7 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Rasa Percaya Diri

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri adalah yakin pada kemampuan diri sendiri untuk
melakukan sesuatu. Rasa percaya diri bisa berasal dari diri sendiri
maupun motivasi dari lingkungan sekitar. Menurut Mustari (2014:51)
percaya diri adalah sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap
pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapan.
Lauster (2006:15) mengemukakan sepuluh langkah untuk menjadi
percaya diri:
a. Sebagai langkah pertama carilah sebab-sebab Saudara merasa rendah
diri. Sekali Saudara mengetahui sebab-sebab itu maka Saudara sudah
mendapat prasyarat yang sangat penting untuk suatu perbaikan
kepercayaan diri sendiri yang direncanakan.
b. Atasi kelemahan Saudara. Hal yang penting adalah Saudara harus
memiliki kemauan yang kuat. Karena hanya dengan begitu Saudara
akan memandang suatu perbaikan yang kecil sebagai keberhasilan
yang sebenarnya.
c. Cobalah kembangkan bakat dan kemampuan Saudara lebih jauh.
Dengan begitu Saudara mengadakan kompensasi bagi kelemahan
Saudara, sehingga kelemahan itu tidak penting lagi bagi Saudara.
7
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
8
d. Bahagialah dengan keberhasilan Saudara dalam suatu bidang tertentu
dan janganlah ragu-ragu untuk bangga atasnya. Perkiraan Saudara
sendiri atas keberhasilan Saudara adalah lebih penting untuk
kesadaran sendiri dibandingkan dengan pendapat orang lain.
e. Bebaskan diri Saudara dari pendapat orang lain. Janganlah berbuat
berlawanan dengan keyakinan Saudara sendiri. Hanya dengan begitu
Saudara akan merasa merdeka dalam diri sendiri dan yakin.
f. Jika misalnya Saudara tidak puas dengan pekerjaan Saudara tapi tida
melihat sesuatu kemungkinanpun untuk memperbaiki dir sendiri
Saudara, maka kembangkanlah bakat-bakat Saudara memalui sesuatu
hobby.
Dengan
begitu
Saudara
dapat
mengkompensasikan
kekecewaan dan dapat menjaga diri dari ketidakyakinan atas diri
sendiri.
g. Jika Saudara diminta untuk melakukan pekerjaan yang sukar, cobalah
melakukan pekerjaan tersebut dengan rasa optimis. Jika anda takut
melakukan tugas itu, maka di masa depan Saudara akan kurang
percaya pada kemampuan Saudara sendiri dan akhirnya gagal dalam
tugas yang tak begitu sulit.
h. Jangan terlalu bercita-cita, karena cita-cita yang kelewat batas tidak
baik. Makin besar cita-cita Saudara, maka akan semakin sulit bagi
Saudara untuk memenuhi tuntutan yang tinggi itu.
i. Jangan terlalu sering membandingkan diri Saudara dengan orang lain.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan lebih baik oleh orang lain
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
9
dibanding
dengan
Saudara.
Jika
Saudara
terus
menerus
membandingkan diri Saudara dengan orang lain maka ada
kemungkinan Saudara akan kecewa dengan diri Saudara sendiri. Dan
ini tidak baik bagi harga diri Saudara sendiri.
j. Janganlah mengambil sebagai motto ungkapan yang berbunyi,
“apapun juga yang dilakukan dengan baik oleh orang lain sayapun
harus dapat melakukannya”, karena tak seorangpun dapat mempunyai
hasil yang sama dalam tiap bidang.
Berdasarkan sepuluh langkah percaya diri yang dikemukakan oleh
Lauster, untuk mengatasi rasa rendah diri adalah dengan mencari
penyebab perasaan tersebut. Melihat dan mendengarkan orang lain tidak
selamanya baik untuk membangkitkan rasa percaya diri, karena dapat
menimbulkan pikiran membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang
lain. Rasa percaya diri harus dimunculkan dengan penuh keyakinan untuk
merubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik.
Indikator percaya diri merupakan suatu hasil yang nampak pada
diri seseorang. Apabila siswa berani melakukan suatu aktivitas dan
kelihatannya ia tidak ragu memilih dan membuat apa yang harus
dibuatnya. Berikut adalah beberapa indikator percaya diri menurut
pendapat Mustari (2014:53-57) yaitu:
a. Memiliki keyakinan
Percaya diri berarti keyakina pada diri. Untuk memiliki keyakinan
pada siswa diperlukan keberanian, kemampuan untuk mengambil
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
10
resiko, kesediaan untuk menerima penderitaan dan kekecewaan atau
tindakan yang dilakukannya.
b. Persamaan kesempatan
Setiap siswa memiliki potensi yang memadai untuk mengikuti proses
pembelajaran di sekolah.
c. Menghilangkan inferioritas (menghilangkan rasa minder/rasa rendah
diri)
Siswa memiliki kemampuan bersosialisasi, misalnya menjalin
keakraban dengan teman tanpa merasa minder atau tidak percaya diri
dengan keadaan dirinya.
2. Prestasi Belajar
Arifin (2011 : 12) mengemukakan kata prestasi berasal dari bahasa
Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang
berarti “hasil usaha”, Prestasi belajar pada umumnya berkenaan pada
aspek pengetahuan. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang
bersifat parenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang
rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang
kemampuanya masing-masing. Selain itu Harahap dalam Hamdani (2011 :
138) mengemukakan prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan
bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang
terdapat dalam kurikulum. Lebih lanjut Sudjana (2010) mengatakan
bahwahasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
11
menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara
terencana, baik tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan. Hasil belajar
dapat dilihat dari hasil ulangan harian siswa (formatif), nilai ulangan
semester (subsumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif).
Berdasarkan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai sebagai suatu usahayang telah
dilakukan, prestasi juga dapat disimbolkan atau dilambangkan dengan
nilai-nilai hasil belajar yang dapat sebagai alat ukur sejauh mana tingkat
keberhasilan siswa yang telah dicapai dalam suatu pembelajaran.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendiikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan hasil belajar
dari Bloom (Sudjana, 2010:22) yang secara garis besar dibagi dalam tiga
ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
a.
Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam
kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kawasan kognitif
imeliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus, penyimpanan dan
pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan
kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Menurut Bloom secara hirarki tingkat hasil belajar kognitif mulai dari
yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling
tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Enam tingkatan itu adalah
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
12
pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4),
sintesis (C5) dan evaluasi (C6).
1) Pengetahuan (knowledge) yaitu kemampuan seseorang untuk
mengingat kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumusrumus dan lain sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan
untuk menggunakannya.
2) Pemahaman (comprehention) yakni kemampuan seseorang untuk
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat
melalui penjelasan dari kata-katanya sendiri.
3) Penerapan (application) yaitu kesanggupan seseorang untuk
menggunakan ide- ide umum, tata cara atau metode-metode,
prinsip- prinsip, rumus- rumus, teori-teori, dan lain sebagainya
dalam situasi yang baru dan kongkret.
4) Analisis
(analysis)
yakni
kemampuan
seseorang
untuk
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian
yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara
bagian- bagian tersebut.
5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir memadukan
bagian-bagian atau unsur- unsur secara logis, sehingga menjadi
suatu pola yang baru dan terstruktur.
6) Evaluasi (evaluation) yang merupakan jenjang berfikir paling
tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penelitian
disini adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
13
terhadap suatu situasi, nilai atau ide, atas beberapa pilihan
kemudian menentukan pilihan nilai atau ide yang tepat sesuai
kriteria yang ada.
b.
Ranah Afektif
Kratwohl (Purwanto, 2011) membagi belajar afektif menjadi
lima tingkat, yaitu penerimaan (merespon rangsangan), partisipasi,
penilaian (menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan),
organisasi
(menghubungkan
nilai-nilai
yang
dipelajari),
dan
internalisasi (menjadikan nilai-nilai sebagai pedoman hidup). Hasil
belajar disusun secara hirarkis mulai dari tingkat yang paling rendah
hingga yang paling tinggi. Jadi ranah afektif adalah yang berhubungan
dengan nilai-nilai yang kemudian dihubungkan dengan sikap dan
perilaku.
c.
Ranah Psikomotorik
Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki dari
hasi belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun berdasarkan urutan
mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang paling
tinggi hanya dapat dicapai apabila siswa telah menguasai hasil belajar
yang lebih rendah. Simpson (Purwanto, 2011) mengklasifikasikan
hasil belajar psikomotorik menjadi enam yaitu, persepsi (membedakan
gejala), kesiapan (menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan),
gerakan terbimbing (meniru model yang dicontohkan), gerakan
terbiasa (melakukan gerakan tanpa model hingga mencpai kebiasaan),
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
14
gerakan kompleks (melakukan serang serangkaian gerakan secara
berurutan), dan kreativitas (menciptakan gerakan dan kombinasi
gerakan baru yang orisinil atau asli).
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan
beberapa factor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
Dalyono (2010) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan
cara belajar. Sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan sekitar.
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi:
1) Kesehatan
Kesehatan
jasmani
dan
rohani
sangat
besar
pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang
tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk
belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani kurang baik
dapat menganggu atau mengurangi semangat belajar. Dengan
semangat belajar yang rendah tentu akan menyebabkan hasil
belajar yang rendah pula.
2) Intelegensi dan bakat
Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya
terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang memiliki
intelegensi baik (IQ- nya tinggi) umumnya mudah belajar dan
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
15
hasilnya
cenderung
baik.
Sebaliknya
orang
yang
intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesulitan dalam
belajar, lambat berpikir, sehingga hasil belajarnya pun rendah.
Orang yang memiliki bakat akan lebih mudah dan cepat
pandai bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki
bakat. Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakat
dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan
lancar dan sukses.
3) Minat dan motivasi
Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang besar
pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar. Minat belajar
ynag besar cenderung memperoleh hasil belajar yang tinggi,
sebaliknya minat belajar kurang akan memperoleh hasil
belajar yang rendah. Seseorang yang belajar dengan motivasi
yang kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya
dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Kuat
lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi
hasil belajar. Minat dan motivasi belajar ini dapat juga
dipengaruhi oleh cara guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Guru yang menyampaikan materi dengan
metode dan cara yang inovatif akan mempengaruhi juga minat
dan motivasi siswanya.
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
16
4) Cara belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian
hasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor
fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh
hasil yang kurang memuaskan. Cara belajar antar anak
berbeda-beda. Ada anak yang dapat dengan cepat menyerap
materi pelajaran dengan cara visual atau melihat langsung,
audio atau dengan cara mendengarkan dari orang lain dan ada
pula anak yang memiliki cara belajar kinestetik yaitu dengan
gerak motoriknya misalnya dengan cara berjalan-jalan dan
mengalami langsung aktivitas belajarnya.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri, meliputi:
1) Keluarga
Keluarga
sangatlah
besar
pengaruhnya
terhadap
keberhasilan siswa dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan
orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang
perhatian dan bimbingan orang tua, kerukunan antar anggota
keluarga, hubungan antara anak dengan anggota keluarga yang
lain, situasi dan kondisi rumah juga mempengaruhi hasil belajar.
2) Sekolah
Keadaan
sekolah
tempat
belajar
mempengaruhi
keberhasilanbelajar. Kualitas guru, metode mengajar, kesesuaian
kurikulum dengan kemampuan siswa, keadaan fasilitas di
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
17
sekolah,keadaan ruangan, jumlah siswa perkelas, pelaksanaan
tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua mempengaruhi hasil
belajar siswa. Metode pengajaran guru yang inovatif dapat pula
mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode mengajar dengan
model koopertif misalnya, dengan siswa belajar secara
kelompok dapat merangsang siswa untuk mengadakan interaksi
dengan temannya yang lain. Teknik belajar dengan teman
sebaya pun dapat mengaktifkan keterampilan proses yang
dimiliki oleh anak.
3) Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar siswa.
Bila di sekitar tempat tinggal siswa keadaan masyarakatnya
terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, akan mendorong
siswa lebih giat lagi dalam belajar. Tetapi jika di sekitar tempat
tinggal siswa banyak anak-anak yang nakal, pengangguran,
tidak bersekolah maka akan mengurangi semangat belajar
sehingga motivasi dan hasil belajar berkurang.
4) Lingkungan sekitar
Keadaan
lingkungan
tempat
tinggal,
juga
sangat
mempengaruhi hasil belajar. Bila rumah berada pada daerah
padat penduduk dan keadaan lalu lintas yang membisingkan,
banyak suara orang yang hiruk pikuk, suara mesin dari pabrik,
polusi udara, iklim yang terlalu panas, akan mempengaruhi
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
18
gairah siswa dalam belajar. Tempat yang sepi dan beriklim sejuk
akan menunjang proses belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas metode pengajaran yang terapkan
oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran termasuk ke
dalam faktor eksternal yang kemudian secara berkelanjutan akan
mempengaruhi
faktor
internal
anak.
Faktor
eksternal
yang
dimaksudkan dalam hal ini adalah faktor yang berasal dari sekolah
yaitu metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang inovatif akan
berpengaruh terhadap minat dan motivasi (faktor internal) siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang terdapat di
lingkungan sekitar masyarakat. Ilmu sosial terdiri dari sejumlah
pelajaran yang terpadu sepertii antropologi, arkeologi, ekonomi,
geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan
manusia.
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata
pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan
tinggi yang identik dengan istilah Social Studies dalam kurikulum
sekolah di negara lain.
Menurut Nursid Sumaatmaja dalam Sapriya (2006), studi sosial
(social studies) berbeda dengan ilmu-ilmu sosial. Studi sosial bukan
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
19
merupakan bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih
merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial.
Sapriya dalam Susanto (2014) mengemukakan pengertian IPS
di tingkat persekolahan memiliki perbedaan makna antara IPS untuk
Sekolah Dasar, IPS untuk Sekolah Menengah Pertama, dan IPS untuk
Sekolah
Menengah
Atas.
Pada
jenjang
Sekolah
Dasar,
pengorganisasian materi mata pelajaran IPS menganut pendekatan
terpadu, artinya materi pembelajaran dikembangkan dan disusun tidak
mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah, melainkan mengacu pada
aspek kehidupan nyata siswa sesuai dengan karakteristik usia, tingkat
perkembangan berfikir, dan kebiasaan bersikap dan berperilakunya.
Djahiri dalam Sapriya (2006), mengemukakan bahwa IPS
adalah ilmu yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabangcabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan
prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran
pada tingkat persekolahan.
Zuraik dalam Susanto (2014) menjelaskan hakikat IPS adalah
harapan untuk membina suatu masyarakat yang lebih baik dimana
para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang
rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya
diciptakan nilai-nilai.
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
20
b. Tujuan IPS
Susanto (2014) menyatakan bahwa pada tingkat sekolah dasar,
IPS bertujuan untuk mempersiapkan siswa sebagai warga negara yang
menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap dan
nilai (attitudes and value) yang dapat digunakan sebagai kemampuan
untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial, serta
kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi daalam berbagai
kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.
Pelajaran IPS terkait erat dengan pelajaran IPS. Kedua
pembelajaran ini fokus pada pembentukan karakter siswa. Hasan
dalam Susanto (2014) mengemukakan tiga kategori tujuan pendidikan
ilmu sosial.
1) Pengembangan kemampuan intelektual siswa yang berorientasi
pada pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan
dengan diri siswa dan kepentingan ilmu. Tujuannya adalah
mengembangkan
kemampuan
siswa
dalam
berpikir
dan
memahami ilmu sosial serta kemampuan prosesual dalam mencari
informasi, mengelola informasi, dan mengomunikasikan hasil
temuan.
2) Pengembangan kemampuan dan rasa tanggung
jawab sebagai
anggota masyarakat dan bangsa berorientasi pada pengembangan
diri
siswa dan
kepentingan masyarakat
yang dinamakan
kemampuan sosial. Tujuannya mengembangkan kemampuan
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
21
partisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat dan bangsa
termasuk tanggung jawab sebagai warga dunia. Selain itu juga,
mengembangkan pemahaman dan sikap positif siswa terhadap
nilai, norma, dan moral yang berlaku di masyarakat.
3) Pengembangan
diri
sebagai
pribadi,
berorientasi
pada
pengembangan pribadi siswa baik untuk kepentingan dirinya,
masyarakat,
maupun
ilmu.
Tujuannya
berkenaan
dengan
pengembangan sikap nilai, norma, moral, yang menjadi anutan
siswa dalam pembentukan kebiasaan positif terhadap diri untuk
memacu perkembangan diri sebagai pribadi.
Susanto (2014) menambahkan, secara garis besar, pendidikan
IPS di sekolah dasar dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yang
memiliki tujuan berbeda, yaitu:
1) Pendidikan IPS sebagai pendidikan nilai (value education), yakni:
a) Mendidik nilai-nilai yang baik, yang merupakan norma-norma
keluarga dan masyarakat.
b) Memberikan klarifikasi nilai-nilai yang sudah dimiliki siswa;
c) Nilai-nilai inti atau nilai utama (care value), seperti
menghormati hak-hak perorangan, kesetaraan, etos kerja, dan
martabat manusia (the dignity of man and work) sebagai upaya
membangun kelas yang demokratis.
2) Pendidikan IPS sebagai pendidikan multikultural (multicultural
education), yaitu:
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
22
a) Mendidik siswa bahwa perbedaan itu wajar;
b) Menghormati
perbedaan
etnik,
budaya,
agama,
yang
menjadikan kekayaan budaya bangsa;
c) Persamaan dan keadilan dalam perlakuan terhadap kelompok
etnik atau minoritas.
3) Pendidikan IPS sebagai pendidikan global (global education),
yakni:
a) Mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan
perbedaan di dunia;
b) Menanamkan kesadaran ketergantungan antarbangsa;
c) Menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan
komunkasi antar bangsa di dunia;
d) Mengurangi
kemiskinan,
kebodohan,
dan
perusakan
lingkungan.
c. Materi IPS
Berdasarkan KTSP materi yang akan dilaksanakan dalam
penelitian tindakan kelas ini yaitu :
SK
: 1.
Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh
sejarah yang berskala nasional pada masa HinduBudha dan Islam, keragaman kenampakan alam
dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia
KD
: 1.5
Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi
di Indonesia
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
23
Indikator
: 1.5.1 Menyebutkan jenis-jenis usaha perekonomian
dalam masyarakat Indonesia
1.5.2 Memberi contoh usaha yang dikelola sendiri dan
kelompok
1.5.3 Memberikan contoh cara menghargai kegiatan
orang dalam usaha
1.5.4 Memberi contoh kegiata produksi, distrbusi, dan
konsumsi di Indonesia
4. Lecture Bingo
Strategi Lecture Bingo merupakan pengembangan dari pemainan
bingo yang diaplikasikan ke dalam pembelajaran.
Prosedur Permainan Lecture Bingo (Silberman, 2006:50-51)
a. Ciptakan suatu pelajaran yang disampaikan dengan ceramah dengan
sekitar 9 poin kunci
b. Kembangkan satu kartu Bingo yang berisi poin-poin pokok ini dalam
satu kisi-kisi 3x3. Tempatkan sebuah poin berbeda pada tiap-tiap dari
kotak ini. Jika anda mempunyai lebih sedikit dari 9 poin pokok, maka
biarkan beberapa kotak kosong.
c. Buatlah beberapa kartu Bingo tambahan dengan poin-poin kunci yang
sama, namun tempatkan poin-poin itu dalam kotak-kotak yang
berbeda. Hasilnya seharusnya bahwa beberapa, jika ada, kartu-kartu
Bingo itu sama.
d. Bagikan kartu-kartu Bingo kepada para siswa. Juga, beri siswa dengan
sebuah garis (strip) dari 9 titik berwarna yang menentukan (sticking)
sendiri (kira-kira separuh atau tiga perempat inci diameter).
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
24
Perintahkan para siswa bahwa ketika presentasi anda mulai dari poin
ke poin, maka siswa hendaknya menempatkan sebuah titik pada kartukartu tersebut untuk tiap poin yang anda diskusikan.
e. Ketika siswa mengumpulkan tiga titik vertikal, horizontal, atau
diagonal dalam suatu lajur, maka siswa berteriak “Bingo!”
f. Selesaikan/sempurnakan pelajaran yang disampaikan dengan kuliah
tersebut. Suruhlah siswa untuk mendapatkan Bingo sebanyak yang
siswa bisa.
Variasi permainan Bingo dalam penelitian ini dibuat dengan cara
berkelompok. Lembar Bingo yang telah berisi poin-poin jawaban akan
ditempel di papan tulis. Setiap kelompok memegang kartu Bingo yang
akan ditempelkan pada lembar Bingo ketika perwakilan kelompok siswa
menjawab pertanyaan dengan benar. Kelompok yang salah menjawab
pertanyaan, akan kehilangan satu kesempatan untuk menempelkan kartu
Bingo pada lembar Bingo di papan tulis.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Luluk Mawati Sholikhah (2013)
mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Surabaya yang
berjudul Pengaruh Permainan Bingo dalam Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT terhadap Hasil Belajar Siswa pada Standar
Kompetensi Menerapkan Dasar-dasar Teknik Digital di SMK Negeri 1
Jetis Mojokerto didapatkan hasil post-test yang dianalisis dengan uji-t satu
pihak. Berdasarkan hasil analisis uji-t dua pihak diperoleh thitung> ttabel yaitu
5,165 > 1,67 maka hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
25
siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.Respon siswa terhadap
penerapan permainan bingo dalam model pembelajaran kooperatif tipe
NHT secara keseluruhan adalah positif dengan rata-rata 87,61% dan
termasuk kriteria respon sangat baik.
2. Penelitian yang dilakukan oleh K. Jason Crandall (2015) yang berjudul
“Functional Performance in Older Adults after a Combination
Multicomponent Exercise Program and Bingo Game” menyimpulkan
bahwa “using paired-sample t-tests, significant improvements were found
in all FPmeasures, but not in BW or BMI (p ˂ .05). The low-cost,
sustainability, and ease ofimplementation suggest BingocizeTM may be a
novel and enjoyable alternative to traditionalolderadult group exercise
interventions. Our results should be interpreted with caution due to
thelack of a control group and small sample size. Future research could
examine changes inactivities of daily living, quality of life, and other
measures of functional fitness in this and otherpopulations”.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Robert S. Weisskirch (2009) dengan judul
“Playing Bingo to Review Fundamental Concepts inAdvanced Courses”
menyimpulkan bahwa “Students reported animprovement of their
perceived knowledge of developmental theories and for each of the
theories reviewed.Thy rated the exercise as academically challenging,
helpful to learn concepts, and not a waste of time.Students who reported
being able to explain the theories toothers at the conclusion of the exercise
had higher test scores”.
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
26
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dijadikan acuan dan
sumber bagi peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model
permainan bingo. Permainan bingo yang digunakan untuk penelitian pada
pembelajaran IPS dan diharapkan dapat meningkatkan percaya diri serta
prestasi belajar IPS siswa.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran yang menyenangkan secara tidak langsung akan
membuat siswa aktif dan meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk maju.
Rasa percaya diri sangat penting dalam proses pembelajaran, karena akan
berpengaruh pada keaktifan dan prestasi belajar siswa di kelas. Penerapan
strategi Lecture Bingo diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
prestasi belajar siswa. Dengan strategi Lecture Bingo siswa dituntut aktif
dalam
pembelajaran,
sehingga
siswa
secara
tidak
langsung
dapat
meningkatkan rasa percaya diri siswa dengan aktif di kelas.
Berikut bagan kerangka berpikir dari pelaksanaan tindakan kelas ini,
adalah sebagai berikut:
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
27
Kondisi Awal
1. Rasa Percaya diri dan prestasi
belajar IPS rendah
2. Guru belum menggunakan
metode/model
pembelajaran
yang bervariasi
Tindakan
Menggunakan metode Lecture
Binggo dalam pembelajaran IPS
Siklus I
Siklus II
Kondisi Akhir
Rasa percaya diri dan prestasi
belajar IPS meningkat dengan
strategiLecture Bingo
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Peningkatan Rasa Percaya Diri..., Shofi Satriani, FKIP UMP, 2017
Download