ABSTRAK BENTUK BAHASA TELEKS DI PT GARUDA

advertisement
ABSTRAK
BENTUK BAHASA TELEKS DI PT GARUDA INDONESIA
KANTOR CABANG DENPASAR
Bahasa Teleks merupakan salah satu bentuk bahasa tulis yang digunakan
di masyarakat atau kelompok masyarakat tertentu. Struktur bahasa teleks berbeda
dengan bahasa yang baku digunakan di masyarakat umum. Bahasa ini
menggunakan banyak penyingkatan dalam pembuatannya. Terkadang beberapa
kata yang penyingkatannya tidak ada di dalam kamus juga mereka singkat sesuai
dengan pemahaman antara mereka. Hal ini tentunya menarik untuk diteliti
mengingat dalam berkomunikasi jangan sampai terjadi kesalahpahaman antara
pemberi dan penerima pesan. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menganalisis
variasi bahasa teleks yang digunakan di PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang
Denpasar; (2) untuk menganalisis struktur teks teleks di PT Garuda Indonesia
(Persero) cabang Denpasar; (3) untuk menganalisis jenis tindak tutur yang
terdapat pada teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang Denpasar. Teori
yang digunakan untuk menganalisis data teleks sesuai permasalahan yang ada
adalah Teori Wacana Kritis (Van Dijk, 1997); Proses Pembentukan Istilah (Pusat
Bahasa, 2007) dan Teori Tindak Ujaran (Searle, 1979). Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan mengikuti prinsip-prinsip kajian
deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode simak dengan teknik dasar sadap dan teknik lanjutan berupa teknik catat.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan dengan teknik pilah
untuk memilah bagian mana yang masuk unsur gramatika (struktur) dan bagian
mana yang masuk unsur pragmatik. Metode penyajian data dilakukan dengan
pencantuman tabel dan penjelasan secara deskriptif mengenai setiap masalah yang
ada.
Variasi bahasa yang digunakan dalam bahasa teleks di PT Garuda
Indonesia (Persero) kantor cabang Denpasar adalah pola penyingkatan dengan
menggunakan huruf konsonan dan pola suku kata. Sementara, variasi pada kosa
kata terdiri atas kosakata umum yang digunakan di semua departemen dan ada
juga kosakata khusus pada setiap departemen. Semua kelas kata muncul pada
bahasa teleks, yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata keterangan. Yang
paling banyak muncul adalah kata benda dan kata kerja. Dilihat dari analisis
wacana, bahasa teleks terdiri atas jenis teks permintaan atau perintah (request),
teks konfirmasi, dan teks jawaban. Setiap teks memiliki karakteristik dalam hal
kosakatanya dan secara makro memiliki setiap pesan umum dan pesan khususnya.
Dilihat dari segi mikro, bahasa teleks banyak menggunakan pola kata dan frasa.
Dari lima jenis tindak tutur yang dikemukakan oleh Searle, pada bahasa
teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) kantor cabang Denpasar hanya terdapat 4
(empat) jenis tindak tutur, yaitu representatif, direktif, ekspresif dan deklaratif.
Kata kunci : Variasi Bahasa, Bahasa Teleks, Wacana, Tindak Ujaran.
ABSTRACT
THE FORM OF TELEX LANGUAGE IN PT GARUDA INDONESIA
BRANCH OFFICE DENPASAR
Telex language is a form of written language used in a particular community or
group of communities. Telex language structure is different from the standard
language used in the general population. This language uses many abbreviations
in its making. Sometimes, some words which the abbreviations are not in
dictionary, are abbreviated in accordance with the understanding between the
users. It is certainly interesting to be searched as in communicating to avoid
misunderstandings between the message giver and the message recipient. The
purposes of this study are (1) to analyze telex language variation which is used in
PT Garuda Indonesia (Persero) branch office Denpasar; (2) to analyze text
structure of telex in PT Garuda Indonesia (Persero) branch office Denpasar; (3) to
analyze the types of speech acts contained in the telex in PT Garuda Indonesia
(Persero) branch office Denpasar. The theories used to analyze the data according
telex existing problems are Critical Discourse Theory (Van Dijk, 1997); Term
Formation Process (Pusat Bahasa, 2007) and the Theory of Speech Acts (Searle,
1979). The approach used is the qualitative one by following the principles of
descriptive studies. The method used in this study is a method of listening refer to
the tapping basic techniques and the advanced techniques in the form of technical
of notes. Data analysis method used is the method of equivalence with sorting
technique to sort grammatical elements ( structure ) and pragmatic elements .
Method of data presentation is done by the use of tables and descriptive
explanation of each problem.
Language variation used in PT Garuda Indonesia (Persero) Denpasar
branch is an abbreviation pattern using consonant and syllable pattern. While
variations in vocabulary consists of common vocabularies used in all departments
and there are also specific vocabularies in each department. All of word classes
appear in the telex language, i.e. noun, verb, adjectives and adverbs. The most
widely emerging are nouns and verbs. Judging from the analysis of discourse,
telex language consists of a kind of query text or command (request),
confirmation text and answer text. Each text that has characteristics in terms of
vocabulary and in terms of macro subject has each common messages and
particular messages. In terms of micro, telex languages uses many patterns of
words and phrases.
According to the five types of speech acts proposed by Searle, there are
only four (4) types of speech acts found in the telex language in PT Garuda
Indonesia (Persero) Denpasar branch office, those are representative, directive,
expressive, and declarative.
Keywords: Language Variation, Telex Language, Discourse, Speech Acts.
TESIS
BENTUK BAHASA TELEKS
DI PT GARUDA INDONESIA
KANTOR CABANG DENPASAR
NI KETUT SRI RAHAYUNI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
TESIS
BENTUK BAHASA TELEKS
DI PT GARUDA INDONESIA
KANTOR CABANG DENPASAR
NI KETUT SRI RAHAYUNI
NIM 1090161005
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa
merupakan
alat
komunikasi
yang
paling
efektif
untuk
menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, dan tujuan kepada orang lain. Gorys
Keraf dan Abdul Chaer (1998:1) mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem
lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat
tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan untuk mengidentifikasikan diri.
Dalam penggunaan bahasa komunikasi sehari-hari terdapat banyak ragam
atau bentuk bahasa yang disesuaikan dengan kelompok penutur, lingkungan, dan
daerah penutur tersebut. Ragam bahasa didefinisikan sebagai kevariasian bahasa
dalam pemakaiannya sebagai alat komunikasi. Kridalaksana (1992:3) membagi
ragam bahasa menjadi tiga macam, yaitu ragam bahasa berdasarkan pokok
pembicaraan, ragam bahasa berdasarkan medium pembicaraan, dan ragam bahasa
berdasarkan hubungan antara pembicara. Ragam bahasa menurut pokok
pembicaraan dibedakan atas ragam undang-undang, ragam jurnalistik, ragam
ilmiah, ragam jabatan, dan ragam sastra. Ragam bahasa menurut hubungan antara
pembicara dibedakan atas beberapa macam, yaitu ragam baku, ragam resmi,
ragam usaha, ragam santai, ragam akrab, ragam formal, dan ragam informal.
Ragam bahasa menurut medium pembicaraan dibedakan atas (1) ragam lisan yang
dibedakan atas ragam percakapan, ragam pidato, dan sebagainya dan (2) ragam
2
tulis yang dibedakan atas ragam undang-undang, ragam catatan, ragam suratmenyurat, dan ragam bahasa teleks.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2005:1161),
dinyatakan bahwa teleks adalah pelayanan komunikasi jarak jauh melalui pesawat
sejenis mesin tik yg dihubungkan dengan kabel. Bahasa teleks merupakan salah
satu bentuk bahasa tulis yang digunakan di dalam kelompok masyarakat tertentu.
Struktur bahasa teleks berbeda dengan bahasa yang baku digunakan di masyarakat
umum. Bahasa ini menggunakan banyak penyingkatan dalam pembuatannya.
Terkadang beberapa kata yang penyingkatannya tidak ada di dalam kamus juga
disingkat sesuai dengan pemahaman antara mereka. Penyingkatan yang dilakukan
dalam teleks terdiri atas dua jenis, yaitu dengan mengikuti tata cara penyingkatan
yang standar dan tidak standar. Penulisan teleks yang standar tentunya dengan
mudah diketahui oleh pembaca, baik yang berada di lingkungan penerbangan
maupun oleh masyarakat umum. Sementara itu, pola penyingkatan yang tidak
standar bisa menimbulkan kesalahampahaman dalam memahami oleh masyarakat
umum, bahkan oleh pegawai di lingkungan penerbangan itu sendiri. Penyingkatan
yang tidak sesuai dengan aturan penyingkatan standar, yaitu penulisan teleks
dengan singkatan yang menggunakan huruf depan sebuah kata atau singkatan
yang mengambil salah satu suku kata ini merupakan salah satu alasan mengapa
penelitian ini ingin dilakukan. Hal ini tentunya menarik untuk diteliti mengingat
dalam berkomunikasi jangan sampai terjadi kesalahpahaman antara pemberi dan
penerima pesan.
3
Bahasa teleks merupakan salah satu ragam bahasa yang digunakan di PT
Garuda
Indonesia
Kantor
Cabang
Denpasar.
Dalam
lingkungan
kerja
penerbangan, para pegawai di dalam satu departemen dan antardepartemen yang
berbeda menggunakan beberapa alat dalam berkomunikasi. Mereka menggunakan
telepon, pos elektronik, dan teleks. Telepon digunakan untuk keadaan yang
memerlukan keputusan atau jawaban yang cepat atau sekadar menyapa rekan di
bagian lain. Pos elektronik digunakan ketika mereka ingin mengirimkan satu data
secara penuh. Sementara, teleks digunakan untuk berkomunikasi dengan cepat
mengenai berbagai hal dan memerlukan bukti tertulis secepatnya.
PT Garuda Indonesia merupakan salah satu perusahaan penerbangan milik
negara yang bergerak di bidang jasa penerbangan. Perusahaan ini menjadi salah
satu
maskapai
penerbangan
yang
mengunggulkan
kualitas pelayanan
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya.
Garuda Indonesia
menawarkan pelayanan yang memuaskan, kenyamanan dalam perjalanan, dan
keselamatan selama penerbangan. Dengan menawarkan hal-hal tersebut,
diharapkan pelanggan akan merasa puas dan terus menggunakan penerbangan
Garuda Indonesia.
Struktur bahasa teleks berbeda dengan struktur bahasa pada umumnya.
Struktur bahasa teleks menggunakan banyak penyingkatan dalam pembuatannya.
Pola penyingkatan teleks menggunakan pola penyingkatan yang standar dan yang
tidak standar. Bahkan, sering terjadi perbedaan singkatan untuk merujuk hal yang
sama antara pembuat teleks yang satu dan yang lain.. Demikian juga di Garuda
Indonesia, setiap departemen memiliki sejumlah singkatan yang merujuk pada
4
sebuah kata yang sering digunakan di dalam teleks. Dari singkatan-singkatan itu,
terdapat beberapa singkatan yang jarang, bahkan tidak digunakan sama sekali oleh
departemen yang lain. Hal ini menarik untuk diteliti mengingat dalam
berkomunikasi
diperlukan
pemahaman
makna
kata
agar
tidak
terjadi
kesalahpahaman antara pemberi dan penerima pesan.
Penelitian ini merupakan salah satu kajian makrolinguistik yang berkaitan
dengan wacana/teks, yaitu analisis wacana kritis yang dikemukakan oleh Van Dijk
(1997). Penelitian mengenai wacana seperti ini sudah pernah dilakukan oleh I
Wayan Mulyawan pada tahun 2005. Data yang digunakan adalah iklan komersial
media cetak. Mulyawan lebih banyak membahas struktur pembentuk iklan. Kajian
wacana memang dibahas dalam penelitian ini, tetapi lebih mendalam tentang
struktur iklan komersial. Penelitian ini tidak membahas tindak ujaran dari teks
yang muncul. Karena bahasa teleks belum pernah diteliti sebelumnya, baik dari
segi struktur bahasanya, struktur teleks maupun tindak ujarannya, maka penulis
sangat tertarik untuk membahas hal tersebut.
Setelah mencoba mencari di berbagai sumber, penulis juga belum
menemukan adanya penelitian mengenai bahasa teleks. Penelitian mengenai
wacana atau teks memang telah dilakukan sebelumnya dan diinformasikan di
bagian kajian pustaka. Namun, tidak ada penelitian lebih khusus yang
menjelaskan bahasa teleks yang digunakan oleh kelompok penutur tertentu. Hal
ini menjadi alasan mengapa penelitian mengenai bahasa teleks ini menarik untuk
dilakukan dan dianalisis secara mendalam.
5
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya terdapat
beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan dan selanjutnya dianalisis dalam
penelitian ini. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
1)
Bagaimanakah variasi bahasa teleks yang digunakan di PT Garuda
Indonesia (Persero) Cabang Denpasar?
2)
Bagaimanakah struktur wacana teleks yang digunakan di PT Garuda
Indonesia (Persero) Cabang Denpasar?
3)
Jenis tindak tutur apa sajakah yang ada dalam bahasa teleks di PT Garuda
Indonesia (Persero) Cabang Denpasar?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dapat dibagi menjadi tujuan umum dan
kemudian dijabarkan lagi menjadi beberapa tujuan khusus. Berikut ini adalah
penjelasannya.
1.3.1 Tujuan Umum
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
struktur bahasa teleks bagi semua pihak. Hal ini bertujuan agar masyarakat di luar
kalangan penerbangan juga dapat memahami maksud dan pesan dari isi teleks
tersebut.
6
1.3.2 Tujuan Khusus
Selain tujuan umum di atas, secara khusus penelitian ini juga memiliki
beberapa tujuan. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1)
untuk menganalisis variasi bahasa teleks yang digunakan di PT Garuda
Indonesia (Persero) Cabang Denpasar
2)
untuk menganalisis struktur wacana teleks yang digunakan di PT Garuda
Indonesia (Persero) Cabang Denpasar
3)
untuk menganalisis jenis tindak tutur yang terdapat pada teleks di PT
Garuda Indonesia (Persero) Cabang Denpasar.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
beberapa pihak. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian teoretis
yang mendukung penelitian lebih lanjut dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya tentang penggunaan bahasa teleks dan variasinya.
Penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan kontribusi bagi penemuan
bentuk struktur kata serta maksud dan makna kata dalam bahasa teleks.
7
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
mahasiswa, pengguna teleks, peneliti lain, dan masyarakat. Manfaat-manfaat
tersebut diuraikan sebagai berikut.
1)
Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada mahasiswa
mengenai struktur bahasa dalam teleks, terutama teleks yang digunakan di
lingkungan kerja penerbangan
2)
Pengguna Teleks
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai
bahasa dalam teleks yang digunakan dalam berkomunikasi mereka seharihari, terutama bahasa teleks yang digunakan di departemen lain.
3)
Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan, baik ide baru dan
inspirasi maupun bahan pijakan kepada peneliti lain untuk melaksanakan
penelitian lanjutan.
4)
Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat dalam
mengembangkan kemampuan menggunakan kosakata agar mewujudkan
percakapan bahasa tulis yang unik dan menarik. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat luas
tentang struktur dan bentuk bahasa teleks, terutama yang ada di
lingkungan penerbangan.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,
DAN MODEL PENELITIAN
2.1
Kajian Pustaka
Pada bagian kajian pustaka ini diuraikan sejumlah penelitian. Penelitian-
penelitian tersebut tentunya memiliki relevansi dengan penelitian ini, baik dalam
hal teori yang digunakan maupun kajian yang dibahas.
Setelah dicoba dicari di berbagai sumber
tentang penelitian ataupun
tulisan lain yang berhubungan dengan bahasa teleks, penulis belum ditemukan
penelitian dan tulisan tersebut. Terdapat beberapa penelitian yang mengakaji atau
menganalisis wacana, tetapi belum ada yang membahas bahasa teleks secara lebih
spesifik.
Mulyawan dalam tesisnya yang berjudul “Wacana Iklan Komersial Media
Cetak Kajian Hipersemiotika” (2005) menganalisis iklan komersial media cetak.
Penelitian ini menggunakan dua teori utama, yaitu (1) teori struktur wacana oleh
Van Dijk dan (2) teori hipersemiotika oleh Yasraf Amir Piliang. Di samping dua
teori di atas, penelitian ini juga didukung oleh dua teori lain, yaitu teori struktur
iklan dan teori semantik.
Berdasarkan hasil penelitiannya, diketahui bahwa iklan komersial media
cetak memiliki delapan pola perpaduan struktur pembentuk iklan. Bentuk
perpaduan paling sederhana terdiri atas dua struktur iklan, yaitu headline dan
signature line. Secara gramatikal setiap iklan mengoptimalkan penggunaan
9
semua bentuk kaidah gramatikal yang ada, seperti referensi, substitusi, ellipsis,
dan perangkaian. Makna dan pesan sebuah iklan menunjukkan niat terselubung
dari iklan tersebut, yaitu dengan munculnya berbagai bentuk persuasif agar
produk tersebut dibeli oleh konsumen. Pada penelitian ini diperoleh beberapa
ideologi iklan, seperti ideologi kapitalis, konsumerisme, cinta kasih, dan
idealisme.
Penelitian Mulyawan dapat menjadi acuan dalam penelitian ini karena
menggunakan teori yang sama, yaitu teori wacana kritis dari Van Dijk. Walaupun
teorinya sama, pada penelitian Mulyawan tidak dianalisis tindak ujaran yang ada
pada teks tersebut. Mulyawan menganalisis wacana pada iklan komersial di media
cetak, sementara dalam penelitian ini dianalisis wacana pada bahasa teleks di
lingkungan penerbangan.
I Wayan Sudana dalam tesisnya yang berjudul “Telaah Struktur dan
Makna Ragam Bahasa Gaul” (2007) menganalisis struktur kata dan proses
pembentukannya pada bahasa gaul remaja. Sudana menggunakan teori bentuk
bahasa dan teori tindak ujaran. Penelitian ini menggambarkan bahwa ragam
bahasa gaul cenderung tidak konsisten digunakan karena istilah-istilah yang
sedang populer digunakan saat ini bisa menjadi basi atau tidak digunakan lagi
pada periode berikutnya. Disebutkan pula bahwa bahasa gaul tidak meninggalkan
bahasa asli bahasa Indonesia, tetapi beberapa jenis kosakatanya lebih jarang
digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Sudana dapat menjadi kajian dan acuan
mengingat salah satu analisisnya juga mengenai tindak ujaran, sama dengan salah
satu pembahasan pada penelitian ini.
10
Dhianari (2011) pada tesisnya yang berjudul “Ragam Bahasa Kaskus”
memaparkan struktur dan proses pemaknaan leksikal, serta tipe-tipe dan makna
emoticon yang ada pada bahasa kaskus. Dalam penelitian ini, Dhianari
menggunakan teori proses pembentukan istilah dari Pusat Bahasa (2007),
semantik leksikal oleh Lyons (1977), komponen semiotik dan makna oleh Peirce
(1931). Berdasarkan analisisnya ditemukan bahwa leksikal bahasa kaskus dibagi
menjadi singkatan, akronim, bentuk ringkas, bentuk plesetan, penyederhanaan
pelafalan dan bentuk campuran. Selain itu, terdapat makna konotasi, metafora,
dan metonimi pada leksikal tersebut. Sementara, analisis mengenai emotikon
terdiri atas (1) emotikon berukuran kecil dan berukuran besar, (2) berfungsi
sebagai pengganti unsur verbal, (3) berfungsi sebagai penegas, (4) emotikon yang
mengandung simbol, ikon, indeks. Di pihak lain makna pada emotikon tersebut
adalah cinta, kebahagiaan, kesedihan, reputasi baik, reputasi buruk, sindiran,
aktivitas mental, dan aktivitas fisik.
Keunggulan penelitian Dhianari dapat dijadikan acuan dalam penelitian
ini, terutama dalam pemaparan struktur istilah-istilah yang ada pada bahasa
kaskus yang juga melibatkan banyaknya penyingkatan, seperti pada bahasa teleks.
Berdasarkan kajian terhadap beberapa hasil penelitian di atas diketahui
bahwa penelitian tentang wacana teleks belum pernah dilakukan. Penelitian yang
dilakukan adalah penelitian yang mengambil objek kajian yang berbeda dengan
yang ada sebelumnya. Penelitian mengenai wacana seperti ini sudah pernah
dilakukan oleh Mulyawan pada tahun 2005. Namun, data yang digunakan adalah
iklan komersial media cetak. Kajian wacana memang dibahas dalam penelitian
11
ini, tetapi tidak begitu mendalam mengenai berbagai unsur. Di samping itu,
penelitian-penelitian yang ada sebelumnya tidak banyak membahas tindak ujaran
dari teks yang muncul. Karena bahasa teleks belum pernah diteliti sebelumnya
baik dari segi struktur bahasanya, struktur teleks , maupun tindak ujarannya, maka
penelitian ini menarik untuk dilakukan.
2.2
Konsep
Ada beberapa konsep yang digunakan pada penelitian ini untuk mengkaji
permasalahan yang ada. Konsep-konsep tersebut adalah variasi bahasa, teleks,
singkatan dan akronim. Berikut adalah penjelasan dari tiap-tiap konsep.
2.2.1 Variasi Bahasa
Interaksi sosial dapat menimbulkan adanya variasi bahasa. Hal ini
disebabkan oleh banyak hal. Salah satu di antaranya karena para penutur yang
sangat kompleks. Terdapat dua pandangan dalam hal variasi bahasa. Pertama,
variasi bahasa terjadi karena adanya keragaman sosial penutur bahasa dan adanya
keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa memang sudah ada untuk
memenuhi fungsi bahasa sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang
beraneka ragam.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbedabeda menurut topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, dan medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang
oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi),
12
yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan
teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam suratmenyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam
bahasa resmi.
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan
bahasa, terdapat (1) ragam bahasa lisan, dan (2) ragam bahasa tulis. Bahasa yang
dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar
dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya dinamakan ragam
bahasa tulis. Jadi, dalam ragam bahasa lisan, dikaitkan dengan lafal, sedangkan
dalam ragam bahasa tulis, dikaitkan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu,
aspek tata bahasa dan kosakata dalam kedua jenis ragam itu memiliki hubungan
yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf melambangkan ragam
bahasa lisan.
2.2.2 Teleks
Teleks merupakan alat pengiriman pesan teks elektronik yang sudah lama
dipakai. Pesan teks sederhana biasanya dibuat pada terminal teleks yang terlibat
atau sebuah personal computer yang berisi interface teleks, dapat dikirimkan
secara langsung ke pemakai lainnya pada jaringan dalam waktu yang nyata.
Teleks tumbuh melampaui jaringan telegraf, dan dalam melakukan hal itu
terdapat banyak keterbatasan, termasuk serangkaian karakter yang terbatas, tak
ada pengecekan kesalahan, dan kecepatan transmisi yang lambat. Teleks tumbuh
13
menjadi pelayanan internasional yang luas. Di samping itu, di beberapa negara
masih merupakan bentuk satu-satunya dari pelayanan surat elektronik yang
tersedia untuk umum.
Standar teleks internasional telah sedikit berubah sejak diperkenalkannya
pada awal tahun 1930-an. Set karakter yang tersedia bagi para pemakai teleks
terbatas. Berdasarkan sistem encoding 5-bit, set karakter tersebut hanya terbatas
pada surat-surat huruf besar, angka-angka, dan tiga belas karakter khusus, yang
tidak mencakup simbol uang dolar ($) atau simbol persentase (%). Jaringan teleks
tidak memiliki fasilitas-fasilitas pembetulan kesalahan yang built-in dan dapat
diakseskan hanya melalui terminal teleks yang terlibat atau personal computer
yang disesuaikan secara khusus, tetapi teleks masih merupakan salah satu standar
untuk mentransmisikan teks internasional yang paling luas dikenal.
2.2.3 Singkatan
Beberapa ahli pernah mengungkapkan definisi singkatan. Raja Masittah
Raja Arifin (dikutip oleh Parsidi, 1992: vii) mengungkapkan bahwa singkatan
kata dapat terbentuk apabila suatu istilah tidak ditulis secara penuh, tetapi
beberapa bagian daripadanya, satu huruf atau lebih, dihilangkan. Contohnya MPR
untuk Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Ahli lainnya, yaitu Winarno (1991:5) mengatakan bahwa secara umum
satu atau beberapa huruf dari kata yang dilambangkan dapat disebut sebagai
singkatan. Ia mengungkapkan singkatan adalah “bentuk pemendekan satu kata
atau lebih menjadi satu huruf atau lebih yang pengejaannya dilakukan dengan
14
mengucapkan huruf demi huruf yang bersangkutan”. Misalnya, DPR untuk
Dewan Perwakilan Rakyat.
Kridalaksana (1996:162) mendefinisikan singkatan sebagai “salah satu
hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja
huruf demi huruf maupun yang tidak dieja huruf demi huruf.” Contoh gabungan
huruf yang dieja huruf demi huruf, yaitu DKI untuk Daerah Khusus Ibukota.
Contoh gabungan huruf yang tidak dieja huruf demi huruf, adalah dng untuk
dengan.
2.2.5 Akronim
Para ahli yang memberikan definisi mengenai singkatan juga memberikan
definisi untuk akronim. Raja Masittah Raja Ariffin (dikutip dalam Parsidi, 1992:
vii) tidak terlalu menjelaskan definisi akronim karena definisi diberikan serupa
dengan definisi yang diungkapkan oleh Kridalaksana (1996). Ia hanya
mengungkapkan bahwa jika sebuah bentukan inisialisme dapat diucapkan sebagai
satu kata, bentukan tersebut dapat disebut akronim. Misalnya, UMNO untuk
United Malays National Organizations.
Kridalaksana (1989:162) mendefinisikan akronim sebagai “proses
pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang
ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah
fonotaktik Indonesia”. Misalnya, ABRI yang diucapkan /abri/ bukan /a/, /be/, /er/,
/i/.
15
Menurut Chaer (2007: 192), akronim adalah kata yang terbentuk sebagai
hasil penggabungan unsur-unsur huruf awal atau suku kata dari beberapa kata
yang digabungkan menjadi satu.
Contoh:
Pemilu (Pemilihan Umum)
2.3
Landasan Teori
Pada penelitian ini digunakan tiga landasan teori utama untuk
menganalisis kedua permasalahan yang diungkapkan sebelumnya dan satu teori
penunjang tentang semantik leksikal. Keempat landasan teori tersebut diuraikan
berikut ini.
2.3.1 Wacana/Teks
Van Dijk dalam teorinya yang disebut analisis wacana kritis (critical
discourse analysis) membagi struktur wacana/teks ke dalam tiga tingkatan, yaitu
struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Hal ini seperti dikemukakan
oleh Eriyanto (2001 :227--229).
2.3.1.1 Struktur Makro
Struktur makro merupakan makna global/umum dari sebuah teks yang
dapat dipahami dengan melihat topik dari sebuah teks. Analisis struktur makro
merupakan analisis sebuah teks yang dipadukan dengan kondisi sosial di
sekitarnya untuk memeroleh satu tema sentral. Tema sebuah teks tidak terlihat
16
secara eksplisit di dalam teks, tetapi tercakup di dalam keseluruhan teks secara
satu kesatuan bentuk yang koheren. Jadi, tema sebuah teks dapat ditemukan
dengan cara membaca teks tersebut secara keseluruhan sebagai sebuah wacana
sosial sehingga dapat ditarik satu ide pokok atau topik atau gagasan yang
dikembangkan dalam teks tersebut.
2.3.1.2 Superstruktur
Superstruktur merupakan kerangka dasar sebuah teks yang meliputi
susunan atau rangkaian struktur atau elemen sebuah teks dalam membentuk satu
kesatuan bentuk yang koheren. Analisis superstruktur merupakan analisis skema
atau alur sebuah teks. Sebuah teks tersusun atas berbagai elemen, seperti
pendahuluan, isi, dan penutup yang harus dirangkai sedemikian rupa untuk
membentuk sebuah teks yang utuh dan menarik.
2.3.1.3 Struktur Mikro
Struktur mikro merupakan analisis sebuah teks berdasarkan unsur-unsur
intrinsiknya. Adapun unsur-unsur intrinsik tersebut diuraikan sebagai berikut .
1)
Unsur semantik adalah makna lokal yang muncul, baik dari kata, klausa,
kalimat, maupun paragraph. Selain itu, juga hubungan di antara mereka,
seperti hubungan antarkata, hubungan antarklausa, antarkalimat, dan
antarparagraf yang akhirnya membangun satu kesatuan makna dalam teks
tersebut.
17
2)
Unsur sintaksis adalah cara untuk melakukan penekanan secara tematik
pada tatanan kalimat dalam teks tersebut. Manipulasi ini bisa dibantu
dengan pemilihan kata, seperti kata ganti, preposisi, dan konjungsi serta
pemilihan bentuk kalimat, seperti kalimat aktif atau pasif.
3)
Unsur stilistik adalah ragam tampilan sebuah teks dengan menggunakan
bahasa sebagai sarananya. Sebuah teks bisa ditampilkan dalam bentuk,
seperti drama, narasi, bahkan puisi. Dalam hal gaya bahasa, teks bisa
ditampilkan dalam hal pilihan kata, kalimat, majas, atau yang lainnya.
4)
Unsur retoris, adalah gaya penekanan sebuah topik dalam sebuah teks. Hal
ini berhubungan dengan bagaiman pesan pada teks tersebut ingin
disampaikan. Hal ini bisa mencakup hiperbola, repetisi, atau yang lainnya.
2.3.2 Teori Singkatan dan Akronim
Pada penelitian ini dianalisis mengenai singkatan dan akronim yang
digunakan pada bahasa teleks dengan teori dari Ernawati Waridah. Sementara
untuk proses pembentukan singkatan dan akronim dianalisis dengan teori dari
Kridalaksana. Hal ini dilakukan karena setelah dicari di berbagai sumber, tidak
ditemukan acuan yang spesifik membahas mengenai proses pembentukan
singkatan dan akronim pada bahasa Inggris yang merupakan bahasa yang dipakai
pada teleks. Pada dasarnya proses pembentukan singkatan dan akronim pada
bahasa Indonesia sama dengan yang terjadi pada bahasa Inggris. Namun, analisis
mengenai bentuk atau pola singkatan yang dipakai pada bahasa teleks dilakukan
sesuai dengan temuan pada teleks itu sendiri.
18
2.3.2.1 Jenis Singkatan
Menurut Waridah (2008:13), ada empat jenis singkatan, yaitu sebagai
berikut.
1)
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
Misalnya :
M.B.A : Master or Business Administration
S.E. : Sarjana Ekonomi
2)
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata
ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI : Persatuan Guru Republik Indonesia
3)
Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya:
dll. : dan lain-lain
dsb. : dan sebagainya
Akan tetapi :
a.n. : atas nama
d.a. : dengan alamat
4)
Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata
uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
cm : sentimeter
19
kg : kilogram
2.3.2.2 Proses Pembentukan Singkatan
Kridalaksana (2007:165) menyatakan bahwa bentuk singkatan yang terjadi
karena pengekalan adalah sebagai berikut.
1)
Pengekalan huruf pertama tiap komponen
Misalnya:
KTP : Kartu Tanda Penduduk
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
2)
Pengekalan huruf pertama dengan pelesapan konjungsi, preposisi,
reduplikasi, artikulasi, dan kata.
Misalnya:
FPOK : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
DGI : Dewan Gereja-gereja di Indonesia
3)
Pengekalan huruf pertama dengan bilangan, bila berulang.
Misalnya:
P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
BP3 : Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan
4)
Pengekalan dua huruf pertama dari kata
Misalnya:
Ed : Editor
Wa : Wakil
5)
Pengekalan tiga huruf pertama dari sebuah kata
Misalnya:
Ins : Inspektur
Okt : Oktober
20
6)
Pengekalan empat huruf pertama dari suku kata
Misalnya:
Sept : September
Sekr : Sekretaris
7)
Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir
Misalnya:
Ba : Bintara
Di : Divisi
8)
Pengekalan huruf pertama dan huruf ketiga
Misalnya:
gn : gunung
9)
Pengekalan huruf pertama dan terakhir dari suku kata pertama dan huruf
pertama dari suku kata kedua
Misalnya:
Kpt : Kapten
Kol : Kolonel
10)
Pengekalan huruf pertama kata pertama dan huruf pertama kata kedua dari
gabungan kata
Misalnya:
a.d : antedium
VW : Volkswagen
11)
Pengekalan huruf pertama dan diftong terakhir dari kata
Misalnya:
Sai : Sungai
21
12)
Pengekalan dua huruf pertama dari kata pertama dan huruf pertama kata
kedua dalam suatu gabungan kata
Misalnya:
Swd : Swadaya
13)
Pengekalan huruf pertama suku kata pertama dan huruf pertama dan
terakhir suku kata kedua dari suatu kata
Misalnya:
Bdg : Bandung
tgl : tanggal
14)
Pengekalan huruf pertama dari tiap suku kata
Misalnya:
hlm : halaman
Jkt : Jakarta
15)
Pengekalan huruf pertama dan huruf keempat dari suatu kata
Misalnya:
Do : depot
16)
Pengekalan huruf yang tidak beraturan
Misalnya:
Kam : keamanan
dtt : ditandatangani
2.3.2.3 Jenis Akronim
Waridah (2008:15), menyatakan bahwa ada tiga jenis akronim, yaitu
sebagai berikut.
22
1)
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
utama ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh:
IKIP (diucapkan ikip, bukan I, Ka, I, Pe)
HAM (diucapkan ham, bukan Ha, A, em)
2)
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata, gabungan suku kata
dengan huruf awal atau bagian lain dan deret kata ditulis dengan awal
huruf kapital, selanjutnya dengan huruf biasa.
Contoh:
Dirjen (Direktur Jenderal)
Mendiknas (Menteri Pendidikan Nasional)
3)
Akronim yang bukan nama diri berupa gabungan huruf, suku kata bagian
lain atau gabungan ketiganya dan deret kata seluruhnya ditulis huruf kecil.
Contoh:
Pemilu (pemilihan umum), caleg (calon legislatif)
2.3.2 4 Proses Pembentukan Akronim
Menurut Kridalaksana (2007:169), secara garis besar akronim dibentuk
dengan proses sebagai berikut.
1)
Pengekalan suku pertama dari tiap komponen
Orba : Orde baru
Penjas : Pendidikan jasmani
2)
Pengekalan suku pertama komponen pertama dan pengekalan kata
Banstir : Banting Stir
Angair : Angkutan Air
23
3)
Pengekalan suku kata terakhir dari tiap komponen
Menwa : Resimen Mahasiswa
Lisin : Ahli Mesin
4)
Pengekalan suku pertama dari komponen pertama dan kedua serta huruf
pertama dari komponen selanjutnya.
Markoak : Markas Komando Angkatan Kepolisian
5)
Pengekalan huruf pertama tiap komponen
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
FISIP : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
6)
Pengekalan suku pertama tiap komponen dengan pelepasan konjungsi
Misalnya :
Anpuda : Andalan Pusat dan Daerah
7)
Pengekalan huruf pertama tiap komponen frasa dan pengekalan dua huruf
pertama komponen terakhir
Misalnya :
Aika : Arsitek Insinyur Karya
8)
Pengekalan dua huruf pertama tiap komponen
Misalnya :
Unud : Universitas Udayana
Bapefi : Badan Penyalur Film
9)
Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen
Misalnya :
Polwan : Polisi Wanita
Menkes : Menteri Kesehatan
24
10)
Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama
komponen kedua disertai pelepasan konjungsi
Abnon : Abang dan None (Jakarta)
11)
Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta
pengekalan tiga huruf pertama huruf komponen kedua
Odmilti : Oditur Militer Tinggi
12)
Pengekalan tiga huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta
pengekalan huruf pertama komponen kedua
Nasakom : Nasionalis Agama Komunis
13)
Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen serta pelepasan konjungsi
Falsos : Falsafah dan Sosial
14)
Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama
komponen kedua
Jabar : Jawa Barat
Dubes : Duta Besar
15)
Pengekalan empat huruf pertama tiap komponen disertai pelesapan
konjungsi
Agitpraf : Agitasi dan Propaganda
16)
Pengekalan berbagai huruf dan suku kata yang sulit dirumuskan
Akaka : Akademi Perbankan
2.3.3 Teori Tindak Tutur
Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian mengenai struktur dan
pragmatik karena yang dianalisis adalah penggunaan bahasa (language use) di
25
dalam sebuah guyub tutur di dalam situasi sosial tertentu. Leech (1983:10--11)
mendefinisikan struktur dan pragmatik adalah satu dari dua sisi pragmatik, yang
sisi lainnya adalah pragmalinguistik. Yang pertama berhubungan dengan
sosiologi dan yang kedua berhubungan dengan tata bahasa (grammar).
Menurut Searle (dalam Levinson, 1983:240--266), jenis-jenis tindak tutur
dikategorikan menjadi lima. Kelima jenis tindak tutur tersebut diuraikan seperti
berikut.
1)
Representatif (kadang-kadang disebut asertif) adalah tindak tutur yang
mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya
(contohnya: menyatakan, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan).
2)
Direktif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar
pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujaran itu
(misalnya menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, menantang).
3)
Ekspresif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar
ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam
ujaran itu (misalnya memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik,
mengeluh).
4)
Komisif
adalah
tindak
tutur
yang
mengikat
penuturnya
untuk
melaksanakan apa yang disebutkan di dalam ujarannya (misalnya :
berjanji, bersumpah, mengancam).
5)
Deklaratif adalah tindak tutur yang dilakukan untuk menciptakan hal
(status, keadaan, dan sebagainya) yang baru (misalnya: memutuskan,
membatalkan, melarang, mengizinkan, memberi maaf).
26
2.3.4 Semantik Leksikal
Selain tiga teori utama yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini
juga menggunakan teori semantik leksikal sebagai teori penunjang. Dalam
penelitian ini kata-kata yang digunakan pada teleks dianalisis secara semantik
leksikal. Makna leksikal dapat juga diartikan sebagai makna yang sesuai dengan
acuannya, makna yang sesuai dengan hasil dari observasi panca indera, atau
makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Menurut Lyons
(1997), leksem berhubungan dengan kata ‘leksikal’ dan ‘leksikon’. Leksem
adalah istilah yang sering digunakan dalam studi semantik untuk menyebutkan
satuan bahasa yang memiliki makna. Leksikon adalah makna yang terdapat di
dalam kamus.
Semantik leksikal meliputi hal berikut.
1)
Makna dan Referensi
Makna leksikal sering dipandang sebagai sifat kata dan unsur leksikal.
Contoh kata roti memiliki makna tertentu juga memiliki sifat tertentu, yaitu
referensi (kemampuan roti mengacu pada makanan tertentu.
2)
Denotasi dan Konotasi
Denotasi adalah referensi terhadap sesuatu yang ekstralingual menurut
makna yang bersangkutan. Konotasi adalah arti yang muncul pada penutur karena
penilaian afektif dan emosional. Contohnya kata penjara memiliki makna
denotasi, yaitu kemampuan kata tersebut untuk bereferensi pada sebuah penjara,
sementara konotasinya bersifat negatif karena dalam penjara dianggap tempat
para penjahat dan merupakan tempat yang terisolasi.
27
3)
Analisis Ekstensional dan Intensional
Makna ekstensional adalah makna pragmatis, yaitu kata yang mengacu
pada hal-hal yang bersifat ekstralingual, seperti kata perabot mengacu pada
perabot yang bermacam-macam. Sementara makna intensional perabot memiliki
unsur semantik sebagai perlengkapan rumah tangga.
4)
Analisis Komponensial
Banyak kata yang tidak memiliki makna sendiri ketika lepas dari kata
lainnya, tetapi kata tersebut memiliki makna karena memiliki hubungan dengan
kata-kata lainnya.
5)
Makna dan Pemakaian
Analisis ini membedakan antara makna secara leksikal atau kanonik dan
pemakaiannya sebagai makna nonkanonik, seperti metafora dan metonimi.
6)
Sinonim, Antonim, Homonim, dan Hiponim
Sinonim adalah dua istilah/kata atau lebih yang maknanya sama atau mirip, tetapi
bentuknya berlainan. Contoh : pesawat bersinonim dengan kapal terbang.
Antonim adalah dua kata yang memiliki makna yang berlawanan. Contoh : tinggi
berantonim dengan rendah.
Homonim adalah dua istilah atau lebih yang ejaannya atau pelafalannya sama,
tetapi memiliki makna yang berbeda. Contoh : bank dengan bang dan apel (buah)
dengan apel (upacara).
Hiponim adalah bentuk yang maknanya terangkum dalam hipernim. Contoh : kata
buah yang menjadi hipernim (makna lebih luas), memiliki hiponim kata jeruk,
semangka, dan lain-lain.
28
2.4
Model Penelitian
Bagan 2.1
Model Penelitian
BENTUK BAHASA TELEKS
1. Variasi Bahasa
Teleks
2. Struktur Teleks
METODE
PENELITIAN
3. Jenis Tindak Tutur
KERANGKA TEORI
1. Wacana (Van Dijk, 1997)
1. Metode
Pengumpulan
Data
-----2. Metode
Analisis Data
2. Proses Pembentukan
Singkatan dan Akronim
(Kridalaksana, 2007)
3. Tindak Tutur (Searle,
1979)
3. Metode
Penyajian
Hasil Analisis
Data
TEMUAN
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dengan mengikuti prinsip-prinsip kajian deskriptif. Penelitian ini menganalisis
struktur (bentuk) kata, kalimat, jenis tindak ujaran dan makna bahasa teleks yang
digunakan dalam berkomunikasi di lingkungan penerbangan.
3.2
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor PT Garuda Indonesia Cabang Denpasar
yang ada di Jalan Sugianyar No 5 Denpasar. Di kantor ini dikumpulkan data
berupa teleks yang ada di beberapa departemen, yaitu general manager, cargo,
ticketing, sales & marketing.
3.3
Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini sumber data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer berupa data tulisan yang diambil dari teleks yang
dibuat di beberapa bagian di kantor PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang
Denpasar. Teleks didapat dari bagian tiket, bagian sales, bagian keuangan, bagian
kargo, dan bagian general manager. Terpilihnya perusahaan penerbangan ini
menjadi sumber data penelitian karena PT Garuda Indonesia merupakan
perusahaan penerbangan yang terkenal dan memiliki banyak pelanggan sehingga
30
perlu diketahui bagaimana karyawan di perusahaan ini berkomunikasi melalui
teleks.
Data sekunder diambil dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya dan tetap ada hubungannya dengan topik penelitian ini. Selain itu,
beberapa penjelasan dan informasi yang berhubungan dengan penyingkatan serta
bahasa teleks dijadikan sebagai data sekunder.
3.4
Instrumen Penelitian
Dalam rangka mendukung penelitian yang dilakukan, berbagai instrumen
penelitian disiapkan. Instrumen yang dimaksud dapat dijelaskan berikut ini.
1)
Daftar pertanyaan yang diberikan kepada para pegawai di PT Garuda
Indonesia (Persero) Kantor Cabang Denpasar
2)
Peneliti sebagai instrumen, yaitu peneliti langsung melihat proses
pengiriman dan penerimaan teleks di lapangan. Peneliti juga langsung
berkomunikasi dengan pengguna teleks untuk mendapatkan informasi
tambahan berkaitan dengan penelitian ini.
3.5
Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode simak dengan
teknik dasar sadap dan teknik lanjutan berupa teknik catat. Karena data yang
diambil berupa data tulis (teleks), teknik dasar sadap ini hanya dapat digunakan
teknik catat sebagai lanjutan dari teknik simak bebas libat cakap.
31
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan beberapa teleks
dari setiap departemen di PT Garuda Indonesia (Persero) Cabang Denpasar.
Setiap departemen diambil sekitar lima teleks yang merupakan hasil komunikasi
antarstaf dalam satu departemen dan staf dalam departemen yang berbeda. Tahap
berikutnya adalah mengelompokkan kata-kata yang muncul di dalam teleks,
terutama kata-kata yang sering muncul dalam teleks setiap departemen tersebut.
Data yang dikumpulkan diolah secara deskriptif lalu diklasifikasikan sesuai
dengan butir-butir permasalahan yang dianalisis.
3.6
Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini
adalah metode padan (Sudaryanto, 1993:15). Metode padan dengan teknik pilah
digunakan untuk memilah bagian mana yang masuk unsur gramatika (struktur)
dan bagian mana yang masuk unsur pragmatik. Tahapan analisisnya dapat
dijelaskan berikut ini.
1)
Data yang telah diklasifikasikan sebelumnya berdasarkan teleks setiap
departemen, kemudian diidentifikasi, dilihat dari kemunculannya dan
frekuensinya.
2)
Data tersebut diidentifikasi berdasarkan jenis, bentuk, dan maknanya
3)
Semua data yang telah diidentifikasi tersebut, kemudian dianalisis
berdasarkan teori yang telah ada.
32
4)
Dari hasil analisis tersebut disimpulkan analisis dari beberapa unsur
tersebut. Hal ini dilakukan untuk semakin memperjelas/mempertegas hasil
penelitian ini.
3.7
Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil analisis mengenai bentuk bahasa teleks ini disajikan dalam dua cara.
Pertama, dengan cara formal, yaitu menyajikan hasil dengan perumusan lambang,
tabel, daftar kosakata, dan sebagainya. Dalam hal ini disajikan hasil berupa
perumusan kosakata yang dipakai dalam teleks (penyingkatan kata-kata). Data
pada penelitian ini juga tetap menggunakan huruf kapital sesuai dengan teleks
yang ada karena ingin mempertahankan bentuk asli bahasa verbal pada teleks
tersebut.
Kedua, dengan cara informal, yaitu dengan memberikan uraian atau
paparan untuk memperjelas hasil analisis. Dalam hal ini, dijelaskan tentang
analisis bahasa teleks tersebut, bagaimana struktur bahasa yang dipakai dan
perbandingan bahasa teleks antardepartemen.
33
BAB IV
BENTUK BAHASA TELEKS DAN TINDAK TUTUR
Pada bab ini dijelaskan secara mendalam mengenai analisis dari bentuk
bahasa teleks. Pembahasan dibagi menjadi analisis variasi bahasa teleks, analisis
wacana teleks, dan analisis tindak ujaran. Pada pembahasan mengenai variasi
bahasa teleks data akan disajikan dalam tiga tahapan. Tahapan pertama, data
ditampilkan sesuai dengan bentuk asli pada teleks, baik yang berupa singkatan
maupun akronim. Tahapan kedua adalah bentuk lengkap dari singkatan dan
akronim pada teleks sehingga memudahkan pembaca untuk memahami isi
singkatan tersebut dalam bahasa Inggris. Tahapan ketiga adalah terjemahan bebas
dari kata-kata bahasa Inggris yang digunakan pada teleks tersebut menjadi bahasa
Indonesia.
Penyajian data secara khusus dilakukan ketika menganalisis secara
sintaksis bahasa teleks. Terdapat empat tahap dalam menampilkan data. Tahap
pertama adalah penyajian bentuk asli teleks. Tahap kedua adalah bentuk lengkap
dari teleks tersebut. Tahap ketiga yang merupakan tahapan khususnya adalah
pencantuman gloss dari bentuk lengkap tiap-tiap kata. Tahapan terakhir adalah
terjemahan bebas dari teleks tersebut. Sementara itu, analisis mengenai tindak
tutur disajikan menjadi tiga tahapan saja tanpa disertakan bentuk gloss karena
analisis yang dilakukan menekankan tindak tutur pada teks secara keseluruhan.
Setiap data teleks ditampilkan dalam bentuk huruf kapital karena ingin
mempertahankan bentuk asli dari bahasa verbal pada teleks.
34
4.1.
Variasi Bahasa Teleks
Pada bagian ini dibahas tentang variasi bahasa teleks di PT Garuda
Indonesia (Persero) Kantor Cabang Denpasar. Adapun variasi bahasa teleks yang
dibahas adalah pola singkatan yang digunakan yang terdiri dari singkatan huruf
konsonan, singkatan pola suku kata, dan singkatan nama kota. Analisis
selanjutnya adalah mengenai proses pembentukan singkatan dan akronim. Teori
yang digunakan pada analisis ini adalah teori dari Kridalaksna (2007). Hal lainnya
yang dibahas pada bagian ini adalah kosakata yang digunakan pada teleks di PT
Garuda Indonesia (Persero) Kantor Cabang Denpasar. Kosakata yang ditampilkan
dibedakan antara kosakata umum yang digunakan di semua departemen dan
kosakata khusus yang digunakan di setiap departemen. Keduanya akan
ditampilkan dengan dua tabel yang berbeda.
4.1.1 Pola Singkatan pada Bahasa Teleks
Pada bahasa teleks yang dipakai di PT. Garuda Indonesia Cabang Denpasar
terdapat banyak penyingkatan atau bentuk ringkas.
Singkatan adalah hasil
menyingkat atau memendekkan yang berupa huruf atau gabungan huruf.
1) Singkatan Huruf Konsonan
Kategori singkatan ini adalah singkatan yang dibuat oleh penulis teleks
dengan tidak mencantumkan huruf vokal dari kata tersebut. Penulis hanya
menuliskan huruf konsonan dari kata.
Berikut merupakan beberapa contoh dari kategori singkatan.
35
(1)
SCHD merupakan singkatan yang dibuat oleh pegawai Garuda Indonesia
untuk menyampaikan kata schedule. Schedule mempunyai arti jadwal,
baik jadwal penerbangan maupun jadwal kerja para pegawai. Pada
singkatan ini tidak ada huruf vokal yang dipakai oleh penulis. Hal ini
dilakukan karena penulis ingin mempercepat waktu pembuatan teleks
NML merupakan singkatan dari normal. Biasanya penulis menggunakan
(2)
singkatan ini ketika menyebut schedule yang normal atau tidak ada
perubahan atau berjalan lancar sesuai dengan jadwal. Pada singkatan ini
penulis tidak menggunakan huruf vokal sesuai dengan kata lengkapnya.
Penulis hanya menggunakan huruf konsonan yang terdiri dari tiga huruf.
Contoh lainnya adalah ACCDGLY yang memiliki arti accordingly.
(3)
Penulis teleks menggunakan kata ini ketika merujuk pada informasi
sebelumnya. Tidak ada huruf vokal yang dicantumkan pada kata ini.
Selain tiga contoh di atas ada beberapa konstruksi singkatan dengan
menggunakan huruf konsonan saja. Konstruksi tersebut ditampilkan dalam
tabel 4.1.
Tabel 4.1
Singkatan Huruf Konsonan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Singkatan
FLWS
MNTS
SCHD
ADJST
ACCDGLY
BRGDS
NML
ACKD
Bentuk Lengkap
FOLLOWS
MINUTES
SCHEDULE
ADJUST
ACCORDINGLY
BEST REGARDS
NORMAL
ACKNOWLEDGE
Arti
mengikuti
menit
jadwal
menyesuaikan
berkaitan dengan
salam
normal
mengetahui
36
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
STP
RGD
WL
MTG
FR
N
TKS
FYR
FSTP
FLT
RGDG
CNTR
FVR
HLDNG
TKT
WZ
ALDY
WTG
PRVD
HTL
ACCNT
APPLGZ
TTL
MNY
THKS
YR
DEPTS
FLSTP
RESV
DLYD
CGK
PHN
ASFLWS
HV
SMS
STOP
REGARD
WILL
MEETING
FOR
AND
THANKS
FOR YOUR
FULL STOP
FLIGHT
REGARDING
CENTRAL
FAVOR
HOLDING
TICKET
WITH
ALREADY
WAITING
PROVIDE
HOTEL
ACCOUNT
APPOLOGIZE
TOTAL
MANY
THANKS
YOUR
DEPARTMENTS
FULL STOP
RESERVATION
DELAYED
CENGKARENG
PHONE
AS FOLLOWS
HAVE
SHORT MESSAGE
SERVICE
berhenti
salam
akan
pertemuan
untuk
dan
terima kasih banyak
untuk…..-mu
titik (tanda baca)
penerbangan
sehubungan dengan
pusat / bagian tengah
bantuan
memegang
tiket
dengan
sudah
sedang menunggu
menyediakan
hotel
rekening
maaf
total
banyak
terima kasih banyak
milikmu
departemen/bagian
titik (tanda baca)
pemesanan
tertunda/terlambat
cengkareng (kota)
telepon
seperti berikut
memiliki
layanan pesan singkat
Jika dilihat dari data tersebut, maka beberapa singkatan yang muncul dalam
bahasa teleks merupakan pola penyingkatan umum yang juga dipakai oleh
masyarakat pada umumnya. Pola umum penyingkatan tersebut, antara lain
BRGDS, THKS, CGK, SMS, dan PHN. Keempat pola penyingkatan tersebut sering
37
pula dipakai oleh masyarakat, terutama pada bahasa pesan singkat atau short
message service (sms) dari telepon genggam. Hal ini membuktikan bahwa pola
penyingkatan pada bahasa teleks dengan hanya menggunakan huruf konsonan saja
memiliki persamaan dengan pola penyingkatan yang dilakukan oleh masyarakat
pada kehidupan sehari-hari. Namun, banyak pula yang bukan pola umum dari
singkatan yang dipakai masyarakat dan merupakan variasai bahasa teleks yang
diciptakan oleh pengirim teleks, di antaranya FVR, HLDG, STS, DLYD, dan lainlain. Dalam tabel juga terlihat bahwa tidak hanya kata yang disingkat, tetapi juga
frasa. Contoh dari bentuk frasa yang disingkat pada bahasa teleks adalah BEST
REGARDS. Frasa ini disingkat menjadi BRGDS pada bahasa teleks di PT Garuda
Indonesia Kantor Cabang Denpasar.
2) Singkatan dengan Pola Suku Kata
Singkatan pada kategori ini menggunakan pola satu atau dua suku kata awal
pada setiap kata yang ingin disampaikan. Pada beberapa kata singkatan yang
dibuat hanya menggunakan 3--4 huruf pertama seperti kata SEP (SEPTEMBER)
dan kata TROP (TROPICAL). Pada singkatan-singkatan ini yang digunakan
adalah suku kata pertama dari kata dasarnya.
Pada beberapa kata lain singkatan dapat juga dibentuk lebih dari empat huruf,
seperti lima atau enam huruf yang umumnya diambil dari dua suku kata pertama
dari sebuah kata yang digunakan. Contoh : assist (assistance) dan conseq
(consequence).
38
Dengan adanya perbedaan ini, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menulis
teleks dengan menyingkat suku kata awal, tidak ada keseragaman dengan jumlah
huruf singkatan yang dipakai. Penulis memakai lebih banyak huruf jika menurut
mereka tiga huruf saja belum membuat pembaca teleks mengerti tentang apa yang
ingin disampaikan. Selain pada contoh di atas, singkatan yang dibentuk dari suku
kata 1-2 ditampilkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Singkatan yang Dibentuk dari Suku Kata 1-2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Singkatan
SEP
REF
OPER
SUBJ
TROP
DEST
CONSEQ
AUTH
BAGG
ITTIN
NUMB
ATT
COOP
INCONV
DOC
ARR
DEP
WED
UND
ACK
APPREC
ASSIST
ADV
MAX
URG
ATT
COOR
PREV
Bentuk Lengkap
SEPTEMBER
REFER
OPERATE
SUBJECT
TROPICAL
DESTINATION
CONSEQUENCE
AUTHORITY
BAGGAGE
ITTINARY
NUMBER
ATTENTION
COOPERATION
INCONVENIENCE
DOCUMENT
ARRIVAL
DEPARTURE
WEDNESDAY
UNDER
ACKNOWLEDGE
APPRECIATE
ASSISTANCE
ADVISED
MAXIMUM
URGENT
ATTENTION
COORDINATE
PREVIOUS
Arti
bulan september
merujuk/mengacu
mengoperasikan
subjek
bersifat tropis
tujuan
konsekuensi
kewenangan
bagasi/barang bawaan
jadwal penerbangan
nomor
perhatian
kerja sama
ketidaknyamanan
dokumen
kedatangan
keberangkatan
rabu
di bawah
mengetahui
menghargai
pendampingan
disarankan
maksimal
darurat
perhatian
koordinasi
sebelumnya
39
Jika dilihat dari data tersebut, tampak bahwa sebagian besar pola penyingkatan
yang dipakai merupakan pola umum yang biasa digunakan oleh masyarakat. Pola
umum yang juga dipakai pada bahasa teleks, seperti SEP, REF, SUBJ, ATT. Pola
singkatan atau bentuk ringkas ini sering digunakan oleh masyarakat umum ketika
menulis surat atau pesan singkat pada telepon genggam.
3) Singkatan Nama Kota
Pada bahasa teleks, singkatan nama-nama kota dibagi menjadi dua tabel. Hal
ini perlu dilakukan karena ada beberapa nama kota yang disingkat menjadi pola
umum yang sudah diketahui, bahkan sering digunakan pula oleh masyarakat
umum. Akan tetapi, ada juga beberapa nama kota yang jarang diketahui dan
digunakan oleh masyarakat umum dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
dicantumkannya pola singkatan nama kota yang tidak umum ini, diharapkan
masyarakat lebih mengerti mengenai hal ini ketika memesan tiket pesawat
ataupun mengurus hal lainnya yang berkaitan dengan dunia penerbangan.
Keduanya diuraikan ke dalam tabel 3 dan tabel 4. Pada tabel 3, singkatan kota
yang digunakan di lingkungan penerbangan diterima bahkan, oleh dunia
penerbangan secara internasional, seperti di Eropa dan Amerika. Contoh singkatan
JKT (JAKARTA). Ketika mereka mengirim pola singkatan seperti ini ke penerima
teleks di luar negeri, penerima sudah mengetahui makna singkatan tersebut, yaitu
kota JAKARTA. Selain itu, tabel ini juga menunjukkan bahwa singkatan kota pola
ini banyak digunakan oleh masyarakat umum yang tidak selalu terlibat di
lingkungan penerbangan secara aktif dan mereka bisa memahami maknanya.
40
Terkadang apabila masyarakat umum mengirim pesan singkat melalui telepon
genggam, mereka juga menyingkat kata JAKARTA menjadi JKT. Singkatan namanama kota yang lain dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 4.3
Singkatan Nama Kota yang juga dikenal Masyarakat Umum
No
1
2
3
4
Singkatan
DPS
JKT
SIN
JOG
Bentuk Lengkap
DENPASAR
JAKARTA
SINGAPORE
JOGJAKARTA
Arti
Kota Denpasar
Kota Jakarta
Negara Singapura
Kota Yogjakarta
Selain pola singkatan nama kota seperti dijelaskan di atas, ada juga namanama kota yang disingkat menjadi pola yang tidak sering dijumpai oleh
masyarakat umum. Pola singkatan ini tetap saja dapat diterima dan dimengerti
oleh penerima teleks yang merupakan pegawai di lingkungan penerbangan, baik
secara nasional di Indonesia maupun di luar negeri (internasional). Penulis tertarik
untuk menyampaikan pola singkatan ini sehingga masyarakat umum yang ada di
luar lingkungan penerbangan dapat ikut memahami makna singkatan tersebut.
Ketika membeli tiket, mereka bisa mendapatkan informasi mana yang
menunjukkan nama kota-kota tersebut. Pola singkatan ini ditampilkan dalam tabel
4.4 berikut.
41
Tabel 4.4
Singkatan Nama Kota yang Jarang Diketahui Masyarakat Umum
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Singkatan
CGK
PLM
PER
SUB
DJJ
UPG
BPN
TIM
PVG
YVR
Bentuk Lengkap
CENGKARENG
PALEMBANG
PERTH
SURABAYA
JAYAPURA
UJUNG PANDANG
BALIKPAPAN
TIMIKA
PUDONG
VANCOUVER
Arti
Kota Cengkareng
Kota Palembang
Kota Perth
Kota Surabaya
Kota Jayapura
Kota Ujung Pandang/Makassar
Kota Balikpapan
Kota Timika
Kota Pudong (di China)
Kota Vancouver (di Kanada)
Ketika menulis nama kota, singkatannya menjadi tiga huruf, baik itu tiga huruf
pertama maupun tiga huruf dari nama kota tersebut. Tidak ada keseragaman
mengenai penulisannya apakah tiga huruf pertama dengan menggunakan huruf
vokalnya juga atau menggunakan huruf konsonan saja dari nama kota tersebut.
4)
Penomoran
Variasi pada bahasa teleks juga muncul pada pola penomoran. Pada pola
umum, penomoran biasanya ditandai dengan angka seperti 1, 2, 3, dan seterusnya.
Pada data teleks yang yang ada, penomoran tidak ditandai dengan angka seperti
pola umum yang digunakan oleh masyarakat. Dalam hal ini yang dipakai saat
menulis adalah huruf. Namun tidak seperti pada pola umum yang biasa dipakai
oleh masyarakat yang hanya terdiri atas satu huruf, seperti A, B, C, dan
seterusnya. Namun, pada penulisan teleks yang dipakai adalah huruf ganda,
seperti AA, BB, CC.
42
Contoh :
(1)
TELEKS XI
REF TELEX KOXH/120051
SUBJ. PKGPL EXGA401/12 SEP FINDING LIVE RAT/MOUSE AT CABIN AREA
CONSEQ AS FLWS
AA.PKGPJ EX GA405 OPER GA860/863/12 SEP EXPECT DELAY 15 MNTS
BB.PKGPE EX BASE OPER GA406/12 SEP ED CGK0500 DPS0705/0910 CGK1110
UTC
CC.NEXT SCHD WILAD
ALLCON PSE ADJST ACCDGLY
BRGDS JKTOMGA FOR OCC
JKTXM 12 SEP2013 0104 SEQ N/A
SENT
Bentuk lengkap TELEKS XI
REFER TO TELEX FROM KOXH NUMBER120051
SUBJECT PKGPL FLIGHT NO EXGA401/DATED 12 SEPTEMBER FINDING LIVE
RAT/MOUSE AT CABIN AREA
CONSEQUENCE IS AS FOLLOWS
AA PKGPJ EX FLIGHT NUMBER GA405 OPERATE TO FLIGHT NUMBER GA860
AND 863/ DATED 12 SEPTEMBER EXPECT DELAY FOR 15 MINUTES
BB.PKGPE EX BASE OPERATE FLIGHT NUMBER GA406/DATED 12
SEPTEMBER ESTIMATED TIME CENGKARENG AT 0500, DENPASAR AT
0705/0910 CENGKARENG 1110 UTC
CC.NEXT SCHEDULE WILAD
ALLCONDITIONS PLEASE ADJUST ACCORDINGLY
BEST REGARDS JKTOMGA FOR OCC
SENT
Makna Teleks XI
‘Mengacu pada teleks dari KOXH dengan nomor 120051
Subjek. PKGPL penerbangan nomor GA401 12 September ditemukan tikus hidup di area
kabin.
Konsekuensinya sebagai berikut
AA. PKGPJ EX nomor penerbangan GA405 dioperasikan menuju penerbangan nomor
GA860 dan GA863 12 September yang akan membuatnya menjadi terlambat selama 15
menit.
BB.
PKGPE EX BASE dioperasikan pada penerbangan nomor GA406/ 12
September perkiraan waktu di Cengkareng pada pukul 06.00, Denpasar pada pukul
07.05/09.10 di Cengkareng pada pukul 11.10 UTC
CC.
Jadwal berikutnya akan >>>>>>>>NEXT SCHEDULE WILAD
Tolong menyesuaikan semua kondisi.
Salam dari JKTOMGA untuk OCC
Terkirim’
43
5)
Tanda Baca
Dalam Kamus Oxford (2006) dinyatakan bahwa tanda baca adalah
tanda, seperti titik, koma, dan tanda petik, yang digunakan dalam menulis untuk
memisahkan kalimat dan bagian-bagiannya dan juga untuk memperjelas makna.
Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan seperti dikemukakan oleh
Waridah (2008) dinyatakan bahwa tanda baca adalah simbol yang tidak
berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, tetapi
berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan. Selain itu,
juga intonasi, dan jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca
berbeda antarbahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda
baca adalah suatu gaya spesifik yang tergantung pada pilihan penulis. Fungsi
tanda baca yaitu menghubungkan ataupun memisahkan bagian kalimat;
memisahkan unsur – unsur dalam suatu perincian; menunjukkan ciri khas suatu
kalimat dan penjelasan suatu sematis konteks kalimat; menciptakan kesesuaian
untuk keselarasan dan pengaturan vokal seseorang dengan adanya tanda dalam
suatu perincian.
Jika mengacu pada penjelasan di atas, tanda baca adalah simbol yang
tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa,
hal ini berarti tanda baca seharusnya ditulis dengan bentuk simbol sesuai
ketentuan yang ada seperti . (titik) , (koma) ! (tanda seru) ? (tanda tanya). Namun
pada data teleks tanda baca tidak hanya dicantumkan dengan simbol tersebut,
penulis juga mencantumkannya dengan huruf sesuai dengan ucapan tanda baca
44
pada kalimat lisan. Contoh penulisan ini adalah STOP yang berarti titik (.) dan
COMMA yang berarti koma (,). Berikut penjelasan mengenai hal ini.
(2)
Teleks I
SUBJ. CARETAKER SHADM
DM/TLX-001/JAN11
REF SPPD/TYOAM-006/11 RGD KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JKT CMA
SHADM MR PIKRI ILHAM K/528225 WL ATTEND THIS MTG FR 02JAN11 TO
05JAN11 N DURING ABSENT PVGKK MR.AAY ASHADI/526775 WL ASSIGN AS
CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O STP TKS FYR KIND ATTN N BRGDS
FSTP//
Bentuk Lengkap Teleks I
SUBJECT CARETAKER SHANGHAI DM
DM/TLX-001/JANUARY2011
REFER TO SPPD/ TOKYOAM-006/2011 REGARDING KICK OFF SOSIALISASI
IPO IN JAKARTA COMMA GENERAL MANAGER SHANGHAI PIKRI ILHAM
K/528225 WILL ATTEND THIS MEETING FROM 02 JANUARY 2011 TO 05
JANUARY 2011 AND DURING ABSENT AIRPORT MANAGER IN PUDONG MR
AAY ASHADI/526775 WILL ASSIGN AS CARETAKER FOR NORMAL
OPERATIONS OF SHANGHAI BRANCH OFFICE STOP THANKS FOR YOUR
KIND ATTENTION AND BEST REGARDS FULLSTOP//
Makna Teleks I :
‘Subjek Pelaksana Harian General Manajer Kantor Cabang Shanghai
DM/TLX-001/JANUARY2011 (No Teleks)
Mengacu pada Surat Perintah Perjalanan Dinas nomor TOKYOAM-006/2011 perihal
kick off sosialisasi IPO di Jakarta, General Manajer Shanghai, Bapak Pikri Ilham K
dengan nomor pegawai 528225 akan menghadiri pertemuan ini dari 2 Januari 2011
sampai dengan 5 Januari 2011 dan selama waktu tersebut, maka Manajer Garuda
Indonesia yang ada di Bandar Udara Pudong, Bapak Aay Ashadi akan menjadi pelaksana
harian untuk operasional normal dari Kantor Cabang Garuda Indonesia di Shanghai.
Terima kasih atas perhatian Anda dan salam.’
Pada data di atas, tanda baca koma ditulis dengan CMA. Koma tidak
ditulis dengan lambang (,) tetapi ditulis dengan huruf. Hurufnya pun tidak ditulis
dengan lengkap (COMMA), tetapi disingkat menjadi CMA. Namun, ada hal yang
menarik dan tidak konsisten dari penulis, yaitu seharusnya penulis menulis CMA
45
untuk memberikan jeda antarinformasi dalam satu kalimat. Ia perlu menambahkan
CMA sebelum menjelaskan pelaksana harian yang dapat menjalankan operasional
normal. Yang juga menarik mengenai penulisan tanda baca adalah penggunaan
Full Stop (FLSTP). Frasa ini digunakan untuk menutup kalimat terakhir sebelum
menyampaikan salam penutup. Ketika STP (Stop) digunakan untuk menutup
setiap kalimat, Full Stop (FLSTP) digunakan untuk menutup beberapa kalimat
tersebut. Bentuk singkatan yang digunakan pun berbeda. Ada yang menulis
dengan singkatan FSTP, ada juga yang menulis FLSTP.
4.1.2 Proses Pembentukan Singkatan dan Akronim
Proses pembentukan singkatan dan akronim pada bahasa teleks ini
dianalisis berdasarkan teori dari Kridalaksana.
Dari enam belas pola
pembentukan singkatan yang dikemukakan oleh Kridalaksana, hanya tujuh pola
pembentukan singkatan yang ada pada data bahasa teleks di PT Garuda Indonesia.
Sementara pola pembentukan lainnya dijelaskan pada poin berikutnya.
1)
Proses Pembentukan Singkatan
(1)
Pengekalan huruf pertama tiap komponen
Contoh :
a) DM (District Manager)
‘Manajer Wilayah’;
b) BO (Branch Office)
‘kantor cabang’;
c) OB (On Board)
‘sudah berada di pesawat’;
(2)
Pengekalan dua huruf pertama dari kata
Contoh : RE (Refer)
46
‘mengacu’
(3)
Pengekalan tiga huruf pertama dari sebuah kata
Contoh :
a) SHA (Shanghai)
‘kota Shanghai’;
b) REF (Refer)
‘mengacu’;
c) FEB (February)
‘bulan februari’;
d) DOC (Document)
‘dokumen’;
e) URG (Urgent)
‘darurat/penting’
(4)
Pengekalan empat huruf pertama dari suku kata
Contoh : SUBJ (Subject)
‘subjek’
(5)
Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir
Contoh : FR (For)
‘untuk’
(6)
Pengekalan huruf pertama suku kata pertama dan huruf pertama dan
terakhir suku kata kedua dari suatu kata
Contoh :
a) CMA (Comma)
‘koma’;
b) MTG (Meeting)
‘rapat/pertemuan’;
c) WTG (Waiting)
‘menunggu’;
d) TTL (Total)
‘total’
(7)
Pengekalan huruf pertama dari tiap suku kata
Contoh :
47
a) RGD (Regarding)
‘sehubungan dengan’;
b) DPS (Denpasar)
‘kota denpasar’
2)
Proses Pembentukan Akronim
Data teleks yang ada tidak banyak mengandung akronim. Jika dilihat
banyaknya data yang ada, hanya ditemukan tiga akronim pada teleks-teleks
tersebut. Sementara dari enam belas pola pembentukan akronim yang
dikemukakan oleh Kridalaksana, hanya satu pola saja yang ada pada data teleks
di PT Garuda Indonesia, yaitu pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen
sementara satu akronim lainnya memiliki pola berbeda.
Berikut akronim yang muncul pada data teleks.
(1)
Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen.
a)
CORVER
Bentuk lengkap : CORRECTION VERSION
Makna : ‘Versi Perbaikan’
b)
SHOCON
Bentuk lengkap : SHORT CONNECTION
Makna : ‘Penerbangan lanjutan dengan waktu transit yang singkat’
Pada data 1) terlihat dengan jelas bahwa proses pembentukan akronim
merupakan pengekalan tiga huruf pertama pada setiap komponen. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Kridalaksana (2007:169), yaitu pada poin
(i). Pada data (1), COR merupakan tiga huruf pertama pada komponen
CORRECTION, sementara VER merupakan tiga huruf pertama pada komponen
48
kedua, yaitu VERSION. Pada data (2) SHO merupakan tiga huruf pertama pada
komponen SHORT, sementara CON merupakan tiga huruf pertama pada
komponen kedua, yaitu CONNECTION.
(2)
Pengekalan tiga huruf pertama pada komponen pertama dan dua huruf
pertama pada komponen kedua dan terjadi pelepasan konjungsi
a)
HOTAC
HOTEL AND ACCOMODATION
Makna : ‘Hotel dan Akomodasi’
Sementara pada data (2) pembentukan akronim tersebut merupakan
pengekalan tiga huruf pertama pada komponen pertama dan dua huruf pertama
pada komponen kedua dan terjadi pelepasan konjungsi. Hal ini tidak muncul pada
teori pembentukan akronim yang dikemukakan oleh Kridalaksana. HOT
merupakan tiga huruf pertama pada komponen pertama, yaitu HOTEL, sementara
AC merupakan 2 huruf pertama pada komponen kedua, yaitu ACCOMODATION.
Pada akronim ini kata AND yang merupakan bentuk lengkap dari HOTEL AND
ACCOMODATION dihilangkan sehingga tidak muncul pada bentuk akronimnya.
4.1.3 Kosakata pada Bahasa Teleks
4.1.3.1 Kosakata Berdasarkan Kategori Kata
Kosakata yang digunakan pada bahasa teleks ini akan dibagi sesuai dengan
kelas katanya. Setiap kelas kata ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga terlihat
pula kelas kata mana yang lebih banyak muncul.
49
1)
Kata Benda (Nomina)
Fungsi kata benda yang muncul pada bahasa teleks adalah benda atau hal
yang harus diinformasikan atau dilaporkan kepada penerima teleks, baik
atasannya, rekan kerja dengan posisi yang sama, maupun bawahannya.
2)
Kata Kerja (Verba)
Kata kerja yang digunakan dalam bahasa teleks berfungsi sebagai tindakan
yang telah, sedang, akan, ataupun harus dilakukan, baik oleh pengirim maupun
penerima teleks. Ketika kata kerja itu menjelaskan apa yang sudah atau akan
dilakukan pengirim teleks, berarti dia ingin menginformasikan kepada penerima
teleks tentang tindakannya itu. Namun, bila kata kerja itu disampaikan agar
dilakukan oleh penerima teleks, maka fungsinya untuk memberikan perintah atau
meminta pertolongan agar penerima teleks mengerjakannya.
3)
Kata Sifat (Ajektiva)
Penggunaan kata sifat dalam bahasa teleks berfungsi sebagai karakter atau
derajat suatu tindakan. Ketika penulis ingin menyampaikan kualitas benda atau
tindakan yang dilakukan, ia akan menambahkan kata sifat pada teleks tersebut.
Kata sifat bisa muncul ketika pengirim teleks memberikan informasi ataupun
memberikan perintah.
50
4)
Kata Keterangan (Adverbial)
Penulis teleks mencantumkan kata keterangan ketika ingin mengucapkan
salam seperti kata REGARDS, BEST REGARDS, THANKS. Pada data teleks yang
ada tidak ditemukan banyak kata keterangan.
Tabel 4.5
Klasifikasi Kelas Kata
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kata Benda
Kata Kerja
Kata Sifat
Kata Keterangan
(Nomina)
(Verba)
(Ajektiva)
(Adverbial)
SUBJECT
‘subjek’
MINUTES
‘menit’
SCHEDULE
‘jadwal’
MEETING
‘rapat/pertemuan’
CENTRAL
‘pusat/tengah’
ACCOUNT
‘rekening’
TOTAL
‘total’
DEPARTMENTS
‘bagian/departemen’
RESERVATION
‘pemesanan’
CENGKARENG
‘cengkareng’
TICKET
‘tiket’
SEPTEMBER
‘september’
CONSEQUENCE
‘konsekuensi’
BAGGAGE
‘bagasi/barang
bawaan’
NUMBER
‘nomor/angka’
FOLLOWS
‘mengikuti’
ADJUST
‘menyesuaikan’
STOP
‘berhenti’
HOLDING
‘memegang’
WAITING
‘menunggu’
PROVIDE
‘menyediakan’
APPOLOGIZE
‘meminta maaf’
HAVE
Memiliki’
REFER
‘mengacu’
OPERATE
‘mengoperasikan’
APPRECIATE
‘menghargai’
ADVISED
‘menyarankan’
COORDINATE
‘berkoordinasi’
NORMAL
‘normal’
DELAYED
‘tertunda’
TROPICAL
‘bersifat tropis
MAXIMUM
‘maksimal’
URGENT
‘penting/darurat’
ALIVE
‘hidup’
PERISHABLE
‘mudah busuk’
REGARDS
‘salam’
BEST REGARDS
‘salam hangat’
ALREADY
‘sudah’
PREVIOUS
‘sebelumnya’
Partikel
MANY
‘banyak
WITH
‘dengan’
51
Dalam tabel 4.5 terlihat bahwa dalam penulisan teleks kelas kata yang
mendominasi adalah kata benda dan kata kerja. Keduanya memiliki jumlah yang
hampir sama. Rata-rata kemunculan kata benda dan kata kerja adalah sepuluh kali
dalam setiap teleks. Tentu saja keduanya digunakan di semua jenis teks. Namun
apabila dijelaskan lebih terperinci, maka kata benda biasanya muncul atau
digunakan oleh pengirim teleks pada semua jenis teks. Hal itu terjadi karena pada
setiap teleks, pengirim akan menyebutkan hal atau benda, baik hidup maupun
benda mati, yang harus diinformasikan, ditindaklanjuti, ataupun memerlukan
konfirmasi. Begitu pula dengan kata kerja. Kata kerja banyak digunakan di semua
jenis teks pada teleks. Pada teks permintaan, kata kerja akan dicantumkan ketika
penulis teleks meminta penerima teleks melakukan suatu tindakan,. Pada teks
konfirmasi, pengirim teleks akan meginformasikan atau mengonfirmasi tindakan
yang sudah, sedang, atau akan dilakukannya. Sementara kata sifat paling banyak
muncul pada teks jawaban ketika penulis teleks memberikan jawabannya atas
teleks sebelumnya dengan memberikan derajat atau kualitas benda atau tindakan.
Kata keterangan juga muncul di semua jenis teks yang diwakili, baik oleh kata
salam maupun ucapan terima kasih.
4.1.3.2 Kosakata Umum yang Digunakan di Semua Departemen
Berikut dijelaskan kosakata pada bahasa teleks yang dipakai di semua
departemen PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar dan menjadi
pemahaman secara umum di lingkungan penerbangan. Kosakata yang umum
52
digunakan di semua departemen PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar
dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Kosakata Umum Digunakan di Semua Departemen
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Singkatan
BRGDS
ACCDGLY
THKS
RGDG
ASFLWS
SUBJ
PSE
REF
CONSEQ
ADJST
Bentuk Lengkap
BEST REGARDS
ACCORDINGLY
THANKS
REGARDING
AS FOLLOWS
SUBJECT
PLEASE
REFER
CONSEQUENCE
ADJUST
Arti
salam
berkaitan dengan
terima kasih banyak
sehubungan dengan
sebagai berikut
subjek
mohon / tolong
mengacu/merujuk
konsekuensi
menyesuaikan
Semua singkatan tersebut sering muncul pada teleks-teleks dari setiap
departemen di kantor PT Garuda Indonesia Cabang Denpasar. Hal ini disebabkan
oleh kata-kata tersebut merupakan kata-kata yang dipakai, baik pada pembuka
maupun penutup teleks. Misalnya, singkatan re yang memiliki makna refer atau
mengacu kepada. Singkatan ini biasanya dipakai untuk menjawab atau merespon
teleks sebelumnya dengan menyebutkan nomor teleks tersebut. Contoh lainnya
adalah singkatan BRGDS (BEST REGARDS). Pola singkatan ini sama dengan pola
menyingkat dalam bahasa email. Setiap penulis yang ingin menutup isi teleksnya
selalu diakhiri dengan BRGDS dilanjutkan dengan inisial nama penulis teleks
tersebut. Pola penyingkatan ini ditemukan hampir di semua teleks departemen.
53
4.1.3.3 Kosakata Khusus pada Setiap Departemen
Selain pola umum bahasa teleks yang digunakan di semua departemen seperti
di atas, ada pula pola yang lebih mengkhusus digunakan di tiap-tiap departemen.
Kata-kata atau singkatan tersebut hanya digunakan di satu departemen dan tidak
digunakan di departemen lainnya. Kosakata khusus pada setiap departemen
ditampilkan dalam tabel 4.7 dan 4.8 berikut ini.
Tabel 4.7
Kosakata Bagian Kargo
No
1
2
3
4
Singkatan
CGO
AVI
TROP
PERISH
Bentuk lengkap
CARGO
ALIVE
TROPICAL
PERISHABLE
Arti
kargo
hidup
bersifat tropis
mudah busuk
Tabel 4.8
Kosakata Bagian Sales
No
1
2
3
4
4.2.
Singkatan
PAX
BAGG
TKT
ITIN
Bentuk lengkap
PASSENGER
BAGGAGE
TICKET
ITINERY
Arti
penumpang
barang bawaan
tiket
jadwal penerbangan
Struktur Teleks
Dalam bagian ini dijelaskan struktur teks yang dalam hal ini disebut juga
struktur wacana, dengan mengacu teori wacana kritis dari Van Dijk (1997).
Struktur teleks ini dibedakan atas struktur makro (macro structure), struktur
54
skematik (super structure), dan struktur mikro (micro structure). Penyajian data
ditampilkan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah bentuk singkatan yang
dipakai pada bahasa teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) Kantor Cabang
Denpasar. Bagian selanjutnya adalah tafsiran bentuk leksikal dari singkatan yang
digunakan dalam bahasa teleks tersebut. Penyajian terakhir pada setiap data
adalah terjemahan bebas dari singkatan itu. Hal ini dilakukan agar masyarakat
umum yang membaca tulisan ini dapat memahami bentuk lengkap dan makna dari
teleks berbahasa Inggris yang ditampilkan sebagai data. Seperti disampaikan
sebelumnya bahwa data pada penelitian ini juga tetap menggunakan huruf kapital
sesuai dengan data teleks asli karena ingin mempertahankan bentuk asli dari
bahasa verbal pada teleks.
4.2.1 Struktur Makro
Teks pada teleks di lingkungan Garuda Indonesia memiliki makna umum
(general message) dan makna khusus (specific message). Penelitian ini
menghasilkan makna sesuai dengan jenis teks yang ada. Berdasarkan hasil analisis
data, diketahui bahwa dalam penulisan teleks di PT Garuda Indonesia Kantor
Cabang Denpasar digunakan berbagai macam struktur makna, yaitu makna
meminta dan memberikan perintah seperti pada penggunaan kata PLEASE, makna
memberikan informasi dan konfirmasi seperti pada penggunaan WILL BE, serta
makna memberikan jawaban seperti pada penggunaan REFER TO. Penjelasan
tiap-tiap makna diuraikan sebagai berikut.
1)
Teks Permintaan atau Perintah (Request)
55
Pada jenis teks ini, penulis teleks meminta, bahkan memerintah penerima
teleks untuk melakukan suatu hal atau tindakan. Berikut dua contoh jenis
teks ini.
(3)
Teleks IV
APPREC YR ASSIST IN ORDER TO RESPOND TO PAX COMPLAINT. PAX
HANEKROOT JAMES MR AND CUNNINGHAM EMILY MS HAD
PURCHASED GA KL TICKET AND WERE OB GA715 18 DEC SYDDPS
AND THEN IN TRANSIT IN DPS FOR 5.5 HOURS CONNEX WITH KL836
DPSAMS 18 DEC. EVEN THOUGH TRANSIT WAS UNDER TIMATIC
SYSTEM OF 8 HOURS PAX WERE MADE TO EXIT CUSTOMS BUY A
VISA PAY DEP TAX AND RECHECK WITH KLM. PLS ADV WHY PAX
WERE ASKED TO DO THIS WHEN THEY SHOULD HAVE BEEN
ALLOWED TO STAY IN TRANSIT AT NO COST. PAX ARE RETURNING
ON KL835 23JAN AMSDPS AND GA714 25JAN DPSSYD PNR RIXIUU
TRANSIT 5.30 HOURS PLS MAX ASST PAX SO SAME PROBLEM DOES
NOT OCCUP ON RT. YR URG RESPONSE APPRECIATED. BRGDS
SHIRLEY CUSTOMER RELATIONS SYDDDGA
SENT
Bentuk lengkap Teleks IV
APPRECIATE YOUR ASSISTANCE IN ORDER TO RESPOND TO
PASSENGER’S COMPLAINT. PASSENGER HANEKROOT JAMES MR
AND CUNNINGHAM EMILY MS HAD PURCHASED GARUDA KUALA
LUMPUR TICKET AND WERE ON BOARD IN FLIGHT NUMBER GA715
ON 18 DECEMBER ROUTE SYDNEY-DENPASAR AND THEN IN
TRANSIT IN DENPASAR FOR 5.5 HOURS CONNECTED WITH FLIGHT
NUMBER KL836 DPS-AMSTERDAM ON 18 DECEMBER. EVEN THOUGH
TRANSIT WAS UNDER TIMATIC SYSTEM OF 8 HOURS PASSENGER
WERE MADE TO EXIT CUSTOMS BUY A VISA PAY DEPARTURE TAX
AND RECHECK WITH KLM. PLEASE ADVISE WHY PAX WERE ASKED
TO DO THIS WHEN THEY SHOULD HAVE BEEN ALLOWED TO STAY IN
TRANSIT AT NO COST. PASSENGER ARE RETURNING ON FLIGHT
NUMBER KL835 ON 23 JANUARY ROUTE AMSTERDAM-DENPASAR
AND FLIGHT NUMBER GA714 ON 25 JANUARY ROUTE DENPASARSYDNEY WITH PNR RIXIUU TRANSIT 5.30 HOURS PLEASE MAXIMIZE
ASSIST PASSENGERS SO SAME PROBLEM DOES NOT OCCUPIED ON
RETURN. YOUR URGENT RESPONSE APPRECIATED. BEST REGARDS
SHIRLEY CUSTOMER RELATIONS SYDDDGA
SENT
Makna teleks IV
‘Kami hargai pendampingan Anda untuk merespons komplain dari penumpang.
Penumpang atas nama Tuan James Hanekroot dan Nyonya Emily Cunningham
telah membayar tiket Garuda KL dan sudah terbang dengan nomor penerbangan
GA715 pada 18 Desember rute Sydey-Denpasar dan transit di Denpasar selama
56
5,5 jam untuk penerbangan lanjutan dengan nomor penerbangan KL836 rute
Denpasar-Amsterdam pada 18 Desember. Meskipun transit berada di dalam
sistem timatik selama 8 jam, penumpang diminta keluar dari area bea cukai,
membeli visa, membayar pajak kedatangan dan memeriksa kembali dengan
KLM. Tolong diinformasikan, mengapa penumpang diminta melakukan hal ini di
mana seharusnya mereka diizinkan untuk tinggal di area transit tanpa biaya apa
pun. Penumpang ini akan melakukan penerbangan kembali dengan nomor
penerbangan KL835 pada 23 Januari dengan rute Amsterdam-Denpasar dan
nomor penerbangan GA714 pada 25 Januari dengan rute Denpasar-Sydney
dengan nomor tiket RIXIUU dan melakukan transit selama 5 jam 30 menit.
Tolong maksimalkan untuk mendampingi penumpang sehingga masalah yang
sama tidak akan terjadi pada penerbangan tersebut. Respons cepat Anda kami
hargai. Salam Shirley Customer Relation SYDDDGA’
Pada teks ini terlihat jelas bahwa pengirim teleks, yaitu customer relation
di Sydney bernama Shirley meminta penerima teleks dalam hal ini customer
service Kantor Cabang Denpasar memberikan responsnya. Dengan demikian,
pesan umum (general message) teks ini adalah permintaan.
Permintaan pengirim teleks adalah untuk memberikan respons atas
keluhan yang ada. Hal ini bisa dilihat pada APPREC YR ASSIST IN ORDER TO
RESPOND TO PAX COMPLAINT. Respons diminta untuk menjawab keluhan
pelanggan yang diterimanya. Setelah itu Shirley menjelaskan kronologis mengapa
pelanggan sampai menyampaikan keluhannya. Di akhir teleks, Shirley kembali
meminta agar Kantor Cabang Denpasar bisa memberikan pendampingan yang
lebih maksimal pada pelanggan yang sama untuk penerbangan berikutnya. Hal ini
diingatkan olehnya untuk mencegah masalah yang sama terulang kembali seperti
terlihat pada kalimat PLS MAX ASST PAX SO SAME PROBLEM DOES NOT OCCUP
ON RT.
Seperti yang dijelaskan oleh Anna Wierzbicka dalam bukunya yang
berjudul English Speech Act Verbs (1987: 37-38), bahwa seseorang dikategorikan
57
menyampaikan permintaan adalah ketika dia menyatakan kalimat itu dengan
tujuan bahwa orang yang dimaksud dapat melakukan hal yang disampaikan.
Konstituen yang menunjukkan bahwa teleks ini merupakan teks suruhan adalah
penggunaan kata PLEASE. Kata ini muncul dua kali dalam teks, yaitu (1) PLEASE
ADVISE WHY PAX WERE ASKED TO DO THIS WHEN THEY SHOULD HAVE BEEN
ALLOWED TO STAY IN TRANSIT AT NO COST dan (2) PLEASE MAXIMIZE ASSIST
PASSENGERS SO SAME PROBLEM DOES NOT OCCUPIED ON RETURN. Dengan
kemunculan kata PLEASE maka dapat disimpulkan bahwa teleks ini merupakan
jenis teks permintaan atau perintah (request).
(4)
TELEKS V
CS/I/TX-0539/JAN11
SUBJ* UNMATCH TICKETS
REPORTED DUR CHECK IN GA725/716/19JAN DPS-CGK/MRLIM/PINKDR
N IWOOD/KELLYMS HLDG C-CLASS RESV RLOC *QEWOKG N WERE
ISSUED UND NO 1266427788708-711 PAPER TICKETS FIGUR BUT PAXS
DOES NOT HELD THOSE TKTS ISO ITIN ONLY STP TKTS WAS SGD116
ALBERNI STREET SUITE 1406 VANCOUVER BRITISH COLUMBIA FAX 1
604 681 8953 STP AS WE KNOW IF SUCH TKTS HVE ALREADY ISSD
USUALLY IS ELECTRONIC BUT THE ACT ISSD AS PAPER TICKETS STP
OFCOURSE WE GOT PROBLEM DUR CHECK-IN CAUSE THE FIGURES A
LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER
DOCUMENT STP
PAXS WERE VERY UPSET N COMPLAIN RGDG THIS PROBLEM STP
FINALLY WE ACCPT THOSE PAXS TO MIN BIG COMPLAIN N PAX
INCONV STP
ATT YVRGA PSE CLARIFY TO THE AGT FOR SOLVING THE
DOCUMENTS
TO H/O CQ CGKUR/JKTWA/HDQWLGA STP
ATT CGKUR/JKTWA/HDQWL PSE ADJUST DOCUMENTS ACCDGLY N
WAITING REPLY FROM YVRTOGA STP
YR PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED STP
PSE BE ACKD FSTP //
BRGDS GELGEL
SENT
58
Bentuk Lengkap TELEKS V
CS/I/TX-0539/JAN11 (NO TELEKS)
SUBJECT UNMATCH TICKETS
REPORTED DURING CHECK IN OF FLIGHT NUMBER GA725/716/ 19
JANUARY
DENPASAR-CENGKARENG/MRLIM/PINKDR
AND
IWOOD/KELLYMS HOLDING C-CLASS RESERVATION WITH BOOKING
CODE RLOC *QEWOKG AND WERE ISSUED UNDER TICKET NUMBER
1266427788708-711 PAPER TICKETS FIGURE BUT PASSENGERS DOES
NOT HELD THOSE TICKETS ISO ITTINERY ONLY STOP TICKETS WAS
SGD116 ALBERNI STREET SUITE 1406 VANCOUVER BRITISH
COLUMBIA FAX 1 604 681 8953 STOP AS WE KNOW IF SUCH TICKETS
HAVE
ALREADY ISSUED USUALLY IS ELECTRONIC BUT THE
ACTUAL ISSUED AS PAPER TICKETS STOP OFCOURSE WE GOT
PROBLEM DURING CHECK-IN
BECAUSE THE FIGURES A LOT
DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT
STOP
PASSENGERS WERE VERY UPSET AND COMPLAIN REGARDING THIS
PROBLEM STOP FINALLY WE ACCEPT THOSE PASSENGERS TO
MINIMIZE BIG COMPLAIN AND PASSENGERS’ INCONVENIENT STOP
ATTENTION YVRGA PLEASE CLARIFY TO THE AGENT FOR SOLVING
THE DOCUMENTS
TO H/O CQ CGKUR/JKTWA/HDQWLGA STOP
ATTENTION CGKUR/JKTWA/HDQWL PLEASE ADJUST DOCUMENTS
ACCORDINGLY AND WAITING REPLY FROM YVRTOGA STOP
YOUR PROMPT REPLY WOULD BE MUCH APPRECIATED STOP
PLEASE BE ACKDNOWLEDGE FULLSTOP //
BEST REGARDS GELGEL
SENT
Makna TELEKS V
CS/I/TX-0539/JAN11 (NO TELEKS)
‘Subjek tiket yang tidak sesuai
Dilaporkan bahwa selama check in penerbangan nomor GA725/716 19 Januari
rute Denpasar-Cengkareng atas nama Tuan Pinkdr Lim dan Nyonya Kelly Iwood
memegang reservasi kelas C dengan kode pemesanan RLOC *QEWOKG dan
diterbitkan dengan nomor tiket 1266427788708-711 berupa tiket kertas namun
penumpang tidak memegang tiket tersebut dan hanya jadwal dengan alamat
pemesan SGD116 ALBERNI STREET SUITE 1406 VANCOUVER BRITISH
COLUMBIA dan nomor faksimile 1 604 681 8953. Sebagaimana kita ketahui
bersama bahwa seperti kita ketahui bersama apabila tiket seperti itu sudah
diissued, biasanya berupa tiket elektronik, namun tiket sebenarnya adalah tiket
kertas. Tentu saja kami mendapat masalah selama check-in karena tampilan tiket
yang dibawa jauh berbeda dan tidak bisa disesuaikan dengan dokumen biasanya.
Penumpang sangat marah dan komplain sehubungan dengan masalah ini.
Akhirnya kami menerima penumpang tersebut untuk meminimalisasi komplain
dan ketidaknyamanan mereka.
Perhatian kepada VRGA, tolong klarifikasi kepada agen untuk menyelesaikan
masalah dokumen-dokumen
59
Perhatian kepada CGKUR/JKTWA/HDQWL, tolong sesuaikan dokumendokumen yang tersebut dan menunggu jawaban dari YVRTOGA.
Jawaban PROMPT Anda akan sangat kami hargai.
Tolong diketahui.
Salam Gelgel
Terkirim’
Pada teleks ini pesan umum yang ingin disampaikan penulisnya adalah
permintaan. Secara khusus, penulisnya, yaitu Gelgel meminta YVRGA untuk
mengklarifikasikan masalah dokumen kepada agen. Hal itu bisa dilihat pada
kalimat ATT CGKUR/JKTWA/HDQWL PSE ADJUST DOCUMENTS ACCDGLY N
WAITING REPLY FROM YVRTOGA STP
YR PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED STP
PSE BE ACKD FSTP //
Di awal teleks, Gelgel menceritakan kronologis kejadian sehingga masalah
tersebut muncul. Setelah kejadian itu diceritakan, Gelgel meminta penerima teleks
(beberapa pihak) agar melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan setiap bidangnya.
Konstituen yang ada pada teleks ini dan menunjukkan bahwa teleks ini
merupakan teks permintaan atau perintah adalah kata PLEASE yang muncul
sebanyak tiga kali, yaitu (1) PLEASE CLARIFY TO THE AGENT FOR SOLVING THE
DOCUMENTS; (2) PLEASE ADJUST DOCUMENTS ACCORDINGLY AND WAITING
REPLY FROM YVRTOGA STOP; (3) PLEASE BE ACKDNOWLEDGE. Ketiga perintah
tersebut ditujukan kepada pihak yang berbeda-beda. Tiap-tiap perintah diawali
dengan kepada siapa kalimat itu ditujukan. Penggunaan kata PLEASE yang cukup
banyak membuktikan bahwa teleks ini merupakan jenis teks permintaan atau
perintah (request).
60
2)
Teks Konfirmasi
Seperti yang dijelaskan oleh Anna Wierzbicka dalam bukunya yang
berjudul English Speech Act Verbs (1987: 41-42), bahwa seseorang dikategorikan
menyampaikan informasi, memberitahu adalah ketika ia ingin menyampaikan
suatu hal atau tindakan yang mengakibatkan pendengar atau penerimanya
mengetahui tentang informasi itu dan pada akhirnya penerima informasi dapat
melakukan atau menyesuaikan tindakannya berkaitan dengan informasi yang
diterima. Pada data teleks, jenis teks ini penulis biasanya akan memberikan
informasi dan konfirmasi mengenai suatu masalah. Penulis akan memberikan
informasi mengenai suatu hal atau tindakan yang telah atau sedang dilakukannya.
Terdapat juga informasi atau konfirmasi tentang apa yang terjadi. Berikut contoh
data jenis teleks ini.
(5)
Teleks I
SUBJ. CARETAKER SHADM
DM/TLX-001/JAN11
REF SPPD/TYOAM-006/11 RGD KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JKT CMA
SHADM MR PIKRI ILHAM K/528225 WL ATTEND THIS MTG FR 02JAN11 TO
05JAN11 N DURING ABSENT PVGKK MR.AAY ASHADI/526775 WL ASSIGN AS
CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O STP TKS FYR KIND ATTN N BRGDS
FSTP//
Bentuk Lengkap Teleks I
SUBJECT CARETAKER SHANGHAI DM
DM/TLX-001/JANUARY2011
REFER TO SPPD/ TOKYOAM-006/2011 REGARDING KICK OFF SOSIALISASI
IPO IN JAKARTA COMMA GENERAL MANAGER SHANGHAI PIKRI ILHAM
K/528225 WILL ATTEND THIS MEETING FROM 02 JANUARY 2011 TO 05
JANUARY 2011 AND DURING ABSENT AIRPORT MANAGER IN PUDONG MR
AAY ASHADI/526775 WILL ASSIGN AS CARETAKER FOR NORMAL
OPERATIONS OF SHANGHAI BRANCH OFFICE STOP THANKS FOR YOUR
KIND ATTENTION AND BEST REGARDS FULLSTOP//
61
Makna Teleks I
‘Subjek Pelaksana Harian General Manajer Kantor Cabang Shanghai
DM/TLX-001/JANUARY2011 (No Teleks)
Mengacu pada Surat Perintah Perjalanan Dinas nomor TOKYOAM-006/2011 perihal
kick off sosialisasi IPO di Jakarta, General Manajer Shanghai, Bapak Pikri Ilham K
dengan nomor pegawai 528225 akan menghadiri pertemuan ini dari 2 Januari 2011
sampai dengan 5 Januari 2011 dan selama waktu tersebut, maka Manajer Garuda
Indonesia yang ada di Bandar Udara Pudong, Bapak Aay Ashadi dengan nomor pegawai
526775 akan menjadi pelaksana harian untuk operasional normal dari Kantor Cabang
Garuda Indonesia di Shanghai. Terima kasih atas perhatian Anda dan salam.’
Pada teleks I penulis teleks ingin menyampaikan informasi sekaligus
konfirmasinya mengenai pelaksana harian General Manajer Shanghai. Adapun
pesan umum yang ada adalah informasi dan konfirmasi. Sementara pesan khusus
(specific message) pada teleks ini adalah yang akan menggantikan general
manager Kantor Cabang Shanghai sekaligus pelaksana harian untuk operasi
normal adalah Manajer Garuda Indonesia yang ada di Bandar Udara Pudong.
Bahasa yang menjelaskan konfirmasi bisa dilihat pada contoh WL ASSIGN AS
CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O. Kata will assign memiliki makna
mendalam mengenai konfirmasi dari general manager untuk menunjuk yang
bersangkutan sebagai pelaksana harian selama beliau mengikuti rapat di Jakarta.
Konstituen yang menjadi ciri khas bahwa teleks ini merupakan jenis teks
konfirmasi adalah kata WILL + kata kerja yang muncul sebanyak dua kali yaitu
(1) GENERAL MANAGER SHANGHAI PIKRI ILHAM K/528225 WILL ATTEND THIS
MEETING dan (2) DURING ABSENT AIRPORT MANAGER IN PUDONG MR AAY
ASHADI/526775 WILL ASSIGN AS CARETAKER FOR NORMAL OPERATIONS OF
SHANGHAI BRANCH OFFICE STOP. Kata WILL yang pertama diikuti kata kerja
ATTEND menjelaskan konfirmasi pertama sehubungan dengan rapat sosialisasi
IPO di Jakarta, maka General Manager Shanghai yang akan mengikuti rapat ini.
62
Konfirmasi dan informasi kedua, yaitu ditunjuknya Airport Manager Pudong
untuk menjadi pelaksana harian Kantor Cabang Shanghai selama General
Manager mengikuti rapat di Jakarta. Hal ini bisa dilihat dengan penggunaan kata
WILL diikuti kata kerja ASSIGN.
(6)
Teleks II
SUBJ PUBLIC HOLIDAY DUE TO AUSTRALIA DAY ON 26FEB2011
DM/TX/007/11 20JAN11
PLS BE ADVD THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED
26TH JAN 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STP
OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA HOWEVER WILL BE OPERATING
AS PER NORMAL STP
PLS INFORM ALL DEPS ACCORDINGLY FLSTP BRGDS
SENT
Bentuk Lengkap Teleks II
SUBJECT PUBLIC HOLIDAY DUE TO AUSTRALIA DAY ON 26 FEBRUARY
2011
DM/TX/007/11 20 JANUARY 2011
PLEASE BE ADVISED THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON
WED 26TH JANUARY 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY
STOP
OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA HOWEVER WILL BE OPERATING
AS PER NORMAL STOP
PLEASE INFORM ALL DEPARTMENTS ACCORDINGLY FULLSTOP BEST
REGARDS
SENT
Makna Teleks II :
‘Subjek Hari Libur Nasional sehubungan dengan Hari Australia pada 26 Februari 2011
DM/TX/007/11 20 Januari 2011
Mohon diketahui bahwa Kantor Cabang Sydney akan tutup pada 26 Januari 2011 karena
Hari Libur Nasional Australia.
Namun, kantor kami di airport, SYDKKGA akan tetap beroperasi seperti biasa.
Tolong informasikan semua bagian mengenai hal ini. Salam.
Terkirim’
Pada teleks II pesan umum yang ingin disampaikan oleh penulis teleks
adalah konfirmasi atau informasi. Pesan khusus yang ingin disampaikan adalah
informasi tentang hari libur nasional di Australia pada 26 Januari 2011 dan
63
konfirmasi mengenai tutupnya kantor Garuda Indonesia cabang Sydney pada hari
tersebut. Selain itu, ada pula konfirmasi mengenai kantor yang ada di airport tetap
beroperasi. Hal ini bisa dilihat pada kata PLS BE ADVD THAT.
Konstituen yang menunjukkan teleks ini merupakan jenis teks konfirmasi
atau informasi adalah kata WILL BE diikuti dengan kata kerja. Kemunculannya
sebanyak dua kali, yaitu (1) THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON
WED 26TH JANUARY 2011 dan (2) OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA
HOWEVER WILL BE OPERATING. Keduanya mencantumkan kata WILL BE yang
berarti penulis ingin menginformasikan atau mengonfirmasikan mengenai kondisi
apa yang akan terjadi pada 26 Januari 2011, yaitu Kantor Garuda Cabang Sydney
akan tutup pada tanggal itu karena hari libur nasional di Australia dan konfirmasi
bahwa Kantor Garuda di Bandar Udara Sydney tetap buka pada tanggal itu.
3)
Teks Jawaban
Seperti dikemukakan oleh Anna Wierzbicka dalam bukunya yang berjudul
English Speech Act Verbs (1987: 371-372), bahwa seseorang dikategorikan
menyampaikan jawaban ketika seseorang menganggap komunikasi yang
disampaikan oleh orang lain untuknya memerlukan tanggapan atau informasi
kembali darinya. Pada jenis teks ini penulis memberikan jawaban dari pertanyaan
atau suruhan yang diberikan sebelumnya, baik melalui teleks maupun telepon
yang diterima. Penulis biasanya mencantumkan nomor teleks referensi yang akan
dijawab pada teleks yang ditulis.
Berikut contoh data pada teks ini.
64
(7)
TELEKS IX
CS/D/TX-703/MAY13
SUBJ. SUGGEST WAITING TRAPAX
REF OM-263/DM RGDG GA421/30MAY DPS-CGK DLYD ED 2120LT ISO 19.10
FOUND SEVERAL PAXS HVE SHOCONX FLT BEYOND CGK DATA ASFLW
-74Y HVE SHOCONX FLT GA890/DTG CGK-PEK SD 22.40LT
-10Y HVE SHOCONX FLT GA894/DTG CGK-PVG SD 23.35LT
ATT –JKTOM/CGKGA PSE MAAS N SUGGEST WTG TRAPAXS ABV
-ALLCONS PSE B/ACKD ACCDLY
MANY THKS FYR B/COOPS//BRGDS SM FR MI
SENT
Bentuk Lengkap TELEKS IX
CS/D/TX-703/MAY13
SUBJECT SUGGEST WAITING TRAPASSENGERS
REF OM-263/DM REGARDING GA421/30MAY DENPASAR-CENGKARENG
DELAYED ESTIMATED AT 2120 LOCAL TIME ISO AT 19.10 FOUND SEVERAL
PASSENGERS HAVE SHOW CONNECTION FLIGHT BEYOND CENGKARENG
DATA ASFOLLOWS
-74 PASSENGERS HAVE SHOW CONNECTION FLIGHT GA890/DESTINATION
CENGKARENG-PEKING STRANDED AT 22.40LOCAL TIME
-10 PASSENGERS HAVE SHOW CONNECTION FLIGHT GA894/DESTINATION
CENGKARENG-PUDONG STRANDED AT 23.35 LOCAL TIME
ATTENTION –JKTOM/CGKGA PLEASE MAAS AND SUGGEST WAITING
TRAPASSENGERS ABOVE
-ALLCONDITIONS PLEASE BE/ACKNOWLEDGE ACCORDINGLY
MANY THANKS FORYOUR BEST/COOPERATIONS//BESTREGARDS SM FOR MI
SENT
Makna Teleks IX
‘Subjek. Menyarankan untuk Menunggu Penumpang
Mengacu pada teleks nomor OM-263/DM tentang GA 421 tanggal 30 Mei rute DenpasarCengkareng terlambat dan perkiraan tiba pukul 22.20 waktu setempat dibandingkan
waktu tiba semula pukul 18.10 waktu setempat, diketahui bahwa beberapa penumpang
memiliki penerbangan lanjutan melalui Cengkareng. Datanya sebagai berikut.
- 74 Penumpang mengikuti penerbangan selanjutnya dengan nomor penerbangan
GA890/ dengan tujuan Cengkareng/Peking berangkat pukul 18.10 waktu
setempat
- 10 penumpang mengikuti penerbangan selanjutnya dengan nomor penerbangan
GA894/ tujuan Cengkareng-Pudong berangkat pukul 23.35 waktu setempat
Perhatian kepada bagian OM Kantor Cabang Jakarta atau kantor Garuda di Cengkareng,
tolong MAAS dan sarankan penumpang di atas untuk menunggu
65
-
Kepada semua pihak yang berhubungan tolong diperhatikan dan dipahami
tentang masalah tersebut
Terima kasih banyak atas kerja sama terbaik Anda. Salam// KY untuk CP
Terkirim’
Pada teleks XI ini, pesan umum yang ingin disampaikan adalah jawaban
atas teleks sebelumnya. Sementara lebih khususnya, jawaban yang ingin diberikan
yaitu tentang konsekuensi dari terlambatnya pesawat nomor GA421 bahwa akan
ada banyak penumpang yang mengalami masalah dalam penerbangan lanjutannya.
Hal ini dapat dilihat dari bahasanya berupa REF OM-263/DM RGDG GA421/30MAY
DPS-CGK DLYD ED 2120LT ISO 19.10 FOUND SEVERAL PAXS HVE SHOCONX FLT
BEYOND CGK. Penulis teleks secara jelas mencantumkan nomor teleks
sebelumnya yang dijawab di teleks ini. Konstituen yang menjadi ciri khas jenis
teks jawaban pada teleks ini adalah kata REFER. Kata ini menunjukkan bahwa
teleks ini dibuat sebagai jawaban atau tindak lanjut dari teleks sebelumnya, yaitu
teleks dengan nomor OM-263/DM.
(8)
TELEKS XIV
OM-391/HA
REF PHONE CALL CGKMOGA
SUBJ PKGPA NEED MORE TIME FR MTC
CONSEQ AS FLWS
AA. PKGPA XBASE OPER GA716/11 SEP
BB. PKGPD XGA413 OPER GA414/882/11SEP SCHD NML
ALLCON PSE ADJST ACCDGLY
BRGDS JKTOMGA FOR OCC
SENT
Bentuk Lengkap teleks XIV
TELEKS XIV
OM-391/HA
REFER TO PHONE CALL FROM CGKMOGA
SUBJECT PKGPA NEED MORE TIME FOR MAINTENANCE
CONSEQUENCE AS FOLLOWS
66
AA. PKGPA EKS BASE OPERATE GA716/DATED 11 SEPTEMBER
BB. PKGPD EKS GA413 OPERATE GA414/882/DATED 11SEPTEMBER
SCHEDULE NORMAL
ALL CONDITIONS PLEASE ADJUST ACCORDINGLY
BEST REGARDS JKTOMGA FOR OCC
SENT
Makna Teleks XIV
‘OM-391/HA ( No Teleks)
Mengacu pada telepon dari CGKMOGA, PKGPA memerlukan waktu tambahan untuk
perawatan.
Konsekuensinya sebagai berikut
AA. PKGPA agar mengoperasikan penerbangan dasar, yaitu GA716/ 11 September
BB. Pada PKGPD agar penerbangan GA413 dioperasikan kepada GA414/882/ dengan
jadwal normal
Kepada semua pihak yang berhubungan agar menyesuaikan dengan kondisi tersebut
Salam dari JKTOMGA kepada OCC
Terkirim’
Pesan umum yang ingin disampaikan oleh penulis teleks adalah jawaban
untuk menindaklanjuti telepon dari CGKMOGA mengenai tambahan waktu untuk
perawatan. JKTOMGA sebagai penulis teleks memberikan jawaban bahwa ada
beberapa tindak lanjut yang harus dilaksanakan oleh beberapa pihak. Pesan
khusus yang ingin disampaikan adalah jawaban bahwa dengan diperlukannya
tambahan waktu untuk perawatan maka beberapa penerbangan lainnya akan
mengikuti jadwal tersebut. Hal ini bisa dilihat dari pola bahasa pada contoh
berikut
REF PHONE CALL CGKMOGA
SUBJ PKGPA NEED MORE TIME FR MTC
CONSEQ AS FLWS
Berdasarkan pola bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa teleks ini
memang jenis teks jawaban karena konstituen yang menjadi cirinya adalah kata
REFER. Kata ini muncul di awal teleks sehingga penerima atau pembaca teleks
67
sudah mengetahui lebih awal maksud dan isi informasinya. REFER menunjukkan
bahwa teleks ini dibuat untuk menindaklanjuti atau menjawab telepon yang
diterima dari CGKMOGA sekaligus menginformasikan mengenai konsekuensi
yang muncul. Informasi yang diterima sebelumnya berupa telepon dan kini
dijawab dengan teleks sehingga penerima mendapatkan informasi yang tertulis
secara tepat.
4.2.2 Struktur Skematik Teks
Teks pada teleks dibedakan atas teks permintaan atau suruhan (request0,
teks konfirmasi, dan teks jawaban. Tiap-tiap telekes tersebut memiliki persamaan
dan perbedaan pola atau skema. Berikut dijelaskan karakteristik dari tiap-tiap jenis
teks.
1)
Teks Permintaan
Teks permintaan adalah jenis teks yang menunjukkan permintaan dari
penulis kepada penerima teks, baik berupa benda maupun tindakan, yang harus
dilakukan. Seperti yang dijelaskan oleh Anna Wierzbicka dalam bukunya yang
berjudul English Speech Act Verbs (1987: 37-38), bahwa seseorang dikategorikan
menyampaikan permintaan adalah ketika dia menyatakan kalimat itu dengan
tujuan bahwa orang yang dimaksud dapat melakukan hal yang disampaikan.
Contoh teks ini diuraikan pada data berikut.
(9)
TELEKS V
CS/I/TX-0539/JAN11 baris 1
SUBJ* UNMATCH TICKETS baris 2
REPORTED DUR CHECK IN GA725/716/19JAN DPS-CGK/MRLIM/PINKDR N
IWOOD/KELLYMS HLDG C-CLASS RESV RLOC *QEWOKG N WERE ISSUED
68
UND NO 1266427788708-711 PAPER TICKETS FIGUR BUT PAXS DOES NOT
HELD THOSE TKTS ISO ITIN ONLY STP TKTS WAS SGD116 ALBERNI STREET
SUITE 1406 VANCOUVER BRITISH COLUMBIA FAX 1 604 681 8953 STP AS WE
KNOW IF SUCH TKTS HVE ALREADY ISSD USUALLY IS ELECTRONIC BUT
THE ACT ISSD AS PAPER TICKETS STP OFCOURSE WE GOT PROBLEM DUR
CHECK-IN CAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO
ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STP baris13
PAXS WERE VERY UPSET N COMPLAIN RGDG THIS PROBLEM STP FINALLY
WE ACCPT THOSE PAXS TO MIN BIG COMPLAIN N PAX INCONV STP
ATT YVRGA PSE CLARIFY TO THE AGT FOR SOLVING THE DOCUMENTS
TO H/O CQ CGKUR/JKTWA/HDQWLGA STP
ATT CGKUR/JKTWA/HDQWL PSE ADJUST DOCUMENTS ACCDGLY N
WAITING REPLY FROM YVRTOGA STP
YR PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED STP
PSE BE ACKD FSTP // baris 23
BRGDS GELGEL baris 24
SENT
Pada baris pertama dicantumkan nomor teleks untuk memudahkan
registrasi, baik oleh pihak pengirim maupun penerima teleks ini. Sementara baris
kedua adalah subjek teleks. Hal ini penting dicantumkan agar pembaca dapat
langsung memahami informasi apa yang didapatkan pada bagian isi teleks
tersebut. Kedua baris ini merupakan bagian pendahuluan dari teleks.
Sementara itu, baris ketiga sampai dengan baris ke-23 merupakan isi teleks
tersebut. Tentu saja ada beberapa poin informasi dan permintaan atau perintah
yang disampaikan oleh penulis teleks dalam bagian isi tersebut.
Bagian penutup dicantumkan pada akhir teleks, yaitu pada baris ke-24.
Pada bagian ini penulis menyampaikan salam, yaitu BEST REGARDS dan diakhiri
dengan pencantuman namanya yaitu GELGEL. Pola penutup seperti ini juga biasa
terlihat, baik dalam penulisan surat, pos elektronik, maupun pesan singkat pada
telepon genggam (sms). Namun, pola pendahuluan seperti pada data di atas tidak
dicantumkan oleh penulis teleks pada data berikut.
69
(10)
Teleks IV
APPREC YR ASSIST IN ORDER TO RESPOND TO PAX COMPLAINT. PAX
HANEKROOT JAMES MR AND CUNNINGHAM EMILY MS HAD PURCHASED
GA KL TICKET AND WERE OB GA715 18 DEC SYDDPS AND THEN IN TRANSIT
IN DPS FOR 5.5 HOURS CONNEX WITH KL836 DPSAMS 18 DEC. EVEN
THOUGH TRANSIT WAS UNDER TIMATIC SYSTEM OF 8 HOURS PAX WERE
MADE TO EXIT CUSTOMS BUY A VISA PAY DEP TAX AND RECHECK WITH
KLM. PLS ADV WHY PAX WERE ASKED TO DO THIS WHEN THEY SHOULD
HAVE BEEN ALLOWED TO STAY IN TRANSIT AT NO COST. PAX ARE
RETURNING ON KL835 23JAN AMSDPS AND GA714 25JAN DPSSYD PNR
RIXIUU TRANSIT 5.30 HOURS PLS MAX ASST PAX SO SAME PROBLEM DOES
NOT OCCUP ON RT. YR URG RESPONSE APPRECIATED. BRGDS SHIRLEY
CUSTOMER RELATIONS SYDDDGA
SENT
Pada teleks ini penulisnya, yaitu Shirley tidak mencantumkan subjek dan
nomor teleks sebagai pola pendahuluan. Shirley langsung memulai teleksnya
dengan mencantumkan apresiasinya apabila pihak terkait dapat merespon
komplain dari pelanggan yang didapatkan. Kemungkinan hal ini dilakukannya
karena Shirley berada pada situasi penerima komplain sehingga ia harus bergerak
cepat termasuk langsung menyatakan apa maksud teleksnya tanpa didahului
dengan bagian pendahuluan, seperti subjek dan nomor teleks. Kemungkinan
lainnya Shirley langsung menuliskan isi teleksnya karena ia ingin pihak terkait
segera bisa merespons permasalahan ini dan menunjukkan keseriusan penulis atas
komplain yang diterima.
Bagian isi muncul pada baris ke-2 sampai dengan baris ke-13 pada teks.
Penulis mengawalinya dengan menceritakan apa keluhan pelanggan yang
diterimanya. Shirley menceritakan kronologis kejadian yang dialami penumpang
lalu meminta pihak terkait agar mencari tahu mengapa hal ini bisa dialami oleh
penumpang tersebut. Kemudian Shirley juga mengingatkan bahwa penumpang
70
yang sama akan terbang kembali menggunakan Garuda pada jadwal berikutnya.
Untuk itu, dia meminta agar pihak terkait meningkatkan pendampingannya pada
penumpang yang bersangkutan agar masalah yang sama tidak terulang kembali.
Bagian penutup pada teleks ini berupa salam dan nama penulis. Salam
yang disampaikan adalah BEST REGARDS sementara penulis teleks adalah
Shirley pada bagian customer relations di Kantor Garuda Sydney.
2)
Teks konfirmasi
Seperti yang dijelaskan oleh Anna Wierzbicka dalam bukunya yang
berjudul English Speech Act Verbs (1987: 41-42), bahwa seseorang dikategorikan
menyampaikan informasi, memberitahu adalah ketika ia ingin menyampaikan
suatu hal atau tindakan yang mengakibatkan pendengar atau penerimanya
mengetahui tentang informasi itu dan pada akhirnya penerima informasi dapat
melakukan atau menyesuaikan tindakannya berkaitan dengan informasi yang
diterima. Teks konfirmasi dibuat ketika penulis ingin menyampaikan suatu
informasi yang dapat dijadikan acuan oleh penerimanya. Konfirmasi ini dapat
ditindaklanjuti atau bisa juga hanya sebagai informasi yang tidak memerlukan
tanggapan atau tindak lanjut dari penerimanya. Berikut adalah contoh teks
konfirmasi.
(11)
Teleks I
SUBJ. CARETAKER SHADM Baris 1
DM/TLX-001/JAN11 Baris 2
REF SPPD/TYOAM-006/11 RGD KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JKT CMA
SHADM MR PIKRI ILHAM K/528225 WL ATTEND THIS MTG FR 02JAN11 TO
05JAN11 N DURING ABSENT PVGKK MR.AAY ASHADI/526775 WL ASSIGN AS
71
CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O STP TKS FYR KIND ATTN N BRGDS
FSTP// Baris 7
Pada teleks ini baris pertama (SUBJ. CARETAKER SHADM) dan baris
kedua (DM/TLX-001/JAN11) merupakan bagian pendahuluan. Teleks dibuka
dengan menginformasikan subjek berita sehingga pembaca dapat memahami lebih
awal mengenai isinya. Hal ini sama dengan pola pendahuluan dalam bentuk surat
dan pos elektronik. Selain diawali dengan subjek, teleks juga diawali dengan
nomor teleks. Hal ini penting dilakukan untuk memudahkan registrasi teleks dan
menunjuk teleks ini ketika penerima atau pihak lain ingin menjawab atau
merujuknya pada teleks berikutnya. Sementara itu, bagian isi dicantumkan pada
baris ke-3 sampai dengan baris ke-6 dari teleks. Bagian penutup teleks ditandai
dengan ucapan terima kasih lalu diucapkannya salam berupa BEST REGARDS.
Hal yang berbeda pada bagian penutup jika dibandingkan dengan contoh teks
permintaan adalah tidak dicantumkannya nama penulis teleks sehingga pembaca
atau penerima teleks tidak mengetahui secara tepat siapa yang mengirim teleks
ini. Namun, pada struktur organisasi di PT Garuda Indonesia, penulis teleks dari
general manager adalah sekretaris general manager atau bagian general affairs
dari setiap kantor cabang. General manager tidak menulis teleks sendiri untuk
memberikan keputusan atau pengumuman kepada karyawan atau kantor cabang
lainnya. Hal ini diwakili oleh sekretaris atau bagian general affairs.
(12)
Teleks II
SUBJ PUBLIC HOLIDAY DUE TO AUSTRALIA DAY ON 26FEB2011
DM/TX/007/11 20JAN11 baris 2
PLS BE ADVD THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED
26TH JAN 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STP
72
OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA HOWEVER WILL BE OPERATING
AS PER NORMAL STP
PLS INFORM ALL DEPS ACCORDINGLY FLSTP BRGDS baris 8
SENT
Pada teleks ini bagian pendahuluan terdapat pada baris ke-1, yaitu subjek
dan baris ke-2, yaitu nomor teleks. Bagian ini memiliki pola yang sama dengan
pola pendahuluan pada jenis teks permintaan yang sudh dijelaskan sebelumnya.
Keduanya penting untuk diinformasikan di awal sehingga pembaca dapat
mengetahui lebih awal informasi apa yang akan didapat pada isi teleks melalui
subjek berita. Di pihak lain nomor teleks juga penting dicantumkan sehingga
memudahkan registrasi teleks, baik untuk penulisnya maupun untuk penerima,
sehingga lebih mudah juga merujuk teleks ini apabila penerima ingin membuat
teleks jawaban.
Bagian isi pada teleks muncul di baris ke-3 sampai dengan ke-8.
Sementara bagian penutup muncul di akhir teleks, yaitu di baris ke-8 dengan
adanya salam oleh penulis BEST REGARDS. Teleks ini juga tidak mencantumkan
nama penulis, tetapi dengan jelas ketika nomor teleks DM (District Manager)
dicantumkan berarti informasi tersebut berasal dari General Manager Garuda
Kantor Cabang Sydney yang ditulis oleh sekretarisnya atau bagian general affairs.
3)
Teks Jawaban
Teks jawaban adalah jenis teks yang merupakan tindak lanjut dari teks
sebelumnya. Pada teleks, teks ini dibuat ketika penulis ingin memberikan jawaban
atau tanggapan atas teleks ataupun komunikasi bentuk lain yang diterima
73
sebelumnya. Seperti dikemukakan oleh Anna Wierzbicka dalam bukunya yang
berjudul English Speech Act Verbs (1987: 371-372), bahwa seseorang
dikategorikan menyampaikan jawaban ketika seseorang menganggap komunikasi
yang disampaikan oleh orang lain untuknya memerlukan tanggapan atau informasi
kembali darinya. Hal ini bisa dilihat dari penulisan kata REFER pada teleks
jawaban yang memiliki makna bahwa teleks yang sedang dibuat mengacu pada
teleks sebelumnya. Biasanya nomor teleks acuan juga dicantumkan sehingga
memudahkan pembaca memahami rangkaian komunikasi yang sedang dilakukan.
(13)
TELEKS IX
CS/D/TX-703/MAY13 baris 1
SUBJ. SUGGEST WAITING TRAPAX baris 2
REF OM-263/DM RGDG GA421/30MAY DPS-CGK DLYD ED 2120LT ISO 19.10
FOUND SEVERAL PAXS HVE SHOCONX FLT BEYOND CGK DATA ASFLW
baris 5
-74Y HVE SHOCONX FLT GA890/DTG CGK-PEK SD 22.40LT
-10Y HVE SHOCONX FLT GA894/DTG CGK-PVG SD 23.35LT
ATT –JKTOM/CGKGA PSE MAAS N SUGGEST WTG TRAPAXS ABV
-ALLCONS PSE B/ACKD ACCDLY
MANY THKS FYR B/COOPS//BRGDS SM FR MI baris 10
SENT
Pada teleks ini bagian pendahuluan diisi dengan nomor dan subjek teleks
(baris ke-1 dan baris ke-2). Pola ini sama dengan pola pendahuluan pada teks
permintaan dan teks konfirmasi yang telah dijelaskan sebelumnya. Kedua hal ini
dianggap penting untuk dicantumkan di awal teleks. Bagian isi dicantumkan pada
baris ke-3 sampai dengan baris ke-9. Sementara itu, bagian penutup terdapat di
baris ke-10 yang berisikan ucapan terima kasih, salam, dan nama penulis.
74
(14)
TELEKS XIV
OM-391/HA
REF PHONE CALL CGKMOGA
SUBJ PKGPA NEED MORE TIME FR MTC
CONSEQ AS FLWS
AA. PKGPA XBASE OPER GA716/11 SEP
BB. PKGPD XGA413 OPER GA414/882/11SEP SCHD NML
ALLCON PSE ADJST ACCDGLY
BRGDS JKTOMGA FOR OCC
SENT
Pendahuluan pada teleks ini diisi dengan nomor teleks. Tidak ada subjek
yang dicantumkan, berbeda dengan pola pendahulan pada teks sebelumnya.
Penulis langsung menjelaskan inti atau isi teleks tersebut tanpa mengawalinya
dengan subjek. Bagian isi diawali dengan disebutkannya referensi telepon yang
diterima sebelumnya kemudian ditindaklanjuti dengan beberapa konsekuensi yang
disampaikan melalui teleks ini (baris ke -2 sampai dengan ke-7). Sementara
bagian penutup ditandai dengan ucapan salam dan penulis teleks. Salam
diucapkan dengan BEST REGARDS, sementara identitas penulis hanya
dicantumkan departemen, yaitu JKTOMGA, bukan nama penulis.
4.2.3 Struktur Mikro
Pada struktur mikro, yang dibahas adalah unsur-unsur intrinsik pada
sebuah teks, yaitu unsur semantik, unsur sintaksis, unsur stilistik, dan unsur
retoris. Dalam subbab ini data teleks dianalisis berdasarkan unsur sintaksis,
stilistik dan unsur retorisnya. Unsur semantik tidak dibahas secara khusus pada
satu bagian dalam unsur mikro ini karena dibahas lebih mendalam di bagian
tindak tutur. Hal ini dilakukan agar tidak ada pembahasan ganda mengenai makna.
75
Unsur semantik ini dibahas mendalam pada subbab tindak tutur pada bahasa
teleks PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar. Tiap analisis unsur lainnya
diberikan beberapa contoh data yang ada pada teleks. Data yang disajikan
ditampilkan dalam tiga tahap, yaitu bentuk asli pada teleks, bentuk lengkap, dan
terjemahan bebas, kecuali pada analisis sintaksis yang juga diberikan bentuk
gloss. Berikut adalah penjelasan setiap unsur.
4.2.3.1 Sintaksis
Unsur sintaksis adalah cara untuk melakukan penekanan secara tematik
pada tatanan kalimat dalam teks tersebut. Manipulasi ini bisa dibantu dengan
pemilihan kata, seperti kata ganti, preposisi, dan konjungsi serta pemilihan bentuk
kalimat, seperti kalimat aktif atau pasif.
Dari segi sintaksis analisis akan dilakukan mengenai pola frasa, kata, dan
jenis kalimat yang banyak digunakan pada bahasa teleks. Masing-masing pola
akan diberikan dua contoh untuk mewakili analisis.
1)
Pola Kata
Dari segi bentuknya, kata dapat dipisahkan menjadi kata dasar dan kata
turunan atau kata berimbuhan. Kata dasar adalah kata yang tidak memiliki
imbuhan. Kata dasar pada umumnya mempunyai potensi untuk dikembangkan
menjadi kata turunan. Perubahan kata dasar menjadi kata turunan mengakibatkan
perubahan makna kata. Sementara itu, kata turunan adalah kata yang sudah
76
mengalami perubahan dari bentuk dasarnya, atau kata yang telah mendapat
imbuhan (afiksasi).
Berikut akan dijelaskan masing-masing contoh kata dasar dan kata
turunan.
a.
Kata dasar
(15)
Teleks IV : appreciate ‘menghargai’
APPREC
YR
APPRECIATE YOUR
nd
V
ASSIST IN ORDER TO RESPOND TO PAX
ASSISTANCE
2 poss
N
IN ORDER
TO
COMPLAINT
RESPOND TO PASSENGER’S COMPLAINT
V
N
N
‘Pendampingan Anda dalam merespons komplain dari penumpang sangat dihargai’
Dari data yang diperoleh, penulis teleks banyak menggunakan kata APPRECIATE
yang berarti ‘menghargai’ ketika berkomunikasi menggunakan teleks. Kata ini
digunakan ketika penulis teleks ingin menyampaikan penghargaannya kepada
beberapa pihak yang merespons teleks yang dibuat. Pada contoh penggunaan
APPRECIATE di atas, penulis teleks mencantumkannya di awal teleks tepatnya
menjadi kalimat pertama teleks. Kata ini diikuti dengan tindakan yang diharapkan
akan dilakukan oleh penerima teleks. Pada pola umumnya, kalimat lengkapnya
seharusnya WE APPRECIATE YOUR ASSISTANCE IN ORDER TO RESPOND
TO PAX COMPLAINT. Dari perbandingan kedua kalimat tersebut, dapat
dianalisis bahwa pada data teleks penulis tidak mencantumkan subjek kalimat,
yaitu WE. Sama halnya dengan tujuan penulisan THANKS di atas, pelesapan
subjek pada contoh ini juga bertujuan untuk mempersingkat waktu penulisan
teleks. Hal ini mengacu pada tujuan penggunaan teleks yaitu untuk berkomunikasi
dengan lebih cepat dan efisien. Penulis teleks menganggap tanpa dicantumkannya
77
subjek (WE) pada kalimat tersebut, pembaca atau penerima teleks tetap
memahami arti dan maksud teleks tersebut. Unsur utama yang tidak boleh
dihilangkan pada kalimat ini adalah predikat, objek dan keterangan. Subjek
kalimat dianggap mengarah ke satu pihak yaitu penulis teleks, dalam hal ini
adalah Shirley mewakili Customer Relations di Kantor Garuda Indonesia Cabang
Sydney. Apabila dilihat dari pola katanya, APPRECIATE termasuk dalam kata
dasar karena tidak berisikan imbuhan. Kata ini memiliki arti menghargai. Kata ini
tidak berisikan awalan, akhiran maupun sisipan.
(16)
Teleks IV : advise
‘menginformasikan’
PLS
ADV
WHY PAX
WERE ASKED TO DO THIS
PLEASE ADVISE WHY PASSENGERS WERE ASKED TO DO THIS
V
V
N
V
V
K V Pron
‘Mohon menginformasikan mengapa penumpang diminta melakukan hal ini’
Pada data teleks ini kata ADVISE merupakan bentuk kata dasar yang tidak
memiliki imbuhan, baik itu awalan, akhiran maupun sisipan. Arti dari kata
ADVISE pada teleks ini adalah menginformasikan atau mengkonfirmasikan.
Penulis tidak menambahkan imbuhan apapun yang dapat mengurangi ataupun
menambah arti yang dapat mengubah makna kalimat tersebut.
b.
Kata Turunan
(17)
Teleks I : thanks ‘terima kasih’
TKS
FYR
KIND ATTN
N BRGDS
FSTP//
THANKS FOR YOUR KIND ATTENTION AND BEST REGARDS FULL STOP//
N(JMK) prep 2nd poss Adj
N.
conj adj. N.
‘Terima kasih atas perhatian Anda dan salam.’
N
78
Pada beberapa data teleks, ucapan terima kasih yang disampaikan berupa satu kata
saja yaitu thanks. Pola lengkapnya adalah thank you very much. Namun, pada
penulisan beberapa teleks disingkat menjadi thanks. Hal ini bertujuan untuk
mempersingkat waktu penulisan sehingga isi teleks menjadi lebih efisien.
Meskipun berupa pola singkat, rasa terima kasih dari pengirim teleks kepada
penerima sudah tersampaikan. Apabila ditulis pola lengkap, seharusnya menjadi I
thank you very much. Namun, subjek I dihilangkan sementara keterangan very
much diganti dengan huruf s yang memiliki makna yang sama. Kata ini termasuk
kata kompleks karena kata dasarnya adalah thank dan diikuti dengan akhiran –s.
Akhiran ini berfungsi sebagai pembentuk jamak, artinya dengan ditambahkannya
–s maka penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang banyak atau sangat.
Apabila dibuat pola lengkap thanks berarti thank you very much. Akhiran –s
berfungsi menggantikan frasa very much. Tentu saja tujuan menggunakan pola
kata ini untuk menyingkat waktu sesuai tujuan utama penggunaan teleks dalam
berkomunikasi.
(18)
Teleks IV : appreciated
‘dihargai’
YR
URG
RESPONSE APPRECIATED
YOUR URGENT RESPONSE APPRECIATED
Pron Adj
N
V
‘Respon cepat Anda dihargai’
Pada data teleks di atas kata APPRECIATED merupakan bentuk turunan dari kata
dasar APPRECIATE. Kata dasar ini ditambahkan dengan akhiran –ed yang
baisanya digunakan untuk mengubah pola kata kerja present menjadi kata kerja
79
past / lampau. Penambahan imbuhan ini tidak mengubah makna kata secara
keseluruhan, tapi hanya mengubah kategori kata kerja yang digunakan yaitu
menjadi kata kerja bentuk lampau yang secara otomatis juga mengubah kalimat
ini menjadi kalimat pasif.
2)
Pola Frasa
Sebuah frasa dapat berfungsi sebagai nomina, verba, adverbial, ajektiva
maupun preposisi dalam sebuah kalimat. Fungsi frasa tergantung pada konstruksi
kata-kata yang terdapat di dalamnya. Jika dilihat dari fungsi dan konstruksinya,
frasa dapat dibagi menjadi frasa nomina , frasa verba , frasa adverbial , frasa kata
sifat , frasa appositive , frasa yang tak terbatas , frase participle dan frasa gerund .
Frasa nomina adalah frasa yang intinya termasuk kelas kata benda. Frasa
verba adalah frasa yang intinya merupakan kelas kata kerja. Frasa ajektiva adalah
frasa yang intinya adalah kelas kata sifat. Sementara itu, frasa adverbial
merupakan frasa yang intinya adalah kata keterangan. Pada data teleks, yang
paling banyak ditemukan adalah pola frasa nomina. Berikut akan dijelaskan dua
contoh pola frasa yang banyak digunakan dalam bahasa teleks.
A.
Pola Frasa Nomina
Sebuah frase nomina terdiri dari kata benda sebagai unsur utama dan kelas
kata lainnya yang memodifikasi kata benda tersebut . Kata perluasan ini bisa
muncul setelah atau sebelum kata benda . Seluruh frase berperan sebagai kata
80
benda dalam sebuah kalimat . Berikut akan dijelaskan pola frasa yang muncul
pada bahasa teleks.
(i)
FN : Adj + N
(19)
Teleks I : best regards ‘salam’
TKS
FYR
THANKS FOR
YOUR
KIND ATTN
N
BRGDS
FSTP//
KIND ATTENTION AND BEST REGARDS FULL STOP//
N(JMK) prep 2nd poss Adj
N.
K
A. N.
N
‘Terima kasih atas perhatian Anda dan salam.’
Pada semua teleks ditutup dengan frasa best regards seperti pada data di
atas. Frasa ini digunakan untuk menyatakan salam penutup dan biasanya diikuti
dengan nama penulis teleks. Namun, pada data di atas penulis teleks tidak
dicantumkan. Bentuk ini juga sering digunakan pada bahasa email ataupun
layanan pesan singkat di telepon genggam. Pada pola lengkapnya, seharusnya
berbentuk I give my best regards to you. Namun, pada pola penulisan teleks,
subjek yang mengirim pesan, yaitu I tidak dicantumkan, begitu pula dengan
predikatnya yaitu give/send. Yang dituliskan langsung berupa objek, yaitu best
regards, itu pun pola singkat dari my best regards. Kepada siapa best regards itu
dikirimkan juga tidak dicantumkan. Di sini sudah jelas bahwa best regards
dikirimkan kepada penerima teleks. Baik subyek, predikat, maupun keterangan
tidak dicantumkan karena tujuan penulisan teleks ini yaitu menyampaikan inti dari
informasi atau pesan secara cepat, efektif, dan efisien. Dengan hanya menuliskan
best regards, inti atas salam dari pengirim teleks sudah tersampaikan kepada
penerima teleks. Inti dari frasa ini adalah kata regards yang diawali dengan unsur
81
penjelasnya yaitu best. Hal ini merupakan bukti bahwa frasa best regards
termasuk dalam frasa nomina karena inti dari frasa ini adalah kelas kata benda.
(ii)
FN : N + N
Pada satu data ditemukan teleks yang berfungsi sebagai perbaikan
informasi dari teleks sebelumnya. Teleks ini ditandai dengan kata CORVER yang
berarti correction version dan diisi tanda ///.
(20)
TELEKS X : //Correction Version (CORVER)//
CS/
CUSTOMER SERVICE/
N.pelanggan N.pelayanan
‘Bagian Pelayanan Pelanggan /
D/
TX-705/
D/
TELEX NO 705/
bagian
N. dengan nomor
bagian D/ Teleks No 705/
SUBJ.
SUBJECT
WAITING
WAITING
SUGGEST
SUGGEST
MAY13 baris ke1
MAY 2013
N.bulan dan tahun
Bulan Mei 2013’
TRAPAXS baris ke2
TRANSIT PASSENGERS
N.subjek
V.menyarankan
V (ing). menunggu
V.transit
‘Subjek. Menyarankan untuk menunggu penumpang yang transit’
N.penumpang (JMK)
///// CORVER ////// baris ke3
/////CORRECTION VERSION/////
N.perbaikan
N. versi
‘Versi perbaikan’
REF
OM-263/DM baris ke 4
REFER TO
TELEX NO OM-263/DISTRICT
MANAGER
V to.merujuk pada
N.teleks no
/ N.wilayah
N.manajer
‘Merujuk pada teleks nomor OM-263/oleh Manajer Wilayah’
OM-268/DM baris ke 5
TELEX NO OM-268/DISTRICT MANAGER
N.teleks no
/ N.wilayah
N.manajer
‘teleks nomor OM-268/oleh Manajer Wilayah’
Pada contoh data (14) terdapat konstituen berupa frasa nomina pada baris
ketiga yaitu CORVER dengan tanda /// memperlihatkan ada perbaikan informasi
dari teleks sebelumnya. Frasa nomina ini terdiri dari dua kata benda. Kata benda
82
inti adalah VERSION sementara kata benda yang memperjelas kata benda utama
adalah CORRECTION. Konstituen CS/D/TX-705/MAY13 merupakan teleks
sebelumnya dan pembaca harus melihat informasi perbaikan apa yang ada pada
teleks ini dengan membandingkan teleks sebelumnya. Hal yang juga menarik
untuk diungkapkan, yaitu penggunaan huruf -X pada singkatan PAXS yang
memiliki bentuk lengkap PASSENGERS. Huruf X merupakan bentuk singkat ssenger. X dianggap telah mewakili pengucapan -ssenger sehingga digunakan
untuk menyingkatnya. Sementara bentuk jamak dari PASSENGER tetap
ditampilkan dengan pola -S. Hal ini sesuai dengan bentuk asli jamak yang
digunakan dalam bahasa Inggris, seperti pada kata BOOKS yang merupakan
bentuk jamak dari BOOK dengan menambahkan huruf -S setelah kata benda.
Frasa ini termasuk dalam frasa nomina karena intinya adalah VERSION yang
merupakan kelas kata benda. Unsur penjelasnya yang muncul sebelum inti adalah
CORRECTION.
Ada juga cara lain dalam memberikan perbaikan informasi dalam teleks.
Hal ini bisa dilihat pada teleks XII yang merupakan perbaikan dari teleks XI.
Penulisan teleks perbaikan ini sama dengan teleks sebelumnya. Hanya pada
informasi tambahan yang ingin disampaikan, diberikan tanda ---- di bawahnya.
Hal itu sebagai penanda bahwa kata tersebutlah informasi baru/perbaikan dari
teleks sebelumnya.
(21)
Teleks XII
SUBJ. PKGPL EXGA401/12 SEP FINDING LIVE RAT/MOUSE AT CABIN AREA
CONSEQ AS FLWS
AA PKGPJ EX GA405 OPER GA860/863/12 SEP EXPECT DELAY 15 MNTS
83
BB.PKGPE EX BASE OPER GA406/427/12 SEP ED CGK0500 DPS0705/0910
CGK1110 UTC
---------CC.NEXT SCHD WILAD
ALLCON PSE ADJST ACCDGLY
Bentuk Lengkap TELEKS XII
SUBJECT PKGPL FLIGHT NO EXGA401/DATED 12 SEPTEMBER FINDING LIVE
RAT/MOUSE AT CABIN AREA
CONSEQUENCE IS AS FOLLOWS
AA PKGPJ EX FLIGHT NUMBER GA405 OPERATE TO FLIGHT NUMBER GA860
AND 863/ DATED 12 SEPTEMBER EXPECT DELAY FOR 15 MINUTES
BB.PKGPE EX BASE OPERATE FLIGHT NUMBER GA406/427/DATED 12
-----SEPTEMBER ESTIMATED TIME CENGKARENG AT 0500, DENPASAR AT
0705/0910 CENGKARENG 1110 UNITED TIME CALCULATOR
CC.NEXT SCHEDULE WILL ADVISED
ALLCONDITIONS PLEASE ADJUST ACCORDINGLY
Makna Teleks XII
‘Subyek. PKGPL penerbangan nomor GA401 12 September ditemukan tikus hidup di
area kabin.
Konsekuensinya sebagai berikut :
AA. PKGPJ EX nomor penerbangan GA405 dioperasikan menuju penerbangan nomor
GA860 dan GA863 12 September yang akan membuatnya menjadi terlambat selama 15
menit.
BB.
PKGPE EX BASE dioperasikan pada penerbangan nomor GA406/427 12
September perkiraan waktu di Cengkareng pada pukul 06.00, Denpasar pada pukul
07.05/09.10 di Cengkareng pada pukul 11.10 Penunjuk Waktu Terpusat
CC.
Jadwal berikutnya akan diinformasikan
Tolong menyesuaikan semua kondisi.’
Pada analisis data (17) ini dibuat bentuk gloss pada poin BB saja, yaitu
sebagai berikut
BB.PKGPE EX BASE OPER GA406/427/12 SEP ED CGK0500 DPS0705/0910 CGK1110 UTC
---------BB. PKGPE EX BASE OPERATE FLIGHT NUMBER GA406/427/
DATED 12
--------Nomor N. adj V
V
N.
N.
No penerbangan adj. tertanggal
SEPTEMBER ESTIMATED TIME CENGKARENG AT 0500, DENPASAR AT
N. bulan
adj
N
N
prep pada N.kota
prep. pada
84
0705/0910 CENGKARENG 1110
waktu
N.kota
waktu
UNITED TIME CALCULATOR
Pada teleks ini, yang diperbaiki adalah nomor penerbangan. Pada teleks XI
nomor penerbangan yang dicantumkan hanya 406. Namun, pada teleks XII selain
penerbangan nomor 406 juga ada no 427 dan ditandai dengan ---- di bawahnya.
B.
Pola Frasa Verba
Frasa kata kerja adalah kombinasi dari kata kerja sebagai unsur utama dan
kata kerja pendukungnya ( membantu verba ) dalam sebuah kalimat . Berikut
beberapa pola frasa verba yang muncul pada data teleks.
(i)
FV : Aspek + V
(22)
Teleks IV : had purchased ‘telah membeli’
PAX HANEKROOT JAMES MR AND CUNNINGHAM EMILY HAD PURCHASED GA
KL TICKET
PASSENGER HANEKROOT JAMES MR AND CUNNINGHAM EMILY MS HAD
N
N
N
N K N
N
N V
PURCHASED GA KL TICKET
V(III)
N N N
‘Penumpang Tuan James Hanekroot dan Nyonya Emily Cunningham telah membeli tiket
Garuda-Amsterdam’
Frasa HAD PURCHASED pada data di atas merupakan frasa verba dengan pola aspek
(had) diikuti dengan kata kerja bentuk III yang berarti ‘telah membeli. Fungsi frasa verba
pada kalimat ini adalah sebagai predikat.
85
(ii)
FV : Adv + V
(23)
Teleks V : much appreciated ‘sangat dihargai’
YR
PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED
YOUR PROMPT REPLY WOULD BE MUCH APPRECIATED
2nd poss Adj
N
Modal
qualifier V (III)
‘Jawaban cepat Anda akan sangat dihargai’
Frasa verba pada data (23) termasuk dalam pola adverbial yang mengawali
kata kerja. Kata kerja appreciated sebagai unsur inti dalam frasa ini diperjelas
dengan penambahan adverbial much.
(iii)
FV : V + V
(24)
Teleks IX : suggest waiting ‘sarankan untuk menunggu’
PLEASE
MAAS
AND SUGGEST WAITING
PLEASE MEET AND ASSIST AND SUGGEST WAITING
Adv
V
K V
K V
V
TRAPASSENGERS
ABOVE
TRANSIT PASSENGERS ABOVE
V
N
Prep
‘Mohon temui dan dampingi dan sarankan untuk menunggu penumpang yang transit
tersebut di atas’
Frasa verba pada data ini terdiri dari dua kata kerja. Kata kerja pertama memiliki
bentuk kata kerja I (Verb I), sementara kata kerja kedua memiliki bentuk V+ing.
Yang menjadi kata kerja inti adalah kata SUGGEST sementara kata kerja WAITING
menjadi kata perluasan dari kata SUGGEST
86
C.
Pola Frasa Ajektiva
Frasa kata sifat adalah kelompok kata yang berfungsi seperti kata sifat
dalam kalimat . Frasa ini menggunakan kata sifat sebagai unsur utamanya dan
qualifier atau adverb sebagai perluasannya. Contoh pola ini terdapat pada data
teleks.
(i)
F.Adj : qualifier + Adj
(25)
Teleks V : very upset ‘sangat marah’
PAXS
WERE VERY
PASSENGERS WERE VERY
UPSET N COMPLAIN
UPSET AND COMPLAIN
N
to be qualifier
Adj
‘Penumpang sangat marah dan komplain’
K
V
Frasa ajektiva yang terdapat pada kalimat ini memiliki pola qualifier (adverb)
yang kemudian diikuti dengan kata sifat yaitu ‘marah’.
D.
Pola Frasa Adverbial
Frasa adverbial Sebuah frasa adverbia adalah kelompok kata yang
berfungsi sebagai kata keterangan dalam sebuah kalimat . Frasa ini terdiri dari
kata keterangan atau kata lain ( kata depan , kata benda , kata kerja , modifier )
yang yang ketika disatukan berfungsi
seperti kata keterangan dalam sebuah
kalimat. Sebuah fungsi frasa adverbia seperti kata keterangan untuk memodifikasi
kata kerja , kata sifat atau kata keterangan lain .
(26)
Teleks V : during check-in ‘selama check-in’
OFCOURSE WE GOT PROBLEM DUR CHECK-IN
OFCOURSE WE GOT PROBLEM DURING CHECK-IN
Adv
N V N
Prep
N
‘Tentu saja kami mendapat masalah selama check-in’
87
Data (27) memiliki pola frasa adverbial karena pada kalimat ini frasa tersebut
berfungsi sebagai kata keterangan. Pada frasa adverbial data di atas kategori
keterangan yang dipakai adalah keterangan waktu (adverb of time). Seperti yang
dikemukakan sebelumnya bahwa pada frasa adverbial tidak hanya menggunakan
adverb tapi dapat juga menggunakan kata depan (preposisi) dan diikuti dengan
kata benda. Hal ini terlihat pada data dengan penggunaan preposisi during
kemudian dilanjutkan dengan kata benda check-in.
E.
Pola Frasa Preposisi
Sebuah frasa preposisional dimulai dengan preposisi dan sebagian besar
berakhir dengan kata benda atau kata ganti .. Sebuah fungsi frase preposisional
sebagai kata sifat atau kata keterangan dalam sebuah kalimat .
(i)
(27)
Pola F.Prep : prep + N
Teleks IV : on KL835 ‘berada di pesawat KL835’
PAX
ARE RETURNING ON KL835 23 JAN
PASSENGERS ARE RETURNING ON KL835 23 JANUARY
N
to be
V
prep N
N
‘Penumpang akan kembali menggunakan KL835 pada tanggal 23 Januari’
Kalimat ini memiliki frasa preposisi di dalamnya. Pola frasa preposisi yang
didapat pada data teleks hanya pola preposisi yang kemudian diikuti dengan kata
benda (nomina). Hal ini berarti unsur utama pada frasa adalah preposisi ON yang
kemudian diperjelas atau diperluas dengan kata benda yaitu KL835.
88
3)
Pola Kalimat
Secara umum, kalimat dibedakan menjadi kalimat sederhana dan kalimat
kompleks atau kalimat luas. Kalimat sederhana dibentuk oleh fungsi-fungsi
pokok pada kalimat, yaitu subjek, predikat dan objek. Sementara kalimat
kompleks merupakan pola kalimat yang mengalami perluasan dari kalimat
inti/sederhana.
Berikut akan dijelaskan masing-masing contoh pola kalimat yang muncul pada
data teleks.
A.
Kalimat Sederhana
Kalimat sederhana adalah kalimat yang dibentuk oleh fungsi-fungsi
pokok, yakni terdiri atas subjek, predikat, dan objek / pelengkap. Kalimat
sederhana memiliki satu predikat saja. Oleh karena itu kalimat sederhana selalu
dibentuk oleh satu klausa. Kalimat sederhana sering pula disebut dengan kalimat
inti.
Contoh pada data teleks adalah
(28)
Teleks IV
YR URG RESPONSE IS APPRECIATED
Bentuk Lengkap :
YOUR
2nd poss
URGENT RESPONSE APPRECIATED
Adj
N
V (past tense)
Makna :
‘Respons cepat Anda dihargai’
Pada contoh data di atas, kalimat dibentuk dari fungsi-fungsi pokok yaitu
subjek dan predikat saja. Kalimat ini termasuk kalimat pasif yang tidak
89
mencantumkan objek yaitu pelaku tindakan. Kalimat ini termasuk kalimat
sederhana, yaitu kalimat yang memiliki fungsi subjek dan predikat saja. Subjek
pada data adalah YOUR URGENT RESPONSE. Fungsi predikat pada data adalah
kata APPRECIATED.
B.
Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat yang telah mengalami perluasan , baik
itu berupa penambahan fungsi keterangan ataupun dengan perluasan pada fungsifungsinya. Jika kalimat sederhana hanya memiliki satu predikat saja, maka pada
kalimat kompleks memiliki predikat ganda. Sebuah kalimat yang kompleks terdiri
dari satu klausa independent yang kemudian dihubungkan dengan satu atau dua
klausa dependent. Klausa-klausa ini dihubungkan dengan kata-kata penghubung
seperti ‘because’, ‘since’, ‘when’, dan lain-lain.
Contoh pada data teleks adalah
(29)
TELEKS V
OFCOURSE WE GOT PROBLEM DUR CHECK-IN CAUSE THE FIGURES A LOT
DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STP
Bentuk Lengkap :
OF COURSE WE GOT
PROBLEM DURING CHECK-IN
Adv
S V(past tense) O
Part
N
BECAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE
AS PROPER DOCUMENT STOP
Konj
Klausa
Makna :
‘Tentu saja kami mendapat masalah selama check-in karena tampilan tiket yang dibawa
jauh berbeda dan tidak bisa disesuaikan dengan dokumen biasanya.’
90
Pada data teleks di atas dua klausa dihubungkan dengan kata penghubung
because untuk menjelaskan secara detail mengenai masalah yang dialami serta
alasan mengapa hal tersebut menjadi masalah baginya. Tentu saja penulis teleks
perlu menuliskan dengan pola kalimat kompleks tersebut karena ingin
menjelaskan
secara
detail
agar
tidak
terjadi
kesalahpahaman
dalam
berkomunikasi. Setelah menjelaskan masalah yang ada, penulis teleks merasa
perlu untuk menjelaskan pula sumber masalah yang dialami. Dengan penggunaan
kata penghubung because yang menghubungkan kedua klausa tersebut, maka
contoh data di atas dapat dikategorikan sebagai pola kalimat kompleks.
4)
Jenis Kalimat
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai jenis kalimat yang digunakan
pada penulisan teleks. Jenis kalimat yang dianalisis adalah berdasarkan fungsinya
dan berdasarkan tipe predikatnya. Masing-masing jenis akan dijelaskan sebagai
berikut.
A.
Berdasarkan fungsinya
Menurut Ramlan (2001 : 26), berdasarkan fungsinya kalimat dibedakan
menjadi kalimat berita (deklaratif), kalimat tanya (interogatif) dan kalimat
perintah (imperatif). Kalimat berita (deklaratif) berfungsi untuk memberitahukan
sesuatu kepada orang lain sehingga tanggapan yang diharapkan berupa perhatian
seperti tercermin pada pandangan mata yang menunjukkan adanya perhatian
(Ramlan, 2001 : 27). Kalimat berita biasanya diakhiri dengan tanda baca titik (.)
91
Kalimat tanya (interogatif) berfungsi untuk menanyakan sesuatu dan penanya
mengharapkan jawaban dari pendengar atau pembacanya. Kalimat tanya biasanya
diakhiri dengan tanda tanya (?) Kalimat perintah (imperatif) mengharapkan
tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak bicara (Ramlan, 2001 :
39). Kalimat perintah ini biasanya diakhiri dengan tanda seru (!).
Jika dibandingkan dengan teori yang dikemukakan oleh Ramlan mengenai
jenis kalimat berdasarkan fungsinya, maka pada data teleks yang ada hanya
ditemukan dua bentuk kalimat saja. Bentuk kalimat yang digunakan pada bahasa
teleks di PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar adalah kalimat berita dan
kalimat perintah. Dari semua data yang diperoleh tidak ditemukan adanya kalimat
tanya langsung yang biasanya diakhiri tanda tanya. Kedua kalimat ini dijelaskan
sesuai dengan contoh pada data teleks V berikut.
a.
Kalimat berita
(22)
Teleks V
PAXS
WERE VERY UPSET N COMPLAIN RGDG
THIS PROBLEM STP
PASSENGERS WERE VERY UPSET AND COMPLAINT REGARDING THIS PROBLEM STOP
N
V
Adv Adj
K
V
Prep
Pron N
‘Penumpang sangat marah dan komplain sehubungan dengan masalah ini.’
Data di atas menunjukkan karakteristik kalimat berita, yaitu kalimat yang
isinya memberitahukan suatu hal atau peristiwa. Dalam penulisannya, biasanya
diakhiri dengan tanda titik (.) Isi kalimat di atas adalah memberitahukan kepada
penerima teleks bahwa ada penumpang yang marah dan menyampaikan
komplainnya sehubungan dengan masalah yang telah dijelaskan pada kalimat-
92
kalimat sebelumnya. Kalimat ini juga ditandai dengan titik (.) pada kata STOP
yang disingkat menjadi STP di akhir kalimat.
b.
Kalimat perintah
(30)
Teleks V
ATT
YVRGA PSE
CLARIFY TO THE AGT
FOR SOLVING THE DOCUMENTS
ATTENTION YVRGA PLEASE CLARIFY TO THE AGENT FOR SOLVING THE DOCUMENTS
N
N
V
V
Prep Art N
Art V
N
‘Perhatian kepada kantor Garuda di Vancouver, mohon klarifikasi kepada agen untuk menyelesaikan masalah
dokumen’
Data di atas menunjukkan karakteristik kalimat perintah, yaitu kalimat
yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Di
pihak lain dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Kalimat di atas berisikan perintah yang ditujukan kepada YVRGA (bagian
penjualan tiket di PT Garuda Indonesia) untuk mengklarifikasikan masalah ini
dengan agen tiket yang bersangkutan agar dapat memperbaiki dokumen-dokumen.
Namun, kalimat ini tidak diakhiri dengan tanda seru (!) seperti yang dimaksud
pada kalimat perintah pada umumnya. Kalimat perintah pada data teleks hanya
diakhiri dengan kata STP yang merupakan bentuk singkat dari STOP yang
memiliki makna tanda titik (.) seperti pada kalimat berita.
Hal yang menarik untuk dianalisis adalah pertanyaan dari penulis teleks
biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat perintah. Penulis akan menambahkan
kata PLEASE atau APPRECIATE untuk memulai pertanyaan yang diharapkan
akan dijawab oleh orang yang dimaksud. Hal ini bisa dilihat pada contoh berikut.
93
(31)
Teleks IV
PLS
ADV
WHY PAX
WERE ASKED TO DO THIS
PLEASE ADVISE WHY PASSENGERS WERE ASKED TO DO THIS
V
V
N
V
V
K V Pron
‘Mohon diinformasikan mengapa penumpang diminta melakukan hal ini’
Dari contoh di atas tujuan penulis teleks adalah untuk mendapatkan informasi atau
jawaban dari pihak terkait mengenai alasan mengapa penumpang diminta
melakukan hal yang dimaksud. Pada pola umum, seharusnya kalimat ini dapat
dikategorikan sebagai kalimat tanya WHY WERE PASSENGERS ASKED TO DO
THIS ?. Namun pada penulisan teleks di atas, kalimat tanya itu ditambahkan
dengan kata PLEASE yang berarti mohon atau tolong. Hal ini secara langsung
mengubah kalimat tanya tersebut menjadi kalimat perintah karena karakteristik
dari kalimat perintah ada pada kalimat ini, yaitu kata PLEASE (tolong). Pada pola
kalimat tanya umumnya diakhiri dengan tanda tanya (?). Namun pada kalimat di
atas tidak diakhiri tanda tanya. Penggunaan kata PLEASE ketika mengawali
pertanyaan menandakan bahwa penulis teleks mengutamakan kesopanan dalam
berkomunikasi dengan penerima teleks atau pihak lainnya. Kalimat tanya yang
harusnya cukup dimulai dengan WHY tetap saja ditambahkan dengan PLEASE
untuk menjaga tingkat kesopanan berkomunikasi baik itu dengan rekan kerja yang
dianggap memiliki jabatan yang sama maupun staf yang merupakan bawahannya.
B.
Berdasarkan tipe predikat
Seperti dikemukakan oleh Kridalaksana (2008), jika dilihat dari tipe
predikatnya, kalimat dibedakan menjadi jenis kalimat aktif dan kalimat pasif.
Kedua kalimat tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
94
a.
Kalimat Aktif
Pendapat yang dikemukakan oleh Kridalaksana (2008: 124) bahwa kalimat
aktif merupakan klausa transitif yang menunjukkan bahwa subjek mengerjakan
pekerjaan dalam predikat verbalnya. Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya
menyatakan suatu tindakan atau perbuatan. Sementara itu, yang menerima
tindakan itu adalah objek. Umumnya pola pada kalimat aktif adalah
[Subjek yang melakukan tindakan] + [kata kerja] + [objek yang menerima
tindakan]
Kalimat aktif yang muncul pada bahasa teleks akan dijelaskan sebagai berikut.
Contoh :
(32)
TELEKS V
OFCOURSE WE GOT PROBLEM DUR CHECK-IN CAUSE THE FIGURES A LOT
DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STP
Bentuk Lengkap :
OF COURSE WE GOT
PROBLEM DURING CHECK-IN
Adv
S V(past tense) O
Part
N
BECAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO ASSOCIATE
AS PROPER DOCUMENT STOP
Konj
Kalimat
Makna :
‘Tentu saja kami mendapat masalah selama check-in karena tampilan tiket yang dibawa
jauh berbeda dan tidak bisa disesuaikan dengan dokumen biasanya.’
Pada data teleks di atas, kalimat aktif ini diawali oleh OF COURSE yang
merupakan kata. Selanjutnya subjek dicantumkan yaitu WE, dalam hal ini WE
mengacu pada pihak penulis teleks, yaitu bagian customer service. Subjek
kemudian diikuti dengan kata kerja, yaitu GOT yang merupakan bentuk lampau
dari GET yang dalam hal ini berarti ‘mendapatkan’. Objek pada kalimat ini adalah
95
kata PROBLEM yang berarti ‘masalah. Ketiga konstituen tersebut merupakan
bukti atau syarat utama yang membuat kalimat ini termasuk kalimat aktif. Dari
ketiga unsur fungsi yaitu subjek, kata kerja dan objek, hanya nomina pada subjek
melakukan tindakan secara aktif dan objek sebagai penerima tindakan tersebut.
Meskipun setelah objek disebutkan, terdapat pula kata sambung BECAUSE untuk
melanjutkan kalimat berikutnya.
(33)
Teleks V
FINALLY WE ACCPT THOSE PAXS TO MIN BIG COMPLAIN N PAX INCONV
STP
Bentuk Lengkap :
FINNALY WE ACCEPT THOSE PASSENGERS TO MINIMIZE BIG COMPLAIN
Adv
S V
Part
N
Prep V
Adj N
AND PASSENGERS’ INCONVENIENCE STOP
Konj N
N
V
Makna :
‘Akhirnya kami menerima penumpang tersebut untuk meminimalisasi komplain dan
ketidaknyamanan mereka.
Pada contoh data (24) kalimat aktif ini diawali oleh kata keterangan waktu
FINALLY dan diikuti oleh subjek kalimat yaitu WE. Selanjutnya kata kerja
ACCEPT yang berarti menerima kemudian diikuti dengan pencantuman objek dari
kalimat aktif ini, yaitu THOSE PASSENGERS. Keterangan
berikutnya
menunjukkan tujuan dari dilakukannya tindakan tersebut yaitu untuk mengurangi
komplain dan ketidaknyamanan penumpang tersebut. Unsur-unsur utama pada
kalimat aktif telah dipenuhi oleh data (24) di atas, yaitu adanya subjek, predikat
dan objek. Subjek yaitu WE sebagai pelaku aktif dari tindakan ACCEPT muncul
96
di awal kalimat, sementara objek penderita dari tindakan tersebut, yaitu THOSE
PASSENGERS muncul setelah kata kerja.
Yang paling banyak muncul pada data teleks adalah jenis kalimat aktif
dibandingkan kalimat pasif. Kalimat aktif banyak dipakai karena tujuan penulis
untuk mempercepat proses komunikasi sehingga respon yang didapat juga lebih
cepat. Dengan menggunakan kalimat aktif, penulis mengharapkan agar pembaca
teleks dapat lebih mudah mengerti dan memahami maksud teleks tersebut.
Dengan lebih cepat memahami isi teleks, maka pembaca atau pihak lain yang
terlibat diharapkan memberikan respon yang juga cepat. Dengan respon yang
cepat dan apabila teleks itu berisikan tentang komplain penumpang, maka masalah
tersebut dapat segera diatasi.
b.
Kalimat Pasif
Seperti dikemukakan oleh Kridalaksana (2005: 53-54), kalimat pasif
merupakan kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran, atau
hasil.
Pada kalimat pasif, hal yang menerima tindakan yaitu objek pada kalimat aktif
berubah tempat menjadi subjek pada kalimat pasif itu. Sementara hal atau orang
yang melakukan tindakan tersebut bisa dicantumkan atau tidak pada kalimat pasif.
Hal ini biasanya dilakukan ketika informasi yang ingin lebih ditekankan adalah
hal atau orang yang menerima tindakan tersebut daripada hal atau orang yang
melakukan tindakan tersebut. Terkadang kalimat pasif juga ditulis ketika penulis
97
tidak mengetahui secara jelas siapa orang yang melakukan tindakan yang
disebutkan sehingga tidak perlu dicantumkan.
Pola umum pada kalimat pasif adalah
[Hal atau orang yang menerima tindakan] + [be] + [kata kerja III]
+ [oleh] + [hal atau orang yang melakukan tindakan]
Pada data teleks akan dicantumkan dua contoh kalimat pasif yang diuraikan
sebagai berikut.
Contoh :
(34)
Teleks II
PLS BE ADVD THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED
26TH JAN 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STP
Bentuk Lengkap :
PLEASE BE ADVISED THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON
WEDNESDAY 26TH JANUARY 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC
HOLIDAY STP
Makna :
‘Harap maklum bahwa Kantor Cabang Sydney akan tutup pada 26 Januari 2011 karena
Hari Libur Nasional Australia.
Kalimat di atas termasuk kalimat kompleks atau majemuk yang memiliki
dua kalimat pasif di dalamnya. Kalimat inti pada data di atas adalah PLEASE BE
ADVISED yang berarti harap dimaklumi. Kalimat inti ini kemudian dilanjutkan
dengan kalimat perluasannya yang juga termasuk dalam kalimat pasif. Kalimat
perluasan ini adalah THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON
WEDNESDAY 26TH JANUARY 2011. Kalimat inti dan kalimat perluasan digabung dengan
98
kata penghubung yaitu kata THAT. Jika dianalisis secara terpisah kedua kalimat itu akan
diuraikan sebagai berikut.
(i)
PLEASE, BE ADVISED [THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE
CLOSED ON WEDNESDAY 26TH JANUARY 2011]
Pada kalimat ini baik subjek yang berperan sebagai penerima tindakan maupun unsur
yang berperan sebagai pelaku tindakan mengalami pelesapan. Peran pelaku tindakan pada
kalimat pasif ini seharusnya adalah penerima atau pembaca teleks (YOU). Sementara itu,
subjek pada kalimat pasif yang berperan sebagai penerima tindakan ADVISE adalah
penulis teleks (WE). Kedua unsur tersebut tidak muncul pada kalimat pasif ini. Penulis
menganggap bahwa tanpa mencantumkan siapa pelaku dan penerima tindakan, pembaca
teleks sudah dapat memahami maksud kalimat ini. Pola kalimat ini juga merupakan
karakteristik dari jenis kalimat pasif, yaitu penerima tindakan muncul lebih dulu sebelum
kata kerja kemudian diikuti dengan pelaku tindakan tersebut meskipun kedua peran
tersebut mengalami pelesapan.
(ii)
[PLEASE BE ADVISED] THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE
CLOSED ON WED 26TH JAN 2011
Subjek ‘we’ (manajemen Kantor Cabang Sydney) yang pada kalimat pasif
menjadi objek tidak dicantumkan ketika ingin menjelaskan bahwa Kantor Cabang
Sydney akan ditutup. Pada kalimat pasif data di atas, objek yang menerima
tindakan yaitu THE SYDNEY OFFICE berada di depan sebelum kata kerja dicantumkan.
Objek ini sebagai penerima tindakan pada kalimat aktif mengalami perpindahan tempat
menjadi sebelum kata kerja pada kalimat pasif. Hal ini merupakan karakterisik pada
kalimat pasif selain bahwa subjek yang melakukan tindakan tersebut tidak dicantumkan.
Apabila subjek ‘we’ dicantumkan maka kalimat pasif yang lengkap menjadi THE
SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED BY US.
99
(35)
TELEKS V
YR PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED STP
Bentuk Lengkap :
YOUR PROMPT REPLY WOULD BE MUCH APPRECIATED STOP
Pron
adj
N
aux V
part
V
Makna :
‘Kami sangat menghargai jawaban cepat Anda.’
Pada data teleks (26) tersebut, terdapat karakteristik kalimat pasif. Apabila
dijelaskan, maka kalimat aktif seharusnya menjadi WE WOULD APPRECIATE
YOUR PROMPT REPLY. Pada data teleks (26) kalimat pasif ini diawali oleh unsure
yang berperan sebagai penerima tindakan, yaitu YR PROMPT REPLY
Setelah
penerima tindakan disebutkan, kemudian diikuti kata kerja yaitu WUD BE MUCH
APPRECIATED. Orang yang berperan melakukan tindakan, yaitu WE, tidak dicantumkan
pada kalimat pasif ini. Hal ini dikarenakan penulis menganggap pembaca atau penerima
teleks sudah langsung mengetahui siapa yang melakukan tindakan itu (APPRECIATE
THE REPLY) yang tentu saja adalah penulis teleks. Meskipun pelaku tindakan tidak
disebutkan, penulis menganggap pembaca atau penerima teleks memahami maksud dari
kalimat pasif ini sehingga dapat menyingkat waktu penulisan, membuatnya menjadi
efisien dengan tidak perlu mencantumkan pelaku tindakan APPRECIATE.
4.2.3.2 Stilistik
Pada subbab ini dijelaskan gaya bahasa yang dipakai dalam bahasa teleks
yang dapat dilihat dari pilihan kata yang dipakai. Unsur stilistik adalah ragam
tampilan sebuah teks dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya. Sebuah
100
teks bisa ditampilkan dalam bentuk, seperti drama, narasi, bahkan puisi. Dalam
hal gaya bahasa, teks bisa ditampilkan dalam hal pilihan kata, kalimat, majas, atau
yang lainnya.
Dari hasil analisis data, gaya bahasa yang dipakai lebih bersifat sopan. Hal
ini bisa dilihat dengan banyaknya penggunaan kata PLEASE pada teleks yang
dibuat. Secara umum, sebuah teks bisa ditampilkan dalam bentuk, seperti drama,
narasi, bahkan puisi. Namun, dalam penulisan teleks ditampilkan dalam bentuk
yang lebih sederhana seperti pembuatan pesan singkat pada telepon atau pada pos
elektronik.
Pada data teleks yang ada, kata-kata yang digunakan oleh penulis
cenderung pemilihan kata-kata yang lebih sopan, termasuk ketika meminta pihak
tertentu mengerjakan sesuatu atau memerintah. Hal ini dapat dilihat pada beberapa
contoh berikut ini
(36)
APPREC YR ASSIST IN ORDER TO RESPOND TO PAX COMPLAINT.
Bentuk Lengkap
APPRECIATE YOUR ASSISTANCE IN ORDER TO RESPOND TO
PASSENGER’S COMPLAINT
Makna :
‘Pendampingan Anda dalam merespons komplain dari penumpang sangat
dihargai’
(37)
YR URG RESPONSE APPRECIATED
Bentuk Lengkap :
YOUR URGENT RESPONSE IS APPRECIATED
Makna :
‘Respons Anda yang cepat kami hargai’
Kedua kalimat itu menunjukkan apresiasi yang tinggi dari penulis teleks
ketika meminta pihak lain, yaitu penerima teleks untuk mengerjakan sesuatu. Kata
APPRECIATE menjadi kata yang sering digunakan ketika ingin menyampaikan
101
suatu perintah atau mengharapkan penerima teleks melakukan apa yang diminta
pengirim teleks. Makna dari APPRECIATE adalah menghargai. Fungsi kata ini
adalah sebagai bentuk penghargaan atau ucapan terima kasih. Ketika kata ini
dipakai saat penulis hendak meminta orang lain melakukan sesuatu, ini berarti
penulis memberikan penghargaan terlebih dahulu, bahkan sebelum orang yang
dimaksud melakukan apa yang diinginkannya. Penghargaan dan bentuk lain dari
ucapan terima kasih disampaikan sebelum pihak lain yang dimaksud melakukan
tindakan yang disampaikan. Hal ini tentu saja bentuk dari kesopanan penulis yang
disampaikan melalui kata APPRECIATE.
Selain kata APPRECIATE, ada juga pada beberapa teleks menggunakan kata
PLEASE untuk memulai kalimat perintah atau suruhan.
Contoh :
Teleks II : PLS BE ADVD; PLS INFORM
Bentuk Lengkap : PLEASE BE ADVISED; PLEASE INFORM
Makna : ‘Mohon dinasihati,/ diberi saran; tolong beri informasi’
Teleks III : PSE ADJUST
Bentuk Lengkap : PLEASE ADJUST
Makna : ‘Mohon menyesuaikan’
Teleks V : PSE CLARIFY; PSE ADJUST; PSE BE ACKD
Bentuk lengkap : PLEASE CLARIFY; PLEASE ADJUST; PLEASE BE
ACKNOWLEDGE
Makna : ‘Tolong diklarifikasi; tolong menyesuaikan; agar diketahui’
Teleks VII : PSE BE ACKD N ASSIST
Bentuk Lengkap : PLEASE BE ACKNOWLEDGE AND ASSIST
Makna : ‘Agar diketahui dan dampingi’
Teleks VIII : PSE BE ACKD
Bentuk Lengkap : PLEASE BE ACKNOWLEDGE
Makna : ‘Agar diketahui’
Teleks IX : PSE B/ACKD
102
Bentuk Lengkap : PLEASE BE ACKNOWLEDGE
Makna : ‘Agar diketahui’
Teleks X : PSE MAAS N SUGGEST; PSZ B/ACKD
Bentuk Lengkap : PLEASE MAAS AND SUGGEST; PLEASE BE ACKNOWLEDGE
Makna : ‘Tolong diberikan saran; tolong diketahui dan dipahami’
Teleks XI – Teleks XV : PSE ADJST
Bentuk Lengkap : PLEASE ADJUST
Makna : ‘Tolong menyesuaikan’
Penggunaan kata please menunjukkan pilihan kata yang sopan untuk
meminta pihak lain mengerjakan sesuatu. Sebagai rekan kerja mereka tetap
mengedepankan kesantunan dalam berkomunikasi meskipun situasinya ketika
pengirim teleks berada pada posisi jabatan yang lebih tinggi daripada penerima
teleks. Namun, perbedaan terjadi pada penulisan kata PLEASE. Ada yang menulis
dengan PSE, PLS, atau PSZ. Kata kerja yang mengikuti kata PLEASE juga
bervariasi, tergantung pada suruhan atau tindakan apa yang ingin disampaikan
penulis kepada penerima teleks.
4.2.3.3 Retoris
Unsur retoris adalah gaya penekanan sebuah topik dalam sebuah teks. Hal
ini berhubungan dengan bagaiman pesan pada teks tersebut ingin disampaikan.
Penekanan sebuah topik pada teks bisa dilakukan dengan menggunakan bentuk
hiperbola, repetisi, atau yang lainnya.
Pada penulisan data teleks, tidak ada pola pengulangan kata-kata tertentu
untuk menekankan topiknya. Untuk penekanan topik atau informasi yang ingin
disampaikan, penulis mencantumkan tanda /// terutama pada poin subjek berita.
Hal ini bisa dilihat pada contoh teleks berikut.
103
(38)
Teleks X
CS/D/TX-705/MAY13
SUBJ. SUGGEST WAITING TRAPAXS
///// CORVER //////
Bentuk Lengkap :
CS/D/TX-705/MAY13 (No Teleks- Bagian Customer Service/Sub D/Teleks no 705/ Mei
2013)
SUBJECT SUGGEST WAITING TRAPASSENGERS
////CORRECTION VERSION///
Makna :
‘CS/D/TX-705/MAY13 (No Teleks- Bagian Customer Service/Sub D/Teleks no 705/ Mei
2013)
Subjek. Sarankan penumpang untuk menunggu
/// Versi perbaikan teleks sebelumnya///’
Penekanan informasi dilakukan oleh penulis agar penerima teleks memahami
bahwa ini adalah sebuah teleks perbaikan informasi. Oleh karena itu, penulis
menambahkan tanda /// pada kata CORVER sehingga pembaca bisa langsung
fokus pada topik itu.
4.3
Jenis Tindak Tutur
Dalam penelitian ini dianalisis jenis tindak tutur berdasarkan tindak ilokusi
dalam suatu peristiwa tuturan. Jenis tindak tutur yang dibahas di sini hanya tindak
tutur dalam peristiwa tuturan secara tertulis karena teleks merupakan jenis bahasa
tulis. Perbedaan dengan tindak tutur lisan adalah dalam tindak tutur lisan,
biasanya gerak tubuh dan ekspresi wajah akan memengaruhi atau menjadi elemen
penting lain untuk dianalisis berkaitan dengan tuturan yang disampaikan. Namun,
pada tindak tutur tertulis seperti bahasa teleks, gerak tubuh dan ekpresi wajah dua
pihak yang terlibat dalam peristiwa tutur tidak menjadi satu elemen penting yang
dianalisis. Hanya tulisan dari pengirim teleks yang dianalisis mengenai tindak
tuturnya.
104
Adapun jenis tindak tutur yang ada pada teleks ini adalah sebagai berikut.
4.3.
Representatif (kadang-kadang disebut asertif) adalah tindak tutur yang
mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya (contohnya
menyatakan, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan).
Pada data teleks yang ada, sebagian besar penulisnya menyatakan atau mengenai
suatu kejadian dan konsekuensi yang muncul akibat kejadian tersebut.
(39)
Teleks XI
SUBJ. PKGPL EXGA401/12 SEP FINDING LIVE RAT/MOUSE AT CABIN AREA
CONSEQ AS FLWS
AA.PKGPJ EX GA405 OPER GA860/863/12 SEP EXPECT DELAY 15 MNTS
BB.PKGPE EX BASE OPER GA406/12 SEP ED CGK0500 DPS0705/0910 CGK1110
UTC
CC.NEXT SCHD WILAD
ALLCON PSE ADJST ACCDGLY
Pada kalimat ini dinyatakan bahwa telah ditemukan tikus hidup di area
kabin. Kalimat ini termasuk kalimat yang menyatakan atau melaporkan. JKT
menyatakan telah ditemukan tikus hidup di area kabin. Selanjutnya pada teleks
ini dinyatakan bahwa sebagai konsekuensi dari ditemukannya tikus di area kabin,
maka pesawat akan terlambat setidaknya 15 menit. Hal ini merupakan pernyataan
atau pemberitahuan.
(40)
Teleks XII
SUBJ. PKGPL EXGA401/12 SEP FINDING LIVE RAT/MOUSE AT CABIN AREA
CONSEQ AS FLWS
AA PKGPJ EX GA405 OPER GA860/863/12 SEP EXPECT DELAY 15 MNTS
BB.PKGPE EX BASE OPER GA406/427/12 SEP ED CGK0500 DPS0705/0910
CGK1110 UTC
---------CC.NEXT SCHD WILAD
ALLCON PSE ADJST ACCDGLY
105
Teleks ini hanya memberikan informasi tambahan mengenai nomor
penerbangan yang tidak disebutkan di teleks sebelumnya, yaitu dari GA406
(teleks awal) menjadi GA406/427 (teleks baru). Tidak ada tambahan perintah
kepada pembaca teleks, hanya tambahan informasi.
(41)
Teleks I
SUBJ. CARETAKER SHADM
DM/TLX-001/JAN11
REF SPPD/TYOAM-006/11 RGD KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JKT CMA
SHADM MR PIKRI ILHAM K/528225 WL ATTEND THIS MTG FR 02JAN11 TO
05JAN11 N DURING ABSENT PVGKK MR.AAY ASHADI/526775 WL ASSIGN AS
CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O STP TKS FYR KIND ATTN N BRGDS
FSTP//
SENT
Pada teleks ini, pengirim menginformasikan bahwa terkait dengan
pimpinan cabang Shanghai mengikuti sosialisasi IPO di Jakarta, maka posisi
beliau di cabang tersebut digantikan oleh manajer airport cabang Pudong, China
sampai pimpinan kembali. Di sini juga dinyatakan bahwa manajer airport
merupakan pengganti untuk posisi yang normal. Hal ini berarti bahwa untuk
keputusan yang memerlukan pertimbangan lebih lanjut tidak bisa diambil oleh
manajer tersebut, tetapi harus melaporkan kepada pimpinan cabang Shanghai.
(42)
Teleks II
SUBJ PUBLIC HOLIDAY DUE TO AUSTRALIA DAY ON 26FEB2011
DM/TX/007/11 20JAN11
PLS BE ADVD THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED
26TH JAN 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STP
OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA HOWEVER WILL BE OPERATING
AS PER NORMAL STP
PLS INFORM ALL DEPS ACCORDINGLY FLSTP BRGDS
SENT
Bentuk Lengkap Teleks II
SUBJECT PUBLIC HOLIDAY DUE TO AUSTRALIA DAY ON 26 FEBRUARY
2011
DM/TX/007/11 20 JANUARY 2011
PLEASE BE ADVISED THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON
WED 26TH JANUARY 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY
STOP
106
OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA HOWEVER WILL BE OPERATING
AS PER NORMAL STOP
PLEASE INFORM ALL DEPARTMENTS ACCORDINGLY FULLSTOP BEST
REGARDS
SENT
Makna Teleks II :
‘Subjek Hari Libur Nasional sehubungan dengan Hari Australia pada 26 Februari 2011
DM/TX/007/11 20 Januari 2011
Mohon diketahui bahwa Kantor Cabang Sydney akan tutup pada 26 Januari 2011 karena
Hari Libur Nasional Australia.
Namun, Kantor kami di airport, SYDKKGA akan tetap beroperasi seperti biasa.
Tolong informasikan semua bagian mengenai hal ini. Salam.
Terkirim’
Pada teleks tersebut, pengirim memberikan informasi kepada penerima teleks
bahwa Garuda Indonesia cabang Sydney akan ditutup pada 26 Januari 2011
karena hari libur nasional di Australia. Namun, pengirim juga menjelaskan bahwa
khusus kantor Garuda Indonesia di Bandar Udara Sydney tetap akan beroperasi
seperti biasa. Hal ini bisa dilihat pada kalimat THE SYDNEY CITY OFFICE WILL
BE CLOSED ON WED 26TH JAN 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC
HOLIDAY STP. Penggunaan WILL BE yang berarti akan dengan jelas menyatakan bahwa
penulis teleks ingin menyampaikan kepada semua pihak apa yang akan terjadi dan akan
dilakukan oleh Kantor Cabang Sydney sehingga pihak-pihak tersebut dapat
menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
Di sini terlihat jelas bahwa pengirim teleks, yaitu General Manager
Garuda Indonesia Kantor Cabang Sydney ingin memberikan informasi kepada
pihak-pihak terkait mengenai waktu operasional mereka. Hal ini perlu dilakukan
agar nantinya tidak ada kesalahpahaman antar cabang ketika kantor ini berusaha
dihubungi pada hari libur tersebut.
107
4.3.2 Direktif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar
pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujaran itu (misalnya
menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, menantang)
(43)
Teleks XI
ALLCON PSE ADJST ACCDGLY
Bentuk Lengkap :
ALL CONDITIONS PLEASE ADJUST ACCORDINGLY
Makna :
‘Untuk semua bagian mohon menyesuaikan pada semua kondisi yang
berhubungan’
Pada teleks ini jelas terlihat bahwa penulis memberikan perintah agar
penerima teleks melaksanakan beberapa tindakan sebagai konsekuensi dari
informasi pada teleks sebelumnya bahwa ditemukannya tikus di area kabin.
JKTOMGA sebagai pihak yang berhak memberikan instruksi, memberikan
perintah pada beberapa pihak yang berkaitan, yaitu
untuk hal-hal berikut.
AA.PKGPJ EX GA405 OPER GA860/863/12 SEP EXPECT DELAY 15 MNTS
Bentuk lengkap :
AA. PKGPJ EX GA405 OPERATE FLIGHT NUMBER GA860/863/12 SEPTEMBER
EXPECT DELAY 15 MINUTES
Makna :
‘AA. PKGPJ EX penerbangan nomor GA405 operasikan penerbangan nomor
GA860/863/ tanggal 12 September dan menjadi terlambat 15 menit’
Dalam hal ini, JKTOMGA memerintahkan barang-barang yang ada pada
penerbangan GA305 agar dipindahkan pada penerbangan GA860 atau 863 pada
12 September dan akan terjadi keterlambatan penerbangan selama 15 menit.
Pada teleks ini, JKTOMGA juga meminta agar pihak terkait dapat
menyesuaikan dengan kondisi berikut.
BB.PKGPE EX BASE OPER GA406/12 SEP ED CGK0500 DPS0705/0910 CGK1110
UTC
108
Bentuk Lengkap
BB. PKGPE EX BASE OPERATE GA406/ DATED 12 SEPTEMBER ESTIMATED IN
CENGKARENG AT 05.00 IN DENPASAR AT 07.05/09.10 IN CENGKARENG AT 11.10
UTC
Makna
‘BB. PKGPE EX BASE dioperasikan pada penerbangan nomor GA406/ 12 September
perkiraan waktu di Cengkareng pada pukul 06.00, Denpasar pada pukul 07.05/09.10 di
Cengkareng pada pukul 11.10 UTC’
(44)
Teleks IV
APPREC YR ASSIST IN ORDER TO RESPOND TO PAX COMPLAINT. PAX
HANEKROOT JAMES MR AND CUNNINGHAM EMILY MS HAD PURCHASED
GA KL TICKET AND WERE OB GA715 18 DEC SYDDPS AND THEN IN TRANSIT
IN DPS FOR 5.5 HOURS CONNEX WITH KL836 DPSAMS 18 DEC. EVEN
THOUGH TRANSIT WAS UNDER TIMATIC SYSTEM OF 8 HOURS PAX WERE
MADE TO EXIT CUSTOMS BUY A VISA PAY DEP TAX AND RECHECK WITH
KLM. PLS ADV WHY PAX WERE ASKED TO DO THIS WHEN THEY SHOULD
HAVE BEEN ALLOWED TO STAY IN TRANSIT AT NO COST. PAX ARE
RETURNING ON KL835 23JAN AMSDPS AND GA714 25JAN DPSSYD PNR
RIXIUU TRANSIT 5.30 HOURS PLS MAX ASST PAX SO SAME PROBLEM DOES
NOT OCCUP ON RT. YR URG RESPONSE APPRECIATED. BRGDS SHIRLEY
CUSTOMER RELATIONS SYDDDGA
SENT
Bentuk lengkap Teleks IV
APPRECIATE YOUR ASSISTANCE IN ORDER TO RESPOND TO PASSENGER’S
COMPLAINT. PASSENGER HANEKROOT JAMES MR AND CUNNINGHAM
EMILY MS HAD PURCHASED GARUDA KUALA LUMPUR TICKET AND WERE
ON BOARD IN FLIGHT NUMBER GA715 ON 18 DECEMBER ROUTE SYDNEYDENPASAR AND THEN IN TRANSIT IN DENPASAR FOR 5.5 HOURS
CONNECTED WITH FLIGHT NUMBER KL836 DPS-AMSTERDAM ON 18
DECEMBER. EVEN THOUGH TRANSIT WAS UNDER TIMATIC SYSTEM OF 8
HOURS PASSENGER WERE MADE TO EXIT CUSTOMS BUY A VISA PAY
DEPARTURE TAX AND RECHECK WITH KLM. PLEASE ADVISE WHY PAX
WERE ASKED TO DO THIS WHEN THEY SHOULD HAVE BEEN ALLOWED TO
STAY IN TRANSIT AT NO COST. PASSENGER ARE RETURNING ON FLIGHT
NUMBER KL835 ON 23 JANUARY ROUTE AMSTERDAM-DENPASAR AND
FLIGHT NUMBER GA714 ON 25 JANUARY ROUTE DENPASAR-SYDNEY WITH
PNR RIXIUU TRANSIT 5.30 HOURS PLEASE MAXIMIZE ASSIST PASSENGERS
SO SAME PROBLEM DOES NOT OCCUPIED ON RETURN. YOUR URGENT
RESPONSE APPRECIATED. BEST REGARDS SHIRLEY CUSTOMER RELATIONS
SYDDDGA
SENT
Makna Teleks IV
‘Kami hargai pendampingan Anda untuk merespons complain dari penumpang.
Penumpang atas nama Tuan James Hanekroot dan Nyonya Emily Cunningham telah
membayar tiket Garuda KL dan sudah terbang dengan nomor penerbangan GA715 pada
18 desember rute Sydey-Denpasar dan transit di Denpasar selama 5,5 jam untuk
109
penerbangan lanjutan dengan nomor penerbangan KL836 rute Denpasar-Amsterdam pada
18 Desember. Meskipun transit berada di dalam sistem tematik selama 8 jam, penumpang
diminta keluar dari area bea cukai, membeli visa, membayar pajak kedatangan dan
memeriksa kembali dengan KLM. Tolong diinformasikan, mengapa penumpang diminta
melakukan hal ini di mana seharusnya mereka diizinkan untuk tinggal di area transit
tanpa biaya apa pun. Penumpang ini akan melakukan penerbangan kembali dengan
nomor penerbangan KL835 pada 23 Januari dengan rute Amsterdam-Denpasar dan
nomor penerbangan GA714 pada tanggal 25 Januari dengan rute Denpasar-Sydney
dengan nomor tiket RIXIUU dan melakukan transit selama 5 jam 30 menit. Tolong
maksimalkan untuk mendampingi penumpang sehingga masalah yang sama tidak akan
terjadi pada penerbangan tersebut. Respons cepat Anda kami hargai. Salam Shirley
Customer Relation SYDDDGA’
Pada teleks ini penulis menyampaikan perintahnya melalui kata-kata yang
lebih sopan dan halus dengan kata APPRECIATE YOUR ASSISTANCE IN ORDER TO
RESPOND TO PAX COMPLAINT. Customer relation di bagian sales di kantor
Garuda Sydney, meminta agar customer service garuda di Denpasar dapat
memberikan respons atau klarifikasinya mengenai masalah yang terjadi. Dia juga
meminta agar pada penerbangan berikutnya yang akan transit di Denpasar pada
25 Januari, penumpang yang sama diberikan pendampingan yang maksimal
sehingga masalah yang sama tidak terulang lagi pada mereka. Hal ini dinyatakan
pada kalimat PLS MAX ASST PAX SO SAME PROBLEM DOES NOT OCCUP ON
RETURN.
(45)
Teleks II
SUBJ PUBLIC HOLIDAY DUE TO AUSTRALIA DAY ON 26FEB2011
DM/TX/007/11 20JAN11
PLS BE ADVD THAT THE SYDNEY CITY OFFICE WILL BE CLOSED ON WED
26TH JAN 2011 DUE TO THE AUSTRALIA DAY PUBLIC HOLIDAY STP
OUR SYDNEY AIRPORT OFFICE SYDKKGA HOWEVER WILL BE OPERATING
AS PER NORMAL STP
PLS INFORM ALL DEPS ACCORDINGLY FLSTP BRGDS
SENT
110
Pada teleks ini, selain tindak ujaran representatif, juga terkandung tindak
ujaran direktif. Hal ini bisa dilihat dari kalimat PLS INFORM ALL DEPS
ACCORDINGLY FLSTP BRGDS. Pengirim teleks, yaitu General Manager Kantor
Cabang Denpasar Sydney meminta kepada semua penerima teleks agar
meneruskan informasi ini kepada semua departemen di setiap Kantor Cabang
Denpasar. Tujuan kepada siapa perintah ini disampaikan memang tidak langsung
ditulis. Hal ini berarti bahwa perintah dalam bentuk yang lebih halus dengan
memakai kata please ditujukan kepada semua penerima teleks. Penerima teleks
dalam hal ini adalah semua general manager di beberapa Kantor Cabang
Denpasar yang berhubungan dengan Kantor Cabang Denpasar Sydney. Tentunya
pengirim teleks ingin agar general manager di Kantor Cabang Denpasar lain bisa
meneruskan informasi ini kepada semua departemen yang ada di setiap
lingkungannya.
(46)
TELEKS V
CS/I/TX-0539/JAN11
SUBJ* UNMATCH TICKETS
REPORTED DUR CHECK IN GA725/716/19JAN DPS-CGK/MRLIM/PINKDR N
IWOOD/KELLYMS HLDG C-CLASS RESV RLOC *QEWOKG N WERE ISSUED
UND NO 1266427788708-711 PAPER TICKETS FIGUR BUT PAXS DOES NOT
HELD THOSE TKTS ISO ITIN ONLY STP TKTS WAS SGD116 ALBERNI STREET
SUITE 1406 VANCOUVER BRITISH COLUMBIA FAX 1 604 681 8953 STP AS WE
KNOW IF SUCH TKTS HVE ALREADY ISSUED USUALLY IS ELECTRONIC BUT
THE ACT ISSD AS PAPER TICKETS STP OFCOURSE WE GOT PROBLEM DUR
CHECK-IN CAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND UNABLE TO
ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STP
PAXS WERE VERY UPSET N COMPLAIN RGDG THIS PROBLEM STP FINALLY
WE ACCPT THOSE PAXS TO MIN BIG COMPLAIN N PAX INCONV STP
ATT YVRGA PSE CLARIFY TO THE AGT FOR SOLVING THE DOCUMENTS
TO H/O CQ CGKUR/JKTWA/HDQWLGA STP
ATT CGKUR/JKTWA/HDQWL PSE ADJUST DOCUMENTS ACCDGLY N
WAITING REPLY FROM YVRTOGA STP
YR PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED STP
PSE BE ACKD FSTP //
BRGDS GELGEL
111
SENT
Bentuk Lengkap TELEKS V
CS/I/TX-0539/JAN11 (NO TELEKS)
SUBJECT UNMATCH TICKETS
REPORTED DURING CHECK IN OF FLIGHT NUMBER GA725/716/ 19 JANUARY
DENPASAR-CENGKARENG/MRLIM/PINKDR
AND
IWOOD/KELLYMS
HOLDING C-CLASS RESERVATION WITH BOOKING CODE RLOC *QEWOKG
AND WERE ISSUED UNDER TICKET NUMBER 1266427788708-711 PAPER
TICKETS FIGURE BUT PASSENGERS DOES NOT HELD THOSE TICKETS ISO
ITTINERY ONLY STOP TICKETS WAS SGD116 ALBERNI STREET SUITE 1406
VANCOUVER BRITISH COLUMBIA FAX 1 604 681 8953 STOP AS WE KNOW IF
SUCH TICKETS HAVE ALREADY ISSUED USUALLY IS ELECTRONIC BUT THE
ACTUAL ISSUED AS PAPER TICKETS STOP OFCOURSE WE GOT PROBLEM
DURING CHECK-IN BECAUSE THE FIGURES A LOT DIFFERENCE AND
UNABLE TO ASSOCIATE AS PROPER DOCUMENT STOP
PASSENGERS WERE VERY UPSET AND COMPLAIN REGARDING THIS
PROBLEM STOP FINALLY WE ACCEPT THOSE PASSENGERS TO MINIMIZE
BIG COMPLAIN AND PASSENGERS’ INCONVENIENT STOP
ATTENTION YVRGA PLEASE CLARIFY TO THE AGENT FOR SOLVING THE
DOCUMENTS
TO H/O CQ CGKUR/JKTWA/HDQWLGA STOP
ATTENTION CGKUR/JKTWA/HDQWL PLEASE ADJUST DOCUMENTS
ACCORDINGLY AND WAITING REPLY FROM YVRTOGA STOP
YOUR PROMPT REPLY WOULD BE MUCH APPRECIATED STOP
PLEASE BE ACKDNOWLEDGE FULLSTOP //
BEST REGARDS GELGEL
SENT
Makna TELEKS V
‘CS/I/TX-0539/JAN11 (NO TELEKS)
Subjek Tiket yang tidak sesuai
Dilaporkan bahwa selama check in penerbangan nomor GA725/716 19 Januari rute
Denpasar-Cengkareng atas nama Tuan Pinkdr Lim dan Nyonya Kelly Iwood memegang
reservasi kelas C dengan kode pemesanan RLOC *QEWOKG dan diterbitkan dengan
nomor tiket 1266427788708-711 berupa tiket kertas. Namun, penumpang tidak
memegang tiket tersebut dan hanya jadwal dengan alamat pemesan SGD116 ALBERNI
STREET SUITE 1406 VANCOUVER BRITISH COLUMBIA dan nomor faksimile 1
604 681 8953. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa seperti kita ketahui bersama
apabila tiket sudah diissued biasanya berupa tiket elektronik, namun tiket aslinya berupa
tiket kertas. Tentu saja kami mendapat masalah selama check-in karena tampilan tiket
yang dibawa jauh berbeda dan tidak bisa disesuaikan dengan dokumen biasanya.karena
tampilannya jauh berbeda dan tidak dapat disesuaikan dengan dokumen yang seharusnya.
Penumpang sangat marah dan komplain sehubungan dengan masalah ini. Akhirnya kami
menerima penumpang tersebut untuk meminimalisasi komplain dan ketidaknyamanan
mereka.
Perhatian kepada VRGA, tolong klarifikasi kepada agen untuk menyelesaikan masalah
dokumen-dokumen
112
Kepada H/O CQ CGKUR/JKTWA/HDQWLGA .
Perhatian kepada CGKUR/JKTWA/HDQWL, tolong sesuaikan dokumen-dokumen
tersebut dan menunggu jawaban dari YVRTOGA.
Jawaban PROMPT Anda akan sangat kami hargai.
Agar diketahui.
Salam Gelgel
Terkirim’
Pada teleks ini selain digunakan tindak ujaran representatif, terdapat pula
tindak ujaran direktif yang berisikan agar pihak penerima teleks dapat
menindaklanjuti teleks ini. Hal tersebut bisa dilihat dari kalimat berikut.
a) ATT YVRGA PSE CLARIFY TO THE AGT FOR SOLVING THE DOCUMENTS
Pengirim teleks meminta kepada YVRGA agar mengklarifikasikan kepada agen
tiket untuk mengatasi permasalahan dokumen yang ada.
b) ATT CGKUR/JKTWA/HDQWL PSE ADJUST DOCUMENTS ACCDGLY N
WAITING REPLY FROM YVRTOGA STP
Pada kalimat tersebut, pengirim teleks meminta kepada pihak CGKUR, JKTWA,
dan HDQWL agar dapat menyesuaikan dokumen yang dibuat dengan kondisi yang
ada serta meminta agar menunggu teleks balasan dari bagian tiket di YVRGA.
c) YR PROMPT REPLY WUD BE MUCH APPRECIATED STP
PSE BE ACKD FSTP
Pada kalimat ini penulis teleks juga meminta kepada pihak CGKUR, JKTWA, dan
HDQWL agar dapat mengirim teleks balasan mengenai permasalahan ini. Bahasa
yang digunakan memang sangat sopan karena disampaikan dengan kata-kata
WUD BE MUCH APPRECIATED.
113
4.3.3 Ekspresif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar
ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam ujaran
itu (misalnya memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh).
Pada data teleks yang ada bentuk tindak ujaran yang diungkapkan memiliki
kesamaan pola, yaitu ketika mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kerja
samanya tentang hal yang disampaikan, yaitu bentuk, seperti di bawah ini.
a) TKS FYR KIND ATTN
Bentuk Lengkap :
THANKS FOR YOUR KIND ATTENTION
Makna :
‘Terima kasih atas perhatian Anda’
b) MNY THKS FR YR BCOOPS
Bentuk Lengkap :
MANY THANKS FOR YOUR BEST COOPERATIONS
Makna :
‘Terima kasih banyak atas kerja sama Anda’
c) YR URG RESPONSE APPRECIATED
Bentuk Lengkap :
YOUR URGENT RESPONSE IS APPRECIATED
Makna :
‘Kami hargai respons cepat anda’
d) THKS
Bentuk Lengkap :
THANKS
Makna :
‘Terima kasih banyak’
Pada semua teleks, bentuk ekspresif yang disampaikan berupa rasa terima
kasih, tetapi polanya tidak selalu sama. Ada yang menggunakan bentuk kalimat
panjang, seperti tiga kalimat pertama. Namun, ada pula yang memakai pola sangat
singkat seperti contoh terakhir, yaitu THKS. Semua bentuk tindak ujaran ini
muncul di akhir teleks sebagai penutup.
114
4.3.4 Komisif
adalah
tindak
tutur
yang
mengikat
penuturnya
untuk
melaksanakan apa yang disebutkan di dalam ujarannya (misalnya :berjanji,
bersumpah, mengancam).
Pada sumber data penelitian ini, tidak ditemukan teleks yang berisikan tindak
tutur komisif. Di lingkungan PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar
Denpasar tidak ditemukan ujaran dalam teleks yang menyebutkan berjanji,
bersumpah ataupun mengancam.
4.3.5 Deklaratif, adalah tindak tutur yang dilakukan untuk menciptakan hal
(status,
keadaan,
dan
sebagainya)
yang
baru
(misalnya:
memutuskan,
membatalkan, melarang, mengizinkan, memberi maaf).
(47)
Teleks I
SUBJ. CARETAKER SHADM
DM/TLX-001/JAN11
REF SPPD/TYOAM-006/11 RGD KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JKT CMA
SHADM MR PIKRI ILHAM K/528225 WL ATTEND THIS MTG FR 02JAN11 TO
05JAN11 N DURING ABSENT PVGKK MR.AAY ASHADI/526775 WL ASSIGN
AS CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O STP TKS FYR KIND ATTN N
BRGDS FSTP//
SENT
Pada teleks ini, penulisnya adalah General Manager Kantor Cabang Denpasar
Shanghai. Pernyataan N DURING ABSENT PVGKK MR.AAY ASHADI WL ASSIGN AS
CARETAKER FR NML OPTS OF SHA B/O STP memang juga termasuk tindak ujaran
representatif, yaitu menyatakan atau menginformasikan. Namun, pernyataan ini
juga sebagai bentuk putusan di mana General Manager Kantor Cabang Denpasar
Shanghai menunjuk manager airport di Pudong sebagai pelaksana harian ketika ia
115
sedang mengikuti rapat di Jakarta. Keputusan ini secara tidak langsung juga
memberikan izin kepada manager airport di Pudong untuk melaksanakan tugastugas harian yang bersifat normal sebagai pelaksana harian General Manager
Shanghai. Pernyataan ini juga mengandung larangan bagi pelaksana harian
general manager untuk mengambil keputusan yang di luar operasional normal.
Hal ini berarti apabila ada kasus-kasus tertentu di luar operasional kantor yang
normal, general manager melarang pelaksana harian untuk membuat keputusankeputusan baru menyangkut masalah tersebut.
Keputusan penunjukkan pelaksana harian ini dapat disampaikan melalui teleks
karena alasan efektif dan efisien. Penulis pada teleks ini adalah General Manager
PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Denpasar Shanghai yang merupakan kantor
pusat perusahaan penerbangan milik Indonesia ini di negara Tiongkok. Di negara
ini PT Garuda Indonesia memiliki beberapa Kantor Cabang Denpasar lainnya
seperti Kantor Cabang Denpasar Pudong.
Ketika koordinator wilayah Tiongkok, yaitu General Manager Shanghai
tidak berada di kantornya karena sedang mengikuti tugas di luar negeri, termasuk
mengikuti rapat di kantor pusat di Jakarta, penunjukkan pelaksana harian
dilakukan melalui teleks. Hal ini dilakukan karena general manager memerlukan
media komunikasi yang lebih cepat dan efisien sehingga informasi tentang hal ini
bisa diterima oleh seluruh karyawan Garuda Indonesia, baik di wilayah Tiongkok
maupun Kantor Cabang Denpasar Garuda Indonesia di Negara lain.
Hal yang menarik pada teleks ini dicantumkan juga nomor teleks
sebelumnya yang merupakan referensi dalam penulisan teleks ini. Teleks
116
sebelumnya yang dijadikan acuan dalam penulisan teleks ini adalah REF
SPPD/TYOAM-006/11 RGD KICK OFF SOSIALISASI IPO IN JKT. Penulis
teleks mencantumkan nomor teleks sebelumnya yang dikirim oleh General
Manager Kantor Cabang Denpasar Tokyo. Kantor Cabang Denpasar Tokyo
merupakan koordinator wilayah bagi PT Garuda Indonesia di Asia. Apabila ada
kegiatan yang melibatkan Kantor Cabang Denpasar di wilayah Asia (di luar
Indonesia), maka Kantor Cabang Denpasar Tokyo yang bertanggung jawab untuk
memberikan koordinasi dan informasi kepada Kantor Cabang Denpasar Asia (di
luar Indonesia) lainnya mengenai kegiatan tersebut. Selain menyampaikan nomor
teleks sebelumnya, pada teleks ini juga disebutkan inti informasi atau subjek dari
teleks referensi sebelumnya, yaitu tentang pertemuan atau sosialisasi IPO di
Kantor Pusat Jakarta.
117
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data mengenai bentuk bahasa teleks di PT
Garuda Indonesia (Persero) Kantor Cabang Denpasar Denpasar dapat disimpulkan
sebagai berikut. Variasi bahasa yang digunakan dalam bahasa teleks di PT Garuda
Indonesia (Persero) Kantor Cabang Denpasar Denpasar adalah pola penyingkatan
dengan menggunakan huruf konsonan dan pola suku kata. Sementara variasi pada
kosakata terdiri atas kosakata umum yang digunakan di semua departemen dan
ada juga kosakata khusus pada setiap departemen. Kelas kata yang muncul pada
bahasa teleks adalah kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan.
Diantara empat kelas kata tersebut, kelas kata yang muncul pada data didominasi
oleh kata benda dan kata kerja.
Dilihat dari analisis wacana, bahasa teleks terdiri atas jenis teks
permintaan atau perintah (request), teks konfirmasi, dan teks jawaban. Setiap teks
memiliki karakteristik, baik dalam hal kosakatanya maupun secara struktur makro
memiliki pesan umum dan pesan khusus. Struktur skematik pada tiap teks
memiliki bagian pendahuluan, isi dan bagian penutup. Dilihat dari segi struktur
mikro, bahasa teleks menggunakan baik pola kata dasar maupun pola kata
turunan. Pada pola frasa, bahasa teleks menggunakan baik pola frasa nomina,
frasa verba, frasa ajektiva, frasa adverbial, maupun frasa preposisi, sementara pola
118
kalimat yang digunakan pada bahasa teleks baik berupa kalimat sederhana
maupun kalimat kompleks yang cenderung didominasi oleh kalimat kompleks.
Jenis kalimat yang digunakan baik berupa kalimat aktif maupun kalimat pasif.
Dari lima jenis tindak tutur yang dikemukakan oleh Searle, pada bahasa
teleks di PT Garuda Indonesia (Persero) Kantor Cabang Denpasar Denpasar hanya
terdapat empat jenis tindak tutur, yaitu representatif, direktif, ekspresif, dan
deklaratif. Tidak ada tindak ujaran komisif yang berupa janji, ancaman, dan
sumpah pada data teleks ini.
5.2
Saran
Penelitian ini menganalisis bentuk bahasa teleks, baik dari pola
penyingkatan, kosakata, maupun struktur teleks (berdasarkan jenis teks). Untuk
itu, diharapkan akan ada penelitian-penelitian berikutnya yang juga membahas
bahasa teleks. Namun, tentunya pembahasan berikutnya akan lebih mendalam
mengenai makna terutama kesepahaman makna yang tejadi pada komunikasi
dengan menggunakan teleks. Hal ini penting untuk diteliti agar dapat diketahui
apakah ada kemungkinan terjadinya ketidaksepahaman dalam berkomunikasi
dengan menggunakan teleks.
119
DAFTAR PUSTAKA
Austin, J.L. 1962. How To Do Thing With Word. Oxford: Clarendon.
Brown, Gillian & Yule, George. 1983. Discourse Analysis. Cambridge Textbooks
in Linguistics. USA. Cambridge University Press.
Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Dhianari, Ni Made. 2011. Ragam Bahasa Kaskus. Denpasar: Universitas
Udayana.
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:
Percetakan Lkis.
Hornby, AS. 1987. Oxford Advanced Learner’s Dctionaryof Current English.
Oxford: Oxford University Press.
Keraf, Gorys. 1994. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Kridalaksana, Harimukti. 1978. Struktur Sosial dan Variasi Bahasa Fungsi
Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa Indah.
Kridalaksana, Harimukti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Leech, Geoferry. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik (Diterjemahkan oleh M.D.D.
Oka). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Levinson, C. Stephen. 1989. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University
Press.
Lyons, John, 1995. Linguistic Semantic an Introduction. Great Britain:
Cambridge University Press.
Lyons, John. 1997. Semantics. Volume I. Cambridge: Cambridge University
Press.
Quirk, R. et al. 1973. A University Grammar of English. England: Longman.
120
Samsuri. 1987/1988. Analisis Wacana. Malang: IKIP Malang.
Searle, John R. 1979. The Philosophy of Language. Oxford: Oxford University
Press.
Sudana, I Wayan. 2007. Telaah Struktur dan Makna Ragam Bahasa Gaul.
Denpasar: Universitas Udayana.
Sudaryanto. 1985. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sumarlam. 2003. Teori dan Praktek Analisis Wacana. Karanganyar, Solo: Pustaka
Cakra Surakarta.
Sumarlam, Adhani, dkk. 2004. Analisis Wacana. Bandung: Pakar Raya (Pakarnya
Pustaka).
Waridah, Ernawati. 2008. EYD dan Seputar Kebahasa- Indonesiaan. Jakarta:
Kawan Pustaka.
Wierzbicka, Anna. 1987. English Speech Act Verbs. New South Wales: Academic
Press Australia.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Bahasa, 2007. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Edisi Ketiga. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
121
Lampiran 1 JADWAL PENELITIAN
NO KEGIATAN
9
(2013-2014)
1
Ujian Proposal
2
Perbaikan
Proposal
3
Pengumpulan
Data
Pengolahan Data
4
Analisis Data
5
Penyusunan Draft
Hasil Penelitian
6
Konsultasi
dan
Perbaikan
7
Seminar
Hasil
10 11 12 1 2
122
Penelitian
8
Konsultasi Pasca
Seminar
Hasil
Penelitian
9
Ujian Tesis
10
Perbaikan
11
Penyerahan Tesis
ke Program Studi
dan PPs
Lampiran 2 DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PEGAWAI
P.T. GARUDA INDONESIA CABANG DENPASAR
123
1. Di bagian apakah Anda bekerja di PT Garuda Indonesia Kantor Cabang
Denpasar Denpasar?
2. Apa jabatan/posisi Anda di bagian tersebut?
3. Berapa lama Anda sudah bekerja di bagian tersebut?
4. Apakah Anda aktif menggunakan teleks sebagai media komunikasi saat
bekerja ?
5. Selain teleks apa saja media komunikasi yang Anda pakai saat bekerja?
6. Ketika situasi seperti apa Anda memutuskan untuk menggunakan teleks
daripada media komunikasi yang lain?
7. Darimana Anda mendapatkan pengetahuan mengenai bahasa teleks?
(dapat memilih lebih dari satu)
a) Pelatihan
b) Kamus Teleks
c) Atasan
d) Teman Kerja
8. Apakah menurut Anda teleks masih tepat dan efektif digunakan untuk
komunikasi dalam bidang pekerjaan Anda? Mengapa?
9. Apakah Anda pernah tidak memahami isi teleks yang Anda terima?
10. Apa saja hal yang terkadang membuat Anda tidak mengerti isi teleks
tersebut?
11. Apakah Anda pernah mengalami kesalahan komunikasi dengan penerima
atau pengirim teleks?
124
Lampiran 3 RANCANGAN PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
125
1.3
Tujuan Penelitian
1.4
Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN
MODEL PENELITIAN
2.1
Kajian Pustaka
2.2
Konsep
2.3
Landasan Teori
2.4
Model Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
3.2
Lokasi Penelitian
3.3
Jenis dan Sumber Data
3.4
Instrumen Penelitian
3.5
Metode dan Teknik Pengumpulan Data
3.6
Metode dan Teknik Analisis Data
3.7
Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
BAB IV STRUKTUR BAHASA TELEKS
BAB V JENIS TINDAK TUTUR DAN MAKNA PADA BAHASA
TELEKS
126
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
7.1
Simpulan
7.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 4 SAMPEL TELEKS
Download