BAB 2 Tinjauan dan Landasan Teori 2.1 Tinjauan umum 2.1.1 Furnitur Kata mebel dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi furniture. Istilah “mebel” digunakan karena sifat bergeraknya atau mobilitasnya sebagai barang lepas di dalam interior arsitektural. Kata mebel berasal dari bahasa Perancis yaitu meubel, atau bahasa Jerman yaitu mobel. Pengertian mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan, bermain dan sebagainya, yang memberi kenyamanan dan keindahan bagi pemakainya (Baryl, 1977 dalam Marizar, 2005. 20). Dijelaskan pula oleh Sudarsono. Sp, dalam mendesain furnitur sangat ditentukan oleh 2 ( dua ) hal yang mendasar, yaitu : a. Bangunan atau ruangan yang akan diisi oleh perabot, misalnya : ruang tunggu, ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, ruang baca dan lainlain. (Dalam penelitian ini, penulis ingin memperdalam penelitian tentang furnitur lobby sepeti kursi, meja dan sebagainya yang biasa digunakan pengunjung untuk menunggu atau melakukan kegiatan lain yang biasanya tidak terlalu lama.) b. Subjek atau manusia yang akan menggunakan furnitur tersebut, misalnya Pria atau wanita, tua atau muda, proporsi, anatomi, serta posisi manusia yang beraneka ragam dan lain-lain. ( Sudarsono. Sp, 1987 : 5, dalam Abidin, Zainal. 2000 ) 2.1.1.1 Klasifikasi furnitur Dikutip dari Chandra , D. Andrea (2013) Perencanaan Furnitur dan Aksesoris Di ‘Eclectic Resto & Bar’ Cilandak Town Square, Binus University. Furniture berasal dari bahasa Inggris yang bila diartikan ke bahasa Indonesia memiliki arti mebel, yang memiliki definisi perabot yang diperlukan, berguna, 7 8 atau disukai, seperti barang atau benda yang dapat dipindah-pindah, digunakan untuk melengkapi rumah, kantor, dan sebagainya. a. Knockdown furnitur Knockdown furnitur adalah sebuah kontruksi pada produk mebel yang dalam pembuatannya menggunakan sistem lepasan atau bongkar pasang. Atau cara gampangnya, furnitur knockdown dapat diartikan sebagai furnitur yang bisa 2 dibongkar pasang (dibongkar lalu dirakit kembali). Jadi kekuatan pada furnitur knockdown sebagian besar berasal dari baut atau sekrup yang digunakan untuk merekatkan komponen -komponen antar bagian, sebab dalam konstruksi ini tidak menggunakan lem sama sekali pada sambungan antar komponennya. Gambar 2.1 Furnitur knockdown Sumber : Google image b. Furnitur multifungsi Furnitur multifungsi memiliki lebih dari 1 fungsi dalam satu benda. Furnitur jenis ini cocok untuk ruangan yang sempit seperti apartemen tipe studio. Contohnya adalah sebuh sofa yang dapet menjadi tempat tidur . 9 Gambar 2.2 Furnitur multifungsi Sumber : Google image c. Loose furniture Loose furniture adalah jenis furnitur yang sangat umum, furnitur ini memiliki banyak jenis bentuk dan dapat dipindahkan dengan mudah. Gambar 2.3 Loose furniture Sumber : Google image 10 d. Indoor furniture Indoor furniture adalah semua jenis furnitur yang hanya dapat digunakan dalam ruangan, seperti sofa. Jenis furnitur ini biasanya tidak memiliki finishing yang tahan terhadap cuaca panas/hujan. Gambat 2.4 Indoor furniture Sumber : Google image e. Outdoor furniture Outdoor furniture adalah jenis furnitur yang dapat digunakan di luar ruangan, biasanya terbuat dari material yang tahan panas dan hujan. Furnitur ini juga memiliki finishing yang tahan panas, air, dan lembab. Gambar 2.5 Outdoor furniture Sumber : Google image 11 f. Built-in furniture Built-in furniture adalah jenis furnitur yang dibuat khusus dalam area tertentu sehingga ukurannya tepat dan tidak dapat dipindah-pindahkan. Jenis furnitur ini banyak digunakan agar dapet menggunakan area dengan maksimal, dan dapat dibuat sesuai keinginan kita. Gambar 2.6 Built-in furniture Sumber : Google image Klasifikasi bedasarkan teknik pengaplikasian, Furnitur Free Standing adalah furnitur yang tidak permanen atau dengan kata lain dapat digeser dan dipindahkan, yang termasuk jenis ini adalah Sofa, kursi, coffee table, Nackas, dan tempat tidur yang dibuat free standing. g. Furniture built in merupakan furnitur yang di pasang mengikuti keadaan suatu ruang dan setelah terpasang tidak mungkin untuk digeser atau dipindahkan. Furnitur ini sangat fungsional., karena setiap jengkal ruang dimanfaatkan semaksimal mungkin. h. Furniture knockdown merupakan furnitur yang mudah dibongkar pasang. Sifat yang fleksibel dan ringkas saat diangkut merupakan nilai lebih. Tetapi untuk furniture knockdown yang berukuran besar tetap membutuhkan tukang untuk membongkarnya, seperti lemari pakaian, rak buku, dan workstation atau office system. 12 i. Furniture mobil yaitu furnitur yang dapat bergerak dan mudah dipindah pindahkan. Furnitur ini biasanya menggunakan elemen pendukung, yaitu roda pada bagian bawahnya atau dibagian kaki-kakinya. seperti contohnya kursi kerja, meja komputer set, meja teh, dan lain-lain. 2.1.1.2 Jenis-jenis furnitur lobby hotel a. Kursi Kursi lebih nyaman untuk diduduki dan penunjang pada kaki, memiliki sandaran bagi punggung untuk penunjang bagian belakang tubuh juga dilengkapi tanganan kursi untuk penyangga tangan, dan dilengkapi cushion atau finishing.( Harold H. Hart, 1982; 7 ) Menurut Harold H. Hart, dalam buku “ Chairs Trough The Ages “ pada lembar pengenalan, menegaskan bahwa penggunaan kursi belum popular, sebelum abad 16. Selanjutnya, “ Kursi “ pada masa tersebut berbentuk seperti kotak, sambungan konstruksi. Namun ketika pertengahan abad ke – 16, rancangan kursi mulai meninggalkan bentuk kotak ( panel kotak ) yang berada dibawah dudukan tanganan.( Harold H. Hart,1982; 7 ) b. Meja Furnitur dengan permukaan yang datar dan satu kaki atau lebih, menyediakan permukaan yang datar untuk makan, menulis, atau bekerja. Meja adalah furnitur yang digunakan sebagai tempat meletakan barang-barang. Meja digunakan berdasarkan kebutuhan memiliki banyak macam seperti, meja makan, meja kerja, meja kopi ( coffee table ), meja samping ( Side Table ). dengan bentuk meja yang bermacam-macam berdasarkan kebutuhan dan kegunaannya serta penempatannya. Bentuk yang umum dipakai adalah persegi dan bulat. 2.1.1.3 Sistem dan konstruksi furnitur Berdasarkan buku Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Yogyakarta : Kanisius (1999) a. Konstruksi dengan paku 13 Konstruksi ini umumnya dipakai pada peti atau prabot yang kurang halus. Pada prabot sebaiknya dipakai paku berkepala benam sehingga paku dapat dibenamkan dan lubang paku dapat ditutup. Sebelum dipakai, baik kalau ujung-ujung paku ditumpulkan sedikit dengan palu. Karena masuknya paku mendesak serat kayu, maka ujung paku yang tajam dapat mengakibatkan timbulnya retak-retak. Ikatan kekuatan ujung paku hanya pada cepitan seratserat kayu. Oleh sebab itu paku hendaknya dimasukan miring. Kalau jarak antar paku yang satu sengan yang laik berdekatan, pemakuan hendaknya jangan dilakukan dalam garis lurus melainkann selang-seling bergelombang. Jarak pemakian 150 – 200 mm. Panjang paku yang masuk kebagian papan yang kedua kurang lebih 2/3 tebal papan yang dimasuki. Gambar 2.7 Konstruksi dengan paku a Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) Gambar 2.8 Konstruksi dengan paku b Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 14 b. Konstruksi dengan Lidah dan Alur Panjang lidah 4/10 tebal papan samping, tebal lidah 1/3 – ¼ tebal papan atas. Tebal pen/lidah jangan lebih dari 1/3 bagian untuk menghindarkan lepasnyabagian penahan (perhatikan arah serat kayu) Gambar 2.9 Konstruksi dengan Lidah dan Alur a Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) Gambar 2.10 Konstruksi dengan Lidah dan Alur b Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 15 c. Konstruksi sudut verstek dengan isian verstek Papan dipasang tegak lurus dengan bidang miring sudut. Papan dipasang dekat pada sudut dalam karena tekanan yang merusak sambungan sudut dari sudut dalam. Jarak darisudut dalam 4 mm. Isian jangan terlalu panjang, agar bagian yang berbentuk segitiga tidak mudah patah karena alur yang memanjang. Arah isian untuk kayu masif hendaknya melintang. Isian tripleks tidak membawa masalah. Gambar 2.11 Konstruksi sudut verstek Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) Gambar 2.12 Konstruksi sudut verstek tengah Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 16 Gambar 2.13 Konstruksi sudut isian lamello Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) Gambar 2.14 Konstruksi sudut isian tripleks siku Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) Gambar 2.15 Konstruksi sudut isian plastik bergelombang siku Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 17 d. Konstruksi dengan pen bulat Jarak ujung-ujung 10 – 15 mm. Jarak antar pen bulat 150 – 200 mm. Diameter pen bulat 1/3 -3/5 tebal papan. Gambar 2.16 Konstruksi pen bulat Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) Gambar 2.17 Konstruksi pen bulat di tengah Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 18 Gambar 2.18 Konstruksi pen bulat siku Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) e. Konstruksi ekor burung Ekor burung adalah sambungan sudut yang sudah lama dikenal. Terutama digunakan untuk benda dari kayu masif. Kadang-kadang juga digunakan pada benda kerja dari bahan block board. Gambar 2.19 Perhitungan jarak konstruksi ekor burung Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 19 Gambar 2.20 Konstruksi ekor burung Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) Gambar 2.21 Konstruksi ekor burung setengah tertutup Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 20 Gambar 2.22 Konstruksi ekor burung tertutup Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) f. Ekor burung mesin Ekor burung manual (dikerjakan dengan tangan) membutuhkan waktu banyk. Jika dikehendaki sambungan ekorburung dalam jumlah banyak, kita mengerjakannya dengan mesin ekor burung. Sebuah pisau frais (grigi) ekor burung pada mesin grigi atas melalui pengantar menggirik langsung satu dengan satu kali jalan pen dan lubangnya. Melalui bentuk pisau dihasilkan dasar ekor burung terbuka atau setengah tertutup pada konstruksi ½ ekor burung tertutup, dasar ekor burung (yang bunndar) akan tertutup sehingga tidak ada bedanya dengan ekorburung manual. 21 Gambar 2.23 Konstruksi ekor burung mesin Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) g. Konstruksi Gigi Terbuka Tebal gigi 1/2 sampai 1/3 tinggi gigi atau tebal papan. Gambar 2.24 Konstruksi gigi terbuka Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 22 h. Hubungan dengan Kip atau Takik Separo Dipotong sepao tebal papan dengan lebar bingkau atau tonggak. Bisa dilakukan pada bingkai (mendatar) yang utuh seperti pada gambar atau tonggak (tegak) utuh. Sambungan dimatikan dengan lem. Gambar 2.25 Konstruksi hubungan kip atau takik separo Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) i. Hubungan pen terbuka Panjang pen selebar tonggak. Tebal pen 1/3 bingkai. Konstruksi ini lebih menekankan segi teknik pengerjaannya. Jadi diperluka ketelitian pengerjaan. Kayu harus cukup kering sehingga sambungan tetap rata. Gambar 2.26 Konstruksi hubungan pen terbuka Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 23 Gambar 2.27 Konstruksi hubungan pen terbuka satu sisi verstek Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) Gambar 2.28 Konstruksi hubungan pen terbuka verstek Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 24 Gambar 2.29 Konstruksi hubungan pen tertutup verstek Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) j. Hubungan dengan pen ganda Panjang pen selebar tonggak. Tebal pen 1/5 tebal bingkai atau tonggak. Dipakai pada rangka dengan ukuran tebal yang besar. Gambar 2.30 Konstruksi hubungan pen ganda Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 25 Gambar 2.31 Konstruksi hubungan pen ganda verstek dua sisi muka Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) k. Hubungsn pen tidak tembus dengan spat pen tersembunyi Spat pen tersembunyi digunakan kalau dari sisi satu rangka tidak ingin terlihat spat pen (bersih). Maka spat pen diserong. Gambar 2.32 Konstruksi hubungan spat pen tersembunyi Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 26 l. Hubungan pen tembus dengan (rooter atau mesin bor) Pada suatu rangka hub bingkai tengah dengan tonggak dapat dipakai konstruksi ini. Karena ujung lubang bulat, maka pen juga dibulatkan ujungnya dengan pingulan. Gambar 2.33 Konstruksi hubungan spat pen dengan mesin bor Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) m. Hubungan sudut verstek dengan isian segitiga Kedua bingkai dan tonggak diserongkan verstek. Pada sudut ini dimasukkan kayu masif segitiga sama kaki (45°). Dari sudut dalam rangka, lubang isian berhenti 5 mm (disesuaikan lebar kayu), supaya isiannya tidak terlihat dari sudut dalam. Arah serat isian harus memanjang melintang. Tebal isian tetap 1/3 tebal kayu. Gambar 2.34 Konstruksi Hubungan sudut verstek dengan isian segitiga Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 27 n. Hubungan sudut rangk dengan pen bulat Panjang pen bulat pada satu sisi yang masuk pada lebar kayu yang kecil sedalam mungkin (berhenti dari sisi luar 5 mm). Sedangkan kayu yang agak lebar masuk 2/3 lebar kayu. [ada kayu yang tidak lebar sedapat mungkin menggunakan 2 pen bulat untuk menghindarkan berfungsinya pen bulat menjadi sebagai poros. Jarak pen bulat pada ujung-ujung minimal 10 mm. Dengan begitu bagian ini terikat, tidak hanya tergantung pada lem saja. Diamter 1/3 -3/5 tebal kayu. Lubang pada arah panjangnya diberi speling 2 mm. Ujung-ujung pen dipingul. Baik kalu dipakai pen bulat berulir. Gambar 2.35 Konstruksi hubungan sudut rangka dengan pen bulat Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) Gambar 2.36 Konstruksi Hubungan sudut rangka pen bulat verstek 45° Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) 28 o. Butt joints : adalah teknik menyambung kayu membentuk siku yang paling mudah dilakukan. Sambungan untuk mengikat sambungan ini diperlukan bantuan paku, sekrup, atau lem. Kekurangannya sambungan ini agak kasar penampilannya. Gambar 2.37 Butt joints Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008 p. Mitred butt joints : adalah jenis sambungan but joints di mana ujung siku sambungan dipotong membentuk sudut 45 derajat, sehianngga ketika kedua papan dipadukan, kedua ujung siku akan bertemu dan membentuk sudut tepat 90 derajat. Di indonesia sistem ini dikenal dengan istilah “adu manis”. Kelebihan sistem ini dibanding dengan basic joinery (penyambungan kayu standar) lainnya adalah sambungan akan terlihat lebih rapi. Namun kelemahannya adalah cara ini lebih sulit, di mana sudut potong harus benarbenar tepat dan presisi, karena bila tidak, sambungan akan bergeser dan sudutnya tidak tepat 90°. Gambar 2.38 Mitred butt joints Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008 29 q. Rabbet joints : adalah sistem sambungan dengan cara membuat alur sepanjang kayu atau papan yang hendak disambung secara perpasangan. Keduanya kemudian dipadukan menjadi satu sesuai alur yang telah dibuat. Jenis sambungan ini dapat dibuat dengan berbagai macam variasi. Gambar 2.39 Rabbet joints Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008 r. Dove tail joints : merupakan sambungan sudut yang mirip dengan sistem Box Joints. Perbedaan antara box joints dengan dove tail terletak pada ujung gerigi. Pada sistem box joints ujung dan pangkal gerigi memiliki sudut yang sama, yaitu 90 derajat. Sementara pada sistem dovetail, ujung gerigi dibuat agak melebar, mirip dengan ekor burung dara. Pada sistem box joints, sambungan dapat dilepas dengan cara menarik keduanya dari dua arah. Namun pada sistem dove tail joints, sambungan hanya dapat dilepas dari satu arah. Sistem dove tail joints lebih kokoh dari pada sistem box joints. Gambar 2.40 Dove tail joints Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008 30 s. Through dove tail adalah sambungan yang merupakan variasi dari common dove tail namun dibuat dengan banyak lidah. Sistem ini kuat, meski begitu sambungan akan terlihat pada kedua sisinya. Gambar 2.41 Through dove tail Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008 t. Dove Tail-keyed mitered adalah sistem sambungan dove tail yang didasari dengan sistem mitered. Ujung sambungan dibuat dengan sudut 45 derajat, dan bertemu dengan rapi, kemudian diperkuat dengan sistem dove tail sebagai penguncinya. Gambar 2.42 Dove tail-keyed Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008 31 u. Lapped dove tail adalah sistem dove tail yang satu bagian sisinya tidak dipotong menembus ketebalan kayu, tapi hanya setengah atau ¾ bagian yang dipahat. Sehingga bila dilihat pada gambar dibawah ini, sisi kiri tidak nampak ada sambungan. Gambar 2.43 Lapped dove tail Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008 v. Secret lapped dove tail adalah sistem sambung dove tail namun sambungan tidak terlihat pada kedua sisinya. Apabila disambung, kedua sisinya akan terlihat seolah-olah seperti sambungan butt joints, namun sebenarnya pada bagian tengah terdapat gerigi untuk memperkuat sambungan. Gambar 2.44 Secret lapped dove tail Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008 w. Finger joints adalah sistem penyambungan kayu dengan membuat lidah-lidah pada ujun kayu, sehingga kedua ujung kayu dapat dipadukan menjadi satu. 32 Kegunaan dar sistem finger joints untuk kayu ini adalah untuk membentuk papan yang lebar. Sistem ini membutuhkan ketepatan pembuatan yang tinggi, sehingga untuk membuat lidah-lidahnya menggunakan mesin. Gambar 2.45 Finger joints Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008 x. Spline joints adalah sistem penyambungan kayu dengan membuat alur pada kedua buah kayu yang akan disambung, dan memberikan sepotong kayu kecil sebagai bahan penyambung ditengahnya. Alur kayu juga dapat digantikan dengan lubang seperti pada sistem mortise & tenon. Gambar 2.46 Spline joints Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008 y. Pocket joints merupakan sistem penyambungan sudut dengan cara memperkuat sambungan dengan menambahkan sekrup, setelah membuat lubang kecil dengan sudut kemiringan 30 sampai 45 derajat. Sistem ini tidak berbeda dengan mortise & tenon atau dowel joints, hanya pada sistem ini digunakan sekrup untuk memperkuatnya yang dipasang secara diagonal dari kayu ke kayu. 33 Gambar 2.47 Pocket joints Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008 z. Tongue & groove adalah sistem yang biasanya digunakan untuk menyambung lantai kayu, atau bidang-bidang kayu dengan tujuan untuk memperlebar bidang tersebut. Pada selembar kayu, dibuat tongue ( lidah ) pada salah satu sisinya, dan groove ( alur ) pada sisi yang lain. Tongue & groove ini akan saling sambung menyambung, hingga mencapai lebar yang diinginkan. Gambar 2.48 Tonguw & groove Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008 34 2.1.1.4 Finishing kayu Dikutip dari Chandra D. Andrea , (2013), Perencanaan Furnitur Dan Aksesoris Di ‘Eclectic Resto & Bar’ Cilandak Town Square. Ada beberapa jenis finishing yang umum digunakan yakni : a. Oil : Jenis finishing ini merupakan finishing yang sangat sedehana dan mudah aplikasinya. Oil akan meresap ke dalam pori-pori kayu dan tinggal di dalamnya untuk mencegah air keluar atau masuk ke pori-pori kayu. Cara aplikasinya adalah dengan cara menyiram, merendam atau melumuri benda dengan oil kemudian dibersihkan dengan kain kering. Bahan finishing ini tidak memberikan keawetan pada aspek benturan karena lapisannya sangat tipis. b. Politur : Jenis finishing ini memiliki bahan dasar Shellac yang berwujud serpihan atau batangan, serta dapat juga diperoleh dalam bentuk siap pakai (sudah dicampuri alkohol dengan proporsi yang tepat). Alhokol berfungsi sebagai pencair (solvent). Cara aplikasinya adalah dengan melumuri kain lalu memoleskannya pada kayu hingga mendapatkan lapisan tipis finishing pada permukaan kayu. Semakin banyak polesan yaang diberikan semakin tebal lapisanya. c. NC Lacquer : Jenis finishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkyd yang dicampur dengan bahan solvent yang cepat kering, yang sering disebut sebagai thinner. Bahan finishing ini tahan terhadap air namun tidak tahan goresan maupun benturan fisik. Cara aplikasinya adalah dengan sistem spray (semprot) dengan tekanan udara. d. Melamine : Jenis finishing ini hampir sama dengan bahan lacquer. Kelebihan dari bahan ini adalah memiliki kekerasan lapisan yang lebih tinggi dari lacquer dan memiliki lebih banyak warna. Bahan ini memiliki zat kimia yang dapat merusak kesehatan manusia sehingga sudah mulai jarang dipakai, bahan ini juga menimbulkan bau yang tidak sedap dan membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan bau tersebut. e. PU (PolyUrathane) : Jenis finishing ini termasuk jenis yang awet karena lapisannya menutup seluruh permukaan kayu seperti lapisan plastik. Lapisan ini memiliki daya tahan terhadap panas dan air yang tinggi, sehingga baik 35 untuk produk outdoor, kusen, pindu luar, atau pagar. Proses pengeringan bahan ini menggunakan bahan kimia cair yang cepat menguap. f. UV Lacquer : Jenis finishing ini cocok untuk permukaan yang lebar karena metode yang efektif untuk aplikasinya adalah teknik curtain method dimana bahan finishing diaplikasi seperti curahan yang membentuk tirai. Kayu akan diluncurkan melalui tirai tersebut sehingga membentuk lapisan cukup tipis pada permukaannya. Bahan ini disebut UV Lacquer karena bahan finishing ini hanya dapat dikeringkan oleh sinar Ultra Violet (UV) g. Waterbased Lacquer : Jenis finishing ini merupakan jenis yang mulai populer pada saat ini karena ramah lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia yang dapat merusak kesehatan. Finishing ini hampir sama kualitasnya dengan NC dan melamine. Namun karena berbahan dasar air maka pengeringan akan memakan waktu yang lebih lama. 2.1.1.5 Aksesoris Interior Aksesoris adalah barang tambahan, alat ekstra, yang digemari banyak konsumen, barang yang berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis, dan alat yang berfungsi sebagai pelengkap. Aksesoris interior adalah barang-barang yang berfungsi sebagai elemen pemanis/menambah nilai estetika di dalam suatu ruangan. 2.1.1.6 Material Furnitur Material merupakan elemen dari furniture itu sendiri. Pemilihan material sangat penting saat eksekusi desain karena itu akan berdampak pada hasil akhir dari furnitur yang nantinya diproduksi. Dampaknya yaitu dari segi kenyamanan, pengadaan biaya, kualitas furnitur, daya tahan furniture, kemudahan perawatan furniture serta keindahan atau estetik dari furnitur tersebut. tiap-tiap material furnitur digolongkan ada beberapa jenis, berikut jenis-jenis material dan karakteristiknya; a. Kayu Definisi Kayu, Kayu dihasilkan dari batang pohon yang masih mempunyai sifat mengembang dan menyusut. (Kristianto, 1999 p. 11) 36 Gambar 2.49 Diagram Ukuran Kayu Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) b. Pengenalan Sifat-Sifat Kayu Kayu masif bersifat higroskopis, yaitu isi dan bentuknya akan berubah. Terjadi penyesuaian dengan kadar air sekelilingnya. Kalau kadar air tinggi, kayu akan mengembang dan pada pengurangan kadar air, kayu akan menyusut. Peoses mengembang dan menyusut ini terjadi hanya di bawah daerah titik jenuh serat, kurang lebih 28 – 33 % kadar air kayu diambil dari berat kayu dalam keadaan kering tanur. Perlu dikeyahui bahwa kayu bekerja pada ketiga arahnya yang berbeda. Yang terbesar adalah arah tangensial (paralel dengan lingkaran tahun), sedikit lebih kecil aalah arah radial (sejajar dengan jari-jari kayu), dan yang paling sedikit adalah arah aksial _sejajar hati) Ukuran penyusutan rata-rata sebagai berikut : 1. Arah aksial 0,3 % 2. Arah radial 5 % 3. Arah tangensial 10 % 37 Gambar 2.50 Ilustrasi Arah Penyusutan Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) Gambar 2.51 Ilustrasi Penyusutan Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta (1999) Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifatsifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu 38 sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal. Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu : 1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat). 2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial). 3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya. 4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering. c. Sifat Fisik Kayu 1. Berat dan Berat Jenis Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula. 2. Keawetan Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal. 39 3. Warna Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. 4. Tekstur Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll). 5. Arah Serat Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring). 6. Kesan Raba Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu. 7. Bau dan Rasa Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb. 8. Nilai Dekoratif Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif. 9. Higroskopis Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content). 10. Daya Hantar Panas 40 Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas. 11. Daya Hantar Listrik Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air. d. Sifat Mekanik Kayu 1. Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu : a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat. 2. Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu : a. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan b. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat. Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat. 3. Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu : a. Keteguhan geser sejajar arah serat b. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan c. Keteguhan geser miring 41 Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat. 4. Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu : a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan. b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak. 5. Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas. 6. Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian. 7. Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu. 8. Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial. Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok : - Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu. - Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb. 42 e. Macam Penggunaan Kayu Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan. Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut : 1. Bangunan (Konstruksi) Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi. Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala. 2. Veneer biasa Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang. Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang. 3. Veneer mewah Persyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif. Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang. 4. Perkakas (mebel) Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat. Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin. 5. Lantai (parket) Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat. Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku. 43 6. Bantalan Kereta Api Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet. Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin. 7. Alat Olah Raga Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet. Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling. 8. Alat Musik Persyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik. Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni. 9. Alat Gambar Persyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih. Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus. 10. Tong Kayu (Gentong) Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau. Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang. 11. Tiang Listrik dan Telepon Persyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus. Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin. 12. Patung dan Ukiran Kayu Persyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna gelap. Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni. 44 13. Korek Api Persyaratan teknis : sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis dan tidak mudah pecah (kotak). Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus. 14. Pensil Persyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak merah, berserat lurus. Jenis kayu : agathis, jelutung, melur, pinus. 15. Moulding Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif. Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll. 16. Arang (bahan bakar) Persyaratan teknis : BJ tinggi. Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur. f. Jenis kayu yang umum digunakan untuk furnitur 1. Kayu sungkai Kayu sungkai bernilai ekonomi yanng dapat dipergunakan untuk bangunan, furnitur, lantai, papan dinding, patung, ukiran, kerajinan tangan, dan veener. Kayu sungkai termasuk dalam kelas awet III dan kelas kuat IIIII, berat jenis 0,53 – 0,73. Daya retak tinggi dan sifat pengeringan yang mudah. Sungkai termasuk suku Vebernaceae yang dikenal dengan nama daerah jati seberang atau kisabrang. Bentuk batang sungkai lurus dengan parit kecil, tetapi kadang-kadang bentuk batangnya jelek akibat serangan hama pucuk, kulit luarnya berwarna abu-abu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kulit luar penampangnya berwarna kuning, coklat atau merah muda. Rantingnya penuh dengan bulu-bulu. 45 Persebaran pohon sungkai terdapat di daerah sumatera selatan, jawa barat, kalimantan barat, kalimantan selatan dan kalimantan tengah. Tempat tumbuh utama sungkai di hutan sekunder yang berair dan kadang-kadang terdapat juga di hutan sekunder yang kering, akan tetapi tidak dijumpai di hutan primer serta daerah yang periodik tergenang air. Pohon dapat tumbuh baik umunya pada ketinggian 0 – 600 meter dengan tipe iklim A – C menurut tipe hujan Schmidt dan Ferguson. Gambar 2.52 serat kayu sungkai Sumber : Google Image 2. Kayu Jati Pohon Jati merupakan jenis pohon penghasil kayu yang bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, bisa tumbuh hingga mencapai tinggi 30-40 m. Daunya besar, akan tetapi akan gugur atau rontok di musim kemarau. Gambar 2.53 kayu jati Sumber : Google Image 46 Pohon Jati dikenal dunia dengan nama teak (bhs inggris). Nama ini datang dari kata thekku didalam bhs malayalam, bhs di negara bagian kerala yang ada di india selatan. Nama ilmiah jati yaitu Tectona Grandis L.F. Pohon Jati bisa tumbuh di tempat dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun serta suhu 27 – 36 °c baik di dataran rendah ataupun dataran tinggi. Area yang sangat baik untuk perkembangan jati yaitu tanah dengan ph 4. 5 – 7 serta tidak dibanjiri dengan air. Jati mempunyai daun berupa elips yang lebar serta bisa meraih 30 – 60 cm waktu dewasa. Pohon besar dengan batang yang bulat dan lurus, serta tinggi keseluruhan mampu mencapai 40 m. Batang bebas cabang ( clear bole ) bisa mencapao 18 hingga 20 m. 3. Kayu Mahoni Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35-40 m dan diameter mencapai 125 cm. Batang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna cokelat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik, sedangkan kulit batang berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi cokelat tua, beralur dan mengelupas setelah tua. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun, mahkota bunganya silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecoklatan. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya cokelat. Biji pipih, warnanya hitam atau cokelat. Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-ternpat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air. Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya, dedaunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya menjadi segar. Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan itu akan mengikat air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air. 47 Gambar 2.54 Kayu Mahoni Sumber : Google Image 4. Kayu Sonokeling Sonokeling atau sanakeling adalah nama sejenis pohon penghasil kayu keras dan indah, anggota dari suku Fabaceae. Kayunya yang berbobot sedang dan berkualitas tinggi itu dalam perdagangan dikenal sebagai Indian rosewood, Bombay blackwood atau Java palisander, dalam klasifikasi Indonesia digolongkan sebagai kayu sonokeling. Pohon berukuran sedang hingga besar, tingginya 20-40 m dengan gemang mencapai 1,5-2 m. Tajuk lebat berbentuk kubah, menggugurkan daun. Pepagan berwarna abu-abu kecoklatan, sedikit pecah-pecah membujur halus. Di Indonesia, sonokeling hanya didapati tumbuh liar di hutan-hutan Jawa Tengah dan Jawa Timur pada ketinggian di bawah 600m dpl., terutama di tanah-tanah yang berbatu, tidak subur, dan kering secara berkala. Tumbuh berkelompok, namun tidak terlalu banyak, di hutan-hutan musim yang menggugurkan daun-daunnya di waktu kemarau. 48 Gambar 2.55 Kayu Sonokeling Sumber : Google Image g. Material Logam yang umum untuk furnitur Dikutip dari http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED- Undergraduate-22355-05%20BAB%20II.pdf, Logam Dalam fisika logam adalah material yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, dan mempunyai titik cair tinggi. Sifat fisis logam adalah mengkilat, konduktor panas dan listrik,merenggang jika ditarik, mudah ditempa, berupa padatan dalam suhu kamar, dapat ditarik oleh magnet, memiliki kepadatan yang tinggi dan berbunyi nyaring jika dipukul. Hal ini juga berlaku sebaliknya untuk unsur nonlogam, namun nonlogam dapat berupa padat cair dan gas dalam suhu kamar. Beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga, emas, titanium, uranium, dan zink. Secara singkat logam dapat diklasifikasikan menjadi: - Logam berat: besi, nikel, krom, tembaga, timah, seng. - Logam ringan: aluminium, barilium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium. - Logam mulia: emas, perak, platina. - Logam refraktori: wolfram, molibdem, titanium, zirkonium. - Logam radoiaktif: uranium, radium. 49 1. Stainless Gambar 2.56 Stainless Tube Sumber : Google image Gambar 2.57 Stainless Square Sumber : Google image 2. Besi Gambar 2.58 Besi Hollow Sumber : Google image 50 Gambar 2.59 Besi Tabung Sumber : Google image h. Fabric, Leather dan busa yang umum untuk furnitur Gambar 2.60 Fabric Canvas Sumber : Google image Gambar 2.61 Leather Sumber : Google image 51 Gambar 2.62 Busa Sumber : Google image i. Kertas daur ulang dari batang pohon pisang abaca Gambar 2.64 Kertas daur ulang Sumber : Google image 2.1.2 Pengertian hotel Pengertian hotel menurut Surat Keputusan Menparpostel Nomor. KM 34/ HK 103/ MPPT 1987: "Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan dan minuman, serta jasa lainnya untuk umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan pemerintah" Dikutip dari “City Hotel Dikawasan Manggarai I Jakarta Selatan” Anindita Taufani, 2010. Pengertian hotel menurut GraZier Electronis Publishing.Inc (1995) adalah: "Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat untuk menginap, makanan dan pelayanan lain untuk umum" Sedangkan pengertian hotel menurut buku Managing Front Office Operations dari AHMA (American Hotel & Motel Association) yang ditulis oleh Charles E. Stedmon dan Michael L. Kasavana disebutkan sebagai berikut: "A hotel may be defined as an 52 establishment whose primary business is providing lodging facilities for the general public and which furnished one or more of the following services: food and beverage service, room attendant service, uniformed serviced, laundering linens, and use of furnitures and fixtures. " Yang dapat diartikan sebagai berikut: "Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara kornersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencuci pakaian dan dapat menggunakan fasilitas perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada di dalamnya." 2.1.3 Klasifikasi hotel Berdasarkan surat keputusan Menteri perhubungan No.PM.10/P.V.301/pht/77 tanggal 22 desember 1977 tentang peraturan industry perhotelan dan klasifikasi hotel antara lain ditentukan menurut bintang, yaitu mulai bintang satu hingga lima. Perbedaan bintang tersebut di lihat pada fasilitas, peralatan dan mutu serta standar pelayanan. Penentuan kelas atau bintang diadakan setiap tiga tahun sekali dan ditetapkan oleh keputusan direktur jendral pariwisata dalam bentuk sertifikat. Kriteria bintang hotel berdasarkan buku Data Arsitek, Ernst Neufert, 2002, p. 127, Erlangga. Terdapat 5 kategori adalah. * Hotel murah (hotel melati) ** Hotel ekonomi *** Hotel kelas menengah **** Hotel kelas 1 ***** Hotel mewah (hotel bintang lima) Atau melalui kriteria : jumlah tempat tidur, banyaknya kursi pada ruang khusus, besarnya ruang makan, penawaran khusus. Kriteria klasifikasi hotel dikeluarkan oleh Deparpostel dan dibuat oleh Dirjen Pariwisata dengan Surat Keputusan : Kep-22/UNI/78. Rincian klasifikasi hotel berdasarkan bintang menurut buku Pengantar Akomodasi dan Restoran oleh Ir. Endar Sugiarto, B.A. dan Sri Sulatiningrum, B.A., 2001 adalah: 53 Tabel 2.1 Kriteria Umum Hotel Berbintang KETERANGAN * ** *** **** ***** Jumlah kamar standart (minimum) 15 20 30 50 100 - 1 2 3 4 ada ada ada ada ada 20m² 22m² 24m² 24m² 26m² - 44m² 48m² 48m² 52m² Jumlah kamar suite (minimum) Kamar mandi dalam Luas kamar standart (minimum) Luas kamar suite (minimum) Kriteria klasifikasi hotel Dikutip dari Marlina, Endy. (2008) Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta: ANDI. dijelaskan beberapa klasifikasi hotel sebagai berikut : Tabel 2.2 Kriteria Hotel berdasarkan Bintang No 1 Keterangan Secara umum ** *** • Lokasi mudah **** • Sama • Minimum ***** • Minimum dicapai seperti seperti pada seperti bintang (dengan dengan fsilitas hotel 4. kendaraan hotel bintang 3. pribadi atau bintang 2 • Unsur umum). • Bebas polusi. dekorasi • Bangunan indonesia terawat rapi dan bersih. • Sirkulasi tercermin di lobby, di restoran, dalam kamar bangunan tidur, mudah. function • Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada room. dan 54 lobby. 2 Bedroom • Minimum • Minimum mempunyai 20 30 kamar dengan • Mempunyai minimum 50 minimum 100 standar kamar kamar standar luasan dengan standar dengan luasan 22m²/kamar. luasan dengan 26m²/ kamar. 24m²/kamar luasan 24m²/ • Minimum • Memiliki 1 kamar • Mempunyai suite • Minimum 2 kamar kamar. memiliki • Mempunyai dengan luasan kamar suite 44m²/ kamar. dengan 3 • Tinggi minum luasan suite. 44m²/kamar Dengan kamar 2,6m • Tinggi tiap lantai. • Tidak bising minimum • Pintu 2,6m kamar dilengkapi lantai. pengaman. • Tata tiap kamar luasan 48m²/ minimum kamar. 2,6m • Tinggi • Dilengkapi minimum tiap lantai. udara. pengatur kamar jendela dengan di dalam tirai tidak bedroom. tembus sinar tiap kamar dan kamar mandi minimum terdapat 1 stop kontak. • Dinding kamar kamar di dalam kamar. suhu • Dalam dengan pengatur suhu dengan luar. tiap lantai. pengatur • Terdapat dengan luasan • Tinggi • Dilengkapi dengan suite 52m²/ kamar. 2,6m udara kamar 4 55 mandi kedap air. 3 Dining Room • Standar • Fasilitas • Mempunyai 1,5m²/ tempat dining minimum duduk. room sama buah dining buah dining dengan room, room, salah ruangan lebih hotel satunya satunya dari 2,6m. berbintang berupa dengan 2. coffee shop. spesialisasi luas • Tinggi • Terdapat akses • Bila langsung • Memiliki 2 salah minimum 3 tidak masakann berdamping (japanese/ an dengan Chinese/ dengan/tanpa lobby maka Europan pengatur harus Food). udara. dilengkapi dengan dapur. • Tata udara dengan kamar mandi/wc sendiri. 4 Lobby • Harus ada • Tata dengan • Memiliki • Minimum udara luasan luasan seperti AC/ 30m². minimum hotel 100m². 4. ventilasi • Penerangan minimum 150 lux. • Mempunyai • Dilengkapi dengan lounge. • Toilet • Terdapat 2 toilet umum untuk pria umum dan 3 toilet minimum 1 umum untuk buah wanita dengan dengan perlengkap perlengkapan annya. nya. • Lebar pada bintang 56 koridor minimum 1,6 m. 5 Sarana Minimum olahraga buah dan rekreasi 1 • Minimum 1 • Sama seperti • Minimum dengan buah hotel bintang seperti alternatif pilihan dengan 3 hotel yaitu pilihan ; golf, tenis, dengan bintang 4. • Dengan tenis, diskotik/ biliard, jogging, bowling, night club tambahan area taman bermain golf, kedap suara bermain anak anak, olahraga fitnes,sauna dengan (childern , dan toilet. air renang). fitnes, ; ditambah pada (kolam biliard, jogging, diskotik, dan taman bermain anak. • Terdapat kolam renag dewasa yang terpisah dengan kolam renang anak. • Sarana rekreasi untuk hotel tepi pantai dapat dipilih dar AC playground) 57 alternatif berperahu, selancar, atau ski air. • Sarana rekreasi hotel untuk gunung dapat dipilih dari alternatif hiking, berkuda atau berburu. 6 Bar / Cafe - • Apabila • Mempunyai • Minimum ruangan ketentuan seperti tertutup minimum hotel maka harus sama dengan 4. dilengkapi hotel bintang dengan 3. pengatur udara (AC) pada bintang • Memiliki lounge bar. dengan suhu 24° C. • Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1m. 7 Drug Store - • Minimum • minimum • Minimum terdapat sama dengan seperti drugstore, hotel bintang hotel pada bintang 58 bank, 3. 4. money changer, biro perjalanan, air line agent, souvenir shop. Perkantoran , butik dan salon. • Tersedia poliklinik. • Tersedia paramedis. 8 Ruang Fungsional - • Minimum terdapat • minimum • Minimum 1 sama dengan seperti buah pintu hotel bintang hotel masuk yang 3. 4. terpisah dari lobby denga kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar. • Dilengkapi dengan toilet apa bila tidak satu lantai pada bintang 59 dengan lobby. • Terdapat prefungtion room. 9 Utilitas penunjang • Terdapat • Terdapat • Minimum • Minimum transportasi transportasi sama dengan seperti vertikal vertikal hotel bintang hotel bersifat mekanis 3 4. mekanis (Lift (lift atau eskalator). yang eskalator). • Ketersedian air minimum 300 liter/ orang/ hari. • Daya • Ketersediaa udara • ketersediaan air bersih bintang • Memiliki lift • Ketersediaan minimum air n air bersih 700 700liter/ minimum orang/ hari. orang/ hari. • Dilengkapi • Dilengkapi 500 liter/ orang/ hari. listrik • Dilengkapi mencukupi. • Tata atau pada dengan instalasi air instalasi liter/ air bersih dengan panas/ instalasi air dingin. panas/dingin • Dilengkapi dengan/tanpa panas atau dengan sentral pengatur dingin. video, musik, udara. • Dilengkapi • Terdapat dengan ruang telepon mekanik. lokal • Komunikasi dengan carcall. dan interlokal. • Tersedia telepon PABX atau saluran dalam cabang (house phone), colokan telepon lokal, telepon. interlokal. teleks, • Dilengkap radio, 60 • Terdapat dengan fasilitas sentral saluran radio, carcall. sentral • Terdapat alat Video/TV, deteksi radio, kebakaran paging, awal pada tiap carcall. ruang, fire extinguisher, fire hydrant, pintu kamar tahan api. • Minimum terdapat 1 ruang jaga. • Terdapat tempat penampungan sampah tertutup. Terdapat saluran pembuangan air kotor. 10 Business Center - - - • Di business center ini tersedia beberapa staf yang dapat membantu bertindak sebagai c0- secretary para 61 tamu yang ingin berkomunikasi dengan kantor pusatnya maupn relasi bisnisnya. Selain itu para tamu dapat memanfaatkan pelayanan dengan akses internet melalui kamarnya untuk reservasi dan promosi usahanya, di samping juga dapat melakukan telekonferensi. 11 Restoran - - • Main dining • Main room dining atau room atau ruang makan ruang makan utama utama yang yang menyediakan menyediakan makan makanan internasional. Perancis atau internasional • Coffee shop, 62 restoran yang menyediakan dan menyajikan makan pagi dengan menu dan jenis pelayanannya lebih sederhana atau biasa disebut ready on plate • Restoran yang spesifik seperti grill-room, pizzarea, japanesse, oriental • Room service : restoran yang melayani dan menyeiakan hidangan makanan dan minuman kepada tamu hotel yang enggan keluar kamar. Atas dasar pesanan tamu, makanan dan minuman 63 diantar langsung ke kamar tamu. • Take out service dan out side catering : untuk lebih meningkatkan pendapatan penjualan produk yang dihasilkan oleh dapur hotel, ada beberapa hotel yang melayani pesanan makanan dan minuman dan penyelenggara an perjamuan di luar hotel seperti misalnya untuk perjamuan instansiinstansi pemerintah, perjamuan kenegaraan dan instansi- 64 instansi swasta, Di samping itu, toko makanan berupa kue- kue yang dijual pastry shop yang ada di hotel juga melayani penjualan kuekue dan ice cream untuk keperluan umum. 2.1.4 Klasifikasi jenis hotel berdasarkan lokasi a. City hotel City hotel adalah hotel yang terletak di dalam kota, di mana sebagian tamunya yang menginap melakukan kegiatan bisnis. b. Resort hotel Resort hotel adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, di mana sebagian besar tamu yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Macam-macam resort hotel berdasarkan lokasi, antara lain: 1. Mountain hotel (hotel yang berada di pegunungan) 2. Beach hotel (hotel yang berada di pinggir pantai) 3. Lake hotel (hotel yang berada di tepi danau) 4. Hill hotel (hotel yang berada di puncak bukit) 5. Forest hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung) c. Suburb hotel Suburb hotel adalah hotel yang lokasinya di pinggiran kota, yang merupakan kota satelit yakni pertemuan antara kedua kotamadya. 65 d. Urban hotel Urban hotel adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau hotel yang terletak di daerah perkotaan baru yang tadinya hanya berupa desa. e. Airport hotel Airport hotel adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area pelabuhan udara ata sekitar bandar udara. 2.1.5 Klasifikasi jenis berdasarkan ukuran hotel Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya Menurut buku Manajemen Penyelenggaraan Hotel oleh Drs. Agus Sulastiyono, 2002, klasifikasi hotel dapat ditentukan berdasarkan : a. Besar/kecilnyalbanyak/sedikitnya jumlah kamar tamu 1. Hotel kecil 25 kamar 2. Hotel sedang 25 kamar, 100 karnar 3. Hotel menengah 100 kamar, 300 kamar 4. Hotel besar < 300 kamar b. Kualitas, lokasi dan lingkungan bangunan c. Fasilitas yang tersedia untuk tamu, seperti ruang penerima tamu, dapur, toilet, dan telepon urnurn. d. Perlengkapan yang tersedia baik bagi karyawan, tamu ataupun pengelola hotel e. Kualitas bangunan f. Tata letak dan ukuran ruang. g. operasional/manajemen h. Pelayanan (untuk hotel bintang 4 dan 5 pelayanan 24 jam 2.1.6 Klasifikasi jenis hotel berdasarkan lamanya waktu menginap Berdasarkan dari Lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: a. Transit hotel Tamu yang menginap dalam waktu singkat, rata-rata hanya satu malam. Hotel transit menurut Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran, Abd. Rachman Arief, 2005, yaitu hotel yang mayoritas tamu tinggal hanya singgah atau transit yaitu kurang dari 24 jam sampai 3 malam, dan apabila tamu kurang dari 24 jam 66 (not over night) maka tarifnya hanya diberikan day rate (50% dari full rate) serta pemakaiannya disebut day use. Transit hotel ini umumya berlokasi di daerah dekat dengan pelabuhan udara (airport), atau pelabuhan laut (harbour), untuk menampung tamu-tamu atau penumpang yang singgah atau transit. b. Semi-residential hotel Tamu yang menginap lebih dari satu malam,mtetapi jangka waktu menginap tetap pendek. Kira-kira berkisar antara dua minggu hingga satu bulan. c Residential hotel Tamu yang menginap dalam waktu cukup lama, kira-kira paling sedikit satu bulan. 2.1.7 Klasifikasi jenis hotel berdasarkan kegiatan pengunjung Banyak kegiatan tamu secara spesifik selama menginap di hotel karena dengan maksud-maksud tertentu. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: a. Olahraga 1. Sport hotel adalah hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga 2. Ski hotel adalah hotel yang menyediakan area sebagai tempat bermain ski. 3. Banyak terdapat di negara yang mempunyai empat musim. b. Bisnis 1. Conforence hotel adalah hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konferensi. 2. Convention hotel adalah hotel sebagai bagian dari kompleks kegiatan konvensi. c. Cassino Cassino hotel adalah hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk kegiatan berjudi. 2.1.8 Klasifikasi hotel berdasarkan pada kriteria jenis pengunjung Jenis-jenis tamu yang menginap maksudnya adalah darimana asal-usul mereka menginap dengan latar belakangnya. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Family hotel Family hotel adalah tamu yang menginap bersama keluarganya. b. Bussines hotel 67 Bussines hotel adalah tamu yang menginap adalah para usahawan. c. Tourist hotel Tourist hotel adalah tamu yang menginap kebanyakan para wisatawan, baik domestik maupun dari luar negeri. d. Cure hotel Cure hotel adalah tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau penyembuhan dari suatu penyakit. 2.1.9 Tipe kamar hotel Jenis-jenis penamaan kamar hotel antara satu hotel dengan hotel yang lain tidak sama, hal ini ada hubungannya dengan kondisi hotel itu sendiri-jumlah kamar yang tersedia. Adapun jenis-jenis penamaan kamar yang ada di hotel adalah sebagai berikut: a. Standard room/regular room Standard room/regular room adalah kamar yang terdapat di dalam sebuah hotel yang mana segala perlengkapan dan fasilitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh hotel yang bersangkutan. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di dalam kamar standar, yaitu tempat tidur, kamar mandi, meja kerja, televisi, tetepon, Iemari es, Iemari pakaian, rak koper. Keistimewaaan dari kamar standar yaitu harga kamarnya paling murah di hotel. b. Deluxe/Superior room Deluxe/Superior room adalah jenis penamaan kamar di dalam hotel yang mana kondisi kamar ini setingkat Iebih baik dari standar room, dengan fasilitas yang sama seperti standard room. Bedanya dengan standard room adalah sebagai berikut: 1. letak kamar strategis 2. arah kamar lebih baik pemandangannya 3. mutu bahan perabotan Iebih baik dari standard 4. untuk ukuran kamar lebih luas dari standard room 5. catatan khusus, apabila hotel sudah lama berdiri, kamar standar yang sudah direnovasi dijadikan deluxe/superior room. 68 c. Suite room Suite room adalah salah satu jenis penamaan kamar yang ada di hotel yang mana kamar tersebut dicirikan dengan dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar, yaitu kamar tamu dan kamar tidur. d. Studio room Studio room adalah kamar yang dilengkapi dengan studio bed. e. Junior suite Junior suite adalah kamar yang berukuran besar yang dilengkapi dengan standard bed dan hide-away (sofa-bed). 2.1.10 Jenis tempat tidur dan ukurannya Ada beberapa tempat tidur yang ada di hotel, antara lain: a. Single bed Single bed adalah tempat tidur yang digunakan untuk satu orang di hotel atau akomodasi lain yang usahanya terdaftar tidak menggunakan single bed di dalam kamar. b. Double bed Double bed adalah tempat tidur yang dapat digunakan untuk dua orang c. Twin bed Twin bed adalah tempat tidur kembar yang masing-masing hanya dapat digunakan untuk satu orang. Atau kata lain dua single bed di dalam satu kamar. d. Holiday bed Holiday bed adalah twin bed yang disambung oleh satu headboard. e. Rollaway bed/extra bed Rollaway/extra bed adalah tempat tidur tambahan untuk menambah kekurangan tempat tidur di dalam kamar, karena kapasitas tempa tidur tidak mencukupi untuk jumlah orang yang menginap. f. Baby crib/baby coat Baby crib/baby coat adalah tempat tidur khusus untuk bayi atau anakanak. g. Studio bed Studio bed adalah sofa yang berfungsi sebagai tempat tidur. h. Sofa bed/hide-away/hide-a bed Sofa bed/hide-away/hide-a bed adalah sofa yang bagian bawahnya merupakan tempat untuk menyembunyikan tempat tidur tambahan. 69 i. Murphy bed Murphy bed adalah sebuah tempat tidur yang bisa dilipat ke dalam dinding, sehingga kamar memiliki fungsi sebagai ruang tidur dan ruang tamu. j. Fold-away bed Fold-away bed adalah tempat tidur yang dapat dan disimpan suatu tempat penyimpanan. Standar ukuran tempat tidur menurut Sugiarto dan Sulatiningrum, dikutip dari “City Hotel Dikawasan Manggarai I Jakarta Selatan” Anindita Taufani, 2010. (Pengantar Akomodasi dan Restoran oleh Ir. Endar. Sugiarto, B.A. dan Sri Sulatiningrum, B.A., 2001) Tabel 2.3 Ukuran Tempat Tidur No. Nama Tempat Tidur Keterangan Ukuran 1 Crib 28 x 52 inches, tempat tiduk untuk bayi 2 Rollaway 3 Twin 2 x (39 x 76) inches / 2 x (42 x76) inches 4 Three-quarter Three-quarter 5 Double 6 Queen 7 King 39 x 75 inches, Tempat tidur untuk satu orang 54 x 76 inches Ternpat tidur untuk dua orang 60 x 80 inches Tempat tidur untuk dua orang 70 x 80 inches Tempat tidur untuk dua orang 2.1.11 Pengertian Hotel Bisnis Mengacu pada Marlina Endy dalam bukunya Panduan Perancangan Bangunan Komersial (2008, p.52), hotel bisnis merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang mempunyai tujuan berbisnis. Sesuai dengan namanya, pangsa pasar utama dari hotel bisnis adalah orangorang yang sedang melakukan kegiatas bisnis di suatu kawasan. Hotel bisnis dikenal juga dengan nama Commercial Hotel ataupun dengan nama City Hotel. 70 Lokasi yang dipilih relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area perkantoran ataupun perdagangan dan mudah dicapai. Sesuai dengan fungsinya yakni sebagai tmpat akomodasi pelaku bisnis, maka fasilitas yang disediakan akan berkaitan dan mendukung kegiatan bisnis. Fasilitas yang disediakan antara lain ballroom, banquet room dan business center. Fasilitas business center sudah disediakan hotel bisnis sejak akhir abad 20. Umumnya fasilitas business center dilengkapi peralatan mesin faksimli, komputer, internet dan bahkan teleconference (konferensi jarak jauh). Ditinjau dari karakter pengunjung, umumnya tamu yang menginap di hotel bisnis, relatif sangat singkat yang berkisar antara 1-3 malam per kunjungan. Berikut adalah tabel karakter pengunjung hotel bisnis baik secara perseorangan atau grup, berdasarkan tujuan dan tipe kamar yang dipesan. Berikut adalah tabel karakter kegiatan dari buku Hotel Planning and Design: Jenis Karakter Pengunjung Tujuan Tipe Kamar Pengunjung Bisnis: Tabel 2.4 Tipe Kamar Pengunjung Bisnis Jenis Pengunjung Grup Karakter Pengunjung Single atau double Menginap 2-4 malam 75% pria dan 25% wanita Harga tidak dipermasalahkan Tujuan Konvensi dan konvrensi Perkumpulan profesional Rapat pelatihan dan perdagangan Tipe Kamar King, twin , double-double Kamar mandi yang memiliki area ganti pakaiaan Terdapat area kerja yang baik Perseorangan Single Kerja sama bisnis King Menginap 1-2 malam Perdangan Kamar mandi 85% pria dan 15% Konvensi dan wanita Sangat memperhitungkan biaya konverensi standar dengan shower Terdapat area kerja 71 2.1.12 Pengertian lobby Dikutip dari Perancangan Interior Lobby Lounge Dan Restoran Hotel Amaroossa Bali, Yogyakarta, 22 juni 2013, Penulis : Rani Novelia. Lobby adalah ruangan dimana para tamu atau pengunjung mendapatkan kesan pertama terhadap hotel. Menurut Smith pada buku “Hotel dan Resort, 1979” lobby merupakan ruang utama dan ruang tamusebuah hotel yang mutlak adanya, baik untuk hotel besar maupun hotel kecil. Sedangkan menurut Friendman Arnold pada bukunya “Interior Design Amsterdam elsevien Nort Holand Inc 1997 : 156” lobby adalah sebuah ruang kecil atau ruang tunggu pada bagian depan sebuah hotel, apartemen, gedung bioskop dan lain-lain. Fred Lawson berpendapat pada bukunya “Hotel, Motel and Condominium Design Planning and Maintenance, Architecture Pres Ltd, London, 1997”. Lobby tidak hanya digunakan sebagai lalu lintas utama pintu masuk dan keluar bagi para tamu tetapi juga dipergunakan pengunjung bukan tamu yang mempunyai keperluan lain, dan pada bukunya yang lain terbitan 1995 :199 menjelaskan lobby merupakan pusat kegiatan pada hotel, memberikan akses ke semua atau sebagian besar fasilitas umum serta tamu hotel. Ini mencakup sirkulasi, perakitan, dan ruang tunggu, dengan letak yang strategis atau tidak jauh dari meja informasi untuk mendapatkan bantuan, yang mengarah langsung ke meja resepsionis, informasi dan sekaligus kasir. Secara keseluruhan area lobby tergantung pada ukuran dan kelas hotel, sejauh mana kegiatan menggunakan lobby dan pola kedatangan berkaitan dengan jumlah kamar. Daerah penerimaan menyediakan nomor untuk kegiatan : 1. penerimaan dan pendaftaran tamu 2. Transaksi tunai dan non tunai, penukaran uang, penyimpanan barang berharga 3. Informasi, kunci, surat, pesan, brosur (concierge) Layanan ini disediakan melalui counter atau meja yang dapat diatur sebagai stasiun sepanjang meja panjang (meja depan) atau di wilayah yang terpisah. Dalam kedua kasus, staff counter harus mempunyai akses langsung ke kantor memberikan informasi back-up dan layanan supproting (the front office) 72 Untuk area menunggu biasanya disediakan tempat duduk beserta meja atau coffee table, side table, tempat koran, standing lamp, vas bunga atau pot, tempat sampah, tempat brosur, meja resepsionis. 2.1.13 Green design Green design merupakan konsep dari sebuah desain yang memperhatikan pemakaian sumberdaya alam yang memperhatiakan keadaan bumi dan lingkungan hidup agar tidak merusak kehidupan, ekosistem dan alam di bumi. Green tidak selalu berbicara masalah beracun atau tidak, tetapi bisa dari beberapa faktor untuk memutuskan desain yang green. Beberapa negera di dunia ini, sudah banyak yang memperhatikan keadaan alam demi mencegah kerusakan dan sebagainya. Salah satu contoh bentuk nyata dunia menyangkut konsep green seperti pemberian label pada kayu yang disebut FSC. Gambar 2.64 Logo label FSC Sumber : https://ic.fsc.org/ FSC (Forest Stewardship Council) merupakan sebuah organisasi internasional non-profit yang berdiri pada tahun 1993. FSC bertujuan untuk mempromosikan manajemen hutan bertanggungjawab (responsible forest management) melalui standard setting, sertifikasi yang independen dan label pada produk hutan. Produk hutan (misal: kayu) berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab akan diberikan label berupa logo 73 FSC. Penggunaan logo akan berlaku ketika sebuah perusahaan telah memeroleh sertifikat. FSC adalah salah satu bentuk tindakan yang bertujuan mensikapi keadaan alam di bumi ini. Pemakaian kayu yang banyak tumbuh atau tidak dalam golongan langka atau nyaris punah, itu juga termasuk dalam tindakan yang memperhatikan konsep green yang bertujuan mempertahankan spesies kayu yang langkah. Selain dari pemakaian bahan baku, konsep green juga memperhatikan dari penggunaan segi finishing atau faktor penunjang produk furnitur. Finishing yang dipilih haruslah tidak memiliki kadar pencemaran lingkungan yang tinggi atau kadar racun yang rendah. Pemakaian bahan pendukung lainnya juga penting seperti pemakaian kulit, kain dan sebagainya. Pemilihan harus tepat agar meminimalisasi dampak negatif dari pemakaian bahan merupakan salah satu dalam konsep green. 2.1.14 Culture influence (pengaruh budaya) Pengaruh konten dari luar yang telah membaur dengan budaya Indonesia. Budaya yang mempengaruhi dan membaun di Indonesia ada berbagai macam. Ibu kota Jakarta merupakan salah satu pusat yang banyak mengalami pengaruh beberapa budaya dari luar. Beberapa budaya yang masuk ke indonesia dan mempengaruhi budaya indonesia yang berada di Jakarta adalah budaya betawi yang dipengaruhi oleh budaya china, portugis, arab, belanda dan sebagainya. Beberapa budaya yang mempengaruhi budaya Indonesia menjadikan budaya tersebut teralkulturasi dan menjadi budaya yang dianggap biasa berada di Indonesia terutama di Jakarta. Budaya china adalah salah satu budaya yang teralkulturasi dari pengaruh perdagangan pada masa lampau. Budaya tersebut banyak mempengaruhi dari beberpa sektor, dari keturunan, prilaku, makanan, busana, arsitektur, interior dan sebagainya. Penerapan pengaruh asing, dapat diaplikasikan diberbagai sektor terutama arsitektur dan interior. Bentuk-bentuk arsitektur dapat menggunakan filosofi dari budaya china dan diaplikasikan sesuai kebutuhan desain tersebut. 74 2.1.15 Data antropometri dan ergonomi Berdasarkan dari deskripsi tentang kursi, penulis ingin merancang kursi untuk lobby yang biasanya dalam kategori kursi tamu atau kursi tunggu dan aksesoris penunjang area lobby dan sekitarnya. Selain kegiatan reservasi kegiatan yang pasti di lakukan diarea lobby adalah menunggu. Menunggu yang biasanya dilakukan bertujuan untuk menunggu taksi atau jemputan atau menunggu teman atau pun klien. Kegiatan yang dilakukan dengan duduk. Aktifitas yang dilakukan saat duduk ada yang menggunakan handphone atau tablet, membaca koran atau majalah, berbincang dengan rekan. Gambar 2.65 General Purpose Chair Sumber : Human Dimension & Interior Space 75 Gambar 2.66 Tempat duduk konfigurasi melingkar Sumber : Human Dimension & Interior Space Gambar 2.67 Tempat Duduk Konfigurasi Sudut Sumber : Human Dimension & Interior Space 76 Gambar 2.68 Tabel Ukuran Sumber : Human Dimension & Interior Space Acuan standar ukuran kursi tamu berdasarkan buku human dimension secara garis besar tertera pada gambar diatas. Hal-hal yang harus diperhatikan saat perancangan kursi tersebut adalah. a. Tinggi dudukan kursi berkisar antara 35cm – 43cm. b. Ketebalan dudukan disesuaikan dari pengunaan material. c. Kemiringan sandaran berkisar 100° - 105°. d. Kemiringan dudukan berkisar antara 5° - 8°. e. Lebar kursi 60cm - 90cm. f. Lebar dudukan 45cm - 60cm. 2.2 Tinjauan khusus 2.2.1 Data survey Survey dilaksanakan dilokasi tempat akan melakukan penelitian, Yaitu hotel yang berada diarea sekitar Jakarta yang berbintang 4 atau 5. Pada pengamatan dilangsungkan di area lobby hotel tersebut, terutama pada fasilitas tempat duduk pada lobby. a. Novotel Hotel Mangga Dua Square, Jalan Gunung Sahari Raya No 1 b. Red Top Hotel, Jalan Pecenongan no 72 c. Grand Mercure, Jalan Gunung Sahari Raya No 1 77 2.2.1.1 Hotel Novotel Mangga Besar ( Hotel Utama) Gambar 2.69 Bangunan fisik Novotel Pada tanggal 8 Agustus 2005, Accor sebagai pemimpin Eropa dan salah satu kelompok terbesar di dunia dalam perjalanan, pariwisata dan jasa perusahaan, telah meluncurkan Novotel pertama di Jakarta , Novotel Jakarta Mangga Dua Square, memperkuat posisinya sebagai internasional bintang empat terkemuka hotel di Jakarta Novotel Jakarta Mangga Dua Square menarik bagi tumbuh klien korporasi Jakarta, menargetkan pelancong bisnis internasional dan domestik dan pasar rekreasi Indonesia pada akhir pekan dan hari libur. The Novotel melekat ke kompleks Mangga Dua Square dengan berbagai makanan, fashion, dan toko-toko elektronik . Hotel ini memiliki 363 kamar, state of the art peralatan termasuk WIFI di semua bidang , ukuran Olimpiade kolam renang dengan resort banding dan bayi kolam renang, dilengkapi dengan The Square Restaurant dengan kapasitas 200 kursi untuk sarapan, makan siang dan makan malam, The Lounge bar dengan hidup hiburan sehari-hari, 24 jam layanan kamar, Fitness komprehensif dan spa, serta Bisnis Center. Novotel Jakarta Mangga Dua Square adalah tempat yang ideal untuk bisnis dan liburan. 78 a. Struktur organisasi Untuk hotel bintang 4 dengan golongan hotel Mid scale hotel dengan jumlah kamar yang mencapai 363, memiliki struktur organisasi yang cukup kompleks, berikut gambar struktur organisasi dari hotel Novotel Mangga Dua Square. Gambar 2.70 Struktur organisasi b. Daftar kamar 1. Kamar standar Kamar luas dgn 1 tempat tidur King atau 2 single, bak mandi atau shower dalam kamar, sofa, area kerja, TV dengan film dan akses internet berbayar, koneksi broadband. Untuk 2 dewasa dan 1 anak. 2. Kamar superior Kamar modern dan luas, 1 tempat tidur king atau 2 single, bak mandi di kamar dengan shower terpisah, sofa, area kerja ergonomis luas, TV dengan film dan akses Internet berbayar, koneksi broadband, lebih lega dgn pemandangan kota. 2 dewasa dan 1 anak. 79 3. Kamar eksekutif Kamar ini menyambut Anda seperti VIP dengan segala kebutuhan Anda untuk menginap dengan nyaman: lebih lapang, pemandangan kota, bak mandi dan shower terpisah. Untuk 2 dewasa dan 2 anak 4. Lantai eksekutif Kamar di Lantai Premier, Superior atau Executive memperlakukan Anda seperti VIP: Internet WIFI, TV, pemandangan kolam renang dan akses ke Lounge dengan layanan sarapan, perpustakaan dan lainnya. Untuk 2 dewasa dan 2 anak. c. Analisa lokasi Lokasi tempat diberlakukannya penelitian adalah di hotel Novotel Mangga Dua Square, Jalan Gunung Sahari Raya No 1. Lokasi hotel ini berada dipusat pembelanjaan Mangga Dua, tempat yang sangat setrategis dan juga menjadi pusat para pebisnis. Akses menuju jalan tol kearah bandara yang cukup mudah dijangkau, menambah poin untuk hotel ini. Juga dekat dengan stasiun kota dengan hanya dapat menaiki angkutan umum seperti angkot, maupun taksi. Untuk akses ke kota lainnya juga terdapat fasilitas umum seperti angkutan Bus Trans Jakarta yang dapat diakses dengan berjalan tidak jauh dari lokasi hotel. Namun untuk keadaan aktifitas lalulintas, wilayah ini terbilang kawasan yang cukup sering terjadi kemacetan ditambah dengan kondisi pasca bencana banjir beberapa bulan yang lalu menyebabkan kondisi jalanan menjadi makin rusak. Akan tetapi kondisi itu sudah ditanggapi pemerintah daerah dengan dibenahi jalanan yang rusak agar bisa dilalui oleh kendaraan pribadi amupun umum. 80 Gambar 2.71 Site map Sumber : Google Maps Berikut penampakan sekitar hotel : Gambar 2.72 Tampak citra lokasi Sumber : Google maps 81 Gambar 2.73 Foto dari selatan gedung Gambar 2.74 Foto seberang gedung 1 Terdapat ruko-ruko pusat niaga, terdapat dealer motor Kawasaki, kantor penjualan tiket penerbangan Sriwijaya Air, terdapat bank BNI juga terdapat gedung Maspion Plaza. 82 Gambar 2.75 Foto seberang gedung 2 Gambar 2.76 foto perlintasan kereta api dan jalur bus Trans Jakarta 83 Gambar 2.77 Foto akses pintu masuk gedung Gambar 2.78 Foto seberang pintu masuk 84 Gambar 2.79 Gedung kantor polsek metro sawah besar Bagian timur atau seberang hotel terdapat gedung kantor Polsek Metro Sawah Besar, dan juga terdapat Dealer Suzuki dan tedapat mini market seperti Sevel (Seven Eleven). Gambar 2.80 WTC Mangga Dua Sumber : Google Maps 85 Gambar 2.81 Ruko-ruko Mangga Dua Square Gambar 2.82 Foto sungai terusan Ciliwung Sebelah utara hotel terdapat ruko-ruko serta pusat penjualan mobil bekas terbesar yaitu WTC Mangga dua dan bagian depan hotel terdapat sungai terusan Ciliwung dan jalan raya yang terdapat di depan hotel yaitu jalan Gunung Sahari. Gambar 2.83 Novotel Mangga Dua Square 86 Terdapat fasilitas Bus Trans Jakarta yang letak halte Bus Trans Jakarta yang tidak jauh dari hotel Novotel. d. Analisa Arsitektur Gambar 2.84 Penampakan gedung hotel Novotel Sumber : Google Image Gambar 2.85 Arsitektur Novotel hotel 87 Arsitekture gedung hotel Novotel Mangga Dua Square terlihat sangat modern dengan bentuk-bentuk kotak dan sudut yang dominan serta dari unsur garis huga terasa. Gedung Novotel berada di pusat perbelanjaan Mangga Dua Square, tetapi untuk akses pintu masuk hotel dan gedung perbelanjaan terpisah. Dari sisi arsitektur tidak begitu terlihat desain yang menarik atau istimewa, gedung hotel dibangun bersamaan dengan pembangunan Mangga dua square pada tahun 2005. Gambar 2.86 Swiming pool Gambar 2.87 Receptionist counter 88 Gambar 2.88 Information counter Gambar 2.89 Bench dan aksesoris lobby Gambar 2.90 Kursi tamu dan coffee table 89 Pada kursi tersebut menggunakan material fabric warna abu-abu cerah dengan bentuk bulat dan menggunakan cushion. Pada saat diduduki terasa terlalu dalam menyebabkan armrest terasa terlalu tinggi. Terlihat untuk area yang minim dengan jumlah kursi yang sedikit. Gambar 2.91 Area Kursi Tamu 2.2.1.2 Redtop Hotel (Hotel Pembanding 1) Gambar 2.92 Site map Redtop Hotel Sumber : Google Maps 90 Gambar 2.93 Redtop hotel Sumber : Google image Redtop Hotel & Convention Center adalah hotel bintang 4 yang telah menjadi pilihan favorit bagi wisatawan bisnis yang membutuhkan akomodasi kelas satu di Jakarta dekat pusat distrik bisnis utama. Kami menawarkan semua fasilitas modern dan kenyamanan untuk membuat Anda merasa di rumah jauh dari rumah. The Redtop hotel & convention center adalah hotel eksekutif dengan semua fasilitas untuk merayakan pertemuan bisnis atau acara di Jakarta Pusat. The Hotel yang strategis terletak di Jalan Pecenongan 72 dekat dengan distrik komersial dan bisnis di Jakarta Pusat. Hal ini dekat dengan perdagangan dan pusat perbelanjaan, hiburan dan tempat rekreasi, serta kantor-kantor pemerintah dan bisnis. Standar keamanan dianggap di antara yang terbaik. 91 Gambar 2.94 Receptionist counter Gambar 2.95 Area tunggu di ruang lobby Gambar 2.96 Kursi lobby 92 Kursi lobby hotel Redtop menggunakan sofa yang menggunakan material kulit sintetis berpattern floral. Dengan warna abu-abu, dengan bantalan dudukan yang cukup tebal tetapi terasa kaku saat diduduki. Gambar 2.97 Lampu dan wall treadment Gambar 2.98 Kursi Restoran 93 Untuk kursi hotel ini lebih terlihat terkonsep dibandingkan kursi pada lobby. Pola garis terlihat jelas pada armrest kursi yang kemudian pola garis juga diterapkan pada wall treatment pada colom gedung. Dengan penekanan memakai warna coklat. Pengunjung yang datang banyak dari kalangan pemerintahan dan mayoritas berjenis kelamin pria yang kebanyakan datang untuk kegiatan bisnis seperti beberapa orang pemerintahan yang datang. 2.2.1.3 Grand Mercure hotel ( Hotel Pembanding 2 ) Gambar 2.99 Site map Grand Mercure hotel Sumber : Google Maps Gambar 2.100 Grand Mercure hotel Sumber : Google image 94 Grand Mercure Jakarta Harmoni, hotel internasional bintang 5, 483 kamar dan suite memberikan pengalaman khas. Berlokasi strategis di area CBD, seberang Gajah Mada Shopping Mall, 5 menit dari Istana Presiden, Tugu Monas, dan dekat daerah perdagangan Pecinan, Kota dan Batavia Lama. Fasilitas berdesain modern, grand ballroom yang sempurna untuk acara pernikahan atau konvensi. Pusat kebugaran, Spa dan kolam renang tersedia di lantai lima untuk bersantai dan memanjakan diri. Keistimewaan hotel ini adalah dengan 483 kamar, 6 ruang pertemuan dan 1 grand ballroom, Grand Mercure Jakarta Harmoni cocok untuk pertemuan besar dan konvensi hingga 1200 delegasi. Nikmati masakan china asli di Han Palace Restaurant. Gambar 2.101 Lobby dan area tunggu Sumber : Google Image Pada lobby hotel ini, untuk kursi tunggu pada area lobby juga mengalami masalah yang hampir sama pada hotel Novotel. Jumlah kursi panjang yang sedikit dengan alasan karena area untuk kursi tunggu ini yang minim menyebabkan furniture yang digunakan terbatas dengan fungsi yang seadanya. Disamping memang bertujuan agar pengunjung 95 tidak berlama-lama untuk diarea tunggu tetapi terkadang kebutuhan akan tempat duduk yang lebih disaat pengunjung yang datang cukup banyak. Gambar 2.102 Receptionist counter Untuk pengunjung masih sama yaitu para pebisnis dan karyawan. Tetapi untuk pengunjung luar negeri cukup banyak yang menginap atau melakukan kegiatan di hotel ini. Tetapi pengunjung domestik jg tidak terlalu sedikit, pengunjung yang datang juga cenderung lebih banyak kaum lelaki dibanding wanita. Gambar 2.103 Cafe atau bar longe 96 Gambar 2.104 Lobby lounge Gambar 2.105 Meja dan kursi makan restoran Kursi makan yang digunakan menggunakan material kayu serta diselimuti fabric dengan 2 warna dan pattern yang berbeda. Tetapi untuk pemakaian fabric kurang tepat, karena jika terjadi tumpah cairan makan atau minuman menyebabkan noda yang susah hilang nantinya.