Implementasi Critical Path Method dan PERT Analysis pada Proyek

advertisement
Jurnal Teknologi Informasi dan Telematika Vol.5, Desember 2012, 14-22
14
Implementasi Critical Path Method dan PERT Analysis
pada Proyek Global Technology for Local Community
Dadang Syarif Sihabudin Sahid1
1
Program Studi Sistem Informasi, Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau
Jl. Umbansari No. 1 Rumbai, Pekanbaru, Telp : 0761-53939
email : [email protected]
Abstrak
Masalah perencanaan dan penjadwalan dalam sebuah proyek selalu menjadi isu yang cukup signifikan
karena sangat berpengaruh dalam pengelolaan waktu, biaya dan ruang lingkup pekerjaan Fenomena
yang sering muncul adalah para manajer proyek sering tidak tepat dalam menentukan estimasi durasi
proyek yang cukup effisien dengan tetap memenuhi tujuan dan batasan sebuah proyek. Penelitian ini
mengimplementasikan metoda jalur kritis (critical path method/CPM) dan program evaluation and
review technique/PERT analysis pada proyek Global Technology for Local Community/GTLC Program
kerjasama PT. Chevron Pacific Indonesia dan Dinas Pendidikan Provinsi Riau. Tujuan yang ingin
dicapai dalam implementasi CPM dan PERT ini adalah mendapatkan estimasi durasi proyek yang
efisien, identifikasi jalur kritis serta serta nilai peluang dalam menyelesaikan proyek. Setelah dilakukan
implementasi, pengujian dan analisa kedua metoda ini pada proyek GTLC didapatkan hasil bahwa
proyek dapat diselesaikan lebih cepat 5minggu dengan empat buah jalur kritis jika menggunakan CPM.
Sementara analisa PERT memperlihatkan bahwa proyek dapat selesai lebih cepat dua minggu dengan
dua buah jalur kritis serta memberikan peluang keberhasilan sebesar 92,46%. Kesimpulan dari
penelitian adalah bahwa CPM dan PERT analysis dapat diterapkan untuk efisiensi penjadwalan pada
proyek GTLC.
Kata kunci: CPM, PERT analysis, manajemen proyek.
Abstract
Planning and scheduling problem in a project always has a significant issue because it influences to
management of time, cost and scope of work. This phenomenon often arises when the project managers
are not appropriate in determining to estimate duration of the project in order to meet the triple
constraint in project management. This research implements the critical path method (CPM) and
Program Evaluation and Review Technique / PERT analysis on a project of Global Technology for Local
Community / GTLC program. The project comes from collaboration between PT. Chevron Pacific
Indonesia and Education Department of Riau Provincial. Objective of the research is to implement CPM
and PERT that aims to get an efficient estimate of the duration of the project, as well as the identification
of the critical path and the probability to complete the project. After implementation, testing and analysis,
CPM gives five weeks more quickly to complete the project with the four critical paths, while the PERT
gives 2 weeks more quickly with two critical paths. The PERT also gives 92.46% probability of successful
to completion the project. The conclusion of the research is the CPM and PERT analysis can be applied
to the efficiency of the scheduling of the GTLC project.
Keywords: CPM, PERT Analysis, project management
1
Pendahuluan
Secara umum, keberhasilan dari suatu kegiatan proyek adalah terpenuhinya semua ruang
lingkup pekerjaan dengan kualitas yang baik dan dalam batasan waktu dan biaya yang
disepakati. Oleh karena itu seorang manajer proyek harus mempunyai kecakapan dan
kompetensi yang memadai khsusnya dalam mengelola 3 tahapan utama dalam sebuah proyek
yaitu tahap perencanaan, tahap penjadwalan dan tahap pengendalian. Resiko kegagalan sering
muncul akibat selain manajer proyek yang kurang berpengalaman juga sering diakibatkan oleh
minimnya pengetahuan manajer dalam pengelolaan proyek. Seorang manajer proyek, khsusnya
Implementasi CPM dan PERT Analysis pada Proyek Global Tech for Local Community
15
pemula paling tidak harus mempunyai pengetahuan yang cukup termasuk didalamnya
kemampuan dalam menggunakan tools-tools yang biasa digunakan dalam manajemen proyek.
Kemampuan ini akan lebih baik lagi jika ditunjang juga dengan kemampuan dalam
menggunakan aplikasi pendukung manajemen proyek, sehingga akan mempermudah dalam
pengelolaan dan dokumentasi terutama pada proyek-proyek skala besar.
Perencanaan dan penjadwalan yang baik dari suatu kegiatan proyek akan menjadi salah
satu penentu dan pijakan bagi keberhasilan tahapan proyek berikutnya. Kedua hal tersebut
selalu menjadi isu yang signifikan dalam dunia manajemen proyek karena akan berpengaruh
pada keberhasilan sebuah proyek, terutama dalam memenuhi lingkup waktu, lingkup pekerjaan
dan lingkup biaya. Kesalahan seorang manajer proyek dalam perencanaan penjadwalan kegiatan
dan aktivitas proyek akan mengakibatkan proyek berjalan molor dan secara tidak langsung
mengakibatkan penambahan biaya. Padahal pada awal kesepakatan pemberi pekerjaan (sponsor
proyek) biasanya sudah menetapkan tentang batasan yang harus dipenuhi baik dari sisi biaya,
waktu maupun ruang lingkup pekerjaan.
Ada banyak tools dan aplikasi pendukung yang bisa digunakan dalam perencanaan dan
penjadwalan aktivitas-aktivitas sebuah proyek yang kesemuanya bertujuan untuk optimalisasi
pekerjaan sebuah proyek sehingga akan ada efisiensi dari sisi biaya maupun waktu pelaksanaan.
Pada penelitian ini digunakan pendekatan metoda jalur kritis (critical path method/CPM) dan
Program Evaluation and Review Technique (PERT) analysis yang diimplementasikan pada
proyek Global Technology for Local Community (GTLC) program. GTLC adalah sebuah
proyek peningkatan kemampuan teknologi informasi yang ditujukan untuk mengurangi
kesenjangan digital bagi penduduk lokal yang ada di Provinsi Riau. Program ini meliputi
peningkatan kemampuan guru dalam hal instalasi, penggunaan dan perawatan perangkat lunak
dan perangkat keras legal, peningkatan pengetahuan guru dalam penggunaan aplikasi open
source, serta pembangunan 60 laboratorium komputer berbasis aplikasi open source pada 12
kabupaten/kota di Provinsi Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jalur kritis dari
proyek GTLC, estimasi waktu proyek dan peluang selesainya proyek dengan waktu yang
kurang dari yang disepakati awal. Untuk pengolahan data digunakan aplikasi WinQSB versi
2.00 terutama berkaitan denganian pencarian solusi CPM dan PERT analysis.
2
2.1
Tinjauan Pustaka
Definisi Proyek
Kegiatan Proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung
dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan secara jelas [1]. Menurut PMBOK Guide,
sebuah proyek adalah suatu usaha keras yang diambil dengan waktu sementara untuk membuat
suatu unik produk, jasa maupun hasil unik lainnya [2]. Oleh karena itu sebuah proyek memiliki
ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan dengan kegiatan lainnya yaitu [3] :
 Proyek mempunyai tujuan yang khusus/unik
 Proyek bersifat sementara
 Dilakukan dengan intensitas tinggi, progressive dan elaborative
 Memerlukan sumber daya, seringkali bersal dari berbagai area/departemen
 Harus memiliki pemberi kerja/sponsor proyek yang akan memberikan arahan dan
pembiayaan sebuah proyek
 Batasan biaya, waktu, sasaran dan kualitas hasil ditentukan dan disepakati di awal.
 Memiliki ketidakpastian
Berdasarkan definisi dan cirri-cirinya, terlihat cukup jelas bahwa dalam suatu kegiatan
proyek yang dilakukan oleh suatu organisasi atau masyarakat sangat berbeda dengan kegiatan
Dadang Syarif Sihabudin Sahid
16
yang dilakukan secara rutin (kegiatan operasional). Tabel 1 memperlihatkan perbandingan
kegiatan dalam bentuk proyek dan kegiatan yang bersifat operasional [1].
Tabel 1. Perbandingan Kegiatan Proyek vs Kegiatan Operasional
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Kegiatan Proyek
Bercorak dinamis, non rutin
Siklus proyek relative pendek
Intensitas kegiatan didalam periode siklus
proyek berubah-ubah (naik-turun)
Kegiatan harus diselesaikan berdasarkan
anggaran dan jadwal yang telah
ditentukan
Terdiri dari bermacam-macam kegiatan
yang memerlukan berbagai disiplin ilmu
Keperluan sumber daya berubah, baik
macam maupun volumenya
a.
b.
c.
Kegiatan Operasional
Berulang-ulang, rutin
Berlangsung dalam jangka panjang
Intensitas kegiatan relative sama
d.
Batasan anggaran dan jadwal tidak
setajam dalam proyek
e.
Macam kegiatan tidak terlalu
banyak
Macam volume dan keperluan
sumber daya relative konstan
f.
Sebuah proyek dikatakan berhasil jika memenuhi batasan proyek yang ditetapkan yaitu
batasan waktu, batasan biaya dan ruang lingkup pekerjaan serta pemberi pekerjaan/sponsor
proyek merasa puas akan hasil yang dicapai. Gambar 1 memperlihatkan 3 batasan utama yang
harus dipenuhi bagi keberhasilan suatu proyek [3].
Gambar 1. Tiga Batasan Utama dalam Sebuah Proyek
(Information Technology Project Management, Fifth Edition, Copyright 2007)
2.2
Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah pengaplikasian pengetahuan, keahlian, tools dan teknik
lainnya ke dalam semua aktivitas proyek untuk mencapai/memenuhi kebutuhan proyek [3].
Seorang manajer proyek harus berjuang untuk memenuhi tiga batasan proyek dengan
melakukan pengelolaan yang seimbang antara batasan biaya, batasan waktu, maupun batasan
lingkup pekerjaan. Paling tidak ada tiga tahapan penting yang dilakukan dalam manajemen
proyek yaitu :
 Tahap Perencanaan meliputi penetapan sasaran, pendefinisian proyek dan organisasi tim
 Tahap Penjadwalan meliputi menghubungkan tenaga kerja, uang, bahan/alat yang
digunakan dalam proyek
Implementasi CPM dan PERT Analysis pada Proyek Global Tech for Local Community

2.3
17
Tahap Pengendalian meliputi pengawasan sumberdaya, biaya, kualitas, dan budget, jika
perlu merevisi, ubah rencana, menggeser, atau mengelola ulangsehingga tepat waktu
dan biaya.
Metoda Jalur Kritis (Critical Path Method/CPM)
Jalur kritis adalah sebuah rangkaian aktivitas-aktivitas dari sebuah proyek yang tidak
bisa ditunda waktu pelaksanaannya dan menunjukan hubungan yang saling berkaitan satu
dengan yang lain [4]. Dalam suatu proyek bisa dihasilkan lebih dari satu jalur kritis. Semakin
banyak jalur kritis dalam suatu proyek, maka akan semakin banyak aktivitas yang harus diawasi
secara intensif. Jalur kritis yang mempunyai akumulasi durasi waktu yang paling lama akan
digunakan sebagai estimasi waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Strategi metoda
jalur kritis sering digunakan dalam mempersingkat waktu pelaksanaan proyek, hal ini dapat
dilakukan dengan cara penambahan sumber daya pada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
secara simultan.
Jalur kritis didapatkan dari sebuah diagram jaringan (network diagram) yang
memperlihatakan hubungan dan urutan aktitivas-aktivitas dalam suatu proyek. Secara umum
network diagram digambarkan menggunakan activity on node (AON) dan activity on arrow
(AOA) [5]. Pada AON, aktivitas proyek direpresentasikan dengan titik (node), sementara pada
AOA, aktivitas kegiatan direpresentasikan dengan panah (arrow). Aktivitas proyek yang
mendahului/menjadi syarat dillakukan aktivitas lainnya disebut predesesor. Gambar 2 sampai
dengan gambar 4, menunjukkan hubungan aktivitas dalam proyek menggunakan AOA dan
AON.
Gambar 2. Bentuk Serial
Pada gambar 2 (bentuk serial), diperlihatkan tiga aktivitas proyek yaitu S, T, dan U.
Pada gambar tersebut ditunjukkan bahwa aktivitas S merupakan predesesor bagi aktivitas T,
sementara aktivitas T menjadi predesesor bagi aktivitas U. Pada gambar 3 (bentuk konvergen),
diperlihatkan bahwa aktivitas S dan T menjadi predesesor bagi aktivitas U, atau dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa aktivitas U bisa dilaksanakan jika aktivitas S dan T sudah
dilaksanakan terlebih dahulu. Gambar 4 (bentuk bercabang) memperlihatkan aktivitas S menjadi
predesesor bagi aktivitas T dan U. Hal ini menggambarkan bahwa aktivitas T dan U bisa
dilaksanakan jika aktivitas S telah dilaksanakan terlebih dahulu.
Gambar 3. Bentuk Konvergen
Dadang Syarif Sihabudin Sahid
18
Gambar 4. Bentuk Bercabang
Pada penelitian ini dipilih AON sebagai pola untuk membentuk network diagram dari
proyek. Setiap titik pada AON merepresentasikan hal-hal berkaitan yang dalam proyek seperti
ditunjukkan gambar 5.
ES A EF
LS D LF
Gambar 5. Titik dalam AON
Keterangan gambar :
A
: Kode/Nama aktivitas
D
: Durasi waktu suatu aktivitas
ES
: Earliest Start, adalah waktu paling awal untuk memulai suatu aktivitas
LS
: Latest Start, adalah waktu paling lambat untuk memulai suatu aktivitas
EF
: Earliest Finish, adalah waktu paling awal untuk menyelesaikan suatu aktivitas
LF
: Latest Finish, adalah waktu paling lambat untuk menyelesaikan suatu aktivitas
Untuk mendapatkan jalur kritisnya, terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut [5] :
1. Identifikasi semua aktivitas dalam suatu proyek termasuk didalamnya durasi waktu
suatu aktivitas
2. Identifikasi aktivitas-aktivitas yang menjadi predesesor bagi kegiatan yang lain
3. Gambarkan network diagramnya.
4. Tentukan ES, EF, LS, LF serta durasi pada network diagram
5. Identifikasi jalur-jalur aktivitas yang muncul dari network diagram
6. Hitung slack menggunakan rumus berikut :
Slack = LS - ES atau Slack = LF – EF
7. Tentukan jalur kritis dengan cara melihat nilai slack setiap aktivitas pada masingmasing jalur. Jika suatu jalur nilai semua slack aktivitasnya bernilai nol, maka jalur
tersebut adalah jalur kritis.
8. Tentukan estimasi durasi lamanya menyelesaikan proyek dengan melihat akumulasi
waktu dari jalur kritis yang paling besar.
Contoh dari network diagram dari suatu proyek bisa dilihat pada gambar 6.
2.4
PERT Analysis
Program Evalation and Review Technique (PERT) analysis adalah salah satu
metoda yang dapat digunakan dalam mengevaluasi lamanya penyelesaian suatu proyek
dengan mempertimbangkan kemungkinan lain/variasi lamanya waktu dalam
Implementasi CPM dan PERT Analysis pada Proyek Global Tech for Local Community
19
menyelesaikan suatu aktivitas [6]. Estimasi tidak hanya didasarkan pada durasi tunggal
tetapi pada waktu-waktu yang sifatnya optimis, pesimis, maupun waktu kebanyakan
dalam menyelesaikan suatu aktivitas. Metoda ini sangat cocok terutama bagi manajermanajer proyek yang masih minim pengalaman dalam mengestimasi lamanya
penyelesaian proyek.
Gambar 6. Network Diagram
Oleh karena itu hal mendasar yang membedakan antara CPM dan PERT adalah
pada pendekatan deterministik waktu penyelesaian suatu aktivitas. CPM menggunakan
satu angka yang menunjukkan adanya kepastian, sementara PERT digunakan dengan
latar belakang adanya kadar ketidakpastian dalam kurun waktu kegiatan proyek. Untuk
menghitung estimasi waktu berdasarkan PERT analysis, maka perlu dilakukan langkahlangkah sebagai berikut :
1. Untuk setiap aktivitas berikan perkiraan waktu optimis (optimistic), pesimis
(pessimistic) dan waktu realistis (most likely).
2. Lakukan perhitungan waktu perkiraan untuk setiap aktivitas yang memenuhi formula
berikut :
(1)
3. Hitung variansi (s2) untuk setiap aktivitas yang memenuhi formula berikut :
(2)
4.
5.
6.
7.
8.
Tentukan jalur kritis berdasarkan estimasi waktu hasil perhitungan.
Tentukan perkiraan waktu penyelesaian proyek berdasarkan jalur kritis (Te)
Jumlahkan variansi semua aktivitas pada jalur kritis (2)
Tentukan waktu penyelesaian proyek yang diharapkan (T)
Hitung waktu penyelesian yang telah dibakukan (z) yang mengikuti formula berikut :
(3)
9. Hitung peluang waktu penyelesaian proyek dengan melihat tabel distribusi normal baku
dari nilai z yang didapatkan.
Dadang Syarif Sihabudin Sahid
2.5
20
Global Technology for Local Community Program (GTLC)
GTLC adalah sebuah program peningkatan kemampuan computer masyarakat
tempatan di Provinsi Riau dengan tujuan utama untuk mengurangi kesenjangan digital
dan mendorong penggunaan perangkat lunak legal khususnya dikalangan sekolah.
Kegiatan utama dari program ini adalah membangun laboratorium pada 60 sekolah
masing-masing 23 PC di 12 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau, dengan aktivitas
utama sebagai berikut :







Survey calon sekolah penerima bantuan
Rekondisi dan instalasi PC
Training instruktur open source software (OSS)
Training guru dan seminar OSS
Distribusi PC
Instalasi listrik dan jaringan computer
Serah terima laboratorium
Seluruh kegiatan ini harus diselesaikan dalam waktu 20 minggu, dimulai bulan Agustus
2010 dan selesai pada 31 Desember 2010. Sponsor utama dalam kegiatan ini adalah PT.
Chevron Pacific Indonesia dan Dinas Pendidikan Provinsi Riau, sementara institusi lainnya
yang terlibat adalah Politeknik Caltex Riau, Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI) dan
Kementrian Riset dan Teknologi.
3
Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap yaitu :




4
4.1
Perumusan masalah : Dilakukan dengan cara melakukan studi terhadap pelaksanaan
proyek GTLC terutama dari sisi manajemen proyek
Studi literature : Dilakukan dengan mengumpulkan bahan/teori pendukung yang sesuai
meliputi studi penelitian sebelumnya, studi teori manajemen proyek khususnya
berkaitan dengan CPM dan PERT, studi detail untuk mendapatkan bahan terkait GTLC.
Implementasi Metode : Dilakukan dengan mengimplementasikan metoda CPM dan
PERT terhadap studi kasus proyek GTLC
Analisa dan penarikan kesimpulan : Data-data dan output hasil pengolahan dengan
metoda CPM dan PERT menggunakan aplikasi bantu winQSB versi 2.0 dianalisa untuk
kemudian ditarik beberapa kesimpulan dan rekomendasi.
Hasil dan Pembahasan
Implementasi CPM
Sebelum diimplementasikan ke dalam metoda CPM dan PERT, table 2 adalah semua
aktivitas dalam proyek GTLC.
Tabel 2. Aktivitas Proyek GTLC
Nama Aktivitas
Persiapan
Pengadaan Peralatan
Survey Sekolah
Identifikasi PC
Rekondisi PC
Recovery PC
Instalasi Software
Penetapan Penerima Bantuan
Kode
Aktivitas
A
B
C
D
E
F
G
Training Instruktur (ToT)
Workshop dan Seminar Guru
Distribusi PC
Instalasi Listrik
Instalasi Jaringan
Tes Laboratorium
I
J
K
L
M
N
H
Serah Terima Laboratorium
O
Nama Aktivitas
Kode
Aktivitas
Implementasi CPM dan PERT Analysis pada Proyek Global Tech for Local Community
21
Selanjutnya data pada table 2, dimasukan kedalam menu CPM yang ada pada aplikasi
WinQSB seperti ditunjukkan pada gambar 7 sebelah kiri.
Gambar 7. Aktivitas Proyek dan Aktivitas Analisis pada WinQSB
Hasil dari pengolahan menggunakan aplikasi WinQSB ditunjukkan pada gambar kanan
dan gambar 8. Aktivitas analisis pada gambar 7 kanan menunjukkan bahwa proyek dapat
diselesaikan dalam waktu 15 minggu dengan 4 buah jalur kritis yaitu jalur aktivitas B-D-E-G-LN-O, B-D-E-G-M-N-O, B-D-F-G-L-N-O, dan B-D-F-G-M-N-O seperti diperlihatkan pada
gambar 9. Berdasarkan hasil ini dapat dilihat bahwa dengan menggunakan CPM, proyek dapat
selesai dalam 15 minggu dari 20 minggu yang direncanakan di awal, walaupun terdapat 4 buah
jalur kritis yang memerlukan pengendalian dan pengontrolan secara intensif, sehingga proyek
tidak terganggu seperti ditunjukkan gambar 8.
Gambar 8. Network Diagram Proyek GTLC
4.2
Implementasi PERT
Saat implementasi PERT, perlu ditambahkan 3 alternatif durasi untuk setiap aktivitas
yaitu pada kolom optimistic, pessimistic dan most likely seperti ditunjukkan pada gambar 9
sebelah kiri. Sementara hasil PERT analisis memperlihatkan bahwa proyek dapat diselesaikan
dalam waktu 16 minggu dengan 2 jalur kritis yaitu B-D-E-G-L-N-O dan B-D-E-G-M-N-O
seperti ditunjukkan gambar 9 sebelah kanan. Jika proyek akan diselesaikan dalam 18 minggu
atau lebih cepat 2 minggu dari yang direncanakan, terlihat pada gambar 10 bahwa peluang
proyek dapat selesai dalam 18 minggu adalah sebesar 92,46%.
Dadang Syarif Sihabudin Sahid
22
Gambar 9. PERT Analysis
Gambar 10. Critical Path dan Probability
5
Kesimpulan



6
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
CPM dan PERT analysis dapat diimplementasikan dalam proyek GTLC untuk efisiensi
dalam perencanaan dan penjadwalan
Implementasi metoda CPM memberikan waktu penyelesaian proyek lebih cepat 5
minggu dari yang direncanakan, tetapi memberikan jalur kritis yang lebih banyak,
sehingga memerlukan kerja keras dalam monitoring dan pengendalian proyek
Implementasi PERT menghasilkan waktu penyelesaian lebih lama dibandingkan dengan
CPM, tetapi dengan jalur kritis yang lebih sedikit dan masih lebih cepat dibandingkan
dengan durasi yang direncanakan dengan tingkat keberhasilan sebesar 92,46%.
Daftar Pustaka
Fadli, M., Syarif SS, “Model Teori Manajemen Proyek”, Politeknik Caltex Riau, 2010
Project Management Institute,” A Guide to the Project Management Body of Knowledge
(PMBOK® Guide) - Fourth Edition”, PMI, edisi 4, 2008
Schwalbe, K., “Informaton Technology Project Management”, Thomson Course
Technology, edisi 5, 2007
Heizer, H., Render, “Operation Management”, Pearson/Prentice Hall, 2006
Gray, C.F., Larson, E.W, “Project Management”, Mc-Graw Hill Companies Inc.,2006
Siswanto, ”Operations Research”, Erlangga, 2007
Download