bab ii tinjauan pustaka

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian dan Fungsi Manajemen
2.1.1
Pengertian Manajemen
Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai
individu yang memiliki berbagai tingkah laku, harapan, motivasi, dan pandangan
yang berbeda dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk mencapai tujuan perusahaan maka diperlukan alat untuk mengelola segala
tindakan dan perilaku komponen perusahaan dan alat untuk mengelola dan
mengatur ini disebut manajemen.
Definisi manajemen menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007:1) adalah :
Manajemen
pemanfaatan
adalah
ilmu
dan
seni
yang
mengatur
proses
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu .
Adapun menurut Abdurrahmat Fathoni (2006:7) adalah :
Pengertian manajemen dapat disebut pembinaan, pengendalian,
pengelolaan, kepemimpinan, ketatalaksanaan yang merupakan proses
kegairahan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya .
Sedangkan menurut Sadili Samsudin (2005:16) adalah :
Upaya mengatur segala sesuatu (sumber daya) untuk mencapai
tujuan organisasi .
Dari berbagai definisi tersebut, kita dapat mengetahui bahwa ada yang
menyebut manajemen sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu adalah
suatu kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis. Manajemen sebagai seni
adalah suatu kreatifitas pribadi yang disertai suatu keterampilan. Ilmu
pengetahuan mengajarkan kepada orang tentang suatu pengetahuan tertentu,
sedangkan seni mendorong orang untuk mempraktikannya. Seni dalam
manajemen meliputi kemampuan untuk memadukan suatu visi atau tujuan dengan
keterampilan (skill) tertentu.
Selain sebagai seni, manajemen juga sebagai proses untuk mencapai
tujuan organisasi. Sebagai proses untuk mencapainya diperlukan perencanaan
yang matang, pelaksanaan yang konsisten, dan pengendalian yang kontinyu agar
tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan efisien dan efektif. Efisien adalah
suatu keadaan ketika penyelesaian suatu pekerjaan dilaksanakan secara tepat dan
akurat tanpa membuang waktu, biaya, dan tenaga. Efektif adalah suatu keadaan
dalam memilih cara dan peralatan yang digunakan dengan tepat sehingga tujuan
yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan.
Jadi, jelaslah bahwa manajemen adalah suatu kerja sama dari orang-orang
atau kelompok orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama
dengan cara yang sistematis, efisien dan efektif.
2.1.2
Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen terdiri dari fungsi-fungsi perencanaan dan pengawasan
kegiatan, karena pada dasarnya tidak ada perusahaan yang dapat hidup lama bila
manajemennya tidak baik. Manajemen yang baik akan menggunakan waktu,
energi dan uang dengan sebaik-baiknya, untuk mendapatkan hasil atau
keuntungan secara maksimal. Banyak sekali pendapat para ahli mengenai fungsi
manajemen, salah satunya menurut Henry Fayol dalam Griffin (2006:245)
adalah:
1.
Planning (Perencanaan)
Adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan
untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsifungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.
Organizing (Pengorganisasian)
Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatankegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang
harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut,
pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3.
Actuating (Menggerakkan)
Adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan (leadership).
4.
Controling (Pengendalian)
Adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk
memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada
dalam operasional perusahaan kemudian memecahkannya sebelum masalah
itu menjadi semakin besar.
Pada dasarnya fungsi-fungsi ini harus dilaksanakan dengan baik secara
berurutan supaya proses manajemen itu diterapkan secara baik.
2.2
Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
2.2.1
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen
perencanaan,
Sumber
Daya
pengorganisasian,
Manusia
pelaksanaan,
(MSDM)
dan
merupakan
pengawasan
suatu
terhadap
pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan
dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia dapat di definisikan pula sebagai suatu
pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai).
Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara maksimal di
dalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu
pegawai.
Berikut ini akan diuraikan beberapa pendapat dari para ahli mengenai
perngertian Manajemen Sumber Daya Manusia.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007:10) :
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni
yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya perusahaan, karyawan, dan
masyarakat .
Menurut Edwin B.Flippo yang dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan
(2007:11) :
Manjemen Personalia adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan,
kompetensi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian
pegawai, dengan maksud tercapainya tujuan perusahaan, pegawai
dan masyarakat .
Pendapat lain dikemukakan oleh T. Hani Handoko (2005:4) yang
menyatakan bahwa :
Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi,
pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya
manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun
organisasi .
Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1.
Fokus kajian MSDM adalah masalah tenaga kerja manusia yang diatur
menurut urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan efisien dalam mewujudkan
tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
2.
Karyawan adalah perencana, perilaku, dan selalu berperan aktif dalam setiap
aktivitas perusahaan.
2.2.2
Fungsi Manajemen Sumber daya Manusia
Adapun
fungsi-fungsi
manajemen
sumber
daya
manusia
yang
dikemukakan oleh Malayu S.P. Hasibuan (2007:21) adalah sebagai berikut :
1.
Perencanaan (Human Resouces Planning)
Adalah merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dan efektif serta efisien dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan
ini untuk menetapkan program kekaryawanan. Program kekaryawanan ini
meliputi
pengorganisasian,
pengarahan,
pengendalian,
pengadaan,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, kedisiplinan, dan
pemberhentian karyawan. Program kekaryawanan yang baik akan membantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2.
Pengorganisasian
Adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan
pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan
koordinasinya, dalam bagan organisasi (organization chart). Organisasi
hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik
akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.
3.
Pengarahan
Adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan
bekerja efektif serta efsien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat. Pengarahan dilakukan oleh pimpinannya
memerintah bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
4.
Pengendalian
Adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturanperaturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Bila terdapat
penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan atau
penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan ini meliputi kehadiran dan
menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
5.
Pengadaan
Adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk
mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.
6.
Pengembangan
Adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan
moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan
yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun
masa depan.
7.
Kompensasi
Adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung (indirect),
uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan atas jasa yang
diberikannya kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak.
Adil diartikan memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas
upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal eksternal konsistensi.
8.
Pengintegrasian
Adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan
kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling
menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi
kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang
sangat penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua
kepentingan yang bertolak belakang.
9.
Pemeliharaan
Adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental
dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang
berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada
internal dan eksternal konsistensi.
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci
terwujudnya tujuan, karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan
yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati
peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
11. Pemberhentian
Adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan.
Pemberhentian
ini
disebabkan
oleh
keinginan
karyawan,
keinginan
perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya.
2.3
Pengertian Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia
2.3.1
Pengertian Sistem
Menurut Jogiyanto (2005:1) mengenai sistem bahwa :
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu .
2.3.2
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2000:10) mengenai manajemen sumber daya manusia
bahwa :
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat .
Dari kedua pengertian di atas mengenai sistem dan manajemen sumber
daya manusia oleh (Jogiyanto dan Hasibuan) maka dapat disimpulkan sistem
manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) adalah :
Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan
dimana jaringan tersebut mengatur hubungan dan peranan tenaga
kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat .
Menurut
Stephen
P.
Robbins
(2005:p107),
setiap
perusahaan
membutuhkan sistem manajemen yang baik sehingga mampu menciptakan suatu
kinerja yang baik dan mengantarkan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Manajemen merupakan sistem yang berfungsi untuk mengelola sesuatu,
dan fungsi manajemen adalah bagian dari suatu sistem tersebut. Diambil dari,
Mangkunegara (2004:2-3) ada 6 fungsi operatif SDM, yaitu :
1.
2.
3.
Pengadaan Tenaga Kerja, mencakup :
a.
Perencanaan Sumber Daya Manusia
b.
Analisis Jabatan
c.
Penarikan Pegawai
d.
Penempatan Kerja
e.
Orientasi Kerja
Pengembangan Sumber Daya Manusia, mencakup :
a.
Pelatihan
b.
Pengembangan Karir
c.
Penilaian Prestasi Kerja
Pemberian Balas Jasa atau Kompensasi, mencakup :
a.
Balas Jasa Langsung, yang terdiri dari gaji atau upah insentif
b.
Balas Jasa Tak Langsung, yang terdiri dari keuntungan pelayanan atau
kesejahteraan.
4.
5.
6.
Integrasi, mencakup :
a.
Kebutuhan Karyawan
b.
Motivasi Kerja
c.
Kepuasan Kerja
d.
Disiplin Kerja
e.
Partisipasi Kerja
Pemeliharaan Tenaga Kerja
a.
Komunikasi Kerja
b.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
c.
Pengendalian Konflik Kerja
d.
Konseling Kerja
Pemberhentian Karyawan
Adapun pengertian dari suatu fungsi operatif mengenai bagian pengadaan
tenaga kerja, pengembangan sumber daya manusia, pemberian balas jasa
(kompensasi), integrasi, pemeliharaan tenaga kerja, dan pemberhentian karyawan
dengan cakupan masing-masing bagian, yaitu :
1.
Pengadaan Tenaga Kerja
Sasaran dari pengadaan untuk tenaga kerja adalah untuk menyediakan
pasokan tenaga kerja yang cukup memenuhi kebutuhan organisasi. Dengan
mengerti apa yang dilakukan oleh tenaga kerja, analisis pekerjaan merupakan
dasar dari fungsi perekrutan.
Adapun pengertian lainnya yaitu pengadaan merupakan proses penarikan,
seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan
yang sesuai kebutuhan perusahaan (The right man in the right place).
a.
Perencanaan sumber daya manusia dapat diartikan sebagai suatu proses
menentukan kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan,
penegembangan, pengimplementasian, dan pengontrolan kebutuhan
tersebut yang berintegrasi dengan rencana organisasi agar tercipta jumlah
pegawai, penempatan pegawai secara tepat dan bermanfaat secara
ekonomis (Mangkunegara, 2004:4).
b.
Analisis jabatan adalah prosedur melalui fakta-fakta yang berhubungan
dengan setiap jabatan yang diperoleh dan dicatat secara sistematis. Hal
ini kadang-kadang disebut studi jabatan yang mempengaruhi tugas-tugas,
proses-proses, tanggung jawab, dan kebutuhan kepegawaian yang
diselidiki (Mangkunegara, 2004).
c.
Penarikan pegawai (rekrutmen) adalah suatu proses atau tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan tambahan pegawai yang
melalui tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber
penarikan pegawai, menentukan kebutuhan pegawai yang diperlukan
perusahaan,
proses
seleksi,
(Mangkunegara, 2004).
penempatan
dan
orientasi
pegawai
d.
Penempatan kerja merupakan tindak lanjut dari seleksi, yaitu
menempatkan calon karyawan yang diterima pada jabatan / pekerjaan
yang dibutuhkannya dan sekaligus mendelegasikan authority kepada
orang tersebut.
e.
Orientasi kerja merupakan pengenalan dan adaptasi terhadap suatu situasi
atau lingkungan.
2.
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan dimulai dari memberikan orientasi pada tenaga kerja baru.,
pelatihan kerja keterampilan adalah bagian dari pelatihan dan pengembangan
SDM.
Pekerjaan
pastilah
berevolusi
dan
berubah,
pelatihan
berkesinambungan diperlukan untuk tanggap pada perubahan teknologi.
Pengembangan semua tenaga kerja termasuk pengawas dan manajer,
diperlukan untuk menyiapkan organisasi menghadapi tantangan ke depan.
a.
Pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya lebih efektif
dan efisien. Program pelatihan adalah serangkaian program yang
dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan
dalam hubungannya dalam pekerjaannya. Efektivitas program pelatihan
adalah suatu istilah untuk memastikan apakah program pelatihan
dijalankan dengan efektif dalam mencapai sasaran yang ditentukan.
b.
Pengembangan karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu
pegawai-pegawai merencanakan karir masa depan mereka di perusahaan
agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan
diri secara maksimum.
c.
Penilaian prestasi kerja adalah proses penilaian prestasi kerja pegawai
yang dilakukan pemimpin perusahaan secara sistematik berdasarkan
pekerjaan yang ditugaskan kepadanya (Mangkunegara, 2004).
3.
Pemberian Balas Jasa (Kompensasi)
Berdasarkan pendapat Andrew yang dikutip oleh (Mangkunegara, 2004),
kompensasi
adalah
proses
administrasi upah
atau
gaji
melibatkan
pertimbangan atau keseimbangan perhitungan. Kompensasi merupakan
sesuatu yang dipertimbangkan sebagai suatu yang sebanding. Dalam
kepegawaian, hadiah yang bersifat uang merupakan kompensasi yang
diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan dari pelayanan mereka.
Kompensasi langsung artinya adalah suatu balas jasa yang diberikan
perusahaan kepada karyawan karena telah memberikan prestasinya demi
kepentingan perusahaan.
Kompensasi tidak langsung adalah pemberian kompensasi kepada karyawan
sebagai tambahan yang didasarkan kepada kebijakan pimpinan dalam rangka
upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan.
4.
Integrasi
Merupakan suatu tindakan yang berupaya untuk menghasilkan suatu
rekonsiliasi
(kecocokan)
yang
layak
atas
kepentingan-kepentingan
perorangan, masyarakat, dan organisasi.
a.
Kebutuhan karyawan adalah suatu keadaan yang menggambarkan
ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Namun bisa
diartikan juga sebagai permintaan atas tenaga kerja.
b.
Motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan seseorang, agar mau bekerja sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai tujuan.
c.
Kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak
menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya
maupun dengan kondisi dirinya. (Berdasarkan pendapat Keith Davis,
Wexley, dan Yuki yang dikutip oleh Mangkunegara, 2004)
d.
Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk
memperteguh pedoman-pedoman organisasi, berdasarkan pendapat Keith
Davis yang dikutip oleh Mangkunegara, 2004).
e.
Partisipasi kerja adalah keterlibatan emosi dan mental pegawai dalam
situasi kelompok yang menggiatkan mereka untuk menyumbang pada
tujuan kelompok serta bertanggung jawab terhadap hal tersebut.
5.
Pemeliharaan Tenaga Kerja
Kesehatan dan keselamatan fisik dan mental tenaga kerja adalah hal yang
utama. Occupational Safety and Health Act (OSHA) atau Undang-Undang
keselamatan dan kesehatan kerja di Amerika Serikat telah membuat
organisasi lebih tanggap atas informasi kesehatan dan keselamatan. Melalui
fokus yang lebih lebar, manajemen SDM dapat membantu tenaga kerja
melalui program bantuan untuk tenaga kerja, untuk tujuan mempertahankan
tenaga kerja.
a.
Komunikasi kerja adalah sebagai proses pemindahan informasi, ide,
pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan harapan orang lain
tersebut dapat menginterprestasikannya sesuai dengan tujuan yang
dimaksud.
b.
Kesehatan dan keselamatan kerja, adalah bahwa istilah keselamatan
mencakup kedua istilah risiko keselamatan dan risiko kesehatan. Dalam
bidang kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan. Keselamatan kerja
menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan,
kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Risiko keselamatan merupakan
aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran,
ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, patah tulang. Semua itu
sering dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan
fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan
dan latihan.
c.
Pengendalian konflik kerja, konflik adalah suatu pertentangan yang
terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang
lain, organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkannya.
d.
Konseling kerja, konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir,
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan
norma-norma berlaku. Jadi konseling kerja, awalnya karyawan dilihat
sebagai Human Resources dimana manusia dipandang sebagai orang
yang menghasilkan. Namun saat ini banyak perusahaan yang melihat
posisi karyawan sebagai Human Capital , dimana karyawan sebagai
modal penting yang dimiliki dalam suatu organisasi. Paradigma ini
membuat posisi karyawan dalam perusahaan menjadi penting sehingga
kualitas karyawan harus terus diperhatikan.
6.
Pemberhentian Karyawan
Adalah pemutusan hubungan tenaga kerja, baik untuk sementara maupun
untuk selamanya yang dilakukan oleh perusahaan atas permintaan pegawai
atau karena kehendak pihak perusahaan.
Dari gambar sistem manajemen SDM ini menunjukkan bahwa adanya
keterkaitan antara perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pelatihan
dan pengembangan, penilaian prestasi kerja, pengembangan karir, kompensasi,
pemeliharaan tenaga kerja, pemberhentian tenaga kerja dan analisis jabatan untuk
mempengaruhi kegiatan pengembangan yang akan dilakukan. Misalnya
efektivitas pelatihan sebagai salah satu bentuk pengembangan pegawai sangat
dipengaruhi oleh job description setiap pegawai, yang ditentukan berdasarkan
informasi dari analisis jabatan yang merupakan salah satu kegiatan penting dalam
persiapan dan pengadaan. Hal ini juga akan membantu pelaksanaan penggajian
yang adil, dilihat dari standar kerja yang dilakukan dan pelaksanaan penilaian
prestasi kerja dan lain-lain.
Dapat dijelaskan mengenai sistem manajemen SDM pada gambar di atas
menurut Mangkunegara, bahwa perencanaan SDM merupakan sebagai suatu
proses menentukan kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan,
pengembangan, pengimplementasian, dan pengontrolan kebutuhan tersebut yang
berintegrasi dengan rencana organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan
pegawai secara tepat dan bermanfaat secara ekonomis. Setelah melakukan
perencanaan SDM maka dilakukan rekrutmen, rekrutmen merupakan suatu proses
atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan tambahan
pegawai yang melalui tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumbersumber penarikan pegawai, menentukan kebutuhan pegawai yang diperlukan
perusahaan, proses seleksi, penempatan, dan orientasi pegawai. Setelah
melakukan rekrutmen maka dilakukan seleksi, penyeleksian adalah pemilihan,
menyeleksi merupakan suatu pengumpulan dari suatu pilihan, proses seleksi
melibatkan pilihan dari berbagai objek dengan mengutamakan beberapa objek saja
yang dipilih. Dalam kepegawaian, seleksi lebih secara khusus mengambil
keputusan dengan membatasi jumlah pegawai yang dapat dikontrakkerjakan dari
pilihan sekelompok calon-calon pegawai yang berpotensi. Setelah melakukan
seleksi maka melakukan penempatan, penempatan merupakan proses penugasan /
pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas / jabatan baru atau
jabatan yang berbeda. Setelah melakukan penempatan maka melakukan pelatihan
dan pengembangan, pelatihan merupakan suatu proses pendidikan jangka pendek
yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana pegawai non
managerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan
terbatas, sedangkan pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka
panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana
pegawai managerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna
mencapai tujuan yang umum. Setelah melakukan pelatihan dan pengembangan
maka melakukan penilaian prestasi kerja, penilaian prestasi kerja pegawai
merupakan suatu proses penilaian prestasi kerja pegawai yang dilakukan
pemimpin perusahaan secara sistematik berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya. Setelah melakukan penilaian prestasi kerja maka melakukan
pengembangan karir, pengembangan karir pegawai merupakan aktivitas
kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan karir masa depan
mereka di perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat
mengembangkan diri secara maksimum. Setelah melakukan pengembangan karir
maka dilakukan kompensasi, kompensasi pegawai merupakan sesuatu yang
dipertimbangkan sebagai suatu yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang
bersifat uang merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai sebagai
penghargaan dari pelayanan mereka. Setelah melakukan kompensasi maka
melakukan pemeliharaan tenaga kerja, pemeliharaan tenaga kerja merupakan
memberikan kesehatan dan keselamatan kerja pegawai, pegawai perlu sekali
diperhatikan karena pegawai adalah asset perusahaan. Setelah melakukan
pemeliharaan tenaga kerja maka ada pemberhentian tenaga kerja, disini
maksudnya adanya pegawai yang mengundurkan diri pada pekerjaan atas
kemauannya sendiri, ada juga atas perusahaan karena ada pegawai yang tidak
mematuhi peraturan, dan adapun masa kerja pegawai habis (pensiun). Dengan
melakukan pelaksanaan tersebut, maka perlu sekali menganalisis jabatan secara
sistematis. Analisis jabatan merupakan prosedur melalui fakta-fakta yang
berhubungan dengan setiap jabatan yang diperoleh dan dicatat secara sistematis.
Hal ini kadang-kadang disebut studi jabatan, yang mempengaruhi tugas-tugas,
proses-proses, tanggung jawab, dan kebutuhan kepegawaian yang diselidiki.
2.4
Efektivitas Kerja
Pada dasarnya pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada taraf
tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien,
meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan
pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara
mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan
outputnya. Kata efektivitas tidak dapat disamakan dengan efisiensi, karena
keduanya memiliki arti yang berbeda walaupun dalam berbagi penggunaan kata
efisiensi lekat dengan kata efektivitas. Kamus Ilmiah Populer mendefinisikan
efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan.
Efektifitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas, yaitu mengarah
kepada pencapaian tujuan kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang
berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu.
Efektivitas kerja yang tinggi merupakan cerminan dari kemampuan bagi
pengetahuan maupun keterampilannya dalam menangani tugas yang menjadi
tanggung jawabnya. Dengan demikian tidaklah salah jika suatu pekerjaan dapat
dikatakan efektif, jika pekerjaan yang ditargetkan terhadap karyawan dapat
mencapai tujuan / sasaran. Tidak ada penurunan baik dalam hal waktu
penyelesaian pekerjaan, jumlah produksi yang dihasilkan serta kesalahan dalam
pekerjaan.
Dalam buku-buku dapat dijumpai definisi-definisi yang dipergunakan
untuk membahas efektivitas kerja.
Komarudin (2005:148) berpendapat bahwa :
Efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat
keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu, tercapainya tujuan manajemen (artinya
manajemen efektif) tidak selamanya disertai dengan efisiensi yang
maksimum .
Sedangkan pengertian efektivitas menurut Sondang P.Siagian (2006:151)
menjelaskan :
Efektivitas kerja adalah menyelesaikan tugas dan pekerjaan tepat
pada waktu yang telah ditetapkan, artinya apakah pelaksanaan suatu
tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas
itu dapat diselesaikan, dan tidak terutama menjawab pertanyaan
bagaimana cara melaksanakannya dan beberapa biaya yang
dikeluarkan untuk itu .
Dari beberapa definisi efektivitas kerja di atas dapat ditarik suatu ukuran
atau keadaan yang menyatakan sejauh mana menyelesaikan pekerjaan telah sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan baik ditinjau dari kualitas, kuantitas, maupun
waktu. Dengan demikian semakin tinggi tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai maka semakin tinggi pula efektivitasnya.
Jadi dapat dikatakan bahwa sebuah kegiatan tersebut adalah efektif apabila
tujuan kegiatan itu akhirnya dapat dicapai. Tetapi bila akibat-akibat yang tidak
dicari dari kegiatan mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan dengan
hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidakpuasan, meskipun efektif
kegiatan tersebut dapat dikatakan tidak efisien. Sebaliknya, bila akibat yang tidak
dicari-cari dari kegiatan itu mempunyai nilai tidak penting atau remeh, maka
kegiatan tersebut efisien. Sehubungan dengan itu, kita dapat mengatakan sesuatu
efektif bila mencapai tujuan tertentu. Dikatakan efisien bila hal itu memuaskan
sebagai pendorong mencapai tujuan, terlepas apakah efektif atau tidak.
Adapun menurut Hidayat (2005:7) efektivitas kerja adalah :
Ukuran yang menyatakan seberapa jauh target kerja (kualitas,
kuantitas, dan waktu) telah tercapai jadi semakin besar persentasi
kerja yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya .
Diambil dari pengertian efektivitas kerja menurut Hidayat (2005:7), maka
untuk mengukur efektivitas kerja yaitu dengan :
1.
Kualitas
2.
Kuantitas
3.
Waktu
Pengertian dari kualitas, kuantitas, dan waktu, yaitu :
1.
Kualitas kerja, yang dimaksud adalah kesesuaian isi, pekerjaan, kerapihan
dalam bekerja dan ketelitian kerjanya.
2.
Kuantitas kerja pegawai, mencakup jumlah pekerjaan yang harus dikerjakan
serta jumlah pekerjaan tambahan yang diselesaikan pegawai.
3.
Waktu kerja, merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan oleh setiap
orang, waktu kerja dimaksudkan untuk menentukan jangka waktu seorang
pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan berdasarkan tingkat keluaran yang
diinginkan.
2.5
Hubungan Sistem Manajemen SDM dengan Efektivitas Kerja
Pegawai
Menurut Davis (2001:27) menyatakan bahwa suatu manajemen SDM akan
efektif dan efisien jika bersikap pro-aktif. Artinya permasalahan yang mungkin
timbul dapat diantisipasi dan dikoreksi sebelum masalah tersebut muncul.
Pendekatan pro-aktif akan meningkatkan produktivitas dengan meminimalkan
sumber daya yang diperlukan untuk menangani berubahnya lingkungan.
Sistem Manajemen SDM
merupakan bagian yang penting dalam
kehidupan kerja pegawai, baik terlepas dari besar kecilnya suatu organisasi,
adanya sistem manajemen SDM merupakan elemen yang sangat penting sebagai
dasar manajemen, agar dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Hal ini dinyatakan oleh StephenP. Robbins (2005) bahwa setiap
perusahaan membutuhkan sistem manajemen yang baik sehingga mampu
menciptakan suatu kinerja yang baik dan mengantarkan perusahaan dalam
mencapai tujuan. Adanya suatu sistem manajemen SDM yang baik dalam
pencapaian tujuan pemerintahan, maka akan tercapainya efektivitas kerja yang
tinggi, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun waktu kerja.
Dilihat dari rangkaian kutipan tersebut berarti bahwa sistem manajemen
SDM merupakan kebutuhan yang paling mendasar, karena operasionalisasi suatu
kebijakan ingin dapat berjalan secara optimal dan sebagaimana mestinya perlu
dilakukan sosialisasi dan pemberdayaan terhadap aparatur pemerintahan agar
prosedur ketatalaksanaan dan bentuk organisasi birokrasinya sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan dari misi yang akan dicapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah bahwa sistem manajemen SDM
jika dilaksanakan dengan baik dan benar maka, akan meningkatkan efektivitas
kerja pegawai.
Download