ABSTRAK BENTUK BAHASA TELEKS DI PT GARUDA INDONESIA KANTOR CABANG DENPASAR Bahasa Teleks merupakan salah satu bentuk bahasa tulis yang digunakan di masyarakat atau kelompok masyarakat tertentu. Struktur bahasa teleks berbeda dengan bahasa yang baku digunakan di masyarakat umum. Bahasa ini menggunakan banyak penyingkatan dalam pembuatannya. Terkadang beberapa kata yang penyingkatannya tidak ada di dalam kamus juga mereka singkat sesuai dengan pemahaman antara mereka. Hal ini tentunya menarik untuk diteliti mengingat dalam berkomunikasi jangan sampai terjadi kesalahpahaman antara pemberi dan penerima pesan. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menganalisis variasi bahasa teleks yang digunakan di PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang Denpasar; (2) untuk menganalisis struktur teks teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) cabang Denpasar; (3) untuk menganalisis jenis tindak tutur yang terdapat pada teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang Denpasar. Teori yang digunakan untuk menganalisis data teleks sesuai permasalahan yang ada adalah Teori Wacana Kritis (Van Dijk, 1997); Proses Pembentukan Istilah (Pusat Bahasa, 2007) dan Teori Tindak Ujaran (Searle, 1979). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan mengikuti prinsip-prinsip kajian deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode simak dengan teknik dasar sadap dan teknik lanjutan berupa teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan dengan teknik pilah untuk memilah bagian mana yang masuk unsur gramatika (struktur) dan bagian mana yang masuk unsur pragmatik. Metode penyajian data dilakukan dengan pencantuman tabel dan penjelasan secara deskriptif mengenai setiap masalah yang ada. Variasi bahasa yang digunakan dalam bahasa teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) kantor cabang Denpasar adalah pola penyingkatan dengan menggunakan huruf konsonan dan pola suku kata. Sementara, variasi pada kosa kata terdiri atas kosakata umum yang digunakan di semua departemen dan ada juga kosakata khusus pada setiap departemen. Semua kelas kata muncul pada bahasa teleks, yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata keterangan. Yang paling banyak muncul adalah kata benda dan kata kerja. Dilihat dari analisis wacana, bahasa teleks terdiri atas jenis teks permintaan atau perintah (request), teks konfirmasi, dan teks jawaban. Setiap teks memiliki karakteristik dalam hal kosakatanya dan secara makro memiliki setiap pesan umum dan pesan khususnya. Dilihat dari segi mikro, bahasa teleks banyak menggunakan pola kata dan frasa. Dari lima jenis tindak tutur yang dikemukakan oleh Searle, pada bahasa teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) kantor cabang Denpasar hanya terdapat 4 (empat) jenis tindak tutur, yaitu representatif, direktif, ekspresif dan deklaratif. Kata kunci : Variasi Bahasa, Bahasa Teleks, Wacana, Tindak Ujaran. ABSTRACT THE FORM OF TELEX LANGUAGE IN PT GARUDA INDONESIA BRANCH OFFICE DENPASAR Telex language is a form of written language used in a particular community or group of communities. Telex language structure is different from the standard language used in the general population. This language uses many abbreviations in its making. Sometimes, some words which the abbreviations are not in dictionary, are abbreviated in accordance with the understanding between the users. It is certainly interesting to be searched as in communicating to avoid misunderstandings between the message giver and the message recipient. The purposes of this study are (1) to analyze telex language variation which is used in PT Garuda Indonesia (Persero) branch office Denpasar; (2) to analyze text structure of telex in PT Garuda Indonesia (Persero) branch office Denpasar; (3) to analyze the types of speech acts contained in the telex in PT Garuda Indonesia (Persero) branch office Denpasar. The theories used to analyze the data according telex existing problems are Critical Discourse Theory (Van Dijk, 1997); Term Formation Process (Pusat Bahasa, 2007) and the Theory of Speech Acts (Searle, 1979). The approach used is the qualitative one by following the principles of descriptive studies. The method used in this study is a method of listening refer to the tapping basic techniques and the advanced techniques in the form of technical of notes. Data analysis method used is the method of equivalence with sorting technique to sort grammatical elements ( structure ) and pragmatic elements . Method of data presentation is done by the use of tables and descriptive explanation of each problem. Language variation used in PT Garuda Indonesia (Persero) Denpasar branch is an abbreviation pattern using consonant and syllable pattern. While variations in vocabulary consists of common vocabularies used in all departments and there are also specific vocabularies in each department. All of word classes appear in the telex language, i.e. noun, verb, adjectives and adverbs. The most widely emerging are nouns and verbs. Judging from the analysis of discourse, telex language consists of a kind of query text or command (request), confirmation text and answer text. Each text that has characteristics in terms of vocabulary and in terms of macro subject has each common messages and particular messages. In terms of micro, telex languages uses many patterns of words and phrases. According to the five types of speech acts proposed by Searle, there are only four (4) types of speech acts found in the telex language in PT Garuda Indonesia (Persero) Denpasar branch office, those are representative, directive, expressive, and declarative. Keywords: Language Variation, Telex Language, Discourse, Speech Acts. TESIS BENTUK BAHASA TELEKS DI PT GARUDA INDONESIA KANTOR CABANG DENPASAR NI KETUT SRI RAHAYUNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 TESIS BENTUK BAHASA TELEKS DI PT GARUDA INDONESIA KANTOR CABANG DENPASAR NI KETUT SRI RAHAYUNI NIM 1090161005 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI LINGUISTIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, dan tujuan kepada orang lain. Gorys Keraf dan Abdul Chaer (1998:1) mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan untuk mengidentifikasikan diri. Dalam penggunaan bahasa komunikasi sehari-hari terdapat banyak ragam atau bentuk bahasa yang disesuaikan dengan kelompok penutur, lingkungan, dan daerah penutur tersebut. Ragam bahasa didefinisikan sebagai kevariasian bahasa dalam pemakaiannya sebagai alat komunikasi. Kridalaksana (1992:3) membagi ragam bahasa menjadi tiga macam, yaitu ragam bahasa berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa berdasarkan medium pembicaraan, dan ragam bahasa berdasarkan hubungan antara pembicara. Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan dibedakan atas ragam undang-undang, ragam jurnalistik, ragam ilmiah, ragam jabatan, dan ragam sastra. Ragam bahasa menurut hubungan antara pembicara dibedakan atas beberapa macam, yaitu ragam baku, ragam resmi, ragam usaha, ragam santai, ragam akrab, ragam formal, dan ragam informal. Ragam bahasa menurut medium pembicaraan dibedakan atas (1) ragam lisan yang dibedakan atas ragam percakapan, ragam pidato, dan sebagainya dan (2) ragam 2 tulis yang dibedakan atas ragam undang-undang, ragam catatan, ragam suratmenyurat, dan ragam bahasa teleks. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2005:1161), dinyatakan bahwa teleks adalah pelayanan komunikasi jarak jauh melalui pesawat sejenis mesin tik yg dihubungkan dengan kabel. Bahasa teleks merupakan salah satu bentuk bahasa tulis yang digunakan di dalam kelompok masyarakat tertentu. Struktur bahasa teleks berbeda dengan bahasa yang baku digunakan di masyarakat umum. Bahasa ini menggunakan banyak penyingkatan dalam pembuatannya. Terkadang beberapa kata yang penyingkatannya tidak ada di dalam kamus juga disingkat sesuai dengan pemahaman antara mereka. Penyingkatan yang dilakukan dalam teleks terdiri atas dua jenis, yaitu dengan mengikuti tata cara penyingkatan yang standar dan tidak standar. Penulisan teleks yang standar tentunya dengan mudah diketahui oleh pembaca, baik yang berada di lingkungan penerbangan maupun oleh masyarakat umum. Sementara itu, pola penyingkatan yang tidak standar bisa menimbulkan kesalahampahaman dalam memahami oleh masyarakat umum, bahkan oleh pegawai di lingkungan penerbangan itu sendiri. Penyingkatan yang tidak sesuai dengan aturan penyingkatan standar, yaitu penulisan teleks dengan singkatan yang menggunakan huruf depan sebuah kata atau singkatan yang mengambil salah satu suku kata ini merupakan salah satu alasan mengapa penelitian ini ingin dilakukan. Hal ini tentunya menarik untuk diteliti mengingat dalam berkomunikasi jangan sampai terjadi kesalahpahaman antara pemberi dan penerima pesan. 3 Bahasa teleks merupakan salah satu ragam bahasa yang digunakan di PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar. Dalam lingkungan kerja penerbangan, para pegawai di dalam satu departemen dan antardepartemen yang berbeda menggunakan beberapa alat dalam berkomunikasi. Mereka menggunakan telepon, pos elektronik, dan teleks. Telepon digunakan untuk keadaan yang memerlukan keputusan atau jawaban yang cepat atau sekadar menyapa rekan di bagian lain. Pos elektronik digunakan ketika mereka ingin mengirimkan satu data secara penuh. Sementara, teleks digunakan untuk berkomunikasi dengan cepat mengenai berbagai hal dan memerlukan bukti tertulis secepatnya. PT Garuda Indonesia merupakan salah satu perusahaan penerbangan milik negara yang bergerak di bidang jasa penerbangan. Perusahaan ini menjadi salah satu maskapai penerbangan yang mengunggulkan kualitas pelayanan dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya. Garuda Indonesia menawarkan pelayanan yang memuaskan, kenyamanan dalam perjalanan, dan keselamatan selama penerbangan. Dengan menawarkan hal-hal tersebut, diharapkan pelanggan akan merasa puas dan terus menggunakan penerbangan Garuda Indonesia. Struktur bahasa teleks berbeda dengan struktur bahasa pada umumnya. Struktur bahasa teleks menggunakan banyak penyingkatan dalam pembuatannya. Pola penyingkatan teleks menggunakan pola penyingkatan yang standar dan yang tidak standar. Bahkan, sering terjadi perbedaan singkatan untuk merujuk hal yang sama antara pembuat teleks yang satu dan yang lain.. Demikian juga di Garuda Indonesia, setiap departemen memiliki sejumlah singkatan yang merujuk pada 4 sebuah kata yang sering digunakan di dalam teleks. Dari singkatan-singkatan itu, terdapat beberapa singkatan yang jarang, bahkan tidak digunakan sama sekali oleh departemen yang lain. Hal ini menarik untuk diteliti mengingat dalam berkomunikasi diperlukan pemahaman makna kata agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pemberi dan penerima pesan. Penelitian ini merupakan salah satu kajian makrolinguistik yang berkaitan dengan wacana/teks, yaitu analisis wacana kritis yang dikemukakan oleh Van Dijk (1997). Penelitian mengenai wacana seperti ini sudah pernah dilakukan oleh I Wayan Mulyawan pada tahun 2005. Data yang digunakan adalah iklan komersial media cetak. Mulyawan lebih banyak membahas struktur pembentuk iklan. Kajian wacana memang dibahas dalam penelitian ini, tetapi lebih mendalam tentang struktur iklan komersial. Penelitian ini tidak membahas tindak ujaran dari teks yang muncul. Karena bahasa teleks belum pernah diteliti sebelumnya, baik dari segi struktur bahasanya, struktur teleks maupun tindak ujarannya, maka penulis sangat tertarik untuk membahas hal tersebut. Setelah mencoba mencari di berbagai sumber, penulis juga belum menemukan adanya penelitian mengenai bahasa teleks. Penelitian mengenai wacana atau teks memang telah dilakukan sebelumnya dan diinformasikan di bagian kajian pustaka. Namun, tidak ada penelitian lebih khusus yang menjelaskan bahasa teleks yang digunakan oleh kelompok penutur tertentu. Hal ini menjadi alasan mengapa penelitian mengenai bahasa teleks ini menarik untuk dilakukan dan dianalisis secara mendalam. 5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan dan selanjutnya dianalisis dalam penelitian ini. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah variasi bahasa teleks yang digunakan di PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang Denpasar? 2) Bagaimanakah struktur wacana teleks yang digunakan di PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang Denpasar? 3) Jenis tindak tutur apa sajakah yang ada dalam bahasa teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini dapat dibagi menjadi tujuan umum dan kemudian dijabarkan lagi menjadi beberapa tujuan khusus. Berikut ini adalah penjelasannya. 1.3.1 Tujuan Umum Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai struktur bahasa teleks bagi semua pihak. Hal ini bertujuan agar masyarakat di luar kalangan penerbangan juga dapat memahami maksud dan pesan dari isi teleks tersebut. 6 1.3.2 Tujuan Khusus Selain tujuan umum di atas, secara khusus penelitian ini juga memiliki beberapa tujuan. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) untuk menganalisis variasi bahasa teleks yang digunakan di PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang Denpasar 2) untuk menganalisis struktur wacana teleks yang digunakan di PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang Denpasar 3) untuk menganalisis jenis tindak tutur yang terdapat pada teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang Denpasar. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut. 1.4.1 Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian teoretis yang mendukung penelitian lebih lanjut dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang penggunaan bahasa teleks dan variasinya. Penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan kontribusi bagi penemuan bentuk struktur kata serta maksud dan makna kata dalam bahasa teleks. 7 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, pengguna teleks, peneliti lain, dan masyarakat. Manfaat-manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut. 1) Mahasiswa Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai struktur bahasa dalam teleks, terutama teleks yang digunakan di lingkungan kerja penerbangan 2) Pengguna Teleks Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai bahasa dalam teleks yang digunakan dalam berkomunikasi mereka seharihari, terutama bahasa teleks yang digunakan di departemen lain. 3) Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan, baik ide baru dan inspirasi maupun bahan pijakan kepada peneliti lain untuk melaksanakan penelitian lanjutan. 4) Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat dalam mengembangkan kemampuan menggunakan kosakata agar mewujudkan percakapan bahasa tulis yang unik dan menarik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat luas tentang struktur dan bentuk bahasa teleks, terutama yang ada di lingkungan penerbangan. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Pada bagian kajian pustaka ini diuraikan sejumlah penelitian. Penelitian- penelitian tersebut tentunya memiliki relevansi dengan penelitian ini, baik dalam hal teori yang digunakan maupun kajian yang dibahas. Setelah dicoba dicari di berbagai sumber tentang penelitian ataupun tulisan lain yang berhubungan dengan bahasa teleks, penulis belum ditemukan penelitian dan tulisan tersebut. Terdapat beberapa penelitian yang mengakaji atau menganalisis wacana, tetapi belum ada yang membahas bahasa teleks secara lebih spesifik. Mulyawan dalam tesisnya yang berjudul “Wacana Iklan Komersial Media Cetak Kajian Hipersemiotika” (2005) menganalisis iklan komersial media cetak. Penelitian ini menggunakan dua teori utama, yaitu (1) teori struktur wacana oleh Van Dijk dan (2) teori hipersemiotika oleh Yasraf Amir Piliang. Di samping dua teori di atas, penelitian ini juga didukung oleh dua teori lain, yaitu teori struktur iklan dan teori semantik. Berdasarkan hasil penelitiannya, diketahui bahwa iklan komersial media cetak memiliki delapan pola perpaduan struktur pembentuk iklan. Bentuk perpaduan paling sederhana terdiri atas dua struktur iklan, yaitu headline dan signature line. Secara gramatikal setiap iklan mengoptimalkan penggunaan 9 semua bentuk kaidah gramatikal yang ada, seperti referensi, substitusi, ellipsis, dan perangkaian. Makna dan pesan sebuah iklan menunjukkan niat terselubung dari iklan tersebut, yaitu dengan munculnya berbagai bentuk persuasif agar produk tersebut dibeli oleh konsumen. Pada penelitian ini diperoleh beberapa ideologi iklan, seperti ideologi kapitalis, konsumerisme, cinta kasih, dan idealisme. Penelitian Mulyawan dapat menjadi acuan dalam penelitian ini karena menggunakan teori yang sama, yaitu teori wacana kritis dari Van Dijk. Walaupun teorinya sama, pada penelitian Mulyawan tidak dianalisis tindak ujaran yang ada pada teks tersebut. Mulyawan menganalisis wacana pada iklan komersial di media cetak, sementara dalam penelitian ini dianalisis wacana pada bahasa teleks di lingkungan penerbangan. I Wayan Sudana dalam tesisnya yang berjudul “Telaah Struktur dan Makna Ragam Bahasa Gaul” (2007) menganalisis struktur kata dan proses pembentukannya pada bahasa gaul remaja. Sudana menggunakan teori bentuk bahasa dan teori tindak ujaran. Penelitian ini menggambarkan bahwa ragam bahasa gaul cenderung tidak konsisten digunakan karena istilah-istilah yang sedang populer digunakan saat ini bisa menjadi basi atau tidak digunakan lagi pada periode berikutnya. Disebutkan pula bahwa bahasa gaul tidak meninggalkan bahasa asli bahasa Indonesia, tetapi beberapa jenis kosakatanya lebih jarang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Sudana dapat menjadi kajian dan acuan mengingat salah satu analisisnya juga mengenai tindak ujaran, sama dengan salah satu pembahasan pada penelitian ini. 10 Dhianari (2011) pada tesisnya yang berjudul “Ragam Bahasa Kaskus” memaparkan struktur dan proses pemaknaan leksikal, serta tipe-tipe dan makna emoticon yang ada pada bahasa kaskus. Dalam penelitian ini, Dhianari menggunakan teori proses pembentukan istilah dari Pusat Bahasa (2007), semantik leksikal oleh Lyons (1977), komponen semiotik dan makna oleh Peirce (1931). Berdasarkan analisisnya ditemukan bahwa leksikal bahasa kaskus dibagi menjadi singkatan, akronim, bentuk ringkas, bentuk plesetan, penyederhanaan pelafalan dan bentuk campuran. Selain itu, terdapat makna konotasi, metafora, dan metonimi pada leksikal tersebut. Sementara, analisis mengenai emotikon terdiri atas (1) emotikon berukuran kecil dan berukuran besar, (2) berfungsi sebagai pengganti unsur verbal, (3) berfungsi sebagai penegas, (4) emotikon yang mengandung simbol, ikon, indeks. Di pihak lain makna pada emotikon tersebut adalah cinta, kebahagiaan, kesedihan, reputasi baik, reputasi buruk, sindiran, aktivitas mental, dan aktivitas fisik. Keunggulan penelitian Dhianari dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini, terutama dalam pemaparan struktur istilah-istilah yang ada pada bahasa kaskus yang juga melibatkan banyaknya penyingkatan, seperti pada bahasa teleks. Berdasarkan kajian terhadap beberapa hasil penelitian di atas diketahui bahwa penelitian tentang wacana teleks belum pernah dilakukan. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang mengambil objek kajian yang berbeda dengan yang ada sebelumnya. Penelitian mengenai wacana seperti ini sudah pernah dilakukan oleh Mulyawan pada tahun 2005. Namun, data yang digunakan adalah iklan komersial media cetak. Kajian wacana memang dibahas dalam penelitian 11 ini, tetapi tidak begitu mendalam mengenai berbagai unsur. Di samping itu, penelitian-penelitian yang ada sebelumnya tidak banyak membahas tindak ujaran dari teks yang muncul. Karena bahasa teleks belum pernah diteliti sebelumnya baik dari segi struktur bahasanya, struktur teleks , maupun tindak ujarannya, maka penelitian ini menarik untuk dilakukan. 2.2 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan pada penelitian ini untuk mengkaji permasalahan yang ada. Konsep-konsep tersebut adalah variasi bahasa, teleks, singkatan dan akronim. Berikut adalah penjelasan dari tiap-tiap konsep. 2.2.1 Variasi Bahasa Interaksi sosial dapat menimbulkan adanya variasi bahasa. Hal ini disebabkan oleh banyak hal. Salah satu di antaranya karena para penutur yang sangat kompleks. Terdapat dua pandangan dalam hal variasi bahasa. Pertama, variasi bahasa terjadi karena adanya keragaman sosial penutur bahasa dan adanya keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa memang sudah ada untuk memenuhi fungsi bahasa sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbedabeda menurut topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, dan medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), 12 yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam suratmenyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, terdapat (1) ragam bahasa lisan, dan (2) ragam bahasa tulis. Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi, dalam ragam bahasa lisan, dikaitkan dengan lafal, sedangkan dalam ragam bahasa tulis, dikaitkan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu, aspek tata bahasa dan kosakata dalam kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf melambangkan ragam bahasa lisan. 2.2.2 Teleks Teleks merupakan alat pengiriman pesan teks elektronik yang sudah lama dipakai. Pesan teks sederhana biasanya dibuat pada terminal teleks yang terlibat atau sebuah personal computer yang berisi interface teleks, dapat dikirimkan secara langsung ke pemakai lainnya pada jaringan dalam waktu yang nyata. Teleks tumbuh melampaui jaringan telegraf, dan dalam melakukan hal itu terdapat banyak keterbatasan, termasuk serangkaian karakter yang terbatas, tak ada pengecekan kesalahan, dan kecepatan transmisi yang lambat. Teleks tumbuh 13 menjadi pelayanan internasional yang luas. Di samping itu, di beberapa negara masih merupakan bentuk satu-satunya dari pelayanan surat elektronik yang tersedia untuk umum. Standar teleks internasional telah sedikit berubah sejak diperkenalkannya pada awal tahun 1930-an. Set karakter yang tersedia bagi para pemakai teleks terbatas. Berdasarkan sistem encoding 5-bit, set karakter tersebut hanya terbatas pada surat-surat huruf besar, angka-angka, dan tiga belas karakter khusus, yang tidak mencakup simbol uang dolar ($) atau simbol persentase (%). Jaringan teleks tidak memiliki fasilitas-fasilitas pembetulan kesalahan yang built-in dan dapat diakseskan hanya melalui terminal teleks yang terlibat atau personal computer yang disesuaikan secara khusus, tetapi teleks masih merupakan salah satu standar untuk mentransmisikan teks internasional yang paling luas dikenal. 2.2.3 Singkatan Beberapa ahli pernah mengungkapkan definisi singkatan. Raja Masittah Raja Arifin (dikutip oleh Parsidi, 1992: vii) mengungkapkan bahwa singkatan kata dapat terbentuk apabila suatu istilah tidak ditulis secara penuh, tetapi beberapa bagian daripadanya, satu huruf atau lebih, dihilangkan. Contohnya MPR untuk Majelis Permusyawaratan Rakyat. Ahli lainnya, yaitu Winarno (1991:5) mengatakan bahwa secara umum satu atau beberapa huruf dari kata yang dilambangkan dapat disebut sebagai singkatan. Ia mengungkapkan singkatan adalah “bentuk pemendekan satu kata atau lebih menjadi satu huruf atau lebih yang pengejaannya dilakukan dengan 14 mengucapkan huruf demi huruf yang bersangkutan”. Misalnya, DPR untuk Dewan Perwakilan Rakyat. Kridalaksana (1996:162) mendefinisikan singkatan sebagai “salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak dieja huruf demi huruf.” Contoh gabungan huruf yang dieja huruf demi huruf, yaitu DKI untuk Daerah Khusus Ibukota. Contoh gabungan huruf yang tidak dieja huruf demi huruf, adalah dng untuk dengan. 2.2.5 Akronim Para ahli yang memberikan definisi mengenai singkatan juga memberikan definisi untuk akronim. Raja Masittah Raja Ariffin (dikutip dalam Parsidi, 1992: vii) tidak terlalu menjelaskan definisi akronim karena definisi diberikan serupa dengan definisi yang diungkapkan oleh Kridalaksana (1996). Ia hanya mengungkapkan bahwa jika sebuah bentukan inisialisme dapat diucapkan sebagai satu kata, bentukan tersebut dapat disebut akronim. Misalnya, UMNO untuk United Malays National Organizations. Kridalaksana (1989:162) mendefinisikan akronim sebagai “proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik Indonesia”. Misalnya, ABRI yang diucapkan /abri/ bukan /a/, /be/, /er/, /i/. 15 Menurut Chaer (2007: 192), akronim adalah kata yang terbentuk sebagai hasil penggabungan unsur-unsur huruf awal atau suku kata dari beberapa kata yang digabungkan menjadi satu. Contoh: Pemilu (Pemilihan Umum) 2.3 Landasan Teori Pada penelitian ini digunakan tiga landasan teori utama untuk menganalisis kedua permasalahan yang diungkapkan sebelumnya dan satu teori penunjang tentang semantik leksikal. Keempat landasan teori tersebut diuraikan berikut ini. 2.3.1 Wacana/Teks Van Dijk dalam teorinya yang disebut analisis wacana kritis (critical discourse analysis) membagi struktur wacana/teks ke dalam tiga tingkatan, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Hal ini seperti dikemukakan oleh Eriyanto (2001 :227--229). 2.3.1.1 Struktur Makro Struktur makro merupakan makna global/umum dari sebuah teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari sebuah teks. Analisis struktur makro merupakan analisis sebuah teks yang dipadukan dengan kondisi sosial di sekitarnya untuk memeroleh satu tema sentral. Tema sebuah teks tidak terlihat 16 secara eksplisit di dalam teks, tetapi tercakup di dalam keseluruhan teks secara satu kesatuan bentuk yang koheren. Jadi, tema sebuah teks dapat ditemukan dengan cara membaca teks tersebut secara keseluruhan sebagai sebuah wacana sosial sehingga dapat ditarik satu ide pokok atau topik atau gagasan yang dikembangkan dalam teks tersebut. 2.3.1.2 Superstruktur Superstruktur merupakan kerangka dasar sebuah teks yang meliputi susunan atau rangkaian struktur atau elemen sebuah teks dalam membentuk satu kesatuan bentuk yang koheren. Analisis superstruktur merupakan analisis skema atau alur sebuah teks. Sebuah teks tersusun atas berbagai elemen, seperti pendahuluan, isi, dan penutup yang harus dirangkai sedemikian rupa untuk membentuk sebuah teks yang utuh dan menarik. 2.3.1.3 Struktur Mikro Struktur mikro merupakan analisis sebuah teks berdasarkan unsur-unsur intrinsiknya. Adapun unsur-unsur intrinsik tersebut diuraikan sebagai berikut . 1) Unsur semantik adalah makna lokal yang muncul, baik dari kata, klausa, kalimat, maupun paragraph. Selain itu, juga hubungan di antara mereka, seperti hubungan antarkata, hubungan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf yang akhirnya membangun satu kesatuan makna dalam teks tersebut. 17 2) Unsur sintaksis adalah cara untuk melakukan penekanan secara tematik pada tatanan kalimat dalam teks tersebut. Manipulasi ini bisa dibantu dengan pemilihan kata, seperti kata ganti, preposisi, dan konjungsi serta pemilihan bentuk kalimat, seperti kalimat aktif atau pasif. 3) Unsur stilistik adalah ragam tampilan sebuah teks dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya. Sebuah teks bisa ditampilkan dalam bentuk, seperti drama, narasi, bahkan puisi. Dalam hal gaya bahasa, teks bisa ditampilkan dalam hal pilihan kata, kalimat, majas, atau yang lainnya. 4) Unsur retoris, adalah gaya penekanan sebuah topik dalam sebuah teks. Hal ini berhubungan dengan bagaiman pesan pada teks tersebut ingin disampaikan. Hal ini bisa mencakup hiperbola, repetisi, atau yang lainnya. 2.3.2 Teori Singkatan dan Akronim Pada penelitian ini dianalisis mengenai singkatan dan akronim yang digunakan pada bahasa teleks dengan teori dari Ernawati Waridah. Sementara untuk proses pembentukan singkatan dan akronim dianalisis dengan teori dari Kridalaksana. Hal ini dilakukan karena setelah dicari di berbagai sumber, tidak ditemukan acuan yang spesifik membahas mengenai proses pembentukan singkatan dan akronim pada bahasa Inggris yang merupakan bahasa yang dipakai pada teleks. Pada dasarnya proses pembentukan singkatan dan akronim pada bahasa Indonesia sama dengan yang terjadi pada bahasa Inggris. Namun, analisis mengenai bentuk atau pola singkatan yang dipakai pada bahasa teleks dilakukan sesuai dengan temuan pada teleks itu sendiri. 18 2.3.2.1 Jenis Singkatan Menurut Waridah (2008:13), ada empat jenis singkatan, yaitu sebagai berikut. 1) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya : M.B.A : Master or Business Administration S.E. : Sarjana Ekonomi 2) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya: DPR : Dewan Perwakilan Rakyat PGRI : Persatuan Guru Republik Indonesia 3) Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya: dll. : dan lain-lain dsb. : dan sebagainya Akan tetapi : a.n. : atas nama d.a. : dengan alamat 4) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: cm : sentimeter 19 kg : kilogram 2.3.2.2 Proses Pembentukan Singkatan Kridalaksana (2007:165) menyatakan bahwa bentuk singkatan yang terjadi karena pengekalan adalah sebagai berikut. 1) Pengekalan huruf pertama tiap komponen Misalnya: KTP : Kartu Tanda Penduduk RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah 2) Pengekalan huruf pertama dengan pelesapan konjungsi, preposisi, reduplikasi, artikulasi, dan kata. Misalnya: FPOK : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan DGI : Dewan Gereja-gereja di Indonesia 3) Pengekalan huruf pertama dengan bilangan, bila berulang. Misalnya: P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan BP3 : Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan 4) Pengekalan dua huruf pertama dari kata Misalnya: Ed : Editor Wa : Wakil 5) Pengekalan tiga huruf pertama dari sebuah kata Misalnya: Ins : Inspektur Okt : Oktober 20 6) Pengekalan empat huruf pertama dari suku kata Misalnya: Sept : September Sekr : Sekretaris 7) Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir Misalnya: Ba : Bintara Di : Divisi 8) Pengekalan huruf pertama dan huruf ketiga Misalnya: gn : gunung 9) Pengekalan huruf pertama dan terakhir dari suku kata pertama dan huruf pertama dari suku kata kedua Misalnya: Kpt : Kapten Kol : Kolonel 10) Pengekalan huruf pertama kata pertama dan huruf pertama kata kedua dari gabungan kata Misalnya: a.d : antedium VW : Volkswagen 11) Pengekalan huruf pertama dan diftong terakhir dari kata Misalnya: Sai : Sungai 21 12) Pengekalan dua huruf pertama dari kata pertama dan huruf pertama kata kedua dalam suatu gabungan kata Misalnya: Swd : Swadaya 13) Pengekalan huruf pertama suku kata pertama dan huruf pertama dan terakhir suku kata kedua dari suatu kata Misalnya: Bdg : Bandung tgl : tanggal 14) Pengekalan huruf pertama dari tiap suku kata Misalnya: hlm : halaman Jkt : Jakarta 15) Pengekalan huruf pertama dan huruf keempat dari suatu kata Misalnya: Do : depot 16) Pengekalan huruf yang tidak beraturan Misalnya: Kam : keamanan dtt : ditandatangani 2.3.2.3 Jenis Akronim Waridah (2008:15), menyatakan bahwa ada tiga jenis akronim, yaitu sebagai berikut. 22 1) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata utama ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: IKIP (diucapkan ikip, bukan I, Ka, I, Pe) HAM (diucapkan ham, bukan Ha, A, em) 2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata, gabungan suku kata dengan huruf awal atau bagian lain dan deret kata ditulis dengan awal huruf kapital, selanjutnya dengan huruf biasa. Contoh: Dirjen (Direktur Jenderal) Mendiknas (Menteri Pendidikan Nasional) 3) Akronim yang bukan nama diri berupa gabungan huruf, suku kata bagian lain atau gabungan ketiganya dan deret kata seluruhnya ditulis huruf kecil. Contoh: Pemilu (pemilihan umum), caleg (calon legislatif) 2.3.2 4 Proses Pembentukan Akronim Menurut Kridalaksana (2007:169), secara garis besar akronim dibentuk dengan proses sebagai berikut. 1) Pengekalan suku pertama dari tiap komponen Orba : Orde baru Penjas : Pendidikan jasmani 2) Pengekalan suku pertama komponen pertama dan pengekalan kata Banstir : Banting Stir Angair : Angkutan Air 23 3) Pengekalan suku kata terakhir dari tiap komponen Menwa : Resimen Mahasiswa Lisin : Ahli Mesin 4) Pengekalan suku pertama dari komponen pertama dan kedua serta huruf pertama dari komponen selanjutnya. Markoak : Markas Komando Angkatan Kepolisian 5) Pengekalan huruf pertama tiap komponen PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini FISIP : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 6) Pengekalan suku pertama tiap komponen dengan pelepasan konjungsi Misalnya : Anpuda : Andalan Pusat dan Daerah 7) Pengekalan huruf pertama tiap komponen frasa dan pengekalan dua huruf pertama komponen terakhir Misalnya : Aika : Arsitek Insinyur Karya 8) Pengekalan dua huruf pertama tiap komponen Misalnya : Unud : Universitas Udayana Bapefi : Badan Penyalur Film 9) Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen Misalnya : Polwan : Polisi Wanita Menkes : Menteri Kesehatan 24 10) Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua disertai pelepasan konjungsi Abnon : Abang dan None (Jakarta) 11) Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan tiga huruf pertama huruf komponen kedua Odmilti : Oditur Militer Tinggi 12) Pengekalan tiga huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan huruf pertama komponen kedua Nasakom : Nasionalis Agama Komunis 13) Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen serta pelepasan konjungsi Falsos : Falsafah dan Sosial 14) Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua Jabar : Jawa Barat Dubes : Duta Besar 15) Pengekalan empat huruf pertama tiap komponen disertai pelesapan konjungsi Agitpraf : Agitasi dan Propaganda 16) Pengekalan berbagai huruf dan suku kata yang sulit dirumuskan Akaka : Akademi Perbankan 2.3.3 Teori Tindak Tutur Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian mengenai struktur dan pragmatik karena yang dianalisis adalah penggunaan bahasa (language use) di 25 dalam sebuah guyub tutur di dalam situasi sosial tertentu. Leech (1983:10--11) mendefinisikan struktur dan pragmatik adalah satu dari dua sisi pragmatik, yang sisi lainnya adalah pragmalinguistik. Yang pertama berhubungan dengan sosiologi dan yang kedua berhubungan dengan tata bahasa (grammar). Menurut Searle (dalam Levinson, 1983:240--266), jenis-jenis tindak tutur dikategorikan menjadi lima. Kelima jenis tindak tutur tersebut diuraikan seperti berikut. 1) Representatif (kadang-kadang disebut asertif) adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya (contohnya: menyatakan, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan). 2) Direktif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujaran itu (misalnya menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, menantang). 3) Ekspresif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam ujaran itu (misalnya memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh). 4) Komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam ujarannya (misalnya : berjanji, bersumpah, mengancam). 5) Deklaratif adalah tindak tutur yang dilakukan untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru (misalnya: memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, memberi maaf). 26 2.3.4 Semantik Leksikal Selain tiga teori utama yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini juga menggunakan teori semantik leksikal sebagai teori penunjang. Dalam penelitian ini kata-kata yang digunakan pada teleks dianalisis secara semantik leksikal. Makna leksikal dapat juga diartikan sebagai makna yang sesuai dengan acuannya, makna yang sesuai dengan hasil dari observasi panca indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Menurut Lyons (1997), leksem berhubungan dengan kata ‘leksikal’ dan ‘leksikon’. Leksem adalah istilah yang sering digunakan dalam studi semantik untuk menyebutkan satuan bahasa yang memiliki makna. Leksikon adalah makna yang terdapat di dalam kamus. Semantik leksikal meliputi hal berikut. 1) Makna dan Referensi Makna leksikal sering dipandang sebagai sifat kata dan unsur leksikal. Contoh kata roti memiliki makna tertentu juga memiliki sifat tertentu, yaitu referensi (kemampuan roti mengacu pada makanan tertentu. 2) Denotasi dan Konotasi Denotasi adalah referensi terhadap sesuatu yang ekstralingual menurut makna yang bersangkutan. Konotasi adalah arti yang muncul pada penutur karena penilaian afektif dan emosional. Contohnya kata penjara memiliki makna denotasi, yaitu kemampuan kata tersebut untuk bereferensi pada sebuah penjara, sementara konotasinya bersifat negatif karena dalam penjara dianggap tempat para penjahat dan merupakan tempat yang terisolasi. 27 3) Analisis Ekstensional dan Intensional Makna ekstensional adalah makna pragmatis, yaitu kata yang mengacu pada hal-hal yang bersifat ekstralingual, seperti kata perabot mengacu pada perabot yang bermacam-macam. Sementara makna intensional perabot memiliki unsur semantik sebagai perlengkapan rumah tangga. 4) Analisis Komponensial Banyak kata yang tidak memiliki makna sendiri ketika lepas dari kata lainnya, tetapi kata tersebut memiliki makna karena memiliki hubungan dengan kata-kata lainnya. 5) Makna dan Pemakaian Analisis ini membedakan antara makna secara leksikal atau kanonik dan pemakaiannya sebagai makna nonkanonik, seperti metafora dan metonimi. 6) Sinonim, Antonim, Homonim, dan Hiponim Sinonim adalah dua istilah/kata atau lebih yang maknanya sama atau mirip, tetapi bentuknya berlainan. Contoh : pesawat bersinonim dengan kapal terbang. Antonim adalah dua kata yang memiliki makna yang berlawanan. Contoh : tinggi berantonim dengan rendah. Homonim adalah dua istilah atau lebih yang ejaannya atau pelafalannya sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Contoh : bank dengan bang dan apel (buah) dengan apel (upacara). Hiponim adalah bentuk yang maknanya terangkum dalam hipernim. Contoh : kata buah yang menjadi hipernim (makna lebih luas), memiliki hiponim kata jeruk, semangka, dan lain-lain. 28 2.4 Model Penelitian Bagan 2.1 Model Penelitian BENTUK BAHASA TELEKS 1. Variasi Bahasa Teleks 2. Struktur Teleks METODE PENELITIAN 3. Jenis Tindak Tutur KERANGKA TEORI 1. Wacana (Van Dijk, 1997) 1. Metode Pengumpulan Data -----2. Metode Analisis Data 2. Proses Pembentukan Singkatan dan Akronim (Kridalaksana, 2007) 3. Tindak Tutur (Searle, 1979) 3. Metode Penyajian Hasil Analisis Data TEMUAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan mengikuti prinsip-prinsip kajian deskriptif. Penelitian ini menganalisis struktur (bentuk) kata, kalimat, jenis tindak ujaran dan makna bahasa teleks yang digunakan dalam berkomunikasi di lingkungan penerbangan. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor PT Garuda Indonesia Cabang Denpasar yang ada di Jalan Sugianyar No 5 Denpasar. Di kantor ini dikumpulkan data berupa teleks yang ada di beberapa departemen, yaitu general manager, cargo, ticketing, sales & marketing. 3.3 Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini sumber data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa data tulisan yang diambil dari teleks yang dibuat di beberapa bagian di kantor PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang Denpasar. Teleks didapat dari bagian tiket, bagian sales, bagian keuangan, bagian kargo, dan bagian general manager. Terpilihnya perusahaan penerbangan ini menjadi sumber data penelitian karena PT Garuda Indonesia merupakan perusahaan penerbangan yang terkenal dan memiliki banyak pelanggan sehingga 30 perlu diketahui bagaimana karyawan di perusahaan ini berkomunikasi melalui teleks. Data sekunder diambil dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan tetap ada hubungannya dengan topik penelitian ini. Selain itu, beberapa penjelasan dan informasi yang berhubungan dengan penyingkatan serta bahasa teleks dijadikan sebagai data sekunder. 3.4 Instrumen Penelitian Dalam rangka mendukung penelitian yang dilakukan, berbagai instrumen penelitian disiapkan. Instrumen yang dimaksud dapat dijelaskan berikut ini. 1) Daftar pertanyaan yang diberikan kepada para pegawai di PT Garuda Indonesia (Persero) Kantor Cabang Denpasar 2) Peneliti sebagai instrumen, yaitu peneliti langsung melihat proses pengiriman dan penerimaan teleks di lapangan. Peneliti juga langsung berkomunikasi dengan pengguna teleks untuk mendapatkan informasi tambahan berkaitan dengan penelitian ini. 3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode simak dengan teknik dasar sadap dan teknik lanjutan berupa teknik catat. Karena data yang diambil berupa data tulis (teleks), teknik dasar sadap ini hanya dapat digunakan teknik catat sebagai lanjutan dari teknik simak bebas libat cakap. 31 Langkah pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan beberapa teleks dari setiap departemen di PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang Denpasar. Setiap departemen diambil sekitar lima teleks yang merupakan hasil komunikasi antarstaf dalam satu departemen dan staf dalam departemen yang berbeda. Tahap berikutnya adalah mengelompokkan kata-kata yang muncul di dalam teleks, terutama kata-kata yang sering muncul dalam teleks setiap departemen tersebut. Data yang dikumpulkan diolah secara deskriptif lalu diklasifikasikan sesuai dengan butir-butir permasalahan yang dianalisis. 3.6 Metode dan Teknik Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah metode padan (Sudaryanto, 1993:15). Metode padan dengan teknik pilah digunakan untuk memilah bagian mana yang masuk unsur gramatika (struktur) dan bagian mana yang masuk unsur pragmatik. Tahapan analisisnya dapat dijelaskan berikut ini. 1) Data yang telah diklasifikasikan sebelumnya berdasarkan teleks setiap departemen, kemudian diidentifikasi, dilihat dari kemunculannya dan frekuensinya. 2) Data tersebut diidentifikasi berdasarkan jenis, bentuk, dan maknanya 3) Semua data yang telah diidentifikasi tersebut, kemudian dianalisis berdasarkan teori yang telah ada. 32 4) Dari hasil analisis tersebut disimpulkan analisis dari beberapa unsur tersebut. Hal ini dilakukan untuk semakin memperjelas/mempertegas hasil penelitian ini. 3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Hasil analisis mengenai bentuk bahasa teleks ini disajikan dalam dua cara. Pertama, dengan cara formal, yaitu menyajikan hasil dengan perumusan lambang, tabel, daftar kosakata, dan sebagainya. Dalam hal ini disajikan hasil berupa perumusan kosakata yang dipakai dalam teleks (penyingkatan kata-kata). Data pada penelitian ini juga tetap menggunakan huruf kapital sesuai dengan teleks yang ada karena ingin mempertahankan bentuk asli bahasa verbal pada teleks tersebut. Kedua, dengan cara informal, yaitu dengan memberikan uraian atau paparan untuk memperjelas hasil analisis. Dalam hal ini, dijelaskan tentang analisis bahasa teleks tersebut, bagaimana struktur bahasa yang dipakai dan perbandingan bahasa teleks antardepartemen. 33 BAB IV BENTUK BAHASA TELEKS DAN TINDAK TUTUR Pada bab ini dijelaskan secara mendalam mengenai analisis dari bentuk bahasa teleks. Pembahasan dibagi menjadi analisis variasi bahasa teleks, analisis wacana teleks, dan analisis tindak ujaran. Pada pembahasan mengenai variasi bahasa teleks data akan disajikan dalam tiga tahapan. Tahapan pertama, data ditampilkan sesuai dengan bentuk asli pada teleks, baik yang berupa singkatan maupun akronim. Tahapan kedua adalah bentuk lengkap dari singkatan dan akronim pada teleks sehingga memudahkan pembaca untuk memahami isi singkatan tersebut dalam bahasa Inggris. Tahapan ketiga adalah terjemahan bebas dari kata-kata bahasa Inggris yang digunakan pada teleks tersebut menjadi bahasa Indonesia. Penyajian data secara khusus dilakukan ketika menganalisis secara sintaksis bahasa teleks. Terdapat empat tahap dalam menampilkan data. Tahap pertama adalah penyajian bentuk asli teleks. Tahap kedua adalah bentuk lengkap dari teleks tersebut. Tahap ketiga yang merupakan tahapan khususnya adalah pencantuman gloss dari bentuk lengkap tiap-tiap kata. Tahapan terakhir adalah terjemahan bebas dari teleks tersebut. Sementara itu, analisis mengenai tindak tutur disajikan menjadi tiga tahapan saja tanpa disertakan bentuk gloss karena analisis yang dilakukan menekankan tindak tutur pada teks secara keseluruhan. Setiap data teleks ditampilkan dalam bentuk huruf kapital karena ingin mempertahankan bentuk asli dari bahasa verbal pada teleks. 34 4.1. Variasi Bahasa Teleks Pada bagian ini dibahas tentang variasi bahasa teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) Kantor Cabang Denpasar. Adapun variasi bahasa teleks yang dibahas adalah pola singkatan yang digunakan yang terdiri dari singkatan huruf konsonan, singkatan pola suku kata, dan singkatan nama kota. Analisis selanjutnya adalah mengenai proses pembentukan singkatan dan akronim. Teori yang digunakan pada analisis ini adalah teori dari Kridalaksna (2007). Hal lainnya yang dibahas pada bagian ini adalah kosakata yang digunakan pada teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) Kantor Cabang Denpasar. Kosakata yang ditampilkan dibedakan antara kosakata umum yang digunakan di semua departemen dan kosakata khusus yang digunakan di setiap departemen. Keduanya akan ditampilkan dengan dua tabel yang berbeda. 4.1.1 Pola Singkatan pada Bahasa Teleks Pada bahasa teleks yang dipakai di PT. Garuda Indonesia Cabang Denpasar terdapat banyak penyingkatan atau bentuk ringkas. Singkatan adalah hasil menyingkat atau memendekkan yang berupa huruf atau gabungan huruf. 1) Singkatan Huruf Konsonan Kategori singkatan ini adalah singkatan yang dibuat oleh penulis teleks dengan tidak mencantumkan huruf vokal dari kata tersebut. Penulis hanya menuliskan huruf konsonan dari kata. Berikut merupakan beberapa contoh dari kategori singkatan. 35 (1) SCHD merupakan singkatan yang dibuat oleh pegawai Garuda Indonesia untuk menyampaikan kata schedule. Schedule mempunyai arti jadwal, baik jadwal penerbangan maupun jadwal kerja para pegawai. Pada singkatan ini tidak ada huruf vokal yang dipakai oleh penulis. Hal ini dilakukan karena penulis ingin mempercepat waktu pembuatan teleks NML merupakan singkatan dari normal. Biasanya penulis menggunakan (2) singkatan ini ketika menyebut schedule yang normal atau tidak ada perubahan atau berjalan lancar sesuai dengan jadwal. Pada singkatan ini penulis tidak menggunakan huruf vokal sesuai dengan kata lengkapnya. Penulis hanya menggunakan huruf konsonan yang terdiri dari tiga huruf. Contoh lainnya adalah ACCDGLY yang memiliki arti accordingly. (3) Penulis teleks menggunakan kata ini ketika merujuk pada informasi sebelumnya. Tidak ada huruf vokal yang dicantumkan pada kata ini. Selain tiga contoh di atas ada beberapa konstruksi singkatan dengan menggunakan huruf konsonan saja. Konstruksi tersebut ditampilkan dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Singkatan Huruf Konsonan No 1 2 3 4 5 6 7 8 Singkatan FLWS MNTS SCHD ADJST ACCDGLY BRGDS NML ACKD Bentuk Lengkap FOLLOWS MINUTES SCHEDULE ADJUST ACCORDINGLY BEST REGARDS NORMAL ACKNOWLEDGE Arti mengikuti menit jadwal menyesuaikan berkaitan dengan salam normal mengetahui 36 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 STP RGD WL MTG FR N TKS FYR FSTP FLT RGDG CNTR FVR HLDNG TKT WZ ALDY WTG PRVD HTL ACCNT APPLGZ TTL MNY THKS YR DEPTS FLSTP RESV DLYD CGK PHN ASFLWS HV SMS STOP REGARD WILL MEETING FOR AND THANKS FOR YOUR FULL STOP FLIGHT REGARDING CENTRAL FAVOR HOLDING TICKET WITH ALREADY WAITING PROVIDE HOTEL ACCOUNT APPOLOGIZE TOTAL MANY THANKS YOUR DEPARTMENTS FULL STOP RESERVATION DELAYED CENGKARENG PHONE AS FOLLOWS HAVE SHORT MESSAGE SERVICE berhenti salam akan pertemuan untuk dan terima kasih banyak untuk…..-mu titik (tanda baca) penerbangan sehubungan dengan pusat / bagian tengah bantuan memegang tiket dengan sudah sedang menunggu menyediakan hotel rekening maaf total banyak terima kasih banyak milikmu departemen/bagian titik (tanda baca) pemesanan tertunda/terlambat cengkareng (kota) telepon seperti berikut memiliki layanan pesan singkat Jika dilihat dari data tersebut, maka beberapa singkatan yang muncul dalam bahasa teleks merupakan pola penyingkatan umum yang juga dipakai oleh masyarakat pada umumnya. Pola umum penyingkatan tersebut, antara lain BRGDS, THKS, CGK, SMS, dan PHN. Keempat pola penyingkatan tersebut sering 37 pula dipakai oleh masyarakat, terutama pada bahasa pesan singkat atau short message service (sms) dari telepon genggam. Hal ini membuktikan bahwa pola penyingkatan pada bahasa teleks dengan hanya menggunakan huruf konsonan saja memiliki persamaan dengan pola penyingkatan yang dilakukan oleh masyarakat pada kehidupan sehari-hari. Namun, banyak pula yang bukan pola umum dari singkatan yang dipakai masyarakat dan merupakan variasai bahasa teleks yang diciptakan oleh pengirim teleks, di antaranya FVR, HLDG, STS, DLYD, dan lainlain. Dalam tabel juga terlihat bahwa tidak hanya kata yang disingkat, tetapi juga frasa. Contoh dari bentuk frasa yang disingkat pada bahasa teleks adalah BEST REGARDS. Frasa ini disingkat menjadi BRGDS pada bahasa teleks di PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar. 2) Singkatan dengan Pola Suku Kata Singkatan pada kategori ini menggunakan pola satu atau dua suku kata awal pada setiap kata yang ingin disampaikan. Pada beberapa kata singkatan yang dibuat hanya menggunakan 3--4 huruf pertama seperti kata SEP (SEPTEMBER) dan kata TROP (TROPICAL). Pada singkatan-singkatan ini yang digunakan adalah suku kata pertama dari kata dasarnya. Pada beberapa kata lain singkatan dapat juga dibentuk lebih dari empat huruf, seperti lima atau enam huruf yang umumnya diambil dari dua suku kata pertama dari sebuah kata yang digunakan. Contoh : assist (assistance) dan conseq (consequence). 38 Dengan adanya perbedaan ini, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menulis teleks dengan menyingkat suku kata awal, tidak ada keseragaman dengan jumlah huruf singkatan yang dipakai. Penulis memakai lebih banyak huruf jika menurut mereka tiga huruf saja belum membuat pembaca teleks mengerti tentang apa yang ingin disampaikan. Selain pada contoh di atas, singkatan yang dibentuk dari suku kata 1-2 ditampilkan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Singkatan yang Dibentuk dari Suku Kata 1-2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Singkatan SEP REF OPER SUBJ TROP DEST CONSEQ AUTH BAGG ITTIN NUMB ATT COOP INCONV DOC ARR DEP WED UND ACK APPREC ASSIST ADV MAX URG ATT COOR PREV Bentuk Lengkap SEPTEMBER REFER OPERATE SUBJECT TROPICAL DESTINATION CONSEQUENCE AUTHORITY BAGGAGE ITTINARY NUMBER ATTENTION COOPERATION INCONVENIENCE DOCUMENT ARRIVAL DEPARTURE WEDNESDAY UNDER ACKNOWLEDGE APPRECIATE ASSISTANCE ADVISED MAXIMUM URGENT ATTENTION COORDINATE PREVIOUS Arti bulan september merujuk/mengacu mengoperasikan subjek bersifat tropis tujuan konsekuensi kewenangan bagasi/barang bawaan jadwal penerbangan nomor perhatian kerja sama ketidaknyamanan dokumen kedatangan keberangkatan rabu di bawah mengetahui menghargai pendampingan disarankan maksimal darurat perhatian koordinasi sebelumnya 39 Jika dilihat dari data tersebut, tampak bahwa sebagian besar pola penyingkatan yang dipakai merupakan pola umum yang biasa digunakan oleh masyarakat. Pola umum yang juga dipakai pada bahasa teleks, seperti SEP, REF, SUBJ, ATT. Pola singkatan atau bentuk ringkas ini sering digunakan oleh masyarakat umum ketika menulis surat atau pesan singkat pada telepon genggam. 3) Singkatan Nama Kota Pada bahasa teleks, singkatan nama-nama kota dibagi menjadi dua tabel. Hal ini perlu dilakukan karena ada beberapa nama kota yang disingkat menjadi pola umum yang sudah diketahui, bahkan sering digunakan pula oleh masyarakat umum. Akan tetapi, ada juga beberapa nama kota yang jarang diketahui dan digunakan oleh masyarakat umum dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dicantumkannya pola singkatan nama kota yang tidak umum ini, diharapkan masyarakat lebih mengerti mengenai hal ini ketika memesan tiket pesawat ataupun mengurus hal lainnya yang berkaitan dengan dunia penerbangan. Keduanya diuraikan ke dalam tabel 3 dan tabel 4. Pada tabel 3, singkatan kota yang digunakan di lingkungan penerbangan diterima bahkan, oleh dunia penerbangan secara internasional, seperti di Eropa dan Amerika. Contoh singkatan JKT (JAKARTA). Ketika mereka mengirim pola singkatan seperti ini ke penerima teleks di luar negeri, penerima sudah mengetahui makna singkatan tersebut, yaitu kota JAKARTA. Selain itu, tabel ini juga menunjukkan bahwa singkatan kota pola ini banyak digunakan oleh masyarakat umum yang tidak selalu terlibat di lingkungan penerbangan secara aktif dan mereka bisa memahami maknanya. 40 Terkadang apabila masyarakat umum mengirim pesan singkat melalui telepon genggam, mereka juga menyingkat kata JAKARTA menjadi JKT. Singkatan namanama kota yang lain dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut. Tabel 4.3 Singkatan Nama Kota yang juga dikenal Masyarakat Umum No 1 2 3 4 Singkatan DPS JKT SIN JOG Bentuk Lengkap DENPASAR JAKARTA SINGAPORE JOGJAKARTA Arti Kota Denpasar Kota Jakarta Negara Singapura Kota Yogjakarta Selain pola singkatan nama kota seperti dijelaskan di atas, ada juga namanama kota yang disingkat menjadi pola yang tidak sering dijumpai oleh masyarakat umum. Pola singkatan ini tetap saja dapat diterima dan dimengerti oleh penerima teleks yang merupakan pegawai di lingkungan penerbangan, baik secara nasional di Indonesia maupun di luar negeri (internasional). Penulis tertarik untuk menyampaikan pola singkatan ini sehingga masyarakat umum yang ada di luar lingkungan penerbangan dapat ikut memahami makna singkatan tersebut. Ketika membeli tiket, mereka bisa mendapatkan informasi mana yang menunjukkan nama kota-kota tersebut. Pola singkatan ini ditampilkan dalam tabel 4.4 berikut. 41 Tabel 4.4 Singkatan Nama Kota yang Jarang Diketahui Masyarakat Umum No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Singkatan CGK PLM PER SUB DJJ UPG BPN TIM PVG YVR Bentuk Lengkap CENGKARENG PALEMBANG PERTH SURABAYA JAYAPURA UJUNG PANDANG BALIKPAPAN TIMIKA PUDONG VANCOUVER Arti Kota Cengkareng Kota Palembang Kota Perth Kota Surabaya Kota Jayapura Kota Ujung Pandang/Makassar Kota Balikpapan Kota Timika Kota Pudong (di China) Kota Vancouver (di Kanada) Ketika menulis nama kota, singkatannya menjadi tiga huruf, baik itu tiga huruf pertama maupun tiga huruf dari nama kota tersebut. Tidak ada keseragaman mengenai penulisannya apakah tiga huruf pertama dengan menggunakan huruf vokalnya juga atau menggunakan huruf konsonan saja dari nama kota tersebut. 4) Penomoran Variasi pada bahasa teleks juga muncul pada pola penomoran. Pada pola umum, penomoran biasanya ditandai dengan angka seperti 1, 2, 3, dan seterusnya. Pada data teleks yang yang ada, penomoran tidak ditandai dengan angka seperti pola umum yang digunakan oleh masyarakat. Dalam hal ini yang dipakai saat menulis adalah huruf. Namun tidak seperti pada pola umum yang biasa dipakai oleh masyarakat yang hanya terdiri atas satu huruf, seperti A, B, C, dan seterusnya. Namun, pada penulisan teleks yang dipakai adalah huruf ganda, seperti AA, BB, CC. 42 Contoh : (1) TELEKS XI REF TELEX KOXH/120051 SUBJ. PKGPL EXGA401/12 SEP FINDING LIVE RAT/MOUSE AT CABIN AREA CONSEQ AS FLWS AA.PKGPJ EX GA405 OPER GA860/863/12 SEP EXPECT DELAY 15 MNTS BB.PKGPE EX BASE OPER GA406/12 SEP ED CGK0500 DPS0705/0910 CGK1110 UTC CC.NEXT SCHD WILAD ALLCON PSE ADJST ACCDGLY BRGDS JKTOMGA FOR OCC JKTXM 12 SEP2013 0104 SEQ N/A SENT Bentuk lengkap TELEKS XI REFER TO TELEX FROM KOXH NUMBER120051 SUBJECT PKGPL FLIGHT NO EXGA401/DATED 12 SEPTEMBER FINDING LIVE RAT/MOUSE AT CABIN AREA CONSEQUENCE IS AS FOLLOWS AA PKGPJ EX FLIGHT NUMBER GA405 OPERATE TO FLIGHT NUMBER GA860 AND 863/ DATED 12 SEPTEMBER EXPECT DELAY FOR 15 MINUTES BB.PKGPE EX BASE OPERATE FLIGHT NUMBER GA406/DATED 12 SEPTEMBER ESTIMATED TIME CENGKARENG AT 0500, DENPASAR AT 0705/0910 CENGKARENG 1110 UTC CC.NEXT SCHEDULE WILAD ALLCONDITIONS PLEASE ADJUST ACCORDINGLY BEST REGARDS JKTOMGA FOR OCC SENT Makna Teleks XI ‘Mengacu pada teleks dari KOXH dengan nomor 120051 Subjek. PKGPL penerbangan nomor GA401 12 September ditemukan tikus hidup di area kabin. Konsekuensinya sebagai berikut AA. PKGPJ EX nomor penerbangan GA405 dioperasikan menuju penerbangan nomor GA860 dan GA863 12 September yang akan membuatnya menjadi terlambat selama 15 menit. BB. PKGPE EX BASE dioperasikan pada penerbangan nomor GA406/ 12 September perkiraan waktu di Cengkareng pada pukul 06.00, Denpasar pada pukul 07.05/09.10 di Cengkareng pada pukul 11.10 UTC CC. Jadwal berikutnya akan >>>>>>>>NEXT SCHEDULE WILAD Tolong menyesuaikan semua kondisi. Salam dari JKTOMGA untuk OCC Terkirim’ 43 5) Tanda Baca Dalam Kamus Oxford (2006) dinyatakan bahwa tanda baca adalah tanda, seperti titik, koma, dan tanda petik, yang digunakan dalam menulis untuk memisahkan kalimat dan bagian-bagiannya dan juga untuk memperjelas makna. Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan seperti dikemukakan oleh Waridah (2008) dinyatakan bahwa tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, tetapi berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan. Selain itu, juga intonasi, dan jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antarbahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang tergantung pada pilihan penulis. Fungsi tanda baca yaitu menghubungkan ataupun memisahkan bagian kalimat; memisahkan unsur – unsur dalam suatu perincian; menunjukkan ciri khas suatu kalimat dan penjelasan suatu sematis konteks kalimat; menciptakan kesesuaian untuk keselarasan dan pengaturan vokal seseorang dengan adanya tanda dalam suatu perincian. Jika mengacu pada penjelasan di atas, tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, hal ini berarti tanda baca seharusnya ditulis dengan bentuk simbol sesuai ketentuan yang ada seperti . (titik) , (koma) ! (tanda seru) ? (tanda tanya). Namun pada data teleks tanda baca tidak hanya dicantumkan dengan simbol tersebut, penulis juga mencantumkannya dengan huruf sesuai dengan ucapan tanda baca 44 pada kalimat lisan. Contoh penulisan ini adalah STOP yang berarti titik (.) dan COMMA yang berarti koma (,). Berikut penjelasan mengenai hal ini. (2) Teleks I SUBJ. CARETAKER SHADM DM/TLX-001/JAN11 REF SPPD/TYOAM-006/11 RGD KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JKT CMA SHADM MR PIKRI ILHAM K/528225 WL ATTEND THIS MTG FR 02JAN11 TO 05JAN11 N DURING ABSENT PVGKK MR.AAY ASHADI/526775 WL ASSIGN AS CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O STP TKS FYR KIND ATTN N BRGDS FSTP// Bentuk Lengkap Teleks I SUBJECT CARETAKER SHANGHAI DM DM/TLX-001/JANUARY2011 REFER TO SPPD/ TOKYOAM-006/2011 REGARDING KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JAKARTA COMMA GENERAL MANAGER SHANGHAI PIKRI ILHAM K/528225 WILL ATTEND THIS MEETING FROM 02 JANUARY 2011 TO 05 JANUARY 2011 AND DURING ABSENT AIRPORT MANAGER IN PUDONG MR AAY ASHADI/526775 WILL ASSIGN AS CARETAKER FOR NORMAL OPERATIONS OF SHANGHAI BRANCH OFFICE STOP THANKS FOR YOUR KIND ATTENTION AND BEST REGARDS FULLSTOP// Makna Teleks I : ‘Subjek Pelaksana Harian General Manajer Kantor Cabang Shanghai DM/TLX-001/JANUARY2011 (No Teleks) Mengacu pada Surat Perintah Perjalanan Dinas nomor TOKYOAM-006/2011 perihal kick off sosialisasi IPO di Jakarta, General Manajer Shanghai, Bapak Pikri Ilham K dengan nomor pegawai 528225 akan menghadiri pertemuan ini dari 2 Januari 2011 sampai dengan 5 Januari 2011 dan selama waktu tersebut, maka Manajer Garuda Indonesia yang ada di Bandar Udara Pudong, Bapak Aay Ashadi akan menjadi pelaksana harian untuk operasional normal dari Kantor Cabang Garuda Indonesia di Shanghai. Terima kasih atas perhatian Anda dan salam.’ Pada data di atas, tanda baca koma ditulis dengan CMA. Koma tidak ditulis dengan lambang (,) tetapi ditulis dengan huruf. Hurufnya pun tidak ditulis dengan lengkap (COMMA), tetapi disingkat menjadi CMA. Namun, ada hal yang menarik dan tidak konsisten dari penulis, yaitu seharusnya penulis menulis CMA 45 untuk memberikan jeda antarinformasi dalam satu kalimat. Ia perlu menambahkan CMA sebelum menjelaskan pelaksana harian yang dapat menjalankan operasional normal. Yang juga menarik mengenai penulisan tanda baca adalah penggunaan Full Stop (FLSTP). Frasa ini digunakan untuk menutup kalimat terakhir sebelum menyampaikan salam penutup. Ketika STP (Stop) digunakan untuk menutup setiap kalimat, Full Stop (FLSTP) digunakan untuk menutup beberapa kalimat tersebut. Bentuk singkatan yang digunakan pun berbeda. Ada yang menulis dengan singkatan FSTP, ada juga yang menulis FLSTP. 4.1.2 Proses Pembentukan Singkatan dan Akronim Proses pembentukan singkatan dan akronim pada bahasa teleks ini dianalisis berdasarkan teori dari Kridalaksana. Dari enam belas pola pembentukan singkatan yang dikemukakan oleh Kridalaksana, hanya tujuh pola pembentukan singkatan yang ada pada data bahasa teleks di PT Garuda Indonesia. Sementara pola pembentukan lainnya dijelaskan pada poin berikutnya. 1) Proses Pembentukan Singkatan (1) Pengekalan huruf pertama tiap komponen Contoh : a) DM (District Manager) ‘Manajer Wilayah’; b) BO (Branch Office) ‘kantor cabang’; c) OB (On Board) ‘sudah berada di pesawat’; (2) Pengekalan dua huruf pertama dari kata Contoh : RE (Refer) 46 ‘mengacu’ (3) Pengekalan tiga huruf pertama dari sebuah kata Contoh : a) SHA (Shanghai) ‘kota Shanghai’; b) REF (Refer) ‘mengacu’; c) FEB (February) ‘bulan februari’; d) DOC (Document) ‘dokumen’; e) URG (Urgent) ‘darurat/penting’ (4) Pengekalan empat huruf pertama dari suku kata Contoh : SUBJ (Subject) ‘subjek’ (5) Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir Contoh : FR (For) ‘untuk’ (6) Pengekalan huruf pertama suku kata pertama dan huruf pertama dan terakhir suku kata kedua dari suatu kata Contoh : a) CMA (Comma) ‘koma’; b) MTG (Meeting) ‘rapat/pertemuan’; c) WTG (Waiting) ‘menunggu’; d) TTL (Total) ‘total’ (7) Pengekalan huruf pertama dari tiap suku kata Contoh : 47 a) RGD (Regarding) ‘sehubungan dengan’; b) DPS (Denpasar) ‘kota denpasar’ 2) Proses Pembentukan Akronim Data teleks yang ada tidak banyak mengandung akronim. Jika dilihat banyaknya data yang ada, hanya ditemukan tiga akronim pada teleks-teleks tersebut. Sementara dari enam belas pola pembentukan akronim yang dikemukakan oleh Kridalaksana, hanya satu pola saja yang ada pada data teleks di PT Garuda Indonesia, yaitu pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen sementara satu akronim lainnya memiliki pola berbeda. Berikut akronim yang muncul pada data teleks. (1) Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen. a) CORVER Bentuk lengkap : CORRECTION VERSION Makna : ‘Versi Perbaikan’ b) SHOCON Bentuk lengkap : SHORT CONNECTION Makna : ‘Penerbangan lanjutan dengan waktu transit yang singkat’ Pada data 1) terlihat dengan jelas bahwa proses pembentukan akronim merupakan pengekalan tiga huruf pertama pada setiap komponen. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kridalaksana (2007:169), yaitu pada poin (i). Pada data (1), COR merupakan tiga huruf pertama pada komponen CORRECTION, sementara VER merupakan tiga huruf pertama pada komponen 48 kedua, yaitu VERSION. Pada data (2) SHO merupakan tiga huruf pertama pada komponen SHORT, sementara CON merupakan tiga huruf pertama pada komponen kedua, yaitu CONNECTION. (2) Pengekalan tiga huruf pertama pada komponen pertama dan dua huruf pertama pada komponen kedua dan terjadi pelepasan konjungsi a) HOTAC HOTEL AND ACCOMODATION Makna : ‘Hotel dan Akomodasi’ Sementara pada data (2) pembentukan akronim tersebut merupakan pengekalan tiga huruf pertama pada komponen pertama dan dua huruf pertama pada komponen kedua dan terjadi pelepasan konjungsi. Hal ini tidak muncul pada teori pembentukan akronim yang dikemukakan oleh Kridalaksana. HOT merupakan tiga huruf pertama pada komponen pertama, yaitu HOTEL, sementara AC merupakan 2 huruf pertama pada komponen kedua, yaitu ACCOMODATION. Pada akronim ini kata AND yang merupakan bentuk lengkap dari HOTEL AND ACCOMODATION dihilangkan sehingga tidak muncul pada bentuk akronimnya. 4.1.3 Kosakata pada Bahasa Teleks 4.1.3.1 Kosakata Berdasarkan Kategori Kata Kosakata yang digunakan pada bahasa teleks ini akan dibagi sesuai dengan kelas katanya. Setiap kelas kata ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga terlihat pula kelas kata mana yang lebih banyak muncul. 49 1) Kata Benda (Nomina) Fungsi kata benda yang muncul pada bahasa teleks adalah benda atau hal yang harus diinformasikan atau dilaporkan kepada penerima teleks, baik atasannya, rekan kerja dengan posisi yang sama, maupun bawahannya. 2) Kata Kerja (Verba) Kata kerja yang digunakan dalam bahasa teleks berfungsi sebagai tindakan yang telah, sedang, akan, ataupun harus dilakukan, baik oleh pengirim maupun penerima teleks. Ketika kata kerja itu menjelaskan apa yang sudah atau akan dilakukan pengirim teleks, berarti dia ingin menginformasikan kepada penerima teleks tentang tindakannya itu. Namun, bila kata kerja itu disampaikan agar dilakukan oleh penerima teleks, maka fungsinya untuk memberikan perintah atau meminta pertolongan agar penerima teleks mengerjakannya. 3) Kata Sifat (Ajektiva) Penggunaan kata sifat dalam bahasa teleks berfungsi sebagai karakter atau derajat suatu tindakan. Ketika penulis ingin menyampaikan kualitas benda atau tindakan yang dilakukan, ia akan menambahkan kata sifat pada teleks tersebut. Kata sifat bisa muncul ketika pengirim teleks memberikan informasi ataupun memberikan perintah. 50 4) Kata Keterangan (Adverbial) Penulis teleks mencantumkan kata keterangan ketika ingin mengucapkan salam seperti kata REGARDS, BEST REGARDS, THANKS. Pada data teleks yang ada tidak ditemukan banyak kata keterangan. Tabel 4.5 Klasifikasi Kelas Kata No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kata Benda Kata Kerja Kata Sifat Kata Keterangan (Nomina) (Verba) (Ajektiva) (Adverbial) SUBJECT ‘subjek’ MINUTES ‘menit’ SCHEDULE ‘jadwal’ MEETING ‘rapat/pertemuan’ CENTRAL ‘pusat/tengah’ ACCOUNT ‘rekening’ TOTAL ‘total’ DEPARTMENTS ‘bagian/departemen’ RESERVATION ‘pemesanan’ CENGKARENG ‘cengkareng’ TICKET ‘tiket’ SEPTEMBER ‘september’ CONSEQUENCE ‘konsekuensi’ BAGGAGE ‘bagasi/barang bawaan’ NUMBER ‘nomor/angka’ FOLLOWS ‘mengikuti’ ADJUST ‘menyesuaikan’ STOP ‘berhenti’ HOLDING ‘memegang’ WAITING ‘menunggu’ PROVIDE ‘menyediakan’ APPOLOGIZE ‘meminta maaf’ HAVE Memiliki’ REFER ‘mengacu’ OPERATE ‘mengoperasikan’ APPRECIATE ‘menghargai’ ADVISED ‘menyarankan’ COORDINATE ‘berkoordinasi’ NORMAL ‘normal’ DELAYED ‘tertunda’ TROPICAL ‘bersifat tropis MAXIMUM ‘maksimal’ URGENT ‘penting/darurat’ ALIVE ‘hidup’ PERISHABLE ‘mudah busuk’ REGARDS ‘salam’ BEST REGARDS ‘salam hangat’ ALREADY ‘sudah’ PREVIOUS ‘sebelumnya’ Partikel MANY ‘banyak WITH ‘dengan’ 51 Dalam tabel 4.5 terlihat bahwa dalam penulisan teleks kelas kata yang mendominasi adalah kata benda dan kata kerja. Keduanya memiliki jumlah yang hampir sama. Rata-rata kemunculan kata benda dan kata kerja adalah sepuluh kali dalam setiap teleks. Tentu saja keduanya digunakan di semua jenis teks. Namun apabila dijelaskan lebih terperinci, maka kata benda biasanya muncul atau digunakan oleh pengirim teleks pada semua jenis teks. Hal itu terjadi karena pada setiap teleks, pengirim akan menyebutkan hal atau benda, baik hidup maupun benda mati, yang harus diinformasikan, ditindaklanjuti, ataupun memerlukan konfirmasi. Begitu pula dengan kata kerja. Kata kerja banyak digunakan di semua jenis teks pada teleks. Pada teks permintaan, kata kerja akan dicantumkan ketika penulis teleks meminta penerima teleks melakukan suatu tindakan,. Pada teks konfirmasi, pengirim teleks akan meginformasikan atau mengonfirmasi tindakan yang sudah, sedang, atau akan dilakukannya. Sementara kata sifat paling banyak muncul pada teks jawaban ketika penulis teleks memberikan jawabannya atas teleks sebelumnya dengan memberikan derajat atau kualitas benda atau tindakan. Kata keterangan juga muncul di semua jenis teks yang diwakili, baik oleh kata salam maupun ucapan terima kasih. 4.1.3.2 Kosakata Umum yang Digunakan di Semua Departemen Berikut dijelaskan kosakata pada bahasa teleks yang dipakai di semua departemen PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar dan menjadi pemahaman secara umum di lingkungan penerbangan. Kosakata yang umum 52 digunakan di semua departemen PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Kosakata Umum Digunakan di Semua Departemen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Singkatan BRGDS ACCDGLY THKS RGDG ASFLWS SUBJ PSE REF CONSEQ ADJST Bentuk Lengkap BEST REGARDS ACCORDINGLY THANKS REGARDING AS FOLLOWS SUBJECT PLEASE REFER CONSEQUENCE ADJUST Arti salam berkaitan dengan terima kasih banyak sehubungan dengan sebagai berikut subjek mohon / tolong mengacu/merujuk konsekuensi menyesuaikan Semua singkatan tersebut sering muncul pada teleks-teleks dari setiap departemen di kantor PT Garuda Indonesia Cabang Denpasar. Hal ini disebabkan oleh kata-kata tersebut merupakan kata-kata yang dipakai, baik pada pembuka maupun penutup teleks. Misalnya, singkatan re yang memiliki makna refer atau mengacu kepada. Singkatan ini biasanya dipakai untuk menjawab atau merespon teleks sebelumnya dengan menyebutkan nomor teleks tersebut. Contoh lainnya adalah singkatan BRGDS (BEST REGARDS). Pola singkatan ini sama dengan pola menyingkat dalam bahasa email. Setiap penulis yang ingin menutup isi teleksnya selalu diakhiri dengan BRGDS dilanjutkan dengan inisial nama penulis teleks tersebut. Pola penyingkatan ini ditemukan hampir di semua teleks departemen. 53 4.1.3.3 Kosakata Khusus pada Setiap Departemen Selain pola umum bahasa teleks yang digunakan di semua departemen seperti di atas, ada pula pola yang lebih mengkhusus digunakan di tiap-tiap departemen. Kata-kata atau singkatan tersebut hanya digunakan di satu departemen dan tidak digunakan di departemen lainnya. Kosakata khusus pada setiap departemen ditampilkan dalam tabel 4.7 dan 4.8 berikut ini. Tabel 4.7 Kosakata Bagian Kargo No 1 2 3 4 Singkatan CGO AVI TROP PERISH Bentuk lengkap CARGO ALIVE TROPICAL PERISHABLE Arti kargo hidup bersifat tropis mudah busuk Tabel 4.8 Kosakata Bagian Sales No 1 2 3 4 4.2. Singkatan PAX BAGG TKT ITIN Bentuk lengkap PASSENGER BAGGAGE TICKET ITINERY Arti penumpang barang bawaan tiket jadwal penerbangan Struktur Teleks Dalam bagian ini dijelaskan struktur teks yang dalam hal ini disebut juga struktur wacana, dengan mengacu teori wacana kritis dari Van Dijk (1997). Struktur teleks ini dibedakan atas struktur makro (macro structure), struktur 54 skematik (super structure), dan struktur mikro (micro structure). Penyajian data ditampilkan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah bentuk singkatan yang dipakai pada bahasa teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) Kantor Cabang Denpasar. Bagian selanjutnya adalah tafsiran bentuk leksikal dari singkatan yang digunakan dalam bahasa teleks tersebut. Penyajian terakhir pada setiap data adalah terjemahan bebas dari singkatan itu. Hal ini dilakukan agar masyarakat umum yang membaca tulisan ini dapat memahami bentuk lengkap dan makna dari teleks berbahasa Inggris yang ditampilkan sebagai data. Seperti disampaikan sebelumnya bahwa data pada penelitian ini juga tetap menggunakan huruf kapital sesuai dengan data teleks asli karena ingin mempertahankan bentuk asli dari bahasa verbal pada teleks. 4.2.1 Struktur Makro Teks pada teleks di lingkungan Garuda Indonesia memiliki makna umum (general message) dan makna khusus (specific message). Penelitian ini menghasilkan makna sesuai dengan jenis teks yang ada. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa dalam penulisan teleks di PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar digunakan berbagai macam struktur makna, yaitu makna meminta dan memberikan perintah seperti pada penggunaan kata PLEASE, makna memberikan informasi dan konfirmasi seperti pada penggunaan WILL BE, serta makna memberikan jawaban seperti pada penggunaan REFER TO. Penjelasan tiap-tiap makna diuraikan sebagai berikut. 1) Teks Permintaan atau Perintah (Request) 55 Pada jenis teks ini, penulis teleks meminta, bahkan memerintah penerima teleks untuk melakukan suatu hal atau tindakan. Berikut dua contoh jenis teks ini. (3) Teleks IV APPREC YR ASSIST IN ORDER TO RESPOND TO PAX COMPLAINT. PAX HANEKROOT JAMES MR AND CUNNINGHAM EMILY MS HAD PURCHASED GA KL TICKET AND WERE OB GA715 18 DEC SYDDPS AND THEN IN TRANSIT IN DPS FOR 5.5 HOURS CONNEX WITH KL836 DPSAMS 18 DEC. EVEN THOUGH TRANSIT WAS UNDER TIMATIC SYSTEM OF 8 HOURS PAX WERE MADE TO EXIT CUSTOMS BUY A VISA PAY DEP TAX AND RECHECK WITH KLM. PLS ADV WHY PAX WERE ASKED TO DO THIS WHEN THEY SHOULD HAVE BEEN ALLOWED TO STAY IN TRANSIT AT NO COST. PAX ARE RETURNING ON KL835 23JAN AMSDPS AND GA714 25JAN DPSSYD PNR RIXIUU TRANSIT 5.30 HOURS PLS MAX ASST PAX SO SAME PROBLEM DOES NOT OCCUP ON RT. YR URG RESPONSE APPRECIATED. BRGDS SHIRLEY CUSTOMER RELATIONS SYDDDGA SENT Bentuk lengkap Teleks IV APPRECIATE YOUR ASSISTANCE IN ORDER TO RESPOND TO PASSENGER’S COMPLAINT. PASSENGER HANEKROOT JAMES MR AND CUNNINGHAM EMILY MS HAD PURCHASED GARUDA KUALA LUMPUR TICKET AND WERE ON BOARD IN FLIGHT NUMBER GA715 ON 18 DECEMBER ROUTE SYDNEY-DENPASAR AND THEN IN TRANSIT IN DENPASAR FOR 5.5 HOURS CONNECTED WITH FLIGHT NUMBER KL836 DPS-AMSTERDAM ON 18 DECEMBER. EVEN THOUGH TRANSIT WAS UNDER TIMATIC SYSTEM OF 8 HOURS PASSENGER WERE MADE TO EXIT CUSTOMS BUY A VISA PAY DEPARTURE TAX AND RECHECK WITH KLM. PLEASE ADVISE WHY PAX WERE ASKED TO DO THIS WHEN THEY SHOULD HAVE BEEN ALLOWED TO STAY IN TRANSIT AT NO COST. PASSENGER ARE RETURNING ON FLIGHT NUMBER KL835 ON 23 JANUARY ROUTE AMSTERDAM-DENPASAR AND FLIGHT NUMBER GA714 ON 25 JANUARY ROUTE DENPASARSYDNEY WITH PNR RIXIUU TRANSIT 5.30 HOURS PLEASE MAXIMIZE ASSIST PASSENGERS SO SAME PROBLEM DOES NOT OCCUPIED ON RETURN. YOUR URGENT RESPONSE APPRECIATED. BEST REGARDS SHIRLEY CUSTOMER RELATIONS SYDDDGA SENT Makna teleks IV ‘Kami hargai pendampingan Anda untuk merespons komplain dari penumpang. Penumpang atas nama Tuan James Hanekroot dan Nyonya Emily Cunningham telah membayar tiket Garuda KL dan sudah terbang dengan nomor penerbangan GA715 pada 18 Desember rute Sydey-Denpasar dan transit di Denpasar selama 56 5,5 jam untuk penerbangan lanjutan dengan nomor penerbangan KL836 rute Denpasar-Amsterdam pada 18 Desember. Meskipun transit berada di dalam sistem timatik selama 8 jam, penumpang diminta keluar dari area bea cukai, membeli visa, membayar pajak kedatangan dan memeriksa kembali dengan KLM. Tolong diinformasikan, mengapa penumpang diminta melakukan hal ini di mana seharusnya mereka diizinkan untuk tinggal di area transit tanpa biaya apa pun. Penumpang ini akan melakukan penerbangan kembali dengan nomor penerbangan KL835 pada 23 Januari dengan rute Amsterdam-Denpasar dan nomor penerbangan GA714 pada 25 Januari dengan rute Denpasar-Sydney dengan nomor tiket RIXIUU dan melakukan transit selama 5 jam 30 menit. Tolong maksimalkan untuk mendampingi penumpang sehingga masalah yang sama tidak akan terjadi pada penerbangan tersebut. Respons cepat Anda kami hargai. Salam Shirley Customer Relation SYDDDGA’ Pada teks ini terlihat jelas bahwa pengirim teleks, yaitu customer relation di Sydney bernama Shirley meminta penerima teleks dalam hal ini customer service Kantor Cabang Denpasar memberikan responsnya. Dengan demikian, pesan umum (general message) teks ini adalah permintaan. Permintaan pengirim teleks adalah untuk memberikan respons atas keluhan yang ada. Hal ini bisa dilihat pada APPREC YR ASSIST IN ORDER TO RESPOND TO PAX COMPLAINT. Respons diminta untuk menjawab keluhan pelanggan yang diterimanya. Setelah itu Shirley menjelaskan kronologis mengapa pelanggan sampai menyampaikan keluhannya. Di akhir teleks, Shirley kembali meminta agar Kantor Cabang Denpasar bisa memberikan pendampingan yang lebih maksimal pada pelanggan yang sama untuk penerbangan berikutnya. Hal ini diingatkan olehnya untuk mencegah masalah yang sama terulang kembali seperti terlihat pada kalimat PLS MAX ASST PAX SO SAME PROBLEM DOES NOT OCCUP ON RT. Seperti yang dijelaskan oleh Anna Wierzbicka dalam bukunya yang berjudul English Speech Act Verbs (1987: 37-38), bahwa seseorang dikategorikan 57 menyampaikan permintaan adalah ketika dia menyatakan kalimat itu dengan tujuan bahwa orang yang dimaksud dapat melakukan hal yang disampaikan. Konstituen yang menunjukkan bahwa teleks ini merupakan teks suruhan adalah penggunaan kata PLEASE. Kata ini muncul dua kali dalam teks, yaitu (1) PLEASE ADVISE WHY PAX WERE ASKED TO DO THIS WHEN THEY SHOULD HAVE BEEN ALLOWED TO STAY IN TRANSIT AT NO COST dan (2) PLEASE MAXIMIZE ASSIST PASSENGERS SO SAME PROBLEM DOES NOT OCCUPIED ON RETURN. Dengan kemunculan kata PLEASE maka dapat disimpulkan bahwa teleks ini merupakan jenis teks permintaan atau perintah (request). (4) TELEKS V CS/I/TX-0539/JAN11 SUBJ* UNMATCH TICKETS REPORTED DUR CHECK IN GA725/716/19JAN DPS-CGK/MRLIM/PINKDR N IWOOD/KELLYMS HLDG C-CLASS RESV RLOC *QEWOKG N WERE ISSUED UND NO 1266427788708-711 PAPER TICKETS FIGUR BUT PAXS DOES NOT HELD THOSE TKTS ISO ITIN ONLY STP TKTS WAS SGD116 ALBERNI STREET SUITE 1406 VANCOUVER BRITISH COLUMBIA FAX 1 604 681 8953 STP AS WE KNOW IF SUCH TKTS HVE ALREADY ISSD USUALLY IS ELECTRONIC BUT THE ACT ISSD AS PAPER TICKETS STP OFCOURSE WE GOT PROBLEM DUR CHECK-IN CAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STP PAXS WERE VERY UPSET N COMPLAIN RGDG THIS PROBLEM STP FINALLY WE ACCPT THOSE PAXS TO MIN BIG COMPLAIN N PAX INCONV STP ATT YVRGA PSE CLARIFY TO THE AGT FOR SOLVING THE DOCUMENTS TO H/O CQ CGKUR/JKTWA/HDQWLGA STP ATT CGKUR/JKTWA/HDQWL PSE ADJUST DOCUMENTS ACCDGLY N WAITING REPLY FROM YVRTOGA STP YR PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED STP PSE BE ACKD FSTP // BRGDS GELGEL SENT 58 Bentuk Lengkap TELEKS V CS/I/TX-0539/JAN11 (NO TELEKS) SUBJECT UNMATCH TICKETS REPORTED DURING CHECK IN OF FLIGHT NUMBER GA725/716/ 19 JANUARY DENPASAR-CENGKARENG/MRLIM/PINKDR AND IWOOD/KELLYMS HOLDING C-CLASS RESERVATION WITH BOOKING CODE RLOC *QEWOKG AND WERE ISSUED UNDER TICKET NUMBER 1266427788708-711 PAPER TICKETS FIGURE BUT PASSENGERS DOES NOT HELD THOSE TICKETS ISO ITTINERY ONLY STOP TICKETS WAS SGD116 ALBERNI STREET SUITE 1406 VANCOUVER BRITISH COLUMBIA FAX 1 604 681 8953 STOP AS WE KNOW IF SUCH TICKETS HAVE ALREADY ISSUED USUALLY IS ELECTRONIC BUT THE ACTUAL ISSUED AS PAPER TICKETS STOP OFCOURSE WE GOT PROBLEM DURING CHECK-IN BECAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STOP PASSENGERS WERE VERY UPSET AND COMPLAIN REGARDING THIS PROBLEM STOP FINALLY WE ACCEPT THOSE PASSENGERS TO MINIMIZE BIG COMPLAIN AND PASSENGERS’ INCONVENIENT STOP ATTENTION YVRGA PLEASE CLARIFY TO THE AGENT FOR SOLVING THE DOCUMENTS TO H/O CQ CGKUR/JKTWA/HDQWLGA STOP ATTENTION CGKUR/JKTWA/HDQWL PLEASE ADJUST DOCUMENTS ACCORDINGLY AND WAITING REPLY FROM YVRTOGA STOP YOUR PROMPT REPLY WOULD BE MUCH APPRECIATED STOP PLEASE BE ACKDNOWLEDGE FULLSTOP // BEST REGARDS GELGEL SENT Makna TELEKS V CS/I/TX-0539/JAN11 (NO TELEKS) ‘Subjek tiket yang tidak sesuai Dilaporkan bahwa selama check in penerbangan nomor GA725/716 19 Januari rute Denpasar-Cengkareng atas nama Tuan Pinkdr Lim dan Nyonya Kelly Iwood memegang reservasi kelas C dengan kode pemesanan RLOC *QEWOKG dan diterbitkan dengan nomor tiket 1266427788708-711 berupa tiket kertas namun penumpang tidak memegang tiket tersebut dan hanya jadwal dengan alamat pemesan SGD116 ALBERNI STREET SUITE 1406 VANCOUVER BRITISH COLUMBIA dan nomor faksimile 1 604 681 8953. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa seperti kita ketahui bersama apabila tiket seperti itu sudah diissued, biasanya berupa tiket elektronik, namun tiket sebenarnya adalah tiket kertas. Tentu saja kami mendapat masalah selama check-in karena tampilan tiket yang dibawa jauh berbeda dan tidak bisa disesuaikan dengan dokumen biasanya. Penumpang sangat marah dan komplain sehubungan dengan masalah ini. Akhirnya kami menerima penumpang tersebut untuk meminimalisasi komplain dan ketidaknyamanan mereka. Perhatian kepada VRGA, tolong klarifikasi kepada agen untuk menyelesaikan masalah dokumen-dokumen 59 Perhatian kepada CGKUR/JKTWA/HDQWL, tolong sesuaikan dokumendokumen yang tersebut dan menunggu jawaban dari YVRTOGA. Jawaban PROMPT Anda akan sangat kami hargai. Tolong diketahui. Salam Gelgel Terkirim’ Pada teleks ini pesan umum yang ingin disampaikan penulisnya adalah permintaan. Secara khusus, penulisnya, yaitu Gelgel meminta YVRGA untuk mengklarifikasikan masalah dokumen kepada agen. Hal itu bisa dilihat pada kalimat ATT CGKUR/JKTWA/HDQWL PSE ADJUST DOCUMENTS ACCDGLY N WAITING REPLY FROM YVRTOGA STP YR PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED STP PSE BE ACKD FSTP // Di awal teleks, Gelgel menceritakan kronologis kejadian sehingga masalah tersebut muncul. Setelah kejadian itu diceritakan, Gelgel meminta penerima teleks (beberapa pihak) agar melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan setiap bidangnya. Konstituen yang ada pada teleks ini dan menunjukkan bahwa teleks ini merupakan teks permintaan atau perintah adalah kata PLEASE yang muncul sebanyak tiga kali, yaitu (1) PLEASE CLARIFY TO THE AGENT FOR SOLVING THE DOCUMENTS; (2) PLEASE ADJUST DOCUMENTS ACCORDINGLY AND WAITING REPLY FROM YVRTOGA STOP; (3) PLEASE BE ACKDNOWLEDGE. Ketiga perintah tersebut ditujukan kepada pihak yang berbeda-beda. Tiap-tiap perintah diawali dengan kepada siapa kalimat itu ditujukan. Penggunaan kata PLEASE yang cukup banyak membuktikan bahwa teleks ini merupakan jenis teks permintaan atau perintah (request). 60 2) Teks Konfirmasi Seperti yang dijelaskan oleh Anna Wierzbicka dalam bukunya yang berjudul English Speech Act Verbs (1987: 41-42), bahwa seseorang dikategorikan menyampaikan informasi, memberitahu adalah ketika ia ingin menyampaikan suatu hal atau tindakan yang mengakibatkan pendengar atau penerimanya mengetahui tentang informasi itu dan pada akhirnya penerima informasi dapat melakukan atau menyesuaikan tindakannya berkaitan dengan informasi yang diterima. Pada data teleks, jenis teks ini penulis biasanya akan memberikan informasi dan konfirmasi mengenai suatu masalah. Penulis akan memberikan informasi mengenai suatu hal atau tindakan yang telah atau sedang dilakukannya. Terdapat juga informasi atau konfirmasi tentang apa yang terjadi. Berikut contoh data jenis teleks ini. (5) Teleks I SUBJ. CARETAKER SHADM DM/TLX-001/JAN11 REF SPPD/TYOAM-006/11 RGD KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JKT CMA SHADM MR PIKRI ILHAM K/528225 WL ATTEND THIS MTG FR 02JAN11 TO 05JAN11 N DURING ABSENT PVGKK MR.AAY ASHADI/526775 WL ASSIGN AS CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O STP TKS FYR KIND ATTN N BRGDS FSTP// Bentuk Lengkap Teleks I SUBJECT CARETAKER SHANGHAI DM DM/TLX-001/JANUARY2011 REFER TO SPPD/ TOKYOAM-006/2011 REGARDING KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JAKARTA COMMA GENERAL MANAGER SHANGHAI PIKRI ILHAM K/528225 WILL ATTEND THIS MEETING FROM 02 JANUARY 2011 TO 05 JANUARY 2011 AND DURING ABSENT AIRPORT MANAGER IN PUDONG MR AAY ASHADI/526775 WILL ASSIGN AS CARETAKER FOR NORMAL OPERATIONS OF SHANGHAI BRANCH OFFICE STOP THANKS FOR YOUR KIND ATTENTION AND BEST REGARDS FULLSTOP// 61 Makna Teleks I ‘Subjek Pelaksana Harian General Manajer Kantor Cabang Shanghai DM/TLX-001/JANUARY2011 (No Teleks) Mengacu pada Surat Perintah Perjalanan Dinas nomor TOKYOAM-006/2011 perihal kick off sosialisasi IPO di Jakarta, General Manajer Shanghai, Bapak Pikri Ilham K dengan nomor pegawai 528225 akan menghadiri pertemuan ini dari 2 Januari 2011 sampai dengan 5 Januari 2011 dan selama waktu tersebut, maka Manajer Garuda Indonesia yang ada di Bandar Udara Pudong, Bapak Aay Ashadi dengan nomor pegawai 526775 akan menjadi pelaksana harian untuk operasional normal dari Kantor Cabang Garuda Indonesia di Shanghai. Terima kasih atas perhatian Anda dan salam.’ Pada teleks I penulis teleks ingin menyampaikan informasi sekaligus konfirmasinya mengenai pelaksana harian General Manajer Shanghai. Adapun pesan umum yang ada adalah informasi dan konfirmasi. Sementara pesan khusus (specific message) pada teleks ini adalah yang akan menggantikan general manager Kantor Cabang Shanghai sekaligus pelaksana harian untuk operasi normal adalah Manajer Garuda Indonesia yang ada di Bandar Udara Pudong. Bahasa yang menjelaskan konfirmasi bisa dilihat pada contoh WL ASSIGN AS CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O. Kata will assign memiliki makna mendalam mengenai konfirmasi dari general manager untuk menunjuk yang bersangkutan sebagai pelaksana harian selama beliau mengikuti rapat di Jakarta. Konstituen yang menjadi ciri khas bahwa teleks ini merupakan jenis teks konfirmasi adalah kata WILL + kata kerja yang muncul sebanyak dua kali yaitu (1) GENERAL MANAGER SHANGHAI PIKRI ILHAM K/528225 WILL ATTEND THIS MEETING dan (2) DURING ABSENT AIRPORT MANAGER IN PUDONG MR AAY ASHADI/526775 WILL ASSIGN AS CARETAKER FOR NORMAL OPERATIONS OF SHANGHAI BRANCH OFFICE STOP. Kata WILL yang pertama diikuti kata kerja ATTEND menjelaskan konfirmasi pertama sehubungan dengan rapat sosialisasi IPO di Jakarta, maka General Manager Shanghai yang akan mengikuti rapat ini. 62 Konfirmasi dan informasi kedua, yaitu ditunjuknya Airport Manager Pudong untuk menjadi pelaksana harian Kantor Cabang Shanghai selama General Manager mengikuti rapat di Jakarta. Hal ini bisa dilihat dengan penggunaan kata WILL diikuti kata kerja ASSIGN. (6) Teleks II SUBJ PUBLIC HOLIDAY DUE TO AUSTRALIA DAY ON 26FEB2011 DM/TX/007/11 20JAN11 PLS BE ADVD THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED 26TH JAN 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STP OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA HOWEVER WILL BE OPERATING AS PER NORMAL STP PLS INFORM ALL DEPS ACCORDINGLY FLSTP BRGDS SENT Bentuk Lengkap Teleks II SUBJECT PUBLIC HOLIDAY DUE TO AUSTRALIA DAY ON 26 FEBRUARY 2011 DM/TX/007/11 20 JANUARY 2011 PLEASE BE ADVISED THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED 26TH JANUARY 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STOP OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA HOWEVER WILL BE OPERATING AS PER NORMAL STOP PLEASE INFORM ALL DEPARTMENTS ACCORDINGLY FULLSTOP BEST REGARDS SENT Makna Teleks II : ‘Subjek Hari Libur Nasional sehubungan dengan Hari Australia pada 26 Februari 2011 DM/TX/007/11 20 Januari 2011 Mohon diketahui bahwa Kantor Cabang Sydney akan tutup pada 26 Januari 2011 karena Hari Libur Nasional Australia. Namun, kantor kami di airport, SYDKKGA akan tetap beroperasi seperti biasa. Tolong informasikan semua bagian mengenai hal ini. Salam. Terkirim’ Pada teleks II pesan umum yang ingin disampaikan oleh penulis teleks adalah konfirmasi atau informasi. Pesan khusus yang ingin disampaikan adalah informasi tentang hari libur nasional di Australia pada 26 Januari 2011 dan 63 konfirmasi mengenai tutupnya kantor Garuda Indonesia cabang Sydney pada hari tersebut. Selain itu, ada pula konfirmasi mengenai kantor yang ada di airport tetap beroperasi. Hal ini bisa dilihat pada kata PLS BE ADVD THAT. Konstituen yang menunjukkan teleks ini merupakan jenis teks konfirmasi atau informasi adalah kata WILL BE diikuti dengan kata kerja. Kemunculannya sebanyak dua kali, yaitu (1) THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED 26TH JANUARY 2011 dan (2) OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA HOWEVER WILL BE OPERATING. Keduanya mencantumkan kata WILL BE yang berarti penulis ingin menginformasikan atau mengonfirmasikan mengenai kondisi apa yang akan terjadi pada 26 Januari 2011, yaitu Kantor Garuda Cabang Sydney akan tutup pada tanggal itu karena hari libur nasional di Australia dan konfirmasi bahwa Kantor Garuda di Bandar Udara Sydney tetap buka pada tanggal itu. 3) Teks Jawaban Seperti dikemukakan oleh Anna Wierzbicka dalam bukunya yang berjudul English Speech Act Verbs (1987: 371-372), bahwa seseorang dikategorikan menyampaikan jawaban ketika seseorang menganggap komunikasi yang disampaikan oleh orang lain untuknya memerlukan tanggapan atau informasi kembali darinya. Pada jenis teks ini penulis memberikan jawaban dari pertanyaan atau suruhan yang diberikan sebelumnya, baik melalui teleks maupun telepon yang diterima. Penulis biasanya mencantumkan nomor teleks referensi yang akan dijawab pada teleks yang ditulis. Berikut contoh data pada teks ini. 64 (7) TELEKS IX CS/D/TX-703/MAY13 SUBJ. SUGGEST WAITING TRAPAX REF OM-263/DM RGDG GA421/30MAY DPS-CGK DLYD ED 2120LT ISO 19.10 FOUND SEVERAL PAXS HVE SHOCONX FLT BEYOND CGK DATA ASFLW -74Y HVE SHOCONX FLT GA890/DTG CGK-PEK SD 22.40LT -10Y HVE SHOCONX FLT GA894/DTG CGK-PVG SD 23.35LT ATT –JKTOM/CGKGA PSE MAAS N SUGGEST WTG TRAPAXS ABV -ALLCONS PSE B/ACKD ACCDLY MANY THKS FYR B/COOPS//BRGDS SM FR MI SENT Bentuk Lengkap TELEKS IX CS/D/TX-703/MAY13 SUBJECT SUGGEST WAITING TRAPASSENGERS REF OM-263/DM REGARDING GA421/30MAY DENPASAR-CENGKARENG DELAYED ESTIMATED AT 2120 LOCAL TIME ISO AT 19.10 FOUND SEVERAL PASSENGERS HAVE SHOW CONNECTION FLIGHT BEYOND CENGKARENG DATA ASFOLLOWS -74 PASSENGERS HAVE SHOW CONNECTION FLIGHT GA890/DESTINATION CENGKARENG-PEKING STRANDED AT 22.40LOCAL TIME -10 PASSENGERS HAVE SHOW CONNECTION FLIGHT GA894/DESTINATION CENGKARENG-PUDONG STRANDED AT 23.35 LOCAL TIME ATTENTION –JKTOM/CGKGA PLEASE MAAS AND SUGGEST WAITING TRAPASSENGERS ABOVE -ALLCONDITIONS PLEASE BE/ACKNOWLEDGE ACCORDINGLY MANY THANKS FORYOUR BEST/COOPERATIONS//BESTREGARDS SM FOR MI SENT Makna Teleks IX ‘Subjek. Menyarankan untuk Menunggu Penumpang Mengacu pada teleks nomor OM-263/DM tentang GA 421 tanggal 30 Mei rute DenpasarCengkareng terlambat dan perkiraan tiba pukul 22.20 waktu setempat dibandingkan waktu tiba semula pukul 18.10 waktu setempat, diketahui bahwa beberapa penumpang memiliki penerbangan lanjutan melalui Cengkareng. Datanya sebagai berikut. - 74 Penumpang mengikuti penerbangan selanjutnya dengan nomor penerbangan GA890/ dengan tujuan Cengkareng/Peking berangkat pukul 18.10 waktu setempat - 10 penumpang mengikuti penerbangan selanjutnya dengan nomor penerbangan GA894/ tujuan Cengkareng-Pudong berangkat pukul 23.35 waktu setempat Perhatian kepada bagian OM Kantor Cabang Jakarta atau kantor Garuda di Cengkareng, tolong MAAS dan sarankan penumpang di atas untuk menunggu 65 - Kepada semua pihak yang berhubungan tolong diperhatikan dan dipahami tentang masalah tersebut Terima kasih banyak atas kerja sama terbaik Anda. Salam// KY untuk CP Terkirim’ Pada teleks XI ini, pesan umum yang ingin disampaikan adalah jawaban atas teleks sebelumnya. Sementara lebih khususnya, jawaban yang ingin diberikan yaitu tentang konsekuensi dari terlambatnya pesawat nomor GA421 bahwa akan ada banyak penumpang yang mengalami masalah dalam penerbangan lanjutannya. Hal ini dapat dilihat dari bahasanya berupa REF OM-263/DM RGDG GA421/30MAY DPS-CGK DLYD ED 2120LT ISO 19.10 FOUND SEVERAL PAXS HVE SHOCONX FLT BEYOND CGK. Penulis teleks secara jelas mencantumkan nomor teleks sebelumnya yang dijawab di teleks ini. Konstituen yang menjadi ciri khas jenis teks jawaban pada teleks ini adalah kata REFER. Kata ini menunjukkan bahwa teleks ini dibuat sebagai jawaban atau tindak lanjut dari teleks sebelumnya, yaitu teleks dengan nomor OM-263/DM. (8) TELEKS XIV OM-391/HA REF PHONE CALL CGKMOGA SUBJ PKGPA NEED MORE TIME FR MTC CONSEQ AS FLWS AA. PKGPA XBASE OPER GA716/11 SEP BB. PKGPD XGA413 OPER GA414/882/11SEP SCHD NML ALLCON PSE ADJST ACCDGLY BRGDS JKTOMGA FOR OCC SENT Bentuk Lengkap teleks XIV TELEKS XIV OM-391/HA REFER TO PHONE CALL FROM CGKMOGA SUBJECT PKGPA NEED MORE TIME FOR MAINTENANCE CONSEQUENCE AS FOLLOWS 66 AA. PKGPA EKS BASE OPERATE GA716/DATED 11 SEPTEMBER BB. PKGPD EKS GA413 OPERATE GA414/882/DATED 11SEPTEMBER SCHEDULE NORMAL ALL CONDITIONS PLEASE ADJUST ACCORDINGLY BEST REGARDS JKTOMGA FOR OCC SENT Makna Teleks XIV ‘OM-391/HA ( No Teleks) Mengacu pada telepon dari CGKMOGA, PKGPA memerlukan waktu tambahan untuk perawatan. Konsekuensinya sebagai berikut AA. PKGPA agar mengoperasikan penerbangan dasar, yaitu GA716/ 11 September BB. Pada PKGPD agar penerbangan GA413 dioperasikan kepada GA414/882/ dengan jadwal normal Kepada semua pihak yang berhubungan agar menyesuaikan dengan kondisi tersebut Salam dari JKTOMGA kepada OCC Terkirim’ Pesan umum yang ingin disampaikan oleh penulis teleks adalah jawaban untuk menindaklanjuti telepon dari CGKMOGA mengenai tambahan waktu untuk perawatan. JKTOMGA sebagai penulis teleks memberikan jawaban bahwa ada beberapa tindak lanjut yang harus dilaksanakan oleh beberapa pihak. Pesan khusus yang ingin disampaikan adalah jawaban bahwa dengan diperlukannya tambahan waktu untuk perawatan maka beberapa penerbangan lainnya akan mengikuti jadwal tersebut. Hal ini bisa dilihat dari pola bahasa pada contoh berikut REF PHONE CALL CGKMOGA SUBJ PKGPA NEED MORE TIME FR MTC CONSEQ AS FLWS Berdasarkan pola bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa teleks ini memang jenis teks jawaban karena konstituen yang menjadi cirinya adalah kata REFER. Kata ini muncul di awal teleks sehingga penerima atau pembaca teleks 67 sudah mengetahui lebih awal maksud dan isi informasinya. REFER menunjukkan bahwa teleks ini dibuat untuk menindaklanjuti atau menjawab telepon yang diterima dari CGKMOGA sekaligus menginformasikan mengenai konsekuensi yang muncul. Informasi yang diterima sebelumnya berupa telepon dan kini dijawab dengan teleks sehingga penerima mendapatkan informasi yang tertulis secara tepat. 4.2.2 Struktur Skematik Teks Teks pada teleks dibedakan atas teks permintaan atau suruhan (request0, teks konfirmasi, dan teks jawaban. Tiap-tiap telekes tersebut memiliki persamaan dan perbedaan pola atau skema. Berikut dijelaskan karakteristik dari tiap-tiap jenis teks. 1) Teks Permintaan Teks permintaan adalah jenis teks yang menunjukkan permintaan dari penulis kepada penerima teks, baik berupa benda maupun tindakan, yang harus dilakukan. Seperti yang dijelaskan oleh Anna Wierzbicka dalam bukunya yang berjudul English Speech Act Verbs (1987: 37-38), bahwa seseorang dikategorikan menyampaikan permintaan adalah ketika dia menyatakan kalimat itu dengan tujuan bahwa orang yang dimaksud dapat melakukan hal yang disampaikan. Contoh teks ini diuraikan pada data berikut. (9) TELEKS V CS/I/TX-0539/JAN11 baris 1 SUBJ* UNMATCH TICKETS baris 2 REPORTED DUR CHECK IN GA725/716/19JAN DPS-CGK/MRLIM/PINKDR N IWOOD/KELLYMS HLDG C-CLASS RESV RLOC *QEWOKG N WERE ISSUED 68 UND NO 1266427788708-711 PAPER TICKETS FIGUR BUT PAXS DOES NOT HELD THOSE TKTS ISO ITIN ONLY STP TKTS WAS SGD116 ALBERNI STREET SUITE 1406 VANCOUVER BRITISH COLUMBIA FAX 1 604 681 8953 STP AS WE KNOW IF SUCH TKTS HVE ALREADY ISSD USUALLY IS ELECTRONIC BUT THE ACT ISSD AS PAPER TICKETS STP OFCOURSE WE GOT PROBLEM DUR CHECK-IN CAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STP baris13 PAXS WERE VERY UPSET N COMPLAIN RGDG THIS PROBLEM STP FINALLY WE ACCPT THOSE PAXS TO MIN BIG COMPLAIN N PAX INCONV STP ATT YVRGA PSE CLARIFY TO THE AGT FOR SOLVING THE DOCUMENTS TO H/O CQ CGKUR/JKTWA/HDQWLGA STP ATT CGKUR/JKTWA/HDQWL PSE ADJUST DOCUMENTS ACCDGLY N WAITING REPLY FROM YVRTOGA STP YR PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED STP PSE BE ACKD FSTP // baris 23 BRGDS GELGEL baris 24 SENT Pada baris pertama dicantumkan nomor teleks untuk memudahkan registrasi, baik oleh pihak pengirim maupun penerima teleks ini. Sementara baris kedua adalah subjek teleks. Hal ini penting dicantumkan agar pembaca dapat langsung memahami informasi apa yang didapatkan pada bagian isi teleks tersebut. Kedua baris ini merupakan bagian pendahuluan dari teleks. Sementara itu, baris ketiga sampai dengan baris ke-23 merupakan isi teleks tersebut. Tentu saja ada beberapa poin informasi dan permintaan atau perintah yang disampaikan oleh penulis teleks dalam bagian isi tersebut. Bagian penutup dicantumkan pada akhir teleks, yaitu pada baris ke-24. Pada bagian ini penulis menyampaikan salam, yaitu BEST REGARDS dan diakhiri dengan pencantuman namanya yaitu GELGEL. Pola penutup seperti ini juga biasa terlihat, baik dalam penulisan surat, pos elektronik, maupun pesan singkat pada telepon genggam (sms). Namun, pola pendahuluan seperti pada data di atas tidak dicantumkan oleh penulis teleks pada data berikut. 69 (10) Teleks IV APPREC YR ASSIST IN ORDER TO RESPOND TO PAX COMPLAINT. PAX HANEKROOT JAMES MR AND CUNNINGHAM EMILY MS HAD PURCHASED GA KL TICKET AND WERE OB GA715 18 DEC SYDDPS AND THEN IN TRANSIT IN DPS FOR 5.5 HOURS CONNEX WITH KL836 DPSAMS 18 DEC. EVEN THOUGH TRANSIT WAS UNDER TIMATIC SYSTEM OF 8 HOURS PAX WERE MADE TO EXIT CUSTOMS BUY A VISA PAY DEP TAX AND RECHECK WITH KLM. PLS ADV WHY PAX WERE ASKED TO DO THIS WHEN THEY SHOULD HAVE BEEN ALLOWED TO STAY IN TRANSIT AT NO COST. PAX ARE RETURNING ON KL835 23JAN AMSDPS AND GA714 25JAN DPSSYD PNR RIXIUU TRANSIT 5.30 HOURS PLS MAX ASST PAX SO SAME PROBLEM DOES NOT OCCUP ON RT. YR URG RESPONSE APPRECIATED. BRGDS SHIRLEY CUSTOMER RELATIONS SYDDDGA SENT Pada teleks ini penulisnya, yaitu Shirley tidak mencantumkan subjek dan nomor teleks sebagai pola pendahuluan. Shirley langsung memulai teleksnya dengan mencantumkan apresiasinya apabila pihak terkait dapat merespon komplain dari pelanggan yang didapatkan. Kemungkinan hal ini dilakukannya karena Shirley berada pada situasi penerima komplain sehingga ia harus bergerak cepat termasuk langsung menyatakan apa maksud teleksnya tanpa didahului dengan bagian pendahuluan, seperti subjek dan nomor teleks. Kemungkinan lainnya Shirley langsung menuliskan isi teleksnya karena ia ingin pihak terkait segera bisa merespons permasalahan ini dan menunjukkan keseriusan penulis atas komplain yang diterima. Bagian isi muncul pada baris ke-2 sampai dengan baris ke-13 pada teks. Penulis mengawalinya dengan menceritakan apa keluhan pelanggan yang diterimanya. Shirley menceritakan kronologis kejadian yang dialami penumpang lalu meminta pihak terkait agar mencari tahu mengapa hal ini bisa dialami oleh penumpang tersebut. Kemudian Shirley juga mengingatkan bahwa penumpang 70 yang sama akan terbang kembali menggunakan Garuda pada jadwal berikutnya. Untuk itu, dia meminta agar pihak terkait meningkatkan pendampingannya pada penumpang yang bersangkutan agar masalah yang sama tidak terulang kembali. Bagian penutup pada teleks ini berupa salam dan nama penulis. Salam yang disampaikan adalah BEST REGARDS sementara penulis teleks adalah Shirley pada bagian customer relations di Kantor Garuda Sydney. 2) Teks konfirmasi Seperti yang dijelaskan oleh Anna Wierzbicka dalam bukunya yang berjudul English Speech Act Verbs (1987: 41-42), bahwa seseorang dikategorikan menyampaikan informasi, memberitahu adalah ketika ia ingin menyampaikan suatu hal atau tindakan yang mengakibatkan pendengar atau penerimanya mengetahui tentang informasi itu dan pada akhirnya penerima informasi dapat melakukan atau menyesuaikan tindakannya berkaitan dengan informasi yang diterima. Teks konfirmasi dibuat ketika penulis ingin menyampaikan suatu informasi yang dapat dijadikan acuan oleh penerimanya. Konfirmasi ini dapat ditindaklanjuti atau bisa juga hanya sebagai informasi yang tidak memerlukan tanggapan atau tindak lanjut dari penerimanya. Berikut adalah contoh teks konfirmasi. (11) Teleks I SUBJ. CARETAKER SHADM Baris 1 DM/TLX-001/JAN11 Baris 2 REF SPPD/TYOAM-006/11 RGD KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JKT CMA SHADM MR PIKRI ILHAM K/528225 WL ATTEND THIS MTG FR 02JAN11 TO 05JAN11 N DURING ABSENT PVGKK MR.AAY ASHADI/526775 WL ASSIGN AS 71 CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O STP TKS FYR KIND ATTN N BRGDS FSTP// Baris 7 Pada teleks ini baris pertama (SUBJ. CARETAKER SHADM) dan baris kedua (DM/TLX-001/JAN11) merupakan bagian pendahuluan. Teleks dibuka dengan menginformasikan subjek berita sehingga pembaca dapat memahami lebih awal mengenai isinya. Hal ini sama dengan pola pendahuluan dalam bentuk surat dan pos elektronik. Selain diawali dengan subjek, teleks juga diawali dengan nomor teleks. Hal ini penting dilakukan untuk memudahkan registrasi teleks dan menunjuk teleks ini ketika penerima atau pihak lain ingin menjawab atau merujuknya pada teleks berikutnya. Sementara itu, bagian isi dicantumkan pada baris ke-3 sampai dengan baris ke-6 dari teleks. Bagian penutup teleks ditandai dengan ucapan terima kasih lalu diucapkannya salam berupa BEST REGARDS. Hal yang berbeda pada bagian penutup jika dibandingkan dengan contoh teks permintaan adalah tidak dicantumkannya nama penulis teleks sehingga pembaca atau penerima teleks tidak mengetahui secara tepat siapa yang mengirim teleks ini. Namun, pada struktur organisasi di PT Garuda Indonesia, penulis teleks dari general manager adalah sekretaris general manager atau bagian general affairs dari setiap kantor cabang. General manager tidak menulis teleks sendiri untuk memberikan keputusan atau pengumuman kepada karyawan atau kantor cabang lainnya. Hal ini diwakili oleh sekretaris atau bagian general affairs. (12) Teleks II SUBJ PUBLIC HOLIDAY DUE TO AUSTRALIA DAY ON 26FEB2011 DM/TX/007/11 20JAN11 baris 2 PLS BE ADVD THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED 26TH JAN 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STP 72 OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA HOWEVER WILL BE OPERATING AS PER NORMAL STP PLS INFORM ALL DEPS ACCORDINGLY FLSTP BRGDS baris 8 SENT Pada teleks ini bagian pendahuluan terdapat pada baris ke-1, yaitu subjek dan baris ke-2, yaitu nomor teleks. Bagian ini memiliki pola yang sama dengan pola pendahuluan pada jenis teks permintaan yang sudh dijelaskan sebelumnya. Keduanya penting untuk diinformasikan di awal sehingga pembaca dapat mengetahui lebih awal informasi apa yang akan didapat pada isi teleks melalui subjek berita. Di pihak lain nomor teleks juga penting dicantumkan sehingga memudahkan registrasi teleks, baik untuk penulisnya maupun untuk penerima, sehingga lebih mudah juga merujuk teleks ini apabila penerima ingin membuat teleks jawaban. Bagian isi pada teleks muncul di baris ke-3 sampai dengan ke-8. Sementara bagian penutup muncul di akhir teleks, yaitu di baris ke-8 dengan adanya salam oleh penulis BEST REGARDS. Teleks ini juga tidak mencantumkan nama penulis, tetapi dengan jelas ketika nomor teleks DM (District Manager) dicantumkan berarti informasi tersebut berasal dari General Manager Garuda Kantor Cabang Sydney yang ditulis oleh sekretarisnya atau bagian general affairs. 3) Teks Jawaban Teks jawaban adalah jenis teks yang merupakan tindak lanjut dari teks sebelumnya. Pada teleks, teks ini dibuat ketika penulis ingin memberikan jawaban atau tanggapan atas teleks ataupun komunikasi bentuk lain yang diterima 73 sebelumnya. Seperti dikemukakan oleh Anna Wierzbicka dalam bukunya yang berjudul English Speech Act Verbs (1987: 371-372), bahwa seseorang dikategorikan menyampaikan jawaban ketika seseorang menganggap komunikasi yang disampaikan oleh orang lain untuknya memerlukan tanggapan atau informasi kembali darinya. Hal ini bisa dilihat dari penulisan kata REFER pada teleks jawaban yang memiliki makna bahwa teleks yang sedang dibuat mengacu pada teleks sebelumnya. Biasanya nomor teleks acuan juga dicantumkan sehingga memudahkan pembaca memahami rangkaian komunikasi yang sedang dilakukan. (13) TELEKS IX CS/D/TX-703/MAY13 baris 1 SUBJ. SUGGEST WAITING TRAPAX baris 2 REF OM-263/DM RGDG GA421/30MAY DPS-CGK DLYD ED 2120LT ISO 19.10 FOUND SEVERAL PAXS HVE SHOCONX FLT BEYOND CGK DATA ASFLW baris 5 -74Y HVE SHOCONX FLT GA890/DTG CGK-PEK SD 22.40LT -10Y HVE SHOCONX FLT GA894/DTG CGK-PVG SD 23.35LT ATT –JKTOM/CGKGA PSE MAAS N SUGGEST WTG TRAPAXS ABV -ALLCONS PSE B/ACKD ACCDLY MANY THKS FYR B/COOPS//BRGDS SM FR MI baris 10 SENT Pada teleks ini bagian pendahuluan diisi dengan nomor dan subjek teleks (baris ke-1 dan baris ke-2). Pola ini sama dengan pola pendahuluan pada teks permintaan dan teks konfirmasi yang telah dijelaskan sebelumnya. Kedua hal ini dianggap penting untuk dicantumkan di awal teleks. Bagian isi dicantumkan pada baris ke-3 sampai dengan baris ke-9. Sementara itu, bagian penutup terdapat di baris ke-10 yang berisikan ucapan terima kasih, salam, dan nama penulis. 74 (14) TELEKS XIV OM-391/HA REF PHONE CALL CGKMOGA SUBJ PKGPA NEED MORE TIME FR MTC CONSEQ AS FLWS AA. PKGPA XBASE OPER GA716/11 SEP BB. PKGPD XGA413 OPER GA414/882/11SEP SCHD NML ALLCON PSE ADJST ACCDGLY BRGDS JKTOMGA FOR OCC SENT Pendahuluan pada teleks ini diisi dengan nomor teleks. Tidak ada subjek yang dicantumkan, berbeda dengan pola pendahulan pada teks sebelumnya. Penulis langsung menjelaskan inti atau isi teleks tersebut tanpa mengawalinya dengan subjek. Bagian isi diawali dengan disebutkannya referensi telepon yang diterima sebelumnya kemudian ditindaklanjuti dengan beberapa konsekuensi yang disampaikan melalui teleks ini (baris ke -2 sampai dengan ke-7). Sementara bagian penutup ditandai dengan ucapan salam dan penulis teleks. Salam diucapkan dengan BEST REGARDS, sementara identitas penulis hanya dicantumkan departemen, yaitu JKTOMGA, bukan nama penulis. 4.2.3 Struktur Mikro Pada struktur mikro, yang dibahas adalah unsur-unsur intrinsik pada sebuah teks, yaitu unsur semantik, unsur sintaksis, unsur stilistik, dan unsur retoris. Dalam subbab ini data teleks dianalisis berdasarkan unsur sintaksis, stilistik dan unsur retorisnya. Unsur semantik tidak dibahas secara khusus pada satu bagian dalam unsur mikro ini karena dibahas lebih mendalam di bagian tindak tutur. Hal ini dilakukan agar tidak ada pembahasan ganda mengenai makna. 75 Unsur semantik ini dibahas mendalam pada subbab tindak tutur pada bahasa teleks PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar. Tiap analisis unsur lainnya diberikan beberapa contoh data yang ada pada teleks. Data yang disajikan ditampilkan dalam tiga tahap, yaitu bentuk asli pada teleks, bentuk lengkap, dan terjemahan bebas, kecuali pada analisis sintaksis yang juga diberikan bentuk gloss. Berikut adalah penjelasan setiap unsur. 4.2.3.1 Sintaksis Unsur sintaksis adalah cara untuk melakukan penekanan secara tematik pada tatanan kalimat dalam teks tersebut. Manipulasi ini bisa dibantu dengan pemilihan kata, seperti kata ganti, preposisi, dan konjungsi serta pemilihan bentuk kalimat, seperti kalimat aktif atau pasif. Dari segi sintaksis analisis akan dilakukan mengenai pola frasa, kata, dan jenis kalimat yang banyak digunakan pada bahasa teleks. Masing-masing pola akan diberikan dua contoh untuk mewakili analisis. 1) Pola Kata Dari segi bentuknya, kata dapat dipisahkan menjadi kata dasar dan kata turunan atau kata berimbuhan. Kata dasar adalah kata yang tidak memiliki imbuhan. Kata dasar pada umumnya mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi kata turunan. Perubahan kata dasar menjadi kata turunan mengakibatkan perubahan makna kata. Sementara itu, kata turunan adalah kata yang sudah 76 mengalami perubahan dari bentuk dasarnya, atau kata yang telah mendapat imbuhan (afiksasi). Berikut akan dijelaskan masing-masing contoh kata dasar dan kata turunan. a. Kata dasar (15) Teleks IV : appreciate ‘menghargai’ APPREC YR APPRECIATE YOUR nd V ASSIST IN ORDER TO RESPOND TO PAX ASSISTANCE 2 poss N IN ORDER TO COMPLAINT RESPOND TO PASSENGER’S COMPLAINT V N N ‘Pendampingan Anda dalam merespons komplain dari penumpang sangat dihargai’ Dari data yang diperoleh, penulis teleks banyak menggunakan kata APPRECIATE yang berarti ‘menghargai’ ketika berkomunikasi menggunakan teleks. Kata ini digunakan ketika penulis teleks ingin menyampaikan penghargaannya kepada beberapa pihak yang merespons teleks yang dibuat. Pada contoh penggunaan APPRECIATE di atas, penulis teleks mencantumkannya di awal teleks tepatnya menjadi kalimat pertama teleks. Kata ini diikuti dengan tindakan yang diharapkan akan dilakukan oleh penerima teleks. Pada pola umumnya, kalimat lengkapnya seharusnya WE APPRECIATE YOUR ASSISTANCE IN ORDER TO RESPOND TO PAX COMPLAINT. Dari perbandingan kedua kalimat tersebut, dapat dianalisis bahwa pada data teleks penulis tidak mencantumkan subjek kalimat, yaitu WE. Sama halnya dengan tujuan penulisan THANKS di atas, pelesapan subjek pada contoh ini juga bertujuan untuk mempersingkat waktu penulisan teleks. Hal ini mengacu pada tujuan penggunaan teleks yaitu untuk berkomunikasi dengan lebih cepat dan efisien. Penulis teleks menganggap tanpa dicantumkannya 77 subjek (WE) pada kalimat tersebut, pembaca atau penerima teleks tetap memahami arti dan maksud teleks tersebut. Unsur utama yang tidak boleh dihilangkan pada kalimat ini adalah predikat, objek dan keterangan. Subjek kalimat dianggap mengarah ke satu pihak yaitu penulis teleks, dalam hal ini adalah Shirley mewakili Customer Relations di Kantor Garuda Indonesia Cabang Sydney. Apabila dilihat dari pola katanya, APPRECIATE termasuk dalam kata dasar karena tidak berisikan imbuhan. Kata ini memiliki arti menghargai. Kata ini tidak berisikan awalan, akhiran maupun sisipan. (16) Teleks IV : advise ‘menginformasikan’ PLS ADV WHY PAX WERE ASKED TO DO THIS PLEASE ADVISE WHY PASSENGERS WERE ASKED TO DO THIS V V N V V K V Pron ‘Mohon menginformasikan mengapa penumpang diminta melakukan hal ini’ Pada data teleks ini kata ADVISE merupakan bentuk kata dasar yang tidak memiliki imbuhan, baik itu awalan, akhiran maupun sisipan. Arti dari kata ADVISE pada teleks ini adalah menginformasikan atau mengkonfirmasikan. Penulis tidak menambahkan imbuhan apapun yang dapat mengurangi ataupun menambah arti yang dapat mengubah makna kalimat tersebut. b. Kata Turunan (17) Teleks I : thanks ‘terima kasih’ TKS FYR KIND ATTN N BRGDS FSTP// THANKS FOR YOUR KIND ATTENTION AND BEST REGARDS FULL STOP// N(JMK) prep 2nd poss Adj N. conj adj. N. ‘Terima kasih atas perhatian Anda dan salam.’ N 78 Pada beberapa data teleks, ucapan terima kasih yang disampaikan berupa satu kata saja yaitu thanks. Pola lengkapnya adalah thank you very much. Namun, pada penulisan beberapa teleks disingkat menjadi thanks. Hal ini bertujuan untuk mempersingkat waktu penulisan sehingga isi teleks menjadi lebih efisien. Meskipun berupa pola singkat, rasa terima kasih dari pengirim teleks kepada penerima sudah tersampaikan. Apabila ditulis pola lengkap, seharusnya menjadi I thank you very much. Namun, subjek I dihilangkan sementara keterangan very much diganti dengan huruf s yang memiliki makna yang sama. Kata ini termasuk kata kompleks karena kata dasarnya adalah thank dan diikuti dengan akhiran –s. Akhiran ini berfungsi sebagai pembentuk jamak, artinya dengan ditambahkannya –s maka penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang banyak atau sangat. Apabila dibuat pola lengkap thanks berarti thank you very much. Akhiran –s berfungsi menggantikan frasa very much. Tentu saja tujuan menggunakan pola kata ini untuk menyingkat waktu sesuai tujuan utama penggunaan teleks dalam berkomunikasi. (18) Teleks IV : appreciated ‘dihargai’ YR URG RESPONSE APPRECIATED YOUR URGENT RESPONSE APPRECIATED Pron Adj N V ‘Respon cepat Anda dihargai’ Pada data teleks di atas kata APPRECIATED merupakan bentuk turunan dari kata dasar APPRECIATE. Kata dasar ini ditambahkan dengan akhiran –ed yang baisanya digunakan untuk mengubah pola kata kerja present menjadi kata kerja 79 past / lampau. Penambahan imbuhan ini tidak mengubah makna kata secara keseluruhan, tapi hanya mengubah kategori kata kerja yang digunakan yaitu menjadi kata kerja bentuk lampau yang secara otomatis juga mengubah kalimat ini menjadi kalimat pasif. 2) Pola Frasa Sebuah frasa dapat berfungsi sebagai nomina, verba, adverbial, ajektiva maupun preposisi dalam sebuah kalimat. Fungsi frasa tergantung pada konstruksi kata-kata yang terdapat di dalamnya. Jika dilihat dari fungsi dan konstruksinya, frasa dapat dibagi menjadi frasa nomina , frasa verba , frasa adverbial , frasa kata sifat , frasa appositive , frasa yang tak terbatas , frase participle dan frasa gerund . Frasa nomina adalah frasa yang intinya termasuk kelas kata benda. Frasa verba adalah frasa yang intinya merupakan kelas kata kerja. Frasa ajektiva adalah frasa yang intinya adalah kelas kata sifat. Sementara itu, frasa adverbial merupakan frasa yang intinya adalah kata keterangan. Pada data teleks, yang paling banyak ditemukan adalah pola frasa nomina. Berikut akan dijelaskan dua contoh pola frasa yang banyak digunakan dalam bahasa teleks. A. Pola Frasa Nomina Sebuah frase nomina terdiri dari kata benda sebagai unsur utama dan kelas kata lainnya yang memodifikasi kata benda tersebut . Kata perluasan ini bisa muncul setelah atau sebelum kata benda . Seluruh frase berperan sebagai kata 80 benda dalam sebuah kalimat . Berikut akan dijelaskan pola frasa yang muncul pada bahasa teleks. (i) FN : Adj + N (19) Teleks I : best regards ‘salam’ TKS FYR THANKS FOR YOUR KIND ATTN N BRGDS FSTP// KIND ATTENTION AND BEST REGARDS FULL STOP// N(JMK) prep 2nd poss Adj N. K A. N. N ‘Terima kasih atas perhatian Anda dan salam.’ Pada semua teleks ditutup dengan frasa best regards seperti pada data di atas. Frasa ini digunakan untuk menyatakan salam penutup dan biasanya diikuti dengan nama penulis teleks. Namun, pada data di atas penulis teleks tidak dicantumkan. Bentuk ini juga sering digunakan pada bahasa email ataupun layanan pesan singkat di telepon genggam. Pada pola lengkapnya, seharusnya berbentuk I give my best regards to you. Namun, pada pola penulisan teleks, subjek yang mengirim pesan, yaitu I tidak dicantumkan, begitu pula dengan predikatnya yaitu give/send. Yang dituliskan langsung berupa objek, yaitu best regards, itu pun pola singkat dari my best regards. Kepada siapa best regards itu dikirimkan juga tidak dicantumkan. Di sini sudah jelas bahwa best regards dikirimkan kepada penerima teleks. Baik subyek, predikat, maupun keterangan tidak dicantumkan karena tujuan penulisan teleks ini yaitu menyampaikan inti dari informasi atau pesan secara cepat, efektif, dan efisien. Dengan hanya menuliskan best regards, inti atas salam dari pengirim teleks sudah tersampaikan kepada penerima teleks. Inti dari frasa ini adalah kata regards yang diawali dengan unsur 81 penjelasnya yaitu best. Hal ini merupakan bukti bahwa frasa best regards termasuk dalam frasa nomina karena inti dari frasa ini adalah kelas kata benda. (ii) FN : N + N Pada satu data ditemukan teleks yang berfungsi sebagai perbaikan informasi dari teleks sebelumnya. Teleks ini ditandai dengan kata CORVER yang berarti correction version dan diisi tanda ///. (20) TELEKS X : //Correction Version (CORVER)// CS/ CUSTOMER SERVICE/ N.pelanggan N.pelayanan ‘Bagian Pelayanan Pelanggan / D/ TX-705/ D/ TELEX NO 705/ bagian N. dengan nomor bagian D/ Teleks No 705/ SUBJ. SUBJECT WAITING WAITING SUGGEST SUGGEST MAY13 baris ke1 MAY 2013 N.bulan dan tahun Bulan Mei 2013’ TRAPAXS baris ke2 TRANSIT PASSENGERS N.subjek V.menyarankan V (ing). menunggu V.transit ‘Subjek. Menyarankan untuk menunggu penumpang yang transit’ N.penumpang (JMK) ///// CORVER ////// baris ke3 /////CORRECTION VERSION///// N.perbaikan N. versi ‘Versi perbaikan’ REF OM-263/DM baris ke 4 REFER TO TELEX NO OM-263/DISTRICT MANAGER V to.merujuk pada N.teleks no / N.wilayah N.manajer ‘Merujuk pada teleks nomor OM-263/oleh Manajer Wilayah’ OM-268/DM baris ke 5 TELEX NO OM-268/DISTRICT MANAGER N.teleks no / N.wilayah N.manajer ‘teleks nomor OM-268/oleh Manajer Wilayah’ Pada contoh data (14) terdapat konstituen berupa frasa nomina pada baris ketiga yaitu CORVER dengan tanda /// memperlihatkan ada perbaikan informasi dari teleks sebelumnya. Frasa nomina ini terdiri dari dua kata benda. Kata benda 82 inti adalah VERSION sementara kata benda yang memperjelas kata benda utama adalah CORRECTION. Konstituen CS/D/TX-705/MAY13 merupakan teleks sebelumnya dan pembaca harus melihat informasi perbaikan apa yang ada pada teleks ini dengan membandingkan teleks sebelumnya. Hal yang juga menarik untuk diungkapkan, yaitu penggunaan huruf -X pada singkatan PAXS yang memiliki bentuk lengkap PASSENGERS. Huruf X merupakan bentuk singkat ssenger. X dianggap telah mewakili pengucapan -ssenger sehingga digunakan untuk menyingkatnya. Sementara bentuk jamak dari PASSENGER tetap ditampilkan dengan pola -S. Hal ini sesuai dengan bentuk asli jamak yang digunakan dalam bahasa Inggris, seperti pada kata BOOKS yang merupakan bentuk jamak dari BOOK dengan menambahkan huruf -S setelah kata benda. Frasa ini termasuk dalam frasa nomina karena intinya adalah VERSION yang merupakan kelas kata benda. Unsur penjelasnya yang muncul sebelum inti adalah CORRECTION. Ada juga cara lain dalam memberikan perbaikan informasi dalam teleks. Hal ini bisa dilihat pada teleks XII yang merupakan perbaikan dari teleks XI. Penulisan teleks perbaikan ini sama dengan teleks sebelumnya. Hanya pada informasi tambahan yang ingin disampaikan, diberikan tanda ---- di bawahnya. Hal itu sebagai penanda bahwa kata tersebutlah informasi baru/perbaikan dari teleks sebelumnya. (21) Teleks XII SUBJ. PKGPL EXGA401/12 SEP FINDING LIVE RAT/MOUSE AT CABIN AREA CONSEQ AS FLWS AA PKGPJ EX GA405 OPER GA860/863/12 SEP EXPECT DELAY 15 MNTS 83 BB.PKGPE EX BASE OPER GA406/427/12 SEP ED CGK0500 DPS0705/0910 CGK1110 UTC ---------CC.NEXT SCHD WILAD ALLCON PSE ADJST ACCDGLY Bentuk Lengkap TELEKS XII SUBJECT PKGPL FLIGHT NO EXGA401/DATED 12 SEPTEMBER FINDING LIVE RAT/MOUSE AT CABIN AREA CONSEQUENCE IS AS FOLLOWS AA PKGPJ EX FLIGHT NUMBER GA405 OPERATE TO FLIGHT NUMBER GA860 AND 863/ DATED 12 SEPTEMBER EXPECT DELAY FOR 15 MINUTES BB.PKGPE EX BASE OPERATE FLIGHT NUMBER GA406/427/DATED 12 -----SEPTEMBER ESTIMATED TIME CENGKARENG AT 0500, DENPASAR AT 0705/0910 CENGKARENG 1110 UNITED TIME CALCULATOR CC.NEXT SCHEDULE WILL ADVISED ALLCONDITIONS PLEASE ADJUST ACCORDINGLY Makna Teleks XII ‘Subyek. PKGPL penerbangan nomor GA401 12 September ditemukan tikus hidup di area kabin. Konsekuensinya sebagai berikut : AA. PKGPJ EX nomor penerbangan GA405 dioperasikan menuju penerbangan nomor GA860 dan GA863 12 September yang akan membuatnya menjadi terlambat selama 15 menit. BB. PKGPE EX BASE dioperasikan pada penerbangan nomor GA406/427 12 September perkiraan waktu di Cengkareng pada pukul 06.00, Denpasar pada pukul 07.05/09.10 di Cengkareng pada pukul 11.10 Penunjuk Waktu Terpusat CC. Jadwal berikutnya akan diinformasikan Tolong menyesuaikan semua kondisi.’ Pada analisis data (17) ini dibuat bentuk gloss pada poin BB saja, yaitu sebagai berikut BB.PKGPE EX BASE OPER GA406/427/12 SEP ED CGK0500 DPS0705/0910 CGK1110 UTC ---------BB. PKGPE EX BASE OPERATE FLIGHT NUMBER GA406/427/ DATED 12 --------Nomor N. adj V V N. N. No penerbangan adj. tertanggal SEPTEMBER ESTIMATED TIME CENGKARENG AT 0500, DENPASAR AT N. bulan adj N N prep pada N.kota prep. pada 84 0705/0910 CENGKARENG 1110 waktu N.kota waktu UNITED TIME CALCULATOR Pada teleks ini, yang diperbaiki adalah nomor penerbangan. Pada teleks XI nomor penerbangan yang dicantumkan hanya 406. Namun, pada teleks XII selain penerbangan nomor 406 juga ada no 427 dan ditandai dengan ---- di bawahnya. B. Pola Frasa Verba Frasa kata kerja adalah kombinasi dari kata kerja sebagai unsur utama dan kata kerja pendukungnya ( membantu verba ) dalam sebuah kalimat . Berikut beberapa pola frasa verba yang muncul pada data teleks. (i) FV : Aspek + V (22) Teleks IV : had purchased ‘telah membeli’ PAX HANEKROOT JAMES MR AND CUNNINGHAM EMILY HAD PURCHASED GA KL TICKET PASSENGER HANEKROOT JAMES MR AND CUNNINGHAM EMILY MS HAD N N N N K N N N V PURCHASED GA KL TICKET V(III) N N N ‘Penumpang Tuan James Hanekroot dan Nyonya Emily Cunningham telah membeli tiket Garuda-Amsterdam’ Frasa HAD PURCHASED pada data di atas merupakan frasa verba dengan pola aspek (had) diikuti dengan kata kerja bentuk III yang berarti ‘telah membeli. Fungsi frasa verba pada kalimat ini adalah sebagai predikat. 85 (ii) FV : Adv + V (23) Teleks V : much appreciated ‘sangat dihargai’ YR PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED YOUR PROMPT REPLY WOULD BE MUCH APPRECIATED 2nd poss Adj N Modal qualifier V (III) ‘Jawaban cepat Anda akan sangat dihargai’ Frasa verba pada data (23) termasuk dalam pola adverbial yang mengawali kata kerja. Kata kerja appreciated sebagai unsur inti dalam frasa ini diperjelas dengan penambahan adverbial much. (iii) FV : V + V (24) Teleks IX : suggest waiting ‘sarankan untuk menunggu’ PLEASE MAAS AND SUGGEST WAITING PLEASE MEET AND ASSIST AND SUGGEST WAITING Adv V K V K V V TRAPASSENGERS ABOVE TRANSIT PASSENGERS ABOVE V N Prep ‘Mohon temui dan dampingi dan sarankan untuk menunggu penumpang yang transit tersebut di atas’ Frasa verba pada data ini terdiri dari dua kata kerja. Kata kerja pertama memiliki bentuk kata kerja I (Verb I), sementara kata kerja kedua memiliki bentuk V+ing. Yang menjadi kata kerja inti adalah kata SUGGEST sementara kata kerja WAITING menjadi kata perluasan dari kata SUGGEST 86 C. Pola Frasa Ajektiva Frasa kata sifat adalah kelompok kata yang berfungsi seperti kata sifat dalam kalimat . Frasa ini menggunakan kata sifat sebagai unsur utamanya dan qualifier atau adverb sebagai perluasannya. Contoh pola ini terdapat pada data teleks. (i) F.Adj : qualifier + Adj (25) Teleks V : very upset ‘sangat marah’ PAXS WERE VERY PASSENGERS WERE VERY UPSET N COMPLAIN UPSET AND COMPLAIN N to be qualifier Adj ‘Penumpang sangat marah dan komplain’ K V Frasa ajektiva yang terdapat pada kalimat ini memiliki pola qualifier (adverb) yang kemudian diikuti dengan kata sifat yaitu ‘marah’. D. Pola Frasa Adverbial Frasa adverbial Sebuah frasa adverbia adalah kelompok kata yang berfungsi sebagai kata keterangan dalam sebuah kalimat . Frasa ini terdiri dari kata keterangan atau kata lain ( kata depan , kata benda , kata kerja , modifier ) yang yang ketika disatukan berfungsi seperti kata keterangan dalam sebuah kalimat. Sebuah fungsi frasa adverbia seperti kata keterangan untuk memodifikasi kata kerja , kata sifat atau kata keterangan lain . (26) Teleks V : during check-in ‘selama check-in’ OFCOURSE WE GOT PROBLEM DUR CHECK-IN OFCOURSE WE GOT PROBLEM DURING CHECK-IN Adv N V N Prep N ‘Tentu saja kami mendapat masalah selama check-in’ 87 Data (27) memiliki pola frasa adverbial karena pada kalimat ini frasa tersebut berfungsi sebagai kata keterangan. Pada frasa adverbial data di atas kategori keterangan yang dipakai adalah keterangan waktu (adverb of time). Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa pada frasa adverbial tidak hanya menggunakan adverb tapi dapat juga menggunakan kata depan (preposisi) dan diikuti dengan kata benda. Hal ini terlihat pada data dengan penggunaan preposisi during kemudian dilanjutkan dengan kata benda check-in. E. Pola Frasa Preposisi Sebuah frasa preposisional dimulai dengan preposisi dan sebagian besar berakhir dengan kata benda atau kata ganti .. Sebuah fungsi frase preposisional sebagai kata sifat atau kata keterangan dalam sebuah kalimat . (i) (27) Pola F.Prep : prep + N Teleks IV : on KL835 ‘berada di pesawat KL835’ PAX ARE RETURNING ON KL835 23 JAN PASSENGERS ARE RETURNING ON KL835 23 JANUARY N to be V prep N N ‘Penumpang akan kembali menggunakan KL835 pada tanggal 23 Januari’ Kalimat ini memiliki frasa preposisi di dalamnya. Pola frasa preposisi yang didapat pada data teleks hanya pola preposisi yang kemudian diikuti dengan kata benda (nomina). Hal ini berarti unsur utama pada frasa adalah preposisi ON yang kemudian diperjelas atau diperluas dengan kata benda yaitu KL835. 88 3) Pola Kalimat Secara umum, kalimat dibedakan menjadi kalimat sederhana dan kalimat kompleks atau kalimat luas. Kalimat sederhana dibentuk oleh fungsi-fungsi pokok pada kalimat, yaitu subjek, predikat dan objek. Sementara kalimat kompleks merupakan pola kalimat yang mengalami perluasan dari kalimat inti/sederhana. Berikut akan dijelaskan masing-masing contoh pola kalimat yang muncul pada data teleks. A. Kalimat Sederhana Kalimat sederhana adalah kalimat yang dibentuk oleh fungsi-fungsi pokok, yakni terdiri atas subjek, predikat, dan objek / pelengkap. Kalimat sederhana memiliki satu predikat saja. Oleh karena itu kalimat sederhana selalu dibentuk oleh satu klausa. Kalimat sederhana sering pula disebut dengan kalimat inti. Contoh pada data teleks adalah (28) Teleks IV YR URG RESPONSE IS APPRECIATED Bentuk Lengkap : YOUR 2nd poss URGENT RESPONSE APPRECIATED Adj N V (past tense) Makna : ‘Respons cepat Anda dihargai’ Pada contoh data di atas, kalimat dibentuk dari fungsi-fungsi pokok yaitu subjek dan predikat saja. Kalimat ini termasuk kalimat pasif yang tidak 89 mencantumkan objek yaitu pelaku tindakan. Kalimat ini termasuk kalimat sederhana, yaitu kalimat yang memiliki fungsi subjek dan predikat saja. Subjek pada data adalah YOUR URGENT RESPONSE. Fungsi predikat pada data adalah kata APPRECIATED. B. Kalimat Kompleks Kalimat kompleks adalah kalimat yang telah mengalami perluasan , baik itu berupa penambahan fungsi keterangan ataupun dengan perluasan pada fungsifungsinya. Jika kalimat sederhana hanya memiliki satu predikat saja, maka pada kalimat kompleks memiliki predikat ganda. Sebuah kalimat yang kompleks terdiri dari satu klausa independent yang kemudian dihubungkan dengan satu atau dua klausa dependent. Klausa-klausa ini dihubungkan dengan kata-kata penghubung seperti ‘because’, ‘since’, ‘when’, dan lain-lain. Contoh pada data teleks adalah (29) TELEKS V OFCOURSE WE GOT PROBLEM DUR CHECK-IN CAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STP Bentuk Lengkap : OF COURSE WE GOT PROBLEM DURING CHECK-IN Adv S V(past tense) O Part N BECAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STOP Konj Klausa Makna : ‘Tentu saja kami mendapat masalah selama check-in karena tampilan tiket yang dibawa jauh berbeda dan tidak bisa disesuaikan dengan dokumen biasanya.’ 90 Pada data teleks di atas dua klausa dihubungkan dengan kata penghubung because untuk menjelaskan secara detail mengenai masalah yang dialami serta alasan mengapa hal tersebut menjadi masalah baginya. Tentu saja penulis teleks perlu menuliskan dengan pola kalimat kompleks tersebut karena ingin menjelaskan secara detail agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Setelah menjelaskan masalah yang ada, penulis teleks merasa perlu untuk menjelaskan pula sumber masalah yang dialami. Dengan penggunaan kata penghubung because yang menghubungkan kedua klausa tersebut, maka contoh data di atas dapat dikategorikan sebagai pola kalimat kompleks. 4) Jenis Kalimat Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai jenis kalimat yang digunakan pada penulisan teleks. Jenis kalimat yang dianalisis adalah berdasarkan fungsinya dan berdasarkan tipe predikatnya. Masing-masing jenis akan dijelaskan sebagai berikut. A. Berdasarkan fungsinya Menurut Ramlan (2001 : 26), berdasarkan fungsinya kalimat dibedakan menjadi kalimat berita (deklaratif), kalimat tanya (interogatif) dan kalimat perintah (imperatif). Kalimat berita (deklaratif) berfungsi untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain sehingga tanggapan yang diharapkan berupa perhatian seperti tercermin pada pandangan mata yang menunjukkan adanya perhatian (Ramlan, 2001 : 27). Kalimat berita biasanya diakhiri dengan tanda baca titik (.) 91 Kalimat tanya (interogatif) berfungsi untuk menanyakan sesuatu dan penanya mengharapkan jawaban dari pendengar atau pembacanya. Kalimat tanya biasanya diakhiri dengan tanda tanya (?) Kalimat perintah (imperatif) mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak bicara (Ramlan, 2001 : 39). Kalimat perintah ini biasanya diakhiri dengan tanda seru (!). Jika dibandingkan dengan teori yang dikemukakan oleh Ramlan mengenai jenis kalimat berdasarkan fungsinya, maka pada data teleks yang ada hanya ditemukan dua bentuk kalimat saja. Bentuk kalimat yang digunakan pada bahasa teleks di PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar adalah kalimat berita dan kalimat perintah. Dari semua data yang diperoleh tidak ditemukan adanya kalimat tanya langsung yang biasanya diakhiri tanda tanya. Kedua kalimat ini dijelaskan sesuai dengan contoh pada data teleks V berikut. a. Kalimat berita (22) Teleks V PAXS WERE VERY UPSET N COMPLAIN RGDG THIS PROBLEM STP PASSENGERS WERE VERY UPSET AND COMPLAINT REGARDING THIS PROBLEM STOP N V Adv Adj K V Prep Pron N ‘Penumpang sangat marah dan komplain sehubungan dengan masalah ini.’ Data di atas menunjukkan karakteristik kalimat berita, yaitu kalimat yang isinya memberitahukan suatu hal atau peristiwa. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) Isi kalimat di atas adalah memberitahukan kepada penerima teleks bahwa ada penumpang yang marah dan menyampaikan komplainnya sehubungan dengan masalah yang telah dijelaskan pada kalimat- 92 kalimat sebelumnya. Kalimat ini juga ditandai dengan titik (.) pada kata STOP yang disingkat menjadi STP di akhir kalimat. b. Kalimat perintah (30) Teleks V ATT YVRGA PSE CLARIFY TO THE AGT FOR SOLVING THE DOCUMENTS ATTENTION YVRGA PLEASE CLARIFY TO THE AGENT FOR SOLVING THE DOCUMENTS N N V V Prep Art N Art V N ‘Perhatian kepada kantor Garuda di Vancouver, mohon klarifikasi kepada agen untuk menyelesaikan masalah dokumen’ Data di atas menunjukkan karakteristik kalimat perintah, yaitu kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Di pihak lain dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi. Kalimat di atas berisikan perintah yang ditujukan kepada YVRGA (bagian penjualan tiket di PT Garuda Indonesia) untuk mengklarifikasikan masalah ini dengan agen tiket yang bersangkutan agar dapat memperbaiki dokumen-dokumen. Namun, kalimat ini tidak diakhiri dengan tanda seru (!) seperti yang dimaksud pada kalimat perintah pada umumnya. Kalimat perintah pada data teleks hanya diakhiri dengan kata STP yang merupakan bentuk singkat dari STOP yang memiliki makna tanda titik (.) seperti pada kalimat berita. Hal yang menarik untuk dianalisis adalah pertanyaan dari penulis teleks biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat perintah. Penulis akan menambahkan kata PLEASE atau APPRECIATE untuk memulai pertanyaan yang diharapkan akan dijawab oleh orang yang dimaksud. Hal ini bisa dilihat pada contoh berikut. 93 (31) Teleks IV PLS ADV WHY PAX WERE ASKED TO DO THIS PLEASE ADVISE WHY PASSENGERS WERE ASKED TO DO THIS V V N V V K V Pron ‘Mohon diinformasikan mengapa penumpang diminta melakukan hal ini’ Dari contoh di atas tujuan penulis teleks adalah untuk mendapatkan informasi atau jawaban dari pihak terkait mengenai alasan mengapa penumpang diminta melakukan hal yang dimaksud. Pada pola umum, seharusnya kalimat ini dapat dikategorikan sebagai kalimat tanya WHY WERE PASSENGERS ASKED TO DO THIS ?. Namun pada penulisan teleks di atas, kalimat tanya itu ditambahkan dengan kata PLEASE yang berarti mohon atau tolong. Hal ini secara langsung mengubah kalimat tanya tersebut menjadi kalimat perintah karena karakteristik dari kalimat perintah ada pada kalimat ini, yaitu kata PLEASE (tolong). Pada pola kalimat tanya umumnya diakhiri dengan tanda tanya (?). Namun pada kalimat di atas tidak diakhiri tanda tanya. Penggunaan kata PLEASE ketika mengawali pertanyaan menandakan bahwa penulis teleks mengutamakan kesopanan dalam berkomunikasi dengan penerima teleks atau pihak lainnya. Kalimat tanya yang harusnya cukup dimulai dengan WHY tetap saja ditambahkan dengan PLEASE untuk menjaga tingkat kesopanan berkomunikasi baik itu dengan rekan kerja yang dianggap memiliki jabatan yang sama maupun staf yang merupakan bawahannya. B. Berdasarkan tipe predikat Seperti dikemukakan oleh Kridalaksana (2008), jika dilihat dari tipe predikatnya, kalimat dibedakan menjadi jenis kalimat aktif dan kalimat pasif. Kedua kalimat tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. 94 a. Kalimat Aktif Pendapat yang dikemukakan oleh Kridalaksana (2008: 124) bahwa kalimat aktif merupakan klausa transitif yang menunjukkan bahwa subjek mengerjakan pekerjaan dalam predikat verbalnya. Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya menyatakan suatu tindakan atau perbuatan. Sementara itu, yang menerima tindakan itu adalah objek. Umumnya pola pada kalimat aktif adalah [Subjek yang melakukan tindakan] + [kata kerja] + [objek yang menerima tindakan] Kalimat aktif yang muncul pada bahasa teleks akan dijelaskan sebagai berikut. Contoh : (32) TELEKS V OFCOURSE WE GOT PROBLEM DUR CHECK-IN CAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STP Bentuk Lengkap : OF COURSE WE GOT PROBLEM DURING CHECK-IN Adv S V(past tense) O Part N BECAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STOP Konj Kalimat Makna : ‘Tentu saja kami mendapat masalah selama check-in karena tampilan tiket yang dibawa jauh berbeda dan tidak bisa disesuaikan dengan dokumen biasanya.’ Pada data teleks di atas, kalimat aktif ini diawali oleh OF COURSE yang merupakan kata. Selanjutnya subjek dicantumkan yaitu WE, dalam hal ini WE mengacu pada pihak penulis teleks, yaitu bagian customer service. Subjek kemudian diikuti dengan kata kerja, yaitu GOT yang merupakan bentuk lampau dari GET yang dalam hal ini berarti ‘mendapatkan’. Objek pada kalimat ini adalah 95 kata PROBLEM yang berarti ‘masalah. Ketiga konstituen tersebut merupakan bukti atau syarat utama yang membuat kalimat ini termasuk kalimat aktif. Dari ketiga unsur fungsi yaitu subjek, kata kerja dan objek, hanya nomina pada subjek melakukan tindakan secara aktif dan objek sebagai penerima tindakan tersebut. Meskipun setelah objek disebutkan, terdapat pula kata sambung BECAUSE untuk melanjutkan kalimat berikutnya. (33) Teleks V FINALLY WE ACCPT THOSE PAXS TO MIN BIG COMPLAIN N PAX INCONV STP Bentuk Lengkap : FINNALY WE ACCEPT THOSE PASSENGERS TO MINIMIZE BIG COMPLAIN Adv S V Part N Prep V Adj N AND PASSENGERS’ INCONVENIENCE STOP Konj N N V Makna : ‘Akhirnya kami menerima penumpang tersebut untuk meminimalisasi komplain dan ketidaknyamanan mereka. Pada contoh data (24) kalimat aktif ini diawali oleh kata keterangan waktu FINALLY dan diikuti oleh subjek kalimat yaitu WE. Selanjutnya kata kerja ACCEPT yang berarti menerima kemudian diikuti dengan pencantuman objek dari kalimat aktif ini, yaitu THOSE PASSENGERS. Keterangan berikutnya menunjukkan tujuan dari dilakukannya tindakan tersebut yaitu untuk mengurangi komplain dan ketidaknyamanan penumpang tersebut. Unsur-unsur utama pada kalimat aktif telah dipenuhi oleh data (24) di atas, yaitu adanya subjek, predikat dan objek. Subjek yaitu WE sebagai pelaku aktif dari tindakan ACCEPT muncul 96 di awal kalimat, sementara objek penderita dari tindakan tersebut, yaitu THOSE PASSENGERS muncul setelah kata kerja. Yang paling banyak muncul pada data teleks adalah jenis kalimat aktif dibandingkan kalimat pasif. Kalimat aktif banyak dipakai karena tujuan penulis untuk mempercepat proses komunikasi sehingga respon yang didapat juga lebih cepat. Dengan menggunakan kalimat aktif, penulis mengharapkan agar pembaca teleks dapat lebih mudah mengerti dan memahami maksud teleks tersebut. Dengan lebih cepat memahami isi teleks, maka pembaca atau pihak lain yang terlibat diharapkan memberikan respon yang juga cepat. Dengan respon yang cepat dan apabila teleks itu berisikan tentang komplain penumpang, maka masalah tersebut dapat segera diatasi. b. Kalimat Pasif Seperti dikemukakan oleh Kridalaksana (2005: 53-54), kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran, atau hasil. Pada kalimat pasif, hal yang menerima tindakan yaitu objek pada kalimat aktif berubah tempat menjadi subjek pada kalimat pasif itu. Sementara hal atau orang yang melakukan tindakan tersebut bisa dicantumkan atau tidak pada kalimat pasif. Hal ini biasanya dilakukan ketika informasi yang ingin lebih ditekankan adalah hal atau orang yang menerima tindakan tersebut daripada hal atau orang yang melakukan tindakan tersebut. Terkadang kalimat pasif juga ditulis ketika penulis 97 tidak mengetahui secara jelas siapa orang yang melakukan tindakan yang disebutkan sehingga tidak perlu dicantumkan. Pola umum pada kalimat pasif adalah [Hal atau orang yang menerima tindakan] + [be] + [kata kerja III] + [oleh] + [hal atau orang yang melakukan tindakan] Pada data teleks akan dicantumkan dua contoh kalimat pasif yang diuraikan sebagai berikut. Contoh : (34) Teleks II PLS BE ADVD THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED 26TH JAN 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STP Bentuk Lengkap : PLEASE BE ADVISED THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WEDNESDAY 26TH JANUARY 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STP Makna : ‘Harap maklum bahwa Kantor Cabang Sydney akan tutup pada 26 Januari 2011 karena Hari Libur Nasional Australia. Kalimat di atas termasuk kalimat kompleks atau majemuk yang memiliki dua kalimat pasif di dalamnya. Kalimat inti pada data di atas adalah PLEASE BE ADVISED yang berarti harap dimaklumi. Kalimat inti ini kemudian dilanjutkan dengan kalimat perluasannya yang juga termasuk dalam kalimat pasif. Kalimat perluasan ini adalah THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WEDNESDAY 26TH JANUARY 2011. Kalimat inti dan kalimat perluasan digabung dengan 98 kata penghubung yaitu kata THAT. Jika dianalisis secara terpisah kedua kalimat itu akan diuraikan sebagai berikut. (i) PLEASE, BE ADVISED [THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WEDNESDAY 26TH JANUARY 2011] Pada kalimat ini baik subjek yang berperan sebagai penerima tindakan maupun unsur yang berperan sebagai pelaku tindakan mengalami pelesapan. Peran pelaku tindakan pada kalimat pasif ini seharusnya adalah penerima atau pembaca teleks (YOU). Sementara itu, subjek pada kalimat pasif yang berperan sebagai penerima tindakan ADVISE adalah penulis teleks (WE). Kedua unsur tersebut tidak muncul pada kalimat pasif ini. Penulis menganggap bahwa tanpa mencantumkan siapa pelaku dan penerima tindakan, pembaca teleks sudah dapat memahami maksud kalimat ini. Pola kalimat ini juga merupakan karakteristik dari jenis kalimat pasif, yaitu penerima tindakan muncul lebih dulu sebelum kata kerja kemudian diikuti dengan pelaku tindakan tersebut meskipun kedua peran tersebut mengalami pelesapan. (ii) [PLEASE BE ADVISED] THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED 26TH JAN 2011 Subjek ‘we’ (manajemen Kantor Cabang Sydney) yang pada kalimat pasif menjadi objek tidak dicantumkan ketika ingin menjelaskan bahwa Kantor Cabang Sydney akan ditutup. Pada kalimat pasif data di atas, objek yang menerima tindakan yaitu THE SYDNEY OFFICE berada di depan sebelum kata kerja dicantumkan. Objek ini sebagai penerima tindakan pada kalimat aktif mengalami perpindahan tempat menjadi sebelum kata kerja pada kalimat pasif. Hal ini merupakan karakterisik pada kalimat pasif selain bahwa subjek yang melakukan tindakan tersebut tidak dicantumkan. Apabila subjek ‘we’ dicantumkan maka kalimat pasif yang lengkap menjadi THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED BY US. 99 (35) TELEKS V YR PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED STP Bentuk Lengkap : YOUR PROMPT REPLY WOULD BE MUCH APPRECIATED STOP Pron adj N aux V part V Makna : ‘Kami sangat menghargai jawaban cepat Anda.’ Pada data teleks (26) tersebut, terdapat karakteristik kalimat pasif. Apabila dijelaskan, maka kalimat aktif seharusnya menjadi WE WOULD APPRECIATE YOUR PROMPT REPLY. Pada data teleks (26) kalimat pasif ini diawali oleh unsure yang berperan sebagai penerima tindakan, yaitu YR PROMPT REPLY Setelah penerima tindakan disebutkan, kemudian diikuti kata kerja yaitu WUD BE MUCH APPRECIATED. Orang yang berperan melakukan tindakan, yaitu WE, tidak dicantumkan pada kalimat pasif ini. Hal ini dikarenakan penulis menganggap pembaca atau penerima teleks sudah langsung mengetahui siapa yang melakukan tindakan itu (APPRECIATE THE REPLY) yang tentu saja adalah penulis teleks. Meskipun pelaku tindakan tidak disebutkan, penulis menganggap pembaca atau penerima teleks memahami maksud dari kalimat pasif ini sehingga dapat menyingkat waktu penulisan, membuatnya menjadi efisien dengan tidak perlu mencantumkan pelaku tindakan APPRECIATE. 4.2.3.2 Stilistik Pada subbab ini dijelaskan gaya bahasa yang dipakai dalam bahasa teleks yang dapat dilihat dari pilihan kata yang dipakai. Unsur stilistik adalah ragam tampilan sebuah teks dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya. Sebuah 100 teks bisa ditampilkan dalam bentuk, seperti drama, narasi, bahkan puisi. Dalam hal gaya bahasa, teks bisa ditampilkan dalam hal pilihan kata, kalimat, majas, atau yang lainnya. Dari hasil analisis data, gaya bahasa yang dipakai lebih bersifat sopan. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya penggunaan kata PLEASE pada teleks yang dibuat. Secara umum, sebuah teks bisa ditampilkan dalam bentuk, seperti drama, narasi, bahkan puisi. Namun, dalam penulisan teleks ditampilkan dalam bentuk yang lebih sederhana seperti pembuatan pesan singkat pada telepon atau pada pos elektronik. Pada data teleks yang ada, kata-kata yang digunakan oleh penulis cenderung pemilihan kata-kata yang lebih sopan, termasuk ketika meminta pihak tertentu mengerjakan sesuatu atau memerintah. Hal ini dapat dilihat pada beberapa contoh berikut ini (36) APPREC YR ASSIST IN ORDER TO RESPOND TO PAX COMPLAINT. Bentuk Lengkap APPRECIATE YOUR ASSISTANCE IN ORDER TO RESPOND TO PASSENGER’S COMPLAINT Makna : ‘Pendampingan Anda dalam merespons komplain dari penumpang sangat dihargai’ (37) YR URG RESPONSE APPRECIATED Bentuk Lengkap : YOUR URGENT RESPONSE IS APPRECIATED Makna : ‘Respons Anda yang cepat kami hargai’ Kedua kalimat itu menunjukkan apresiasi yang tinggi dari penulis teleks ketika meminta pihak lain, yaitu penerima teleks untuk mengerjakan sesuatu. Kata APPRECIATE menjadi kata yang sering digunakan ketika ingin menyampaikan 101 suatu perintah atau mengharapkan penerima teleks melakukan apa yang diminta pengirim teleks. Makna dari APPRECIATE adalah menghargai. Fungsi kata ini adalah sebagai bentuk penghargaan atau ucapan terima kasih. Ketika kata ini dipakai saat penulis hendak meminta orang lain melakukan sesuatu, ini berarti penulis memberikan penghargaan terlebih dahulu, bahkan sebelum orang yang dimaksud melakukan apa yang diinginkannya. Penghargaan dan bentuk lain dari ucapan terima kasih disampaikan sebelum pihak lain yang dimaksud melakukan tindakan yang disampaikan. Hal ini tentu saja bentuk dari kesopanan penulis yang disampaikan melalui kata APPRECIATE. Selain kata APPRECIATE, ada juga pada beberapa teleks menggunakan kata PLEASE untuk memulai kalimat perintah atau suruhan. Contoh : Teleks II : PLS BE ADVD; PLS INFORM Bentuk Lengkap : PLEASE BE ADVISED; PLEASE INFORM Makna : ‘Mohon dinasihati,/ diberi saran; tolong beri informasi’ Teleks III : PSE ADJUST Bentuk Lengkap : PLEASE ADJUST Makna : ‘Mohon menyesuaikan’ Teleks V : PSE CLARIFY; PSE ADJUST; PSE BE ACKD Bentuk lengkap : PLEASE CLARIFY; PLEASE ADJUST; PLEASE BE ACKNOWLEDGE Makna : ‘Tolong diklarifikasi; tolong menyesuaikan; agar diketahui’ Teleks VII : PSE BE ACKD N ASSIST Bentuk Lengkap : PLEASE BE ACKNOWLEDGE AND ASSIST Makna : ‘Agar diketahui dan dampingi’ Teleks VIII : PSE BE ACKD Bentuk Lengkap : PLEASE BE ACKNOWLEDGE Makna : ‘Agar diketahui’ Teleks IX : PSE B/ACKD 102 Bentuk Lengkap : PLEASE BE ACKNOWLEDGE Makna : ‘Agar diketahui’ Teleks X : PSE MAAS N SUGGEST; PSZ B/ACKD Bentuk Lengkap : PLEASE MAAS AND SUGGEST; PLEASE BE ACKNOWLEDGE Makna : ‘Tolong diberikan saran; tolong diketahui dan dipahami’ Teleks XI – Teleks XV : PSE ADJST Bentuk Lengkap : PLEASE ADJUST Makna : ‘Tolong menyesuaikan’ Penggunaan kata please menunjukkan pilihan kata yang sopan untuk meminta pihak lain mengerjakan sesuatu. Sebagai rekan kerja mereka tetap mengedepankan kesantunan dalam berkomunikasi meskipun situasinya ketika pengirim teleks berada pada posisi jabatan yang lebih tinggi daripada penerima teleks. Namun, perbedaan terjadi pada penulisan kata PLEASE. Ada yang menulis dengan PSE, PLS, atau PSZ. Kata kerja yang mengikuti kata PLEASE juga bervariasi, tergantung pada suruhan atau tindakan apa yang ingin disampaikan penulis kepada penerima teleks. 4.2.3.3 Retoris Unsur retoris adalah gaya penekanan sebuah topik dalam sebuah teks. Hal ini berhubungan dengan bagaiman pesan pada teks tersebut ingin disampaikan. Penekanan sebuah topik pada teks bisa dilakukan dengan menggunakan bentuk hiperbola, repetisi, atau yang lainnya. Pada penulisan data teleks, tidak ada pola pengulangan kata-kata tertentu untuk menekankan topiknya. Untuk penekanan topik atau informasi yang ingin disampaikan, penulis mencantumkan tanda /// terutama pada poin subjek berita. Hal ini bisa dilihat pada contoh teleks berikut. 103 (38) Teleks X CS/D/TX-705/MAY13 SUBJ. SUGGEST WAITING TRAPAXS ///// CORVER ////// Bentuk Lengkap : CS/D/TX-705/MAY13 (No Teleks- Bagian Customer Service/Sub D/Teleks no 705/ Mei 2013) SUBJECT SUGGEST WAITING TRAPASSENGERS ////CORRECTION VERSION/// Makna : ‘CS/D/TX-705/MAY13 (No Teleks- Bagian Customer Service/Sub D/Teleks no 705/ Mei 2013) Subjek. Sarankan penumpang untuk menunggu /// Versi perbaikan teleks sebelumnya///’ Penekanan informasi dilakukan oleh penulis agar penerima teleks memahami bahwa ini adalah sebuah teleks perbaikan informasi. Oleh karena itu, penulis menambahkan tanda /// pada kata CORVER sehingga pembaca bisa langsung fokus pada topik itu. 4.3 Jenis Tindak Tutur Dalam penelitian ini dianalisis jenis tindak tutur berdasarkan tindak ilokusi dalam suatu peristiwa tuturan. Jenis tindak tutur yang dibahas di sini hanya tindak tutur dalam peristiwa tuturan secara tertulis karena teleks merupakan jenis bahasa tulis. Perbedaan dengan tindak tutur lisan adalah dalam tindak tutur lisan, biasanya gerak tubuh dan ekspresi wajah akan memengaruhi atau menjadi elemen penting lain untuk dianalisis berkaitan dengan tuturan yang disampaikan. Namun, pada tindak tutur tertulis seperti bahasa teleks, gerak tubuh dan ekpresi wajah dua pihak yang terlibat dalam peristiwa tutur tidak menjadi satu elemen penting yang dianalisis. Hanya tulisan dari pengirim teleks yang dianalisis mengenai tindak tuturnya. 104 Adapun jenis tindak tutur yang ada pada teleks ini adalah sebagai berikut. 4.3. Representatif (kadang-kadang disebut asertif) adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya (contohnya menyatakan, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan). Pada data teleks yang ada, sebagian besar penulisnya menyatakan atau mengenai suatu kejadian dan konsekuensi yang muncul akibat kejadian tersebut. (39) Teleks XI SUBJ. PKGPL EXGA401/12 SEP FINDING LIVE RAT/MOUSE AT CABIN AREA CONSEQ AS FLWS AA.PKGPJ EX GA405 OPER GA860/863/12 SEP EXPECT DELAY 15 MNTS BB.PKGPE EX BASE OPER GA406/12 SEP ED CGK0500 DPS0705/0910 CGK1110 UTC CC.NEXT SCHD WILAD ALLCON PSE ADJST ACCDGLY Pada kalimat ini dinyatakan bahwa telah ditemukan tikus hidup di area kabin. Kalimat ini termasuk kalimat yang menyatakan atau melaporkan. JKT menyatakan telah ditemukan tikus hidup di area kabin. Selanjutnya pada teleks ini dinyatakan bahwa sebagai konsekuensi dari ditemukannya tikus di area kabin, maka pesawat akan terlambat setidaknya 15 menit. Hal ini merupakan pernyataan atau pemberitahuan. (40) Teleks XII SUBJ. PKGPL EXGA401/12 SEP FINDING LIVE RAT/MOUSE AT CABIN AREA CONSEQ AS FLWS AA PKGPJ EX GA405 OPER GA860/863/12 SEP EXPECT DELAY 15 MNTS BB.PKGPE EX BASE OPER GA406/427/12 SEP ED CGK0500 DPS0705/0910 CGK1110 UTC ---------CC.NEXT SCHD WILAD ALLCON PSE ADJST ACCDGLY 105 Teleks ini hanya memberikan informasi tambahan mengenai nomor penerbangan yang tidak disebutkan di teleks sebelumnya, yaitu dari GA406 (teleks awal) menjadi GA406/427 (teleks baru). Tidak ada tambahan perintah kepada pembaca teleks, hanya tambahan informasi. (41) Teleks I SUBJ. CARETAKER SHADM DM/TLX-001/JAN11 REF SPPD/TYOAM-006/11 RGD KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JKT CMA SHADM MR PIKRI ILHAM K/528225 WL ATTEND THIS MTG FR 02JAN11 TO 05JAN11 N DURING ABSENT PVGKK MR.AAY ASHADI/526775 WL ASSIGN AS CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O STP TKS FYR KIND ATTN N BRGDS FSTP// SENT Pada teleks ini, pengirim menginformasikan bahwa terkait dengan pimpinan cabang Shanghai mengikuti sosialisasi IPO di Jakarta, maka posisi beliau di cabang tersebut digantikan oleh manajer airport cabang Pudong, China sampai pimpinan kembali. Di sini juga dinyatakan bahwa manajer airport merupakan pengganti untuk posisi yang normal. Hal ini berarti bahwa untuk keputusan yang memerlukan pertimbangan lebih lanjut tidak bisa diambil oleh manajer tersebut, tetapi harus melaporkan kepada pimpinan cabang Shanghai. (42) Teleks II SUBJ PUBLIC HOLIDAY DUE TO AUSTRALIA DAY ON 26FEB2011 DM/TX/007/11 20JAN11 PLS BE ADVD THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED 26TH JAN 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STP OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA HOWEVER WILL BE OPERATING AS PER NORMAL STP PLS INFORM ALL DEPS ACCORDINGLY FLSTP BRGDS SENT Bentuk Lengkap Teleks II SUBJECT PUBLIC HOLIDAY DUE TO AUSTRALIA DAY ON 26 FEBRUARY 2011 DM/TX/007/11 20 JANUARY 2011 PLEASE BE ADVISED THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED 26TH JANUARY 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STOP 106 OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA HOWEVER WILL BE OPERATING AS PER NORMAL STOP PLEASE INFORM ALL DEPARTMENTS ACCORDINGLY FULLSTOP BEST REGARDS SENT Makna Teleks II : ‘Subjek Hari Libur Nasional sehubungan dengan Hari Australia pada 26 Februari 2011 DM/TX/007/11 20 Januari 2011 Mohon diketahui bahwa Kantor Cabang Sydney akan tutup pada 26 Januari 2011 karena Hari Libur Nasional Australia. Namun, Kantor kami di airport, SYDKKGA akan tetap beroperasi seperti biasa. Tolong informasikan semua bagian mengenai hal ini. Salam. Terkirim’ Pada teleks tersebut, pengirim memberikan informasi kepada penerima teleks bahwa Garuda Indonesia cabang Sydney akan ditutup pada 26 Januari 2011 karena hari libur nasional di Australia. Namun, pengirim juga menjelaskan bahwa khusus kantor Garuda Indonesia di Bandar Udara Sydney tetap akan beroperasi seperti biasa. Hal ini bisa dilihat pada kalimat THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED 26TH JAN 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STP. Penggunaan WILL BE yang berarti akan dengan jelas menyatakan bahwa penulis teleks ingin menyampaikan kepada semua pihak apa yang akan terjadi dan akan dilakukan oleh Kantor Cabang Sydney sehingga pihak-pihak tersebut dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Di sini terlihat jelas bahwa pengirim teleks, yaitu General Manager Garuda Indonesia Kantor Cabang Sydney ingin memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait mengenai waktu operasional mereka. Hal ini perlu dilakukan agar nantinya tidak ada kesalahpahaman antar cabang ketika kantor ini berusaha dihubungi pada hari libur tersebut. 107 4.3.2 Direktif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujaran itu (misalnya menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, menantang) (43) Teleks XI ALLCON PSE ADJST ACCDGLY Bentuk Lengkap : ALL CONDITIONS PLEASE ADJUST ACCORDINGLY Makna : ‘Untuk semua bagian mohon menyesuaikan pada semua kondisi yang berhubungan’ Pada teleks ini jelas terlihat bahwa penulis memberikan perintah agar penerima teleks melaksanakan beberapa tindakan sebagai konsekuensi dari informasi pada teleks sebelumnya bahwa ditemukannya tikus di area kabin. JKTOMGA sebagai pihak yang berhak memberikan instruksi, memberikan perintah pada beberapa pihak yang berkaitan, yaitu untuk hal-hal berikut. AA.PKGPJ EX GA405 OPER GA860/863/12 SEP EXPECT DELAY 15 MNTS Bentuk lengkap : AA. PKGPJ EX GA405 OPERATE FLIGHT NUMBER GA860/863/12 SEPTEMBER EXPECT DELAY 15 MINUTES Makna : ‘AA. PKGPJ EX penerbangan nomor GA405 operasikan penerbangan nomor GA860/863/ tanggal 12 September dan menjadi terlambat 15 menit’ Dalam hal ini, JKTOMGA memerintahkan barang-barang yang ada pada penerbangan GA305 agar dipindahkan pada penerbangan GA860 atau 863 pada 12 September dan akan terjadi keterlambatan penerbangan selama 15 menit. Pada teleks ini, JKTOMGA juga meminta agar pihak terkait dapat menyesuaikan dengan kondisi berikut. BB.PKGPE EX BASE OPER GA406/12 SEP ED CGK0500 DPS0705/0910 CGK1110 UTC 108 Bentuk Lengkap BB. PKGPE EX BASE OPERATE GA406/ DATED 12 SEPTEMBER ESTIMATED IN CENGKARENG AT 05.00 IN DENPASAR AT 07.05/09.10 IN CENGKARENG AT 11.10 UTC Makna ‘BB. PKGPE EX BASE dioperasikan pada penerbangan nomor GA406/ 12 September perkiraan waktu di Cengkareng pada pukul 06.00, Denpasar pada pukul 07.05/09.10 di Cengkareng pada pukul 11.10 UTC’ (44) Teleks IV APPREC YR ASSIST IN ORDER TO RESPOND TO PAX COMPLAINT. PAX HANEKROOT JAMES MR AND CUNNINGHAM EMILY MS HAD PURCHASED GA KL TICKET AND WERE OB GA715 18 DEC SYDDPS AND THEN IN TRANSIT IN DPS FOR 5.5 HOURS CONNEX WITH KL836 DPSAMS 18 DEC. EVEN THOUGH TRANSIT WAS UNDER TIMATIC SYSTEM OF 8 HOURS PAX WERE MADE TO EXIT CUSTOMS BUY A VISA PAY DEP TAX AND RECHECK WITH KLM. PLS ADV WHY PAX WERE ASKED TO DO THIS WHEN THEY SHOULD HAVE BEEN ALLOWED TO STAY IN TRANSIT AT NO COST. PAX ARE RETURNING ON KL835 23JAN AMSDPS AND GA714 25JAN DPSSYD PNR RIXIUU TRANSIT 5.30 HOURS PLS MAX ASST PAX SO SAME PROBLEM DOES NOT OCCUP ON RT. YR URG RESPONSE APPRECIATED. BRGDS SHIRLEY CUSTOMER RELATIONS SYDDDGA SENT Bentuk lengkap Teleks IV APPRECIATE YOUR ASSISTANCE IN ORDER TO RESPOND TO PASSENGER’S COMPLAINT. PASSENGER HANEKROOT JAMES MR AND CUNNINGHAM EMILY MS HAD PURCHASED GARUDA KUALA LUMPUR TICKET AND WERE ON BOARD IN FLIGHT NUMBER GA715 ON 18 DECEMBER ROUTE SYDNEYDENPASAR AND THEN IN TRANSIT IN DENPASAR FOR 5.5 HOURS CONNECTED WITH FLIGHT NUMBER KL836 DPS-AMSTERDAM ON 18 DECEMBER. EVEN THOUGH TRANSIT WAS UNDER TIMATIC SYSTEM OF 8 HOURS PASSENGER WERE MADE TO EXIT CUSTOMS BUY A VISA PAY DEPARTURE TAX AND RECHECK WITH KLM. PLEASE ADVISE WHY PAX WERE ASKED TO DO THIS WHEN THEY SHOULD HAVE BEEN ALLOWED TO STAY IN TRANSIT AT NO COST. PASSENGER ARE RETURNING ON FLIGHT NUMBER KL835 ON 23 JANUARY ROUTE AMSTERDAM-DENPASAR AND FLIGHT NUMBER GA714 ON 25 JANUARY ROUTE DENPASAR-SYDNEY WITH PNR RIXIUU TRANSIT 5.30 HOURS PLEASE MAXIMIZE ASSIST PASSENGERS SO SAME PROBLEM DOES NOT OCCUPIED ON RETURN. YOUR URGENT RESPONSE APPRECIATED. BEST REGARDS SHIRLEY CUSTOMER RELATIONS SYDDDGA SENT Makna Teleks IV ‘Kami hargai pendampingan Anda untuk merespons complain dari penumpang. Penumpang atas nama Tuan James Hanekroot dan Nyonya Emily Cunningham telah membayar tiket Garuda KL dan sudah terbang dengan nomor penerbangan GA715 pada 18 desember rute Sydey-Denpasar dan transit di Denpasar selama 5,5 jam untuk 109 penerbangan lanjutan dengan nomor penerbangan KL836 rute Denpasar-Amsterdam pada 18 Desember. Meskipun transit berada di dalam sistem tematik selama 8 jam, penumpang diminta keluar dari area bea cukai, membeli visa, membayar pajak kedatangan dan memeriksa kembali dengan KLM. Tolong diinformasikan, mengapa penumpang diminta melakukan hal ini di mana seharusnya mereka diizinkan untuk tinggal di area transit tanpa biaya apa pun. Penumpang ini akan melakukan penerbangan kembali dengan nomor penerbangan KL835 pada 23 Januari dengan rute Amsterdam-Denpasar dan nomor penerbangan GA714 pada tanggal 25 Januari dengan rute Denpasar-Sydney dengan nomor tiket RIXIUU dan melakukan transit selama 5 jam 30 menit. Tolong maksimalkan untuk mendampingi penumpang sehingga masalah yang sama tidak akan terjadi pada penerbangan tersebut. Respons cepat Anda kami hargai. Salam Shirley Customer Relation SYDDDGA’ Pada teleks ini penulis menyampaikan perintahnya melalui kata-kata yang lebih sopan dan halus dengan kata APPRECIATE YOUR ASSISTANCE IN ORDER TO RESPOND TO PAX COMPLAINT. Customer relation di bagian sales di kantor Garuda Sydney, meminta agar customer service garuda di Denpasar dapat memberikan respons atau klarifikasinya mengenai masalah yang terjadi. Dia juga meminta agar pada penerbangan berikutnya yang akan transit di Denpasar pada 25 Januari, penumpang yang sama diberikan pendampingan yang maksimal sehingga masalah yang sama tidak terulang lagi pada mereka. Hal ini dinyatakan pada kalimat PLS MAX ASST PAX SO SAME PROBLEM DOES NOT OCCUP ON RETURN. (45) Teleks II SUBJ PUBLIC HOLIDAY DUE TO AUSTRALIA DAY ON 26FEB2011 DM/TX/007/11 20JAN11 PLS BE ADVD THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED 26TH JAN 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STP OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA HOWEVER WILL BE OPERATING AS PER NORMAL STP PLS INFORM ALL DEPS ACCORDINGLY FLSTP BRGDS SENT 110 Pada teleks ini, selain tindak ujaran representatif, juga terkandung tindak ujaran direktif. Hal ini bisa dilihat dari kalimat PLS INFORM ALL DEPS ACCORDINGLY FLSTP BRGDS. Pengirim teleks, yaitu General Manager Kantor Cabang Denpasar Sydney meminta kepada semua penerima teleks agar meneruskan informasi ini kepada semua departemen di setiap Kantor Cabang Denpasar. Tujuan kepada siapa perintah ini disampaikan memang tidak langsung ditulis. Hal ini berarti bahwa perintah dalam bentuk yang lebih halus dengan memakai kata please ditujukan kepada semua penerima teleks. Penerima teleks dalam hal ini adalah semua general manager di beberapa Kantor Cabang Denpasar yang berhubungan dengan Kantor Cabang Denpasar Sydney. Tentunya pengirim teleks ingin agar general manager di Kantor Cabang Denpasar lain bisa meneruskan informasi ini kepada semua departemen yang ada di setiap lingkungannya. (46) TELEKS V CS/I/TX-0539/JAN11 SUBJ* UNMATCH TICKETS REPORTED DUR CHECK IN GA725/716/19JAN DPS-CGK/MRLIM/PINKDR N IWOOD/KELLYMS HLDG C-CLASS RESV RLOC *QEWOKG N WERE ISSUED UND NO 1266427788708-711 PAPER TICKETS FIGUR BUT PAXS DOES NOT HELD THOSE TKTS ISO ITIN ONLY STP TKTS WAS SGD116 ALBERNI STREET SUITE 1406 VANCOUVER BRITISH COLUMBIA FAX 1 604 681 8953 STP AS WE KNOW IF SUCH TKTS HVE ALREADY ISSUED USUALLY IS ELECTRONIC BUT THE ACT ISSD AS PAPER TICKETS STP OFCOURSE WE GOT PROBLEM DUR CHECK-IN CAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STP PAXS WERE VERY UPSET N COMPLAIN RGDG THIS PROBLEM STP FINALLY WE ACCPT THOSE PAXS TO MIN BIG COMPLAIN N PAX INCONV STP ATT YVRGA PSE CLARIFY TO THE AGT FOR SOLVING THE DOCUMENTS TO H/O CQ CGKUR/JKTWA/HDQWLGA STP ATT CGKUR/JKTWA/HDQWL PSE ADJUST DOCUMENTS ACCDGLY N WAITING REPLY FROM YVRTOGA STP YR PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED STP PSE BE ACKD FSTP // BRGDS GELGEL 111 SENT Bentuk Lengkap TELEKS V CS/I/TX-0539/JAN11 (NO TELEKS) SUBJECT UNMATCH TICKETS REPORTED DURING CHECK IN OF FLIGHT NUMBER GA725/716/ 19 JANUARY DENPASAR-CENGKARENG/MRLIM/PINKDR AND IWOOD/KELLYMS HOLDING C-CLASS RESERVATION WITH BOOKING CODE RLOC *QEWOKG AND WERE ISSUED UNDER TICKET NUMBER 1266427788708-711 PAPER TICKETS FIGURE BUT PASSENGERS DOES NOT HELD THOSE TICKETS ISO ITTINERY ONLY STOP TICKETS WAS SGD116 ALBERNI STREET SUITE 1406 VANCOUVER BRITISH COLUMBIA FAX 1 604 681 8953 STOP AS WE KNOW IF SUCH TICKETS HAVE ALREADY ISSUED USUALLY IS ELECTRONIC BUT THE ACTUAL ISSUED AS PAPER TICKETS STOP OFCOURSE WE GOT PROBLEM DURING CHECK-IN BECAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STOP PASSENGERS WERE VERY UPSET AND COMPLAIN REGARDING THIS PROBLEM STOP FINALLY WE ACCEPT THOSE PASSENGERS TO MINIMIZE BIG COMPLAIN AND PASSENGERS’ INCONVENIENT STOP ATTENTION YVRGA PLEASE CLARIFY TO THE AGENT FOR SOLVING THE DOCUMENTS TO H/O CQ CGKUR/JKTWA/HDQWLGA STOP ATTENTION CGKUR/JKTWA/HDQWL PLEASE ADJUST DOCUMENTS ACCORDINGLY AND WAITING REPLY FROM YVRTOGA STOP YOUR PROMPT REPLY WOULD BE MUCH APPRECIATED STOP PLEASE BE ACKDNOWLEDGE FULLSTOP // BEST REGARDS GELGEL SENT Makna TELEKS V ‘CS/I/TX-0539/JAN11 (NO TELEKS) Subjek Tiket yang tidak sesuai Dilaporkan bahwa selama check in penerbangan nomor GA725/716 19 Januari rute Denpasar-Cengkareng atas nama Tuan Pinkdr Lim dan Nyonya Kelly Iwood memegang reservasi kelas C dengan kode pemesanan RLOC *QEWOKG dan diterbitkan dengan nomor tiket 1266427788708-711 berupa tiket kertas. Namun, penumpang tidak memegang tiket tersebut dan hanya jadwal dengan alamat pemesan SGD116 ALBERNI STREET SUITE 1406 VANCOUVER BRITISH COLUMBIA dan nomor faksimile 1 604 681 8953. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa seperti kita ketahui bersama apabila tiket sudah diissued biasanya berupa tiket elektronik, namun tiket aslinya berupa tiket kertas. Tentu saja kami mendapat masalah selama check-in karena tampilan tiket yang dibawa jauh berbeda dan tidak bisa disesuaikan dengan dokumen biasanya.karena tampilannya jauh berbeda dan tidak dapat disesuaikan dengan dokumen yang seharusnya. Penumpang sangat marah dan komplain sehubungan dengan masalah ini. Akhirnya kami menerima penumpang tersebut untuk meminimalisasi komplain dan ketidaknyamanan mereka. Perhatian kepada VRGA, tolong klarifikasi kepada agen untuk menyelesaikan masalah dokumen-dokumen 112 Kepada H/O CQ CGKUR/JKTWA/HDQWLGA . Perhatian kepada CGKUR/JKTWA/HDQWL, tolong sesuaikan dokumen-dokumen tersebut dan menunggu jawaban dari YVRTOGA. Jawaban PROMPT Anda akan sangat kami hargai. Agar diketahui. Salam Gelgel Terkirim’ Pada teleks ini selain digunakan tindak ujaran representatif, terdapat pula tindak ujaran direktif yang berisikan agar pihak penerima teleks dapat menindaklanjuti teleks ini. Hal tersebut bisa dilihat dari kalimat berikut. a) ATT YVRGA PSE CLARIFY TO THE AGT FOR SOLVING THE DOCUMENTS Pengirim teleks meminta kepada YVRGA agar mengklarifikasikan kepada agen tiket untuk mengatasi permasalahan dokumen yang ada. b) ATT CGKUR/JKTWA/HDQWL PSE ADJUST DOCUMENTS ACCDGLY N WAITING REPLY FROM YVRTOGA STP Pada kalimat tersebut, pengirim teleks meminta kepada pihak CGKUR, JKTWA, dan HDQWL agar dapat menyesuaikan dokumen yang dibuat dengan kondisi yang ada serta meminta agar menunggu teleks balasan dari bagian tiket di YVRGA. c) YR PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED STP PSE BE ACKD FSTP Pada kalimat ini penulis teleks juga meminta kepada pihak CGKUR, JKTWA, dan HDQWL agar dapat mengirim teleks balasan mengenai permasalahan ini. Bahasa yang digunakan memang sangat sopan karena disampaikan dengan kata-kata WUD BE MUCH APPRECIATED. 113 4.3.3 Ekspresif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam ujaran itu (misalnya memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh). Pada data teleks yang ada bentuk tindak ujaran yang diungkapkan memiliki kesamaan pola, yaitu ketika mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kerja samanya tentang hal yang disampaikan, yaitu bentuk, seperti di bawah ini. a) TKS FYR KIND ATTN Bentuk Lengkap : THANKS FOR YOUR KIND ATTENTION Makna : ‘Terima kasih atas perhatian Anda’ b) MNY THKS FR YR BCOOPS Bentuk Lengkap : MANY THANKS FOR YOUR BEST COOPERATIONS Makna : ‘Terima kasih banyak atas kerja sama Anda’ c) YR URG RESPONSE APPRECIATED Bentuk Lengkap : YOUR URGENT RESPONSE IS APPRECIATED Makna : ‘Kami hargai respons cepat anda’ d) THKS Bentuk Lengkap : THANKS Makna : ‘Terima kasih banyak’ Pada semua teleks, bentuk ekspresif yang disampaikan berupa rasa terima kasih, tetapi polanya tidak selalu sama. Ada yang menggunakan bentuk kalimat panjang, seperti tiga kalimat pertama. Namun, ada pula yang memakai pola sangat singkat seperti contoh terakhir, yaitu THKS. Semua bentuk tindak ujaran ini muncul di akhir teleks sebagai penutup. 114 4.3.4 Komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam ujarannya (misalnya :berjanji, bersumpah, mengancam). Pada sumber data penelitian ini, tidak ditemukan teleks yang berisikan tindak tutur komisif. Di lingkungan PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar Denpasar tidak ditemukan ujaran dalam teleks yang menyebutkan berjanji, bersumpah ataupun mengancam. 4.3.5 Deklaratif, adalah tindak tutur yang dilakukan untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru (misalnya: memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, memberi maaf). (47) Teleks I SUBJ. CARETAKER SHADM DM/TLX-001/JAN11 REF SPPD/TYOAM-006/11 RGD KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JKT CMA SHADM MR PIKRI ILHAM K/528225 WL ATTEND THIS MTG FR 02JAN11 TO 05JAN11 N DURING ABSENT PVGKK MR.AAY ASHADI/526775 WL ASSIGN AS CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O STP TKS FYR KIND ATTN N BRGDS FSTP// SENT Pada teleks ini, penulisnya adalah General Manager Kantor Cabang Denpasar Shanghai. Pernyataan N DURING ABSENT PVGKK MR.AAY ASHADI WL ASSIGN AS CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O STP memang juga termasuk tindak ujaran representatif, yaitu menyatakan atau menginformasikan. Namun, pernyataan ini juga sebagai bentuk putusan di mana General Manager Kantor Cabang Denpasar Shanghai menunjuk manager airport di Pudong sebagai pelaksana harian ketika ia 115 sedang mengikuti rapat di Jakarta. Keputusan ini secara tidak langsung juga memberikan izin kepada manager airport di Pudong untuk melaksanakan tugastugas harian yang bersifat normal sebagai pelaksana harian General Manager Shanghai. Pernyataan ini juga mengandung larangan bagi pelaksana harian general manager untuk mengambil keputusan yang di luar operasional normal. Hal ini berarti apabila ada kasus-kasus tertentu di luar operasional kantor yang normal, general manager melarang pelaksana harian untuk membuat keputusankeputusan baru menyangkut masalah tersebut. Keputusan penunjukkan pelaksana harian ini dapat disampaikan melalui teleks karena alasan efektif dan efisien. Penulis pada teleks ini adalah General Manager PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar Shanghai yang merupakan kantor pusat perusahaan penerbangan milik Indonesia ini di negara Tiongkok. Di negara ini PT Garuda Indonesia memiliki beberapa Kantor Cabang Denpasar lainnya seperti Kantor Cabang Denpasar Pudong. Ketika koordinator wilayah Tiongkok, yaitu General Manager Shanghai tidak berada di kantornya karena sedang mengikuti tugas di luar negeri, termasuk mengikuti rapat di kantor pusat di Jakarta, penunjukkan pelaksana harian dilakukan melalui teleks. Hal ini dilakukan karena general manager memerlukan media komunikasi yang lebih cepat dan efisien sehingga informasi tentang hal ini bisa diterima oleh seluruh karyawan Garuda Indonesia, baik di wilayah Tiongkok maupun Kantor Cabang Denpasar Garuda Indonesia di Negara lain. Hal yang menarik pada teleks ini dicantumkan juga nomor teleks sebelumnya yang merupakan referensi dalam penulisan teleks ini. Teleks 116 sebelumnya yang dijadikan acuan dalam penulisan teleks ini adalah REF SPPD/TYOAM-006/11 RGD KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JKT. Penulis teleks mencantumkan nomor teleks sebelumnya yang dikirim oleh General Manager Kantor Cabang Denpasar Tokyo. Kantor Cabang Denpasar Tokyo merupakan koordinator wilayah bagi PT Garuda Indonesia di Asia. Apabila ada kegiatan yang melibatkan Kantor Cabang Denpasar di wilayah Asia (di luar Indonesia), maka Kantor Cabang Denpasar Tokyo yang bertanggung jawab untuk memberikan koordinasi dan informasi kepada Kantor Cabang Denpasar Asia (di luar Indonesia) lainnya mengenai kegiatan tersebut. Selain menyampaikan nomor teleks sebelumnya, pada teleks ini juga disebutkan inti informasi atau subjek dari teleks referensi sebelumnya, yaitu tentang pertemuan atau sosialisasi IPO di Kantor Pusat Jakarta. 117 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai bentuk bahasa teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) Kantor Cabang Denpasar Denpasar dapat disimpulkan sebagai berikut. Variasi bahasa yang digunakan dalam bahasa teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) Kantor Cabang Denpasar Denpasar adalah pola penyingkatan dengan menggunakan huruf konsonan dan pola suku kata. Sementara variasi pada kosakata terdiri atas kosakata umum yang digunakan di semua departemen dan ada juga kosakata khusus pada setiap departemen. Kelas kata yang muncul pada bahasa teleks adalah kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan. Diantara empat kelas kata tersebut, kelas kata yang muncul pada data didominasi oleh kata benda dan kata kerja. Dilihat dari analisis wacana, bahasa teleks terdiri atas jenis teks permintaan atau perintah (request), teks konfirmasi, dan teks jawaban. Setiap teks memiliki karakteristik, baik dalam hal kosakatanya maupun secara struktur makro memiliki pesan umum dan pesan khusus. Struktur skematik pada tiap teks memiliki bagian pendahuluan, isi dan bagian penutup. Dilihat dari segi struktur mikro, bahasa teleks menggunakan baik pola kata dasar maupun pola kata turunan. Pada pola frasa, bahasa teleks menggunakan baik pola frasa nomina, frasa verba, frasa ajektiva, frasa adverbial, maupun frasa preposisi, sementara pola 118 kalimat yang digunakan pada bahasa teleks baik berupa kalimat sederhana maupun kalimat kompleks yang cenderung didominasi oleh kalimat kompleks. Jenis kalimat yang digunakan baik berupa kalimat aktif maupun kalimat pasif. Dari lima jenis tindak tutur yang dikemukakan oleh Searle, pada bahasa teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) Kantor Cabang Denpasar Denpasar hanya terdapat empat jenis tindak tutur, yaitu representatif, direktif, ekspresif, dan deklaratif. Tidak ada tindak ujaran komisif yang berupa janji, ancaman, dan sumpah pada data teleks ini. 5.2 Saran Penelitian ini menganalisis bentuk bahasa teleks, baik dari pola penyingkatan, kosakata, maupun struktur teleks (berdasarkan jenis teks). Untuk itu, diharapkan akan ada penelitian-penelitian berikutnya yang juga membahas bahasa teleks. Namun, tentunya pembahasan berikutnya akan lebih mendalam mengenai makna terutama kesepahaman makna yang tejadi pada komunikasi dengan menggunakan teleks. Hal ini penting untuk diteliti agar dapat diketahui apakah ada kemungkinan terjadinya ketidaksepahaman dalam berkomunikasi dengan menggunakan teleks. 119 DAFTAR PUSTAKA Austin, J.L. 1962. How To Do Thing With Word. Oxford: Clarendon. Brown, Gillian & Yule, George. 1983. Discourse Analysis. Cambridge Textbooks in Linguistics. USA. Cambridge University Press. Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Dhianari, Ni Made. 2011. Ragam Bahasa Kaskus. Denpasar: Universitas Udayana. Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: Percetakan Lkis. Hornby, AS. 1987. Oxford Advanced Learner’s Dctionaryof Current English. Oxford: Oxford University Press. Keraf, Gorys. 1994. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimukti. 1978. Struktur Sosial dan Variasi Bahasa Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa Indah. Kridalaksana, Harimukti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Leech, Geoferry. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik (Diterjemahkan oleh M.D.D. Oka). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Levinson, C. Stephen. 1989. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press. Lyons, John, 1995. Linguistic Semantic an Introduction. Great Britain: Cambridge University Press. Lyons, John. 1997. Semantics. Volume I. Cambridge: Cambridge University Press. Quirk, R. et al. 1973. A University Grammar of English. England: Longman. 120 Samsuri. 1987/1988. Analisis Wacana. Malang: IKIP Malang. Searle, John R. 1979. The Philosophy of Language. Oxford: Oxford University Press. Sudana, I Wayan. 2007. Telaah Struktur dan Makna Ragam Bahasa Gaul. Denpasar: Universitas Udayana. Sudaryanto. 1985. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sumarlam. 2003. Teori dan Praktek Analisis Wacana. Karanganyar, Solo: Pustaka Cakra Surakarta. Sumarlam, Adhani, dkk. 2004. Analisis Wacana. Bandung: Pakar Raya (Pakarnya Pustaka). Waridah, Ernawati. 2008. EYD dan Seputar Kebahasa- Indonesiaan. Jakarta: Kawan Pustaka. Wierzbicka, Anna. 1987. English Speech Act Verbs. New South Wales: Academic Press Australia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Pusat Bahasa, 2007. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 121 Lampiran 1 JADWAL PENELITIAN NO KEGIATAN 9 (2013-2014) 1 Ujian Proposal 2 Perbaikan Proposal 3 Pengumpulan Data Pengolahan Data 4 Analisis Data 5 Penyusunan Draft Hasil Penelitian 6 Konsultasi dan Perbaikan 7 Seminar Hasil 10 11 12 1 2 122 Penelitian 8 Konsultasi Pasca Seminar Hasil Penelitian 9 Ujian Tesis 10 Perbaikan 11 Penyerahan Tesis ke Program Studi dan PPs Lampiran 2 DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PEGAWAI P.T. GARUDA INDONESIA CABANG DENPASAR 123 1. Di bagian apakah Anda bekerja di PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar Denpasar? 2. Apa jabatan/posisi Anda di bagian tersebut? 3. Berapa lama Anda sudah bekerja di bagian tersebut? 4. Apakah Anda aktif menggunakan teleks sebagai media komunikasi saat bekerja ? 5. Selain teleks apa saja media komunikasi yang Anda pakai saat bekerja? 6. Ketika situasi seperti apa Anda memutuskan untuk menggunakan teleks daripada media komunikasi yang lain? 7. Darimana Anda mendapatkan pengetahuan mengenai bahasa teleks? (dapat memilih lebih dari satu) a) Pelatihan b) Kamus Teleks c) Atasan d) Teman Kerja 8. Apakah menurut Anda teleks masih tepat dan efektif digunakan untuk komunikasi dalam bidang pekerjaan Anda? Mengapa? 9. Apakah Anda pernah tidak memahami isi teleks yang Anda terima? 10. Apa saja hal yang terkadang membuat Anda tidak mengerti isi teleks tersebut? 11. Apakah Anda pernah mengalami kesalahan komunikasi dengan penerima atau pengirim teleks? 124 Lampiran 3 RANCANGAN PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 125 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.2 Konsep 2.3 Landasan Teori 2.4 Model Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian 3.3 Jenis dan Sumber Data 3.4 Instrumen Penelitian 3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 3.6 Metode dan Teknik Analisis Data 3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data BAB IV STRUKTUR BAHASA TELEKS BAB V JENIS TINDAK TUTUR DAN MAKNA PADA BAHASA TELEKS 126 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan 7.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 4 SAMPEL TELEKS