IMPLEMENTASI METODE INQUIRY UNTUK

advertisement
1
IMPLEMENTASI METODE INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR IPA DI SD
Nur Muhammad, Kaswari, Marzuki
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan
Email: [email protected]
Abstrak: Masalah pada penelitian ini adalah usaha untuk meningkatkan minat
belajar peserta didik melalui implementasi metode inquiry pada pelajaran ilmu
pengetahuan alam di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 14 Sungai Kakap Kubu
Raya. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif, bentuk penelitian yaitu
tindakan kelas, dan sifat penelitian bersifat kolaboratif, subjek penelitian guru dan
peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 14 Sungai Kakap yang berjumlah 10
orang. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi
langsung, teknik dokumenter, dan alat pengumpul data yang digunakan adalah
pedoman observasi. Hasil penelitian berdasarkan observasi dengan menggunakan
metode inquiry dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan penerapan metode inquiry pada
pelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 14 Sungai
Kakap dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, diterima.
Kata kunci : Metode Inquiry, Minat Belajar
Abstract: The problem in this research is an attempt to improve the learners'
learning interest by using inquiry method in natural science subjects at the fourth
grade students in the Elementary School 14 Sungai Kakap. This research method
is descriptive, in Classroom Action Research, and the nature of this research is
qualitative research, the research subjects are teacher and learners Elementary
School fourth grade students in the Elementary School 14 Sungai Kakap which
consisted of 10 people in whole. The techniques used in this research were the
technique of direct observation, documentary technique, and data collection tool
were used as observation guidelines. The result based on observation by using
inquiry method can improve learning interest of students. This shows that the
hypothesis that stated the application of inquiry method in natural science lessons
at the fourth grade in the Elementary School 14 Sungai Kakap can improve
learners' learning interest, accepted.
Keywords: Interest in Learning, Inquiry Method
K
eberhasilan proses belajar mengajar dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik itu secara teknis
maupun nonteknis. Tidak hanya guru dan murid yang berperan dalam
keberhasilan pendidikan akan tetapi lebih dari itu juga harus ditunjang aspek lain.
Salah satu aspek yang sangat penting dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
adalah metode.
Ketepatan dalam pemilihan metode merupakan kesesuaian antara
karakteristik materi dan karakteristik murid baik secara psikologis maupun
jasmani dan untuk itu diperlukan kejelian seorang guru dan keterampilan dalam
mendiagnosa dan menentukan strategi serta metode yang akan diterapkan. Karena
2
kesalahan dalam pemilihan metode pembelajaran akan mengakibatkan tidak
maksimalnya pemahaman murid yang berimbas pada tidak maksimalnya
pencapaian materi dan tujuan.
Dalam hal ini minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk
melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja
dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang
untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang
dikatakan oleh S. Nasution (1993: 25), bahwa pelajaran akan berjalan lancar
apabila ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat.
Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting.
Bila seorang murid tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek
yang dipelajari, maka sulit diharapkan murid tersebut akan tekun dan memperoleh
hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila murid tersebut belajar dengan
minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang
diperoleh lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh Usman Efendi dan Juhaya S
Praja (1990: 57), bahwa belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar
tanpa minat.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan Senin 19 Juli 2013 selama
ini metode yang digunakan oleh guru-guru Sekolah Dasar Negeri 14 Sungai
Kakap dalam proses pembelajaran adalah metode pembelajaran konvensional
yang hanya meliputi murid datang, duduk, menulis materi yang telah dituliskan
oleh guru dipapantulis, mendengarkan guru menjelaskan materi dan mengerjakan
tugas, dengan menggunakan metode yang masih konvensioanal yaitu metode
ceramah, dengan menggunakan metode ceramah kondisi murid Sekolah Dasar
Negeri 14 Sungai Kakap khususnya murid kelas IV cenderung pasif dalam proses
pembelajaran, dan cepat bosan bila mendengarkan penjelasan dari guru, banyak
murid yang ngantuk ketika mengikuti pembelajaran IPA. Dari situasi
pembelajaran semacam ini hampir tidak ada kesempatan bagi murid untuk
menuangkan kreativitasnya (rasa, cipta, karsa) guna mengaktualisasikan potensi
dirinya untuk berinovasi, ataupun berbagi diri (sharing) untuk sedini mungkin
mengoptimalkan kemampuan, mengidentifikasi, merumuskan, mendiagnosis, dan
sedapat mungkin memecahkan masalah.
Dengan adanya minat maka akan meningkatkan perhatian murid dalam
pembelajaran akan tertarik dalam pembelajaran dan juga akan merasa senang
dalam mengikuti pembelajaran. Berlainan dengan kenyataan yang terjadi
berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan 19 Juli 2013 selama ini minat
pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 14 Sungai Kakap terlihat bahwa
murid kurangnya perhatian dalam pembelajaran, kurang tertarik dalam
pembelajaran. Adapun persentasi yang didapat melalui hasil observasi adalah ratarata untuk perhatian murid sebesar 37,50% sedangkan rata-rata ketertarikan murid
mengikuti pembelajaran sebesar 4,00% dan rata-rata senang mengikuti proses
pembelajaran sebesar 12,50%
Dari hasil tersebut terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan yaitu
masih rendahnya persentasi minat murid. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut
diharapkan dengan menggunakan metode inquiry dapat meningkatkan minat
belajar murid. Oleh karena itu peneliti menganggap pentingnya dilakukan
3
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode inquiry agar dapat
meningkatkan minat belajar murid Sekolah Dasar Negeri 14 Sungai Kakap.
Dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode Inqury di
harapkan murid memiliki pengalaman baru dalam belajar, yakni pembelajaran di
luar kelas, pengalaman belajar sama dan pengalaman untuk menyampaikan
gagasan atau informasi di depan kelas disamping para murid memperoleh minat
belajar murid tehadap pembelajara Ilmu Pengetahuan Alam.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang mana bentuk
penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK), di mana pelaksanaannya
menyajikan semua temuan yang diperoleh di lapangan dengan tidak mengubah
atau memodifikasi hasil temuan tersebut, melainkan akan disajikan secara apa
adanya dan sifat penelitian ini adalah kolaboratif.
Pelaksanaan penelitian di Sekolah Dasar Negeri 14 Sungai Kakap. Subjek
penelitian adalah peserta didik dan guru kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak
10 orang pada mata pelajaran IPA. Prosedur penelitian tindakan kelas dimulai
dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yakni perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi, berdasarkan siklus pertama apabila terdapat
hambatan atau kekurangan maka dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya.
1. Prosedur pelaksanaan pembelajaran ilmu pengetahuan alam
dengan
menggunakan metode inquiry
a. Perencanaan
Dalam penelitian ini, perencanaannya yaitu :
1) Menyiapkan media pembelajaran dan sumber belajar
2) Menyusun lembar kerja murid (LKS)
3) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b. Pelaksanaan Tindakan
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengajar sesuai dengan
RPP yang dibuat menggunakan metode inquiry. Kelompok yang dibentuk
beranggotakan peserta didik yang homogen dalam jenis kelamin dan
heterogen dalam kemampuan yang ditentukan dari skor dasar peserta
didik.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses
pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah
disusun. Melalui pengumpulan informasi, dan observasi juga dilakukan
terhadap peserta didik guna mengetahui ada atau tidaknya perkembangan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
d. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti mendiskusikan dengan guru mengenai hasil
pengamatan yang dilakukan, kekurangan maupun ketercapaian
pembelajaran untuk menyimpulkan data atau informasi yang berhasil
dikumpulkan sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus II
sampai berada pada titik jenuh.
4
Indikator kinerja yang ingin ditingkatkan pada penelitian ini adalah minat
belajar yang terdiri dari: 1) perhatian peserta didik dalam belajar, 2) ketertarikan
peserta didik pada materi dan guru, dan 3) perasaan senang peserta didik. Teknik
pengumpul data yang digunakan adalah observasi langsung dan studi dokumenter,
dengan alat pengumpul data berupa lembar observasi dan dokumentasi berupa
foto hasil penelitian. Analisis data dilakukan dengan menghitung persentase minat
belajar peserta didik. Selanjutnya hasil persentase tersebut akan dirata-ratakan dan
disesuaikan dengan kriteria rata-rata persentase.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul “Implementasi
Metode Inquiry untuk Meningkatkan Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Alam di
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 14 Sungai Kakap”. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah data tentang minat belajar peserta didik. Penelitian yang
dilakukan oleh peneliti sebanyak dua siklus dan dilakukan dalam waktu yang
berbeda.
Berdasarkan dari tindakan yang telah dilakukan terbukti bahwa: Pertama,
minat peserta didik dari aspek perhatian peserta didik pada beberapa kegiatan
yang dilakukan oleh peserta didik yaitu peserta didik serius mengikuti
pembelajaran, peserta didik mau berkonsentrasi, peserta didik mengikuti
penjelasan guru, dan peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Rata-rata nilai perhatian peserta didik yang muncul pada base line sebesar
37,50%, siklus I sebesar 60,45% kemudian pada tahap siklus II angkanya
meningkat menjadi sebesar 77,5% .
Kedua, minat peserta didik dari aspek ketertarikan peserta didik pada
materi dan guru pada beberapa kegiatan yang dilakukan peserta didik yaitu peserta
didik tertarik untuk bertanya, peserta didik tertarik untuk menjawab, peserta didik
tertarik untuk ikut kerja kelompok, peserta didik tertarik untuk berdiskusi, peserta
didik tertarik aktif dalam belajar. Rata-rata nilai ketertarikan peserta didik pada
base line sebesar 4,00%, siklus I yang muncul sebesar 56,00%, dan pada siklus II
meningkat menjadi sebesar 68,00%.
Ketiga, minat peserta didik dari aspek perasaan senang peserta didik
pada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik yaitu peserta didik
menerima pelajaran dengan senang, peserta didik terus-menerus belajar, peserta
didik tidak terpaksa dalam belajar, dan peserta didik tidak merasa bosan. Rata-rata
nilai perasaan senang peserta didik yang muncul pada base line 12,50%, siklus I
sebesar 60,00%, dan siklus II meningkat menjadi sebesar 82,5%.
Pembahasan
Setelah melakukan 2 siklus penelitian pada pembelajaran ilmu
pengetahuan alam kelas IV dengan menggunakan metode inquiry yang dilakukan
oleh peneliti berkolaborasi Syf. Nuraini, SS. Pd I diperoleh rekapitulasi minat
5
belajar murid kelas IV dapat dilihat pada Tabel 4.8. Adapun kategori kenaikan
minat belajar murid dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Perhatian dalam Belajar
Tabel 1
Perhatian Peserta Didik dalam Belajar
No
1.
Indikator Kinerja
Perhatian dalam Belajar
a. Serius mengikuti pelajaran
b. Mau berkonsentrasi
c. Mengikuti penjelasan guru
d. Mengerjakan tugas dari guru
Rata-rata siklus
Base line
%
Siklus I
%
Siklus II
%
10
10
30
100
37,50%
55
35
80
100
60,45%
80
50
80
100
77,50%
Perhatian dalam belajar dijabarkan menjadi 4 indikator kinerja berupa
serius mengikuti pelajaran, mau berkonsentrasi, mengikuti penjelasan guru, dan
mengerjakan tugas dari guru. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
terdapat peningkatan yang besar dari base line terhadap siklus yang telah
dilaksanakan yaitu 37,50% pada base line menjadi 60,45% pada siklus I dengan
selisih sebesar 22,29%, kemudian dari siklus I 60,45% menjadi 77,50% ke siklus
II dengan selisih sebesar 17,05%. Adapun selisih keseluruhan dari base line ke
siklus II sebesar 40%. Dengan demikian kenaikan perhatian dalam belajar dapat
dikatakan terjadi peningkatan minat pembelajaran.
2. Ketertarikan pada Materi dan Guru
Tabel 2
Ketertarikan peserta Didik pada Materi dan Guru
No
2.
Indikator Kinerja
Ketertarikan pada Materi dan Guru
a. Tertarik untuk bertanya
b. Tertarik untuk menjawab
c. Tertarik untuk ikut kerja kelompok
d. Tertarik berdiskusi
e. Tertarik aktif dalam belajar
Rata-rata
Base line
%
Siklus I
%
Siklus II
%
10
10
4,00%
35
30
80
80
55
56,00%
50
40
90
90
70
68,00%
Ketertarikan pada materi dan guru dijabarkan menjadi 5 indikator kinerja
berupa tertarik untuk bertanya, tertarik untuk menjawab, tertarik untuk ikut kerja
kelompok, tertarik berdiskusi, dan tertarik aktif dalam belajar. Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan terdapat peningkatan yang besar dari base line
terhadap siklus yang telah dilaksanakan yaitu 4,00% pada base line menjadi
6
56,00% pada siklus I dengan selisih sebesar 52,00%, kemudian dari siklus I
56,00% menjadi 68,00% ke siklus II dengan selisih sebesar 14,00%. Adapun
selisih keseluruhan dari base line ke siklus II sebesar 64,00%. Dengan demikian
kenaikan ketertarikan pada materi dan guru dapat dikatakan terjadi peningkatan
minat pembelajaran”.
3. Perasaan Senang
Tabel 3
Perasaan Senang Peserta Didik dalam pembelajaran
No
3.
Indikator Kinerja
Perasaan Senang
a. Menerima pelajaran dengan senang
b. Terus menerus belajar
c. Tidak terpaksa dengan belajar
d. Tidak merasa bosan
Rata-rata
Base line
Siklus I
Siklus II
%
%
%
10
20
10
10
12,50%
55
75
55
55
60,00%
80
90
80
80
82,50%
Perasaan senang dijabarkan menjadi 5 indikator kinerja berupa
menerima pelajaran dengan senang, terus menerus belajar, tidak terpaksa
dengan belajar, tidak merasa bosan dan menerima pelajaran dengan
senang. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat
peningkatan yang besar dari base line terhadap siklus yang telah
dilaksanakan yaitu 12,50% pada base line menjadi 60,00% pada siklus I
dengan selisih sebesar 47,50%, kemudian dari siklus I 60,00% menjadi
82,50% ke siklus II dengan selisih sebesar 22,50%. Adapun selisih
keseluruhan dari base line ke siklus II sebesar 70,00%. Dengan demikian
kenaikan perasaan senang dapat dikatakan terjadi peningkatan minat
pembelajaran.
Gambar 1
Diagram Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
60,45%
60,00%
56,00%
82,50%
77,50%
68,00%
37,50%
12,50%
4,00%
Base
Line
Perhatian dalam
Belajar
Siklus
I
Ketertarikan pada
Materi
dan Guru
Siklus IISenang
Perasaan
7
Dari data di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode inquiry dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan minat peserta
didik kelas IV SDN 14 Sungai Kakap Kubu Raya secara signifikan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut: 1) minat peserta didik dari aspek perhatian dalam pembelajaran
IPA dengan dengan menggunakan metode inquiry di kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 14 Sungai Kakap sudah sangat baik. Terbukti skor nilai perhatian peserta
didik pada siklus I sebesar 60,45%, kemudian pada siklus II angkanya meningkat
menjadi 77,50% dengan kategori sangat baik. Terjadi peningkatan sebesar
17,05%, 2) minat peserta didik dari aspek ketertarikan pada materi dan guru
dalam pembelajaran IPA dengan dengan menggunakan metode inquiry di kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 14 Sungai Kakap sudah sangat baik. Terbukti skor nilai
ketertarikan peserta didik pada siklus I sebesar 56,00% , kemudian pada siklus II
angkanya meningkat menjadi 68,00% dengan kategori baik. Terjadi peningkatan
sebesar 16,00%, 3) minat peserta didik dari aspek perasaan senang dalam
pembelajaran IPA dengan dengan menggunakan metode inquiry di kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 14 Sungai Kakap sudah sangat baik. Terbukti skor nilai
perasaan senang peserta didik pada siklus I sebesar 60% kemudian pada siklus II
angkanya meningkat menjadi 82,5% dengan kategori sangat baik. Terjadi
peningkatan sebesar 22,50%.
Saran
Beberapa saran yang dikemukakan terkait dengan hasil penelitian ini sebagai
berikut: 1) untuk merancang pembelajaran metode inquiry guru hendaknya
menganalisis kurikulum dahulu untuk mengetahui standar kompetensi dan
kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran yang dapat dipadukan, dilanjutkan
dengan menentukan tema yang sesuai atau menetapkan terlebih dahulu tema-tema
pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, juga guru hendaknya
dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan
kebutuhan peserta didik, 2) dalam pelaksanaan pembelajaran ini hendaknya guru
lebih kreatif baik dari merancang pembelajaran metode inquiry, menyiapkan
media, pelaksanaan pembelajaran dalam proses pembelajaran sampai pada
evaluasi, 3) menerapkan pembelajaran inquiry ini tidak mudah, untuk itu
hendaknya guru yang akan menerapkan pembelajaran ini benar-benar mengerti
dan paham tentang pembelajaran inquiry, memahami cara menerapkan metode
inquiry, mengerti konsep dari inquiry, agar dalam aplikasinya tidak terjadi
kekeliruan, sehingga berpengaruh pada keluaran “hasil” bagi peserta didik, 4)
Sebagai seorang pendidik hendaknya kita secara terus menerus mendiagnosis
kekeliruan-kekeliruan belajar murid yang disebabkan cara mengajar guru maupun
dari murid sehingga dapat menemukan cara-cara yang tepat untuk memperbaiki
proses pembelajaran di kelas.
8
DAFTAR RUJUKAN
Alisuf Sabri, M., (1995). Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
Crow L, & A. Crow, ( 1988). Psikologi Pendidikan, Surabaya: Bina Ilmu
Djamarah dan Syaiful Bahri, (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,
Surabaya: Usaha Nasional.
Jamilah, M. (2009). Metode Inquiry. (Online) http://freewebs.com/jamilah
/metode_inqury di akses 7 September 2013
Maridjo Abdul Hasjmy, (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. (Online)
http://Hasjmy. blogspot.com/2010/02/metode_peneltian_tindakan_kelas di
akses 7 September 2013
Marimba, Ahmad (1980). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT.
Alma.arif
Mikarsa, dkk. (2003). Pendidikan Anak Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nasution, S. 1993. Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, Bandung:
Angkasa
Puspitasari. (2009). Pengembangan Metode Inquiry. (Online) http://freewebs.com
/pusptasari /pengembangan_metode_inquiry di akses 6 September 2013
Shalahuddin, Mahfud. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Bina
Ilmu
Suharsimi Arikunto , (2005). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Septivir, (2010). Indikator minat belajar. (Online)http://septvir.wordpress.com
/2010/12/27/indikator-minat-belajar/ diakses 6 September 2013
Sudjana. (2002). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Erlangga
Susilo. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Erlangga
Sutomo, ( 1993). Dasar-dasar Interasi Belajar Mengajar. Jakarta : Usaha Nasional
Indonesia
Download