PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI AKAR TUMBUHAN BERBASIS METODE MONTESSORI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun oleh: Yosifia Mety Yuniastuti NIM: 131134162 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI AKAR TUMBUHAN BERBASIS METODE MONTESSORI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun oleh: Yosifia Mety Yuniastuti NIM: 131134162 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI AKAR TUMBUHAN BERBASIS METODE MONTESSORI Oleh: Yosifia Mety Yuniastuti NIM: 131134162 Telah disetujui oleh: Pembimbing I Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. Tanggal 24 Mei 2017 Pembimbing II Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. Tanggal 24 Mei 2017 ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI AKAR TUMBUHAN BERBASIS METODE MONTESSORI Dipersiapkan dan ditulis oleh: Yosifia Mety Yuniastuti NIM: 131134162 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 26 Juli 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ............................... Sekretaris Apri Damai Sagita Krissandi, S.S.,M.Pd. ............................... Anggota I Agnes Herlina Dwi H, S.Si., M.T., M.Sc. ............................... Anggota II Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. ............................... Anggota III Andreas Erwin Prasetya, S.Pd., M.Pd. .............................. Yogyakarta, 26 Juli 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan, Rohandi, Ph.D. iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus yang selalu menyertai di setiap langkah perjalanan hidup. 2. Bapakku Slamet, Ibuku Satiyem yang selalu menjadi panutan dan idolaku 3. Adik-adikku Yusak Dwi Setiawan dan Yohana Metsa Setevani yang selalu menyemangati. 4. Teman-temanku satu payung R & D IPA Montessori dan teman-teman PGSD yang menemani selama pengerjaan skripsi dan perkuliahan di PGSD Universitas Sanata Dharma. 5. SD Negeri Demangan 1 yang bersedia bekerja sama dalam pengambilan data skripsi. 6. Pak Muhibat yang membantu pembuatan media pembelajaran 7. Almamater Universitas Sanata Dharma 8. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO “Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan, jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya.” “Kesuksesan dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan doa, karena tidak dapat berubah dengan sendirinya.” v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 26 Juli 2017 Peneliti Yosifia Mety Yuniastuti vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yosifia Mety Yuniastuti Nomor Mahasiswa : 131134162 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI AKAR TUMBUHAN BERBASIS METODE MONTESSORI” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 26 Juli 2017 Yang menyatakan Yosifia Mety Yuniastuti vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI AKAR TUMBUHAN BERBASIS METODE MONTESSORI Yosifia Mety Yuniastuti Universitas Sanata Dharma 2017 Latar belakang penelitian adalah belum adanya media pembelajaran yang konkret dalam proses pembelajaran pada materi akar tumbuhan. Permasalahan tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Tujuan dari penelitian adalah (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori,(2) mengetahui kualitas media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model pengembangan yang digunakan adalah model Sugiyono serta Borg dan Gall yang kemudian dimodifikasi menjadi lima. Subjek penelitian adalah 10 orang siswa kelas V di SD N Demangan 1 tahun ajaran 2016/2017. Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner dan soal tes. Teknik analisis yang digunakan kuantitatif dan kualitatif. Lima langkah pengembangan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Media pembelajaran dikembangkan berdasarkan empat ciri khusus media pembelajaran berbasis metode Montessori: menarik, bergradasi, auto-education, dan auto-correction. Peneliti juga menambahkan ciri kontekstual dalam pengembangan. Hasil validasi media pembelajaran oleh ahli, menunjukkan kualitas media pembelajaran sangat baik, dengan rerata skor sebesar 3,85. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai posttest lebih tinggi dari pretest, dengan selisih rerata nilai sebesar 24. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori yang telah dikembangkan, memiliki kualitas sangat baik dan membantu siswa dalam memahami materi akar tumbuhan. Kata kunci : Penelitian dan Pengembangan, Media pembelajaran, IPA, Akar Tumbuhan, Metode Montessori. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT DEVELOPMENT OF ELEMENTARY SCHOOL SCIENCE STUDY LEARNING MATERIAL FOR PLANT ROOT BASED ON MONTESSORI METHOD Yosifia Mety Yuniastuti Sanata Dharma University 2017 The background of this research was that there is no a concrete media in the learning process of plant root. These problems into consideration for researchers to conduct research. The aim of this research were (1) to describe the development procedure of plant root learning media based on Montessori Method. (2) To know the quality of plant root learning media based on Montessori Method. The method used in this research is research and development method (R&D). The type that is used is the development type presented by Sugiyono (2015), and Borg and Gall (2010) which is modified into five steps. The subjects of this research are ten students of 5nd grade in the academic year of 2016/2017 in elementary school Demangan 1. The object of this research is the learning media of plant root based on Montessori method. The instruments used are the observation guide, the interview guide, the questionnare, and the guestion set. The technique of data analysis that is used is quatitative and qualitative technique. The five steps of development are potential problems, planning, design development, product validation, and limited field trial. That learning media is developed based on four characteristics of Montessori learning media: attractive, have gradation, auto-education, and auto-correction. The writer also added contextual in the development. The results of expert’s validation on the learning media show that the quality of the learning media is great, with the average score of 3.85. Limited field trials indicate that posttest values was higher than pretest score, with the difference in the average value of 24. Thus, it can be concluded that the plant root learning media based on Montessori method that has been developed, has an excellent quality and it helps the students to understand the inner and outer plant root. Keywords: Research and development, Study learning, Science, Plant Root, Montessori Method. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Akar Tumbuhan Berbasis Metode Montessori” dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi ini merupakan salah syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendididkan Program Studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa skripsi dapat selesai dengan baik berkat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Keluarga yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa. 2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD. 4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD. 5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi selama proses penelitian dan penulisan skripsi. 6. Seluruh Keluarga Besar SD N Demangan 1 yang telah membantu selama proses penelitian. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Yogyakarta, 26 Juli 2017 Peneliti Yosifia Mety Yuniastuti x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.......................................................................................... HALAMANPERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ HALAMAN MOTTO........................................................................................ PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................ ABSTRAK......................................................................................................... ABSTRACT......................................................................................................... KATA PENGANTAR....................................................................................... DAFTAR ISI...................................................................................................... DAFTAR GAMBAR......................................................................................... DAFTAR BAGAN............................................................................................ DAFTAR GRAFIK........................................................................................... DAFTAR RUMUS............................................................................................ DAFTAR TABEL.............................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................. 1.5 Definisi Operasional................................................................................ 1.6 Spesifikasi Produk................................................................................... BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka......................................................................................... 2.1.1 Teori Perkembangan Anak..................................................................... 2.1.2 Media Pembelajaran................................................................................ 2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori................................. 2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)............................................................... 3.2 Penelitian Yang Relevan......................................................................... 2.3 Kerangka Berpikir................................................................................... 2.4 Pertanyaan Penelitian.............................................................................. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian........................................................................................ 3.2 Setting Penelitian.................................................................................... 3.2.1 Lokasi Penelitian..................................................................................... 3.2.2 Subjek Penelitian..................................................................................... 3.2.3 Objek Penelitian...................................................................................... 3.2.4 Waktu Penelitian..................................................................................... 3.2.5 Jadwal Penelitian..................................................................................... 3.3 Prosedur Pengembangan......................................................................... 3.4 Prosedur Penelitian.................................................................................. 3.4.1 Potensi dan Masalah................................................................................ i ii iii iv v vi vii viii ix x xi xiii xiv xv xvi xvi xix 1 5 5 6 7 7 14 14 16 21 25 29 32 33 36 37 37 37 37 38 38 39 42 44 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.4.2 Penyusunan Rencana............................................................................... 3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk.................................................... 3.4.4 Validasi Produk...................................................................................... 3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas.................................................................. 3.5 Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 3.5.1 Observasi................................................................................................ 3.5.2 Wawancara............................................................................................. 3.5.3 Kuesioner................................................................................................ 3.5.4 Tes.......................................................................................................... 3.6 Instrumen Penelitian.............................................................................. 3.6.1 Pedoman Observasi................................................................................ 3.6.2 Pedoman Wawancara............................................................................. 3.6.3 Kuesioner............................................................................................... 3.6.4 Soal Tes.................................................................................................. 3.7 Triangulasi.............................................................................................. 3.8 Teknik Analisis Data.............................................................................. 3.8.1 Analisis Data Kuantitatif........................................................................ 3.8.2 Analisis Data Kualitatif.......................................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian........................................................................................ 4.1.1 Potensi Masalah...................................................................................... 4.1.2 Penyusunan Rencana............................................................................... 4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk..................................................... 4.1.4 Validasai Produk..................................................................................... 4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas................................................................... 4.2 Pembahasan............................................................................................. 4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajran IPA Berbasis Metode Montessori............................................................................................... BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 5.2 Keterbatasan Penelitian........................................................................... 5.3 Saran........................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 45 46 47 47 47 47 48 49 50 50 51 52 54 58 61 62 63 67 68 68 93 101 105 106 110 113 116 116 116 117 118 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar 1. 1 1. 2 1. 3 1. 4 1. 5 4. 2 4. 3 4. 4 4. 5 4. 6 Desain Akar Tumbuhan.................................................... Desain Struktur Akar Tumbuhan...................................... Desain Kartu..................................................................... Desain Kotak Kartu Soal.................................................. Desain Kotak Media......................................................... Replika Akar Tumbuhan................................................... Replika Struktur Akar Tumbuhan..................................... Kartu Soal......................................................................... Kotak penyimpanan Kartu Soal........................................ Kotak penyimpanan Media............................................... 9 8 10 12 13 102 103 103 104 104 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR BAGAN Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan 2.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 4.1 4.2 Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan............... Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall................ Model Penelitan dan Pengembangan menurut Sugiyono........... Modifikasi model penelitian dan pengembangan....................... Prosedur Penelitian..................................................................... Triangulasi Sumber Data Wawancara....................................... Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan..... Triangulasi Sumber Data Wawancara........................................ Bagan Triangulasi Teknik Pengumpulan Data........................... 31 39 41 42 43 62 62 77 92 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GRAFIK Grafik 4. 1 Perbedaan nilai Pretest dan Posttest Pada masing-masing Siswa .....108 Grafik 4. 2 Perbedaan nilai Pretest dan Posttest ..................................................109 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR RUMUS Rumus 3. 1 Rumus Perhitungan Rerata Hasil penilaian dengan Skala Likert ......65 Rumus 3. 2 Perhitungan presentase jawaban pada kuesioner ...............................66 Rumus 3. 3 Perhitungan nilai pretest dan posttest ................................................67 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 3.13 3.14 3.15 3.16 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel 3.17 3.18 4.1 4.2 4.3 4. 4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel Tabel Tabel 4.12 4.13 4.14 Jadwal Penelitian.................................................................... Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas V...................... Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah........................ Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V........................... Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas V......................... Kisi-kisi Analisis Kebutuhan.................................................. Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa......................................... Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran........................ Kisi-kisi Soal Tes Kelas V..................................................... Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes........................... Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Nontes....................... Skala dan kriteria Pedoman Penilaian Uji Validitas Konstruk soal tes.................................................................... Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Validitas Isi Instrumen Soal Tes................................................................. Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan, Kuisioner Validasi Produk dan Soal Tes............................................................................ Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Validasi Produk oleh Ahli......................................................................................... Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh siswa.......... Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif................................. Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen.............. Hasil Validasi Instrumen Observasi....................................... Tabel hasil observasi.............................................................. Hasil Validasi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah.......... Hasil Wawancara dengan Kepala SD N Demangan.............. Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru........................... Wawancara dengan Guru Kelas V SD N Demangan............. Hasil Validasi Instrumen Wawancara Siswa Kelas V............ Wawancara dengan Siswa Kelas V SD N Demangan............ Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli................................................................................. Hasil Uji Keterbacan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru....................................................................................... Rekapitulasi Komentar mengenai kuesioner analisis kebutuhan untuk guru oleh guru SD setara............................ Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan oleh siswa SD Setara...................................................................... Rekapitulasi Hasil Kuisioner Analisis Kebutuhan untuk Guru........................................................................................ Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan................................................................. 38 51 52 53 53 55 57 57 58 59 64 64 64 64 65 65 65 66 70 70 72 73 74 75 76 76 80 81 81 82 83 85 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel 4.15 Rekapitulasi Kuesioner Analisis Kebutuhan siswa............... 4.16 Rekapitulasi deskripsi jawaban yang dipaparkan oleh siswa dalam kuisioner analisis kebutuhan siswa............................. 4.17 Hasil Uji Validitas Isi oleh ahli.............................................. 4.18 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes................................. 4.19 Hasil Validitas instrumen tes dengan Analisis Statistik ................................................................................................ 4.20 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan Analisis Statistik ................................................................................................ 4.21 Kisi-kisi pretest dan posttest................................................... 4.22 Hasil Uji Keterbacaan tes oleh siswa SD setara..................... 4.23 Hasil Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli........................... 4.24 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan Mengenai Produk oleh Siswa...................................................................................... 4.25 Hasil Uji Keterbacaan oleh siswa SD setara.......................... 4.26 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran........................... 4.27 Validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh Ahli................................................................................. 4.28 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest.................................. 4.29 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Guru........................................................................................ 4.30 Hasil Tanggapan Produk Media Pembelajaran oleh Siswa.... 88 90 95 96 97 98 98 98 99 100 100 105 106 107 109 110 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Lampiran Validasi Pedoman Observasi............................... Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA......................... Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli................................................................. Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah.................... Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli....................................................................................... Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru..................................... Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara untuk Siswa.. Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa.................................... Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru...................................................................................... Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa..................................................................................... Lampiran 2.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa SD Setara................................................. Lampiran 2.4 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru...................................................................................... Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa..................................................................................... Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli............. Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Kontruk Instrumen Tes oleh Ahli... Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam Uji Empiris.................................................................................. Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas Reabilitas Instrument............................................................................. Lampiran 3.5 Lembar Uji Keterbacaan Instrumen Tes.............................. Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest......................................... Lampiran 3 7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest........................................ Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Produk oleh Ahli............ Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa........................................... Lampiran 4.3 Lembar Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa........................................... Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli......................................................... Lampiran 4.5 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh siswa....................................................... Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian.............................................................. Lampiran 5.2 Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian................. Lampiran 6.1 Album Produk Media Pembelajaran..................................... Lampiran 7.1 Foto Produk Media Pembelajaran........................................ Lampiran 8.1 Curiculum Vitae.................................................................... 122 123 124 125 128 129 131 132 134 136 141 143 147 151 153 155 156 158 160 162 164 166 168 170 171 172 173 174 189 191 xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Dalam Pendidikan Sekolah Dasar terdapat 5 bidang pokok mata pelajaran, salah satunya yaitu IPA. Mata Pembelajaran IPA di SD selain mengajarkan tentang fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip tentang alam, IPA juga mengajarkan metode memecahkan masalah, melatih berpikir kritis dan mengambil kesimpulan, objektif, bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain (Samatowa dalam Trianto, 2012: 11-12). Pembelajaran IPA bukan sematamata menghafal informasi atau mengingat dan menimbun informasi, akan tetapi siswa juga perlu memahami informasi yang diperoleh dan menghubungkan pada kehidupan sehari-hari (Susanto dalam Trianto, 2012: 166). Materi dalam pembelajaran IPA dianggap sulit oleh sebagian siswa karena banyak sekali materi yang abstrak. Selain itu, siswa juga kesulitan untuk membayangkan dan mengimajinasikan materi yang disampaikan. IPA harusnya dirancang sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia SD supaya anak dapat memahaminya. Pada pembelajaran IPA banyak sekali Kompetensi Dasar (KD) yang harus dipelajari oleh siswa. Salah satu Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas V adalah mengenal bagian tumbuhan serta fungsinya di lingkungan sekitar. Materi mengenal bagian tumbuhan serta fungsinya tersebut meliputi ciri dan kegunaannya. Salah satu materi yang diajarkan berdasarkan KD tersebut adalah mengenal bagian akar tumbuhan. Peneliti memilih akar tumbuhan sebagai 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bagian tumbuhan yang diamati dan dipelajari, karena bagian tumbuhan ini banyak dijumpai di lingkungan sekitar dan memiliki keunikkan yaitu bentuk akar yang berbeda-beda. Meskipun akar tumbuhan mudah ditemukan, tetapi struktur akar tumbuhan sulit untuk dibayangkan. Selain itu, materi mengenal bagian tumbuhan serta fungsinya cukup luas dan rumit apabila hanya dihafalkan. Maka, dibutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi mengenal bagian tumbuhan dan fungsinya, agar siswa juga benar-benar paham dan mengerti bukan hanya melalui menghafal saja. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 2 Agustus 2016 di kelas V SD N Demangan 1 menunjukan bahwa guru belum menggunakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA. Selain itu, guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab selama memberikan materi pembelajaran IPA. Pada saat menerima pembelajaran, siswa kurang semangat dan kurang aktif. Sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, ada yang sibuk mengobrol dengan temannya dan ada pula yang meletakkan kepala di meja. Pada saat mengerjakan soal masih banyak siswa yang bertanya kepada guru maupun melihat pekerjaan temannya. Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa belum paham materi IPA yang disampaikan oleh guru. Selain observasi peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas V SD N Demangan 1. Wawancara dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2016 dan diperoleh informasi bahwa siswa kelas V mengalami kesulitan dalam materi mengenal bagian tumbuhan dan fungsinya. Materi ini sangat sulit dibayangkan oleh siswa karena siswa belum begitu paham mengenai bagian dalam akar tumbuhan atau struktur akar. Pada saat melakukan wawancara dengan siswa, siswa mengatakan 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kesulitan dalam mengingat dan memahami materi. Hal ini, dikarenakan siswa belum paham betul bentuk dari bagian tumbuhan yang dimaksud. Guru juga menyadari bahwa media pembelajaran yang konkret sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa dalam mengenal setiap bagian. Melalui hasil analisis kebutuhan, baik guru maupun siswa menyadari hal yang dapat mengatasi kesulitan guru dan siswa adalah penggunaan media pembelajaran yang konkret. Media pembelajaran dinilai dapat membantu siswa dalam memahami materi dan menyimpulkan sendiri materi yang diperoleh, siswa juga mendapat pengalaman langsung. Akan tetapi jumlah media pembelajaran yang dimiliki sekolah sangat terbatas. Terutama media pembelajaran akar tumbuhan belum ada di dalam proses pembelajaran karena guru hanya menggambarnya di papan tulis. Maka, dibutuhkan media pembelajaran akar tumbuhan yang konkret yang dapat membantu siswa dalam memahami materi. Dilihat pada segi karakteristik anak Sekolah Dasar (SD) yang pada umumnya berusia 7-11 tahun. Menurut Jean Piaget dalam Suparno (2001:70) anak usia 7-11 tahun merupakan anak yang berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dilihat dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Anak sudah mampu berpikir berdasarkan logika atau aturan logis tertentu. Konsep anak terhadap bilangan, waktu, dan ruang juga semakin terbentuk. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya pembelajaran yang menarik dan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak. Salah satu metode yang menggunakan media pembelajaran pada saat pembelajaran berlangsung adalah metode Montessori. 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Metode Montessori ini sudah banyak diterapkan untuk anak-anak usia SD yang mengajarkan pembelajaran dengan proses bermain. Media dalam montessori sudah didesain sesuai dengan kebutuhan setiap jenjangnya dan memiliki ciri-ciri yaitu, menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-education (Montesori, 2002: 170-174). Berdasarkan hal tersebut penerapan metode Montessori dalam pembelajaran selalu berkaitan dengan media pembelajaran. Media pembelajaran berbasis metode Montessori ini dirancang sesuai dengan kebutuhan anak, baik secara kognitif maupun secara fisik. Media pembelajaran merupakan alat bantu guru untuk menyampaikan suatu materi dalam proses pembelajaran (Arsyad, 2004: 6). Dalam pembelajaran IPA, media pembelajaran merupakan komponen penting. Dengan mengembangkan suatu media pembelajaran IPA yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan ide-idenya sendiri (Triyanto, 2012: 143). Dengan pengadaan media pembelajaran membuat siswa lebih paham dan mampu menarik minat belajar siswa dalam suatu materi pembelajaran IPA. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil kuesioner analisis kebutuhan, bahwa guru setuju dengan penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dan dapat membantu siswa dalam memahami materi. Selain itu, lima belas responden atau 100% siswa setuju bahwa media pembelajaran dapat membantu dalam memahami materi IPA. Pendapat tersebuat menjadi pertimbangan peneliti dalam membuat media pembelajaran. Sudah banyak penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis Metode Montessori yang dilakukan oleh mahasiswa lulusan PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta seperti Pertiwi (2015), Widyaningrum (2015) dan 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hardiyanti (2016). Penelitian yang mereka lakukan dengan mengembangakan media pembelajaran berbasiss metode Montessori berdasarkan sesuai ciri-ciri, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction dan auto-education pada mata pelajaran Matematika, dan IPS. Berdasarkan ketiga penelitian dan pengembangan tersebuat, menunjukkan adanya peningkatan nilai pretes ke posttes setelah menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori. Melihat kenyataan bahwa di SD Negeri Demangan 1 masih banyak siswa yang belum memahami materi akar tumbuhan maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan pengembangan (R &D) media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi akar tumbuhan. Media pembelajaran IPA berupa replika akar tumbuhan yang telah dikembangkan oleh peneliti yang akan membantu siswa dalam memahami konsep materi akar tumbuhan yang masih sulit untuk dipahami. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori untuk materi akar tumbuhan di kelas V? 1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran yang dikembangkan dengan metode Montessori dalam mata pelajaran IPA untuk materi akar tumbuhan di kelas V? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA berbasis metode montessori untuk materi akar tumbuhan di kelas V. 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran yang dikembangkan dengan metode Montessori dalam mata pelajaran IPA untuk materi akar tumbuhan di kelas V. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk berbagai pihak. Manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: 1.4.1 Bagi guru Mendapatkan pengalaman pembelajaran akar baru tumbuhan mengenai berbasis pengembangan metode Montessori media dan menciptakan pembelajaran yang inovatif dengan mengembangkan media pembelajaran sendiri. 1.4.2 Bagi siswa Mendapatkan pengalaman belajar tentang akar tumbuhan menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori dan juga dapat mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan akar tumbuhan. 1.4.3 Bagi sekolah Mendapatkan wawasan baru mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk pembelajaran IPA sehingga dapat mempertimbangkan dalam pembuatan atau pengembangan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. 1.4.4 Bagi peneliti Mendapatkan pengalaman baru dalam mengembangkan media pembelajaran Montessori khususnya akar tumbuhan dan membuka wawasan mahasiswa untuk lebih inovatif dan kreatif, karena mahasiswa 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengembangkan media pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran siswa. 1.5 Definisi Operasional 1.5.1 Perkembangan anak usia 7-11 tahun adalah anak berada pada tahap operasional konkret dimana anak belum dapat berpikir secara abstrak dan anak lebih mudah menyelesaikan masalah menggunakan benda-benda nyata. 1.5.2 Media pembelajaran adalah alat bantu atau penghubung yang digunakan untuk membantu siswa merangsang minat, perasaan dan pikiran dalam memahami suatu materi. 1.5.3 Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media pembelajaran berbentuk 3 dimensi yang memiliki ciri menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-education. 1.5.4 Pembelajaran IPA adalah pembelajaran pengetahuan manusia tentang gejala-gejala alam dan kebendaan yang diperoleh dengan cara observasi, eksperimen/penelitian, atau uji coba yang berdasarkan pada hasil pengamatan manusia. 1.6 Spesifikasi Produk Peneliti mengembangkan produk berupa media pembelajaran akar tumbuhan dan album petunjuk penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran ini berfungsi membantu siswa memahami nama setiap bagian akar dan jenis akar. Produk media pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari lima komponen, yaitu replika akar, replika struktur akar, kartu materi, kotak media dan kotak kartu materi. 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1.6.1 Replika Akar Tumbuhan Replika terbuat dari akar pohon asli. Replika akar dibuat dengan dua jenis akar yaitu akar serabut dan akar tunggang. Akar serabut terbuat dari akar pohon bambu dan akar tunggang terbuat dari akar pohon jambu biji. Replika akar ini berwarna seperti aslinya akar dan berbentuk tiga dimensi. Fungsi dari replika akar tumbuhan adalah untuk menjelaskan dan memberi gambaran kepada siswa mengenai materi akar tumbuhan. Menurut Montessori (2002: 174) media pembelajaran Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa agar dapat menarik minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat menarik dari segi warna, bentuk, dan sebagainya. Media pembelajaran yang menarik dapa mengaktifkan sensorial anak pada saat anak menyentuh, meraba menggunakan indra perabanya, serta mendegarkan bunyi yang timbul oleh media dengan indera penengarnanya. Replika akar tumbuhan memiliki ciri khusus media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-education, dan kontekstual. Replika akar dibuat dengan bentuk akar pada aslinya dan diberi warna coklat agar menaik minat siswa. Ciri bergradasi juga dapat terlihat pada media yang dapat digunakan oleh anak usia yang lebih dewasa dan dapat digunakan untuk siswa kelas IV,V dan VI SD. Untuk ciri auto-education juga dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa tanpa bantuan orang lain atau campur tangan orang dewasa dengan meraba dan melihat replika. Replika akar juga memiliki ciri kontesktual dimana bahan dasar pembuatan media dapat ditemukan di lingkungan sekitar siswa seperti kayu, kertas, triplek. Berdasarkan media replika akar, anak belajar untuk membedakan konsep besar-kecil dan berat-ringan. 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10cm 15 cm 30cm 30 cm Gambar 1. 1 Desain Akar Tumbuhan 1.6.2 Replika Struktur Akar Replika terbuat dari kayu. Replika struktur akar dibuat dengan membentuk seperti roket. Struktur akar ini berbentuk tiga dimensi dengan pemberian warna yang menarik seperti hitam, kuning, biru, orange dan abu-abu, sedangkan bagian luar struktur akar juga dibuat seperti asli ada bulu-bulu halus. Menurut Montessori (2002: 174) media pembelajaran Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa agar dapat menarik minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat menarik dari segi warna, bentuk, dan sebagainya. Replika struktur akar dibuat dengan menggunakan warna-warna cerah, bentuk yang menyerupai roket dan mempunyai bulu-bulu berwarna hitam agar menarik minat siswa. Media pembelajaran Montessori mempunyai gradasi dari rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak dengan melibatkan pengoptimalan fungsi panca indera. Gradasi warna dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna dan gradasi bentuk dapat menggunakan ukuran tinggi ke rendah (Montessori, 2002: 174). Ciri bergradasi pada replika struktur akar dengan pemberian tingkat warna dari warna gelap ke terang, bentuk yang berbeda dari ukuran tinggi rendahnya dan dapat digunakan oleh siswa kelas IV, V dan VI SD usia 10-12 tahun. Ciri auto- 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI education terlihat dari media replika struktur akar. Anak dapat bermain replika struktur akar secara mandiri tanpa campur tangan orang dewasa dengan mencocokkan nama bagian struktur dengan warna yang terdapat di media untuk mengetahui benar atau salah penyusunannya. Ciri lain dari replika struktur akar yaitu konstektual disesuaikan dengan bahan yang terdapat di lingkungan sekitar. Berdasarkan replika tersebut anak belajar untuk membedakan konsep berat dan ringan. 10 cm 50 cm Gambar 1. 2 Desain Struktur Akar Tumbuhan 1.6.3 Kartu Materi 6 cm 10 cm 6 cm 8 cm 8cm Gambar 1. 3 Desain Kartu Kartu materi akar tumbuhan dicetak secara terpisah. Terdapat dua pasang kartu dan kartu pengendali kesalahan. Kartu dicetak dengan ukuran 10 cm x 8 cm dan 6 cm x 8 cm. Kartu tersebut dibuat dengan warna yang berbeda, sehingga saat 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menyusun siswa harus memperhatikan kelengkapan kartu materi berdasarkan warna. Kartu pengendali kesalahan membantu siswa dalam menemukan jawaban maupun menemukan letak kesalahan saat menyusun kartu materi. Kartu materi akar tumbuhan memiliki ciri khusus media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-corretion, dan kontekstual. Menurut Montessori (2002: 174) media pembelajaran Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa agar dapat menarik minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat menarik dari segi warna, bentuk, dan sebagainya. Menarik dalam kartu materi dengan pemberian warna pada setiap kartu seperti warna kuning, biru, hitam, abu-abu dan putih untuk menunjukan setiap bagiannya. Bergradasi dalam media dengan pemberian tingkatan warna pada kartu struktur akar dan warna putih untuk kartu nama, mempunyai bentuk yang berbeda dari ukuran tinggi rendahnya dan dapat digunakan untuk siswa kelas IV, V dan VI SD usia 10-12 tahun. Media pembelajaran Montessori mempunyai gradasi dari rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak (Montessori, 2002: 174). Menurut Montessori (2002: 171) media pembelajaran Montessori memiliki pengendali kesalahan (auto-correction) pada setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal ini bertujuan agar anak dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah aktivitas yang dilakukan tanpa ada orang lain yang mengkoreksi. Ciri autocorrection yaitu terdapat pembedaan warna pada masing-masing kartu dan kartu pengendali kesalahan untuk mencocokkan hasil penyusunan kartu apakah kartu yang disusun sudah benar atau belum dengan kartu pengendali kesalahan. Selain auto-correction, media kartu bergambar ini memiliki ciri auto-education. Menurut Montessori (2002: 173) media pembelajaran Montessori dirancang untuk 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menumbuhkan kemandirian anak serta pengembangan kemampuan secara mandiri tanpa adanya campur tangan dari orang dewasa. Media kartu ini terdapat kartu pengendali kesalahan, sehingga secara mandiri anak dapat mengetahui kesalahannya dan secara mandiri anak membetulkannya tanpa ada campur tangan orang dewasa. Bahan yang digunakan mudah untuk ditemukan di lingkungan sekitar, yaitu dengan menggunakan kertas. Bahan baku yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar termasuk dalam ciri kontekstual. 1.6.4 Kotak Media Desain kotak penyimpanan replika, kotak ini juga dilengkapi dengan desain tutup supaya media pembelajaran lebih awet. Selanjutnya adalah kotak penyimpanan kartu materi akar tumbuhan. Kotak ini dibagi menjadi 3 ruang, yaitu tempat menyimpan sepasang kartu struktur akar, kartu jenis akar, dan kartu pengendali kesalahan. Bahan yang digunakan yaitu dengan bahan triplek atau teakwood. Pemilihan bahan tersebut dipilih karena memiliki karakter ringan dan mudah untuk dibentuk serta mudah ditemukan dilingkungan sekitar (kontekstual). 9 cm 27 cm Gambar 1. 4 Desain Kotak Kartu Soal 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 cm 50 cm Gambar 1. 5 Desain Kotak Media Penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori ini, yang pertama guru mengenalkan nama bagian struktur akar tumbuhan. Siswa mengamati dan meraba bentuk bagian struktur akar tumbuhan dengan replika. Kedua, guru memperkenalkan jenis akar tumbuhan menggunakan media pembelajaran replika. Siswa mengamati dan meraba bentuk akar tumbuhan dengan replika. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk mencoba media pembelajaran replika akar tumbuhan. Keempat, guru memberikan contoh cara menyusun kartu materi bagian struktur akar dan jenis akar tumbuhan. Kelima, siswa mencoba menyusun kartu materi. Keenam, siswa mencocokkan komponen kartu materi yang telah disusun dengan kartu pengendali kesalahan. 13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian. 2.1 Kajian Pustaka Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah media pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori, Ilmu Pengetahuan Alam. 2.1.1 Teori Perkembangan Anak Perkembangan kognitif anak menurut Jean Piaget (dalam Sumantri, 2011: 14) menyatakan berlangsung secara teratur dan beruntun sesuai dengan perkembangan umur anak. Maka pengajaran harus direncanakan sedemikian rupa disesuaikan dengan perkembangan kecerdasan peserta didik. Tahap-tahap perkembangan oleh Jean Piaget (dalam Suparno, 2001: 25-88) dibagi dalam masamasa perkembangan sebagai berikut. Pertama, yaitu tahap sensorimotorik (lahir – umur 2 tahun). Pada tahap ini, masa ketika dimana bayi mulai mempergunakan sistem penginderaan dan aktivitas-aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya mengenal obyek. Meskipun ketika dilahirkan seorang bayi masih sangat tergantung dan tidak berdaya, tetapi sebagian alat-alat inderanya sudah langsung bisa berfungsi. Kedua, yaitu tahap praoperasional (umur 2 sampai 7 tahun). Pada periode ini, anak sudah mulai meningkatkan kosa kata, membuat penilaian berdasarkan persepsi bukan pertimbangan konseptual, mengelompokkan benda-benda 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berdasarkan sifat-sifat, mulai memiliki pengetahuan unik mengenai sifat-sifat benda dan mulai memahami tingkah laku dan organisme di dalam lingkungannya, tidak berfikir baik, tidak berfikir tentang bagian-bagian tetapi keseluruhan secara serentak, dan mempunyai pandangan subyektif dan egosentrik. Ketiga, yaitu tahap operasional konkret (umur 7 sampai 11 tahun). Pada tahap ini, anak sudah dapat memandang dunia secara obyektif, mulai berfikir secara operasional, mengklasifikasikan mempergunakan benda-benda, cara berfikir membentuk dan operasional untuk mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, serta mempergunakan hubungan sebab akibat dapat memahami suatu konsep (Suparno, 2001: 69). Pada tahap ini anak dapat berpikir logis mengenai peristiwa – peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda kedalam bentuk benda. Jean Piaget (Desmita,2009:104) juga mengemukakan bahwa aktivitas anak pada masa ini adalah terfokus pada objek yang nyata atau berbagai kejadian yang dialaminya. Selain itu, Maria Montessori (dalam Lillard, 1996: 44) juga mengemukakan bahwa perkembangan anak pada usia 7 sampai 12 tahun berada pada periode sensitif. Periode sensitif yang dimaksud meliputi (1) logika bertanya, (2) imajinasi melalui benda nyata, (3) perkembangan mental, (4) perkembangan rasa berkelompokan, (5) pengenalan budaya, dan (6) kekuatan fisik. Pada tahap ini usia anak sekolah dasar berada dalam tahap berpikir konkret harus bekerja dengan benda-benda konkret dulu sebelum mereka dapat menangkap dan memahami halhal yang bersifat abstrak (Iskandar, 2001: 30). Berdasarkan pernyataan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pada tahap ini anak dapat menerima informasi melalui benda-benda konkret atau nyata. 15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keempat, yaitu tahap operasional formal (umur 11 tahun ke atas). Pada tahap ini, anak remaja bisa menata pikiran hanya di dalam pikiran mereka saja. Meskipun kebanyakan riset Piaget tentang masa remaja hanya dikaitkan dengan penalaran matematis dan ilmiah namun dia sungguh-sungguh berspekulasi tentang peranan operasi-operasi formal di dalam kehidupan remaja (Suparno, 2001:89). Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak terjadi pada fisik maupun psikis yang berlangsung secara berkesinambungan, sesuai tahapan usia anak. Siswa kelas V SD termasuk dalam tahapan perkembangan operasional konkret yaitu usia 7-11 tahun. Untuk memecahkan permasalahan yang kompleks, anak diarahkan kepada kejadian nyata yang diamatinya. Dengan demikian, penanaman konsep melalui benda-benda nyata kepada anak usia SD sangat diperlukan, sesuai dengan karakteristik tahap perkembangan anak. 2.1.2 Media Pembelajaran Pada subbab ini membahas mengenai pengertian media pembelajaran, manfaat media pembelajaran, dan klasifikasi media pembelajaran. Berikut adalah pembahasan dari subbab tersebut. 2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely (Azhar Arsyad, 2010: 3) mengatakan bahwa media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi agar siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam hal ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. 16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Media adalah sebuah alat berfungsi dalam penyampaian pesan (Sanaky, 2013: 3). Pendapat lain menambahkan media adalah alat bantu komunikasi yang efektif dalam berkomunikasi (Arsyad,2014: 2). Smaldino (Sri Anitah, 2009:5) mengatakan bahwa media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Sadiman (1986: 7) sependapat dengan argumen di atas bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat. Maka, dapat disimpulkan media alat adalah bantu komunikasi oleh pembawa pesan menuju penerima pesan. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana oleh guru untuk mengkondisikan siswa baik individu maupun kelompok agar bisa belajar dengan baik (Hernawan, 2012: 113). Sanaky (2013: 11) menambahkan pembelajaran perlu menggunakan prinsip-prinsp berikut, yaitu berpusat pada siswa, mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai estetika, etika, logika, dan kinestetika, serta memfasilitasi pengalaman belajar yang beragam. Dari pendapat di atas mengenai pengertian media dan pembelajaran, Sanaky (2013: 3-4) mendefinisikan media pembelajaran sebagai sebuah sarana atau alat bantu yang digunakan sebagai perantara proses pembelajaran supaya dapat berjalan dengan efektif sesuai tujuan pembelajaran. Asyad (2014: 6) mendefinisikan media sebagai alat bantu komunikasi antar guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dari definisi dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah benda atau alat yang digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. 17 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.1.2.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Penggunaan media pembelajaran dapat membangkitkan semangat, rasa ingin tahu dan minat untuk belajar. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran. Media pembelajaran juga membantu siswa meningkatkan pemahaman dan penyajian data dengan menarik (Arsyad, 2010:15-16). Kemp & Dayton (dalam Arsyad, 2014:25) mengemukakan dampak positif penggunaan media dalam pembelajaran, yaitu: 1) Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. Setiap siswa yang melihat dan mendengar penyajian melalui media, menerima pesan yang sama. Penggunaan media dapat menyatukan penafsiran yang beda-beda. 2) Pembelajaran bisa lebih menarik. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image menimbulkan yang berubah-ubah, keingintahuan penggunaan menyebabkan efek siswa khusus yang berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media mempunyai aspek motivasi dan meningkatkan minat. 3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yng diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan. 4) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. Selain itu, Sanaky (2013:6) mengkategorikan manfaat media pembelajaran menjadi 2, yaitu bagi pengajar dan pembelajar. Bagi pengajar, media pembelajaran dapat 1) memberikan pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran, 2) menjelaskan struktur dan urutan pengajaran dengan baik, 3) 18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memberikan kerangka sistematis mengajar dengan baik, 4) memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran, 5) membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajiam materi pelajaran, 6) membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, 7) meningkatkan kualitas pengajaran, 8) memberikan dan meningkatkan variasi belajar, 9) menyajikan informasi sehingga memudahkan penyampaian isi materi, dan 10) menciptkan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan. Sedangkan manfaat media bagi pembelajar dapat 1) meningkatkan motivasi belajar pembelajar, 2) memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajar, 3) memudahkan pembelajar untuk berfikir dan beranalisis, 4) pembelajaran dalam kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tekanan, serta 5) pembelajar dapat memahami materi pelajaran secara sistematis yang disajikan. Dari pernyatan para ahli, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru dan siswa. Bagi guru, media pembelajaran membantu dalam menyampaikan materi secara terstruktur kepada siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Bagi siswa, media pembelajaran membantu siswa dalam proses berfikir abstrak menjadi lebih konkret. Maka peneliti juga menyimpulkan beberapa manfaat media pembelajaran bagi siswa dan guru dalam proses pembelajaran yaitu 1) media pembelajaran memudakan siswa dalam memahami materi yang bersifat abstrak, 2) pembelajaran lebih menarik, 3) media pembelajaran menarik minat dan keingintahuan, serta 4) media pembelajaran membantu guru meningkatkan keaktifan dalam menciptakan media pembelajaran diberbagai materi. 19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran Prinsip penggunaan dan pengembangan media pembelajaran adalah media berbasis manusia, media berbasis cetakan, media berbasis visual, media berbasis audio-visual dan media berbasis komputer (Arsyad 2010: 81-104). Berikut macam-macam prinsip penggunaan dan pengembangan media. 1) Media berbasis manusia yaitu media yang tertua yang digunakan untuk mengirim dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermafaat khususnya bila tujuan kita mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dalam pematauan belajar siswa. 2) Media berbasis cetakan yaitu media yang paling umum dikenal berupa buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong. 3) Media berbasis visual yaitu media yang sangat memegang peranan penting alam proses belajar. Media visual ini dapat melancarkan pemahaman, memperkuat ingatan, menumbuhkan minat siswa, dan memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Beberapa bentuk media visual berupa, gambar presentasi, diagram, peta, dan grafik. 4) Media berbasis audio-visual yaitu media visual yang menggabungkan penggunaan suara dalam memproduksinya. Dalam media audio-visual yang paling penting adalah naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak,rancangan, dan penelitian. 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5) Media berbasis komputer mempunyai peran sebagai pembantu tambahan dalam belajar dan pemanfaatannya meliputi penyajian informasi materi pembelajaran dan latihan. Penggunaan komputer mengikuti proses intruktursional, yaitu (a) merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran, (b) mengevalusi siswa (tes), (c) mengumpulkan data mengenai siswa, (d) melakukan analisis statistik mengenai pembelajaran, serta (e) membuat catatan perkembangan pembelajaran. 2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Pada subbab ini membahas mengenai sejarah metode Montessori, syarat media pembelajaran berbasis metode Montessori dan keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori. 2.1.3.1 Sejarah Metode Montessori Metode Montessori merupakan sebuah metode pembelajaran yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh Maria Montessori. Beliau adalah seorang dokter wanita pertama di Italia yang lahir pada tanggal 31 Agustus 1870 dan wafat pada tanggal 6 Mei 1952. Saat Montessori bekerja di klinik psikiatri, beliau mendapat tugas untuk melayani anak-anak yang mengalami debiel, imbeciel, idioot, dsb. Hal tersebut membuat Montessori tertarik pada dunia pendidikan anak-anak, khususnya anak-anak yang ditanganinya. Ketertarikan Montessori tersebut membuatnya mempelajari berbagai penemuan dari Jean Marc Gaspard Itard (1775-1838) dan Edward Seguin (1812-1880). Montessori mencoba mengembangkan metode temuan Itard dan Seguin untuk mengajar membaca dan menulis anak-anak dengan mental terbelakang di listrik kumuh di Roma. Seluruh 21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI metode Seguin diringkaskan oleh Montessori sebagai metode yang menggunakan sistem otot,sistem syaraf, dan panca indera. Pada tahun 1907, Montessori menerima tawaran dari Edoardo Talamo, Direktur Jenderal Asosiasi Roma untuk mengambil alih organisasi sekolahsekolah untuk anak-anak usia 3-7 tahun di distrik San Lorenzo. Sekolah pertama didirikan pada tanggal 6 Januari 1907 di distrik San Lorenzoyang diberi nama Casa dei Bambini atau Rumah Anak-anak Montessori menemukan metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak didiknya melalui berbagai percobaan dan observasi yang dilakukannya di Casa dei Bambini. Montessori berhasil membawa anak-anak pinggiran membaca dan menulis pada usia dini dan menunjukan kemampuan untuk peduli terhadap diri mereka sendiri (Hainstock,1997:58). Keberhasilan lainnya adalah Montesssori dapat membawa anak-anak yang kurang beruntung tersebut memperoleh hasil yang optimal pada ujian negara. 2.1.3.2 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Media pembelajaran Montessori merupakan media pembelajaran yang diciptakan dan dikembangkan oleh Montessori melalui berbagai observasi yang dilakukannya terhadap anak-anak didiknya di Casa dei Bambini. Seluruh media pembelajaran yang ada berfungsi sebagai sumber belajar sekaligus guru bagi anak (Montessori, 2002:36 & 83). Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya empat syarat yang ada pada media pembelajaran, yaitu (1) menarik,(2) bergradasi, (3) auto-education, dan (4) auto-correction (Montessori, 2002: 171-175). Peneliti juga menambahkan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Berikut penjelasan dari masing-masing ciri media pembelajaran Montessori. 22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Ciri media pembelajaran Montessori harus menarik. Media pembelajaran Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa agar dapat menarik minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat menarik dari segi warna, bentuk, dan sebagainya. Jika dilihat dari warnanya, media pembelajaran yang menarik dapat mengaktifkan sensorial anak pada saat anak menyentuh, meraba media pembelajaran menggunakan indera perabanya, serta mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh media pembelajaran menggunakan indera pendengarnya. Melalui media pembelajaran tersebut anak pun dapat menemukan hubungan satu hal dengan yang lain (Montessori, 2002:174). 2. Ciri media pembelajaran Montessori harus bergradasi.Bergradasi dapat dilihat dari warna, bentuk, maupun usia anak dengan melibatkan pengoptimalan fungsi panca indra. Media pembelajaran berbasis metode Montessori tidak hanya bergradasi dalam arti dapat melibatkan sebanyak mungkin penggunaan panca indera, tetapi juga pada gradasi penggunaaan untuk berbagai usia perkembangan anak maupun materi yang dapat diperoleh dari media pembelajaran yang sama (Montessori, 2002: 174). Gradasi warna dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna yang memiliki beberapa warna atau dengan gradasi ukuran tinggi ke rendah dapat diperkenalkan dalam penggunaan media pembelajaran Montessori (Montessori, 2002: 175). 3. Ciri media pembelajaran Montessori harus auto-correction. Media pembelajaran Montessori mempunyai pengendali kesalahan (autocorrection) pada setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut 23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bertujuan agar anak dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah aktivitas yang dilakukannya tanpa ada orang lain yang mengoreksi. Ciri tersebut dapat digambarkan dari penggunaan media pembelajaran inkastri silinder. Inkastri silinder memperkenalkan ukuran yang berbeda-beda, yaitu tinggi-pendek, gemuk-kurus, tinggi kurus-gemuk pendek, dan tinggi gemuk-pendek kurus. Pengendali kesalahan dari alat tersebut adalah lubang pada inkastri. Oleh karena itu, anak dapat mengetahui benar/salah dari ketidaksesuaian inkastri yang diletakkan pada masing-masing lubang (Montessori, 2002:171). 4. Ciri media pembelajaran Montessori harus auto-education. Media pembelajaran Montessori dirancang untuk menumbuhkan kemandirian anak serta pengembangan kemampuan secara mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa. Lingkungan belajar dirancang sedemikan rupa agar tidak ada orang dewasa yang mengintervensi hal-hal yang dilakukan anak. Hal tersebut dikarenakan setiap alat sudah mempunyai pengendali kesalahan (Montessori, 2002:172-173). 5. Ciri tambahan yaitu kontekstual. Berdasarkan beberapa prinsip pendidikan Montessori yang telah dipaparkan, belajar hendaknya juga disesuaikan dengan konteks (Lillard, 2005:32). Salah satu hal yang dilakukan Montessori adalah merancang lingkungan belajar bagi siswa. Montessori menyediakan beberapa peralatan di kelas dengan memanfaatkan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar anak. Media pembelajaran berbasis metode Montessori memberi kontrol pada siswa dalam menggunakannya, meningkatkan kemandirian, kehendak, serta 24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahasanya (Lillard, 1996: 80-85). Selain itu, siswa mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki keunggulan yaitu dapat meningkatkan kemandirian anak dalam belajar melalui 5 ciri khusus yang dimiliki media tersebut. 2.1.3.2 Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Media pembelajaran Montessori dapat melatih keterampilan anak dan mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock, 1997:82). Lillard (1996:80-85) menambahkan bahwa siswa mampu melihat, menggunakan, dan mengemukakan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori. Selain itu, media pembelajaran Montessori yang didesain memiliki unsur pengendali kesalahan (Margini, 2013:54). Media pembelajaran Montesori mengarah pada kemampuan sensorial anak-anak (Margini, 2013: 31-32). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki keunggulan yaitu mengajar keterampilan dan kemandirian anak melalui lima ciri khusus yang dimiliki media pembelajaran tersebuat. Maka, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori memiliki keunggulan yaitu siswa belajar secara mandiri dengan adanya pengendali kesalahan dalam media tersebut. 2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pada subbab ini membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA di sekolah dasar dan materi akar tumbuhan. Berikut adalah pembahasan dari subab tersebut. 25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.1.4.1 Hakikat IPA Pada hakikatnya IPA merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan (Prihantoro, dalam Trianto, 2012 ). IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitarnya, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. Selain hal tersebut di atas, mata pelajaran IPA dapat dijadikan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dari menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan mata pelajaran IPA adalah : (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam 26 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Mulyasa dalam Trianto, 2012: 111). Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum bahwa diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang ada di alam untuk dapat memahami dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya keterangan serta keteraturannya. Selain itu, pembelajaran sains diharapkan pula memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan, dan apresiasi di dalam mencari jawaban terhadap suatu permasalahan (Laksmi dalam Trianto, 2012). Siswa juga diberi kesempatan untuk menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungannya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Samatowa, 2006: 11-12). Dari pengertian di atas, secara umum IPA adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ilmiah terhadap fenomena-fenomena yang ada pada alam. Kegiatan ilmiah dapat berupa kegiatan pengamatan maupun kegiatan eksperimen. Dari kegiatan ilmiah tersebut dapat menemukan sebuah konsep dan teori dari ojek IPA itu sendiri, selain itu diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap ilmiah (afektif). 27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.1.4.2 Materi Akar Tumbuhan Pada pembelajaran IPA kelas V, pengenalan bagian tubuh tumbuhan materi akar tumbuhan sangat banyak dan beragam, seperti struktur akar, macammacam akar dan fungsi setiap bagiannya (Haryanto, 2004: 33-35). Akar adalah bagian pangkal tumbuhan pada batang yang berada di dalam tanah dan tumbuhan menuju kepusat bumi. Akar mempunyai berperan sebagai alat pencengkeram pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air ( Priyono, 2010: 44). Pada penelitian ini dibatasi hanya pada pengenalan struktur akar, bagian struktur akar, dan jenis akar. Akar memiliki struktur yang sangat kuat karena mampu menerobos beberapa lapisan tanah yang keras. Akar tumbuhan dapat menjalar jauh dari tempat tumbuhnya untuk mengambil berbagai unsur hara. Kemampuan akar untuk menerobos lapisan tanah karena memiliki tudung akar. Bagian akar dibagi menjadi dua struktur yaitu struktur luar dan struktur dalam. Struktur luar akar terdiri dari tudung akar, batang akar, percabangan akar dan bulu-bulu akar. Sedangan struktur dalam terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. Beberapa bagian struktur akar yaitu: a. Rambut akar/ bulu akar adalah cabang-cabang yang halus yang berguna sebagai alat untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah. b. Epidermis adalah kulit luar bagian struktur akar yang mempunyai dinding sel yang rapat tanpa adanya rongga, berfungsi untuk melindungi dan meneruskan air kedalam akar. c. Korteks adalah sel yang memiliki dinding tipis dan tidak padat,berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. 28 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Endodermis adalah dinding sel yang terdapat lapisan seperti gabus, berfungsi untuk mengatur makanan kedalam akar. e. Floem adalah jaringan pengangkut berfungsi menyalurkan makanan dari atas ke bagian akar. f. Xilem adalah jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari berbagai jaringan, berfungsi mengangkut air dari akar melewati batang menuju ke daun. g. Ujung akar adalah bagian akar termuda yang terus tumbuh dan berganti menjadi akar baru, berfungsi untuk menggantikan akar lama. h. Tudung akar adalah bagian bawah akar yang berguna untuk melindungi akar pada waktu menembus tanah. Akar tumbuhan ada dua jenis yaitu akar serbut dan akar tunggang. Akar serabut adalah akar yang mepunyai ujung dan pangkal akar yang sama besar. Akar serabut dimiliki oleh tumbuhan berkeping satu (monokotil), misal tebu, jagung dan padi. Sedangkan akar tunggang adalah akar pokok yang mempunyai cabang yang lebih kecil. Akar tunggang dimiki oleh tumbuhan berkeping dua (dikotil), misalnya mangga, jeruk, kacang-kacangan. Akan tetapi, tumbuhan dikotil berakar tunggang jika di tanam dengan sistem cangkok atau stek akan menjadi akar serabut (Haryanto, 2004: 33-35). 2.2 Penelitian Yang Relevan Pertiwi (2015) mengembangkan alat peraga pelajaran Matematika SD materi perkalian berbasis Montessori. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil validasi produk menunjukkan bahwa (1) alat peraga memiliki lima ciri, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, 29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI auto-education, dan kontekstual: (2) memiliki rerata skor 3,55 dan masuk kategori “sangat baik” dengan demikian, alat peraga papan perkalian sudah layak digunakan dan dapat melalui tahap uji coba yang lebih luas. Widyaningrum (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga pembelajaran matematika pada siswa kelas II di SD BOPKRI Gondolayu kepada sekelompok siswa kelas II tahun ajaran 2014/ 2015. Beberapa langkah penelitian mengadopsi model Sugiyono serta Borg dan Gall yang dimodifikasi menjadi lima langkah antara lain identifikasi potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dilihat dari perolehan skor validasi ahli. Perolehan skor rerata sebesar 3,73 sehingga alat peraga papan penjumalahan dan pengurangan yang dikembangkan layak untuk pengujian tahap berikutnya. Hardiyanti (2016) melakukan penelitian mengenai pengembangan alat peraga IPS materi keragaman budaya Indonesia pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 tahun ajaran 2015/2016. Model yang digunakan adalah model pengembangan yang dipaparkan Ali dan Asrori (2014) dan Sugiyono (2015). Model tersebut dimodifikasi ke dalam lima langkah pengembangan, yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk dan uji lapangan terbatas. Hasil penelitian menujukkan bahwa alat peraga keragaman budaya Indonesia dikembangkan dengan konsep alat peraga Montessori dan memiliki peta timbul Indonesia, bendera dan kartu budaya serta kotak penyimpanan bendera dan kartu budaya. Validasi alat peraga oleh ahli menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata penilaian sebesar 3,9. Pada uji 30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 37,2. Secara garis besar ketiga peneliti tersebut meneliti tentang manfaat penggunaan alat peraga untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari. Hasil dari ketiga penelitian tersebut menunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa selama mengikuti pelajaran, peningkatan terhadap pemahaman siswa, dan prestasi belajar pada materi perkalian. Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan, belum ditemukan penelitian pengembangan produk media pembelajaran berbasis Montessori yang menggunakan akar tumbuhan untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan metode Montessori, peneliti belum menemukan adanya penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran IPA yang berlandaskan pada filosofi pembelajaran Montessori. 1 Pertiwi (2015) Widyaningrum (2015) Hardiyanti (2016) Pengembangan Alat Pengembangan Alat Pengembangan Alat 3 Peraga Pembelajaran Peraga Pembelajaran Peraga Pembelajaran 4 Matematika SD Materi Perkalian Berbasis 5 Metode Montessori. 6 Matematika SD Materi IPS SD Materi Penjumlahan dan Keragaman Budaya Pengurangan Berbasis Indonesia berbasis Metode Montessori. Metode Montessori. 2 Yang perlu diteliti Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Akar Tumbuhan Berbasis Metode Montessori Bagan 2. 1 Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan. 31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.3 Kerangka Berpikir Usia anak SD 7- 11 tahun masuk dalam tahap perkembangan kognitif operasional-konkret. Pemikiran anak usia ini diarahkan pada kejadiaan nyata yang diamati untuk dapat menyelesaikan masalah secara konkret atau nyata. Akar tumbuhan merupakan materi IPA pada semester ganjil di kelas V Sekolah Dasar. Dalam materi ini memuat struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan. Apabila guru menyajikan materi kepada siswa dengan metode ceramah, tentu saja membuat siswa bingung karena terlalu abstrak. Karena itu, siswa membutuhkan hal-hal yang bersifat nyata dan kontekstual untuk membantu siswa lebih mengetahui dan paham tentang akar tumbuhan. Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah jawaban dari semua yang mereka butuhkan dalam mempelajari materi tentang akar tumbuhan. Terlebih lagi jarang sekali media pembelajaran berbasis Montessori dikembangangkan pada mata pelajaran IPA, melainkan pada mata pelajaran matematika, IPS, dan bahasa. Siswa mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori. Selain itu, media pembelajaran Montessori memberi kontrol pada siswa dalam menggunakannya, meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Media pembelajaran Montessori mempunyai ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, autocorrection¸ auto-education, kontekstual. Kelima ciri tersebut disesuaikan dengan lingkungan. Karena itu, peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dengan memperhatikan kelima ciri media pembelajaran tersebut. Dengan demikian siswa dapat terbantu dalam mempelajari 32 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI materi tentang akar tumbuhan yang difokuskan pada struktur akar dan jenis-jenis akar. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan tentang kebutuhan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran di Sekolah. Fokus penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori dalam materi akar tumbuhan pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan di Kelas V SD N Demangan 1, Yogyakarta. Media pembelajaran berbasis metode Montessori yang dikembangkan dengan memperhatikan kelima ciri dasar diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami nama-nama struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan. 2.4 Pertanyaan Penelitian 2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas V? 2.4.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori menurut guru? 2.4.3 Bagaimana kualitas media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori menurut para ahli? 2.4.4 Bagaimana kualitas media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori menurut siswa? 33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan jenis analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau lebih dikenal dengan penelitian R & D (Research and Development). Sugiyono (2015: 407) berpendapat bahwa research and development adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan atau menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan suatu produk. Penelitian dan pengembangan merupakan proses pengembangan dan validasi produk pendidikan (Sanjaya, 2013: 129). Penelitian dan pengembangan merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan aktivitas yang berhubungan dengan penciptaan atau penemuan baru, metode, produk, jasa baru dan menggunakan pengetahuan yang baru ditemukan (Putra, 2015: 77). Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang praktis dalam mengembangkan atau menghasilkan suatu produk. Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti mengembangkan produk media pembelajaran IPA dalam memahami materi akar tumbuhan. Penelitian dibatasi sampai uji coba lapangan terbatas yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan produk media pembelajaran IPA dalam memahami materi akar tumbuhan di kelas V. Hasil peneliti ini berupa sebuah produk mengenai media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori. 36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.2 Setting Penelitian Setting penelitian membahas mengenai lokasi penelitian, waktu peneltian dan subjek penelitian. 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SD N Demangan 1. SD tersebut terletak di jalan munggur No. 38 Yogyakarta. Peneliti memilih SD N Demangan 1 dikarenakan minimnya penggunaan media pembelajaran ketika pembelajaran di kelas dan permasalahan terkait dengan pembelajaran IPA. Permasalahan tersebut salah satunya terjadi di kelas V khususnya pada materi tumbuhan lebih tepatnya akar tumbuhan. Lokasi SD yang strategis dan memungkinkan untuk mencari bahan yang digunakan sebagai media pembelajaran. 3.2.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V tahun ajaran 2016/2017 di SD N Demangan 1. Siswa tersebut berjumlah 31 orang yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki. Peneliti memilih sekelompok siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari wali kelas. Peneliti juga memberikan beberapa pertimbangan terkait pemilihan subjek berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada saat pembelajaran. 3.2.3 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori. Media ini dirancang untuk membantu siswa mempelajari materi akar tumbuhan pada mata pelajaran IPA kelas V semester 1. Penelitian ini mengembangkan kemampuan siswa dalam bagian akar serta macamnya. Media 37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ini terbuat dari akar jambu, akar bambu serta kayu damar. Kayu tersebut dibentuk menyerupai sebuah roket tetapi didalamnya terdapat bagian dari inti sampai luarnya. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 13 bulan terhitung mulai dari bulan Juni 2016 sampai Agustus 2017. Mulai dari penentuan judul penelitian, pembuatan proposal, pengambilan data, pengolahan data, ujian akhir tugas skripsi dan revisi setelah ujian akhir tugas skripsi. 3.2.5 Jadwal Penelitian Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Langkah Penelitian J u n J ul A gs t Se pt O kt N ov D es Bulan Ja F n eb M ar A pr l M ei J u n J ul A gs t Penentuan Judul Penelitian Penyusunan Proposal Penyusunan Instrumen Mengurus Perijinan Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyusunan Laporan Ujian Revisi 38 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi penelitian Research and Development menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2008:169-170) yang dipadukan dengan Sugiyono (2015: 409-426). Berikut adalah model pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2008: 169-170) dalam bentuk bagan 3.1. Penelitian dan Pengembangan Data (Research and Collecting) Uji coba lapangan (main field testing) Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan (operasional product revision) Perencanaan (Planning) Pengembangan draf produk (develop premilimnary form of product) Merevisi hasil uji coba (main product revision) Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing) Penyempurnaan produk akhir (final produk revision) Diseminasi dan implementasi (dissemination dan Implementation) Bagan 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall Sumber: Sukmadinata (2008:169) Bagan 3.1 menjelaskan tentang sepuluh langkah rancangan penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2008: 169-170). (1) Penelitian dan pengumpulan data (research and collecting), mencakup pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. (2) Perencanaan (planning), yaitu menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam penelitian,rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, 39 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI desain atau langkah-langkah penelitian, kemudian pengujian dalam lingkup terbatas. (3) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product), meliputi pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi. (4) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing), yaitu uji coba lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket. (5) Merevisi hasil uji coba (main product revision), yaitu memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. (6) Uji coba lapangan (main field testing), yaitu melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai 100 siswa subjek uji coba. Data kuantiatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang diujicobakan dikumpulkan. Hasil pengumpulan data dievaluasi dan jikalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding. (7) Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan (operational product revision), yaitu menyempurnakan produk hasil uji coba lapangan. (8) Uji pelaksanaan lapangan (operational field testing) yang dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah yang melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya. (9) Penyempurnaan produk akhir (final product revision), yaitu penyempurnaan didasarkan pada masukan dari uji pelaksanaan lapangan. (10) Diseminasi dan implementasi (dissemniation and implementation). Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Monitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas. 40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Potensi dan Masalah Pengumpulan data Desain produk Uji coba produk Revisi desain Validasi desain Uji coba pemakaian Revisi produk Revisi produk Produksi masal Bagan 3. 2 Model Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono Sumber: Sugiyono (2015: 409) Bagan 3.2 penelitian dan pengembangan Sugiyono (2015:409) dimulai dengan potensi dan masalah. Melihat adanya potensi dan masalah tersebut, langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan informasi berupa data empirik. Data tersebut dijadikan sebagai pedoman dan bahan untuk membuat desain produk. Kemudian desain produk tersebut divalidasi oleh pakar atau tenaga ahli sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan. Setelah mengetahui kelemahan tersebut, desain diperbaiki pada langkah revisi desain. Kemudian dihasilkan produk dan diujicobakan secara terbatas untuk mengetahui manfaat dari produk untuk mengatasi masalah yang dihadapi responden. Setelah itu produk yang sudah diujicobakan secara terbatas direvisi kembali untuk memperbaiki kelemahan yang dialami responden selama pemakaian produk. Kemudian dilakukan uji coba pemakaian pada lingkup responden yang sebenernya. Apabila dalam uji coba tersebut terdapat kekurangan, maka dilakukan revisi produk kembali. Setelah produk tersebut terdapat kekurangan, maka dilakukan revisi produk kembali. 41 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Setelah produk dinyatakan layak, produk diproduksi secara masal (Sugiyono, 2015: 409-426). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi serta memodifikasi model Sugiyono (2015: 409-426) serta Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2008: 169-170). Penelitian ini dibatasi pada uji coba lapangan terbatas dan prototipe media pembelajaran yang telah divalidasi karena waktu yang singkat. Langkah penelitian dan pengembangan dimodifikasi ke dalam lima langkah, yaitu potensi masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Berikut model penelitian dan pengembangan yang disusun peneliti dengan mengadopsi Sugiyono serta Borg dan Gall yang disajikan pada bagan 3.3. Potensi dan Masalah (Sugiyono) Penyusunan rencana (Borg dan Gall) Uji coba terbatas (Sugiyono & Borg dan Gall) Pengembangan bentuk awal produk (Sugiyono & Borg dan Gall) Validasi produk (Sugiyono & Borg dan Gall) Bagan 3. 3 Modifikasi model penelitian dan pengembangan 3.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dari Borg dan Gall (Sukmadinata, 2008:169-170) dan Sugiyono (2015: 409-426). Peneliti memodifikasi tahap penelitian dari sepuluh menjadi lima tahap, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) penyusunan rencana, (3) pengembangan bentuk awal produk, (4) validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbatas. Berikut bagan tahap penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi yang disajikan pada bagan 3.4 42 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TAHAP I Potensi dan Masalah Identifikasi Masalah Validasi oleh ahli IPA, Montessori dan guru Pedoman Observasi Wawancara Uji keterbacaan analisis kebutuhan guru dan siswa Penyebaran Kuesioner Data analisis kebutuhan Data ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran serta kesulitan belajar siswa Observasi Validasi oleh ahli IPA dan Montessori Pedoman Wawancara Analisis karakteristik media pembelajaran Montessori Validasi ahli IPA dan Montessori Analisis karakteristik siswa Pembuatan kuesioner analisis kebutuhan TAHAP II Perencanan Data analisis kebutuhan Konsep pembuatan media pembelajaran Desain media pembelajaran Desain album media pembelajaran Instrumen Validasi guru SD penelitian dan setara Tes Kuesioner validasi produk Validasi ahli IPA dan Montessori Uji empiris Revisi Uji keterbacaan soal oleh siswa Uji keterbacaan instrumen oleh siswa dan guru Revisi Revisi Revisi Instrumen siap digunakan TAHAP III Pengembangan Bentuk Awal Produk Desain media pembelajaran Pembuatan media pembelajaran dan album Pengumpulan bahan Desain album Media pembelajaran dan album siap divalidasi TAHAP IV Validasi Produk Media pembelajaran Album media pembelajaran Validasi oleh ahli IPA dan Montessori Validasi oleh ahli IPA dan Montessori TAHAP V Uji Coba Terbatas Pretest Uji coba terbatas Posttest Tanggapan guru dan siswa Album dan media pembelajaran siap untuk diuji cobakan Prototipe media pembelajaran IPA SD materi akar tumbuhan berbasis metode Montessori Bagan 3. 4 Prosedur Penelitian 43 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.4.1 Potensi dan Masalah Pada tahap yang pertama peneliti melakukan analisis potensi dan masalah melalui analisis kebutuhan yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan pembagian kuesioner kepada guru dan siswa. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli bahasa, dan guru SD setara. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas V, dan 5 orang siswa. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi terkait dengan kegiatan pembelajaran IPA di kelas V. Selanjutnya, hasil dari wawancara dan observasi dianalisis terkait dengan karakteristik siswa, penggunaan dan ketersediaan media pembelajaran, dan kesulitan belajar terkait dengan pembelajaran IPA. Analisis terkait dengan karakteristik siswa dan selanjutnya menjadi bahan pembuatan kuesioner kebutuhan. Peneliti juga menambahkan karakteristik media pembelajaran Montessori dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. Selanjutnya, kuesioner tersebut divalidasi oleh ahli bahasa, IPA dan guru SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan kuesioner sebelum digunakan. Hasil dari validasi ahli digunakan sebagai bahan perbaikan berdasarkan saran atau masukan yang telah diberikan. Setelah itu, peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner kepada siswa SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan pada kuesioner analisis kebutuhan. Peneliti selanjutnya melakukan revisi berdasarkan hasil uji keterbacaan. Selanjutnya, kuesioner analisis kebutuhan siap digunakan di SD penelitian. Dari hasil wawancara dan 44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI observasi dianalisis karakteristik siswa, penggunaan dan ketersedian media pembelajaran dan kesulitan belajar yang terkait dengan pembelajaran IPA. Analisis karakteristik siswa akan digunakan sebagai bahan pembuatan kuesioner kebutuhan. Tidak lupa peneliti juga menambahkan karakteristik media pembelajaran Montessori dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. Kemudian, kuesioner tersebut divalidasi oleh ahli bahasa, ahli IPA dan guru SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan kuesioner sebelum digunakan. Dari hasil tersebut digunakan sebagai bahan perbaikan berdasarkan saran atau masukan yang diberikan oleh para ahli. Selanjutnya, peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner kepada siswa SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terdapat kalimat pertanyaan. Selanjutnya, peneliti melakukan revisi dari hasil uji keterbacaan dan siap disebarkan ke SD penelitian. 3.4.2 Penyusunan Rencana Pada tahap ini, peneliti membuat desain media pembelajaran berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Peneliti juga membuat desain album sebagai petunjuk penggunaan media pembelajaran. Setelah membuat desain, media pembelajaran dan album petunjuk penggunaan media pembelajaran siap untuk dibuat. Peneliti juga menyiapkan instrumen validasi produk dan tes. Instrumen validasi produk sebelumnya divalidasi oleh dosen pembimbing sebelum diberikan ke ahli. Setelah divalidasi, instrumen diperbaiki lalu diberikan kepada 2 ahli, yaitu ahli IPA dan ahli Montessori. Instrumen tes digunakan sebanyak 2 kali, yaitu pretest dan posttest. Sebelum digunakan, instrumen tes divalidasi terlebih dahulu 45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kepada guru SD setara. Setelah divalidasi, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki instrumen. Setelah direvisi, instrumen diujikan secara empiris kepada siswa kelas V SD Setara. Hasil uji empiris diolah dengan menggunakan Statistic Package for Social Studies 22 (SPSS 22) untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes. Peneliti kemudian memilih 10 butir soal yang valid sebagai soal pretest dan posttest. Kemudian instrumen soal diuji keterbacaannya kepada siswa SD setara. Dari hasil uji keterbacaan, peneliti merevisi instrumen tes apabila masih terdapat kekurangan pada instrumen. Peneliti juga menyusun kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran untuk siswa. Kuesioner tersebut divalidasi sebelum digunakan. Validasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa dalam kalimat pertanyaan pada kuesioner. Peneliti melakukan revisi dari hasil validasi untuk memperbaiki kekurangan kuesioner. Setelah direvisi dan diperbaiki, kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran siap diberikan kepada siswa. 3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal produk Pada tahap ini, peneliti mengembangkan desain media pembelajaran berdasarkan hasil identifikasi masalah dan analisis kebutuhan guru dan siswa. Peneliti mengembangkan desain media berdasarkan lima karkateristik media pembelajaran berbasis metode Montessori, yaitu auto-correction, auto-education, menarik, bergradasi, dan kontekstual. Selanjutnya peneliti mengumpulkan bahanbahan yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran. 46 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.4.4 Validasi Produk Pada tahap ini, media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori yang telah dibuat divalidasi oleh ahli IPA dan ahli montessori. Validasi ini dilakukan untuk menilai kelayakan produk media pembelajaran sebelum dilakukan uji coba terbatas di SD penelitian. 3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada 5 siswa SD penelitian. Sebelum produk diujicobakan, siswa diberikan pretest terlebih dahulu. Setelah produk diujicobakan, siswa diberikan posttest. Pretest dan posttest diberikan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa ketika menggunakan produk. Siswa juga memberikan tanggapan mengenai media pembelajaran yang telah dikembangkan dengan mengisi kuesioner tanggapan. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Widoyoko (2014: 33) mengemukakan bahwa teknik ini merupakan strategi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitiannya. Teknik pengumpulan data adalah langkah untuk mendapatkan data, dengan observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi, dan penggabungan dari keempatnya (Sugiyono, 2015: 308-309). Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan teknik observasi, wawancara, kuesioner, triangulasi (gabungan), serta tes. 3.5.1 Observasi Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak berupa data maupun informasi dalam suatu gejala pada objek pengukuran (Widoyoko, 2014: 64). Observasi ini digunakan 47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk melihat dan mengamati keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran tentang permasalahan yang sedang diteliti. Observasi dilakukan pada pembelajaran IPA kelas V dan ketersediaan media pembelajaran di SD N Demangan 1. Aspek yang diobservasi ketika pembelajaran IPA yaitu ketersediaan dan pemanfaatan media pembelajaran serta cara mengajar oleh guru. 3.5.2 Wawancara Wawancara yang digunakan adalah wawancara semiterstruktur. Wawancara semierstruktur adalah wawancara yang lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur (Esterberg dalam Sugiyono, 2015: 320). Dalam melakukan wawancara terstruktur, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya sudah disiapkan (Esterberg dalam Sugiyono, 2015: 319). Sedangkan tujuan dari wawancara semiterstruktur adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2015: 320). Melalui wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam mengenai partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal tersebut tidak dapat ditemukan dalam observasi (Sugiyono, 2015: 318). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan 3 narasumber, yaitu Kepala SD N Demangan 1, Guru kelas V, dan siswa kelas V. Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara semiterstruktur, karena kegiatan wawancara direncanakan dan peneliti menggunakan pedoman wawancara berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. 48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam wawancara dengan Kepala Sekolah, peneliti mengumpulkan informasi berkaitan dengan prestasi bidang akademik & non akademik, hasil ujian mata pelajaran IPA selama 5 tahun terakhir, penggunaan media pembelajaran IPA di Sekolah, dan penelitian mengenai media pembelajaran yang pernah dilaksanakan di sekolah. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V untuk mendapatkan informasi terkait ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas dan penggunaannya, kesulitan selama pembelajaran IPA dan solusi yang dilakukan oleh guru. Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu siswa kelas V untuk memperoleh informasi mengenai pendapat tentang mata pelajaran IPA, penggunaan media pembelajaran selama belajar IPA, dan kesulitan yang dialami selama belajar IPA. 3.5.3 Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis secara tertutup maupun terbuka kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015: 199). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen analisis kebutuhan, instrumen validasi produk, dan instrumen tanggapan mengenai produk. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada 2 guru kelas dan siswa kelas V SD N Demangan 1 untuk mendapatkan informasi menganai kebutuhan tentang media pembelajaran. Kuesioner validasi produk ditunjukkan kepada beberapa ahli untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dihasilkan. Kuesioner tanggapan mengenai produk diberikan kepada siswa dan guru untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat setelah uji coba terbatas. Kuesioner yang digunakan peneliti dibuat berdasarkan kisi-kisi. Jenis kuesioner yang digunakan 49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adalah kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka merupakan kuesioner yang dapat dijawab secara bebas oleh responden atau peneliti tidak memberikan alternatif jawaban kepada responden (Widoyoko, 2014: 36). Validasi produk menggunakan rating scale (skala bertingkat) yaitu pernyataan diikuti kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan (Widoyoko, 2014: 36). Data mentah yang diperoleh dengan menggunakan rating scale berupa angka yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif (Sugiyono, 2015: 141). 3.5.4 Tes Tes merupakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193). Peneliti menggunakan pretest dan posttest, dimana pretest dilakukan sebelum uji coba media pembalajaran, dan posttest dilakukan setelah uji coba media pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa sebelum dan setelah menggunakan produk media pembelajaran melalui uji coba lapangan terbatas. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah berbagai alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Sugiyono, 2015: 148). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen tes dan nontes. Untuk nontes peneliti menggunakan beberapa instrumen, yaitu pedoman observasi, kuesioner, pedoman wawancara, dan matriks triangulasi. Untuk tes peneliti menggunakan 10 soal pretest-posttest isian singkat. 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.6.1 Pedoman Observasi Observasi dilakukan pada pembelajaran IPA kelas V SD N Demangan 1. Aspek yang diamati selama observasi yaitu pembelajarn IPA, penggunaan media pembelajaran, dan ketersediaan media pembelajaran di kelas. Selama pembelajaran peneliti juga mencatat hal-hal berkaitan aspek yang diamati. Kisikisi observasi disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi kisi-kisi pada penelitian dari Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Berikut kisi-kisi observasi pembelajaran IPA pada tabel 3.2 Tabel 3 2 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas V No. Item 1,2 Kisi-kisi Observasi Ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas 3,4 Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran di kelas 5,6 Cara penggunaan media pembelajaran IPA di kelas 7,8 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran di kelas Objek yang Diamati Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA Pedoman observasi telah divalidasi oleh ahli pembelajaran Montessori dan ahli pembelajaran IPA. Uji validitas pada instrumen non-tes yang digunakan adalah validitas konstruk. Validitas konstruk merupakan uji validitas pada instrumen non-tes yang digunakan untuk mengukur sikap (Sugiyono, 2015: 176). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009: 51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen pedoman observasi. 3.6.2 Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan kepada beberapa narasumber, yaitu Kepala SD N Demangan 1, Guru kelas V, dan siswa kelas V. Wawancara bertujuan untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran IPA dengan memperoleh infromasi dari narasumber. 3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara yang pertama kepada Kepala SD N Demangan 1. Teknik wawancara yang dipilih adalah teknik wawancara semiterstruktur yaitu wawancara yang dalam pelaksanaannya lebih bebas dan lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2015: 320). Rencana wawancara dengan kepala sekolah disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Rencana wawancara dengan kepala Sekolah dapat dilihat pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah No 1. 2. 3. 4. Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah Ketersediaan media pembelajaran di sekolah Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran 3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas V Peneliti melakukan wawancara yang kedua kepada guru kelas V dengan menggunakan teknik wawancara semiterstruktur yaitu wawancara yang dalam pelaksanaannya lebih bebas dan lebih terbuka, dimana pihak yang diajak 52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2015: 320). Rencana wawancara dengan guru disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi rencana wawancara pada penelitian dari Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Rencana wawancara guru kelas V disajikan pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V No 1. 2. 3. 4. 5. Topik Pertanyaan Ketersediaan media pembelajaran di kelas Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut 3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas V Wawancara yang ketiga dilakukan peneliti kepada siswa kelas V dengan teknik wawancara semiterstruktur yaitu wawancara yang dalam pelaksanaannya lebih bebas dan lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2015: 320). Rencana wawancara dengan siswa disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi rencana wawancara pada penelitian dari Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Rencana wawancara dengan siswa kelas V disajikan pada tabel 3.5 Tabel 3 .5 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas V No 1. 2. 3. Topik Pertanyaan Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA Sebelum melakukan wawancara, pedoman wawancara divalidasi oleh beberpa ahli, yaitu ahli pembelajaran Montessori dan ahli pembelajaran IPA. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan adalah validitas konstruk. Validitas konstruk merupakan uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan 53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk mengukur sikap (Sugiyono, 2015: 176). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009: 131). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen pedoman wawancara. 3.6.3 Kuesioner Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 kuesioner, yaitu kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk oleh beberapa ahli, dan tanggapan produk melalui uji lapangan terbatas. 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Kuesioner yang digunakan dalam analisis kebutuhan ini berbentuk kuesioner terbuka. Responden dapat menjawab secara bebas pada kuesioner yang diberikan (Widoyoko, 2014: 36). Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan bebas bentuk kuesioner terbuka. Kuesioner analisis kebutuhan ditujukan kepada 2 guru kelas dan seluruh siswa kelas V SD N Demangan 1. Hasil kuesioner digunakan untuk mempertimbangkan terkait media pembelajaran yang akan dikembangkan. Kuesioner yang diberikan kepada guru dan siswa sebanyak 10 pertanyaan. Kisikisi kuesioner analisis kebutuhan disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Berikut tabel 3.6 berisi mengenai kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan. 54 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3 .6 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Indikator Auto-education Kontekstual Menarik Bergradasi Auto-correction Deskriptor 1. Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA 2. Memahami konsep IPA secara mandiri 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 1. Memiliki warna 1. Bentuk media pembelajaran 3 dimensi 2. Berat media pembelajaran 1. Membantu menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu menemukan jawaban yang benar Nomor item Kuesioner Kuesioner Guru Siswa 1 1 2 2 3 dan 4 3 dan 4 5 dan 6 6 dan 7 9 10 8 10 8 9 7 5 Sebelum diberikan, kuesioner analisis kebutuhan divalidasi oleh beberapa ahli, yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori, dan Guru. Validasi yang digunakan yaitu validasi konstruk. Validitas konstruk merupakan uji validitas pada instrumen non-tes yang digunakan untuk mengukur sikap (Sugiyono, 2015: 176). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009: 131). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen analisis kebutuhan. Selain validasi konstruk, kuesioner untuk guru dan siswa diuji keterbacaannya. Kuesioner analisis kebutuhan guru diuji keterbacaannya kepada guru lain. Kuesioner analisis kebutuhan siswa kelas V diuji keterbacaanya kepada 5 siswa kelas V SD lain. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman guru dan siswa terhadap kalimat pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner. 55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk Dalam penelitian ini, peneliti membuat kuesioner validasi produk dengan memperhatikan 5 ciri-ciri media pembelajaran berbasis metode montessori. Ciriciri tersebut menarik, bergradasi, auto-correction¸auto-education, dan kontekstual. Kuesioner validasi produk bertujuan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada 2 ahli, yaitu ahli pembelajaran Montessori dan ahli pembelajaran IPA. Kedua ahli mengisi kuesioner setelah peneliti mempresentasikan media pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran diberikan ke guru dan siswa setelah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas di SD penelitian. Kuesioner tanggapan mengenai produk juga memperhatikan 5 ciri khusus media pembelajaran berbasis metode Montessori. Kisi-kisi kuesioner validasi produk disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Berikut kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli dan tanggapan mengenai produk dari siswa yang disajikan pada tabel 3.7. 56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.7 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa Indikator Autoeducation Deskriptor Nomor Item Ahli Siswa 1 2 1. Membantu siswa memahami konsep IPA 2. Siswa belajar secara mandiri 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 2 3 1 10 4 11 5 3 2. Bentuk media pembelajaran menarik 3. Cara kerja media pembelajaran menarik 1. Media pembelajaran berbentuk 3 dimensi 6 7 8 4 7 5 2. Memiliki berat yang sesuai dengan karakteristik siswa 1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri 9 10 6 8 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar 11 9 Kontekstual 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekolah/guru 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa Menarik Bergradasi Autocorrection sekitar dan Sebelum diberikan, kuesioner validasi produk divalidasi oleh beberapa ahli, yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Validasi yang digunakan yaitu validasi konstruk. Validitas konstruk merupakan uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap (Sugiyono, 2015: 176). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009: 131). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen analisis kebutuhan dan instrumen validasi produk. Selain validasi konstruk, kuesioner untuk siswa diuji keterbacaannya. Kuesioner analisis kebutuhan siswa kelas V diuji keterbacaanya kepada 5 siswa kelas V SD lain untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner. Selain media pembelajaran, produk 57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lainnya yang diuji kelayakannya yaitu album media pembelajaran. Aspek penilain validasi album disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Aspek yang dinilai dalam vaidasi album ditunjukan dalam tabel 3.8 Tabel 3 .8 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 3.6.4 Aspek yang Dinilai Kesesuaian bahasa dengan kaidah bahasa Indonesia baku Kejelasan kalimat Pemilihan jenis huruf Pemilihan ukuran huruf Kelengkapan isi album Keruntutan langkah kegiatan Pemilihan ukuran gambar Kejelasan gambar Kesesuaian langkah kegiatan dengan gambar yang dicantumkan Kesesuaian perilaku dalam langkah kegiatan dengan perkembangan siswa Soal Tes Dalam penelitian ini, soal tes digunakan peneliti sebagai pretest dan posttest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dan setelah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas. Peneliti menyusun tes berdasarkan Kompetesar Dasar (3.1) Mengenal bagian tumbuhan serta mendiskripsikan fungsinya. KD tersebut untuk kelas V semester 1. KD dikembangkan menjadi dua indikator. Dari dua indikator tersebut, peneliti menyusun 15 soal esaian singkat. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam tabel 3.9 Tabel 3 .9 Kisi-kisi Soal Tes Kelas V No 1 2 Indikator Menyebutkan nama struktur akar dan jenis akar tumbuhan. Menjelaskan stuktur akar dan jenis akar tumbuhan. Nomor Aitem 3,4,5,6,7,8,9,14,15 1,2, 10,11,12,13 58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2015: 363). Arikunto (dalam Sugiyono 2015: 134) mengemukakan bahwa instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur itu dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur (Widoyoko, 2009: 98). Validitas yang dilakukan pada instrumen tes sebelum digunakan adalah validitas isi dan validitas konstruk. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi (content validity) apabila dapat mengukur tujuan khusus yang sejajar dengan materi pelajaran atau dapat membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Widoyoko, 2009: 129). Aspek penilaian validasi isi disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Aspek penilaian validitas isi dapat dilihat dalam tabel 3.10 Tabel 3 .10 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes No 1 2 3 4 5 6 Komponen penilaian Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator Kesesuaian perilaku yang dituntut dalam indikator dengan perkembangan siswa Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan Selanjutnya, validitas konstruk dilakukan untuk mengetahui soal yang disusun dengan kesesuaian materi, bahasa, dan penulisan soal. Validitas konstruk (construct validity) adalah sejauh mana instrumen dapat mengukur kosep dari suatu teori. Instrumen dikontruksi tentang aspek yang diukur berdasarkan teori 59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang digunakan (Widoyoko, 2009: 131). Validitas konstruk dilakukan oleh ahli yaitu guru SD setara. Instrumen yang sudah divalidasi oleh guru SD setara kemudian diujikan secara empiris kepada siswa kelas V di SD Setara. Uji empiris merupakan uji yang dilakukan berdasarkan kriteria yang ada di luar instrumen yaitu berdasarkan fakta atau pengalaman dan digunakan sebagai patokan untuk menilai validitas sebuah instrumen berupa hasil tes atau hasil catatan di lapangan (Widoyoko, 2014:150-152). Data yang didapatkan diolah menggunakan program SPSS 17 for Windows menggunakan teknik korelasi product moment dari Carl Pearson untuk menganalisis item soal. Untuk melihat valid atau tidaknya item soal dengan cara membandingkan niali r hitung dengan nilai r tabel product moment dengan kriteria apabila r hitung sama dengan atau lebih besar dari r tabel berarti soal yang dianalisis valid. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka soal tersebut tidak valid (Trisnamansyah, 2015: 172). Widoyoko (2009: 137) menambahkan bahwa untuk mengetahui valid tidaknya suatu soal dapat dilihat pada harga sig. pada program SPSS 17 for Windows. Apabila harga sig. lebih kecil dari 0,05, maka soal tersebut dinyatakan valid dan apabila harga sig. lebih besar dari 0,05 maka soal tersebut dinyatakan tidak valid. Setelah diuji tingkat validitas, hasil tersebut diuji tingkat reliabilitasnya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2015: 173). Instrumen dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2016: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien 60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Alpha. Item soal diuji dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows dengan menghitung nilai koefisien Alpha, yang dinyatakan reliabel apabila koefisien nilai Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Widoyoko, 2014: 165). Setelah dihitung validitas dan relibailitas, dipilih soal sebanyak 10 item untuk digunakan sebagai pretest dan posttest. Kesepuluh soal tes tersebut kemudian diuji keterbacaannya. Kesepuluh soal tersebut diuji keterbacaannya pada siswa kelas V SD setara. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan atau pernyataan dalam soal tes. 3.7 Triangulasi Triangulasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data, untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiyono, 2015: 330). Terdapat dua macam triangulasi. Pertama triangulasi teknik, yaitu menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data dari sumber yang sama. Kedua yaitu triangulasi sumber, yaitu menggunakan teknik pengumpulan data yang sama untuk memperoleh data dari sumber yang berbeda. Sedangkan triangulasi sumber berarti peneliti mengumpulkan data dari sumber yang berbedabeda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2015: 330). Pada penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik dan tringulasi sumber. Triangulasi teknik dilakukan dalam memperoleh data analisis kebutuhan melalui teknik observasi, wawancara, dan kuesioner. Berikut 61 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI triangulasi teknik pengumpulan data analisis kebutuhan yang disajikan melalui bagan 3.5 Kuesioner Wawancara Observasi Bagan 3. 5 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan Sedangkan triangulasi sumber dilakukan oleh peneliti untuk menganalisis wawancara berdasarkan tiga sumber data, yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Berikut triangulasi sumber data yang disajikan melalui bagan 3.6. Kepala Sekolah Siswa Guru Bagan 3. 6 Triangulasi Sumber Data Wawancara 3.8 Teknik Analisis Data Pada penelitian ini, teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2015: 207). Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh peneliti maupun orang lain (Sugiyono, 2015: 335). Teknik analisis data 62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dibedakan menjadi 2 macam, yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Data kuatitatif adalah data yang berwujud angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran (Widoyoko, 2014: 21). Dalam penelitian dan pengembangan ini diperoleh data kuantitatif dari validasi pedoman wawancara, validasi pedoman observasi, validasi kuesioner analisis kebutuhan, validasi kuesioner validasi produk, uji empiris soal tes, uji keterbacaan kuesioner dan soal tes, serta pretest dan postest melalui uji coba terbatas. Data kualitatif menunjukkan suatu kualitas atau mutu yang dilihat dari keadaan, proses maupun peristiwa, yang dituangkan dalam bentuk pernyataan atau kata-kata (Widoyoko, 2014: 18). Analisis data kuantitatif dilakukan pada pengolahan data hasil validasi kuesioner, observasi, dan wawancara oleh ahli, hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa dan guru, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli dan siswa, hasil uji empiris kepada siswa kelas V SD setara, dan hasil pretest dan posttest oleh sekelompok siswa. Data kualitatif diperoleh dari beberapa hasil seperti hasil validasi kuesioner, observasi, dan wawancara, hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa dan guru, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli, hasil observasi, dan hasil wawancara. 3.8.1 Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif yang pertama dilakukan dengan menggunakan Skala Likert 1-4 (Widoyoko, 2014: 104) dimana setiap angka pada skala disertai kriteria untuk memudahkan penilai. Peneliti menyusun kriteria yang berbeda-beda pada setiap instrumen berdasarkan kebutuhan dari penilaian tersebut. Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian instrumen pedoman wawancara, pedoman observasi, kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner 63 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI validasi produk. Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk adalah sebagi berikut. Tabel 3 .11Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Nontes Skala Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Kriteria Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki Instrumen sudah layak digunakan namun perlu di perbaiki Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki Instrumen tidak layak digunakan Tabel 3 .12Skala dan kriteria Pedoman Penilaian Uji Validitas Konstruk soal tes Skala Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Kriteria Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku dan jelas, tidak dan perlu diperbaiki. Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan perlu diperbaiki. Soal kurang sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan perlu diperbaiki. Soal tidak sesuai dengan indikator, kalimat tidak baku dan kurang jelas serta tidak layak digunakan. Tabel 3 .13 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Validitas Isi Instrumen Soal Tes Skala Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Kriteria Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki. Sudah sesuai, namun perlu diperbaiki. Kurang sesuai dan perlu diperbaiki. Tidak Sesuai. Tabel 3 .14 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan, Kuisioner Validasi Produk dan Soal Tes. Skala Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Kriteria Kalimat sangat jelas dan mudah dipahami. Kalimat jelas namun sulit dipahami. Kalimat kurang jelas dan sulit dipahami. Kalimat tidak jelas dan sulit dipahami. 64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3 .15 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Validasi Produk oleh Ahli Skala Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Kriteria Media pembelajaran sangat sesuai dengan pernyataan. Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan, namun terdapat Kekurangan. Media pembelajaran kurang sesuai dengan pernyataan sehingga perlu diperbaiki. Media pembelajaran tidak sesuai dengan pernyataan sehingga kurang layak untuk digunakan. Tabel 3 .16 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh siswa. Skala Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Kriteria Sangat Setuju. Setuju. Tidak Setuju. Sangat Tidak Setuju. Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4 kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung dengan rumus 3.1 Rumus 3. 1 Rumus Perhitungan Rerata Hasil penilaian dengan Skala Likert Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitataif dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144). Tabel 3.17 adalah tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko. Tabel 3 .17 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor 3,26 – X – 4,00 2,51 – X – 3,25 1,76 – X – 2,50 1,00 – X – 1,75 Kategori Sangat Baik Baik Kurang Sangat Kurang 65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Interval skor tersebut juga dapat menunjukan valid/tidaknya suatu instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang dituangkan dalam tabel 3.18. Tabel 3 .18 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen Interval Skor 3,26 – X – 4,00 2,51 – X – 3,25 Kategori Sangat Baik Baik 1,76 – X – 2,50 1,00 – X – 1,75 Kurang Sangat Kurang Bobot Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid. Selanjutnya, Supraktiknya (2012: 128) mengemukakan bahwa analisis data menghitung presentase jawaban kesioner analisis kebutuhan guru dan siswa dengan menggunakan rumus. Rumus untuk menghitung presentase dapat di lihat pada rumus 3.2. Rumus 3. 2 Perhitungan presentase jawaban pada kuesioner Selain rumus presentase jawaban responden, peneliti juga menggunakan rumus untuk mengitung nilai yang didapat siswa melalui pretest dan posttest. Tipe soal yang digunakan adalah isian singkat, sehingga skor untuk jawaban benar adalah 1, sedangkan skor untuk jawaban salah adalah 0. Rumus untuk menghitung nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada rumus 3.3. 66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Rumus 3. 3 Perhitungan nilai pretest dan posttest 3.8.2 Analisis Data Kualitatif Analisis data Kualitatif pertama dilakukan pada pengolahan hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, di mana langkah-langkahnya berdasarkan Creswell (2012: 328-329). (1) Peneliti membuat kode-kode dan tema secara kualitatif. (2) Peneliti menghitung berapa kali kode dan tema tersebut muncul. (3) Peneliti membandingkan dengan data kualitatif yang ada. Langkahlangkah pengolahan hasil wawancara dan observasi (Supratiknya, 2012: 117) sebagai berikut 1) membaca transkrip wawancara yang sudah disusun secara berulang-ulang dengan pemahaman yang baik; 2) menemukan kata kunci atau hasilnya lalu ditulis pada kolom sebelah kanan; 3) membuat catatan lain berisi interpretasi atau kesimpulan sementara; 4) mengumpulkan kata kunci dan tematema dari daftar yang telah dibuat. Setelah diolah menggunakan langkah-langkah di atas, selanjutnya adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber untuk pengecekan kebenaran data atau informasi yang diperoleh. Triangulasi teknik dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh melalui teknik wawancara, observasi, dan kuesioner. Triangulasi sumber dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh melalui tiga sumber, yaitu kepala sekolah, guru dan siswa. 67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian pada BAB IV ini berisikan penjelasan dari bab sebelumnya. Uraian tersebut terdiri dari hasil dan pembahasan. 4.1 Hasil Penelitian Pada subbab ini berisi uraian mengenai persiapan sampai dengan pelaksanaan proses penelitian. Uraian tersebut terdiri atas potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. 4.1.1 Potensi dan Masalah Tahap pertama dalam penelitian ini adalah potensi dan masalah. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis potensi dan masalah melalui analisis kebutuhan yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan pembagian kuesioner kepada guru dan siswa. Potensi yang ditemukan di SD N Demangan 1 adalah para siswa dengan keterampilan motorik halus yang baik, misalnya keterampilan dalam membuat atau menggunakan mainan sederhana seperti kincir angin. Keterampilan siswa tersebut dapat menjadi salah satu potensi dalam menggunakan media pembelajaran sebagai sarana belajar. Kenyataannya, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di sekolah masih sangat terbatas. Guru juga jarang menggunakan media pembelajaran selama melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, potensi yang dimiliki sekolah tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan. Permasalahan yang ditemukan di SD N Demangan 1 adalah pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran akar tumbuhan pada pembelajaran IPA. 68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Siswa mengalami permasalahan tersebut karena metode mengajar guru yang kurang menarik. Guru tidak menggunakan media pembelajaran pada saat menyampaikan materi, sehingga materi yang banyak kurang dipahami oleh siswa secara maksimal. Oleh karena itu, peneliti memaksimalkan potensi yang ada dengan membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Selanjutnya, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner analisis kebutuhan untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa terhadap media pembelajaran. Kuesioner analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru dan siswa, selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat desain media pembelajaran guna mengatasi masalah yang terjadi. Berikut ini merupakan penjabaran dari subbab identifikasi masalah dan analisis kebutuhan. 4.1.1.1 Identifikasi Masalah Tahap awal penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengidentifikasi permasalahan terkait dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran. Peneliti melakukan identifikasi masalah dengan observasi dan wawancara. Hasil observasi dan wawancara tersebut kemudian dikaji menggunakan triangulasi data. a. Observasi Peneliti melakukan observasi pada tanggal 2 Agustus 2016 saat pembelajaran IPA di kelas V SD N Demangan 1. Kegiatan observasi dilaksananakn terkait dengan kesulitan yang dialami guru dan siswa pada pembelajaran IPA, mengamati cara guru mengajar dan ketersediaan media pembelajaran. Sebelum digunakan, kisi-kisi pedoman observasi divalidasi terlebih 69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dahulu olah para ahli. Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstruk yaitu melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. Berikut adalah hasil validasi terhadap instrumen observasi dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4. 1 Hasil Validasi Instrumen Observasi Ahli 1 4 4 1 2 2 4 4 3 4 3 Nomor Item 4 5 4 4 4 4 Rerata 6 4 4 7 4 4 Total Rereata 32 31 31,5 4 3,8 3,9 8 4 4 Berdasarkan hasil validasi pada tabel 4.1 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,9. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik karena memiliki nilai lebih dari 2,50. Oleh karena itu, instrument dinyatakan valid dan layak digunakan. Setelah pedoman observasi dinyatakan valid, peneliti kemudian melakukan observasi pada pembelajaran IPA kelas V dan ketersiadian media pembelajaran di SD N Demangan. Observasi dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2016. Hasil observasi disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4. 2 Tabel hasil observasi Objek yang diamati Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA. Media Pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA. Guru menguasai cara Jawaban Tidak Catatan - Tidak - Tidak Pada pembelajaran IPA guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru menggunakan beberapa buku cetak sebagai pedoman untuk mengajar. Guru menulis di papan tulis materi yang dianggap penting. Setelah guru menjelaskan materi kepada siwa. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal. Guru tidak menggunakan media Tidak 70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menggunakan media pembelajaran. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri. Siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA. Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA. pembelajaran Tidak Guru tidak pembelajaran Ya menggunakan media Ketika pembelajaran IPA siswa tidak menggunakan media pembelajaran. siswa mempelajari materi dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Dalam mengerjakan soal masih banyak siswa yang menjawab pertanyaan dengan jawaban kurang tepat. Ya Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan media pembelajaran IPA masih terbatas. Hal ini menjadi kurang efektif dalam aktivitas pembelajaran IPA. Guru menggunakan beberapa buku cetak dan menulis materi yang dianggap penting di papan tulis. Pembelajaran hanya mengacu pada buku cetak dan catatan materi. Siswa diminta untuk mncatat materi yang terdapat di papan tulis, kemudian guru melakukan sesi tanya jawab kepada siswa secara lisan. Selain itu peneliti juga menemukan beberapa kesulitan siswa dalam memahami materi dan dilihat saat guru meminta siswa untuk mengerjakan soal tertulis, siswa membutuhkan waktu yang lama. Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran IPA di kelas V SD N Demangan 1 belum optimal. Selain itu, peneliti menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar, terlihat ketika siswa kurang tepat dalam menjawab pertanyaan dari guru. b. Wawancara Kegiatan wawancara pada penelitian ini ditujukan kepada kepala sekolah, guru kelas V, dan siswa kelas melakukan kegiatan V SD N Demangan 1. Sebelum wawancara, instrumen wawancara divalidasi peneliti kepada beberapa ahli terlebih dahulu seperti ahli Montessori, pembelajaran IPA, dan 71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI guru SD setara. Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstruk yaitu melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. 1) Kepala Sekolah Peneliti melakukan kegiatan wawancara pertama kali kepada kepala SD N Demangan 1. Wawancara kepada kepala sekolah ini dilakukan untuk mengetahui ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA di SD N Demangan 1. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2016. Hasil validasi terhadap instrumen wawancara kepala sekolah yang telah divalidasi oleh ahli Montessori dan ahli IPA dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4. 3 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah Ahli Nomor Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 Rerata 11 12 13 14 15 16 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 Total Rerata 62 62 62 3,8 3,8 3,8 Dari hasil validasi pedoman wawancara kepada kepala sekolah oleh ahli pada tabel 4.3, terhitung rerata skor sebesar 3,8. Dilihat pada tabel 3.18, Rerata validasi pedoman wawancara kepada sekolah termasuk dalam kategori sangat baik karena memiliki nilai lebih dari 2,50. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen pedoman wawancara kepada kepala sekolah dinyatakan valid. Para ahli juga tidak memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara kepala sekolah, sehingga pedoman wawancara kepala sekolah layak digunakan. Peneliti melakukan wawancara kepada Kepala SD N Demangan 1 pada tanggal 12 Oktober 2016. Hasil wawancara dengan Kepala SD N Demangan 1 disajikan pada tabel 4.4. 72 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4. 4 Hasil Wawancara dengan Kepala SD N Demangan. Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah No Item 1,2, 3, dan 4 Hasil Wawancara Dalam bidang akademis SD N Demangan 1 belum mendapat prestasi, tetapi dalam bidang nonakademis banyak memperoleh prestasi seperti kegiatan panca silat. Nilai UN semakin tahun semakin meningkat tetapi dalam pembelajaran IPA masih rendah dibanding nilai Matematika. Ketersediaan media pembelajaran di sekolah 5, 6, 7, 8, dan 9 Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA 10, 11, 12, 13, dan 14 Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaita dengan media pembelajaran 15 dan 16 Media pembelajaran yang sudah tersedia di SD N Demangan 1 antara lain organ tubuh manusia, magnet, dan aliran listrik. Media pembelajaran yang tersedia di SD N Demangan 1 dirawat dengan baik, tetapi belum ada tempat khusus untuk menyimpan media pembelajaran. Sekolah memperoleh media pembelajaran dari dana BOS. Beberapa contoh media pembelajaran yang dibuat oleh guru antara lain kincir angin dan alat pernafasan pada manusia. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran yaitu faktor kemanfaatan untuk siswa, faktor biaya, faktor keamanan, dan kualitas. Pelaksaan pembelajaran IPA selama ini sesuai dengan materi. Pelaksanaan pembelajaran IPA sebagian besar menggunakan media pembelajaran yang ada dilingkungan sekolah. Penggunaan satu media pembelajaran tidak hanya satu siswa, karena jumlah media pembelajaran yang terbatas. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan media pembelajaran respon siswa positif, 95 % siswa memerhatikan, dengan adanya media pembelajaran siswa dapat mencoba dan praktik sendiri sehingga menjadi lebih paham. Tingkat pemahaman siswa setelah menggunakan media pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran IPA yaitu bisa maksimal. Belum pernah ada penelitian di SD N Demangan 1 yang berkaitan dengan media pembelajaran. 2) Guru Peneliti selanjutnya melakukan kegiatan wawancara kepada guru kelas V SD N Demangan 1. Hal tersebut dilakukan untuk mengkaji ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA. Kegiatan wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran 73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI IPA. Wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2016. Pedoman wawancara guru yang telah divalidasi oleh ahli dipaparkan dalam tabel 4.5. Tabel 4. 5 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru Ahli Nomor Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Tot al Rer ata 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 70 3,9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 Rerata 4 4 4 4 4 4 4 4 72 71 4 3,9 5 1 Dari hasil validasi pedoman wawancara kepada guru oleh ahli pada tabel 4.5, terhitung rerata skor sebesar 3,95. Dilihat pada tabel 3.18, rerata validasi pedoman wawancara guru termasuk dalam kategori sangat baik karena memiliki nilai lebih dari 2,50. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen pedoman wawancara kepada guru dinyatakan valid. Para ahli juga tidak memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara kepala sekolah, sehingga pedoman wawancara guru layak digunakan. Setelah pedoman wawancara selesai divalidasi, peneliti melakukan wawancara kepada Guru SD N Demangan 1. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2016. Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan Guru yang disajikan pada tabel 4.6. 74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4. 6 Wawancara dengan Guru Kelas V SD N Demangan Topik Pertanyaan Ketersediaan media pembelajaran di kelas No.Item 1,2, dan 3 Pengggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA 10, 11, dan 12 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelaran IPA 13, 14, 15, dan 16 Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan 17 dan 18 Hasil Wawancara Media pembelajaran yang dimiliki di kelas V hanyalah media yang dibuat oleh guru. Dalam penggunaanya siswa menggunakan dengan melihat secara bersama sama. Media yang pernah dibuat oleh guru adalah alat pernapasan manusia dan kincir angin. Guru pernah menggunakan media pembelajaran kincir angin dan pernapasan manusia, siswa lebih aktif dan tertarik ketika pembelajaran menggunakan media pembelajaran. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri dan materi lebih cepat ditangkap. Guru mengalami kesulitan dalam menyampiakan materi IPA. Materi yang sulit disampaikan adalah tentang tumbuhan dan sistem peredaran darah manusia. Siswa kurang mengetahui bagian bagian tumbuhan dan proses peredaran darah manusia jika tidak dengan media langsung. Dalam pembelajaran IPA terdapat siswa yang aktif dan terdapat siswa yang tidak aktif, karena ada siswa yang menyukai pelajaran IPA dan ada yang tidak menyukai. Siswa mengalami kesulitan pada materi tumbuhan, khususnya tentang akar tumbuhan karena siswa tidak melihat secara langsung dan siswa hanya beranganangan. Dalam ulangan harian sebagian besar siswa mendapat nilai kurang dari 65. 9 siswa mendapat nilai dibawah 65 diantara 15 siswa. Guru mengajak siswa mempelajari tumbuhan yang terdapat di lingkungan sekitar dengan memperlihatkan langsung seperti akar tumbuhan. Guru harus mencabut tumbuhan yang ada di sekolah supaya siswa lebih paham. 3) Siswa Kegiatan wawancara selanjutnya dilakukan kepada siswa kelas V SD N Demangan 1. Wawancara ini dilakukan untuk mengkaji penggunaan media pembelajaran dan kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA. Pedoman wawancara siswa telah divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA, dan ahli Montessori dengan hasil yang dipaparkan dalam tabel 4.7. 75 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4. 7 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Siswa Kelas V Ahli 1 1 4 2 4 Rerata Nomor Item 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 Total Rerata 43 43 43 3,9 3,9 3,9 Dari hasil validasi pedoman wawancara kepada siswa oleh ahli pada tabel 4.7, terhitung rerata skor sebesar 3,9. Dilihat pada tabel 3.18, Rerata validasi pedoman wawancara siswa termasuk dalam kategori sangat baik karena memiliki nilai lebih dari 2,50. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen pedoman wawancara kepada siswa dinyatakan valid. Para ahli juga tidak memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara siswa, sehingga pedoman wawancara siswa layak digunakan. Pedoman wawancara selesai divalidasi, peneliti melakukan wawancara kepada siwa kelas V SD N Demangan 1. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2016. Hasil wawancara siswa disajikan pada tabel 4.8. Tabel 4. 8 Wawancara dengan Siswa Kelas V SD N Demangan Topik Pertanyaan Tanggapan terhadap Pembelajaran IPA yang selama ini terjadi Penggunaan media pembelajaran IPA No. Item 1 dan 2 3, 4, 5, 6, dan 7 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA 8, 9, 10, dan 11 Hasil Wawancara Pembelajaran IPA yang dilaksanakan selama ini biasa saja dan kurang menarik karena guru hanya menjelaskan tanpa ada media. Guru hanya menggunakan media yang bisa dibuat tetapi sangat terbatas karena beberapa faktor. Siswa mengalami kesulitan pada materi pelajaran tumbuhan terutama tentang akar tumbuhan dan peredaran darah manusia, materi sulit karena banyak penjelasan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA untuk materi tumbuhan 76 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI masih terbatas. Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban narasumber yang digambarkan dalam bagan 4.1 berikut. Guru Kepala Sekolah Siswa Kelas V memiliki media pembelajaran pernapasan manusia yang dibuat oleh guru. Media tesebut digunakan secara bersamasama satu kelas, karena jumlahnya terbatas. Untuk materi pertumbuhan tanaman siswa mengalami kesulitan karena siswa tidak melihat secara langsung dan guru hanya menggunakan buku cetak. Sekolah memiliki media pembelajaran Matematika, IPA, dan IPS. Walaupun begitu pemanfaatan media pembelajaran masih terbatas dalam pembelajaran. Karena, media pembelajaran yang terbatas. Dengan menggunakan media pembelajaran, siswa lebih paham dan aktif. Guru tidak menggunakan media pembelajaran dalam materi tumbuhan tentang akar tumbuhan. Karena keterbatasan media dan penjelasan yang banyak. Penggunaan media pembelajaran membuat siswa senang dan lebih paham. SD N Demangan 1 sudah memiliki media pembelajaran. Namun, pada materi akar tumbuhan belum ada media pembelajaran yang berbentuk tiga dimensi. Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Bagan 4. 1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Berdasarkan bagan 4.1 tersebut mengenai triangulasi sumber wawancara yang dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan pada materi akar tumbuhan, karena siswa tidak melihatnya secara langsung dan guru hanya memberikan penjelasan saat pembelajaran. Guru pun mengalami kesulitan dalam menyampaikan meteri akar tumbuhan karena keterbatasan media. Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pelajaran IPA mengenai materi tentang akar tumbuhan. Ketika peneliti melakukan wawancara kepada siswa, siswa mengatakan bahwa materi tersebut sulit karena tidak 77 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengetahui berbedan akar tumbuhan dan terlalu banyak penjelasan. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi, bahwa siswa kesulitan ketika ditunjuk untuk menjawab pertanyaan dari guru. Ketika diberi latihan soal oleh guru, siswa kurang tepat dalam menjawab pertanyaan. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara guru yang menyatakan bahwa 9 siswa mendapat nilai kurang dari 65 ketika ulangan harian. Selain itu terdapat permasalahn lain yang ditemukan oleh penliti ketika observasi yaitu kurangnya media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Peneliti tidak menemukan media pembelajaran di dalam kelas ketika melakukan observasi. Dalam pembelajaran guru tidak mengunakan media pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam pembelajaran IPA. Ketika wawancara guru mengatakan bahwa beliau hanya menggunakan buku cetak sebagai panduan dalam melaksanakan pembelajaran IPA di kelas V. 4.1.1.2 Analisis Kebutuhan a. Analisis Karakteristik Siswa Karakterisitik siswa dianalisis berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA Kelas V SD N Demangan 1. Observasi dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2016. Hasil yang diperoleh dari observasi tersebut adalah dalam pembelajaran guru meggunakan metode ceramah dan tanya-jawab dengan siswa. Guru menggunakan papan tulis untuk menulis materi yang dianggap penting oleh siswa. Banyak siswa yang terlihat kurang tertarik dan kurang bersemangat dalam pembelajaran IPA. Hal tersebut terlihat ketika beberapa siswa 78 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bermain dan berbicara dengan teman kelasnya, meletakan kepala di atas meja ketika guru sedang menjelaskan materi. Pada saat guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa di kelas V merasa takut untuk menjawab soal. Ketika guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan, siswa tidak dapat menjawab dengan tepat. Pada saat latihan soal, siswa banyak yang bertanya kepada teman dan membutuhkan waktu lama untuk menjawab soal. Sedangkan sebagian siswa terlihat asik mengobrol dengan teman lainnya. Uraian mengenai karakteristik siswa tersebut, menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk membuat kuesioner analisis kebutuhan. b. Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori Peneliti menganalisis media pembelajaran berbasis metode Montessori berdasarkan empat ciri media pembelajaran Montessori yaitu menarik, autoeducation, auto-correction, bergradasi. Peneliti menambahkan ciri kontekstual karena peneliti membuat media pembelajaran dari benda-benda di sekitar dan memanfaatkan potensi lokal. Kelima ciri media pembelajaran Montessori tersebut lalu digunakan sebagai acuan dalam pembuatan pertanyaan pada kuesioner analisis kebutuhan. c. Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan Instrumen yang digunakan dalam analisis kebutuhan adalah kuesioner. Kuesioner analisis kebutuhan disusun berdasarkan karakteristik siswa dan lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori. Kuesioner tersebut dikembangkan menjadi 10 pertanyaan untuk kuesioner untuk murid dan 10 pertanyaan untuk kuesioner analisis kebutuhan guru. 79 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sebelum kuesioner analisis kebutuhan digunakan, kuesioner tersebut divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Validasi kuesioner analisis kebutuhan dilakukan dengan tujuan supaya instrumen tersebut layak digunakan. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi konstruk dilakukan oleh para ahli yaitu ahli IPA dan ahli Montessori. Pada validasi tersebut, para ahli memberikan penilai dan komentar, hal tersebut digunakan sebagai bahan perbaikan kuesioner. Kuesioner analisis kebutuhan akan diujikan keterbacaannya untuk, mengetahui tingkat pemahamam siswa terhadap kalimat pertanyaan pada kuesioner. Berikut ini merupakan hasil validasi analisis kebutuhan untuk guru dipaparkan dalam tabel 4.9 Tabel 4. 9 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli Ahli 1 2 1 2 3 3 4 4 3 Nomor Item 4 5 6 7 8 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 Rerata Total Rerata 39 36 3,75 3,9 3,6 3,75 10 4 4 Berdasarkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru oleh ahli pada tabel 4.9 diperoleh hasil rerata skor sebesar 3,85. Dilihat pada tabel 3.18, Rerata validasi analisis kebutuhan untuk guru termasuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen analisis kebutuhan untuk guru dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan. Selain divalidasi Kuesioner analisis kebutuhan guru diuji keterbacaannya ke guru SD lain untuk diuji keterbacaannya. Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru disajikan pada tabel 4.10. 80 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4. 10 Hasil Uji Keterbacan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru Ahli Nomor Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 3 3 4 4 4 3 4 4 4 Total Rerata 3,7 3,7 4 Dari hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru oleh guru lain pada tabel 4.10, terhitung rerata skor sebesar 3,7. Dilihat pada tabel 3.18, rerata uji keterbacaan kuesioner termasuk dalam kategori sangat baik karena memiliki nilai lebih dari 2,50. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen analisis kebutuhan untuk guru dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan. Dari uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru diperoleh komentar terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk guru. Komentar tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan instrumen. Validasi instrumen juga dilakukan oleh para ahli pada kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dituangkan dalam tabel 4.11. Tabel 4. 11 Rekapitulasi Komentar mengenai kuesioner analisis kebutuhan untuk guru oleh guru SD setara No. Item 1 Komentar Guru SD Setara Keputusan Perbaikan Kalau lebih dari 1 bagaimana? 2 3 Sasarannya konsep atau materi Bahan-bahan tidak perlu diulang 4 Sering atau suka? ‘manakah bahan pembuat media pembelajaran yang sering bapak ibu gunakan (tawaran) Bisa di tambahkan menjadi “ Apakah pemberian warna pada media pembelajaran “dapat/mampu” membuat media pembelajaran lebih menarik? Peneliti menambahkan kalimat pertanyaan menjadi “ Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan! (boleh memilih lebih dari satu macam) Peneliti mengubah kata “konsep” menjadi “materi” Peneliti mengubah “bahan-bahan” menjadi “bahan” “Peneliti mengubah sering atau suka” menjadi “suka” 5 Peneliti mengubah kalimat “Apakah pemberian warna pada media pembelajaran dapat membuat media pembelajaran lebih menarik? 81 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 7 8 9 10 Hilangkan kata “untuk” - Peneliti menghilangkan kata “untuk” - Selain validasi instrumen oleh ahli, kuesioner analisis kebutuhan oleh siswa perlu diuji keterbacaannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima orang siswa SD N Puren sebagai SD setara. Tabel 4. 12 Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan oleh siswa SD Setara 2 4 3 3 Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 8 4 3 3 3 4 9 3 10 4 Total Rerata Kategori 1 1 3 34 3,4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 37 3,8 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 38 3,8 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 36 3,6 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 37 3,7 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik 36,5 3,66 Siswa Rerata Sangat Baik Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa secara keseluruhan siswa memberikan penilaian berkisar 3 dan 4. Hasil penilaian dari kelima siswa tersebut menunjukkan bahwa rerata skor uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan oleh siswa sebesar 3,66 sehingga rerata penilaian tersebut termasuk dalam kategori sangat baik karen memiliki nilai lebih dari 2,50. Selain itu, siswa juga tidak memberikan saran secara tertulis pada kolom yang telah disediakan. Berdasarkan 82 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan. d. Data Analisis Kebutuhan Kuesioner analisis kebutuhan diberikan pada guru pada tanggal 3 November 2016. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaaan yang dikembangkan dari lima karakteristik ciri media pembelajaran Montessori. Hasil kuesioner kebutuhan guru ini menjadi gambaran mengenai media pembelajaran yang pernah digunakan dalam pembelajaran dan menjadi pertimbangan dalam mengembangkan media pembelajaran akar tumbuhan. Berikut ini adalah tabel 4.13 rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan untuk guru. Tabel 4. 13 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru Indikator Auto-education Autoeducation Kalimat Pertanyaan Responden Presentase 1. Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? (…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan! ………………… 1 50% (…) Tidak Alasan: ………………… 1 50% 2. 2 100% Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep dalam mata pelajaran IPA? (…) Ya Alasan: ……………………. (…) Tidak Alasan: ……………………… 83 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Konteks -tual 3. Apakah Bapak/Ibu pernah membuat media pembelajaran IPA yang memanfaatkan bahan-bahan dari lingkungan sekitar? (…) Ya Sebutkan dan jelaskan! ……………………… (…) Tidak Alasan: …………………… Konteks -tual 4. Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang Bapak/Ibu suka? (Boleh memilih lebih dari satu) (…) Kayu 1 50 % 1 50% - 2 100% (…) Kertas Menarik Menarik Bergradasi (…) Kain - (…) Plastik (…) Karet - (…) Lainnya, sebutkan……………… 5. Apakah pemberian warna pada media pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik? (…) Ya 2 (…) Tidak - 6. Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! - (…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! 2 100% 2 100% 7. Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? 100% (…) Ya Alasan: …………………… (…) Tidak Alasan: ……………………… Bergradasi 8. - Berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk siswa kelas V? (…) Ringan (<1,5 kg) 2 (…) Sedang (1,5-3kg) - 100% 84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (…) Berat (>3kg) Alasan: ……………………… Autocorrection Autocorrection - 9. Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Bentuk media pembelajaran 2 dimensi. Alasan: ……………… (…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Alasan: …………………… 10. Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………………… (…) Media pembelajaran yang tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………………… - 2 100% 2 100% - Selain memilih jawaban ya atau tidak, guru juga dapat memberi jawaban deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban kuesioner analisis kebutuhan yang dilakukan oleh guru. Tabel 4.14 merupakan deskripsi jawaban yang dipaparkan oleh guru dalam kuesioner analisis kebutuhan guru. Tabel 4. 14 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan No Item 1 2 Pertanyaan Kode (…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan! (…) Tidak Alasan: ………………… Kincir angin dan pernapasan manusia. (…) Ya Alasan: …………………………… …… (…) Tidak Alasan: …………………………… …… Media pembelajaran membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Resp onden 1 2 85 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 4 (…) Ya Sebutkan dan jelaskan! …………………………… …... (…) Tidak Alasan: …………………………… …… (…) Kayu Pernah membuat kincir angin menggunakan botol bekas dan pernapsan manusia dengan menggunakan balon dan sedotan bekas. Waktu yang terbatas, belum ada dana khusus dari sekolah dalam pembuatan media. 1 Kayu mudah didapatkan di lingkungan sekitar. 2 Pemberian warna yang bagus akan lebih menarik untuk siswa 2 Anak lebih menyukai warna cerah, misalnya: hijau, kuning, biru, merah. 2 Media pembelajaran membantu siswa menemukan jawaban yang benar, dengan media pembelajaran siswa dapat melihat benda secara nyata sehingga siswa akan lebih memahami materi pelajaran 1 Siswa akan mudah membawa apabila media pembelajarn tersebut ringan 2 (…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Alasan: …………………………… Dengan menggunakan media 3 dimensi siswa akan lebih tertarik 2 (…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: …………………… Media pembelajaran membuat siswa lebih paham, sehingga membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri 2 1 (…) Kertas (…) Kain (…) Plastik (…) Karet (…) Lainnya, 5 6 7 8 9 10 (…) Ya (…) Tidak (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! …………………………… (…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! …………………………… … (…) Ya Alasan: …………………………… (…) Tidak Alasan: …………………………… … (…) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3kg) (…) Berat (>3kg) (…) Bentuk media pembelajaran 2 dimensi. Alasan: ………………………… 86 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (…) Media pembelajaran yang tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: …………………… Berdasarkan tabel 4.14 yaitu tabel rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan dapat dilihat bahwa 1 dari 2 guru atau 50% pernah menggunakan media pembelajaran IPA. Dalam tabel 4.14 media pembelajaran yang pernah digunakan oleh guru adalah kincir angin dan pernapasan manusia. Seperti pada tabel diatas bahwa 100% guru menyetujui bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami konsep dalam mata pelajaran IPA. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan peneliti pada pembuatan media pembelajaran. Sebanyak 50% guru pernah membuat media pembelajaran memanfaatkan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar yaitu kincir angin dan pernapasan manusia yang terbuat dari botol bekas, sedotan dan balon. Guru lebih menyukai media pembelajaran yang terbuat dari kayu, terlihat bahwa 100 % guru memilih membuat media pembelajaran menggunakan bahan dari kayu. Menurut deskripsi guru pada tabel 4.14 bahan kayu mudah dicari di lingkungan sekitar. Bahan pembuatan media pembalajaran yang dipilih oleh guru dapat menjadi bahan pertimbangan untuk peneliti. Dalam penggunaan media pembelajaran 100% guru mengungkapkan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran. Selain itu, 100% guru berpendapat bahwa dengan pemberian warna dapat menjadikan media pembelajran menarik. 100 % guru memilih warna yang cerah dalam pembuatan media pembelajaran, seperti warna hijau, kuning, 87 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI biru, dan merah. 100 % guru memilih media pembelajaran yang dapat membantu siswa menemukan kesalahannya sendiri. Sebanyak 100% guru memilih media pembelajran 3 dimensi, dan memilih media pembelajaran yang beratnya ringan agar siswa mudah dalam membawa media pembelajaran tersebut. Hasil rekapituliasi kuesioner analisis kebutuhan dan pendapat guru menjadi bahan pertimbangan peneliti dalam membuat media pembelajaran. Kuesioner analisis kebutuhan juga diberikan kepada siswa pada tanggal 4 November 2016. Kuesioner analisis kebutuhan terdiri dari 10 pertanyaan yang dikembangkan dari lima ciri media pembelajaran Montessori. Hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa yang diperoleh menjadi gambaran bagi peneliti terkait dengan penggunaan media pembelajaran selama pembelajaran IPA dan bahan pertimbangan pembuatan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus 3.1 untuk mengetahui presentase dari masing-masing jawaban. Berikut ini akan disajikan hasil rekapitulasi kuesioner analisis kebutuhan siswa pada tabel 4.15. Tabel 4. 15 Rekapitulasi Kuesioner Analisis Kebutuhan siswa 1. 2. 3. Pertanyaan Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? (…) Ya (…) Tidak Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang digunakan! Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk memahami materi IPA? (…) Ya Alasan:……………………………………… (…) Tidak Alasan:……………………………………… Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk belajar IPA? (…) Ya (…) Tidak Responden Presentase 15 100% 15 100% 15 100% 88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu gunakan! ………………………………………………. 4. Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang kamu suka? (Boleh memilih lebih dari satu) (…) Kayu (…) Kertas (…) Kain (…) Plastik (…) Karet (…)Lainnya,sebutkan……………………… 5. Menurut kamu, apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan:………………………… (…) Tidak Alasan:…………………………… 6. Menurut kamu, apakah pemberian warna pada media pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak 7. Warna seperti apa yang kamu suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! ………………………………………… (…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………… 8. Menurut kamu, berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk digunakan? (…) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3 kg) (…) Berat (>3kg) Alasan: ……………………………………………………… 9. Manakah yang lebih baik menurut kamu? (…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan:……………………………………… (…) Saya tidak dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan: ………………………………… 10. Manakah yang lebih baik menurut kamu? (…) Media pembelajaran yang berbentuk datar (2 dimensi). Alasan:.......................................... (…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul (3 dimensi). Alasan:………………………… 12 4 3 2 15 80 % 26,66% 20% 13,3% 100% 15 100% 2 13,3% 13 86,66% 12 3 80% 20% 15 100% 4 26,66% 11 73,33% Selain memilih jawaban ya atau tidak, siswa juga dapat memberi jawaban deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban kuesioner analisis kebutuhan yang dilakukan oleh siswa. 89 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4. 16 Rekapitulasi deskripsi jawaban yang dipaparkan oleh siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan siswa. No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pilihan Jawaban (…) Tidak (…) Ya Membuat paham Lebih paham Menjadi paham (…)Tidak (…) Kayu (…) Kertas (…) Kain (…) Plastik (…) Karet (…)Lainnya (…) Ya (…) Ya (...) Warna Sebutkan warnanya! (…) Warna Sebutkan warnanya! Kode Responden 15 9 4 2 15 12 4 3 2 Membantu mengetahui dengan media pembelajaran Menjadi lebih jelas dengan media pembelajaran Tahu jawaban yang benar Melihat langsung 2 4 gelap contoh Hitam Coklat 3 5 15 2 2 cerah contoh Hijau Kuning Biru Merah Karena lebih mudah membawa Suka ringan Tidak berat/ringan Supaya tidak berat dan tidak ringan 4 4 5 6 5 3 3 3,3 (…) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3 kg) (…) Berat (>3kg) (…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. (…) Media pembelajaran yang berbentuk datar (2 dimensi). (…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul (3 dimensi). 15 4 11 Berdasarkan tabel 4.16 dapat terlihat bahwa sebanyak 15 siswa atau 100% menjawab tidak pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran 90 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI IPA. 100 % siswa juga menyetujui apabila penggunakan media pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran. Selain itu, Mayoritas siswa yaitu 86,66% menyatakan bahwa menginginkan media pembelajaran dengan warna- warna yang cerah, serta 13,33% menyatakan bahwa menginginkan media pembelajaran dengan warna- warna yang gelap seperti hitam atau coklat dapat dilihat pada tabel 4.16. Sebagian besar siswa menyatakan menyukai media yang berdimensi 3 atau 3D yaitu 73,33%, serta 26,6% siswa menyukai media pembelajarn datar atau 2D. Selain itu 100% siswa menyutujui apabila ketika menggunakan media pembelajaran dapat mengetahui kesalahan Hasil analisis kebutuhan siswa dan guru memberi gambaran untuk peneliti mengenai penggunaan media pembelajaran. Hasil kuesioner analisis kebutuhan tersebut mendorong peneliti untuk melakukan desain media sesuai dengan kebutuhan siswa supaya dapat membuat siswa menajdi lebih jelas serta lebih tertarik dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data, peneliti melakukan analisis dari data kualitatif yang diperoleh menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi tersebut dilakukan untuk memeriksa kesesuaian dan kesamaan pada masing-masing teknik pengumpulan data. Berikut akan dipaparkan triangulasi data dari ketiga teknik pengumpulan data yang digunakan. 91 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Wawancara Sekolah memiliki beberapa media pembelajaran tetapi masih terbatas, penggunaan media pembelajaran sangat terbatas, bahkan guru di kelas tidak mempergunakan media pembelajaran. Materi tentang akar tumbuhan dianggap sulit. Observasi Ketika pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran, antusias siswa dalam pembelajaran rendah. Ketika guru memberi latihan soal tentang akar tumbuhan siswa kesulitan dalam menjawab. Kuesioner Hasil analisis kebutuhan guru tiidak pernah menggunakan media pembelajaran. Guru dan siswa memberi penilaian yang baik terhadap media pembelajaran dan akan menjadi bahan pertimbangan pembuatan media pembelajaran oleh peneliti Materi yang menjadi kesulitan siswa kelas V SD N Demangan 1 adalah materi akar tumbuhan. Ketersedian dan penggunaan media masih sangat terbatas. Peneliti mengembangakan media pembelajaran berbasis metode Montessori berdasarkan kebutuhan guru dan siswa. Bagan 4. 2 Bagan Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan bagan triangulasi teknik pegumpulan data pada bagan 4.2 ada tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan kuesioner. Menurut hasil wawancara dan observasi sekolah memiliki media pembelajaran tetapi masih terbatas serta penggunaanya kurang maksimal. Guru mengalami kesulitan dalam penyampaian materi tentang akar tumbuhan, selain itu siswa juga mengalami kesulitan materi pada akar tumbuhan. Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran. Data yang diperoleh dari kuesioner analisis kebutuhan menunjukkan bahwa siswa menginginkan adanya penggunaan media pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA. Guru juga mengalami kesulitan dalam penyampaian materi pelajaran IPA yaitu akar tumbuhan. 92 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan triangulasi teknik pengumpulan data, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran IPA ketersedian media pembelajaran masih terbatas, serta tidak ditemukan penggunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran IPA. Selain itu, siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA pada materi akar tumbuhan. Guru juga mengalami kesulitan penyampaian materi akar tumbuhan dalam mata pelajaran IPA. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis Montessori dalam membantu guru dan siswa mengatasi kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan media pembelajaran mempertimbangkan hasil data triangulasi teknik. Dengan demikian, peneliti dapat melanjutkan pada tahap kedua. 4.1.2 Penyususnan Rencana Tahap kedua dalam penelitian ini adalah penyusunan rencana. Dalam tahap ini, peneliti merancang desain media pembelajaran dan menyusun instrumen yang dibutuhkan. 4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran Pengembangan desain pada penelitian ini mengembangkan media pembelajaran akar tumbuhan. Media pembelajaran akar tumbuhan terdiri dari empat komponen. Komponen tersebut adalah replika akar tumbuhan, bagianbagian akar tumbuhan, kartu soal dan tempat kartu. Produk yang dikembangkan dan dihasilkan dari hasil penelitian ini adalah media pembelajaran berupa replika dari akar tumbuhan, serta kartu bagian tumbuhan dan macam-macam tumbuhan beserta album cara penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran ini berfungsi untuk membantu siswa memahami akar tumbuhan khususnya bagian-bagian akar. Produk media 93 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian terdiri dari replika akar tumbuhan dan bagaian akar. Komponen yang pertaman adalah replika akar tumbuhan yang terdiri dari akar serabut dan akar tunggang. Komponen yang kedua adalah replika bagian akar tumbuhan yang terdiri dari bagaian-bagian dengan dibedakan menggunakan warna supaya menarik dan. Komponen yang ketiga adalah media pembelajaran berupa kartu yang yang berisi macam-macam tumbuhan serta bagian-bagian akar digunakan sebagai media siswa untuk belajar. Terdapat 4 macam kartu, kartu pertama adalah kartu yang bergambar macam-macam tumbuhan, kartu kedua berisi tulisan bagian akar tumbuhan, kartu yang ketiga dan keempat berupa auto correction yakni berisi gambar bagian akar dan macam-macam tumbuhan yang sudah dibedakan. Komponen yang keempat yakni kotak untuk menaruh replika akar tumbuhan yang dan kotak kartu . 4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran Album media pembelajaran merupakan sebuah buku panduan tentang bagaimana cara menggunakan media pembelajaran akar tumbuhan. Album berisi langkah-langkah dalam menggunakan media pembelajaran ini. Pada setiap langkah pembelajaran terdapat gambar yang dapat memudah kan pengguna media pembelajaran. Materi yang diuraikan dalam album penggunaan media pembelajaran ini adalah mengenai bagian-bagian akar dan macam-macam akar tumbuhan. 4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk Dalam mempersiapkan pelaksanaan pengujian media pembelajaran, dibutuhkan suatu instrumen. Instrumen tersebut adalah tes sebagai uji coba 94 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lapangan terbatas dan kuesioner validasi produk. Berikut ini merupakan penjelasan instrumen tes dan validasi produk. a. Tes Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan uji coba terbatas terkait dengan media pembelajaran akar tumbuhan berbasis Montessori. Instrumen tes yang dibuat oleh peneliti didesain berdasarkan kisi-kisi pada tabel 3.8. Sebelum diujikan secara empiris, peneliti melakukan uji validitas untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen sebelum digunakan dalam penelitian. Instrumen tes yang valid dalam pengumpulan data diharapkan data hasil penelitian yang didapatkan pun valid (Sugiyono, 2015:173). Instrumen tes yang dibuat diuji validitasnya oleh ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah guru SD penelitian dan guru SD setara. Uji validitas yang dilakukan adalah uji vaiditas isi dan uji validitas konstruk. Hasil uji validitas isi oleh ahli disajikan pada tabel 4.17. Tabel 4. 17 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli Ahli 1 2 1 4 3 2 4 4 Skor Item Pernyataan 3 4 5 6 3 4 4 4 4 4 4 4 Rerata 7 4 4 Total 27 27 54 Rerata 3.85 3,85 3,85 Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Berdasarkan hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.17, didapatakan rerata skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Selain validasi isi, ahli juga melakukan validitas konstruk. Validitas konstruk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konstruksi soal yang telah dibuat oleh 95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti terkait dengan kesesuaian materi, bahasa dan penulisan soal. Berikut ini merupakan validasi konstruk oleh ahli yang terisi pada tabel 4.18. Tabel 4. 18 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes Ahli Guru 1 Guru 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 Rerata No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total Rerata Kategori 8 8 6 7 8 6 8 8 7 8 8 7 8 8 7 7,46 4 4 3 3,5 4 3 4 4 3,5 4 4 3,5 4 4 3,5 3.5 Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Berdasarkan hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.18, hasil skor yang didapatkan adalah 3,5. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.18 soal yang termasuk dalam kategori baik yaitu soal nomor 3, sedangkan sisanya termasuk dalam kategori sangat baik. Rerata yang diperoleh memiliki nilai lebih dari 2,50. Maka dari itu, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Setelah peneliti melakukan validasi instrumen tes, selanjutnya instrumen tersebut diujikan secara empiris dilakukan kepada 30 siswa SD N Puren. Pemilihan SD N Puren dikarenakan letak SD yang berdekatan dengan SD N Demangan 1. Maka dari itu dapat diasumsikan bahwa karakteristik siswa dari kedua SD tersebut masih sama. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 5 November 2016. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.8 yang dikembangkan oleh 96 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menjadi 15 soal. Setiap siswa mengerjakan 15 soal isisan materi akar tumbuhan yang dikembangkan dari kisi-kisi instrumen tes. Uji empiris dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes sebelum digunakan untuk soal pretest dan posttest. Perhitungan validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistics Package for Social Studies) 17. Dalam perhitungan tersebut, item yang valid memiliki harga sig. lebih dari 0,05 (Widoyoko, 2009: 137). Tabel 4.19 merupakan hasil perhitungan validitas dengan SPSS. Tabel 4. 19 Hasil Validitas Instrumen tes dengan Analisis Statistik Nomor Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 r -hitung 0,089 0,434 0,506 0,682 0,725 0,526 0,616 0,361 0,263 0,279 0,637 0,554 0,605 0,433 0,424 r- tabel 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 Keputusan Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Berdasarkan tabel 4.19 d iatas diperoleh 12 soal valid dan 3 soal tidak valid. Nilai r tabel product moment untuk N = 31 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,355. Karena r hitung lebih besar dari r tabel , maka dapat disimpulkan bahwa instrument tes di atas adalah valid (Widoyoko, 2009: 156). Kedua belas soal yang telah valid kemudian akan diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas instrumen juga menggunakan program SPSS 17. Berikut ini merupakan hasil perhitungan nilai koefisien Alpha dengan SPSS 17 yang disajikan pada tabel 4.20 97 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4. 20 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan Analisis Statistik Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .786 12 Berdasarkan tabel 4.20, diperoleh bahwa hasil perhitungan koefisien Alpha sebesar 0,786. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Widoyoko, 2014: 165). Dengan demikian, instrumen tes tersebut dikatakan reliabel dan layak digunakan. Instrumen tes yang telah valid dan reliable tersebut digunakan sebagai pretest dan posttest. Peneliti mengambil 10 soal yang digunakan sebagai prestest dan posttest. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen pretest dan posttest yang disajikan pada tabel 4.21 Tabel 4. 21 Kisi-kisi pretest dan posttest No 1 2 Indikator Menyebutkan nama struktur akar dan jenis akar tumbuhan. Menjelaskan stuktur akar dan jenis akar tumbuhan. Nomor Aitem 3,4,5,6,7,8,14,15 2,11,12,13 Setelah instrument tes divalidasi oleh para ahli, instrumen tes perlu diuji keterbacaannya sebelum digunakan pada saat uji coba terbatas. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pertanyaan pada soal. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima orang siswa SD N Puren sebagai SD setar. Hasil uji keterbacaan disajikan pada tabel 4.22 Tabel 4. 22 Hasil Uji Keterbacaan tes oleh siswa SD setara Siswa 1 2 3 4 5 1 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 No. Item 4 5 6 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 Rerata 7 4 3 4 4 2 8 3 3 4 3 3 9 4 3 3 4 4 10 3 4 4 4 4 Total Rerata 35 34 39 37 32 35,4 3,5 3,4 3,9 3,7 3,2 3,54 98 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuisioner oleh siswa SD setara pada tabel 4.21, diperoleh rerata skor sebesar 3,54. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.18, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian instrumen tes layak untuk digunakan tanpa perbaikan. b. Kuesioner Validasi Produk Teknik pengumpulan data yang selanjutnya digunakan oleh peneliti yaitu kuesioner. Kuesioner digunakan oleh peneliti untuk menilai kelayakan produk media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori oleh ahli, guru, dan siswa. Instrumen kuesioner validasi produk dibuat untuk ahli atau guru dan siswa. Kuesioner validasi produk untuk ahli atau guru didesain berdasarkan berdasarkan kelima karakteristik media pembelajaran berbasis metode Montessori. Sebelum digunakan, kuesioner validasi produk diuji validitasnya terlebih dahulu oleh ahli. Validasi dilakukan bertujuan supaya instrumen tersebut layak untuk digunakan. Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.23 Tabel 4. 23 Hasil Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli Skor Item Pernyataan Ahli Total Rerata 1 1 4 2 4 3 4 4 4 5 4 6 4 7 4 8 4 9 4 10 4 40 4,0 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 40 4,0 Rerata Kategori Sangat Baik Sangat Baik Hasil validasi di atas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli bahasa sebesar 4. Apabila dibandingakan dengan tabel 3.18 rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Sehingga kuesioner validasi produk untuk ahli atau guru layak untuk digunakan tanpa perbaikan. 99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selain validasi pada kuesioner validasi produk oleh guru atau ahli, validasi instrumen juga dilakukan oleh ahli pada kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa yang dipaparkan pada tabel 4.24 Tabel 4. 24 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan Mengenai Produk oleh Siswa Skor Item Pernyataan Ahli Total Rerata 1 1 4 2 4 3 3 4 4 5 4 6 3 7 4 8 4 9 4 10 4 38 3,8 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 38 3,8 38 3,8 Rerata Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Hasil validasi diatas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli bahasa sebesar 3,8, Apabila dibandingakan dengan tabel 3.18 rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Sehingga kuesioner validasi produk untuk siswa layak untuk digunakan tanpa perbaikan. Selain instrumen oleh ahli, kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa perlu diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pernyataan yang diberikan pada kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan pada lima orang siswa SD N Puren sebagai SD Setara. Hasil uji keterbacaan disajikan pada tabel 4.25 Tabel 4. 25 Hasil Uji Keterbacaan oleh siswa SD setara Skor Item Pernyataan Siswa 1 2 3 4 5 1 4 4 3 3 3 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 Rerata 6 4 2 3 4 4 7 3 4 3 2 2 8 3 3 4 4 4 Total 9 4 4 3 4 4 10 4 4 4 4 3 37 34 36 34 36 35,4 Rerata 3,7 3,4 3,6 3,4 3,6 3,54 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner siswa SD setara pada tabel 4.24 diperoleh rerata skor sbesar 3,54. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.18 rerata tersebut termasuk kategori sangat baik. Dengan demikian instrumen dinyatakan layak digunakan tanpa perbaikan. Dalam tahap ini peneliti telah mendapatkan desain media pembelajaran dan desain album media pembelajaran. Selain itu, peneliti juga telah membuat instrumen kuesioner untuk validasi produk dan tes yang digunakan dalam uji coba lapangan terbatas. Oleh karena itu, peneliti dapat melanjutkan pada tahap selanjutnya. 4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk Dalam tahap ini peneliti membuat media pembelajaran dan desain media berdasarkan desain yang telah dirancang. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan bahan dan membuat media pembelajaran. 4.1.3.1 Pengumpulan Bahan Berdasarkan analisis kebutuhan sebagian besar memilih bahan dari kayu dan beberapa adalah kertas, plastik, dan karet. Dengan beberapa pertimbangan dan hasil analisis kebutuhan yang diperoleh peneliti memilih kayu, kertas dan plastik. Bahan tersebut digunakan untuk membuat replika akar tumbuhan dan bagianbagian akar, kartu macam-macam tumbuhan dan nama bagian akar, serta kotak sebagai tempat penyimpanan replika dan kartu. Jenis kayu yang dipilih adalah kayu damar karena memiliki warna yang cerah, anti rayap dan ringan. Peneliti menggunakan kertas sebagai pembuatan kartu macam-macam tumbuhan dan bagian akar. Kartu-kartu tersebut kemudian dilaminating supaya tidak mudah rusak. Peneliti membuat desain kemudian mencari seseorang tukang 101 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kayu yang mampu membantu membuat media pembelajaran ini. Tukang kayu yang sanggup mengerjakannya serta hasilnya sesuai dengan desain yang diberikan oleh peneliti. 4.1.3.2 Pembuatan media pembelajaran Dalam pembuatan media pembelajaran, peneliti bekerjasama dengan pengrajin kayu yang sudah ahli dalam pembuatan media pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan temt pembutan media memiliki peralatan yang lengkap sehingga dapat mendukung pembuatan media pembelajaran yang baik. Tempat pembuatan media berada di daerah Jl. Bantul Gedongkiwo, Yogyakarta. Pembuatan media dilakukan selama dua bulan. Peneliti memberikan desain kasar berupa ukuran dan model media kepada tukang kayu, kemudian tukang kayu membuat media sesuai dengan desain yang telah dibuat oleh peneliti. Produk media yang dikembangkan dalam penelitian terdiri dari replika akar, reliplika struktur akar, dan koak penyimpanan media pembelajaran. Gambar 4. 1 Replika Akar Tumbuhan Akar tumbuhan ini menggunakan akar asli yang diawetkan dengan bentuk yang berbeda. Akar Serabut menggunakan akar pohon bambu sedangkan akar 102 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tunggang menggunakan akar pohon Jambu biji. Akar serabut yang berukuran 15 cm x 30 cm dan akar tunggang yang berukuran 10 cm x 30 cm. Akar ini kemudian diberi warna yang sama seperti akar asli dan disemprot cairan mengkilat supaya awet dan menarik. Gambar 4. 2 Replika Struktur Akar Tumbuhan Struktur akar tumbuhan ini dibuat dengan menggunakan kayu yang berkualitas baik dan mempertimbangkan beratnya, kayu yang digunakan adalah kayu damar. Struktur akar tumbuhan berbentuk seperti roket. Bagian tengah dari struktur akar ini dapat dilepas dan yang menarik dalam struktur tumbuhan ini ada dua yaitu rambut akar yang dibentuk dengan menggunakan ijuk dan setiap bagian diberi warna yang berbeda dan berukuran 25 cm x 50 cm. Gambar 4. 3 Kartu Soal 103 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kartu soal dibuat menjadi dua macam yaitu kartu struktur akar dan jenis akar tumbuhan. Kartu soal ini merupakan pengendali kesalahan dalam media pembelajaran. Karena itu kartu soal ini dibuat berpasangan dengan kartu jawaban. Kartu struktur akar dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 230. Komponen media pembelajaran selanjutnya kotak tempat menyimpan kartu soal. Kotak kartu terbuat dari kayu yang dibagi menjadi tiga bagian yang sama besarnya, tidak lupa diberi warna coklat dan disemprot cairan mengkilat supaya awet. Kotak media juga dibuat dengan menggunakan bahan kayu yang berukuran 30 cm x 55 cm. Kedua kotak penyimpanan memiliki tutup untuk melindung media supaya tidak rusak. Gambar 4. 4 Kotak penyimpanan Kartu Soal Gambar 4. 5 Kotak penyimpinan Media 4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran Hal yang dilakukan pertama kali dalam pembuatan album media pembelajaran yaitu peneliti membuat rumusan langlah-langkah kegiatan pembelajaran akar tumbuhan. Kemudian peneliti mengambil gambar dari setiap langkah pembelajaran yang dilakukan. Peneliti menggunakan bantuan program 104 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI komputer Microsoft Word 2010 dalam membuat isi dan sampul media pembelajaran. Setelah pembuatan album selasai menggunakan Microsoft Word 2010, peneliti mencetak album media pembelajaran akar tumbuhan tersebut. Dalam tahap ini, pembuatan media pembelajaran dan album media pembelajaran telah selesai. Media pembelajaran dan album yang telah dibuat harus divalidasi terlebih dahulu. Validasi produk ini menggunakan kuesioner yang telah disusun pada tahap sebelumnya. 4.1.4 Validasai Produk Validasi produk dilakukan untuk menilai produk berupa media pembelajaran dan album media pembelajaran yang telah dibuat. Validasi produk menggunakan kuesioner yang telah disusun pada tahap kedua. 4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran Validasi media pembelajaran akar tumbuhan dilakukan oleh ahli. Ahli tersebut adalah ahli pembelajaran IPA, dan ahli Montessori. Berikut tabel 4.26 merupakan hasil validasi produk media pembelajaran Tabel 4. 26 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran Ahli 1 2 1 4 4 2 4 4 3 4 4 No.Item 4 5 6 4 4 4 4 4 4 Rerata 7 4 4 8 4 4 9 4 4 10 4 4 Total Rerata 40 40 40 4 4 4 Berdasarkan hasil produk diatas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli bahasa sebesar 4. Apabila dibandingakan dengan tabel 3.18 rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Sehingga produk media pembelajaran untuk siswa layak untuk digunakan tanpa perbaikan. 105 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran Selain validasi produk media pembelajaran, validasi juga dilakukan pada produk album media pembelajaran. Validasi album media pembelajaran dilakukan oleh ahli yaitu ahli Montessori dan ahli IPA. Tabel 4. 27 Validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh Ahli Skor Item Pernyataan Ahli 1 2 1 4 4 2 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 4 Rerata 6 3 4 7 4 3 8 4 4 Total 9 10 4 4 4 4 38 38 38 Rerata 3,8 3,8 3,8 Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Berdasarkan hasil validasi produk album penggunaan oleh ahli yang disajikan pada tabel 4.27, terhitung rerata skor sebesar 3,8. Apabila dilihat dari tabel 3.18, rerata uji validasi kuesioner tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Pada tahap ini, media pembelajaran dan album media pembelajaran telah divalidasi dengan kategori penilaian sangat baik. Dengan demikian, media pembelajaran siap untuk diujikan secara terbatas. 4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas Uji coba lapangan terbatas dilakukan pada siswa kelas V SD N Demangan 1 pada tanggal 7-10 Desember 2016 pada pukul 7.00-11.00 WIB kegiatan uji coba lapangan terbatas ini dilakukan pada 31 siswa. Pertemuan yang dilakukan sebanyak tiga kali memungkinkan bagi siswa untuk mencoba media pembelajaran tersebut dari materi IPA struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan. Selain itu, peneliti melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Peneliti 106 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI juga melakukan posttest pada akhir pertemuan bimbingan belajar untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menggunakan media pembelajaran. 4.1.5.1 Data dan Analisis Tes Peneliti telah melakukan uji coba lapangan terbatas dengan serangkaian kegiatan pendampingan dengan media pembelajaran akar tumbuhan berbasis Montessori. Sebelum produk media pembelajaran digunakan oleh siswa, peneliti melakukan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal tentang materi. Peneliti juga melakukan posttest, setelah melaksanakan uji coba lapangan terbatas dengan melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran Montessori. Selain itu, instrumen soal yang digunakan telah diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian. Berikut merupakan hasil pretest dan posttest siswa dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pretest dan posttest didapatkan nilai yang dipaparkan dalam tabel 4.28. Tabel 4. 28 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Postest No 1 2 3 4 5 Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Rerata Pre test 55 60 75 55 60 61 Nilai Post Test 75 80 100 80 90 85 Persentase Selisih 27% 25% 25% 31% 33% 28% 20 20 25 25 30 24 Tabel 4.28 rekapitulasi nilai siswa menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil dari pelaksanaan pretest dan posttest. Siswa 1 medapatkan nilai 55 pada pretest sedangkan pada posttest mendapatkan nilai 75. Siswa 2 sebelumnya ketika pretest mendapatkan nilai 60 sedangakan posttest mendapatkan nilai 80. Siswa 3 pretest memperoleh nilai 75 dan posttest 100. Siswa 4 pretest memperoleh nilai 107 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 dan posttest 80. Siswa 55 pretest memperoleh nilai 60 dan posttest 90. Rerata kenaikan nilai sebesar sebesar 24 dalam penggunaan media pembelajaran. Berdasarkan hasil pretest dan posttest, masing-masing siswa menunjukkan perbedaan nilai pada saat pretest dan posttest. Perbedaan nilai masing-masing siswa dari hasil pretest dan posttest disajikan pada grafik 4.1 100 90 90 80 80 100 80 75 70 60 NILAI 60 55 60 75 55 50 40 30 20 10 0 Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 KODE SISWA Nilai Pretest dan Posttest Siswa Grafik 4. 1 Perbedaan nilai Pretest dan Posttest Pada masing-masing Siswa Grafik 4.1 menunjukkan perbedaan nilai posttest dan pretest dari masingmasing siswa. Grafik tersebut memberikan gambaran bahwa setiap siswa mendapatkan nilai yang berbeda pada saat pretest dan posttest. Pada pretest ratarata nilai siswa adalah 61, sedangkan pada posttest rata rata adalah 85. Dari hasil tersebut terdapat kenaikan rata rata sebesar 24. Berikut ini merupakan grafik berbandingan antara hasil pretest dan posttest . 108 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 90 80 70 61 Nilai 60 50 40 30 20 10 0 Pretest Posttest Grafik 4. 2 Perbedaan nilai Pretest dan Posttest 4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran Tanggapan mengenai produk media pembelajaran setelah uji coba terbatas dilakukan oleh lima siswa kelas V dan guru kelas V SD N Demangan 1. Kuesioner mengenai tanggapan produk oleh guru sama dengan validsi produk oleh ahli. Pengisian kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran ini dilakukan setalah pelaksanaan pembelajaran menggunakan media pembelajarn struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan, yakni pada tanggal 10 Desember 2016. Berikut ini merupakan tanggapan guru mengenai media pembelajaran struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan pada tabel 4.29. Tabel 4. 29 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Guru Responden 1 1 4 2 4 3 3 4 3 5 4 No. Item 6 7 4 3 8 4 9 4 10 4 11 4 Total Rerata 41 3,72 Berdasarkan tanggapan mengenai produk oleh guru pada tabel 4.29 didapatkan rerata skor sebesar 3,72. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.18 109 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Selain diberikan kepada guru, kuesioner tanggapan mengenai media pembejaran juga diberikan kepada siswa. Berikut tabel 4.30 merupakan hasil tanggapan produk media pembelajaran oleh siswa. Tabel 4. 30 Hasil Tanggapan Produk Media Pembelajaran oleh Siswa Nama Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 Skor Item Pernyataan 4 5 6 7 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Rerata 8 3 4 3 3 4 9 4 4 4 4 4 10 4 4 4 4 4 Total Rerata Kategori 38 40 39 39 40 39,2 3.8 4,0 3,9 3,9 4,0 3,92 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Berdasarkan tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.30 didapatkan rerata skor sebesar 3,92. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.18 rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik dana layak untuk digunakan. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori Pengembangan media pembelajaran berdasarkan hasil dari identifikasi masalah, berupa wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil identifikasi masalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA di Sekolah Dasar masih terbatas sebagai pendukung pembelajaran. Selain itu, siswa juga mengalami kesulitan dalam mengingat atau memahami materi IPA. Salah satu materi pembelajaran IPA yang dianggap sulit oleh siswa yaitu materi akar tumbuhan. Trianto (2012: 11-12) mengemukakan bahwa IPA bukan sematamata menghafalkan materi ataupun menimbun informasi, akan tetapi lebih 110 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kepada memahami informasi yang diperoleh dan menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari. Piaget mengemukakan bahwa anak usia SD berada pada tahap intuitif dan tahap berpikir konkret harus bekerja dengan benda-benda konkret dulu sebelum mereka dapat menangkap dan memahami hal-hal yang bersifat abstrak (Iskandar, 2001: 30). Berdasarkan hasil kuesioner analisis kebutuhan guru, 100% guru setuju bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami konsep IPA. Sebanyak 100 % siswa berdasarkan hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa juga setuju bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Hasil tersebut dijadikan pertimbangan oleh peneliti untuk mengembangkan media. Peneliti mengembangkan media pembelajaran replika akar tumbuhan. Replika akar tumbuhan ini digunakan sebagai media siswa dalam mengenal bagian struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan. Replika ini berbentuk seperti roket dan akar tumbuhan asli, supaya siswa secara langsung dapat memegang dan mengamati setiap bagiannya. Terdapat 5 warna utama pada replika struktur akar tumbuhan, yaitu warna hitam untuk epidermis, warna kuning untuk korteks, warna biru untuk floem, warna orange untuk xilem, dan warna abuabu untuk ujung akar. Sedangkan pada replika akar tumbuhan, peneliti menggunakan warna coklat seperti akar pada umumnya. Pengembangan kedua dilakukan pada kartu materi. Kartu materi terdiri dari dua macam kartu, yaitu kartu struktur akar dan kartu jenis akar. Pada setiap kartu mempunyai warnanya sendiri, warna tersebut untuk membantu siswa dalam menyusun dan menemukan kartu materi. Pengembangan ketiga yaitu kotak penyimpanan kartu materi. Kotak 111 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penyimpanan kartu materi terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian untuk kartu struktur akar, kartu jenis akar, dan kartu pengendali kesalahan. Kotak penyimpanan kartu materi berwarna coklat disesuaikan dengan warna alami pada bahan dasar kayu. Pengembangan keempat dilakukan pada kotak penyimpanan replika struktur akar dan jenis-jenis akar. Kotak penyimpanan replika berfungsi sebagai tempat meletakkan media supaya media terhindar dari benturan benda-benda yang keras dan supaya lebih tahan lama. Kotak penyimpanan ini berwarna coklat disesuaikan dengan warna alami pada bahan dasar pembuatan kotak penyimpanan yaitu kayu. Tahap yang ketiga yaitu pengembangan bentuk awal produk. Media pembelajaran berbasis metode Montessori mempunyai empat ciri khusus yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-education (Montessori, 2002: 171175). Media pembelajaran akar tumbuhan dikembangakan berdasarkan lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, autocorection, auto-education dan kontektual. Ciri kontekstual ditambahkan karena Montessori meyakini bahwa belajar hendaknya juga disesuaikan dengan konteks atau memanfaatkan benda yang ada di lingkungan sekitar anak (Lillard, 2005: 32). Lima ciri media pembelajaran tersebut bisa dilihat melalui pengamatan langsung bentuk media pembelajaran, maupun pengamatan terkait penggunaan media pembelajaran melalui uji coba lapangan terbatas. Ciri menarik dapat dilihat dari pewarnaan media pembelajaran baik replika maupun kartu materi. Selain itu ciri menarik juga dapat dilihat dari bentuk media pembelajaran yang unik. Ciri auto-correction ditunjukkan dengan adanya kartu materi pada media 112 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran akar tumbuhan. Kartu materi ini terdiri dari dua pasang kartu, kartu ini digunakan untuk memeriksa kebenaran dari jawaban siswa ketika menyusun kartu. Ciri auto-education ditunjukkan dengan adanya kartu materi yang disesuaikan dengan warna pada setiap bagian. Kartu warna dengan warna yang disesuaikan dengan warna bagian stuktur akar memungkinkan siswa untuk mengetahui nama bagiannya secara mandiri. Selama uji coba lapangan terbatas, media pembelajaran akar tumbuhan dapat dilakukan secara berkelompok. Ciri bergradasi dapat dilihat dari perbedaan warna untuk setiap bagianbagian replika struktur akar. Mulai dari hitam, kuning, biru, orange dan abu-abu. Ciri bergradasi juga dapat dilihat dari bentuk 3 dimensi replika akar tumbuhan. Selain itu, ciri bergradasi dapat dilihat juga dari tingkatan usia, karena media pembelajaran akar tumbuhan dapat digunakan untuk siswa kelas IV,V, dan VI SD. Ciri kontekstual dapat dilihat dari bahan pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran akar tumbuhan terbuat dari bahan dasar kayu dan kertas. Bahan-bahan tersebut terdapat di lingkungan sekitar, sehingga mudah untuk dijumpai. Media pembelajaran ini dibuat secara mandiri. Akan tetapi, peneliti juga bekerja sama dengan tukang kayu dalam membuat replika, kotak penyimpanan kartu materi, dan kotak penyimpanan replika. 4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Yang Dikembangakan dengan Berbasis Metode Montessori Kualitas media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori dilihat melalui validasi produk oleh para ahli, guru, dan lima siswa kelas V SD. Rerata skor yang diperoleh melalui validasi produk oleh para ahli, guru, dan lima 113 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI siswa kelas adalah 3,8. Rerata skor lebih besar dari 2,50 sehingga termasuk dalam kategori sangat baik ( Widoyoko, 2014: 144). Diketahui bahwa kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang terdapat pada media pembelajaran akar tumbuhan termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa media pembelajaran akar tumbuhan memiliki ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori dengan kualitas yang sangat baik. Sesuai dengan tahapan operasional konkret usia anak SD 7-11 tahun sudah dapat memandang dunia secara objektif, mulai berpikir secara operasional, mempergunakan cara berpikir secara logika atau aturan logis mengenai peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda kedalam bentuk benda (Jean Piaget dalam Suparno, 2001: 69). Media pembelajaran akar tumbuhan diujikan secara terbatas. Soal tes digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kualitas pembelajaran. Peneliti melakukan pretest dan posttest untuk mengetahui prestasi siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran pada uji coba terbatas (Arikunto, 2010: 193). Sesudah melakukan pretes kepada siswa, peneliti memberikan materi kepada siswa dan memperkenalkan media pembelajaran akar tumbuhan. Peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok supaya siswa lebih fokus untuk memperhatikan dan materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Setelah itu peneliti melakukan posttest untuk mengetahui tingkat pemahamn siswa setelah menggunakan media pembelajaran. Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya selisih nilai yang diperoleh siswa. Hasil posttest dari sepuluh siswa lebih baik daripada hasil pretest. Hasil pretest adalah sebesar 61, sedangkan rerata posttest adalah 85. Rata-rata selisih pretest dan posttest tersebut adalah sebesar 24 114 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI atau dapat dikatakan selisih kenaikannya 28%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam memahami materi akar tumbuhan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai posttest yang diperoleh siswa setelah menggunakan media akar tumbuhan. 115 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori untuk kelas V SD dikembangkan dengan menggunakan 5 prosedur yaitu potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Peneliti kemudian mengembangkan dan membuat produk berdasarkan karakteristik 5 media pembelajaran pada tahap pengembangan desain yaitu menarik, bergradasi, auto-education ,autocorretion, dan kontekstual. 5.1.2 Kualitas media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori untuk kelas V SD sangat baik, dilihat dari perolehan skor validasi oleh para ahli dan tanggapan menurut guru dan siswa. Rerata skor yang diperoleh dalam validasi produk oleh para ahli adalah 4. Rerata skor dari tanggapan produk oleh guru adalah 3.72 dan tanggapan produk oleh siswa adalah 3,92. Dari hasil uji coba lapangan terbatas, nilai posttest lebih unggul daripada nilai pretest. Selisih antara rerata nilai posttest dan pretest adalah 24. Dengan demikian, dapat disimpulkan media pembelajaran akar tumbuhan berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam memahami materi akar tumbuhan. 5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1 Proses pembuatan media pembelajaran yang membutuhkan waktu lama sehingga mempengaruhi validasi produk dan uji coba lapangan terbatas. 116 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5.2.2 Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan hanya sampai uji coba lapangan terbatas karena keterbatasan waktu. 5.3 Saran 5.3.1 Perlu mepertimbangan waktu dalam pembuatan media dengan tukang kayu yang membantu dalam proses pembuatan media agar selesai tepat waktu. 5.3.2 Penelitian dan pengembangan yang akan datang sebaiknya lebih luas dalam penggunaan tahapan sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. 117 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Ali, M dan Asrori, M. (2014). Metodologi & aplikasi riset pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Anitah, W. S. (2009). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cresswell, W. (2012). Reserch desigen : pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2007). Educational research: An introduction. Boston: Pearson. Hainstock, E. G. (1997). The Essential Montessori. USA: Penguin Books. Hardiyanti, B.T. (2016). Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran IPS SD Materi Keragaman Budaya Indonesia Berbasis Metode Montessori. Skripsi, Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Haryanto. (2004). Sains untuk SD Kelas IV. Jakarta : Erlangga. Hernawan, A.H., et al. (2012). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Iskandar, S.M. (2001). Pendidikan IPA II. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. 118 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lillard, P. P. (1996). Montessori today: a comprehensive approach to education from birth to adulthood. New York: Schocken Books. Lillard, A. S. (2005). Montessori the science behind the genius. New York: Oxford University Press. Montessori , M. (2002). The Montessori method. New York: Frederick A. Stokes Company. Pertiwi, M. D. (2015). Pengembangan Alat Peraga Peembelajaran Matematika SD Materi Perkalian Berbasis Metode Montessori. PGSD: Sanata Dharma. Putra, N. (2015). Research & Development, Penelitian dan Pengembangan Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Sanaky, Hujair AH.(2013). Media Pembelajaran Interaktif - Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. Sanjaya, W. (2013). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Sadiman, A.S. dkk. (1987). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung: Aflabeta. Sukmadinata, N. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. 119 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Trianto. (2012). Model pembelajaran terpadu konsep, strategi, dan implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT Bumi Aksara. Trisnamansyah, S. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia. Widoyoko, E. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko, E. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widyaningrum, E.F. (2015). Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. 120 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 121 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah Lampiran 1.1 Lampiran Validasi Pedoman Observasi 122 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA 123 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli 124 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah TRANSKIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH Peneliti Pertanyaan yang pertama itu tentang informasi tentang berkaitan dengan sekolah ini, yaitu tentang prestasi apa saja yang sudah pernah diraih siswa selama satu tahun terakhir dalam bidang akademik? Kepala Sekolah Cerdas cermat pernah tetapi belum mendapakan juara Peneliti Oh,seperti itu pak. Tidak apa pak besok bisa mencobanya kembali Kepala Sekolah Iya semoga saja bisa. Peneliti Kalau yang terkait dengan nonakademik pak? Kepala Sekolah Lomba itu kemarin sempat mendapat juara lomba karate/ tekwondo dan pancasilat di tingkat Kecamatan, menggambar juga pernah juara III tingkat Kabupaten dan menari juara II tingkat Kecamatan. Peneliti Bagaimana hasil UN yang diraih selama lima tahun terakhir?Bagaimana nilai mata pelajaran IPA dengan mata pelajaran yang lain? Kepala Sekolah Dari tahun ketahun nilai UN semakin meningkat. Nilai mata pelajaran IPA masih kalah sama pelajaran Matematika Peneliti Kemudian lanjut ke topik ketersediaan media pembelajaran itu pak. Media pembelajaran apa saja yang sudah tersedia di sekolah? Kepala Sekolah Sebenarnya banyak sih, media pembelajaran IPA, KIT IPA, globe, peta, atlas, ada. Untuk IPS, untuk matematika ada. Ada diruangannya mbak bisa dilihat sendiri nanti. Peneliti Kemudian, apakah media pembelajaran yang sudah ada tersebut disimpan dan dirawat dengan baik pak? Kepala Sekolah ya, disimpan dan digunakan. Tetapi penggunaannya belum maksimal. Peneliti Selanjunya pak, dari mana sekolah memperoleh media pembeajaran tersebut? Dari hibah atau emang buatan dari 125 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI guru. Kepala Sekolah itu hibah mbak. Peneliti hibah berarti ya pak, apa pernah ada yang membuatnya sendiri pak? Kepala Sekolah Belum ada sepertinya mbak, ada paling ya sebatas kertaskertas yang diberi warna, media yang ringan lah mbak. Peneliti Bisa sebutkan contohnya pak, untuk pembelajaran apa ya pak? Kepala Sekolah Seperti membuat kincir angin dan alat pernapasan manusia. Peneliti Kemudian, dalam pembuatan media pembelajaran itu, apakah memperhatikan fatktor-faktor supaya siswa itu dapat menggunkan media pembelajaran itu secara mandiri ataupun bisa menemukan kesalahannya sendiri melalui media pembelajaran tersebut? Kepala Sekolah Ya. Siswa akan diarahkan pada cara pembuatannya, seperti kincir angain. Anak dilatih supaya kincir bisa berputar dan alat pernapasan manusia bisa berkembang kempis. Peneliti Mengenai penggunaan media dalam pembelajaran itu. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA di SD N Demangan 1 selama ini pak? Kepala Sekolah Ya, kemarin dicontohkan dengan pertumbuhan biji untuk satu minggu dengan peralatan yang seadanya, botol bekas minum,kapas, dan biji kacang hijau. Dengan cara seperti itu,itu kan praktik langsung mbak jadi nanti siswa dapat memahaminya sendiri dengan baik, dan siswa juga terliat antusias sekalia mengamati perkembangannya setiap harinya. Peneliti Kemudian dalam pembelajaran IPA itu penggunaan media pembelajaran IPA bagaimana pak? Sering atau bagaimana pak? Kepala Sekolah Ya, sepertinya kurang ya, kurang maksimal penggunaanya. Sehingga kadang -kadang siswa bingung. Kurang sering 126 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sepertinya ya, mungkin kalau digunakan setiap harinya pembelajaran pasti dapat berlangsung dengan sangat baik. Peneliti Kemudian, dalam penggunaan media pembelajaran,jumlah siswanya berapa ya pak untuk satu media pembelajaran? Kepala Sekolah Karena keterbatasan media pembelajaran itu, jadi satu media pembelajaran, contohnya yang sudah ada saja ya peta itu digunakan untuk bersama-sama. Satu untuk satu kelas mbak. Peneliti Kalau yang media untuk pembelajaran IPA pak? Bagaimana? Kepala Sekolah untuk IPA itu misalnya rangka manusia, sekolah baru punya satu yang memang benar-benar utuh. Sebenarnya ada banyak akan tetapi karena rangka itu kan jarang dipakai jadi ada yang rusak lah seperti itu mbak. Peneliti Dalam penggunaan media pembelajaran itu, apakah menarik bagi siswa? Kepala Sekolah ya, menarik sekali tentunya ya. Akan lebih menarik daripada tidak digunakan. Peneliti Kemudian pak, kalau dengan menggunakan media pembelajaran itu kira-kira lebih membantu siswa atau tidak pak dalam memahami materi pembelajaran? Kepala Sekolah Jelas akan sangat membantu siswa, selain siswa akan lebih tertarik adan antusias, dari situ siswa akan mencoba mencari-cari tahu apa yang mereka bayangkan dengan media yang akan digunakan siswa. Minimal juga harus tahu, terus bisa menemukan jawaban sendiri, berani berpendapat juga. Peneliti Pertanyaan terakhir, apakah sudah ada penelitian yang berkaitan dengan media pembelajaran? Kepala Sekolah Belum ada penelitian mengenai media pembelajaran mbak. Peneliti Oh gitu ya Pak. Terimakasih. 127 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli 128 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru TRANSKIP WAWANCARA DENGAN GURU Peneliti Pertanyaan yang pertama bu, media pembelajaran IPA apa saja yang dimiliki di kelas V ini bu? Apakah pernah membuat media sendiri? Kalau iya apa bu? Digunakan berkelompok atau sendiri-sendiri? Guru Media pembelajaran yang dimiliki di kelas V hanyalah media yang dibuat oleh guru. Dalam penggunaanya siswa menggunakan dengan melihat secara bersama sama. Media yang pernah dibuat oleh guru adalah alat pernapasan manusia dan kincir angin. Peneliti Kemudian, media pembelajaran yang pernah digunakan selain tadi diatas bu? Dalam menggunakan media pembelajaran itu para siswanya dapat menggunkan secara aktif atau masih banyak bimbingan dan dampingan dari ibu sendiri? Guru Yang pertama daluhu,ibaratkan guru membimbing dan mendampingi terlebih dikasih contoh terlebih dahulu baru kemudian siswannya mengikuti. Biasanya bekerja dalam satu kelompok, diberi permasalahan dan siswa bekerja dalam kelompok untuk menjawab permasalahan yang ada. Peneliti Berarti, media pembelajaran digunakan secara mandiri oleh siswa ya bu? Apakah ada kesulitan selama pembelajaran bu? Bagaimana ibu menyelesaikan masalah? Guru Ya seperti itu, walau masih ada dampingan si mbak. Ada mbak pengenalan akar tumbuhan. contohnya pemahaman , ibu kasih gambar tumbuhan nanti siswa dapat berdiskusi dalam menentukan jenis akar. Peneliti Oh, itu tidak dibawakan benda aslinya sama ibu? Guru Pernah, jadi pernah itu ibu bawa akar asli dari rumah akan tetapi tidak semua anak bisa memegangnya. Siswa agak bingung mencari struktur akar. Peneliti Kalau dengan gambar seperti itu, apakah siswa dapat tahu kalau mereka itu salah atau benar bu? Guru Sejauh ini si, kalau ingin tahu yang benar dan salah itu bertanya pada guru, atau mungkin bisa membaca di buku.jadi belum ada pengendali 129 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kesalahan yang memang dibuat untuk sebuah media disini. Peneliti Dalam pembelajaran IPA itu sering mengalami kesulitan tidak bu dalam menyampaikan materi kepada siswa? Guru Iya mbak. Hla itu tadi ibu kesulitan dalam menerangkan materi tentang akar tumbuhan, mereka masih sangat ragu, intinya siswa belum nagkep banget gitu mbak,masih ada yang bingung karena memang ada yang sedikit mirip-mirip jadi sulit untuk membedakannya. Kebanyakan masih keliru.. Peneliti Terus kalau seperti itu, bagaimana cara mengatasinya bu? Guru Ya ibu paling kasih PR, kadang juga saya kasih bimbingan langsung,bagaimana caranya supaya siswa itu bisa paham. Maka dari itu saya carikan gambar-gambar juga di internet, saya bagikan dan siswa harus benar benar jeli melihanya. Peneliti Untuk anaknya sendiri, dalam pembelajaran IPA itu aktif tidak bu? Guru Ada yang aktif ada yang tidak mbak. Soalnya ada yang suka pelajaran IPA dan ada yang tidak. Peneliti Nilai ulangan harian yang diperoleh siswa pada materi akar tumbuhan itu bagaimana bu hasilnya? Guru Hasilnya itu kalau materi akar tumbuhan di bawah enam ada banyak yang di atas tujuh itu cuma beberapa dari siswa paling mbak. Peneliti Kira-kira jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah tujuh berapa bu untuk IPA materi akar tumbuhan? Guru Banyak mbak, yang mendapat nilai tujuh, delapan mungkin hanya lima dari dua puluh dua siswa. 130 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara untuk Siswa 131 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa TRANSKIP WAWANCARA DENGAN SISWA Siswa 1 Peneliti Kalau menurut kamu pembelajaran IPA di SD sini bagaimana de? Menyenangkan tidak? Siswa Sedikit bu. Lumayan juga lah. Peneliti Terus menarik tidak? Siswa Sedikit menarik bu. Peneliti Bu itu kalau mengajar kalian itu sering pakai media pembelajaran atau tidak? Siswa Media pembelajaran itu yang kayak apa si bu? Peneliti Ya seperti, gambar, poster atau benda lainnya yang digunakan pada saat pembelajaran gitu de? Siswa Pernah bu, gambar. Itu aja Cuma sedikit bu. Peneliti Oh berarti kan pernah ada penggunaan media pembelajaran, kamu lebih suka yang mana yang memakai media pembelajaran atau tidak de? Siswa Ya lah bu,tapi harusnya itu gambarnya yang bnayak. Peneliti Menurut kamu materi yang paling sulit dipahami apa de? Yang susah gitu Siswa Yang tumbuhan dan peredaran darah itu bu. Peneliti Oh, materi akar tumbuhan sulit tidak? Siswa Iya itu bu, susah. Aku tidak bisa bu. Peneliti Kenapa bilang tidak bisa, susahnya di bagian mananya de? Siswa Bagian-bagiannya bu adan bedain akar ada yang sama. Peneliti Kalau kamu tidak bisa, atau ada siswa yang kesulitan biasanya Bu Yayuk bagaimana de? Siswa Ya kalau tidak bisa-bisa,paling dikasih PR banyak bu, buat tugas dirumah. 132 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Siswa II Peneliti Kalau menurut kamu tu pembelajaran IPA di sini tu gimana? Menyenangkan tidak? Siswa Sedikit. Peneliti Terus menarik tidak? Siswa menarik bu, sedikit. Peneliti Bu Yayuk itu kalau mengajar kalian itu sering pakai media pembelajaran atau tidak? Siswa Media pembelajaran itu gimana ya bu? Peneliti Ya seperti, gambar, poster atau benda lainnya yang digunakan pada saat pembelajaran gitu de? Siswa Pernah gambar sekali, cuma sebentar banget bu. Yang lainnya ngikut dibuku paket bu. Peneliti Oh seperti itu, pernah tapi Cuma sebentar ya. Kalau pas tidak pake media ibu Mul biasanya ngajarnya pake apa? Siswa Cuma diterangin aja. Peneliti Kalau misalkan, pelajaran IPA dengan yang pake buku paket saja diterangin gitu sama yang pakai media pembelajaran, kayak gambar dan lainnya.kamu lebih suka yang mana? Siswa Yang pake bu. Peneliti Intinya lebih suka yang memakai media pembelajaran ya? Waktu pembelajaran IPA, yang paling susah materi apa de? Yang selama ini dijelaskan oleh ibu Yayuk. Siswa Tumbuhan sama peredaran darah manusia karna banyak penjelasannya Cuma pakai gambar jadi bingung. 133 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2 1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru Instrumen Analisis Kebutuhan 134 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2 2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa 136 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2 3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa SD Setara 141 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2 4 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru 143 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2 5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa 147 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3 1Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli 151 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3 2Lembar Hasil Validasi Kontruk Instrument Tes oleh Ahli 153 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3 3Lembar Hasil Pengerjaan SOAL Tes oleh Siswa dalam Uji Empiris 155 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3 4Output SPSS untuk Perhitungan Validitas Reabilitas Instrument 156 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Reliability Statistics Cronbach's Alpha .786 N of Items 12 157 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3 5Lembar Uji Keterbacaan Instrument Tes 158 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3 6Lembar Hasil Pengerjaan Pretest 160 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3 7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest 162 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4 1Lembar Hasil Validasi Kuesioner Produk oleh Ahli 164 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4 2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa 166 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4 3 Lembar Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa 168 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4 4 Lembar Hasil Validasi Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli 170 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4 5 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh siswa 171 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 5 1 Surat Ijin Penelitian 172 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 5 2Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian 173 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 6 1Album Produk Media Pembelajaran ALBUM PETUNJUK PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AKAR TUMBUHAN Disusun Oleh: Yosifia Mety Yuniastuti 131134162 174 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pengenalan Media Pembelajaran Akar Tumbuhan Media pembelajaran akar tumbuhan terdiri dari lima komponen. Komponen tersebut terdiri dari replika akar, replika struktur akar, kartu soal, tempat penyimpanan media dan tempat penyimpanan kartu soal. Komponen yang pertama adalah replika akar. Replika akar ini terdiri dari dua akar asli yang diawetkan dengan bentuk yang berbeda. Akar Serabut menggunakan akar pohon bambu yang berukuran 30 cm x 15 cm. Sedangkan Akar Tunggang menggunakan akar pohon Jambu biji yang berukuran 30 cm x 10 cm. Komponen yang kedua adalah replika struktur akar. Replika struktur akar ini dibuat dengan menggunakan kayu yang berkualitas baik dan mempertimbangkan beratnya, kayu yang digunakan adalah kayu damar. Struktur akar tumbuhan ini berukaran 30 cm x 50 cm dan berbentuk seperti roket. Bagian tengah dari struktur akar ini dapat dilepas dan yang menarik dalam struktur akar ini ada dua yaitu rambut akar yang dibentuk dengan menggunakan ijuk dan setiap bagian diberi warna yang berbeda. Komponen yang ketiga adalah kartu soal. Kartu soal ini terdiri dari dua macam kartu yaitu kartu struktur akar dan jenis akar tumbuhan. Kartu soal ini merupakan pengenadali kesalahan dalam media pembelajaran. Karena itu kartu soal ini dibuat berpasangan dengan kartu jawaban. Komponen yang keempat adalah kotak kartu. Kotak tempat menyimpan kartu soal terbuat dari bahan triplek yang mempunyai ukuran 27cm x 8cm x 10cm. Kotak ini dibagi menjadi tiga bagian yang disekat. Tempat menyimpan kartu soal bagian struktur akar, kartu soal akar tumbuhan dan kartu jawaban. 175 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Komponen yang kelima adalah kotak penyimpanan replika akar. Kotak penyimpanan replika berukuran 50cm x 30cm dengan tinggi 25cm. Kotak penyimpanan dilengkapi dengan tutup yang berfungsi sebagai tempat untuk melindungi media pembelajaran replika dari bentuk keras. 176 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PETUNJUK PENGGUNANAN MEDIA PEMBELAJARAN AKAR TUMBUHAN Materi Pembelajaran Akar tumbuhan Tujuan langsung Mengenalkan Stuktur dan Jenis Akar Tumbuhan Tujuan tidak langsung Membentuk konsep abstrak tentang struktur dan jenis akar tumbuhan. Syarat Siswa mampu melihat dan meraba. Usia 11 tahun (kelas V SD) Media Pembelajaran 1. Replika Struktur dan Jenis Akar Tumbuhan 2. Kartu materi dan kartu pengendali kesalahan 3. Kotak penyimpanan Pengendalian Kesalahan Kartu materi Persiapan Pertama 1. Guru mengajak siswa untuk belajar bersama dengan berkata “ Hari ini kita akan mempelajari akar tumbuhan. Mari belajar bersama dengan menggunakan media pembelajaran akar tumbuhan bersama ibu”. 2. Guru mengarahkan siswa untuk mengambil media pembelajaran replika struktur akar tumbuhan dari tempat penyimpanan, dengan berkata “ Mari bantu ibu membawa media pembelajaran replika struktur akar ke meja kerja!”. 3. Guru mengarahkan siswa dalam membawa media pembelajaran replika struktur akar tumbuhan ke meja kerja. 177 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Siswa mengambil media pembelajaran replika struktur akar tumbuhan dari tempat penyimpanan. 5. Siswa meletakkan media pembelajaran replika struktur akar di atas meja/karpet. 6. Guru mengarahkan siswa untuk duduk di samping kirinya. 7. Guru membuka membuka replika struktur akar tumbuhan. Latihan Pertama 8. Guru mengenalkan bagian struktur akar tumbuhan menggunakan replika dengan berkata, “Bagian yang berwarna hitam dan mempunyai rambut ini adalah bagian paling luar struktur akar” sambil menunjuk bagian menggunakan tangan. 178 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Guru mengenalkan bagian dalam pada replika dengan berkata, “Bagian yang memiliki warna kuning dan biru dalah bagian dalam” sambil menunjuk bagian menggunakan tangan. 10. Guru mengenalkan bagian inti pada replika dengan berkata, “Bagian yang berwarna orange adalah bagian inti” sambil menunjuk menggunakan tangan. 11. Guru mengenalkan bagian bawah pada replika dengan berkata, “Bagian yang berwarna abu-abu adalah bagian bawah” sambil menunjuk menggunakan tangan. 12. Guru bertanya kepada siswa “mana bagian paling luar?” 13. Guru bertanya kepada siswa “mana bagian dalam?” 14. Guru bertanya kepada siswa “mana bagian inti?” 15. Guru bertanya kepada siswa “mana bagian bawah?” 16. Guru mengenalkan rambut akar pada replika dengan berkata, “bagian yang menyerupai rambut ini adalah rambut akar” sambil menunjuk menggunakan tangan. 17. Guru mengenalkan Epidermis pada replika dengan berkata, “ bagian yang berwarna hitam ini adalah epidermis” sambil menunjukan menggunakan tangan. 179 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. Guru mengenalkan Korteks pada replika dengan berkata, “ bagian yang berwana kuning ini adalah korteks” sambil menunjuk menggunakan tangan. 19. Guru menenalkan Floem pada replika dengan berkata, “bagian yang berwarna biru ini adalah floem” sambil menunjuk menggunakan tangan. 180 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Guru mengenalkan Xilem pada replika dengan berkata, “bagian yang berwarna orange ini adalah xilem” sambil menunjuk menggunakan tangan. 21. Guru mengenalkan Ujung akar pada replika dengan berkata, “bagian yang berwarna abu-abu ini adalah ujung akar” sambil menunjuk menggunakan tangan. 22. Guru mengenalkan Tudung akar pada replika dengan berkata, “ bagian yang paling bawah atau pangkal ini adalah Tudung akar” sambil menunjuk menggunakan tangan. 181 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. Guru bertanya kepada siswa “ mana rambut akar?” 24. Guru bertanya kepada siswa “mana epidermis?” 25. Guru bertanya kepada siswa “mana korteks?” 26. Guru bertanya kepada siswa “mana floem?” 27. Guru bertanya kepada siswa “mana xilem?” 28. Guru bertanya kepada siswa “mana ujung akar?” 29. Guru bertanya kepada siswa “mana tudung akar?” Latihan kedua 30. Guru mengambil replika struktur akar tumbuhan dan merabanya dari atas kebawah kemudian meletakkan kembali. 31. Guru sambil berkata kepada siswa, “ini struktur akar dari yang kasar atau luar sampai yang halus atau inti” sambil meraba dari atas kebawah. Latihan ketiga 32. Guru mengeluarkan kartu materi dari kotak penyimpanan dan meletakkannya di atas karpet/meja. 182 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. Guru mengambil salah satu kartu warna bagian struktur akar dan berkata, misalnya “ini adalah kartu warna bagian struktur akar. 34. Guru meletakkan salah satu kartu warna bagian struktur akar yang sudah diambil, pada karpet/meja tempat menyusun kartu materi. 35. Guru mencari salah satu kartu nama bagian struktur akar berdasarkan kartu warna bagian struktur akar yang sudah diambil dengan berkata, “ini adalah kartu nama bagian struktur akar”. 36. Guru meletakkan salah satu kartu nama bagian struktur akar yang sudah diambil pada karpet/meja tempat penyusun kartu materi. Kartu nama tersebut diletakkan di bawah kartu warna salah satu bagian struktur akar yang sudah diletakkan sebelumnya. 183 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Guru kemudian memeriksa kebenaran kartu materi yang telah disusun menggunakan kartu pengendali kesalahan. 38. Apabila kartu warna dan kartu nama yang disusun sudah cocok, kartu materi tersebut diletakkan ke kotak penyimpanan dan dilanjutkan untuk menyususn kartu materi yang lain. 39. Apabila kartu warna dan katu nama yang disusun tidak cocok, maka kartu materi disusun ulang lagi dan diganti sesuai dengan pasangannya. 40. Guru menawarkan kepada siswa untuk menyususun kartu materi bagian struktur akar dengan berkata, “apakah kamu mau mencoba?” 41. Siswa melanjutkan menyusun kartu materi bagian struktur akar. Latihan keempat 42. Guru mengenalkan media pembelajaran replika jenis akar tumbuhan dengan berkata “ini adalah jenis akar tumbuhan. Pada replika akar tumbuhan ini terdapat dua macam jenis akar tumbuhan, yaitu akar serabut dan akar tunggang. Mari bantu ibu untuk mengeluarkan jenis akar dari kotak penyimpanan. 184 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. Guru mengenalkan replika akar serabut dengan berkata “akar yang berukuran sama ini adalah akar serabut” sambil menunjuk menggunakan tangan. 44. Guru mengenalkan replika akar tunggang dengan berkata “akar yang besar satu ditengah ini adalah akar tunggang” sambil menunjuk menggunakan tangan. 45. Guru bertanya kepada siswa “mana akar serabut?” 185 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. Guru bertanya kepada siswa “mana akar tunggang?” Latihan kelima 47. Guru mengambil secara acak jenis akar dan merabanya dari atas kebawah kemudian meletakkannya kembali. 48. Guru sambil berkata kepada siswa, “ini akar tunggang”. Latihan keenam 49. Guru mengeluarkan kartu materi dari kotak penyimpanan dan meletakkannya di atas karpet/meja. 50. Guru mengambil salah satu kartu gambar tumbuhan dan berkata, misalnya “ini kartu gambar tumbuhan. 186 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51. Guru meletakkan salah satu kartu gambar tumbuhan yang sudah diambil pada karpet/meja tempat menyusun materi. 52. Guru mencari salah satu kartu nama jenis akar tumbuhan berdasarkan kartu gambar tumbuhan yang sudah diambil dengan berkata, “ini adalah kartu nama jenis akar tumbuhan. 53. Guru meletakkan salah satu kartu nama jenis akar yang sudah diambil, pada karpet/meja tempat menyusun kartu materi. Kartu nama tersebut diletakkan dibawah kartu gambar tumbuhan yang sudah diletakkan sebelumnya. 54. Guru kemudian memeriksa kebenaran kartu materi yang telah disusun menggunakan kartu pengendali kesalahan. 55. Apabila kartu gambar dan kartu nama yang disusn sudah cocok, kartu materi tetrsebut diletakkan di kotak penyimpanan dan dilanjutkan untuk menyusun kartu materi yang lain. 187 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56. Apabila kartu gambar dan kartu nama yang disusun tidak cocok, maka kartu materi di susun ulang lagi dan diganti dengan pasangannya. 57. Guru menawarkan kepada siswa untuk menyusun kartu materi jenis akar tumbuhan dengan berkata, “apakah kamu mau mencoba? 58. Siswa melanjutkan menyusun kartu materi jenis akar tumbuhan. Penutup 59. Guru memberikan kesimpulan dengan berkata, “hari ini kita telah belajar mengenai struktur akar dan jenis-jenis akar tumbuhan menggunakan media pembelajaran akar tumbuhan.” Jika kamu ingin belajar, kamu bisa mengambil media pembelajaran akar tumbuhan pada rak/lemari penyimpanan. 60. Guru meminta siswa untuk mengembalikan media pembelajaran akar tumbuhan dengan berkata, “mari bantu ibu mengembalikan media pembelajaran akar tumbuhan!”. 61. Siswa mengembalikan media pembelajaran akar tumbuhan ke rak/lemari penyimpanan. 62. Siswa membereskan tempat kerja. 188 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 7 1 Foto Produk Media Pembelajaran Replika Akar Tumbuhan Replika Struktur Akar Tumbuhan Kartu Soal 189 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kotak Kartu Kotak Media 190 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 8 1Curiculum Vitae Curriculum Vitate Peneliti bernama lengkap Yosifia Mety Yuniastuti, lahir tanggal 15 juni 1995 dari ayah yang bernama Slamet dan ibu Satiyem. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Bopkri 1 Temon pada tahun 2007 kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Wates dan tamat pada tahun 2010, melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Temon dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013 peneliti tercatat sebagai mahasiswa program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Selama menempuh pendidikan di Sanata Dharma peneliti mengikuti beberpa kegiatan yang diselenggarakan pihak kampus maupun luar kampus untuk melatih softskills. Berikut adalah beberapa kegiatan yang diikuti oleh peneliti. 1. Kursus pembinaan pramuka mahir tingkat dasar (KMD) 2. Pelatihan Metode Montessori 2015 3. Festival Sanata Dharma 2015 Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “ Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Akar Tumbuhan Berbasis Montessori”. 191