DownloadIndonesia Rancang Strategi Hadapi Pasar

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Indonesia Rancang Strategi Hadapi Pasar Bebas Asia Pasifik 2025
Jakarta, 8 Oktober 2014 – Jelang pertemuan tingkat pemimpin APEC November 2014 mendatang,
di Beijing, Tiongkok, Indonesia sedang merancang strategi guna menghadapi rencana penetapan
tenggat waktu realisasi kawasan perdagangan bebas Asia Pasifik (Free Trade Area of the Asia
Pacific/FTAAP) yang sedang dirumuskan forum kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC). Pada
pertemuan November tersebut, Tiongkok berencana mendorong kesepakatan atas pemberlakuan
FTAAP pada 2025 dengan didahului feasibility study tahun 2015-2016.
Pembentukan FTAAP telah menjadi cita-cita APEC sejak 2006 guna mengatasi dampak negatif
meningkatnya Regional Trade Agreement (RTA) maupun Free Trade Agreement (FTA) di kawasan
regional Asia Pasifik. FTA/RTA merupakan salah satu preferensi negara-negara di dunia saat ini
dalam hal pendekatan liberalisasi perdagangan kawasan.
"Indonesia sangat berkepentingan untuk memberikan warna dan bentuk dari arsitektur FTAAP
yang dibayangkan akan terbentuk nanti. Kami merancang strategi untuk menghadapi FTAAP agar
sesuai dengan kepentingan Indonesia," kata Bachrul Chairi, Direktur Jenderal Kerja Sama
Perdagangan Internasional (KPI).
Untuk mencari format terbaik FTAAP yang akan disuarakan Indonesia pada pertemuan APEC bulan
November mendatang, Direktorat Jenderal KPI Kementerian Perdagangan berinisiatif mengadakan
Focus Group Discussion (FGD), yang berlangsung Selasa (7/10) di kantor Kementerian
Perdagangan. Hasil FGD ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan penetapan posisi Indonesia
dalam pertemuan-pertemuan APEC saat membahas FTAAP.
"Pembentukan FTAAP merupakan alat untuk mencapai Regional Economic Integration (REI) Asia
Pasifik yang mewujudkan kesejahteraan bersama. Bagi Indonesia, bila FTAAP akan dilaksanakan
tahun 2025, jeda waktu ini diperlukan untuk melakukan langkah persiapan dalam beberapa tahun
ke depan sehingga FTAAP sesuai dengan kepentingan nasional," ujarnya menegaskan.
Salah satu alasan diselenggarakannya FGD ini adalah sebagai upaya konsolidasi antar-pemangku
kepentingan agar Indonesia dapat meningkatkan kesiapan dan daya saing. Kegiatan itu sekaligus
merupakan upaya untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimana memetakan gambaran
dampak dan tantangan FTAAP yang baru akan terwujud bagi perdagangan dan kemajuan ekonomi
Indonesia, memperoleh masukan dari berbagai pemangku kepentingan guna mengindentifikasi
kesiapan dan strategi Indonesia dalam menghadapi FTAAP, serta merumuskan rekomendasi bagi
posisi Indonesia dalam pembahasan rencana pembentukan FTAAP.
"Dengan pertimbangan tersebut, Indonesia perlu menentukan posisi dan mendapatkan
rekomendasi dari stakeholders yang meliputi seluruh lini dalam menghadapi FTAAP. Perlu dilihat
bagaimana dampak serta peluangnya bagi perdagangan dan investasi Indonesia," imbuh Bachrul.
Bachrul menuturkan bahwa Tiongkok selaku tuan rumah APEC 2014 berencana menjadikan FTAAP
sebagai salah satu deliverables utama APEC 2014 dengan pengesahan roadmap dan feasibility
study. Berkaitan dengan hal ini, strategi Indonesia perlu lebih dimatangkan.
Masukan pada FGD
Narasumber kegiatan ini terdiri dari para peneliti dan ekonom seperti Titik Anas (Presisi Indonesia
Research), Achmad Syauki (AIPEG), Monica Wihardja dan Sjamsu Rahardja (World Bank). Hadir
wakil-wakil dari instansi pemerintah, asosiasi seperti APINDO, APKI dan sektor swasta.
Berdasarkan hasi diskusi, pada dasarnya Indonesia cukup terbuka dengan FTAAP namun dengan
tetap berlandaskan kepentingan nasional dan mencakup kebutuhan daya saing, input produksi,
pemerataan kesejahteraan, lapangan kerja, pengembangan teknologi dan ekonomi kreatif, serta
pembangunan sektor jasa.
Hal lain yang perlu dicermati antara lain pemetaan terhadap produk-produk unggulan Indonesia,
reformasi infrastruktur, fiskal dan finansial, peningkatan pemahaman publik yang intensif atas isu
FTAAP, serta mengawal perkembangannya agar selalu dalam koridor yang sesuai dengan
kepentingan nasional.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Ani Mulyati
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Deny W. Kurnia
Direktur Kerja Sama APEC dan Organisasi Internasional
Lainnya
Ditjen Kerja Sama Perdagangan Internasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: (021) 3523459/021-3858195
Email: [email protected]
Download