kajian pemanfaatan informasi pada dokumen rekam medis pasien

advertisement
KAJIAN PEMANFAATAN INFORMASI PADA DOKUMEN REKAM
MEDIS PASIEN MENINGGAL DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KARANGANYAR
Tika Sekarsari Sunaryo1, Sri Sugiarsi2
Alumni APIKES Mitra Husada Karanganyar, 2Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar
[email protected], [email protected]
1
ABSTRAK
Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar telah memiliki prosedur tetap mengenai dokumen rekam medis pasien
meninggal. Namun, prosedur tetap tersebut belum memuat tentang prosedur peminjaman dan pemanfaatan
dokumen rekam medis pasien meninggal serta lama penyimpanan, baik lama penyimpanan dokumen rekam
medis pasien meninggal bayi maupun dewasa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan informasi
dokumen rekam medis pasien meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.Jenis penelitian adalah
deskriptif kualitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah 9 orang petugas di unit rekam medis.Besar sampel
dalam penelitian adalah 3 orang petugas rekam medis yang diambil denganteknik purposive sampling.Cara
pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur tetap
mengenai dokumen rekam medis pasien meninggal di RSUD Karanganyar hanya memuat tentang pengertian
dokumen kematian, tujuan serta pembuatan surat kematian segera setelah pasien dinyatakan meninggal.
Pihak yang pernah memanfaatkan dokumen rekam medis pasien meninggal adalah bidan, peneliti, asuransi
jasa raharja, kepolisian, serta PPAT. Dalam peminjaman dan pemanfaatan dokumen rekam medis pasien
meninggal belum diatur pada prosedur tetap RSUD Karanganyar.Kesimpulan dari penelitian ini adalah RSUD
Karanganyar sudah mempunyai prosedur tetap mengenai kebijakan dokumen rekam medis pasien meninggal
tetapi belum mengatur prosedur peminjaman, pemanfaatan dan lama penyimpanan dokumen rekam medis
pasien meninggal.
Kata kunci: Pemanfaatan, Dokumen Pasien Meninggal
Kepustakaan: 10(1995-2013)
PENDAHULUAN
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan bahkan
sampai pasien tersebut telah meninggal (DepKes
RI, 2006).
Dalam PerMenKes No. 269/MENKES/PER/III/2008
Bab III pasal 7, bahwa sarana pelayanan kesehatan
wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam
rangka penyelenggaraan rekam medis. Rekam Medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.
Pemanfaatan informasi medis ini berhubungan
dengan pemberian informasi medis kepada berbagai
pihak, Menurut Decleration on the Rights of the
patients (1995) yang dikeluarkan World Medical
Association (WMA) bahwa semua informasi
yang teridentifikasi mengenai status kesehatan
pasien, kondisi medis, diagnosis, prognosis, dan
tindakan medis serta semua informasi pribadi harus
dijaga kerahasiaanya, bahkan setelah kematian,
perkecualian untuk keluarga pasien. Akan tetapi
dalam pembeberan informasi untuk pihak ketiga
ini setidaknya memenuhi prinsip “need to know”,
yaitu pemberian informasi secara minimal tapi
mencukupi, relevan serta akurat.
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa
aspek yaitu aspek administrasi, aspek medis, aspek
hukum, aspek keuangan, aspek penelitian, aspek
pendidikan serta aspek dokumentasi.Melihat dari
beberapa aspek tersebut, rekam medis mempunyai
kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya
menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan
kesehatan saja, melainkan sumber data yang dapat
95
95
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014
Berdasarkan survey pendahuluan di Rumah Sakit
Umum Daerah Karanganyar, dokumen rekam
medis pasien yang telah meninggal disimpan secara
terpisah selama 10 tahun. Hal ini dilakukan untuk
menjaga apabila suatu saat ada keluarga pasien atau
pihak lain membutuhkan informasi dari dokumen
tersebut. Dokumen rekam medis pasien meninggal
di RSUD Karanganyar telah dimanfaatkan untuk
klaim jasa raharja, pembuatan surat kematian,
bidan, kepolisian serta PPAT (Pejabat Pembuat
Akta Tanah). Akan tetapi belum ada buku catatan
peminjaman dokumen yang memuat informasi
tentang siapa saja dan untuk keperluan apa dokumen
tersebut dipinjam. Hal ini belum sesuai prosedur
tetap dengan nomor dokumen 57.05.55P3 tentang
peminjaman dokumen rekam medis di RSUD
Karanganyar. Berdasarkan latar belakang tersebut
maka perlu diadakan penelitian tentang “Tinjauan
Pemanfaatan Informasi Dokumen Rekam Medis
Pasien Meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar”.
difokuskan selama proses di lapangan bersamaan
dengan pengumpulan data. Langkah-langkah analisis
data dalam penelitian kualitatif :
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting dari pemanfaatan informasi dokumen
rekam medis pasien meninggal serta membuang
hal yang tidak perlu.
2.
Data Display (Penyajian data)
Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan
dalam bentuk teks yang bersifat naratif
dari hasil wawancara tentang pemanfaatan
informasi dokumen rekam medis pasien
meninggal kepada petugas rekam medis dan
observasi lapangan.
3.
Penarikan Kesimpulan
Conclusion yaitu suatu langkah menarik sebuah
kesimpulan yang dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal.
(Sugiyono, 2010)
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
secara deskriptif
digunakan yaitu Pemanfaatan Informasi Medis
dan Dokumen Pasien Meninggal. Populasi dalam
penelitian ini adalah 9 orang petugas di unit rekam
medis Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
Besar sampeldalam penelitian ini sebanyak3 orang
petugas rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar yang diambil menggunakan teknik
purposive sampling. Dengan pertimbangan:
1. Pengetahuan petugas mengenai dokumen
kematian
2. Lama kerja petugas di bagian rekam medis
RSUD Karanganyar.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman wawancara tentang pemanfaatan informasi
dokumen rekam medis pasien meninggal dan
checklist/daftar tilik tentang kelengkapan prosedur
tetap/kebijakan dokumen kematian di Rumah Sakit
Umum Daerah Karanganyar. Sumber data penelitian
berasal dari data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara metode
observasional dan metode wawancara
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan
sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun
dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih
96
HASIL PENELITIAN
1.
Kebijakan Tentang Dokumen Rekam Medis
Pasien Meninggal di RSUD Karanganyar
Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar
telah mempunyai prosedur tetap mengenai
dokumen rekam medis pasien meninggal
yang tertuang pada prosedur tetap dokumen
kematian dengan nomor dokumen 66.05.55.03
diterbitkan tanggal 10 November 2009.Hal
ini sesuai dengan pernyataan petugas rekam
medis di RSUD Karanganyar bahwa rumah
sakit tersebut sudah memiliki prosedur tetap
mengenai dokumen rekam medis pasien
meninggal yang diatur pada prosedur tetap
dokumen kematian. Adapun pernyataan
tersebut menurut petugas rekam medis bagian
sebagai berikut:
“Iya dek…. di sini itu sudah punya prosedur
tentang dokumen rekam medis pasien
meninggal… ya protap tentang dokumen
kematian itu... tetapi belum lengkap….
isinya itu belum menyatakan kalau
sebenarnya dokumen kematian itu…ya...
emm... dokumennya pasien meninggal yang
disimpan”
Petugas rekam medis 1
Tika, dkk. Kajian Pemanfaatan Informasi Pada Dokumen Rekam Medis
pernyataan menurut petugas rekam medis
bagian TPPRJsebagai berikut:
“Emm prosedur ya… ya coba dilihat
di BPPRM aja dik... kalau ada berarti
ada... kalau seingat saya itu ada prosedur
mengenai dokumen pasien meninggal…
nama protapnya dokumen kematian”
Petugas rekam medis 2
pernyataan menurut petugas rekam medis
bagian Analising/Reporting adalah sebagai
berikut:
“Ya... ada... di buku BPPRM dik..coba
dilihat dan dibaca sendiri”
Petugas rekam medis 3
Pengertian dokumen kematian menurut
prosedur tetap adalah bukti tertulis mengenai
keadaan dan sebab kematian seorang pasien.
Adapun pengertian dokumen kematian
berdasarkan hasil wawancara dengan petugas
rekam medis bagian
sebagai berikut:
“Emm... pengertian dokumen kematian itu
ya... sebagai bukti itu... yang menceritakan
kronologis atau kejadian bagaimana pasien
itu meninggal... kan bisa meninggal di
rumah sakit… atau ada juga yang meninggal
di jalan, jadi sampai rumah sakit sudah
meninggal... ya seperti itu”
Petugas rekam medis 1
Pengertian dokumen kematian menurut petugas
rekam medis di bagian TPPRJ, sebagai berikut:
“Dokumen kematian itu... kalau disini ya
yang diberi tanda plus itu… ada dokumen
kematian bayi... ada juga dokumen kematian
yang dewasa... isinya ya keteranganketerangan mengenai pasien meninggal
itu… diagnosisnya disana juga ada”
Petugas rekam medis 2
Prosedur tetap dengan nomor dokumen
66.05.55.03 juga berisi tentang tujuan
dibuatnya dokumen kematian. Tujuan tersebut
antara lain sebagai dokumentasi, sumber
data untuk pelaporan rumah sakit, sebagai
dasar penyelesaian jenazah serta pengurusan
administrasi yang menyangkut jenazah. Adapun
tujuan mengenai dokumen kematian menurut
petugas rekam medis di RSUD Karanganyar.
Berikut hasil wawancara dengan petugas rekam
medis di bagian
“Dokumen kematian… tujuannya disini
disimpan… untuk pihak yang memerlukan
dokumen itu lagi… biar gampang carinya...
emmm disini biasanya kalo setelah
meninggal itu sebelum dokumen disimpan...
dipakai dulu buat dasar pembuatan surat
kematian”
Petugas rekam medis 1
Hasil wawancara dengan petugas rekam medis
di bagian TPPRJ mengenai tujuan dokumen
kematian adalah sebagai berikut
“Dokumen kematian itu… ya disimpan…
apabila ada yang mencari… jadi kami
masih bisa menyediakan... misalnya ada
keluarganya itu kesini menanyakan”
Petugas rekam medis 2
Kebijakan tentang dokumen rekam medis
pasien meninggal di RSUD Karanganyar
belum sepenuhnya lengkap, sehingga muncul
ke bijak an-ke bijak an ya ng merup aka n
kesepakatan saja dan belum tertulis pada
prosedur tetap.Kebijakan tersebut mengenai
lama penyimpanan dokumen rekam medis
pasien meninggal.Kesepakatan ini sesuai
dengan hasil wawancara dengan petugas rekam
medis di RSUD karanganyar. Adapun hasil
wawancara dengan petugas rekam medis bagian
adalah sebagai berikut:
“Ya... dokumen kematian disini... diberi
tanda plus lalu disimpan... lama dokumen
disimpan itu selama 10 tahun... tujuannya
siapa tau diwaktu 10 tahun itu masih ada
yang memerlukan... kalau misalnya 10 tahun
sudah tidak ada yang membutuhkan…lalu
tempat…”
Petugas rekam medis 1
Adapun keterangan menurut petugas rekam
medis di bagian TPPRJ adalah sebagai berikut:
“Emm… dokumen kematian itu disimpannya
10 tahun... tujuannya ya..untuk menyediakan
dokumen bila ada yang mencari...”
Petugas rekam medis 2
97
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014
2.
Pihak yang Memanfaatkan Dokumen Rekam
Medis Pasien Meninggal di RSUD Karanganyar
Pihak yang memanfaatkan dokumen rekam
medis pasien meninggal adalah pihak-pihak yang
dapat mengajukan surat peminjaman dokumen
rekam medis yang disetujui dan ditandatangani
oleh direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar. Pihak-pihak tersebut antara lain
bidan dengan keperluan pelacakan maternal dan
perinatal serta mengetahui sebab kematian bayi,
kepolisian, mahasiswa yang sedang melakukan
penelitian dan menyelesaikan tugas akhir,
asuransi jasa raharja bagi keluarga pasien yang
meninggal dengan kasus kecelakaan dan PPAT
untuk pembagian warisan. Untuk mengetahui
lebih lanjut berikut hasil wawancara dengan
petugas rekam medis bagian
di RSUD
Karanganyar.
“Pihak yang pernah memanfaatkan itu
bidan... terus untuk penelitian... emmm…
kepolisian... asuransi jasa raharja itu… ada
juga PPAT pembagian warisan..kalo untuk
keperluan apa ya saya kurang tau… tapi
mungkin kalo bidan itu… ya bisa untuk
pelacakan maternal dan perinatal atau bisa
juga untuk mengetahui sebab kematian
bayi… kalo kepolisian saya kurang tau...
disini kami hanya menyediakan dokumen
apabila ada yang meminjam... kalo untuk
keperluan apa ya kami kurang tau…”
Petugas rekam medis 1
Adapun hasil wawancara dengan petugas rekam
medis bagian TPPRJ di RSUD Karanganyar
adalah sebagai berikut:
“Kepolisian… penelitian mahasiswa tugas
akhir… koas-koas itu juga… Klaim jasa
raharja... pembagian warisan... bidan…
kalo informasi apa saja yang diperlukan
dan untuk apanya yaa... kami kurang tau...
yaa yang penting kalo ada yang meminjam
ya kami sediakan dan ndak boleh dibawa
keluar... yaa gitu…”
Petugas rekam medis 2
3.
98
Prosedur Peminjaman Dokumen Rekam Medis Pasien Meninggal di RSUD karanganyar
Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar
belum memiliki kebijakan tentang peminjaman
dokumen rekam medis pasien meninggal
sehingga kebijakan tentang peminjaman
dokumen rekam medis pasien meninggal
menggunakan prosedur tetap peminjaman
dokumen rekam medis dengan nomor dokumen
58.05.55.P3 untuk keperluan penelitian dan
prosedur tetap dengan nomor dokumen
57.05.55.P3 untuk keperluan lain (asuransi,
jasa raharja, dan lain-lain).
Prosedur peminjaman di RSUD karanganyar
adalah setiap peminjam harus mengajukan surat
permohonan serta mengisi surat pernyataan
membuka diagnosa atau surat kuasa yang
ditujukan pada direktur rumah sakit. Peminjam
dapat melakukan peminjaman setelah direktur
memberikan persetujuan permohonan tersebut.
Berdasarkan observasi, pada saat melakukan
peminjaman belum ada buku catatan khusus
untuk peminjaman dokumen rekam medis
pasien meninggal yang ada hanyalah buku
catatan peminjaman dokumen rekam medis
untuk pasien hidup.Dokumen rekam medis
yang dipinjam tidak diperkenankan untuk
dibawa keluar ruangan rekam medis, pada saat
membuka diagnosis juga harus didampingi
oleh dokter atau perawat yang pernah merawat
keluarganya yang meninggal tersebut. Adapun
penerapan prosedur peminjaman untuk
penelitian, berdasarkan hasil wawancara
dengan petugas
adalah sebagai berikut
“Prosedur peminjaman dokumen kematian
untuk penelitian disini yaa… emm… setiap
peminjam itu yaa... harus mengajukan
surat permohonan… lalu... mengisi surat
pernyataan untuk... membuka diagnosa, kalo
sudah meninggal pasiennya yaa... pake surat
kuasa itu… Ditujukannya ke direktur rumah
sakit. Bisa melakukan peminjaman yaa…
setelah direktur setuju terus menandatangani
surat permohonan itu..setelah itu peminjam
diantar ke ruang rekam medis tapi peminjam
harus menulis dibuku peminjaman dulu…
biasanya yaa peminjam itu melakukan
penelitian itu disini... kalau dibawa keluar
itu ndak boleh… dan biasanya didampingi
perawat atau dokter yang pernah merawat
pasien itu”
Petugas rekam medis 1
Adapun penerapan prosedur peminjaman
untuk pembagian hak waris berdasarkan hasil
wawancara dengan petugas TPPRJ adalah
sebagai berikut:
Tika, dkk. Kajian Pemanfaatan Informasi Pada Dokumen Rekam Medis
dan pembuatan surat kematian segera setelah
pasien dinyatakan meninggal. Akan tetapi
belum mengatur tentang lama penyimpanan.
Hal ini akanmenyebabkan petugas dan pihak
yang berkepentingan mengalami kesulitan
dalam mempersepsikan kebijakan tersebut
dan pelaksanaannya belum bisa sepenuhnya
dijalankan.
“Prosedur peminjaman untuk pembagian
hak waris itu yaa sama... pertama harus
mengajukan surat permohonan… lalu
mengisi surat pernyataan untuk... membuka
diagnosa, pake surat kuasa dari keluarga
pasien yang sudah meninggal itu…
Ditujukannya ke direktur rumah sakit.
Bisa melakukan peminjaman… apabila
direktur setuju terus menandatangani surat
permohonan itu... setelah itu peminjam
diantar ke ruang rekam medis tapi peminjam
harus menulis dibuku peminjaman dulu…”
Un tu k me n gh in d a ri h a l-h a l t e rse bu t,
berdasarkan kesepakatan, dokumen rekam
medis pasien meninggal di RSUD Karanganyar
baik dokumen rekam medis pasien meninggal
bayi maupun dewasa disimpan selama 10 tahun.
Hal ini bertujuan agar kendala atau masalah
yang muncul akibat belum adanya hal yang
mengatur tentang lama penyimpanan serta
pelaksanaan penyimpanan pada prosedur tetap
dapat dihindari.
Petugas rekam medis 2
Adapun penerapan prosedur peminjaman
untuk asuransi jasa raharja berdasarkan
hasil wawancara dengan petugas Analising/
Reporting adalah sebagai berikut:
Menurut Rakatansky H (2013) Dalam
Peraturan Departemen Kesehatan dan Human
Services tentang standar untuk kerahasiaan
informasi kesehatan perorangan, mengusulkan
bahwa pelayanan kesehatan wajib menjaga
kerahasiaan rekam medis pasien minimal 2
tahun setelah kematian. Hal ini sudah sesuai
dengan kesepakatan lama penyimpanan di
RSUD karanganyar yang disimpan selama
sepuluh tahun setelah kematian, artinya
dokumen tersebut sudah disimpan setidaknya
melebihi dari batas minimal penyimpanan yaitu
selama 2 tahun.
“Prosedur peminjaman untuk klaim asuransi
jasa raharja itu… ya pertama... peminjam
harus ke jasa raharja, ke jasa raharjanya untuk
apa ya saya kurang tau... mungkin untuk
diberi pengantar atau formulir-formulir…
lalu peminjam juga harus kekantor polisi...
dikantor polisi nanti diberi surat pengantar
yang ditujukan ke direktur RSUD... nanti
baru ditindaklanjuti di bagian rekam
medis… biasanya si peminjam/keluarga
pasien itu sudah bawa formulir... yang
ngasih yaa dari jasa raharja itu mungkin…
petugas rekam medis terus mengambilkan
dokumen…mengantarkan dokumen kepada
dokter yang pernah merawat keluarganya
itu… lalu nanti dokter mengisi formulir
dari jasa raharja terus dibubuhi tandatangan
dokter, diberi stempel rumah sakit…
dokumen setelah selesai dikembalikan lagi
kebagian
”
Akan tetapi khusus untuk dokumen rekam
medis pasien meninggal bayi Henley A dan
Schott J (2012) mengatakan bahwa Dokumen
meninggal bayi adalah dokumen rekam medis
pasien bayi yang telah meninggal.Rekam medis
harus disimpan selama kurang lebih 25 tahun
setelah tanggal kematian bayi. Hal ini belum
sesuai dengan kesepakatan penyimpanan
di RSUD Karanganyar yang memberikan
perlakuan sama terhadap lama penyimpanan
dokumen rekam medis pasien meninggal
dewasa yaitu selama 10 tahun, seharusnya
khusus untuk lama penyimpanan dokumen
rekam medis pasien meninggal bayi yaitu
disimpan kurang lebih selama 25 tahun.
Petugas rekam medis 3
PEMBAHASAN
1.
Kebijakan Tentang Dokumen Rekam Medis
Pasien Meninggal di RSUD Karanganyar
Kebijakan yang mengatur tentang dokumen
rekam medis pasien meninggal di RSUD
Karanganyar terdapat pada prosedur tetap
dengan nomor dokumen 66.05.55.03 yang
diterbitkan tanggal 10 November 2009. Prosedur
tetap tersebut berisi tentang pengertian, tujuan
2.
Pihak yang Memanfaatkan Dokumen Rekam
Medis Pasien Meninggal di RSUD Karanganyar
Pihak yang pernah memanfaatkan dokumen
rekam medis pasien meninggal adalah
pihak-pihak yang dapat mengajukan surat
99
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014
peminjaman dokumen rekam medis yang
disetujui dan ditandatangani oleh direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
Pihak-pihak tersebut adalah peneliti, kepolisian,
asuransi jasa raharja, bidan, serta PPAT untuk
pembagian hak waris. Akan tetapi petugas
tidak mengetahui secara persis informasi apa
saja yang dibutuhkan dan untuk keperluan
apa dokumen rekam medis pasien meninggal
tersebut dipinjam, dikarenakan peminjam
tidak mengisi buku peminjaman dan tidak
meninggalkan identitas diri. Hal ini sangat
beresiko terhadap kerahasiaan isi rekam medis
pasien meninggal dan penyalahgunaan pihakpihak yang tidak berwenang.
Menurut DepKes RI (2006) petugas rekam
medis dalam menjalankan tugasnya terhadap
pembukaan informasi medis pasien harus
memastikan secara pasti informasi apa yang
kiranya dapat memenuhi kebutuhan si-penanya,
dan hanya informasi tersebut yang diberikan/
dikirimkan. Hal ini belum sesuai dengan
petugas rekam medis di RSUD Karanganyar
yang tidak mengetahui informasi apa saja yang
dibutuhkan peminjam dokumen rekam medis
pasien meninggal dan untuk keperluan apa
informasi dokumen tersebut.
DepKes RI (2006) juga menyebutkan informasi
medis seseorang dapat diberikan kepada pihakpihak terkait antara lain:
1. Asuransi
2. Pasien/Keluarga pasien
3. Rumah Sakit yang menjadi tempat rujukan
4. Dokter lain yang merawat pasien
5. Kepolisian
6. Untuk keperluan pengadilan
Menurut Rakatansky (2013) nilai yang melekat
pada privasi dan kerahasiaan dokumen rekam
medis yang masih hidup memberikan dasar
untuk melindungi rekam medis pasien setelah
kematian.Orang mungkin berpendapat bahwa
pengungkapan informasi setelah kematian
sangat sedikit konsekuensinya karena orang
yang telah meninggal tidak dapat dirugikan
dan tidak membutuhkan informasi rekam
medisnya lagi, tetapi anggapan seperti
ini mengabaikan potensi bahaya terhadap
almarhum pasien,”Identitas sehubungan dengan
warisan mereka”. Dengan kata lain Dokumen
rekam medis pasien meninggal mempunyai
perlakuan sama terhadap aspek peminjamannya.
100
Setidaknya ada dua keadaan dimana informasi
mengenai pasien meninggal bisa diungkapkan/
dipinjam.Pertama adalah ketika pengungkapan
akan memberikan informasi secara langsung
berhubungan dengan kesehatan pihak lain.
Kedua adalah ketika informasi yang dicari akan
digunakan untuk penelitian, pendidikan atau
tujuan lain yang tidak berhubungan dengan
kesehatan. Hal ini sudah sesuai dengan pihakpihak yang pernah menggunakan/meminjam
dokumen rekam medis pasien meninggal di
RSUD Karanganyar.
3.
Prosedur Peminjaman Dokumen Rekam Medis Pasien Meninggal di RSUD karanganyar
Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar
belum memiliki kebijakan tentang peminjaman
dokumen rekam medis pasien meninggal
sehingga kebijakan tentang peminjaman
dokumen rekam medis pasien meninggal
menggunakan kebijakan peminjaman dokumen
rekam medis dengan nomor dokumen 58.05.55.
P3 untuk keperluan penelitian dan nomor
dokumen 57.05.55.P3 untuk keperluan lain
(asuransi, jasa raharja, dan lain-lain). Prosedur
tetap tersebut berisi beberapa cara penyerahan
informasi rekam medis dan persyaratan
yang harus dipenuhi. Setiap peminjaman
dokumen rekam medis pasien meninggal tidak
diperkenankan untuk dibawa keluar sehingga
hanya dapat digunakan dilingkup ruang rekam
medis saja.Dalam mengetahui informasinya pun
harus didampingi perawat/dokter yang pernah
merawat pasien (keluarganya) yang telah
meninggal. Akan tetapi ada beberapa hal yang
belum sesuai dengan prosedur peminjaman
dalam kebijakan tersebut, yaitu belum ada
buku catatan peminjaman dan bon pinjam yang
menyatakan siapa dan untuk keperluan apa
dokumen tersebut dipinjam. Dengan demikian
tidak jauh berbeda antara prosedur peminjaman
dokumen rekam medis pasien hidup dan pasien
meninggal. Adapun prosedur peminjaman
dokumen rekam medis pasien meninggal untuk
keperluan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Peminjaman berkas rekam medis untuk
penelitian harus mengajukan surat
permohonan kepada Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Karanganyar.
b. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar memberikan disposisi kepada
Instalasi Rekam Medis untuk ditindak
lanjuti.
Tika, dkk. Kajian Pemanfaatan Informasi Pada Dokumen Rekam Medis
c.
d.
e.
f.
Petugas rekam medis kemudian mengambil
berkas rekam medis yang dimaksud di
ruang arsip, dengan sebelumnya mengisi
buku peminjaman serta bon pinjam berkas.
Pengambilan berkas adalah sepengetahuan
petugas penyimpanan, berkas yang diambil
diganti dengan tracer yang berisikan
keterangan : Nomor Register berkas yang
diambil, tanggal pengembalian, nama
peminjam serta keperluan.
Peminjaman untuk penelitian hanya boleh
dilakukan di ruang rekam medis.
Setelah selesai dipergunakan, berkas
dikembalikan ke tempat semula, tracer
diambil dan diisi tanggal pengembalian.
Prosedur peminjaman dokumen rekam medis
pasien meninggal untuk keperluan lain asuransi
jasa raharja adalah sebagai berikut
a. Bagi pasien/instansi yang akan mengurus
jasa raharja/asuransi, maka diharuskan
mengajukan surat permohonan serta
mengisi surat pernyataan membuka
diagnosa atau surat kuasa yang ditujukan
kepada Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Karanganyar.
b. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar memberikan disposisi kepada
instalasi rekam medis untuk ditindak
lanjuti.
c. Petugas rekam medis kemudian mengambil
berkas rekam medis yang dimaksud di
ruang arsip dengan sebelumnya mengisi
buku pinjam serta bon pinjam berkas.
d. Pengambilan berkas adalah sepengetahuan
petugas penyimpanan, berkas yang diambil
diganti dengan tracer yang berisikan
keterangan : Nomor register berkas yang
diambil, tanggal pengambilan, nama
peminjam serta pengumpulan.
e. Petugas rekam medis melengkapi isian
formulir sesuai permintaan.
f. Petugas rekam medis membawa formulir
dan berkas rekam medis untuk diteliti
dan dimintakan tanda tangan dokter yang
bersangkutan, kemudian mengirimkan
formulir isian kepada yang bersangkutan.
g. Jangka waktu pembuatan tersebut adalah
1 (satu) minggu.
h. Setelah selesai dipergunakan, maka berkas
dikembalikan ke tempat semula, tracer
diambil dan diisi tanggal pengembaliannya.
Prosedur peminjaman dokumen rekam medis
pasien meninggal untuk PPAT/keperluan
pembagian hak waris menggunakan prosedur
peminjaman untuk keperluan lain seperti
asuransi jasa raharja. Prosedur peminjaman
tersebut adalah sebagai berikut
a. Bagi pasien/instansi yang akan mengurus
pembagian hak waris, maka diharuskan
mengajukan surat permohonan serta
mengisi surat pernyataan membuka
diagnosa atau surat kuasa yang ditujukan
kepada Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Karanganyar.
b. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar memberikan disposisi kepada
instalasi rekam medis untuk ditindak
lanjuti.
c. Petugas rekam medis kemudian mengambil
berkas rekam medis yang dimaksud di
ruang arsip dengan sebelumnya mengisi
buku pinjam serta bon pinjam berkas.
d. Pengambilan berkas adalah sepengetahuan
petugas penyimpanan, berkas yang diambil
diganti dengan tracer yang berisikan
keterangan : Nomor register berkas yang
diambil, tanggal pengambilan, nama
peminjam serta pengumpulan.
e. Petugas rekam medis melengkapi isian
formulir sesuai permintaan.
f. Petugas rekam medis membawa formulir
dan berkas rekam medis untuk diteliti
dan dimintakan tanda tangan dokter yang
bersangkutan, kemudian mengirimkan
formulir isian kepada yang bersangkutan.
g. Jangka waktu pembuatan tersebut adalah
1 (satu) minggu.
h. Setelah selesai dipergunakan, maka berkas
dikembalikan ke tempat semula, tracer
diambil dan diisi tanggal pengembaliannya.
Prosedur peminjaman dokumen rekam medis
pasien meninggal untuk urusan kepolisian
menggunakan prosedur peminjaman untuk
keperluan lain. Prosedur peminjaman tersebut
adalah sebagai berikut
a. Bagi instansi kepolisian yang memerlukan
dokumen rekam medis pasien, maka
diharuskan mengajukan surat permohonan
yang ditujukan kepada Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Karanganyar.
b. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar memberikan disposisi kepada
instalasi rekam medis untuk ditindak
lanjuti.
101
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Petugas rekam medis kemudian mengambil
berkas rekam medis yang dimaksud di
ruang arsip dengan sebelumnya mengisi
buku pinjam serta bon pinjam berkas.
Pengambilan berkas adalah sepengetahuan
petugas penyimpanan, berkas yang diambil
diganti dengan tracer yang berisikan
keterangan : Nomor register berkas yang
diambil, tanggal pengambilan, nama
peminjam serta pengumpulan.
Petugas rekam medis melengkapi isian
formulir sesuai permintaan.
Petugas rekam medis membawa formulir
dan berkas rekam medis untuk diteliti
dan dimintakan tanda tangan dokter yang
bersangkutan, kemudian mengirimkan
formulir isian kepada yang bersangkutan.
Jangka waktu pembuatan tersebut adalah
1 (satu) minggu.
Setelah selesai dipergunakan, maka berkas
dikembalikan ke tempat semula, tracer
diambil dan diisi tanggal pengembaliannya.
Dalam PerMenKes No. 269/MENKES/PER/
III/2008 Bab V pasal 10 menyatakan bahwa
informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat
penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat
pengobatan dapat dibuka dalam hal:
a. Untuk kepentingan kesehatan pasien
b. Memenuhi permintaan apratur penegak
hukum dalam rangka penegakan hukum
atas perintah pengadilan
c. Permintaan dan/atau persetujuan pasien
sendiri
d. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan
ketentuan perundang-undangan; dan
e. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan,
dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.
Permintaan rekam medis untuk tujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
dilakukan secara tertulis kepada pimpinan
sarana pelayanan kesehatan.
Dalam pelaksanannya, prosedur peminjaman
di RSUD Karanganyar baik peminjaman untuk
penelitian maupun peminjaman untuk asuransi jasa
raharja dan PPAT sudah sesuai dengan ketentuan
yaitu harus menggunakan surat persetujuan/
surat kuasa dari pihak keluarga. Akan tetapi
dalam pelaksanaan peminjamannya, belum ada
pernyataan yang menyatakan si-pengguna dalam
menggunakan informasi untuk keperluan penelitian
atau pendidikan nama dan semua identitas lainnya
102
mengenai pasien harus dirahasiakan. Hal ini belum
sesuai dengan ketentuan yang ada dalam PerMenKes
No. 269/MENKES/PER/III/2008 Bab V pasal 10
bahwa untuk kepentingan penelitian, pendidikan
dan audit medis dapat dibuka sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien dan juga belum sesuai
dengan ketentuan kedua Henley A dan Schott J
(2012) yaitu melindungi kerahasiaan pasien.
SIMPULAN
1.
2.
3.
Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar sudah
memiliki kebijakan tentang dokumen rekam
medis pasien meninggal yang tertuang dalam
prosedur tetap dokumen kematian, akan tetapi
kebijakan tersebut belum mengatur tentang
lama penyimpanan baik lama penyimpanan
dokumen rekam medis pasien meninggal bayi
maupun pasien meninggal dewasa.
Pihak yang pernah memanfaatkan dokumen
rekam medis pasien meninggal adalah bidan,
peneliti, kepolisian, PPAT, dan keperluan
klaim asuransi jasa raharja, akan tetapi dalam
peminjamannya belum ada buku catatan
peminjaman khusus untuk dokumen rekam
medis pasien meninggal sehingga petugas tidak
mengetahui secara pasti untuk keperluan apa
dan informasi apa saja yang dibutuhkan dalam
peminjaman dokumen rekam medis pasien
meninggal tersebut
Prosedur tetap yang mengatur tentang prosedur
peminjaman dokumen rekam medis pasien
meninggal di RSUD Karanganyar belum ada
sehingga menggunakan prosedur tetap tentang
peminjaman dokumen rekam medis untuk
keperluan penelitian dan peminjaman dokumen
rekam medis untuk keperluan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan
Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia Revisi II. Jakarta: Depkes RI.
Henley A and Schott J. 2012.Deciding about a
postmortem examination information for
parents. London: Sands
Menkes RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan
No.269/MENKES/PER/2008 Tentang Rekam
Medis. Jakarta: Menteri Kesehatan RI.
Tika, dkk. Kajian Pemanfaatan Informasi Pada Dokumen Rekam Medis
Narbuko Kholid. 2008. Metodologi Penelitian
Memberikan Bekal Teoritis Pada Mahasiswa
Tentang Metodologi Penelitian dengan
Langkah Yang Benar. Jakarta: Bumi Aksara.
Rustiyanto E. 2011. Manajemen Filing Dokumen
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.
Yogyakarta: Politeknik Kesehatan Permata
Indonesia.
Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: CV.Alfabeta. hal 337-345.
Rakatansky H. 2013. Confidentiality of Health
Information Postmortem.Diakses: 11 Maret
2013. http://www.ama-assn.org/resources/
doc/code-medical-ethics/5051a.pdf
World Medical Association. 1995. Declaration
of Lisbon on the Rights of the Patient.Bali:
WMA.
Rustiyanto E. 2010. Statistik Rumah Sakit untuk
Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha
ilmu. hal:17-18
103
Download