BAB 2 LANDASAN TEORI Landasan teori yang

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
Landasan teori yang digunakan terbagi menjadi dua tinjauan, yaitu tinjauan
umum yang berisi data-data umum dalam pembahasan Tugas Akhir, dan tinjauan
hasil observasi yang mana memaparkan data hasil survei beserta dengan
kesimpulannya.
2.1
Tinjauan Umum
2.1.1 Hotel
Hotel merupakan bangunan komersil yang harus berbentuk badan hukum
dan tunduk kepada Hukum Indonesia, serta maksud dan tujuannya semata-mata di
bidang usaha hotel.
2.1.1.1 Definisi Hotel
Hotel adalah sebuah bangunan yang dikelola secara komersil yang
menyediakan jasa penginapan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum
yang ingin bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya
menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel tersebut. Hotel berasal dari
kata hostel yang diambil dari bahasa Perancis kuno yang memiliki arti
“tempat penampungan buat pendatang” atau “bangunan penyedia pondokan
dan makanan untuk umum”. Adanya beberapa pengertian hotel menurut :
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Hotel sebagai bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat
untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan,
atau bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi
setiap orang untuk memeperolah pelayanan, penginapan, makan dan
minum.
9
10
b. Menurut Kamus Oxford
Hotel is “building where rooms and usually meals are provided for people
in return for payment”. Atau jika diterjemahkan secara bebas menjadi,
bangunan dimana kamar-kamar dan sarapan tersedia sebagai ganti dari
pembayaran.
c. Berdasarkan Keputusan Menteri Parpostel no KM 94/HK103/MPPT 1987
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
seluruh bangunannya untuk menyediakan jasa pelayanan, penginapan,
makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara
komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan didalam
keputusan pemerintah.
d. Menurut SK.MenHub. RI. No. PM 10/PW.391/Phb-77
Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial,
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan
berikut makan dan minum.
e. Menurut the American Hotel and Motel Association (AHMA)
Sebagaimana dikutif oleh Steadmon dan Kasavana: A hotel may be defined
as an establishment whose primary business is providing lodging facilities
for the general public and which furnishes one or more of the following
services: food and beverage service, room attendant service, uniformed
service, Laundering of linens and use of furniture and fixtures. Yang dapat
diartikan sebagai berikut: Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah
bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas
penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut:
pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanaan barang
bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas/perabotan
dan menikmati hiasan-hiasan yang ada didalamnya.
f. Budi, Permana, Agung. (2013). Manajemen Marketing Perhotelan.
Yogyakarta: ANDI
11
Hotel adalah salah satu usahayang bergerak dalam bidang jasa untuk
mencari keuntungan melalui suatu pelayanan kepada para tamunya yang
menginap seperti pelayanan kantor depan, tata graham, makan dan minum,
MICE, serta rekreasi.
g. Hayes, David K. (2007). Amerika: Hotel Operations Management
“Full service hotel is a lodging property that offers complete food and
beverage products and services.”
Di Indonesia, hotel dieratkan dengan sebuah tempat penginapan yang
mahal dikarenakan pola pikir masyarakat yang menganggap hotel
berbintanglah yang paling diakui keberadaannya karena memiliki fasilitas
paling lengkap dan mewah dan hanya orang-orang tertentu yang bisa
menginap di dalamnya. Padahal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
bahwa suatu tempat yang menyediakan ruangan-ruangan sebagai tempat
beristirahat dan makanan serta minuman sudah dapat dikategorikan sebagai
hotel. Maka dari itu masih ada beberapa tipe hotel yang harganya sangat
terjangkau seperti hotel transit yang memang memiliki fasilitas yang standar
seperti tempat menginap dan sarapan pagi, namun hotel jenis ini memang
bertujuan sebagai tempat peristirahatan sementara, bukan sebagai akomodasi
mewah untuk dinikmati.
2.1.1.2 Sejarah Hotel
Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah
dimulai semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap
sewaktu Mariam akan melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan peradaban
manusia yang selalu memerlukan tempat untuk berlindung sementara
terhadap cuaca panas dan dingin dalam melakukan kegiatan perjalanan.
Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginapan yang
disebut “MANSIONES” yang berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan
jarak masing-masing sekitar 40 KM. Kemudian selama abad pertengahan,
peraturan keagamaan di Eropa memerintahkan agar dibangun tempat-tempat
menginap di sepanjang jalan yang dilalui orang.
12
Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di kota New
York merupakan pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih
fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tidak hanya mementingkan letak
yang strategis, tetapi adanya pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat
yang mumpuni, sehingga tidak ada salahnya didirikan di pinggir kota. Setelah
itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House di Boston pada
tahun 1829, yang selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat
paling top di Amerika Serikat. Tremont bersaing ketat dengan Astor House,
yang dibangun di New York pada tahun 1836. Saat itu, hotel modern identik
dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat. Saat pembangunan
jaringan kereta api sedang gencar-gencarnya, hampir di tiap perhentian
(stasiun) ada hotel. Karena masa itu naik kereta api sangat melelahkan, hotelhotel pun memberikan berbagai hiburan pelepas penat. Hotel jenis ini
disebut-sebut dengan hotel “transit”.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya
jangkauan angkutan darat, kawasan sekitar rel kereta api tidak lagi menarik
minat para investor. Orang kemudian lebih suka jalan-jalan pakai mobil
ketimbang kereta. Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh kehadiran
“motel”, gabungan kata “motor hotel” yang sama dengan tempat istirahat para
pengendara kendaraan bermotor.
Kejayaan motel tidak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya
perkembangan kota, berakhir pula era motel. Terutama karena letaknya yang
agak di pinggir kota dan fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat
kota. Kalaupun terpaksa bermalam di kawasan pinggiran, motel harus
bersaing dengan hotel resort, yang banyak tumbuh di tempat-tempat
peristirahatan.
Selain hotel, resort, anak-anak kandung hotel yang lahir di era 1990an tidak kalah hebatnya. Sebut saja berbagai extended-stay hotel, khusus buat
tamu yang membutuhkan tempat menginap minimal lima malam. Sedangkan
pelaku bisnis yang harus bernegosiasi di kampong atau negeri orang bias
mencari hotel apartment. Di Amerika, dua jenis hotel ini berkembang sangat
pesat.
13
2.1.1.3 Klasifikasi Hotel
Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan
ciri atau sifat khas yang dimiliki wisatawan (Tarmoezi, 2000). Hotel memiliki
banyak jenis yang dinilai dari kebutuhan dan juga fasilitas yang telah
disediakan. Berikut klasifikasi jenis hotel yang di dapatkan berdasarkan buku
Introduction to Hospitality Management:
a. City Center Hotels
Berdasarkan lokasinya City Center Hotel berdekatan dengan tempat
rekreasi juga area bisnis. Hotel ini dapat digunakan pada kelas mewah,
menengah atas, bisnis, suites, ekonomi, atau residensial. Hotel ini
menawarkan beberapa akomodasi dan pelayanan.
b. Resort Hotels
“Some resort focus on majr sporting activities such as skiing, golf, or
fishing, others offer family vacation”. Dapat dilihat bahwa lokasi Resort
Hotels tidak jauh dari tempat vakansi dan rekreasi. Tamu yang datang
sangat menikmati waktu senggangnya untuk bersantai juga berekreasi.
Untuk menaikan ramainya pengunjung, resort terkadang menyediakan
fasilitas seperti ruang meeting untuk bisnis dan group, fasilitas olahraga
dan rekreasi, spa, dan lainnya.
c. Airport Hotels
Banyak Airport Hotels sudah memiliki banyak pengunjung, dikarenakan
banyak tamu yang datang terutama wisatawan, yang dikarenakan
penundaan penerbangan, penukaran penerbangan, juga wisatawan yang
baru tiba, dikarenakan Airport Hotel berjarak tidak jauh dari landasan
udara.
d. Freeway Hotels and Motels
Freeways atau jalan raya dalam bahasa Indonesia. Freeway Hotel and
Motels bertujuan untuk membantu aktifitas pada jalan raya. Tamu yang
datang untuk beristirahat dari perjalanan jauh.
14
e. Casino Hotels
Casino Hotels merupakan hotel yang berdekatan dengan tempat rekreasi
kasino. Sebagai tempat perisirahatan para tamu pengunjung kasino juga
tamu yang sekedar ingin menginap pada hotel ini. Casino Hotels juga
membuat sistem pelayanan dengan “family-friendly” atau “keluargapertemanan”. Dengan sistem pelayanan seperti ini Casino Hotel
mengharapkan tamu hotel dapat tinggal lebih lama.
f. Convention Hotels
Convention Hotels mengutamakan fasilitas dan kebutuhan kelompok yang
akan menghadiri konvensi atau rapat. Biasanya hotel ini memiliki 500
kamar juga area publik yang besar serta akomodasi untuk ratusan orang
dalam waktu yang bersamaan.
g. Full-Service Hotels
Cara untuk memastikan hotel ini adalah dengan tingkat pelayanan yang di
berikan. Full-Service Hotel sangat mengutamakan fasilitas dan pelayanan
yang akan di berikan pada tamu.
h. Economy/Budget Hotels
Hotel ini dibilang juga sebagai hotel kelas ekonomi. Persaingan ketat
dalam hotel ekonomi sangat ketat belakangan ini. Hotel ini tidak memiliki
restoran di dalamnya hanya saja menyediakan sarapan pagi untuk tamu
pada lobi hotel.
i. Boutique Hotels
Butik hotel menawarkan penawaran yang berbeda dan pengalaman yang
berbeda. Butik hotel memiliki arsitektur, gaya, decor, ukuran, yang unik.
Dengan kapasitas 25-125 kamar dan pelayanan yang sangat baik.
15
j. Extended-Stay Hotels
Extended-Stay Hotel merupakan hotel dimana mengutamakan kepada tamu
yang menginap lebih lama dari biasanya, walaupun hotel ini juga tetap
menerima tamu yang menginap dengan waktu yang tidak lama.
k. All-Suites Extended-Stay Hotels
Sama seperti Extended-Stay Hotels, hanya saja hotel jenis ini menawarkan
ruang yang lebih luas dengan harga yang sama dengan hotel biasa. Ruang
tambahan dari hotel ini biasanya sebuah lounge dan kitchenette area.
l. Condotels
Condotels adalah gabungan dari hotel dan kondominium. Pemilik hotel
menyewakan hotel dalam bentuk kondominium.
m. Mixed-Use Hotels
Hotel ini memiliki beberapa fungsi lainnya selain hanya untuk menginap.
Mix-Use Hotels juga memiliki Office Building, Convention Center, tempat
olahraga, atau Mall.
n. Bed and Breakfast Inns
Bed and Breakfast Inns, atau dikenal juga dengan B&Bs, menawarkan
fasilitas alternatif dari hotel normal atau motel. Menurut Travel Assist
Magazine, B&B adalah sebuah konsep yang dimulai di Eropa sebagai
penginapan rumah pribadi. Menawarkan sarapan pagi, akomodasi, juga
memberikan inforasi tentang hiburan lokal dan tujuan wisata. (Walker,
John R. (2010). Introduction to Hospitality Management Third Edition.
U.S.A: Pearson Prentice Hall)
2.1.1.4 Kriteria Pengelompokan Hotel
A. Berdasarkan Sistem Penetapan Tarif Kamar (room rate)
1) Full American Plan (FAP), yaitu hotel yang menganut sistem dimana
harga kamar sudah termasuk tiga kali makan.
16
2) Modified American Plan (MAP), yaitu hotel yang menganut
sistem dimana harga kamar sudah termasuk makan dua kali.
3) Continental Plan, yaitu hotel yang menganut sistem dimana harga
kamar sudah termasuk makan pagi (continental breakfast).
4) Bermuda Plan, hotel dengan sistem harga kamar sudah termasuk
makan pagi (American Breakfast).
5) European Plan, yaitu hotel dengan sistem dimana harga kamar
tidak termasuk makan (room rate only).
B. Berdasarkan Ukuran dan Jumlah Kamar
1) Small Hotel
Small Hotel yaitu hotel kecil yang hanya memiliki kamar kurang dari
25 kamar.
2) Medium Hotel
Medium Hotel yaitu hotel dengan ukuran sedang yang mempunyai 2
kategori, antara lain :
a. Average Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 25 sampai 100
kamar.
b. Above Average Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 100
sampai 300 kamar.
3) Large Hotel
Large Hotel yaitu hotel yang memiliki kamar berjumlah lebih dari 300
kamar.
C. Berdasarkan Jenis atau Tipe Tamu
1) Family hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya terdiri dari
keluarga
2) Business hotel, sebagian besar tamunya merupakan para usahawan
yang memiliki tujuan untuk berbisnis.
17
3) Tourist hotel, yaitu hotel yang sebagain besar tamunya adalah
wisatawan, baik turis dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
4) Transit hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya adalah mereka
yang akan melanjutkan perjalanan (hotel hanya sebagai tempat
persinggahan sementara saja)
5) Cure Hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya adalah dengan
tujuan pengobatan atau penyembuhan dari suatu penyakit.
D. Berdasarkan Tarif Hotel
1) Economy Hotel, yaitu hotel dengan tarif yang relatif murah
2) First Class Hotel, yaitu hotel dengan tarif sedang
3) Deluxe Hotel, yaitu hotel dengan tarif mahal
E. Berdasarkan Lokasi Hotel
1) Mountain Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di daerah pegunungan.
2) Beach Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di dekat pantai.
3) City Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di perkotaan.
4) Highway Hotel, yaitu hotel yang berlokasi ditepi jalan bebas hambatan
dan biasanya diperbatasan antara dua kota.
5) Airport Hotel, yaitu hotel yang berlokasi dekat dengan lapangan
terbang.
F. Berdasarkan Waktu Tamu Menginap
1) Transit Hotel, hotel dimana para tamunya rata-rata menginap hanya
untuk satu atau dua malam. Hotel transit yaitu hotel yang mayoritas
tamu tinggal hanya singgah (transit) yaitu kurang dari 24 jam sampai
dengan 3 malam, dan apabila tamu kurang dari 24 jam (not over night)
maka tarifnya hanya diberikan day rate (50% dari full rate) serta
pemakaiannya termasuk day use (Abd. Rachman Arief, 2005,
Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran).
18
Hotel transit ini umumnya berlokasi di daerah Bandar udara (airport)
atau pelabuhan kapal laut (harbour), untuk menampung tamu-tamu /
penumpang yang singgah (transit) atau karena status perjalanannya
sebagai cadangan (waiting list) maka perlu transit atau check-in di
hotel tersebut.
2) Semi Residential Hotel, Hotel ini untuk tamu yang menginap lebih
dari satu malam, tetapi jangka waktu menginap lebih panjang, kirakira berkisar antara dua minggu sampai satu bulan.
3) Residential Hotel, Tamu yang menginap di hotel ini dalam waktu
yang cukup lama, kira-kira minimal 1 bulan.
G. Berdasarkan Desain dan Struktur Hotel
1) Conventional Hotel, hotel yang bentuknya tinggi bertingkat menjulang
kelangit .
2) Bungalows, hotel yang bentuknya tidak bertingkat dan setiap
bangunan berlokasi menyebar satu dengan yang lain.
3) Motor Hotel, hotel yang mempunyai garasi di masing-masing kamar
atau kelompok kamar.
2.1.1.5 Persyaratan Hotel Berbintang
Rincian klasifikasi hotel berdasarkan bintang (Ir. Endar Sugiarto,
B.A. dan Sri Sulatiningrum, B.A., 2001, Pengantar Akomodasi dan Restoran)
antara lain :
1. Klasifikasi hotel berbintang satu (*)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 15 kamar
b. Kamar mandi di dalam
c. Luas kamar standar minimum 20m2
2. Klasifikasi hotel berbintang dua (**)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 20 kamar
19
b. Kamar suite minimum 1 kamar
c. Kamar mandi di dalam
d. Luas kamar standar minimum 22m2
e. Luas kamar suite minimum 44m2
3. Klasifikasi hotel berbintang tiga (***)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 30 kamar
b. Jumlah kamar suite minimum 2 kamar
c. Kamar mandi di dalam
d. Luas kamar standar minimum 24m2
e. Luas kamar suite minimum 48m2
4. Klasifikasi hotel berbintang empat (****)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 50 kamar
b. Jumlah kamar suite minimum 3 kamar
c. Kamar mandi di dalam
d. Luas kamar standar minimum 24m2
e. Luas kamar suite minimum 48m2
5. Klasifikasi hotel berbintang lima (*****)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 100 kamar
b. Jumlah kamar suite minimum 4 kamar
c. Kamar mandi di dalam
d. Luas kamar standar minimum 26m2
e. Luas kamar suite minimum 52m2
2.1.1.6 Jenis Tamu Hotel
a. Walk in guest, Tamu datang langsung ke hotel untuk menginap
tanpa
melakukan reservasi terlebih dahulu.
b. Group (GIT), tamu datang minimal 20 orang dan 10 kamar.
c. Travel agent, ada beberapa hotel yang mempunyai kontrak dengan travel
agent.
20
d. Corporate, tamu datang dari sebuah perusahaan yang sudah mempunyai
kontrak harga sendiri (kerja sama) dengan hotel.
e. Embassy, tamu yang datang dari kedutaan.
f. Airline crew, tamu dari awak penerbangan.
g. Airline passenger, tamu dari pengguna pesawat terbang (penumpang).
h. Stranded passenger, penumpang yang menginap di hotel karena kerusakan
pesawat dan merupakan fasilitas akomodasi dari perusahaan penerbangan.
i. Weekend rate, harga dari sebuah hotel khususnya pada hari, jumat, sabtu,
minggu dan tanggal merah.
j. Airport rep, hotel di wilayah bandara dan disediakan untuk tamu yang
butuh penginapan saat landing, harganya lebih murah dan biasanya untuk
transit.
k. Membership card, tamu yang datang menggunakan kartu member. Ada
ketentuan tertentu dari hotel baik harga maupun fasilitas tidak dapat dialih
tangankan. Min 1 th dan max. 3 th.
l. Hotelier, tamu yang datang / harga yang diberikan pada karyawan sebuah
hotel. Diskon 40-60%.
m. Press, tamu yang datang berasal dari wartawan.
n. Government, tamu dari pemerintahan. System pembayarannya dilakukan
setelah selesai acara. Jangka waktunya 1-3 bulan (LS).
o. Long stay, tamu yang menginap di hotel lebih dari 8 minggu.
p. Cetain package, harga yang ditawarkan pada tamu yang berupa paket.
2.1.1.7 Tujuan dan Fungsi Hotel
Tujuan dari hotel sendiri adalah untuk mendapatkan keuntungan
dengan menyewakan atau menjual fasilitas pelayanan kepada para tamu yang
datang. Sedangkan fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk
memenuhi kebutuhan tamu sebagai tempat tinggal sementara selama jauh dari
21
tempat asalnya. Pada umumnya kebutuhan utama para tamu dalam hotel
adalah istirahat, tidur, mandi, makan, minum, hiburan dan lain-lain. Namun
dengan perkembangan dan kemajuan hotel sekarang ini, fungsi hotel bukan
saja sebagai tempat menginap dan istirahat bagi para tamu yang datang,
namun fungsinya bertambah sebagai tempat tujuan untuk rapat atau seminar,
konferensi, hingga tempat penyelenggaraan pesta pernikahan yang tentunya
segala kebutuhan sarana dan prasarananya telah disiapkan dengan lengkap
oleh pihak hotel tersebut.
Dalam hal lain hotel juga merupakan aset dalam pembangunan
negara, karena usaha perhotelan mempunyai beberapa peran penting dalam
pembangunan negara antara lain:
a.
Meningkatkan industri rakyat.
b.
(Hotel banyak memakai barang-barang yang diproduksi oleh industri
rakyat, seperti meubel, bahan pakaian, makanan, minuman dan lain
sebagainya.)
c.
Menciptakan lapangan kerja.
d.
Membantu usaha pendidikan dan latihan.
e.
Meningkatkan pendapatan daerah dan negara.
f.
Meningkatkan devisa negara.
g.
Meningkatkan hubungan antar bangsa.
2.1.2 Kamar Hotel
2.1.2.1 Definisi Kamar Hotel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamar adalah ruang yg
bersekat (tertutup) dinding yg menjadi bagian rumah atau bangunan (biasanya
disekat atau dibatasi empat dinding). Jadi, kamar hotel adalah suatu ruang
bersekat atau tertutup yang terdapat di dalam bangunan yang memiliki
banyak ruangan serupa untuk disewakan sebagai ganti dari fasilitas yang
diberikan kepada penyewa; bentuk akomodasi yg dikelola secara komersial.
22
Kamar hotel merupakan area utama dan elemen terpenting dalam
sebuah hotel, karena kamar hotel merupakan ruang utama yang menjadi
penentu pilihan tamu dimana mereka akan menginap. Selain itu area kamar
juga menyediakan berbagai fasilitas untuk melakukan aktifitas yang bersifat
pribadi, seperti tempat tidur, membasuh diri, menjamu tamu untuk
pembicaraan rahasia bisnis dan sebagainya.
Dalam suatu kamar hotel umumnya terdiri dari tempat tidur, nakas,
lampu, lemari, meja dan kursi. Namun fasilitas yang diberikan dalam suatu
kamar hotel ditentukan berdasarkan jenis dan tujuan hotel tersebut. Kamar
hotel umumnya juga menyediakan fasilitas
kamar mandi di dalamnya,
namun untuk beberapa tipe kamar hotel dengan budget yang rendah, seperti
hotel backpacker, biasanya menyediakan satu kamar mandi untuk beberapa
kamar.
Keadaan fisik kamar itu sendiri menjadi cerminan keadaan
keseluruhan dari hotel tersebut, karena kamar hotel mejadi tujuan utama bagi
tamu yang ingin memperoleh kenyamanan secara maksimal pada saat
beristirahat setelah memlalui hari yang panjang.
2.1.2.2 Fungsi dan Tujuan Kamar Hotel
Fungsi dari kamar hotel adalah tempat beristirahat bagi tamu yang
sedang dalam perjalanan atau jauh dari kediaman, baik untuk tidur maupun
hanya sekedar membaringkan tubuh dan membersihkan diri.
Tujuan kamar hotel sendiri adalah sarana yang disewakan oleh
pemilik hotel sebagai tempat yang bersifat pribadi bagi tamu hotel. Tamu
dapat melakukan berbagai kegiatan yang bersifat pribadi selama tidak
merusak properti kamar.
2.1.2.3 Klasifikasi Kamar Hotel
Tipe atau jenis kamar di hotel sangatlah beragam. Bahkan
sebutannya-pun kadang berbeda dari hotel yang satu dengan hotel yang lain
dan hal ini dapat membingungkan. Oleh karena itu, berikut ini adalah
pembahasan lebih lanjut mengenai jenis atau tipe kamar hotel yang dikenal
23
secara umum beserta dengan tingkatannya dimulai dari yang murah hingga
yang mahal.
Tipe kamar hotel sendiri dapat dibagi berdasarkan 2 hal, yakni
jumlah ranjang di dalam kamar dan fasilitas yang disediakan oleh sebuah
hotel. Biasanya pemesanan dilakukan berdasarkan pada fasilitas.
A. Berdasarkan Fasilitas
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tipe-tipe kamar di hotel
dapat dibagi berdasarkan fasilitasnya, dan hal ini-lah yang biasa
paling umum digunakan dalam memesan kamar.
a. Standard Room
Gambar 2.1 Standard Room
Sumber: www.tahupedia.com
Standard Room atau kamar standar merupakan sebutan kamar paling
murah di sebuah hotel dan biasanya merupakan istilah di hotel-hotel
Amerika. Tetapi berbeda dari kamar single (single room), kamar
standard untuk setiap hotel berbeda-beda. Terkadang memiliki satu
ranjang king-size, double dengan 2 ranjang queen-size, atau bahkan
memang hanya satu ranjang seperti single room.
24
Kamar Standard memiliki fasilitas yang paling dasar dari sebuah
hotel, biasanya sebuah televisi, pembuat kopi, telepon, meja, kloset
dan kamar mandi. Fasilitas tambahannya juga tergantung dari hotel
tersebut. Tentunya hotel bintang 2 dengan hotel bintang 5 memiliki
fasilitas standard yang berbeda. Tapi memang standard room
merupakan kamar paling murah dari suatu hotel.
b. Superior Room / Premium Room
Gambar 2.2 Superior Room
Sumber: www.tahupedia.com
Biasanya kamar tipe Superior ini memiliki definisi yang berbedabeda di setiap hotel. Terkadang merupakan kamar standard dengan
ukuran dan fasiltias yang lebih. Atau juga terkadang mungkin
merujuk ke kamar khusus dengan pemandangan atau lokasi yang
lebih baik. Biasanya dikenal juga dengan nama Premium Room.
Sederhananya adalah merupakan kamar yang dilihat hotel lebih baik
daripada Standard Room. Cara terbaik untuk mengetahui kualitas
yang membedakan antara Superior Room dengan Standard Room
adalah dengan menanyakan terlebih dahulu fasilitas kamar Superior
di hotel terkait.
25
c. Deluxe Room
Gambar 2.3 Deluxe Room
Sumber: www.tahupedia.com
Kamar ini didesain untuk terlihat lebih berkelas dalam berbagai hal
dimulai dari penampilan, ukuran dan lokasinya. Akan tetapi, dalam
beberapa hotel terkadang kamar tipe Deluxe dikategorikan di bawah
kamar tipe Superior.
26
d. Junior Suite Room / Studio
Gambar 2.4 Junior Suite Room
Sumber: www.tahupedia.com
Sebuah ruangan besar yang dimana ruang tidur dan ruang duduk
(seating area) terpisah. Walaupun biasanya muncul dalam bentuk
kamar single, ia tetap memiliki pemisah kecil antara ruang duduk
dan ruang tidur.
Sebenarnya kamar dengan tipe Studio tidaklah begitu berbeda jauh
dengan kamar tipe junior suite. Hanya saja ukurannya lebih besar
karena adanya tambahan dapur dan fasilitas memasak di dalamnya,
dan harganya-pun terkadang lebih mahal dibandingkan kamar tipe
Suite.
27
e. Suite Room
Gambar 2.5 Suite Room
Sumber: www.tahupedia.com
Kamar tipe Suite dapat dikatakan seperti apartemen kecil di dalam
sebuah hotel. Dengan ukuran yang jauh melebihi ukuran standard.
Memiliki ruang tidur, ruang tamu dan ruang memasaknya sendiri.
Biasanya kamar ini digunakan oleh orang-orang bisnis dan keluarga
yang tinggal di hotel untuk periode yang agak lebih lama.
Bahkan dalam beberapa kasus untuk hotel yang benar-benar kelas
atas, Suite Room merupakan kamar termurah mereka. Suite Room
sendiri dapat diperluas menjadi tipe Executive yang biasanya untuk
manajer kelas atas dan Presidential.
28
f. Presidential / Penthouse Room
S
Gambar 2.6 Penthouse Room
Sumber: www.tahupedia.com
Presidential Suite biasanya dikenal juga dengan nama Penthouse
yang dimana merupakan lantai teratas dari hotel. Dengan ruangan
yang lebih besar, pemandangan dan perlengkapan terbaik yang
ditawarkan sebuah hotel dan merupakan kamar termahal dari suatu
hotel.
B. Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur
Tipe-tipe kamar hotel sendiri dapat dibagi berdasarkan jumlah
ranjang dalam suatu kamar seperti single room, double room dan
seterusnya. Pemesanannya biasa digabungkan dengan fasilitasnya,
seperti Single Suite Room dan sejenisnya.
29
a.
Single Room
Gambar 2.7 Single Room
Sumber: www.tahupedia.com
Merupakan kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu
buah tempat tidur berukurang single. Kamar ini diperutntukkan bagi
satu orang, sehingga fasilitas dan sirkulasi yang tersedia hanya
memadai untuk satu orang.
30
b.
Twin Room
Gambar 2.8 Twin Room
Sumber: www.tahupedia.com
Sebuah kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah
tempat tidur terpisah, masing-masing berukurang single. Umumnya
kamar ini diperuntukkan bagi tamu dengan hubungan yang kurang
dekat namun sedang melakukan perjalanan bersama, sehingga
mereka akan merasa lebih nyaman dengan privasi pada saat tidur.
31
c.
Double Room
Gambar 2.9 Double Room
Sumber: www.tahupedia.com
Merupakan sebuah kamar yang dilengkapi dengan sebuah tempat
tidur berukuran double (King size / Queen size). Kamar ini
diperuntukkan bagi dua orang dengan hubungan yang lebih erat,
seperti keluarga ataupun pasangan, sehingga kebutuhan akan privasi
pada saat tidur bukanlah menjadi suatu permasalahan.
32
d.
Triple Room / Family Room
Gambar 2.10 Triple Room
Sumber: www.tahupedia.com
Kamar untuk 3 orang yang biasa disebut juga dengan nama Family
Room, merupakan kamar dengan satu buah tempat tidur berukuran
Double dan satu buah tempat tidur berukurang Single, atau sebuah
kamar yang dilengkapi 3 buah tempat tidur masing-masing
berukuran Single. Biasanya Family Room memiliki ruangan yang
lebih besar.
Tetapi, semua ukuran tempat tidur ini dapat berbeda-beda untuk
setiap hotel. Ada beberapa hotel yang menawarkan triple room
dengan 3 tempat tidur berukuran queen size.
2.1.3 Furnitur
Furnitur adalah fasilitas yang terdapat dalam suatu ruangan. Furnitur
ditujukan sebagai sarana untuk mewadahi aktifitas yang dilakukan oleh pengguna
di dalam ruangan tersebut. Furnitur yang baik adalah furnitur yang mengacu pada
standar
ergonomi
dan
antropometri
manusia,
sehingga
dipertanggungjawabkan baik dari segi fungsi maupun desainnya.
dapat
33
2.1.3.1 Definisi Furnitur
Pengertian furnitur/mebel secara umum adalah benda pakai yang
dapat dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk,
tidur, bekerja, makan, bermain dan sebagainya, yang memberi kenyamanan
dan keindahan bagi pemakainya (Baryl, 1977 dalam Marizar, 2005). Kata
mebel berasal dari bahasa Perancis yaitu meubel, atau bahasa Jerman yaitu
mobel. Dalam bahasa Inggris mebel berarti furniture. Mebel atau furnitur
sekarang ini bukan hanya menjadi kebutuhan dalam pengisian ruang tetapi
telah menjadi gaya hidup tersendiri. Mebel yang biasa kita kenal dan
digunakan untuk mengisi ruang adalah kursi, meja, tempat tidur, lemari, rak
dan masih banyak lagi. Bahan baku yang digunakanpun sekarang banyak
macamnya, tidak hanya dari kayu dan rotan, tetapi ada yang terbuat dari
bambu, besi hingga plastik fiber.
Pada zaman dahulu furniture berbentuk besar dan menggunakan
bahan yang sangat kuat, dengan tujuan dipakai turun menurun di dalam
rumah dan tidak dipindah-pindah. Akibatnya furnitur pada zaman dahulu
bentuknya besar-besar dan berat. Seiring berjalannya waktu budaya orang
menjadi lebih dinamis dan sering berpindah-pindah tempat tinggal, manusia
modern pun mulai mengutamakan kepraktisan seperti tinggal di apartemen
atau rumah susun dan hal ini pula yang membuat berkembangnya desain dan
fungsi furnitur. Pada masa kini furnitur dibuat dari bahan ringan, praktis, bisa
dilipat dan banyak yang menggunakan knockdown atau do it
yourself. Dahulu kursi dan meja menggunakan bahan yang kuat sehingga bisa
digunakan sebagai tempat tumpuan atau menjadi tempat berdiri orang dewasa
(misalnya jika ingin mengambil bola lampu yang berada di langit-langit
rumah), sedangkan saat ini meja dan kursi kebanyakan sudah terbuat dari
bahan yang lebih ringkih seperti kayu MDF atau particle board yang
fungsinya hanya sebagai meja makan dengan kekuatan terbatas. Pergeseran
pola penggunaan bahan pada furnitur mengakibatkan munculnya dua jenis
furnitur yaitu Modern Furniture dan High End Classic Furniture. (Lensufiie,
Tikno, (2008). Bisnis Furniture dan Handicraft Berkualitas Ekspor. Jakarta :
Erlangga.)
34
2.1.3.2 Klasifikasi Furnitur
A. Berdasarkan Material
Berdasarkan buku “Pengantar Studi Perancangan Fasilitas Duduk”
Sriwarno Andar (1998), bahan baku untuk membuat furnitur terbagi dalam
beberapa jenis yaitu :
a. Kayu
Kayu merupakan salah satu hasil hutan dan sumber kekayaan alam. Kayu
termasuk bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang
sesuai kebutuhan manusia dan kemajuan teknologi kerja kayu. Kayu
yang berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda-beda,
bahkan kayu yang berasal dari satu pohon memiliki sifat yang berbeda
jika dibandingkan antara bagian ujung dan bagian pangkalnya. Dalam
hubungannya dengan pembuatan konstruksi kursi, tidak semua kayu
dapat dipergunakan. Ada beberapa persyaratan teknis yang harus
dipenuhi antara lain :
1) Tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan.
2) Dimensinya stabil, tidak memiliki kembang susut yang besar.
3) Dekoratif. Nuansa tampilan seratnya indah.
4) Mudah dikerjakan secara manual maupun masinal (machinable).
Tidak terlalu keras atau mudah patah.
b. Rotan
Tanaman rotan banyak terdapat dan tumbuh subur
di hutan-hutan
Indonesia seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan sebagainya. Rotan
tergolong tanaman Palm (Palmae) dari jenis Manao, Mandola, Suti,
Umbulu atau Pulut yang merambat dan dapat tumbuh mencapai panjang
10m lebih. Yang sering dipergunakan adalah jenis mandola dan yang
memiliki kualitas terbaik adalah Manao. Berdasarkan fungsinya rotan
dibagi menjadi :
1) Rotan Batang
2) Rotan Koor
35
3) Vitrit
4) Lasio
5) Wibing
c.
Bambu
Bambu (bambuseae) termasuk dalam keluarga rumput-rumputan,
tepatnya jenis rumput raksasa (pereunial grass). Bambu memiliki batangbatang yang berbentuk pipa atau berongga dengan ruas-ruas seperti sekat.
Hampir di seluruh Indonesia bambu bisa tumbuh subur dengan baik.
Bambu mempunyai karakter yang unik, bentuknya silinder dengan
lubang di tengah. Batangnya terbagi atas beberapa ruas. Konstruksi
bambu jarang sekali memakai lem, sistem sambungan dibuat dengan cara
dipaku, dipasak, dan diikat dengan rotan. Jenis bambu yang
umum
dipakai untuk furnitur antara lain :
1) Bambu Apus
2) Bambu Gombong
3) Bambu Tutul
4) Bambu Betung
5) Bambu Kuning
d. Logam
Beralihnya penggunaan bahan furnitur dengan logam didasari pemikiran
tentang kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh kayu. Logam memiliki
kemampuan yang lebih baik dibanding dengan kayu, seperti stabilitas
bentuk yang baik, tingkat fleksibilitas dan kekerasan yang tinggi. Ada
berbagai jenis logam yang dapat dipakai sebagai bahan utama atau
penunjang produk furnitur, baik dalam bentuk batangan maupun
lembaran. Dalam bentuk batangan dikenal dengan istilah square cube
dan circle tube dan untuk lembaran tersedia dalam beberapa jenis
ketebalan.
36
e.
Plastik
1) Thermoplastics adalah jenis polimer plastik yang meleleh bila
dipastikan. Pada kondisi panas, butiran bahan plastik (polypropilene)
yang cair disuntikkan kedalam kontainer untuk mengisi cetakan yang
sudah didesain dengan bentuk terntentu (infection moulding
process). Contoh produk furnitur hasil infection moulding adalah
kursi taman, kursi makan, dan bangku tanpa sandaran (stool).
Keuntungan pemakaian bahan plastik jenis thermoplastic ini adalah
harga yang relatif murah dan sesuai diaplikasikan untuk produkproduk yang diproduksi masal.
2) Thermosetting adalah jenis plastik yang membeku (setting) pada saat
bahan (misalnya resin) dicampur dengan material katalis. Plastik
akan mengeras pada suhu yang cukup tinggi. Contoh bahan ini
adalah FRP (fiberglass reinforced plastic), yang sering kita jumpai
sebagai kursi tunggu di terminal atau stasiun. Jenis plastik ini
mempunyai resistansi panas yang cukup baik dan tahan lama. PU
(poly urethane) adalah contoh lain yang umum dipakai sebagai busa
untuk bantalan duduk atau sandaran. Untuk bahan perekat kayu
dipakai jenis PF (phenol formaldehyde, UF (urea formaldehyde),
dan Epocxy.
f.
Bahan Upholstery
Upholstery merupakan bahan yang umum digunakan untuk membungkus
bantalan duduk atau sandaran (cushion cover). Tujuannya selain
melindungi permukaan duduk dan sandaran juga berfungsi memperindah
penampilan kursi dengan menonjolkan corak dan karakter materialnya.
Jenis ada bermacam-macam antara lain wol, kanvas, kulit, sintetis.
B. Berdasarkan Fungsi
Dari segi kegunaan atau fungsi, menurut Karl Mang dalam History
of Furniture (1978) dan Edward Lucie-Smith dalam Furniture: a Concise
History (1993) dalam (Jamaludin 2007) sesungguhnya bisa dikategorikan
dalam 4 jenis saja yaitu tempat untuk menyimpan sesuatu di dalamnya seperti
37
lemari dan rak; tempat menyimpan sesuatu di atasnya seperti segala macam
meja; tempat tidur-yang ini untuk menyimpan tubuh kita selama tidur; dan
mebel untuk duduk alias kursi beserta turunannya seperti bangku, sofa, kursi
makan atau jok.
a.
Tempat Penyimpan Sesuatu di Atasnya.
Perabot dengan jenis ini dikenal dengan nama meja. Syaratnya adalah
satu bidang datar sebagai bagian utama dan kaki atau penyangga untuk
membuatnya berada pada ketinggian tertentu yang cocok dengan posisi
manusia untuk kegiatan yang memerlukan permukaan datar yang dekat
dengan tangan seperti makan-minum, menulis, atau bekerja. Fungsi
sebagai tempat menyimpan sesuatu di atasnya berkembang menjadi
berbagai macam meja yang menunjuk pada fungsi khusus.
b.
Tempat Penyimpan Sesuatu di Dalamnya.
Fungsi sebagai tempat menyimpan ini merupakan kata lain dari gudang
bagi barng tertentu yang berukuran relatif kecil atau dapat dilipat.
Furnitur yang umum pada fungsi ini dulu berupa peti dan sekarang dalam
bentuk berbagai macam lemari. Masih termasuk dalam jenis ini adalah
berbagai jenis dan bentuk rak. Laci adalah jenis mebel untuk
penyimpanan barang-barang kecil, biasanya disatukan pada meja kerja
atau lemari.
c.
Tempat Untuk Tidur.
Elemen penting tempat tidur adalah bidang datar (horizontal) tempat
tubuh telentang dengan luas minimal seukuran tubuh. Waktu tidur yang
relatif lama menciptakan lapisan pengempuk agar tulang punggung atau
bagian tubuh yang menerima beban berat badan terasa nyaman. Lapisan
pengempuk ini umumnya dikenal dengan nama kasur atau matras.
d.
Tempat Untuk Duduk.
“Desain Kursi belum selesai sampai seseorang duduk diatasnya” (Hans
J. Wegner, Denmark). Duduk merupakan aktivitas pertengahan antara
berdiri dan telentang atau posisi ketiga setelah berdiri. Selain oleh
38
manusia duduk juga dilakukan oleh hewan berkaki dua lainnya seperti
monyet, kera, orangutan dan gorila. Hal itu disebabkan karena samasama memiliki sendi lutut dan pinggul serta postur tubuh yang relativ
vertikal. Kursi sendiri memiliki simbol yang paling bergengsi yang tidak
dimiliki furniture lain atau artefak lain. “Kedudukan” yang berasal dari
“duduk” berarti kekuasaan. Tak heran bila kursi menjadi simbolnya.
C. Berdasarkan Tempat Pemakaian
Dalam membagi furnitur berdasarkan tempat pemakaian tidak hanya
dipengaruhi oleh material furnitur namun juga fungsi dan tujuan dari furnitur
itu sendiri saat dibuat. Berikut pembagiannya:
a.
Loose Furnitur
Jenis furnitur yang sering dijumpai sehari-hari seperti meja makan dan
kursi makan dan masih banyak jenis lainnya. Furnitur ini memiliki
banyak jenis dan bentuk yang bisa di gerakkan dan dipindahkan.
b.
Indoor Furnitur
Furnitur yang peletakkannya tidak bisa terkena sinar matahari secara
langsung, dan tidak memakai finishing yang tahan cuaca panas dan
hujan. contoh furnitur jenis indoor ini adalah sofa yang biasa diletakkan
di ruang keluarga.
c.
Outdoor Furnitur
Furnitur yang bisa terkena sinar matahari secara langsung dan tahan
terhadap cuaca karena memakai finishing khusus yang diperuntukkan
untuk cuaca ekstrim. Furnitur ini biasa diletakkan di teras atau taman
terbuka.
d.
Multifungsi Furnitur
Furnitur yang memiliki lebih dari satu fungsi, bisa dimanfaatkan secara
maksimal dengan volume ruang yang tidak terlalu luas. Salah satu
contohnya adalah tempat tidur tingkat yang bagian bawahnya dibuat
menjadi meja belajar dan bagian atasnya untuk tempat tidur.
39
D. Berdasarkan Sistem Konstruksi
Berdasarkan buku “Pengantar Studi Perancangan Fasilitas Duduk”
Sriwarno Andar (1998), furnitur bisa dibedakan dalam sistem konstruksinya
yaitu :
a.
Built in Furnitur
Built in Furniture adalah suatu konstruksi furnitur yang memanfaatkan
bangunan rumah atau gedung
sebagai bidang penguat konstruksi.
Konstruksi furniture menempel pada dinding yang khusus dibangun
untuk penempatan furnitur. Sepintas akan mnampak bahwa furnitur
tersebut rata dengan dinding dari langit-langit hingga lantai. Umumnya
dipakai untuk pembuatan lemari atau rak. Keuntungan dari konstruksi ini
adalah kemudahan perawatan dan kebersihan karena sedikit sekali
adanya celah yang terbuka. Namun kelemahannya mudah terserang lapuk
bila dinding bangunan terlampau lembab dan berjamur.
b.
Knock Up Furnitur
Konstruksi furnitur ini menggunakan sistem sambungan konstruksi mati
(fixed construction). Seluruh sambungan tergabung secara permanen oleh
bahan lem, paku, atau bahkan tertanam dalam konstruksi bangunan.
Contohnya kursi tamu, bangku belajar di sekolah, kursi panjang di ruang
tunggu, dan street furnitur. Dengan teknik ini pemakai tidak memiliki
peluang membongkar kembali furnitur menjadi komponen-komponen
lepas.
c.
Knock Down Furnitur
Keuntungan sistem knockdown adalah dapat dilepas pasang untuk
memudahkan penyimpanan dan pengemasan. Furnitur knockdown sangat
efisien dalam penyimpanan atau pengiriman karena tidak memakan
banyak tempat dan bisa memuat banyak dalam pengiriman. Untuk sistem
konstruksinya dipusatkan pada kekuatan sekrup dan baut yang digunakan
sebagai penyambung bagian-bagian furnitur tersebut.
40
d.
Folding Furnitur
Alternatif lain dalam penyelesaian problema ruang adalah dengan
pendekatan sistem lipat. Konstruksi yang dilipat, selain ringkas juga
dapat menghemat pemakaian ruang pada saat penyimpanan. Furnitur
yang paling sering menggunakan sistem konstruksi ini adalah kursi.
Dalam mendesain kursi lipat ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
antara lain :
1) Prosedur operasional melipat dan membuka kursi.
2) Keamanan dalam melipat dan membuka kursi agar tidak terjadi
resiko terjepitnya tangan atau kaki pemakai.
e.
Stacking Chair
Selain sistem lipat, konstruksi kursi dapat didesain dengan pendekatan
susun. Dalam sistem susun, bagian kaki kursi yang berada di atas akan
masuk ke bagian badan kursi yang berada dibawahnya. Desain konstruksi
stacking menuntut perhitungan yang presisi pada saat dua atau lebih kursi
disusun. Adapun kemungkinan penyusunannya adalah :
1) Tumpukan mengarah keatas (vertical arrangement).
2) Tumpukan mengarah miring (diagonal arrangement).
3) Tumpukan mengarah ke sejajar permukaan lantai (horizontal
arrangement).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam sistem susun adalah :
1) Kekuatan struktur kursi yang menghasilkan perhitungan berapa
jumlah maksimum kursi yang dapat ditumpuk.
2) Pemilihan material dan finishing yang tepat agar permukaan kursi
yang ditumpuk tahan gores dan tidak terjadi cacat.
41
2.1.4 Definisi Aksesoris Furnitur Interior
Aksesoris furnitur adalah sebuah benda yang berfungsi sebagai pelengkap
furnitur yang berada disuatu ruang, dikalangan masyarakat umum aksesoris
furnitur telah menjadi salah satu hal penting dan mulai banyak dicari.
Pengembangan dari bentuk-bentuk aksesoris interior telah mengalami banyak
kemajuan dan pengembangan dari bentuk-bentuk sebelumnya. Berikut merupakan
beberapa aksesoris interior yang seringkali digunakan:
a.
Lampu Meja / Table Lamp : Lampu jenis ini berfungsi untuk menerangkan
permukaan meja dan sekitar area meja serta sebagai penerang ruangan pada
malam hari.
b.
Lampu Berdiri / Standng Lamp : Lampu jenis ini biasanya diletakkan di pojok
ruangan yang berfungsi untuk menerangkan ruangan pada malam hari.
c.
Lampu Dinding / Wall Lamp : Lampu jenis ini di pasang di dinding yang
berfungsi untuk menerangkan jalan apabila di pasang di koridor dan untuk
menerangkan ruangan sebagai pengganti lampu tidur apabila di pasang di
dinding headboard tempat tidur.
d.
Lampu Gantung / Hanging Lamp : Lampu jenis ini di pasang menggantung di
atas plafon yang sering digunakan di area ruang makan atau restoran. Lampu
jenis ini selain sebagai penerang ruangan juga berfungsi sebagai penambah
estetika ruangan.
e.
Cermin / Mirror : Cermin pada umumnya digunakan untuk mengaca, tetapi
pada zaman sekarang cermin banyak digunakan didalam ruangan untuk
memberi kesan luas pada ruangan tersebut serta sebagai penghias ruangan.
2.1.5 Prinsip Desain
Untuk dapat menciptakan desain perancangan yang lebih baik dan menarik
perlu diketahui tentang prinsip-prinsip desain. Adapun prinsip-prinsip desain itu
sendiri yaitu :
1) Harmoni
Harmoni adalah prinsip desain yang menimbulkan kesan adanya kesatuan
melalui pemilihan dan susunan objek atau ide atau adanya keselarasan dan
kesan kesesuaian antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam
42
suatu benda, atau antara benda yang satu dengan benda lain yang dipadukan.
Dalam suatu bentuk, harmoni dapat dicapai melalui kesesuaian setiap unsur
yang membentuknya.
2) Proporsi
Proporsi adalah perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian yang
lain yang dipadukan. Untuk mendapatkan suatu susunan yang menarik perlu
diketahui bagaimana cara menciptakan hubungan jarak yang tepat atau
membandingkan ukuran objek yang satu dengan objek yang dipadukan secara
proporsional.
3) Balance
Balance atau keseimbangan adalah hubungan yang menyenangkan antar
bagian-bagian dalam suatu desain sehingga menghasilkan susunanyang
menarik. Keseimbangan ada 2 yaitu :
a.
Keseimbangan simetris atau formal maksudnya yaitu sama antara
bagiankiri dan kanan serta mempunyai daya tarik yang sama.
Keseimbangan ini dapat memberikan rasa tenang, rapi, agung dan abadi.
b.
Keseimbangan asimetris atau informal yaitu keseimbangan yang
diciptakandengan cara menyusun beberapa objek yang tidak serupa tapi
mempunyai jumlah perhatian yang sama. Objek ini dapat diletakkan pada
jarak yang berbeda dari pusat perhatian. Keseimbangan ini lebih halus
dan lembut serta menghasilkan variasi yang lebih banyak dalam
susunannya.
4) Irama
Irama dalam desain dapat dirasakan melalui mata. Irama dapat menimbulkan
kesan gerak gemulai yang menyambung dari bagian yang satu ke bagian yang
lain pada suatu benda, sehingga akan membawa pandangan mata berpindahpindah dari suatu bagian ke bagian lainnya. Akan tetapi tidak semua
pergerakan akan menimbulkan irama.
Irama dapat diciptakan melalui :
43
a. Pengulangan bentuk secara teratur
b. Perubahan atau peralihan ukuran
c. Melalui pancaran atau radiasi
5) Aksen/center of interest
Aksen merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata pada
sesuatu yang penting dalam suatu rancangan. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menempatkan aksen :
a. Apa yang akan di jadikan aksen
b. Bagaimana menciptakan aksen
c. Berapa banyak aksen yang dibutuhkan
d. Dimana aksen ditempatkan
6) Unity
Unity atau kesatuan merupakan sesuatu yang memberikan kesan adanya
keterpaduan tiap unsurnya. Hal ini tergantung pada bagiamana suatu bagian
menunjang bagian yang lain secara selaras sehingga terlihat seperti sebuah
benda yang utuh tidak terpisah pisah.
2.1.6 Pengertian Ergonomi dan Antopometri
Aspek “ergonomi” (ergo = kerja, nomos = peraturan dan hukum kerja).
Ergonomi mengintegrasikan ilmu biologi tentang manusia dengan ilmu teknik dan
teknologi. Konsep ergonomi tercapai ketika suatu desain dapat berfungsi efisien
di tangan manusia.
Prinsip-prinsip ergonomi ini sudah ditetapkan secara internasional. Standar
ergonomi dalam desain tempat duduk sama mutlaknya dengan standar-standar
ergonomi di bidang lain, seperti arsitektur, interior, dan lain-lain . Artinya, ini
harus dijadikan dasar dalam perancangan untuk mencapai fungsinya yang
maksimal. Kenyamanan, salah satunya. Misalnya, sudut kemiringan kursi. Ukuran
44
standar kemiringan kursi menurut ilmu ergonomi adalah 95-107°. Jika kurang dari
itu, kursi tidak akan nyaman diduduki.
Jika hendak menciptakan sebuah desain yang ergonomis, salah satu bidang
penyelidikan yang harus diperhatikan adalah antropometri. Khusus untuk desain
alat duduk, antropometri memungkinkan para desainer menciptakan alat duduk
yang menunjang kenyamanan, kemudahan, dan keamanan melalui ukuran-ukuran
baku yang bisa diikuti. Walaupun begitu kursi tiruan tidak benar benar bisa sama
dengan yang asli. Berikut pengertian ergonomi dan antropometri :
a.
Ergonomi adalah sebuah studi tentang aspek-aspek manusia dalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
rekayasa, manajemen, dan desain. Istilah “ergonomi berasal dari bahasa Latin
yaitu ergon ‘kerja’ dan nomos ‘hukum alam’ (Bridger,1995). Menurut
Grandjean (1980), inti ergonomi adalah kesesuaian antara karakter pekerjaan
dengan karakter manusia (fitting the task to the man) permasalahan aktivitas
manusia, di Amerika Serikat, ergonomi bisa pula disebut dengan istilah
Human Factors.
b.
Antropometri menurut Bridger (1995) adalah ukuran tubuh manusia.
Antropometri berasal dari bahasa Yunani yaitu anthropos ‘manusia’ dan
metron ‘mengukur’. Antropometri merupakan kumpulan informasi dimensi
tubuh manusia yang diperlukan untuk mendesain sistem kerja agar didapat
suatu kondisi yang nyaman dan aman.
(Sriwarno, Andar Bagus (2011) Pengantar Studi Perancangan Fasilitas Duduk.)
2.2
Tinjauan Hasil Observasi
2.2.1 Huswah Transit Hotel
A. Sejarah dan Profil
Pada tahun 1998, seorang ayah dari empat orang anak memiliki sebuah
visi untuk membangun sebuah rumah singgah bagi orang-orang yang sedang
dalam perjalanan jauh. Dibekali oleh ketulusan dan kebaikan hati, ayah dari empat
orang anak ini memulai visinya dari 5 buah kamar (Sekarang: Gedung D) yang
45
disewakan dengan harga murah kepada para pelancong dari berbagai tempat yang
membutuhkan tempat bermalam atau beristirahat.
Setelah mengelola kelima kamar ini, beliau melihat bahwa visi nya dapat
diperbesar dengan membangun sebuah hotel transit, maka dibangunlah Huswah
Transit Hotel dengan harapan dapat membantu lebih banyak lagi orang yang
membutuhkan. Huswah Transit Hotel dibangun diatas tanah kosong di sisi sebelah
kiri dari kelima kamar sebelumnya dan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu sayap
kanan (Gedung A), reception, lobby, restaurant (Gedung B), dan sayap kiri
(Gedung C).
Namun sangat disayangkan beliau meninggal pada tahun 2010 sebelum
gedung selesai dibangun. Pengembangan hotel ini pun dihentikan dan hanya
dikelola seadanya. Selama lebih dari 4 tahun, Huswah Transit Hotel hanya
beroperasi dengan 36 kamar dan fasilitas yang seadanya.
Hingga akhirnya pada tahun 2015, Lukito, anak kedua almarhum beserta
dengan ibunya memutuskan untuk melanjutkan pembangunan Huswah Transit
Hotel dan menambah jumlah kamar menjadi 84 kamar.
Gambar 2.11 Logo Huswah Transit Hotel
Sumber: Sylvani Laurencia, 2015
46
B. Visi dan Misi
VISI
‘’ Membagikan kebaikan dengan menjadi tempat bernaung bagi orangorang yang sedang dalam perjalanan ”
MISI 1
“ Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan tetap berpegang pada
prinsip hotel. ’’
Huswah berusaha untuk memenuhi kepuasan pelanggan, selama hal
tersebut masih sesuai dengan prinsip hotel yang bersifat syariah.
MISI 2
‘’ Mengembangkan hotel melalui peningkatan kualitas sumber daya
manusia.’’
Huswah percaya sepenuhnya bahwa kemajuan hanya bisa dicapai melalui
sumber daya manusia yang dimilikinya dan mengembangkan sesuai
dengan potensi dan kompetensinya.
47
C. Struktur Organisasi
Gambar 2.12 Struktur Organisasi Huswah Transit Hotel
Sumber: Sylvani Laurencia, 2015
D. Konsep Desain
Huswah Transit Hotel adalah sebuah hotel transit bandara yang berada
hanya 2,35 kilometer dari bandara Soekarno-Hatta. Huswah Transit Hotel sendiri
mengusung konsep Modern Tradisional Betawi yang bersifat Syariah. Bisa
terlihat sejak pertama memasuki area lobi terdapat kursi-kursi khas Betawi, kipas
angin tradisional khas Betawi pada masa kedatangan Belanda, serta berbagai
hiasan profil pada furniture dan meja reseptionist. Unsur Syariah dari tempat ini
terdapat pada fasad bangunan yang membentuk sebuah kubah seperti yang
biasanya diterapkan pada rumah ibadah umat muslim. Selain itu, satu sisi dinding
juga menampilkan sebuah gambaran Mekkah atau tanah suci. Ditambah dengan
cara berpakaian seluruh pegawai dan pekerja dimana para pekerja wanita
menggunakan hijab dan pekerja pria menggunakan baju koko.
E. Data Proyek
48
Dilihat dari letak bangunan yang menghadap ke arah Barat jalan Husein
Sastranegara yang merupakan jalan besar, Huswah Transit Hotel cukup banyak
menarik perhatian baik bagi turis maupun warga lokal yang mencari tempat untuk
transit. Huswah Transit Hotel sendiri tergolong hotel budget yang cukup murah di
Jakarta dengan membuka harga kamar mulai dari IDR 190K. Huswah Transit
Hotel berada di seberang convenient store dan SPBU, dekat dengan ATM BCA
dan Mandiri, serta berada sekitar 50 meter dari pool taksi white horse. Dengan
demikian Huswah dapat dikatakan memiliki lokasi yang startegis bagi tamu yang
akan menginap untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum mereka sebelum
melanjutkan perjalanan.
Alamat Huswah Transit Hotel
Jalan Husein Sastranegara No.9, Kec. Tangerang, Banten 15125, Indonesia.
Telp. No
: (021) - 5555885
Gambar 2.13 Peta Lokasi Huswah Transit Hotel
Sumber: www.google.com / Maps / Huswah Transit Hotel
49
Kamar dan Fasilitas
Gambar 2.14 Kamar Tidur Standar Huswah Transit Hotel
Sumber: www.google.com / Huswah Transit Hotel
Kamar: 36 ruang
Sebelum melakukan renovasi, kamar pada Huswah Transit Hotel hanya
memaksimalkan gedung A (3 lantai), sehingga jumlah total kamar hanya 36
ruang.
Luas kamar
Standard kamar yang disediakan berkisar antara 18 - 24 m² termasuk kamar
mandi dalam. Setiap kamar difasilitasi kasur (1 double bed queen size / 2
single bed), nakas, AC, kipas angin, lemari, meja rias dengan cermin, kursi
rotan/kayu, televisi.
50
Servis & Fasilitas
a. Airport Transfer
b. Coffee Shop & Restaurant
c. Room Service
d. Car Park & Garden
e. Smoking Area
f. Mushalla
g. Penjualan Souvenir
Gambar 2.15 Fasilitas Huswah Transit Hotel
Sumber: Sylvani Laurencia, 2015
51
F. Elemen Interior dan Furnitur
Gambar 2.16 Elemen Interior dan Furnitur Huswah Transit Hotel
Sumber: Sylvani Laurencia, 2015
Elemen interior yang ditonjolkan adalah penggunaan profil dan ukiran
yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi untuk dibersihkan. Huswah
Transit Hotel memilih warna-warna yang gelap dengan aksen berwarna hijau tua,
sehingga hotel ini jauh dari tampilan clean yag diharapkan tamu. Sebagian besar
furnitur yang digunakan bersifat bulky (berat) dengan penggunaan kayu solid dan
finishing PU berwarna gelap, pada beberapa bantalan kursi di kamar sudah robek.
Peletakan stop kontak dan saklar juga tidak diperhitungkan secara matang,
sehingga dapat berada di balik headbed kasur. Maintenance/ perawatan berkala
tidak dilakukan selama bertahun-tahun, sehingga menyebabkan bercak noda pada
ceiling yang berasal dari atap yang bocor, keramik yang digunakan pun banyak
yang bernoda, retak dan pecah di bagian ujungnya, beberapa lampu fluorecent
yang tidak lagi menyala masi digunakan.
G. Permasalahan
Kurangnya pelatihan kepada setiap pekerja di hotel tersebut menyebabkan
rendahnya kualitas kinerja pekerja, sehingga tamu seringkali melakukan komplain
untuk tingkat kebersihan yang sangat rendah dan perawatan yang buruk pada
fasilitas yang dijanjikan. Selain itu, kurang diperhatikannya unsur desain dan
maintenance dalam interior hotel menyebabkan konsep modern tradisional Betawi
yang seharusnya berkesan etnik malah terlihat kumuh.
52
2.2.2 Amaris Hotel Bandara Soekarno-Hatta
A. Sejarah dan Profil
Amaris Hotel Bandara Soekarno-Hatta berdiri pada bulan Maret 2010,
dan merupakan sebuah hotel yang dikelola dibawah PT. Grahawita Santika.
Namun jika ditelusuri lebih lanjut lagi, PT. Grahawita Santika sendiri berdiri pada
tahun 1981, ketika Kompas-Gramedia Group, perusahaan media terbesar di
Indonesia, mengembangkan portofolio bisnisnya dengan merambah ke sektor
perhotelan.
PT Grahawita Santika didirikan sebagai kepemilikan dan manajemen
perusahaan Santika Indonesia Hotels and Resorts. Pembukaan pertama mereka
adalah Hotel Santika Bandung, dan setelah berhasil masuk ke dalam
pengembangan pasar, kemudian dikembangkan lagi ke kota-kota lain yang
ditempatkan secara strategis di seluruh kepulauan Indonesia, yaitu Jakarta,
Bandung, Semarang, Cirebon, Surabaya, Jogjakarta, Pontianak, Kuta dan
Seminyak Bali, Manado, Makassar dan lain-lain.
Pada tahun 2006, PT Grahawita Santika reorganisasi dan mereposisi di
sektor perhotelan Indonesia, yang mana sekarang dihadirkan dalam segmen pasar
yang berbeda.
PT Grahawita Santika telah mengembangkan merek dari properti Villa
butik unik mereka yang dikenal sebagai The Royal Collection di bawah nama
properti milik The Samaya dan The Kayana.
Inventarisasi properti bintang empat akan terdaftar sebagai Hotel Santika
Premiere sementara hotel bisnis bintang tiga akan tetap sebagai Hotel Santika.
Pengembangan portofolio bisnis selanjutnya adalah dengan adanya
kemunculan merek Amaris, yang akan melengkapi pertumbuhan yang
berkelanjutan mendasari daya saing Santika yang kini telah reposisi untuk
memenuhi basis klien yang lebih luas, mulai dari hotel budget bintang dua hingga
properti villa mewah.
Visi perusahaan adalah untuk menjadi pilihan utama dan rantai hotel dan
resort terbesar di Indonesia dan di seluruh Asia Tenggara, mendorong perusahaan
53
untuk terus maju dengan motto yang mengandung nilai-nilai ketulusan pelayanan
dari hati.
Gambar 2.17 Logo Amaris Hotel
Sumber: Data Pribadi Amaris Hotel
B. Visi dan Misi
VISI
‘’ Menjadi budget hotel pilihan utama di wilayah Tangerang ”
MISI
“ Menciptakan nilai lebih bagi stakeholder dengan memberikan layanan bed
dan breakfast yang profesional dan ramah sesuai dengan standar Amaris
servis. ’’
54
C. Struktur Organisasi
Gambar 2.18 Struktur Organisasi Amaris Hotel
Sumber: Sylvani Laurencia, 2015
D. Konsep Desain
Amaris Hotel Bandara Soekarno-Hatta memiliki konsep smart dan efisien
dengan mengacu pada “form follow function” yang mana bentuk setiap furnitur
maupun keberadaan detail interior dibuat dengan mengutamakan fungsi dan
tujuannya. Hotel ini dirancang agar menjadi praktis dan efisien dengan gaya yang
modern, minimalis, namun memiliki energi dari skema warna yang cerah. Hotel
cerdas dengan nama Amaris ini memiliki arti sebuah janji untuk mempermudah
tamu dengan fasilitas dasar yang diperlukan dan membuat mereka merasa nyaman
saat bermalam. Seperti panel dinding yang di cat sesuai tema warna setiap lantai,
55
ternyata memiliki fungsi utama sebagai penutup saluran air (SAF). Furnitur yang
disediakan pun hanya berupa ambalan-ambalan plywood dengan bentuk yang
minim namun menyesuaikan dengan fungsi utamanya.
E. Data Proyek
Letak bangunan Amaris Hotel Bandara Soekarno-Hatta menghadap ke
arah utara sebelah jalan tol Airport Prof. Sedyatmo yang merupakan jalan tol satusatunya menuju ke Bandara Soekarno Hatta. Amaris Hotel berjarak 1,93 km dari
bandara Soekarno-Hatta, namun hotel ini sudah termasuk dalam
wilayah
Tangerang. Amaris Hotel Bandara Soekarno-Hatta hanya memiliki satu tipe
kamar yang disebut Smart Room yang selalu penuh setiap harinya dikarenakan
kapasitas kamar yang sedikit dibandingkan dengan kepercayaan yang tinggi dari
pelanggan terhadap brand budget hotel Santika Group ini. Amaris Hotel Bandara
Soekarno-Hatta
tergolong
hotel
budget
yang
cukup
murah
jika
mempertimbangkan kualitas pelayanan yang diberikan, yaitu IDR 530K/ malam
termasuk breakfast dan shuttle. Kualitas pelayanan tersebut diperoleh dari training
yang diberikan di pusat kepada setiap pekerjanya selama 3 bulan sebelum menjadi
pegawai tetap hotel Amaris. Sementara itu untuk menjaga kualitas yang dimiliki
oleh setiap pegawai dilakukan oleh HRD Supervisor dengan memberikan laporan
setiap pegawai ke pusat untuk ditindaklanjuti.
Amaris Hotel Bandara Soekarno-Hatta memiliki sebuah lobi yang kecil
berkapasitas 6-8 orang dan seringkali tidak dapat menampung jumlah tamu yang
sedang menunggu shuttle menuju bandara.
Amaris Hotel juga memiliki sebuah rumah makan padang sebagai ganti
dari restoran hotel. Rumah makan padang tersebut terbagi menjadi 2 lantai, lantai
dua digunakan sebagai area makan untuk breakfast tamu hotel yang beroperasi
mulai pukul 06.00- 10.00. Sedangkan lantai satu dibuka untuk umum dan
beroperasi mulai pukul 10.00- 24.00. Kapasitas kedua lantai ini berkisar antara
40-50 kursi dan seringkali tidak dapat mengimbangi jumlah tamu hotel yang
banyak.
56
Alamat Amaris Hotel Bandara Soekarno-Hatta
Jalan Husein Sastranegara No.1, Kel. Benda, Kec. Tangerang, Banten 15125,
Indonesia.
Telp. No
: (021) – 54365333
Website
: Amarishotel.com
Gambar 2.19 Peta Lokasi Amaris Hotel
Sumber: www.google.com / Maps / Amaris Hotel Bandara Soekarno-Hatta
57
Kamar dan Fasilitas
Gambar. 2.20 Kamar Tidur Standar Amaris Hotel
Sumber: www.amarishotel.com
Kamar: 118 ruang
Check-in : 14.00
Check-out :12.00
Amaris Hotel Bandara Soekarno-Hatta memiliki 118 kamar dengan akses
kartu yang terbagi dalam 4 lantai. Terdapat dua tipe kamar dengan harga yang
sama di Amaris hotel, kamar dengan sebuah kasur berukuran queen size dan
kamar dengan dua buah single bed. Hotel ini tidak melayani servis extrabed
dan setiap kamar diperuntukan bagi dua orang dewasa. Amaris selalu
melakukan pengecekan rutin dan perawatan dua kamar setiap harinya serta
servis AC untuk 5 kamar setiap harinya.
58
Luas kamar
Standard kamar yang disediakan memiliki luasan sekitar 14m² termasuk
kamar mandi dalam dan jendela di setiap kamar. Setiap kamar difasilitasi
kasur (1 double bed queen size / 2 single bed), nakas, AC, washtafel dengan
cermin, lemari, meja, kursi, brankas, telefon, dan televisi LCD.
Servis & Fasilitas
a. Antar-jemput bandara
j. Concierge/layanan tamu
b. Lift
k. Laundry
c. WiFi
l. Room Service
d. Area parkir
m. TV cable
e. Staff multibahasa
n. Penitipan bagasi
f. Porter
o. Lounge di setiap lantai
g. Restoran
p. Brankas
h. Jasa tur
q. Area merokok
i. Resepsionis 24 jam
r. Parkir valet
Gambar 2.21 Fasilitas Amaris Hotel
Sumber: Sylvani Laurencia, 2015
59
D. Elemen Interior dan Furnitur
Gambar 2.22 Elemen Interior dan Furnitur Amaris Hotel
Sumber: Sylvani Laurencia, 2015
Elemen interior yang ditonjolkan adalah emphasis dari warna cat salah
satu dinding di setiap kamar yang ditentukan berdasarkan lantai, misalkan lantai
satu memiliki aksen warna merah, lantai dua berwarna biru, lantai tiga berwarna
hijau, dan lantai teratas berwarna kuning. Warna tersebut digunakan sebagai ciri
khas dari warna-warna dasar Amaris.
Amaris Hotel Bandara Soekarno-Hatta memilih menerapkan desain yang
simple dan menggunakan cat berwarna putih sebagai warna dasar dari sebagian
besar dinding pada hotel ini, agar kesan yang tersampaikan pada tamu adalah
kesan bersih dan higienis.
Sebagian besar furniture yang digunakan bermaterial plywood dengan
finishing HPL glossy berwarna cerah. Material kursi yang digunakan pada area
makan yaitu plastik yang dipadukan dengan rangka stainless sehingga mudah
60
untuk memindahkannya. Sedangkan kursi di area lobi dan lounge mengunakan
material besi dan stainless. Peletakan stop kontak dan saklar juga sangat
diperhatikan dan disesuaikan sehingga tidak mengganggu aktivitas lain karena
berada di tempat yang mudah dijangkau dan terlihat oleh mata.
Maintenance/ perawatan rutin dilakukan selama lima tahun sekali. Namun
untuk renovasi skala besar yang tidak mendesak dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari owner dan pusat.
Seluruh area di hotel ini menggunakan keramik berwarna cerah yang
kontras dengan warna keramik pada sisi pinggir sehingga nampak seperti sebuah
list. Tetapi seluruh kamar menggunakan vinil agar memberikan kesan hangat pada
ruangan yang sudah berwarna terang dan tetap memudahkan proses pembersihan.
E. Permasalahan
Amaris Hotel Bandara Soekarno-Hatta merupakan sebuah franchise yang
cukup dikenal memiliki kualitas baik, sehingga 118 kamar yang
disediakan selalu penuh. Hal ini menyebabkan kurangnya daya tampung
hotel untuk mewadahi kebutuhan tamu akan sarana duduk pada saat melakukan
makan pagi dan menunggu shuttle.
2.2.3 POP! Hotel
A. Sejarah dan Profil
Tepat pada hari Rabu, 6 Maret 2013, POP! Hotel Airport Jakarta resmi
dibuka. Hotel ini berada di Jalan Bandara, hanya sekitar lima menit via mobil
menuju Terminal 1A, terminal terdekat dari gerbang Bandara Soekarno-Hatta.
Pada tanggal 5 Februari 2013, POP! Hotel telah memenangkan Hotel
Ekonomi Terbaik di Budgie$ dan Travel Awards 2013 yang diselenggarakan pada
tanggal 31 di Marina Bay Sands - Singapura.
POP! Hotel merupakan jaringan 30 hotel yang akan beroperasi pada akhir
tahun 2015 dengan POP! Hotel Teuku Umar, Denpasar - Bali, POP! Hotel
Festival Citylink - Bandung, POP! Hotel Sangaji Tugu - Yogyakarta dan POP!
Hotel Pantai Kuta - Bali sudah dibuka dan akan diikuti oleh 7 di Bali, 7 di Jakarta,
61
1 di Yogyakarta, 5 di Surabaya, Lampung, Solo, Makassar, Balikpapan, Sulawesi
dan Semarang.
Sebagai hotel bujet, POP! Hotel menawarkan kenyamanan, kebersihan,
dan keamanan dengan harga yang rendah. Hal tersebut dapat terjadi karena POP!
Hotelmerupakan sebuah brand yang dikembangkan dibawah Tauzia Hotel
Management. Tauzia Hotel Management, didirikan pada tahun 2001 adalah
jaringan dari 81 hotel dalam operasi dan pengembangan brand dari berbagai kelas.
Tak sekadar cocok untuk budget traveler, konsep hotel budget dari POP
Hotel memang tepat berada di dekat bandara. Alasan itulah yang mendasari
pemikiran owner dari POP! Hotel Airport Jakarta ini saat menentukan bandara
sebagai pilihan perluasan bisnis selanjutnya.
Gambar 2.23 Logo POP! Hotel
Sumber: Data Pribadi POP! Hotel
B. Motto dan Tagline
MOTTO
“Gaya POP, Semua KLOP!”
TAGLINE
“A good night’s sleep for everyone, a place for smart and eco-friendly
traveller.”
62
C. Visi dan Misi
VISI
‘’ Menjadi hotel bujet terbaik dengan inovasi yang eco-friendly.”
MISI
“ Memberikan pelayanan setara kualitas kelas atasdengan harga yang
terjangkau.’’
“Meningkatkan kepedulian seluruh tamu hotel akan lingkungan sekitar.”
D. Struktur Organisasi
Gambar 2.24 Struktur Organisasi POP! Hotel
Sumber: Sylvani Laurencia, 2015
63
E. Konsep Desain
Hotel yang ramah lingkungan apalagi untuk hotel baru seakan menjadi hal
wajib. Di POP! Hotel konsep eco friendly atau ramah lingkungan telah diterapkan
di kelima hotel yang sudah ada di Indonesia.
Khusus untuk POP! Hotel Airport Jakarta, selain bangunan yang
berkonsep ramah lingkungan dan penggunaan panel surya serta minim pendingin
udara di beberapa bagian, pihak hotel juga membuat biopori.
Seperti dituturkan Brand Director POP! Hotels, Irena Janti, lubang-lubang
biopori berfungsi untuk pencegahan banjir. Selain itu, pihak hotel juga bekerja
sama dengan pemerintah setempat dalam hal penanaman pohon.
POP! Hotel membagi tempat sampah menjadi 3 kategori berdasarkan
warna, yaitu organik, anorganik dan recycle. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa POP! Hotel sangat berusaha untuk membantu mendaur ulang limbah yang
dihasilkan dari hotelnya.
F. Data Proyek
Letak bangunan POP! Hotel berada di sebelah hotel Ibis Style yang dan
berjarak 3,23 km dari bandara Soekarno-Hatta. Memang lokasi POP! Hotel tidak
berada persis di depan jalan besar, namun gedung hotel 6 lantai ini dapat terlihat
dengan jelas dibalik rimbunnya pepohonan disekitarnya. POP! Hotel hanya
memiliki satu tipe kamar dengan style yang sama, yaitu colourful. POP! Hotel
tergolong hotel budget yang sangat murah dengan kualitas yang tinggi, hal ini
terbuktu dari award yang diperoleh POP! Hotel sebagai hotel budget terbaik seAsia Pasifik. Harga satu kamar nya pun lebih murah dibandingkan dengan hotel
lain sekelasnya, yaitu IDR 448K/ malam termasuk breakfast berupa nasi uduk dan
shuttle.
POP! Hotel memiliki sebuah lobi yang cukup besar berkapasitas 10-15
orang dan beberapa unit komputer untuk memudahkan tamu dalam memilih
kamar dengan melihat-lihat visual tur terlebih dahulu.
POP! Hotel juga memiliki sebuah restoran yang menyajikan menu hotel
budget pada umumnya. Namu untuk sarapan hotel, pegawai hotel akan
64
menyesuaikan dengan jadwal penerbangan tamu, misalkan tamu akan melakukan
keberangkatan jam 5 pagi dan melakukan permintaan agar sarapannya diantarkan
atau disiapkan pukul 4 pagi. Untuk kapasitas restoran POP! Hotel yaitu berkisar
antara 50-60 orang.
POP! Hotel memiliki dua meeting room yang mana masing-masing
ruangan tersebut dapat menampung 12-15 orang.
Alamat POP! Hotel Bandara
Jalan Raya Bandara No. 106, Rawa Bokor, Kel. Benda, Kec. Tangerang,
Banten 15125, Indonesia.
Telp. No
: (021) - 29405678
Fax
: (021) – 29405679
Email
: [email protected]
Website
: pophotels.com
Gambar 2.25 Peta Lokasi POP! Hotel
Sumber: www.pophotels.com
65
Kamar dan Fasilitas
Gambar 2.26 Kamar Tidur Standar POP! Hotel
Sumber: Sylvani Laurencia, 2015
Kamar: 150 ruang
Check-in : 14.00
Check-out :11.00
POP! Hotel memiliki 150 kamar dengan akses kartu yang terbagi dalam 6
lantai. Terdapat dua tipe kamar dengan harga yang sama di POP! Hotel,
kamar dengan sebuah kasur berukuran double dan kamar dengan dua buah
singlebed. Keunikan dari kamar ini adalah kasur tersebut berasal dari sofabed,
sehingga kasur tidak memakan banyak ruang saat tidak diperlukan untuk
aktifitas tidur karena dapat dilipat menjadi sofa. Hotel ini tidak melayani
servis extrabed dan setiap kamar diperuntukan bagi dua orang dewasa. Anak
berumur diatas 12 tahun akan dikenakan biaya tambahan karena danggap
telah melewati batasan penghuni kamar.
66
Luas kamar
Standard kamar yang disediakan memiliki luasan sekitar 15m² termasuk
kamar mandi dalam dan jendela di setiap kamar. Setiap kamar difasilitasi
kasur (1 double sofabed / 2 single sofabed), nakas, AC, washtafel dengan
cermin, lemari, meja, kursi, brankas, telefon, dan televisi LCD.
Servis & Fasilitas
a. Antar-jemput bandara
i. Concierge/layanan tamu
b. Lift
j. Laundry
c. WiFi
k. Room Service
d. Area parkir
l. TV cable
e. Porter
m. Penitipan bagasi
f. Restoran
n. Area merokok
g. Brankas/ Safety Box
o. Vending Machine
h. Resepsionis 24 jam
p. Meeting Room
Gambar 2.27 Fasilitas POP! Hotel
Sumber: www.pophotels.com
67
G. Elemen Interior dan Furnitur
Gambar 2.28 Elemen Interior dan Furnitur POP! Hotel
Sumber: www.pophotels.com
Elemen interior yang ditonjolkan adalah pengaplikasian beberapa warna
cat dalam satu ruangan sehingga memperlihatkan nuansa yang cheerful dan unik.
Permainan warna-warna primer yang dipadukan dengan bentuk-bentuk geometris
menjadi daya tarik pada hotel ini, terutama pada bagian kamar. Meskipun dengan
keterbatasan ruang yang umumnya menjadi hambatan sebuah hotel budget untuk
menghasilkan suatu desain kamar yang unik, namun tidak demikian bagi POP!
Hotel. Hotel ini mengubah desain kamar mandi yang umumnya bujursangkar
menjadi setengah tabung.
POP! Hotel memilih menerapkan desain yang simple dan menggunakan
cat berwarna putih sebagai warna penghubung antara satu warna ke warna
lainnya.
Sebagian besar furniture yang digunakan bermaterial plywood dengan
finishing HPL glossy berwarna cerah. Material kursi yang digunakan pada area
makan yaitu plastik beragam warna yang dipadukan dengan rangka stainless
68
sehingga ringan untuk dipindahkan. Sedangkan kursi di area lobi mengunakan
material fiberglass untuk membuat bentuk organik, kemudian diberikan bantalan
berwarna kuning. Hanging lamp yang digunakan juga berwarna warni
menyesuaikan dengan karakter ruangan. Peletakan stop kontak dan saklar sangat
diperhatikan dan disesuaikan sehingga tidak mengganggu aktivitas lain karena
berada di tempat yang mudah dijangkau dan terlihat oleh mata.
Seluruh area di hotel ini menggunakan keramik berwarna putih, bahkan
hingga ke bagian kamar sekalipun. Dengan demikian, maka tamu akan fokus pada
beragam warna yang terdapat pada dinding dan ceiling.
H.
Permasalahan
POP! Hotel memiliki desain yang baik untuk kamar, hanya saja POP! Hotel
tidak mendesain ruang meetingnya. Selain itu pada bagian lobby, pop hotel
kurang memperhatikan bahwa sarana duduk yang tersedia sangatlah membuang
space yag ada karena bentuknya yang kurang efektif untuk dimaksimalkan.
Begitupun demikian dengan meja resepsionis.
2.2.4 Kesimpulan Hasil Observasi
Berdasarkan observasi pada ketiga hotel transit bandara tersebut, masingmasing hotel memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Namun satu
kesamaan yang dimiliki oleh setiap hotel transit, yaitu cepatnya perputaran
pergantian tamu setiap harinya sehingga pentingnya optimalisasi kenyamanan
bagi tamu yang hanya singgah sementara.
69
KONSEP
TUJUAN
LOKASI
HUSWAH TRANSIT HOTEL
Jalan Husein Sastranegara
No.9, Kec. Tangerang,
Banten 15125, Indonesia.
POP! HOTEL
Jalan Husein Sastranegara Jalan Raya Bandara No. 106,
No.1, Kel. Benda, Kec.
Rawa Bokor, Kel. Benda,
Tangerang, Banten 15125,
Kec. Tangerang, Banten
Indonesia.
15125, Indonesia.
Melakukan kebaikan dengan Menjadi hotel bujet pilihan
Menyediakan fasilitas hotel
menjadi penyedia akomodasi utama di wilayah Tangerang bujet terbaik dengan mengajak
bagi para pengelana yang
dengan pelayanan yang
customer untuk perduli
efisien.
terhadap lingkungan.
membutuhkan.
SYARIAH
SMART & EFFICIENT
a. Airport Transfer
b. Coffee Shop & Restaurant
c. Room Service
d. Car Park & Garden
e. Smoking Area
f. Mushalla
g. Penjualan Souvenir
FASILITAS
AMARIS HOTEL
BANDARA
a. Antar-jemput bandara
b. Lift
c. WiFi
d. Area parkir
e. Staff multibahasa
f. Porter
g. Restoran
h. Jasa tur
i. Resepsionis 24 jam
j. Concierge/layanan tamu
k. Laundry
l. Room Service
m. TV cable
n. Penitipan bagasi
o. Lounge di setiap lantai
p. Brankas
q. Area merokok
r. Parkir valet
SMART & ECO-FRIENDLY
a. Antar-jemput bandara
b. Lift
c. WiFi
d. Area parkir
e. Porter
f. Restoran
g. Brankas/ Safety Box
h. Resepsionis 24 jam
i. Concierge/layanan tamu
j. Laundry
k. Room Service
l. TV cable
m. Penitipan bagasi
n. Area merokok
o. Vending Machine
p. Meeting Room
Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Hasil Observasi Hotel Transit Bandara
Sumber: Sylvani Laurencia, 2015
70
POP! HOTEL
AKSESORIS
Menonjolkan
Pengaplikasian bentuk-bentuk
emphasis/penekanan melalui
geometris dan permainan
tema warna yang cerah dan
warna yang cerah pada salah
memberi kesan bersih
satu sisi dinding sebagai
dengan penggunaan warna
emphasis dengan warna putih
catputih sebagai warna
sebagai warna utama.
utama
Menggunakan warna-warna
Form follow function, yang yang cerah untuk memberikan
berarti dibuat seperlunya
kesan playful dan menarik
tanpa melebih-lebihkan.
sesuai dengan ruangan
tersebut.
Aksesoris yang disediakan
Minim aksesoris, lampu
bersifat kuno seperti kipas
yang digunakan umumnya
angin ala Belanda di area
berupa lampu dinding
lobby, tv tabung di kamar, dan berbentuk tabung. Cermin
berbagai vas bunga ukuran berdesain sederhana karena
besar.
mengutamakan fungsi.
PERMASALAHAN
Interior bergaya modern
tradisional Betawi, namun
dikarenakan kurangnya
perawatan sehingga terjadi
banyak kerusakan pada unsur
interior di setiap ruangan,
seperti kebocoran dsb.
Menggunakan material yang
berat dengan desain kuno
yang mana membutuhkan
perawatan tinggi untuk
menjaga kualitasnya.
AMARIS HOTEL
BANDARA
Kurang diperhatikannya unsur
Kurangnya daya tampung
Kurangnya perhatian terhadap
desain dan maintenance dalam
hotel untuk mewadahi
interior hotel menyebabkan
area lobby dan meeting room,
kebutuhan tamu akan
konsep modern tradisional
sehingga fungsi ruang tidak
sarana duduk pada saat
dapat berlangsung secara
Betawi yang seharusnya
melakukan makan pagi dan
berkesan etnik malah terlihat
maksimal.
menunggu shuttle.
kumuh.
KESIMPULAN
FURNITURE
INTERIOR
HUSWAH TRANSIT HOTEL
Dari ketiga hotel bujet ini, huswah memiliki masalah kenyamanan yang buruk pada area
kamar dengan furnitur yang sekedarnya sehingga kurang menarik perhatian. Sedangkan
Amaris dan POP Hotel memegang tingkat kepercayaan pelanggan yang lebih tinggi melalui
pelayanannya, sehingga masalah utama terdapat pada lobby yang terkadang tidak memadai
saat menunggu shuttle menuju ke bandara. Jumlah kamar kedua hotel inipun tidak sesuai
dengan jumlah permintaan yang tinggi.
Minimnya aksesoris, umumnya
menggunakan lampu gantung
yang berbentuk silinder dengan
beragam warna seperti balonbalon helium.
Tabel 2.1 Tabel Perbandingan hasil Observasi Hotel Transit Bandara
Sumber: Sylvani Laurencia, 2015
71
2.2.4.1 Fungsi dan Fasilitas
Berikut, dapat diterangkan secara umum hasil dari observasi terhadap Hotel
Transit Bandara dalam menjalankan fungsi utamanya:
•
Sebagai akomodasi utama bagi orang-orang yang sedang berada ditengahtengah perjalanan dan jauh dari tempat tinggalnya.
•
Sebagai tempat peristirahatan sementara untuk memenuhi kebutuhan fisik
seperti makan dan membersihkan diri.
Adapun beberapa fasilitas ruang/area yang selalu terdapat pada Hotel Transit
Bandara Soekarno-Hatta mencakup:
•
Kamar Tidur
Ruang yang memberikan privasi penuh pada penggunanya, biasanya
diperuntukan bagi 2 orang tanpa tambahan extra bed. Fasilitas utama di
dalamnya meliputi tempat tidur, meja, kursi, dan tempat meletakan barang
bawaan seperti rak pakaian atau lemari.
•
Kamar Mandi
Merupakan ruang yang memfasilitasi kegiatan sanitasi, fasilitas yang terdapat
di dalamnya yaitu kloset, shower, dan wastafel. Pada hotel tertentu, seperti
Amaris dan POP Hotel, wastafel berada diluar kamar mandi dalam dan
diletakkan dialam kamar.
•
Lobi/ Area Tunggu
Lobi hotel transit umumnya difungsikan sebagai area tunggu bagi tamu yang
sedang melakukan reservasi kamar. Namun dikarenakan lobi merupakan area
publik, maka fasilitas ini jga dapat digunakan oleh orang yang bukan tamu
hotel namun memiliki tujuan tertentu di hotel tersebut.
•
Restoran
Berfungsi sebagai sarana untuk melakukan aktivitas makan dan minum.
Umumnya hotel transit memberikan fasilitas sarapan pagi sebagai paket dari
pemesanan kamar, sehingga tingkat keramaian pada area ini melonjak pada
jam-jam tertentu (tergantung dari jam breakfast setiap hotel). Namun restoran
hotel bersifat semi publik sehingga tamu yang tidak memesan kamar
sekalipun dapat singgah untuk makan di area ini.
72
•
Pantry/Dapur
Beberapa hotel tidak memeiliki pasilitas dapur, seperti hal nya POP Hotel.
Namun semua hotel tentunya memiliki Pantry yang berfungsi untuk
menyiapkan makanan yang dipesan hotel jika hotel tidak memiliki dapur dan
tidak menyiapkan sarapan sendiri.
•
Storage
Tentunya setiap hotel memiliki storage yang dibagi menjadi beberapa jenis,
misalnya storage untuk bahan makanan, storage untuk barang-barang
kebersihan, storage untuk menyimpan handuk dan sprei bersih, dsb.
2.2.4.2 Data Kamar Tidur pada Tempat Survei
Berdasarkan hasil survei pada ketiga tempat tersebut di atas, Kamar Tidur
merupakan fasilitas yang paling utama bagi tamu dalam menentukan pilihan. Berikut
penjabaran fasilitas ruang khusus kamar tidur beserta fasilitasnya.
A. Furnitur
Pada Huswah Transit Hotel, memiliki kamar tidur dengan luasan yang
berbeda-beda sesuai dengan posisi kolom, sehingga furnitur di dalamnya memiliki
jumlah serta kelengkapan yang berbeda pula. Umumnya furnitur yang digunakan
adalah furnitur khas betawi dengan beberapa ornamen di bagian tempat tidur dan
bermaterial kayu solid.
Berbeda halnya dengan furnitur yang terdapat di kamar tidur Amaris hotel.
Furnitur bersifat modern dan memiliki ukuran serta posisi meja yang disesuaikan
dengan kondisi kamar. Terdapat 2 tipe tempat tidur, queen bed dan 2 single bed
yang dibatasi dengan nakas diantaranya. Furnitur pada kamar ini bersifat sederhana
dan mengutamakan fungsi, misalnya penggunaan ambalan-amabalan kayu sebagai
rak, dsb.
Sementara itu, POP Hotel memiliki konsep furnitur kamar yang tidak jauh
berbeda dengan Amaris. Hanya saja POP Hotel memiliki desain yang lebih
kompleks, seperti adanya sofa bed yang juga dapat difungsikan sebagai nakas. Juga
meja laptop pada salah satu sisi tempat tidur sebagai solusi dari keterbatasan ruang.
Dari hasil observasi tersebut dapat dikatakan bahwa furnitur pada area kamar
tidur ketiga hotel tersebut telah memenuhi sarana yang diperlukan, namun kebutuhan
73
yang diakomodir sifatnya standar dan belum mengatasi kebutuhan akan fasilitas yang
lebih spesifik misalnya dalam konteks kepraktisan.
B. Aksesoris Interior
Selain furnitur, juga terdapat aksesoris interior yang menunjang aktivitas
pengguna berupa lampu baca yang dapat disesuaikan dengan posisi baca pada kamar
tidur POP Hotel. Sedangkan pada Amaris dan Huswah, aksesoris penunjang aktivitas
tidak terlalu diperhatikan.
Dari ketiga Hotel tersebut tempat sampah adalah satu-satunya aksesoris
interior yang paling terbaikan. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan
aksesoris ruang pada area kamar tidur bukanlah menjadi hal yang utama,
kehadirannya selain sebagai penunjang aktivitas pengguna juga sebagai unsur estetik
dalam kamar tidur.
2.2.5 Data Antropometri dan Ergonomi
Berikut disajikan data mengenai antropometri dan ergonomi tubuh
manusia pada ruang – ruang duduk.
74
Gambar 2.29 Antropometri Tubuh Manusia ketika duduk
Sumber: Julius Panero & Martin Zelnik (2003)
Human Dimension and Interior Space
75
2.2.5 Warna
Emosi setiap manusia dapat dipengaruhi melalui warna. Hal ini dipelajari
dan dikenal sebagai psikologi warna. Setiap warna memiliki frekuensi tertentu,
maka pengaruhnya atas tubuh dan pikiran manusia menjadi berbeda pula. Masing
– masing warna memiliki tiga ciri khusus, yaitu sifat warna, sifat cahaya, dan
kejenuhan warna. Makin Jenuh dan kurang bercahayanya suatu warna, akan
makin bergairah. Sebaliknya, hawa nafsu dapat ditingkatkan dengan penambahan
cahaya. Begitupun dengan sifat warna, penggunaan warna-warna gelap akan
memberi kesan dekat, sempit, kotor, berat dan usang/ lampau. Sedangkan warnawarna terang akan memberikan kesan bersih, luas, terang, ringan dan modern.
Berdasarkan keterangan data di atas, maka dalam perancangan ini akan
digunakan warna – warna yang terang agar menjadi daya tarik bagi sebuah Hotel
Transit Bandara.
Gambar 2.30 Warna dan maknanya
Sumber: www.valanif.blogspot.com
76
Gambar 2.31 Psikologi Warna
Sumber: www.nitands.blogspot.com
77
2.2.5 Furniture Mapping
A. Visual Reference
Gambar atau objek visual dapat membantu proses interpretasi citra, warna, dan
bentuk menjadi sebuah objek desain. Demikian pula halnya dengan perancangan
pada Hotel Transit Bandara Soekarno-Hatta. Gambaran yang dapat menjadi
panduan utama dan dekat dengan penggambaran sebuah hotel transit bandara
menjadi pilihan bagi referensi visual dalam perancangan ini, di antaranya adalah
suasana tenang dan relax, furnitur fungsional yang nyaman, fleksibel, hemat
ruang dan ringan.
Gambar 2.32 Visual Reference
Sumber: Sylvani Laurencia, 2015
B.
Furniture Mapping
Referensi visual menjadi dasar untuk menentukan guidance atau panduan
dalam pemetaan furnitur (Furniture Mapping). Pemetaan ini akan menjelaskan
78
secara umum baik model, bentuk, serta citra dari furnitur maupun aksesoris
interior yang akan dirancang.
Kata kunci Light – Bulky, serta Non-Flexible – Flexible
merupakan
representasi dari kebutuhan dan citra yang ingin dicapai. Pada pemetaan berikut,
furnitur yang akan dirancang berada dalam wilayah Light – Flexible. Flexible
yang dimaksud adalah furnitur yang memudahkan sesuai dengan kebutuhan
pengguna, yang mana furnitur tersebut mengutamakan fungsinya dan dapat
dialihfungsikan atau disimpan, tergantung dari kebutuhan pengguna. Sementara
itu light dalam hal ini mewakili karakter ringan, bukan hanya secara bobot,
namun juga bentuk yang sederhana sebagai perwakilan karakteristik hotel transit
bandara yang menawarkan akomodasi dengan kesederhanaan. Light yang
dimaksud juga memprioritaskan fungsi, sehingga bentuk yang dihasilkan
merupakan bagian dari fungsi dan konstruksi.
79
Gambar 2.33 Furniture Mapping
Sumber: Sylvani Laurencia, 2015
Download