1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Era globalisasi, inovasi, teknologi dan persaingan bisnis yang ketat terus
menerus memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka dalam
menjalankan bisnisnya. Agar perusahaan terus bertahan, maka perusahaanperusahaan harus dengan cepat mengubah strategi bisnisnya. Proses perubahan
strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)
menuju knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), sehingga
karakteristik dari perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan
(Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Pengaruh ini membawa dampak perubahan yang
signifikan terutama di dalam bidang ekonomi terhadap pengelolaan suatu bisnis
dan penentuan strategi bersaing yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan-perusahaan yang menerapkan knowledge based business
(bisnis berdasarkan pengetahuan), akan menciptakan suatu cara untuk mengelola
pengetahuan sebagai sarana untuk memperoleh penghasilan dari suatu perusahaan,
dengan menerapkan knowledge based business maka penciptaan nilai perusahaan
akan berubah. Ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan cenderung menciptakan
nilai yang berdasarkan pada aset tidak berwujud dan sumber dayanya daripada
yang berwujud (Firrer and Williams, 2003). Salah satu pendekatan yang
digunakan dalam penilaian dan pengukuran intangible asset (aset tidak berwujud)
tersebut adalah intellectual capital. Dimana intellectual capital ini telah menjadi
1
2
fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik dalam bidang manajemen, teknologi
informasi, sosiologi, maupun dalam bidang akuntansi (Guthrie dan Petty, 2000).
Munculnya perkembangan ekonomi baru “new economic” yang secara
prinsip cenderung didorong dan dikendalikan oleh perkembangan informasi, dan
juga ilmu pengetahuan yang dapat membawa sebuah peningkatan, perhatian, dan
pemahaman yang baru terhadap intellectual capital yang dimiliki oleh
perusahaan. Intellectual capital (selanjutnya disingkat IC) telah menjadi salah satu
pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran dalam aset
pengetahuan (knowledge asset) (Guthrie dan Petty, 2000). Salah satu kegunaan
intellectual capital sendiri adalah sebagai salah satu instrumen yang digunakan
untuk menentukan nilai perusahaan (Stewart, 1997). Dimana tujuan utama
perusahaan dalam jangka panjang adalah untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya, semakin meningkatnya
perbedaan antara harga saham dengan nilai buku aktiva yang dimiliki perusahaan
menunjukkan adanya hidden value (nilai tersembunyi). Dari nilai tersembunyi
inilah diyakini sebagai intellectual capital yang diakui dan dihargai oleh pasar,
penghargaan lebih atas saham perusahaan dari para investor tersebut disebabkan
dengan adanya intellectual capital yang ada dimiliki perusahaan. Oleh karena itu,
ada peningkatan pengakuan dari peran IC dalam mendorong nilai pasar
perusahaan (Chen et al., 2005).
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan pengungkapan intellectual
capital sebagai penggerak nilai perusahaan, namun hal ini tidak diikuti dengan
kemudahan dalam mengukur intellectual capital secara langsung. Sehingga Pulic
3
(1998; 1999; 2000) memperkenalkan pengukuran intellectual capital secara tidak
langsung. Oleh karena itu, Pulic (1998; 1999; 2000) tidak mengukur secara
langsung intellectual capital, tetapi mengajukan suatu ukuran untuk menilai
efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan
yaitu dengan menggunakan VAICTM (value added intellectual coefficient).
Komponen utama dari ( VAICTM) dapat dilihat dari sumber daya perusahaan,
yaitu physical capital (VACA-value added capital employed), human capital (VAHUvalue added human capital), dan structural capital (STVA-structural capital value added).
Menurut Pulic (1998) tujuan utama dari ekonomi berbasis pengetahuan adalah
untuk menciptakan value added, sedangkan untuk dapat menciptakan value added
dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital dan intellectual potential. Lebih
lanjut Pulic (1998) menyatakan bahwa intellectual ability yang kemudian disebut dengan
VAICTM dapat menunjukkan sejauh mana kedua sumber daya tersebut (physical capital
dan intellectual potential) telah dimanfaatkan secara efisien oleh perusahaan. Semakin
besar nilai modal intelektual (VAICTM) maka semakin efisien penggunaan modal
perusahaan, sehingga dapat menciptakan value added bagi perusahaan. Physical
Capital sebagai bagian dari modal intelektual menjadi sumber daya yang
menentukan kinerja keuangan perusahaan. Selain itu, jika modal intelektual
merupakan sumber daya yang terukur untuk peningkatan competitive advantages,
maka modal intelektual akan memberi kontribusi terhadap kinerja perusahaan
(Abdolmohammadi, 2005). Modal intelektual tersebut diyakini dapat berperan
penting dalam peningkatan nilai perusahaan maupun kinerja keuangan
4
perusahaan. Perusahaan yang mampu mengelola dan memanfaatkan modal
intelektualnya secara efisien, maka nilai pasarnya akan mengalami peningkatan.
Hubungan antara modal intelektual (VAICTM) dengan kinerja keuangan
perusahaan ini telah dibuktikan secara empiris oleh beberapa peneliti, Firer dan
Williams (2003) yang menggunakan sampel 75 perusahaan publik dari 4 jenis
industri di Afrika Selatan. Tan et al. (2007) yang menggunakan 150 perusahaan
yang terdaftar di bursa efek Singapore sebagai sampel penelitian. Serta Kamath
(2007) yang memilih khusus sektor perusahaan perbankan masing-masing di
Jepang dan India sebagai sampel penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Firer
dan Williams (2003), Tan et al. (2007), dan Kamath (2007) tersebut telah berhasil
membuktikan bahwa modal intelektual berpengaruh positif pada kinerja keuangan
perusahaan. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2005)
menambahkan nilai pasar dalam penelitiannya, sehingga dapat membuktikan
bahwa terdapat pengaruh positif intellectual capital terhadap nilai pasar dan
kinerja keuangan perusahaan.
Di Indonesia penelitian intellectual capital diantaranya telah dilakukan
oleh beberapa peneliti (Sianipar, 2009; Ulum et al., 2008; Solikhah et al., 2010)
dan menemukan bahwa intellectual capital berpengaruh positif pada kinerja
keuangan, sedangkan penelitian Kuryanto dan Muhammad (2008) serta Yuniasih
et al.(2010) tidak behasil membuktikan bahwa intellectual capital berpengaruh
positif pada nilai perusahaan. Adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti (Sianipar, 2009; Ulum et al., 2008; Solikhah et al., 2010)
dengan Kuryanto dan Muhammad (2008) serta Yuniasih et al.(2010) mengenai
5
pengaruh modal intelektual pada kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan,
maka hal ini memberikan motivasi kepada penulis untuk meneliti kembali
pengaruh modal intelektual pada kinerja kuangan dan nilai perusahaan. Karena
perusahaan yang mampu mengelola sumberdaya intelektual yang dimilikinya
dengan efektif dan efisien, maka kinerja keuangannya akan meningkat. Serta
kinerja keuangan yang meningkat akan mendapatkan respon yang positif dari
pasar, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
1.2
Rumusan Masalah
Secara umum, Intellectual Capital (IC) didefinisikan sebagai pengetahuan
yang dapat memberikan informasi tentang nilai tak berwujud perusahaan.
Sehingga dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan bersaing suatu
perusahaan tersebut. Masih terbatas penelitian di Indonesia yang meneliti antara
intellectual capital dengan kinerja keuangan dan nilai perusahaan sebagai variabel
intervening. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini dinyatakan
sebagai berikut:
1. Apakah Intellectual Capital berpengaruh secara positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan?
2. Apakah Intellectual Capital berpengaruh secara positif terhadap nilai
perusahaan?
3. Apakah Intellectual Capital berpengaruh secara positif
perusahaan melalui kinerja keuangan?
terhadap nilai
6
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain adalah:
1. Untuk menguji pengaruh positif Intellectual Capital terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
2. Untuk menguji pengaruh positif Intellectual Capital terhadap nilai
perusahaan.
3. Untuk menguji pengaruh positif Intellectual Capital terhadap nilai
perusahaan melalui kinerja keuangan.
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kontribusi Praktis
Berdasarkan kegunaan praktis, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi para stakeholder untuk memahami akan pentingnya
Intellectual Capital dalam menunjang proses bisnis perusahaan
sehingga dapat memberikan value added yang nantinya akan
menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di masa
mendatang. Serta dapat bermanfaat untuk memperoleh informasi
sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan dalam
mengelola sumberdaya perusahaan secara efektif, sehingga dapat
menciptakan nilai bagi perusahaan dan sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan.
7
2. Kontribusi Teoretis
a. Berdasarkan kegunaan teoretis, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan bukti pengetahuan baru dalam bidang akuntansi,
terutama dalam hal yang berkaitan dengan pemahaman mengenai
informasi value added yang dihasilkan oleh Intellectual Capital
serta penerapannya terhadap peningkatan kinerja keuangan
perusahaan dan nilai perusahaan, sehingga dapat menciptakan nilai
dalam penggunaannya.
b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai sumber referensi dan bahan informasi untuk
melakukan penelitian selanjutnya dan mampu menjadi acuan
referensi mengenai materi yang berhubungan dalam bidang
intellectual capital guna mendukung kesempurnaan skripsi oleh
peneliti lain di masa yang akan datang.
1.5
Ruang lingkup penelitian
Untuk memperjelas serta membatasi ruang lingkup permasalahan dengan
tujuan untuk menghasilkan uraian yang sistematis, maka penulis merasa perlu
membuat pembatasan masalah yaitu pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Data untuk penelitian ini diambil dari laporan
keuangan tahunan yang telah diaudit.
Download