BEBERAPA ASPEK BIOLOGI CALAPPA HEPATICA

advertisement
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Oseana, Volume XXX, Nomor 4, 2005 : 11 - 17
ISSN 0216-1877
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI CALAPPA HEPATICA (Linnaeus, 1758)
(CRUSTASEA; DECAPODA; BRACHYURA; CALAPPIDAE)
Oleh
Ernawati Widyastuti
1)
ABSTRACT
SOME BIOLOGICAL ASPECTS OF CALAPPA HEPATICA (Linnaeus, 1758)
(CRUSTACEA; DECAPODA; BRACHYURA; CALAPPIDAE). Calappa hepatica
is one of crab species of genus Calappa. family Calappidae and known as a "box
crabs " or "shame-faced crabs ". This crab is commonly found on sandy substrate in
intertidal and shallow waters and has a wide distribution area along "Indo-West
Pacific ". Some biological aspects such as systematic, morphology, respiration and
others are discussed in this paper.
& JUWANA, 2005).
Kelompok kepiting (Brachyura) terdiri dari
banyak jenis, marga dan suku. Salah satu jenis dari
kelompok kepiting adalah Calappa hepatica dari
marga Calappa, suku Calappidae. Calappidae
sering dikenal dengan istilah "Box Crabs",
khususnya untuk anak suku Calappinae. Istilah
tersebut disebabkan karena kepiting dari suku
Calappidae dapat menyembunyikan kakikakinya ke bawah tubuhnya, sehingga
mempunyai bentuk tubuh yang unik menyerupai
sebuah kotak (box) dengan rapi. Selain itu,
biota tersebut juga dikenal dengan istilah
"shame-faced crabs", karena memiliki kebiasaan
menyembunyikan kaki-kakinya di bagian depan
dari karapas, sehingga terlihat seperti sedang
malu-malu (BOYCE et al, 2001). Oleh karena
bentuk tubuh yang khusus tersebut, maka kepitingkepiting dari suku Calappidae lebih mudah
dikenali.
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai negara yang
mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi, baik
yang hidup di darat maupun di laut. Salah satu
sumberdaya hayati yang hidup di laut adalah
kelompok kepiting. Kepiting dalam taksonomi
dikenal dengan infraordo Brachyura dan merupakan
kelompok hewan yang termasuk dalam bangsa
(ordo) Decapoda, induk kelas Krustasea dari filum
Arthropoda. Secara umum, kepiting dapat dikenal
dari bentuk tubuhnya yang lebar-melintang. Seperti
umumnya hewan dalam kelompok krustasea,
kepiting mempunyai kulit atau bagian tubuh yang
keras di bagian luar tubuhnya yang tersusun dari
bahan kapur dan dikenal dengan sebutan karapas.
Kelompok kepiting juga mempunyai bagian perut
(abdomen) yang tidak terlihat, karena melipat ke
bagian dadanya (NG, 1998; ROMIMOHTARTO
l)
Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Peneiitian Oseanografi-LIPI, Jakarta
11
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Menurut BALSS (1957) Calappidae
terdiri dari 3 anak suku yaitu Calappinae Alcock,
1896; Matutinae Alcock, 1896 dan Orithyiinae
Ihle, 1918. Akan tetapi berdasarkan ALCOCK
(1896); SAKAI (1976) dan (GUINOT, 1978
dalam STEVCIC, 1983) hanya terbagi dalam
2 anak suku yaitu Calappinae Alcock,
1896 dan Matutinae Alcock, 1896. Kedua
anak suku tersebut dapat dibedakan
berdasarkan bentuk merus pada maksiliped
ketiga dan pada kaki-kaki jalannya.
Calappinae mempunyai bentuk merus pada
maksiliped luar (maksiliped ketiga), tidak
memanjang atau tidak meruncing dan kaki-kaki
jalan berbentuk normal atau beradaptasi
untuk merayap, sedangkan Matutinae
mempunyai bentuk merus, pada maksiliped luar
memanjang dan kaki-kaki jalan berbentuk
seperti dayung atau beradaptasi untuk berenang
(SAKAI, 1976).
Khusus untuk jenis Calappa hepatica,
sering dikenal pula dengan istilah "reef box
crabs". Hal ini disebabkan karena kepiting yang
berbentuk kotak ini seringkali ditemukan
bersembunyi di karang-karang (NG, 1998).
Secara ekonomis, kepiting jenis
Calappa hepatica kurang begitu dikenal di Indonesia. Akan tetapi, berdasarkan NG (1998),
Calappa hepatica merupakan salah satu jenis
kepiting yang juga penting dalam bidang
perikanan di "Western Central Pacific".
Umumnya kepiting tersebut ditangkap oleh
masyarakat setempat untuk dikonsumsi.
Tulisan ini merupakan tinjauan (review)
dari berbagai sumber yang masih terbatas.
Penulis mencoba memberikan informasi
mengenai beberapa aspek biologi dari
Calappa hepatica Linnaeus, 1758, dan
diharapkan dengan tulisan ini, masyarakat akan
lebih mudah mengenali jenis kepiting tersebut.
dengan nama yang berbeda, yaitu Cancer hepatica Linnaeus 1758. Jenis ini mempunyai
sinonim yaitu Cancer tuberculatus Herbst 1785;
Calappa tuberculosa Guerin-Meneville, 1829
dan Calappa spinosissima H. Milne Edwards,
1837. Sistematika dari Calappa hepatica secara
lengkap sebagai berikut:
Calappa hepatica mempunyai bentuk
karapas oval melebar, cembung pada kedua
sisinya (Gambar 1). Karapas di bagian punggung
sebelah atas dipenuhi oleh tonjolan-tonjolan
seperti kutil dalam berbagai ukuran, sedangkan
pada punggung bagian bawah terdapat
tonjolan-tonjolan berbentuk lajur-lajur
melintang yang memanjang dengan enam duri
di bagian samping belakang (postero-lateral).
Karapas lebih lebar daripada panjangnya,
SISTEMATIKA
Berdasarkan SAKAI (1976), NG (1998),
dan NG & DAVIE (2002), Calappa hepatica
pertama kali ditemukan tahun 1758, akan tetapi
12
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
sehingga bentuknya menyerupai telur. Panjang
karapasnya sedikit lebih panjang dari setengah
lebarnya. Pada bagian tepi dari karapas
bentuknya agak melengkung, dengan lebih
kurang terdapat 10 gigi kecil yang tersembunyi di
bawah bulu-bulu pendek. Di bagian tepi
belakang dari karapas pada jenis ini, terdapat
bagian yang melebar seperti sayap yang
menutupi sebagian besar kaki-kakinya dan
dilengkapi dengan 5 gigi, bergerigi di sebelah
atas, sedangkan di sebelah bawah tanpa duri atau
gigi (GOSLINER et al,. 1966; NG 1998; NG et al.,
1988; and TAKEDA et al, 2000). Antenula
sebagai alat pengindra pertama, umumnya miring
dan melipat. Sedangkan antena sebagai alat
pengindra kedua berukuran kecil.
Gambar 1. Calappa hepatica (HEALY & YALDWYN, 1970)
13
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Pasangan kaki pertama berkembang
menjadi capit yang kuat, capit ini disebut "cheliped". Capit sebelah kanan mempunyai dua
tonjolan di bagian dasar dari kedua jarinya yang
dipergunakan untuk memecahkan cangkang
kerang-kerangan maupun kelomang dan
selanjutnya mengambil isinya untuk dimakan
(Gambar 2). Pasangan kaki kedua dan berikutnya
berbentuk pipih memanjang, meruncing dan
halus, termasuk kaki terakhir. Hal ini menandakan
bahwa Calappa hepatica merupakan jenis
kepiting yang dapat merayap. Pada C. hepatica
dactylus sebagai segmen atau bagian terakhir dari
masing-masing kaki berbentuk normal atau tidak
seperti dayung (NG, 1998). Hal ini berbeda bila
dibandingkan dengan kepiting-kepiting suku
Calappidae dari anak suku Matutinae dan suku
Portunidae yang mempunyai kaki terakhir berbentuk
seperti dayung, yang berfungsi untuk berenang
(SAKAI, 1976; ROMIMOHTARTO & JUWANA,
2005). Karapas berwarna putih dengan
bercak-bercak berwarna emas dan coklat atau
abu-abu kekuning-kuningan sampai abu-abu
(NG et al,. 1988). Calappa hepatica juga
mempunyai keistimewaan yaitu dapat
mengubur badannya dengan menggunakan
capitnya. Sebagian badannya akan terkubur,
namun bagian depan (anterior) dari tubuh
kelihatan menonjol keluar dari dasar substrat,
terutama pasir (STEVCIC, 1983).
Kepiting jantan dapat dibedakan dari
kepiting betina, yaitu dengan cara melihat dari
bentuk bagian perutnya (abdomen). Bentuk
abdomen jantan umumnya sempit dan
meruncing ke depan atau berbentuk segitiga,
sedangkan bentuk abdomen kepiting betina
berbentuk segitiga yang melebar sampai
berbentuk agak bulat atau semicircular
(MCLAUGHLIN, 1980; NG, 1998; ROMIMOHTARTO & JUWANA, 2005).
Dalam pertumbuhannya, Calappa hepatica dan kelompok kepiting lainnya, umumnya
mengalami pergantian kulit (molting). Kulit
kerangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari
bahan berkapur, tidak dapat terus tumbuh
mengikuti pertumbuhan tubuh kepiting. Jika
kepiting akan tumbuh besar, maka kulit tersebut akan
retak dan pecah, kemudian akan keluar individu
yang lebih besar dengan keadaan kulit yang masih
lunak (NONTJI, 2005).
Gambar 2. Capit bagian kanan Calappa hepatica (HEALY & YALDWYN, 1970)
14
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
SISTEM PERNAFASAN
berpasir, seringkali bersembunyi di karangkarang dan di daerah padang lamun. Kepiting
ini dapat ditemukan dari daerah pasang surut
(intertidal zone) perairan dangkal sampai pada
kedalaman laut kurang lebih 100 meter (NG
1998; TAKEDA et al., 2000).
Kepiting jenis ini mempunyai daerah
penyebaran yang luas, yakni di sepanjang
daerah "Indo-West Pacific", dari Hawaii sampai
ke Jepang, ke arah pantai Timur Afrika dan Laut
Merah (TAKEDA et al, 2000). Umumnya C.
hepatica ditemukan di daerah intertidal (pasang
surut) yang memiliki substrat pasir. Kepiting
tersebut juga ditemukan di berbagai perairan
yang tersebar di Indonesia, seperti di Laut
Arafura (Maluku), Pulau Komodo (Nusa
Tenggara Barat), Pulau Jinatu (Kepulauan Taka
Bona Rate), Jawa Timur, Jawa Tengah serta di
Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Kepiting dan krustasea lainnya bernapas
dengan insang. Kebanyakan hewan ini
memerlukan oksigen (O2) dan mengeluarkan
karbondioksida (CO2), melalui jaringan insang.
Arus pernapasan atau aliran air yang membawa
O2 untuk kepiting suku Calappidae sangat
rumit. Bagian pertama yang berhubungan
dengan pernafasan tersebut adalah capit (cheliped). Capit-capit yang keras dan pipih tertekan
dengan rapat pada daerah "pterygostomial"
(bagian yang berbentuk segitiga pada
permukaan bawah karapas), menutup bagianbagian mulut secara lengkap, namun
menyisakan satu celah antara tepi anterolateral
(samping depan) bagian atas dari karapas dan
tepi atas capit yang bergerigi. Bagian tepi atas
yang bergerigi tersebut membentuk suatu
saringan yang berguna untuk menyaring
partikel-partikel pasir, sedangkan rambut-rambut
pada daerah pterygostomial berfungsi untuk
membantu dalam menyaring air masuk menuju
bilik-bilik insang, dimana akan terjadi pertukaran
gas-gas. Gelah-celah penghisap terletak di
bagian depan capit yang dijaga oleh dasardasar exopodite pada maksiliped ketiga yang
dilengkapi rambut-rambut. Bagian untuk keluar
dibentuk pada endostome yang mempunyai dua
pancaran yang dipisahkan oleh septum. Air
kemudian membawa keluar benda-benda
termasuk CO2 dari dalam tubuh lewat daerah
mulut (buccal) dengan melalui endostome.
Proses keluarnya benda-benda dari dalam tubuh
tersebut menghasilkan suatu semprotan atau
pancaran yang kelihatan seperti suatu pipa
penyemprot (BOYCE et al., 2001; STEVCIC,
1983).
KEBIASAAN MAKAN
Calappa hepatica umumnya dikenal
sebagai pemakan binatang (predator).
GOSLINER et al. (1996) menyatakan bahwa
kepiting dari marga Calappa, termasuk jenis
Calappa hepatica umumnya sebagai pemakan
moluska dan kepiting pertapa (hermit crabs)
yang berlindung dalam cangkang moluska dari
kelas Gastropoda (kelompok siput). Kepiting
tersebut makan dengan cara memecah atau
menghancurkan cangkang moluska dengan
kekuatan "chela" atau capitnya. Gapit bagian
kanan lebih besar dan kuat, dilengkapi dengan
sebuah gigi khusus yang digunakan untuk
merusak cangkang mangsanya, capit ini lebih
dikenal sebagai "capit penghancur". Capit
bagian kiri lebih kecil, dengan gigi-gigi yang
hampir sama ukurannya, dan dikenal sebagai
"capit pemotong atau penjepit" (STEVCIC,
1983). Makanan kemudian dibawa masuk melalui
maksiliped III sebagai pintu pertama masuknya
makanan.
HABITAT DAN PENYEBARAN
Kepiting Calappa hepatica umumnya
ditemukan hidup pada substrat-substrat
15
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
PEMBIAKAN
terdiri dari 4 tingkat untuk kemudian berubah
ke tahap megalopa dengan bentuk yang lain
lagi. Berbeda dengan bentuk dewasa yang
hidup di dasar, larva berenang-renang terbawa
arus dan hidup sebagai plankton. Setelah
mengalami pergantian kulit beberapa kali, larva
kemudian berubah bentuk seperti bentuk
dewasanya (LANGKOSONO, 1988; NONTJI,
2005).
Seperti terlihat dalam sistematika,
Calappa hepatica termasuk dalam seksi
Oxystomata.
Berdasarkan
HARTNOLL
(1960) bahwa semua kepiting dari seksi
Oxystomata melakukan pembuahan (fertilisasi)
di dalam (internal fertilization). Selanjutnya
dijelaskan oleh MOOSA dkk. (1985) bahwa cara
perkawinan dari kepiting dengan fertilisasi di
dalam, adalah sebagai berikut: Kepiting
jantan lebih dahulu mendatangi kepiting
betina yang akan berganti kulit dan
membantunya untuk melepaskan selubung
kulitnya.
Kemudian
kepiting
jantan
membalikkan kepiting betina yang masih berkulit
lunak sehingga terletak dalam posisi terlentang.
Kepiting jantan kemudian memasukkan pleopod
I ke dalam oviduct dari betina. Sperma jantan
masuk ke dalam oviduct dengan bantuan pleopod II yang berfungsi sebagai alat pemompa.
Setelah sel-sel telur dibuahi oleh sel-sel
sperma dari induk jantan, telur-telur dibawa
kepiting betina dan disimpan dalam suatu wadah
yang bentuknya seperti keranjang yang terletak
diantara abdomen dan cephalothoraks dan
menempel pada "abdominal limbs". Kepiting
betina kemudian membuka abdomennya dan
keluar ribuan telur berwarna putih. Tiap telur
mempunyai ukuran yang lebih kecil dari kepala
peniti (pinhead). Setelah telur-telur tersebut
menetas, kemudian terbentuk larva kecil yang
bentuknya seperti "kutu pantai", namun sangat
berlainan dengan bentuk dewasanya yang
disebut dengan nauplius. Nauplius berukuran
mikroskopis, sehingga jarang terlihat dengan
mata biasa. Nauplius dilengkapi dengan 3
pasang anggota badan yaitu antenna I
(antennula), antenna II (antenna) dan
mandibula. Nauplius kemudian berganti kulit
sampai beberapa kali dan berubah bentuk
menjadi larva zoea. Zoea yang baru menetas
bentuknya lebih mirip dengan udang,
dikepalanya terdapat semacam tanduk
memanjang, matanya besar dan diujung kakinya
terdapat rambut-rambut. Tahap zoea sendiri
DAFTAR PUSTAKA
ALCOCK, A. 1896. Materials for a carcinological
fauna of India No.2. Brachyura
Oxystomata. J. Asiat. Soc. Beng. 65 (2):
134-296.
BALSS, J. 1957. Decapoda. Systematik In: H.G
Bronn, Klassen und Ordnungen des
Tierreichs. 5. (1).7(12): 1505-1672.
BOYCE, S.L.; T. SPEARS and L.GABELE 2001.
Systematic of Calappidae (Decapoda,
Brachyura). http://crustacea.nhm.org
GOSLINER, T. M.; D.W. BEHRENS and
G.C. WILLIAMS 1966. Coral Reef
Animals of the Indo-Pacific: animal
life from Africa to Hawaii exclusive of
the Vertebrates. Sea Challengers 4,
Sommerset Rise, Monterey, CA 93940.
California : 314pp.
HARTNOLL, R.G 1969. Mating in the
Brachyura. Crustaceana 16 (2): 161181.
HEALY, A. and J. YALDWYN 1970.
Australian Crustaceans in Colour.
A.H. and A.W. Reed. SidneyAustralia: 111 pp.
LANGKOSONO, 1988. Beberapa Catatan
tentang Hewan Krustasea. Lonawarta,
XII (l): 68-74.
MCLAUGHLIN, A.A. 1980. Comparative Morphology of Recent Crustacea. W.H. Freeman and Company, USA: 177 pp.
16
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
MOOSA, M.K.; I. ASWANDY dan A. KASRY
1985. Kepiting Bakau, Scylla serrata
(Forskal, 1775) dari Perairan Indonesia. Seri Sumber Daya Alam 122,
Lembaga Oseanologi Nasional. LIPI,
Jakarta: 18 hal.
Biological Center Special Publication
23 (2): 341-360.
NONTJI, A. 2005. Laut Nusantara. Djambatan,
ed. revisi cet. 4, Jakarta: 356 hal.
ROMIMOHTARTO, K. dan S. JUWANA 2005.
Biologi Laut : Ilmu pengetahuan
NG, P.K.L. 1998. Crabs. In: FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes.
(Carpenter, K.E & N. Volker eds.). The
Living Marine Resources of the Western
Central Pacific. Volume I. Food &
Agriculture Organization, Rome. 10461155.
tentang biota laut. Jambatan, Jakarta: 540
hal.
SAKAI, T. 1976. Crabs of Japan and the
Adjacent Seas. Kodansha Ltd. Tokyo:
773 pp.
STEVCIC, Z. 1983. Revision of the Calappidae.
In: Papers from the Conference on the
biology and evolution of Crustacea.
(J.K. Lowry, ed.). The Australian Museum. Memoir 18: 165-171.
NG, P.K.L. and P.J.F. DAVIE 2002. A checklist
of the Brachyuran crabs of Phuket and
western Thailand. In: Proceeding of the
International workshop on the
Andaman Sea. (Bruce, N., M. Berggren &
S. Bussarawit eds.). Phuket Marine
Biological Center, Department of Fisheries,
Thailand. Part 2: 369 - 384.
TAKEDA, M.; D.L. RAHAYU dan I.
ASWANDY 2000. Prawns and Crabs. In:
Field Guide to Lombok Island: Identification Guide to Marine Organisms in
Seagrass Beds of Lombok Island, Indonesia. (Matsuura, K., O.K. Sumadhiharga
dan K. Tsukamoto eds.). Ocean Research Institute, University of Tokyo,
Tokyo: 44 pp.
NG, P.K.L.; J.C.Y. LAI and C. AUNGTONYA
1988. The Box and Moon Crabs of Thailand, with Description of a New Species
of Calappa (Crustacea: Brachyura:
Calappidae, Matutidae). Phuket Marine
17
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
Download