Perilaku Individu dalam Pelayanan Izin mendirikan Bangunan Di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe Oleh: Eko Susanto Abstrak Dalam suatu organisasi terdapat beberapa individu dalam menjalankan tugastugasnya demi sebuah tujuan organisasi. Aparatur merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan sebagai abdi negara sudah selayaknya memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang ingin membutuhkan. Perilaku individu adakalanya sangat erat dengan perilaku menyimpang sesuai apa yang diharapkannya. Dan adakalanya perilaku individu baik serta konsisten dalam pemberian pelayanan. Sebagaimana Prinsip Pelayanan Publik sesuai dengan KepMenPan No. 63/Kep/M.Pan/7/2003 yaitu meliputi kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan dan kenyamanan. Pelayanan izin mendirikan bangunan adalah salah satu pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomis bangunan dan mendapat perlindungan hukum. Key word: Perilaku Individu, Pelayanan Publik LATAR BELAKANG Perilaku birokrasi tidak lepas dari perilaku individu. Sebab didalam Organisasi ada Individu yang melaksanakan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Adapun yang mempengaruhi karakteristik perilaku individu diantaranya yaitu, ciri-ciri biografis, kemampuan, kepribadian, pembelajaran, persepsi, sikap, kepuasan kerja dan stress. Jika dilihat mengenai pelayanan publik khususnya pelayanan izin mendirikan bangunan yang ada di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe khususnya di Kecamatan Tahuna, masih terdapat beberapa kendala serta pelayanan yang belum maksimal dan masyarakat belum merasakan ketidakpuasan atas hasil pelayanan yang diberikan oleh suatu badan pelayanan perizinan yang selama ini terkesan berbelit-belit, prosedur yang panjang, waktu yang lama, ketidak jelasan prasyarat serta biaya. Perilaku pegawai/individu itu hampir secara otomatis ditentukan pula oleh kebutuhan dan keinginan terhadap sesuatu hal tertentu yang akan diusahakan untuk bisa mencapainya, hal ini terkait dengan motivasi serta proses motivasi (Luthans, 1997) yaitu kebutuhan, dorongan serta tujuan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung merupakan landasan hukum dibuatnya Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Izin Mendirikan Bangunan. Sebagaimana Perda tersebut yang terdapat pada pasal 6 sampai pasal 11 memuat retribusi izin mendirikan bangunan. Fokus penelitian ini adalah Perilaku Individu pada organisasi dalam pemberian pelayanan perijinan. TINJAUAN PUSTAKA “Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Artinya, perilaku orang pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk meraih tujuan-tujuan tertentu, tetapi tujuan tersebut tidak selamanya diketahui secara sadar oleh individu yang bersangkutan. Dorongan yang memotivasi pola perilaku individu yang nyata dalam kadar tertentu berada pada alam sadar mereka” (Hersey, 1996). Menurut Gibson Cs.(1996) menyatakan perilaku individu adalah segala sesuatu yang dilakukan seseorang, seperti : berbicara, berjalan, berfikir atau tindakan dari suatu sikap. Sedangkan menurut Kurt Levin : perilaku ( Behavior = B ) individu pada dasarnya merupakan fungsi dari interakasi antara Person/individu (P) yang bersangkutan dengan lingkungan (Enviroment = E). Pengertian umum pelayanan publik menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 adalah “Segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan”. Menurut A.G. Subarsono (2008), bahwa pelayanan publik merupakan produk birokrasi publik yang diterima oleh warga pengguna maupun masyarakat secara luas. Karena itu, pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan warga pengguna. Pelayanan publik dapat juga diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya, pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama. Prinsip Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003. a. Kesederhanaan Proseduran pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. b. Kejelasan 1. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik. 2. Unit kerja/pejabat yang berwenang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik. 3. Rincian biaya pelayanan publik tata cara pembayaran. c. Kepastian Waktu Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. d. Akurasi Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah. e. Keamanan Proses dan produk pelayanan publik rasa aman dengan kepastian hukum. f. Tanggung Jawab Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. g. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika. h. Kemudahan Akses Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi dan informatika. i. Kedislipinan, Kesopanan, Dan Keramahan Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan disiplin,sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan ikhlas. j. Kenyamanan Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatis. Lokasi penelitian yaitu di Dinas Perumahan dan Permukiman Kab. Kepl. Sangihe. Sumber data penelitian yaitu pengguna jasa serta beberapa pegawai yang menjadi informan dan dokumen-dokumen pendukung sarana penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan metode triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data reduksi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan, penulis dapat menggambarkan bahwa pihak instansi dalam hal ini Dinas Perumahan dan Permukiman sering melakukan pemantau atau turun ke lapangan jika ada masyarakat yang sedang melakukan kegiatan mendirikan bangunan, lalu bangunan tersebut belum memiliki IMB dan pihak aparatur dinas perumahan dan permukiman segera menawarkan barang dan jasa. Sehingga proses pengurusannya diurus oleh instansi baik itu kelengkapan berkas, gambar bangunan serta Rencana Anggaran Biaya (RAB). Itu yang di alami oleh pemohon yang meminta kepada pegawai dinas perumahan dan permukiman untuk mengurus IMB. Adapun pegawai/aparatur Dinas Perumahan dan Permukiman saat melakukan sosialisasi ke lapangan dengan menawarkan barang dan jasa Izin Mendirikan Bangunan untuk segera diurus agar nantinya tidak terjadi suatu hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat melanggar hukum. Ada beberapa kategori perilaku individu dalam suatu organisasi dalam hal ini Dinas Perumahan dan Permukiman: 1. Ciri-ciri biografis Ciri-ciri ini yang melekat pada individu seperti : umur, jenis kelamin, jumlah tanggungan, masa kerja. Dari hasil penelitian bahwa hampir seluruh pegawai sudah memiliki tanggungan (berkeluarga) serta masa kerja yang cukup lama dalam instansi tersebut. 2. Kemampuan Kemampuan terbagi 2 yaitu : kemampuan intelektual dan kemampuan kemampuan fisik. Ada sebagian pegawai tingkat pendidikannya sudah berjenjang S2, banyak pula berjenjang S1 serta masih ada yang berpendidikan SLTA. Hal ini dilihat dari daftar pegawai normatif. Berbicara kemampuan fisik sudah pasti pegawai yang ada di dinas tersebut sehat, karena peneliti datang langsung ke kantor semua pegawai hadir dan siap melayani masyarakat yang akan mengurus IMB. 3. Kepribadian Kepribadian yang ada pada seluruh aparatur dinas tersebutmerupakan kepribadian yang selalu bersosialisasi dan berinteraksi antar pegawai dan masyarakat dalam melayani perizinan IMB. 4. Pembelajaran Dalam hal ini, peneliti mengamati bahwa perilaku individu dalam instansi tersebut termasuk pada kategori: Teori pembelajaran sosial dan Pengkondisian operan. Dimana bahwa teori tersebut menyebutkan bahwa perilaku aparatur yang selalu melakukan observasi, memperoleh pengalaman dan berperilaku sebagaimana abdi negara dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. 5. Persepsi Pegawai instansi beranggapan bahwa persepsi mereka terhadap masyarakat yang mengurus perizinan IMB sangat senang sebab, masyarakat tahu pentingnya dalam IMB. Kemudian peneliti mengadakan wawancara kepada masyarakat yang sudah mengurus IMB dan dari beberapa informan masih ada masyarakat yang belum mengetahui pentingnya IMB. 6. Sikap Sikap aparatur Dinas Perumahan dan Permukiman dalam melayani pemohon yang ingin mengurus perizinan IMB sangat baik. Sebagaimana bahwa instansi tersebut memberikan pelayanan yang prima sesuai visi dan misi. 7. Kepuasan kerja Setelah peneliti mengadakan wawancara kepada pegawai yang ada di instansi tersebut, yang menjadi kepuasan kerja mereka adalah adanya dilengkapi fasilitas kantor sebagai penunjang sarana dan prasarana dalam melakukan pekerjaan. 8. Stress Pegawai diinstansi tersebut juga pernah mengalami stress baik itu akibat beban dan tanggung jawab sebagai kepala seksi maupun tugas yang menumpuk. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Perilaku Individu dalam Pelayanan Izin mendirikan Bangunan di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe, maka dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan pelayanan izin mendirikan bangunan (IMB) kepada pemohon ada penilaian baiknya dan ada penilaian buruknya. Cara aparatur Dinas Perumahan dan Permukiman memberikan produk pelayanan yang yaitu turun ke lapangan secara langsung mensosialisasikan kepada pemilik bangunan yang sedang mendirikan bangunan untuk segera mengurus IMB. Namun ada sebagian pihak pegawai melakukan praktek perilaku menyimpang dengan iming-imingan proses pengurusan IMB akan mudah dan cepat selesai. Perilaku ini berlandaskan motivasi agar memperoleh tujuan yang menguntungkan bagi pelaku aparatur. Secara konsep dari perilaku individu sama halnya di lokasi penelitian. Dan yang menjadi permasalahan dari pemberian pelayanan sehingga pelayanan itu dinilai oleh masyarakat tidak baik yaitu : 1. Sikap perilaku individu yang menyimpang dari prosedur. Yang mana bahwa aparatur ini menawarkan pelayanan yang cepat dan mudah. 2. Tidak transparansi terhadap pemohon yang mengurus IMB; 3. Pelayanan masih berbelit-belit dan Standar Operasi Pelayanan (SOP) tidak jelas. B. Saran Dari temuan penelitian dan berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa yang menjadi saran yaitu sebagai berikut. 1. Pemerintah dalam hal ini aparatur dinas perumahan dan permukiman perlu mensosialisasikan pentingnya mengurus IMB melalui media sehingga masyarakat tahu serta jelas apa fungsi dan tujuannya; 2. Perincian biaya serta retribusi haruslah bersifat transparan; 3. Terjalin koordinasi yang baik antara Dinas Perumahan dan Permukiman dengan Dinas Perijinan Pelayanan Terpadu. DAFTAR PUSTAKA Ardana, Mujiati, Ayu Sriathi (2009). Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu Aswiati, Indah. (2010). Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance), Manado: Bahan Ajar Fisip Unsrat Nasution, S. (2004). Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara Ndraha, Taliziduhu. (1989). Konsep Administrasi dan Administrasi di Indonesia, Jakarta: Penerbit Bina Aksara Siswadi, E. (2012). Birokrasi Masa Depan. Bandung: Mutiara Press Sopiah. (2008). Perilaku Organisasional, Yogyakarta: Andi Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta Surjadi. (2009). Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik, Bandung: Refika Aditama Thoha, Miftah. (1995). Birokrasi Indonesia Dalam Era Globalisasi, Bogor: Pusdiklat Pegawai Depdikbud Peraturan Perundang-undangan : Keputusan MenPAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Izin Mendirikan Bangunan Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung