PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN PRAKTIK MSDM STUDI PADA SEKTOR PRODUK KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA CORPORATE GOVERNANCE AND HRM PRACTICE STUDY IN CONSUMER PRODUCT SECTOR IN INDONESIA STOCK EXCHANGE Prihatin Tiyanto Priagung Hutomo Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Email: [email protected] Abstrak Studi ini menjembatani gap antara Corporate Governance dengan praktik manajemen sumber daya manusia dan kinerja organisasi. Data dikumpulkan dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor produk konsumsi dengan jumlah 10 perusahaan dan terdiri dari 35 responden. Dengan menggunakan analisis multiple regresi, hubungan antara corporate governance dan praktik manajemen sumber daya manusia dengan kinerja organisasi signifikan, hal ini membuktikan bahwa manajemen sumber daya manusia memiliki peran terhadap perusahaan. Hasil studi juga menyimpulkan bahwa peran manajemen sumber daya manusia sebagai variabel mediator yang menghubungkan antara praktik corporate governance dan kinerja perusahaan. Hasil ini juga membuktikan bahwa terdapat keterkaitan antara praktik corporate governance yang diimplementasikan pada perusahaan dengan implementasi praktik manajemen sumber daya manusia. Meskipun studi ini memunculkan pendekatan stakeholders yang mengambil pembelajaran melalui corporate governance. Walaupun terdapat kesulitan memperoleh kerjasama dan respon dari perusahaan yang terlibat, hal tersebut menyediakan bukti bahwa khususnya stakeholders dari karyawan yang terlibat sadar akan adanya persoalan corporate governance dan perusahaan dituntut untuk meningkatkan dan memelihara standar mereka. Kata Kunci: Tata Kelola Perusahaan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kinerja Organisasi Abstract This study bridges the gap between Corporate Governance with the practice of human resource management and organizational performance. Data were collected from companies listed in Indonesia Stock Exchange on consumer product sector with 10 companies and consist of 35 respondents. By using multiple regression analysis, the relationship between corporate governance and human resource management practices with significant organizational performance, it proves that human resource management has a role to the company. Study concluded that the role of Human Resource Management as a variable mediator that connects between corporate governance practices and company performance. This result also proves that there is a correlation between corporate governance practices implemented in companies with the implementation of human resource management practices. Although this study raises the approach of stakeholders who take learning through corporate governance. Although there is difficulty in getting cooperation and response from the companies involved, it provides evidence that in particular the stakeholders of the employees involved are aware of corporate governance issues and companies are required to improve and maintain their standards. Keywords: Corporate Governance, HRM, Organizational Performance ISBN : 978-602-14119-2-6 65 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG Pendahuluan Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang terjadi di Asia pada tahun 1997 – 1998 dan menurunnya perekonomian global tahun 2009 – 2010 maka banyak perusahaan perlu kembali ke fundamental ekonomi yaitu ke sektor konsumsi. Krisis yang terjadi mengingatkan perlunya praktik tata kelola perusahaan yang bagus (good corporate governance). Akar dari kegagalan sejumlah bisnis diakibatkan krisis ekonomi di Asia dan krisis ekonomi global ternyata lebih ditekankan pada kegagalan dan tidak kompetennya pelaksanaan praktik corporate governance. Dengan demikian sangat dibutuhkan pemahaman kualitas, salah satu contohnya adalah praktik sumber daya manusia di dalam corporate governance. Sejumlah besar studi yang sudah pernah dilakukan, adalah untuk menguji bermacam-macam persoalan yang melibatkan corporate governance secara luas, difokuskan pada hubungan antara corporate governance dengan HRM (Human Resources Management). Studi tentang hubungan antara mekanisme corporate governance dan kinerja perusahaan (Rashidah and Roszaini, 2005; Rashidah and Fairuzana, 2006); corporate governance and disclosure on corporate reporting (Haniffa and Cooke, 2002a; Haniffa and Cooke, 2005b), Corporate governance and organizational performance (Ibrahim, H., & Zulkafli, A. 2016). Research gap dalam studi tertuju pada pengaruh praktik corporate governance pada manajemen sumber daya manusia dan bagaimana banyaknya hubungan terhadap kinerja organisasi (Organizational performance). Dengan demikian studi ini cenderung difokuskan pada keterhubungan antara praktik corporate governance dan praktik manajemen sumber daya manusia dari organisasi. Peran kepemimpinan di dalam sumber daya manusia pada tata kelola organisasi dapat diterima serta mening- 66 katkan perhatiannya setelah tata kelola organisasi dihubungkan dengan lingkungan (Caldwell, Hayes, Karri, & Bernal, 2008; Hernández, 2005). Caldwell, Truong, Linh, and Tuan (2010) menggambarkan pemimpin menawarkan penataan secara kompleks terhadap stakeholders. Di dalam jangka panjang menawarkan kesejahteraan untuk mencapai manfaat dari semua stakeholders dan menekankan penawaran perusahaan dengan masyarakat. Supango menyebutkan praktik sumber daya manusia di dalam organisasi adalah membangun kapasitas organisasi dan untuk menolong organisasi agar dapat beradaptasi di dalam lingkungan global; praktik ini menyediakan kebutuhan infrastruktur agar organisasi memiliki kemampuan menciptakan nilai di pasar. Pertimbangan modal manusia adalah bagian dari keunikan dan pengetahuan yang berharga bagi karyawan, mereka akan menjadi ciri yang relevan untuk menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage). Peran corporate governance memastikan bahwa praktik kesempatan kerja yang baik dan manajemen yang efektif bagi modal manusia, kedua duanya memastikan keberlangsungan dan kepuasan bagi karyawan dan juga berarti pada kinerja tertinggi (Guest, 2005). Argumen ini diperkuat oleh Lamba and Choudary (2013) bahwa praktik sumber daya manusia meningkatkan kemampuan internal organisasi sesuai kesepakatan atau tantangan di masa yang akan datang. Dengan demikian mendorong manusia bekerja di dalam organisasi agar termotivasi dan memiliki komitmen (committed). Studi ini diharapkan memberikan sumbangan yang berimplikasi signifikan pada kelangkaan studi empirik di Indonesia yang menghubungkan antara praktik corporate governance, HRM dan pengaruhnya pada kinerja organisasi. ISBN : 978-602-14119-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG Sektor konsumsi adalah sektor penyangga kemajuan perekonomian Indonesia. Sektor konsumsi menjadi industri yang sangat menentukan bagi kemajuan perekonomian selain sektor manufaktur dan sektor jasa. Proses sektor konsumsi agar menjadi sebuah industri ditentukan oleh sumber daya manusianya, karena itu dalam proses produksi membutuhkan tenaga kerja manusia, maju mundurnya sektor konsumsi juga tidak terlepas dari keterampilan sumber daya manusianya. Industri barang konsumsi memiliki kesempatan yang sangat besar untuk menentukan pertumbuhan ekonomi yang besar karena semua manusia dimanapun berada pasti membutuhkan barang konsumsi dengan demikian dapat menjaga tingkat pendapatan suatu Negara. Perusahaan minuman dan makanan di dalam prosesnya tentu memerlukan value added atau nilai tambah sehingga barangbarang konsumsi dapat di jual kembali, dengan demikian perusahaan dapat memperoleh profit. Pengukuran tingkat efektifitas, efisiensi manajemen ditunjukkan dari tingkat profit yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi, dengan demikian dibutuhkan pengukuran berupa besarnya rasio profitabilitas (Weston dan Birham 2010 dalam Afrinda 2013). Berdasarkan data yang di dapat dari hasil pengumpulan data sekunder; Jumlah perusahaan minuman dan makanan banyak yang terdaftar di bursa efek, dapat di jadikan objek penelitian. Tabel 1 menggambarkan perusahaan–perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 – 2014 adalah 16 perusahaan, akan tetapi hanya 10 perusahaan yang tetap bertahan dan mempublikasikan laporan keuangannya secara rutin setiap tahunnya yaitu AISA, CEKA, DLTA, ICBP, INDF, MYOR, PSDN, SKLT, STTP, ULTJ. Saat ini harga ISBN : 978-602-14119-2-6 bahan baku turun sehingga margin yang didapat perusahaan lebih tinggi. sahamsaham konsumer meningkat sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia, saham-saham konsumer tergantung kurs karena ada bahan baku yang harus diimpor. jika nilai kurs rupiah terhadap dollar AS stabil, sektor konsumer dapat tumbuh hingga 15%. Kenaikan indeks sektor konsumer dipengaruhi oleh beberapa emiten yang menjadi primadona. Emiten-emiten tersebut di antaranya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA). Emiten-emiten ini mencatatkan kenaikan laba bersih yang cukup baik di penutupan kuartal III tahun lalu. ICBP naik 16% ke Rp2,4 T, AISA naik 3,2% ke Rp 254,8 miliar (M) Berdasarkan data tersebut dapat di lihat current ratio untuk 10 perusahaan minuman dan makanan yang masih aktif melaporkan data keuangannya di bursa saham di Indonesia. Data-data tersebut dapat di lihat pada Tabel 2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dengan demikian dalam penelitian ini maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apakah praktik corporate governance positif dan significant di hubungkan dengan praktik manajemen sumber daya manusia. 2. Apakah praktik corporate governance positif dihubungkan dengan kinerja organisasi. 3. Apakah praktik Manajemen sumber daya manusia positif dihubungkan dengan kinerja organisasi. 4. Apakah praktik manajemen sumber daya manusia secara significant memediasi hubungan antara praktik corporate governance dan kinerja organisasi. 67 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG Tabel 1. Daftar perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2014 No Kode Nama Emiten 1. ADES Akasha Wira International Tbk 2. AISA Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 3. ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 4. CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5. DAVO Davomas Abadi Tbk 6. DLTA Delta Djakarta Tbk 7. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 8. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 9. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 10. MYOR Mayora Indah Tbk 11. PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 12. ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk 13. SKBM Sekar Bumi Tbk 14. SKLT Sekar Laut Tbk 15. STTP Siantar Top Tbk 16. ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk Sumber : www.sahamok.com Tabel 2. Data current ratio perusahaan sektor makanan dan minuman tahun 2013 – 2014 Current Ratio No Kode Emiten 2013 2014 1 AISA 1,75 2,66 2 CEKA 1,63 1,47 3 DLTA 4,76 4,47 4 ICBP 2,41 2,18 5 INDF 1,68 1,81 6 MYOR 2,40 2,09 7 PSDN 1,68 1,46 8 SKLT 1,23 1,18 9 STTP 1,14 1,48 10 ULTJ 2,47 3,34 Rata-rata 2,12 2,21 Sumber : www.idx.co.id (Data diolah). LITERATUR REVIEW Corporate governance Penerapan tata kelola perusahaan (corporate governance) dalam sebuah perusahaan sangat penting karena sebagai salah satu proses untuk menjaga kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang yang mengutamakan kepentingan para pemegang saham (shareholders) dan pemangku kepentingan 68 (stakeholders). Mempertimbangkan pentingnya tata kelola perusahaan, Perseroan memandang perlunya penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) oleh Perseroan. Tata kelola perusahaan berkonsentrasi pada keseimbangan antara ekonomi dan sosial dan antara individu dan masyarakat. Tujuannya untuk menyeimbangkan sebaik mungkin ISBN : 978-602-14119-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG kepentingan individu, perusahaan dan masyarakat. Dalam penerapan prinsip GCG, Perseroan harus menganut Pedoman Umum Tata Kelola Perusahaan Yang Baik yang ditetapkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dengan penerapan TARIF, sebagai 5 pilar dasar dari GCG, yaitu: keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kesetaraan dan kewajaran (fairness). Penerapan 5 pilar dasar tersebut diyakini oleh Perseroan sebagai instrumen yang dapat diandalkan dalam mengatur segala aspek bisnis yang dijalankan oleh Perseroan, baik oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan segenap karyawan Perseroan, sehingga diharapkan dapat menciptakan keseimbangan dalam operasional usaha Perseroan secara menyeluruh. Keseimbangan operasional usaha yang akan dicapai meliputi segala bentuk kepentingan, baik individu maupun kelompok, baik internal maupun eksternal, sehingga kepentingan Perseroan, shareholders, dan stakeholders akan mencapai titik ekuilibrium. Tata kelola berhubungan dengan arah dan control korporasi. Tugas tata kelola pada saat ini meliputi kegiatan yang menyeimbangkan kebutuhan, tujuan dan minat dari stakeholders yang berbeda (Supangco, 2006). OECD (organization for Economic Co-operation and Development) mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat keterhubungan antara actor-actor corporate yang berbeda: manajemen, direksi, shareholders dan stakeholders. Tirole (2001) menggambarkan esensi dari Corporate Governance dari para shareholders berpandangan bahwa bagaimana memastikan para manajer, orang yang mengambil keputusan untuk mendapat manfaat bagi shareholders dari pengaruh internal dan eksternal di dalam keputusannya yang memberikan manfaat bagi para shareholders. Shleifer and Vishny (1997) mendefinisikan Corporate ISBN : 978-602-14119-2-6 Governance sebagai perlindungan bagi shareholders yang memiliki minat. O‘Donovan (2003) dengan pendapat berbeda menggambarkan corporate governance dari perspektif stakeholders sebagai suatu sistem pen-strukturan, operasi, dan pengendalian perusahaan dengan memandang pencapaian tujuan strategi jangka panjang untuk memuaskan shareholders, karyawan, pelanggan, kreditors, suppliers, dan menghadapi persyaratan peraturan dan hukum, sebagai bagian dari mempertemukan kebutuhan masyarakat local dan lingkungan. Corporate governance dapat dikonsepsikan sebagai seperangkat proses, kebiasaan, hukum, dan kelembagaan yang mempengaruhi cara-cara korporasi di arahkan, diatur atau dikendalikan, dan corporate governance adalah untuk mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung perilaku organisasi menuju ke arah corporate governance stakeholders (Dihnam and Lowry, 2006). Corporate Governance berhubungan dengan tugastugas dan tanggung jawab dari direksi perusahaan khususnya para direktur untuk membawa keberhasilan perusahaan dan keterhubungan mereka dengan corporate governance kelompok stakeholders yang lain dan shareholders (Pass, 2004). Hasil dari praktik good corporate governance mempersyaratkan direksi dari para direktur yang memastikan bahwa para investor memiliki minat dan bukan terancam (jeopardized) (Hashanah and Mazlina, 2005). Akuntabilitas dan transparansi adalah komponen dari corporate governance yang mampu menolong memberikan keuntungan bagi shareholders dan meningkatkan kepercayaan para investor. Hal ini membuktikan bahwa corporate governance adalah sangat kritis (Morck and Steier, 2005). Corporate governance memperbaiki kepercayaan stakeholders dan di sini akan membantu keberlanjutan bisnis agar mampu berlari dalam jangka panjang. Corporate Governance merujuk di dalam pembuatan banyaknya seperangkat 69 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG peraturan dan motivasi melalui administrasi perusahaan yang diikat dalam peraturan untuk memaksimumkan profit yang akhirnya menambah value bagi shareholders sebagaimana halnya dengan manajemen. Corporate governance juga mempertimbangkan bagi semua stakeholders yang berminat yang telah disyahkan untuk mendapatkan nilai pengembalian (return) (Stone, Andrew, et at. 1998). Corporate Governance pada dimensi yang lain menyajikan petunjuk dan pedoman untuk keamanan dan dedikasi stakeholder dengan tujuan untuk memfungsikan keterampilan, pengetahuan dan pengalaman menyediakan manfaat secara penuh. Untuk menyediakan manfaat organisasi secara maximum corporate governance mempersyaratkan seperangkat hukum dan kondisi untuk keikutsertaan hak kekayaan di antara stakeholders, mengorganisasikan gabungan dan memanipulasi incentives mereka dari sisi kerja bersama. Lebih jauh di tambahkan untuk corporate governance adalah vital karena mewakili tanggung jawab terhadap produksi, proses perbaikan dan inovasi (Suzanne, C. Neil. et al. 2006). Bermacam macam penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh corporate governance (ownership structure, board composition, board and CEO ownership, CEO compensation and tenure) pada kinerja perusahaan. Di Asia, Chen et al. (2005) menganalisis 412 perusahaan yang terdaftar di bursa Hongkong tahun 1995 – 1998 untuk menguji apakah mekanisme corporate governance (CEO duality, composition of BOD, audit committee). Haniffa and Hudaib (2006) memanfaatkan 6 variabel corporate governance (board size, board composition, CEO duality, multiple directorship, ownership concentration and managerial shareholding) di dalam studi mereka. 70 Human Resources Management Praktik manajemen sumber daya manusia secara formal di mulai pada saat terjadi revolusi industri, kenyataannya bahwa akar manajemen sumber daya manusia terletak pada kedalaman masa lalu. Pada saat karyawan berbagi tugas yang telah dikerjakan di dalam organisasi modern, manusia mencemaskan kondisi masyarakat social, mereka membagi kerja di antara mereka sendiri. Sehingga saat itu dinamakan division of labor. Tugas-tugas dialokasikan sesuai keterampilan seperti halnya kemampuan menemukan makanan atau pabrik, jalur binatang atau makanan (Price, 2007) tetapi kontribusi untuk mengembangkan dari sistem HRM telah di sediakan oleh Revolusi industry pada tahun 1800 an. Persyaratan HRM dan HR secara luas menempatkan kembali personnel management (PM) di dalam proses me-manage manusia di dalam organisasi. Pada saat itu manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai strategi dan pendekatan yang melekat untuk sebagian besar organisasi nilai-nilai assets di samping para pekerja, namun tidak ada deskripsi. Departemen manusia sebagian besar me-manage kertas kerja, menyewa dan membayar manusia. Sebagian besar organisasi mempertimbangkan departemen HR memainkan peran utama pada staffing, training dan menolong me-manage manusia sehingga manusia di dalam organisasi membentuk kemampuan maksimum di dalam persoalan pemenuhan tingkat tinggi (McNamara, 1998). Di dalam bisnis global, HRM dipertimbangkan meningkatkan pengembangan sesaat untuk membentuk kembali hubungan kesempatan kerja sebagai alat yang mungkin sudah sangat efektif di tempatkan kembali pada tradisi manajemen seperti manajemen personalia (PM) dan Hubungan industrial (IR) (Marchington & Wilkinson, 2002). Sejak tahun 1980 strategi HRM menjadi topik penting untuk area manajemen, HRM strategy telah di capai sangat besar karena ISBN : 978-602-14119-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG menyediakan persaingan dan mengembangkan efisiensi manajerial di dalam area bisnis. Meningkatnya HRM pada tahun 1980 an membawa sarjana manajerial mengaitkan manajemen manusia dengan kinerja. Sejumlah sarjana berusaha membuat fakta empirik dengan landasan teoritik dari perusahaan berbasis pengetahuan dan secara khusus HRM yang berpandangan bagaimana sistem pada praktik HR, yang membuat peningkatan pada kinerja organisasi. Pendekatan difokuskan pada praktik individu sumber daya manusia dan mengaitkan pada kinerja pada awal tahun 1990 an (Hendry & Pettihrew, 1990). HRM di gunakan pada konteks global yang berisi: a. praktik khusus sumber daya manusia seperti halnya rekruitmen, seleksi, dan penilaian; b. kebijakan formal sumber daya manusia yang langsung dan sebagian besar terkendala pengembangan praktik khusus; dan c. filosofi menyeluruh (overarching) sumber daya manusia, secara khusus nilai-nilai bahwa menginformasikan praktik dan kebijakan organisasi (Gilley et al. 2002). Tujuan HRM dapat berubah sesuai definisi yang di buat. Karena definisinya bisa bermacam macam dari peneliti yang satu ke peneliti yang lain, tujuan HRM dapat berubah juga sesuai dengan titik pandang para peneliti dan praktisi. Contoh menurut Amstrong (2006, p.8), ―semua tujuan HRM memastikan bahwa organisasi berkemampuan untuk mencapai keberhasilan melalui manusia.‖ Juga ditunjukkan di luar itu, bahwa ―Strategi HRM bertujuan untuk mendukung program untuk memperbaiki efektivitas organisasi dengan mengembangkan kebijakan seperti di wilayah knowledge management, talent management, and generally creating ‘a great place to work‘. ‖Amstrong (2006), Barutcugil (2004) juga menyepakati tujuan dari HRM dan Mendefinisikan tujuan dengan cara yang serupa. Biasanya poin utama para peneliti pada isi, bukan pada tujuan organisasi melalui karyawan. ISBN : 978-602-14119-2-6 Menurut terhadap Barutcuqil (2004), Tujuan HRM (Aray, 2008, p.4): - Menolong karyawan mencapai kinerja optimal dan menggunakan kapasitas potensial dan penuh mereka. - Untuk kebanggaan karyawan terhadap usaha-usaha yang lebih untuk mencapai tujuan organisasional. - Untuk menggunakan sumber daya manusia di dalam cara-cara optimum untuk mencapai tujuan organisasi. - Untuk mempertemukan harapan karir karyawan dan pengembangan, - Untuk merencanakan kesatuan organisasi dan strategi HR dan menciptakan dan memelihara budaya perusahaan, - Untuk menawarkan lingkungan kerja untuk merangsang energi dan kreativitas yang tersembunyi. - Untuk menciptakan kondisi kerja merangsang inovasi, teamwork, dan konsep kualitas total, - Untuk mendorong fleksibilitas untuk mencapai pembelajaran organisasi. Seperti disebutkan di atas interaksi semua departemen dan lingkungan, membuat HRM menjadi lebih banyak dari sistem yang kompleks, dan praktik HRM berasumsi meningkatkan tanggung jawab baru yang dihubungkan dengan organisasi. Untuk alasan ini para peneliti menekankan tujuan yang berbeda atau tujuan dari sistem HRM. Praktik sumber daya didefinisikan dalam aspek yang berbeda. Schuler and Jackson (1987) mendefinisikan praktik HRM sebagai sistem menarik, mengembangkan, memotivasi, dan mempertahankan karyawan untuk memastikan implementasi efektif dan kehidupan organisasi dan anggota organisasi. Di sisi yang lain praktik HRM juga dikonsepsikan sebagai seperangkat kebijakan yang konsisten secara internal dan praktik dirancang dan diimplementasikan untuk memastikan bahwa menyumbangkan modal manusia perusahaan untuk mencapai dari tujuan bisnis (Delery & Doty, 1996). Seperti halnya, Minbaeva 71 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG (2005) dipandang praktik HRM sebagai seperangkat praktik yang digunakan oleh organisasi untuk me-manage HR melalui fasilitas pengembangan kompetensi bahwa perusahaan khusus, menghasilkan relasi social yang kompleks dan menghasilkan pengetahuan manajemen untuk keunggulan kompetitif yang dipertahankan. Praktik HRM dihubungkan dengan praktik khusus, kebijakan khusus, dan filosofi yang telah dirancang untuk menarik, mengembangkan, memotivasi, dan mempertahankan karyawan yang memastikan fungsi yang efektif dan kehidupan organisasi. Corporate Governance and HRM Corporate governance terutama adalah berkenaan dengan persoalanpersoalan kepemilikan dan pengendalian dengan perusahaan (Berle and Means, 1932). Corporate Governance adalah seperangkat persyaratan dan kondisi alokasi hukum dan hak kekayaan di antara kelompok stakeholders yang berbeda; dan hal ini mempengaruhi incentives mereka dan di sini kemauan mereka untuk bekerja mengoperasikan dengan yang lainnya di dalam aktivitas yang produktif. Berhak untuk melakukan peleburan tanggung jawab untuk produksi, proses memperbaiki dan berinovasi yang telah ditunjukkan secara signifikan memperbaiki kinerja organisasi melalui kerjasama di antara stakeholders di dalam proses produksi dan sumbangan suka rela mereka dari keterampilan, pengalaman dan komitmen untuk mempertemukan tujuan organisasi, memainkan peran sentral corporate governance di dalam kemampuan perusahaan untuk membentuk/ melakukan nya secara efektif dalam jangka panjang (Baker, Gibbons and Murphy,1999; Black and Lynch, 1997; Huselid, 1995; Ichniowski, Shaw and Prennushi, 1995; Konzelmann,2003). Konzelmann et al. (2006) menyatakan bahwa tujuan sentral HR adalah meningkatkan kinerja dan mengembalikan HRM itu sendiri adalah mempengaruhi 72 dengan mengimplementasikan dari praktik corporate governance. Selanjutnya permintaan dari stakeholders dapat mempengaruhi pada pengimplementasian dan pengembangan praktik HRM. Praktikpraktik HRM adalah seperangkat yang membedakan saat ini keterhubungan aktivitas, fungsi, dan proses tujuan menarik, mengembangkan dan memelihara sumber daya manusia sebuah perusahaan (Tangthong, Trimetsoontorn, and Rojniruntikul, 2014). Martin and McGoldrick (2009) and Konzelmann et al. (2006) mengidentifikasi dua arus dari HRM, yaitu hard HRM dan soft HRM untuk menghasilkan memperluas pengimplementasian praktik-praktik corporate governance. Hard dan soft HRM yang diperkenalkan oleh (Storey, 1987), hard HRM difokuskan pada aspek manajemen sumber daya dari HRM, dan soft HRM difokuskan pada aspek HRM, meliputi komunikasi, motivasi, engagement, pembelajaran dan kepemimpinan (Martin dan Hetrick, 2006). Konzelmann et al. (2006) terdapat 4 variabel yang dipertimbangkan dari soft dan hard HRM yaitu, konsultasi karyawan dan sistem insentif (soft HRM) dan pelatihan dan teamwork (Hard HRM). Sistem nasional keuangan dan corporate governance juga menunjukkan untuk pengaruh manajemen labor karena perbedaan di dalam tingkat kepentingan bahwa mereka bertugas sesuai minat para pekerja, kerangka waktu, tipe strategi, ukuran keuangan kinerja, menggunakan instrumen berbasis pasar untuk komitmen keamanan dan memperluas koordinasi pengusaha (Gospel and Pendleton 2003; Jacoby 2005). Tabel 3 garis besar karakteristik dari 4 tipe corporate governance yang menjadi basis analisis. Pada organisasi sektor publik, pemerintah adalah didominasi stakeholder, bergantung pada pajak untuk pendanaan, dan suku bunga pelanggan atau pembayaran pajak adalah prioritas di dalam memenuhi peraturan menyampaikan layanan dan produk ISBN : 978-602-14119-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG kualitas tinggi pada rendahnya biaya fiscal yang dimungkinkan. Ketentuan layanan sektor publik adalah karyawan dan labor intensif pada garis terdepan dari layanan delivery. Sebagai akibatnya HRM dan bekerja bersama dekat dengan manajer, karyawan, supplier dan pelanggan adalah kunci untuk menyampaikan secara tujuan potensial bersaing dari kualitas tinggi dan biaya rendah. Penulis akan mengharapkan lebih lanjut untuk melihat tingkat tinggi tekanan kerja dan ekstensif menggunakan HRM kedua duanya bentuk soft dan hard HRM di dalam organisasi sektor publik. Di dalam Public Limited Companies (PLC) shareholders adalah dominan stakeholder, yang dilanjutkan loyalitas terhadap perusahaan adalah bergantung pada penyampaian nilai shareholder, biasanya jangka pendek. Komitmen shareholder cenderung menjadikan pendapatan lebih memberikan hasil, dengan mereka berbagi memegang lebih dari pada hanya sekedar mengikuti organisasi, sehingga kepentingan mereka dilepaskan dari karyawan. Bentuk-bentuk ini basis untuk konflik potensial hubungan stakeholder karena manajer memprioritaskannya adalah secara legal menanggung risiko pemegang saham, meruntuhkan komitmen mereka terhadap karyawan, sebuah dilema yang dilambangkan dengan popularitas pengurangan jumlah tenaga kerja di pasar saham. Di dalam konteks ini sumber daya sepertinya di pandang sebagai biaya yang harus diminimkan atau sumber daya yang harus di eksploitasi lebih efektif. Kita selanjutnya berharap bahwa HRM menjadi bias menuju praktik hard HRM dan target penyampaian hasil keuangan dalam jangka pendek. Tabel 3. Corporate Governance and Human Resources Type of organization Dominant stakeholder Government (external) Primary organizational objective Public sector High quality/low price organization products for customers produced at low cost for customers/ taxpayers Private sector: Shareholder Shareholder value Public Limited (external) (emphasis on shortCompanies ( PLC) term) Private Depends on Long-term economic sector: other corporate performance and instiform (internal) tutional viability (profitability and sustainability) Owner managed Owner manager Long-term economic firm (internal) performance and institutional viability (profitability and sustainability) Sumber : data Sekunder, digunakan untuk penelitian Di dalamnya pemilik me-manage perusahaan, pemilik manager adalah ISBN : 978-602-14119-2-6 Dominant view of human resources Central to accomplishment of potentially competing quality, price and cost objectives Cost to be minimized Resource to be exploited Central to accomplishment of long-term performance objectives and institutional viability Central to accomplishment of long-term performance objectives and institutional viability mendominasi stakeholders dan minat mereka menjadi prioritas. Sebelum 73 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG mendominasi minat stakeholders di dalamnya adalah juga seperti dicirikan bentuk lain dari organisasi sektor private, meliputi Perseroan terbatas, firma, kepercayaan dan charities, kerjasama, mutual and friendly societies, dan organisasi sector private non PLC yang lain. Sebagai akibatnya pemilik memanage dan sector private mengidentifikasikan organisasi lainnya, kita akan berharap prioritas terbesar dari minat terbesar kepemimpinan adalah dari stakeholder internal untuk tujuan organisasi jangka panjang. Hal itu juga seperti hubungan di antara internal stakeholder akan lebih dekat dan lebih bersahabat, dengan kemampuan memberi informasi terbesar di dalam praktik HRM, terutama yang pasti ukuran yang relatif kecil dari tipe organisasi. Namun kinerja organisasi ekonomi jangka panjang di harapkan bergantung pada HRM membuat menjadi efektif dengan keberadaan dari dominasi stakeholder external. Berdasarkan kajian teoritis di atas maka dapat di buat hipotesis: H1 : Praktik corporate governance positif dan signifikan dihubungkan dengan praktik manajemen sumber daya manusia. Praktik Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan (Organizational Performance) Menurut Black (2001), Klapper and Love (2003), Gompers, Ishii and Metrick (2003) and; Beiner and Schmidt (2005), corporate governance memainkan peran penting di dalam memperbaiki kinerja perusahaan dan berhubungan secara langsung di antara keduanya di dalam mengembangkan dan berkembangnya pasar keuangan. Studi yang dilakukan menunjukkan good corporate governance meningkatkan kinerja perusahaan (Brickley, Coles and Terry, 1994; Brickley and James, 1987), Byrd and Hickman, 1992; Chung, Wright and Kedia, 2003; Hossain, Cahan and Adams, 2000). 74 Meskipun secara umum diduga diterima bahwa corporate governance efektif meningkatkan kinerja perusahaan, studi yang lain dilaporkan negatif hubungan antara corporate governance dan kinerja perusahaan (Bathala and Rao,1995; Hutchinson, 2002) atau tidak diketemukan adanya hubungan (Park, and Shin,2003; Prevost, Rao and Hossain; 2002, Singh and Davidson, 2003; Young, 2003). Studi yang dilakukan Mitton (2002) berdasarkan sampel 398 perusahaan di Korea Utara, Malaysia, Indonesia, Philipina dan Thailand menemukan bahwa perusahaan dengan tingkat yang berbedabeda di dalam variabelnya dihubungkan terhadap corporate governance memiliki pengaruh kuat pada kinerja perusahaan selama krisis Asia timur tahun 1997 dan 1998. Hasil ini menyarankan bahwa kinerja harga terbaik dihubungkan dengan perusahaan memiliki indicator dari Kualitas pengungkapan yang lebih tinggi (higher disclosure quality), konsentrasi kepemilikan di luar yang lebih tinggi (higher outside ownership concentration), dan mereka fokusnya lebih dari pada keberagaman (diversified). Bhagat and Black (2002) menyumbangkan ini terhadap instrument yang berbeda yang digunakan secara individu di dalam studinya dari corporate governance mempengaruhi pada kinerja perusahaan. Instrumen ini meliputi dewan direktur, direktur independen, ukuran direksi, CEO, Managers, pasar efisien, rezim politik, peraturan wewenang pemerintah dan pengadilan (judiciary) (Bhagat and Bolton, 2008). Bhagat dan Bolton (2008) merekomendasikan digunakannya instrumen lebih komprehensip yang meliputi ukuran semua praktik corporate governance yang sesungguhnya ukuran tunggal dari kinerja. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H2: Praktik corporate governance positif dihubungkan dengan kinerja organisasi. ISBN : 978-602-14119-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG HRM and firm performance Alasan umum adalah bentuk sederhana dari pernyataan teoritik di dalam literatur HRM karena mereka berarti bahwa hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah populasi yang berlawanan secara umum. Pengembangan prediksi universalistic mempersyaratkan dua tahapan. Pertama pentingnya strategi praktik HR harus diidentifikasi. Ke dua alasan bahwa hubungan praktik ini terhadap kinerja organisasi harus dihadirkan. Secara umum atau perspektif terbaik menyiratkan langsung hubungan antara pendekatan HR dan kinerja, dan pendekatan kontingensi mengajukan bahwa postur strategi organisasi baik menambah atau menurun pengaruhnya pada praktik HR pada kinerja perusahaan (Delery dan Doty, 1996; Youndt et al. 1996). Praktik HRM berpengaruh kinerja organisasi melalui pengaruh mereka pada pengembangan karyawan dan perilaku karyawan. Praktik ini menentukan type dari karyawan yang telah diseleksi, keterampilan dan motivasi dari karyawan dan peluang dan insentif mereka yang mereka rancang dengan cara baru yang lebih baik dari pekerjaan kerja mereka (Moideenkutty, Al-Lamki, & Rama Murthy, 2011). Thema biasa literature masa lalu bahwa efektifitas manajemen dari manajemen sumber daya manusia yang di sejajarkan dengan strategi bisnis dapat memimpin kinerja perusahaan yang lebih baik (Guthrie, 2001). Esensi ini praktik HRM yang membuktikan efektif sebagai sumber keunggulan organisasi. Menurut Akdere (2009) sistem HR difokuskan pada kualitas manajemen yang secara langsung dihubungkan terhadap dimensi ganda hasil kinerja organisasi (intangible – kepuasan karyawan dan kepuasan pelanggan dan tangible - profit) management pengetahuan dan strategi managemen positif diketemukan positif dihubungkan kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan yang mengimplementasikan manajemen kualitas. Proses ISBN : 978-602-14119-2-6 manajemen diketemukan negatif dihubungkan kepuasan karyawan. Praktik HR umum secara positif dihubungkan kedua-dua-nya kepuasan pelanggan dan karyawan. Fokus karyawan dari perusahaan juga positif di hubungkan dengan kepuasan karyawan. Kepuasan karyawan juga dihubungkan dengan kedua duanya kinerja karyawan dan kinerja keuangan pada saat kepuasan karyawan positif diketemukan berhubungan positif terhadap kinerja keuangan. Sebuah studi oleh Al-Kaha, AlZubi, Al-Dmour, Al-Shurideh and Masa‘adeh (2011) menemukan kebijakan sumber daya manusia adalah positif di hubungkan dengan kinerja organisasi. Mereka menyimpulkan bahwa sebagian besar pentingnya pengaruh kebijakan sumber daya manusia pada kinerja organisasi adalah bahwa partisipasi karyawan di dalam membuat keputusan bagaimanapun kebijakan ini tidak secara luas diimplementasikan karena sikap budaya bahwa partisipasi karyawan di dorong dalam pengambilan keputusan atau karena sifat kerja tertentu yang dilihat secara kritis, berisiko dan sistimatik. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang ada, yaitu: H3 : Praktik manajemen sumber daya manusia positif dihubungkan dengan kinerja organisasi. HRM Practices, Corporate Governance and Firms Performance Menurut Martin and McGoldrick (2009), Sedikit yang menulis tentang HR dan Governance dan hanya sejumlah kecil artikel HR menyebut corporate governance di dalam kata-kata kunci mereka walaupun ahli-ahli teori HR barubaru ini menyebut cara-cara mengkonsepsikan HRM dari perpektif tata kelola (governance) (Gospel and Pendelton, 2005; Legge, 2004; Sisson, 2007). Namun di sana terdapat sejumlah penggunaan berusaha untuk memetakan keluar kaitan antara governance dan HRM (Boxall and Purcell, 2008), meliputi tulisan 75 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG dari perspektif suara karyawan (Gollan and Wilkinson, 2007). Konzelmann et al. (2006) menyatakan bahwa tujuan sentral HR adalah meningkatkan kinerja dan mengembalikan HRM itu sendiri adalah mempengaruhi dengan mengimplementasikan dari praktik corporate governance. Dengan cara memadang ke dalam keterhubungan antara sistem governance dan organisasi kerja dapat diketemukan di dalam bekerja dan Gospel and Pendleton (2003, 2005) dan Jacoby (2005). Gospel and Pendleton (2003) untuk contohnya beralasan bahwa governance dan dihubungkan struktur insentif, manajer untuk menyiapkan menurunkan angkatan kerja dan menghindari investasi, seperti training, yang hasilnya belum pasti. Mereka juga menemukan bahwa lembaga investor cenderung memprioritaskan keuntungan jangka pendek, nilai-nilai shareholder dan likuiditas, kepemilikan keluarga adalah lebih banyak untuk mempertimbangan kelangsungan hidup jangka panjang, mengendalikan dan manfaat pribadi menjadi lebih besar untuk tujuan yang penting. Kunci organisasi kesamaan para pemegang dengan demikian memainkan peran penting membentuk praktik HR karena tekanan kelas yang berbeda dari investor adalah kemampuan menggunakan managemen dan berpengaruh bahwa di sini sudah memiliki sistem kerja mereka yang dapat diambil (adopt). Studi-studi tempat kerja organisasi pada sektor sekunder, umumnya disusun dari perusahaan kecilsebagian besar di kelola oleh para memilik (Cosh and Hughes 2003) — menemukan bahwa ― friendly relation’ di antara karyawan dan manajer dan kepercayaan pada kerjasama karyawan dan ‗loyalty‘ adalah berarti yang mampu mengefisiensikan pencapaian organisasi kerja (Craig et al. 1982, 1984). Craig et al. (1982, 1984), untuk contohnya menemukan bahwa sejumlah kecil perusahaan sudah ter-spesialisasi, pengawasan penuh waktu dan management biasanya mengorganisir proses kerja, yang 76 akan bertanggung jawab untuk memasarkan, mengirimkan barang-barang dan fungsi-fungsi lainnya, yang mengambil cara-cara mereka dari tempat kerja. Mandor atau pekerja senior sering membiarkan tugas, tetapi para pekerja produksi bekerja ganda sebagai mandor tidak di tempatkan dengan baik untuk melakukan pengawasan langsung secara terus menerus terhadap angkatan kerja. Dengan demikian bukti menunjukkan bahwa di antara perusahaan tersebut, output dan kualitas bergantung pada efisiensi individual, para pekerja membutuhkan untuk menerima secara relatif derajad tertinggi dari tanggung jawab, hal itu juga menunjukkan bahwa pengawasan ketat jarang terjadi. Umumnya perusahaan kecil cenderung berdasarkan pada percampuran dari sistem kesempatan kerja ―paternalistik‖ dan orientasi yang kuat pada kerja pada bagian dari karyawan, sering di dukung oleh kesiapan pemecatan atau ketidakcocokkan (Craig et al 1982: 78–83; 1984). Di sistem liberal manajer dituntut menentukan untuk memecahkan minat shareholder di atas buruh, yang sering menuntut untuk memecahkan contract psychological dengan buruh di dalam minat nilai shareholder jangka pendek (Burchell et al.1999). Hall and Soskice (2001: 16), juga menyarankan bahwa tekanan intensif dari investor bergeser melawan keseimbangan buruh di dalam keputusan manajerial karena melindungi status yang lemah untuk tenaga buruh. Namun perluasan shareholders menentukan minat keuangan dalam jangka pendek untuk kerugian minat organisasi jangka panjang dengan sistem berbasis pasar liberal. Untuk contohnya beberapa perusahaan yang di daftarkan di bursa sudah harus stabil dan aktif berhubungan dengan investor dan pada waktu yang sama memiliki komitmen terhadap keamanan kesempatan kerja, peluang kerja dan pengembangan modal manusia. Dengan demikian memperluas dan cara-cara yang mana managerial memiliki diskresi adalah ISBN : 978-602-14119-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG latihan dan dipengaruhi karakteristik dari shareholders, manager dan sektor yang mereka operasikan (Gospel and Pendleton 2003; Deakin et al. 2002). Berdasarkan uraian tersebut maka praktik corporate governance diasumsikan sebagai variabel independen dan manajemen sumber daya manusia sebagai variabel moderator serta kinerja organisasi sebagai variabel dependen, dengan demikian hipotesis ke empat adalah, sebagai berikut:. H4: Praktik manajemen sumber daya manusia secara signifikan memediasi antara praktik corporate governance dan kinerja organisasi. Metodologi Sampel dan Pengumpukan Data Sampel dari studi ini di kumpulkan dari perusahaan perusahaan produk konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data dikumpulkan melalui kuesioner diatur tersendiri. Survey instrument yang di distribusikan kepada responden. Karena terbatasnya waktu dari kuesioner dikirimkan melalui e mail ke responden yang dikumpulkan sejumlah 100 yaitu masing masing 10 kuesioner per perusahaan dari 10 perusahaan yang terdaftar di bursa yang memiliki laporan keuangan secara rutin, yaitu masing masing untuk 2 direktur, 2 manajer, 2 supervisor, 2 kepala bagian dan 2 karyawan. Setelah di seleksi respond terhadap survey ini memastikan kepatuhan tergadap pendekatan stakeholders. Hanya 35 responden yang mengembalikan walaupun demikian masih konsisten dengan aturan utama (Rule of Thumb) oleh Rescue (1975) yang menyebutkan bahwa ukuran sampel lebih dari 30 adalah tepat untuk penelitian. Di tambahkan bahwa dengan alasan tersebut ukuran sampel di analisis dengan regresi linier berganda dilakukan dalam beberapa kali (lebih di sukai sepuluh kali atau lebih) atau sebesar jumlah variabel yang diteliti oleh studi ini. Praktik Corporate Governance Praktik corporate governance memanfaatkan studi yang diambil dari Sang and II (2004), meliputi CG 1 : direksi independen, CG2 : direktur external independence, CG3 : transparansi, CG4 : akses informasi dan efektivitas dari komite audit. Praktik Human Resource Management (HRM) Praktik HRM memanfaatkan studi yang diadopsi dari Delery and Doty (1996), Konzelmann et al. (2006) pendekatan soft dan hard HRM; HRM1 kompetensi angkatan kerja dan HRM2 partisipasi karyawan M3 : imbalan karyawan, HRM 4: Komitmen Karyawan sebagai soft HRM dan HRM 5 : training dan pengembangan, serta HRM 6 team work dan HRM 7 Kinerja individu sebagai hard HRM. Kinerja Organisasi Pengukuran persepsi yang digunakan sebagai penilain kinerja organisasi melebihi tujuan atau data sekunder. Item yang di gunakan OP1 : profitabilitas, OP2 : pertumbuhan penjualan, OP3 : volume penjualan dan OP 4: market share. Pengukuran kinerja organisasi secara luas di dasarkan pada kerja Fynes, Voss dan Burca (2005), Homburg, Krohmer and Workman (2004) and Hooley and Greenley (2005) yang mendukung penggunaan ukuran persepsi dari kinerja organisasi. Studi masa yang lalu oleh Dess and Robinson (1984), Venkatraman and Ramanujam (1985) and Palmatier, Rajiv and Dhruv (2007) juga memastikan bahwa ukuran persepsi juga menunjukkan korelasi yang tinggi dengan tujuan pengukuran kinerja keuangan. Untuk tujuan ini studi pengukuran di adopsi dari Panayides (2010). Uji Coba Test Untuk melaksanakan survei, telah dilakukan tes percobaan pada 10 karyawan dari perusahaan terhadap Pengukuran Variabel ISBN : 978-602-14119-2-6 77 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG kemampuan dan untuk menyaring instrumen, sesuai kebutuhan responden. HASIL DAN PEMBAHASAN Penemuan Tabel 4 garis besar analisis deskriptif dilakukan terhadap praktik corporate gopvernance. Pada Tabel 4 menggambarkan peRsepsi responden dengan menghargai praktik corporate governance yang telah diimplementasikan di dalam perusahaan secara berurutan. CG3 dan CG4 memiliki rata rata tertinggi (4,0857) dengan SD = 0,91944 dan CG2 menunjukkan rata rata terendah (3,4571) dengan SD = 0,74134. Pada Tabel 5 garis besar dari analisis deskriptif yang dilakukan tergadap praktik HRM. Tampaknya, HRM 3 memiliki rata rata tertinggi 2,82 dengan SD = 0,70; dan HRM 6 dengan nilai rata rata terendah yaitu (2,17) dengan standard deviasi = 0,92309. Analisis regresi yang tersedia dari SPSS digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil pada Tabel 6 menunjukkan bahwa hubungan antara praktik corporate governance dan praktik HRM seperti ditunjukkan dengan Sig = 0.044. Nilai ini menunjukkan corporate governance signifikan positif. Dengan demikian menjelaskan bahwa praktik corporate governance berpengaruh signifikan terhadap implementasi dari praktik HRM. Berdasarkan hasil pada Tabel 6, menunjukkan bahwa praktik corporate governance diterima dengan sig 0.040, menjelaskan bahwa hubungan antara praktik corporate governance dan kinerja organisasi diterima, atau signifikan; namun menunjukkan adanya pengaruh negatif. Hasil pada Tabel 7 menunjukkan bahwa Praktik HRM adalah tidak signifikan dihubungkan dengan kinerja organisasi dengan nilai sig = 0.252. Namun bila dilihat lebih mendalam hasil yang didapatkan cenderung positif dengan nilai beta = 0.199. Pada Tabel 8, praktik sumber daya manusia mampu memediasi terhadap corporate governance dengan kinerja organisasi dengan nilai sig: 0.036; sedangkan signifikansi Corporate Governance terhadap Organizational Performance: 0.007, dan memiliki kecenderungan nilai beta negatif. Berdasarkan hasil pada Tabel 9 yang melibatkan corporate governance dengan praktik HRM bahwa praktik HRM ternyata mampu memediasi kinerja organisasi. Karena bila praktik corporate governance dihubungkan dengan praktik HRM signifikan positif hasil yang di dapatkan juga cenderung positif. Menurut Baron dan Kenny (1996) persyaratan mediasi terjadi apabila kedua hipotesis harus signifikan dan dengan demikian dapat dilakukan test mediasi. Berdasarkan kondisi di atas maka hipotesa H1, H2 diterima dan H3 ditolak namun H4 dapat diterima. Berdasarkan Tabel 8 HRM dengan OP tidak signifikan dengan nilai sig = 0.252 walapun memiliki nilai beta cenderung positif. Tabel 4. Praktik Corporate Governance N Minimum Maximum Mean CG1 35 2 5 3.7714 CG2 35 2 5 3.4571 CG3 35 2 5 4.0857 CG4 35 2 5 4.0857 Valid N (listwise) 35 Sumber : data primer, diolah, 2015 78 Std. Deviation 0.84316 0.74134 0.91944 0.91944 ISBN : 978-602-14119-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG Tabel 5. Praktik HRM Minimum Maximum 1 4 1 4 1 4 1 5 1 5 1 4 1 5 N HRM1 35 HRM2 35 HRM3 35 HRM4 35 HRM5 35 HRM6 35 HRM7 35 Valid N (listwise) 35 Sumber : data primer, diolah, 2015 Mean 2.6857 2.6857 2.8286 2.2857 2.7429 2.1714 2.3429 Std. Deviation 0.71831 0.86675 0.70651 0.78857 1.212097 0.92309 0.96841 Tabel 6. Praktik Corporate Governance dan HRM Practice Standard Unstandard Coefficient Coefficient Model t B Std.Error Beta (constant) 8.966 4.127 2.172 VarCG 0.557 0.266 0.343 2.097 Dependent Variable : VARHRM Sig 0.037 0.044 Tabel 7. Corporate Governance dan Organizational Performance Standard Unstandard Coefficient Coefficient Model t Sig B Std.Error Beta (constant) 21.751 2.676 8.129 0.000 VarCG -0.367 0.172 -0.348 -2.133 0.040 Dependent Variabe : Varop. Tabel 8. HRM dan Organizational Performance Standard Unstandard Coefficient Coefficient Model t B Std.Error Beta (constant) 13.850 1.990 6.960 VarCG 0.129 0.111 0.199 1.167 Dependent Variable : Varop. Tabel 9. HRM Sebagai Model Mediasi Terhadap Varop Standard Unstandard Coefficient Coefficient Model t B Std.Error Beta (constant) 19.649 2.708 7.255 VARHRM 0.234 0.107 0.361 2.194 VARCG -0.498 0.174 -0.472 -2.869 Dependent Variable : Varop. ISBN : 978-602-14119-2-6 Sig 0.000 0.252 Sig 0.000 0.036 0.007 79 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG PENUTUP Kesimpulan Hasil hipotesis H1 signifikan dan sangat berarti, bahwa pada hasil H1 terdapat keterkaitan antara praktik corporate governance yang diimplementasikan di perusahaan dengan tipe dari praktik HRM yang diimplementasikan. Bukti tersebut menyediakan bahwa corporate governance terhadap konsep praktik HRM dari perspektif corporate perpective, sangat berarti, corporate governance dari perusahaan akan menentukan kebijakan HR dan praktik HR yang diimplementasikan. Hasil studi ini paralel dengan alasan yang dibuat oleh Konzelmann et al (2006) bahwa praktel corporate governance dan kinerja organisasi adalah bagaimanapun konsisten dengan satu aliran di dalam studi corporate governance. Praktik corporate governance positif dihubungkan dengan kinerja organisasi. Hasil H2 diterima; walaupun hasil betanya cenderung negatif. Meskipun secara umum diterima bahwa corporate governance efektif meningkatkan kinerja perusahaan, namun studi ini juga memperoleh hasil negatif hubungan antara corporate governance dan kinerja perusahaan, hal ini sesuai yang dikemukakan (Bathala and Rao,1995; Hutchinson, 2002) Praktik manajemen sumber daya manusia positif dihubungkan dengan kinerja organisasi. H3 ditolak tetapi hasil yang diperoleh cenderung positif. Hasil positif dari H3 antara hubungan HRM dan Kinerja organisasi menyediaan bukti bahwa HRM memainkan peran penting untuk perusahaan dan studi ini sesuai dengan studi sebelumnya. Implikasi hubungan langsung antara HRM dan kinerja organisational dan menyesuaikan dengan hasil dari Al-Kaha, Al-Zubi,AlDmour, Al-Shurideh and Masa‘adeh (2011) bahwa kebijakan HR adalah positif dihubungkan dengan kinerja organisasi. 80 Praktik manajemen sumber daya manusia secara signifikan memediasi hubungan antara praktik corporate governance dan kinerja organisasi. H4 mampu memediasi, walaupun hasilnya cenderung negatif. Kondisi ini di Indonesia masih terjadi karena HRM yang sebenarnya mampu membawa tata kelola perusahaan ke arah yang lebih bagus namun terjadi kecenderungan terkooptasi dengan kebijakan pemerintah atau famili, sehingga secara tidak langsung hasil yang di dapat cenderung negatif. Penemuan studi ini memunculkan bahwa pendekatan stakeholder adalah melalui pendekatan yang diambil melalui studi corporate governance. Meskipun kesulitan di dalam memperoleh keuntungan kerjasama dan respon dari perusahaan yang terlibat, hal tersebut membuktikan bahwa stakeholders secara khusus karyawan adalah menyadari terhadap issue corporate governance dan perusahaan menuntut untuk meningkatkan dan memelihara standar mereka. Studi ini dilakukan berdasarkan 35 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya ukuran sampel yang kecil diidentifikasi sebagai keterbatasan utama untuk membuat kesimpulan umum tentang sektor yang dipilih dalam studi ini. Rendahnya respon mungkin bersifat atribut terhadap kebijakan perusahaan yang tidak mau membuka informasi perusahaan mereka. Dengan jumlah sampel yang besar hal itu mungkin mendapatkan hasil menjadi signifikan antara HRM dengan Kinerja organisasi, walaupun untuk hubungan antara corporate governance dan kinerja organisasi keterlibatan praktik HRM juga memediasi. Hal yang juga menarik adalah untuk memperbaiki kinerja organisasi agar tidak terpengaruh atau terkooptasi dengan praktik kebijakan pemerintah maupun famili; yang kurang mendukung praktik HRM yang memuaskan keterhubungan antara corporate governance dan kinerja organisasi. ISBN : 978-602-14119-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG DAFTAR PUSTAKA Akdere, M. (2009). A multi-level examination of quality-focused human resource practices and firm performance: evidence from the US healthcare industry, The International Journal of Human Resource Management, 20, 9, 1945–1964. Alkalha, Z.S., Al-Zu'bi, Z.M.F., AlDmour, H., Alshurideh, M. & Masa'deh, R.M.T. (2012). Investigating the Effects of Human Resource Policies on Organizational Performance: An Empirical Study on Commercial Banks Operating in Jordan, European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences, 51, 45-67. Amstrong (2006, p.8) A Handbook of Human Resource Management Practice. (10th Ed.). London: Kogan Page Limited. Baron dan Kenny (1996) The moderatormediator variable distinction in social psychological research: Conceptual, strategic and statistical considerations., Journal of Personality and Social Psychology, Vol.51, No.6, pp. 1173-1182. Baker, Gibbons and Murphy,1999; Informal Authority in Organizations, Journal of Law, Economics and Organization, 15. Bathala, C.T and Rao, R. P. (1995). The Determinants of Board Composition: An Agency Theory Perspective, Managerial and Decision Economics, 16, 59-69. ISBN : 978-602-14119-2-6 Beiner, S., & Schmidt, M.M. (2005). Agency conflicts, corporate governance and corporate diversification - Evidence from Switzerland, http://papers.ssrn.com/sol3/papers. cfm. Berle, A., & Means, G. (1932). The Modern Corporation and Private Property, Macmillan: New York. Bhagat, S., & Black, B., (2002). The noncorrelation between board independence and long term firm performance, Journal of Corporation Law, 27, 231–274. Bhagat, S. & Bolton, B. (2008). Corporate governance and firm performance, Journal of Corporate Finance, 14, 257–273. Black, S.E. & Lynch, L/M. (1997). How to Compete: The Impact of Workplace Practices and Information Technology on Productivity, NBER Working Papers 6120, National Bureau of Economic Research. Boxall, P. & Purcell, J. (2008). Strategy and human resource management, 2nd edition, Palgrave Macmillan: London. Brickley, J. A. & James, C. M. (1987). The Takeover Market, Corporate Board composition, and Ownership Structure: The Case of Banking, Journal of Law and Economics, 30, 161-181. Brickley, J. A., Coles, J. L. & Terry, R. L. (1994): ―Outside Directors and the Adoption of Poison Pills‖, Journal of Financial Economics, 35, 371390. 81 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG Burchell et al.(1999). Job Insecurity and Work Intensification. York:York Publishing Services. Byrd, J. W. & Hickman, K. A. (1992). Do outside Directors Monitor Managers: Evidence form Tender Offer Birds, Journal of Financial Economics, 32(2), 195-221. Delery, J. E., & Doty, D. H. (1996). Modes of Theorizing in Strategic Human Resource Management: Tests of Universalistic, Contingency, and Configurational Performance Predictions, Academy of Management Journal, 39(4), 802835. Deakin Caldwell, Hayes, Karri, & Bernal, (2008); Ethical stewardship – Implications for leadership and trust. Journal of Business Ethics, 78, 153-164. Caldwell, Truong, Linh, and Tuan (2010). Strategic human resource management as ethical stewardship. Journal of Business Ethics, 98(1), 171-182. Chung, K. H., Wright, P. and Kedia, B. B. (2003). Corporate Governance and Market Valuation of Capital and R&D Investment, Review of Financial Economics, 12, 161-172. Cosh and Hughes ( 2003). Enterprise Challenge. Cambridge: Cambridge Centre for Business Research. Craig et al. (1984), Payment Structures and Smaller Firms: Women’s Employment in Segmented Labour Markets. Research Paper No. 48, Department of Employment, London. ---------, Rubery, J., Tarling, R. and Wilkinson, F. (1982). Labour Market Structure, Industrial Organisation and Low Pay. Cambridge: Cambridge University Press. 82 et al. (2002). ‗Partnership, ownership and control: the impact of corporate governance on employment relations‘. Employee Relations, 24 (3): 335–52. Dess, G.G. & Robinson, R.B. Jr. (1984). Measuring organizational performance in the absence of objective measures: The case of the privately-held firm and conglomerate business unit. Strategic Management Journal, 5, 265-273. Fynes, B., Voss, A. C., & Búrca, S. (2005). The Impact of Supply chain relationship dynamics on manufacturing performance. International Journal of Operations & Production Management, 25(1), 6-19. Gilley et al. (2002), Principles of Human Resource Development. New York: Basic Books Gollan, P. & Wilkinson, A. (2007). Contemporary Developments in Information and Consultation, International Journal of Human Resource Management, 18, 7. Gompers, P.A., Ishii, J.L. & Metrick, A. (2003). Corporate governance and equity prices, Quarterly Journal of Economics, 118(1), 107–155. ISBN : 978-602-14119-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG Gospel, H. & Pendleton, A. (2003). Finance, corporate governance and the management of labour. A conceptual and comparative analysis. British Journal of Industrial Relations, 41 (3), 557582. Gospel, H. & Pendelton, A., (2005). Corporate governance and labour management: An international comparison, Oxford University Press: Oxford. Guest, (2005). Corporate governance and human resource management, DTI Economics paper no.13, joint DTI/King‘s College London Seminar. Guthrie, J. P. (2001). High-involvement Work Practices.Turnover and Productivity: Evidence from New Zealand. Academy of Management Journal. 44(1), 180-190. Hall, P.A. & Soskice, D. (2001). Varieties of Capitalism: The Institutional Foundations of Comparative Advantage. Oxford University Press: Oxford. Haniffa, R.M. & Cooke, T.E. (2002). Culture, corporate governance and disclosure in Malaysian corporations, ABACUS, 38(3), 317350. Haniffa, R.M. & Cooke, T.E. (2005). Impact of Culture and Governance Structure on Corporate Social Reporting, Journal of Accounting and Public Policy, 24, 391-430. Hernández, (2005). Promoting stewardship behavior in organizations: A leadership model. Journal of Business Ethics, 80, 121-128. ISBN : 978-602-14119-2-6 Homburg, C., Krohmer, H. & Workman, J.P. (2004). A Strategy Implementation Perspective of Market Orientation, Journal of Business Research, 57, 1331-40. Hooley, G. & Greenley, G. (2005). The Resource underpinnings of competitive positions. Journal of Strategic Marketing. 13(2), 93-116. Hossain, M., Cahan, S. F. & Adams, M. B. (2000). The Investment Opportunity Set and the Voluntary Use of Outside Directors: New Zealand Evidence, Accounting and Business Research, 30(4), 263-273. Huselid, M.A. (1995). The impact of human resource management practices on turnover, productivity, and corporate financial performance, Academy of Management Journal, 38, 635-672. Hutchinson, M. (2002). An Analysis of the Association between Firms‘ Investment Opportunities, Board Composition, and Firm Performance, Asia Pacific Journal of Accounting and Economics, 9, 17-39. Ichniowski, C., Shaw, K. & Prennushi, G. (1995). The Impact of Human Resource Management Practices on Productivity, N.B.E.R. Working Paper, 5333. Ibrahim, H., & Zulkafli, A. (2016). Corporate governance, HRM practices and organizational performance. Socio-Economic Problems and the State. 14 (1), 3040. 83 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG Jacoby (2005). The Embedded Corporation: Corporate Governance and Employment Relations in Japan and the United States. Princeton, NJ: Princeton University Press. Klapper, L. F., and Love, I. (2003). Corporate Governance, Investor Protection, and Performance in Emerging Markets, Journal of Corporate Finance, 195, 1-26. Konzelmann, S. (2003). Markets, Corporate Governance and Creative Work Systems: The case of Ferodyn, The Journal of Interdisciplinary Economics, 14, 139-158. Konzelmann, S., Conway, N., Trenberth, L. & Wilkinson, F. (2006). Corporate Governance and Human Resource Management, British Journal of Industrial Relations. 43(3), 541-567. Lamba and Choudary (2013). Impact of HRM practices on organizational commitment of employees, International Journal of Advancements in Research & Technology, 2(4), April. Legge, K. (2004). Human resource management: rhetoric and realities (Anniversary edition), Palgrave: London. Martin dan Hetrick, (2006). Corporate reputations, branding and managing people: a strategic approach to HR. ButterworthHeinemann: Oxford. Martin, G. & McGoldrick, J. (2009). Corporate governance and HR: some reflections and a case study from the UK National Health Service, in Young, S. (ed.) Contemporary Issues in International Governance, Tilde University Press: Melbourne. 84 Minbaeva D. B. (2005) HRM practices and MNC knowledge transfer., Personal Review, Vol.34, No.1, pp. 125-144. Mitton, T. (2002). A cross-firm Analysis of the impact of corporate governance on the East Asian financial Crisis, Journal of Financial Economics, 64, 215-241. Moideenkutty, U., Al-Lamki, A., & Rama Murthy, Y. S. (2011). HRM Practices and Organizational Performance in Oman. Personnel Review, 40(2), 239 -251. O'Donovan, G. (2003). A Board Culture of Corporate Governance, Corporate Governance International Journal, 6(3), 22-30. Palmatier, R.W., Rajiv P. D., & Dhruv, G. (2007). A Comparative Longitudinal Analysis of Theoretical Perspectives of Interorganizational Relationship Performance, Journal of Marketing, 71 (October), 172–94. Panayides, P.M. (2010). Competitive strategies and organizational performance in ship management. Maritime Policy & Management. 30, 123-140. Park, Y. W. & Shin, H. H. (2003). Board Composition and Earning Management in Canada, Journal of Corporate Finance, 185, 1-27. Prevost, A. K., Rao, R. P. & Hossain, M. (2002). Determinants of Board Composition in New Zealand: A Simultaneous Equation Approach, Journal of Empirical Finance, 9, 373-397. ISBN : 978-602-14119-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG Rashidah, A.R. & Fairuzana, H.M.A. (2006). Board, audit committee and earnings management: Malaysian evidence. Managerial Auditing Journal, 21, 783–804. Rashidah, A.R. & Roszaini, H. (2005). The effect of role duality on corporate performance in Malaysia, International Scientific Journal of Corporate Ownership & Control, 2, 40–47. Price, A (2007). Human Resource Management in a Business Context. (3th Ed.). London: Thomson Business Press. Roscoe, J. T. (1975) Fundamental Research Statisctics for the Behaboural Sciences (2nd ed.). New York: Holt, Rinehart and Winston. Sang, W.N. & Il, C.N. (2004) Corporate Governance in Asia: Recent evidence from Indonesia, Republic of Korea, Malaysia and Thailand. Asian Development Bank Institute. Schuler and Jackson (1987) ‗Linking competitive strategies with human resource management practices‘. Academy of Management Executive, 1 (3): 207–19. Shleifer, A., & Vishny, R. W. (1997). A Survey of Corporate Governance. The Journal of Finance, 52(2), 737-783. Singh, M & Davidson III, W N (2003). Agency Costs, Ownership Structure and Corporate Governance Mechanisms, Journal of Banking and Finance, 27, 793-816. ISBN : 978-602-14119-2-6 Sisson, K. ((2007). Facing up to the challenges of success: putting ‗governance‘ at the heart of HRM, in J. Storey (Ed.) Human resource management: a critical text, Thomson: London. Sorasak Tangthong, S. And Trimetsoontorn, J. and Rojniruntikul, N. (2014). HRM practices and employee retention in Thailand – A literature review, International Journal of Trade, Economics and Finance, 5(2), April. http://dx.doi.org/10.7763/IJTEF.20 14.V5.362 Storey, J. (1987). Developments in the management of human resources: an interim report, Warwick Papers in Industrial Relations, 17, IRRU, School of Industrial and Business Studies, University of Warwick (November). Supangco, (2006). HR Involvement in Corporate Governance. Philippine Management Review, 13, 101-116. Tirole, J. (2001). Corporate governance. Econometrica, 69(1), 1–35. Venkatraman N. & Ramanujam V. (1985) Construct validation of business economic performance measures: A Structural Equation Modeling approach. Paper presented at the annual meeting of the Academy of Management, San Diego. Youndt, M. A., Snell, S. A., Dean, J. W., Jr., & Lepak, D. P. (1996). Human Resource Management, Manuacturing Strategy, and Firm Performance, Academy of Management Journal, 39(4), 836866. 85 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG Young, B (2003). Corporate Governance and Firm Performance: Is there a Relationship? Ivey Business Journal Online, 1-4. 86 ISBN : 978-602-14119-2-6