pembinaan profesionalisme calon pendidik melalui microteaching

advertisement
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
PEMBINAAN PROFESIONALISME CALON PENDIDIK MELALUI
MICROTEACHING BERBASIS LESSON STUDY
Nego Linuhung1, Nurain Suryadinata2
1,2
Universitas Muhammadiyah Metro
Alamat : Jl. Ki Hajar Dewantara 15A Metro Telp (0725) 42445-42454 fax. (0725) 42445
Email: 1)[email protected], 2)[email protected]
Abstrak
Perkuliahan microteaching merupakan perkuliahan yang salah satu tujuanya adalah
mempersiapkan mahasiswa calon guru agar siap praktik mengajar di sekolah baik
ketika mengikuti PPL maupun kelak ketika sudah menjadi pendidik. Lesson Study
adalah sebuah model pembinaan pendidik dalam meningkatkan kinerja pendidik yang
dilakukan secara bersama-sama dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip
kolegalitas dan mutual learning serta membangun learning community. Lesson Study
dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do (melaksanakan), dan
See (refleksi) yang berupa kegiatan yang berkelanjutan. Pelaksanaan kegiatan
microteaching yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Metro diintegrasikan
dengan program Lesson Study. Melalui kegiatan Lesson Study mahasiswa calon
pendidik di Universitas Muhammadiyah Metro dilatih untuk membuat Perangkat
Pembelajaran seperti (RPP, Bahan Ajar, LKS, media pembelajaran dan alat penilaian),
selanjutnya melakukan praktek mengajar, sampai dengan tahap refleksi, setiap
pendidik anggota tim harus belajar menyampaikan hasil observasi, memperhatikan
pendapat observer, dan menghormati hasil diskusi, mengevaluasi proses
pembelajaran, yang secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan soft skill
mengajar, kompetensi pedagogik dan kompetensi professional mahasiswa calon
pendidik Universitas Muhammadiyah Metro.
Kata Kunci: lesson study, microteaching
Abstract
In this course pre-teacher practice to be educators with peers as a student with guided
and mentored by lecturers microteaching course aims to prepare pre-teacher to be
ready practice teaching at school either when attending Field Experience Program
(PPL) or later when becoming a real teacher. Lesson Study is a model of coaching
teacher in improving the performance of the teacher who is conducted jointly and
sustainably based on the principles of collegiality and mutual learning and build
learning community. Lesson Study is implemented in 3 stages: Plan, Do and See in the
form of sustainable activities. Implementation of microteaching activities conducted at
Muhammadiyah University of Metro is integrated with Lesson Study program. Through
Lesson Study pre-teacher activities at Muhammadiyah University of Metro are trained
to create lesson plan (RPP), Teaching Materials, student worksheet (LKS), learning
media and assessment, then practice teaching, up to reflection stage, every preteacher must learn to deliver results observation and respecting the results of the
discussion, evaluating the learning process, which directly and indirectly will improve
the soft skills of teaching, pedagogical competence and professional competence of
pre-teacher at Muhammadiyah University of Metro.
Keywords: microteaching, lesson study
25
Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
1. PENDAHULUAN
Dalam upaya meningkatkan profesionalisme pendidik diperlukan model
pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
kontinu berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan belajar bersama (mutual
learning) untuk membangun masyarakat belajar (learning community). Model
pembinaan profesi pendidik tentu saja harus dimulai sejak dini, sehingga pembinaan
tersebut dapat dilakukan pada mahasiswa calon pendidik saat masih dibangku
perkuliahan. Salah satu upaya untuk mempersiapkan kemampuan para calon pendidik
atau untuk meningkatkan kemampuan para pendidik dalam menghadapi tugas
pembelajaran yang serba komplek itu, dapat dilakukan melalui suatu proses latihan
atau pembelajaran dengan menggunakan model atau pendekatan pembelajaran yang
lebih disederhanakan atau yang lebih populer disebut dengan pembelajaran mikro
(microteaching) [1].
Perkuliahan microteaching merupakan perkuliahan yang wajib diikuti oleh
mahasiswa calon pendidik. Microteaching merupakan proses pembelajaran yang
dilakukan secara sederhana dan singkat, berlatih menjadi pendidik dengan rekan
sebayanya sebagai siswanya dengan dipandu dan dibimbing oleh dosen pengampu
mata kuliah microteaching untuk menguasai keterampilan dasar mengajar yang
dilaksanakan dalam waktu dan jumlah siswa yang terbatas. Pembelajaran mikro
(microteaching) memiliki peran yang sangat strategis dalam mempersiapkan dan
membina kemampuan pendidik sesuai dengan tuntutan profesional [1]. Sebelum
menghadapi proses pembelajaran yang sebenarnya dengan permasalahan yang
komplek, terlebih dahulu dipersiapkan khusus berkenaan dengan keterampilanketerampilan dasar mengajar yang harus dikuasainya. Ketika keterampilan dasar
mengajar telah dikuasainya, maka akan berdampak pula pada kesiapan dari segi
mental yang harus dimiliki pula oleh setiap pendidik.
Pembelajaran mikro (microteaching) adalah salah satu pendekatan atau cara
untuk melatih penampilan mengajar yang dilakukan secara “micro” atau
disederhanakan [1]. Penyederhanaan ini terkait dengan setiap komponen
pembelajaran, misalnya dari segi waktu, materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar
mengajar yang dilatihkan, penggunaan metode dan media pembelajaran, dan unsurunsur pembelajaran lainnya. Seperti sudah dipelajari dalam kegiatan belajar 1 bahwa
unsur-unsur pokok pembelajaran itu ada empat yaitu: a) tujuan atau kompetensi, b)
materi yang harus dipelajari siswa, c) metode dan media, dan d) evaluasi. Adapun
yang dimaksud penyederhanaan dalam pembelajaran mikro tersebut termasuk
penyederhanaan keempat aspek pembelajaran tersebut. Selanjutnya, dapat diartikan
bahwa microteaching merupakan suatu metode latihan yang dirancang sedemikian
rupa untuk memperbaiki keterampilan mengajar calon pendidik dan atau
mengembangkan pengalaman profesional pendidik khususnya keterampilan mengajar
dengan cara menyederhanakan atau memperkecil aspek pembelajaran seperti jumlah
murid, waktu, fokus bahan ajar dan membatasi penerapan keterampilan mengajar
tertentu, sehingga dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri
pendidik/calon pendidik secara akurat [2].
Model pembinaan calon pendidik yang diterapkan untuk mencapai kualitas
pembelajaran di sekolah adalah Lesson Study. Lesson Study adalah model pembinaan
profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun
komunitas belajar [3]. Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan
(perencanaan), Do (pelaksanaan), dan See (refleksi). Hal yang sangat penting
diperhatikan adalah Lesson Study bukan merupakan metode pembelajaran atau suatu
strategi pembelajaran. kegiatan Lesson Study dapat memilih dan menerapkan
berbagai metode/strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa,
situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi pendidik.
26
Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
Lesson Study dikembangkan pertama kali di Jepang yang dilaksanakan sebagai
program pengembangan profesional peserta didik. Lesson Study bukan model
pembelajaran atau strategi pembelajaran. Lesson Study dalam bahasa Jepang
disebut Jugyokenkyu yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu “jugyo” berarti
Lesson atau pembelajaran, dan “kenkyu” yang berarti study atau research atau
pengkajian.
Lebih lanjut Lesson Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidikan
melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan
pronsip-pronsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar
[3]. Lesson Study dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu merencanakan (Plan),
melaksanakan (Do), dan merefleksi (See) yang berupa kegiatan yang berkelanjutan.
Sejalan dengan pendapat tersebut bahwa, Lesson Study merupakan model pembinaan
profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan
prinsip-prinsip
kolegalitas
dan mutual
learning
serta
membangun learning community. Lesson Study termasuk model terbaru dalam
pengembangan kegiatan pembelajaran [4]. Oleh karena itu, diperlukan upaya
sosialisasi secara serius dan berkelanjutan agar model tersebut bisa diterapkan oleh
pendidik di sekolah. Dalam implementasinya, ada tiga tahapan yang mesti dilakukan,
yakni Plan (merencanakan), Do (melaksanakan) dan See (merefleksikan).
Terdapat beberapa langkah dalam mengimplementasikan Lesson Study [5],
yaitu: (1) merancang secara kolaboratif pelajaran yang akan dikaji, (2) menyaksikan
pelaksanaan pembelajaran, (3) mendiskusikan pembelajaran yang telah dilaksanakan
(4) merevisi pelajaran itu (opsional), (5) mengajarakna versi baru tentang pelajaran itu,
(6) refleksi untuk saling berbagi pengalaman dalam pelajaran tersebut.
Lesson Study sebagai proses pelatihan profesionalisme calon pendidik
merupakan pelatihan yang bersifat siklus, diawali dengan: (1) Plan/Perencanaan yang
meliputi: analisis minggu efektif, Prota, Prosem, Silabus, KKM, RPP, Bahan ajar,
media, LKS dan instrumen penilaian; (2) Do/pelaksanaan pembelajaran berdasarkan
perencanaan, serta meminta sejawat sebagai observer dan supervisor; dan (3) refleksi
terhadap pelajaran tadi melalui tukar pandangan, ulasan, diskusi dengan para observer
dan supervisor. Oleh karena itu, implementasi program Lesson Study perlu dimonitor
dan dievaluasi sehingga akan diketahui bagaimana keefektifan, keefesienan dan
perolehan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Para pendidik sekolah dasar dan
sekolah menengah di Jepang menyatakan bahwa Lesson Study merupakan salah
satu pendekatan pengembangan profesi penting yang telah membantu mereka tumbuh
berkembang sebagai profesional sepanjang karir mereka [6].
Lesson Study yang dilaksanakan di Indonesia diadopsi dari negara Jepang
dimana jepang merupakan negara dimana Lesson Study bermula. Pada penerapannya
di Indonesia telah disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran di Indonesia. seperti
adanya tahapan Plan, Do, See. Lesson Study telah diselenggarakan oleh kelompok
pendidik di sebagian besar wilayah Indonesia baik kelompok pendidik MGMP, Sekolah,
Universitas, untuk melaksanakan Lesson Study. Saat ini setiap instansi pendidikan
mulai melaksanakan Lesson Study. Salah satunya Universitas Muhammadiyah Metro,
dimana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menerapkan microteaching
berbasis Lesson Study dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) juga menerapkan
PPL-Terpatu berbasis Lesson Study.
Berdasarkan uraian di atas sangat menarik untuk dikaji tentang Lesson Study
secara khusus lesson study yang diintegrasikan pada mata kuliah microteaching yang
diterapkan di Universitas Muhammadiyah Metro sebagai suatu inovasi dalam
pendidikan terutama yang berkaitan dengan peningkatan mutu calon pendidik. Berikut
adalah topik pembahasan pada artikel ini yaitu: 1) Bagaimana pembinaan
profesionalisme calon pendidik melalui microteaching berbasis Lesson Study?; dan 2)
27
Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
Bagaimana penerapan
Muhammadiyah Metro?
microteaching
berbasis
Lesson
Study
di
Universitas
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Penelitian ini
mengidentifikasi pembinaan profesionalisme calon guru melalui microteaching berbasis
Lesson Study yang diterapkan di Universitas Muhammadiyah Metro. Dalam penelitian
deskriptif pada hakekatnya merupakan metode yang digunakan untuk menemukan
data yang spesifik dan realitas yang terjadi dalam masyarakat pada waktu tertentu.
Untuk memeriksa keabsahan data diperlukan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data.
Adapun mengenai “Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data”, didasarkan atas sejumlah
Kriteria-Kriteria Keabsahan Data. Oleh karena itu, usaha-usaha peneliti untuk
pengecekan keabsahan data menggunakan teknik-teknik: (1) Perpanjangan
keikutsertaan, (2) Ketekunan pengamatan, (3) Triangulasi, (4) Pemeriksaan teman
sejawat melalui diskusi.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah untuk mengidentifikasi
pembinaan profesionalisme calon guru dengan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Sedangkan subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Semester 5 Universitas Muhammadiyah Metro Tahun Akademik
2016/2017 yang mengambil mata kuliah microteaching.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya akan dikemukakan
hasil-hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, adapun hasil penelitian
diuraikan sebagai berikut:
3.1 Tahap-tahap Lesson Study
Adapun tahapan-tahapan Lesson Study sebagai berikut [7]:
a. Perencanan (Plan)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif berdasarkan permasalahan di kelas
untuk mengembangan model pembelajaran yang berpusat pada siswa melalui handson & minds-on activity, daily life, and local materials. Secara umum kegiatan Plan
berupa penggalian akademik, perencanaan pembelajaran dan penyiapan alat-alat.
Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan tujuan pembelajaran
dan karakteristik serta perkembangan siswa, yang dilakukan secara koligeal dan
kolaboratif. Perencanaan bisa juga dilakukan dengan cara: dibuat oleh salah seorang
pendidik kemudian dikonsultasikan/dipaparkan dihadapan rekan pendidik yang lain
sehingga mendapat saran dan masukan untuk memperoleh perencanaan
pembelajaran yang baik.
b.
Pelaksanaan (Do)
Kegiatan Do adalah kegiatan di mana seorang pendidik model melaksanakan
pembelajaran di kelas, sedangkan pendidik yang lain melakukan pengamatan terhadap
seluruh aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan
juga dapat dilakukan oleh orang lain yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan,
dengan catatan sasaran pengamatan tidak ditujukan kepada pendidik, tetapi tertuju
pada aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Selama kegiatan Do
pengamat tidak diperkenankan membantu, menginterfensi, bertanya dan mengganggu
siswa selama proses pembelajaran.
c.
Refleksi (See)
Kegiatan refleksi dilakukan setelah kegiatan pembelajaran (Do) selesai
dilaksanakan, untuk melihat berbagai hal yang ditemukan dalam pelaksanaan
28
Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
pembelajaran, baik oleh pendidik model maupun para observer. Pendidik dan para
observer melakukan sharing atas temuannya berkaitan dengan aktivitas belajar siswa
selama proses pembelajaran. Observer dan pendidik model saling belajar dari
pembelajaran yang telah diamati dan hasil sharing digunakan untuk merivisi rencana
pembelajaran.
Berikut adalah bagan dari tahapan Lesson Study:
Gambar 1.Tahapan Kegiatan Lesson Study
3.2 Microteaching berbasis Lesson Study Di Universitas Muhammadiyah Metro
Pembinaan Profesionalisme Calon Pendidik yang diterapkan di Universitas
Muhammadiyah Metro microteaching berbasis Lesson Study. Hal ini dilakukan karena
pada hakekatnya microteaching dan Lesson Study memiliki tujuan yang sama yaitu
peningkatan Profesionalisme Pendidik. Kegiatan microteaching yang dilaksanakan
diintegrasikan dengan program Lesson Study sehingga dalam pelaksanaanya
menggunakan urutan pelaksanaan proses pembelajaran Lesson Study yaitu
perencanaan (Plan), pelaksanaan (Do), dan refleksi (See).
Perkuliahan microteaching sendiri yang diterapkan di Universitas Muhammadiyah
Metro memiliki beberapa tujuan. Tujuan itu diantaranya adalah:
a. Memberi pemahaman agar mahasiswa calon pendidik mampu menguasai dan
mendalami materi subjek sesuai dengan program studinya
b. Memberi pemahaman agar mahasiswa calon pendidik mampu menguasai dan
mampu mengimplementasikan berbagai strategi, metode, model, media dan
berbagai pendekatan pembelajaran
c. Melatih dan memberi pemahaman pada mahasiswa calon pendidik agar mampu
membuat perencanaan pembelajaran/perangkat pembelajaran seperti Silabus,
Program semester, Program tahunan, RPP, LKS, Bahan ajar, Media dan Penilaian
belajar siswa dengan baik dan benar.
d. Melatih mahasiswa calon pendidik agar dapat melaksanakan pembelajaran di
dalam kelas dengan baik.
e. Melatih mahasiswa calon pendidik agar dapat bersikap dan berperilaku
sebagaimana layaknya seorang pendidik
29
Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
Pelaksanaan perkuliahan microteaching dibagi menjadi beberapa tahap, antara
lain:
a. Persiapan
Persiapan merupakan tahap awal dari perkuliahan microteaching. Persiapan
yang dilakukan antara lain:
1) Pembukaan pendaftaran calon peserta perkuliahan microteaching
2) Seleksi berkas pendaftaran
3) Pengumuman seleksi berkas mahasiswa yang lulus, dan yang dapat mengikuti
perkuliahan microteaching
4) Penyusunan jadwal perkuliahan.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan perkuliahan microteaching sepenuhnya diserahkan kepada dosen
pengampu mata kuliah microteaching setiap program studi. Namun, dalam
pelaksanaanya dosen pengampu mata kuliah microteaching menggunakan satuan
acara perkuliahan yang sudah disepakati bersama. Perkuliahan dilaksanakan selama
enam belas kali pertemuan, sudah termasuk ujian akhir semester (UAS).
Kegiatan simulasi microteaching dilaksanakan mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
1) Simulasi menggunakan waktu antara 10 – 15 menit
2) Simulasi menggunakan mahasiswa sebagai siswa (peer teaching), yang dalam
satu kelas berjumlah antara 10-15 orang
3) Setiap mahasiswa calon pendidik melakukan simulasi antara 3-4 kali dengan
materi yang berbeda selama perkuliahan
4) Jumlah perkuliahan dilakukan sebanyak 16 kali, yang terdiri dari 1 kali
pembekalan, 4 kali Plan, 4 kali Do, dan 4 kali See dan 1 kali UAS.
5) Materi yang digunakan adalah materi kelas VII-IX untuk jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan kelas X-XII untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA) sesuai dengan bidang studinya masing-masing
6) Setiap mahasiswa berkesempatan satu kali simulasi yang direkam menggunakan
fasilitas laboratorium microteaching
7) Hasil simulasi praktek melaksanakan pembelajaran di laboratorium Microteaching
dapat diputar ulang, melalui DVD ataupun memanfaatkan LCD yang ada, untuk
diamati dan direfleksi melalui diskusi tentang kelebihan dan kekurangannya, agar
dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna.
c.
Tahap evaluasi dan penilaian
Tahap evaluasi dilakukan selama proses pelaksanaan perkuliahan
microteaching. Evaluasi dilakukan baik pada personal calon pendidik, pelaksanaan
pembelajaran dan perangkat pembelajaran yang dibuat. Setelah berakhir perkuliahan,
akan diberikan penilain oleh dosen pengampu mata kuliah dan teman sejawat.
Akumulasi nilai tersebut yang akan menjadi nilai akhir dari mahasiswa yang mengikuti
perkuliahan microteaching. Adapun tahapan-tahapan Lesson Study yang yang
dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Metro:
1)
Perencanan (Plan)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif berdasarkan permasalahan di kelas
untuk mengembangan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Mahasiswa
calon pendidik diwajibkan untuk membuat
RPP, Bahan Ajar, LKS, media
pembelajaran dan alat penilaian.
30
Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
Gambar 2. Kegiatan Mahasiswa calon pendidik melaksanakan kegiatan PLAN
2)
Pelaksanaan (Do)
Kegiatan Do adalah kegiatan dimana seorang pendidik model melaksanakan
pembelajaran di kelas, sedangkan pendidik yang lain melakukan pengamatan terhadap
seluruh aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap
ini mahasiswa calon pendidik melakukan praktik pelaksanaan pembelajaran.
Gambar 3. Kegiatan Mahasiswa calon pendidik melaksanakan kegiatan DO
3)
Refleksi (See)
Kegiatan See dilakukan setelah kegiatan pembelajaran (Do) selesai
dilaksanakan. Pendidik dan para observer melakukan sharing atas temuannya
berkaitan dengan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Observer dan
pendidik model saling belajar dari pembelajaran yang telah diamati dan hasil sharing
digunakan untuk merivisi rencana pembelajaran.
Gambar 4. Kegiatan Mahasiswa calon pendidik melaksanakan kegiatan See
4. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan
bahwa Lesson Study adalah sebuah model pembinaan pendidik dalam meningkatkan
kinerja pendidik yang dilakukan secara bersama-sama dan berkelanjutan berlandaskan
31
Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning serta membangun learning community.
Lesson Study dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu merencanakan (Plan),
melaksanakan (Do), dan merefleksi (See) yang berupa kegiatan yang berkelanjutan.
Pelaksanaan kegiatan microteaching yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah
Metro diintegrasikan dengan program Lesson Study sehingga dalam pelaksanaannya
menggunakan tahapan pelaksanaan proses pembelajaran Lesson Study yaitu
perencanaan (Plan), pelaksanaan (Do), dan refleksi (See). Melalui kegiatan Lesson
Study mahasiswa calon pendidik di Universitas Muhammadiyah Metro dilatih untuk
membuat Perangkat Pembelajaran seperti (RPP, Bahan Ajar, LKS, media
pembelajaran dan alat penilaian), selanjutnya melakukan praktek mengajar, sampai
dengan tahap refleksi, setiap pendidik anggota tim harus belajar menyampaikan hasil
observasi, memperhatikan pendapat observer, dan menghormati hasil diskusi,
mengevaluasi proses pembelajaran, yang secara langsung dan tidak langsung akan
meningkatkan soft skill mengajar, kompetensi pedagogik dan kompetensi professional
mahasiswa calon pendidik Universitas Muhammadiyah Metro.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sukirman, D. 2012. Pembelajaran Micro Teaching. Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama RI.
[2] Helmiati. 2013. Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar. Jogjakarta.
Aswaja Pressindo
[3] Hendrayana, S., dkk. 2006. Lesson Study : Suatu Strategi untuk Meningkatkan
Keprofesionalan Pendidikan (Pengalaman IMSTEP-JICA). Bandung: UPI Press.
[4] Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
[5] Fernandez, C and M. Yoshida. 2004. Lesson Study. A Japanese Approach to
Improving Mathematics Teaching and Learning. London: Lawrence Erlbaum
Associates, Publishers.
[6] Yoshida, M. 1999. Lesson Study: A Case Study of a Japanese Approach to
Improving Instruction Through School-Based Teacher Development. Disertasi
Doktoral yang tidak diterbitkan, The University of Chicago. Paper ini aslinya
diterbitkan secara online pada Agustus 2003.
[7] Suseno, N. dkk. 2016. Buku Panduan Micro Teaching Berbasis Lesson Study.
Metro. Laboratorium Micro Teaching – FKIP UM Metro
32
Seminar Nasional Pendidikan 2017
Download