EPIDEMIOLOGI KANKER KULIT Editorial

advertisement
Editorial
EPIDEMIOLOGI KANKER KULIT
Di seluruh dunia kanker kulit yang tersering adalah
karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS)
dan melanoma. KSB dan KSS umumnya disebut sebagai
kanker kulit non melanoma (KKNM). Di Indonesia data
registrasi kanker pathological based (berbasis patologi)
sudah ada, tapi yang hospital based (berbasis rumah sakit)
maupun population based (berbasis populasi) khususnya
kanker kulit masih belum lengkap. Hal tersebut mengakibatkan data epidemiologi kanker kulit di Indonesia
masih kurang, sementara negara lain telah mempublikasikan datanya secara nasional.
Denmark menunjukkan bahwa sejak tahun 1978
sampai 2007 terdapat kecenderungan peningkatan insidens
KKNM. Didapatkan bahwa insidens KSB lebih tinggi dari
KSS. Lebih jauh lagi, ternyata peningkatan tersebut
berlangsung cepat pada perempuan muda Denmark, bahkan
KSB perempuan meningkat melampaui insidens pria.1 Di
Amerika, menurut data National Cancer Institute, KSB
merupakan yang terbanyak di antara dua kanker KKNM
yaitu lebih kurang tiga perempatnya. Insidens KSB
meningkat di beberapa daerah, tetapi tidak di seluruh
Amerika. Secara keseluruhan insidens dinyatakan meningkat
dalam beberapa tahun. Dengan adanya data ini, Amerika
melakukan pencarian dan biopsi lesi kulit.2 Di Jepang,
keganasan kulit yang meningkat insidensnya adalah KSS,
KSB, dan melanoma. Berdasarkan data dari 94 sentra, KSB
paling tinggi yaitu sekitar 50%, diikuti oleh KSS (31%)
dan melanoma (21%). Jumlah kasus masing-masing
kanker juga meningkat setiap tahunnya. Antara tahun
1987 dan 2001 terdapat kenaikan 1,5 kali pada KSB serta
1,7 kali pada KSS dan melanoma.3
Data dari The Cancer Association of South Africa
(CANSA) memperlihatkan bahwa pada tahun 2000-2001
kanker yang paling sering terjadi adalah kanker kulit yang
terdiri atas KSB, KSS, dan melanoma. Insidens kanker kulit
di Afrika Selatan nomor dua setelah Australia. Dilaporkan
20.000 kasus baru dan lebih dari 700 kematian yang
diakibatkannya setiap tahun.4 Sementara itu, kanker kulit di
Australia masih merupakan kanker kulit tertinggi di
seluruh dunia. Seperti negara lain KSB lebih banyak dari
KSS, dan melanoma. Pada tahun 2002 insidens KSB
1337/100.000 penduduk, KSS 616/100.000 penduduk dan
MM 45/100.000 penduduk.5
Di Jakarta, pada tahun 2000-2009, Poliklinik
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin (IKKK)
Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) melaporkan
261 kasus KSB, dikuti dengan 69 KSS, dan 22 melanoma.6
Berlainan dengan data sebelumnya, Rumah Sakit Kanker
Dharmais (RSKD) selama tahun 2005-2007 mencatat
bahwa KKNM yang tersering adalah KSS diikuti oleh
KSB dan melanoma.7 Hal ini dapat dimengerti karena
RSKD merupakan salah satu RS rujukan kanker sehingga
kasus yang diterima adalah kasus rujukan, telah dilakukan
tindakan sebelumnya tapi tidak berhasil atau kanker
rekuren, misalnya KSS, melanoma dll. Adapun KSB
adalah kanker kulit yang jarang bermetastasis sehingga
sebagian besar kasus masih dapat ditangani oleh dokter
kulit maupun dokter bedah yang lain.
Data kanker kulit dari RS lain juga ada, tapi belum
terdapat data nasional Indonesia. Beberapa tahun terakhir
RSKD bersama-sama Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia telah membuat Sistim Registrasi Kanker di
Indonesia (SRIKANDI) yang merupakan modifikasi
perangkat lunak CanReg4 yang dibuat oleh International
Agency Research on Cancer (IARC) dan International
Association of Cancer Registry (IACR) dengan Jakarta
sebagai model.7 Apabila telah tiba saatnya SRIKANDI
diberlakukan di seluruh Indonesia, diharapkan semua RS
terutama RS pendidikan berperan aktif mengisi data di
SRIKANDI. Dengan adanya data nasional tersebut,
kegiatan pendidikan, pelayanan dan penelitian akan lebih
baik lagi sehingga dapat menurunkan angka morbiditas
maupun mortalitas kanker kulit di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Birch-Johansen F, Jensen A, Mortensen L, Olesen AB, Kjaer SK.
Trends in the incidence of nonmelanoma skin cancer in Denmark
1978-2007: rapid incidence increase among young Danish women.
Int J Cancer. 2010;127:2190-8.
National Cancer Institute. Skin cancer treatment (PDQ®). Health professional version. Tersedia pada http://www.cancer.gov/ cancertopics/
pdq/treatment/skin/ . Diunduh pada tanggal 7 Mei 2012.
61
3.
4.
5.
6.
62
Ishihara K. Reasons for the increased incidence of skin cancer. Gan
To Kagaku Ryoho. 2006;36:1380-5 (abstrak).
Cansa. Statistics. National Cancer Registry 2010. The 2000-2001
NCR report. Tersedia pada http://www.cansa.org.za/ . Diunduh pada
tanggal 7 Mei 2012.
McAvoy B, Elwood M, Staples M. Cancer in Australia. An update
for GPs. Aust Fam Physician. 2005;34:41-5
Cipto H. Patients characteristic in skin tumor and skin surgery
division, Department of Dermatovenereology FKUI/RSCM, Jakarta.
Indones J Oncol. In press.
7.
Sinuraya EV. Registrasi kanker berbasis rumah sakit di Rumah
Sakit Kanker Dharmais. Jakarta: Rumah Sakit Kanker
Dharmais/Departemen Kesehatan Indonesia. 2012.
Aida SD Suriadiredja
Departemen IK. Kulit dan Kelamin
FKUI/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta
Download