2013 Pendekatan Agama Dalam Pendidikan Kesehatan ا ن ا دز و ا نو دا WHO Mengandalkan khitanan sebagai pencegah penularan AID www.aljazeera.net M. Tata Taufik Pondok Modern Al-Ikhlash Kuningan 11/19/2013 Daftar Isi BAB I .......................................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 3 AJARAN ISLAM SEBAGAI ............................................................................................................ 3 INSPIRASI PRILAKU HIDUP SEHAT.............................................................................................. 3 BAB II ......................................................................................................................................... 8 KONSEP ISLAM TENTANG KESEHATAN...................................................................................... 8 BAB III ...................................................................................................................................... 46 Kesehatan Dalam Ajaran Islam ................................................................................................ 46 BAB IV ...................................................................................................................................... 59 PENUTUP ................................................................................................................................. 59 2 BAB I PENDAHULUAN AJARAN ISLAM SEBAGAI INSPIRASI PRILAKU HIDUP SEHAT Secara historis Rasul SAW diutus kepada bangasa Arab yang hidup di tanah yang tandus dan terjal. Bagi mereka yang hidup di padang pasir, air adalah masalah utama bagi mereka. Penguasaan atas sumur dan kantong-kantong air pada saat itu merupakan masalah politik dan kekuasaan. Siapa yang paling kuat, merekalah yang menguasai sumur atau sumber air. Ada pepatah Arab mengatakan “mengisi air harus dengan air” menunjukkan bahwa air merupakan permasalahan besar dan pokok bagi kehidupan mereka. Pepatah tadi juga mencerminkan bahwa untuk mendapatkan air mereka harus membekali diri dengan air, yang berarti betapa susah untuk mendapatkannya. Kalau diteliti secara cermat mengapa ajaran Islam secara detail membahas masalah bersuci? Secara sederhana bisa dijawab bahwa kehidupan gurun pasir saat itu menuntut upaya revolusi budaya. Budaya hidup dari kondisi padang pasir pada kondisi keidupan yang maju dan menetap. Ciri kehidupan maju adalah budaya hidup sehat di kalangan anggota masyarakatnya. Dalam Islam revolusi budaya hidup tersebut dirancang dari masalah yang sagat pribadi dan merupakan kebutuhan pribadi sampai pada masalah sosial. Pertama masalah bersuci, mandi, wudlu dan istinja, bermula dari syarat minimum dalam bersuci sampai pada kesempurnaan bersuci. Kemudian yang berhubungan dengan aspek sosial, dibahas dalam adab (tata cara) buang air besar maupun buang air kecil. Sebagai contoh, Rasul SAW dalam suatu sabdanya menyatakan: إذا ﺑﺎل أﺣﺪﻛﻢ ﻓﻠﻴﻨﱰ ذﻛﺮﻩ ﺛﻼث ﻣﺮات “jika seseorang buang air kecil hendaknya ia mengurut-ngurut kemaluannya tiga kali” (HR. Ibnu Majah). Melalui hadits tersebut Rasul SAW mengajarkan kebersihan dan kehati-hatian dalam bersuci, supaya tidak ada sisa air kencing yang bisa menjadi penyakit. Kedua masalah menyiikat gigi, membersihkan gigi (menyikat gigi) dianjurkan oleh Rasul SAW setiap hendak melaksanakan shalat (anjuran ini kemudian menjdai tradisi sunah bersiwak sebelum shalat). Sabda belau berkenaan dengan ini: ﻢ ﺑﺎﻟﺴﻮاك ﻣﻊ ﻛﻞ وﺿﻮءﻟﻮﻻ أن أﺷﻖ ﻋﻠﻰ أﻣﱴ ﻷﻣﺮ 3 “andaikan tidak menyulitkan ummatku, pasti akan kusuruh mereka bersiwak (menyikat gigi) setiap mereka berwudlu.” HR. Malik, Ahmad dan Nasâ’i. Ketiga masalah peradaban yang berhubungan dengan WC, Rasul SAW bersabda: رواﻩ أﺑﻮ داود. ﻣﻦ أﺗﻰ اﻟﻐﺎﺋﻂ ﻓﻠﻴﺴﺘﱰ “Barang siapa akan berbuang hajat maka hendaklah mengambil sitar (yang bisa menghalangi dirinya dari penglihatan orang lain). HR. Abu Daud. Secara peradaban bisa dilihat bahwa hadits tersebut mengandung makna pembuatan tabir untuk buang hajat, dalam peradaban manusia kemudian berkembang dari masa ke masa sesuai dengan kemajuan teknologi, pembuatan WC atau jamban, mulai dari yang sederhana sampai yang mewah. Secara filosofis, ide dasar pembuatan ruangan khusus untuk WC atau jamban adalah hadits tersebut. Dari sini jelaslah bahwa ajaran-ajaran yang ada dalam praktek peribadahan Islam merupakan arahan dan bimbingan bagi setiap pribadi muslim untuk berprilaku hidup sehat. cinta kesehatan, menyadari, mengamalkan dan mengajarkan hidup sehat untuk dirinya pribadi, keluarga dan masyarakat yang ada sekelilingnya. Walaupun demikian tidak berarti setiap muslim secara otomatis bisa berprilaku sehat, kenyataannya, ajaran bahwa “kebersihan sebagian dari pada iman” belum bisa menjamin kebersihan di WC atau kamar mandi mesjid. Slogan tentang kebersihan masih terus tertera dan bahkan ditulis di lokasi-lokasi yang menuntut kebersihan, seperti MCK yang banyak tersedia di berbagai lokasi, serta menjadi salah satu bagian kelengkapan mesjid atau muhala, madrasah maupun pesantren. Seorang kolega menyatakan bahwa “untuk kencing di negara-negara Barat harus bayar mahal, tapi toiletnya bersih, sedangkan yang gratis seperti di Saudi Arabia, toiletnya kotor.” Realitas ini menjadi dasar bahwa dalam mengomunikasikan ajaran Islam diperlukan wawasan kesehatan. Artinya bahwa paradigma kesehatan bisa dipakai dalam memberikan informasi-informasi keislaman. Sehingga tidak ada kesenjangan antara kemuliaan ajaran dengan prilaku kehidupan sehari-hari dari sudut kesehatan. Paradigma ini sama sekali tidak menafikan paradigma fiqhiyah yang smentara ini berlaku dalam berbagai praktek pengajaran dan informasi keagamaan. Justru sebaliknya akan memberikan nilai lebih bagi bagi makna ajaran dan sangat fungsional dalam memahami Islam sebagai pedoman dan panduan bagi kehidupan manusia baik kehidupan secara pribadi maupun kehidupan kelompok. Dalam konteks madrasah (pendidikan) permasalahan mendasar yang ditemui dalam segi kesehatan adalah sebagai berikut: 4 1. Perilaku hidup bersih dan sehat belum mencapai tingkat yang diharapkan, disampingkan itu ancaman penyakit terhadap peserta didik masih tinggi seperti adanya penyakit endemis dan kekurangan gizi. 2. Masalah-masalah kesehatan peserta didik dan lingkungan yang masih memprihatinkan, seperti: a. Sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan; • Jamban; dan • Air bersih. Masih belum merata baik secara kuantitas maupun kualitas di seluruh sekolah dan madrasah di Indonesia. b. Meningkatnya pecandu narkoba dikalangan peserta didik, serta kecenderungan perokok, pada anak dan remaja yang meningkat sehingga untuk itu diperlukan upaya-upaya: • Pendekatan kesehatan dalam mongomunikasikan hukum halal dan haram serta makruh dalam ajaran Islam. • Pengawasan yang ketat, bila perlu dilakukan “sweeping” secara berkala. • Melibatkan peran orang tua / Komite Sekolah, Pengurus OSIS, PMR dan kader kesehatan Remaja ( KKR). c. Masalah-masalah Kesehatan Reproduksi • Kehamilan remaja dan • Aborsi. • Infeksi Menular Seksual (IMS), termasuk HIV/AIDS. Pertmasalahan tersebut perlu ditangani dengan menggunakan pendekatan agama, dengan kata lain penyajian ajaran agama dengan menggunakan (mengikut sertakan) pendekatan kesehatan. Dalam Islam sudah mulai dikembangkan kajian tentang himkah tasyr´î yakni upaya memahami hikmah (fungsi/peran/manfaat) dari diperintahkannya suatu ajaran atau syariat. Dalam kaitan ini upaya pengenalan ajaran agama atau amaliah peribadahan tersebut dilihat segi manfaatnya dari sudut kesehatan. Prinsip dasar dari paradigma ini adalah firman Allah SWT yang menyatakan bahwa Allah SWT tidak menciptakan sesuatu kecuali memiliki manfaat QS. 3:191. Suatu kesadaran tinggi atas semua ciptaan Allah yang bisa dicapai oleh ulul al-bâb (kelompok manusia yang beriman dan mau menghayati dan memahami berbagai ciptaan Allah). ِ ﺴﻤﺎو ﻜﺮو َن ِﰲ ﺧ ْﻠ ِﻖ اﻟ ِِﻢ وﻳـﺘَـ َﻔﻪ ﻗِﻴﺎﻣﺎ وﻗُـﻌﻮدا وﻋﻠَﻰ ﺟﻨُﻮ ِﺬﻳﻦ ﻳ ْﺬ ُﻛﺮو َن اﻟﻠاﻟ ِ ات َواﻷ َْر ﺖ َﻫ َﺬا َ ﻨَﺎ َﻣﺎ َﺧﻠَ ْﻘض َرﺑـ َ ََ ُ ََ ْ ُ َ َ ً ُ َ ً َ َ ُ ََ ِ َﺎﻃ ًﻼ ﺳﺒﺤﺎﻧ ﺎ ِراب اﻟﻨ َ َ ْ ُ ِ َﺑ َ ﻚ ﻓَﻘﻨَﺎ َﻋ َﺬ 5 “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” QS. 3:191. Prinsip ini juga tertera dalam ayat surat lain yang merupakan pernyataan Allah SWT bahwa penciptaan langit dan bumi serta seisinya tidaklah main-main, yaitu surat 21: 16 dan surat 44 ayat 38. ِ ﲔ َ ِض َوَﻣﺎ ﺑَـْﻴـﻨَـ ُﻬ َﻤﺎ ﻻﻋﺒ َ ﺴ َﻤﺎءَ َواﻷ َْر َوَﻣﺎ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ اﻟ “Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.” QS.21:16. ِ ِ ﲔ َ ِض َوَﻣﺎ ﺑَـْﻴـﻨَـ ُﻬ َﻤﺎ ﻻﻋﺒ َ ﺴ َﻤ َﺎوات َواﻷ َْر َوَﻣﺎ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ اﻟ ”Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main.” QS.44:38. Metodologi yang dipakai dalam pemahaman ini menggunakan metodologi tafsir sosial (Tafsir Ijtima’i) yang mulai dikembangkan sejak abad 20 M oleh Muhammad Abduh 1849-1905, Sayyid Qutub 1940-1966, dan tafsir tematik (mawdlu’i). Berbagai pencapaian pengetahuan yang dihasilkan peradaban manusia dipakai untuk memahami rahasia-rahasia ajaran Islam yang termaktub dalam alQur’an dan al-Hadits, dengan tetap memperhatikan berbagai pendapat ulama terdahulu dalam memahami teks ayat atau hadits. Metode maqhâshid al-syarîah (memahami ajaran syariat dengan melihat maksud syariat itu diperintahkan) juga bisa dipakai dalam menganalisis semangat yang terkandung dalam ajaran Islam selain berbagai qaidah fiqhiyah dan ushuliyah dalam memahami ajaran Islam. Sitimatika pembahasan dalam buku ini dimulai dengan pendahuluan (BAB I) yang membahas latar belakang, akar historis pendekatan serta permasalahan pokok, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan dasar paradigma, metodologi pemahaman serta sistimatika pembahasan. Selanjutnya BAB II berisikan Konsep Islam Tentang Kesehatan; kesehatan jasmani dan kesehatan rohani; pendidikan Rasul SAW tentang prilaku hidup sehat. BAB III akan membahas hubungan bersuci dan kesehatan; kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Shalat dan kesehatan; puasa dan kesehatan; zakat dan kesehatan; haji dan kesehatan. BAB VI Penutup. Buku ini diperuntukkan bagi guru terutama guru agama di sekolah atau pemegang bidang studi agama di madrasah, serta pembina uks (usaha kesehatan sekolah) agar dapat memberikan wawasan kesehatan dalam memahami ajaran 6 Islam, atau sebaliknya bagi pembina uks dapat menghubungkan materi-materi kesehatan dengan ajaran keagamaan. 7 BAB II KONSEP ISLAM TENTANG KESEHATAN Setelah membca Bab ini akan dapat mengetahui perhatian Islam terhadap kesehatan. Macam kesehatan; jasmani dan rohani, serta kesehatan lingkungan beserta dalil-dalinya dari al-Qur’an maupun al-Hadits. Menurut al-Qur’an penyakit ada dua macam yaitu penyakit hati (mental) dan penyakit jasmani. Penyakit hati ada dua; keraguan dan penyakit syahwat (bersumber pada nafsu).1 Berkenaan dengan penyakit hati (mental) al-Qur’an menyebutkan: ِ ﻪ ﻣﺮﺿﺎ وَﳍﻢ ﻋ َﺬاب أَﻟِﻴﻢ ِﲟﺎ َﻛﺎﻧُﻮا ﻳﻜِِﻢ ﻣﺮض ﻓَـﺰادﻫﻢ اﻟﻠِﰲ ﻗُـﻠُﻮ ْﺬﺑُﻮ َن َ ٌ ٌ َ ُْ َ ً ََ ُ ُ ُ َ َ ٌ ََ ْ َ ”Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” QS.2.10. ِ ِ ِ ٍ ﱳ َﻛﺄ ِ ض َوﻗـُ ْﻠ َﻦ ُ ـ َﻘْﻴﺴ ِﺎء إِ ِن اﺗ َ ْﱳ ﻓَﻼ َﲣ ٌ ﺬي ِﰲ ﻗَـ ْﻠﺒِﻪ َﻣَﺮﻀ ْﻌ َﻦ ﺑِﺎﻟْ َﻘ ْﻮِل ﻓَـﻴَﻄْ َﻤ َﻊ اﻟ ِﻳَﺎ ﻧ َﺴﺎءَ اﻟﻨ َ ُ ﱯ ﻟَ ْﺴ َ َﺣﺪ ﻣ َﻦ اﻟﻨ ﻗَـ ْﻮﻻ َﻣ ْﻌُﺮوﻓًﺎ “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” QS.33:32. Penyakit dalam surat al-Baqarah ayat 10 di atas menunjukan penyakit hati yang berarti keraguan atau syak, sedangkan dalam surat al-Ahzab ayat 32 berarti kehendak negatif yang ada dalam hati bersumber pada nafsu syahwat. 8 Adapun berkenaan dengan penyakit jasmani, al-Qur’an menyebutkan sebagai berikut: ِ َﻋَﺮِج َﺣَﺮ ٌج َوﻻ َﻋﻠَﻰ اﻟْ َﻤ ِﺮ ﻳﺾ َﺣَﺮ ٌج َوﻻ َﻋﻠَﻰ أَﻧْـ ُﻔ ِﺴ ُﻜ ْﻢ أَ ْن ﺗَﺄْ ُﻛﻠُﻮا ِﻣ ْﻦ ْ َﻋ َﻤﻰ َﺣَﺮ ٌج َوﻻ َﻋﻠَﻰ ْاﻷ ْ ﺲ َﻋﻠَﻰ ْاﻷ َ ﻟَْﻴ ِ ﻮت أَﺧﻮاﺗِ ُﻜﻢ أَو ﺑـﻴ ِ ﻮت إِﺧﻮاﻧِ ُﻜﻢ أَو ﺑـﻴ ِ ﻣﻬﺎﺗِ ُﻜﻢ أَو ﺑـﻴُﻮت أ ِ ﻮت آَﺑﺎﺋِ ُﻜﻢ أَو ﺑـﻴ ِ ﺑـﻴﻮﺗِ ُﻜﻢ أَو ﺑـﻴ ﻮت أ َْﻋ َﻤ ِﺎﻣ ُﻜ ْﻢ ُُ ْ ْ َ َ ُُ ْ ْ َ ْ ُُ ْ ْ َ ُُ ْ ْ َ ُُ ْ ْ ُُ ِ ِ ﻮت ﺧﺎﻻﺗِ ُﻜﻢ أَو ﻣﺎ ﻣﻠَﻜْﺘﻢ ﻣ َﻔ ِﺎﲢﻪ أَو ِ ﻮت أ ِ ِ ﻤﺎﺗِ ُﻜﻢ أَو ﺑـﻴ ﻮت ﻋ ِ ﺲ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ْ َ َُﺧ َﻮاﻟ ُﻜ ْﻢ أ َْو ﺑـُﻴ َ ْ َُ َ ْ ُ َ َ ْ ْ ُُ ْ ْ َ ُأ َْو ﺑـُﻴ َ ﺻﺪﻳﻘ ُﻜ ْﻢ ﻟَْﻴ َِ ﺟﻨَﺎح أَ ْن ﺗَﺄْ ُﻛﻠُﻮا ﺒَ ًﺔ ِﻪ ُﻣﺒَ َﺎرَﻛﺔً ﻃَﻴﺔً ِﻣ ْﻦ ِﻋْﻨ ِﺪ اﻟﻠ ُﻤﻮا َﻋﻠَﻰ أَﻧْـ ُﻔ ِﺴ ُﻜ ْﻢ َِﲢﻴﲨ ًﻴﻌﺎ أ َْو أَ ْﺷﺘَﺎﺗًﺎ ﻓَِﺈ َذا َد َﺧْﻠﺘُ ْﻢ ﺑـُﻴُﻮﺗًﺎ ﻓَ َﺴﻠ ٌ ُ ِ ِ ﻪ ﻟَ ُﻜﻢ اﻵَﻳﲔ اﻟﻠ ﻚ ﻳـﺒـ ُﻜ ْﻢ ﺗَـ ْﻌ ِﻘﻠُﻮ َنﺎت ﻟَ َﻌﻠ َ ُ ُ ُ َُ َ َﻛ َﺬﻟ “Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama mereka) dirumah kamu sendiri atau dirumah bapak-bapakmu, dirumah ibu-ibumu, dirumah saudara- saudaramu yang laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan, dirumah saudara bapakmu yang laki-laki, dirumah saudara bapakmu yang perempuan, dirumah saudara ibumu yang laki-laki, dirumah saudara ibumu yang perempuan, dirumah yang kamu miliki kuncinya[1051] atau dirumah kawankawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian. Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya.” QS.24:61. Berdasarkan pada ayat-ayat di atas, dapat dikatakan bahwa masalah kesehatan dalam Islam menyangkut kesehatan jasmani dan kesehatan rohani/jiwa, sebagaimana Islam juga memperkenalkan dua penyakit jasmani dan rohani (penyakit hati). Jadi masalah kesehatan dalam pandangan Islam ada tiga hal yang harus diperhatikan: pertama menjaga kesehatan (agar tetap sehat, kedua menghindari penyebab penyakit, kuman, virus dan lainnya )ﺣﻔﻆ اﻟﺼﺤﺔ, () اﳊﻤﻴﺔ ﻋﻦ اﳌﺆذى, dan ketiga memberi keleluasaan untuk bagian-bagian yang rusak (terkena penyakit) agar bisa membaik tanpa terganggu oleh penyebab penyakit lain ( اﺳﺘﻔﺮاغ اﳌﻮاد )اﻟﻔﺎﺳﺪة.2 Dengan kata lain mencegah penyakit, mengobati penyakit dan memelihara kesehatan. 9 Majlis Ulama Indonesia dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai ketahanan “jasmaniah, rohaniyah dan sosial” yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya, dan memelihara serta mengembangkannya.3 Jadi selain kedua macam kesehatan (jasmani dan rohani) ditambah lagi dengan kesehatan sosial. Kesehatan sosial seberanrnya dapat dikatakan sebagai buah dari kesehatan jasmani dan rohani. Terutama kesehatan rohani (mental) sangat besar peranannya dalam menciptakan kesehatan sosial. Anjuran-anjuran nabi tentang kesehatan sosial tercermin dalam berbagai anjuran tingkah laku positif (akhlak karimah). Seperti dalam sabdanya: (اﳌﺆﻣﻦ ﻣﻦ أﻣﻨﻪ اﻟﻨﺎس ﻋﻠﻰ أﻣﻮاﳍﻢ و أﻧﻔﺴﻬﻢ و اﳌﻬﺎﺟﺮ ﻣﻦ ﻫﺠﺮ اﳋﻄﺎﻳﺎ و اﻟﺬﻧﻮب )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ “Seorang mu’min adalah orang yang bisa memberikan rasa aman terhadap manusia (orang lain) atas harta dan jiwanya , dan seorang yang hijrah adalah orang yang hijrah dari perbuatan salah dan dosa.” (HR. Ibnu Majah). Berkenaan dengan penyakit sosial al-Qur’an menyifati kondisi masyarakat mu’min senantiasa menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran: ِ ِ اﳋﻴـﺮ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ﻚ ِﻣ َﻦ َ ِات َوأُوﻟَﺌ َ َْْ ﻳـُ ْﺆﻣﻨُﻮ َن ﺑﺎﻟﻠﻪ َواﻟْﻴَـ ْﻮم ْاﻵَﺧﺮ َوﻳَﺄْ ُﻣُﺮو َن ﺑﺎﻟْ َﻤ ْﻌُﺮوف َوﻳَـ ْﻨـ َﻬ ْﻮ َن َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤْﻨ َﻜﺮ َوﻳُ َﺴﺎر ُﻋﻮ َن ﰲ ِِ اﻟ .ﲔ َ ﺼﺎﳊ “Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran, serta mereka bergegas dalam berbuat baik, mereka itulah orang yang shaleh” (QS.3:114). Deskripsi sifat masyarakat muslim juga disebutkan dalam surat 9:71 dan 112 ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ﻀ ُﻬ ْﻢ أ َْوﻟِﻴَﺎءُ ﺑَـ ْﻌ ﺼ َﻼ َة ﻴﻤﻮ َن اﻟ ُ ﺎت ﺑَـ ْﻌ ُ ََواﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨُﻮ َن َواﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨ ُ ﺾ ﻳَﺄْ ُﻣُﺮو َن ﺑﺎﻟْ َﻤ ْﻌُﺮوف َوﻳَـْﻨـ َﻬ ْﻮ َن َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤْﻨ َﻜ ِﺮ َوﻳُﻘ ِ ِ .ﻴﻢ َ ِﻪَ َوَر ُﺳﻮﻟَﻪُ أُوﻟَﺌﺰَﻛﺎةَ َوﻳُ ِﻄ ُﻴﻌﻮ َن اﻟﻠَوﻳُـ ْﺆﺗُﻮ َن اﻟ ٌ ﻪَ َﻋ ِﺰ ٌﻳﺰ َﺣﻜن اﻟﻠ ﻪُ إﻚ َﺳﻴَـ ْﺮ َﲪُ ُﻬ ُﻢ اﻟﻠ “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan 10 mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS.9:71). ِ ِ ِ ِ ﺴﺎﺋِﺤﻮ َن اﳊ ِﺎﻣ ُﺪو َن اﻟ ِ ِ ﺎﻫﻮ َن َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤْﻨ َﻜ ِﺮ ُ ﺴﺎﺟ ُﺪو َن ْاﻵَﻣُﺮو َن ﺑِﺎﻟْ َﻤ ْﻌ ُﺮوف َواﻟﻨ اﻟﺮاﻛ ُﻌﻮ َن اﻟ ُ َْ ﺎﺋﺒُﻮ َن اﻟْ َﻌﺎﺑ ُﺪو َناﻟﺘ ِ ْو ِِ ِ ِ ِ ﲔ َ ﺸ ِﺮ اﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨ َﻪ َوﺑاﳊَﺎﻓﻈُﻮ َن ﳊُ ُﺪود اﻟﻠ َ “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu” (QS.9:112). Kesehatan Jasmani Nabi Muhammad SAW bersabda bersabda bahwa “Mukmin yang kuat itu lebih disukai Allah dibanding mukmin yang lemah.” ( )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ....اﳌﺆﻣﻦ اﻟﻘﻮي ﺧﲑ و أﺣﺐ إﱃ اﷲ ﻣﻦ اﳌﺆﻣﻦ اﻟﻀﻌﻴﻒ Hadist ini mempunyai makna bahwa kesehatan fisik sangat perlu diperhatikan yang mengandung ungkapan tentang kesehatan, baik kesehatan tubuh maupun kesehatan otak. Dalam surat al-Mudatsir diungkapkan sebagai berikut: .ﺮ ْﺟَﺰ ﻓَ ْﺎﻫ ُﺠْﺮ َواﻟ, ﻬْﺮ َﻚ ﻓَﻄ َ ََوﺛِﻴَﺎﺑ “Dan bersihkanlah pakaianmu, hal-hal yang kotor, hindarilah!” QS. 74:4-5. Menurut mufasir kata pakaian dalam ayat ini, menunjuk pada pakaian lahir dan pakaian batin (jiwa). Jadi setiap muslim harus membersihkan pakaiannya baik lahir maupun batin. Demikian juga kata “kotor” berarti kotor hakiki dan majazi, artinya kotor dalam pengertian material-material yang kotor, dan kotor dalam arti yang bisa mengotori jiwa. Namun yang jelas tema ini merupakan tuntunan agama dalam hal memelihara kesehatan, sejalan dengan pola ajaran Islam secara menyeluruh, yakni kesehatan lahir dan batin, yang semuanya berpangkal pada memelihara kebersihan. Prinsip pencegahan dari berkembang biaknya penyakit seperti yang dianut para ahli kesehatan dengan karantina juga sudah dikenal sejak zaman nabi., yaitu ketika timbul penyakit tho’un. Ketika itu nabi melarang orang mengunjungi daerah 11 wabah, tetapi kepada orang yang sudah terlanjur berada di daerah wabah, justru tidak boleh meninggalkan daerah itu. Kepada orang yang terkena penyakit, agama memerintahkan untuk berobat, seperti disebutkan dalam hadist nabi: ( ﻋﻠﻤﻪ ﻣﻦ ﻋﻠﻤﻪ و ﺟﻬﻠﻪ ﻣﻦ ﺟﻬﻠﻪ )رواﻩ أﺑﻮ داود: إﻻ أﻧﺰل ﻟﻪ ﺷﻔﺎء,إن اﷲ ﱂ ﻳﻨﺰل داء “Bahwa Allah SWT tidak menurunkan suatu penyakit kecuali pasti menurunkan pula obat penangkalnya.” (H.R. Abu Dawud). Sabdanya yang lain: رواﻩ أﲪﺪ وأﺑﻮ داوود. إﻻ وﺿﻊ ﻟﻪ دواء ﻏﲑ داء واﺣﺪ ﻫﻮ اﳍﺮم، ً ﻓﺈن اﷲ ﱂ ﻳﻀﻊ داء، ﺗﺪاووا ﻋﺒﺎد اﷲ واﻟﱰﻣﺬي “Berobatlah wahai hamba Allah, karena Allah tidaklah menyimpan penyakit, kecuali Ia menyimpan obatnya, selain satu penyakit yaitu penyakit tua.” HR Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi. Sabda Rasul SAW untuk berdoa minta kesehatan: أﺣﺐ ﻣﻦ اﻟﻌﺎﻓﻴﺔ رواﻩ اﻟﱰﻣﺬي ًﻣﺎ ُﺳﺌﻞ اﷲ ﺷﻴﺌﺎ “Permintaan yang paling disukai Allah adalah permohonan kesehatan.” HR. Tirmidzi.4 Hal-hal lain yang berhubungan dengan kesehatan jasmani dalam Islam dianjurkan agar ummatnya memperhatikan makanan yang dimakan, kebersihan makanan, fungsi makanan dan menghindari makanan-makanan yang dapat merusak organ tubuh, sampai pada derajat diharamkan, seperti minuman keras, bangkai dan lainnya. ِ ﲔ ﻪُ َﻻ ُِﳛﻞ َﻣ ْﺴ ِﺠ ٍﺪ َوُﻛﻠُﻮا َوا ْﺷَﺮﺑُﻮا َوَﻻ ﺗُ ْﺴ ِﺮﻓُﻮا إِﻧ ﻳَﺎ ﺑَِﲏ آَ َد َم ُﺧ ُﺬوا ِزﻳﻨَﺘَ ُﻜ ْﻢ ِﻋْﻨ َﺪ ُﻛ َ ﺐ اﻟْ ُﻤ ْﺴ ِﺮﻓ “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” QS.7:31. 12 Menjelaskan ayat ini para mufasir menyebutkan bagaimana aturan berpakaian dalam shalat atau thowaf keliling ka’bah, yaitu harus menutupi aurat, selanjutnya mengenai tata cara makan yang baik, yaitu makan dan minum seperlunya (tidak berlebihan) sekedar untuk menutupi rasa lapar dan dahaga. Menurut para ulama dengan makan sederhana seperti itu berarti telah menjaga kesehatan badan, sedangkan makan dan minum berlebihan akan merusak lambung (pencernaan) dan melahirkan berbagai macam penyakit. 5 Dalam hal ini rasul SAW menjelaskan: ﻣﺎ ﻣﻸ آدﻣﻲ وﻋﺎء ﺷﺮا ﻣﻦ ﺑﻄﻦ ﲝﺴﺐ اﺑﻦ آدم ﻟﻘﻴﻤﺎت ﻳﻘﻤﻦ ﺻﻠﺒﻪ ﻓﺈن ﻛﺎن ﻻ ﳏﺎﻟﺔ ﻓﺜﻠﺚ ﻟﻄﻌﺎﻣﻪ (وﺛﻠﺚ ﻟﺸﺮاﺑﻪ وﺛﻠﺚ ﻟﻨﻔﺴﻪ )رواﻩ اﻟﱰﻣﺬى “hendaknya seseorang tidak mengisi perutnya dengan buruk (tidak baik), seperti makan dengan cepat dan menelannya dalam keadaan masih keras, jika mungkin, hendaknya sepertiga (perut) untuk makanan, sepertiganya untuk minuman, dan sepertiganya untuk jiwanya. (HR. Tirmidzi). Ketika seorang tabib (dokter) Nasrani mengatakan,”dalam kitab suci agamamu tidak ada ilmu kedokteran, ilmu itu ada dua, ilmu agama dan ilmu jasmani,” lalu Ali Bin Husein menjawab pada dokter tersebut, “semuanya telah dihimpun Allah dalam setengah dari ayat kitab suci kami,” dokter bertanya, apa itu? Ali menjawab: .""وﻛﻠﻮا وأﺷﺮﺑﻮا وﻻ ﺗﺴﺮﻓﻮا Sampai di sini dapat dilihat bahwa kesehatan jasmani sangat erat hubungannya dengan: Makanan dan minuman, kebersihan pribadi, dan kebersihan lingkungan. Kesehatan Jiwa (Mental) 1. Pengertian Ada beberapa pengertian kesehatan mental dikemukakan oleh para ahli di antaranya; sehat mental berarti terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan; berarti kemampuan menyesuaikan diri dalam menghadapi masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa; kesehatan mental berarti keserasian fungsifungsi jiwa; kesehatan mental berarti kemampuan merasakan kebahagiaan, kekuatan dan kegunaan harga dirinya.6 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesehatan mental yaitu suatu kondisi terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit kejiwaan, memiliki kemampuan menyesuaikan diri, bisa menghadapi masalah dan kegoncangan biasa, ada keserasian fungsi-fungsi jiwa serta merasa dirinya berharga, berguna dan bahagia, serta dapat menggunakan potensi yang ada padanya seoptimal mungkin.7 13 Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, banyak dijumpai berbagai ragam perangai manusia; ada orang yang selalu nampak riang gembira dan bahagia meski hidupnya amat sederhana. Dalam segala keadaan ia tetap menjadi dirinya, disukai orang, tidak mempunyai musuh, dan pekerjaan selalu berjalan lancar. Sebaliknya ada orang yang selalu murung, mengeluh dan kecewa, padahal secara lahir fasilitas hidupnya tercukupi atau lebih dari cukup. Ia tidak bisa akur dengan orang lain, tidak bersemangat dalam melaksanakan tugas. Ia selalu gelisah, cemas dan tidak pernah mencapai kepuasan batin. Disamping itu ada juga dijumpai orang yang pekerjaannya mengganggu orang lain, melanggar hak dan ketenangan orang lain, menyebarkan gosip, fitnah, adu domba, menganiaya, menyeleweng, menipu, dan perilaku menyimpang lainnya. Itu semuanya berhubungan dengan tingkat kesehatan mentalnya, kesehatan jiwanya. Dalam al-Qur’an manusia disebut sebagai basyar dan sebagai insan disamping sebagai bani adam. Basyar lebih merujuk pada persamaan manusia sebagai fisik, sedangkan insan merujuk kepada mahluk yang berfikir dan merasa. Sebagai basyar manusia banyak kesamaannya, tetapi sebagai insan manusia berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu bisa menyangkut kecerdasan, tabiat, karakter, dan temperamennya. Sedangkan aspek berfikir dan merasa manusia diungkapkan dengan qalb, aql, bashirah, nafs, dan syahwat. Tingkatan kejiwaan manusia disebut dalam alQur’an dengan nafs zakiyah (jiwa yang suci) nafs muthmainnah (jiwa yang tenang) nafs lawwamah (jiwa yang selalu menyesali diri) dan nafs ammarah (jiwa yang selalu menyuruh berbuat keburukan). Al-Qur’an juga tak kurang dari sebelas kali menyebutkan penyakit hati disamping menyebut adanya hati yang sehat.8 Dalam bahasa arab, penyakit antara lain didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mengakibatkan manusia melampaui batas keseimbangan/kewajran dan mengantar kepada terganggunya fisik, mental, dan bahkan kepada tidak sempurnanya amal seseorang. Melampaui batas, satu sisi membawa implikasi pada gerak berlebihan, dan pada sisi lain membawa implikasi kearah kekurangan. Akal yang sakit, dari gerak berlebihan berwujud kelicikan, tetapi jika sakitnya bersumber dari arah kekurangan maka sakitnya berujud ketidaktahuan. Ketidaktahuan akal membawa kepada keraguan dan kebimbangan. Penyakit kejiwaan lain yang bersumber dari gerak berlebihan bisa berwujud, angkuh, benci, dendam, fanatisme, serakah dan kikir. Sedangkan penyakit yang bersumber dari arah kekurangan bisa bewrujud pesimis, rendah diri, cemas, takut dan sebagainya. Gangguan kesehatan mental akan dapat mempengaruhi; perasaan, pikiran, kelakuan dan kesehatan tubuh. Persaan misalnya cemas, takut, iri dengki, sedih tak beralasan, marah oleh hal-hal remeh, bimbang, merasa diri rendah, sombong, tertekan, pesimis, putus asa, dan apatis. Sedangkan pikiran seperti 14 kemampuan berpikir kurang, sukar memusatkan perhatian, mudah lupa, dan tidak dapat melanjutkan rencana yang telah dibuat. Berhubungan dengan kelakuaan, misalnya, pendusta, menganiaya diri atau orang lain, menyakiti badan orang atau hati orang lain, dan berbagai kelakuan menyimpang lainnya. Sedangkan kesehatan tubuh, seperti penyakit jasmani yang tidak disebabkan oleh gangguan pada jasmani.9 Menurut dokter, penyakit lambung (Maag), lebih merupakan penyakit kejiwaan dari pada penyakit jasmani. Dalam pandangan Islam, hidup di dunia adalah bagaikan orang yang sedang menanam di ladang, sementara masa panen yang sebenarnya berada dikehidupan yang lain. Hidup di dunia secara keseluruhan adalah pekerjaan menanam sementara buahnya dipetik dimasa yang lain. Ungkapan lain menyebutkan bahwa hidup di dunia bagaikan orang yang sedang menyebrang, dunia adalah jembatan, sedangkan ujung dari jembatan dunia ini adalah akhirat. Dunia dan akhirat dalam pandangan Islam bukan merupakan dua hal yang terpisah, tetapi bersambung, berurutan, dimana dunia dipandang sebagai kehidupan fana sementara akhiratlah kehidupan yang sebenarnya (QS.29: 64). Melalui cara pandang hidup seperti ini diharapkan penyakit-penyakit kejiwaan seprti stress, depresi dan penyakit lainnya bisa diobati. Dengan pengertian bahwa berbagai tekanan jiwa yang lahir karena permasalahan-permasalahan hidup bisa dihibur dan diarahkan dengan keyakinan bahwa masih ada kebahagiaan diakhirat kelak, yang penting kaya iman, semoga apa yang diusahakan di dunia ini dinilai ibadah dan amal soleh, hingga bisa membawa kebahagiaan kelak. ِِ ِ ار اﻵن اﻟﺪ ِﺪﻧْـﻴﺎ إِﻻ َﳍﻮ وﻟَﻌِﺐ وإ اﳊﻴﺎةُ اﻟ اﳊَﻴَـ َﻮا ُن ﻟَ ْﻮ َﻛﺎﻧُﻮا ﻳَـ ْﻌﻠَ ُﻤﻮ َن ْ َﺧَﺮَة َﳍِ َﻲ َ ََْ َوَﻣﺎ َﻫﺬﻩ َ َ ٌ َ ٌْ “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” QS.29:64. Adalah hukum alam bahwa manusia akan dilanda kehawatiran dan stress, karena dunia ini tempatnya ujian dan cobaan, kesulitan dan penderitaan. Itulah yang membedakan antara surga dan dunia; yaitu kenyataan bahwa di surga tidak ada kehawatiran dan stress firman Allah: ِ ِ ِ ِ ﲔ َ ﺐ َوَﻣﺎ ُﻫ ْﻢ ﻣْﻨـ َﻬﺎ ﲟُ ْﺨَﺮﺟ َ َﺴ ُﻬ ْﻢ ﻓ َﻴﻬﺎ ﻧ ََﻻ ﳝ ٌﺼ “Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” QS.15:48. 15 Juga merupakan hukum dari kehidupan ini, bahwa manusia akan menerima penderitaan dan tekanan-berat dengan alasan yang bervariasi, sebagaimana ditunjukkan oleh al-Qur’an: ِْ ﻟَ َﻘ ْﺪ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ اﻹﻧْ َﺴﺎ َن ِﰲ َﻛﺒَ ٍﺪ ”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” QS.90:4. Dewasa ini permasalahan kehidupan semakin kompleks, upaya penyegaran dan pengejukan jiwa nampaknya sangat diperlukan sebagai bekal menyiasati kehidupan sekarang, banyaknya buku-buku tuntunann praktis untuk mencapai kebahagiaan dan menjadi best seller menunjukkan adanya kecenderungan manusia dewasa ini untuk mengobati dirinya, berdasarkan pada hal tersebut, pada kesempatan ini penulis paparkan beberapa teknik yang dikaji para ulama muslim antara lain Muhammad Shalih Al Munajid, Ibnu Qayyim dan Sa'di yang mecoba menyajikan ajaran Islam dari sudut pungsinya dalam menghadapi rasa takut dan kecemasan. Karena pembahasannya tidak mungkin dilakukan dengan tanpa menggunakan contoh-contoh sebagai wawasan, maka penulis bagai dalam tiga bagian. Konsepsi dasar dari seni menanggulangi stress ini adalah dualisme dalam pembagian "hati" manusia; pertama; hati yang di dalamnya bersemayam Allah, penuh dengan cahaya, hati yang hidup dan bahagia bersisi nikmat Allaah, serta berbagaimacam kebaikan; Kedua hati yang di dalamnya bersemayam setan, berisikan penderitaan, kegelapan, hati yang mati dan penuh dengan kesedihan, kehawatiran dan kegelisahan. 2. Tutunan Islam Menganggulangi Stress 1) Menyeimbangkan diri dengan iman dibarengi dengan amal firman Allah dalam al-Qur’an: saleh, ِ ِ ِ ﻣﻦ ﻋ ِﻤﻞ َﺣ َﺴ ِﻦ ْ َﺟَﺮُﻫ ْﻢ ﺑِﺄ ْ ﻬ ْﻢ أ ُ ﺒَﺔً َوﻟَﻨَ ْﺠ ِﺰﻳَـﻨـﻪُ َﺣﻴَﺎةً ﻃَﻴﺻﺎﳊًﺎ ﻣ ْﻦ ذَ َﻛ ٍﺮ أ َْو أُﻧْـﺜَﻰ َوُﻫ َﻮ ُﻣ ْﺆﻣ ٌﻦ ﻓَـﻠَﻨُ ْﺤﻴِﻴَـﻨ َ َ َ َْ َﻣﺎ َﻛﺎﻧُﻮا ﻳَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن ”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” QS.16:97. Alasannnya: orang yang percaya kepada Allah , iman nya benar dan mampu memotivasi diri mereka kepada amal sholeh akan dapat memperbaiki 16 perbuatan dan karakter mereka serta mengggantikan sattus mereka di dunia ini dfan masa yang akan datang, memiliki prinsip dasar sesuai dengan cara mereka dalam menghadapi berbagai macam kesenangan dan kesedihan yang dihadapi. Mereka menerima anugrah atau nikmat serta menerimanya dengan bersyukur, serta menggunakannya untuk jalan yang benar dan berarti. Ketika mereka melakukan hal tersebut mereka merasakan bahagia dan berharap hal tersebut dapat membawa mereka pada keabadian dan memberi mereka pahala atas pengakuan ni’mat tadi, sebagai kebahagiaan dan keni’matan yang sesungguhnya. Ketika mengadapi stress dan kekecewaan serta kecemasan, mereka mencoba menolakknya dan mempersempitnya sedapat mungkin, dan mereka menghadapinya dengan kesabaran dan keteguhan dalam hal apa yang tak ada pilihan lain kecuali menerimanya. Dalam hal ini mereka mendapat keberuntungan sebagai hasil dari kejadian tersebut: seperti tawakal, kedewaan berfikir dan menguasai fikiran ; pengalaman yang berharga, kemauan keras, kesabaran, mengharap pahala dan keberuntungan lainnya yang dapat mengurangi rasa stress. Hingga kecemasan diganti dengan keni’matan dan harapan atas rahmat dan pahala dari Allah, sebagaimana Rasululllah SAW bersabda: “Alangkah bahagianya perbuatan orang mu’min, segala sesuatu yang menimpanya adalah kebaikan, dan ini hanya bisa dirasakan oleh orang muslim, jika menerima kebaikan ia bersyukur, jika ia ditimpa ujian ia bersabar, itulah kebaikan baginya.” 2) Melihat apa yang didapat seorang muslim ketika ia dilanda oleh kecemasan dan stress dalam hidupnya; seperti ampunan atas dosa, kebersihan hati, dan statusnya terangkat. Rasulullah saw bersabda: “tidaklah kekecewaan, kekhawatiran, ujian dan kesedihan menimpa seorang muslim, kecuali Allah akan mengampuni dosanya.” Menurut riwayat imam Muslim “tidaklah rasa sakit dan kelelahan, termasuk kesedihan, kecuali akan dapat menghapuskan sebagian dosanya.” Seorang yang merasa cemas maupun stress bagaimanapun juga merupakan hukuman psikologis yang diderita oleh mereka dan tidaklah sia-sia,tapi berfungsi untuk mengembangkan kebajikan dan menghapuskan dosa. Seorang muslim hendaknya mengetahui bahwa jika tidak ada kejadian dan kenyataan yang menyedihkan, kita akan datang dengan tangan hampa di hari pembalasan sebagaimana yang disimpulkan oleh kaum salaf, karenanya sebagian dari kaum slaf ada yang bangga jika mendapat musibah atau ujian, sebagaiman kita bangga saat menerima kemakmuran dan kebahagiaan. Ketika seorang memahami bagaimana suatu kejadian yang menimpanya mampu melepaskan mereka dari dosa, ia akan menjalaninya dan berjiwa besar, lebih lebih jika kejadian tersebut berhubungan langsung dengan dosa yang pernah ia lakukan, sebagaimana yang pernah 17 terjadi pada sebagian sahabat ra. ‘Abd-Allaah ibn Mughaffal RA yang meriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertemu dengan seorang perempuan pelacur pada masa Jahiliyah. Ia mulai mencandainya , lalu menyentuhnya, perempuan itu mengatakan padanya., lihatlah! Allah telah menghancurkan kemusyrikan, dan telah membawa kita pada Islam. Orang tersebut kemudin pergi menuju tembok , melukai wajahnya. Kemudian orang tersebut mengahmpiri Rasulullah saw dan menyampaikan apa yang telah terjadi, dan beliau bersabda: “engkau adalah hamba yang dikehendaki kebaikan oleh Allah. Jika Allah menghendaki kebaikan pada hambanya ia menyegerakan hukuman atas dosanya;jika Ia tidak menghendaki kebaikan padanya, Ia akan menangguhkan siksaannya hingga hari pembalasan , saat semua dosanya akan dikumpulkan.” Rasulullah saw bersabda: “Jika Allah menghendaki kebaikan pada hambaNya, Ia akan meyegerakan hukuman atas dosanya di dunia ini, dan jika Ia tidak menghendaki kebaikan padanya, ia akan mengahirkan hukuman hingga ia mati dengan segala dosanya di hari pembalasan. ” 3) Memahami realitas dunia ini, seorang mu’min haruslah mengatuhi bahwa dunia ini hanya sementara, kemewahan nya hanya sedikit, kebahagiaannya tidaklah sempurna. Ketika memberikan kesempatan untuk tertawa hanyalah sebentar, namun lebih banyak membuat menangis; hanya sedikit memberi, namun banyak menolak. seorang muslim laksana dipenjara , sabda rasullullah saw. Dunia adalah penjara bagi orang mu’min dan surga bagi orang kafir.” Dunia juga adalah kelelahan,penderitaan, dan hukuman, maka seorang mu’min akan merasa terbebas ketika terlepas dari dunia ini .Abu Qutaadah ibn Rib’i al-Ansaari mengatakan bahwa pada saat Rasul saw dilewati oleh jenazah beliau bersabda; dia telah bebas sekarang, sebagaimana masyarakat yang ditinggalkannya juga merasa bebas.” Masyarakat bertanya, bagaimana ia akan merasa bebas, dan juga masyarakat akan merasakan bebas,? Seoarang hamba muslim ketika wafat ia terbebas dari kesedihan dan penderitaan dunia menuju kebahagiaan dan rahmat Allah; ketika seorang pelaku maksiat meninggal masyarakat, binatang, ladang dan pepohonan terbebas dari gangguannya.” Bagi seorang mu’min, kematian membawa kebebasan dari berbagai macam cobaan , kecemasan dan kesakitan serta kehawatiran di dunia, sebagaimana diungkapkan dalam hadits: “ketika seorang mu’min menjelang ajalnnya, malaikat rahmat membawa sutra putih dan berkata: mari ikut dengan tenang, dengan segala kebahagiaan dari Allah untukmu, menuju rahmat Allah dan keberuntungan yang menyenangkan seta Tuhan yang tak pernah marah’ . maka kemudian jiwa keluar bagaikan harum yang wangi dan dibawa oleh tangan malikat hingga pintu surga. Merka berkata, ‘alangkah wanginya harum yang datang dari bumi .’ 18 mereka membawanya kepada ruh orang-orang mu’amin, dan mereka menyambutnya dengan hangat lebih hangat dari menyambut seseorang yang pergi baru kembali. Mereka bertanya, ‘mengapa dia, apa yang telah dilakukannya ? “ kemudian malaikan berkata, biarkan dia istirahat sendirian, karena ia telah banyak menderita di dunia”. Ketika ia bertanya; mengapa ia tidak menguinjungimu?, mereka menjawab, ia sudah dibawa ketempatnya (neraka) : ketika orang kafir mati, malaikat pemberi hukum membawanya dengan kasar dan berkata, keluar dari tempat itu bersama dengan murka dari Allah bagimu , maka kemudian ruhnya keluar bau busuk bagaikan daging yang busuk kemudian dibawa ke pintu bumi serta berkata: ‘alangkah busuknya bau ini, hingga dibawa kelompok ruh orangorang kapir. Memahami realitas dunia ini membuat mudah bagi seorang mu’min untuk menanggung derita, kecemasan dan ketakutan , karena mereka tahu semuanya adalah bagian dari hukum alam dalam kehidupan. 4) Mengikuti contoh dari Nabi dan orang sholeh, Nabi dan para salihin lebih banyak menderita tekanan dibanding dengan masyarakat biasa pada umumnya di dunia ini. Dan seseorang diuji sesuai dengan kadar keimanannnya. Jika Allah mencintai seseorang , Ia akan mengujinya. Sa’d ra bertanya pada Rasul SAW; wahai rasulallah, suiapakah orang yang paling diuji oleh penderitaan? Beliau menjawab: “para nabi, kemudian mereka yang sama statusnya kemudian orang yang sama statusnya lagi, seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya, jika kuat agamanya maka ujiannya juga akan lebih besar; jika imannya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan level keimannya. Penderitaan akan senantiasa menyertai seorang hamba, sampai ia berjalan di atas dunia ini tebebas dari dosa.” 5) Menjadikan hari akhirat sebagai pusat kegelisahan Kesedihan dunia ini membuat orang kebingungan , namun jika seorang hamba menjadikan kegelisahan utamannya adalah ahri akhirat, Allah akan menolongnya dalam masalah dunia. Sebagaimana diriwayatkan oleh Anas ra: “Rasulullah saw bersabda: ‘siapa saja yang menjadikan hari akhirat sebagai pusat segala kesedihannya/kegelisahannnya, Allah akan memenuhi hatinya dengan rasa kaya dan bebas; Allah akan mengumpulkan apa yang tercecer baginya dan dunia akan menghampirinya. Dan barang siapa yang menjadikan dunuia sebagai pusat kegelisahan Allah akan menjdaikannya merasa kurang terus dan akan memporakporandakan apa yang dikumpulkannya , dan dia tidak akan mendapat apa-apa di duia ini selain apa yag telah ditentukan baginya.” Ibn al-Qayyim mengatakan: “ketika seorang memamnfaatkan seluruh waktu pagi dan sore harinya dengan tidak ada yang dihawatirkan selain Allah semata, Allah akan mengambil alih semua kesedihannya ,dan akan memenuhi semua kebutuhannya; Ia akan mengosongkan hatinya untuk mencintaiNya, lidahnnya untuk berdzikir, dan semua fakultas pada dirinya 19 hanya akan berbuat untuk ketaan padaNya. Namun jika seseorang di pagi dan sore harinya hanya gelisah karena dunia, Allah akan menimpakan kesedihan dan kecemasan padanya; Dia akan membiarkan dirinya menjalani derita tersebut, serta membuat hatinya jauh dari mengingat Allah dan menjadikannya mencintai makhlukNya, karena lidahnya hanya mencintai makhluk ciptaan tersebut, dan menjadikan semua fakultas dan tindakannya hanya mematuhi dan melayani kehendak makhluk tersebut. Maka ia akan sangat sibuk dan bekerja keras seperti binatang, hanya untuk melayani sesuatu selain Allah… orang yang berpaling dari menyembah Allah dan ketaatan serta kecintaan padaNya, Allah akan menjadikannya sibuk dalam menyembah makhluk dan melayaninya. Allah berfirman: ِ ﻳﻦ ْ ﺮ ْﲪَ ِﻦ ﻧـُ َﻘﻴﺶ َﻋ ْﻦ ذ ْﻛ ِﺮ اﻟ ُ َوَﻣ ْﻦ ﻳَـ ْﻌ ٌ ﺾ ﻟَﻪُ َﺷْﻴﻄَﺎﻧًﺎ ﻓَـ ُﻬ َﻮ ﻟَﻪُ ﻗَ ِﺮ Barangsiapa berpaling dari mengingat yang Maha Pengasih (Allah), sebagai gantinya kami jadikan syaitan sebagai teman baginya.” QS. 43:36. 6) Pengobatan yang efektif: mengingat mati, Rasul SAW bersabda: Perbanyaklah mengingat penghancur berbagai kenikmatan; mati, karena tak seorangpun yang ada dalam kesulitan, dengan mengingatnya akan diluaskan hatinya, dan barang siapa yang mengingatnya saat dalam keleluasaan, maka keleluasaan tersebut akan diperkecil.”(supaya tidak mabuk). 7) Berdu’a kepada Allah, du’a sangatlah berarti, termasuk mohon perlindungan dan penanggulangan berbagai masalah.terlebih lagi berlindung dari kesedihan, seorang muslim disuruh untuk mengembalikan kepada Allah dan memohon pada-Nya supaya dibebaskan dari kesedihan. Sebagaimana Rasulu saw senantiasa berdo’a: ‘Yaa Allah, aku mohon perlindunganmu dari kecemasan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, kekikiran, sifat yang penakut, dari hutang yang numpuk, dan dari aniyaya orang lain.” Doa ini sangatlah efektif untuk mecegah kecemasan, bukankah pencegahan lebih baik daripada pengobatan? Ketika seseorang takut akan apa yang akan terjadi di masa datang, doa berikut ini sangatlah berarti, sebagaimana yang diriwayatkan Abu Hurairah berikut: ”Ya Allah, perbaikilah agamaku yang merupakan pusat segala urusanku;dan perbaikilah duniaku yang merupakan tempat aku hidup; perbaikilah akhiratku yang merupakan tempat kembaliku, jadikanlah kehidupan sebagai sarana untuk mendapatkan segala kebaikan, dan jadikanlah kematian sebagai tempat yang membebaskanku dari segala kejahatan.” 20 Saat seseorang ditimpa kekecewaan dan tekanan, pintu dua selalu terbuka baginya; ia tak pernah tertutup. Ketika seseorang menyeru yang maha pengasih Dia akan menjawab dan mengabulkan permintaannya. ِ ﱐ ﻗَ ِﺮ ﲏ ﻓَِﺈ ﺎدي ﻋ ِ وإِ َذا ﺳﺄَﻟَﻚ ِﻋﺒ ِ اع إِ َذا دﻋ ﺎن ﻓَـ ْﻠﻴَ ْﺴﺘَ ِﺠﻴﺒُﻮا ِﱄ َوﻟْﻴُـ ْﺆِﻣﻨُﻮا ِﰊ َ َ ِ ﻴﺐ َد ْﻋ َﻮَة اﻟﺪ َ َ َ َ َ ٌ ُ ﻳﺐ أُﺟ ُﻬ ْﻢ ﻳَـْﺮ ُﺷ ُﺪو َنﻟَ َﻌﻠ “Jika hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, (jawablah) Sesungguhnya Aku sangat dekat, Aku senantiasa menjawab doa siapa saja yang berdoa padaKu, maka hendaklah mereka juga menerima seruanKu dan beriman padaKu mudah-mudahan mereka termasuk orang yang dapat mengambil pelajarant.” QS.2:186. Dan doa-doa yang bermanfaat dalam pembahasan ini juga apa yang diajarkan Rasul saw dengan sabdanya “….dua orang yang tercekam adalah Ya Allah, rahmatMu aku harapkan dan janganlah Engkau bebankan sesuatu pada diriku barang sedikitpun, dan perbaikilah keadaanku.” Jika seseorang menngunakan doa-doa ini dengan hati yang tulus serta niat yang ikhlas dengan tidak melupakan perjuangan untuk mencapai pernkenanNya, Allah akan mewujudkan apa yang diminta dan diharapkannya, dan akan menggantikan kesedihannya dengan kelapangan dan kebahagiaan. 8) Mebaca Shalawat atas Nabi Membaca shalawat adalah salah satu cara untuk mendapat pertolongan Allah dalam menghilangkan kecemasan: AlTufayl ibn Ubayy ibn Ka’b meriwayatkan bahwa bapaknya mengatakan: “Ketika lewat dua pertiga malam Rasulullah saw bersabda: Wahai sekalian manusia, ingatlah Allah, ingatlah Allah. Peniup trompet pertama sudah datang, dan akan diikuti dengan tiupan kedua, Kematian sudah datang dengan segala implikasinya, Kematian sudah datang dengan segala implikasinya’. Aku katakan: Yaa Rasulullah, aku membaca shalawat untuk mu. Berapa banyak du’a yang harus kupersembahkan bagimu? Ia bersabda, ‘sebanyak yang kamu suka.’ Aku katakan , ‘seperempat?’ Ia bersabda, ‘sebanyak yang kamu suka, jika engkau menambahnya , akan lebih baik bagimu.’ Aku katakan, ‘setengah?’ Ia bersabda, ‘ sebanyak yang kamu mau, dan jika kamu menambahnya lagi akan lebih baik bagimu.’ Aku katakan, ‘dua pertiga?’ Dia bersabda, ‘sebanyak yang kamu suka, dan jika kamu tambah lagi akan lebih baik bagimu.’ Aku katakan, ‘aku akan menjadikan semua shalatku untukmu.’ Ia bersabda: maka semua ketakutanmu akan sirna dan semua dosamu akan diampuni. ” 9) Tawakal Kepada Allah, "Jika seorang hamba mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa untuk melakukan sesuatu, bahwa Dia yang menentukan pilihan terbaik bagi hambaNya, bahwa putusan Tuhannya lebih baik dari putusan seorang hamba , bahwa Ia Maha Mengetahui kemaslahatan bagi hambaNya dari pada dirinya, dan Maha Kuasa untuk menolak atau 21 mensukseskan seorang hamba, bahwa Ia lebih memperhatikan hambaNya dari pada diri hamba tersebut, bahwa Ia lebih menyayangi hambanya dari pada kasih sayang yang diberikan seorang hamba, bahwa Ia lebih baik dari pada kebaikan dirinya sendiri. Kemudian mengetahui makna dari semuanya itu, serta memahami bahwa dirinya tidak mampu merubah apa yang telah ditentukan oleh Allah walau sedikitpun, demikian juga bahwa ia tidak bisa merubah kemuliaan atau takdir yang telah ditentukan baginya barang sedikitpun. Kemudian ia menyerahkan dirinya kepada Allah serta menyerahkan segala urusannya kepadaNya, yang Maha kuasa dan Maha Perkasa, maka ia akan merasakan ketenangan dan terlepas dari berbagai kecemasan dan penderitaan, kerugian serta beban, karena semuanya akan ditanggung oleh Allah swt semua kebutuhan dan keperluannya. Karena ia telah meyerahkannya kepadaNya serta hanya menjadikan Allah saja sebagai pusat segala kesedihannya, maka ia akan menggeser semua perhatian kepada yang lain selain kepada Allah, alangkah indahnya hidup seorang hamba yang demikian, hatinya penuh dengan ni’mat, kebahagiaannya sempurna, dan dadanya lapang. Sedangkan sebaliknya siapa yang mencoba melawan aturan Allah kepada dirinya, dan memaksakan aturan dirinya saja dengan seenaknya, tanpa mengindahkan ketentuaan Allah, maka Allah akan mengosongkan hatinya dari kebahagiaan, tidak akan melindungi dan membinannya, bahkan akan diisinya dengan perasaan sedih, kecewa dan kecemasan, suasana yang penuh kelelahan, tanpa hati yang bersih, tanpa perbuatan yang baik, tanpa cita-cita yang tercapai, tak ada ketenangan tak ada kebahagiaan, ia akan menderita di dunia sebagaimana binatang , tanpa cita-cita dan tanpa bekal untuk kembali.10 Bila mana hati tertambat pada Allah dan bertawakal padanya, tidak dipenuhi angan-angan dan khayalan yang bukan-bukan, hanya menyerahkan diri kepada Allah dan mengharapkan fadilahnya semata, akan sirna berbagai kesedihan dan ketakutan, sebagia gantinya hati akan menjadi kuat dan lapang serta bahagia yang tak ada bandingnnnya, firman Allah: ﻪَ َْﳚ َﻌ ْﻞ ﻟَﻪُ ﳐََْﺮ ًﺟﺎﻖ اﻟﻠِ َوَﻣ ْﻦ ﻳَـﺘ... “Barangsiapa yang berserah diri pada Allah, maka Allah akan mencukupinya.” QS.65:2. Orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah dan bersandar hanya kepadaNya hatinya akan kuat, tidak mudah digoyahkan oleh kecemasan dan kesedihan, dan berbagai kejadian, karena ia tahu bahwa semua kejadian tersebut dengan segala ketakutan dan kecemasannya tidak memiliki akar yang pasti, dan karena ia tahu juga bahwa Allah akan melindungi siapa yang bertawakal kepadaNya, ia yakin kepada Allah dan percaya atas jannjiNya. Dari situ akan sirnalah berbagai macam kegundahan dan kekecewaan. Kesulitannya akan diganti dengan 22 kemudahan, kesediahn diganti dengan kebahagiaan, ketakutan diganti rasa aman, kita mohon kepada Allah supaya memberikan kita kekutan hati dan ketetapan hati dengan tawakal yang sempurna.11 3. Pedoman Pergaulan Rasul SAW dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abi Hurairah ra yang berbunyi: ، ﻻ ﲢﺎﺳﺪوا:-ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ- ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ: ﻗﺎل- رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ- ﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة وﻛﻮﻧﻮا ﻋﺒﺎد اﷲ، وﻻ ﻳﺒﻊ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﻋﻠﻰ ﺑﻴﻊ ﺑﻌﺾ، وﻻ ﺗﺪاﺑﺮوا، وﻻ ﺗﺒﺎﻏﻀﻮا، وﻻ ﺗﻨﺎﺟﺸﻮا وﻳﺸﲑ، اﻟﺘﻘﻮى ﻫﺎ ﻫﻨﺎ، وﻻ ﳛﻘﺮﻩ، وﻻ ﻳﻜﺬﺑﻪ، وﻻ ﳜﺬﻟﻪ، ﻻ ﻳﻈﻠﻤﻪ، اﳌﺴﻠﻢ أﺧﻮ اﳌﺴﻠﻢ،إﺧﻮاﻧﺎ ﻛﻞ اﳌﺴﻠﻢ ﻋﻠﻰ اﳌﺴﻠﻢ، ﲝﺴﺐ اﻣﺮئ ﻣﻦ اﻟﺸﺮ أن ﳛﻘﺮ أﺧﺎﻩ اﳌﺴﻠﻢ،إﱃ ﺻﺪرﻩ ﺛﻼث ﻣﺮات ﺣﺮام دﻣﻪ وﻣﺎﻟﻪ وﻋﺮﺿﻪ رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ Rasul SAW bersabda, “Janganlah (kamu sekalian) saling menghasud, jangan saling menghalangi (menjegal kemajuan atau usaha orang lain, menipu dan salingmegakali) jangan saling membenci, jangan saling memutuskan (saling membelakangi) dan janganlah menjual yang sedang dijual oleh temannya (menyerobot orang yang sedang bertransaksi) dan jadilah hamba Allah yang saling bersaudara, seorang muslim adalah saudaranya sesama muslim: ia tidak menganiayanya, tidak megacuhkannya, (mencuekannya?), tidak membohongkannya (menuduh orang berbohong) dan menghinanya. Takqwa itu di sini (kata Rasul saw sambil menunjuk dadanya tiga kali) cukuplah seseorang dinilai sebagai orang yang tidak baik jika ia menghina temannya sesama muslim, haram bagi setiap muslim darah, harta dan harga diri sesama muslim. Menurut Imam Nawawi hadits di atas berrbicara tentang hak dan kewajiban antara seorang muslim dengan muslim lainnya. Dalam hadits di atas Rasul saw melarang (larangan di sini berarti pengharaman) ummatnya untuk: 1. tahasud; maksud hasad adalah usaha mengingkari ni’mat yang diberikan Allah kepada seseorang, atau memiliki keyakinan bahwa seseorang tidak pantas mendapatkan ni’mat atau anugrah atau derajat yang dia dapati, sehingga di hatinya tertanam rasa untuk mengingkari nai’mat tersebut dan mencemooh serta mengajak orang untuk mengingkarinya—demikian menurut keterangan Imam Nawawi. Kalau dibahasakan menurut bahasa kita sekarang, hasad bias diartikan sebagai suatu sikap tidak suka atas keberhasilan orang lain, atau bias juga disebut iri. Sikap ini diharamkan oleh Rasul saw dan harus dijauhi oleh semua komponen masyarakat 23 2. 3. 4. 5. 6. 7. muslim. Adapun sikap sebaliknya seorang muslim harus bahagia atas keberhasilan dan kebahagiaan oranglain. tanajus; artinya usaha menghalangi sesuatu (menjegal) suatu dengan tipu daya dan berbagai upaya merintangi sesuatu. Kalau disederhanakan berarti usaha tipu- menipu atau akal –mengakali serta tindakan curang dalam berbagai dimensi pergaulan (kegiatan sosial). saling mmbenci; diharamkan juga sesama muslim untuk saling membenci. Termasuk didalamnnya perkataan dan perbuatan yang bias melahirkan kebencian kepada orang lain (sesama) seperti tindakan provokasi dan hujat menghujat. Artinya semua perbuatan maupun perkataan yang menyebabkan permusuhan dan saling membenci diharamkan oleh agama, sebaliknya semua perbuatan dan perkataan harus mengarah pada kasih saying dan persatuan serta saling saying menyayangi. Tadabur; artinya secara bahasa saling membelakangi, dalam pergaulan berarti memutuskan silaturrahim. Diharamkan bagi muslim untuk berusaha memutus silaturrahim baik dengan ucapan maupun tindakan. Menyerobot transaksi jual-beli yang sedang berlaku, seperti dengan memberikan penawaran yang lebihtinggi atau lebih murah dengan maksud supaya menjual/membeli kepadanya dan membatalkan jual beli dengan yang lainnya. Tidak menzalimi (menganiaya); dzalim artinya meletakkan suatu bukan pada tempat semestinya atau hak yang sebenarnya. Perbuatan zalim bisa saja terjadi pada harta, pada nama baik, pada jiwa/jasad. Seperti ghibah (membicarakan kejelekkan orang lain) adalah tindakan zalim yang berhubungan dengan nama baik seseorang. Khadzal; maksudnya adalah mengacuhkan atau membiarkan sesama mulim yang membutuhkan pertolongan, bahasa sekarang cuek atau tidak peduli. Karena muslim adalah penolong bagi muslim lain ِ ِ ٍ ﻀ ُﻬ ْﻢ أ َْوﻟِﻴَﺎءُ ﺑَـ ْﻌ ﺾ ُ ﺎت ﺑَـ ْﻌ ُ ََواﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨُﻮ َن َواﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨ 8. Jangan menuduhnya berbohong; maksud hadists di atas menurut Nawawi, bahwa STUVW X وberarti mengatakan “kamu buhong” jika seseorang memberi kabar berita. Karena bagi seorang muslim tidak mungkin memiliki sifat pendusta, maka jika ada yang memebri berita kepada kita jangan langsung dicap “bohong” sebelum ada bukti kebohongannya. 9. Tidak menghina; diharamkan seorang muslim menghina temannya muslim, apakah karena keturunannya, kebodohannya, karena daerahnya atau karena alasan apapun. Karena Islam dating justru untuk mengangkat derajat manusia dan tidak menghinakannya. Di akhir pernyataannya Rasul saw mengajari kita untuk mengukur perbuatan dengan menggunakan hati nurani, Tanya hati , begitu kira-kira kalau dibahasakan. Apabila akan melakukan atau mengatakan sesuatu ukrlah dengan hati nurani yang paling dalam, apakah itu bagus atau tidak, akibatnya bagaimana jika diucapkan, tujuannya apa? Dan ukuran lain yang ditunjukkan Rasul adalah: “hina-menghina” menurut beliau cukuplah seorang muslim dinilai telah berlaku kejelekkan jika ia “menghina” temannya. 24 Mengapa ketaqwaan dihubungkan dengan hati, sebab syariat (ajaran) Islam diantara missinya adalah untuk membina kehidupan yang berlandaskan nurani, dan kebersihan jiwa, sehingga semua sifat-sifat yang ditolak oleh hati yang bersih akan ditolak juga. Selain memang ada hubungan timbal balik antara prilaku dan kebersihan hati, jka terbiasa berprilaku baik akan membersihkan hati, dan jika hati bersih akan mengakibatkan prilaku yang baik. Semua sifat yang dilarang tadi juga memang merupakan sikap yang senantiasa muncul terbisikan (dibisikkan) ke hati. Dalam istilah psikologi sikap-sikap tadi diebut emotional setting, atau sederetan sikap yang berpangkal pada rasa, rasa benci, iri, bahagia, kecewa, takut, beranai, berharga dst. Rasarasa dasar tersebut oleh ajaran Islam dibina hingga sesuai cara meletakkannya dengan taqwa sebai ukurannya (sikap sesuai dengan ajaran agama). Pedoman pengukurannya sederhana dan bisa dilakukan sendiri oleh setiap insan: jika apa yang ada terbersit di hati kita itu “takut” diketahui oleh orang lian, maka “kereteg’ atau ‘gerentes’ itu cikal bakal perbuatan dosa. Demikian kaidah yang diajarkan Rasul saw untuk mengukur pikiran dan tindakan kita, sangat mudah bukan? Melalui tulisan ini target akhir yang ingin dicapai adalah adanya kepeduliaan setiap muslim untuk mengingat kembali norma-norma sosial Islam dan menginformasikannya kepada genersi berikut, diingat dilaksanakan, disampaikan dinasihatkan dan diajarkan kepada anak cucu kita yang isnyaa Allah akan memberi manfaat yang lebih baik bagi kehidupan kita semua. Semua bisa dilakukan di rumah kita masing-masing, dibantu dengan lembaga-lembaga yang ada, sekolah, majlis ta’lim, mesjid, madrasah,pesantren, dengan penekanan terpenting di rumah. 4. Adab atau sopan santun Kesopanan berarti adab, adat istiadat, tata krama, yang biasa disebut tingkah laku dan biasanya berlaku pada suatui bangsa. Sebenrnya banyak sekali ajaran islam tentang adapt sopan santun atau tingkah laku, beberapa ajaran tersebut termaktub dalam al-Qur’an maupun Hadits Rasul SAW. Dalam konteks ini apa yang akan disajikan pada kesempatan ini adalah intisari dari perkataan / sabda Rasul SAW yang erat hubungannya dengan pembinaan tingkah laku dan kahlak mulia setiap insan. 1) Tentang Mengambil Pelajaran dari Agama: ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ- إن رﺳﻮل اﷲ: ﻗﺎل-رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ- ﻋﻦ أﺑﻲ رﻗﻴﺔ ﺗﻤﻴﻢ ﺑﻦ أوس اﻟﺪاري وﻷﺋﻤﺔ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ، وﻟﺮﺳﻮﻟﻪ، وﻟﻜﺘﺎﺑﻪ، ﷲ: ﻗﻠﻨﺎ ﻟﻤﻦ ؟ ﻗﺎل. اﻟﺪﻳﻦ اﻟﻨﺼﻴﺤﺔ: ﻗﺎل-وﺳﻠﻢ .وﻋﺎﻣﺘﻬﻢ رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ 25 Rasul SAW bersabda Agama adalah nasihat, para sahabat bertanya, nasihat untuk siapa wahai Rasul? Rasul menjawab, untuk Allah, untuk kitab-Nya, untuk rasul-Nya, untuk para pemimpin ummat muslim dan untuk seluruh kaum muslimin (rakyat). Hadits riwayat Imam Muslim ini menjelaskan kepada kita tentang isi dan kandungan agama seluruhnya adalah nasihat yang menrenagkan hak-hak Allah dari hambanya, hak kitab Allah dan hak rasul serta hak para pemimpin sekaligus hak rakyatnya. Maksdunya bahwa agama mengajarkan apa-apa yang harus diklakukan seorang muslim kepada Allah, kepada Kitab-Nya, Rasul serta kepada para pemimpin dan juga apa yang harus dilakukan pemimpin ummat kepada rakyat yang dipimpinnya. Hal ini sejalan dengan pengertian nasihat yang berarti menghubungkan dua hal yang terpisah, atau menyambungkan antara satu sisi dengan sisi lain. Menyambungkan anatara hak Allah dengan makhluk, hak Kitab Allah dengan makhluk (manusia) dan begitu seterusnya sehinga terjalin hubungan yang sinergis anatara seiap individu muslim dengan Tuhannya, dengan kitab sucinya, dengan nabi dan rasulnya, dengan pemimpinnya serta dengan sesame manusia (muslim lainnya) dan juga hubungan anatara pemimpin dengan rakyat atau sebaliknya. Dengan pemahaman sederhana bisa ditafsirkan baha agama mengatur semua sendi kehidupan manusia baik dengan Tuhan maupun dengan sesama makhluk Tuhan sesuai dengan fungsi dan derarajat makhluk tersebut. Terhadap Tuhan merupakan hubungan peribadahan dan penyembahan serta kepatuhan terhadap ajaran-Nya, demikian juga terhadap Al-Qur’an ada kewajiban untuk percaya dan meyakini kebenarannya serta menjalankan ajaran yang terkandung di dalamnya. Tehadap rasul juga demikian. Sedangkan terhadapa para pemimpin muslim, ada kewajiban untuk mematuhi dan mantaatinya selama tidak berlawanan dengan perintah Allah. Kewajiban pemimpin juga untuk membina masyarakatnya sesuai dengan apa yang disyariatkan Allah, demikan juga pergaualan antara sesama muslim, sesuai dengan tuntunan dan anjuran yang digariskan Allah, Al-Qur’an dan rasul saw. 2) Meningalkan yang tak Bermanfaat: ِﻣﻦ ُﺣ ْﺴ ِﻦ: ﻗﺎل-ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ- ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ-رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ- وﻋﻦ أﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮة . رواﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬي وﻏﻴﺮﻩ ﻫﻜﺬا، إﺳﻼم اﻟﻤﺮء ﺗﺮﻛﻪ ﻣﺎ ﻻ ﻳَﻌﻨﻴﻪ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ Hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi ini mengajari kita untuk berprinsip: “tidak melakukan sesuatu yang tidak berguna bagi kita baik dunia maupun akhira”, secara bebas terjemahan hadits di atas adalah: Diantara ciri kwalitas 26 keislaman seseorang bermanfaat” adalah selalu menghindari perbuatan yang tidak Dari sini bisa dilihat bagaimana Rasul SAW mengajarkan prinsip dasar bagi prilaku muslim, untuk selalu melihat manfaat atau kegunaan dari suatu tindakan, apakah suatu pekerjaan itu dilakukan memberikan manfaat bagi: kehidupan agama kita; kehidupan pribadi kita; keluarga kita; tetangga kita; masyarakat di sekeliling kita atau tidak? Bila ternyata jawaban dari semua pertanyaan itu positif, lakukan, dan jangan ragu bahkan perjuangkan, jika jawabannnya negative jauhi dan tinggalkan. Pelajaran ini membekali kita sebagai muslim untuk senantiasa berfikir konstruktif dan berwawasan kegunaan, serta mendidik kita untuk tidak asal berbuat, tapi menimbang kebaikan dan manfaat dari perbuatan tersebut, sehinga tidak sia-sia dan tidak kehilangan energi percuma. Perbuatan dalam konteks ini berlaku untuk semua perbuatan baik pembicaraan, tingkah laku, pikiran, hati dan juga berpakaian. Bila tradisi ini bisa dijalankan setiap muslim, maka akan tercipta suasana kehidupan yang ideal, harmonis dan terbebas dari kehidupan tanpa makna. 3) Kontruksi Bangunan Sikap antar Sesama: -ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ- ﺧﺎدم رﺳﻮل اﷲ-رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ- وﻋﻦ أﺑﻲ ﺣﻤﺰة أﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﻻ ﻳﺆﻣﻦ أﺣﺪﻛﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﺤﺐ ﻷﺧﻴﻪ ﻣﺎ ﻳﺤﺒﻪ: أﻧﻪ ﻗﺎل-ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ- ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ .ﻟﻨﻔﺴﻪ رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري وﻣﺴﻠﻢ Rasul SAW Nabi mulia kita mengajarakan sikap kita terhadap sesama manusia, pembinaan yang dilakukan beliau adalah dengan menanamkan sikap “bersahabat” terhadap sesame, dan menurut beliau sikap itu termasuk cirri dari kesempurnaan iman seseorang: Secara bebas hadits di atas berarti bahwa ciri kesempurnaan iman seseorang ialah bila ia telah bisa mengharapkan / mengidamkan apa yang diidamkan oleh dirinya supaya dicapai juga oleh orang lian. Artinya kesempurnaan iman seseorang bisa dilihat dari sikap kesehariannya; apakah dia mengehndaki orang lain celaka, binasa atau hancur, atau dia mengaharapkan orang lain selamat, bahagia, sejahtera sebagaimana ia mengharapkan itu semua untuk dirinya. Jika pada diri seseorang ada keinginan terselubung agar orang lain mendapat kerugian atau berharap negatif terhadap orang lain, maka kemimanannya masih harus ditingkatkan lagi, samapi pada derajat kebersamaan dalam harapan apa yang diimpikan untuk dirinya ia mengimpikan juga supaya dicapai orang lain, itulah tanda kesempurnaan iman. 27 4) Berbicaralah hanya yang baik-baik saja atau Diam! ﻣﻦ ﻛﺎن ﻳﺆﻣﻦ: ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ- ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ: ﻗﺎل-رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ- ﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة ، وﻣﻦ ﻛﺎن ﻳﺆﻣﻦ ﺑﺎﷲ واﻟﻴﻮم اﻵﺧﺮ ﻓﻠﻴﻜﺮم ﺟﺎرﻩ، ﺑﺎﷲ واﻟﻴﻮم اﻵﺧﺮ ﻓﻠﻴﻘﻞ ﺧﲑا أو ﻟﻴﺼﻤﺖ . وﻣﻦ ﻛﺎن ﻳﺆﻣﻦ ﺑﺎﷲ واﻟﻴﻮم اﻵﺧﺮ ﻓﻠﻴﻜﺮم ﺿﻴﻔﻪ رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري وﻣﺴﻠﻢ Ada tiga point yang disampaikan Rasul SAW dalam sabdanya di atas: Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka ia harus: a. Berbicara yang baik (menyampaikan sesuatu yang baik) atau diam sama sekali. b. Menghormati tetangganya c. Menghormati tamunya. Ketiga sikap tadi adalah mutlak bagi pribadi beriman, jangan asal bicara (asbun) tapi harus diingat apa yang terlontar dari mulut kita harus sesuatu yang bermanfaat dan mengandung kebaikan serta bisa diterima dengan baik oleh sasaran, kalau tidak bisa maka diam lebih baik. Menghormati tetangga juga merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim, sampai-Rasul SAW pada kesempatan lain menyampaikan: “Jika anda ingin mengetahui seseorang apakah ia itu ahli surga atau ahli neraka, Tanya saja tetangganya!”. Selanjutnya menghormati tamu juga merupakan keharusan bagi muslim. Pada masa sekarang ini banyak tamu-tamu yang kadang bermaksud kurang baik, ajaran ini dimanfaatkan juga oleh para penipu untuk mengelabui kita, maka dalam kaitan ini kita tanpa harus melupakan penghormatan dan sopan santun tetap harus waspada. 5) Jangan Marah . أوﺻﲏ:-ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ- إن رﺟﻼ ﻗﺎل ﻟﻠﻨﱯ: ﻗﺎل-رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ- وﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة . ﻻ ﺗﻐﻀﺐ رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري: ﻓﺮدد ﻣﺮارا ﻗﺎل. ﻻ ﺗﻐﻀﺐ:ﻗﺎل Seseorang dating kepada nabi SAW dan minta dinasihati, maka Nabi SAW menasihatinya dengan dua patah kata yang singkat: “Jangan Marah!” Apa arti dari nasihat singat di atas? Artinya: a. b. c. d. Kemarahan tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah. Akan melahirkan permusuhan. Akan menimbulkan pertikaian. Dan yang terpenting kemarahan hanya akan menurunkan derajat dan kepribadian kita, harga diri kita serta menunjukkan kebodohan kita. e. Bahwa damai itu mulia dan mahal harganya, bahwa muslim bertugas mencipatakan kedamaian dan menjadi contoh prilaku mulia. f. Hati-hati setiap saat 28 وأﰊ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ ﻣﻌﺎذ ﺑﻦ، وﻋﻦ أﰊ ذر ﺟﻨﺪب ﺑﻦ ﺟﻨﺎدة:-رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ- ﻗﺎل اﳌﺼﻨﻒ ، اﺗﻖ اﷲ ﺣﻴﺜﻤﺎ ﻛﻨﺖ: ﻗﺎل-ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ- أن رﺳﻮل اﷲ-رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ- ﺟﺒﻞ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ: وﻗﺎل، وﺧﺎﻟﻖ اﻟﻨﺎس ﲞﻠﻖ ﺣﺴﻦ رواﻩ اﻟﱰﻣﺬي، وأﺗﺒﻊ اﻟﺴﻴﺌﺔ اﳊﺴﻨﺔ ﲤﺤﻬﺎ وﰲ ﺑﻌﺾ اﻟﻨﺴﺦ ﺣﺴﻦ ﺻﺤﻴﺢ، Hati-hati dan ingatlah akan perintah dan larangan Allah di manapun kita berada, sehingga kita terbebas dari dosa, dan jika ada perbuatan yang kurang baik yang kita lakukan, segeralah hapus dengan memperbanyak berbuat kebaikan, bukannya terus berlanjut dala kejahatan dengan alas an “terlanjur basah” Rasul mengajarkan justru sebaliknya harus segera memperbanyak berbuat baik sehingga secara kalkulasi ketergelinciran itu bisa terhapus dengan kebaikan yang kita perbuta, ini merupakan nasihat agar senantiasa optimis, dan perbuatan baik akan tercipta pada diri setiap muslim. Kemudian dalam hal pergaulan dengan sesama, pergaulilah dengan sopan dan santun, dengan akhlak mulia! 6) Berbuatlah Sesukamu Jika Tidak Malu! ﺻﻠﻰ- ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ: ﻗﺎل-رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ- ﻋﻦ أﰊ ﻣﺴﻌﻮد ﻋﻘﺒﺔ ﺑﻦ ﻋﺎﻣﺮ اﻷﻧﺼﺎري اﻟﺒﺪري إن ﳑﺎ أدرك اﻟﻨﺎس ﻣﻦ ﻛﻼم اﻟﻨﺒﻮة اﻷوﱃ إذا ﱂ ﺗﺴﺘﺤﻲ ﻓﺎﺻﻨﻊ ﻣﺎ ﺷﺌﺖ-: اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ . رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري Jika tidak malu, berbutalah sesukamu, artinya betapa rasa malu itu harus dimiliki oleh setiap muslim, sebab ialah benteng yang akan menahan seseorang dari perbuatan semena-mena. Dalam ksemepatan lain beliau bersabda: “malu adalah sebagian dari tanda keimanan”. Ini juga berarti bahwa norma baik dan buruk selalu ada di masyarakat, dan kontrolnya hanyalah dengan “rasa malu”. Dalam islam lebih dikembangkan lagi tidak saja malu terhadap sesame manusia tapi malu juga terhadap Tuhan (muraqabah) merasa selalu diawasi Allah SWT. Dan diawasi oleh seluruh ummat manusia. 7) Perbedaan Dosa & Kebaikan: اﻟﱪ : ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ- ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ: ﻗﺎل-رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ- وﻋﻦ اﻟﻨﻮاس ﺑﻦ ﲰﻌﺎن وﻛﺮﻫﺖ أن ﻳﻄﻠﻊ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻨﺎس رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ، واﻹﰒ ﻣﺎ ﺣﺎك ﰲ ﻧﻔﺴﻚ،ﺣﺴﻦ اﳋﻠﻖ Diri kita bisa membedakan sendiri mana perbuatan dosa dan mana perbuatan baik, jika ada suatu perbuatan yang kita sembunyikan dari orang lain, atau kita 29 tidak suka perbuatan kita itu diketahui oleh orang lain, maka perbuatan itu berindikasi dosa. Dan perbuatan baik adalah berprilaku mulia, dengan kata lain jika kita bisa bergaul dengan sesama dengan akhlak yang mulia terpuji dan tidakj dilarang oleh agama, maka itu indikator amal yang baik. Seorang yang senantiasa berbuat dosa akan sulit sekali mewujudkan prilaku yang baik dihadapan sesame, ia akan nampak kusam, menyebar permusuhan, berbicara kasar dan menyeramkan, namaun jika orang sebnantiasa berbuat baik akan terwujud dalam kesehariannya: akhlak mulia. ا نو ن ا دز ا دا و WHO Mengandalkan khitanan sebagai 30 Kesopanan di jalan Bagaimana kita berjalan? Berjalan; Berjalan harus lurus tidak boleh menoleh kanan kiri, apalagi jendela nanti dikira orang jahat. a. Jika berjalan kaki dijalan raya, berjalanlah sebelah kanan, berlawanan dengan arus kendaraan ini peraturan lalui lintas, kalau ada trotoar, berjalalnlah di trotoar jangan memilih jalan terobosan, jalan pintas, apalagi yang ada rambu lalu lintasnya, jangan memilih pagar pemisah jalan, meneyebranglah di tempat yang telah disediakan, zebra cross atau jembatan penyebrangn. b. Jika mengemudikan kendaraan gunakan jalur kiri jalan, patuhilah rambu-rambu lalu lintas. c. Hati-hati mata, jangan liart seperti mata pencuri. d. Jangan menunjuk-nunjuk pada sesuatu untuk memberitahu kepada sesama teman. Bagi orang yang tidak suka kena tunjuk bisa jadi perkara, cukup dengan isyarat. e. Berjalan dengan orang tua, harus berjalan dibelakangnya sedikit agak kesebelah dan membawakan apa yang dibawanya. f. Dalam kendaraan umum, duduk yang sopan, jangan jalan-jalan, sesuaikan dengan kiri kanan. g. Mencari tempat duduk ? Tanyakan dulu dengan sopan" apakah tempat ini kosong ? ". h. Kepada penumpang yang sudah ada, sesuaikan diri, jangan mementingkan diri sendiriMinta izin kepada yang disampingnya bila merokok, ajak makan bersamakalau ada makanan, jika mau meludah lihat kiri kanan, buanglah sampah pada tempatnya. i. Terhadap penumpang tua, muda, wanita tolong mengangkatkan barangnya yang perlu ditolong, sekiranya perlu. j. Berikan tempat kalau mereka belum dapat tempat, asal jangan ada udang dibalik batu. k. Kalau terpaksa tidur didalam bus, kereta, tutuplah nmuka 31 Bagaimana menghadiri suatu majlis atau pertemuan? a. Duduk dikursi dengan tenang 1) Jangan menggoyang-goyangkan kursi 2) Jangan bersandar, terlebih-lebih dihadapan orang tua atau yang lebih tinggi martabatnya dari kita 3) Tundukan muka sedikit 4) Perhatikan dengan sepenuh hati 5) Lihat mulutnya perhatikan dengan sebaik-baiknya b. Kurang sopan dihadapan majlis 1) Membersihkan kaki 2) Membersihkan telinga 3) Membersihkan mata 4) Mengorek hidung 5) Membuang ingus 6) Membuang angin (kentut), Meludah 7) Membuang abu rokok tidak pada tempatnya 8) Menguap, mulut terbuka luas, berbunyi keras 9) Bersendawa dengan dipaksa-paksa dan dibesarbesarkan, menggeliat, menunjuk-nunjuk. Berterima kasih • Harus mudah dan murah. • Berterima kasih kepada siapa saja yang berbaik hati kepada kita. • Ditolong walau pertolongan itui kecil/ sedikit, dipinjami sesuatau, ditawari makanan. Bahkan diberi ucapan terima kasihpun, balaslah denga ucapan terima kasih. 32 Pendidikan Rasul SAW Tentang Prilaku Hidup Sehat اﻝﻨظﺎﻓﺔ ﻤن اﻹﻴﻤﺎن Kebersihan Sebagian dari Iman Slogan kebersihan merupakan sebagian dari iman telah diwujudkan dalam bentuk perintah agama, dalam Islam kebersihan merupakan syarat keimanan, serta menjadikan kebersihan (kebersihan sempurna dari najis maupun hadats) sebagai syarat dari amaliah peribadahan seperti shalat dan thawaf. Rasul SAW bersabda: وﺳﺒﺤﺎن اﷲ واﳊﻤﺪ ﷲ ﲤﻶن أو ﲤﻸ ﻣﺎ ﺑﲔ اﻟﺴﻤﺎوات، واﳊﻤﺪ ﷲ ﲤﻸ اﳌﻴﺰان،اﻟﻄﻬﻮر ﺷﻄﺮ اﻹﳝﺎن ، ﻛﻞ اﻟﻨﺎس ﻳﻐﺪو، واﻟﻘﺮآن ﺣﺠﺔ ﻟﻚ أو ﻋﻠﻴﻚ، واﻟﺼﱪ ﺿﻴﺎء، واﻟﺼﺪﻗﺔ ﺑﺮﻫﺎن، واﻟﺼﻼة ﻧﻮر،واﻷرض ﻓﺒﺎﺋﻊ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻤﻌﺘﻘﻬﺎ أو ﻣﻮﺑﻘﻬﺎ رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ “Kebersihan adalah syarat iman, kalimat al-hamdulillah memenuhi timbangan, kalimat subhanallah wa al-hamdulilah, keduanya memenuhi apa yang ada di langit dan di bumi. Shalat adalah cahaya, shadaqah adalah petunjuk, shabar adalah sinar, dan al-Qur’an adalah hujjah bagimu dan terhadapmu, semua orang senantiasa bepergian di pagi hari, mereka menjual dirinya kepada Allah (dengan berbuat ketaatan dan amal sholeh), maka Allah-pun akan membebaskannya hari itu, dan yang menjual bukan kepada Allah (dengan berbuat apa-apa yang dilarang oleh Allah), maka orang itu merugi.12 (HR. Muslim). Sejalan dengan slogan di atas di Indonesia dibuat slogan “bersih pangkal sehat.” Keduanya menunjukkan bahwa masalah kesehatan yang paling utama adalah masalah kebersihan. Kalau dijabarkan lebih rinci lagi akan terlihatlah betapa banyak kegiatan kita yang berhubungan dengan kesehatan dalam hidup sehari-hari. Rasul SAW Bersabda: ، ﺟﻮاد ﳛﺐ اﳉﻮد. ﻛﺮﱘ ﳛﺐ اﻟﻜﺮم. ﻧﻈﻴﻒ ﳛﺐ اﻟﻨﻈﺎﻓﺔ. إن اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻃﻴﺐ ﳛﺐ اﻟﻄﻴﺐ ﻓﻨﻈﻔﻮا أﻓﻨﻴﺘﻜﻢ وﻻ ﺗﺘﺸﺒﻬﻮا ﺑﺎﻟﻴﻬﻮد “Sesungguhnya Allah SWT itu Baik dan menyukai kebaikan, Bersih dan menyukai kebersihan, Mulia dan menyukai kemuliaan, Dermawan dan menyukai 33 kedermawanan, maka bersihkanlah meniru orang Yahudi.”13 halaman rumah kamu sekalian, dan jangan 8) Kebersihan dan Kesehatan Pribadi Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi adalah salah satu pengetahuan yang harus dimiliki setiap individu, untuk itu sejak usia dini anak-anak harus mengetahui tata cara hidup sehat baik di sekolah maupun di rumah. Dari pengetahuan tersebut diharapkan anak-anak mulai dari usia sekolah hingga dewasa kelak dapat meningkatkan taraf kesehatannya ke tingkat yang lebih baik melalui peningkatan taraf kebersihan dan kesehatan pribadi. Upaya memperkenalkan kebersihan dan kesehatan pribadi tersebut bertujuan untuk: • • • Meningkatkan pengetahuan masyarakat (terutama anak usia sekolah) mengenai masalah kebersihan dan hubungannya dengan kesehatan perseorangan, kesehatan keluarga, dan kesehatan masyarakat. Mengubah sikap mental mereka ke arah positif yang akan mendorong mereka agar secara sadar mencintai kebersihan, berbuat dan berperilaku sehari-hari sesuai dengan prinsip hidup bersih dan sehat. Meningkatkan ketrampilan yang akan memungkinkan mereka memiiki kemampuan untuk hidup bersih, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kepentingan keluarga dan lingkungannya. Dalam usaha peningkatan kesehatan, masalah kebiasaan hidup bersih, menyenangi kebersihan dan keserasian harus ditanamkan sejak dini, yaitu sejak dari kelas satu SD/MI, bahkan sejak di taman kanak-kanak (pra sekolah). Upaya pertama dan yang paling utama agar seseorang dapat tetap dalam keadaan sehat adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri, bahkan agama sangat memperhatikan kesehatan pribadi antara lain dengan adanya aturan bersuci, makan dan minum serta adanya pengaturan dispensasi pelaksanaan ibadah bagi orang sakit. Upaya menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri sebenamya bukanlah hal yang mudah namun bukan pula hal yang terlalu sulit untuk dilaksanakan. 34 "Kebersihan sebagian dari iman,” “Kebersihan pangkal kesehatan" slogan tersebut tidak dapat lagi kita pungkiri kebenarannya, oleh sebab itu hendaknya setiap orang harus selalu berupaya memelihara dan meningkatkan taraf kebersihan pribadinya, antara lain dengan cara: 1) Membiasakan Hidup Bersih dan Sehat Kebiasaan yang baik maupun buruk, biasanya terjadi tanpa disadari oleh yang memiliki kebiasaan itu. Hal ini disebabkan karena kebiasaan adalah merupakan hal yang terbentuk dalam jangka waktu yang cukup lama, maka akhimya kebiasaan tersebut seolah-olah telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari orang yang memilikinya. Contoh kebiasaan negatif (buruk) misalnya, meludah atau membuang sampah di sembarang tempat, menggigit-gigit jari atau benda dan mengedipngedipkan mata. Sedangkan contoh kebiasaan positif (baik) misalnya, teliti dalam memilih sesuatu, selalu tepat pada waktunya (tidur, bangun pagi, berangkat ke sekolah, atau berolahraga) dan melakukan aktivitas jasmani secara teratur. Kebiasaan yang telah terbentuk dan menjadi bagian dari kehidupan schari-hari sangat sukar dirubah. Mengingat peranan kebiasaan dalam kehidupan itu sangat besar, maka upaya menanamkan sikap hidup bersih dan sehat sedini mungkin merupakan salah satu upaya penpelatihanan yang harus dilaksanakan baik di sekolah maupun di luar sekolah termasuk di rumah tangga. Rasulullah SAW mengajarkan pola hidup seperti ini dengan mengajarkan beberapa adab sopan santun dalam membuang hajat misalnya. رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ.اﺗﻘﻮا اﻟﻼﻋﻨﲔ اﻟﺬى ﻳﺘﺨﻠﻰ ﰱ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﻨﺎس أو ﻇﻠﻬﻢ “Hindarilah dua hal yang bisa membuat dicela orang, yaitu orang yang buang hajat di jalan atau di tempat berteduh.” (HR. Muslim). Sebagaimana Rasul SAW juga senantiasa memotivasi ummatnya untuk berwudlu, dan menjaga kebersihan dengan berwudlu, dalam berbagai kegiatan, sebelum makan, sesudah makan, sebelum tidur, mengobati marah, dan banyak lagi anjuran untuk wudlu di luar wudlu untuk shalat. ﻓﺈن ﻗﻌﺪ ﻗﻌﺪ،إذا ﺗﻮﺿﺄ اﻟﺮﺟﻞ اﳌﺴﻠﻢ ﺧﺮﺟﺖ ذﻧﻮﺑﻪ ﻣﻦ ﲰﻌﻪ وﺑﺼﺮﻩ وﻳﺪﻳﻪ ورﺟﻠﻴﻪ." "ﻣﻐﻔﻮرا ﻟﻪ ً “Jika seseorang berwudlu maka keluarlah dosa-dosa dari pendengarannya, penglihatannya, kedua tangannya dan dari kedua kakinya, jika ia duduk, maka duduknya sudah dalam keadaan diampuni dosanya.”14 35 15 ﺑﺮﻛﺔ اﻟﻄﻌﺎم اﻟﻮﺿﻮء ﻗﺒﻠﻪ واﻟﻮﺿﻮء ﺑﻌﺪﻩ:روى ﻋﻦ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ أﻧﻪ ﻗﺎل Diriwayatkan dari Rasul SAW beliau bersabda: “Barakahnya makanan adalah dengan wudlu sebelum dan sesudahnya (sesudah memakannya).” 2) Upaya Mencegah Penyakit Sebagian besar penyakit telah diketahui penyebabnya, cara pencegahan, cara penularannya, cara perawatan bagi penderitanya, cara pengobatannya. Pengetahuan tersebut telah menyelamatkan dan memperpanjang hidup, berjuta-juta manusia di dunia. Namun keberhasilan itu tidak selalu dicapai dengan mudah. Menderita atau mengidap suatu penyakit selalu identik dengan penderitaan dan sumber kerugian baik berupa waktu, uang, maupuri harta benda. Bahkan untuk orang yang lalai sehingga penyakit yang sebenamya (dapat dihindari sudah terlanjur menjangkitinya dan untuk kelalaiannya itu ia harus membayar mahal, bahkan mungkin dengan nyawanya sendiri. Mencegah selalu lebih mudah dan murah dari pada mengobati, oleh karena itu penting sekali mengusahakan agar setiap orang dapat berbuat dan melakukan usaha pencegahan antara lain seperti tersebut di bawah ini : (1) Memelihara dan meningkatkan kebersihan, serta menjauhkan diri dari sumber penyakit sehingga terhindar dari penularan (2) Memeriksakan kesehatan diri pribadi secara teratur dalam jangka waktu tertentu, sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun (3) Mempertinggi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, misalnya dengan jalan pengebalan (vaksinasi) dan selalu makan-makanan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan. (4) Mempertinggi dan memelihara tingkat kesegaran jasmani dengan cara berolahraga/ latihan fisik,berekreasi dan beristirahat secukupnya. Langkah-langkah pencegahan di atas, di samping jauh lebih mudah dari pada mengobati, juga jauh lebih murah, bahkan ada yang dapat dilakukan tanpa memerlukan biaya sama sekali misalnya, jalan atau lari pagi, dalam rangka meningkatkan dan memelihara tingkat kesegaran jasmani. Sabda Rasul SAW berkenaan dengan gerak yang teratur dan cukup (olah raga) seperti dikutip oleh Syamsuddin Muhammad Bin Abi Bakar: ﻋﻠﻴﻚ: ﻳﻀﺮب ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻋﻘﺪة,ﻳﻌﻘﺪ اﻟﺸﻴﻄﺎن ﻋﻠﻰ ﻗﺎﻓﻴﺔ أﺣﺪﻛﻢ –إذا ﻫﻮ ﻧﺎم―ﺛﻼث ﻋﻘﺪ . اﳓﻠﺖ ﻋﻘﺪة ﺛﺎﻧﻴﺔ: ﻓﺈن ﺗﻮﺿﺄ. اﷲ اﳓﻠﺖ ﻋﻘﺪة: ﻓﺬﻛﺮ اﷲ, ﻓﺈن ﻫﻮ اﺳﺘﻴﻘﻆ.ﻟﻴﻞ ﻃﻮﻳﻞ ﻓﺎرﻗﺪ 36 أﺻﺒﺢ ﺧﺒﻴﺚ اﻟﻨﻔﺲ: و إن ﻻ. ﻓﺄﺻﺒﺢ ﻧﺸﻴﻄﺎ ﻃﻴﺐ اﻟﻨﻔﺲ, اﳓﻠﺖ ﻋﻘﺪﻩ ﻛﻠﻬﺎ: ﻓﺈن ﺻﻠﻰ ( )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ.ﻛﺴﻼن “Setan mengikat kepala seseorang di antara kamu –jika sedang tidur—tiga ikatan, pada setiap ikatan setan mengatakan: ‘kamu punya malam yang panjang, tidurlah!’ Jika orang itu bangun lalu menyebut nama Allah, maka lepaslah satu ikatan, jika ia berwudlu, lepaslah ikatan yang kedua, jika ia shalat, maka lepaslah semua ikatan. Maka pagi itu ia akan bersemangat dan segar badannya, jika tidak, maka ia akan kusut dan malas. (HR. Bukhari dan Muslim).16 Secara panjang lebar penulis al-Thib al-Nabawi menjelaskan manfaat gerak yang teratur (olah raga) bagi kesehatan badan, serta bisa menghilangkan penyakit, menghangatkan badan, semakin banyak suatu organ tubuh bergerak, maka semakian kuatlah organ tersebut.17 9) Memelihara Kesehatan Pribadi Peliharalah selalu kesehatan pribadi dengan sebaikbaiknya agar tubuh tetap sehat, mulai dari pemeliharaan kesehatan kulit, kuku, rambut, mata, hidung, telinga, mulut dan gigi serta pakaian. Filman Allah dalam al-Qur’an: ِ ِ ِﺬﻳﻦ آَﻣﻨُﻮا إِذَا ﻗُﻤﺘُﻢ إِ َﱃ اﻟﻬﺎ اﻟﻳﺎ أَﻳـ ﻮﻫ ُﻜ ْﻢ َوأَﻳْ ِﺪﻳَ ُﻜ ْﻢ إِ َﱃ اﻟْ َﻤَﺮاﻓِ ِﻖ َوا ْﻣ َﺴ ُﺤﻮا َ ﺼ َﻼة ﻓَﺎ ْﻏﺴﻠُﻮا ُو ُﺟ َ َ َ َ ْ ْ ِ ِ ِ ْ وﺳ ُﻜﻢ وأ َْر ُﺟﻠَ ُﻜﻢ إِ َﱃ اﻟْ َﻜ ْﻌﺒَـ ٍ َ ﻬُﺮوا َوإِ ْن ُﻛْﻨﺘُ ْﻢ َﻣ ْﺮ ﲔ َوإِ ْن ُﻛْﻨﺘُ ْﻢ ُﺟﻨُﺒًﺎ ﻓَﺎﻃ ْ َ ْ ُﺑُﺮء َﺿﻰ أ َْو َﻋﻠَﻰ َﺳ َﻔﺮ أ َْو َﺟﺎء ِ ِِ ِ ِ أ ﺒًﺎ ﻓَ ْﺎﻣ َﺴ ُﺤﻮاﺻﻌِ ًﻴﺪا ﻃَﻴ َ ﻤ ُﻤﻮا َﺴﺎءَ ﻓَـﻠَ ْﻢ َﲡ ُﺪوا َﻣﺎءً ﻓَـﺘَـﻴ َ َ َﺣ ٌﺪ ﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ ﻣ َﻦ اﻟْﻐَﺎﺋﻂ أ َْو َﻻ َﻣ ْﺴﺘُ ُﻢ اﻟﻨ ِ ﻪ ﻟِﻴﺠﻌﻞ ﻋﻠَﻴ ُﻜﻢ ِﻣﻦ ﺣﺮٍج وﻟَ ِﻜﻦ ﻳ ِﺮﻮﻫ ُﻜﻢ وأَﻳ ِﺪﻳ ُﻜﻢ ِﻣْﻨﻪ ﻣﺎ ﻳ ِﺮﻳﺪ اﻟﻠ ِ ِ ِِ ُ ُ ْ َ َ َ ْ ْ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ ُ َ ُ ْ ْ َ ْ ﺑُِﻮ ُﺟ ُﻢ ﻧ ْﻌ َﻤﺘَﻪ ﻬَﺮُﻛ ْﻢ َوﻟﻴُﺘ َﻳﺪ ﻟﻴُﻄ ُﻜ ْﻢ ﺗَ ْﺸ ُﻜُﺮو َنَﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠ “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau 37 kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” QS.5:6. Ayat di atas kalau dicermati merupakan anjuran kesehatan pribadi, sebab dihubungkan dengan shalat, perintah shalat adalah perintah yang merupakan kewajiban individual (fardu ain), dan shalat wajib dilaksanakan lima kali sehari. Artinya ummat Islam membersihkan badannya, paling tidak bagian-bagian tubuh anggota wudlu, minimal 5 (lima) kali sehari, mulai sejak bangun tidur, waktu subuh, sampai sebelum ridur, waktu isya. Secara kesehatan ini berarti bahwa seseorang harus menjaga kebersihan pribadinya dengan antara lain: 1) Menjaga Kebersihan Kulit Dalam menjaga dan memelihara kesehatan tubuh, kulit mempunyai peranan yang penting agar tubuh tetap sehat. Oleh sebab itu kuiit harus sehat pula. Kulit yang sehat akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik untuk itu kulit perlu selalu dipelihara kebersihannya.Cara membersihkan kulit secara keseluruhan umumnya dilakukan dengan mandi, karena mandi berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan kulit; menghilangkan bau keringat; merangsang peredaran darah dan syaraf, dan mengembalikan kesegaran tubuh. Cara mandi yang baik dan benar Seluruh pernnukaan kulit disiram dengan air yang dipakai untuk mandi Seluruh permukaan tubuh/kulit disabun dan digosok untuk menghilangkan kotoran yang menempel di kulit terutama pada bagian yang lembab dan bagian yang berlemak (lipatan telinga, mata kaki, ketiak, lipaan paha, jari kakiltangan dan muka) sampai kotoran hilang. Setelah digosok dan disabun, seluruh permukaan kulit/tubuh kemudian disiram dengan air bersih sampai semua sisa sabun yang menempel di kulit terbuang. Keringkan seluruh permukaan tubuh/kulit dengan handuk pribadi yang bersih dan kering. Aisyah RA menjelaskan cara mandi Rasul SAW sebagai berikut: 38 ﰒ ﻳﻔﺮغ ﺑﻴﻤﻴﻨﻪ ﻋﻠﻰ ﴰﺎﻟﻪ ﻓﻴﻐﺴﻞ,ﻛﺎن رﺳﻮل اﷲ إذا إﻏﺘﺴﻞ ﻣﻦ اﳉﻨﺎﺑﺔ ﻳﺒﺪأ ﻓﻴﻐﺴﻞ ﻳﺪﻳﻪ ﰒ ﺣﻔﻦ ﻋﻠﻰ رأﺳﻪ ﺛﻼث, ﰒ ﻳﺄﺧﺬ اﳌﺎء ﻓﻴﺪﺧﻞ أﺻﺎﺑﻌﻪ ﰱ أﺻﻮل اﻟﺸﻌﺮ, ﰒ ﻳﺘﻮﺿﺄ, ﻓﺮﺟﻪ ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ.ﺣﻔﻨﺎت ﰒ أﻓﺎض ﻋﻠﻰ ﺳﺎﺋﺮ ﺟﺴﺪﻩ ﰒ ﻏﺴﻞ رﺟﻠﻴﻪ “Rasulullah SAW jika mandi janabah, ia mulai dengan mencuci tangannya, lalu menyiram badannya sebelah kanan, lalu sebelah kiri, lalu mencuci farajnya, lalu berwudlu, kemudian mengambil air dan memasukkan jari-jari tangannya ke sela-sela rambut, lalu mengambil air dengan telapak tangannya disiramkan pada kepalanya tiga kali, lalu menyiram seluruh badannya, kemudian mencuci kakinya.” (Hadits Mutafaq Alaih). 2) Memelihara kebersihan kuku Kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman penyakit yang selanjutnya dapat ditularkan kepada bagian tubuh yang lain, untuk itu baik kuku jari tangan maupun jari kaki harus selalu dipelihara kebersihannya. Ciri-ciri kuku yang baik adalah: (1) (2) (3) (4) kuku tumbuh dengan baik; kuat; bersih, dan halus. Merawat kuku dapat dilakukan dengan memotong ujung kuku sampai beberapa milimeter dari tempat perlekatan antara kuku dan kulit serta potongan disesuaikan dengan bentuk ujung jari. Kemudian kikirlah tepi kuku yang telah dipotong agar mejadi rapih dan tidak tajam. Setelah kuku dipotong rapih sebaiknya dilanjutkan dengan pencucian. Untuk mencuci kuku sebaiknya digunakan air hangat, kotoran yang ada di bawah kuku dibersihkan dengan sikat sampai bersih seluruhnya setelah itu keringkan dengan lap atau handuk kecil yang kering dan bersih. 3) Memelihara Kebersihan Rambut Menjaga kebersihan atau pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : (1) Pencucian Rambut (2) Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung kepada tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus pula semakin sering dicuci; 39 (3) Lingkungan atau tempat berbeda seseorang, misalnya pada lingkungan yang berdebu orang tersebut harus sering mencuci rambutnya; (4) Seseorang yang sering memakai minyak rambut harus pula sering mencuci rambutnya. Adapun cara-cara mencuci rambut adalah seperti berikut: a. Rambut dicuci dengan menggunakan bahan pembersih seperti shampo, paling sedikit dua kali seminggu secara teratur. b. Rambut disiram dengan air yang bersih kemudian digosok dengan menggunakan bahan pembersih tadi. c. Seluruh bagian rambut dan permukaan kulit kepala digosok dan dipijat-pijat agar kotoran yang melekat dapat terlepas dan selanjutnya dibilas dengan air bersih. d. Bila rambut masih dirasa kotor gosoklah dengan bahan pembersih kembali, kemudian dibilas berkali-kali dengan air bersih sampai rambut terasa bersih (cirinya rambut terasa kasat) e. Selanjutnya rambut dikeringkan dengan handuk yang bersih f. Pemangkasan dan Penyisiran Rambut • Untuk anak perempuan Pada waktu-waktu tertentu (misalnya 3 bulan atau 6 bulan sekaii) rambut sebaiknya dipotong atau dipangkas sesuai dengan bentuk kepala dan selera atau model. yang diinginkan. • Untuk anak laki-laki Pada anak laki-laki memangkas rambutnya cukup I kali sebulan atau menurut keadaan. Selanjutnya rambut disisir dengan rapih supaya tidak kusut dan mudah dirawat. 4) Memelihara Kebersihan dan Kesehatan Mata a) Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari b) Sewaktu-waktu sebaiknya dibersihkan menggunakan kapas yang dibasahi boorwater 3% atau,air yang sudah dimasak. Caranya, ialah dengan menyapukan kapas mulai dari pinggir terus ke arah tengah (menuju hidung). Lakukan hal ini berulang-ulang sampai mata bersih. c) Jangan menggosok'mata dengan tangan yang kotor, kain atau saputangan yang kotor atau saputangan orang lain. d) Periksakan mata dalam setahun sekaii. e) Biasakan membaca pada. tempat yang cukup terang dengan jarak mata dengan objek yang dibaca tidak kurang dari 30 em. f) Biasakan makan makanan yang. banyak mengandung vitamin A. g) Berikan istirahat secukupnya bila telah melakukan pekerjaan yang melelahkan mata. 5) Memelihara Kebersihan Mulut dan Gigi Ingat hadits Rasul SAW tentang anjuran berwudlu sebelum dan sesudah makan. ﺑﺮﻛﺔ اﻟﻄﻌﺎم اﻟﻮﺿﻮء ﻗﺒﻠﻪ واﻟﻮﺿﻮء ﺑﻌﺪﻩ “Berkahnya suatu makanan itu apa bila berwudlu sesudah dan sebelum makannya.” 40 Dalam sabdanya yang lain: . أوﺻﺎﱐ ﺑﺎﻟﺴﻮاك َﻣﺎ ﺟﺎءﱐ ﺟﱪﻳﻞ إِﻻ. ﻣﺮﺿﺎة ﻟﻠﺮب،ﻓﺈن اﻟﺴﻮاك ﻣﻄﻬﺮة ﻟﻠﻔﻢ. ﺗﺴﻮﻛﻮا ِ ع َ◌ﱃ أﻣﱵ َ وﻟﻮﻻ أﱐ أﺧﺎف أَن أﺷﻖ. ﱴ ﻟﻘﺪ ﺧﺸﻴﺖ أَن ﻳﻔﺮض َﻋﻠ ّﻲ وﻋﻠﻰ أﻣﱵ َﺣ ﱴ ﻟﻘﺪ ﺧﺸﻴﺖ أَن أﺣﻔﻲ ﻣﻘﺎدم ﻓﻤﻲ وإﱐ ﻷﺳﺘﺎك َﺣ،ﻟﻔﺮﺿﺘﻪ ﳍﻢ “Bersiwaklah kalian, karena siwak (menyikat gigi) dapat membersihkan mulut dan diridlai Tuhan, tidaklah malaikat Jibril datang kepadaku, selain selalu menasihatiku agar bersiwak, hingga aku takut kalau-kalau siwak itu diwajibkan padaku dan kepada ummatku, andaikan aku tidak takut membebani ummatku, niscaya aku mewajibkannya terhadap mereka, dan aku selalu bersiwak, sampai-sampai aku khawatir menyembunyikan mulutku.”18 Mulut termasuk lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencernaan makanan. Mulut berupa suatu rongga yang dibatasi oleh jaringan lemak, di bagian belakang berhubungan dengan tenggorokan dan di depan ditutup oleh bibir. Gigi terdiri dari jaringan keras, terdapat pada rahang atas dan rahang bawah. Mulut dan gigi merupakan satu kesatuan karena gigi terdapat di rongga mulut. Dengan membersihkan gigi berarti kita selalu membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan yang biasanya tertinggal di antara gigi atau pada gusi gigi. Antara gigi serta gusi ini harus lebih diperhatikan, kebersihannya. • • • Untuk membersihkan celah-celah antara gigi yang terbaik adalah dengan mempergunakan benang gigi, setelah itu baru dengan sikat gigi. Pada waktu menyikat atau menggosok gigi harus diingat bahwa arah penyikatan yang baik adalah dari gusi kepermukaan gigi, sehingga selain membersihkan gigi juga dapat melakukan pengurutan terhidap gusi. Disamping itu dapat pula dikombinasikan dengan gerakan maju mundur menggosok dan penggosokkan dilakukan sampai dirasakan bahwa semua bagian gigi telah bersih atau sudah tersikat. Setelah selesai disikat lakukan berkumur-kumur dengan air bersih. Lebih baik lagi bila menggunakan air yang sudah dimasak pada saat berkumur. Menggosok gigi sebaiknya dilakukan sesaat setelah selesai makan (makan pagi) dan pada waktu malam ketika akan tidur dengan menggunakan sikat pribadi dan jangan menggunakan sikat gigi orang lain. 41 • Sikat gigi yang digunakan sebaiknya bulu sikat tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak; permukaan bulu sikat gigi rata; kepala sikat gigi kecil., dan tangkai sikat gigi lurus. 6) Memakai Pakaian: Yang Bersih dan Serasi Pakaian yang dimaksud di sini meliputi pakaian yang erat hubungannya kesehatan seperti kemeja. shirt, baju, celana rok, kaos kaki, sepatu dan lainlain. Pakaian berguna antara lain untuk melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar dan juga untuk membantu mengatur suhu tubuh, misainya pakaian yang tebal dapat menahan atau menghalangi atau mengurangi tubuh dari udara dingin, sehingga orang yang bersangkutan tetap merasa hangat meskipun udara disekitarnya dingin. Disamping itu dapat pula mencegah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh, rnisalnya cacing tambang yang berada di tanah lembab akan dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit telapak kaki. Hal ini dapat dicegah bila memakai alas kaki (sepatu atau sendal). Berkenaan dengan kebersihan pakaian dan rambut Rasul SAW pernah mengomentari orang yang rambutnya kotor, dan orang yang pakaiannya kotor. : وروى ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ أن اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ رأى رﺟﻼ أﺷﻌﺚ اﻟﺮأس ﻓﻘﺎل أﻣﺎ ﳚﺪ ﻫﺬا ﻣﺎ ﻳﻐﺴﻞ: ورأى آﺧﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺛﻴﺎب وﺳﺨﺔ ﻓﻘﺎل,أﻣﺎ ﳚﺪ ﻫﺬا ﻣﺎ ﻳﺴﻜﻦ ﺑﻪ ﺷﻌﺮﻩ .ﺛﻮﺑﻪ ﺑﻪ Diriwayatkan dari Jabi RA, “Bahwa Nabi SAW melihat seseorang yang rambutnya terurai panjang kotor penuh debu, seraya berkata ‘ apa tidak dipotong rambutnya,’ lalu melihat lagi seorang yang pakaiannya kotor, beliau berkata, ‘apa tidak dicuci pakainnya?’ 19 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pakaian ini antara lain sebagai berikut. a. Pakaian hendaknya diganti setiap selesai mandi, dan bila kotor atau basah karena keringat atau kena air hujan. b. Kenakan pakaian yang sesuai dengan ukuran tubuh. c. Pakaian hendaknya dibedakan sesuai dengan keperluan antara lain: (1) pakaian rumah, 42 (2) (3) (4) (5) (6) pakaian sekolah, pakaian untuk keluar rumah. pakaian olahraga, pakaian untuk rekreasi, resepsi atau pesta, dan pakaian tidur. Pakaian yang telah dipakai keluar rumah hendaknya jangan dipakai untuk tidur, karena kemungkinan terkena debu atau kotoran. (7) Jangan dibiasakan memakai pakaian orang lain untuk mencegah tertular penyakit (terutama penyakit kulit). " وا راغ ر نا سا ون ن " ADA DUA NI’MAT YANG BANYAK MEMPERDAYA ORANG; KESEHATAN DAN KESEMPATAN (Hadits) Menjaga kesehatan terletak pada: • Pengaturan makan dan minum • Pakaian • Tempat tinggal (rumah dan lingkungan) • Udara • Tidur dan bangun tidur • Gerak dan diam Jika semuanya bisa diatur dengan adil dan seimbang akan dapat memelihara kesehatan dengan kontinyu. 43 Tabel 1 Macam Penyakit No 1 2 Macam Penyakit Mental/ hati Jasmani Pencegahan Perkuat Iman/ rajin ibadah20 Hindari sumber penyakit Jaga kesehatan Jaga kebersihan pakaian, perabotan, dan lingkungan Makanan: • makan teratur • mengunyah sampai halus/ tidak membebani pencernaan • makan sebatas keperluan Tabel 2 Pokok Ajaran Islam Dan Ranah Kesehatan No 1 Ajaran Agama Rukun Iman Ranah Kesehatan Kesehatan mental 2 Rukun Islam Kesehatan jasmani dan rohani 3 Akhlak dan adab Kesehatan jasmani, mental, dan lingkungan. 4 Thaharah /bersuci Kesehatan jasmani dan rohani serta lingkungan Contoh Percaya diri, optimis, semangat, berpikir positif, tidak sombong dll. Gerak teratur dalam shalat, semangat membagi dalam zakat, kebersamaan dalam haji, kesehatan pencernaan dalam puasa. Kesehatan lingkungan, kebersihan pribadi, kesopanan dan menghargai orang lain. Pemilihan air bersih, mandi, wudlu, segar dan semangat, kebersihan lingkungan. Tabel 3 Tema-tema Kesehatan Menurut Islam No 1 Al-Qur’an QS.2:10 Tema Kesehatan Penyakit Hati 2 QS.33: Penyakit Hati 44 Bentuk Keraguan, mendustakan Pikiran negatif /syahwat (pikiran kotor). 3 QS.3: 114. QS.9:71. dan 112 Kesehatan Masyarakat/ sosial Kesehatan Jasmani dan Rohani Makanan dan minuman serta pakaian 4 QS.74:4-5 5 QS.7:31 6 QS.29:64 Kesehatan Mental 7 QS.5:6 dan ayat-ayat thaharah lainnya Kesehatan jasmani 45 Saling menyayangi, saling menasehati Bersih pakaian lahir dan batin Makan teratur dan tidak berlebih Pandangan hidup muslim yang membuat ia tegar. Cara pandang terhadap dunia Bersuci dan macamnya. BAB III Kesehatan Dalam Ajaran Islam Setelah membaca bab ini, akan memahami bersuci sebagai pendidikan kesehatan, manfaat berbagai kegiatan ibadah bagi kesehatan pribadi, lingkungan dan kelompok. Hubungan Bersuci dan Kesehatan Islam sangat memperhatikan kesehatan dan pola hidup sehat, banyak petunjuk dan arahan Rasul SAW tentang kesehatan. Ajaran tersebut merupakan penjelasan sekaligus pengamalan dari pokok-pokok ajaran yang ada dalam alQur’an. Kemudian tercermin dalam kehidupan Rasul SAW dalam hubungan dengan keluarganya (prilaku berkeluarga), dengan parasa shabat yang hidup semasa dengan beliau (prilaku sosial), serta dalam praktek-praktek pendidikan dan pengajaran yang dilakukan beliau, dialog-dialog tentang berbgai permasalahan baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun kelompok. Pada bab II telah dikemukakan beberapa pernyataan Rasul SAW yang berhubungan erat dengan kesehatan. Melalui kutipan pernyataan tersebut (hadits) dapat terpotret perhatian Islam terhadap kesehatan, yang kemudian dikembangkan oleh para ulama dan dokter mulim. Dalam konteks peribadahan para ulama merumuskan tata cara beribadah yang berupa langkah-langkah beribadah, mulai dari cara bersuci (bab thaharah dalam fiqih), kemudian gerakan dan bacaan dalam beribadah seperti shalat, dan haji, tata cara berpuasa, dan zakat. Untuk menjelaskan sisi kesehatan dalam berbagai peribadahan tersebut para ulama modern mengkaitkannya dengan hikmah (manfaat) aktivitas ibdaha tersebut bagi kesehatan. Hal ini sejalan dengan upaya para dokter (tabib) muslim yang mengumpulkan berbagai tema kesehatan dari ajaran Islam serta perbuatan Nabi Muhammad SAW pada bidang kesehatan. Banyak buku-buku yang disusun berkenaan dengan ini. Seperti alThib al-Nabawi oleh Syamsuddin Muhammad Bin Abi Abakar al-Zar’i al-Dimasyqi (691-751 H). al-Qânûn fi al-Thib dan Kitab al-Syifâ, karya Ibnu Sina (980-1037 46 M) Al-Thib al-Nabawi karya Ibnu Qayim al-Jawziyah (1350 M) yang banyak menjadi referensi kesehatan dalam Islam. Untuk lebih mendekatkan ajaran-ajaran Islam dengan dimensi kesehatan, pembahasan bab ini memakai sistimatika fiqhiyah dalam melihat kesehatan dalam ajaran Islam. Sehingga diharapkan dapat memberi pengertian betapa agungnya ajaran Islam dan dapat memberi pengaruh terhadap pelakunya tidak saja pengaruh mental (maknawiyah/rohaniyah) tapi juga pengaruh lahiriyah (jasmani). Bahwa amaliyah peribadahan tidak saja memberikan pahala, tapi juga memberikan pendidikan prilaku hidup teratur, yang karenanya bisa banyak menuai pahal; dunia akhirat. 1. Thaharah (Bersuci) Secara bahasa thaharah berarti kebersihan(nazhafah). Menurut istilah, usaha menghilangkan hadas atau membersihkan najis, atau tindakan serupa seperti mandi kedua, ketiga, atau mandi sunah, memelihara wudlu atau tayamum.21 Dasar dari thaharah ini firman Allah: ِ ِ ِﺬﻳﻦ آَﻣﻨُﻮا إِ َذا ﻗُﻤﺘُﻢ إِ َﱃ اﻟﻬﺎ اﻟﻳﺎ أَﻳـ ﻮﻫ ُﻜ ْﻢ َوأَﻳْ ِﺪﻳَ ُﻜ ْﻢ إِ َﱃ اﻟْ َﻤَﺮاﻓِ ِﻖ َو ْاﻣ َﺴ ُﺤﻮا َ ﺼ َﻼة ﻓَﺎ ْﻏﺴﻠُﻮا ُو ُﺟ َ َ َ َ ْ ْ ِ ِ ِ ْ وﺳ ُﻜﻢ وأ َْر ُﺟﻠَ ُﻜﻢ إِ َﱃ اﻟْ َﻜ ْﻌﺒَـ ﺿﻰ أ َْو َﻋﻠَﻰ َﺳ َﻔ ٍﺮ أ َْو َ ﻬُﺮوا َوإِ ْن ُﻛْﻨﺘُ ْﻢ َﻣ ْﺮ ﲔ َوإِ ْن ُﻛْﻨﺘُ ْﻢ ُﺟﻨُﺒًﺎ ﻓَﺎﻃ ْ َ ْ ُﺑُﺮء ِ ِ ِ ﺟﺎء أ ِِ ﺒًﺎﺻﻌِ ًﻴﺪا ﻃَﻴ َ ﻤ ُﻤﻮا َﺴﺎءَ ﻓَـﻠَ ْﻢ َﲡ ُﺪوا َﻣﺎءً ﻓَـﺘَـﻴ َ ََ َ َﺣ ٌﺪ ﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ ﻣ َﻦ اﻟْﻐَﺎﺋﻂ أ َْو َﻻ َﻣ ْﺴﺘُ ُﻢ اﻟﻨ ِ ِ ِ ﻬَﺮُﻛ ْﻢ َﻳﺪ ﻟِﻴُﻄ ُ ﻪُ ﻟَﻴ ْﺠ َﻌ َﻞ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ِﻣ ْﻦ َﺣَﺮٍج َوﻟَ ِﻜ ْﻦ ﻳُِﺮﻳﺪ اﻟﻠ ُ ﻓَ ْﺎﻣ َﺴ ُﺤﻮا ﺑُِﻮ ُﺟﻮﻫ ُﻜ ْﻢ َوأَﻳْﺪﻳ ُﻜ ْﻢ ِﻣْﻨﻪُ َﻣﺎ ﻳُِﺮ ُﻜ ْﻢ ﺗَ ْﺸ ُﻜُﺮو َنﻢ ﻧِ ْﻌ َﻤﺘَﻪُ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠ َِوﻟِﻴُﺘ “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” QS.5:6. . 47 Ayat ini merupakan dalil perintah untuk berwudlu sebelum shalat, dan mandi bagi yang junub, serta pengecualian-pengecualian bagi yang sakit atau kondisi tidak ada air. Lebih dalam dari sekedar pemahaman sebagai sarat sahnya shalat, ayat ini bisa ditarik pada pemahaman sebagai pendidikan kesehatan. Walaupun pertintahnya dikhususkan untuk shalat, namun dapat dipahami semangat umumnya adalah semangat anjuran kebersihan bagi kaum muslimin. Hal ini mengandung arti bahwa Islam sangat memperhatikan kebersihan. Kalau dihitung jumlah shalat wajib lima kali sehari, artinya kaum muslimin sudah membasuh seluruh anggota badannya –secara minimalis—lima kali sehari. Dengan rentangan waktu, bangun tidur, siang hari, sere hari, petang, dan malam hari. Belum lagi jika ditambah dengan shalat-shalat sunnah di luar rawatib, seperti dhuha, shalat malam dan lainnya. Maka aktivitas pembersihan anggota wudlu menjadi bertambah. Secara umum, perintah untuk thaharah dalam shalat, tidak terpisah dari pembahasan-pembahasan perintah (ketentuan) lain seperti halal atau haramnya makanan, pernikahan, hubungan sosial antara sesama ummat manusia. Semuanya satu tema yaitu ajaran agama. Pemisahan bahwa shalat itu ibadah dan nikah itu muamalah, hanyalah pemisahan pembahasan dalam fiqih (klasifikasi bab semata), untuk memudahkan penjelasannya.22 Thaharah merupakan salah satu bagian dari ajaran kesehatan dan hidup sehat dalam Islam. Melalui pemahaman kepaduan ajaran agama tersebut, bisa ditarik sesimpulan bahwa ajaran thaharah, berarti arahan betapa wajibnya berbersih diri bagi setiap pribadi muslim. Dengan kata lain thaharah merupakan salah satu bagian dari ajaran kesehatan dan hidup sehat dalam Islam. Selanjutnya bisa dilihat ada beberapa perbuatan yang menuntut berbersih (bersuci) bagi pelakunya dan oleh Islam diwajibkan hukumnya, seperti mandi junub misalnya, mandi setelah haid bagi wanita, serta setelah melahirkan. Adapun anjuran –anjuran lain untuk berwudlu, tidak saja sebelum shalat atau thawaf, tapi sebelum dan sesudah makan pun dianjurkan. Tentu saja lebih dari sekedar mencuci tangan seperti yang dianjurkan para dokter, tapi membasuh seluruh anggota wudlu. Dalam pengertian thaharah di atas ada disebutkan dua istilah; najis dan hadas. Secara bahasa najis berupa benda-benda kotor yang mengandung penyakit, dengan ciri-ciri berbagu busuk, seperti kotoran manusia maupun binatang. Jadi kata najis menunjuk pada benda. 48 Sedangkan kata hadas, dalam bahasa kamus diartikan kotoran manusia,23 ahdatsa artinya buang air besar. Namun pengertian ini menjadi kabur ketika dihubungkan dengan hukum wajibnya mandi junub, karena yang mewajibkan mandi bukan buang air besar tapi perbuatan, jadi kata hadas akan lebih tepat jika diartikan dengan kata kejadian atau perbuatan dari sudut bahasa.24 Anjuran untuk berwudlu, tidak saja sebelum shalat atau thawaf, tapi sebelum dan sesudah makan pun dianjurkan. Tentu saja lebih dari sekedar mencuci tangan seperti yang dianjurkan para dokter, tapi membasuh seluruh anggota wudlu. Dari penjelasan ini dapat dipahami bahwa thaharah, mencakup bukan saja membersihkan benda-benda najis, tapi juga membersihkan diri seusai “perbuatan” yang bisa mengakibatkan kotornya badan apakah karena benda najis atau bukan najis seperti keringat, atau mengandung arti teraphis (pengobatan) seperti anjuran mengobati marah dengan wudlu, membangkitkan semangat dengan wudlu atau mandi, supaya badan segar. 2. Air Mengenali bebagai air yang ada di sekitar kita; air hujan, air laut, air sungai, air sumur, air mata air, air salju dan air embun. Ketujuh macam air ini bisa dipakai bersuci, dan dapat membersihkan hadas dan najis. Bagian air, air yang suci dan mensucikan, tidak makruh memakainya, suci dan mensucikan namun makruh memakainya seperti air yang terjemurmatahari. air yang suci tidak mensucikan, air suci namun tidak mensucikan, yaitu air yang sudah dipakai bersuci, air yang bercampur dengan campuran lain yang bersih; air tersebut bersih, namun tidak bisa dipakai bersuci.25 Air merupakan sarana bersuci yang utama, jika tidak ada air bisa dilakukan dengan menggunakan alternatif lain seperti batu, atau benda kasar lainnya dalam membersihkan najis, sedangkan utuk membersihkan hadasnya dengan tayamum. 3. Mandi Salah satu kegiatan yang biasa dilakukan oleh manusia modern, adalah mandi, menyirami seluruh badan dengan air untuk membersihkannya dari berbagai kotoran yang menempel di badan. Dalam istilah bahasa Arab disebut al-guslu, ada kata lain seperti dalam wudlu atau dalam mandi yang juga dipakai yaitu mashu artinya mengusap- 49 ngusap bagian anggota badan dengan air. Perbedaannya kalau kata gusl lebih serius dan termasuk didalamnya kegiatan mencuci, seperti dalam istilah wudlu, mencuci kaki (gaslu rjlaini) dan mengusap kepala (mashu al-ra’si). Jadi dengan pemilihan istilah al-gaslu saja sudah diketahui artinya bahwa mandi lebih sempurna dari sekedar mengusap badan dan mengalirkan air kepada seluruh tubuh. Termasuk di dalamnya –masa sekarang—memakai sabun, menghilangkan daki dengan menggosokgosok anggota badan supaya bersih. Ada beberapa perbuatan atau kejadian yang diwajibkan mandi sesudahnya; • bersetubuh, • keluar mani dan • mati, ini berlaku bagi laki-laki dan wanita. Sedangkan yang khusus bagi wanita antara lain: • haid, • nifas, dan • melahirkan (wiladah). Selain mandi yang sifatnya wajib, dalam Islam ada beberapa mandi yang disunahkan; • • • • • • • • • • • • • • Sebelum shalat Jum’at. Shalat hari raya idul fitri dan idul adha. Shalat istisqa. Shalat gerhana matahari. Shalat gerhana bulan. Setelah memandikan mayat. Orang kafir yang baru masuk Islam. Orang yang baru sembuh dari gila. Orang yang baru sadar dari pingsan. Mau melaksanakan ihram. Masuk kota Mekah. Wuquf di Arafah. Sebelum melempar jumrah. Sebelum thawaf.26 Kalau diperhatikan hal-hal yang mewajibkan mandi di atas bisa dilihat bahwa semuanya berhubungan erat dengan kondisi badan yang kotor, kemudian yang disunahkan berhubungan dengan situasi pertemuan dengan orang banyak, ada juga yang berhubungan dengan kondisi badan kotor, seperti sembuh dari gila atau pingsan. Selain kondisi fisik seperti itu, sunah atau wajibnya mandi berkaitan dengan perlunya pemulihan suasana, kesegaran badan, dan kepercayaan diri. Dengan begitu bisa dikatakan bahwa mandi merupakan kebutuhan jasmani untuk memulihkan kesegaran, membersihkan badan dari kotoran, dan melahirkan percaya diri bila bertemu dengan orang banyak. Sunah mandi ketika memasuki kota Mekah, bisa dipahami sebagai sunah mandi jika 50 sampai pada kota tujuan dalam bepergian; artinya membersihkan debu yang menempel dibadan, sisa-sisa endapan keringat (sumber penyakit kulit) serta menghilangkan kelusuhan dan rasa lelah. Kemudian hukum wajib dan sunah mandi sebagaimana dikumpulkan oleh para ulama di atas tidak berarti menghilangkan tradisi hidup sehat yang diajarkan; mandi pagi dan sore hari misalnya. Tapi lebih dipahami sebagai 4. Wudlu Untuk mensucikan diri dari hadats kecil dengan cara berwudlu, wudlu merupakan kunci dari shalat, tata cara berwudlu yang baik dan benar: 1) Bacalah basmalah, cucilah kedua tangan dengan bersih,lalu berkumur tiga kali hingga bersih sisa makanan di mulut. 2) Tampung air dari kran kemudian basuh wajah hingga benarbenar bersih tiga kali. 3) Basuh dua tangan dan lengan sampai sikut tiga kali. 4) Basahi kedua tangan usap kepala (rambut) tiga kali. 5) Basahi tangan untuk membasuh telinga bagian dalam dan luar, tiga kali. 6) Ccuci kedua kaki sampai mata kaki, hingga benar-benar bersih tiga kali. 7) Baca doa sesudah wudlu. Langkah-langkah wudlu di atas merupakan cara berwudlu yang benar, semua gerakan tersebut secara fiqih memiliki derajat hukum yang berbeda. Ada yang dikuhumi sunnah, ada yang wajib, di sini sengaja tidak dibedakan untuk tersosialisasinya tata cara wudlu yang benar. Selain itu ada beberapa catatan berkenaan dengan wudlu maupun mandi yaitu membersihkan jenggut bagi mereka yang memiliki jenggot panjang. Mengurut-urut bagian badan yang kotor dengan maksud membersihkan daki-daki yang menempel di badan. Memperhatikan langkah dan anggota wudlu di atas, bisa dilihat esensi wudlu adalah kegiatan membersihkan anggota badan yang relatif terbuka dan memungkinkan terkena kotoran lebih banyak. Wilayah tangan, lebih banyak bersentuhan dengan benda-benda yang belum tentu bersih, berkumur juga merupakan cara membersihkan mulut (kesehatan mulut), pada bab II telah dibicarakan betapa besar perhatian Rasul SAW terhadap berkumur dan menyikat gigi. Artinya akan lebih baik jika menyikat gigi dilakukan pada setiap sebelum wudlu. Kemudian tambahan lain juga seperti membersihkan hidung. «أن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل »ﻣﻦ ﺗﻮﺿﺄ ﻓﻠﻴﺴﺘﻨﺸﻖ “Barang siapa yang berwudlu hendaknya membersihkan hidung.” (HR Bukhari dan Muslim). 51 , أﺧﺬ ﻛﻔﺎً ﻣﻦ ﻣﺎء ﻓﺄدﺧﻠﻪ ﺗﺤﺖ ﺣﻨﻜﻪ ﻳﺨﻠﻞ ﺑﻪ ﻟﺤﻴﺘﻪ,ﻋﻦ أﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ أن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻛﺎن إذا ﺗﻮﺿﺄ ,وﻗﺎل »ﻫﻜﺬا أﻣﺮﻧﻲ ﺑﻪ رﺑﻲ ﻋﺰ وﺟﻞ« ﺗﻔﺮد ﺑﻪ أﺑﻮ داود “Dari Anas Ibn Malik diriwayatkan bahwa Rasul SAW apabila berwudlu mengambil air di tangannya lalu memasukan kebawah dagunya untuk menyelai janggutnya (memebrsihkan janggut) seraya bersabda: “beginilah Allah menyuruhku (berwudlu). (Riwayat Abu Daud). 5. Istinja Amaliah sehari-hari dalam bersuci adalah membersihkan kotoran setelah buang hajat besar maupun kecil dengan air; membersihkan sisasisa kotoran yang menempel setelah buang air besar atau kecil, dalam bahasa fiqih disebut istinja. Kegiatan dalam ajaran Islam dimasukkan sebagai syarat sahnya shalat, jadi badan harus bersih dari kemungkinan adanya sisa kotoran yang melekat di badan. Bila dilihat dari sudut kesehatan, nampak betapa hati-hatinya Islam memperhatikan masalah kebersihan jasmani, sampaisampai semua kegiatan kebersihan menjadi syarat sahnya shalat, mulai dari kebersihan badan, kebersihan tempat, dan kebersihan pakaian yang dipakai. 6. Ijalah Najasah Membersihkan kotoran yang menempel di badan maupun di pakaian atau peralatarn rumah tangga serta tempat-tempat tertentu seperti tempat shalat (mesjid) dan lainnya. Yang dimaksud najis adalah semua benda yang kotor (menjijikan). Secara syariat najis adalah semua benda yang haram dimakan (padahal memungkin). Stiap yang keluar dari dua lubang (depan atau belakang) seperti air kencing, adalah najis. Semua bangkai najis, kecuali bangkai ikan dan manusia. Semua yang memabukan adalah najis. Kotoran binatang juga najis.27 Bila dilihat dari benda-benda yang dihukumi sebagai najis (benda cair maupun padat) yerlihat bahwa semuanya mengandung penyakit dan bisa menimbulkan penyakit. Seperti bangkai binatang misalnya, jika tidak dibuang akan mengotori lingkungan serta menimbulkan bau busuk yang bisa dihirup dan mengakibatkan berbagai penyakit. Proses pembusukan bangkai juga mengakibatkan munculnya binatang-binatang kecil yang selalin menjijikan juga. Maka kegiatan membersihkan najis, berarti kegiatan membersihkan badan, juga lingkungan dan peralatan rumah tangga supaya bersih dan terbebas dari sumber penyakit. Tata cara pembersihan najis tersebut diatur sedemikian rupa, jika najisnya ringan cukup dengan memercikan 52 air, tapi jika sedang, cukup dengan mencucinya sampai bersih , jika najisnya dinilai berat dan banyak mengandung bahaya, seperti jilatan anjing atau babi, pensuciannya sampai tujuh kali dengan diawali oleh tanah. membersihkan najis, berarti kegiatan membersihkan badan, juga lingkungan dan peralatan rumah tangga supaya bersih dan terbebas dari sumber penyakit Shalat dan Kesehatan Seorang dokter lulusan Universitas Airlangga Surabaya menemukan temuan baru dalam penelitiannya. Ia menemukan bahwa shalat tahajud, yaitu shalat yang dilakukan dini hari oleh umat Islam —shalat adalah salah satu bentuk meditasi— yang dilakukan secara rutin bisa mencegah seseorang dari serangan berbagai penyakit. Shalat bisa mencegah naik turunnya hormon kortisol yang berperan sebagai indikator stres. Sedangkan stres merupakan salah satu faktor utama pemicu penyakit, termasukkanker. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa jika seseorang melakukan shalat tahajud delapan rakaat dan membaca wirid (berdzikir) 200 kali setiap hari pukul 02:00 – 03:30 dini hari, kondisi batin mereka relatif tenang dan stabil. Ketenangan bisa membuat hormon kortisol mereka rendah, yang berarti tidak terkena stres. Seorang ahli kanker dari Surabaya juga sependapat bahwa shalat bisa meningkatkan respons imun (kekebalan) tubuh terhadap penyakit.28 Shalat sebagai komunikasi ruhaniah antara manusia dan Allah SWT, dalam sahalat, manusia memuji Allah, mengagungkan dan memohon kepada-Nya. Hadits berikut menjelaskan bahwa Shalat dibagi dua; antara Allah SWT dan manusia. ﻗﺴﻤﺖ اﻟﺼﻼة ﺑﻴﲏ وﺑﲔ ﻋﺒﺪي ﻧﺼﻔﲔ ﻓﻨﺼﻔﻬﺎ ﱄ وﻧﺼﻔﻬﺎ ﻟﻌﺒﺪي وﻟﻌﺒﺪي ﻣﺎ ﺳﺄل ”Aku (Allah SWT) membagi shalat pada dua bagian, setengahnya bagian-Ku dan setengahnya bagian hamba-Ku.”29 53 Kegiatan jiwa yang ada dalam shalat berisikan antara lain memuji dan mengagungkan Allah SWT Menohon dan berdoa; Apa yang diminta seorang hamba ketika shalat: • • Minta pertolongan kepada Allah. Minta petunjuk pada jalan lurus (kehidupan yang benar dan mashlahat dunia akhirat). • Berlindung dari prilaku hidup yang sesat dan menyesatkan (ketiganya terkandung dalam surat al-Fatihah yang merupkan rukun shalat). • Menyadari sedang menghadap Allah dengan tanpa paksaan siapapun, pengakuan akan kemusliman, pengakuan dan penegasan kehidupan dan semua prilaku dipersembahkan kepada Allah, (doa iftitah). • Berdoa minta ampunan atas kesalahan dan dosa, minta disayang dan dikasihi, minta diangkat derajat, minta rijqi dan minta kesehatan, serta mohon maaf atas segala kekhilafan (dicakup dalam bacaan duduk antara dua sujud). • Mendoakan nabi Muhammad SAW, mohon keselamatan bagi pelaku sendiri, bagi nabi dan bagi ummat yang sholeh(tahiyat awal dan akhir). • Meminta perlindungan dari segala keburukan dalam kehidupan dan kematian. • Mohon perlindungan dari godaan (fitnah) dajjal. Sedangkan gerakan shalat merupakan gerakan teratur yang dibutuhkan untuk kesehatan jasmani manusia dan bermanfaat bagi kesehatan jasmani. 30 Kebiasaan baik seperti bangun tidur, menyebut asma Allah dengam membaca dua bangun tidur, berwudlu kemudian shalat akan melahirkan kesegaran sepanjang hari. Berdiri tegak, ruku, berdiri lagi, sujud, duduk, menengok kekiri dan ke kanan adalah gerkan yang mengikutsertakan beberapa anggota badan, dengan lekukan dan tekanan yang khas, kalau dilaksanakan secara tertib dan tenang (tuma’ninah) akan dirasakan kesegaran tubuh setelah shalat. Jadi selain secara ruhaniah bisa membersihkan jiwa, dan menghilangkan kehawatiran; sumber kekhawatiran manusia itu antara lain; merasa bersalah, mersa tidak aman, merasa takut salah jalan, takut tidak makan, takut sakit, hingga membutuhkan pelindung, dan tempat mengadu, jika dalam shalat dipahami sebagai kegiatan meminta ampunan dosa, mohon petujuk, dan mohon ampunan, maka secara kejiwaan akan terbebas dari berbagai tekanan dan ketakutan. Zakat dan Kesehatan Perintah atau peringatan akan perlunya shalat selalu diiringi dengan perintah berinfaq atau zakat. 54 ِ ﺐ وﻳ ِﻘﻴﻤﻮ َن اﻟ ِ ِ ِ ِﺬاﻟ ﺎﻫ ْﻢ ﻳُـْﻨ ِﻔ ُﻘﻮ َن ُ َﺎ َرَزﻗْـﻨﺼ َﻼ َة َوﳑ ُ ُ َ ﻳﻦ ﻳـُ ْﺆﻣﻨُﻮ َن ﺑﺎﻟْﻐَْﻴ َ “(Orang-orang takwa) yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib dan mendirikan shalat serta menafkahkan sebagian rijqinya”. QS.2:3. ِ ِِ ﲔ ﻴﻤﻮا اﻟ َ ﺮاﻛﻌﺰَﻛﺎ َة َو ْارَﻛ ُﻌﻮا َﻣ َﻊ اﻟﺼ َﻼ َة َوآَﺗُﻮا اﻟ ُ َوأَﻗ “Dirikanlah shalat dan keluarkanlah zakat, rukulah bersama orang-orang yang ruku.” QS.2:43 Pertanyaannya ada apa hubungan dengan shalat dan zakat? Secara bahasa artinya membersihkan, sehingga para ulama sering mengartikan zakat sebagai upaya pembersihan harta. Kalau dihubungkan dengan surat al-‘A’la, ayat 14. ﻛﻰأَﻓْـﻠَ َﺢ َﻣ ْﻦ ﺗَـَﺰ ﻗَ ْﺪ “beruntunglah mereka yang membersihkan diri mereka.” QS.87:14. maka zakat bisa diartikan kegiatan membersihkan diri, bukan saja harta. Dan salah satu cara membersihkan diri itu dengan mengeluarkan harta bagi orang miskin, atau kepentingan perjuangan. Maka yang diobati oleh kegiatan zakat adalah penyakit mental; kikir, tamak, hidup mendahulukan kepentingan pribadi, serta sifat acuh dan tidak peduli kepada orang lain. Penyakit seperti ini diobati dengan zakat dan puasa. Puasa dan Kesehatan ِ ِ ِ ِ ـ ُﻘﻮ َن ُﻜ ْﻢ ﺗَـﺘﻳﻦ ِﻣ ْﻦ ﻗَـْﺒﻠِ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠ ﺐ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ُﻢ اﻟ َ ﺐ َﻋﻠَﻰ اﻟﺬ َ َﻬﺎ اﻟﺬﻳَﺎ أَﻳـ َ ﺼﻴَ ُﺎم َﻛ َﻤﺎ ُﻛﺘ َ ﻳﻦ آَ َﻣﻨُﻮا ُﻛﺘ ''Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.'' QS. 2: 183. Ayat di atas menunjukkan bahwa tujuan puasa itu adalah ketakwaan kepada Allah SWT, yaitu taat dan patuh menjalankan perintah-Nya serta takut melanggar larangan-Nya. Secara fiqih puasa diartikan menahan diri dari makan dan minum dan yang membatalkannya sejak terbit pajar hingga terbenam matahari. Jadi kata kuncinya adalah menaha diri atau pengendalian diri (self control). Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang mampu menguasai dan mengendalikan diri terhadap dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya maupun yang datang dari luar. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: 55 .ﻣﻦ ﱂ ﻳﺪع ﻗﻮل اﻟﺰور و اﻟﻌﻤﻞ ﺑﻪ ﻓﻠﻴﺲ ﷲ ﺣﺎﺟﺔ ﰱ أن ﻳﺪع ﻃﻌﺎﻣﻪ وﺷﺮاﺑﻪ ”Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan keji (buruk) dan melakukan tindakan buruk, maka (hendaklah ia mengetahui) sesungguhnya Allah tidak membutuhkan apakah seseorang itu meninggalkan makan atau minumnya.” HR Bukhari. Artinya letak puasa tidak saja pada menahan lapar dan haus, tapi menahan diri dari semua perbuatan tidak baik, dan akhlak yang kurang baik, seperti pertengkaran, mencaci dan lainnya. Apabila puasa itu dilakukan dengan sungguh-sungguh karena Allah SWT semata, maka puasa itu dapat pula mencegah seseorang melakukan perbuatan keji dan mungkar sebagaimana hadis di atas. Dari berbagai penelitian ilmiah ternyata puasa itu meningkatkan kesehatan fisik, psikologik, sosial, dan spiritual (WHO, 1984). Dengan berpuasa orang akan terbebas dari beban rasa bersalah dan berdosa karena perbuatannya di masa lampau. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, yang artinya sebagai berikut, ''Barang siapa yang telah menjalankan ibadah puasa dengan sempurna serta ikhlas karena Allah semata, maka Allah mengampuni dosa-dosa tahun sebelumnya.'' HR Bukhari Muslim. Dalam kaitannya dengan pengendalian diri ini, hendaknya kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan agar mempunyai kekuatan untuk melawan hawa nafsu berupa godaan seperti; harta, tahta, dan wanita. Ibadah puasa pada hakikatnya penyucian diri, penghapusan kesalahan dan dosa yang dilakukan manusia. Rasa bersalah dan berdosa merupakan beban mental yang tidak baik bagi kesehatan jiwa, sebab manusia itu bisa jatuh dalam keadaan stres, kecemasan, depresi, dan gangguan kejiwaan lainnya. Puasa menjadi sarana detoksifikasi jiwa.31 Dr Alan Cott, yang berjudul Fasting as a Way of Life dan Fasting the Ultimate Diet. Dalam buku tersebut, Cott menyebutkan bahwa gangguan jiwa yang parah dapat disembuhkan dengan berpuasa. Penelitian yang dilakukan Alan Cott terhadap pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Grace Square New York menemukan hasil yang sejalan, pasien sakit jiwa ternyata bisa sembuh dengan terapi puasa. Ditinjau dari segi penyembuhan kecemasan dilaporkan pula bahwa penyakit seperti susah tidur, merasa rendah diri, dapat disembuhkan dengan puasa. 56 Sementara itu, Dr Nicolayev, salah seorang guru besar yang bekerja pada lembaga Psikiatri Moskwa (The Moscow Psychiatric Institute), mencoba menyembuhkan gangguan kejiwaan dengan berpuasa. Dalam usahanya itu, ia menerapi pasien sakit jiwa dengan menggunakan puasa selama 30 hari. Nicolayev mengadakan eksperimen dengan membagi subjek menjadi dua kelompok yang sama besar, baik usia maupun berat ringannya penyakit yang diderita. Kelompok pertama diberi pengobatan dengan ramuan obat-obatan dan kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa selama 30 hari. Dua kelompok tadi diikuti perkembangan fisik dan mentalnya dengan tes-tes psikologis. Dari eksperimen itu diperoleh hasil yang sangat baik, yaitu banyak pasien yang tidak bisa disembuhkan dengan terapi medik ternyata bisa disembuhkan dengan puasa. Selain itu, kemungkinan pasien untuk tidak kambuh kembali selama 6 tahun kemudian, ternyata sangat tinggi. Dan ternyata, lebih dari separuh pasien tetap sehat.32 Haji dan Kesehatan Haji dan Umrah merupakan suatu rangkaian kegiatan ibadah (manasik) yang memerlukan kesehatan fisik. Kegiatan ini secara kesehatan juga memiliki dampak yang positif. Baik kesehatan jasmani maupun ruhani. Dalam thawaf atau mengelilingi ka'bah dengan sekian hitungan dan bacaan diulang-ulang diyakini bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Dalam buku Manfaat Haji dan Umroh bagi Kesehatan, Dr Bahar Azwar, mengandaikan thawaf seperti hipnotis, dimana hipnotis merupakan terapi alternatif dalam ilmu kedokteran. Hipnotis sendiri bermanfaat untuk berbagai penyakit, kecuali infeksi. Penyakit itu antara lain: 1. Kelainan jantung dan pembuluh darah 2. Kanker, nyeri pada kanker 3. Penyakit pencernaan, dll 4. Penyakit dismenorea ( rasa sakit ketika sedang haid) 5. Penyakit kulit, dan lainnya. Berjalan kaki dengan telanjang mengelilingi Baitullah adalah prana. Selain Ka'bah, Hajar Aswad juga mampu menerima dan memberikan prana bagi orangorang disekitarnya, khususnya terhadap orang-orang yang sedang melakukan thawaf. Ada tiga hal yang mengisyaratkan kemampuan pemberian prana oleh Hajar Aswad. Pertama, adalah sabda Nabi SAW, yang menyatakan bahwa Hajar Aswad mempunyai kemampuan menyerap penyakit. Kedua, kemampuan itu menyebabkan 57 hitam. "Hajarul Aswad diturunkan dari syurga dan berwarna lebih putih dari susu. Dosa-dosa manusia (anak adam) menyebabkannya menjadi hitam. Ketiga, adalah posisinya pada lingkaran thawaf dan menjadi titik permulaan untuk mengerjakan thawaf. Ketika dihubungkan dengan pengobatan, di sana pulalah dimulainya unsur pengobatan ilahiyah. Selain itu Dr Bahar Azwar juga menjelaskan bahwa bersuci dengan air zamzam memberikan nilai tambah yaitu antiinfeksi. Flour yang dikandungnya cukup untuk sterilisasi kuman.33 SKEMA KEBERSIHAN DALAM KONSEP ISLAM Kebersihan Jasmani Perabotan Rumah tangga dan lingkungan Mental/ruhani Akal pikiran Pembersih: Pembersih: Pembersih: Pembersih: Thaharah/bersuci Thaharah / bersuci/ IJALAH NAJASAH Iman Iman Shalat Shalat Zakat Zakat MANDI WUDLU 58 BAB IV PENUTUP Masih banyak sekali ajaran-ajaran Islam yang berhubungan dengan kesehatan, baik kesehatan lahir maupun batin. Tugas kita adalah memahami dan menyelami kedalaman makna dari tuntunan Ilahiyah begai kehidupan manusia di muka bumi ini. Dengan keyakinan bahwa semua ciptaan Allah pasti ada manfaatnya. Banyak hikmah dan manfaat yang belum kita pahami bukan berarti ajaran tersebut tidak “tajam” dalam menuntun manusia, tapi pemahaman kitalah yang belum sampai pada derajat “ketajaman” ajaran agama tersebut serta fungsinya bagi kehidupan kita. Seperti dalam shalat, salah satu fungsi utamanya adalah mampu menahan/mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Shalat disebutkan 64 kali dalam al-Qur’an dengan berbagai tema, mulai dari manfaatnya, cara-cara shalat dalam berbagai kondisi, permohonan dengan shalat, apa yang dilakukan setelah shalat dan lain sebagainya. Masih adanya orang yang shalat tapi belum mampu menahan perbuatan-perbuatan yang mungkar, disebabkan perlunya proses dan waktu dalam pemahaman akan shalat, yang harus senantiasa kita ingat, bahwa ajaran-ajaran agama inimerupakan bimbingan hidup bagi manusia dalam mengarungi hidupnya di dunia, bukan ajaran dalam bentuk informasi sesaat atau aktual, yang bisa dicerap dalam waktu cepat, dan dapat dilihat manfaatnya saat itu juga. Berbagai manfaat ibadah pada umumnya akan bisa dilihat dalam perjalanan hidup setiap orang, dengan kurun waktu yang panjang, sama halnya dengan kegiatan “pendidikan” bisa dilihat hasilnya setelah duapuluh tahun ke depan. Dan ajaran Islam juga merupakan pendidikan Allah SWT bagi hambanya yang beriman, hasilnya akan terlihat dalam perjalanan hidup seseorang. Upaya peningkatan terus-menerus akan kwalitas itulah yang harus senantiasa kita lakukan. Perbaikan dan pembaharuan iman terus menerus sepanjang perjalanan hidup, perbaikan bersuci, shalat, puasa, zakat, bahkan ada ulama yang bisa merasakan dan memahami hajinya setelah ia berhaji 5 kali. Ini berarti keberagamaan yang dinamis dan selalu meningkatmenuju kesempurnaan. Karena kehidupan manusia juga berangkat dari tidak tahu apa-apa menuju kesempurnaan hidup, yang diakhiri dengan kematian. Rasulullah SAW menerima wahyu yang berarti kesempurnaan tugas, dan agama Islam menjelang akhir wafatnya belaiu. Selain berarti juga bahwa perjalanan hidup beliau menjalankan berbagai petunjuk Allah SWT dalam kehidupannya. ِ ِ ِ ِْ ﻴﺖ ﻟَ ُﻜﻢ اﻹ ْﺳ َﻼ َم ِدﻳﻨًﺎ ُ ﺖ ﻟَ ُﻜ ْﻢ دﻳﻨَ ُﻜ ْﻢ َوأَْﲤَ ْﻤ ُ اﻟْﻴَـ ْﻮَم أَ ْﻛ َﻤ ْﻠ ُ ُ ﺖ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻧ ْﻌ َﻤ ِﱵ َوَرﺿ 59 “hari ini telah Ku sempurnakan bagimu agamamu, dan Aku telah merilai Islam sebagai agamamu” QS.5:3. Memedomani firman Allah SWT tersebut, berarti yang sedang kita lakukan adalah upaya penyempurnaan; kwalitas ibadah, dan kwalitas tata cara hidup. Tata cara hidup secara faktual manjadikan kehidupan ini sebagai pelaksanaan dari berbagai arahan dan ajakan yang tertera dalam ajaran Islam. Pelaksanaan akan tata cara hidup tersebut bisa melahirkan peradaban dan kebudyaan yang baik dan maju serta bermanfaat bagi ummat manusia pada umumnya dan ummat Islam secara lebih khusus. Seperti berbagai adab dan akhlak Islam menunjukkan pada ketinggian peradaban dan budaya Islam. Adab makan dan minum yang baik, tidak tergsesa-gesa, merupakan tata cara sehat dalam makan dan minum. Adab buang hajat adalah tataca hidup sehat dalam memelihara lingkungan dan kebersihan pribadi. Peradaban yang bisa terlahir dari adab tersebut adalah pembuatan Toilet yang baik, bersih dan tertutup, serta tidak melahirkan bau. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kaum muslimin adalah pelopor dalam hidup sehat, secara teoritis menurut ajaran, dan secara praktis dilaksanakan oleh Rasul SAW. Tugas yang tersisa adalah sosialisasi ajaran tersebut pada tataran lintas generasi muslim. Sehingga ada dampak dan makna dari peribadahan dalam berbagai sektor kehidupan ummat Islam. Penggalian sisi kesehatan dari ajaran Islam ini bukan hal yang baru di kalangan muslim, para ulama terdahulu telah menghimpunnya dalam kitab-kitab kedokteran menurut cara Nabi SAW, namun problemanya adalah tidak atau kurang terkomunikasikannya petikan-petikan dari kajian tersebut kepada masyarakat secara luas, sehingga nampak masalah kesehatan dan aktivitas peribadahan terpisah. Dalil dan rukunnya sudah diketahui, tapi cara pandanglah yang jadi masalahnya. Semoga! Catatan Akhir: 1 Syamsuddîn Ibn Muhammad Abî Zakariya Ibn Ayûb al-Zar’i al-Dimasqi, Al-Thib al-Nabawi, (Beirut; Dâr al-Fikr, t t), h, 1. 2 Syamsuddîn...., Al-Thib....,h, 2. 3 Dian Mohamad Anwar, ”Konsepsi Kesehatan Dalam Islam” artikel, http://psikolog2.tripod.com/ konsepsikesehatan.htm 4 Lihat “al-Thib fi al-Islâm,” http://www.se77ah.com/art-3545 Lihat Al-Qurthubi dalam penafsiran QS. 7:31. 6 Zakiyah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung Tbk. 2001), Cetke 9, h, 1. 7 Zakiyah...., Islam dan Kesehatan...,h.1. 8 Dian Mohamad...., ”Konsepsi Kesehatan....” 9 Zakiyah...., Islam dan Kesehatan...,h.1. 10 Ibnu al-Qayyim, Al-fawaaid h: 209. 11 Muhammed Salih Al-Munajjid, Tehnik Menanggulangi Stress, Kuningan: Pustaka Al-Ikhlash 12 Omran Salim, Syarh Matan al-Arbaî’n li al-Nawâwyahi, hadits ke 23, versi E-book. 60 13 Dikutip dari Muhammad al-Saqâ, “al-Nadhâfatu min al-Îman,” http://www.55a.net/firas/ arabic/print_details.php?page=show_det&id=821 14 Muhammad al-Saqâ, “al-Nadhâfatu....” 15 Muhammad al-Saqâ, “al-Nadhâfatu....” 16 Syamsuddîn...., Al-Thib....,h,193. 17 Syamsuddîn...., Al-Thib....,h, 192. 18 Muhammad al-Saqâ, “al-Nadhâfatu....” 19 Muhammad al-Saqâ, “al-Nadhâfatu....” 20 Yahya al-Gautsâni, “Mafhûm al-Shihah al-nafsiyyah fi al-Islâm,” www.yah27.com 21 Taqiyuddîn Abi Bakar Ibn Muhammad al-Husaini, Kifâyatu al-Akhyâr fi Hali Ghâyati al-Ikhtishâr, Semarang: Toha Putra, h, 6. 22 Sayyid Qutub, Fi Dhilâl al-Qur’ân. Jilid 4. h, 935. 23 Al-Munjid, h,121. 24 Al-Munjid, h,121 25 Taqiyuddîn ...., Kifâyatu al-Akhyâr...., h, 9-10.. 26 Taqiyuddîn ...., Kifâyatu al-Akhyâr...., h,42-46. 27 Taqiyuddîn ...., Kifâyatu al-Akhyâr...., h, 64. 28 http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/03/2/man01.html, Pengelola rubrik: Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel.. 29 Tafsir Qurthubi, surat al-Fatihah, h, 16. jilid I. 30 Syamsuddîn...., Al-Thib....,h, 192. 31 Dadang Hawari , Sumber: Republika Online http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=266321&kat_id=14 32 http://www.litbang.depkes.go.id/lokaciamis/artikel/sehat-arda.htm 07/05/2007 33 http://www.qultummedia.com/kabar_qultum/efek_kesehatan_bagi_para_tamu_allah.html, Jumat, 06 April 2007 61