BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia bisnis salah satu hal yang terpenting adalah kegiatan akuntansi. Sebuah
perusahaan menyelenggarakan kegiatan akuntansi bertujuan untuk memahami apa yang
sedang terjadi pada bisnisnya khususnya dari sisi keuangan atau “financial”. Untuk memulai
proses akuntansi seorang akuntan harus memahami karakter dari bisnis tersebut, karakter
yang dimaksud antara lain adalah jenis usaha, kegiatan-kegiatan bisnis yang berkaitan, badan
hukum dan lain sebagainya. Salah satu karakter penting yang harus dipahami adalah apakah
perusahaan tersebut tergolong dalam usaha mikro kecil menengah (UMKM) atau bisnis
besar.
Menurut Louis E. Boone dan David L. Kurtz dalam bukunya Contemprary Business
(2000), menyebutkan bahwa bisnis kecil adalah perusahaan yang dimiliki dan dioperasikan
secara independen, tidak mendominasi dalam bidangnya, dan memenuhi ukuran standar
tertentu atas laba atau jumlah karyawan. Sedangkan menurut Undang – Undang Nomor 20
Tahun 2008 usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang
dimiliki usaha menengah, yang dikuasi langsung maupun tidak langsung dengan kekayaan
bersih lebih dari Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000 atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp 300.000.000 sampai dengan Rp 2.500.000.000. UMKM merupakan
bentuk usaha yang cukup mendominasi di Indonesia, hal ini disebabkan UMKM cenderung
lebih mudah didirikan dan tidak membutuhkan modal yang besar. Setiap pengusaha yang
ingin memiliki bisnis besar tentunya harus memulai dari bisnis kecil.
2
UMKM sudah pasti memiliki keunggulan dan kelemahan dibandingkan dengan bisnis
besar, berikut adalah beberapa keunggulan dan kelemahan UMKM ,
Keunggulan :
1.
Layanan pelanggan yang prima
2.
Biaya rendah
3.
Kemampuan mengisi pangsa pasar kecil
Kelemahan :
1.
Rentan terhadap perubahan ekonomi
2.
Kurangnya pengetahuan manajemen bisnis dan manajemen akuntansi
3.
Keterbatasan Dana
Dalam tugas akhir ini penulis akan membahas pencatatan akuntansi khusus nya untuk
Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang lebih akrab disebut UMKM. Pencatatan akuntansi
pada UMKM menjadi menarik untuk diteliti akibat adanya berbagai fakta yang menunjukan
bahwa sudah menjadi rahasia umum apabila masih banyak pelaku bisnis UMKM yang
kurang menyadari akan pentingnya sebuah laporan keuangan bagi perkembangan bisnis
mereka. Seperti yang dilansir oleh portal berita Suara Merdeka, 26 Mei 2016 dalam artikel
“Banyak UMKM Belum Paham Laporan Keuangan Itu Penting” yang mencantumkan
pernyataan dari pimpinan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Prasetyo Heru
mengungkapkan, pelaku UMKM banyak yang mencampur keuangan usahanya dengan
keuangan rumah tangga. Pemasukan dan pengeluaran dicampur dengan keuangan rumah
tangga, sehingga membuat usahanya sulit berkembang. Selain itu, Danni Hidayat, S.E., Ak.,
Mak., CA. pemilik salah satu Kantor Jasa Akuntansi (KJA) di Riau juga mengungkapkan,
Kelemahan UMKM kita saat ini ialah belum mampu berpikir strategis. Gambaran lima tahun
ke depan tidak bisa mereka bayangkan. Disitulah KJA berperan untuk membantu mereka
merencanakan strategi ke depan, manajerial, sehingga mereka matang dan tak tersingkir.
3
Laporan keuangan yang benar perlu dibuat untuk kemajuan UMKM sendiri. Selain itu,
dengan laporan keuangan UMKM dapat mengakses produk jasa keuangan sebagai sumber
permodalan. Tanpa laporan keuangan yang benar dan baik UMKM akan mengalami kesulitan
dalam hal manajerial dan kehilangan banyak kesempatan untuk mengembangkan usahanya.
Peristiwa inilah yang menunjukan adanya ketidaksesuaian antara kebutuhan pengelola
UMKM akan laporan keuangan tetapi tidak dibarengi kesadaran untuk memiliki laporan
keuangan yang baik dan benar sesuai dengan standar.
Dalam ilmu akuntansi kita mengenal standar akuntansi yang berlaku di Indonesia yaitu
PSAK. PSAK atau pernyataan standar akuntansi keuangan dibuat dan ditujukan untuk
mengatur standar pencatatan laporan keuangan untuk sebuah perusahaan, namun karena
sebuah usaha kecil memiliki karakteristik yang berbeda dengan usaha- usaha besar pada
umumnya khususnya pada bentuk hukum dan sebagian besar tergolong entitas tanpa
akuntabilitas publik maka usaha kecil tidak memiliki kewajiban melaporan laporan keuangan
seperti pada usaha-usaha besar yang ada. Sebab itu, IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)
menerbitkan sebuah standar akuntansi bagi usaha kecil menengah yaitu SAK ETAP atau
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. SAK ETAP diadopsi dari
IFRS (International Financial Reporting Standards) untuk “small medium enterprises” yang
isinya disesuaikan dengan keadaan UMKM di Indonesia. SAK ETAP tidak begitu berbeda
dari PSAK namun ada beberapa hal yang disederhanakan seperti, aset tetap tidak berwujud
dicatatat dengan harga perolehan dan laporan keuangan entitas anak tidak perlu dikonsolidasi
melainkan dicatat sebagai investasi dengan metode ekuitas. Menurut SAK ETAP sebuah
entitas dikatakan memilki akuntabilitas publik signifikan jika :
1.
Telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau sedang dalam proses pengajuan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau pembuat kebijakan lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal, atau
4
2.
Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas ansuransi, pialang atau pedagang efek, dana pensiun,
reksa dana dan bank investasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik adalah entitas yang :
1.
Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan
2.
Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal, seperti
pengelola usaha yang tidak terlibat langsung dan kreditur.
Untuk dapat mengevaluasi dan mengetahui perbedaan antara laporan keuangan UMKM
yang belum sesuai dengan standar dan yang sudah sesuai dalam tugas akhir ini penulis akan
menyajikan simulasi laporan keuangan sebuah UMKM yang disusun berdasarkan SAK
ETAP dan kemudian melakukan analisis terhadap kelebihan dan kekurangan atas penerapan
SAK ETAP tersebut
untuk mengetahui manfaat apa yang didapat jika sebuah UMKM
menerapkan SAK ETAP pada kegiatan akuntansinya begitupun sebaliknya. Untuk
mendapatkan data yang relevan dan hasil yang sesuai dengan kedaan UMKM pada
prakteknya maka penulis bekerja sama dengan sebuah UMKM yang bergerak dibidang
industri batik dengan nama dagang Batik Aliza yang berlokasi di Kecamatan Pasar Kliwon
Surakarta. Dalam tugas akhir ini penulis akan menganalisa laporan keuangan Batik Aliza
periode September 2015 sampai dengan November 2015, periode tersebut dipilih sebab
periode itu adalah kuartal pertama setelah Batik Aliza menutup periode lalu dibulan Agustus
2015. Atas dasar tersebut maka penulis mengangkat judul :
EVALUASI LAPORAN
KEUANGAN PADA UMKM BERDASARKAN SAK ETAP : STUDI KASUS DAN
STUDI KOMPARATIF HIPOTETIKAL PADA BATIK ALIZA - KUARTAL I TAHUN
BUKU 2015/2016 untuk tugas akhir ini.
B. Perumusan Masalah
1.
Bagaimanakah laporan keuangan Batik Aliza setelah diterapkannya SAK ETAP?
5
2.
Apakah manfaat yang didapat UMKM Batik Aliza jika penerapan SAK ETAP pada
laporan keuangannya?
3.
Apakah kelebihan dan kekurangan jika diterapkannya SAK ETAP sebagai standar
akuntansi pada UMKM Batik Aliza?
C. Tujuan Penelitian
1.
Mengevaluasi laporan keuangan UMKM Batik Aliza setelah disusun sesuai dengan
SAK ETAP.
2.
Mengetahui manfaat yang didapatkan UMKM Batik Aliza setelah penerapan SAK
ETAP.
3.
Menganalisa kelebihan dan kekurangan penerapan SAK ETAP pada UMKM Batik
Aliza.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang didapat dilihat dari sisi teori atas penelitian ini adalah bertambahnya
informasi terkait dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik ( SAK ETAP) dan pengaplikasiannya di dalam bisnis skala UMKM.
2. Manfaat Praktis
Penelitiaan ini akan menjadi sebuah evaluator bagi Batik Aliza dan UMKM yang
belum menerapkan SAK ETAP. Selain itu juga sebagai salah satu bahan pedoman
pemilik bisnis UMKM untuk menerapkan SAK ETAP pada kegiatan akuntansi di
perusahaannya, serta sebagai bahan bacaan untuk memahami manfaat yang didapat dari
SAK ETAP jika diterapkan dalam kegiatan akuntansi di sebuah UMKM.
Download