pengembangan media pembelajaran ipa sd materi akar tumbuhan

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI AKAR TUMBUHAN BERBASIS METODE
MONTESSORI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Yosifia Mety Yuniastuti
NIM: 131134162
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI AKAR TUMBUHAN BERBASIS METODE
MONTESSORI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Yosifia Mety Yuniastuti
NIM: 131134162
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI AKAR TUMBUHAN BERBASIS METODE
MONTESSORI
Oleh:
Yosifia Mety Yuniastuti
NIM: 131134162
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc.
Tanggal 24 Mei 2017
Pembimbing II
Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A.
Tanggal 24 Mei 2017
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI AKAR TUMBUHAN BERBASIS METODE
MONTESSORI
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Yosifia Mety Yuniastuti
NIM: 131134162
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 26 Juli 2017
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
...............................
Sekretaris
Apri Damai Sagita Krissandi, S.S.,M.Pd.
...............................
Anggota I
Agnes Herlina Dwi H, S.Si., M.T., M.Sc.
...............................
Anggota II
Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A.
...............................
Anggota III
Andreas Erwin Prasetya, S.Pd., M.Pd.
..............................
Yogyakarta, 26 Juli 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk :
1. Tuhan Yesus yang selalu menyertai di setiap langkah perjalanan hidup.
2. Bapakku Slamet, Ibuku Satiyem yang selalu menjadi panutan dan idolaku
3. Adik-adikku Yusak Dwi Setiawan dan Yohana Metsa Setevani yang selalu
menyemangati.
4. Teman-temanku satu payung R & D IPA Montessori dan teman-teman PGSD
yang menemani selama pengerjaan skripsi dan perkuliahan di PGSD
Universitas Sanata Dharma.
5. SD Negeri Demangan 1 yang bersedia bekerja sama dalam pengambilan data
skripsi.
6. Pak Muhibat yang membantu pembuatan media pembelajaran
7. Almamater Universitas Sanata Dharma
8. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian
dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan, jika kita awali dengan bekerja untuk
mencapainya.”
“Kesuksesan dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan
doa, karena tidak dapat berubah dengan sendirinya.”
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Juli 2017
Peneliti
Yosifia Mety Yuniastuti
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Yosifia Mety Yuniastuti
Nomor Mahasiswa
: 131134162
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI AKAR
TUMBUHAN BERBASIS METODE MONTESSORI”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 26 Juli 2017
Yang menyatakan
Yosifia Mety Yuniastuti
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI AKAR
TUMBUHAN BERBASIS METODE MONTESSORI
Yosifia Mety Yuniastuti
Universitas Sanata Dharma
2017
Latar belakang penelitian adalah belum adanya media pembelajaran yang
konkret dalam proses pembelajaran pada materi akar tumbuhan. Permasalahan
tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Tujuan
dari penelitian adalah (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media
pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori,(2) mengetahui kualitas
media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan
(R&D). Model pengembangan yang digunakan adalah model Sugiyono serta Borg
dan Gall yang kemudian dimodifikasi menjadi lima. Subjek penelitian adalah 10
orang siswa kelas V di SD N Demangan 1 tahun ajaran 2016/2017. Objek dari
penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi,
pedoman wawancara, kuesioner dan soal tes. Teknik analisis yang digunakan
kuantitatif dan kualitatif.
Lima langkah pengembangan yaitu potensi dan masalah, penyusunan
rencana, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas.
Media pembelajaran dikembangkan berdasarkan empat ciri khusus media
pembelajaran berbasis metode Montessori: menarik, bergradasi, auto-education,
dan auto-correction. Peneliti juga menambahkan ciri kontekstual dalam
pengembangan. Hasil validasi media pembelajaran oleh ahli, menunjukkan
kualitas media pembelajaran sangat baik, dengan rerata skor sebesar 3,85. Uji
coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai posttest lebih tinggi dari
pretest, dengan selisih rerata nilai sebesar 24. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode
Montessori yang telah dikembangkan, memiliki kualitas sangat baik dan
membantu siswa dalam memahami materi akar tumbuhan.
Kata kunci : Penelitian dan Pengembangan, Media pembelajaran, IPA, Akar
Tumbuhan, Metode Montessori.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF ELEMENTARY SCHOOL SCIENCE STUDY
LEARNING MATERIAL FOR PLANT ROOT BASED ON MONTESSORI
METHOD
Yosifia Mety Yuniastuti
Sanata Dharma University
2017
The background of this research was that there is no a concrete media in
the learning process of plant root. These problems into consideration for
researchers to conduct research. The aim of this research were (1) to describe the
development procedure of plant root learning media based on Montessori
Method. (2) To know the quality of plant root learning media based on Montessori
Method.
The method used in this research is research and development method
(R&D). The type that is used is the development type presented by Sugiyono
(2015), and Borg and Gall (2010) which is modified into five steps. The subjects
of this research are ten students of 5nd grade in the academic year of 2016/2017
in elementary school Demangan 1. The object of this research is the learning
media of plant root based on Montessori method. The instruments used are the
observation guide, the interview guide, the questionnare, and the guestion set.
The technique of data analysis that is used is quatitative and qualitative
technique.
The five steps of development are potential problems, planning, design
development, product validation, and limited field trial. That learning media is
developed based on four characteristics of Montessori learning media:
attractive, have gradation, auto-education, and auto-correction. The writer also
added contextual in the development. The results of expert’s validation on the
learning media show that the quality of the learning media is great, with the
average score of 3.85. Limited field trials indicate that posttest values was higher
than pretest score, with the difference in the average value of 24. Thus, it can be
concluded that the plant root learning media based on Montessori method that
has been developed, has an excellent quality and it helps the students to
understand the inner and outer plant root.
Keywords: Research and development, Study learning, Science, Plant Root,
Montessori Method.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmatNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Akar Tumbuhan Berbasis
Metode Montessori” dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi ini merupakan salah
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendididkan Program Studi S-1 PGSD
Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari bahwa skripsi dapat selesai dengan baik berkat
bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini,
perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Keluarga yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa.
2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.
5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana
Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi
selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
6. Seluruh Keluarga Besar SD N Demangan 1 yang telah membantu selama
proses penelitian.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 26 Juli 2017
Peneliti
Yosifia Mety Yuniastuti
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
HALAMANPERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................
HALAMAN MOTTO........................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...........................................................
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................
ABSTRAK.........................................................................................................
ABSTRACT.........................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................
DAFTAR BAGAN............................................................................................
DAFTAR GRAFIK...........................................................................................
DAFTAR RUMUS............................................................................................
DAFTAR TABEL..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.........................................................................................
1.2
Rumusan Masalah....................................................................................
1.3
Tujuan Penelitian.....................................................................................
1.4
Manfaat Penelitian..................................................................................
1.5
Definisi Operasional................................................................................
1.6
Spesifikasi Produk...................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Kajian Pustaka.........................................................................................
2.1.1 Teori Perkembangan Anak.....................................................................
2.1.2 Media Pembelajaran................................................................................
2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori.................................
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)...............................................................
3.2
Penelitian Yang Relevan.........................................................................
2.3
Kerangka Berpikir...................................................................................
2.4
Pertanyaan Penelitian..............................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian........................................................................................
3.2
Setting Penelitian....................................................................................
3.2.1 Lokasi Penelitian.....................................................................................
3.2.2 Subjek Penelitian.....................................................................................
3.2.3 Objek Penelitian......................................................................................
3.2.4 Waktu Penelitian.....................................................................................
3.2.5 Jadwal Penelitian.....................................................................................
3.3
Prosedur Pengembangan.........................................................................
3.4
Prosedur Penelitian..................................................................................
3.4.1 Potensi dan Masalah................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
xiii
xiv
xv
xvi
xvi
xix
1
5
5
6
7
7
14
14
16
21
25
29
32
33
36
37
37
37
37
38
38
39
42
44
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.2 Penyusunan Rencana...............................................................................
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk....................................................
3.4.4 Validasi Produk......................................................................................
3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas..................................................................
3.5
Teknik Pengumpulan Data.....................................................................
3.5.1 Observasi................................................................................................
3.5.2 Wawancara.............................................................................................
3.5.3 Kuesioner................................................................................................
3.5.4 Tes..........................................................................................................
3.6
Instrumen Penelitian..............................................................................
3.6.1 Pedoman Observasi................................................................................
3.6.2 Pedoman Wawancara.............................................................................
3.6.3 Kuesioner...............................................................................................
3.6.4 Soal Tes..................................................................................................
3.7
Triangulasi..............................................................................................
3.8
Teknik Analisis Data..............................................................................
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif........................................................................
3.8.2 Analisis Data Kualitatif..........................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian........................................................................................
4.1.1 Potensi Masalah......................................................................................
4.1.2 Penyusunan Rencana...............................................................................
4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk.....................................................
4.1.4 Validasai Produk.....................................................................................
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas...................................................................
4.2
Pembahasan.............................................................................................
4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajran IPA Berbasis Metode
Montessori...............................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan..............................................................................................
5.2
Keterbatasan Penelitian...........................................................................
5.3
Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
45
46
47
47
47
47
48
49
50
50
51
52
54
58
61
62
63
67
68
68
93
101
105
106
110
113
116
116
116
117
118
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
1. 1
1. 2
1. 3
1. 4
1. 5
4. 2
4. 3
4. 4
4. 5
4. 6
Desain Akar Tumbuhan....................................................
Desain Struktur Akar Tumbuhan......................................
Desain Kartu.....................................................................
Desain Kotak Kartu Soal..................................................
Desain Kotak Media.........................................................
Replika Akar Tumbuhan...................................................
Replika Struktur Akar Tumbuhan.....................................
Kartu Soal.........................................................................
Kotak penyimpanan Kartu Soal........................................
Kotak penyimpanan Media...............................................
9
8
10
12
13
102
103
103
104
104
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Bagan
Bagan
Bagan
Bagan
Bagan
Bagan
Bagan
Bagan
Bagan
2.1
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
4.1
4.2
Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan...............
Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall................
Model Penelitan dan Pengembangan menurut Sugiyono...........
Modifikasi model penelitian dan pengembangan.......................
Prosedur Penelitian.....................................................................
Triangulasi Sumber Data Wawancara.......................................
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan.....
Triangulasi Sumber Data Wawancara........................................
Bagan Triangulasi Teknik Pengumpulan Data...........................
31
39
41
42
43
62
62
77
92
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1 Perbedaan nilai Pretest dan Posttest Pada masing-masing Siswa .....108
Grafik 4. 2 Perbedaan nilai Pretest dan Posttest ..................................................109
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR RUMUS
Rumus 3. 1 Rumus Perhitungan Rerata Hasil penilaian dengan Skala Likert ......65
Rumus 3. 2 Perhitungan presentase jawaban pada kuesioner ...............................66
Rumus 3. 3 Perhitungan nilai pretest dan posttest ................................................67
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
3.13
3.14
3.15
3.16
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
3.17
3.18
4.1
4.2
4.3
4. 4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
Tabel
4.10
Tabel
4.11
Tabel
Tabel
Tabel
4.12
4.13
4.14
Jadwal Penelitian....................................................................
Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas V......................
Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah........................
Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V...........................
Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas V.........................
Kisi-kisi Analisis Kebutuhan..................................................
Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
dan Tanggapan Produk oleh Siswa.........................................
Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran........................
Kisi-kisi Soal Tes Kelas V.....................................................
Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes...........................
Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Nontes.......................
Skala dan kriteria Pedoman Penilaian Uji Validitas
Konstruk soal tes....................................................................
Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Validitas Isi
Instrumen Soal Tes.................................................................
Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Uji Keterbacaan
Kuesioner Analisis Kebutuhan, Kuisioner Validasi Produk
dan Soal Tes............................................................................
Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Validasi Produk oleh
Ahli.........................................................................................
Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Kuesioner
Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh siswa..........
Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif.................................
Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen..............
Hasil Validasi Instrumen Observasi.......................................
Tabel hasil observasi..............................................................
Hasil Validasi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah..........
Hasil Wawancara dengan Kepala SD N Demangan..............
Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru...........................
Wawancara dengan Guru Kelas V SD N Demangan.............
Hasil Validasi Instrumen Wawancara Siswa Kelas V............
Wawancara dengan Siswa Kelas V SD N Demangan............
Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru
oleh Ahli.................................................................................
Hasil Uji Keterbacan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk
Guru.......................................................................................
Rekapitulasi Komentar mengenai kuesioner analisis
kebutuhan untuk guru oleh guru SD setara............................
Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan oleh
siswa SD Setara......................................................................
Rekapitulasi Hasil Kuisioner Analisis Kebutuhan untuk
Guru........................................................................................
Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner
Analisis Kebutuhan.................................................................
38
51
52
53
53
55
57
57
58
59
64
64
64
64
65
65
65
66
70
70
72
73
74
75
76
76
80
81
81
82
83
85
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
4.15 Rekapitulasi Kuesioner Analisis Kebutuhan siswa...............
4.16 Rekapitulasi deskripsi jawaban yang dipaparkan oleh siswa
dalam kuisioner analisis kebutuhan siswa.............................
4.17 Hasil Uji Validitas Isi oleh ahli..............................................
4.18 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes.................................
4.19 Hasil Validitas instrumen tes dengan Analisis Statistik
................................................................................................
4.20 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan Analisis Statistik
................................................................................................
4.21 Kisi-kisi pretest dan posttest...................................................
4.22 Hasil Uji Keterbacaan tes oleh siswa SD setara.....................
4.23 Hasil Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli...........................
4.24 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan Mengenai Produk oleh
Siswa......................................................................................
4.25 Hasil Uji Keterbacaan oleh siswa SD setara..........................
4.26 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran...........................
4.27 Validasi produk album penggunaan media pembelajaran
oleh Ahli.................................................................................
4.28 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest..................................
4.29 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh
Guru........................................................................................
4.30 Hasil Tanggapan Produk Media Pembelajaran oleh Siswa....
88
90
95
96
97
98
98
98
99
100
100
105
106
107
109
110
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Lampiran Validasi Pedoman Observasi...............................
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA.........................
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala
Sekolah oleh Ahli.................................................................
Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah....................
Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh
Ahli.......................................................................................
Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru.....................................
Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara untuk Siswa..
Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa....................................
Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan
Guru......................................................................................
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan
Siswa.....................................................................................
Lampiran 2.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis
Kebutuhan Siswa SD Setara.................................................
Lampiran 2.4 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan
Guru......................................................................................
Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan
Siswa.....................................................................................
Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli.............
Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Kontruk Instrumen Tes oleh Ahli...
Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam Uji
Empiris..................................................................................
Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas Reabilitas
Instrument.............................................................................
Lampiran 3.5 Lembar Uji Keterbacaan Instrumen Tes..............................
Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest.........................................
Lampiran 3 7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest........................................
Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Produk oleh Ahli............
Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai
Media Pembelajaran oleh Siswa...........................................
Lampiran 4.3 Lembar Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai
Media Pembelajaran oleh Siswa...........................................
Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Album Penggunaan Media
Pembelajaran oleh Ahli.........................................................
Lampiran 4.5 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Produk Media
Pembelajaran oleh siswa.......................................................
Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian..............................................................
Lampiran 5.2 Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian.................
Lampiran 6.1 Album Produk Media Pembelajaran.....................................
Lampiran 7.1 Foto Produk Media Pembelajaran........................................
Lampiran 8.1 Curiculum Vitae....................................................................
122
123
124
125
128
129
131
132
134
136
141
143
147
151
153
155
156
158
160
162
164
166
168
170
171
172
173
174
189
191
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.
1.1
Latar Belakang
Dalam Pendidikan Sekolah Dasar terdapat 5 bidang pokok mata pelajaran,
salah satunya yaitu IPA. Mata Pembelajaran IPA di SD selain mengajarkan
tentang fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip tentang alam, IPA juga
mengajarkan metode memecahkan masalah, melatih berpikir kritis dan
mengambil kesimpulan, objektif, bekerja sama dan menghargai pendapat orang
lain (Samatowa dalam Trianto, 2012: 11-12). Pembelajaran IPA bukan sematamata menghafal informasi atau mengingat dan menimbun informasi, akan tetapi
siswa juga perlu memahami informasi yang diperoleh dan menghubungkan pada
kehidupan sehari-hari (Susanto dalam Trianto, 2012: 166). Materi dalam
pembelajaran IPA dianggap sulit oleh sebagian siswa karena banyak sekali materi
yang abstrak. Selain itu, siswa juga kesulitan untuk membayangkan dan
mengimajinasikan materi yang disampaikan. IPA harusnya dirancang sesuai
dengan tahapan perkembangan anak usia SD supaya anak dapat memahaminya.
Pada pembelajaran IPA banyak sekali Kompetensi Dasar (KD) yang harus
dipelajari oleh siswa. Salah satu Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh
siswa kelas V adalah mengenal bagian tumbuhan serta fungsinya di lingkungan
sekitar. Materi mengenal bagian tumbuhan serta fungsinya tersebut meliputi ciri
dan kegunaannya. Salah satu materi yang diajarkan berdasarkan KD tersebut
adalah mengenal bagian akar tumbuhan. Peneliti memilih akar tumbuhan sebagai
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bagian tumbuhan yang diamati dan dipelajari, karena bagian tumbuhan ini banyak
dijumpai di lingkungan sekitar dan memiliki keunikkan yaitu bentuk akar yang
berbeda-beda. Meskipun akar tumbuhan mudah ditemukan, tetapi struktur akar
tumbuhan sulit untuk dibayangkan. Selain itu, materi mengenal bagian tumbuhan
serta fungsinya cukup luas dan rumit apabila hanya dihafalkan. Maka, dibutuhkan
media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi
mengenal bagian tumbuhan dan fungsinya, agar siswa juga benar-benar paham
dan mengerti bukan hanya melalui menghafal saja.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 2 Agustus
2016 di kelas V SD N Demangan 1 menunjukan bahwa guru belum menggunakan
media pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA. Selain itu,
guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab selama memberikan materi
pembelajaran IPA. Pada saat menerima pembelajaran, siswa kurang semangat dan
kurang aktif. Sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, ada yang
sibuk mengobrol dengan temannya dan ada pula yang meletakkan kepala di meja.
Pada saat mengerjakan soal masih banyak siswa yang bertanya kepada guru
maupun melihat pekerjaan temannya. Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa siswa belum paham materi IPA yang disampaikan oleh guru.
Selain observasi peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas V SD N
Demangan 1. Wawancara dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2016 dan diperoleh
informasi bahwa siswa kelas V mengalami kesulitan dalam materi mengenal
bagian tumbuhan dan fungsinya. Materi ini sangat sulit dibayangkan oleh siswa
karena siswa belum begitu paham mengenai bagian dalam akar tumbuhan atau
struktur akar. Pada saat melakukan wawancara dengan siswa, siswa mengatakan
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesulitan dalam mengingat dan memahami materi. Hal ini, dikarenakan siswa
belum paham betul bentuk dari bagian tumbuhan yang dimaksud. Guru juga
menyadari bahwa media pembelajaran yang konkret sangat dibutuhkan dalam
proses pembelajaran untuk membantu siswa dalam mengenal setiap bagian.
Melalui hasil analisis kebutuhan, baik guru maupun siswa menyadari hal yang
dapat mengatasi kesulitan guru dan siswa adalah penggunaan media pembelajaran
yang konkret. Media pembelajaran dinilai dapat membantu siswa dalam
memahami materi dan menyimpulkan sendiri materi yang diperoleh, siswa juga
mendapat pengalaman langsung. Akan tetapi jumlah media pembelajaran yang
dimiliki sekolah sangat terbatas. Terutama media pembelajaran akar tumbuhan
belum ada di dalam proses pembelajaran karena guru hanya menggambarnya di
papan tulis. Maka, dibutuhkan media pembelajaran akar tumbuhan yang konkret
yang dapat membantu siswa dalam memahami materi.
Dilihat pada segi karakteristik anak Sekolah Dasar (SD) yang pada
umumnya berusia 7-11 tahun. Menurut Jean Piaget dalam Suparno (2001:70) anak
usia 7-11 tahun merupakan anak yang berada pada tahap operasional konkret.
Pada tahap ini anak memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dilihat dari segi
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Anak sudah mampu berpikir berdasarkan
logika atau aturan logis tertentu. Konsep anak terhadap bilangan, waktu, dan
ruang juga semakin terbentuk. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya
pembelajaran yang menarik dan media pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan anak. Salah satu metode yang menggunakan media pembelajaran
pada saat pembelajaran berlangsung adalah metode Montessori.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metode Montessori ini sudah banyak diterapkan untuk anak-anak usia SD
yang mengajarkan pembelajaran dengan proses bermain. Media dalam montessori
sudah didesain sesuai dengan kebutuhan setiap jenjangnya dan memiliki ciri-ciri
yaitu, menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-education (Montesori, 2002:
170-174). Berdasarkan hal tersebut penerapan metode Montessori dalam
pembelajaran selalu berkaitan dengan media pembelajaran. Media pembelajaran
berbasis metode Montessori ini dirancang sesuai dengan kebutuhan anak, baik
secara kognitif maupun secara fisik.
Media pembelajaran merupakan alat bantu guru untuk menyampaikan
suatu materi dalam proses pembelajaran (Arsyad, 2004: 6). Dalam pembelajaran
IPA,
media
pembelajaran
merupakan
komponen
penting.
Dengan
mengembangkan suatu media pembelajaran IPA yang melibatkan siswa secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan ide-idenya sendiri
(Triyanto, 2012: 143). Dengan pengadaan media pembelajaran membuat siswa
lebih paham dan mampu menarik minat belajar siswa dalam suatu materi
pembelajaran IPA. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil kuesioner analisis
kebutuhan, bahwa guru setuju dengan penggunaan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dan dapat membantu siswa dalam memahami materi.
Selain itu, lima belas responden atau 100% siswa setuju bahwa media
pembelajaran dapat membantu dalam memahami materi IPA. Pendapat tersebuat
menjadi pertimbangan peneliti dalam membuat media pembelajaran.
Sudah banyak penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis
Metode Montessori yang dilakukan oleh mahasiswa lulusan PGSD Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta seperti Pertiwi (2015), Widyaningrum (2015) dan
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hardiyanti (2016). Penelitian yang mereka lakukan dengan mengembangakan
media pembelajaran berbasiss metode Montessori berdasarkan sesuai ciri-ciri,
yaitu menarik, bergradasi, auto-correction dan auto-education pada mata
pelajaran Matematika, dan IPS. Berdasarkan ketiga penelitian dan pengembangan
tersebuat, menunjukkan adanya peningkatan nilai pretes ke posttes setelah
menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori.
Melihat kenyataan bahwa di SD Negeri Demangan 1 masih banyak siswa
yang belum memahami materi akar tumbuhan maka dari itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dan pengembangan (R &D) media pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam materi akar tumbuhan. Media pembelajaran IPA berupa
replika akar tumbuhan yang telah dikembangkan oleh peneliti yang akan
membantu siswa dalam memahami konsep materi akar tumbuhan yang masih sulit
untuk dipahami.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA berbasis
metode Montessori untuk materi akar tumbuhan di kelas V?
1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran yang dikembangkan dengan
metode Montessori dalam mata pelajaran IPA untuk materi akar tumbuhan
di kelas V?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA
berbasis metode montessori untuk materi akar tumbuhan di kelas V.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran yang dikembangkan dengan
metode Montessori dalam mata pelajaran IPA untuk materi akar tumbuhan
di kelas V.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk berbagai
pihak. Manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
1.4.1 Bagi guru
Mendapatkan
pengalaman
pembelajaran
akar
baru
tumbuhan
mengenai
berbasis
pengembangan
metode
Montessori
media
dan
menciptakan pembelajaran yang inovatif dengan mengembangkan media
pembelajaran sendiri.
1.4.2 Bagi siswa
Mendapatkan pengalaman belajar tentang akar tumbuhan menggunakan
media pembelajaran berbasis metode Montessori dan juga dapat mengatasi
kesulitan yang berkaitan dengan akar tumbuhan.
1.4.3 Bagi sekolah
Mendapatkan
wawasan
baru
mengenai
pengembangan
media
pembelajaran berbasis metode Montessori untuk pembelajaran IPA
sehingga dapat mempertimbangkan dalam pembuatan atau pengembangan
media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori.
1.4.4 Bagi peneliti
Mendapatkan
pengalaman
baru
dalam
mengembangkan
media
pembelajaran Montessori khususnya akar tumbuhan dan membuka
wawasan mahasiswa untuk lebih inovatif dan kreatif, karena mahasiswa
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengembangkan media pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran
siswa.
1.5
Definisi Operasional
1.5.1 Perkembangan anak
usia 7-11 tahun adalah anak berada pada tahap
operasional konkret dimana anak belum dapat berpikir secara abstrak dan
anak lebih mudah menyelesaikan masalah menggunakan benda-benda
nyata.
1.5.2 Media pembelajaran adalah alat bantu atau penghubung yang digunakan
untuk membantu siswa merangsang minat, perasaan dan pikiran dalam
memahami suatu materi.
1.5.3 Media
pembelajaran
berbasis
metode
Montessori
adalah
media
pembelajaran berbentuk 3 dimensi yang memiliki ciri menarik, bergradasi,
auto-correction, dan auto-education.
1.5.4 Pembelajaran IPA adalah pembelajaran pengetahuan manusia tentang
gejala-gejala alam dan kebendaan yang diperoleh dengan cara observasi,
eksperimen/penelitian, atau uji coba yang berdasarkan pada hasil
pengamatan manusia.
1.6
Spesifikasi Produk
Peneliti mengembangkan produk berupa media pembelajaran akar
tumbuhan dan album petunjuk penggunaan media pembelajaran. Media
pembelajaran ini berfungsi membantu siswa memahami nama setiap bagian akar
dan jenis akar. Produk media pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari lima
komponen, yaitu replika akar, replika struktur akar, kartu materi, kotak media dan
kotak kartu materi.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6.1 Replika Akar Tumbuhan
Replika terbuat dari akar pohon asli. Replika akar dibuat dengan dua
jenis akar yaitu akar serabut dan akar tunggang. Akar serabut terbuat dari akar
pohon bambu dan akar tunggang terbuat dari akar pohon jambu biji. Replika akar
ini berwarna seperti aslinya akar dan berbentuk tiga dimensi. Fungsi dari replika
akar tumbuhan adalah untuk menjelaskan dan memberi gambaran kepada siswa
mengenai materi akar tumbuhan. Menurut Montessori (2002: 174) media
pembelajaran Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa agar dapat menarik
minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat menarik dari segi warna,
bentuk, dan sebagainya. Media pembelajaran yang menarik dapa mengaktifkan
sensorial anak pada saat anak menyentuh, meraba menggunakan indra perabanya,
serta mendegarkan bunyi yang timbul oleh media dengan indera penengarnanya.
Replika akar tumbuhan memiliki ciri khusus media pembelajaran berbasis metode
Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-education, dan kontekstual. Replika
akar dibuat dengan bentuk akar pada aslinya dan diberi warna coklat agar menaik
minat siswa. Ciri bergradasi juga dapat terlihat pada media yang dapat digunakan
oleh anak usia yang lebih dewasa dan dapat digunakan untuk siswa kelas IV,V
dan VI SD. Untuk ciri auto-education juga dapat dipelajari secara mandiri oleh
siswa tanpa bantuan orang lain atau campur tangan orang dewasa dengan meraba
dan melihat replika. Replika akar juga memiliki ciri kontesktual dimana bahan
dasar pembuatan media dapat ditemukan di lingkungan sekitar siswa seperti
kayu, kertas, triplek. Berdasarkan media replika akar, anak belajar untuk
membedakan konsep besar-kecil dan berat-ringan.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10cm
15 cm
30cm
30 cm
Gambar 1. 1 Desain Akar Tumbuhan
1.6.2 Replika Struktur Akar
Replika terbuat dari kayu. Replika struktur akar dibuat dengan membentuk
seperti roket. Struktur akar ini berbentuk tiga dimensi dengan pemberian warna
yang menarik seperti hitam, kuning, biru, orange dan abu-abu, sedangkan bagian
luar struktur akar juga dibuat seperti asli ada bulu-bulu halus. Menurut Montessori
(2002: 174) media pembelajaran Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa
agar dapat menarik minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat
menarik dari segi warna, bentuk, dan sebagainya. Replika struktur akar dibuat
dengan menggunakan warna-warna cerah, bentuk yang menyerupai roket dan
mempunyai bulu-bulu berwarna hitam agar menarik minat siswa. Media
pembelajaran Montessori mempunyai gradasi dari rangsangan warna, bentuk,
maupun usia anak dengan melibatkan pengoptimalan fungsi panca indera. Gradasi
warna dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna dan gradasi bentuk
dapat menggunakan ukuran tinggi ke rendah (Montessori, 2002: 174). Ciri
bergradasi pada replika struktur akar dengan pemberian tingkat warna dari warna
gelap ke terang, bentuk yang berbeda dari ukuran tinggi rendahnya dan dapat
digunakan oleh siswa kelas IV, V dan VI SD usia 10-12 tahun. Ciri auto-
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
education terlihat dari media replika struktur akar. Anak dapat bermain replika
struktur akar secara mandiri tanpa campur tangan orang dewasa dengan
mencocokkan nama bagian struktur dengan warna yang terdapat di media untuk
mengetahui benar atau salah penyusunannya. Ciri lain dari replika struktur akar
yaitu konstektual disesuaikan dengan bahan yang terdapat di lingkungan sekitar.
Berdasarkan replika tersebut anak belajar untuk membedakan konsep berat dan
ringan.
10 cm
50 cm
Gambar 1. 2 Desain Struktur Akar Tumbuhan
1.6.3 Kartu Materi
6 cm
10 cm
6 cm
8 cm
8cm
Gambar 1. 3 Desain Kartu
Kartu materi akar tumbuhan dicetak secara terpisah. Terdapat dua pasang
kartu dan kartu pengendali kesalahan. Kartu dicetak dengan ukuran 10 cm x 8 cm
dan 6 cm x 8 cm. Kartu tersebut dibuat dengan warna yang berbeda, sehingga saat
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyusun siswa harus memperhatikan kelengkapan kartu materi berdasarkan
warna. Kartu pengendali kesalahan membantu siswa dalam menemukan jawaban
maupun menemukan letak kesalahan saat menyusun kartu materi. Kartu materi
akar tumbuhan memiliki ciri khusus media pembelajaran berbasis metode
Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-corretion, dan
kontekstual. Menurut Montessori (2002: 174) media pembelajaran Montessori
dirancang sangat menarik bagi siswa agar dapat menarik minat siswa dalam
belajar. Media pembelajaran dibuat menarik dari segi warna, bentuk, dan
sebagainya. Menarik dalam kartu materi dengan pemberian warna pada setiap
kartu seperti warna kuning, biru, hitam, abu-abu dan putih untuk menunjukan
setiap bagiannya. Bergradasi dalam media dengan pemberian tingkatan warna
pada kartu struktur akar dan warna putih untuk kartu nama, mempunyai bentuk
yang berbeda dari ukuran tinggi rendahnya dan dapat digunakan untuk siswa kelas
IV, V dan VI SD usia 10-12 tahun. Media pembelajaran Montessori mempunyai
gradasi dari rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak (Montessori, 2002:
174). Menurut Montessori (2002: 171) media pembelajaran Montessori memiliki
pengendali kesalahan (auto-correction) pada setiap media pembelajaran itu
sendiri. Hal ini bertujuan agar anak dapat mengetahui secara mandiri benar atau
salah aktivitas yang dilakukan tanpa ada orang lain yang mengkoreksi. Ciri autocorrection yaitu terdapat pembedaan warna pada masing-masing kartu dan kartu
pengendali kesalahan untuk mencocokkan hasil penyusunan kartu apakah kartu
yang disusun sudah benar atau belum dengan kartu pengendali kesalahan. Selain
auto-correction, media kartu bergambar ini memiliki ciri auto-education. Menurut
Montessori (2002: 173) media pembelajaran Montessori dirancang untuk
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menumbuhkan kemandirian anak serta pengembangan kemampuan secara mandiri
tanpa adanya campur tangan dari orang dewasa. Media kartu ini terdapat kartu
pengendali kesalahan, sehingga secara mandiri anak dapat mengetahui
kesalahannya dan secara mandiri anak membetulkannya tanpa ada campur tangan
orang dewasa. Bahan yang digunakan mudah untuk ditemukan di lingkungan
sekitar, yaitu dengan menggunakan kertas. Bahan baku yang mudah ditemukan di
lingkungan sekitar termasuk dalam ciri kontekstual.
1.6.4 Kotak Media
Desain kotak penyimpanan replika, kotak ini juga dilengkapi dengan
desain tutup supaya media pembelajaran lebih awet. Selanjutnya adalah kotak
penyimpanan kartu materi akar tumbuhan. Kotak ini dibagi menjadi 3 ruang, yaitu
tempat menyimpan sepasang kartu struktur akar, kartu jenis akar, dan kartu
pengendali kesalahan. Bahan yang digunakan yaitu dengan bahan triplek atau
teakwood. Pemilihan bahan tersebut dipilih karena memiliki karakter ringan dan
mudah untuk dibentuk serta mudah ditemukan dilingkungan sekitar (kontekstual).
9 cm
27 cm
Gambar 1. 4 Desain Kotak Kartu Soal
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30 cm
50 cm
Gambar 1. 5 Desain Kotak Media
Penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori ini, yang
pertama guru mengenalkan nama bagian struktur akar tumbuhan. Siswa
mengamati dan meraba bentuk bagian struktur akar tumbuhan dengan replika.
Kedua, guru memperkenalkan jenis akar tumbuhan menggunakan media
pembelajaran replika. Siswa mengamati dan meraba bentuk akar tumbuhan
dengan replika. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk mencoba media
pembelajaran replika akar tumbuhan. Keempat, guru memberikan contoh cara
menyusun kartu materi bagian struktur akar dan jenis akar tumbuhan. Kelima,
siswa mencoba menyusun kartu materi. Keenam, siswa mencocokkan komponen
kartu materi yang telah disusun dengan kartu pengendali kesalahan.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan,
kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.
Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah media
pembelajaran,
media
pembelajaran
berbasis
metode
Montessori,
Ilmu
Pengetahuan Alam.
2.1.1 Teori Perkembangan Anak
Perkembangan kognitif anak menurut Jean Piaget (dalam Sumantri, 2011:
14) menyatakan berlangsung secara teratur dan beruntun sesuai dengan
perkembangan umur anak. Maka pengajaran harus direncanakan sedemikian rupa
disesuaikan dengan perkembangan kecerdasan peserta didik. Tahap-tahap
perkembangan oleh Jean Piaget (dalam Suparno, 2001: 25-88) dibagi dalam masamasa perkembangan sebagai berikut.
Pertama, yaitu tahap sensorimotorik (lahir – umur 2 tahun). Pada tahap ini,
masa ketika dimana bayi mulai mempergunakan sistem penginderaan dan
aktivitas-aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya mengenal obyek.
Meskipun ketika dilahirkan seorang bayi masih sangat tergantung dan tidak
berdaya, tetapi sebagian alat-alat inderanya sudah langsung bisa berfungsi.
Kedua, yaitu tahap praoperasional (umur 2 sampai 7 tahun). Pada periode
ini, anak sudah mulai meningkatkan kosa kata, membuat penilaian berdasarkan
persepsi
bukan pertimbangan konseptual,
mengelompokkan benda-benda
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan sifat-sifat, mulai memiliki pengetahuan unik mengenai sifat-sifat
benda dan mulai memahami tingkah laku dan organisme di dalam lingkungannya,
tidak berfikir baik, tidak berfikir tentang bagian-bagian tetapi keseluruhan secara
serentak, dan mempunyai pandangan subyektif dan egosentrik.
Ketiga, yaitu tahap operasional konkret (umur 7 sampai 11 tahun). Pada
tahap ini, anak sudah dapat memandang dunia secara obyektif, mulai berfikir
secara
operasional,
mengklasifikasikan
mempergunakan
benda-benda,
cara
berfikir
membentuk
dan
operasional
untuk
mempergunakan
keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, serta mempergunakan
hubungan sebab akibat dapat memahami suatu konsep (Suparno, 2001: 69). Pada
tahap ini anak dapat berpikir logis mengenai peristiwa – peristiwa yang konkret
dan mengklasifikasikan benda-benda kedalam bentuk benda. Jean Piaget
(Desmita,2009:104) juga mengemukakan bahwa aktivitas anak pada masa ini
adalah terfokus pada objek yang nyata atau berbagai kejadian yang dialaminya.
Selain itu, Maria Montessori (dalam Lillard, 1996: 44) juga mengemukakan
bahwa perkembangan anak pada usia 7 sampai 12 tahun berada pada periode
sensitif. Periode sensitif yang dimaksud meliputi (1) logika bertanya, (2) imajinasi
melalui benda nyata, (3) perkembangan mental, (4) perkembangan rasa
berkelompokan, (5) pengenalan budaya, dan (6) kekuatan fisik. Pada tahap ini
usia anak sekolah dasar berada dalam tahap berpikir konkret harus bekerja dengan
benda-benda konkret dulu sebelum mereka dapat menangkap dan memahami halhal yang bersifat abstrak (Iskandar, 2001: 30). Berdasarkan pernyataan para ahli
di atas, dapat disimpulkan bahwa pada tahap ini anak dapat menerima informasi
melalui benda-benda konkret atau nyata.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keempat, yaitu tahap operasional formal (umur 11 tahun ke atas). Pada
tahap ini, anak remaja bisa menata pikiran hanya di dalam pikiran mereka saja.
Meskipun kebanyakan riset Piaget tentang masa remaja hanya dikaitkan dengan
penalaran matematis dan ilmiah namun dia sungguh-sungguh berspekulasi tentang
peranan operasi-operasi formal di dalam kehidupan remaja (Suparno, 2001:89).
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak
terjadi pada fisik maupun psikis yang berlangsung secara berkesinambungan,
sesuai tahapan usia anak. Siswa kelas V SD termasuk dalam tahapan
perkembangan operasional konkret yaitu usia 7-11 tahun. Untuk memecahkan
permasalahan yang kompleks, anak diarahkan kepada kejadian nyata yang
diamatinya. Dengan demikian, penanaman konsep melalui benda-benda nyata
kepada anak usia SD sangat diperlukan, sesuai dengan karakteristik tahap
perkembangan anak.
2.1.2
Media Pembelajaran
Pada subbab ini membahas mengenai pengertian media pembelajaran,
manfaat media pembelajaran, dan klasifikasi media pembelajaran. Berikut adalah
pembahasan dari subbab tersebut.
2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti
tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely (Azhar Arsyad, 2010: 3)
mengatakan bahwa media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi agar siswa mampu memperoleh pengetahuan,
ketrampilan atau sikap. Dalam hal ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah
merupakan media.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Media adalah sebuah alat berfungsi dalam penyampaian pesan (Sanaky,
2013: 3). Pendapat lain menambahkan media adalah alat bantu komunikasi yang
efektif dalam berkomunikasi (Arsyad,2014: 2). Smaldino (Sri Anitah, 2009:5)
mengatakan bahwa media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi.
Sadiman (1986: 7) sependapat dengan argumen di atas bahwa media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat.
Maka, dapat disimpulkan media alat adalah bantu komunikasi oleh pembawa
pesan menuju penerima pesan.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana oleh guru untuk
mengkondisikan siswa baik individu maupun kelompok agar bisa belajar dengan
baik (Hernawan, 2012: 113). Sanaky (2013: 11) menambahkan pembelajaran
perlu menggunakan prinsip-prinsp berikut, yaitu berpusat
pada
siswa,
mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan
menantang, bermuatan nilai estetika, etika, logika, dan kinestetika, serta
memfasilitasi pengalaman belajar yang beragam.
Dari pendapat di atas mengenai pengertian media dan pembelajaran,
Sanaky (2013: 3-4) mendefinisikan media pembelajaran sebagai sebuah sarana
atau alat bantu yang digunakan sebagai perantara proses pembelajaran supaya
dapat berjalan dengan efektif sesuai tujuan pembelajaran. Asyad (2014: 6)
mendefinisikan media sebagai alat bantu komunikasi antar guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Dari definisi dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah benda atau alat yang digunakan untuk
membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dapat membangkitkan semangat, rasa
ingin tahu dan minat untuk belajar. Penggunaan media pembelajaran akan sangat
membantu keefektifan pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran. Media
pembelajaran juga membantu siswa meningkatkan pemahaman dan penyajian data
dengan menarik (Arsyad, 2010:15-16). Kemp & Dayton (dalam Arsyad, 2014:25)
mengemukakan dampak positif penggunaan media dalam pembelajaran, yaitu:
1)
Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. Setiap siswa yang melihat
dan mendengar penyajian melalui media, menerima pesan yang sama.
Penggunaan media dapat menyatukan penafsiran yang beda-beda.
2)
Pembelajaran bisa lebih menarik. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya
tarik
image
menimbulkan
yang
berubah-ubah,
keingintahuan
penggunaan
menyebabkan
efek
siswa
khusus
yang
berpikir,
yang
kesemuanya menunjukkan bahwa media mempunyai aspek motivasi dan
meningkatkan minat.
3)
Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar
dan prinsip-prinsip psikologis yng diterima dalam hal partisipasi siswa,
umpan balik dan penguatan.
4)
Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar dapat ditingkatkan.
Selain itu, Sanaky (2013:6) mengkategorikan manfaat media pembelajaran
menjadi 2, yaitu bagi pengajar dan pembelajar. Bagi pengajar, media
pembelajaran
dapat
1)
memberikan
pedoman
dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran, 2) menjelaskan struktur dan urutan pengajaran dengan baik, 3)
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memberikan kerangka sistematis mengajar dengan baik, 4) memudahkan kendali
pengajar terhadap materi pelajaran, 5) membantu kecermatan, ketelitian dalam
penyajiam materi pelajaran, 6) membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar,
7) meningkatkan kualitas pengajaran, 8) memberikan dan meningkatkan variasi
belajar, 9) menyajikan informasi sehingga memudahkan penyampaian isi materi,
dan 10) menciptkan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa
tekanan. Sedangkan manfaat media bagi pembelajar dapat 1) meningkatkan
motivasi belajar pembelajar, 2) memberikan dan meningkatkan variasi belajar
bagi pembelajar, 3) memudahkan pembelajar untuk berfikir dan beranalisis, 4)
pembelajaran dalam kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tekanan,
serta 5) pembelajar dapat memahami materi pelajaran secara sistematis yang
disajikan.
Dari pernyatan para ahli, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
sangat bermanfaat bagi guru dan siswa. Bagi guru, media pembelajaran membantu
dalam menyampaikan materi secara terstruktur kepada siswa sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Bagi siswa, media pembelajaran
membantu siswa dalam proses berfikir abstrak menjadi lebih konkret. Maka
peneliti juga menyimpulkan beberapa manfaat media pembelajaran bagi siswa dan
guru dalam proses pembelajaran yaitu 1) media pembelajaran memudakan siswa
dalam memahami materi yang bersifat abstrak, 2) pembelajaran lebih menarik, 3)
media pembelajaran menarik minat dan keingintahuan, serta 4) media
pembelajaran membantu guru meningkatkan keaktifan dalam menciptakan media
pembelajaran diberbagai materi.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran
Prinsip penggunaan dan pengembangan media pembelajaran adalah media
berbasis manusia, media berbasis cetakan, media berbasis visual, media berbasis
audio-visual dan media berbasis komputer (Arsyad 2010: 81-104). Berikut
macam-macam prinsip penggunaan dan pengembangan media.
1) Media berbasis manusia yaitu media yang tertua yang digunakan untuk
mengirim dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini
bermafaat khususnya bila tujuan kita mengubah sikap atau ingin secara
langsung terlibat dalam pematauan belajar siswa.
2) Media berbasis cetakan yaitu media yang paling umum dikenal berupa buku
teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis
cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan saat merancang,
yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan
penggunaan spasi kosong.
3) Media berbasis visual yaitu media yang sangat memegang peranan penting
alam proses belajar. Media visual ini dapat melancarkan pemahaman,
memperkuat ingatan, menumbuhkan minat siswa, dan memberikan hubungan
antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Beberapa bentuk media visual
berupa, gambar presentasi, diagram, peta, dan grafik.
4) Media berbasis audio-visual yaitu media visual yang menggabungkan
penggunaan suara dalam memproduksinya. Dalam media audio-visual yang
paling penting adalah naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan
yang banyak,rancangan, dan penelitian.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5) Media berbasis komputer mempunyai peran sebagai pembantu tambahan
dalam belajar dan pemanfaatannya meliputi penyajian informasi materi
pembelajaran
dan
latihan.
Penggunaan
komputer
mengikuti
proses
intruktursional, yaitu (a) merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan,
dan
menjadwalkan
pengajaran,
(b)
mengevalusi
siswa
(tes),
(c)
mengumpulkan data mengenai siswa, (d) melakukan analisis statistik
mengenai
pembelajaran,
serta
(e)
membuat
catatan
perkembangan
pembelajaran.
2.1.3
Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Pada subbab ini membahas mengenai sejarah metode Montessori, syarat
media pembelajaran berbasis metode Montessori dan keunggulan media
pembelajaran berbasis metode Montessori.
2.1.3.1 Sejarah Metode Montessori
Metode Montessori merupakan sebuah metode pembelajaran yang
diperkenalkan dan dikembangkan oleh Maria Montessori. Beliau adalah seorang
dokter wanita pertama di Italia yang lahir pada tanggal 31 Agustus 1870 dan
wafat pada tanggal 6 Mei 1952. Saat Montessori bekerja di klinik psikiatri, beliau
mendapat tugas untuk melayani anak-anak yang mengalami debiel, imbeciel,
idioot, dsb. Hal tersebut membuat Montessori tertarik pada dunia pendidikan
anak-anak, khususnya anak-anak yang ditanganinya. Ketertarikan Montessori
tersebut membuatnya mempelajari berbagai penemuan dari Jean Marc Gaspard
Itard (1775-1838) dan Edward Seguin (1812-1880). Montessori mencoba
mengembangkan metode temuan Itard dan Seguin untuk mengajar membaca dan
menulis anak-anak dengan mental terbelakang di listrik kumuh di Roma. Seluruh
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
metode Seguin diringkaskan oleh Montessori sebagai metode yang menggunakan
sistem otot,sistem syaraf, dan panca indera.
Pada tahun 1907, Montessori menerima tawaran dari Edoardo Talamo,
Direktur Jenderal Asosiasi Roma untuk mengambil alih organisasi sekolahsekolah untuk anak-anak usia 3-7 tahun di distrik San Lorenzo. Sekolah pertama
didirikan pada tanggal 6 Januari 1907 di distrik San Lorenzoyang diberi nama
Casa dei Bambini atau Rumah Anak-anak
Montessori menemukan metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak didiknya melalui berbagai percobaan dan observasi yang
dilakukannya di Casa dei Bambini. Montessori berhasil membawa anak-anak
pinggiran membaca dan menulis pada usia dini dan menunjukan kemampuan
untuk peduli terhadap diri mereka sendiri (Hainstock,1997:58). Keberhasilan
lainnya adalah Montesssori dapat membawa anak-anak yang kurang beruntung
tersebut memperoleh hasil yang optimal pada ujian negara.
2.1.3.2 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media pembelajaran Montessori merupakan media pembelajaran yang
diciptakan dan dikembangkan oleh Montessori melalui berbagai observasi yang
dilakukannya terhadap anak-anak didiknya di Casa dei Bambini. Seluruh media
pembelajaran yang ada berfungsi sebagai sumber belajar sekaligus guru bagi anak
(Montessori, 2002:36 & 83). Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya empat
syarat yang ada pada media pembelajaran, yaitu (1) menarik,(2) bergradasi, (3)
auto-education, dan (4) auto-correction (Montessori, 2002: 171-175). Peneliti
juga menambahkan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Berikut penjelasan dari
masing-masing ciri media pembelajaran Montessori.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
Ciri media pembelajaran Montessori harus menarik. Media pembelajaran
Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa agar dapat menarik minat
siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat menarik dari segi warna,
bentuk, dan sebagainya. Jika dilihat dari warnanya, media pembelajaran
yang menarik dapat mengaktifkan sensorial anak pada saat anak
menyentuh, meraba media pembelajaran menggunakan indera perabanya,
serta mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh media pembelajaran
menggunakan indera pendengarnya. Melalui media pembelajaran tersebut
anak pun dapat menemukan hubungan satu hal dengan yang lain
(Montessori, 2002:174).
2.
Ciri media pembelajaran Montessori harus bergradasi.Bergradasi dapat
dilihat
dari warna, bentuk, maupun usia anak dengan melibatkan
pengoptimalan fungsi panca indra. Media pembelajaran berbasis metode
Montessori tidak hanya bergradasi dalam arti dapat melibatkan sebanyak
mungkin penggunaan panca indera, tetapi juga pada gradasi penggunaaan
untuk berbagai usia perkembangan anak maupun materi yang dapat
diperoleh dari media pembelajaran yang sama (Montessori, 2002: 174).
Gradasi warna dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna
yang memiliki beberapa warna atau dengan gradasi ukuran tinggi ke
rendah dapat diperkenalkan dalam penggunaan media pembelajaran
Montessori (Montessori, 2002: 175).
3.
Ciri media pembelajaran Montessori harus auto-correction. Media
pembelajaran Montessori mempunyai pengendali kesalahan (autocorrection) pada setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bertujuan agar anak dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah
aktivitas yang dilakukannya tanpa ada orang lain yang mengoreksi. Ciri
tersebut dapat digambarkan dari penggunaan media pembelajaran inkastri
silinder. Inkastri silinder memperkenalkan ukuran yang berbeda-beda,
yaitu tinggi-pendek, gemuk-kurus, tinggi kurus-gemuk pendek, dan tinggi
gemuk-pendek kurus. Pengendali kesalahan dari alat tersebut adalah
lubang pada inkastri. Oleh karena itu, anak dapat mengetahui benar/salah
dari ketidaksesuaian inkastri yang diletakkan pada masing-masing lubang
(Montessori, 2002:171).
4.
Ciri media pembelajaran Montessori harus auto-education. Media
pembelajaran Montessori dirancang untuk menumbuhkan kemandirian
anak serta pengembangan kemampuan secara mandiri tanpa ada campur
tangan dari orang dewasa. Lingkungan belajar dirancang sedemikan rupa
agar tidak ada orang dewasa yang mengintervensi hal-hal yang dilakukan
anak. Hal tersebut dikarenakan setiap alat sudah mempunyai pengendali
kesalahan (Montessori, 2002:172-173).
5.
Ciri tambahan yaitu kontekstual. Berdasarkan beberapa prinsip pendidikan
Montessori yang telah dipaparkan, belajar hendaknya juga disesuaikan
dengan konteks (Lillard, 2005:32). Salah satu hal yang dilakukan
Montessori adalah merancang lingkungan belajar bagi siswa. Montessori
menyediakan beberapa peralatan di kelas dengan memanfaatkan hal-hal
yang ada di lingkungan sekitar anak.
Media pembelajaran berbasis metode Montessori memberi kontrol pada
siswa dalam menggunakannya, meningkatkan kemandirian, kehendak, serta
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahasanya (Lillard, 1996: 80-85). Selain itu, siswa mampu melihat, menggunakan,
dan menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran
Montessori. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
berbasis metode Montessori
memiliki keunggulan yaitu dapat meningkatkan
kemandirian anak dalam belajar melalui 5 ciri khusus yang dimiliki media
tersebut.
2.1.3.2 Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media pembelajaran Montessori dapat melatih keterampilan anak dan
mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock, 1997:82). Lillard
(1996:80-85) menambahkan bahwa siswa mampu melihat, menggunakan, dan
mengemukakan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran
Montessori. Selain itu, media pembelajaran Montessori yang didesain memiliki
unsur pengendali kesalahan (Margini, 2013:54). Media pembelajaran Montesori
mengarah pada kemampuan sensorial anak-anak (Margini, 2013: 31-32).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis
metode Montessori memiliki keunggulan yaitu mengajar keterampilan dan
kemandirian anak melalui lima ciri khusus yang dimiliki media pembelajaran
tersebuat. Maka, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran akar
tumbuhan berbasis metode Montessori memiliki keunggulan yaitu siswa belajar
secara mandiri dengan adanya pengendali kesalahan dalam media tersebut.
2.1.4
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pada subbab ini membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA di
sekolah dasar dan materi akar tumbuhan. Berikut adalah pembahasan dari subab
tersebut.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4.1 Hakikat IPA
Pada hakikatnya IPA merupakan suatu produk, proses dan aplikasi.
Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan
konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang
dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan
produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan
teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan (Prihantoro, dalam
Trianto, 2012 ).
IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan
bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera
maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. IPA merupakan hasil kegiatan
manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitarnya, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah
antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. Selain hal
tersebut di atas, mata pelajaran IPA dapat dijadikan program untuk menanamkan
dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada
siswa serta rasa mencintai dari menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Tujuan mata pelajaran IPA adalah : (1) memperoleh keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, teknologi dan
masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi (Mulyasa dalam Trianto, 2012: 111).
Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara
umum bahwa diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang
merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud
adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang ada di
alam untuk dapat memahami dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya
keterangan serta keteraturannya. Selain itu, pembelajaran sains diharapkan pula
memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif),
pemahaman, kebiasaan, dan apresiasi di dalam mencari jawaban terhadap suatu
permasalahan (Laksmi dalam Trianto, 2012). Siswa juga diberi kesempatan untuk
menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungannya dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Samatowa, 2006: 11-12).
Dari pengertian di atas, secara umum IPA adalah ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari kegiatan ilmiah terhadap fenomena-fenomena yang ada pada alam.
Kegiatan ilmiah dapat berupa kegiatan pengamatan maupun kegiatan eksperimen.
Dari kegiatan ilmiah tersebut dapat menemukan sebuah konsep dan teori dari ojek
IPA itu sendiri, selain itu diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotorik), dan sikap ilmiah (afektif).
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4.2 Materi Akar Tumbuhan
Pada pembelajaran IPA kelas V, pengenalan bagian tubuh tumbuhan
materi akar tumbuhan sangat banyak dan beragam, seperti struktur akar, macammacam akar dan fungsi setiap bagiannya (Haryanto, 2004: 33-35). Akar adalah
bagian pangkal tumbuhan pada batang yang berada di dalam tanah dan tumbuhan
menuju kepusat bumi. Akar mempunyai berperan sebagai alat pencengkeram pada
tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air ( Priyono, 2010: 44). Pada penelitian
ini dibatasi hanya pada pengenalan struktur akar, bagian struktur akar, dan jenis
akar.
Akar memiliki struktur yang sangat kuat karena mampu menerobos
beberapa lapisan tanah yang keras. Akar tumbuhan dapat menjalar jauh dari
tempat tumbuhnya untuk mengambil berbagai unsur hara. Kemampuan akar untuk
menerobos lapisan tanah karena memiliki tudung akar. Bagian akar dibagi
menjadi dua struktur yaitu struktur luar dan struktur dalam. Struktur luar akar
terdiri dari tudung akar, batang akar, percabangan akar dan bulu-bulu akar.
Sedangan struktur dalam terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan
silinder pusat. Beberapa bagian struktur akar yaitu:
a.
Rambut akar/ bulu akar adalah cabang-cabang yang halus yang berguna
sebagai alat untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
b.
Epidermis adalah kulit luar bagian struktur akar yang mempunyai dinding sel
yang rapat tanpa adanya rongga, berfungsi untuk melindungi dan meneruskan
air kedalam akar.
c.
Korteks adalah sel yang memiliki dinding tipis dan tidak padat,berfungsi
sebagai tempat cadangan makanan.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d.
Endodermis adalah dinding sel yang terdapat lapisan seperti gabus, berfungsi
untuk mengatur makanan kedalam akar.
e.
Floem adalah jaringan pengangkut berfungsi menyalurkan makanan dari atas
ke bagian akar.
f.
Xilem adalah jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari berbagai
jaringan, berfungsi mengangkut air dari akar melewati batang menuju ke
daun.
g.
Ujung akar adalah bagian akar termuda yang terus tumbuh dan berganti
menjadi akar baru, berfungsi untuk menggantikan akar lama.
h.
Tudung akar adalah bagian bawah akar yang berguna untuk melindungi akar
pada waktu menembus tanah.
Akar tumbuhan ada dua jenis yaitu akar serbut dan akar tunggang. Akar
serabut adalah akar yang mepunyai ujung dan pangkal akar yang sama besar. Akar
serabut dimiliki oleh tumbuhan berkeping satu (monokotil), misal tebu, jagung
dan padi. Sedangkan akar tunggang adalah akar pokok yang mempunyai cabang
yang lebih kecil. Akar tunggang dimiki oleh tumbuhan berkeping dua (dikotil),
misalnya mangga, jeruk, kacang-kacangan. Akan tetapi, tumbuhan dikotil berakar
tunggang jika di tanam dengan sistem cangkok atau stek akan menjadi akar
serabut (Haryanto, 2004: 33-35).
2.2
Penelitian Yang Relevan
Pertiwi (2015) mengembangkan alat peraga pelajaran Matematika SD
materi perkalian berbasis Montessori. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil validasi produk menunjukkan bahwa
(1) alat peraga memiliki lima ciri, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction,
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
auto-education, dan kontekstual: (2) memiliki rerata skor 3,55 dan masuk kategori
“sangat baik” dengan demikian, alat peraga papan perkalian sudah layak
digunakan dan dapat melalui tahap uji coba yang lebih luas.
Widyaningrum (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan alat
peraga pembelajaran matematika pada siswa kelas II di SD BOPKRI Gondolayu
kepada sekelompok siswa kelas II tahun ajaran 2014/ 2015. Beberapa langkah
penelitian mengadopsi model Sugiyono serta Borg dan Gall yang dimodifikasi
menjadi lima langkah antara lain identifikasi potensi masalah, perencanaan,
pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Alat
peraga papan penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori
memiliki kualitas sangat baik dilihat dari perolehan skor validasi ahli. Perolehan
skor rerata
sebesar
3,73
sehingga alat peraga papan penjumalahan dan
pengurangan yang dikembangkan layak untuk pengujian tahap berikutnya.
Hardiyanti (2016) melakukan penelitian mengenai pengembangan alat
peraga IPS materi keragaman budaya Indonesia pada siswa kelas IV SD N
Karangwuni 1 tahun ajaran 2015/2016. Model yang digunakan adalah model
pengembangan yang dipaparkan Ali dan Asrori (2014) dan Sugiyono (2015).
Model tersebut dimodifikasi ke dalam lima langkah pengembangan, yaitu potensi
dan masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi
produk dan uji lapangan terbatas. Hasil penelitian menujukkan bahwa alat peraga
keragaman budaya Indonesia dikembangkan dengan konsep alat peraga
Montessori dan memiliki peta timbul Indonesia, bendera dan kartu budaya serta
kotak penyimpanan bendera dan kartu budaya. Validasi alat peraga oleh ahli
menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata penilaian sebesar 3,9. Pada uji
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 37,2.
Secara garis besar ketiga peneliti tersebut meneliti tentang manfaat
penggunaan alat peraga untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi
yang dipelajari. Hasil dari ketiga penelitian tersebut menunjukan adanya
peningkatan keaktifan siswa selama mengikuti pelajaran, peningkatan terhadap
pemahaman siswa, dan prestasi belajar pada materi perkalian.
Berdasarkan penelitian-penelitian
yang relevan, belum
ditemukan
penelitian pengembangan produk media pembelajaran berbasis Montessori yang
menggunakan akar tumbuhan untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan
metode Montessori, peneliti belum menemukan adanya penelitian mengenai
pengembangan media pembelajaran IPA yang berlandaskan pada filosofi
pembelajaran Montessori.
1
Pertiwi (2015)
Widyaningrum (2015)
Hardiyanti (2016)
Pengembangan Alat
Pengembangan Alat
Pengembangan Alat
3 Peraga Pembelajaran
Peraga Pembelajaran
Peraga Pembelajaran
4 Matematika SD Materi
Perkalian Berbasis
5
Metode Montessori.
6
Matematika SD Materi
IPS SD Materi
Penjumlahan dan
Keragaman Budaya
Pengurangan Berbasis
Indonesia berbasis
Metode Montessori.
Metode Montessori.
2
Yang perlu diteliti
Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Akar Tumbuhan Berbasis Metode
Montessori
Bagan 2. 1 Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3
Kerangka Berpikir
Usia anak SD 7- 11 tahun masuk dalam tahap perkembangan kognitif
operasional-konkret. Pemikiran anak usia ini diarahkan pada kejadiaan nyata yang
diamati untuk dapat menyelesaikan masalah secara konkret atau nyata. Akar
tumbuhan merupakan materi IPA pada semester ganjil di kelas V Sekolah Dasar.
Dalam materi ini memuat struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan. Apabila
guru menyajikan materi kepada siswa dengan metode ceramah, tentu saja
membuat siswa bingung karena terlalu abstrak. Karena itu, siswa membutuhkan
hal-hal yang bersifat nyata dan kontekstual untuk membantu siswa lebih
mengetahui dan paham tentang akar tumbuhan.
Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah jawaban dari
semua yang mereka butuhkan dalam mempelajari materi tentang akar tumbuhan.
Terlebih
lagi
jarang
sekali
media
pembelajaran
berbasis
Montessori
dikembangangkan pada mata pelajaran IPA, melainkan pada mata pelajaran
matematika, IPS, dan bahasa. Siswa mampu melihat, menggunakan, dan
menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori.
Selain itu, media pembelajaran Montessori memberi kontrol pada siswa dalam
menggunakannya, meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Media
pembelajaran Montessori mempunyai ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, autocorrection¸ auto-education, kontekstual. Kelima ciri tersebut disesuaikan dengan
lingkungan. Karena itu, peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran IPA
berbasis metode Montessori dengan memperhatikan kelima ciri media
pembelajaran tersebut. Dengan demikian siswa dapat terbantu dalam mempelajari
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi tentang akar tumbuhan yang difokuskan pada struktur akar dan jenis-jenis
akar.
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini dilakukan untuk menjawab
permasalahan tentang kebutuhan penggunaan media pembelajaran dalam
pembelajaran di Sekolah. Fokus penelitian ini adalah mengembangkan media
pembelajaran berbasis metode Montessori dalam materi akar tumbuhan pada mata
pelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan di Kelas V SD N Demangan 1,
Yogyakarta.
Media
pembelajaran
berbasis
metode
Montessori
yang
dikembangkan dengan memperhatikan kelima ciri dasar diharapkan dapat
membantu siswa dalam memahami nama-nama struktur akar dan jenis-jenis akar
tumbuhan.
2.4
Pertanyaan Penelitian
2.4.1
Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran akar tumbuhan
berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas V?
2.4.2
Bagaimana kualitas media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode
Montessori menurut guru?
2.4.3
Bagaimana kualitas media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode
Montessori menurut para ahli?
2.4.4
Bagaimana kualitas media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode
Montessori menurut siswa?
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan
penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,
dan jenis analisis data.
3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan atau lebih dikenal dengan penelitian R & D (Research and
Development). Sugiyono (2015: 407) berpendapat bahwa research and
development adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan atau
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan suatu produk. Penelitian
dan pengembangan merupakan proses pengembangan dan validasi produk
pendidikan (Sanjaya, 2013: 129). Penelitian dan pengembangan merupakan suatu
istilah yang digunakan untuk menggambarkan aktivitas yang berhubungan dengan
penciptaan atau penemuan baru, metode, produk, jasa baru dan menggunakan
pengetahuan yang baru ditemukan (Putra, 2015: 77).
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang praktis dalam
mengembangkan atau menghasilkan suatu produk. Berdasarkan pengertian
tersebut, peneliti mengembangkan produk media pembelajaran IPA dalam
memahami materi akar tumbuhan. Penelitian dibatasi sampai uji coba lapangan
terbatas
yang dilakukan untuk
mengetahui
penggunaan produk
media
pembelajaran IPA dalam memahami materi akar tumbuhan di kelas V. Hasil
peneliti ini berupa sebuah produk mengenai media pembelajaran akar tumbuhan
berbasis metode Montessori.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2
Setting Penelitian
Setting penelitian membahas mengenai lokasi penelitian, waktu peneltian
dan subjek penelitian.
3.2.1
Lokasi Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SD N Demangan 1. SD
tersebut terletak di jalan munggur No. 38 Yogyakarta. Peneliti memilih SD N
Demangan 1 dikarenakan minimnya penggunaan media pembelajaran ketika
pembelajaran di kelas dan permasalahan terkait dengan pembelajaran IPA.
Permasalahan tersebut salah satunya terjadi di kelas V khususnya pada materi
tumbuhan lebih tepatnya akar tumbuhan. Lokasi SD yang strategis dan
memungkinkan
untuk
mencari
bahan
yang
digunakan
sebagai
media
pembelajaran.
3.2.2
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V tahun ajaran 2016/2017
di SD N Demangan 1. Siswa tersebut berjumlah 31 orang yang terdiri dari 14
siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki. Peneliti memilih sekelompok siswa
tersebut berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari wali kelas. Peneliti juga
memberikan beberapa pertimbangan terkait pemilihan subjek berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan pada saat pembelajaran.
3.2.3
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah media pembelajaran akar tumbuhan berbasis
metode Montessori. Media ini dirancang untuk membantu siswa mempelajari
materi akar tumbuhan pada mata pelajaran IPA kelas V semester 1. Penelitian ini
mengembangkan kemampuan siswa dalam bagian akar serta macamnya. Media
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini terbuat dari akar jambu, akar bambu serta kayu damar. Kayu tersebut dibentuk
menyerupai sebuah roket tetapi didalamnya terdapat bagian dari inti sampai
luarnya.
3.2.4
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 13 bulan terhitung mulai dari bulan
Juni 2016 sampai Agustus 2017. Mulai dari penentuan judul penelitian,
pembuatan proposal, pengambilan data, pengolahan data, ujian akhir tugas skripsi
dan revisi setelah ujian akhir tugas skripsi.
3.2.5
Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Langkah
Penelitian
J
u
n
J
ul
A
gs
t
Se
pt
O
kt
N
ov
D
es
Bulan
Ja F
n
eb
M
ar
A
pr
l
M
ei
J
u
n
J
ul
A
gs
t
Penentuan
Judul
Penelitian
Penyusunan
Proposal
Penyusunan
Instrumen
Mengurus
Perijinan
Uji Coba
Instrumen
Pengumpulan
Data
Pengolahan
Data
Penyusunan
Laporan
Ujian
Revisi
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3
Prosedur Pengembangan
Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi penelitian Research and
Development menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2008:169-170) yang
dipadukan
dengan
Sugiyono
(2015:
409-426).
Berikut
adalah
model
pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2008: 169-170)
dalam bentuk bagan 3.1.
Penelitian dan
Pengembangan Data
(Research and Collecting)
Uji coba lapangan
(main field testing)
Penyempurnaan produk
hasil uji coba lapangan
(operasional product
revision)
Perencanaan
(Planning)
Pengembangan draf produk
(develop premilimnary form
of product)
Merevisi hasil uji coba
(main product revision)
Uji pelaksanaan
lapangan (operasional
field testing)
Uji coba lapangan awal
(preliminary field testing)
Penyempurnaan
produk akhir (final
produk revision)
Diseminasi dan implementasi
(dissemination dan Implementation)
Bagan 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall
Sumber: Sukmadinata (2008:169)
Bagan 3.1 menjelaskan tentang sepuluh langkah rancangan penelitian dan
pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2008: 169-170). (1)
Penelitian dan pengumpulan data (research and collecting), mencakup
pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan
pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. (2) Perencanaan (planning), yaitu
menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan
dalam penelitian,rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut,
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
desain atau langkah-langkah penelitian, kemudian pengujian dalam lingkup
terbatas. (3) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product),
meliputi pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen
evaluasi. (4) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing), yaitu uji coba
lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru).
Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket. (5)
Merevisi hasil uji coba (main product revision), yaitu memperbaiki atau
menyempurnakan hasil uji coba.
(6) Uji coba lapangan (main field testing), yaitu melakukan uji coba yang
lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai 100 siswa subjek
uji coba. Data kuantiatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan
model yang diujicobakan dikumpulkan. Hasil pengumpulan data dievaluasi dan
jikalau
mungkin
dibandingkan
dengan
kelompok
pembanding.
(7)
Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan (operational product revision),
yaitu menyempurnakan produk hasil uji coba lapangan. (8) Uji pelaksanaan
lapangan (operational field testing) yang dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30
sekolah yang melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan
melalui
angket,
wawancara, dan observasi
dan analisis
hasilnya.
(9)
Penyempurnaan produk akhir (final product revision), yaitu penyempurnaan
didasarkan pada masukan dari uji pelaksanaan lapangan. (10) Diseminasi dan
implementasi (dissemniation and implementation). Melaporkan hasilnya dalam
pertemuan profesional dan jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan.
Monitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan data
Desain produk
Uji coba
produk
Revisi desain
Validasi desain
Uji coba
pemakaian
Revisi produk
Revisi produk
Produksi masal
Bagan 3. 2 Model Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono
Sumber: Sugiyono (2015: 409)
Bagan 3.2 penelitian dan pengembangan Sugiyono (2015:409) dimulai
dengan potensi dan masalah. Melihat adanya potensi dan masalah tersebut,
langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan informasi berupa data empirik. Data
tersebut dijadikan sebagai pedoman dan bahan untuk membuat desain produk.
Kemudian desain produk tersebut divalidasi oleh pakar atau tenaga ahli sehingga
dapat diketahui kekuatan dan kelemahan. Setelah mengetahui kelemahan tersebut,
desain diperbaiki pada langkah revisi desain. Kemudian dihasilkan produk dan
diujicobakan secara terbatas untuk mengetahui manfaat dari produk untuk
mengatasi masalah yang dihadapi responden. Setelah itu produk yang sudah
diujicobakan secara terbatas direvisi kembali untuk memperbaiki kelemahan yang
dialami responden selama pemakaian produk. Kemudian dilakukan uji coba
pemakaian pada lingkup responden yang sebenernya. Apabila dalam uji coba
tersebut terdapat kekurangan, maka dilakukan revisi produk kembali. Setelah
produk tersebut terdapat kekurangan, maka dilakukan revisi produk kembali.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah produk dinyatakan layak, produk diproduksi secara masal (Sugiyono,
2015: 409-426).
Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi
serta memodifikasi model Sugiyono (2015: 409-426) serta Borg dan Gall (dalam
Sukmadinata, 2008: 169-170). Penelitian ini dibatasi pada uji coba lapangan
terbatas dan prototipe media pembelajaran yang telah divalidasi karena waktu
yang singkat. Langkah penelitian dan pengembangan dimodifikasi ke dalam lima
langkah, yaitu potensi masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal
produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Berikut model penelitian
dan pengembangan yang disusun peneliti dengan mengadopsi Sugiyono serta
Borg dan Gall yang disajikan pada bagan 3.3.
Potensi dan
Masalah
(Sugiyono)
Penyusunan
rencana (Borg
dan Gall)
Uji coba terbatas
(Sugiyono & Borg dan
Gall)
Pengembangan bentuk
awal produk (Sugiyono
& Borg dan Gall)
Validasi produk
(Sugiyono & Borg dan
Gall)
Bagan 3. 3 Modifikasi model penelitian dan pengembangan
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dari Borg dan Gall
(Sukmadinata,
2008:169-170)
dan
Sugiyono
(2015:
409-426).
Peneliti
memodifikasi tahap penelitian dari sepuluh menjadi lima tahap, yaitu (1) potensi
dan masalah, (2) penyusunan rencana, (3) pengembangan bentuk awal produk, (4)
validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbatas. Berikut bagan tahap penelitian
dan pengembangan yang dimodifikasi yang disajikan pada bagan 3.4
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TAHAP I Potensi dan Masalah
Identifikasi
Masalah
Validasi oleh ahli
IPA, Montessori
dan guru
Pedoman
Observasi
Wawancara
Uji keterbacaan
analisis kebutuhan
guru dan siswa
Penyebaran
Kuesioner
Data analisis
kebutuhan
Data ketersediaan
dan penggunaan
media
pembelajaran serta
kesulitan belajar
siswa
Observasi
Validasi oleh ahli
IPA dan
Montessori
Pedoman
Wawancara
Analisis
karakteristik
media
pembelajaran
Montessori
Validasi ahli IPA dan
Montessori
Analisis
karakteristik
siswa
Pembuatan kuesioner
analisis kebutuhan
TAHAP II Perencanan
Data analisis kebutuhan
Konsep pembuatan media
pembelajaran
Desain media pembelajaran
Desain album media pembelajaran
Instrumen
Validasi guru SD
penelitian dan setara
Tes
Kuesioner
validasi produk
Validasi ahli IPA
dan Montessori
Uji
empiris
Revisi
Uji keterbacaan
soal oleh siswa
Uji keterbacaan
instrumen oleh
siswa dan guru
Revisi
Revisi
Revisi
Instrumen siap
digunakan
TAHAP III Pengembangan Bentuk Awal Produk
Desain media
pembelajaran
Pembuatan media
pembelajaran dan album
Pengumpulan bahan
Desain album
Media
pembelajaran dan
album siap
divalidasi
TAHAP IV Validasi Produk
Media pembelajaran
Album media
pembelajaran
Validasi oleh ahli IPA dan Montessori
Validasi oleh ahli IPA dan Montessori
TAHAP V Uji Coba Terbatas
Pretest
Uji coba terbatas
Posttest
Tanggapan guru
dan siswa
Album dan media pembelajaran
siap untuk diuji cobakan
Prototipe media pembelajaran IPA
SD materi akar tumbuhan berbasis
metode Montessori
Bagan 3. 4 Prosedur Penelitian
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.1
Potensi dan Masalah
Pada tahap yang pertama peneliti melakukan analisis potensi dan masalah
melalui analisis kebutuhan yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan
pembagian kuesioner kepada guru dan siswa. Sebelum digunakan untuk
mengumpulkan data, instrumen tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli
pembelajaran IPA, ahli bahasa, dan guru SD setara. Wawancara dilakukan kepada
kepala sekolah, guru kelas V, dan 5 orang siswa. Selain itu, peneliti juga
melakukan observasi terkait dengan kegiatan pembelajaran IPA di kelas V.
Selanjutnya, hasil dari wawancara dan observasi dianalisis terkait dengan
karakteristik siswa, penggunaan dan ketersediaan media pembelajaran, dan
kesulitan belajar terkait dengan pembelajaran IPA. Analisis terkait dengan
karakteristik siswa dan selanjutnya menjadi bahan pembuatan kuesioner
kebutuhan.
Peneliti juga menambahkan karakteristik media pembelajaran Montessori
dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. Selanjutnya, kuesioner tersebut
divalidasi oleh ahli bahasa, IPA dan guru SD setara. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui kelayakan kuesioner sebelum digunakan. Hasil dari validasi ahli
digunakan sebagai bahan perbaikan berdasarkan saran atau masukan yang telah
diberikan. Setelah itu, peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner kepada siswa
SD setara.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
kalimat pertanyaan pada kuesioner analisis kebutuhan. Peneliti selanjutnya
melakukan revisi berdasarkan hasil uji keterbacaan. Selanjutnya, kuesioner
analisis kebutuhan siap digunakan di SD penelitian. Dari hasil wawancara dan
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
observasi dianalisis karakteristik siswa, penggunaan dan ketersedian media
pembelajaran dan kesulitan belajar yang terkait dengan pembelajaran IPA.
Analisis karakteristik siswa akan digunakan sebagai bahan pembuatan
kuesioner kebutuhan. Tidak lupa peneliti juga menambahkan karakteristik media
pembelajaran Montessori dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
Kemudian, kuesioner tersebut divalidasi oleh ahli bahasa, ahli IPA dan guru SD
setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan kuesioner sebelum
digunakan. Dari hasil tersebut digunakan sebagai bahan perbaikan berdasarkan
saran atau masukan yang diberikan oleh para ahli.
Selanjutnya, peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner kepada siswa
SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terdapat
kalimat pertanyaan. Selanjutnya, peneliti melakukan revisi dari hasil uji
keterbacaan dan siap disebarkan ke SD penelitian.
3.4.2
Penyusunan Rencana
Pada tahap ini, peneliti membuat desain media pembelajaran berdasarkan
hasil analisis kebutuhan. Peneliti juga membuat desain album sebagai petunjuk
penggunaan media pembelajaran. Setelah membuat desain, media pembelajaran
dan album petunjuk penggunaan media pembelajaran siap untuk dibuat.
Peneliti juga menyiapkan instrumen validasi produk dan tes. Instrumen
validasi produk sebelumnya divalidasi oleh dosen pembimbing sebelum diberikan
ke ahli. Setelah divalidasi, instrumen diperbaiki lalu diberikan kepada 2 ahli, yaitu
ahli IPA dan ahli Montessori. Instrumen tes digunakan sebanyak 2 kali, yaitu
pretest dan posttest. Sebelum digunakan, instrumen tes divalidasi terlebih dahulu
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepada guru SD setara. Setelah divalidasi, peneliti melakukan revisi untuk
memperbaiki instrumen.
Setelah direvisi, instrumen diujikan secara empiris kepada siswa kelas V
SD Setara. Hasil uji empiris diolah dengan menggunakan Statistic Package for
Social Studies 22 (SPSS 22) untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen
tes. Peneliti kemudian memilih 10 butir soal yang valid sebagai soal pretest dan
posttest. Kemudian instrumen soal diuji keterbacaannya kepada siswa SD setara.
Dari hasil uji keterbacaan, peneliti merevisi instrumen tes apabila masih terdapat
kekurangan pada instrumen.
Peneliti juga menyusun kuesioner tanggapan mengenai produk media
pembelajaran untuk siswa. Kuesioner tersebut divalidasi sebelum digunakan.
Validasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa dalam kalimat
pertanyaan pada kuesioner. Peneliti melakukan revisi dari hasil validasi untuk
memperbaiki kekurangan kuesioner. Setelah direvisi dan diperbaiki, kuesioner
tanggapan mengenai produk media pembelajaran siap diberikan kepada siswa.
3.4.3
Pengembangan Bentuk Awal produk
Pada tahap ini, peneliti mengembangkan desain media pembelajaran
berdasarkan hasil identifikasi masalah dan analisis kebutuhan guru dan siswa.
Peneliti mengembangkan desain media berdasarkan lima karkateristik media
pembelajaran berbasis metode Montessori, yaitu auto-correction, auto-education,
menarik, bergradasi, dan kontekstual. Selanjutnya peneliti mengumpulkan bahanbahan yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.4
Validasi Produk
Pada tahap ini, media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode
Montessori
yang telah dibuat divalidasi oleh ahli IPA dan ahli montessori.
Validasi ini dilakukan untuk menilai kelayakan produk media pembelajaran
sebelum dilakukan uji coba terbatas di SD penelitian.
3.4.5
Uji Coba Lapangan Terbatas
Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada 5
siswa SD penelitian. Sebelum produk diujicobakan, siswa diberikan pretest
terlebih dahulu. Setelah produk diujicobakan, siswa diberikan posttest. Pretest dan
posttest diberikan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa ketika
menggunakan produk. Siswa juga memberikan tanggapan mengenai media
pembelajaran yang telah dikembangkan dengan mengisi kuesioner tanggapan.
3.5
Teknik Pengumpulan Data
Widoyoko (2014: 33) mengemukakan bahwa teknik ini merupakan strategi
yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam
penelitiannya. Teknik pengumpulan data adalah langkah untuk mendapatkan data,
dengan observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi, dan penggabungan dari
keempatnya (Sugiyono, 2015: 308-309). Dalam penelitian ini, peneliti
mengumpulkan data dengan teknik observasi, wawancara, kuesioner, triangulasi
(gabungan), serta tes.
3.5.1
Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap unsur-unsur yang nampak berupa data maupun informasi dalam suatu
gejala pada objek pengukuran (Widoyoko, 2014: 64). Observasi ini digunakan
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk melihat dan mengamati keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh
gambaran tentang permasalahan yang sedang diteliti. Observasi dilakukan pada
pembelajaran IPA kelas V dan ketersediaan media pembelajaran di SD N
Demangan 1. Aspek yang diobservasi ketika pembelajaran IPA yaitu ketersediaan
dan pemanfaatan media pembelajaran serta cara mengajar oleh guru.
3.5.2
Wawancara
Wawancara
yang
digunakan
adalah
wawancara
semiterstruktur.
Wawancara semierstruktur adalah wawancara yang lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur (Esterberg dalam Sugiyono, 2015: 320). Dalam
melakukan wawancara terstruktur, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya sudah
disiapkan (Esterberg dalam Sugiyono, 2015: 319). Sedangkan tujuan dari
wawancara semiterstruktur adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya
(Sugiyono, 2015: 320). Melalui wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal
yang lebih mendalam mengenai partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan
fenomena yang terjadi, dimana hal tersebut tidak dapat ditemukan dalam
observasi (Sugiyono, 2015: 318). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
wawancara dengan 3 narasumber, yaitu Kepala SD N Demangan 1, Guru kelas V,
dan siswa kelas V. Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara
semiterstruktur,
karena
kegiatan
wawancara
direncanakan
dan
peneliti
menggunakan pedoman wawancara berupa garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam wawancara dengan Kepala Sekolah, peneliti mengumpulkan
informasi berkaitan dengan prestasi bidang akademik & non akademik, hasil ujian
mata pelajaran IPA selama 5 tahun terakhir, penggunaan media pembelajaran IPA
di Sekolah, dan penelitian mengenai media pembelajaran yang pernah
dilaksanakan di sekolah. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V
untuk mendapatkan informasi terkait ketersediaan media pembelajaran IPA di
kelas dan penggunaannya, kesulitan selama pembelajaran IPA dan solusi yang
dilakukan oleh guru. Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu siswa kelas
V untuk memperoleh informasi mengenai pendapat tentang mata pelajaran IPA,
penggunaan media pembelajaran selama belajar IPA, dan kesulitan yang dialami
selama belajar IPA.
3.5.3
Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis secara tertutup
maupun terbuka kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015: 199).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen analisis kebutuhan,
instrumen validasi produk, dan instrumen tanggapan mengenai produk. Kuesioner
analisis kebutuhan diberikan kepada 2 guru kelas dan siswa kelas V SD N
Demangan 1 untuk mendapatkan informasi menganai kebutuhan tentang media
pembelajaran. Kuesioner validasi produk ditunjukkan kepada beberapa ahli untuk
menilai kelayakan media pembelajaran yang dihasilkan. Kuesioner tanggapan
mengenai produk diberikan kepada siswa dan guru untuk menilai kelayakan
media pembelajaran yang dibuat setelah uji coba terbatas. Kuesioner yang
digunakan peneliti dibuat berdasarkan kisi-kisi. Jenis kuesioner yang digunakan
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka merupakan kuesioner yang dapat
dijawab secara bebas oleh responden atau peneliti tidak memberikan alternatif
jawaban kepada responden (Widoyoko, 2014: 36). Validasi produk menggunakan
rating scale (skala bertingkat) yaitu pernyataan diikuti kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan (Widoyoko, 2014: 36). Data mentah yang
diperoleh dengan menggunakan rating scale berupa angka yang kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif (Sugiyono, 2015: 141).
3.5.4
Tes
Tes merupakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193). Peneliti menggunakan pretest dan
posttest, dimana pretest dilakukan sebelum uji coba media pembalajaran, dan
posttest dilakukan setelah uji coba media pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan siswa sebelum dan setelah menggunakan produk
media pembelajaran melalui uji coba lapangan terbatas.
3.6
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah berbagai alat ukur yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian (Sugiyono, 2015: 148). Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan instrumen tes dan nontes. Untuk nontes peneliti
menggunakan beberapa instrumen, yaitu pedoman observasi, kuesioner, pedoman
wawancara, dan matriks triangulasi. Untuk tes peneliti menggunakan 10 soal
pretest-posttest isian singkat.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.1
Pedoman Observasi
Observasi dilakukan pada pembelajaran IPA kelas V SD N Demangan 1.
Aspek yang diamati selama observasi yaitu pembelajarn IPA, penggunaan media
pembelajaran,
dan
ketersediaan
media
pembelajaran
di
kelas.
Selama
pembelajaran peneliti juga mencatat hal-hal berkaitan aspek yang diamati. Kisikisi observasi disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi kisi-kisi pada
penelitian dari Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Berikut kisi-kisi
observasi pembelajaran IPA pada tabel 3.2
Tabel 3 2 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas V
No. Item
1,2
Kisi-kisi Observasi
Ketersediaan media
pembelajaran IPA di kelas
3,4
Penggunaan media
pembelajaran IPA dalam
pembelajaran di kelas
5,6
Cara penggunaan media
pembelajaran IPA di kelas
7,8
Kesulitan belajar yang dialami
siswa dalam pembelajaran di
kelas
Objek yang Diamati
Ada media pembelajaran yang diletakkan di
kelas untuk pembelajaran IPA
Media pembelajaran layak untuk digunakan
dalam pembelajaran
Guru menggunakan media pembelajaran untuk
menjelaskan materi pembelajaran IPA
Guru menguasai cara menggunakan media
pembelajaran
Guru menjelaskan cara penggunaan media
pembelajaran IPA kepada siswa
Siswa dapat menggunakan media pembelajaran
secara mandiri
Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti
pembelajaran IPA di kelas
Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan
soal IPA
Pedoman observasi telah divalidasi oleh ahli pembelajaran Montessori dan
ahli pembelajaran IPA. Uji validitas pada instrumen non-tes yang digunakan
adalah validitas konstruk. Validitas konstruk merupakan uji validitas pada
instrumen non-tes yang digunakan untuk mengukur sikap (Sugiyono, 2015: 176).
Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep
dari suatu teori, yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009:
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata
dan skor validasi instrumen pedoman observasi.
3.6.2
Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan kepada beberapa narasumber, yaitu Kepala SD N
Demangan 1, Guru kelas V, dan siswa kelas V. Wawancara bertujuan untuk
menganalisis kebutuhan media pembelajaran IPA dengan memperoleh infromasi
dari narasumber.
3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara yang pertama kepada
Kepala SD N Demangan 1. Teknik wawancara yang dipilih adalah teknik
wawancara semiterstruktur yaitu wawancara yang dalam pelaksanaannya lebih
bebas dan lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat,
dan ide-idenya (Sugiyono, 2015: 320). Rencana wawancara dengan kepala
sekolah disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang
dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Rencana wawancara
dengan kepala Sekolah dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah
No
1.
2.
3.
4.
Topik Pertanyaan
Informasi berkaitan dengan sekolah
Ketersediaan media pembelajaran di sekolah
Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media
pembelajaran
3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas V
Peneliti melakukan wawancara yang kedua kepada guru kelas V dengan
menggunakan teknik wawancara semiterstruktur yaitu wawancara yang dalam
pelaksanaannya lebih bebas dan lebih terbuka, dimana pihak yang diajak
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2015: 320). Rencana
wawancara dengan guru disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi rencana
wawancara pada penelitian dari Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016).
Rencana wawancara guru kelas V disajikan pada tabel 3.4
Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V
No
1.
2.
3.
4.
5.
Topik Pertanyaan
Ketersediaan media pembelajaran di kelas
Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas V
Wawancara yang ketiga dilakukan peneliti kepada siswa kelas V dengan
teknik wawancara semiterstruktur yaitu wawancara yang dalam pelaksanaannya
lebih bebas dan lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta
pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2015: 320). Rencana wawancara dengan
siswa disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi rencana wawancara pada
penelitian dari Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Rencana wawancara
dengan siswa kelas V disajikan pada tabel 3.5
Tabel 3 .5 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas V
No
1.
2.
3.
Topik Pertanyaan
Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi
Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
Sebelum melakukan wawancara, pedoman wawancara divalidasi oleh
beberpa ahli, yaitu ahli pembelajaran Montessori dan ahli pembelajaran IPA. Uji
validitas pada instrumen nontes yang digunakan adalah validitas konstruk.
Validitas konstruk merupakan uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk mengukur sikap (Sugiyono, 2015: 176). Validitas konstruk mengacu pada
sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu menjadi
dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009: 131). Dengan validasi konstruk
yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen
pedoman wawancara.
3.6.3
Kuesioner
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 kuesioner, yaitu kuesioner
analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk oleh beberapa ahli, dan tanggapan
produk melalui uji lapangan terbatas.
3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan
Kuesioner yang digunakan dalam analisis kebutuhan ini berbentuk
kuesioner terbuka. Responden dapat menjawab secara bebas pada kuesioner yang
diberikan (Widoyoko, 2014: 36). Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan bebas
bentuk kuesioner terbuka. Kuesioner analisis kebutuhan ditujukan kepada 2 guru
kelas dan seluruh siswa kelas V SD N Demangan 1. Hasil kuesioner digunakan
untuk mempertimbangkan terkait media pembelajaran yang akan dikembangkan.
Kuesioner yang diberikan kepada guru dan siswa sebanyak 10 pertanyaan. Kisikisi kuesioner analisis kebutuhan disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi
dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016).
Berikut tabel 3.6 berisi mengenai kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3 .6 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan
Indikator
Auto-education
Kontekstual
Menarik
Bergradasi
Auto-correction
Deskriptor
1. Menggunakan media pembelajaran
dalam pembelajaran IPA
2. Memahami konsep IPA secara
mandiri
1. Memanfaatkan benda dari
lingkungan sekitar
1. Memiliki warna
1. Bentuk media pembelajaran 3
dimensi
2. Berat media pembelajaran
1. Membantu menemukan kesalahan
sendiri
2. Membantu menemukan jawaban
yang benar
Nomor item
Kuesioner
Kuesioner
Guru
Siswa
1
1
2
2
3 dan 4
3 dan 4
5 dan 6
6 dan 7
9
10
8
10
8
9
7
5
Sebelum diberikan, kuesioner analisis kebutuhan divalidasi oleh beberapa
ahli, yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori, dan Guru.
Validasi yang digunakan yaitu validasi konstruk. Validitas konstruk merupakan
uji validitas pada instrumen non-tes yang digunakan untuk mengukur sikap
(Sugiyono, 2015: 176). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu
instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu menjadi dasar penyusunan
instrumen (Widoyoko, 2009: 131). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh
ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen analisis kebutuhan.
Selain validasi konstruk, kuesioner untuk guru dan siswa diuji
keterbacaannya. Kuesioner analisis kebutuhan guru diuji keterbacaannya kepada
guru lain. Kuesioner analisis kebutuhan siswa kelas V diuji keterbacaanya kepada
5 siswa kelas V SD lain. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat
pemahaman guru dan siswa terhadap kalimat pertanyaan/pernyataan dalam
kuesioner.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk
Dalam penelitian ini, peneliti membuat kuesioner validasi produk dengan
memperhatikan 5 ciri-ciri media pembelajaran berbasis metode montessori. Ciriciri
tersebut
menarik,
bergradasi,
auto-correction¸auto-education,
dan
kontekstual. Kuesioner validasi produk bertujuan untuk mengetahui kelayakan
media pembelajaran yang dikembangkan. Kuesioner validasi produk ditujukan
kepada 2 ahli, yaitu ahli pembelajaran Montessori dan ahli pembelajaran IPA.
Kedua ahli mengisi kuesioner setelah peneliti mempresentasikan media
pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan kuesioner tanggapan mengenai
produk media pembelajaran diberikan ke guru dan siswa setelah peneliti
melakukan uji coba lapangan terbatas di SD penelitian. Kuesioner tanggapan
mengenai produk juga memperhatikan 5 ciri khusus media pembelajaran berbasis
metode Montessori.
Kisi-kisi kuesioner validasi produk disusun dengan mengadopsi dan
memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan
Hardiyanti (2016). Berikut kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli dan
tanggapan mengenai produk dari siswa yang disajikan pada tabel 3.7.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.7 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan
Tanggapan Produk oleh Siswa
Indikator
Autoeducation
Deskriptor
Nomor Item
Ahli
Siswa
1
2
1. Membantu siswa memahami konsep IPA
2. Siswa belajar secara mandiri
1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar
2
3
1
10
4
11
5
3
2. Bentuk media pembelajaran menarik
3. Cara kerja media pembelajaran menarik
1. Media pembelajaran berbentuk 3 dimensi
6
7
8
4
7
5
2. Memiliki berat yang sesuai dengan karakteristik siswa
1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri
9
10
6
8
2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar
11
9
Kontekstual
2. Dapat diproduksi oleh masyarakat
sekolah/guru
1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa
Menarik
Bergradasi
Autocorrection
sekitar
dan
Sebelum diberikan, kuesioner validasi produk divalidasi oleh beberapa
ahli, yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Validasi
yang digunakan yaitu validasi konstruk. Validitas konstruk merupakan uji
validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap
(Sugiyono, 2015: 176). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu
instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu menjadi dasar penyusunan
instrumen (Widoyoko, 2009: 131). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh
ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen analisis kebutuhan dan
instrumen validasi produk.
Selain validasi konstruk, kuesioner untuk siswa diuji keterbacaannya.
Kuesioner analisis kebutuhan siswa kelas V diuji keterbacaanya kepada 5 siswa
kelas V SD lain untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat
pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner. Selain media pembelajaran, produk
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lainnya yang diuji kelayakannya yaitu album media pembelajaran. Aspek penilain
validasi album disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang
dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Aspek yang dinilai dalam
vaidasi album ditunjukan dalam tabel 3.8
Tabel 3 .8 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
3.6.4
Aspek yang Dinilai
Kesesuaian bahasa dengan kaidah bahasa Indonesia baku
Kejelasan kalimat
Pemilihan jenis huruf
Pemilihan ukuran huruf
Kelengkapan isi album
Keruntutan langkah kegiatan
Pemilihan ukuran gambar
Kejelasan gambar
Kesesuaian langkah kegiatan dengan gambar yang dicantumkan
Kesesuaian perilaku dalam langkah kegiatan dengan perkembangan siswa
Soal Tes
Dalam penelitian ini, soal tes digunakan peneliti sebagai pretest dan
posttest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dan setelah
menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas. Peneliti menyusun tes
berdasarkan Kompetesar Dasar (3.1) Mengenal bagian tumbuhan serta
mendiskripsikan fungsinya. KD tersebut untuk kelas V semester 1. KD
dikembangkan menjadi dua indikator. Dari dua indikator tersebut, peneliti
menyusun 15 soal esaian singkat. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam tabel 3.9
Tabel 3 .9 Kisi-kisi Soal Tes Kelas V
No
1
2
Indikator
Menyebutkan nama struktur akar dan jenis akar
tumbuhan.
Menjelaskan stuktur akar dan jenis akar tumbuhan.
Nomor Aitem
3,4,5,6,7,8,9,14,15
1,2, 10,11,12,13
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya. Validitas
merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian
dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2015: 363). Arikunto
(dalam Sugiyono 2015: 134) mengemukakan bahwa instrumen yang valid atau
sah mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas yang rendah. Alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur
itu dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur (Widoyoko, 2009: 98).
Validitas yang dilakukan pada instrumen tes sebelum digunakan adalah
validitas isi dan validitas konstruk. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi
(content validity) apabila dapat mengukur tujuan khusus yang sejajar dengan
materi pelajaran atau dapat membandingkan antara isi instrumen dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan (Widoyoko, 2009: 129). Aspek penilaian validasi
isi disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan
Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Aspek penilaian validitas isi dapat
dilihat dalam tabel 3.10
Tabel 3 .10 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes
No
1
2
3
4
5
6
Komponen penilaian
Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator
Kesesuaian perilaku yang dituntut dalam indikator dengan perkembangan siswa
Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan
Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan
Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku
Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan
Selanjutnya, validitas konstruk dilakukan untuk mengetahui soal yang
disusun dengan kesesuaian materi, bahasa, dan penulisan soal. Validitas konstruk
(construct validity) adalah sejauh mana instrumen dapat mengukur kosep dari
suatu teori. Instrumen dikontruksi tentang aspek yang diukur berdasarkan teori
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang digunakan (Widoyoko, 2009: 131). Validitas konstruk dilakukan oleh ahli
yaitu guru SD setara.
Instrumen yang sudah divalidasi oleh guru SD setara kemudian diujikan
secara empiris kepada siswa kelas V di SD Setara. Uji empiris merupakan uji
yang dilakukan berdasarkan kriteria yang ada di luar instrumen yaitu berdasarkan
fakta atau pengalaman dan digunakan sebagai patokan untuk menilai validitas
sebuah instrumen berupa hasil tes atau hasil catatan di lapangan (Widoyoko,
2014:150-152). Data yang didapatkan diolah menggunakan program SPSS 17 for
Windows menggunakan teknik korelasi product moment dari Carl Pearson untuk
menganalisis item soal. Untuk melihat valid atau tidaknya item soal dengan cara
membandingkan niali r hitung dengan nilai r tabel product moment dengan
kriteria apabila r hitung sama dengan atau lebih besar dari r tabel berarti soal yang
dianalisis valid. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka soal tersebut
tidak valid (Trisnamansyah, 2015: 172). Widoyoko (2009: 137) menambahkan
bahwa untuk mengetahui valid tidaknya suatu soal dapat dilihat pada harga sig.
pada program SPSS 17 for Windows. Apabila harga sig. lebih kecil dari 0,05,
maka soal tersebut dinyatakan valid dan apabila harga sig. lebih besar dari 0,05
maka soal tersebut dinyatakan tidak valid.
Setelah diuji tingkat validitas, hasil tersebut diuji tingkat reliabilitasnya.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2015: 173). Instrumen dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil
yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2016:
157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alpha. Item soal diuji dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows
dengan menghitung nilai koefisien Alpha, yang dinyatakan reliabel apabila
koefisien nilai Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Widoyoko, 2014: 165). Setelah
dihitung validitas dan relibailitas, dipilih soal sebanyak 10 item untuk digunakan
sebagai pretest dan posttest. Kesepuluh soal tes tersebut kemudian diuji
keterbacaannya. Kesepuluh soal tersebut diuji keterbacaannya pada siswa kelas V
SD setara. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap kalimat pertanyaan atau pernyataan dalam soal tes.
3.7
Triangulasi
Triangulasi
adalah
teknik
pengumpulan
data
dimana
peneliti
mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, dengan berbagai
teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data, untuk meningkatkan
pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiyono, 2015: 330).
Terdapat dua macam triangulasi. Pertama triangulasi teknik, yaitu menggunakan
teknik pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data dari sumber yang
sama. Kedua yaitu triangulasi sumber, yaitu menggunakan teknik pengumpulan
data yang sama untuk memperoleh data dari sumber yang berbeda. Sedangkan
triangulasi sumber berarti peneliti mengumpulkan data dari sumber yang berbedabeda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2015: 330). Pada penelitian ini
menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan
kuesioner.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik dan
tringulasi sumber. Triangulasi teknik dilakukan dalam memperoleh data analisis
kebutuhan melalui teknik observasi, wawancara, dan kuesioner. Berikut
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
triangulasi teknik pengumpulan data analisis kebutuhan yang disajikan melalui
bagan 3.5
Kuesioner
Wawancara
Observasi
Bagan 3. 5 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
Sedangkan triangulasi sumber dilakukan oleh peneliti untuk menganalisis
wawancara berdasarkan tiga sumber data, yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa.
Berikut triangulasi sumber data yang disajikan melalui bagan 3.6.
Kepala Sekolah
Siswa
Guru
Bagan 3. 6 Triangulasi Sumber Data Wawancara
3.8
Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2015: 207).
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
peneliti maupun orang lain (Sugiyono, 2015: 335).
Teknik analisis data
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data
kualitatif. Data kuatitatif adalah data yang berwujud angka-angka yang diperoleh
dari
hasil
pengukuran
(Widoyoko,
2014:
21).
Dalam
penelitian
dan
pengembangan ini diperoleh data kuantitatif dari validasi pedoman wawancara,
validasi pedoman observasi, validasi kuesioner analisis kebutuhan, validasi
kuesioner validasi produk, uji empiris soal tes, uji keterbacaan kuesioner dan soal
tes, serta pretest dan postest melalui uji coba terbatas. Data kualitatif
menunjukkan suatu kualitas atau mutu yang dilihat dari keadaan, proses maupun
peristiwa, yang dituangkan dalam bentuk pernyataan atau kata-kata (Widoyoko,
2014: 18). Analisis data kuantitatif dilakukan pada pengolahan data hasil validasi
kuesioner, observasi, dan wawancara oleh ahli, hasil kuesioner analisis kebutuhan
siswa dan guru, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli dan siswa,
hasil uji empiris kepada siswa kelas V SD setara, dan hasil pretest dan posttest
oleh sekelompok siswa. Data kualitatif diperoleh dari beberapa hasil seperti hasil
validasi kuesioner, observasi, dan wawancara, hasil kuesioner analisis kebutuhan
siswa dan guru, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli, hasil
observasi, dan hasil wawancara.
3.8.1
Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif yang pertama dilakukan dengan menggunakan
Skala Likert 1-4 (Widoyoko, 2014: 104) dimana setiap angka pada skala disertai
kriteria untuk memudahkan penilai. Peneliti menyusun kriteria yang berbeda-beda
pada setiap instrumen berdasarkan kebutuhan dari penilaian tersebut.
Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian instrumen pedoman
wawancara, pedoman observasi, kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
validasi produk. Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen
nontes yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis
kebutuhan dan kuesioner validasi produk adalah sebagi berikut.
Tabel 3 .11Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Nontes
Skala
Nilai 4
Nilai 3
Nilai 2
Nilai 1
Kriteria
Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki
Instrumen sudah layak digunakan namun perlu di perbaiki
Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki
Instrumen tidak layak digunakan
Tabel 3 .12Skala dan kriteria Pedoman Penilaian Uji Validitas
Konstruk soal tes
Skala
Nilai 4
Nilai 3
Nilai 2
Nilai 1
Kriteria
Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku dan jelas, tidak dan perlu
diperbaiki.
Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan perlu
diperbaiki.
Soal kurang sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan
perlu diperbaiki.
Soal tidak sesuai dengan indikator, kalimat tidak baku dan kurang jelas serta
tidak layak digunakan.
Tabel 3 .13 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Validitas Isi Instrumen Soal
Tes
Skala
Nilai 4
Nilai 3
Nilai 2
Nilai 1
Kriteria
Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki.
Sudah sesuai, namun perlu diperbaiki.
Kurang sesuai dan perlu diperbaiki.
Tidak Sesuai.
Tabel 3 .14 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Uji Keterbacaan Kuesioner
Analisis Kebutuhan, Kuisioner Validasi Produk dan Soal Tes.
Skala
Nilai 4
Nilai 3
Nilai 2
Nilai 1
Kriteria
Kalimat sangat jelas dan mudah dipahami.
Kalimat jelas namun sulit dipahami.
Kalimat kurang jelas dan sulit dipahami.
Kalimat tidak jelas dan sulit dipahami.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3 .15 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Validasi Produk oleh Ahli
Skala
Nilai 4
Nilai 3
Nilai 2
Nilai 1
Kriteria
Media pembelajaran sangat sesuai dengan pernyataan.
Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan, namun terdapat
Kekurangan.
Media pembelajaran kurang sesuai dengan pernyataan sehingga perlu
diperbaiki.
Media pembelajaran tidak sesuai dengan pernyataan sehingga kurang layak
untuk digunakan.
Tabel 3 .16 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Kuesioner Tanggapan
mengenai Media Pembelajaran oleh siswa.
Skala
Nilai 4
Nilai 3
Nilai 2
Nilai 1
Kriteria
Sangat Setuju.
Setuju.
Tidak Setuju.
Sangat Tidak Setuju.
Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4
kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung
dengan rumus 3.1
Rumus 3. 1 Rumus Perhitungan Rerata Hasil penilaian dengan Skala Likert
Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata
nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitataif dengan acuan dari
Widoyoko (2014: 144). Tabel 3.17 adalah tabel konversi data kuantitatif ke
kualitatif menurut Widoyoko.
Tabel 3 .17 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif
Interval Skor
3,26 – X – 4,00
2,51 – X – 3,25
1,76 – X – 2,50
1,00 – X – 1,75
Kategori
Sangat Baik
Baik
Kurang
Sangat Kurang
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interval skor tersebut juga dapat menunjukan valid/tidaknya suatu
instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang
dituangkan dalam tabel 3.18.
Tabel 3 .18 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen
Interval Skor
3,26 – X – 4,00
2,51 – X – 3,25
Kategori
Sangat Baik
Baik
1,76 – X – 2,50
1,00 – X – 1,75
Kurang
Sangat Kurang
Bobot
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
namun perlu perbaikan
Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan
Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan
Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari
2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan
instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila
rerata skor yang diperoleh kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat
dikatakan tidak valid.
Selanjutnya, Supraktiknya (2012: 128) mengemukakan bahwa analisis
data menghitung presentase jawaban kesioner analisis kebutuhan guru dan siswa
dengan menggunakan rumus. Rumus untuk menghitung presentase dapat di lihat
pada rumus 3.2.
Rumus 3. 2 Perhitungan presentase jawaban pada kuesioner
Selain rumus presentase jawaban responden, peneliti juga menggunakan
rumus untuk mengitung nilai yang didapat siswa melalui pretest dan posttest. Tipe
soal yang digunakan adalah isian singkat, sehingga skor untuk jawaban benar
adalah 1, sedangkan skor untuk jawaban salah adalah 0. Rumus untuk menghitung
nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada rumus 3.3.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rumus 3. 3 Perhitungan nilai pretest dan posttest
3.8.2
Analisis Data Kualitatif
Analisis data Kualitatif pertama dilakukan pada pengolahan hasil
kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, di mana langkah-langkahnya
berdasarkan Creswell (2012: 328-329). (1) Peneliti membuat kode-kode dan tema
secara kualitatif. (2) Peneliti menghitung berapa kali kode dan tema tersebut
muncul. (3) Peneliti membandingkan dengan data kualitatif yang ada. Langkahlangkah pengolahan hasil wawancara dan observasi (Supratiknya, 2012: 117)
sebagai berikut 1) membaca transkrip wawancara yang sudah disusun secara
berulang-ulang dengan pemahaman yang baik; 2) menemukan kata kunci atau
hasilnya lalu ditulis pada kolom sebelah kanan; 3) membuat catatan lain berisi
interpretasi atau kesimpulan sementara; 4) mengumpulkan kata kunci dan tematema dari daftar yang telah dibuat.
Setelah diolah menggunakan langkah-langkah di atas, selanjutnya adalah
triangulasi teknik dan triangulasi sumber untuk pengecekan kebenaran data atau
informasi yang diperoleh. Triangulasi teknik dilakukan dengan menggabungkan
data yang diperoleh melalui teknik wawancara, observasi, dan kuesioner.
Triangulasi sumber dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh
melalui tiga sumber, yaitu kepala sekolah, guru dan siswa.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uraian pada BAB IV ini berisikan penjelasan dari bab sebelumnya. Uraian
tersebut terdiri dari hasil dan pembahasan.
4.1
Hasil Penelitian
Pada subbab ini berisi uraian mengenai persiapan sampai dengan
pelaksanaan proses penelitian. Uraian tersebut terdiri atas potensi dan masalah,
perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan
terbatas.
4.1.1
Potensi dan Masalah
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah potensi dan masalah. Pada
tahap ini, peneliti melakukan analisis potensi dan masalah melalui analisis
kebutuhan yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan pembagian
kuesioner kepada guru dan siswa. Potensi yang ditemukan di SD N Demangan 1
adalah para siswa dengan keterampilan motorik halus yang baik, misalnya
keterampilan dalam membuat atau menggunakan mainan sederhana seperti kincir
angin. Keterampilan siswa tersebut dapat menjadi salah satu potensi dalam
menggunakan media pembelajaran sebagai sarana belajar. Kenyataannya,
ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di sekolah masih sangat
terbatas. Guru juga jarang menggunakan media pembelajaran selama melakukan
pembelajaran. Oleh karena itu, potensi yang dimiliki sekolah tersebut harus
dimanfaatkan sebaik mungkin agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan.
Permasalahan yang ditemukan di SD N Demangan 1 adalah pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran akar tumbuhan pada pembelajaran IPA.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa mengalami permasalahan tersebut karena metode mengajar guru yang
kurang menarik. Guru tidak menggunakan media pembelajaran pada saat
menyampaikan materi, sehingga materi yang banyak kurang dipahami oleh siswa
secara maksimal. Oleh karena itu, peneliti memaksimalkan potensi yang ada
dengan membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada di lingkungan sekitar untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
Selanjutnya, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner analisis
kebutuhan untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa terhadap media
pembelajaran. Kuesioner analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru dan
siswa, selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat desain
media pembelajaran guna mengatasi masalah yang terjadi. Berikut ini merupakan
penjabaran dari subbab identifikasi masalah dan analisis kebutuhan.
4.1.1.1 Identifikasi Masalah
Tahap awal penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti
yaitu mengidentifikasi permasalahan terkait dengan kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa dalam pembelajaran. Peneliti melakukan identifikasi masalah dengan
observasi dan wawancara. Hasil observasi dan wawancara tersebut kemudian
dikaji menggunakan triangulasi data.
a.
Observasi
Peneliti melakukan observasi pada tanggal 2 Agustus 2016 saat
pembelajaran IPA di kelas V SD N Demangan 1. Kegiatan observasi
dilaksananakn terkait dengan kesulitan yang dialami guru dan siswa pada
pembelajaran IPA, mengamati cara guru mengajar dan ketersediaan media
pembelajaran. Sebelum digunakan, kisi-kisi pedoman observasi divalidasi terlebih
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dahulu olah para ahli. Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstruk
yaitu melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada.
Berikut adalah hasil validasi terhadap instrumen observasi dapat dilihat pada
tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Hasil Validasi Instrumen Observasi
Ahli
1
4
4
1
2
2
4
4
3
4
3
Nomor Item
4
5
4
4
4
4
Rerata
6
4
4
7
4
4
Total
Rereata
32
31
31,5
4
3,8
3,9
8
4
4
Berdasarkan hasil validasi pada tabel 4.1 tersebut, didapatkan rerata skor
sebesar 3,9. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18, rerata tersebut termasuk dalam
kategori sangat baik karena memiliki nilai lebih dari 2,50. Oleh karena itu,
instrument dinyatakan valid dan layak digunakan. Setelah pedoman observasi
dinyatakan valid, peneliti kemudian melakukan observasi pada pembelajaran IPA
kelas V dan ketersiadian media pembelajaran di SD N Demangan. Observasi
dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2016. Hasil observasi disajikan pada tabel
4.2.
Tabel 4. 2 Tabel hasil observasi
Objek yang diamati
Ada media pembelajaran
yang diletakkan di kelas
untuk pembelajaran IPA.
Media Pembelajaran layak
untuk digunakan dalam
pembelajaran.
Guru menggunakan media
pembelajaran
untuk
menjelaskan
materi
pembelajaran IPA.
Guru
menguasai
cara
Jawaban
Tidak
Catatan
-
Tidak
-
Tidak
Pada
pembelajaran
IPA
guru
menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab. Guru menggunakan beberapa buku
cetak sebagai pedoman untuk mengajar.
Guru menulis di papan tulis materi yang
dianggap
penting.
Setelah
guru
menjelaskan materi kepada siwa. Guru
meminta siswa untuk mengerjakan soal.
Guru
tidak
menggunakan
media
Tidak
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan
media
pembelajaran.
Siswa dapat menggunakan
media pembelajaran secara
mandiri.
Siswa mengalami kesulitan
dalam pembelajaran IPA.
Siswa mengalami kesulitan
ketika mengerjakan soal
IPA.
pembelajaran
Tidak
Guru
tidak
pembelajaran
Ya
menggunakan
media
Ketika pembelajaran IPA siswa tidak
menggunakan media pembelajaran. siswa
mempelajari materi dengan mendengarkan
penjelasan dari guru.
Dalam mengerjakan soal masih banyak
siswa yang menjawab pertanyaan dengan
jawaban kurang tepat.
Ya
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, dapat
disimpulkan bahwa ketersediaan media pembelajaran IPA masih terbatas. Hal ini
menjadi kurang efektif dalam aktivitas pembelajaran IPA. Guru menggunakan
beberapa buku cetak dan menulis materi yang dianggap penting di papan tulis.
Pembelajaran hanya mengacu pada buku cetak dan catatan materi. Siswa diminta
untuk mncatat materi yang terdapat di papan tulis, kemudian guru melakukan sesi
tanya jawab kepada siswa secara lisan. Selain itu peneliti juga menemukan
beberapa kesulitan siswa dalam memahami materi dan dilihat saat guru meminta
siswa untuk mengerjakan soal tertulis, siswa membutuhkan waktu yang lama.
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
pembelajaran IPA di kelas V SD N Demangan 1 belum optimal. Selain itu,
peneliti menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar, terlihat
ketika siswa kurang tepat dalam menjawab pertanyaan dari guru.
b.
Wawancara
Kegiatan wawancara pada penelitian ini ditujukan kepada kepala sekolah,
guru kelas V, dan siswa kelas
melakukan kegiatan
V
SD
N Demangan 1. Sebelum
wawancara, instrumen
wawancara
divalidasi
peneliti
kepada
beberapa ahli terlebih dahulu seperti ahli Montessori, pembelajaran IPA, dan
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru SD setara. Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstruk yaitu
melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada.
1)
Kepala Sekolah
Peneliti melakukan kegiatan wawancara pertama kali kepada kepala
SD N Demangan 1. Wawancara kepada kepala sekolah ini dilakukan untuk
mengetahui ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA di SD N
Demangan 1. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2016.
Hasil validasi terhadap instrumen wawancara kepala sekolah yang telah divalidasi
oleh ahli Montessori dan ahli IPA dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4. 3 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah
Ahli
Nomor Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
Rerata
11
12
13
14
15
16
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
Total
Rerata
62
62
62
3,8
3,8
3,8
Dari hasil validasi pedoman wawancara kepada kepala sekolah oleh ahli
pada tabel 4.3, terhitung rerata skor sebesar 3,8. Dilihat pada tabel 3.18, Rerata
validasi pedoman wawancara kepada sekolah termasuk dalam kategori sangat baik
karena memiliki nilai lebih dari 2,50. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan
bahwa instrumen pedoman wawancara kepada kepala sekolah dinyatakan valid.
Para ahli juga tidak memberikan komentar terhadap instrumen pedoman
wawancara kepala sekolah, sehingga pedoman wawancara kepala sekolah layak
digunakan.
Peneliti melakukan wawancara kepada Kepala SD N Demangan 1 pada
tanggal 12 Oktober 2016. Hasil wawancara dengan Kepala SD N Demangan 1
disajikan pada tabel 4.4.
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4. 4 Hasil Wawancara dengan Kepala SD N Demangan.
Topik Pertanyaan
Informasi berkaitan
dengan sekolah
No Item
1,2, 3, dan 4
Hasil Wawancara
Dalam bidang akademis SD N Demangan 1 belum
mendapat
prestasi,
tetapi
dalam
bidang
nonakademis banyak memperoleh prestasi seperti
kegiatan panca silat. Nilai UN semakin tahun
semakin meningkat tetapi dalam pembelajaran IPA
masih rendah dibanding nilai Matematika.
Ketersediaan media
pembelajaran di sekolah
5, 6, 7, 8,
dan 9
Penggunaan media
pembelajaran dalam
pembelajaran IPA
10, 11, 12,
13, dan 14
Penelitian yang pernah
dilakukan di sekolah
berkaita dengan media
pembelajaran
15 dan 16
Media pembelajaran yang sudah tersedia di SD N
Demangan 1 antara lain organ tubuh manusia,
magnet, dan aliran listrik. Media pembelajaran
yang tersedia di SD N Demangan 1 dirawat dengan
baik, tetapi belum ada tempat khusus untuk
menyimpan
media
pembelajaran.
Sekolah
memperoleh media pembelajaran dari dana BOS.
Beberapa contoh media pembelajaran yang dibuat
oleh guru antara lain kincir angin dan alat
pernafasan pada manusia. Faktor yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran
yaitu faktor kemanfaatan untuk siswa, faktor biaya,
faktor keamanan, dan kualitas.
Pelaksaan pembelajaran IPA selama ini sesuai
dengan materi. Pelaksanaan pembelajaran IPA
sebagian besar menggunakan media pembelajaran
yang ada dilingkungan sekolah. Penggunaan satu
media pembelajaran tidak hanya satu siswa, karena
jumlah media pembelajaran yang terbatas. Dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan
media pembelajaran respon siswa positif, 95 %
siswa memerhatikan, dengan adanya media
pembelajaran siswa dapat mencoba dan praktik
sendiri sehingga menjadi lebih paham. Tingkat
pemahaman siswa setelah menggunakan media
pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran IPA
yaitu bisa maksimal.
Belum pernah ada penelitian di SD N Demangan 1
yang berkaitan dengan media pembelajaran.
2)
Guru
Peneliti selanjutnya melakukan kegiatan wawancara kepada guru kelas
V SD N Demangan 1. Hal tersebut dilakukan untuk mengkaji ketersediaan dan
penggunaan media pembelajaran IPA. Kegiatan wawancara juga dilakukan
untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IPA. Wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2016. Pedoman
wawancara guru yang telah divalidasi oleh ahli dipaparkan dalam tabel 4.5.
Tabel 4. 5 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru
Ahli
Nomor Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13
14
15
16
17
18
Tot
al
Rer
ata
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4
4
4
3
4
4
4
3
70
3,9
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2
Rerata
4
4
4
4
4
4
4
4
72
71
4
3,9
5
1
Dari hasil validasi pedoman wawancara kepada guru oleh ahli pada tabel
4.5, terhitung rerata skor sebesar 3,95. Dilihat pada tabel 3.18, rerata validasi
pedoman wawancara guru termasuk dalam kategori sangat baik karena memiliki
nilai lebih dari 2,50. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen
pedoman wawancara kepada guru dinyatakan valid. Para ahli juga tidak
memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara kepala sekolah,
sehingga pedoman wawancara guru layak digunakan.
Setelah pedoman wawancara selesai divalidasi, peneliti melakukan
wawancara kepada Guru SD N Demangan 1. Wawancara dilaksanakan pada
tanggal 20 Oktober 2016. Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan Guru
yang disajikan pada tabel 4.6.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4. 6 Wawancara dengan Guru Kelas V SD N Demangan
Topik Pertanyaan
Ketersediaan media pembelajaran di
kelas
No.Item
1,2, dan 3
Pengggunaan media pembelajaran
IPA dalam pembelajaran
4, 5, 6, 7,
8, dan 9
Kesulitan yang dialami guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran
IPA
10,
11,
dan 12
Kesulitan belajar yang dialami siswa
dalam pembelaran IPA
13,
14,
15, dan 16
Usaha yang dilakukan guru untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan
17 dan 18
Hasil Wawancara
Media pembelajaran yang dimiliki di kelas
V hanyalah media yang dibuat oleh guru.
Dalam penggunaanya siswa menggunakan
dengan melihat secara bersama sama.
Media yang pernah dibuat oleh guru adalah
alat pernapasan manusia dan kincir angin.
Guru
pernah
menggunakan
media
pembelajaran kincir angin dan pernapasan
manusia, siswa lebih aktif dan tertarik
ketika pembelajaran menggunakan media
pembelajaran. Siswa dapat menggunakan
media pembelajaran secara mandiri dan
materi lebih cepat ditangkap.
Guru
mengalami
kesulitan
dalam
menyampiakan materi IPA. Materi yang
sulit disampaikan adalah tentang tumbuhan
dan sistem peredaran darah manusia. Siswa
kurang
mengetahui
bagian
bagian
tumbuhan dan proses peredaran darah
manusia jika tidak dengan media langsung.
Dalam pembelajaran IPA terdapat siswa
yang aktif dan terdapat siswa yang tidak
aktif, karena ada siswa yang menyukai
pelajaran IPA dan ada yang tidak
menyukai. Siswa mengalami kesulitan
pada materi tumbuhan, khususnya tentang
akar tumbuhan karena siswa tidak melihat
secara langsung dan siswa hanya beranganangan. Dalam ulangan harian sebagian
besar siswa mendapat nilai kurang dari 65.
9 siswa mendapat nilai dibawah 65 diantara
15 siswa.
Guru mengajak siswa mempelajari
tumbuhan yang terdapat di lingkungan
sekitar dengan memperlihatkan langsung
seperti akar tumbuhan. Guru harus
mencabut tumbuhan yang ada di sekolah
supaya siswa lebih paham.
3) Siswa
Kegiatan wawancara selanjutnya dilakukan kepada siswa kelas V SD N
Demangan 1. Wawancara ini dilakukan untuk mengkaji penggunaan media
pembelajaran dan kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA.
Pedoman wawancara siswa telah divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA, dan ahli
Montessori dengan hasil yang dipaparkan dalam tabel 4.7.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4. 7 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Siswa Kelas V
Ahli
1
1
4
2
4
Rerata
Nomor Item
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
3
Total
Rerata
43
43
43
3,9
3,9
3,9
Dari hasil validasi pedoman wawancara kepada siswa oleh ahli pada tabel
4.7, terhitung rerata skor sebesar 3,9. Dilihat pada tabel 3.18, Rerata validasi
pedoman wawancara siswa termasuk dalam kategori sangat baik karena memiliki
nilai lebih dari 2,50. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen
pedoman wawancara kepada siswa dinyatakan valid. Para ahli juga tidak
memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara siswa, sehingga
pedoman wawancara siswa layak digunakan.
Pedoman wawancara selesai divalidasi, peneliti melakukan wawancara
kepada siwa kelas V SD N Demangan 1. Wawancara dilaksanakan pada tanggal
22 Oktober 2016. Hasil wawancara siswa disajikan pada tabel 4.8.
Tabel 4. 8 Wawancara dengan Siswa Kelas V SD N Demangan
Topik Pertanyaan
Tanggapan
terhadap
Pembelajaran IPA yang selama
ini terjadi
Penggunaan
media
pembelajaran IPA
No. Item
1 dan 2
3, 4, 5, 6, dan
7
Kesulitan belajar yang dialami
siswa dalam pembelajaran IPA
8, 9, 10, dan
11
Hasil Wawancara
Pembelajaran IPA yang dilaksanakan selama
ini biasa saja dan kurang menarik karena guru
hanya menjelaskan tanpa ada media.
Guru hanya menggunakan media yang bisa
dibuat tetapi sangat terbatas karena beberapa
faktor.
Siswa mengalami kesulitan pada materi
pelajaran tumbuhan terutama tentang akar
tumbuhan dan peredaran darah manusia, materi
sulit karena banyak penjelasan.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa
ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA untuk materi tumbuhan
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masih terbatas. Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban narasumber yang
digambarkan dalam bagan 4.1 berikut.
Guru
Kepala Sekolah
Siswa
Kelas V memiliki media
pembelajaran
pernapasan
manusia yang dibuat oleh
guru.
Media
tesebut
digunakan secara bersamasama satu kelas, karena
jumlahnya terbatas. Untuk
materi
pertumbuhan
tanaman siswa mengalami
kesulitan karena siswa tidak
melihat secara langsung dan
guru hanya menggunakan
buku cetak.
Sekolah memiliki media
pembelajaran Matematika,
IPA, dan IPS. Walaupun
begitu pemanfaatan media
pembelajaran
masih
terbatas
dalam
pembelajaran.
Karena,
media pembelajaran yang
terbatas.
Dengan
menggunakan
media
pembelajaran, siswa lebih
paham dan aktif.
Guru tidak menggunakan
media
pembelajaran
dalam materi tumbuhan
tentang akar tumbuhan.
Karena
keterbatasan
media
dan penjelasan
yang
banyak.
Penggunaan
media
pembelajaran membuat
siswa senang dan lebih
paham.
SD N Demangan 1 sudah memiliki media pembelajaran.
Namun, pada materi akar tumbuhan belum ada media
pembelajaran yang berbentuk tiga dimensi.
Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Bagan 4. 1 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Berdasarkan bagan 4.1 tersebut mengenai triangulasi sumber wawancara
yang dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan pada materi
akar tumbuhan, karena siswa tidak melihatnya secara langsung dan guru hanya
memberikan penjelasan saat pembelajaran. Guru pun mengalami kesulitan dalam
menyampaikan meteri akar tumbuhan karena keterbatasan media. Berdasarkan
hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara yang telah dilakukan
oleh peneliti, diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pelajaran IPA
mengenai materi tentang akar tumbuhan. Ketika peneliti melakukan wawancara
kepada siswa, siswa mengatakan bahwa materi tersebut sulit karena tidak
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengetahui berbedan akar tumbuhan dan terlalu banyak penjelasan. Hal tersebut
sesuai dengan hasil observasi, bahwa siswa kesulitan ketika ditunjuk untuk
menjawab pertanyaan dari guru. Ketika diberi latihan soal oleh guru, siswa kurang
tepat dalam menjawab pertanyaan. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara
guru yang menyatakan bahwa 9 siswa mendapat nilai kurang dari 65 ketika
ulangan harian.
Selain itu terdapat permasalahn lain yang ditemukan oleh penliti ketika
observasi yaitu kurangnya media pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran IPA. Peneliti tidak menemukan media pembelajaran di dalam kelas
ketika melakukan observasi. Dalam pembelajaran guru tidak mengunakan media
pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam
pembelajaran IPA. Ketika wawancara guru mengatakan bahwa beliau hanya
menggunakan buku cetak sebagai panduan dalam melaksanakan pembelajaran
IPA di kelas V.
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan
a.
Analisis Karakteristik Siswa
Karakterisitik siswa dianalisis berdasarkan observasi yang dilakukan
pada pembelajaran IPA Kelas V SD N Demangan 1. Observasi dilaksanakan pada
tanggal 2 Agustus 2016. Hasil yang diperoleh dari observasi tersebut adalah
dalam pembelajaran guru meggunakan metode ceramah dan tanya-jawab dengan
siswa. Guru menggunakan papan tulis untuk menulis materi yang dianggap
penting oleh siswa. Banyak siswa yang terlihat kurang tertarik dan kurang
bersemangat dalam pembelajaran IPA. Hal tersebut terlihat ketika beberapa siswa
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bermain dan berbicara dengan teman kelasnya, meletakan kepala di atas meja
ketika guru sedang menjelaskan materi.
Pada saat guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa di kelas V
merasa takut untuk menjawab soal. Ketika guru menunjuk siswa untuk menjawab
pertanyaan, siswa tidak dapat menjawab dengan tepat. Pada saat latihan soal,
siswa banyak yang bertanya kepada teman dan membutuhkan waktu lama untuk
menjawab soal. Sedangkan sebagian siswa terlihat asik mengobrol dengan teman
lainnya. Uraian mengenai karakteristik siswa tersebut, menjadi pertimbangan bagi
peneliti untuk membuat kuesioner analisis kebutuhan.
b.
Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori
Peneliti menganalisis media pembelajaran berbasis metode Montessori
berdasarkan empat ciri media pembelajaran Montessori yaitu menarik, autoeducation, auto-correction, bergradasi. Peneliti menambahkan ciri kontekstual
karena peneliti membuat media pembelajaran dari benda-benda di sekitar dan
memanfaatkan potensi lokal. Kelima ciri media pembelajaran Montessori tersebut
lalu digunakan sebagai acuan dalam pembuatan pertanyaan pada kuesioner
analisis kebutuhan.
c.
Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan
Instrumen yang digunakan dalam analisis kebutuhan adalah kuesioner.
Kuesioner analisis kebutuhan disusun berdasarkan karakteristik siswa dan lima
ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori. Kuesioner tersebut
dikembangkan menjadi 10 pertanyaan untuk kuesioner untuk murid dan 10
pertanyaan untuk kuesioner analisis kebutuhan guru.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebelum kuesioner analisis kebutuhan digunakan, kuesioner tersebut
divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Validasi kuesioner analisis kebutuhan
dilakukan dengan tujuan supaya instrumen tersebut layak digunakan. Validasi
yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi konstruk dilakukan oleh para
ahli yaitu ahli IPA dan ahli Montessori. Pada validasi tersebut, para ahli
memberikan penilai dan komentar, hal tersebut digunakan sebagai bahan
perbaikan kuesioner. Kuesioner analisis kebutuhan akan diujikan keterbacaannya
untuk, mengetahui tingkat pemahamam siswa terhadap kalimat pertanyaan pada
kuesioner. Berikut ini merupakan hasil validasi analisis kebutuhan untuk guru
dipaparkan dalam tabel 4.9
Tabel 4. 9 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli
Ahli
1
2
1
2
3
3
4
4
3
Nomor Item
4 5 6 7 8 9
4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4
Rerata
Total
Rerata
39
36
3,75
3,9
3,6
3,75
10
4
4
Berdasarkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru oleh ahli
pada tabel 4.9 diperoleh hasil rerata skor sebesar 3,85. Dilihat pada tabel 3.18,
Rerata validasi analisis kebutuhan untuk guru termasuk dalam kategori sangat
baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen analisis kebutuhan
untuk guru dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan. Selain divalidasi
Kuesioner analisis kebutuhan guru diuji keterbacaannya ke guru SD lain untuk
diuji keterbacaannya. Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk
guru disajikan pada tabel 4.10.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4. 10 Hasil Uji Keterbacan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru
Ahli
Nomor Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
3 3 4 4 4 3 4 4 4
Total
Rerata
3,7
3,7
4
Dari hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru oleh
guru lain pada tabel 4.10, terhitung rerata skor sebesar 3,7. Dilihat pada tabel
3.18, rerata uji keterbacaan kuesioner termasuk dalam kategori sangat baik karena
memiliki nilai lebih dari 2,50. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa
instrumen analisis kebutuhan untuk guru dinyatakan valid sehingga layak untuk
digunakan. Dari uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru
diperoleh komentar terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk guru.
Komentar tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan
instrumen. Validasi instrumen juga dilakukan oleh para ahli pada kuesioner
analisis kebutuhan untuk siswa. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk
siswa dituangkan dalam tabel 4.11.
Tabel 4. 11 Rekapitulasi Komentar mengenai kuesioner analisis kebutuhan untuk
guru oleh guru SD setara
No.
Item
1
Komentar Guru SD Setara
Keputusan Perbaikan
Kalau lebih dari 1 bagaimana?
2
3
Sasarannya konsep atau materi
Bahan-bahan tidak perlu diulang
4
Sering atau suka? ‘manakah bahan
pembuat media pembelajaran yang
sering bapak ibu gunakan
(tawaran)
Bisa di tambahkan menjadi “
Apakah pemberian warna pada
media pembelajaran
“dapat/mampu” membuat media
pembelajaran lebih menarik?
Peneliti menambahkan kalimat pertanyaan menjadi
“ Sebutkan nama media pembelajaran yang
Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan!
(boleh memilih lebih dari satu macam)
Peneliti mengubah kata “konsep” menjadi “materi”
Peneliti mengubah “bahan-bahan” menjadi
“bahan”
“Peneliti mengubah sering atau suka” menjadi
“suka”
5
Peneliti mengubah kalimat “Apakah pemberian
warna pada media pembelajaran dapat membuat
media pembelajaran lebih menarik?
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
7
8
9
10
Hilangkan kata “untuk”
-
Peneliti menghilangkan kata “untuk”
-
Selain validasi instrumen oleh ahli, kuesioner analisis kebutuhan oleh
siswa perlu diuji keterbacaannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa pada kalimat pertanyaan yang diberikan dalam
kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima orang siswa SD N Puren
sebagai SD setara.
Tabel 4. 12 Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan oleh siswa SD
Setara
2
4
3
3
Skor Item Pertanyaan
4
5
6
7
8
4
3
3
3
4
9
3
10
4
Total
Rerata
Kategori
1
1
3
34
3,4
2
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
37
3,8
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
38
3,8
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
36
3,6
5
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
37
3,7
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
36,5
3,66
Siswa
Rerata
Sangat
Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa secara keseluruhan siswa
memberikan penilaian berkisar 3 dan 4. Hasil penilaian dari kelima siswa tersebut
menunjukkan bahwa rerata skor uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan oleh
siswa sebesar 3,66 sehingga rerata penilaian tersebut termasuk dalam kategori
sangat baik karen memiliki nilai lebih dari 2,50. Selain itu, siswa juga tidak
memberikan saran secara tertulis pada kolom yang telah disediakan. Berdasarkan
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan
layak digunakan.
d.
Data Analisis Kebutuhan
Kuesioner analisis kebutuhan diberikan pada guru pada tanggal 3
November 2016. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaaan yang dikembangkan
dari
lima karakteristik ciri media pembelajaran Montessori. Hasil kuesioner
kebutuhan guru ini menjadi gambaran mengenai media pembelajaran yang pernah
digunakan
dalam
pembelajaran
dan
menjadi
pertimbangan
dalam
mengembangkan media pembelajaran akar tumbuhan. Berikut ini adalah tabel
4.13 rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan untuk guru.
Tabel 4. 13 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru
Indikator
Auto-education
Autoeducation
Kalimat Pertanyaan
Responden
Presentase
1.
Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan
media pembelajaran dalam pembelajaran
IPA?
(…) Ya
Sebutkan nama media pembelajaran yang
Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan
penjelasan!
…………………
1
50%
(…) Tidak
Alasan:
…………………
1
50%
2.
2
100%
Apakah penggunaan media pembelajaran
dapat membantu siswa untuk memahami
konsep-konsep dalam mata pelajaran
IPA?
(…) Ya
Alasan:
…………………….
(…) Tidak
Alasan:
………………………
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konteks
-tual
3.
Apakah Bapak/Ibu pernah membuat
media pembelajaran IPA yang
memanfaatkan bahan-bahan dari
lingkungan sekitar?
(…) Ya
Sebutkan dan jelaskan!
………………………
(…) Tidak
Alasan:
……………………
Konteks
-tual
4.
Manakah bahan pembuatan media
pembelajaran yang Bapak/Ibu suka?
(Boleh memilih lebih dari satu)
(…) Kayu
1
50 %
1
50%
-
2
100%
(…) Kertas
Menarik
Menarik
Bergradasi
(…) Kain
-
(…) Plastik
(…) Karet
-
(…) Lainnya, sebutkan………………
5. Apakah pemberian warna pada media
pembelajaran membuat media
pembelajaran lebih menarik?
(…) Ya
2
(…) Tidak
-
6.
Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka
untuk media pembelajaran?
(…) Warna gelap
Sebutkan contoh warnanya!
-
(…) Warna cerah
Sebutkan contoh warnanya!
2
100%
2
100%
7.
Apakah penggunaan media pembelajaran
dapat membantu siswa untuk
menemukan jawaban yang benar?
100%
(…) Ya
Alasan:
……………………
(…) Tidak
Alasan:
………………………
Bergradasi
8.
-
Berapa berat media pembelajaran yang
ideal untuk siswa kelas V?
(…) Ringan (<1,5 kg)
2
(…) Sedang (1,5-3kg)
-
100%
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(…) Berat (>3kg)
Alasan:
………………………
Autocorrection
Autocorrection
-
9.
Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih
baik?
(…) Bentuk media pembelajaran 2 dimensi.
Alasan:
………………
(…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi.
Alasan:
……………………
10. Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih
baik?
(…) Media pembelajaran yang dapat membantu
siswa menyadari kesalahannya sendiri.
Alasan:
………………………
(…) Media pembelajaran yang tidak dapat
membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri.
Alasan:
………………………
-
2
100%
2
100%
-
Selain memilih jawaban ya atau tidak, guru juga dapat memberi jawaban
deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban kuesioner analisis kebutuhan
yang dilakukan oleh guru. Tabel 4.14 merupakan deskripsi jawaban yang
dipaparkan oleh guru dalam kuesioner analisis kebutuhan guru.
Tabel 4. 14 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis
Kebutuhan
No
Item
1
2
Pertanyaan
Kode
(…) Ya
Sebutkan nama media
pembelajaran yang
Bapak/Ibu pernah gunakan
dan berikan penjelasan!
(…) Tidak
Alasan:
…………………
Kincir angin dan pernapasan manusia.
(…) Ya
Alasan:
……………………………
……
(…) Tidak
Alasan:
……………………………
……
Media pembelajaran membantu siswa
dalam memahami materi pembelajaran.
Resp
onden
1
2
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
4
(…) Ya
Sebutkan dan jelaskan!
……………………………
…...
(…) Tidak
Alasan:
……………………………
……
(…) Kayu
Pernah
membuat
kincir
angin
menggunakan botol bekas dan pernapsan
manusia dengan menggunakan balon dan
sedotan bekas.
Waktu yang terbatas, belum ada dana
khusus dari sekolah dalam pembuatan
media.
1
Kayu mudah didapatkan di lingkungan
sekitar.
2
Pemberian warna yang bagus akan lebih
menarik untuk siswa
2
Anak lebih menyukai warna cerah,
misalnya: hijau, kuning, biru, merah.
2
Media pembelajaran membantu siswa
menemukan jawaban yang benar, dengan
media pembelajaran siswa dapat melihat
benda secara nyata sehingga siswa akan
lebih memahami materi pelajaran
1
Siswa akan mudah membawa apabila
media pembelajarn tersebut ringan
2
(…) Bentuk media
pembelajaran 3 dimensi.
Alasan:
……………………………
Dengan menggunakan media 3 dimensi
siswa akan lebih tertarik
2
(…) Media pembelajaran
yang dapat membantu
siswa menyadari
kesalahannya sendiri.
Alasan:
……………………
Media pembelajaran membuat siswa
lebih paham, sehingga membantu siswa
menyadari kesalahannya sendiri
2
1
(…) Kertas
(…) Kain
(…) Plastik
(…) Karet
(…) Lainnya,
5
6
7
8
9
10
(…) Ya
(…) Tidak
(…) Warna gelap
Sebutkan contoh
warnanya!
……………………………
(…) Warna cerah
Sebutkan contoh
warnanya!
……………………………
…
(…) Ya
Alasan:
……………………………
(…) Tidak
Alasan:
……………………………
…
(…) Ringan (<1,5 kg)
(…) Sedang (1,5-3kg)
(…) Berat (>3kg)
(…) Bentuk media
pembelajaran 2 dimensi.
Alasan:
…………………………
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(…) Media pembelajaran
yang tidak dapat membantu
siswa menyadari
kesalahannya sendiri.
Alasan:
……………………
Berdasarkan tabel 4.14 yaitu tabel rekapitulasi hasil kuesioner analisis
kebutuhan dapat dilihat bahwa 1 dari 2 guru atau 50% pernah menggunakan
media pembelajaran IPA. Dalam tabel 4.14 media pembelajaran yang pernah
digunakan oleh guru adalah kincir angin dan pernapasan manusia. Seperti pada
tabel diatas bahwa 100% guru menyetujui bahwa media pembelajaran dapat
membantu siswa dalam memahami konsep dalam mata pelajaran IPA. Hal
tersebut
menjadi
bahan
pertimbangan
peneliti
pada
pembuatan
media
pembelajaran.
Sebanyak 50% guru pernah membuat media pembelajaran memanfaatkan
bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar yaitu kincir angin
dan
pernapasan manusia yang terbuat dari botol bekas, sedotan dan balon. Guru lebih
menyukai media pembelajaran yang terbuat dari kayu, terlihat bahwa 100 % guru
memilih membuat media pembelajaran menggunakan bahan dari kayu. Menurut
deskripsi guru pada tabel 4.14 bahan kayu mudah dicari di lingkungan sekitar.
Bahan pembuatan media pembalajaran yang dipilih oleh guru dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk peneliti.
Dalam penggunaan media pembelajaran 100% guru mengungkapkan
bahwa dengan menggunakan media pembelajaran membuat siswa lebih tertarik
dalam pembelajaran. Selain itu, 100% guru berpendapat bahwa dengan pemberian
warna dapat menjadikan media pembelajran menarik. 100 % guru memilih warna
yang cerah dalam pembuatan media pembelajaran, seperti warna hijau, kuning,
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
biru, dan merah. 100 % guru memilih media pembelajaran yang dapat membantu
siswa menemukan kesalahannya sendiri. Sebanyak 100% guru memilih media
pembelajran 3 dimensi, dan memilih media pembelajaran yang beratnya ringan
agar siswa mudah dalam membawa media pembelajaran tersebut. Hasil
rekapituliasi kuesioner analisis kebutuhan dan pendapat guru
menjadi bahan
pertimbangan peneliti dalam membuat media pembelajaran.
Kuesioner analisis kebutuhan juga diberikan kepada siswa pada tanggal 4
November 2016. Kuesioner analisis kebutuhan terdiri dari 10 pertanyaan yang
dikembangkan dari lima ciri media pembelajaran Montessori. Hasil kuesioner
analisis kebutuhan siswa yang diperoleh menjadi gambaran bagi peneliti terkait
dengan penggunaan media pembelajaran selama pembelajaran IPA dan bahan
pertimbangan pembuatan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
siswa. Hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa selanjutnya diolah dengan
menggunakan rumus 3.1 untuk mengetahui presentase dari masing-masing
jawaban. Berikut ini akan disajikan hasil rekapitulasi kuesioner analisis kebutuhan
siswa pada tabel 4.15.
Tabel 4. 15 Rekapitulasi Kuesioner Analisis Kebutuhan siswa
1.
2.
3.
Pertanyaan
Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan media
pembelajaran dalam pembelajaran IPA?
(…) Ya
(…) Tidak
Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang digunakan!
Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu
kamu untuk memahami materi IPA?
(…) Ya
Alasan:………………………………………
(…) Tidak
Alasan:………………………………………
Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di
sekitarmu untuk belajar IPA?
(…) Ya
(…) Tidak
Responden
Presentase
15
100%
15
100%
15
100%
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu gunakan!
……………………………………………….
4. Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang kamu
suka? (Boleh memilih lebih dari satu)
(…) Kayu
(…) Kertas
(…) Kain
(…) Plastik
(…) Karet
(…)Lainnya,sebutkan………………………
5. Menurut kamu, apakah penggunaan media pembelajaran dapat
membantu kamu untuk menemukan jawaban yang benar?
(…) Ya
Alasan:…………………………
(…) Tidak
Alasan:……………………………
6. Menurut kamu, apakah pemberian warna pada media
pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik?
(…) Ya
(…) Tidak
7. Warna seperti apa yang kamu suka untuk media
pembelajaran?
(…) Warna gelap
Sebutkan contoh warnanya!
…………………………………………
(…) Warna cerah
Sebutkan contoh warnanya!
……………………………………………
8. Menurut kamu, berapa berat media pembelajaran yang ideal
untuk digunakan?
(…) Ringan (<1,5 kg)
(…) Sedang (1,5-3 kg)
(…) Berat (>3kg)
Alasan:
………………………………………………………
9. Manakah yang lebih baik menurut kamu?
(…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika
menggunakan media pembelajaran.
Alasan:………………………………………
(…) Saya tidak dapat mengetahui kesalahan saya ketika
menggunakan media pembelajaran.
Alasan: …………………………………
10. Manakah yang lebih baik menurut kamu?
(…) Media pembelajaran yang berbentuk datar (2 dimensi).
Alasan:..........................................
(…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul (3
dimensi).
Alasan:…………………………
12
4
3
2
15
80 %
26,66%
20%
13,3%
100%
15
100%
2
13,3%
13
86,66%
12
3
80%
20%
15
100%
4
26,66%
11
73,33%
Selain memilih jawaban ya atau tidak, siswa juga dapat memberi jawaban
deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban kuesioner analisis kebutuhan
yang dilakukan oleh siswa.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4. 16 Rekapitulasi deskripsi jawaban yang dipaparkan oleh siswa dalam
kuesioner analisis kebutuhan siswa.
No
Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pilihan Jawaban
(…) Tidak
(…) Ya
Membuat paham
Lebih paham
Menjadi paham
(…)Tidak
(…) Kayu
(…) Kertas
(…) Kain
(…) Plastik
(…) Karet
(…)Lainnya
(…) Ya
(…) Ya
(...)
Warna
Sebutkan
warnanya!
(…)
Warna
Sebutkan
warnanya!
Kode
Responden
15
9
4
2
15
12
4
3
2
Membantu mengetahui dengan media
pembelajaran
Menjadi lebih jelas dengan media
pembelajaran
Tahu jawaban yang benar
Melihat langsung
2
4
gelap
contoh
Hitam
Coklat
3
5
15
2
2
cerah
contoh
Hijau
Kuning
Biru
Merah
Karena lebih mudah membawa
Suka ringan
Tidak berat/ringan
Supaya tidak berat dan tidak ringan
4
4
5
6
5
3
3
3,3
(…) Ringan (<1,5 kg)
(…) Sedang (1,5-3 kg)
(…) Berat (>3kg)
(…) Saya dapat
mengetahui kesalahan
saya ketika
menggunakan media
pembelajaran.
(…) Media
pembelajaran yang
berbentuk datar (2
dimensi).
(…) Media
pembelajaran yang
berbentuk timbul (3
dimensi).
15
4
11
Berdasarkan tabel 4.16 dapat terlihat bahwa sebanyak 15 siswa atau 100%
menjawab tidak pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IPA. 100 % siswa juga menyetujui apabila penggunakan media pembelajaran yang
digunakan dapat meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran. Selain itu,
Mayoritas siswa yaitu 86,66% menyatakan bahwa menginginkan media
pembelajaran dengan warna- warna yang cerah, serta 13,33% menyatakan bahwa
menginginkan media pembelajaran dengan warna- warna yang gelap seperti hitam
atau coklat dapat dilihat pada tabel 4.16. Sebagian besar siswa menyatakan
menyukai media yang berdimensi 3 atau 3D yaitu 73,33%, serta 26,6% siswa
menyukai media pembelajarn datar atau 2D. Selain itu 100% siswa menyutujui
apabila ketika menggunakan media pembelajaran dapat mengetahui kesalahan
Hasil analisis kebutuhan siswa dan guru memberi gambaran untuk peneliti
mengenai penggunaan media pembelajaran. Hasil kuesioner analisis kebutuhan
tersebut mendorong peneliti untuk melakukan desain media sesuai dengan
kebutuhan siswa supaya dapat membuat siswa menajdi lebih jelas serta lebih
tertarik dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data,
peneliti melakukan analisis dari data kualitatif yang diperoleh menggunakan teknik
triangulasi. Teknik triangulasi tersebut dilakukan untuk memeriksa kesesuaian dan
kesamaan pada masing-masing teknik pengumpulan data. Berikut akan dipaparkan
triangulasi data dari ketiga teknik pengumpulan data yang digunakan.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wawancara
Sekolah
memiliki
beberapa
media
pembelajaran
tetapi
masih
terbatas,
penggunaan
media
pembelajaran
sangat
terbatas, bahkan guru di
kelas
tidak
mempergunakan media
pembelajaran. Materi
tentang akar tumbuhan
dianggap sulit.
Observasi
Ketika pembelajaran
guru
tidak
menggunakan media
pembelajaran,
antusias siswa dalam
pembelajaran rendah.
Ketika guru memberi
latihan soal tentang
akar tumbuhan siswa
kesulitan
dalam
menjawab.
Kuesioner
Hasil
analisis
kebutuhan guru tiidak
pernah menggunakan
media pembelajaran.
Guru
dan
siswa
memberi
penilaian
yang baik terhadap
media
pembelajaran
dan akan menjadi
bahan
pertimbangan
pembuatan
media
pembelajaran
oleh
peneliti
Materi yang menjadi kesulitan siswa kelas V SD N
Demangan 1 adalah materi akar tumbuhan. Ketersedian
dan penggunaan media masih sangat terbatas. Peneliti
mengembangakan media pembelajaran berbasis metode
Montessori berdasarkan kebutuhan guru dan siswa.
Bagan 4. 2 Bagan Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan bagan triangulasi teknik pegumpulan data pada bagan 4.2
ada tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan kuesioner.
Menurut hasil wawancara dan observasi sekolah memiliki media pembelajaran
tetapi masih terbatas serta penggunaanya kurang maksimal. Guru mengalami
kesulitan dalam penyampaian materi tentang akar tumbuhan, selain itu siswa juga
mengalami kesulitan materi pada akar tumbuhan. Dalam pembelajaran guru tidak
menggunakan media pembelajaran. Data yang diperoleh dari kuesioner analisis
kebutuhan menunjukkan bahwa siswa menginginkan adanya penggunaan media
pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.
Guru juga mengalami kesulitan dalam penyampaian materi pelajaran IPA yaitu
akar tumbuhan.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan triangulasi teknik pengumpulan data, dapat disimpulkan
bahwa dalam pembelajaran IPA ketersedian media pembelajaran masih terbatas,
serta tidak ditemukan penggunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran IPA.
Selain itu, siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA pada materi akar
tumbuhan. Guru juga mengalami kesulitan penyampaian materi akar tumbuhan
dalam mata pelajaran IPA. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan media
pembelajaran berbasis Montessori dalam membantu guru dan siswa mengatasi
kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan media pembelajaran
mempertimbangkan hasil data triangulasi teknik. Dengan demikian, peneliti dapat
melanjutkan pada tahap kedua.
4.1.2
Penyususnan Rencana
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah penyusunan rencana. Dalam
tahap ini, peneliti merancang desain media pembelajaran dan menyusun instrumen
yang dibutuhkan.
4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran
Pengembangan desain pada penelitian ini mengembangkan media
pembelajaran akar tumbuhan. Media pembelajaran akar tumbuhan terdiri dari
empat komponen. Komponen tersebut adalah replika akar tumbuhan, bagianbagian akar tumbuhan, kartu soal dan tempat kartu.
Produk yang dikembangkan dan dihasilkan dari hasil penelitian ini adalah
media pembelajaran berupa replika dari akar tumbuhan, serta kartu bagian
tumbuhan dan macam-macam tumbuhan beserta album cara penggunaan media
pembelajaran. Media pembelajaran ini berfungsi untuk membantu siswa
memahami akar tumbuhan khususnya bagian-bagian akar. Produk media
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian terdiri dari replika
akar
tumbuhan dan bagaian akar. Komponen yang pertaman adalah replika akar
tumbuhan yang terdiri dari akar serabut dan akar tunggang.
Komponen yang kedua adalah replika bagian akar tumbuhan yang terdiri
dari bagaian-bagian dengan dibedakan menggunakan warna supaya menarik dan.
Komponen yang ketiga adalah media pembelajaran berupa kartu yang yang berisi
macam-macam tumbuhan serta bagian-bagian akar digunakan sebagai media
siswa untuk belajar. Terdapat 4 macam kartu, kartu pertama adalah kartu yang
bergambar macam-macam tumbuhan, kartu kedua berisi tulisan bagian akar
tumbuhan, kartu yang ketiga dan keempat berupa auto correction yakni berisi
gambar bagian akar dan macam-macam tumbuhan yang sudah dibedakan.
Komponen yang keempat yakni kotak untuk menaruh replika akar tumbuhan yang
dan kotak kartu .
4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran
Album media pembelajaran merupakan sebuah buku panduan tentang
bagaimana cara menggunakan media pembelajaran akar tumbuhan. Album berisi
langkah-langkah dalam menggunakan media pembelajaran ini. Pada setiap
langkah pembelajaran terdapat gambar yang dapat memudah kan pengguna media
pembelajaran. Materi
yang diuraikan dalam album penggunaan media
pembelajaran ini adalah mengenai bagian-bagian akar dan macam-macam akar
tumbuhan.
4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk
Dalam mempersiapkan pelaksanaan pengujian media pembelajaran,
dibutuhkan suatu instrumen. Instrumen tersebut adalah tes sebagai uji coba
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lapangan terbatas dan kuesioner validasi produk. Berikut ini merupakan
penjelasan instrumen tes dan validasi produk.
a.
Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan uji coba terbatas
terkait dengan media pembelajaran akar tumbuhan berbasis
Montessori.
Instrumen tes yang dibuat oleh peneliti didesain berdasarkan kisi-kisi pada tabel
3.8. Sebelum diujikan secara empiris, peneliti melakukan uji validitas untuk
mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen sebelum digunakan dalam
penelitian. Instrumen tes yang valid dalam pengumpulan data diharapkan data
hasil penelitian yang didapatkan pun valid (Sugiyono, 2015:173).
Instrumen tes yang dibuat diuji validitasnya oleh ahli. Ahli yang
melakukan validasi adalah guru SD penelitian dan guru SD setara. Uji validitas
yang dilakukan adalah uji vaiditas isi dan uji validitas konstruk. Hasil uji validitas
isi oleh ahli disajikan pada tabel 4.17.
Tabel 4. 17 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli
Ahli
1
2
1
4
3
2
4
4
Skor Item Pernyataan
3
4
5
6
3
4
4
4
4
4
4
4
Rerata
7
4
4
Total
27
27
54
Rerata
3.85
3,85
3,85
Kategori
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Berdasarkan hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.17,
didapatakan rerata skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18, rerata
tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik.
Selain validasi isi, ahli juga melakukan validitas konstruk. Validitas konstruk
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konstruksi soal yang telah dibuat oleh
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peneliti terkait dengan kesesuaian materi, bahasa dan penulisan soal. Berikut ini
merupakan validasi konstruk oleh ahli yang terisi pada tabel 4.18.
Tabel 4. 18 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes
Ahli
Guru 1
Guru 2
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
Rerata
No.
Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Total
Rerata
Kategori
8
8
6
7
8
6
8
8
7
8
8
7
8
8
7
7,46
4
4
3
3,5
4
3
4
4
3,5
4
4
3,5
4
4
3,5
3.5
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Berdasarkan hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli pada tabel
4.18, hasil skor yang didapatkan adalah 3,5. Apabila dibandingkan dengan tabel
3.18 soal yang termasuk dalam kategori baik yaitu soal nomor 3, sedangkan
sisanya termasuk dalam kategori sangat baik. Rerata yang diperoleh memiliki
nilai lebih dari 2,50. Maka dari itu, instrumen dinyatakan valid dan layak
digunakan.
Setelah peneliti melakukan validasi instrumen tes, selanjutnya instrumen
tersebut diujikan secara empiris dilakukan kepada 30 siswa SD N Puren.
Pemilihan SD N Puren dikarenakan letak SD yang berdekatan dengan SD N
Demangan 1. Maka dari itu dapat diasumsikan bahwa karakteristik siswa dari
kedua SD tersebut masih sama. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 5 November
2016. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.8 yang dikembangkan oleh
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peneliti menjadi 15 soal. Setiap siswa mengerjakan 15 soal isisan materi akar
tumbuhan yang dikembangkan dari kisi-kisi instrumen tes.
Uji empiris dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
instrumen tes sebelum digunakan untuk soal pretest dan posttest. Perhitungan
validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistics
Package for Social Studies) 17. Dalam perhitungan tersebut, item yang valid
memiliki harga sig. lebih dari 0,05 (Widoyoko, 2009: 137). Tabel 4.19 merupakan
hasil perhitungan validitas dengan SPSS.
Tabel 4. 19 Hasil Validitas Instrumen tes dengan Analisis Statistik
Nomor
Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
r -hitung
0,089
0,434
0,506
0,682
0,725
0,526
0,616
0,361
0,263
0,279
0,637
0,554
0,605
0,433
0,424
r- tabel
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
0,355
Keputusan
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan tabel 4.19 d iatas diperoleh 12 soal valid dan 3 soal tidak
valid. Nilai r tabel product moment untuk N = 31 dengan taraf signifikan 5%
adalah 0,355. Karena r hitung lebih besar dari r tabel , maka dapat disimpulkan
bahwa instrument tes di atas adalah valid (Widoyoko, 2009: 156). Kedua belas
soal yang telah valid kemudian akan diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas
instrumen juga menggunakan program SPSS 17. Berikut ini merupakan hasil
perhitungan nilai koefisien Alpha dengan SPSS 17 yang disajikan pada tabel 4.20
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4. 20 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan Analisis Statistik
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.786
12
Berdasarkan tabel 4.20, diperoleh bahwa hasil perhitungan koefisien Alpha
sebesar 0,786. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai koefisien
Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Widoyoko, 2014: 165). Dengan demikian,
instrumen tes tersebut dikatakan reliabel dan layak digunakan. Instrumen tes yang
telah valid dan reliable tersebut digunakan sebagai pretest dan posttest. Peneliti
mengambil 10 soal yang digunakan sebagai prestest dan posttest. Berikut ini
merupakan kisi-kisi instrumen pretest dan posttest yang disajikan pada tabel 4.21
Tabel 4. 21 Kisi-kisi pretest dan posttest
No
1
2
Indikator
Menyebutkan nama struktur akar dan jenis akar
tumbuhan.
Menjelaskan stuktur akar dan jenis akar tumbuhan.
Nomor Aitem
3,4,5,6,7,8,14,15
2,11,12,13
Setelah instrument tes divalidasi oleh para ahli, instrumen tes perlu diuji
keterbacaannya sebelum digunakan pada saat uji coba terbatas. Hal tersebut
dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pertanyaan
pada soal. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima orang siswa SD N Puren
sebagai SD setar. Hasil uji keterbacaan disajikan pada tabel 4.22
Tabel 4. 22 Hasil Uji Keterbacaan tes oleh siswa SD setara
Siswa
1
2
3
4
5
1
4
4
4
4
4
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
No. Item
4
5 6
4
4 3
3
4 4
4
4 4
4
3 4
3
2 3
Rerata
7
4
3
4
4
2
8
3
3
4
3
3
9
4
3
3
4
4
10
3
4
4
4
4
Total
Rerata
35
34
39
37
32
35,4
3,5
3,4
3,9
3,7
3,2
3,54
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuisioner oleh siswa SD setara pada
tabel 4.21, diperoleh rerata skor sebesar 3,54. Apabila dibandingkan dengan tabel
3.18, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian
instrumen tes layak untuk digunakan tanpa perbaikan.
b.
Kuesioner Validasi Produk
Teknik pengumpulan data yang selanjutnya digunakan oleh peneliti yaitu
kuesioner. Kuesioner digunakan oleh peneliti untuk menilai kelayakan produk
media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori oleh ahli, guru,
dan siswa. Instrumen kuesioner validasi produk dibuat untuk ahli atau guru dan
siswa. Kuesioner validasi produk untuk ahli atau guru didesain berdasarkan
berdasarkan
kelima
karakteristik
media
pembelajaran
berbasis
metode
Montessori. Sebelum digunakan, kuesioner validasi produk diuji validitasnya
terlebih dahulu oleh ahli. Validasi dilakukan bertujuan supaya instrumen tersebut
layak untuk digunakan. Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat
dilihat pada tabel 4.23
Tabel 4. 23 Hasil Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
Skor Item Pernyataan
Ahli
Total
Rerata
1
1
4
2
4
3
4
4
4
5
4
6
4
7
4
8
4
9
4
10
4
40
4,0
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
4,0
40
4,0
Rerata
Kategori
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Hasil validasi di atas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli bahasa
sebesar 4. Apabila dibandingakan dengan tabel 3.18 rerata tersebut memiliki nilai
lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Sehingga kuesioner
validasi produk untuk ahli atau guru layak untuk digunakan tanpa perbaikan.
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain validasi pada kuesioner validasi produk oleh guru atau ahli, validasi
instrumen juga dilakukan oleh ahli pada kuesioner tanggapan mengenai produk
oleh siswa yang dipaparkan pada tabel 4.24
Tabel 4. 24 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan Mengenai Produk oleh Siswa
Skor Item Pernyataan
Ahli
Total
Rerata
1
1
4
2
4
3
3
4
4
5
4
6
3
7
4
8
4
9
4
10
4
38
3,8
2
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
38
3,8
38
3,8
Rerata
Kategori
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Hasil validasi diatas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli bahasa
sebesar 3,8, Apabila dibandingakan dengan tabel 3.18 rerata tersebut memiliki
nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Sehingga kuesioner
validasi produk untuk siswa layak untuk digunakan tanpa perbaikan.
Selain instrumen oleh ahli, kuesioner tanggapan mengenai produk oleh
siswa perlu diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa pada kalimat pernyataan yang diberikan pada
kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan pada lima orang siswa SD N Puren sebagai
SD Setara. Hasil uji keterbacaan disajikan pada tabel 4.25
Tabel 4. 25 Hasil Uji Keterbacaan oleh siswa SD setara
Skor Item Pernyataan
Siswa
1
2
3
4
5
1
4
4
3
3
3
2
3
2
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4 5
4 4
4 3
4 4
2 3
4 4
Rerata
6
4
2
3
4
4
7
3
4
3
2
2
8
3
3
4
4
4
Total
9
4
4
3
4
4
10
4
4
4
4
3
37
34
36
34
36
35,4
Rerata
3,7
3,4
3,6
3,4
3,6
3,54
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner siswa SD setara pada tabel
4.24 diperoleh rerata skor sbesar 3,54. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.18
rerata tersebut termasuk kategori sangat baik. Dengan demikian instrumen
dinyatakan layak digunakan tanpa perbaikan.
Dalam tahap ini peneliti telah mendapatkan desain media pembelajaran
dan desain album media pembelajaran. Selain itu, peneliti juga telah membuat
instrumen kuesioner untuk validasi produk dan tes yang digunakan dalam uji coba
lapangan terbatas. Oleh karena itu, peneliti dapat melanjutkan pada tahap
selanjutnya.
4.1.3
Pengembangan Bentuk Awal Produk
Dalam tahap ini peneliti membuat media pembelajaran dan desain media
berdasarkan desain yang telah dirancang. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan
bahan dan membuat media pembelajaran.
4.1.3.1 Pengumpulan Bahan
Berdasarkan analisis kebutuhan sebagian besar memilih bahan dari kayu
dan beberapa adalah kertas, plastik, dan karet. Dengan beberapa pertimbangan dan
hasil analisis kebutuhan yang diperoleh peneliti memilih kayu, kertas dan plastik.
Bahan tersebut digunakan untuk membuat replika akar tumbuhan dan bagianbagian akar, kartu macam-macam tumbuhan dan nama bagian akar, serta kotak
sebagai tempat penyimpanan replika dan kartu. Jenis kayu yang dipilih adalah
kayu damar karena memiliki warna yang cerah, anti rayap dan ringan.
Peneliti menggunakan kertas sebagai pembuatan kartu macam-macam
tumbuhan dan bagian akar. Kartu-kartu tersebut kemudian dilaminating supaya
tidak mudah rusak. Peneliti membuat desain kemudian mencari seseorang tukang
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kayu yang mampu membantu membuat media pembelajaran ini. Tukang kayu
yang sanggup mengerjakannya serta hasilnya sesuai dengan desain yang diberikan
oleh peneliti.
4.1.3.2 Pembuatan media pembelajaran
Dalam pembuatan media pembelajaran, peneliti bekerjasama dengan
pengrajin kayu yang sudah ahli dalam pembuatan media pembelajaran. Hal
tersebut dikarenakan temt pembutan media memiliki peralatan yang lengkap
sehingga dapat mendukung pembuatan media pembelajaran yang baik. Tempat
pembuatan media berada di daerah Jl. Bantul Gedongkiwo, Yogyakarta.
Pembuatan media dilakukan selama dua bulan. Peneliti memberikan desain kasar
berupa ukuran dan model media kepada tukang kayu, kemudian tukang kayu
membuat media sesuai dengan desain yang telah dibuat oleh peneliti. Produk
media yang dikembangkan dalam penelitian terdiri dari replika akar, reliplika
struktur akar, dan koak penyimpanan media pembelajaran.
Gambar 4. 1 Replika Akar Tumbuhan
Akar tumbuhan ini menggunakan akar asli yang diawetkan dengan bentuk
yang berbeda. Akar Serabut menggunakan akar pohon bambu sedangkan akar
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tunggang menggunakan akar pohon Jambu biji. Akar serabut yang berukuran 15
cm x 30 cm dan akar tunggang yang berukuran 10 cm x 30 cm. Akar ini kemudian
diberi warna yang sama seperti akar asli dan disemprot cairan mengkilat supaya
awet dan menarik.
Gambar 4. 2 Replika Struktur Akar Tumbuhan
Struktur akar tumbuhan ini dibuat dengan menggunakan kayu yang
berkualitas baik dan mempertimbangkan beratnya, kayu yang digunakan adalah
kayu damar. Struktur akar tumbuhan berbentuk seperti roket. Bagian tengah dari
struktur akar ini dapat dilepas dan yang menarik dalam struktur tumbuhan ini ada
dua yaitu rambut akar yang dibentuk dengan menggunakan ijuk dan setiap bagian
diberi warna yang berbeda dan berukuran 25 cm x 50 cm.
Gambar 4. 3 Kartu Soal
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kartu soal dibuat menjadi dua macam yaitu kartu struktur akar dan jenis
akar tumbuhan. Kartu soal ini merupakan pengendali kesalahan dalam media
pembelajaran. Karena itu kartu soal ini dibuat berpasangan dengan kartu jawaban.
Kartu struktur akar dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 230.
Komponen media pembelajaran selanjutnya kotak tempat menyimpan
kartu soal. Kotak kartu terbuat dari kayu yang dibagi menjadi tiga bagian yang
sama besarnya, tidak lupa diberi warna coklat dan disemprot cairan mengkilat
supaya awet. Kotak media juga dibuat dengan menggunakan bahan kayu yang
berukuran 30 cm x 55 cm. Kedua kotak penyimpanan memiliki tutup untuk
melindung media supaya tidak rusak.
Gambar 4. 4 Kotak penyimpanan Kartu Soal
Gambar 4. 5 Kotak penyimpinan Media
4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran
Hal yang dilakukan pertama kali dalam pembuatan album media
pembelajaran yaitu peneliti membuat rumusan langlah-langkah kegiatan
pembelajaran akar tumbuhan. Kemudian peneliti mengambil gambar dari setiap
langkah pembelajaran yang dilakukan. Peneliti menggunakan bantuan program
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
komputer Microsoft Word 2010 dalam membuat isi dan sampul media
pembelajaran. Setelah pembuatan album selasai menggunakan Microsoft Word
2010, peneliti mencetak album media pembelajaran akar tumbuhan tersebut.
Dalam tahap ini, pembuatan media pembelajaran dan album media
pembelajaran telah selesai. Media pembelajaran dan album yang telah dibuat
harus divalidasi terlebih dahulu. Validasi produk ini menggunakan kuesioner yang
telah disusun pada tahap sebelumnya.
4.1.4
Validasai Produk
Validasi produk dilakukan untuk menilai produk berupa media
pembelajaran dan album media pembelajaran yang telah dibuat. Validasi produk
menggunakan kuesioner yang telah disusun pada tahap kedua.
4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran
Validasi media pembelajaran akar tumbuhan dilakukan oleh ahli. Ahli
tersebut adalah ahli pembelajaran IPA, dan ahli Montessori. Berikut tabel 4.26
merupakan hasil validasi produk media pembelajaran
Tabel 4. 26 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran
Ahli
1
2
1
4
4
2
4
4
3
4
4
No.Item
4
5
6
4
4
4
4
4
4
Rerata
7
4
4
8
4
4
9
4
4
10
4
4
Total
Rerata
40
40
40
4
4
4
Berdasarkan hasil produk diatas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli
bahasa sebesar 4. Apabila dibandingakan dengan tabel 3.18 rerata tersebut
memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Sehingga
produk media pembelajaran untuk siswa layak untuk digunakan tanpa perbaikan.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran
Selain validasi produk media pembelajaran, validasi juga dilakukan pada
produk album media pembelajaran. Validasi album media pembelajaran dilakukan
oleh ahli yaitu ahli Montessori dan ahli IPA.
Tabel 4. 27 Validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh Ahli
Skor Item Pernyataan
Ahli
1
2
1
4
4
2
4
3
3
3
4
4 5
4 4
4 4
Rerata
6
3
4
7
4
3
8
4
4
Total
9 10
4 4
4 4
38
38
38
Rerata
3,8
3,8
3,8
Kategori
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Berdasarkan hasil validasi produk album penggunaan oleh ahli yang
disajikan pada tabel 4.27, terhitung rerata skor sebesar 3,8. Apabila dilihat dari
tabel 3.18, rerata
uji
validasi kuesioner tersebut termasuk dalam kategori
sangat baik. Pada tahap ini, media pembelajaran dan album media pembelajaran
telah divalidasi dengan kategori penilaian sangat baik. Dengan demikian, media
pembelajaran siap untuk diujikan secara terbatas.
4.1.5
Uji Coba Lapangan Terbatas
Uji coba lapangan terbatas dilakukan pada siswa kelas V SD N Demangan
1 pada tanggal 7-10 Desember 2016 pada pukul 7.00-11.00 WIB kegiatan uji coba
lapangan terbatas ini
dilakukan pada 31 siswa. Pertemuan yang dilakukan
sebanyak tiga kali memungkinkan bagi siswa untuk mencoba media pembelajaran
tersebut dari materi IPA struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan. Selain itu,
peneliti melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Peneliti
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
juga melakukan posttest pada akhir pertemuan bimbingan belajar untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menggunakan media pembelajaran.
4.1.5.1 Data dan Analisis Tes
Peneliti telah melakukan uji coba lapangan terbatas dengan serangkaian
kegiatan pendampingan dengan media pembelajaran akar tumbuhan berbasis
Montessori. Sebelum produk media pembelajaran digunakan oleh siswa, peneliti
melakukan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal tentang materi. Peneliti
juga melakukan posttest, setelah melaksanakan uji coba lapangan terbatas dengan
melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran
Montessori. Selain itu, instrumen soal yang digunakan telah diuji validitas dan
reliabilitasnya sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian. Berikut
merupakan hasil pretest dan posttest siswa dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil
pretest dan posttest didapatkan nilai yang dipaparkan dalam tabel 4.28.
Tabel 4. 28 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Postest
No
1
2
3
4
5
Kode Siswa
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
Siswa 5
Rerata
Pre test
55
60
75
55
60
61
Nilai
Post Test
75
80
100
80
90
85
Persentase
Selisih
27%
25%
25%
31%
33%
28%
20
20
25
25
30
24
Tabel 4.28 rekapitulasi nilai siswa menunjukkan bahwa ada perbedaan
hasil dari pelaksanaan pretest dan posttest. Siswa 1 medapatkan nilai 55 pada
pretest sedangkan pada posttest mendapatkan nilai 75. Siswa 2 sebelumnya ketika
pretest mendapatkan nilai 60 sedangakan posttest mendapatkan nilai 80. Siswa 3
pretest memperoleh nilai 75 dan posttest 100. Siswa 4 pretest memperoleh nilai
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55 dan posttest 80. Siswa 55 pretest memperoleh nilai 60 dan posttest 90. Rerata
kenaikan nilai sebesar sebesar 24 dalam penggunaan media pembelajaran.
Berdasarkan hasil pretest dan posttest, masing-masing siswa menunjukkan
perbedaan nilai pada saat pretest dan posttest. Perbedaan nilai masing-masing
siswa dari hasil pretest dan posttest disajikan pada grafik 4.1
100
90
90
80
80
100
80
75
70
60
NILAI
60
55
60
75
55
50
40
30
20
10
0
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
Siswa 5
KODE SISWA
Nilai Pretest dan Posttest Siswa
Grafik 4. 1 Perbedaan nilai Pretest dan Posttest Pada masing-masing Siswa
Grafik 4.1 menunjukkan perbedaan nilai posttest dan pretest dari masingmasing siswa. Grafik tersebut memberikan gambaran bahwa setiap siswa
mendapatkan nilai yang berbeda pada saat pretest dan posttest. Pada pretest ratarata nilai siswa adalah 61, sedangkan pada posttest rata rata adalah 85. Dari hasil
tersebut terdapat kenaikan rata rata sebesar 24. Berikut ini merupakan grafik
berbandingan antara hasil pretest dan posttest .
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
90
80
70
61
Nilai
60
50
40
30
20
10
0
Pretest
Posttest
Grafik 4. 2 Perbedaan nilai Pretest dan Posttest
4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media
Pembelajaran
Tanggapan mengenai produk media pembelajaran setelah uji coba terbatas
dilakukan oleh lima siswa kelas V dan guru kelas V SD N Demangan 1.
Kuesioner mengenai tanggapan produk oleh guru sama dengan validsi produk
oleh ahli. Pengisian kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran
ini dilakukan setalah pelaksanaan pembelajaran menggunakan media pembelajarn
struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan, yakni pada tanggal 10 Desember
2016. Berikut ini merupakan tanggapan guru mengenai media pembelajaran
struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan pada tabel 4.29.
Tabel 4. 29 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Guru
Responden
1
1
4
2
4
3
3
4
3
5
4
No. Item
6
7
4
3
8
4
9
4
10
4
11
4
Total
Rerata
41
3,72
Berdasarkan tanggapan mengenai produk oleh guru pada tabel 4.29
didapatkan rerata skor sebesar 3,72. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.18
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Selain diberikan kepada guru,
kuesioner tanggapan mengenai media pembejaran juga diberikan kepada siswa.
Berikut tabel 4.30 merupakan hasil tanggapan produk media pembelajaran oleh
siswa.
Tabel 4. 30 Hasil Tanggapan Produk Media Pembelajaran oleh Siswa
Nama
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
Siswa 5
1
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
Skor Item Pernyataan
4
5
6
7
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Rerata
8
3
4
3
3
4
9
4
4
4
4
4
10
4
4
4
4
4
Total
Rerata
Kategori
38
40
39
39
40
39,2
3.8
4,0
3,9
3,9
4,0
3,92
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Berdasarkan tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.30
didapatkan rerata skor sebesar 3,92. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.18
rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik dana layak untuk digunakan.
4.2
Pembahasan
4.2.1
Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode
Montessori
Pengembangan media pembelajaran berdasarkan hasil dari identifikasi
masalah, berupa wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil identifikasi masalah
data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa
ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA di Sekolah Dasar masih
terbatas sebagai pendukung pembelajaran. Selain itu, siswa juga mengalami
kesulitan dalam mengingat atau memahami materi IPA. Salah satu materi
pembelajaran IPA yang dianggap sulit oleh siswa yaitu materi akar
tumbuhan. Trianto (2012: 11-12) mengemukakan bahwa IPA bukan sematamata menghafalkan materi ataupun menimbun informasi, akan tetapi lebih
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepada memahami informasi yang diperoleh dan menghubungkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Piaget mengemukakan bahwa anak usia SD berada pada
tahap intuitif dan tahap berpikir konkret harus bekerja dengan benda-benda
konkret dulu sebelum mereka dapat menangkap dan memahami hal-hal yang
bersifat abstrak (Iskandar, 2001: 30). Berdasarkan hasil kuesioner analisis
kebutuhan guru, 100% guru setuju bahwa media pembelajaran dapat membantu
siswa dalam memahami konsep IPA. Sebanyak 100 % siswa berdasarkan hasil
kuesioner analisis kebutuhan siswa juga setuju bahwa media pembelajaran dapat
membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Hasil tersebut dijadikan
pertimbangan oleh peneliti untuk mengembangkan media.
Peneliti
mengembangkan
media
pembelajaran
replika akar
tumbuhan. Replika akar tumbuhan ini digunakan sebagai media siswa dalam
mengenal bagian struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan. Replika ini
berbentuk seperti roket dan akar tumbuhan asli, supaya siswa secara langsung
dapat memegang dan mengamati setiap bagiannya. Terdapat 5 warna utama pada
replika struktur akar tumbuhan, yaitu warna hitam untuk epidermis, warna kuning
untuk korteks, warna biru untuk floem, warna orange untuk xilem, dan warna abuabu untuk ujung akar. Sedangkan pada replika akar tumbuhan, peneliti
menggunakan warna coklat seperti akar pada umumnya.
Pengembangan kedua dilakukan pada kartu materi. Kartu materi terdiri
dari dua macam kartu, yaitu kartu struktur akar dan kartu jenis akar. Pada setiap
kartu mempunyai warnanya sendiri, warna tersebut untuk membantu siswa dalam
menyusun dan menemukan kartu materi.
Pengembangan ketiga yaitu kotak penyimpanan kartu materi. Kotak
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyimpanan kartu materi terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian untuk kartu struktur
akar, kartu jenis akar, dan kartu pengendali kesalahan. Kotak penyimpanan kartu
materi berwarna coklat disesuaikan dengan warna alami pada bahan dasar kayu.
Pengembangan keempat dilakukan pada kotak penyimpanan replika
struktur akar dan jenis-jenis akar. Kotak penyimpanan replika berfungsi sebagai
tempat meletakkan media supaya media terhindar dari benturan benda-benda yang
keras dan supaya lebih tahan lama. Kotak penyimpanan ini berwarna coklat
disesuaikan dengan warna alami pada bahan dasar pembuatan kotak penyimpanan
yaitu kayu.
Tahap yang ketiga yaitu pengembangan bentuk awal produk. Media
pembelajaran berbasis metode Montessori mempunyai empat ciri khusus yaitu
menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-education (Montessori, 2002: 171175). Media pembelajaran akar tumbuhan dikembangakan berdasarkan lima ciri
media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, autocorection, auto-education dan kontektual. Ciri kontekstual ditambahkan karena
Montessori meyakini bahwa belajar hendaknya juga disesuaikan dengan
konteks atau memanfaatkan benda yang ada di lingkungan sekitar anak
(Lillard, 2005: 32). Lima ciri media pembelajaran tersebut bisa dilihat melalui
pengamatan langsung bentuk media pembelajaran, maupun pengamatan terkait
penggunaan media pembelajaran melalui uji coba lapangan terbatas. Ciri menarik
dapat dilihat dari pewarnaan media pembelajaran baik replika maupun kartu
materi. Selain itu ciri menarik juga dapat dilihat dari bentuk media pembelajaran
yang unik.
Ciri auto-correction ditunjukkan dengan adanya kartu materi pada media
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran akar tumbuhan. Kartu materi ini terdiri dari dua pasang kartu, kartu
ini digunakan untuk memeriksa kebenaran dari jawaban siswa ketika menyusun
kartu.
Ciri auto-education ditunjukkan dengan adanya kartu materi yang
disesuaikan dengan warna pada setiap bagian. Kartu warna dengan warna yang
disesuaikan dengan warna bagian stuktur akar memungkinkan siswa untuk
mengetahui nama bagiannya secara mandiri. Selama uji coba lapangan terbatas,
media pembelajaran akar tumbuhan dapat dilakukan secara berkelompok.
Ciri bergradasi dapat dilihat dari perbedaan warna untuk setiap bagianbagian replika struktur akar. Mulai dari hitam, kuning, biru, orange dan abu-abu.
Ciri bergradasi juga dapat dilihat dari bentuk 3 dimensi replika akar tumbuhan.
Selain itu, ciri bergradasi dapat dilihat juga dari tingkatan usia, karena media
pembelajaran akar tumbuhan dapat digunakan untuk siswa kelas IV,V, dan VI SD.
Ciri kontekstual dapat dilihat dari bahan pembuatan media pembelajaran.
Media pembelajaran akar tumbuhan terbuat dari bahan dasar kayu dan kertas.
Bahan-bahan tersebut terdapat di lingkungan sekitar, sehingga mudah untuk
dijumpai. Media pembelajaran ini dibuat secara mandiri. Akan tetapi, peneliti juga
bekerja sama dengan tukang kayu dalam membuat replika, kotak penyimpanan
kartu materi, dan kotak penyimpanan replika.
4.2.2
Kualitas Media Pembelajaran Yang Dikembangakan dengan Berbasis
Metode Montessori
Kualitas media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori
dilihat melalui validasi produk oleh para ahli, guru, dan lima siswa kelas V SD.
Rerata skor yang diperoleh melalui validasi produk oleh para ahli, guru, dan lima
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa kelas adalah 3,8. Rerata skor lebih besar dari 2,50 sehingga termasuk dalam
kategori sangat baik ( Widoyoko, 2014: 144). Diketahui bahwa kelima ciri media
pembelajaran berbasis metode Montessori yang terdapat pada media pembelajaran
akar tumbuhan termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil tersebut juga
menunjukkan bahwa media pembelajaran akar tumbuhan memiliki ciri media
pembelajaran berbasis metode Montessori dengan kualitas yang sangat baik.
Sesuai dengan tahapan operasional konkret usia anak SD 7-11 tahun sudah dapat
memandang
dunia
secara
objektif,
mulai
berpikir
secara
operasional,
mempergunakan cara berpikir secara logika atau aturan logis mengenai peristiwa
yang konkret dan mengklasifikasikan benda kedalam bentuk benda (Jean Piaget
dalam Suparno, 2001: 69).
Media pembelajaran akar tumbuhan diujikan secara terbatas. Soal tes
digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kualitas pembelajaran.
Peneliti melakukan pretest dan posttest untuk mengetahui prestasi siswa sebelum
dan sesudah menggunakan media pembelajaran pada uji coba terbatas (Arikunto,
2010: 193). Sesudah melakukan pretes kepada siswa, peneliti memberikan materi
kepada siswa dan memperkenalkan media pembelajaran akar tumbuhan. Peneliti
membagi siswa menjadi beberapa kelompok supaya siswa lebih fokus untuk
memperhatikan dan materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Setelah
itu peneliti melakukan posttest untuk mengetahui tingkat pemahamn siswa setelah
menggunakan media pembelajaran. Hasil pretest dan posttest menunjukkan
adanya selisih nilai yang diperoleh siswa. Hasil posttest dari sepuluh siswa lebih
baik daripada hasil pretest. Hasil pretest adalah sebesar 61, sedangkan rerata
posttest adalah 85. Rata-rata selisih pretest dan posttest tersebut adalah sebesar 24
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau dapat dikatakan selisih kenaikannya 28%. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran akar tumbuhan berbasis
metode Montessori dapat membantu siswa dalam memahami materi akar
tumbuhan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai posttest yang
diperoleh siswa setelah menggunakan media akar tumbuhan.
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
5.1.1 Media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori untuk
kelas V SD dikembangkan dengan menggunakan 5 prosedur yaitu potensi
masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji
coba lapangan terbatas. Peneliti kemudian mengembangkan dan membuat
produk berdasarkan karakteristik 5 media pembelajaran pada tahap
pengembangan desain yaitu menarik, bergradasi, auto-education ,autocorretion, dan kontekstual.
5.1.2 Kualitas media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori
untuk kelas V SD sangat baik, dilihat dari perolehan skor validasi oleh
para ahli dan tanggapan menurut guru dan siswa. Rerata skor yang
diperoleh dalam validasi produk oleh para ahli adalah 4. Rerata skor dari
tanggapan produk oleh guru adalah 3.72 dan tanggapan produk oleh siswa
adalah 3,92. Dari hasil uji coba lapangan terbatas, nilai posttest lebih
unggul daripada nilai pretest. Selisih antara rerata nilai posttest dan pretest
adalah 24. Dengan demikian, dapat disimpulkan media pembelajaran akar
tumbuhan berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam
memahami materi akar tumbuhan.
5.2
Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Proses pembuatan media pembelajaran yang membutuhkan waktu lama
sehingga mempengaruhi validasi produk dan uji coba lapangan terbatas.
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2.2 Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan hanya sampai uji coba
lapangan terbatas karena keterbatasan waktu.
5.3
Saran
5.3.1
Perlu mepertimbangan waktu dalam pembuatan media dengan tukang
kayu yang membantu dalam proses pembuatan media agar selesai tepat
waktu.
5.3.2 Penelitian dan pengembangan yang akan datang sebaiknya lebih luas
dalam penggunaan tahapan sehingga menghasilkan hasil yang maksimal.
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M dan Asrori, M. (2014). Metodologi & aplikasi riset pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Anitah, W. S. (2009). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT.
Asdi Mahasatya.
Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Cresswell, W. (2012). Reserch desigen : pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R.
(2007). Educational research: An
introduction. Boston: Pearson.
Hainstock, E. G. (1997). The Essential Montessori. USA: Penguin Books.
Hardiyanti, B.T. (2016). Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran IPS SD
Materi Keragaman Budaya Indonesia Berbasis Metode Montessori.
Skripsi, Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Universitas Sanata Dharma.
Haryanto. (2004). Sains untuk SD Kelas IV. Jakarta : Erlangga.
Hernawan, A.H., et al. (2012). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Iskandar, S.M. (2001). Pendidikan IPA II. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian
Pendidikan Nasional.
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lillard, P. P. (1996). Montessori today: a comprehensive approach to education
from birth to adulthood. New York: Schocken Books.
Lillard, A. S. (2005). Montessori the science behind the genius. New York:
Oxford University Press.
Montessori , M. (2002). The Montessori method. New York: Frederick A. Stokes
Company.
Pertiwi, M. D. (2015). Pengembangan Alat Peraga Peembelajaran Matematika
SD Materi Perkalian Berbasis Metode Montessori. PGSD: Sanata
Dharma.
Putra, N. (2015). Research & Development, Penelitian dan Pengembangan Suatu
Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanaky, Hujair AH.(2013).
Media Pembelajaran Interaktif - Inovatif.
Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
Sanjaya, W. (2013). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sadiman, A.S. dkk. (1987). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung: Aflabeta.
Sukmadinata, N. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius.
Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Trianto.
(2012).
Model
pembelajaran
terpadu
konsep,
strategi,
dan
implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Trisnamansyah, S. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia.
Widoyoko, E. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Widoyoko, E. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Widyaningrum, E.F. (2015). Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran
Matematika SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode
Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Universitas Sanata Dharma.
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah
Lampiran 1.1 Lampiran Validasi Pedoman Observasi
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh
Ahli
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
Peneliti
Pertanyaan yang pertama itu tentang informasi tentang
berkaitan dengan sekolah ini, yaitu tentang prestasi apa saja
yang sudah pernah diraih siswa selama satu tahun terakhir
dalam bidang akademik?
Kepala Sekolah
Cerdas cermat pernah tetapi belum mendapakan juara
Peneliti
Oh,seperti itu pak. Tidak apa pak besok bisa mencobanya
kembali
Kepala Sekolah
Iya semoga saja bisa.
Peneliti
Kalau yang terkait dengan nonakademik pak?
Kepala Sekolah
Lomba itu kemarin sempat mendapat juara lomba karate/
tekwondo
dan
pancasilat
di
tingkat
Kecamatan,
menggambar juga pernah juara III tingkat Kabupaten dan
menari juara II tingkat Kecamatan.
Peneliti
Bagaimana hasil UN yang diraih selama lima tahun
terakhir?Bagaimana nilai mata pelajaran IPA dengan mata
pelajaran yang lain?
Kepala Sekolah
Dari tahun ketahun nilai UN semakin meningkat. Nilai mata
pelajaran IPA masih kalah sama pelajaran Matematika
Peneliti
Kemudian lanjut ke topik ketersediaan media pembelajaran
itu pak. Media pembelajaran apa saja yang sudah tersedia di
sekolah?
Kepala Sekolah
Sebenarnya banyak sih, media pembelajaran IPA, KIT IPA,
globe, peta, atlas, ada. Untuk IPS, untuk matematika ada.
Ada diruangannya mbak bisa dilihat sendiri nanti.
Peneliti
Kemudian, apakah media pembelajaran yang sudah ada
tersebut disimpan dan dirawat dengan baik pak?
Kepala Sekolah
ya, disimpan dan digunakan. Tetapi penggunaannya belum
maksimal.
Peneliti
Selanjunya pak, dari mana sekolah memperoleh media
pembeajaran tersebut? Dari hibah atau emang buatan dari
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru.
Kepala Sekolah
itu hibah mbak.
Peneliti
hibah berarti ya pak, apa pernah ada yang membuatnya
sendiri pak?
Kepala Sekolah
Belum ada sepertinya mbak, ada paling ya sebatas kertaskertas yang diberi warna, media yang ringan lah mbak.
Peneliti
Bisa sebutkan contohnya pak, untuk pembelajaran apa ya
pak?
Kepala Sekolah
Seperti membuat kincir angin dan alat pernapasan manusia.
Peneliti
Kemudian, dalam pembuatan media pembelajaran itu,
apakah memperhatikan fatktor-faktor supaya siswa itu dapat
menggunkan media pembelajaran itu secara mandiri ataupun
bisa menemukan kesalahannya
sendiri melalui media
pembelajaran tersebut?
Kepala Sekolah
Ya. Siswa akan diarahkan pada cara pembuatannya, seperti
kincir angain. Anak dilatih supaya kincir bisa berputar dan
alat pernapasan manusia bisa berkembang kempis.
Peneliti
Mengenai penggunaan media dalam pembelajaran itu.
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA di SD N
Demangan 1 selama ini pak?
Kepala Sekolah
Ya, kemarin dicontohkan dengan pertumbuhan biji untuk
satu minggu dengan peralatan yang seadanya, botol bekas
minum,kapas, dan biji kacang hijau. Dengan cara seperti
itu,itu kan praktik langsung mbak jadi nanti siswa dapat
memahaminya sendiri dengan baik, dan siswa juga terliat
antusias
sekalia
mengamati
perkembangannya
setiap
harinya.
Peneliti
Kemudian dalam pembelajaran IPA itu penggunaan media
pembelajaran IPA bagaimana pak? Sering atau bagaimana
pak?
Kepala Sekolah
Ya, sepertinya kurang ya, kurang maksimal penggunaanya.
Sehingga kadang -kadang siswa bingung. Kurang sering
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sepertinya ya, mungkin kalau digunakan setiap harinya
pembelajaran pasti dapat berlangsung dengan sangat baik.
Peneliti
Kemudian, dalam penggunaan media pembelajaran,jumlah
siswanya berapa ya pak untuk satu media pembelajaran?
Kepala Sekolah
Karena keterbatasan media pembelajaran itu, jadi satu media
pembelajaran, contohnya yang sudah ada saja ya peta itu
digunakan untuk bersama-sama.
Satu untuk satu kelas
mbak.
Peneliti
Kalau
yang
media
untuk
pembelajaran
IPA
pak?
Bagaimana?
Kepala Sekolah
untuk IPA itu misalnya rangka manusia, sekolah baru punya
satu yang memang benar-benar utuh. Sebenarnya ada
banyak akan tetapi karena rangka itu kan jarang dipakai jadi
ada yang rusak lah seperti itu mbak.
Peneliti
Dalam penggunaan media pembelajaran itu, apakah
menarik bagi siswa?
Kepala Sekolah
ya, menarik sekali tentunya ya. Akan lebih menarik daripada
tidak digunakan.
Peneliti
Kemudian pak, kalau dengan menggunakan media
pembelajaran itu kira-kira lebih membantu siswa atau tidak
pak dalam memahami materi pembelajaran?
Kepala Sekolah
Jelas akan sangat membantu siswa, selain siswa akan lebih
tertarik adan antusias, dari situ siswa akan mencoba
mencari-cari tahu apa yang mereka bayangkan dengan
media yang akan digunakan siswa. Minimal juga harus tahu,
terus bisa menemukan jawaban sendiri, berani berpendapat
juga.
Peneliti
Pertanyaan terakhir, apakah sudah ada penelitian yang
berkaitan dengan media pembelajaran?
Kepala Sekolah
Belum ada penelitian mengenai media pembelajaran mbak.
Peneliti
Oh gitu ya Pak. Terimakasih.
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN GURU
Peneliti Pertanyaan yang pertama bu, media pembelajaran IPA apa saja yang
dimiliki di kelas V ini bu? Apakah pernah membuat media sendiri?
Kalau iya apa bu? Digunakan berkelompok atau sendiri-sendiri?
Guru
Media pembelajaran yang dimiliki di kelas V hanyalah media yang
dibuat oleh guru. Dalam penggunaanya siswa menggunakan dengan
melihat secara bersama sama. Media yang pernah dibuat oleh guru
adalah alat pernapasan manusia dan kincir angin.
Peneliti Kemudian, media pembelajaran yang pernah digunakan selain tadi
diatas bu? Dalam menggunakan media pembelajaran itu para siswanya
dapat menggunkan secara aktif atau masih banyak bimbingan dan
dampingan dari ibu sendiri?
Guru
Yang
pertama
daluhu,ibaratkan
guru
membimbing
dan
mendampingi
terlebih
dikasih contoh terlebih dahulu baru kemudian
siswannya mengikuti. Biasanya bekerja dalam satu kelompok, diberi
permasalahan dan siswa bekerja dalam kelompok untuk menjawab
permasalahan yang ada.
Peneliti Berarti, media pembelajaran digunakan secara mandiri oleh siswa ya
bu? Apakah ada kesulitan selama pembelajaran bu? Bagaimana ibu
menyelesaikan masalah?
Guru
Ya seperti itu, walau masih ada dampingan si mbak. Ada mbak
pengenalan akar tumbuhan. contohnya pemahaman , ibu kasih gambar
tumbuhan nanti siswa dapat berdiskusi dalam menentukan jenis akar.
Peneliti Oh, itu tidak dibawakan benda aslinya sama ibu?
Guru
Pernah, jadi pernah itu ibu bawa akar asli dari rumah akan tetapi tidak
semua anak bisa memegangnya. Siswa agak bingung mencari struktur
akar.
Peneliti Kalau dengan gambar seperti itu, apakah siswa dapat tahu kalau mereka
itu salah atau benar bu?
Guru
Sejauh ini si, kalau ingin tahu yang benar dan salah itu bertanya pada
guru, atau mungkin bisa membaca di buku.jadi belum ada pengendali
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesalahan yang memang dibuat untuk sebuah media disini.
Peneliti Dalam pembelajaran IPA itu sering mengalami kesulitan tidak bu dalam
menyampaikan materi kepada siswa?
Guru
Iya mbak. Hla itu tadi ibu kesulitan dalam menerangkan materi tentang
akar tumbuhan, mereka masih sangat ragu, intinya siswa belum nagkep
banget gitu mbak,masih ada yang bingung karena memang ada yang
sedikit mirip-mirip jadi sulit untuk membedakannya. Kebanyakan masih
keliru..
Peneliti Terus kalau seperti itu, bagaimana cara mengatasinya bu?
Guru
Ya ibu paling kasih PR, kadang juga saya kasih bimbingan
langsung,bagaimana caranya supaya siswa itu bisa paham. Maka dari itu
saya carikan gambar-gambar juga di internet, saya bagikan dan siswa
harus benar benar jeli melihanya.
Peneliti Untuk anaknya sendiri, dalam pembelajaran IPA itu aktif tidak bu?
Guru
Ada yang aktif ada yang tidak mbak. Soalnya ada yang suka pelajaran
IPA dan ada yang tidak.
Peneliti Nilai ulangan harian yang diperoleh siswa pada materi akar tumbuhan
itu bagaimana bu hasilnya?
Guru
Hasilnya itu kalau materi akar tumbuhan di bawah enam ada banyak
yang di atas tujuh itu cuma beberapa dari siswa paling mbak.
Peneliti Kira-kira jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah tujuh berapa bu
untuk IPA materi akar tumbuhan?
Guru
Banyak mbak, yang mendapat nilai tujuh, delapan mungkin hanya lima
dari dua puluh dua siswa.
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara untuk Siswa
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN SISWA
Siswa 1
Peneliti Kalau menurut kamu pembelajaran IPA di SD sini bagaimana de?
Menyenangkan tidak?
Siswa
Sedikit bu. Lumayan juga lah.
Peneliti Terus menarik tidak?
Siswa
Sedikit menarik bu.
Peneliti Bu itu kalau mengajar kalian itu sering pakai media pembelajaran atau
tidak?
Siswa
Media pembelajaran itu yang kayak apa si bu?
Peneliti Ya seperti, gambar, poster atau benda lainnya yang digunakan pada saat
pembelajaran gitu de?
Siswa
Pernah bu, gambar. Itu aja Cuma sedikit bu.
Peneliti Oh berarti kan pernah ada penggunaan media pembelajaran, kamu lebih
suka yang mana yang memakai media pembelajaran atau tidak de?
Siswa
Ya lah bu,tapi harusnya itu gambarnya yang bnayak.
Peneliti Menurut kamu materi yang paling sulit dipahami apa de? Yang susah
gitu
Siswa
Yang tumbuhan dan peredaran darah itu bu.
Peneliti Oh, materi akar tumbuhan sulit tidak?
Siswa
Iya itu bu, susah. Aku tidak bisa bu.
Peneliti Kenapa bilang tidak bisa, susahnya di bagian mananya de?
Siswa
Bagian-bagiannya bu adan bedain akar ada yang sama.
Peneliti Kalau kamu tidak bisa, atau ada siswa yang kesulitan biasanya
Bu
Yayuk bagaimana de?
Siswa
Ya kalau tidak bisa-bisa,paling dikasih PR banyak bu, buat tugas
dirumah.
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa II
Peneliti Kalau menurut kamu tu pembelajaran IPA di sini tu gimana?
Menyenangkan tidak?
Siswa
Sedikit.
Peneliti Terus menarik tidak?
Siswa
menarik bu, sedikit.
Peneliti Bu Yayuk itu kalau mengajar kalian itu sering pakai media
pembelajaran atau tidak?
Siswa
Media pembelajaran itu gimana ya bu?
Peneliti Ya seperti, gambar, poster atau benda lainnya yang digunakan pada saat
pembelajaran gitu de?
Siswa
Pernah gambar sekali, cuma sebentar banget bu. Yang lainnya ngikut
dibuku paket bu.
Peneliti Oh seperti itu, pernah tapi Cuma sebentar ya. Kalau pas tidak pake
media ibu Mul biasanya ngajarnya pake apa?
Siswa
Cuma diterangin aja.
Peneliti Kalau misalkan, pelajaran IPA dengan yang pake buku paket saja
diterangin gitu sama yang pakai media pembelajaran, kayak gambar
dan lainnya.kamu lebih suka yang mana?
Siswa
Yang pake bu.
Peneliti Intinya lebih suka yang memakai media pembelajaran ya? Waktu
pembelajaran IPA, yang paling susah materi apa de? Yang selama ini
dijelaskan oleh ibu Yayuk.
Siswa
Tumbuhan sama peredaran darah manusia karna banyak penjelasannya
Cuma pakai gambar jadi bingung.
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
Instrumen Analisis Kebutuhan
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa SD
Setara
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 4 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 1Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 2Lembar Hasil Validasi Kontruk Instrument Tes oleh Ahli
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 3Lembar Hasil Pengerjaan SOAL Tes oleh Siswa dalam Uji Empiris
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 4Output SPSS untuk Perhitungan Validitas Reabilitas Instrument
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.786
N of Items
12
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 5Lembar Uji Keterbacaan Instrument Tes
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 6Lembar Hasil Pengerjaan Pretest
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 1Lembar Hasil Validasi Kuesioner Produk oleh Ahli
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media
Pembelajaran oleh Siswa
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 3 Lembar Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Media
Pembelajaran oleh Siswa
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 4 Lembar Hasil Validasi Album Penggunaan Media Pembelajaran
oleh Ahli
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 5 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran
oleh siswa
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 1 Surat Ijin Penelitian
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 2Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 1Album Produk Media Pembelajaran
ALBUM PETUNJUK PENGGUNAAN
MEDIA PEMBELAJARAN AKAR TUMBUHAN
Disusun Oleh:
Yosifia Mety Yuniastuti
131134162
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenalan Media Pembelajaran Akar Tumbuhan
Media pembelajaran akar tumbuhan terdiri dari lima komponen.
Komponen tersebut terdiri dari replika akar, replika struktur akar, kartu soal,
tempat penyimpanan media dan tempat penyimpanan kartu soal.
Komponen yang pertama adalah replika akar. Replika akar ini terdiri dari
dua akar asli yang diawetkan dengan bentuk yang berbeda. Akar Serabut
menggunakan akar pohon bambu yang berukuran 30 cm x 15 cm. Sedangkan
Akar Tunggang menggunakan akar pohon Jambu biji yang berukuran 30 cm x 10
cm.
Komponen yang kedua adalah replika struktur akar. Replika struktur akar
ini
dibuat
dengan
menggunakan
kayu
yang
berkualitas
baik
dan
mempertimbangkan beratnya, kayu yang digunakan adalah kayu damar. Struktur
akar tumbuhan ini berukaran 30 cm x 50 cm dan berbentuk seperti roket. Bagian
tengah dari struktur akar ini dapat dilepas dan yang menarik dalam struktur akar
ini ada dua yaitu rambut akar yang dibentuk dengan menggunakan ijuk dan setiap
bagian diberi warna yang berbeda.
Komponen yang ketiga adalah kartu soal. Kartu soal ini terdiri dari dua
macam kartu yaitu kartu struktur akar dan jenis akar tumbuhan. Kartu soal ini
merupakan pengenadali kesalahan dalam media pembelajaran. Karena itu kartu
soal ini dibuat berpasangan dengan kartu jawaban.
Komponen yang keempat adalah kotak kartu. Kotak tempat menyimpan
kartu soal terbuat dari bahan triplek yang mempunyai ukuran 27cm x 8cm x
10cm. Kotak ini dibagi menjadi tiga bagian yang disekat. Tempat menyimpan
kartu soal bagian struktur akar, kartu soal akar tumbuhan dan kartu jawaban.
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komponen yang kelima adalah kotak penyimpanan replika akar. Kotak
penyimpanan replika berukuran 50cm x 30cm dengan tinggi 25cm. Kotak
penyimpanan dilengkapi dengan tutup yang berfungsi sebagai tempat untuk
melindungi media pembelajaran replika dari bentuk keras.
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PETUNJUK PENGGUNANAN MEDIA PEMBELAJARAN
AKAR TUMBUHAN
Materi Pembelajaran
Akar tumbuhan
Tujuan langsung
Mengenalkan Stuktur dan Jenis Akar Tumbuhan
Tujuan tidak langsung
Membentuk konsep abstrak tentang struktur dan
jenis akar tumbuhan.
Syarat
Siswa mampu melihat dan meraba.
Usia
11 tahun (kelas V SD)
Media Pembelajaran
1. Replika Struktur dan Jenis Akar Tumbuhan
2. Kartu materi dan kartu pengendali kesalahan
3. Kotak penyimpanan
Pengendalian Kesalahan
Kartu materi
Persiapan Pertama
1. Guru mengajak siswa untuk belajar bersama dengan berkata “ Hari ini kita
akan mempelajari akar tumbuhan. Mari belajar bersama dengan
menggunakan media pembelajaran akar tumbuhan bersama ibu”.
2. Guru mengarahkan siswa untuk mengambil media pembelajaran replika
struktur akar tumbuhan dari tempat penyimpanan, dengan berkata “ Mari
bantu ibu membawa media pembelajaran replika struktur akar ke meja
kerja!”.
3. Guru mengarahkan siswa dalam membawa media pembelajaran replika
struktur akar tumbuhan ke meja kerja.
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Siswa mengambil media pembelajaran replika struktur akar tumbuhan dari
tempat penyimpanan.
5. Siswa meletakkan media pembelajaran replika struktur akar di atas
meja/karpet.
6. Guru mengarahkan siswa untuk duduk di samping kirinya.
7. Guru membuka membuka replika struktur akar tumbuhan.
Latihan Pertama
8. Guru mengenalkan bagian struktur akar tumbuhan menggunakan replika
dengan berkata, “Bagian yang berwarna hitam dan mempunyai rambut ini
adalah bagian paling luar struktur akar” sambil menunjuk bagian
menggunakan tangan.
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Guru mengenalkan bagian dalam pada replika dengan berkata, “Bagian
yang memiliki warna kuning dan biru dalah bagian dalam” sambil
menunjuk bagian menggunakan tangan.
10. Guru mengenalkan bagian inti pada replika dengan berkata, “Bagian yang
berwarna orange adalah bagian inti” sambil menunjuk menggunakan
tangan.
11. Guru mengenalkan bagian bawah pada replika dengan berkata, “Bagian
yang berwarna abu-abu adalah bagian bawah” sambil menunjuk
menggunakan tangan.
12. Guru bertanya kepada siswa “mana bagian paling luar?”
13. Guru bertanya kepada siswa “mana bagian dalam?”
14. Guru bertanya kepada siswa “mana bagian inti?”
15. Guru bertanya kepada siswa “mana bagian bawah?”
16. Guru mengenalkan rambut akar pada replika dengan berkata, “bagian yang
menyerupai
rambut
ini
adalah
rambut
akar”
sambil
menunjuk
menggunakan tangan.
17. Guru mengenalkan Epidermis pada replika dengan berkata, “ bagian yang
berwarna hitam ini adalah epidermis” sambil menunjukan menggunakan
tangan.
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18. Guru mengenalkan Korteks pada replika dengan berkata, “ bagian yang
berwana kuning ini adalah korteks” sambil menunjuk menggunakan
tangan.
19. Guru menenalkan Floem pada replika dengan berkata, “bagian yang
berwarna biru ini adalah floem” sambil menunjuk menggunakan tangan.
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20. Guru mengenalkan Xilem pada replika dengan berkata, “bagian yang
berwarna orange ini adalah xilem” sambil menunjuk menggunakan tangan.
21. Guru mengenalkan Ujung akar pada replika dengan berkata, “bagian yang
berwarna abu-abu ini adalah ujung akar” sambil menunjuk menggunakan
tangan.
22. Guru mengenalkan Tudung akar pada replika dengan berkata, “ bagian
yang paling bawah atau pangkal ini adalah Tudung akar” sambil menunjuk
menggunakan tangan.
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23. Guru bertanya kepada siswa “ mana rambut akar?”
24. Guru bertanya kepada siswa “mana epidermis?”
25. Guru bertanya kepada siswa “mana korteks?”
26. Guru bertanya kepada siswa “mana floem?”
27. Guru bertanya kepada siswa “mana xilem?”
28. Guru bertanya kepada siswa “mana ujung akar?”
29. Guru bertanya kepada siswa “mana tudung akar?”
Latihan kedua
30. Guru mengambil replika struktur akar tumbuhan dan merabanya dari atas
kebawah kemudian meletakkan kembali.
31. Guru sambil berkata kepada siswa, “ini struktur akar dari yang kasar atau
luar sampai yang halus atau inti” sambil meraba dari atas kebawah.
Latihan ketiga
32. Guru
mengeluarkan
kartu
materi
dari
kotak
penyimpanan
dan
meletakkannya di atas karpet/meja.
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33. Guru mengambil salah satu kartu warna bagian struktur akar dan berkata,
misalnya “ini adalah kartu warna bagian struktur akar.
34. Guru meletakkan salah satu kartu warna bagian struktur akar yang sudah
diambil, pada karpet/meja tempat menyusun kartu materi.
35. Guru mencari salah satu kartu nama bagian struktur akar berdasarkan kartu
warna bagian struktur akar yang sudah diambil dengan berkata, “ini adalah
kartu nama bagian struktur akar”.
36. Guru meletakkan salah satu kartu nama bagian struktur akar yang sudah
diambil pada karpet/meja tempat penyusun kartu materi. Kartu nama
tersebut diletakkan di bawah kartu warna salah satu bagian struktur akar
yang sudah diletakkan sebelumnya.
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37. Guru kemudian memeriksa kebenaran kartu materi yang telah disusun
menggunakan kartu pengendali kesalahan.
38. Apabila kartu warna dan kartu nama yang disusun sudah cocok, kartu
materi tersebut diletakkan ke kotak penyimpanan dan dilanjutkan untuk
menyususn kartu materi yang lain.
39. Apabila kartu warna dan katu nama yang disusun tidak cocok, maka kartu
materi disusun ulang lagi dan diganti sesuai dengan pasangannya.
40. Guru menawarkan kepada siswa untuk menyususun kartu materi bagian
struktur akar dengan berkata, “apakah kamu mau mencoba?”
41. Siswa melanjutkan menyusun kartu materi bagian struktur akar.
Latihan keempat
42. Guru mengenalkan media pembelajaran replika jenis akar tumbuhan
dengan berkata “ini adalah jenis akar tumbuhan. Pada replika akar
tumbuhan ini terdapat dua macam jenis akar tumbuhan, yaitu akar serabut
dan akar tunggang. Mari bantu ibu untuk mengeluarkan jenis akar dari
kotak penyimpanan.
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43. Guru mengenalkan replika akar serabut dengan berkata “akar yang
berukuran sama ini adalah akar serabut” sambil menunjuk menggunakan
tangan.
44. Guru mengenalkan replika akar tunggang dengan berkata “akar yang besar
satu ditengah ini adalah akar tunggang” sambil menunjuk menggunakan
tangan.
45. Guru bertanya kepada siswa “mana akar serabut?”
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46. Guru bertanya kepada siswa “mana akar tunggang?”
Latihan kelima
47. Guru mengambil secara acak jenis akar dan merabanya dari atas kebawah
kemudian meletakkannya kembali.
48. Guru sambil berkata kepada siswa, “ini akar tunggang”.
Latihan keenam
49. Guru
mengeluarkan
kartu
materi
dari
kotak
penyimpanan
dan
meletakkannya di atas karpet/meja.
50. Guru mengambil salah satu kartu gambar tumbuhan dan berkata, misalnya
“ini kartu gambar tumbuhan.
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51. Guru meletakkan salah satu kartu gambar tumbuhan yang sudah diambil
pada karpet/meja tempat menyusun materi.
52. Guru mencari salah satu kartu nama jenis akar tumbuhan berdasarkan
kartu gambar tumbuhan yang sudah diambil dengan berkata, “ini adalah
kartu nama jenis akar tumbuhan.
53. Guru meletakkan salah satu kartu nama jenis akar yang sudah diambil,
pada karpet/meja tempat menyusun kartu materi. Kartu nama tersebut
diletakkan dibawah kartu gambar tumbuhan yang sudah diletakkan
sebelumnya.
54. Guru kemudian memeriksa kebenaran kartu materi yang telah disusun
menggunakan kartu pengendali kesalahan.
55. Apabila kartu gambar dan kartu nama yang disusn sudah cocok, kartu
materi tetrsebut diletakkan di kotak penyimpanan dan dilanjutkan untuk
menyusun kartu materi yang lain.
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56. Apabila kartu gambar dan kartu nama yang disusun tidak cocok, maka
kartu materi di susun ulang lagi dan diganti dengan pasangannya.
57. Guru menawarkan kepada siswa untuk menyusun kartu materi jenis akar
tumbuhan dengan berkata, “apakah kamu mau mencoba?
58. Siswa melanjutkan menyusun kartu materi jenis akar tumbuhan.
Penutup
59. Guru memberikan kesimpulan dengan berkata, “hari ini kita telah belajar
mengenai struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan menggunakan media
pembelajaran akar tumbuhan.” Jika kamu ingin belajar, kamu bisa
mengambil
media pembelajaran
akar tumbuhan pada rak/lemari
penyimpanan.
60. Guru meminta siswa untuk mengembalikan media pembelajaran akar
tumbuhan dengan berkata, “mari bantu ibu mengembalikan media
pembelajaran akar tumbuhan!”.
61. Siswa mengembalikan media pembelajaran akar tumbuhan ke rak/lemari
penyimpanan.
62. Siswa membereskan tempat kerja.
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 1 Foto Produk Media Pembelajaran
Replika Akar Tumbuhan
Replika Struktur Akar Tumbuhan
Kartu Soal
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kotak Kartu
Kotak Media
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8 1Curiculum Vitae
Curriculum Vitate
Peneliti
bernama
lengkap
Yosifia
Mety
Yuniastuti, lahir tanggal 15 juni 1995 dari ayah
yang bernama Slamet dan ibu Satiyem.
Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di
SD Bopkri 1 Temon pada tahun 2007 kemudian
melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1
Wates dan tamat pada tahun 2010, melanjutkan
pendidikannya di SMA Negeri 1 Temon dan
lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013 peneliti tercatat sebagai mahasiswa
program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Selama menempuh pendidikan di Sanata Dharma peneliti mengikuti beberpa
kegiatan yang diselenggarakan pihak kampus maupun luar kampus untuk melatih
softskills. Berikut adalah beberapa kegiatan yang diikuti oleh peneliti.
1. Kursus pembinaan pramuka mahir tingkat dasar (KMD)
2. Pelatihan Metode Montessori 2015
3. Festival Sanata Dharma 2015
Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi
sebagai tugas akhir dengan judul “ Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD
Materi Akar Tumbuhan Berbasis Montessori”.
191
Download