersebut selalu ada, misal: 1. Keputusan untuk meningkatkan volume produksi dibatasi oleh faktor-faktor seperti kemampuan mesin, jumlah sumber daya manusia dan teknologi yang tersedia. 2. Manajer produksi harus menjaga tingkat produksi agar permintaan pasar 3. Agar kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar tertentu maka unsur bahan baku yang digunakan harus memenuhi kualifikasi umum. Dengan demikian kendala dapat diumpamakan sebagai suatu pembatas terhadap kumpulan keputusan yang mungkin dibuat dan harus dituangkan ke dalam fungsi matematika linear. Dalam hal ini, sesuai dengan dalil-dalil matematika terdapat tiga macam kendala yaitu: 1. Kendala berupa pembatas 20 2. Kendala berupa syarat 3. Kendala berupa keharusan Ketiga macam kendala akan ditemui pada setiap susunan kendala kasus LP, baik salah satu maupun gabungan ketiganya. Dengan demikian, LP adalah sebuah metode matematis yang berkarakteristik linear untuk menemukan suatu penyelesaian optimal dengan cara memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan terhadap satu susunan kendala. Siswanto (2006, p.26) 2.3.6 Model Matematis Berbeda dengan bentuk-bentuk fungsi matematika pada model optimisasi pada umumnya, model matematis pada LP memiliki struktur tertentu yang bersifat baku agar realitas dijelaskan dengan baik oleh model atau agar realitas itu bisa dibaca langsung melalui fungsi-fungsi matematika yang mewakili model. Struktur model matematis teknik LP diawali oleh fungsi tujuan yaitu sebuah fungsi matematika yang mencerminkan tujuan model. Fungsi tujuan itu harus diminimumkan atau dimaksimumkan terhadap suatu susunan kendala sehingga di dalam fungsi tujuan harus muncul pernyataan mengenai arah tersebut. Oleh karena itu, hanya ada dua kemungkinan fungsi tujuan yaitu, 1. Maksimumkan Z = f(x1,x2,…,xn) 2. Minimumkan Z = f(x1,x2,…,xn) 21 Dalam hal ini notasi Z digunakan untuk menandai nilai fungsi tujuan, di mana nilai Z tergantung pada nilai x1,x2,…,xn yang berfungsi sebagai variabel bebas. Pemaksimuman atau peminimuman fungsi tujuan terhadap fungsi kendala akan menghasilkan penyelesaian optimal, yaitu nilai variabel keputusan xj yang memenuhi seluruh fungsi matematika kendala dan membuat nilai fungsi tujuan menjadi ekstrem. 2.4 Kajian Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Penyusunan Anggaran Sumber Narumondang Bulan Siregar Hasil Jurnal Anggaran merupakan hasil kerja Perusahaan sebagai Alat berupa taksiran yang digunakan Manajemen dalam sebagai pedoman untuk masa Pencapaian Tujuan yang akan datang, dan disusun secara sistematis dalam bentuk naskah. Penentuan Laba Optimal Suryadi Untuk meningkatkan laba Melalui Fungsi Pendapatan perusahaan perlu meningkatkan dan Biaya efisiensi cara produksinya dan menekan biaya bahan baku dan 22 tenaga kerja. Sumber: google.co.id 2.5 Kerangka Pemikiran Persaingan industri yang semakin ketat, membuat perusahaan menerapkan berbagai macam strategi untuk memperoleh keunggulan bersaing dari pesaingnya dalam hal memaksimalkan laba didalam perusahaan. Cara yang jitu untuk perusahaan ini adalah dengan cara peningkatkan pada segi kinerja, meminimalisasi pengeluaran barang di bidang produksi (operasi), serta memberikan maintenance kepada mesin secara berkala agar tidak tejadi kerusakan yang fatal pada saat mesin sedang beroperasi. 23 PT.Bukaka Teknik Utama Unit Usaha Boarding Bridge Two Tunnel Three Tunnel Optimalisasi Produksi Biaya Bahan Baku Biaya Upah Tenaga Kerja Linear Programming Laba Produksi Yang Optimal Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran Biaya Overheat Mesin Pabrik