Pendekatan Agama Dalam Pendidikan Kesehatan

advertisement
2013
Pendekatan Agama Dalam
Pendidikan Kesehatan
‫ا‬
‫ن ا دز‬
‫و‬
‫ا‬
‫نو‬
‫دا‬
WHO Mengandalkan khitanan sebagai
pencegah penularan AID www.aljazeera.net
M. Tata Taufik
Pondok Modern Al-Ikhlash Kuningan
11/19/2013
Daftar Isi
BAB I .......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 3
AJARAN ISLAM SEBAGAI ............................................................................................................ 3
INSPIRASI PRILAKU HIDUP SEHAT.............................................................................................. 3
BAB II ......................................................................................................................................... 8
KONSEP ISLAM TENTANG KESEHATAN...................................................................................... 8
BAB III ...................................................................................................................................... 46
Kesehatan Dalam Ajaran Islam ................................................................................................ 46
BAB IV ...................................................................................................................................... 59
PENUTUP ................................................................................................................................. 59
2
BAB I
PENDAHULUAN
AJARAN ISLAM SEBAGAI
INSPIRASI PRILAKU HIDUP SEHAT
Secara historis Rasul SAW diutus kepada bangasa Arab yang hidup di tanah
yang tandus dan terjal. Bagi mereka yang hidup di padang pasir, air adalah masalah
utama bagi mereka. Penguasaan atas sumur dan kantong-kantong air pada saat itu
merupakan masalah politik dan kekuasaan. Siapa yang paling kuat, merekalah yang
menguasai sumur atau sumber air. Ada pepatah Arab mengatakan “mengisi air harus
dengan air” menunjukkan bahwa air merupakan permasalahan besar dan pokok bagi
kehidupan mereka. Pepatah tadi juga mencerminkan bahwa untuk mendapatkan air
mereka harus membekali diri dengan air, yang berarti betapa susah untuk
mendapatkannya.
Kalau diteliti secara cermat mengapa ajaran Islam secara detail membahas
masalah bersuci? Secara sederhana bisa dijawab bahwa kehidupan gurun pasir saat
itu menuntut upaya revolusi budaya. Budaya hidup dari kondisi padang pasir pada
kondisi keidupan yang maju dan menetap. Ciri kehidupan maju adalah budaya hidup
sehat di kalangan anggota masyarakatnya.
Dalam Islam revolusi budaya hidup tersebut dirancang dari masalah yang
sagat pribadi dan merupakan kebutuhan pribadi sampai pada masalah sosial.
Pertama masalah bersuci, mandi, wudlu dan istinja, bermula dari syarat minimum
dalam bersuci sampai pada kesempurnaan bersuci. Kemudian yang berhubungan
dengan aspek sosial, dibahas dalam adab (tata cara) buang air besar maupun buang
air kecil. Sebagai contoh, Rasul SAW dalam suatu sabdanya menyatakan:
‫إذا ﺑﺎل أﺣﺪﻛﻢ ﻓﻠﻴﻨﱰ ذﻛﺮﻩ ﺛﻼث ﻣﺮات‬
“jika seseorang buang air kecil hendaknya ia mengurut-ngurut kemaluannya tiga
kali” (HR. Ibnu Majah). Melalui hadits tersebut Rasul SAW mengajarkan kebersihan
dan kehati-hatian dalam bersuci, supaya tidak ada sisa air kencing yang bisa menjadi
penyakit.
Kedua masalah menyiikat gigi, membersihkan gigi (menyikat gigi) dianjurkan
oleh Rasul SAW setiap hendak melaksanakan shalat (anjuran ini kemudian menjdai
tradisi sunah bersiwak sebelum shalat). Sabda belau berkenaan dengan ini:
‫ﻢ ﺑﺎﻟﺴﻮاك ﻣﻊ ﻛﻞ وﺿﻮء‬‫ﻟﻮﻻ أن أﺷﻖ ﻋﻠﻰ أﻣﱴ ﻷﻣﺮ‬
3
“andaikan tidak menyulitkan ummatku, pasti akan kusuruh mereka bersiwak
(menyikat gigi) setiap mereka berwudlu.” HR. Malik, Ahmad dan Nasâ’i.
Ketiga masalah peradaban yang berhubungan dengan WC, Rasul SAW
bersabda:
‫ رواﻩ أﺑﻮ داود‬. ‫ﻣﻦ أﺗﻰ اﻟﻐﺎﺋﻂ ﻓﻠﻴﺴﺘﱰ‬
“Barang siapa akan berbuang hajat maka hendaklah mengambil sitar (yang bisa
menghalangi dirinya dari penglihatan orang lain). HR. Abu Daud.
Secara peradaban bisa dilihat bahwa hadits tersebut mengandung makna
pembuatan tabir untuk buang hajat, dalam peradaban manusia kemudian
berkembang dari masa ke masa sesuai dengan kemajuan teknologi, pembuatan WC
atau jamban, mulai dari yang sederhana sampai yang mewah. Secara filosofis, ide
dasar pembuatan ruangan khusus untuk WC atau jamban adalah hadits tersebut.
Dari sini jelaslah bahwa ajaran-ajaran yang ada dalam praktek peribadahan
Islam merupakan arahan dan bimbingan bagi setiap pribadi muslim untuk berprilaku
hidup sehat. cinta kesehatan, menyadari, mengamalkan dan mengajarkan hidup
sehat untuk dirinya pribadi, keluarga dan masyarakat yang ada sekelilingnya.
Walaupun demikian tidak berarti setiap muslim secara otomatis bisa
berprilaku sehat, kenyataannya, ajaran bahwa “kebersihan sebagian dari pada iman”
belum bisa menjamin kebersihan di WC atau kamar mandi mesjid. Slogan tentang
kebersihan masih terus tertera dan bahkan ditulis di lokasi-lokasi yang menuntut
kebersihan, seperti MCK yang banyak tersedia di berbagai lokasi, serta menjadi salah
satu bagian kelengkapan mesjid atau muhala, madrasah maupun pesantren. Seorang
kolega menyatakan bahwa “untuk kencing di negara-negara Barat harus bayar
mahal, tapi toiletnya bersih, sedangkan yang gratis seperti di Saudi Arabia, toiletnya
kotor.”
Realitas ini menjadi dasar bahwa dalam mengomunikasikan ajaran Islam
diperlukan wawasan kesehatan. Artinya bahwa paradigma kesehatan bisa dipakai
dalam memberikan informasi-informasi keislaman. Sehingga tidak ada kesenjangan
antara kemuliaan ajaran dengan prilaku kehidupan sehari-hari dari sudut kesehatan.
Paradigma ini sama sekali tidak menafikan paradigma fiqhiyah yang smentara ini
berlaku dalam berbagai praktek pengajaran dan informasi keagamaan. Justru
sebaliknya akan memberikan nilai lebih bagi bagi makna ajaran dan sangat
fungsional dalam memahami Islam sebagai pedoman dan panduan bagi kehidupan
manusia baik kehidupan secara pribadi maupun kehidupan kelompok.
Dalam konteks madrasah (pendidikan) permasalahan mendasar yang ditemui
dalam segi kesehatan adalah sebagai berikut:
4
1. Perilaku hidup bersih dan sehat belum mencapai tingkat yang
diharapkan, disampingkan itu ancaman penyakit terhadap peserta
didik masih tinggi seperti adanya penyakit endemis dan kekurangan
gizi.
2. Masalah-masalah
kesehatan peserta didik dan lingkungan yang masih
memprihatinkan, seperti:
a. Sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan;
• Jamban; dan
• Air bersih.
Masih belum merata baik secara kuantitas maupun kualitas di seluruh
sekolah dan madrasah di Indonesia.
b. Meningkatnya pecandu narkoba dikalangan peserta didik, serta
kecenderungan perokok, pada anak dan remaja yang meningkat
sehingga untuk itu diperlukan upaya-upaya:
• Pendekatan kesehatan dalam mongomunikasikan hukum halal dan
haram serta makruh dalam ajaran Islam.
• Pengawasan yang ketat, bila perlu dilakukan “sweeping” secara
berkala.
• Melibatkan peran orang tua / Komite Sekolah, Pengurus OSIS, PMR
dan kader kesehatan Remaja ( KKR).
c. Masalah-masalah Kesehatan Reproduksi
• Kehamilan remaja dan
• Aborsi.
• Infeksi Menular Seksual (IMS), termasuk HIV/AIDS.
Pertmasalahan tersebut perlu ditangani dengan menggunakan pendekatan
agama, dengan kata lain penyajian ajaran agama dengan menggunakan (mengikut
sertakan) pendekatan kesehatan. Dalam Islam sudah mulai dikembangkan kajian
tentang himkah tasyr´î yakni upaya memahami hikmah (fungsi/peran/manfaat) dari
diperintahkannya suatu ajaran atau syariat. Dalam kaitan ini upaya pengenalan
ajaran agama atau amaliah peribadahan tersebut dilihat segi manfaatnya dari sudut
kesehatan.
Prinsip dasar dari paradigma ini adalah firman Allah SWT yang menyatakan
bahwa Allah SWT tidak menciptakan sesuatu kecuali memiliki manfaat QS. 3:191.
Suatu kesadaran tinggi atas semua ciptaan Allah yang bisa dicapai oleh ulul al-bâb
(kelompok manusia yang beriman dan mau menghayati dan memahami berbagai
ciptaan Allah).
ِ ‫ﺴﻤﺎو‬ ‫ﻜﺮو َن ِﰲ ﺧ ْﻠ ِﻖ اﻟ‬ ‫ِِﻢ وﻳـﺘَـ َﻔ‬‫ﻪ ﻗِﻴﺎﻣﺎ وﻗُـﻌﻮدا وﻋﻠَﻰ ﺟﻨُﻮ‬‫ ِﺬﻳﻦ ﻳ ْﺬ ُﻛﺮو َن اﻟﻠ‬‫اﻟ‬
ِ ‫ات َواﻷ َْر‬
‫ﺖ َﻫ َﺬا‬
َ ‫ﻨَﺎ َﻣﺎ َﺧﻠَ ْﻘ‬‫ض َرﺑـ‬
َ
ََ
ُ ََ ْ ُ َ َ ً ُ َ ً َ َ
ُ ََ
ِ َ‫ﺎﻃ ًﻼ ﺳﺒﺤﺎﻧ‬
‫ﺎ ِر‬‫اب اﻟﻨ‬
َ َ ْ ُ ِ َ‫ﺑ‬
َ ‫ﻚ ﻓَﻘﻨَﺎ َﻋ َﺬ‬
5
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” QS. 3:191.
Prinsip ini juga tertera dalam ayat surat lain yang merupakan pernyataan
Allah SWT bahwa penciptaan langit dan bumi serta seisinya tidaklah main-main,
yaitu surat 21: 16 dan surat 44 ayat 38.
ِ
‫ﲔ‬
َ ِ‫ض َوَﻣﺎ ﺑَـْﻴـﻨَـ ُﻬ َﻤﺎ ﻻﻋﺒ‬
َ ‫ﺴ َﻤﺎءَ َواﻷ َْر‬ ‫َوَﻣﺎ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ اﻟ‬
“Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara
keduanya dengan bermain-main.” QS.21:16.
ِ
ِ
‫ﲔ‬
َ ِ‫ض َوَﻣﺎ ﺑَـْﻴـﻨَـ ُﻬ َﻤﺎ ﻻﻋﺒ‬
َ ‫ﺴ َﻤ َﺎوات َواﻷ َْر‬ ‫َوَﻣﺎ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ اﻟ‬
”Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
dengan bermain-main.” QS.44:38.
Metodologi yang dipakai dalam pemahaman ini menggunakan metodologi
tafsir sosial (Tafsir Ijtima’i) yang mulai dikembangkan sejak abad 20 M oleh
Muhammad Abduh 1849-1905, Sayyid Qutub 1940-1966, dan tafsir tematik
(mawdlu’i). Berbagai pencapaian pengetahuan yang dihasilkan peradaban manusia
dipakai untuk memahami rahasia-rahasia ajaran Islam yang termaktub dalam alQur’an dan al-Hadits, dengan tetap memperhatikan berbagai pendapat ulama
terdahulu dalam memahami teks ayat atau hadits. Metode maqhâshid al-syarîah
(memahami ajaran syariat dengan melihat maksud syariat itu diperintahkan) juga
bisa dipakai dalam menganalisis semangat yang terkandung dalam ajaran Islam
selain berbagai qaidah fiqhiyah dan ushuliyah dalam memahami ajaran Islam.
Sitimatika pembahasan dalam buku ini dimulai dengan pendahuluan (BAB I)
yang membahas latar belakang, akar historis pendekatan serta permasalahan
pokok, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan dasar paradigma, metodologi
pemahaman serta sistimatika pembahasan. Selanjutnya BAB II berisikan Konsep
Islam Tentang Kesehatan; kesehatan jasmani dan kesehatan rohani; pendidikan
Rasul SAW tentang prilaku hidup sehat. BAB III akan membahas hubungan bersuci
dan kesehatan; kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Shalat dan kesehatan;
puasa dan kesehatan; zakat dan kesehatan; haji dan kesehatan. BAB VI Penutup.
Buku ini diperuntukkan bagi guru terutama guru agama di sekolah atau
pemegang bidang studi agama di madrasah, serta pembina uks (usaha kesehatan
sekolah) agar dapat memberikan wawasan kesehatan dalam memahami ajaran
6
Islam, atau sebaliknya bagi pembina uks dapat menghubungkan materi-materi
kesehatan dengan ajaran keagamaan.
7
BAB II
KONSEP ISLAM TENTANG
KESEHATAN
Setelah membca Bab ini akan dapat mengetahui
perhatian Islam terhadap kesehatan. Macam
kesehatan; jasmani dan rohani, serta kesehatan
lingkungan beserta dalil-dalinya dari al-Qur’an
maupun al-Hadits.
Menurut al-Qur’an penyakit ada dua macam yaitu penyakit hati (mental) dan
penyakit jasmani. Penyakit hati ada dua; keraguan dan penyakit syahwat (bersumber
pada nafsu).1
Berkenaan dengan penyakit hati (mental) al-Qur’an menyebutkan:
ِ ‫ﻪ ﻣﺮﺿﺎ وَﳍﻢ ﻋ َﺬاب أَﻟِﻴﻢ ِﲟﺎ َﻛﺎﻧُﻮا ﻳﻜ‬‫ِِﻢ ﻣﺮض ﻓَـﺰادﻫﻢ اﻟﻠ‬‫ِﰲ ﻗُـﻠُﻮ‬
‫ْﺬﺑُﻮ َن‬
َ ٌ ٌ َ ُْ َ ً ََ ُ ُ ُ َ َ ٌ ََ ْ
َ
”Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka
siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” QS.2.10.
ِ
ِ
ِ ٍ ‫ﱳ َﻛﺄ‬
ِ
‫ض َوﻗـُ ْﻠ َﻦ‬
 ُ ‫ـ َﻘْﻴ‬‫ﺴ ِﺎء إِ ِن اﺗ‬
َ ْ‫ﱳ ﻓَﻼ َﲣ‬
ٌ ‫ﺬي ِﰲ ﻗَـ ْﻠﺒِﻪ َﻣَﺮ‬‫ﻀ ْﻌ َﻦ ﺑِﺎﻟْ َﻘ ْﻮِل ﻓَـﻴَﻄْ َﻤ َﻊ اﻟ‬
 ِ‫ﻳَﺎ ﻧ َﺴﺎءَ اﻟﻨ‬
َ  ُ ‫ﱯ ﻟَ ْﺴ‬
َ ‫َﺣﺪ ﻣ َﻦ اﻟﻨ‬
‫ﻗَـ ْﻮﻻ َﻣ ْﻌُﺮوﻓًﺎ‬
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu
bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.”
QS.33:32.
Penyakit dalam surat al-Baqarah ayat 10 di atas menunjukan penyakit hati
yang berarti keraguan atau syak, sedangkan dalam surat al-Ahzab ayat 32 berarti
kehendak negatif yang ada dalam hati bersumber pada nafsu syahwat.
8
Adapun berkenaan dengan penyakit jasmani, al-Qur’an menyebutkan sebagai
berikut:
ِ ‫َﻋَﺮِج َﺣَﺮ ٌج َوﻻ َﻋﻠَﻰ اﻟْ َﻤ ِﺮ‬
‫ﻳﺾ َﺣَﺮ ٌج َوﻻ َﻋﻠَﻰ أَﻧْـ ُﻔ ِﺴ ُﻜ ْﻢ أَ ْن ﺗَﺄْ ُﻛﻠُﻮا ِﻣ ْﻦ‬
ْ ‫َﻋ َﻤﻰ َﺣَﺮ ٌج َوﻻ َﻋﻠَﻰ ْاﻷ‬
ْ ‫ﺲ َﻋﻠَﻰ ْاﻷ‬
َ ‫ﻟَْﻴ‬
ِ ‫ﻮت أَﺧﻮاﺗِ ُﻜﻢ أَو ﺑـﻴ‬
ِ ‫ﻮت إِﺧﻮاﻧِ ُﻜﻢ أَو ﺑـﻴ‬
ِ ‫ﻣﻬﺎﺗِ ُﻜﻢ أَو ﺑـﻴ‬ُ‫ﻮت أ‬
ِ ‫ﻮت آَﺑﺎﺋِ ُﻜﻢ أَو ﺑـﻴ‬
ِ ‫ﺑـﻴﻮﺗِ ُﻜﻢ أَو ﺑـﻴ‬
‫ﻮت أ َْﻋ َﻤ ِﺎﻣ ُﻜ ْﻢ‬
ُُ ْ ْ َ َ
ُُ ْ ْ َ ْ
ُُ ْ ْ َ
ُُ ْ ْ َ
ُُ ْ ْ ُُ
ِ ِ ‫ﻮت ﺧﺎﻻﺗِ ُﻜﻢ أَو ﻣﺎ ﻣﻠَﻜْﺘﻢ ﻣ َﻔ ِﺎﲢﻪ أَو‬
ِ ‫ﻮت أ‬
ِ
ِ ‫ﻤﺎﺗِ ُﻜﻢ أَو ﺑـﻴ‬ ‫ﻮت ﻋ‬
ِ
‫ﺲ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ‬
ْ
َ ُ‫َﺧ َﻮاﻟ ُﻜ ْﻢ أ َْو ﺑـُﻴ‬
َ ْ َُ َ ْ ُ َ َ ْ ْ
ُُ ْ ْ َ ُ‫أ َْو ﺑـُﻴ‬
َ ‫ﺻﺪﻳﻘ ُﻜ ْﻢ ﻟَْﻴ‬
َِ ‫ﺟﻨَﺎح أَ ْن ﺗَﺄْ ُﻛﻠُﻮا‬
‫ﺒَ ًﺔ‬‫ ِﻪ ُﻣﺒَ َﺎرَﻛﺔً ﻃَﻴ‬‫ﺔً ِﻣ ْﻦ ِﻋْﻨ ِﺪ اﻟﻠ‬‫ ُﻤﻮا َﻋﻠَﻰ أَﻧْـ ُﻔ ِﺴ ُﻜ ْﻢ َِﲢﻴ‬‫ﲨ ًﻴﻌﺎ أ َْو أَ ْﺷﺘَﺎﺗًﺎ ﻓَِﺈ َذا َد َﺧْﻠﺘُ ْﻢ ﺑـُﻴُﻮﺗًﺎ ﻓَ َﺴﻠ‬
ٌ ُ
ِ
ِ ‫ﻪ ﻟَ ُﻜﻢ اﻵَﻳ‬‫ﲔ اﻟﻠ‬ ‫ﻚ ﻳـﺒـ‬
‫ ُﻜ ْﻢ ﺗَـ ْﻌ ِﻘﻠُﻮ َن‬‫ﺎت ﻟَ َﻌﻠ‬
َ ُ ُ ُ َُ َ ‫َﻛ َﺬﻟ‬
“Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula)
bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama
mereka) dirumah kamu sendiri atau dirumah bapak-bapakmu, dirumah ibu-ibumu,
dirumah saudara- saudaramu yang laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan,
dirumah saudara bapakmu yang laki-laki, dirumah saudara bapakmu yang
perempuan, dirumah saudara ibumu yang laki-laki, dirumah saudara ibumu yang
perempuan, dirumah yang kamu miliki kuncinya[1051] atau dirumah kawankawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau
sendirian. Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini)
hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam)
kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi
baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu
memahaminya.” QS.24:61.
Berdasarkan pada ayat-ayat di atas, dapat dikatakan bahwa masalah
kesehatan dalam Islam menyangkut kesehatan jasmani dan kesehatan rohani/jiwa,
sebagaimana Islam juga memperkenalkan dua penyakit jasmani dan rohani
(penyakit hati). Jadi masalah kesehatan dalam pandangan Islam ada tiga hal yang
harus diperhatikan: pertama menjaga kesehatan (agar tetap sehat,
kedua menghindari penyebab penyakit, kuman, virus dan lainnya
‫)ﺣﻔﻆ اﻟﺼﺤﺔ‬,
(‫) اﳊﻤﻴﺔ ﻋﻦ اﳌﺆذى‬,
dan ketiga memberi keleluasaan untuk bagian-bagian yang rusak (terkena penyakit)
agar bisa membaik tanpa terganggu oleh penyebab penyakit lain (
‫اﺳﺘﻔﺮاغ اﳌﻮاد‬
‫)اﻟﻔﺎﺳﺪة‬.2 Dengan kata lain mencegah penyakit, mengobati penyakit dan memelihara
kesehatan.
9
Majlis Ulama Indonesia dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983
merumuskan kesehatan sebagai ketahanan “jasmaniah, rohaniyah dan sosial” yang
dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan
tuntunan-Nya, dan memelihara serta mengembangkannya.3 Jadi selain kedua macam
kesehatan (jasmani dan rohani) ditambah lagi dengan kesehatan sosial. Kesehatan
sosial seberanrnya dapat dikatakan sebagai buah dari kesehatan jasmani dan rohani.
Terutama kesehatan rohani (mental) sangat besar peranannya dalam menciptakan
kesehatan sosial. Anjuran-anjuran nabi tentang kesehatan sosial tercermin dalam
berbagai anjuran tingkah laku positif (akhlak karimah). Seperti dalam sabdanya:
(‫اﳌﺆﻣﻦ ﻣﻦ أﻣﻨﻪ اﻟﻨﺎس ﻋﻠﻰ أﻣﻮاﳍﻢ و أﻧﻔﺴﻬﻢ و اﳌﻬﺎﺟﺮ ﻣﻦ ﻫﺠﺮ اﳋﻄﺎﻳﺎ و اﻟﺬﻧﻮب )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬
“Seorang mu’min adalah orang yang bisa memberikan rasa aman terhadap manusia
(orang lain) atas harta dan jiwanya , dan seorang yang hijrah adalah orang yang
hijrah dari perbuatan salah dan dosa.” (HR. Ibnu Majah).
Berkenaan dengan penyakit sosial al-Qur’an menyifati kondisi masyarakat
mu’min senantiasa menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran:
ِ
ِ ‫اﳋﻴـﺮ‬
ِ
ِ ِ
ِ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫ﻚ ِﻣ َﻦ‬
َ ِ‫ات َوأُوﻟَﺌ‬
َ َْْ ‫ﻳـُ ْﺆﻣﻨُﻮ َن ﺑﺎﻟﻠﻪ َواﻟْﻴَـ ْﻮم ْاﻵَﺧﺮ َوﻳَﺄْ ُﻣُﺮو َن ﺑﺎﻟْ َﻤ ْﻌُﺮوف َوﻳَـ ْﻨـ َﻬ ْﻮ َن َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤْﻨ َﻜﺮ َوﻳُ َﺴﺎر ُﻋﻮ َن ﰲ‬
ِِ  ‫اﻟ‬
.‫ﲔ‬
َ ‫ﺼﺎﳊ‬
“Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh kepada kebaikan dan
mencegah kemunkaran, serta mereka bergegas dalam berbuat baik, mereka itulah
orang yang shaleh” (QS.3:114).
Deskripsi sifat masyarakat muslim juga disebutkan dalam surat 9:71 dan 112
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ٍ ‫ﻀ ُﻬ ْﻢ أ َْوﻟِﻴَﺎءُ ﺑَـ ْﻌ‬
‫ﺼ َﻼ َة‬
 ‫ﻴﻤﻮ َن اﻟ‬
ُ ‫ﺎت ﺑَـ ْﻌ‬
ُ َ‫َواﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨُﻮ َن َواﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨ‬
ُ ‫ﺾ ﻳَﺄْ ُﻣُﺮو َن ﺑﺎﻟْ َﻤ ْﻌُﺮوف َوﻳَـْﻨـ َﻬ ْﻮ َن َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤْﻨ َﻜ ِﺮ َوﻳُﻘ‬
ِ
ِ
.‫ﻴﻢ‬
َ ِ‫ﻪَ َوَر ُﺳﻮﻟَﻪُ أُوﻟَﺌ‬‫ﺰَﻛﺎةَ َوﻳُ ِﻄ ُﻴﻌﻮ َن اﻟﻠ‬‫َوﻳُـ ْﺆﺗُﻮ َن اﻟ‬
ٌ ‫ﻪَ َﻋ ِﺰ ٌﻳﺰ َﺣﻜ‬‫ن اﻟﻠ‬ ‫ﻪُ إ‬‫ﻚ َﺳﻴَـ ْﺮ َﲪُ ُﻬ ُﻢ اﻟﻠ‬
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
10
mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS.9:71).
ِ
ِ
ِ
ِ  ‫ﺴﺎﺋِﺤﻮ َن‬ ‫اﳊ ِﺎﻣ ُﺪو َن اﻟ‬
ِ
ِ
‫ﺎﻫﻮ َن َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤْﻨ َﻜ ِﺮ‬
ُ ‫ﺴﺎﺟ ُﺪو َن ْاﻵَﻣُﺮو َن ﺑِﺎﻟْ َﻤ ْﻌ ُﺮوف َواﻟﻨ‬ ‫اﻟﺮاﻛ ُﻌﻮ َن اﻟ‬
ُ
َْ ‫ﺎﺋﺒُﻮ َن اﻟْ َﻌﺎﺑ ُﺪو َن‬‫اﻟﺘ‬
ِ ْ‫و‬
ِِ
ِ ِ ِ
‫ﲔ‬
َ ‫ﺸ ِﺮ اﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨ‬ َ‫ﻪ َوﺑ‬‫اﳊَﺎﻓﻈُﻮ َن ﳊُ ُﺪود اﻟﻠ‬
َ
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang
melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah
berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah
orang-orang mukmin itu” (QS.9:112).
Kesehatan Jasmani
Nabi Muhammad SAW bersabda bersabda bahwa “Mukmin yang kuat itu lebih
disukai Allah dibanding mukmin yang lemah.”
(‫ )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬....‫اﳌﺆﻣﻦ اﻟﻘﻮي ﺧﲑ و أﺣﺐ إﱃ اﷲ ﻣﻦ اﳌﺆﻣﻦ اﻟﻀﻌﻴﻒ‬
Hadist ini mempunyai makna bahwa kesehatan fisik sangat perlu diperhatikan
yang mengandung ungkapan tentang kesehatan, baik kesehatan tubuh maupun
kesehatan otak.
Dalam surat al-Mudatsir diungkapkan sebagai berikut:
.‫ﺮ ْﺟَﺰ ﻓَ ْﺎﻫ ُﺠْﺮ‬‫ َواﻟ‬, ‫ﻬْﺮ‬ َ‫ﻚ ﻓَﻄ‬
َ َ‫َوﺛِﻴَﺎﺑ‬
“Dan bersihkanlah pakaianmu, hal-hal yang kotor, hindarilah!” QS. 74:4-5.
Menurut mufasir kata pakaian dalam ayat ini, menunjuk pada pakaian lahir dan
pakaian batin (jiwa). Jadi setiap muslim harus membersihkan pakaiannya baik lahir
maupun batin. Demikian juga kata “kotor” berarti kotor hakiki dan majazi, artinya
kotor dalam pengertian material-material yang kotor, dan kotor dalam arti yang bisa
mengotori jiwa. Namun yang jelas tema ini merupakan tuntunan agama dalam hal
memelihara kesehatan, sejalan dengan pola ajaran Islam secara menyeluruh, yakni
kesehatan lahir dan batin, yang semuanya berpangkal pada memelihara kebersihan.
Prinsip pencegahan dari berkembang biaknya penyakit seperti yang dianut
para ahli kesehatan dengan karantina juga sudah dikenal sejak zaman nabi., yaitu
ketika timbul penyakit tho’un. Ketika itu nabi melarang orang mengunjungi daerah
11
wabah, tetapi kepada orang yang sudah terlanjur berada di daerah wabah, justru
tidak boleh meninggalkan daerah itu.
Kepada orang yang terkena penyakit, agama memerintahkan untuk berobat,
seperti disebutkan dalam hadist nabi:
(‫ ﻋﻠﻤﻪ ﻣﻦ ﻋﻠﻤﻪ و ﺟﻬﻠﻪ ﻣﻦ ﺟﻬﻠﻪ )رواﻩ أﺑﻮ داود‬:‫ إﻻ أﻧﺰل ﻟﻪ ﺷﻔﺎء‬,‫إن اﷲ ﱂ ﻳﻨﺰل داء‬
“Bahwa Allah SWT tidak menurunkan suatu penyakit kecuali pasti menurunkan pula
obat penangkalnya.” (H.R. Abu Dawud).
Sabdanya yang lain:
‫ رواﻩ أﲪﺪ وأﺑﻮ داوود‬. ‫ إﻻ وﺿﻊ ﻟﻪ دواء ﻏﲑ داء واﺣﺪ ﻫﻮ اﳍﺮم‬، ً‫ ﻓﺈن اﷲ ﱂ ﻳﻀﻊ داء‬، ‫ﺗﺪاووا ﻋﺒﺎد اﷲ‬
‫واﻟﱰﻣﺬي‬
“Berobatlah wahai hamba Allah, karena Allah tidaklah menyimpan penyakit, kecuali
Ia menyimpan obatnya, selain satu penyakit yaitu penyakit tua.” HR Ahmad, Abu
Dawud dan Tirmidzi.
Sabda Rasul SAW untuk berdoa minta kesehatan:
‫أﺣﺐ ﻣﻦ اﻟﻌﺎﻓﻴﺔ رواﻩ اﻟﱰﻣﺬي‬
 ً‫ﻣﺎ ُﺳﺌﻞ اﷲ ﺷﻴﺌﺎ‬
“Permintaan yang paling disukai Allah adalah permohonan kesehatan.” HR. Tirmidzi.4
Hal-hal lain yang berhubungan dengan kesehatan jasmani dalam Islam
dianjurkan agar ummatnya memperhatikan makanan yang dimakan, kebersihan
makanan, fungsi makanan dan menghindari makanan-makanan yang dapat merusak
organ tubuh, sampai pada derajat diharamkan, seperti minuman keras, bangkai dan
lainnya.
ِ
‫ﲔ‬
 ‫ﻪُ َﻻ ُِﳛ‬‫ﻞ َﻣ ْﺴ ِﺠ ٍﺪ َوُﻛﻠُﻮا َوا ْﺷَﺮﺑُﻮا َوَﻻ ﺗُ ْﺴ ِﺮﻓُﻮا إِﻧ‬ ‫ﻳَﺎ ﺑَِﲏ آَ َد َم ُﺧ ُﺬوا ِزﻳﻨَﺘَ ُﻜ ْﻢ ِﻋْﻨ َﺪ ُﻛ‬
َ ‫ﺐ اﻟْ ُﻤ ْﺴ ِﺮﻓ‬
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” QS.7:31.
12
Menjelaskan ayat ini para mufasir menyebutkan bagaimana aturan
berpakaian dalam shalat atau thowaf keliling ka’bah, yaitu harus menutupi aurat,
selanjutnya mengenai tata cara makan yang baik, yaitu makan dan minum
seperlunya (tidak berlebihan) sekedar untuk menutupi rasa lapar dan dahaga.
Menurut para ulama dengan makan sederhana seperti itu berarti telah menjaga
kesehatan badan, sedangkan makan dan minum berlebihan akan merusak lambung
(pencernaan) dan melahirkan berbagai macam penyakit. 5 Dalam hal ini rasul SAW
menjelaskan:
‫ﻣﺎ ﻣﻸ آدﻣﻲ وﻋﺎء ﺷﺮا ﻣﻦ ﺑﻄﻦ ﲝﺴﺐ اﺑﻦ آدم ﻟﻘﻴﻤﺎت ﻳﻘﻤﻦ ﺻﻠﺒﻪ ﻓﺈن ﻛﺎن ﻻ ﳏﺎﻟﺔ ﻓﺜﻠﺚ ﻟﻄﻌﺎﻣﻪ‬
(‫وﺛﻠﺚ ﻟﺸﺮاﺑﻪ وﺛﻠﺚ ﻟﻨﻔﺴﻪ )رواﻩ اﻟﱰﻣﺬى‬
“hendaknya seseorang tidak mengisi perutnya dengan buruk (tidak baik), seperti
makan dengan cepat dan menelannya dalam keadaan masih keras, jika mungkin,
hendaknya sepertiga (perut) untuk makanan, sepertiganya untuk minuman, dan
sepertiganya untuk jiwanya. (HR. Tirmidzi).
Ketika seorang tabib (dokter) Nasrani mengatakan,”dalam kitab suci
agamamu tidak ada ilmu kedokteran, ilmu itu ada dua, ilmu agama dan ilmu
jasmani,” lalu Ali Bin Husein menjawab pada dokter tersebut, “semuanya telah
dihimpun Allah dalam setengah dari ayat kitab suci kami,” dokter bertanya, apa itu?
Ali menjawab:
."‫"وﻛﻠﻮا وأﺷﺮﺑﻮا وﻻ ﺗﺴﺮﻓﻮا‬
Sampai di sini dapat dilihat bahwa kesehatan jasmani sangat erat
hubungannya dengan: Makanan dan minuman, kebersihan pribadi, dan kebersihan
lingkungan.
Kesehatan Jiwa (Mental)
1. Pengertian
Ada beberapa pengertian kesehatan mental dikemukakan oleh para ahli di
antaranya; sehat mental berarti terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan;
berarti kemampuan menyesuaikan diri dalam menghadapi masalah dan
kegoncangan-kegoncangan biasa; kesehatan mental berarti keserasian fungsifungsi jiwa; kesehatan mental berarti kemampuan merasakan kebahagiaan,
kekuatan dan kegunaan harga dirinya.6
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesehatan mental yaitu suatu
kondisi terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit kejiwaan, memiliki
kemampuan menyesuaikan diri, bisa menghadapi masalah dan kegoncangan
biasa, ada keserasian fungsi-fungsi jiwa serta merasa dirinya berharga, berguna
dan bahagia, serta dapat menggunakan potensi yang ada padanya seoptimal
mungkin.7
13
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, banyak dijumpai berbagai ragam
perangai manusia; ada orang yang selalu nampak riang gembira dan bahagia
meski hidupnya amat sederhana. Dalam segala keadaan ia tetap menjadi dirinya,
disukai orang, tidak mempunyai musuh, dan pekerjaan selalu berjalan lancar.
Sebaliknya ada orang yang selalu murung, mengeluh dan kecewa, padahal
secara lahir fasilitas hidupnya tercukupi atau lebih dari cukup. Ia tidak bisa akur
dengan orang lain, tidak bersemangat dalam melaksanakan tugas. Ia selalu
gelisah, cemas dan tidak pernah mencapai kepuasan batin. Disamping itu ada
juga dijumpai orang yang pekerjaannya mengganggu orang lain, melanggar hak
dan ketenangan orang lain, menyebarkan gosip, fitnah, adu domba, menganiaya,
menyeleweng, menipu, dan perilaku menyimpang lainnya. Itu semuanya
berhubungan dengan tingkat kesehatan mentalnya, kesehatan jiwanya.
Dalam al-Qur’an manusia disebut sebagai basyar dan sebagai insan
disamping sebagai bani adam. Basyar lebih merujuk pada persamaan manusia
sebagai fisik, sedangkan insan merujuk kepada mahluk yang berfikir dan merasa.
Sebagai basyar manusia banyak kesamaannya, tetapi sebagai insan manusia
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu bisa menyangkut
kecerdasan, tabiat, karakter, dan temperamennya.
Sedangkan aspek berfikir dan merasa manusia diungkapkan dengan qalb, aql,
bashirah, nafs, dan syahwat. Tingkatan kejiwaan manusia disebut dalam alQur’an dengan nafs zakiyah (jiwa yang suci) nafs muthmainnah (jiwa yang
tenang) nafs lawwamah (jiwa yang selalu menyesali diri) dan nafs ammarah
(jiwa yang selalu menyuruh berbuat keburukan). Al-Qur’an juga tak kurang dari
sebelas kali menyebutkan penyakit hati disamping menyebut adanya hati yang
sehat.8
Dalam bahasa arab, penyakit antara lain didefinisikan sebagai segala sesuatu
yang mengakibatkan manusia melampaui batas keseimbangan/kewajran dan
mengantar kepada terganggunya fisik, mental, dan bahkan kepada tidak
sempurnanya amal seseorang. Melampaui batas, satu sisi membawa implikasi
pada gerak berlebihan, dan pada sisi lain membawa implikasi kearah
kekurangan.
Akal yang sakit, dari gerak berlebihan berwujud kelicikan, tetapi jika sakitnya
bersumber dari arah kekurangan maka sakitnya berujud ketidaktahuan.
Ketidaktahuan akal membawa kepada keraguan dan kebimbangan. Penyakit
kejiwaan lain yang bersumber dari gerak berlebihan bisa berwujud, angkuh,
benci, dendam, fanatisme, serakah dan kikir. Sedangkan penyakit yang
bersumber dari arah kekurangan bisa bewrujud pesimis, rendah diri, cemas,
takut dan sebagainya.
Gangguan kesehatan mental akan dapat mempengaruhi; perasaan, pikiran,
kelakuan dan kesehatan tubuh. Persaan misalnya cemas, takut, iri dengki, sedih
tak beralasan, marah oleh hal-hal remeh, bimbang, merasa diri rendah,
sombong, tertekan, pesimis, putus asa, dan apatis. Sedangkan pikiran seperti
14
kemampuan berpikir kurang, sukar memusatkan perhatian, mudah lupa, dan
tidak dapat melanjutkan rencana yang telah dibuat. Berhubungan dengan
kelakuaan, misalnya, pendusta, menganiaya diri atau orang lain, menyakiti badan
orang atau hati orang lain, dan berbagai kelakuan menyimpang lainnya.
Sedangkan kesehatan tubuh, seperti penyakit jasmani yang tidak disebabkan
oleh gangguan pada jasmani.9 Menurut dokter, penyakit lambung (Maag), lebih
merupakan penyakit kejiwaan dari pada penyakit jasmani.
Dalam pandangan Islam, hidup di dunia adalah bagaikan orang yang sedang
menanam di ladang, sementara masa panen yang sebenarnya berada
dikehidupan yang lain. Hidup di dunia secara keseluruhan adalah pekerjaan
menanam sementara buahnya dipetik dimasa yang lain. Ungkapan lain
menyebutkan bahwa hidup di dunia bagaikan orang yang sedang menyebrang,
dunia adalah jembatan, sedangkan ujung dari jembatan dunia ini adalah akhirat.
Dunia dan akhirat dalam pandangan Islam bukan merupakan dua hal yang
terpisah, tetapi bersambung, berurutan, dimana dunia dipandang sebagai
kehidupan fana sementara akhiratlah kehidupan yang sebenarnya (QS.29: 64).
Melalui cara pandang hidup seperti ini diharapkan penyakit-penyakit kejiwaan
seprti stress, depresi dan penyakit lainnya bisa diobati. Dengan pengertian
bahwa berbagai tekanan jiwa yang lahir karena permasalahan-permasalahan
hidup bisa dihibur dan diarahkan dengan keyakinan bahwa masih ada
kebahagiaan diakhirat kelak, yang penting kaya iman, semoga apa yang
diusahakan di dunia ini dinilai ibadah dan amal soleh, hingga bisa membawa
kebahagiaan kelak.
ِِ
ِ ‫ار اﻵ‬‫ن اﻟﺪ‬ ِ‫ﺪﻧْـﻴﺎ إِﻻ َﳍﻮ وﻟَﻌِﺐ وإ‬ ‫اﳊﻴﺎةُ اﻟ‬
‫اﳊَﻴَـ َﻮا ُن ﻟَ ْﻮ َﻛﺎﻧُﻮا ﻳَـ ْﻌﻠَ ُﻤﻮ َن‬
ْ ‫َﺧَﺮَة َﳍِ َﻲ‬
َ
ََْ ‫َوَﻣﺎ َﻫﺬﻩ‬
َ
َ ٌ َ ٌْ
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main.
Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka
mengetahui.” QS.29:64.
Adalah hukum alam bahwa manusia akan dilanda kehawatiran dan stress,
karena dunia ini tempatnya ujian dan cobaan, kesulitan dan penderitaan. Itulah
yang membedakan antara surga dan dunia; yaitu kenyataan bahwa di surga
tidak ada kehawatiran dan stress firman Allah:
ِ ِ ِ
ِ
‫ﲔ‬
َ ‫ﺐ َوَﻣﺎ ُﻫ ْﻢ ﻣْﻨـ َﻬﺎ ﲟُ ْﺨَﺮﺟ‬
َ َ‫ﺴ ُﻬ ْﻢ ﻓ َﻴﻬﺎ ﻧ‬ ََ‫ﻻ ﳝ‬
ٌ‫ﺼ‬
“Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan
dikeluarkan daripadanya.” QS.15:48.
15
Juga merupakan hukum dari kehidupan ini, bahwa manusia akan menerima
penderitaan dan tekanan-berat dengan alasan yang bervariasi, sebagaimana
ditunjukkan oleh al-Qur’an:
ِْ ‫ﻟَ َﻘ ْﺪ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ‬
‫اﻹﻧْ َﺴﺎ َن ِﰲ َﻛﺒَ ٍﺪ‬
”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.”
QS.90:4.
Dewasa ini permasalahan kehidupan semakin kompleks, upaya penyegaran
dan pengejukan jiwa nampaknya sangat diperlukan sebagai bekal menyiasati
kehidupan sekarang, banyaknya buku-buku tuntunann praktis untuk mencapai
kebahagiaan dan menjadi best seller menunjukkan adanya kecenderungan
manusia dewasa ini untuk mengobati dirinya, berdasarkan pada hal tersebut,
pada kesempatan ini penulis paparkan beberapa teknik yang dikaji para ulama
muslim antara lain Muhammad Shalih Al Munajid, Ibnu Qayyim dan Sa'di yang
mecoba menyajikan ajaran Islam dari sudut pungsinya dalam menghadapi rasa
takut dan kecemasan. Karena pembahasannya tidak mungkin dilakukan dengan
tanpa menggunakan contoh-contoh sebagai wawasan, maka penulis bagai dalam
tiga bagian.
Konsepsi dasar dari seni menanggulangi stress ini adalah dualisme dalam
pembagian "hati" manusia; pertama; hati yang di dalamnya bersemayam Allah,
penuh dengan cahaya, hati yang hidup dan bahagia bersisi nikmat Allaah, serta
berbagaimacam kebaikan; Kedua hati yang di dalamnya bersemayam setan,
berisikan penderitaan, kegelapan, hati yang mati dan penuh dengan kesedihan,
kehawatiran dan kegelisahan.
2. Tutunan Islam Menganggulangi Stress
1)
Menyeimbangkan diri dengan iman dibarengi dengan amal
firman Allah dalam al-Qur’an:
saleh,
ِ
ِ ِ ‫ﻣﻦ ﻋ ِﻤﻞ‬
‫َﺣ َﺴ ِﻦ‬
ْ ‫َﺟَﺮُﻫ ْﻢ ﺑِﺄ‬
ْ ‫ﻬ ْﻢ أ‬
ُ ‫ﺒَﺔً َوﻟَﻨَ ْﺠ ِﺰﻳَـﻨـ‬‫ﻪُ َﺣﻴَﺎةً ﻃَﻴ‬‫ﺻﺎﳊًﺎ ﻣ ْﻦ ذَ َﻛ ٍﺮ أ َْو أُﻧْـﺜَﻰ َوُﻫ َﻮ ُﻣ ْﺆﻣ ٌﻦ ﻓَـﻠَﻨُ ْﺤﻴِﻴَـﻨ‬
َ َ َ َْ
‫َﻣﺎ َﻛﺎﻧُﻮا ﻳَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن‬
”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” QS.16:97.
Alasannnya: orang yang percaya kepada Allah , iman nya benar dan
mampu memotivasi diri mereka kepada amal sholeh akan dapat memperbaiki
16
perbuatan dan karakter mereka serta mengggantikan sattus mereka di dunia
ini dfan masa yang akan datang, memiliki prinsip dasar sesuai dengan cara
mereka dalam menghadapi berbagai macam kesenangan dan kesedihan
yang dihadapi. Mereka menerima anugrah atau nikmat serta menerimanya
dengan bersyukur, serta menggunakannya untuk jalan yang benar dan
berarti. Ketika mereka melakukan hal tersebut mereka merasakan bahagia
dan berharap hal tersebut dapat membawa mereka pada keabadian dan
memberi mereka pahala atas pengakuan ni’mat tadi, sebagai kebahagiaan
dan keni’matan yang sesungguhnya.
Ketika mengadapi stress dan kekecewaan serta kecemasan, mereka
mencoba menolakknya dan mempersempitnya sedapat mungkin, dan mereka
menghadapinya dengan kesabaran dan keteguhan dalam hal apa yang tak
ada pilihan lain kecuali menerimanya. Dalam hal ini mereka mendapat
keberuntungan sebagai hasil dari kejadian tersebut: seperti tawakal,
kedewaan berfikir dan menguasai fikiran ; pengalaman yang berharga,
kemauan keras, kesabaran, mengharap pahala dan keberuntungan lainnya
yang dapat mengurangi rasa stress. Hingga kecemasan diganti dengan
keni’matan dan harapan atas rahmat dan pahala dari Allah, sebagaimana
Rasululllah SAW bersabda: “Alangkah bahagianya perbuatan orang mu’min,
segala sesuatu yang menimpanya adalah kebaikan, dan ini hanya bisa
dirasakan oleh orang muslim, jika menerima kebaikan ia bersyukur, jika ia
ditimpa ujian ia bersabar, itulah kebaikan baginya.”
2) Melihat apa yang didapat
seorang muslim ketika ia dilanda oleh
kecemasan dan stress dalam hidupnya; seperti ampunan atas dosa,
kebersihan hati, dan statusnya terangkat.
Rasulullah saw bersabda: “tidaklah kekecewaan, kekhawatiran, ujian dan
kesedihan menimpa seorang muslim, kecuali Allah akan mengampuni
dosanya.” Menurut riwayat imam Muslim “tidaklah rasa sakit dan
kelelahan, termasuk kesedihan, kecuali akan dapat menghapuskan
sebagian dosanya.”
Seorang yang merasa cemas maupun stress bagaimanapun juga
merupakan hukuman psikologis yang diderita oleh mereka dan tidaklah
sia-sia,tapi berfungsi untuk mengembangkan kebajikan
dan
menghapuskan dosa. Seorang muslim hendaknya mengetahui bahwa jika
tidak ada kejadian dan kenyataan yang menyedihkan, kita akan datang
dengan tangan hampa di hari pembalasan sebagaimana yang disimpulkan
oleh kaum salaf, karenanya sebagian dari kaum slaf ada yang bangga jika
mendapat musibah atau ujian, sebagaiman kita bangga saat menerima
kemakmuran dan kebahagiaan.
Ketika seorang memahami bagaimana suatu kejadian yang
menimpanya mampu melepaskan mereka dari dosa, ia akan menjalaninya
dan berjiwa besar, lebih lebih jika kejadian tersebut berhubungan
langsung dengan dosa yang pernah ia lakukan, sebagaimana yang pernah
17
terjadi pada sebagian sahabat ra. ‘Abd-Allaah ibn Mughaffal RA yang
meriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertemu dengan seorang
perempuan pelacur pada masa Jahiliyah. Ia mulai mencandainya , lalu
menyentuhnya, perempuan itu mengatakan padanya., lihatlah! Allah telah
menghancurkan kemusyrikan, dan telah membawa kita pada Islam.
Orang tersebut kemudin pergi menuju tembok , melukai wajahnya.
Kemudian orang tersebut mengahmpiri Rasulullah saw dan
menyampaikan apa yang telah terjadi, dan beliau bersabda: “engkau
adalah hamba yang dikehendaki kebaikan oleh Allah. Jika Allah
menghendaki kebaikan pada hambanya ia menyegerakan hukuman atas
dosanya;jika Ia tidak menghendaki kebaikan padanya, Ia akan
menangguhkan siksaannya hingga hari pembalasan , saat semua dosanya
akan dikumpulkan.”
Rasulullah saw bersabda: “Jika Allah menghendaki kebaikan pada hambaNya, Ia akan meyegerakan hukuman atas dosanya di dunia ini, dan jika
Ia tidak menghendaki kebaikan padanya, ia akan mengahirkan hukuman
hingga ia mati dengan segala dosanya di hari pembalasan. ”
3) Memahami realitas dunia ini, seorang mu’min haruslah mengatuhi bahwa
dunia ini hanya sementara, kemewahan nya hanya sedikit,
kebahagiaannya tidaklah sempurna. Ketika memberikan kesempatan
untuk tertawa hanyalah sebentar, namun lebih banyak membuat
menangis; hanya sedikit memberi, namun banyak menolak. seorang
muslim laksana dipenjara , sabda rasullullah saw. Dunia adalah penjara
bagi orang mu’min dan surga bagi orang kafir.”
Dunia juga adalah kelelahan,penderitaan, dan hukuman, maka
seorang mu’min akan merasa terbebas ketika terlepas dari dunia ini .Abu
Qutaadah ibn Rib’i al-Ansaari mengatakan bahwa pada saat Rasul saw
dilewati oleh jenazah beliau bersabda; dia telah bebas sekarang,
sebagaimana masyarakat yang ditinggalkannya juga merasa bebas.”
Masyarakat bertanya, bagaimana ia akan merasa bebas, dan juga
masyarakat akan merasakan bebas,? Seoarang hamba muslim ketika
wafat ia terbebas dari kesedihan dan penderitaan dunia menuju
kebahagiaan dan rahmat Allah; ketika seorang pelaku maksiat meninggal
masyarakat, binatang, ladang dan pepohonan terbebas dari
gangguannya.”
Bagi seorang mu’min, kematian membawa kebebasan dari berbagai
macam cobaan , kecemasan dan kesakitan serta kehawatiran di dunia,
sebagaimana diungkapkan dalam hadits: “ketika seorang mu’min
menjelang ajalnnya, malaikat rahmat membawa sutra putih dan berkata:
mari ikut dengan tenang, dengan segala kebahagiaan dari Allah untukmu,
menuju rahmat Allah dan keberuntungan yang menyenangkan seta
Tuhan yang tak pernah marah’ . maka kemudian jiwa keluar bagaikan
harum yang wangi dan dibawa oleh tangan malikat hingga pintu surga.
Merka berkata, ‘alangkah wanginya harum yang datang dari bumi .’
18
mereka membawanya kepada ruh orang-orang mu’amin, dan mereka
menyambutnya dengan hangat lebih hangat dari menyambut seseorang
yang pergi baru kembali. Mereka bertanya, ‘mengapa dia, apa yang telah
dilakukannya ? “ kemudian malaikan berkata, biarkan dia istirahat
sendirian, karena ia telah banyak menderita di dunia”. Ketika ia bertanya;
mengapa ia tidak menguinjungimu?, mereka menjawab, ia sudah dibawa
ketempatnya (neraka) : ketika orang kafir mati, malaikat pemberi hukum
membawanya dengan kasar dan berkata, keluar dari tempat itu bersama
dengan murka dari Allah bagimu , maka kemudian ruhnya keluar bau
busuk bagaikan daging yang busuk kemudian dibawa ke pintu bumi serta
berkata: ‘alangkah busuknya bau ini, hingga dibawa kelompok ruh orangorang kapir.
Memahami realitas dunia ini membuat mudah bagi seorang mu’min
untuk menanggung derita, kecemasan dan ketakutan , karena mereka
tahu semuanya adalah bagian dari hukum alam dalam kehidupan.
4) Mengikuti contoh dari Nabi dan orang sholeh, Nabi dan para salihin lebih
banyak menderita tekanan dibanding dengan masyarakat biasa pada
umumnya di dunia ini. Dan seseorang diuji sesuai dengan kadar
keimanannnya. Jika Allah mencintai seseorang , Ia akan mengujinya.
Sa’d ra bertanya pada Rasul SAW; wahai rasulallah, suiapakah orang yang
paling diuji oleh penderitaan? Beliau menjawab: “para nabi, kemudian
mereka yang sama statusnya kemudian orang yang sama statusnya lagi,
seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya, jika kuat agamanya
maka ujiannya juga akan lebih besar; jika imannya lemah, maka ia akan
diuji sesuai dengan level keimannya. Penderitaan akan senantiasa
menyertai seorang hamba, sampai ia berjalan di atas dunia ini tebebas
dari dosa.”
5) Menjadikan hari akhirat sebagai pusat kegelisahan
Kesedihan dunia ini membuat orang kebingungan , namun jika seorang
hamba menjadikan kegelisahan utamannya adalah ahri akhirat, Allah akan
menolongnya dalam masalah dunia. Sebagaimana diriwayatkan oleh
Anas ra: “Rasulullah saw bersabda: ‘siapa saja yang menjadikan hari
akhirat sebagai pusat segala kesedihannya/kegelisahannnya, Allah akan
memenuhi hatinya dengan rasa kaya dan bebas; Allah akan
mengumpulkan apa yang tercecer
baginya dan dunia akan
menghampirinya. Dan barang siapa yang menjadikan dunuia sebagai
pusat kegelisahan Allah akan menjdaikannya merasa kurang terus dan
akan memporakporandakan apa yang dikumpulkannya , dan dia tidak
akan mendapat apa-apa di duia ini selain apa yag telah ditentukan
baginya.”
Ibn al-Qayyim mengatakan: “ketika seorang memamnfaatkan seluruh
waktu pagi dan sore harinya dengan tidak ada yang dihawatirkan selain
Allah semata, Allah akan mengambil alih semua kesedihannya ,dan akan
memenuhi semua kebutuhannya; Ia akan mengosongkan hatinya untuk
mencintaiNya, lidahnnya untuk berdzikir, dan semua fakultas pada dirinya
19
hanya akan berbuat untuk ketaan padaNya. Namun jika seseorang di pagi
dan sore harinya hanya gelisah karena dunia, Allah akan menimpakan
kesedihan dan kecemasan padanya; Dia akan membiarkan dirinya
menjalani derita tersebut, serta membuat hatinya jauh dari mengingat
Allah dan menjadikannya mencintai makhlukNya, karena lidahnya hanya
mencintai makhluk ciptaan tersebut, dan menjadikan semua fakultas dan
tindakannya hanya mematuhi dan melayani kehendak makhluk tersebut.
Maka ia akan sangat sibuk dan bekerja keras seperti binatang, hanya
untuk melayani sesuatu selain
Allah… orang yang berpaling dari
menyembah Allah dan ketaatan serta kecintaan padaNya, Allah akan
menjadikannya sibuk dalam menyembah makhluk dan melayaninya. Allah
berfirman:
ِ
‫ﻳﻦ‬
ْ ‫ﺮ ْﲪَ ِﻦ ﻧـُ َﻘﻴ‬‫ﺶ َﻋ ْﻦ ذ ْﻛ ِﺮ اﻟ‬
ُ ‫َوَﻣ ْﻦ ﻳَـ ْﻌ‬
ٌ ‫ﺾ ﻟَﻪُ َﺷْﻴﻄَﺎﻧًﺎ ﻓَـ ُﻬ َﻮ ﻟَﻪُ ﻗَ ِﺮ‬
Barangsiapa berpaling dari mengingat yang Maha Pengasih (Allah),
sebagai gantinya kami jadikan syaitan sebagai teman baginya.” QS.
43:36.
6) Pengobatan yang efektif: mengingat mati, Rasul SAW bersabda:
Perbanyaklah mengingat penghancur berbagai kenikmatan; mati, karena
tak seorangpun yang ada dalam kesulitan, dengan mengingatnya akan
diluaskan hatinya, dan barang siapa yang mengingatnya saat dalam
keleluasaan, maka keleluasaan tersebut akan diperkecil.”(supaya tidak
mabuk).
7) Berdu’a kepada Allah, du’a sangatlah berarti, termasuk mohon
perlindungan dan penanggulangan berbagai masalah.terlebih lagi
berlindung dari kesedihan, seorang muslim disuruh untuk mengembalikan
kepada Allah
dan memohon
pada-Nya supaya dibebaskan dari
kesedihan. Sebagaimana Rasulu saw senantiasa berdo’a: ‘Yaa Allah, aku
mohon perlindunganmu dari kecemasan dan kesedihan, kelemahan dan
kemalasan, kekikiran, sifat yang penakut, dari hutang yang numpuk, dan
dari aniyaya orang lain.”
Doa ini sangatlah efektif untuk mecegah kecemasan, bukankah
pencegahan lebih baik daripada pengobatan?
Ketika seseorang takut akan apa yang akan terjadi di masa datang, doa
berikut ini sangatlah berarti, sebagaimana yang diriwayatkan Abu
Hurairah berikut:
”Ya Allah, perbaikilah agamaku yang merupakan pusat segala
urusanku;dan perbaikilah duniaku yang merupakan tempat aku hidup;
perbaikilah akhiratku yang merupakan tempat kembaliku, jadikanlah
kehidupan sebagai sarana untuk mendapatkan segala kebaikan, dan
jadikanlah kematian sebagai tempat yang membebaskanku dari segala
kejahatan.”
20
Saat seseorang ditimpa kekecewaan dan tekanan, pintu dua selalu
terbuka baginya; ia tak pernah tertutup. Ketika seseorang menyeru yang
maha pengasih Dia akan menjawab dan mengabulkan permintaannya.
ِ ‫ﱐ ﻗَ ِﺮ‬ ‫ﲏ ﻓَِﺈ‬ ‫ﺎدي ﻋ‬
ِ ‫وإِ َذا ﺳﺄَﻟَﻚ ِﻋﺒ‬
ِ ‫اع إِ َذا دﻋ‬
‫ﺎن ﻓَـ ْﻠﻴَ ْﺴﺘَ ِﺠﻴﺒُﻮا ِﱄ َوﻟْﻴُـ ْﺆِﻣﻨُﻮا ِﰊ‬
َ َ ِ ‫ﻴﺐ َد ْﻋ َﻮَة اﻟﺪ‬
َ
َ َ َ َ
ٌ
ُ ‫ﻳﺐ أُﺟ‬
‫ ُﻬ ْﻢ ﻳَـْﺮ ُﺷ ُﺪو َن‬‫ﻟَ َﻌﻠ‬
“Jika
hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, (jawablah)
Sesungguhnya Aku sangat dekat, Aku senantiasa menjawab doa siapa
saja yang berdoa padaKu, maka hendaklah mereka juga menerima
seruanKu dan beriman padaKu mudah-mudahan mereka termasuk
orang yang dapat mengambil pelajarant.” QS.2:186.
Dan doa-doa yang bermanfaat dalam pembahasan ini juga apa yang
diajarkan Rasul saw dengan sabdanya “….dua orang yang tercekam
adalah Ya Allah, rahmatMu aku harapkan dan janganlah Engkau
bebankan sesuatu pada diriku barang sedikitpun, dan perbaikilah
keadaanku.”
Jika seseorang menngunakan doa-doa ini dengan hati yang tulus serta
niat yang ikhlas dengan tidak melupakan perjuangan untuk mencapai
pernkenanNya, Allah akan mewujudkan apa yang diminta dan
diharapkannya, dan akan menggantikan kesedihannya dengan
kelapangan dan kebahagiaan.
8) Mebaca Shalawat atas Nabi Membaca shalawat adalah salah satu cara
untuk mendapat pertolongan Allah dalam menghilangkan kecemasan: AlTufayl ibn Ubayy ibn Ka’b meriwayatkan bahwa bapaknya mengatakan:
“Ketika lewat dua pertiga malam Rasulullah saw bersabda: Wahai sekalian
manusia, ingatlah Allah, ingatlah Allah. Peniup trompet pertama sudah
datang, dan akan diikuti dengan tiupan kedua, Kematian sudah datang
dengan segala implikasinya, Kematian sudah datang dengan segala
implikasinya’. Aku katakan: Yaa Rasulullah, aku membaca shalawat untuk
mu. Berapa banyak du’a yang harus kupersembahkan bagimu? Ia
bersabda, ‘sebanyak yang kamu suka.’ Aku katakan , ‘seperempat?’ Ia
bersabda, ‘sebanyak yang kamu suka, jika engkau menambahnya , akan
lebih baik bagimu.’ Aku katakan, ‘setengah?’ Ia bersabda, ‘ sebanyak
yang kamu mau, dan jika kamu menambahnya lagi akan lebih baik
bagimu.’ Aku katakan, ‘dua pertiga?’ Dia bersabda, ‘sebanyak yang kamu
suka, dan jika kamu tambah lagi akan lebih baik bagimu.’ Aku katakan,
‘aku akan menjadikan semua shalatku untukmu.’ Ia bersabda: maka
semua ketakutanmu akan sirna dan semua dosamu akan diampuni. ”
9) Tawakal Kepada Allah, "Jika seorang hamba mengetahui bahwa Allah
Maha Kuasa untuk melakukan sesuatu, bahwa Dia yang menentukan
pilihan terbaik bagi hambaNya, bahwa putusan Tuhannya lebih baik dari
putusan seorang hamba , bahwa Ia Maha Mengetahui kemaslahatan bagi
hambaNya dari pada dirinya, dan Maha Kuasa untuk menolak atau
21
mensukseskan seorang hamba, bahwa Ia lebih memperhatikan
hambaNya dari pada diri hamba tersebut, bahwa Ia lebih menyayangi
hambanya dari pada kasih sayang yang diberikan seorang hamba, bahwa
Ia lebih baik dari pada kebaikan dirinya sendiri. Kemudian mengetahui
makna dari semuanya itu, serta memahami bahwa dirinya tidak mampu
merubah apa yang telah ditentukan oleh Allah walau sedikitpun, demikian
juga bahwa ia tidak bisa merubah kemuliaan atau takdir yang telah
ditentukan baginya barang sedikitpun. Kemudian ia menyerahkan dirinya
kepada Allah serta menyerahkan segala urusannya kepadaNya, yang
Maha kuasa dan Maha Perkasa, maka ia akan merasakan ketenangan
dan terlepas dari berbagai kecemasan dan penderitaan, kerugian serta
beban, karena semuanya akan ditanggung oleh Allah swt semua
kebutuhan dan keperluannya. Karena ia telah meyerahkannya kepadaNya
serta hanya menjadikan Allah saja sebagai pusat segala kesedihannya,
maka ia akan menggeser semua perhatian kepada yang lain selain
kepada Allah, alangkah indahnya hidup seorang hamba yang demikian,
hatinya penuh dengan ni’mat, kebahagiaannya sempurna, dan dadanya
lapang.
Sedangkan sebaliknya siapa yang mencoba melawan aturan Allah
kepada dirinya, dan memaksakan aturan dirinya saja dengan seenaknya,
tanpa mengindahkan ketentuaan Allah, maka Allah akan mengosongkan
hatinya dari kebahagiaan, tidak akan melindungi dan membinannya,
bahkan akan diisinya dengan perasaan sedih, kecewa dan kecemasan,
suasana yang penuh kelelahan, tanpa hati yang bersih, tanpa perbuatan
yang baik, tanpa cita-cita yang tercapai, tak ada ketenangan tak ada
kebahagiaan, ia akan menderita di dunia sebagaimana binatang , tanpa
cita-cita dan tanpa bekal untuk kembali.10
Bila mana hati tertambat pada Allah dan bertawakal padanya, tidak
dipenuhi angan-angan dan khayalan yang bukan-bukan, hanya
menyerahkan diri kepada Allah dan mengharapkan fadilahnya semata,
akan sirna berbagai kesedihan dan ketakutan, sebagia gantinya hati akan
menjadi kuat dan lapang serta bahagia yang tak ada bandingnnnya,
firman Allah:
‫ﻪَ َْﳚ َﻌ ْﻞ ﻟَﻪُ ﳐََْﺮ ًﺟﺎ‬‫ﻖ اﻟﻠ‬ِ ‫ َوَﻣ ْﻦ ﻳَـﺘ‬...
“Barangsiapa yang berserah diri pada Allah, maka Allah akan
mencukupinya.” QS.65:2.
Orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah dan bersandar hanya
kepadaNya hatinya akan kuat, tidak mudah digoyahkan oleh kecemasan
dan kesedihan, dan berbagai kejadian, karena ia tahu bahwa semua
kejadian tersebut dengan segala ketakutan dan kecemasannya tidak
memiliki akar yang pasti, dan karena ia tahu juga bahwa Allah akan
melindungi siapa yang bertawakal kepadaNya, ia yakin kepada Allah dan
percaya atas jannjiNya. Dari situ akan sirnalah berbagai macam
kegundahan dan kekecewaan. Kesulitannya akan diganti dengan
22
kemudahan, kesediahn diganti dengan kebahagiaan, ketakutan diganti
rasa aman, kita mohon kepada Allah supaya memberikan kita kekutan
hati dan ketetapan hati dengan tawakal yang sempurna.11
3. Pedoman Pergaulan
Rasul SAW dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abi
Hurairah ra yang berbunyi:
،‫ ﻻ ﲢﺎﺳﺪوا‬:-‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ‬:‫ ﻗﺎل‬- ‫ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ‬- ‫ﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة‬
‫ وﻛﻮﻧﻮا ﻋﺒﺎد اﷲ‬،‫ وﻻ ﻳﺒﻊ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﻋﻠﻰ ﺑﻴﻊ ﺑﻌﺾ‬، ‫ وﻻ ﺗﺪاﺑﺮوا‬،‫ وﻻ ﺗﺒﺎﻏﻀﻮا‬، ‫وﻻ ﺗﻨﺎﺟﺸﻮا‬
‫ وﻳﺸﲑ‬،‫ اﻟﺘﻘﻮى ﻫﺎ ﻫﻨﺎ‬،‫ وﻻ ﳛﻘﺮﻩ‬،‫ وﻻ ﻳﻜﺬﺑﻪ‬،‫ وﻻ ﳜﺬﻟﻪ‬،‫ ﻻ ﻳﻈﻠﻤﻪ‬،‫ اﳌﺴﻠﻢ أﺧﻮ اﳌﺴﻠﻢ‬،‫إﺧﻮاﻧﺎ‬
‫ ﻛﻞ اﳌﺴﻠﻢ ﻋﻠﻰ اﳌﺴﻠﻢ‬،‫ ﲝﺴﺐ اﻣﺮئ ﻣﻦ اﻟﺸﺮ أن ﳛﻘﺮ أﺧﺎﻩ اﳌﺴﻠﻢ‬،‫إﱃ ﺻﺪرﻩ ﺛﻼث ﻣﺮات‬
‫ﺣﺮام دﻣﻪ وﻣﺎﻟﻪ وﻋﺮﺿﻪ رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬
Rasul SAW bersabda, “Janganlah (kamu sekalian) saling menghasud, jangan
saling menghalangi (menjegal kemajuan atau usaha orang lain, menipu dan
salingmegakali) jangan saling membenci, jangan saling memutuskan (saling
membelakangi) dan janganlah menjual yang sedang dijual oleh temannya
(menyerobot orang yang sedang bertransaksi) dan jadilah hamba Allah yang
saling bersaudara, seorang muslim adalah saudaranya sesama muslim: ia
tidak menganiayanya, tidak megacuhkannya, (mencuekannya?), tidak
membohongkannya (menuduh orang berbohong) dan menghinanya. Takqwa
itu di sini (kata Rasul saw sambil menunjuk dadanya tiga kali) cukuplah
seseorang dinilai sebagai orang yang tidak baik jika ia menghina temannya
sesama muslim, haram bagi setiap muslim darah, harta dan harga diri
sesama muslim.
Menurut Imam Nawawi hadits di atas berrbicara tentang hak dan kewajiban
antara seorang muslim dengan muslim lainnya. Dalam hadits di atas Rasul saw
melarang (larangan di sini berarti pengharaman) ummatnya untuk:
1. tahasud; maksud hasad adalah usaha mengingkari ni’mat yang diberikan
Allah kepada seseorang, atau memiliki keyakinan bahwa seseorang tidak
pantas mendapatkan ni’mat atau anugrah atau derajat yang dia dapati,
sehingga di hatinya tertanam rasa untuk mengingkari nai’mat tersebut dan
mencemooh serta mengajak orang untuk mengingkarinya—demikian
menurut keterangan Imam Nawawi. Kalau dibahasakan menurut bahasa
kita sekarang, hasad bias diartikan sebagai suatu sikap tidak suka atas
keberhasilan orang lain, atau bias juga disebut iri. Sikap ini diharamkan
oleh Rasul saw dan harus dijauhi oleh semua komponen masyarakat
23
2.
3.
4.
5.
6.
7.
muslim. Adapun sikap sebaliknya seorang muslim harus bahagia atas
keberhasilan dan kebahagiaan oranglain.
tanajus; artinya usaha menghalangi sesuatu (menjegal) suatu dengan
tipu daya dan berbagai upaya merintangi sesuatu. Kalau disederhanakan
berarti usaha tipu- menipu atau akal –mengakali serta tindakan curang
dalam berbagai dimensi pergaulan (kegiatan sosial).
saling mmbenci; diharamkan juga sesama muslim untuk saling membenci.
Termasuk didalamnnya perkataan dan perbuatan yang bias melahirkan
kebencian kepada orang lain (sesama) seperti tindakan provokasi dan
hujat menghujat.
Artinya semua perbuatan maupun perkataan yang
menyebabkan permusuhan dan saling membenci diharamkan oleh agama,
sebaliknya semua perbuatan dan perkataan harus mengarah pada kasih
saying dan persatuan serta saling saying menyayangi.
Tadabur; artinya secara bahasa saling membelakangi, dalam pergaulan
berarti memutuskan silaturrahim. Diharamkan bagi muslim untuk berusaha
memutus silaturrahim baik dengan ucapan maupun tindakan.
Menyerobot transaksi jual-beli yang sedang berlaku, seperti dengan
memberikan penawaran yang lebihtinggi atau lebih murah dengan maksud
supaya menjual/membeli kepadanya dan membatalkan jual beli dengan
yang lainnya.
Tidak menzalimi (menganiaya); dzalim artinya meletakkan suatu bukan
pada tempat semestinya atau hak yang sebenarnya. Perbuatan zalim bisa
saja terjadi pada harta, pada nama baik, pada jiwa/jasad. Seperti ghibah
(membicarakan kejelekkan orang lain) adalah tindakan zalim yang
berhubungan dengan nama baik seseorang.
Khadzal; maksudnya adalah mengacuhkan atau membiarkan sesama
mulim yang membutuhkan pertolongan, bahasa sekarang cuek atau tidak
peduli. Karena muslim adalah penolong bagi muslim lain
ِ
ِ
ٍ ‫ﻀ ُﻬ ْﻢ أ َْوﻟِﻴَﺎءُ ﺑَـ ْﻌ‬
‫ﺾ‬
ُ ‫ﺎت ﺑَـ ْﻌ‬
ُ َ‫َواﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨُﻮ َن َواﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨ‬
8. Jangan menuduhnya berbohong; maksud hadists di atas menurut Nawawi,
bahwa STUVW X‫ و‬berarti mengatakan “kamu buhong” jika seseorang
memberi kabar berita. Karena bagi seorang muslim tidak mungkin memiliki
sifat pendusta, maka jika ada yang memebri berita kepada kita jangan
langsung dicap “bohong” sebelum ada bukti kebohongannya.
9. Tidak menghina; diharamkan seorang muslim menghina temannya
muslim, apakah karena keturunannya, kebodohannya, karena daerahnya
atau karena alasan apapun. Karena Islam dating justru untuk mengangkat
derajat manusia dan tidak menghinakannya.
Di akhir pernyataannya Rasul saw mengajari kita untuk mengukur perbuatan
dengan menggunakan hati nurani, Tanya hati , begitu
kira-kira kalau
dibahasakan. Apabila akan melakukan atau mengatakan sesuatu ukrlah dengan
hati nurani yang paling dalam, apakah itu bagus atau tidak, akibatnya bagaimana
jika diucapkan, tujuannya apa? Dan ukuran lain yang ditunjukkan Rasul adalah:
“hina-menghina” menurut beliau cukuplah seorang muslim dinilai telah berlaku
kejelekkan jika ia “menghina” temannya.
24
Mengapa ketaqwaan dihubungkan dengan hati, sebab syariat (ajaran) Islam
diantara missinya adalah untuk membina kehidupan yang berlandaskan nurani,
dan kebersihan jiwa, sehingga semua sifat-sifat yang ditolak oleh hati yang
bersih akan ditolak juga. Selain memang ada hubungan timbal balik antara
prilaku dan kebersihan hati, jka terbiasa berprilaku baik akan membersihkan hati,
dan jika hati bersih akan mengakibatkan prilaku yang baik.
Semua sifat yang dilarang tadi juga memang merupakan sikap yang
senantiasa muncul terbisikan
(dibisikkan)
ke hati. Dalam istilah psikologi
sikap-sikap tadi diebut emotional setting, atau sederetan sikap yang berpangkal
pada rasa, rasa benci, iri, bahagia, kecewa, takut, beranai, berharga dst. Rasarasa dasar tersebut oleh ajaran Islam dibina hingga sesuai cara meletakkannya
dengan taqwa sebai ukurannya (sikap sesuai dengan ajaran agama).
Pedoman pengukurannya sederhana dan bisa dilakukan sendiri oleh setiap
insan: jika apa yang ada terbersit di hati kita itu “takut” diketahui oleh orang lian,
maka “kereteg’ atau ‘gerentes’ itu cikal bakal perbuatan dosa. Demikian kaidah
yang diajarkan Rasul saw untuk mengukur pikiran dan tindakan kita, sangat
mudah bukan?
Melalui tulisan ini target akhir yang ingin dicapai adalah adanya kepeduliaan
setiap muslim untuk mengingat kembali norma-norma sosial Islam dan
menginformasikannya kepada genersi berikut, diingat dilaksanakan, disampaikan
dinasihatkan dan diajarkan kepada anak cucu kita yang isnyaa Allah akan
memberi manfaat yang lebih baik bagi kehidupan kita semua.
Semua bisa dilakukan di rumah kita masing-masing, dibantu dengan
lembaga-lembaga yang ada, sekolah, majlis ta’lim, mesjid, madrasah,pesantren,
dengan penekanan terpenting di rumah.
4. Adab atau sopan santun
Kesopanan berarti adab, adat istiadat, tata krama, yang biasa disebut tingkah
laku dan biasanya berlaku pada suatui bangsa. Sebenrnya banyak sekali ajaran
islam tentang adapt sopan santun atau tingkah laku, beberapa ajaran tersebut
termaktub dalam al-Qur’an maupun Hadits Rasul SAW. Dalam konteks ini apa
yang akan disajikan pada kesempatan ini adalah intisari dari perkataan / sabda
Rasul SAW yang erat hubungannya dengan pembinaan tingkah laku dan kahlak
mulia setiap insan.
1) Tentang Mengambil Pelajaran dari Agama:
‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ‬- ‫ إن رﺳﻮل اﷲ‬:‫ ﻗﺎل‬-‫رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ‬- ‫ﻋﻦ أﺑﻲ رﻗﻴﺔ ﺗﻤﻴﻢ ﺑﻦ أوس اﻟﺪاري‬
‫ وﻷﺋﻤﺔ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ‬،‫ وﻟﺮﺳﻮﻟﻪ‬،‫ وﻟﻜﺘﺎﺑﻪ‬،‫ ﷲ‬:‫ ﻗﻠﻨﺎ ﻟﻤﻦ ؟ ﻗﺎل‬.‫ اﻟﺪﻳﻦ اﻟﻨﺼﻴﺤﺔ‬:‫ ﻗﺎل‬-‫وﺳﻠﻢ‬
.‫وﻋﺎﻣﺘﻬﻢ رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬
25
Rasul SAW bersabda Agama adalah nasihat, para sahabat bertanya, nasihat
untuk siapa wahai Rasul? Rasul menjawab, untuk Allah, untuk kitab-Nya, untuk
rasul-Nya, untuk para pemimpin ummat muslim dan untuk seluruh kaum
muslimin (rakyat).
Hadits riwayat Imam Muslim ini menjelaskan kepada kita tentang isi dan
kandungan agama seluruhnya adalah nasihat yang menrenagkan hak-hak Allah
dari hambanya, hak kitab Allah dan hak rasul serta hak para pemimpin sekaligus
hak rakyatnya. Maksdunya bahwa agama mengajarkan apa-apa yang harus
diklakukan seorang muslim kepada Allah, kepada Kitab-Nya, Rasul serta kepada
para pemimpin dan juga apa yang harus dilakukan pemimpin ummat kepada
rakyat yang dipimpinnya.
Hal ini sejalan dengan pengertian nasihat yang berarti menghubungkan dua
hal yang terpisah, atau menyambungkan antara satu sisi dengan sisi lain.
Menyambungkan anatara hak Allah dengan makhluk, hak Kitab Allah dengan
makhluk (manusia) dan begitu seterusnya sehinga terjalin hubungan yang
sinergis anatara seiap individu muslim dengan Tuhannya, dengan kitab sucinya,
dengan nabi dan rasulnya, dengan pemimpinnya serta dengan sesame manusia
(muslim lainnya) dan juga hubungan anatara pemimpin dengan rakyat atau
sebaliknya.
Dengan pemahaman sederhana bisa ditafsirkan baha agama mengatur
semua sendi kehidupan manusia baik dengan Tuhan maupun dengan sesama
makhluk Tuhan sesuai dengan fungsi dan derarajat makhluk tersebut.
Terhadap Tuhan merupakan hubungan peribadahan dan penyembahan serta
kepatuhan terhadap ajaran-Nya, demikian juga terhadap Al-Qur’an ada
kewajiban untuk percaya dan meyakini kebenarannya serta menjalankan ajaran
yang terkandung di dalamnya. Tehadap rasul juga demikian. Sedangkan
terhadapa para pemimpin muslim, ada kewajiban untuk mematuhi dan
mantaatinya selama tidak berlawanan dengan perintah Allah. Kewajiban
pemimpin juga untuk membina masyarakatnya sesuai dengan apa yang
disyariatkan Allah, demikan juga pergaualan antara sesama muslim, sesuai
dengan tuntunan dan anjuran yang digariskan Allah, Al-Qur’an dan rasul saw.
2) Meningalkan yang tak Bermanfaat:
‫ ِﻣﻦ ُﺣ ْﺴ ِﻦ‬:‫ ﻗﺎل‬-‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ‬-‫رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ‬- ‫وﻋﻦ أﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮة‬
.‫ رواﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬي وﻏﻴﺮﻩ ﻫﻜﺬا‬، ‫إﺳﻼم اﻟﻤﺮء ﺗﺮﻛﻪ ﻣﺎ ﻻ ﻳَﻌﻨﻴﻪ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ‬
Hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi ini mengajari kita untuk berprinsip:
“tidak melakukan sesuatu yang tidak berguna bagi kita baik dunia maupun
akhira”, secara bebas terjemahan hadits di atas adalah: Diantara ciri kwalitas
26
keislaman
seseorang
bermanfaat”
adalah
selalu
menghindari
perbuatan
yang
tidak
Dari sini bisa dilihat bagaimana Rasul SAW mengajarkan prinsip dasar bagi
prilaku muslim, untuk selalu melihat manfaat atau kegunaan dari suatu tindakan,
apakah suatu pekerjaan itu dilakukan memberikan manfaat bagi: kehidupan
agama kita; kehidupan pribadi kita; keluarga kita; tetangga kita; masyarakat di
sekeliling kita atau tidak?
Bila ternyata jawaban dari semua pertanyaan itu positif, lakukan, dan jangan
ragu bahkan perjuangkan, jika jawabannnya negative jauhi dan tinggalkan.
Pelajaran ini membekali kita sebagai muslim untuk senantiasa berfikir konstruktif
dan berwawasan kegunaan, serta mendidik kita untuk tidak asal berbuat, tapi
menimbang kebaikan dan manfaat dari perbuatan tersebut, sehinga tidak sia-sia
dan tidak kehilangan energi percuma. Perbuatan dalam konteks ini berlaku untuk
semua perbuatan baik pembicaraan, tingkah laku, pikiran, hati dan juga
berpakaian. Bila tradisi ini bisa dijalankan setiap muslim, maka akan tercipta
suasana kehidupan yang ideal, harmonis dan terbebas dari kehidupan tanpa
makna.
3) Kontruksi Bangunan Sikap antar Sesama:
-‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ ﺧﺎدم رﺳﻮل اﷲ‬-‫رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ‬- ‫وﻋﻦ أﺑﻲ ﺣﻤﺰة أﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ‬
‫ ﻻ ﻳﺆﻣﻦ أﺣﺪﻛﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﺤﺐ ﻷﺧﻴﻪ ﻣﺎ ﻳﺤﺒﻪ‬:‫ أﻧﻪ ﻗﺎل‬-‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ‬
.‫ﻟﻨﻔﺴﻪ رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري وﻣﺴﻠﻢ‬
Rasul SAW Nabi mulia kita mengajarakan sikap kita terhadap sesama manusia,
pembinaan yang dilakukan beliau adalah dengan menanamkan sikap
“bersahabat” terhadap sesame, dan menurut beliau sikap itu termasuk cirri dari
kesempurnaan iman seseorang: Secara bebas hadits di atas berarti bahwa ciri
kesempurnaan iman seseorang ialah bila ia telah bisa mengharapkan /
mengidamkan apa yang diidamkan oleh dirinya supaya dicapai juga oleh orang
lian.
Artinya kesempurnaan iman seseorang bisa dilihat dari sikap kesehariannya;
apakah dia mengehndaki orang lain celaka, binasa atau hancur, atau dia
mengaharapkan orang lain selamat, bahagia, sejahtera sebagaimana ia
mengharapkan itu semua untuk dirinya.
Jika pada diri seseorang ada keinginan terselubung agar orang lain mendapat
kerugian atau berharap negatif terhadap orang lain, maka kemimanannya masih
harus ditingkatkan lagi, samapi pada derajat kebersamaan dalam harapan apa
yang diimpikan untuk dirinya ia mengimpikan juga supaya dicapai orang lain,
itulah tanda kesempurnaan iman.
27
4) Berbicaralah hanya yang baik-baik saja atau Diam!
‫ ﻣﻦ ﻛﺎن ﻳﺆﻣﻦ‬: ‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ‬:‫ ﻗﺎل‬-‫رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ‬- ‫ﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة‬
، ‫ وﻣﻦ ﻛﺎن ﻳﺆﻣﻦ ﺑﺎﷲ واﻟﻴﻮم اﻵﺧﺮ ﻓﻠﻴﻜﺮم ﺟﺎرﻩ‬، ‫ﺑﺎﷲ واﻟﻴﻮم اﻵﺧﺮ ﻓﻠﻴﻘﻞ ﺧﲑا أو ﻟﻴﺼﻤﺖ‬
. ‫وﻣﻦ ﻛﺎن ﻳﺆﻣﻦ ﺑﺎﷲ واﻟﻴﻮم اﻵﺧﺮ ﻓﻠﻴﻜﺮم ﺿﻴﻔﻪ رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري وﻣﺴﻠﻢ‬
Ada tiga point yang disampaikan Rasul SAW dalam sabdanya di atas:
Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka ia harus:
a. Berbicara yang baik (menyampaikan sesuatu yang baik) atau diam sama
sekali.
b. Menghormati tetangganya
c. Menghormati tamunya.
Ketiga sikap tadi adalah mutlak bagi pribadi beriman, jangan asal bicara
(asbun) tapi harus diingat apa yang terlontar dari mulut kita harus sesuatu yang
bermanfaat dan mengandung kebaikan serta bisa diterima dengan baik oleh
sasaran, kalau tidak bisa maka diam lebih baik. Menghormati tetangga juga
merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim, sampai-Rasul SAW pada
kesempatan lain menyampaikan: “Jika anda ingin mengetahui seseorang apakah
ia itu ahli surga atau ahli neraka, Tanya saja tetangganya!”. Selanjutnya
menghormati tamu juga merupakan keharusan bagi muslim. Pada masa sekarang
ini banyak tamu-tamu yang kadang bermaksud kurang baik, ajaran ini
dimanfaatkan juga oleh para penipu untuk mengelabui kita, maka dalam kaitan
ini kita tanpa harus melupakan penghormatan dan sopan santun tetap harus
waspada.
5) Jangan Marah
.‫ أوﺻﲏ‬:-‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ إن رﺟﻼ ﻗﺎل ﻟﻠﻨﱯ‬:‫ ﻗﺎل‬-‫رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ‬- ‫وﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة‬
.‫ ﻻ ﺗﻐﻀﺐ رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬:‫ ﻓﺮدد ﻣﺮارا ﻗﺎل‬.‫ ﻻ ﺗﻐﻀﺐ‬:‫ﻗﺎل‬
Seseorang dating kepada nabi SAW dan minta dinasihati, maka Nabi SAW
menasihatinya dengan dua patah kata yang singkat: “Jangan Marah!” Apa arti
dari nasihat singat di atas?
Artinya:
a.
b.
c.
d.
Kemarahan tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah.
Akan melahirkan permusuhan.
Akan menimbulkan pertikaian.
Dan yang terpenting kemarahan hanya akan menurunkan derajat dan
kepribadian kita, harga diri kita serta menunjukkan kebodohan kita.
e. Bahwa damai itu mulia dan mahal harganya, bahwa muslim bertugas
mencipatakan kedamaian dan menjadi contoh prilaku mulia.
f. Hati-hati setiap saat
28
‫ وأﰊ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ ﻣﻌﺎذ ﺑﻦ‬، ‫ وﻋﻦ أﰊ ذر ﺟﻨﺪب ﺑﻦ ﺟﻨﺎدة‬:-‫رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬- ‫ﻗﺎل اﳌﺼﻨﻒ‬
، ‫ اﺗﻖ اﷲ ﺣﻴﺜﻤﺎ ﻛﻨﺖ‬:‫ ﻗﺎل‬-‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ أن رﺳﻮل اﷲ‬-‫رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ‬- ‫ﺟﺒﻞ‬
‫ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ‬:‫ وﻗﺎل‬، ‫ وﺧﺎﻟﻖ اﻟﻨﺎس ﲞﻠﻖ ﺣﺴﻦ رواﻩ اﻟﱰﻣﺬي‬، ‫وأﺗﺒﻊ اﻟﺴﻴﺌﺔ اﳊﺴﻨﺔ ﲤﺤﻬﺎ‬
‫ وﰲ ﺑﻌﺾ اﻟﻨﺴﺦ ﺣﺴﻦ ﺻﺤﻴﺢ‬،
Hati-hati dan ingatlah akan perintah dan larangan Allah di manapun kita berada,
sehingga kita terbebas dari dosa, dan jika ada perbuatan yang kurang baik yang
kita lakukan, segeralah hapus dengan memperbanyak berbuat kebaikan,
bukannya terus berlanjut dala kejahatan dengan alas an “terlanjur basah” Rasul
mengajarkan justru sebaliknya harus segera memperbanyak berbuat baik
sehingga secara kalkulasi ketergelinciran itu bisa terhapus dengan kebaikan yang
kita perbuta, ini merupakan nasihat agar senantiasa optimis, dan perbuatan baik
akan tercipta pada diri setiap muslim.
Kemudian dalam hal pergaulan dengan sesama, pergaulilah dengan sopan dan
santun, dengan akhlak mulia!
6) Berbuatlah Sesukamu Jika Tidak Malu!
‫ﺻﻠﻰ‬- ‫ ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ‬:‫ ﻗﺎل‬-‫رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ‬- ‫ﻋﻦ أﰊ ﻣﺴﻌﻮد ﻋﻘﺒﺔ ﺑﻦ ﻋﺎﻣﺮ اﻷﻧﺼﺎري اﻟﺒﺪري‬
‫ إن ﳑﺎ أدرك اﻟﻨﺎس ﻣﻦ ﻛﻼم اﻟﻨﺒﻮة اﻷوﱃ إذا ﱂ ﺗﺴﺘﺤﻲ ﻓﺎﺻﻨﻊ ﻣﺎ ﺷﺌﺖ‬-: ‫اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
. ‫رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬
Jika tidak malu, berbutalah sesukamu, artinya betapa rasa malu itu harus dimiliki
oleh setiap muslim, sebab ialah benteng yang akan menahan seseorang dari
perbuatan semena-mena. Dalam ksemepatan lain beliau bersabda: “malu adalah
sebagian dari tanda keimanan”.
Ini juga berarti bahwa norma baik dan buruk selalu ada di masyarakat, dan
kontrolnya hanyalah dengan “rasa malu”. Dalam islam lebih dikembangkan lagi
tidak saja malu terhadap sesame manusia tapi malu juga terhadap Tuhan
(muraqabah) merasa selalu diawasi Allah SWT. Dan diawasi oleh seluruh ummat
manusia.
7) Perbedaan Dosa & Kebaikan:
‫اﻟﱪ‬
: ‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ‬:‫ ﻗﺎل‬-‫رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ‬- ‫وﻋﻦ اﻟﻨﻮاس ﺑﻦ ﲰﻌﺎن‬
‫ وﻛﺮﻫﺖ أن ﻳﻄﻠﻊ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻨﺎس رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬،‫ واﻹﰒ ﻣﺎ ﺣﺎك ﰲ ﻧﻔﺴﻚ‬،‫ﺣﺴﻦ اﳋﻠﻖ‬
Diri kita bisa membedakan sendiri mana perbuatan dosa dan mana perbuatan
baik, jika ada suatu perbuatan yang kita sembunyikan dari orang lain, atau kita
29
tidak suka perbuatan kita itu diketahui oleh orang lain, maka perbuatan itu
berindikasi dosa.
Dan perbuatan baik adalah berprilaku mulia, dengan kata lain jika kita bisa
bergaul dengan sesama dengan akhlak yang mulia terpuji dan tidakj dilarang
oleh agama, maka itu indikator amal yang baik. Seorang yang senantiasa berbuat
dosa akan sulit sekali mewujudkan prilaku yang baik dihadapan sesame, ia akan
nampak kusam, menyebar permusuhan, berbicara kasar dan menyeramkan,
namaun jika orang sebnantiasa berbuat baik akan terwujud dalam
kesehariannya: akhlak mulia.
‫ا‬
‫نو‬
‫ن ا دز‬
‫ا‬
‫دا‬
‫و‬
WHO Mengandalkan
khitanan sebagai
30
Kesopanan di jalan
Bagaimana kita berjalan?
Berjalan; Berjalan harus lurus tidak boleh menoleh kanan kiri, apalagi jendela
nanti dikira orang jahat.
a. Jika berjalan kaki dijalan raya, berjalanlah sebelah kanan,
berlawanan dengan arus kendaraan ini peraturan lalui lintas,
kalau ada trotoar, berjalalnlah di trotoar jangan memilih jalan
terobosan, jalan pintas, apalagi yang ada rambu lalu lintasnya,
jangan memilih pagar pemisah jalan, meneyebranglah di tempat
yang telah disediakan, zebra cross atau jembatan penyebrangn.
b. Jika mengemudikan kendaraan gunakan jalur kiri jalan,
patuhilah rambu-rambu lalu lintas.
c. Hati-hati mata, jangan liart seperti mata pencuri.
d. Jangan menunjuk-nunjuk pada sesuatu untuk memberitahu
kepada sesama teman. Bagi orang yang tidak suka kena tunjuk
bisa jadi perkara, cukup dengan isyarat.
e. Berjalan dengan orang tua, harus berjalan dibelakangnya sedikit
agak kesebelah dan membawakan apa yang dibawanya.
f. Dalam kendaraan umum, duduk yang sopan, jangan jalan-jalan,
sesuaikan dengan kiri kanan.
g. Mencari tempat duduk ? Tanyakan dulu dengan sopan" apakah
tempat ini kosong ? ".
h. Kepada penumpang yang sudah ada, sesuaikan diri, jangan
mementingkan diri sendiriMinta izin kepada yang disampingnya
bila merokok, ajak makan bersamakalau ada makanan, jika mau
meludah lihat kiri kanan, buanglah sampah pada tempatnya.
i. Terhadap penumpang tua, muda, wanita tolong mengangkatkan
barangnya yang perlu ditolong, sekiranya perlu.
j. Berikan tempat kalau mereka belum dapat tempat, asal jangan
ada udang dibalik batu.
k. Kalau terpaksa tidur didalam bus, kereta, tutuplah nmuka
31
Bagaimana menghadiri suatu majlis atau pertemuan?
a. Duduk dikursi dengan tenang
1) Jangan menggoyang-goyangkan kursi
2) Jangan bersandar, terlebih-lebih dihadapan orang tua
atau yang lebih tinggi martabatnya dari kita
3) Tundukan muka sedikit
4) Perhatikan dengan sepenuh hati
5) Lihat mulutnya perhatikan dengan sebaik-baiknya
b. Kurang sopan dihadapan majlis
1) Membersihkan kaki
2) Membersihkan telinga
3) Membersihkan mata
4) Mengorek hidung
5) Membuang ingus
6) Membuang angin (kentut), Meludah
7) Membuang abu rokok tidak pada tempatnya
8) Menguap, mulut terbuka luas, berbunyi keras
9) Bersendawa dengan dipaksa-paksa dan dibesarbesarkan, menggeliat, menunjuk-nunjuk.
Berterima kasih
•
Harus mudah dan murah.
•
Berterima kasih kepada siapa saja yang berbaik
hati kepada kita.
•
Ditolong walau pertolongan itui kecil/ sedikit,
dipinjami sesuatau, ditawari makanan. Bahkan
diberi ucapan terima kasihpun, balaslah denga
ucapan terima kasih.
32
Pendidikan Rasul SAW Tentang Prilaku Hidup Sehat
‫اﻝﻨظﺎﻓﺔ ﻤن اﻹﻴﻤﺎن‬
Kebersihan Sebagian dari Iman
Slogan kebersihan merupakan sebagian dari iman telah diwujudkan dalam
bentuk perintah agama, dalam Islam kebersihan merupakan syarat keimanan, serta
menjadikan kebersihan (kebersihan sempurna dari najis maupun hadats) sebagai
syarat dari amaliah peribadahan seperti shalat dan thawaf.
Rasul SAW bersabda:
‫ وﺳﺒﺤﺎن اﷲ واﳊﻤﺪ ﷲ ﲤﻶن أو ﲤﻸ ﻣﺎ ﺑﲔ اﻟﺴﻤﺎوات‬،‫ واﳊﻤﺪ ﷲ ﲤﻸ اﳌﻴﺰان‬،‫اﻟﻄﻬﻮر ﺷﻄﺮ اﻹﳝﺎن‬
،‫ ﻛﻞ اﻟﻨﺎس ﻳﻐﺪو‬،‫ واﻟﻘﺮآن ﺣﺠﺔ ﻟﻚ أو ﻋﻠﻴﻚ‬،‫ واﻟﺼﱪ ﺿﻴﺎء‬،‫ واﻟﺼﺪﻗﺔ ﺑﺮﻫﺎن‬،‫ واﻟﺼﻼة ﻧﻮر‬،‫واﻷرض‬
‫ﻓﺒﺎﺋﻊ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻤﻌﺘﻘﻬﺎ أو ﻣﻮﺑﻘﻬﺎ رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬
“Kebersihan adalah syarat iman, kalimat al-hamdulillah memenuhi timbangan,
kalimat subhanallah wa al-hamdulilah, keduanya memenuhi apa yang ada di langit
dan di bumi. Shalat adalah cahaya, shadaqah adalah petunjuk, shabar adalah sinar,
dan al-Qur’an adalah hujjah bagimu dan terhadapmu, semua orang senantiasa
bepergian di pagi hari, mereka menjual dirinya kepada Allah (dengan berbuat
ketaatan dan amal sholeh), maka Allah-pun akan membebaskannya hari itu, dan
yang menjual bukan kepada Allah (dengan berbuat apa-apa yang dilarang oleh
Allah), maka orang itu merugi.12 (HR. Muslim).
Sejalan dengan slogan di atas di Indonesia dibuat slogan “bersih pangkal
sehat.” Keduanya menunjukkan bahwa masalah kesehatan yang paling utama adalah
masalah kebersihan. Kalau dijabarkan lebih rinci lagi akan terlihatlah betapa banyak
kegiatan kita yang berhubungan dengan kesehatan dalam hidup sehari-hari.
Rasul SAW Bersabda:
،‫ ﺟﻮاد ﳛﺐ اﳉﻮد‬. ‫ ﻛﺮﱘ ﳛﺐ اﻟﻜﺮم‬.‫ ﻧﻈﻴﻒ ﳛﺐ اﻟﻨﻈﺎﻓﺔ‬. ‫إن اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻃﻴﺐ ﳛﺐ اﻟﻄﻴﺐ‬
‫ﻓﻨﻈﻔﻮا أﻓﻨﻴﺘﻜﻢ وﻻ ﺗﺘﺸﺒﻬﻮا ﺑﺎﻟﻴﻬﻮد‬
“Sesungguhnya Allah SWT itu Baik dan menyukai kebaikan, Bersih dan menyukai
kebersihan, Mulia dan menyukai kemuliaan,
Dermawan dan menyukai
33
kedermawanan, maka bersihkanlah
meniru orang Yahudi.”13
halaman rumah kamu sekalian, dan jangan
8) Kebersihan dan Kesehatan Pribadi
Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi adalah salah satu pengetahuan
yang harus dimiliki setiap individu, untuk itu sejak usia dini anak-anak harus
mengetahui tata cara hidup sehat baik di sekolah maupun di rumah. Dari
pengetahuan tersebut diharapkan anak-anak mulai dari usia sekolah hingga
dewasa kelak dapat meningkatkan taraf kesehatannya ke tingkat yang lebih baik
melalui peningkatan taraf kebersihan dan kesehatan pribadi.
Upaya memperkenalkan kebersihan dan kesehatan pribadi tersebut bertujuan
untuk:
•
•
•
Meningkatkan pengetahuan masyarakat (terutama anak usia sekolah)
mengenai masalah kebersihan dan hubungannya dengan kesehatan
perseorangan, kesehatan keluarga, dan kesehatan masyarakat.
Mengubah sikap mental mereka ke arah positif yang akan mendorong
mereka agar secara sadar mencintai kebersihan, berbuat dan
berperilaku sehari-hari sesuai dengan prinsip hidup bersih dan sehat.
Meningkatkan ketrampilan yang akan memungkinkan mereka memiiki
kemampuan untuk hidup bersih, baik untuk dirinya sendiri maupun
untuk kepentingan keluarga dan lingkungannya.
Dalam usaha peningkatan kesehatan, masalah kebiasaan hidup
bersih, menyenangi kebersihan dan keserasian harus ditanamkan sejak dini,
yaitu sejak dari kelas satu SD/MI, bahkan sejak di taman kanak-kanak (pra
sekolah). Upaya pertama dan yang paling utama agar seseorang dapat tetap
dalam keadaan sehat adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan diri
sendiri, bahkan agama sangat memperhatikan kesehatan pribadi antara lain
dengan adanya aturan bersuci, makan dan minum serta adanya pengaturan
dispensasi pelaksanaan ibadah bagi orang sakit. Upaya menjaga kebersihan
dan kesehatan diri sendiri sebenamya bukanlah hal yang mudah namun
bukan pula hal yang terlalu sulit untuk dilaksanakan.
34
"Kebersihan sebagian dari iman,” “Kebersihan pangkal kesehatan"
slogan tersebut tidak dapat lagi kita pungkiri kebenarannya, oleh sebab itu
hendaknya setiap orang harus selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan taraf kebersihan pribadinya, antara lain dengan cara:
1) Membiasakan Hidup Bersih dan Sehat
Kebiasaan yang baik maupun buruk, biasanya terjadi tanpa disadari
oleh yang memiliki kebiasaan itu. Hal ini disebabkan karena kebiasaan adalah
merupakan hal yang terbentuk dalam jangka waktu yang cukup lama, maka
akhimya kebiasaan tersebut seolah-olah telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari orang yang memilikinya.
Contoh kebiasaan negatif (buruk) misalnya, meludah atau membuang
sampah di sembarang tempat, menggigit-gigit jari atau benda dan mengedipngedipkan mata. Sedangkan contoh kebiasaan positif (baik) misalnya, teliti
dalam memilih sesuatu, selalu tepat pada waktunya (tidur, bangun pagi,
berangkat ke sekolah, atau berolahraga) dan melakukan aktivitas jasmani
secara teratur. Kebiasaan yang telah terbentuk dan menjadi bagian dari
kehidupan schari-hari sangat sukar dirubah. Mengingat peranan kebiasaan
dalam kehidupan itu sangat besar, maka upaya menanamkan sikap hidup
bersih dan sehat sedini mungkin merupakan salah satu upaya penpelatihanan
yang harus dilaksanakan baik di sekolah maupun di luar sekolah termasuk di
rumah tangga.
Rasulullah SAW mengajarkan pola hidup seperti ini dengan
mengajarkan beberapa adab sopan santun dalam membuang hajat misalnya.
‫ رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬.‫اﺗﻘﻮا اﻟﻼﻋﻨﲔ اﻟﺬى ﻳﺘﺨﻠﻰ ﰱ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﻨﺎس أو ﻇﻠﻬﻢ‬
“Hindarilah dua hal yang bisa membuat dicela orang, yaitu orang yang buang
hajat di jalan atau di tempat berteduh.” (HR. Muslim).
Sebagaimana Rasul SAW juga senantiasa memotivasi ummatnya
untuk berwudlu, dan menjaga kebersihan dengan berwudlu, dalam berbagai
kegiatan, sebelum makan, sesudah makan, sebelum tidur, mengobati marah,
dan banyak lagi anjuran untuk wudlu di luar wudlu untuk shalat.
‫ ﻓﺈن ﻗﻌﺪ ﻗﻌﺪ‬،‫إذا ﺗﻮﺿﺄ اﻟﺮﺟﻞ اﳌﺴﻠﻢ ﺧﺮﺟﺖ ذﻧﻮﺑﻪ ﻣﻦ ﲰﻌﻪ وﺑﺼﺮﻩ وﻳﺪﻳﻪ ورﺟﻠﻴﻪ‬."
"‫ﻣﻐﻔﻮرا ﻟﻪ‬
ً
“Jika seseorang berwudlu maka keluarlah dosa-dosa dari pendengarannya,
penglihatannya, kedua tangannya dan dari kedua kakinya, jika ia duduk,
maka duduknya sudah dalam keadaan diampuni dosanya.”14
35
15
‫ﺑﺮﻛﺔ اﻟﻄﻌﺎم اﻟﻮﺿﻮء ﻗﺒﻠﻪ واﻟﻮﺿﻮء ﺑﻌﺪﻩ‬:‫روى ﻋﻦ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ أﻧﻪ ﻗﺎل‬
Diriwayatkan dari Rasul SAW beliau bersabda: “Barakahnya makanan adalah
dengan wudlu sebelum dan sesudahnya (sesudah memakannya).”
2) Upaya Mencegah Penyakit
Sebagian besar penyakit telah diketahui penyebabnya, cara
pencegahan, cara penularannya, cara perawatan bagi penderitanya, cara
pengobatannya.
Pengetahuan tersebut telah menyelamatkan dan
memperpanjang hidup, berjuta-juta manusia di dunia. Namun keberhasilan
itu tidak selalu dicapai dengan mudah. Menderita atau mengidap suatu
penyakit selalu identik dengan penderitaan dan sumber kerugian baik berupa
waktu, uang, maupuri harta benda. Bahkan untuk orang yang lalai sehingga
penyakit yang sebenamya (dapat dihindari sudah terlanjur menjangkitinya
dan untuk kelalaiannya itu ia harus membayar mahal, bahkan mungkin
dengan nyawanya sendiri.
Mencegah selalu lebih mudah dan murah dari pada mengobati, oleh karena
itu penting sekali mengusahakan agar setiap orang dapat berbuat dan
melakukan usaha pencegahan antara lain seperti tersebut di bawah ini :
(1) Memelihara dan meningkatkan kebersihan, serta menjauhkan
diri dari sumber penyakit sehingga terhindar dari penularan
(2) Memeriksakan kesehatan diri pribadi secara teratur dalam
jangka waktu tertentu, sekurang-kurangnya dua kali dalam
setahun
(3) Mempertinggi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit,
misalnya dengan jalan pengebalan (vaksinasi) dan selalu
makan-makanan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan.
(4) Mempertinggi dan memelihara tingkat kesegaran jasmani
dengan cara berolahraga/ latihan fisik,berekreasi dan
beristirahat secukupnya.
Langkah-langkah pencegahan di atas, di samping jauh lebih mudah
dari pada mengobati, juga jauh lebih murah, bahkan ada yang dapat
dilakukan tanpa memerlukan biaya sama sekali misalnya, jalan atau lari pagi,
dalam rangka meningkatkan dan memelihara tingkat kesegaran jasmani.
Sabda Rasul SAW berkenaan dengan gerak yang teratur dan cukup (olah
raga) seperti dikutip oleh Syamsuddin Muhammad Bin Abi Bakar:
‫ ﻋﻠﻴﻚ‬:‫ ﻳﻀﺮب ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻋﻘﺪة‬,‫ﻳﻌﻘﺪ اﻟﺸﻴﻄﺎن ﻋﻠﻰ ﻗﺎﻓﻴﺔ أﺣﺪﻛﻢ –إذا ﻫﻮ ﻧﺎم―ﺛﻼث ﻋﻘﺪ‬
.‫ اﳓﻠﺖ ﻋﻘﺪة ﺛﺎﻧﻴﺔ‬:‫ ﻓﺈن ﺗﻮﺿﺄ‬.‫ اﷲ اﳓﻠﺖ ﻋﻘﺪة‬:‫ ﻓﺬﻛﺮ اﷲ‬,‫ ﻓﺈن ﻫﻮ اﺳﺘﻴﻘﻆ‬.‫ﻟﻴﻞ ﻃﻮﻳﻞ ﻓﺎرﻗﺪ‬
36
‫ أﺻﺒﺢ ﺧﺒﻴﺚ اﻟﻨﻔﺲ‬:‫ و إن ﻻ‬.‫ ﻓﺄﺻﺒﺢ ﻧﺸﻴﻄﺎ ﻃﻴﺐ اﻟﻨﻔﺲ‬,‫ اﳓﻠﺖ ﻋﻘﺪﻩ ﻛﻠﻬﺎ‬: ‫ﻓﺈن ﺻﻠﻰ‬
(‫ )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬.‫ﻛﺴﻼن‬
“Setan mengikat kepala seseorang di antara kamu –jika sedang tidur—tiga
ikatan, pada setiap ikatan setan mengatakan: ‘kamu punya malam yang
panjang, tidurlah!’ Jika orang itu bangun lalu menyebut nama Allah, maka
lepaslah satu ikatan, jika ia berwudlu, lepaslah ikatan yang kedua, jika ia
shalat, maka lepaslah semua ikatan. Maka pagi itu ia akan bersemangat dan
segar badannya, jika tidak, maka ia akan kusut dan malas. (HR. Bukhari dan
Muslim).16
Secara panjang lebar penulis al-Thib al-Nabawi menjelaskan manfaat
gerak yang teratur (olah raga) bagi kesehatan badan, serta bisa
menghilangkan penyakit, menghangatkan badan, semakin banyak suatu
organ tubuh bergerak, maka semakian kuatlah organ tersebut.17
9) Memelihara Kesehatan Pribadi
Peliharalah selalu kesehatan pribadi dengan sebaikbaiknya agar tubuh
tetap sehat, mulai dari pemeliharaan kesehatan kulit, kuku, rambut, mata,
hidung, telinga, mulut dan gigi serta pakaian.
Filman Allah dalam al-Qur’an:
ِ ِ  ‫ ِﺬﻳﻦ آَﻣﻨُﻮا إِذَا ﻗُﻤﺘُﻢ إِ َﱃ اﻟ‬‫ﻬﺎ اﻟ‬‫ﻳﺎ أَﻳـ‬
‫ﻮﻫ ُﻜ ْﻢ َوأَﻳْ ِﺪﻳَ ُﻜ ْﻢ إِ َﱃ اﻟْ َﻤَﺮاﻓِ ِﻖ َوا ْﻣ َﺴ ُﺤﻮا‬
َ ‫ﺼ َﻼة ﻓَﺎ ْﻏﺴﻠُﻮا ُو ُﺟ‬
َ َ
َ َ
ْ ْ
ِ ِ
ِ ْ ‫وﺳ ُﻜﻢ وأ َْر ُﺟﻠَ ُﻜﻢ إِ َﱃ اﻟْ َﻜ ْﻌﺒَـ‬
ٍ
َ ‫ﻬُﺮوا َوإِ ْن ُﻛْﻨﺘُ ْﻢ َﻣ ْﺮ‬ ‫ﲔ َوإِ ْن ُﻛْﻨﺘُ ْﻢ ُﺟﻨُﺒًﺎ ﻓَﺎﻃ‬
ْ
َ ْ ُ‫ﺑُﺮء‬
َ‫ﺿﻰ أ َْو َﻋﻠَﻰ َﺳ َﻔﺮ أ َْو َﺟﺎء‬
ِ
ِِ
ِ ِ ‫أ‬
‫ﺒًﺎ ﻓَ ْﺎﻣ َﺴ ُﺤﻮا‬‫ﺻﻌِ ًﻴﺪا ﻃَﻴ‬
َ ‫ﻤ ُﻤﻮا‬ َ‫ﺴﺎءَ ﻓَـﻠَ ْﻢ َﲡ ُﺪوا َﻣﺎءً ﻓَـﺘَـﻴ‬
َ
َ ‫َﺣ ٌﺪ ﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ ﻣ َﻦ اﻟْﻐَﺎﺋﻂ أ َْو َﻻ َﻣ ْﺴﺘُ ُﻢ اﻟﻨ‬
ِ ‫ﻪ ﻟِﻴﺠﻌﻞ ﻋﻠَﻴ ُﻜﻢ ِﻣﻦ ﺣﺮٍج وﻟَ ِﻜﻦ ﻳ ِﺮ‬‫ﻮﻫ ُﻜﻢ وأَﻳ ِﺪﻳ ُﻜﻢ ِﻣْﻨﻪ ﻣﺎ ﻳ ِﺮﻳﺪ اﻟﻠ‬
ِ
ِ ِِ
ُ ُ ْ َ َ َ ْ ْ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ ُ َ ُ ْ ْ َ ْ ‫ﺑُِﻮ ُﺟ‬
ُ‫ﻢ ﻧ ْﻌ َﻤﺘَﻪ‬ ‫ﻬَﺮُﻛ ْﻢ َوﻟﻴُﺘ‬ َ‫ﻳﺪ ﻟﻴُﻄ‬
‫ ُﻜ ْﻢ ﺗَ ْﺸ ُﻜُﺮو َن‬‫َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠ‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika
kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
37
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” QS.5:6.
Ayat di atas kalau dicermati merupakan anjuran kesehatan pribadi,
sebab dihubungkan dengan shalat, perintah shalat adalah perintah yang
merupakan kewajiban individual (fardu ain), dan shalat wajib dilaksanakan
lima kali sehari. Artinya ummat Islam membersihkan badannya, paling tidak
bagian-bagian tubuh anggota wudlu, minimal 5 (lima) kali sehari, mulai sejak
bangun tidur, waktu subuh, sampai sebelum ridur, waktu isya. Secara
kesehatan ini berarti bahwa seseorang harus menjaga kebersihan pribadinya
dengan antara lain:
1) Menjaga Kebersihan Kulit
Dalam menjaga dan memelihara kesehatan tubuh, kulit mempunyai
peranan yang penting agar tubuh tetap sehat. Oleh sebab itu kuiit harus
sehat pula. Kulit yang sehat akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik
untuk itu kulit perlu selalu dipelihara kebersihannya.Cara membersihkan kulit
secara keseluruhan umumnya dilakukan dengan mandi, karena mandi
berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan kulit;
menghilangkan bau keringat; merangsang peredaran darah dan syaraf, dan
mengembalikan kesegaran tubuh.
Cara mandi yang baik dan benar

Seluruh pernnukaan kulit disiram dengan air yang dipakai untuk mandi

Seluruh permukaan tubuh/kulit disabun dan digosok untuk
menghilangkan kotoran yang menempel di kulit terutama pada bagian yang
lembab dan bagian yang berlemak (lipatan telinga, mata kaki, ketiak, lipaan
paha, jari kakiltangan dan muka) sampai kotoran hilang.

Setelah digosok dan disabun, seluruh permukaan kulit/tubuh
kemudian disiram dengan air bersih sampai semua sisa sabun yang
menempel di kulit terbuang.

Keringkan seluruh permukaan tubuh/kulit dengan handuk pribadi yang
bersih dan kering.
Aisyah RA menjelaskan cara mandi Rasul SAW sebagai berikut:
38
‫ ﰒ ﻳﻔﺮغ ﺑﻴﻤﻴﻨﻪ ﻋﻠﻰ ﴰﺎﻟﻪ ﻓﻴﻐﺴﻞ‬,‫ﻛﺎن رﺳﻮل اﷲ إذا إﻏﺘﺴﻞ ﻣﻦ اﳉﻨﺎﺑﺔ ﻳﺒﺪأ ﻓﻴﻐﺴﻞ ﻳﺪﻳﻪ‬
‫ ﰒ ﺣﻔﻦ ﻋﻠﻰ رأﺳﻪ ﺛﻼث‬, ‫ ﰒ ﻳﺄﺧﺬ اﳌﺎء ﻓﻴﺪﺧﻞ أﺻﺎﺑﻌﻪ ﰱ أﺻﻮل اﻟﺸﻌﺮ‬, ‫ ﰒ ﻳﺘﻮﺿﺄ‬, ‫ﻓﺮﺟﻪ‬
‫ ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬.‫ﺣﻔﻨﺎت ﰒ أﻓﺎض ﻋﻠﻰ ﺳﺎﺋﺮ ﺟﺴﺪﻩ ﰒ ﻏﺴﻞ رﺟﻠﻴﻪ‬
“Rasulullah SAW jika mandi janabah, ia mulai dengan mencuci tangannya,
lalu menyiram badannya sebelah kanan, lalu sebelah kiri, lalu mencuci
farajnya, lalu berwudlu, kemudian mengambil air dan memasukkan jari-jari
tangannya ke sela-sela rambut, lalu mengambil air dengan telapak tangannya
disiramkan pada kepalanya tiga kali, lalu menyiram seluruh badannya,
kemudian mencuci kakinya.” (Hadits Mutafaq Alaih).
2) Memelihara kebersihan kuku
Kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman penyakit yang
selanjutnya dapat ditularkan kepada bagian tubuh yang lain, untuk itu baik
kuku jari tangan maupun jari kaki harus selalu dipelihara kebersihannya.
Ciri-ciri kuku yang baik adalah:
(1)
(2)
(3)
(4)
kuku tumbuh dengan baik;
kuat;
bersih, dan
halus.
Merawat kuku dapat dilakukan dengan memotong ujung kuku sampai
beberapa milimeter dari tempat perlekatan antara kuku dan kulit serta
potongan disesuaikan dengan bentuk ujung jari. Kemudian kikirlah tepi kuku
yang telah dipotong agar mejadi rapih dan tidak tajam. Setelah kuku
dipotong rapih sebaiknya dilanjutkan dengan pencucian.
Untuk mencuci kuku sebaiknya digunakan air hangat, kotoran yang
ada di bawah kuku dibersihkan dengan sikat sampai bersih seluruhnya
setelah itu keringkan dengan lap atau handuk kecil yang kering dan bersih.
3) Memelihara Kebersihan Rambut
Menjaga kebersihan atau pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
(1) Pencucian Rambut
(2) Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung kepada tebal atau
tipisnya rambut, semakin tebal harus pula semakin sering dicuci;
39
(3) Lingkungan atau tempat berbeda seseorang, misalnya pada
lingkungan yang berdebu orang tersebut harus sering mencuci
rambutnya;
(4) Seseorang yang sering memakai minyak rambut harus pula sering
mencuci rambutnya.
Adapun cara-cara mencuci rambut adalah seperti berikut:
a. Rambut dicuci dengan menggunakan bahan pembersih seperti
shampo, paling sedikit dua kali seminggu secara teratur.
b. Rambut disiram dengan air yang bersih kemudian digosok dengan
menggunakan bahan pembersih tadi.
c. Seluruh bagian rambut dan permukaan kulit kepala digosok dan
dipijat-pijat agar kotoran yang melekat dapat terlepas dan
selanjutnya dibilas dengan air bersih.
d. Bila rambut masih dirasa kotor gosoklah dengan bahan pembersih
kembali, kemudian dibilas berkali-kali dengan air bersih sampai
rambut terasa bersih (cirinya rambut terasa kasat)
e. Selanjutnya rambut dikeringkan dengan handuk yang bersih
f. Pemangkasan dan Penyisiran Rambut
• Untuk anak perempuan
Pada waktu-waktu tertentu (misalnya 3 bulan atau 6 bulan
sekaii) rambut sebaiknya dipotong atau dipangkas sesuai
dengan bentuk kepala dan selera atau model. yang diinginkan.
•
Untuk anak laki-laki
Pada anak laki-laki memangkas rambutnya cukup I kali
sebulan atau menurut keadaan. Selanjutnya rambut disisir
dengan rapih supaya tidak kusut dan mudah dirawat.
4) Memelihara Kebersihan dan Kesehatan Mata
a) Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari
b) Sewaktu-waktu sebaiknya dibersihkan menggunakan kapas yang
dibasahi boorwater 3% atau,air yang sudah dimasak. Caranya, ialah
dengan menyapukan kapas mulai dari pinggir terus ke arah tengah
(menuju hidung). Lakukan hal ini berulang-ulang sampai mata bersih.
c) Jangan menggosok'mata dengan tangan yang kotor, kain atau
saputangan yang kotor atau saputangan orang lain.
d) Periksakan mata dalam setahun sekaii.
e) Biasakan membaca pada. tempat yang cukup terang dengan jarak
mata dengan objek yang dibaca tidak kurang dari 30 em.
f) Biasakan makan makanan yang. banyak mengandung vitamin A.
g) Berikan istirahat secukupnya bila telah melakukan pekerjaan yang
melelahkan mata.
5) Memelihara Kebersihan Mulut dan Gigi
Ingat hadits Rasul SAW tentang anjuran berwudlu sebelum dan sesudah
makan.
‫ﺑﺮﻛﺔ اﻟﻄﻌﺎم اﻟﻮﺿﻮء ﻗﺒﻠﻪ واﻟﻮﺿﻮء ﺑﻌﺪﻩ‬
“Berkahnya suatu makanan itu apa bila berwudlu sesudah dan sebelum
makannya.”
40
Dalam sabdanya yang lain:
. ‫ أوﺻﺎﱐ ﺑﺎﻟﺴﻮاك‬‫ َﻣﺎ ﺟﺎءﱐ ﺟﱪﻳﻞ إِﻻ‬. ‫ ﻣﺮﺿﺎة ﻟﻠﺮب‬،‫ﻓﺈن اﻟﺴﻮاك ﻣﻄﻬﺮة ﻟﻠﻔﻢ‬. ‫ﺗﺴﻮﻛﻮا‬
ِ
‫ع َ◌ﱃ أﻣﱵ‬
َ ‫ وﻟﻮﻻ أﱐ أﺧﺎف أَن أﺷﻖ‬. ‫ﱴ ﻟﻘﺪ ﺧﺸﻴﺖ أَن ﻳﻔﺮض َﻋﻠ ّﻲ وﻋﻠﻰ أﻣﱵ‬ ‫َﺣ‬
‫ﱴ ﻟﻘﺪ ﺧﺸﻴﺖ أَن أﺣﻔﻲ ﻣﻘﺎدم ﻓﻤﻲ‬ ‫ وإﱐ ﻷﺳﺘﺎك َﺣ‬،‫ﻟﻔﺮﺿﺘﻪ ﳍﻢ‬
“Bersiwaklah kalian, karena siwak (menyikat gigi) dapat membersihkan mulut
dan diridlai Tuhan, tidaklah malaikat Jibril datang kepadaku, selain selalu
menasihatiku agar bersiwak, hingga aku takut kalau-kalau siwak itu
diwajibkan padaku dan kepada ummatku, andaikan aku tidak takut
membebani ummatku, niscaya aku mewajibkannya terhadap mereka, dan
aku selalu bersiwak, sampai-sampai aku khawatir menyembunyikan
mulutku.”18
Mulut termasuk lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencernaan
makanan. Mulut berupa suatu rongga yang dibatasi oleh jaringan lemak, di
bagian belakang berhubungan dengan tenggorokan dan di depan ditutup
oleh bibir.
Gigi terdiri dari jaringan keras, terdapat pada rahang atas dan rahang bawah.
Mulut dan gigi merupakan satu kesatuan karena gigi terdapat di rongga
mulut. Dengan membersihkan gigi berarti kita selalu membersihkan rongga
mulut dari sisa-sisa makanan yang biasanya tertinggal di antara gigi atau
pada gusi gigi.
Antara gigi serta gusi ini harus lebih diperhatikan,
kebersihannya.
•
•
•
Untuk membersihkan celah-celah antara gigi yang terbaik
adalah dengan mempergunakan benang gigi, setelah itu baru
dengan sikat gigi.
Pada waktu menyikat atau menggosok gigi harus diingat
bahwa arah penyikatan yang baik adalah dari gusi
kepermukaan gigi, sehingga selain membersihkan gigi juga
dapat melakukan pengurutan terhidap gusi.
Disamping itu dapat pula dikombinasikan dengan gerakan
maju mundur menggosok dan penggosokkan dilakukan sampai
dirasakan bahwa semua bagian gigi telah bersih atau sudah
tersikat.
Setelah selesai disikat lakukan berkumur-kumur
dengan air bersih. Lebih baik lagi bila menggunakan air yang
sudah dimasak pada saat berkumur.
Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sesaat setelah selesai makan (makan
pagi) dan pada waktu malam ketika akan tidur dengan
menggunakan sikat pribadi dan jangan menggunakan sikat
gigi orang lain.
41
•
Sikat gigi yang digunakan sebaiknya bulu sikat tidak terlalu
keras dan tidak terlalu lunak; permukaan bulu sikat gigi rata;
kepala sikat gigi kecil., dan tangkai sikat gigi lurus.
6) Memakai Pakaian: Yang Bersih dan Serasi
Pakaian yang dimaksud di sini meliputi pakaian yang erat hubungannya
kesehatan seperti kemeja. shirt, baju, celana rok, kaos kaki, sepatu dan lainlain.
Pakaian berguna antara lain untuk melindungi kulit dari kotoran yang berasal
dari luar dan juga untuk membantu mengatur suhu tubuh, misainya pakaian
yang tebal dapat menahan atau menghalangi atau mengurangi tubuh dari
udara dingin, sehingga orang yang bersangkutan tetap merasa hangat
meskipun udara disekitarnya dingin. Disamping itu dapat pula mencegah
bibit penyakit masuk ke dalam tubuh, rnisalnya cacing tambang yang berada
di tanah lembab akan dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit telapak kaki.
Hal ini dapat dicegah bila memakai alas kaki (sepatu atau sendal).
Berkenaan dengan kebersihan pakaian dan rambut Rasul SAW pernah
mengomentari orang yang rambutnya kotor, dan orang yang pakaiannya
kotor.
: ‫وروى ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ أن اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ رأى رﺟﻼ أﺷﻌﺚ اﻟﺮأس ﻓﻘﺎل‬
‫ أﻣﺎ ﳚﺪ ﻫﺬا ﻣﺎ ﻳﻐﺴﻞ‬: ‫ ورأى آﺧﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﺛﻴﺎب وﺳﺨﺔ ﻓﻘﺎل‬,‫أﻣﺎ ﳚﺪ ﻫﺬا ﻣﺎ ﻳﺴﻜﻦ ﺑﻪ ﺷﻌﺮﻩ‬
.‫ﺛﻮﺑﻪ‬
‫ﺑﻪ‬
Diriwayatkan dari Jabi RA, “Bahwa Nabi SAW melihat seseorang yang
rambutnya terurai panjang kotor penuh debu, seraya berkata ‘ apa tidak
dipotong rambutnya,’ lalu melihat lagi seorang yang pakaiannya kotor, beliau
berkata, ‘apa tidak dicuci pakainnya?’ 19
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pakaian ini antara lain
sebagai berikut.
a. Pakaian hendaknya diganti
 setiap selesai mandi, dan
 bila kotor atau basah karena keringat atau kena air hujan.
b. Kenakan pakaian yang sesuai dengan ukuran tubuh.
c. Pakaian hendaknya dibedakan sesuai dengan keperluan antara lain:
(1) pakaian rumah,
42
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
pakaian sekolah,
pakaian untuk keluar rumah.
pakaian olahraga,
pakaian untuk rekreasi, resepsi atau pesta, dan pakaian tidur.
Pakaian yang telah dipakai keluar rumah hendaknya jangan dipakai
untuk tidur, karena kemungkinan terkena debu atau kotoran.
(7) Jangan dibiasakan memakai pakaian orang lain untuk mencegah
tertular penyakit (terutama penyakit kulit).
" ‫وا راغ‬
‫ر نا سا‬
‫ون‬
‫ن‬
"
ADA DUA NI’MAT YANG BANYAK
MEMPERDAYA ORANG; KESEHATAN DAN
KESEMPATAN (Hadits)
Menjaga kesehatan terletak pada:
• Pengaturan makan dan minum
• Pakaian
• Tempat tinggal (rumah dan lingkungan)
• Udara
• Tidur dan bangun tidur
• Gerak dan diam
Jika semuanya bisa diatur dengan adil dan seimbang akan
dapat memelihara kesehatan dengan kontinyu.
43
Tabel 1
Macam Penyakit
No
1
2
Macam Penyakit
Mental/ hati
Jasmani
Pencegahan
Perkuat Iman/ rajin ibadah20
Hindari sumber penyakit
Jaga kesehatan
Jaga kebersihan pakaian,
perabotan, dan lingkungan
Makanan:
• makan teratur
• mengunyah sampai halus/ tidak
membebani pencernaan
• makan sebatas keperluan
Tabel 2
Pokok Ajaran Islam Dan Ranah Kesehatan
No
1
Ajaran Agama
Rukun Iman
Ranah Kesehatan
Kesehatan mental
2
Rukun Islam
Kesehatan jasmani dan
rohani
3
Akhlak dan adab
Kesehatan
jasmani,
mental, dan lingkungan.
4
Thaharah /bersuci
Kesehatan jasmani dan
rohani serta lingkungan
Contoh
Percaya
diri,
optimis,
semangat, berpikir positif,
tidak sombong dll.
Gerak teratur dalam shalat,
semangat membagi dalam
zakat, kebersamaan dalam
haji, kesehatan pencernaan
dalam puasa.
Kesehatan
lingkungan,
kebersihan
pribadi,
kesopanan dan menghargai
orang lain.
Pemilihan air bersih, mandi,
wudlu, segar dan semangat,
kebersihan lingkungan.
Tabel 3
Tema-tema Kesehatan Menurut Islam
No
1
Al-Qur’an
QS.2:10
Tema Kesehatan
Penyakit Hati
2
QS.33:
Penyakit Hati
44
Bentuk
Keraguan, mendustakan
Pikiran negatif /syahwat
(pikiran kotor).
3
QS.3: 114. QS.9:71. dan
112
Kesehatan
Masyarakat/
sosial
Kesehatan Jasmani dan
Rohani
Makanan dan minuman
serta pakaian
4
QS.74:4-5
5
QS.7:31
6
QS.29:64
Kesehatan Mental
7
QS.5:6 dan ayat-ayat
thaharah lainnya
Kesehatan jasmani
45
Saling menyayangi, saling
menasehati
Bersih pakaian lahir dan
batin
Makan teratur dan tidak
berlebih
Pandangan hidup muslim
yang membuat ia tegar.
Cara pandang terhadap
dunia
Bersuci dan macamnya.
BAB III
Kesehatan Dalam Ajaran Islam
Setelah membaca bab ini, akan memahami
bersuci sebagai pendidikan kesehatan,
manfaat berbagai kegiatan ibadah bagi
kesehatan pribadi, lingkungan dan
kelompok.
Hubungan Bersuci dan Kesehatan
Islam sangat memperhatikan kesehatan dan pola hidup sehat, banyak
petunjuk dan arahan Rasul SAW tentang kesehatan. Ajaran tersebut merupakan
penjelasan sekaligus pengamalan dari pokok-pokok ajaran yang ada dalam alQur’an. Kemudian tercermin dalam kehidupan Rasul SAW dalam hubungan
dengan keluarganya (prilaku berkeluarga), dengan parasa shabat yang hidup
semasa dengan beliau (prilaku sosial), serta dalam praktek-praktek pendidikan
dan pengajaran yang dilakukan beliau, dialog-dialog tentang berbgai
permasalahan baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun kelompok.
Pada bab II telah dikemukakan beberapa pernyataan Rasul SAW yang
berhubungan erat dengan kesehatan. Melalui kutipan pernyataan tersebut
(hadits) dapat terpotret perhatian Islam terhadap kesehatan, yang kemudian
dikembangkan oleh para ulama dan dokter mulim.
Dalam konteks peribadahan para ulama merumuskan tata cara beribadah
yang berupa langkah-langkah beribadah, mulai dari cara bersuci (bab thaharah
dalam fiqih), kemudian gerakan dan bacaan dalam beribadah seperti shalat, dan
haji, tata cara berpuasa, dan zakat. Untuk menjelaskan sisi kesehatan dalam
berbagai peribadahan tersebut para ulama modern mengkaitkannya dengan
hikmah (manfaat) aktivitas ibdaha tersebut bagi kesehatan. Hal ini sejalan
dengan upaya para dokter (tabib) muslim yang mengumpulkan berbagai tema
kesehatan dari ajaran Islam serta perbuatan Nabi Muhammad SAW pada bidang
kesehatan. Banyak buku-buku yang disusun berkenaan dengan ini. Seperti alThib al-Nabawi oleh Syamsuddin Muhammad Bin Abi Abakar al-Zar’i al-Dimasyqi
(691-751 H). al-Qânûn fi al-Thib dan Kitab al-Syifâ, karya Ibnu Sina (980-1037
46
M) Al-Thib al-Nabawi karya Ibnu Qayim al-Jawziyah (1350 M) yang banyak
menjadi referensi kesehatan dalam Islam.
Untuk lebih mendekatkan ajaran-ajaran Islam dengan dimensi kesehatan,
pembahasan bab ini memakai sistimatika fiqhiyah dalam melihat kesehatan
dalam ajaran Islam. Sehingga diharapkan dapat memberi pengertian betapa
agungnya ajaran Islam dan dapat memberi pengaruh terhadap pelakunya tidak
saja pengaruh mental (maknawiyah/rohaniyah) tapi juga pengaruh lahiriyah
(jasmani). Bahwa amaliyah peribadahan tidak saja memberikan pahala, tapi juga
memberikan pendidikan prilaku hidup teratur, yang karenanya bisa banyak
menuai pahal; dunia akhirat.
1. Thaharah (Bersuci)
Secara bahasa thaharah berarti kebersihan(nazhafah). Menurut istilah,
usaha menghilangkan hadas atau membersihkan najis, atau tindakan
serupa seperti mandi kedua, ketiga, atau mandi sunah, memelihara wudlu
atau tayamum.21
Dasar dari thaharah ini firman Allah:
ِ ِ  ‫ ِﺬﻳﻦ آَﻣﻨُﻮا إِ َذا ﻗُﻤﺘُﻢ إِ َﱃ اﻟ‬‫ﻬﺎ اﻟ‬‫ﻳﺎ أَﻳـ‬
‫ﻮﻫ ُﻜ ْﻢ َوأَﻳْ ِﺪﻳَ ُﻜ ْﻢ إِ َﱃ اﻟْ َﻤَﺮاﻓِ ِﻖ َو ْاﻣ َﺴ ُﺤﻮا‬
َ ‫ﺼ َﻼة ﻓَﺎ ْﻏﺴﻠُﻮا ُو ُﺟ‬
َ َ
َ َ
ْ ْ
ِ ِ
ِ ْ ‫وﺳ ُﻜﻢ وأ َْر ُﺟﻠَ ُﻜﻢ إِ َﱃ اﻟْ َﻜ ْﻌﺒَـ‬
‫ﺿﻰ أ َْو َﻋﻠَﻰ َﺳ َﻔ ٍﺮ أ َْو‬
َ ‫ﻬُﺮوا َوإِ ْن ُﻛْﻨﺘُ ْﻢ َﻣ ْﺮ‬ ‫ﲔ َوإِ ْن ُﻛْﻨﺘُ ْﻢ ُﺟﻨُﺒًﺎ ﻓَﺎﻃ‬
ْ
َ ْ ُ‫ﺑُﺮء‬
ِ
ِ ِ ‫ﺟﺎء أ‬
ِِ
‫ﺒًﺎ‬‫ﺻﻌِ ًﻴﺪا ﻃَﻴ‬
َ ‫ﻤ ُﻤﻮا‬ َ‫ﺴﺎءَ ﻓَـﻠَ ْﻢ َﲡ ُﺪوا َﻣﺎءً ﻓَـﺘَـﻴ‬
َ ََ
َ ‫َﺣ ٌﺪ ﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ ﻣ َﻦ اﻟْﻐَﺎﺋﻂ أ َْو َﻻ َﻣ ْﺴﺘُ ُﻢ اﻟﻨ‬
ِ
ِ
ِ
‫ﻬَﺮُﻛ ْﻢ‬ َ‫ﻳﺪ ﻟِﻴُﻄ‬
ُ ‫ﻪُ ﻟَﻴ ْﺠ َﻌ َﻞ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ِﻣ ْﻦ َﺣَﺮٍج َوﻟَ ِﻜ ْﻦ ﻳُِﺮ‬‫ﻳﺪ اﻟﻠ‬
ُ ‫ﻓَ ْﺎﻣ َﺴ ُﺤﻮا ﺑُِﻮ ُﺟﻮﻫ ُﻜ ْﻢ َوأَﻳْﺪﻳ ُﻜ ْﻢ ِﻣْﻨﻪُ َﻣﺎ ﻳُِﺮ‬
‫ ُﻜ ْﻢ ﺗَ ْﺸ ُﻜُﺮو َن‬‫ﻢ ﻧِ ْﻌ َﻤﺘَﻪُ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠ‬ ِ‫َوﻟِﻴُﺘ‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.” QS.5:6.
.
47
Ayat ini merupakan dalil perintah untuk berwudlu sebelum shalat, dan
mandi bagi yang junub, serta pengecualian-pengecualian bagi yang sakit
atau kondisi tidak ada air. Lebih dalam dari sekedar pemahaman sebagai
sarat sahnya shalat, ayat ini bisa ditarik pada pemahaman sebagai
pendidikan kesehatan. Walaupun pertintahnya dikhususkan untuk shalat,
namun dapat dipahami semangat umumnya adalah semangat anjuran
kebersihan bagi kaum muslimin. Hal ini mengandung arti bahwa Islam
sangat memperhatikan kebersihan. Kalau dihitung jumlah shalat wajib
lima kali sehari, artinya kaum muslimin sudah membasuh seluruh anggota
badannya –secara minimalis—lima kali sehari. Dengan rentangan waktu,
bangun tidur, siang hari, sere hari, petang, dan malam hari. Belum lagi
jika ditambah dengan shalat-shalat sunnah di luar rawatib, seperti dhuha,
shalat malam dan lainnya. Maka aktivitas pembersihan anggota wudlu
menjadi bertambah.
Secara umum, perintah untuk thaharah dalam shalat, tidak terpisah
dari pembahasan-pembahasan perintah (ketentuan) lain seperti halal atau
haramnya makanan,
pernikahan, hubungan sosial antara sesama
ummat manusia. Semuanya satu tema yaitu ajaran agama. Pemisahan
bahwa shalat itu ibadah dan nikah itu muamalah, hanyalah pemisahan
pembahasan dalam fiqih (klasifikasi bab semata), untuk memudahkan
penjelasannya.22
Thaharah merupakan salah satu bagian dari
ajaran kesehatan dan hidup sehat dalam Islam.
Melalui pemahaman kepaduan ajaran agama tersebut, bisa ditarik
sesimpulan bahwa ajaran thaharah, berarti arahan betapa wajibnya
berbersih diri bagi setiap pribadi muslim. Dengan kata lain thaharah
merupakan salah satu bagian dari ajaran kesehatan dan hidup sehat
dalam Islam. Selanjutnya bisa dilihat ada beberapa perbuatan yang
menuntut berbersih (bersuci) bagi pelakunya dan oleh Islam diwajibkan
hukumnya, seperti mandi junub misalnya, mandi setelah haid bagi wanita,
serta setelah melahirkan. Adapun anjuran –anjuran lain untuk berwudlu,
tidak saja sebelum shalat atau thawaf, tapi sebelum dan sesudah makan
pun dianjurkan. Tentu saja lebih dari sekedar mencuci tangan seperti
yang dianjurkan para dokter, tapi membasuh seluruh anggota wudlu.
Dalam pengertian thaharah di atas ada disebutkan dua istilah; najis
dan hadas. Secara bahasa najis berupa benda-benda kotor yang
mengandung penyakit, dengan ciri-ciri berbagu busuk, seperti kotoran
manusia maupun binatang. Jadi kata najis menunjuk pada benda.
48
Sedangkan kata hadas, dalam bahasa kamus diartikan kotoran manusia,23
ahdatsa artinya buang air besar. Namun pengertian ini menjadi kabur
ketika dihubungkan dengan hukum wajibnya mandi junub, karena yang
mewajibkan mandi bukan buang air besar tapi perbuatan, jadi kata hadas
akan lebih tepat jika diartikan dengan kata kejadian atau perbuatan dari
sudut bahasa.24
Anjuran untuk berwudlu, tidak saja sebelum shalat atau
thawaf, tapi sebelum dan sesudah makan pun
dianjurkan. Tentu saja lebih dari sekedar mencuci
tangan seperti yang dianjurkan para dokter, tapi
membasuh seluruh anggota wudlu.
Dari penjelasan ini dapat dipahami bahwa thaharah, mencakup bukan
saja membersihkan benda-benda najis, tapi juga membersihkan diri
seusai “perbuatan” yang bisa mengakibatkan kotornya badan apakah
karena benda najis atau bukan najis seperti keringat, atau mengandung
arti teraphis (pengobatan) seperti anjuran mengobati marah dengan
wudlu, membangkitkan semangat dengan wudlu atau mandi, supaya
badan segar.
2. Air
Mengenali bebagai air yang ada di sekitar kita; air hujan, air laut, air
sungai, air sumur, air mata air, air salju dan air embun. Ketujuh macam
air ini bisa dipakai bersuci, dan dapat membersihkan hadas dan najis.
Bagian air, air yang suci dan mensucikan, tidak makruh memakainya,
suci dan mensucikan namun makruh memakainya seperti air yang
terjemurmatahari. air yang suci tidak mensucikan, air suci namun tidak
mensucikan, yaitu air yang sudah dipakai bersuci, air yang bercampur
dengan campuran lain yang bersih; air tersebut bersih, namun tidak bisa
dipakai bersuci.25
Air merupakan sarana bersuci yang utama, jika tidak ada air bisa
dilakukan dengan menggunakan alternatif lain seperti batu, atau benda
kasar lainnya dalam membersihkan najis, sedangkan utuk membersihkan
hadasnya dengan tayamum.
3. Mandi
Salah satu kegiatan yang biasa dilakukan oleh manusia modern,
adalah mandi, menyirami seluruh badan dengan air untuk
membersihkannya dari berbagai kotoran yang menempel di badan. Dalam
istilah bahasa Arab disebut al-guslu, ada kata lain seperti dalam wudlu
atau dalam mandi yang juga dipakai yaitu mashu artinya mengusap-
49
ngusap bagian anggota badan dengan air. Perbedaannya kalau kata gusl
lebih serius dan termasuk didalamnya kegiatan mencuci, seperti dalam
istilah wudlu, mencuci kaki (gaslu rjlaini) dan mengusap kepala (mashu
al-ra’si). Jadi dengan pemilihan istilah al-gaslu saja sudah diketahui
artinya bahwa mandi lebih sempurna dari sekedar mengusap badan dan
mengalirkan air kepada seluruh tubuh. Termasuk di dalamnya –masa
sekarang—memakai sabun, menghilangkan daki dengan menggosokgosok anggota badan supaya bersih.
Ada beberapa perbuatan atau kejadian yang diwajibkan mandi
sesudahnya;
• bersetubuh,
• keluar mani dan
• mati, ini berlaku bagi laki-laki dan wanita.
Sedangkan yang khusus bagi wanita antara lain:
• haid,
• nifas, dan
• melahirkan (wiladah).
Selain mandi yang sifatnya wajib, dalam Islam ada beberapa mandi yang
disunahkan;
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Sebelum shalat Jum’at.
Shalat hari raya idul fitri dan idul adha.
Shalat istisqa.
Shalat gerhana matahari.
Shalat gerhana bulan.
Setelah memandikan mayat.
Orang kafir yang baru masuk Islam.
Orang yang baru sembuh dari gila.
Orang yang baru sadar dari pingsan.
Mau melaksanakan ihram.
Masuk kota Mekah.
Wuquf di Arafah.
Sebelum melempar jumrah.
Sebelum thawaf.26
Kalau diperhatikan hal-hal yang mewajibkan mandi di atas bisa dilihat
bahwa semuanya berhubungan erat dengan kondisi badan yang kotor,
kemudian yang disunahkan berhubungan dengan situasi pertemuan
dengan orang banyak, ada juga yang berhubungan dengan kondisi badan
kotor, seperti sembuh dari gila atau pingsan. Selain kondisi fisik seperti
itu, sunah atau wajibnya mandi berkaitan dengan perlunya pemulihan
suasana, kesegaran badan, dan kepercayaan diri. Dengan begitu bisa
dikatakan bahwa mandi merupakan kebutuhan jasmani untuk
memulihkan kesegaran, membersihkan badan dari kotoran, dan
melahirkan percaya diri bila bertemu dengan orang banyak. Sunah mandi
ketika memasuki kota Mekah, bisa dipahami sebagai sunah mandi jika
50
sampai pada kota tujuan dalam bepergian; artinya membersihkan debu
yang menempel dibadan, sisa-sisa endapan keringat (sumber penyakit
kulit) serta menghilangkan kelusuhan dan rasa lelah.
Kemudian hukum wajib dan sunah mandi sebagaimana dikumpulkan
oleh para ulama di atas tidak berarti menghilangkan tradisi hidup sehat
yang diajarkan; mandi pagi dan sore hari misalnya. Tapi lebih dipahami
sebagai
4. Wudlu
Untuk mensucikan diri dari hadats kecil dengan cara berwudlu, wudlu
merupakan kunci dari shalat, tata cara berwudlu yang baik dan benar:
1) Bacalah basmalah, cucilah kedua tangan dengan bersih,lalu
berkumur tiga kali hingga bersih sisa makanan di mulut.
2) Tampung air dari kran kemudian basuh wajah hingga benarbenar bersih tiga kali.
3) Basuh dua tangan dan lengan sampai sikut tiga kali.
4) Basahi kedua tangan usap kepala (rambut) tiga kali.
5) Basahi tangan untuk membasuh telinga bagian dalam dan luar,
tiga kali.
6) Ccuci kedua kaki sampai mata kaki, hingga benar-benar bersih
tiga kali.
7) Baca doa sesudah wudlu.
Langkah-langkah wudlu di atas merupakan cara berwudlu yang
benar, semua gerakan tersebut secara fiqih memiliki derajat hukum yang
berbeda. Ada yang dikuhumi sunnah, ada yang wajib, di sini sengaja
tidak dibedakan untuk tersosialisasinya tata cara wudlu yang benar.
Selain itu ada beberapa catatan berkenaan dengan wudlu maupun mandi
yaitu membersihkan jenggut bagi mereka yang memiliki jenggot panjang.
Mengurut-urut bagian badan yang kotor dengan maksud membersihkan
daki-daki yang menempel di badan.
Memperhatikan langkah dan anggota wudlu di atas, bisa dilihat
esensi wudlu adalah kegiatan membersihkan anggota badan yang relatif
terbuka dan memungkinkan terkena kotoran lebih banyak. Wilayah
tangan, lebih banyak bersentuhan dengan benda-benda yang belum
tentu bersih, berkumur juga merupakan cara membersihkan mulut
(kesehatan mulut), pada bab II telah dibicarakan betapa besar perhatian
Rasul SAW terhadap berkumur dan menyikat gigi. Artinya akan lebih baik
jika menyikat gigi dilakukan pada setiap sebelum wudlu. Kemudian
tambahan lain juga seperti membersihkan hidung.
«‫أن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل »ﻣﻦ ﺗﻮﺿﺄ ﻓﻠﻴﺴﺘﻨﺸﻖ‬
“Barang siapa yang berwudlu hendaknya membersihkan hidung.” (HR
Bukhari dan Muslim).
51
,‫ أﺧﺬ ﻛﻔﺎً ﻣﻦ ﻣﺎء ﻓﺄدﺧﻠﻪ ﺗﺤﺖ ﺣﻨﻜﻪ ﻳﺨﻠﻞ ﺑﻪ ﻟﺤﻴﺘﻪ‬,‫ﻋﻦ أﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ أن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻛﺎن إذا ﺗﻮﺿﺄ‬
,‫وﻗﺎل »ﻫﻜﺬا أﻣﺮﻧﻲ ﺑﻪ رﺑﻲ ﻋﺰ وﺟﻞ« ﺗﻔﺮد ﺑﻪ أﺑﻮ داود‬
“Dari Anas Ibn Malik diriwayatkan bahwa Rasul SAW apabila berwudlu
mengambil air di tangannya lalu memasukan kebawah dagunya untuk
menyelai janggutnya (memebrsihkan janggut) seraya bersabda:
“beginilah Allah menyuruhku (berwudlu). (Riwayat Abu Daud).
5. Istinja
Amaliah sehari-hari dalam bersuci adalah membersihkan kotoran
setelah buang hajat besar maupun kecil dengan air; membersihkan sisasisa kotoran yang menempel setelah buang air besar atau kecil, dalam
bahasa fiqih disebut istinja.
Kegiatan dalam ajaran Islam dimasukkan sebagai syarat sahnya
shalat, jadi badan harus bersih dari kemungkinan adanya sisa kotoran
yang melekat di badan. Bila dilihat dari sudut kesehatan, nampak betapa
hati-hatinya Islam memperhatikan masalah kebersihan jasmani, sampaisampai semua kegiatan kebersihan menjadi syarat sahnya shalat, mulai
dari kebersihan badan, kebersihan tempat, dan kebersihan pakaian yang
dipakai.
6. Ijalah Najasah
Membersihkan kotoran yang menempel di badan maupun di pakaian
atau peralatarn rumah tangga serta tempat-tempat tertentu seperti
tempat shalat (mesjid) dan lainnya. Yang dimaksud najis adalah semua
benda yang kotor (menjijikan). Secara syariat najis adalah semua benda
yang haram dimakan (padahal memungkin).
Stiap yang keluar dari dua lubang (depan atau belakang) seperti air
kencing, adalah najis. Semua bangkai najis, kecuali bangkai ikan dan
manusia. Semua yang memabukan adalah najis. Kotoran binatang juga
najis.27
Bila dilihat dari benda-benda yang dihukumi sebagai najis (benda cair
maupun padat) yerlihat bahwa semuanya mengandung penyakit dan bisa
menimbulkan penyakit. Seperti bangkai binatang misalnya, jika tidak
dibuang akan mengotori lingkungan serta menimbulkan bau busuk yang
bisa dihirup dan mengakibatkan berbagai penyakit. Proses pembusukan
bangkai juga mengakibatkan munculnya binatang-binatang kecil yang
selalin menjijikan juga.
Maka kegiatan membersihkan najis, berarti kegiatan membersihkan
badan, juga lingkungan dan peralatan rumah tangga supaya bersih dan
terbebas dari sumber penyakit. Tata cara pembersihan najis tersebut
diatur sedemikian rupa, jika najisnya ringan cukup dengan memercikan
52
air, tapi jika sedang, cukup dengan mencucinya sampai bersih , jika
najisnya dinilai berat dan banyak mengandung bahaya, seperti jilatan
anjing atau babi, pensuciannya sampai tujuh kali dengan diawali oleh
tanah.
membersihkan najis, berarti
kegiatan membersihkan badan, juga
lingkungan dan peralatan rumah
tangga supaya bersih dan terbebas
dari sumber penyakit
Shalat dan Kesehatan
Seorang dokter lulusan Universitas Airlangga Surabaya menemukan temuan
baru dalam penelitiannya. Ia menemukan bahwa shalat tahajud, yaitu shalat
yang dilakukan dini hari oleh umat Islam —shalat adalah salah satu bentuk
meditasi— yang dilakukan secara rutin bisa mencegah seseorang dari serangan
berbagai penyakit. Shalat bisa mencegah naik turunnya hormon kortisol yang
berperan sebagai indikator stres. Sedangkan stres merupakan salah satu faktor
utama pemicu penyakit, termasukkanker.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa jika seseorang melakukan shalat
tahajud delapan rakaat dan membaca wirid (berdzikir) 200 kali setiap hari pukul
02:00 – 03:30 dini hari, kondisi batin mereka relatif tenang dan stabil.
Ketenangan bisa membuat hormon kortisol mereka rendah, yang berarti tidak
terkena stres. Seorang ahli kanker dari Surabaya juga sependapat bahwa shalat
bisa meningkatkan respons imun (kekebalan) tubuh terhadap penyakit.28
Shalat sebagai komunikasi ruhaniah antara manusia dan Allah SWT, dalam
sahalat, manusia memuji Allah, mengagungkan dan memohon kepada-Nya.
Hadits berikut menjelaskan bahwa Shalat dibagi dua; antara Allah SWT dan
manusia.
‫ﻗﺴﻤﺖ اﻟﺼﻼة ﺑﻴﲏ وﺑﲔ ﻋﺒﺪي ﻧﺼﻔﲔ ﻓﻨﺼﻔﻬﺎ ﱄ وﻧﺼﻔﻬﺎ ﻟﻌﺒﺪي وﻟﻌﺒﺪي ﻣﺎ ﺳﺄل‬
”Aku (Allah SWT) membagi shalat pada dua bagian, setengahnya bagian-Ku dan
setengahnya bagian hamba-Ku.”29
53
Kegiatan jiwa yang ada dalam shalat berisikan antara lain memuji dan
mengagungkan Allah SWT Menohon dan berdoa;
Apa yang diminta seorang hamba ketika shalat:
•
•
Minta pertolongan kepada Allah.
Minta petunjuk pada jalan lurus (kehidupan yang benar dan mashlahat
dunia akhirat).
• Berlindung dari prilaku hidup yang sesat dan menyesatkan (ketiganya
terkandung dalam surat al-Fatihah yang merupkan rukun shalat).
• Menyadari sedang menghadap Allah dengan tanpa paksaan siapapun,
pengakuan akan kemusliman, pengakuan dan penegasan kehidupan dan
semua prilaku dipersembahkan kepada Allah, (doa iftitah).
• Berdoa minta ampunan atas kesalahan dan dosa, minta disayang dan
dikasihi, minta diangkat derajat, minta rijqi dan minta kesehatan, serta
mohon maaf atas segala kekhilafan (dicakup dalam bacaan duduk antara
dua sujud).
• Mendoakan nabi Muhammad SAW, mohon keselamatan bagi pelaku
sendiri, bagi nabi dan bagi ummat yang sholeh(tahiyat awal dan akhir).
• Meminta perlindungan dari segala keburukan dalam kehidupan dan
kematian.
• Mohon perlindungan dari godaan (fitnah) dajjal.
Sedangkan gerakan shalat merupakan gerakan teratur yang dibutuhkan
untuk kesehatan jasmani manusia dan bermanfaat bagi kesehatan jasmani. 30
Kebiasaan baik seperti bangun tidur, menyebut asma Allah dengam membaca
dua bangun tidur, berwudlu kemudian shalat akan melahirkan kesegaran
sepanjang hari.
Berdiri tegak, ruku, berdiri lagi, sujud, duduk, menengok kekiri dan ke kanan
adalah gerkan yang mengikutsertakan beberapa anggota badan, dengan lekukan
dan tekanan yang khas, kalau dilaksanakan secara tertib dan tenang
(tuma’ninah) akan dirasakan kesegaran tubuh setelah shalat.
Jadi selain secara ruhaniah bisa membersihkan jiwa, dan menghilangkan
kehawatiran; sumber kekhawatiran manusia itu antara lain; merasa bersalah,
mersa tidak aman, merasa takut salah jalan, takut tidak makan, takut sakit,
hingga membutuhkan pelindung, dan tempat mengadu, jika dalam shalat
dipahami sebagai kegiatan meminta ampunan dosa, mohon petujuk, dan mohon
ampunan, maka secara kejiwaan akan terbebas dari berbagai tekanan dan
ketakutan.
Zakat dan Kesehatan
Perintah atau peringatan akan perlunya shalat selalu diiringi dengan perintah
berinfaq atau zakat.
54
ِ  ‫ﺐ وﻳ ِﻘﻴﻤﻮ َن اﻟ‬
ِ ِ ِ ‫ ِﺬ‬‫اﻟ‬
‫ﺎﻫ ْﻢ ﻳُـْﻨ ِﻔ ُﻘﻮ َن‬
ُ َ‫ﺎ َرَزﻗْـﻨ‬‫ﺼ َﻼ َة َوﳑ‬
ُ ُ َ ‫ﻳﻦ ﻳـُ ْﺆﻣﻨُﻮ َن ﺑﺎﻟْﻐَْﻴ‬
َ
“(Orang-orang takwa) yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib dan
mendirikan shalat serta menafkahkan sebagian rijqinya”. QS.2:3.
ِ
ِِ
‫ﲔ‬
 ‫ﻴﻤﻮا اﻟ‬
َ ‫ﺮاﻛﻌ‬‫ﺰَﻛﺎ َة َو ْارَﻛ ُﻌﻮا َﻣ َﻊ اﻟ‬‫ﺼ َﻼ َة َوآَﺗُﻮا اﻟ‬
ُ ‫َوأَﻗ‬
“Dirikanlah shalat dan keluarkanlah zakat, rukulah bersama orang-orang yang
ruku.” QS.2:43
Pertanyaannya ada apa hubungan dengan shalat dan zakat? Secara bahasa
artinya membersihkan, sehingga para ulama sering mengartikan zakat sebagai
upaya pembersihan harta. Kalau dihubungkan dengan surat al-‘A’la, ayat 14.
‫ﻛﻰ‬‫أَﻓْـﻠَ َﺢ َﻣ ْﻦ ﺗَـَﺰ‬
‫ﻗَ ْﺪ‬
“beruntunglah mereka yang membersihkan diri mereka.” QS.87:14.
maka zakat bisa diartikan kegiatan membersihkan diri, bukan saja harta. Dan
salah satu cara membersihkan diri itu dengan mengeluarkan harta bagi orang
miskin, atau kepentingan perjuangan.
Maka yang diobati oleh kegiatan zakat adalah penyakit mental; kikir, tamak,
hidup mendahulukan kepentingan pribadi, serta sifat acuh dan tidak peduli
kepada orang lain. Penyakit seperti ini diobati dengan zakat dan puasa.
Puasa dan Kesehatan
ِ
ِ
ِ
ِ
‫ـ ُﻘﻮ َن‬‫ ُﻜ ْﻢ ﺗَـﺘ‬‫ﻳﻦ ِﻣ ْﻦ ﻗَـْﺒﻠِ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠ‬
 ‫ﺐ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ُﻢ اﻟ‬
َ ‫ﺐ َﻋﻠَﻰ اﻟﺬ‬
َ ‫ َﻬﺎ اﻟﺬ‬‫ﻳَﺎ أَﻳـ‬
َ ‫ﺼﻴَ ُﺎم َﻛ َﻤﺎ ُﻛﺘ‬
َ ‫ﻳﻦ آَ َﻣﻨُﻮا ُﻛﺘ‬
''Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.''
QS. 2: 183.
Ayat di atas menunjukkan bahwa tujuan puasa itu adalah ketakwaan kepada
Allah SWT, yaitu taat dan patuh menjalankan perintah-Nya serta takut melanggar
larangan-Nya. Secara fiqih puasa diartikan menahan diri dari makan dan minum
dan yang membatalkannya sejak terbit pajar hingga terbenam matahari.
Jadi kata kuncinya adalah menaha diri atau pengendalian diri (self control).
Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang mampu menguasai dan
mengendalikan diri terhadap dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya
maupun yang datang dari luar.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
55
.‫ﻣﻦ ﱂ ﻳﺪع ﻗﻮل اﻟﺰور و اﻟﻌﻤﻞ ﺑﻪ ﻓﻠﻴﺲ ﷲ ﺣﺎﺟﺔ ﰱ أن ﻳﺪع ﻃﻌﺎﻣﻪ وﺷﺮاﺑﻪ‬
”Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan keji (buruk) dan melakukan
tindakan buruk, maka (hendaklah ia mengetahui) sesungguhnya Allah tidak
membutuhkan apakah seseorang itu meninggalkan makan atau minumnya.” HR
Bukhari.
Artinya letak puasa tidak saja pada menahan lapar dan haus, tapi menahan
diri dari semua perbuatan tidak baik, dan akhlak yang kurang baik, seperti
pertengkaran, mencaci dan lainnya. Apabila puasa itu dilakukan dengan
sungguh-sungguh karena Allah SWT semata, maka puasa itu dapat pula
mencegah seseorang melakukan perbuatan keji dan mungkar sebagaimana hadis
di atas.
Dari berbagai penelitian ilmiah ternyata puasa itu meningkatkan kesehatan
fisik, psikologik, sosial, dan spiritual (WHO, 1984). Dengan berpuasa orang akan
terbebas dari beban rasa bersalah dan berdosa karena perbuatannya di masa
lampau. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW sebagaimana
diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, yang artinya sebagai berikut, ''Barang siapa
yang telah menjalankan ibadah puasa dengan sempurna serta ikhlas karena Allah
semata, maka Allah mengampuni dosa-dosa tahun sebelumnya.'' HR Bukhari
Muslim.
Dalam kaitannya dengan pengendalian diri ini, hendaknya kita meningkatkan
keimanan dan ketakwaan agar mempunyai
kekuatan untuk melawan hawa nafsu berupa godaan seperti; harta, tahta, dan
wanita. Ibadah puasa pada hakikatnya penyucian diri, penghapusan kesalahan
dan dosa yang dilakukan manusia. Rasa bersalah dan berdosa
merupakan beban mental yang tidak baik bagi kesehatan jiwa, sebab manusia itu
bisa jatuh dalam keadaan stres, kecemasan, depresi, dan gangguan kejiwaan
lainnya. Puasa menjadi sarana detoksifikasi jiwa.31
Dr Alan Cott, yang berjudul Fasting as a Way of Life dan Fasting the Ultimate
Diet. Dalam buku tersebut, Cott menyebutkan bahwa gangguan jiwa yang parah
dapat disembuhkan dengan berpuasa. Penelitian yang dilakukan Alan Cott
terhadap pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Grace Square New York
menemukan hasil yang sejalan, pasien sakit jiwa ternyata bisa sembuh dengan
terapi puasa. Ditinjau dari segi penyembuhan kecemasan dilaporkan pula bahwa
penyakit seperti susah tidur, merasa rendah diri, dapat disembuhkan dengan
puasa.
56
Sementara itu, Dr Nicolayev, salah seorang guru besar yang bekerja pada
lembaga Psikiatri Moskwa (The Moscow Psychiatric Institute), mencoba
menyembuhkan gangguan kejiwaan dengan berpuasa. Dalam usahanya itu, ia
menerapi pasien sakit jiwa dengan menggunakan puasa selama 30 hari.
Nicolayev mengadakan eksperimen dengan membagi subjek menjadi dua
kelompok yang sama besar, baik usia maupun berat ringannya penyakit yang
diderita.
Kelompok pertama diberi pengobatan dengan ramuan obat-obatan dan
kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa selama 30 hari. Dua kelompok
tadi diikuti perkembangan fisik dan mentalnya dengan tes-tes psikologis. Dari
eksperimen itu diperoleh hasil yang sangat baik, yaitu banyak pasien yang tidak
bisa disembuhkan dengan terapi medik ternyata bisa disembuhkan dengan
puasa. Selain itu, kemungkinan pasien untuk tidak kambuh kembali selama 6
tahun kemudian, ternyata sangat tinggi. Dan ternyata, lebih dari separuh pasien
tetap sehat.32
Haji dan Kesehatan
Haji dan Umrah merupakan suatu rangkaian kegiatan ibadah (manasik) yang
memerlukan kesehatan fisik. Kegiatan ini secara kesehatan juga memiliki dampak
yang positif. Baik kesehatan jasmani maupun ruhani.
Dalam thawaf atau mengelilingi ka'bah dengan sekian hitungan dan bacaan
diulang-ulang diyakini bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Dalam buku
Manfaat Haji dan Umroh bagi Kesehatan, Dr Bahar Azwar, mengandaikan thawaf
seperti hipnotis, dimana hipnotis merupakan terapi alternatif dalam ilmu kedokteran.
Hipnotis sendiri bermanfaat untuk berbagai penyakit, kecuali infeksi. Penyakit itu
antara lain:
1. Kelainan jantung dan pembuluh darah
2. Kanker, nyeri pada kanker
3. Penyakit pencernaan, dll
4. Penyakit dismenorea ( rasa sakit ketika sedang haid)
5. Penyakit kulit, dan lainnya.
Berjalan kaki dengan telanjang mengelilingi Baitullah adalah prana. Selain
Ka'bah, Hajar Aswad juga mampu menerima dan memberikan prana bagi orangorang disekitarnya, khususnya terhadap orang-orang yang sedang melakukan
thawaf. Ada tiga hal yang mengisyaratkan kemampuan pemberian prana oleh Hajar
Aswad. Pertama, adalah sabda Nabi SAW, yang menyatakan bahwa Hajar Aswad
mempunyai kemampuan menyerap penyakit. Kedua, kemampuan itu menyebabkan
57
hitam. "Hajarul Aswad diturunkan dari syurga dan berwarna lebih putih dari susu.
Dosa-dosa manusia (anak adam) menyebabkannya menjadi hitam. Ketiga, adalah
posisinya pada lingkaran thawaf dan menjadi titik permulaan untuk mengerjakan
thawaf. Ketika dihubungkan dengan pengobatan, di sana pulalah dimulainya unsur
pengobatan ilahiyah.
Selain itu Dr Bahar Azwar juga menjelaskan bahwa bersuci dengan air zamzam memberikan nilai tambah yaitu antiinfeksi. Flour yang dikandungnya cukup
untuk sterilisasi kuman.33
SKEMA KEBERSIHAN DALAM KONSEP
ISLAM
Kebersihan
Jasmani
Perabotan Rumah
tangga dan lingkungan
Mental/ruhani
Akal pikiran
Pembersih:
Pembersih:
Pembersih:
Pembersih:
Thaharah/bersuci
Thaharah / bersuci/
IJALAH NAJASAH
Iman
Iman
Shalat
Shalat
Zakat
Zakat
MANDI WUDLU
58
BAB IV
PENUTUP
Masih banyak sekali ajaran-ajaran Islam yang berhubungan dengan
kesehatan, baik kesehatan lahir maupun batin. Tugas kita adalah memahami dan
menyelami kedalaman makna dari tuntunan Ilahiyah begai kehidupan manusia di
muka bumi ini. Dengan keyakinan bahwa semua ciptaan Allah pasti ada manfaatnya.
Banyak hikmah dan manfaat yang belum kita pahami bukan berarti ajaran tersebut
tidak “tajam” dalam menuntun manusia, tapi pemahaman kitalah yang belum sampai
pada derajat “ketajaman” ajaran agama tersebut serta fungsinya bagi kehidupan
kita.
Seperti dalam shalat, salah satu fungsi utamanya adalah mampu
menahan/mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Shalat disebutkan
64 kali dalam al-Qur’an dengan berbagai tema, mulai dari manfaatnya, cara-cara
shalat dalam berbagai kondisi, permohonan dengan shalat, apa yang dilakukan
setelah shalat dan lain sebagainya. Masih adanya orang yang shalat tapi belum
mampu menahan perbuatan-perbuatan yang mungkar, disebabkan perlunya proses
dan waktu dalam pemahaman akan shalat, yang harus senantiasa kita ingat, bahwa
ajaran-ajaran agama inimerupakan bimbingan hidup bagi manusia dalam
mengarungi hidupnya di dunia, bukan ajaran dalam bentuk informasi sesaat atau
aktual, yang bisa dicerap dalam waktu cepat, dan dapat dilihat manfaatnya saat itu
juga. Berbagai manfaat ibadah pada umumnya akan bisa dilihat dalam perjalanan
hidup setiap orang, dengan kurun waktu yang panjang, sama halnya dengan
kegiatan “pendidikan” bisa dilihat hasilnya setelah duapuluh tahun ke depan. Dan
ajaran Islam juga merupakan pendidikan Allah SWT bagi hambanya yang beriman,
hasilnya akan terlihat dalam perjalanan hidup seseorang.
Upaya peningkatan terus-menerus akan kwalitas itulah yang harus senantiasa
kita lakukan. Perbaikan dan pembaharuan iman terus menerus sepanjang perjalanan
hidup, perbaikan bersuci, shalat, puasa, zakat, bahkan ada ulama yang bisa
merasakan dan memahami hajinya setelah ia berhaji 5 kali. Ini berarti keberagamaan
yang dinamis dan selalu meningkatmenuju kesempurnaan. Karena kehidupan
manusia juga berangkat dari tidak tahu apa-apa menuju kesempurnaan hidup, yang
diakhiri dengan kematian. Rasulullah SAW menerima wahyu yang berarti
kesempurnaan tugas, dan agama Islam menjelang akhir wafatnya belaiu. Selain
berarti juga bahwa perjalanan hidup beliau menjalankan berbagai petunjuk Allah
SWT dalam kehidupannya.
ِ
ِ
ِ
ِْ ‫ﻴﺖ ﻟَ ُﻜﻢ‬
‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم ِدﻳﻨًﺎ‬
ُ ‫ﺖ ﻟَ ُﻜ ْﻢ دﻳﻨَ ُﻜ ْﻢ َوأَْﲤَ ْﻤ‬
ُ ‫اﻟْﻴَـ ْﻮَم أَ ْﻛ َﻤ ْﻠ‬
ُ ُ ‫ﺖ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻧ ْﻌ َﻤ ِﱵ َوَرﺿ‬
59
“hari ini telah Ku sempurnakan bagimu agamamu, dan Aku telah merilai Islam
sebagai agamamu” QS.5:3.
Memedomani firman Allah SWT tersebut, berarti yang sedang kita lakukan
adalah upaya penyempurnaan; kwalitas ibadah, dan kwalitas tata cara hidup. Tata
cara hidup secara faktual manjadikan kehidupan ini sebagai pelaksanaan dari
berbagai arahan dan ajakan yang tertera dalam ajaran Islam.
Pelaksanaan akan tata cara hidup tersebut bisa melahirkan peradaban dan
kebudyaan yang baik dan maju serta bermanfaat bagi ummat manusia pada
umumnya dan ummat Islam secara lebih khusus. Seperti berbagai adab dan akhlak
Islam menunjukkan pada ketinggian peradaban dan budaya Islam. Adab makan dan
minum yang baik, tidak tergsesa-gesa, merupakan tata cara sehat dalam makan dan
minum. Adab buang hajat adalah tataca hidup sehat dalam memelihara lingkungan
dan kebersihan pribadi. Peradaban yang bisa terlahir dari adab tersebut adalah
pembuatan Toilet yang baik, bersih dan tertutup, serta tidak melahirkan bau.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kaum muslimin adalah pelopor dalam
hidup sehat, secara teoritis menurut ajaran, dan secara praktis dilaksanakan oleh
Rasul SAW. Tugas yang tersisa adalah sosialisasi ajaran tersebut pada tataran lintas
generasi muslim. Sehingga ada dampak dan makna dari peribadahan dalam berbagai
sektor kehidupan ummat Islam.
Penggalian sisi kesehatan dari ajaran Islam ini bukan hal yang baru di
kalangan muslim, para ulama terdahulu telah menghimpunnya dalam kitab-kitab
kedokteran menurut cara Nabi SAW, namun problemanya adalah tidak atau kurang
terkomunikasikannya petikan-petikan dari kajian tersebut kepada masyarakat secara
luas, sehingga nampak masalah kesehatan dan aktivitas peribadahan terpisah. Dalil
dan rukunnya sudah diketahui, tapi cara pandanglah yang jadi masalahnya.
Semoga!
Catatan Akhir:
1
Syamsuddîn Ibn Muhammad Abî Zakariya Ibn Ayûb al-Zar’i al-Dimasqi, Al-Thib al-Nabawi, (Beirut;
Dâr al-Fikr, t t), h, 1.
2
Syamsuddîn...., Al-Thib....,h, 2.
3
Dian Mohamad Anwar, ”Konsepsi Kesehatan Dalam Islam” artikel, http://psikolog2.tripod.com/
konsepsikesehatan.htm
4
Lihat “al-Thib fi al-Islâm,” http://www.se77ah.com/art-3545
Lihat Al-Qurthubi dalam penafsiran QS. 7:31.
6
Zakiyah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung Tbk. 2001), Cetke 9, h, 1.
7
Zakiyah...., Islam dan Kesehatan...,h.1.
8
Dian Mohamad...., ”Konsepsi Kesehatan....”
9
Zakiyah...., Islam dan Kesehatan...,h.1.
10
Ibnu al-Qayyim, Al-fawaaid h: 209.
11
Muhammed Salih Al-Munajjid, Tehnik Menanggulangi Stress, Kuningan: Pustaka Al-Ikhlash
12
Omran Salim, Syarh Matan al-Arbaî’n li al-Nawâwyahi, hadits ke 23, versi E-book.
60
13
Dikutip dari Muhammad al-Saqâ, “al-Nadhâfatu min al-Îman,” http://www.55a.net/firas/
arabic/print_details.php?page=show_det&id=821
14
Muhammad al-Saqâ, “al-Nadhâfatu....”
15
Muhammad al-Saqâ, “al-Nadhâfatu....”
16
Syamsuddîn...., Al-Thib....,h,193.
17
Syamsuddîn...., Al-Thib....,h, 192.
18
Muhammad al-Saqâ, “al-Nadhâfatu....”
19
Muhammad al-Saqâ, “al-Nadhâfatu....”
20
Yahya al-Gautsâni, “Mafhûm al-Shihah al-nafsiyyah fi al-Islâm,” www.yah27.com
21
Taqiyuddîn Abi Bakar Ibn Muhammad al-Husaini, Kifâyatu al-Akhyâr fi Hali Ghâyati al-Ikhtishâr,
Semarang: Toha Putra, h, 6.
22
Sayyid Qutub, Fi Dhilâl al-Qur’ân. Jilid 4. h, 935.
23
Al-Munjid, h,121.
24
Al-Munjid, h,121
25
Taqiyuddîn ...., Kifâyatu al-Akhyâr...., h, 9-10..
26
Taqiyuddîn ...., Kifâyatu al-Akhyâr...., h,42-46.
27
Taqiyuddîn ...., Kifâyatu al-Akhyâr...., h, 64.
28
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/03/2/man01.html, Pengelola rubrik:
Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel..
29
Tafsir Qurthubi, surat al-Fatihah, h, 16. jilid I.
30
Syamsuddîn...., Al-Thib....,h, 192.
31
Dadang Hawari , Sumber: Republika Online
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=266321&kat_id=14
32
http://www.litbang.depkes.go.id/lokaciamis/artikel/sehat-arda.htm 07/05/2007
33
http://www.qultummedia.com/kabar_qultum/efek_kesehatan_bagi_para_tamu_allah.html, Jumat, 06
April 2007
61
Download