CITRA PERUSAHAAN, KEGIATAN CSR, LOYALITAS DEBITUR DENGAN MEDIASI KEPUASAN DAN KEPERCAYAAN DEBITUR Merry Natalia, S.Kom., M.M. ([email protected]) Lina Salim, S.E., MBA., MA, Ph.D. ([email protected]) (prodi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis) (Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya) ABSTRAK Dunia bisnis saat ini menghadapi banyak kendala dalam mempertahankan loyalitas konsumen. Oleh karenanya, perusahaan melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan loyalitas konsumen salah satunya dengan mempertahankan citra perusahaannya (corporate image) dan memperbanyak kegiatan Corporate Social Responsibilty (CSR). Kegiatan CSR diyakini dapat menyentuh emosi para konsumen untuk tetap loyal pada sebuah organisasi terutama yang organisasi berorientasi profit seperti bank swasta. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah citra perusahaan dan kegiatan CSR yang dilakukan oleh sebuah bank swasta di Indonesia berpengaruh secara langsung terhadap loyalitas debitur (debtor/customer loyalty) maupun melalui mediasi kepuasan debitur (debtor satisfaction) dan kepercayaan debitur (debtor trust) sebagai mediasi. Sampel penelitian ini adalah 157 debitur yang masih aktif tercatat di bank swasta tersebut, yang dipilih secara acak sederhana (simple random sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan dan kepercayaan debitur merupakan faktor yang memediasi hubungan antara citra perusahaan dengan loyalitas debitur. Yang menarik adalah kegiatan CSR mempengaruhi secara langsung loyalitas debitur, namun kepuasan dan kepercayaan debitur tidak menjadi faktor yang memediasi kegiatan CSR dengan loyalitas debitur. Keywords : corporate image, corporate social responsibility (CSR), debtor loyalty, debtor satisfaction, debtor trust. LATAR BELAKANG Industri keuangan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan bertambahnya lembaga keuangan berbentuk bank diluar Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang berjumlah 118 bank dengan 32.963 kantor bank di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2016). Perkembangan perbankan tersebut juga disertai dengan meningkatnya persaingan dan cepatnya deregulasi perbankan. Hal ini mengarahkan bisnis jasa perbankan mencari cara yang menguntungkan untuk mendiferensiasikan diri mereka terhadap pesaing. Kondisi persaingan tersebut menuntut seluruh perusahaan dalam bidang perbankan untuk lebih mampu menghadirkan layanan yang memiliki nilai tinggi serta mampu menumbuhkan kepuasan dan kepercayaan bagi nasabah sehingga terciptanya loyalitas yang tinggi dari nasabahnya (Barcelos et al., 2015). Persaingan diantara sejumlah perbankan semakin ketat. Mereka berlomba-lomba meningkatkan loyalitas nasabahnya. Loyalitas nasabah tergantung dari banyak faktor, seperti citra perusahaan (corporate image)(Nha, Leclerc & LeBlanc, 2013; Chung et al.,, 2015), kegiatan CSR, (Barcelos et al., 2015; Chung et al., 2015; Kazemi & Omidi, 2015); kepuasan nasabah (customer satisfaction)(Barcelos et al., 2015; Chung et al., 2015; Kazemi & Omidi, 2015) dan kepercayaan nasabah (customer trust) (Nha et al., 2013, Barcelos et al., 2015; Kazemi & Omidi, 2015). Dalam meningkatkan dan mempertahankan loyalitas nasabah perbankan tergantung dari citra perusahaan di mata nasabahnya. Citra perusahaan tersebut mencakup reputasi keseluruhan bank, kinerja yang transparan dan kesan yang baik yang muncul di benak nasabah. Dengan membentuk citra yang baik, maka nasabah mempunyai kesan positif terhadap bank, yang akhirnya akan membentuk loyalitas nasabah terhadap bank (Nha et al., 2013). Selain citra perusahaan yang harus diperhatikan dalam meningkatkan loyalitas nasabah (pelanggan), terdapat faktor lain seperti CSR (corporate social responsibility), kepuasan dan kepercayaan pelanggan (Nha, et al., 2013; Barcelos, et al., 2015; Chung, et al., 2015). Globalisasi telah membangkitkan tumbuhnya kesadaran akan tanggung jawab bisnis pada masyarakat. CSR secara luas dinilai sebagai ikatan tanggung jawab yang layak dijalankan untuk menjamin manfaat berkelanjutan bagi perusahaan maupun masyarakat. CSR menjadi landasan penting bagi sebuah bisnis untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pemangku kepentingan. Hal ini dapat menjadi awal penting bagi peningkatan daya saing perusahaan di dunia bisnis (Urip, 2014). Era perang citra (image war) yang terjadi dewasa ini membuat banyak unit hubungan masyarakat (humas/public relations (PR)) dari sebuah perusahaan berupaya untuk terus menerus memperoleh dukungan dan simpati publik agar keberadaan perusahaan dapat terus berlangsung dan memberikan kontribusi yang berguna bagi publik internal maupun eksternal. Sekarang ini banyak perusahaan besar nasional maupun multinasional di Indonesia tidak hanya semata-mata meraup keuntungan yang besar dalam kegiatan bisnis yang mereka lakukan. Manajemen perusahaan menyadari perlunya memberikan kontribusi sebagai tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) kepada publik yang memerlukannya (Ardianto & Machfudz, 2011). Pandangan nasabah tentang kegiatan CSR perusahaan berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah dan kepuasan tersebut juga berpengaruh meningkatkan loyalitas nasabah. Selain itu, kenyamanan nasabah dalam bermitra dengan bank dapat memberikan kepuasan kepada nasabah. Kepuasan tidak hanya melekat pada produk atau layanan itu sendiri, tetapi kepuasan nasabah menyangkut apa yang diungkapkan oleh nasabah tentang persepsi dan harapannya terhadap bank. Kepuasan telah diakui sebagai bagian penting dari strategi perusahaan. Dengan demikian, diharapkan bahwa CSR positif terkait dengan kepuasan pelanggan (Chung et al., 2015). Kepercayaan yang dirasakan oleh nasabah merupakan dasar yang melandasi keputusan untuk bertransaksi atau melanjutkan hubungan bisnis dengan lembaga keuangan (perusahaan). Kepercayaan muncul sebagai wujud keyakinan dari nasabah terhadap lembaga keuangan. Kepercayaan adalah sebagai variabel mediasi antara persepsi nasabah terhadap identitas sosial perusahaan dengan loyalitas nasabah kepada perusahaan (Nha et al., 2015). Kepercayaan dan kepuasan nasabah harus membentuk loyalitas nasabah. Loyalitas pelanggan (nasabah) dianggap sebagai tujuan penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan. Loyalitas pelanggan merupakan dasar penting untuk mengembangkan keunggulan kompetitif. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa CSR berdampak penting pada sikap pelanggan, kepuasan dan loyalitas pelanggan (Chung, et al. 2015). Penelitian ini memilih bank MN sebagai obyek penelitian karena dianggap representatif sebagai lembaga keuangan yang telah menerapkan kegiatan CSR sebelum diwajibkan pada tahun 2007 serta memiliki citra perusahaan yang baik sejak berdirinya bank ini. Berbagai penghargaan terus diterima oleh bank MN, diantaranya adalah bank ini telah meraih penghargaan sebagai “The Best SME Bank in Indonesia”. Hal ini menunjukkan bahwa bank MN berhasil meraih kepercayaan masyarakat khususnya nasabah di segmentasi small medium enterprise. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat, bank MN sebagai institusi keuangan juga berkomitmen untuk bertumbuh kembang bersama masyarakat, serta memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosial untuk senantiasa memberi makna dan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat. Kepedulian terhadap tanggung jawab sosial ini menjadi nilai luhur yang telah berakar dari para pendiri dan seluruh karyawan bank MN. Dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial, selain membuka kesempatan bagi para mitra, bank MN juga memberi kesempatan kepada karyawan untuk terlibat dan berperan aktif dalam program CSR dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Sehingga kegiatan CSR tidak hanya menjadi bagian dari perusahaan, tetapi juga bagian dari kepedulian karyawan kepada masyarakat. Oleh karenanya, penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah citra perusahaan dan kegiatan CSR dalam mempengaruhi loyalitas debitur (nasabah) bank MN dengan kepuasan dan kepercayaan debitur sebagai variabel mediasi. TINJAUAN LITERATUR Citra perusahaan (Corporate image) Citra adalah sebuah kesan dari suatu ide dan konsep yang mencerminkan pemikiran, emosi dan persepsi individu atas apa yang diketahui. Citra perusahaan merupakan pengalaman yang tertanam dalam benak masyarakat terhadap segala hal yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut (Ardianto & Machfudz, 2011). Citra perusahaan menciptakan kesadaran terhadap perusahaan dengan meningkatkan pengenalan melalui paparan berulang dan penempatan gabungan yang kuat dengan kategori produk yang sesuai dengan pembelian yang relevan atau isyarat konsumsi lainnya. Setelah cukup dibentuk tingkat kesadaran akan nama perusahaan, selanjutnya dapat menekankan pada pembentukan citra perusahaan. Nama perusahaan dapat membantu proses mengingat kembali informasi yang berkaitan dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, khususnya selama proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian. Citra perusahaan tergantung pada beberapa faktor seperti, produk yang dihasilkan perusahaan, tindakan yang diambil dan cara komunikasi kepada konsumen (Keller, 2013). Citra perusahaan memiliki sifat dinamis dan kompleks. Citra perusahaan dapat berubah dengan cepat berkat kemajuan teknologi. Perubahan ini membutuhkan harmonisasi kegiatan organisasi perusahaan. Karakteristik dari suatu perusahaan sering tercermin dalam identitasnya, dimana identitas perusahaan merupakan pendahuluan dari citra perusahaan. Citra perusahaan itu menjadi sangat penting terutama dalam meningkatkan loyalitas nasabah. Citra perusahaan merujuk pada bagaimana persepsi nasabah akan suatu nama perusahaan yang ada dalam ingatan mereka. Semakin positif pandangan nasabah terhadap citra perusahaan, maka semakin besar kepercayaan nasabah kepada perusahaan, sehingga semakin loyal juga nasabah terhadap perusahaan tersebut (Nha et al., 2013). Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) Tata kelola perusahaan yang baik maupun CSR kini telah menjadi bagian strategi bisnis yang semakin penting. Budaya perusahaan yang baik serta kemampuan sumber daya manusia menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan perusahaan, dan kegiatan CSR merupakan sarana penting untuk mendukung strategi perusahaan dan mempertahankan citra atau reputasi perusahaan (Urip, 2014). CSR bukan hanya sekedar kegiatan amal, namun menjadi salah satu aspek pertimbangan penting perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan atau mempertahankan loyalitas konsumennya terkait keberlanjutan (sustainable) jangka panjang perusahaan. Dengan demikian kebijakan CSR ini dilakukan semata-mata agar keputusan yang diambil tidak memberikan dampak perusakan minimal terhadap lingkungan hidup, dan akan lebih baik jika dampak tersebut justru memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan hidup. Pada tahun 2007, pemerintah dan DPR telah menetapkan UU PT no 40 pasal 74 yang mewajibkan penerapan CSR dalam kegiatan usaha perusahaan, tetapi walaupun keberadaannya belum dilaksanakan secara menyeluruh di kalangan perusahaan di Indonesia. Saat ini kegiatan CSR sedang menjadi ajang unjuk diri bagi perusahaan-perusahaan besar agar dapat menarik simpati lebih dari para konsumennya, dimana banyaknya jumlah perusahaan tersebut menyebabkan adanya persaingan yang ketat antar perusahaan yang menyebabkan perusahaan perlu meningkatkan reputasi sebagai salah satu keunggulan daya saing (Urip, 2014). CSR perusahaan dinilai oleh konsumen sama halnya dengan produk. CSR yang negatif lebih berpengaruh dan memiliki efek yang lebih merugikan daripada yang positif. CSR yang positif akan mendongkrak evaluasi produk dan perusahaan. CSR dapat mempengaruhi niat pembelian baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian, bukti teoritis dan empiris telah menyatakan bahwa kegiatan CSR dalam situasi penilaian konsumen yang dirasakan lebih positif menyebabkan kepuasan dan loyalitas konsumen yang lebih tinggi (Chung et al., 2015). CSR merupakan komitmen yang dibuat oleh organisasi kepada masyarakat, diekspresikan melalui tindakan dan sikap yang berdampak luas dan positif atau dampak tertentu pada masyarakat, bertindak proaktif dan koheren sehubungan dengan peran dan akuntabilitas tertentu kepada masyarakat (Barcelos et al., 2015). Jadi CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) dapat dikatakan sebagai praktik bisnis yang dilakukan secara transparan dan terbuka yang memiliki kepentingan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui tindakan bebas dan kontribusi sumber daya perusahaan. Kegiatan-kegiatan CSR yang menarik dari penelitian terdahulu (Barcelos et al., 2015; Chung et al., 2015; Kazemi & Omidi, 2015) menyatakan bahwa adanya keterkaitan dengan kepercayaan, kepuasan dan loyalitas nasabah. Kepuasan Debitur (Debtor’ Satisfaction) Kepuasan mencerminkan penilaian pelanggan (debitur) tentang kinerja perusahaan yang memenuhi harapan mereka. Jika kinerja perusahaan tersebut tidak memenuhi ekspektasi, maka pelanggan tidak puas dan kecewa. Jika kinerja perusahaan sesuai dengan ekspektasi, maka pelanggan puas. Jika kinerja perusahaan melebihi ekspektasi, maka pelanggan sangat senang (Kotler & Keller, 2016). Kepuasan tidak melekat pada produk atau layanan itu sendiri, tetapi kepuasan terdapat dalam persepsi nasabah terhadap atribut dari produk atau layanan yang diberikan. Dengan demikian, konsumen yang berbeda akan mengungkapkan tingkat kepuasan yang bervariasi untuk pengalaman atas layanan yang sama. Kepuasan telah diakui sebagai bagian penting dari strategi perusahaan dan menjadi pendorong utama nilai pasar perusahaan dan profitabilitas jangka panjang perusahaan (Chung et al., 2015). Kepuasan debitur merupakan persepsi atau perasaan yang dialami debitur saat menerima dan setelah merasakan pelayanan bank. Kepuasan merupakan fungsi dari kesan dan harapan kinerja. Jadi jika kinerja berada dibawah harapan, maka debitur tidak puas, dan jika kinerja melebihi harapan, maka debitur amat puas atau senang. Semakin puas debitur, maka akan semakin setia terhadap bank serta melakukan getuk tular tanpa syarat. Kepercayaan Debitur (Debtor’ Trust) Kepercayaan adalah faktor penting yang dapat mengatasi kritis dan kesulitan antara rekan bisnis, juga merupakan asset penting dalam mengembangkan hubungan jangka panjang antar organisasi (Nha et al., 2013). Kepercayaan mencerminkan kredibilitas perusahaan dimata konsumen yang mempengaruhi orientasi jangka panjang antara konsumen dengan perusahaan. Kepercayaan merupakan tingkat keandalan yang dipastikan dengan satu pihak kepada pihak lain dalam hubungan pertukaran yang diberikan. Dalam konteks pemasaran, kepercayaan biasanya terkait dengan harapan konsumen mengenai kapasitas perusahaan untuk mengasumsikan kewajiban dan memenuhi janji-janjinya. Harapan ini didasarkan pada kompetensi, kejujuran, dan kebajikan perusahaan. Kompetensi adalah keahlian yang mencerminkan kapasitas perusahaan untuk melakukan transaksi dan untuk memenuhi harapan konsumen. Kejujuran dikaitkan dengan pemenuhan janji yang dibuat oleh perusahaan, dan kebajikan merupakan kesediaan perusahaan untuk mempertimbangkan kepentingan konsumen ketika merencanakan dan membuat keputusan untuk keterlibatan dengan konsumen (Nha et al., 2013; Kazemi & Omidi, 2015). Peran kepercayaan memungkinkan sebuah perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan loyalitas konsumen. (Barcelos et al., 2015). Konsumen yang percaya kepada suatu perusahaan berharap janji perusahaan dipenuhi seperti yang diiklankan. Konsumen juga mengharapkan perusahaan untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan konsumen (Nha et al., 2013). Loyalitas Debitur (Debtor’ Loyalty) Loyalitas nasabah (debitur) merupakan tujuan penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan sebuah perusahaan. Tujuan utama pemasaran bukan hanya membangun dasar loyalitas pelanggan, tetapi juga penting untuk mengembangkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Memahami budaya loyalitas dianggap sebagai elemen kunci dalam memberikan profitabilitas jangka panjang bagi perusahaan (Chung et al., 2015). Loyalitas hadir pada saat nasabah menahan godaan untuk pindah ke bank lain. Loyalitas dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu loyalitas sikap dan perilaku. Loyalitas sikap mengungkapkan keinginan nasabah untuk membangun hubungan dengan perusahaan. Loyalitas sebagai sikap ditunjukkan dengan adanya komitmen atau ikatan emosional terhadap merek atau perusahaan tersebut. Sedangkan loyalitas perilaku merupakan dukungan-dukungan nasabah yang diberikan kepada perusahaan. Pendekatan loyalitas sebagai perilaku meliputi konsistensi pelanggan dalam melakukan pembelian ulang. (Kazemi & Omidi, 2015). Loyalitas debitur merupakan aspek penting dalam keberlangsungan perusahaan jangka panjang. Loyalitas merupakan wujud komitmen debitur untuk melanjutkan pembelian produk atau jasa dari suatu bank secara konsisten serta bersedia merekomendasikan produk atau jasa bank tersebut kepada siapapun. Membangun loyalitas nasabah merupakan salah satu kunci untuk memenangkan persaingan bisnis (Kotler & Keller, 2016). Loyalitas nasabah (debitur) dipengaruhi oleh citra perusahaan seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Nha et.al (2013). Hasil penelitian mereka juga menyatakan bahwa kepuasan dan kepercayaan debitur juga memperkuat hubungan citra perusahaan dengan loyalitas debitur. Dengan demikian hipotesisnya adalah: H1: Citra perusahaan berpengaruh secara langsung terhadap loyalitas debitur. H2: Kepuasan debitur memediasi hubungan antara citra perusahaan dengan loyalitas debitur H3: Kepercayaan debitur memediasi hubungan antara citra perusahaan dengan loyalitas debitur Program-program CSR sebuah lembaga keuangan seperti Bank ternyata dapat meningkatkan loyalitas debiturnya. Semakin baik dan semakin banyak program CSR sebuah bank akan semakin memperkuat loyalitas debiturnya. Semakin puas konsumen terhadap program CSR yang dilakukan sebuah bank maka loyalitasnya semakin kuat pula (Chung et. al., 2015; Barcelos et al. 2015; Kazemi & Omidi (2015). Kazemi dan Omidi (2015) menekankan para manajer sebuah bank dan karyawannya hendaknya selalu bertindak hati-hati dan dengan cara yang tepat selalu memperhatikan tanggung jawab mereka dalam bidang lingkungan, masyarakat dan lembaga-lembaga sosial. Hipotesis yang diajukan adalah: H4: CSR berpengaruh secara langsung terhadap loyalitas debitur. H5: Kepuasan debitur memediasi hubungan antara CSR dengan loyalitas debitur H6: Kepercayaan debitur memediasi hubungan antara CSR dengan loyalitas debitur Model penelitian yang diajukan atas dasar hipotesis yang diajukan dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Model penelitian METODOLOGI Obyek penelitian adalah Divisi SME BANK MN di Jakarta. Responden penelitian merupakan debitur yang telah bergabung selama 1 tahun dan berjumlah 258 debitur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner Kuesioner berisi 43 pernyataan indikator dan setiap pernyataan dalam kuesioner digunakan 5 skala likert (Summated Rating Scale) mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.43 pernyataan terdiri dari 6 butir pernyataan tentang citra merk (Nha et.al, 2013, Chung et al., 2015), 10 butir pernyataan tentang CSR (Barcelos et al., 2015; Chung et al., 2015; Kazemi & Omidi, 2015), 9 butir pernyataan tentang kepuasan (Barcelos et al., 2015; Chung et al., 2015; Kazemi & Omidi, 2015), 8 butir pernyataan tentang kepercayaan (Nha et al., 2013;; Barcelos et. al., 2015; Kazemi & Omidi, 2015) dan 10 butir pernyataan tentang loyalitas (Barcelos et al., 2015; Chung et al.,2015; Kazemi & Omidi, 2015). Pre-test dilakukan untuk menguji reliabilitas dan validitas instrumen penelitian. Ternyata dari 43 indikator, hanya 42 indikator yang reliable dan valid. Setelah pre-test, maka kuesioner disebarkan kepada 157 responden yang terpilih. Penyebaran diserahkan langsung kepada para responden tersebut, sehingga kuesioner terisi dengan tepat. HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI Dari 157 responden, mayoritas responden berjenis kelamin pria (84/ 43%), dengan rentang usia di atas 40 tahun (78/ 50%), pendidikan terakhir yang dimiliki didominasi oleh S1 (108/ 69%), dan pada umumnya responden adalah wiraswasta (108/ 69%), serta telah menjadi debitur bank MN mayoritas berkisar selama lebih dari 3 sampai dengan 5 tahun (61/ 39%). Hasil dari CFA dapat dikatakan baik jika memenuhi syarat goodness of fit (GOF). Tabel 1 merupakan nilai GoF dari setiap variabel penelitian. Fit Measure (χ2) р value 2 (χ )/df RMSEA SRMR NFI NNFI CFI GFI AGFI CI 12.92 0.17 1.436 0.053 0.038 0.97 0.98 0.99 0.97 0.94 Tabel 1 Uji CFA CSR CT 44.61 26.05 0.11 0.13 1.312 1.371 0.045 0.049 0.044 0.033 0.96 0.97 0.99 0.99 0.99 0.99 0.95 0.96 0.91 0.92 CS 15.64 0.62 0.869 0.00 0.03 0.98 1.00 1.00 0.98 0.95 CL 25.48 0.82 0.772 0.00 0.033 0.96 1.00 1.00 0.97 0.95 Semua masing variabel memiliki goodness of fit (GoF) yang baik, hal ini terlihat dari nilai RMSEA dan SRMR yang memenuhi syarat, begitupun dengan indeks lainnya yaitu NFI, NNFI, CFI, GFI dan AGFI memiliki nilai yang lebih besar dari 0.9. Tabel 2 menunjukkan bahwa pengujian reliabilitas gabungan (composite reliability/CR) dilakukan semua variabel memiliki nilai > 0.6 (Ghozali & Fuad, 2005). Tabel 2. Reliabilitas gabungan (composite reliability/CR) Variabel Nilai CR Citra Perusahaan (CI) 0.80 CSR 0.86 Kepuasan Debitur (CS) 0.88 Kepercayaan Debitur (CT) 0.87 Loyalitas Debitur (CL) 0.86 Data empiris diolah lebih lanjut. Tabel 3 menunjukkan bahwa model penelitian yang diusulkan memiliki nilai kesesuaian yang baik (goodness of fit/GoF). Hal ini berarti model penelitian yang diajukan sesuai dengan data empiris yang diperoleh. Fit Measure Tabel 3. Goodness of Fit (GoF) Model Penelitian Hasil Tingkat Good Fit Acceptable Fit Analisis Kecocokan (χ2) 0≤χ2≤2df 2df≤χ2≤3df 1030.46 Good Fit (χ2)/ df 0≤χ2/df≤2 2≤χ2/df≤3 1.282 Good Fit RMSEA 0≤RMSEA≤0.05 0.05<RMSEA≤0.08 0.042 Good fit 0.05≤p≤0.10 0.95 Good fit р-value for test of close fit 0.10<p≤1.00 (RMSEA<0.05) Acceptable fit Acceptable fit SRMR 0≤SRMR≤0.05 0.05<SRMR≤0.10 0.057 NFI 0.95≤NFI≤1.00 0.90≤NFI<0.95 0.94 NNFI 0.97≤NNFI≤1.00 0.95≤NNFI<0.97 0.98 Good fit CFI 0.97≤CFI≤1.00 0.98 Good fit 0.95≤CFI<0.97 Dalam penelitian ini, loyalitas debitur dipengaruhi oleh beberapa variabel yakni citra perusahaan dan CSR dimana terdapat variabel mediasi yaitu kepuasan debitur dan kepercayaan debitur. Model penelitian yang diajukan telah memenuhi 8 indikator dari 11 indikator GoF (Tabel 3). Dari hasil pengolahan data, diperoleh hasil untuk uji hipotesis yang diajukan. Tabel 4 menunjukkan semua penerimaan dan penolakan hipotesis. Dari 6 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terdapat 4 hipotesis yang diterima, sedangkan 2 hipotesis lainnya ditolak. Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Variabel Variabel Variabel Standardized Hipotesis Eksogen mediasi Endogen Solution Citra Loyalitas H1 0.37 Perusahaan Debitur Citra Kepuasan Loyalitas H2 0.19 Perusahaan Debitur Debitur Citra Kepercayaan Loyalitas H3 0.19 Perusahaan Debitur Debitur Loyalitas H4 CSR 0.32 Debitur Kepuasan Loyalitas H5 CSR 0.09 Debitur Debitur Kepercayaan Loyalitas H6 CSR 0.09 Debitur Debitur tKesimpulan value 2.48 Diterima 2.05 Diterima 2.05 Diterima 3.03 Diterima 1.74 Ditolak 1.74 Ditolak Ringkasan hasil uji hipotesis pada tabel 4 menunjukkan bahwa hubungan langsung antara citra perusahaan terhadap loyalitas debitur memiliki hubungan yang signifikan (t-value = 2.48 > 1.96, maka hipotesis 1 diterima). Begitu pula dengan hubungan tidak langsung citra perusahaan dengan loyalitas debitur yang dimediasi oleh kepercayaan debitur dan kepuasan debitur (hipotesis 2 & hipotesis 3 diiterima). Hal ini dapat dilihat dari t-value masing-masing sebesar 2.05 yang lebih besar dari 1.96. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa citra perusahaan memberikan pengaruh langsung maupun tidak langsung yang dimediasi oleh kepercayaan debitur dan kepuasan debitur terhadap loyalitas debitur. Selanjutnya untuk hubungan langsung antara CSR dengan loyalitas debitur menunjukkan bahwa CSR memiliki hubungan langsung yang signifikan terhadap loyalitas debitur (t-value = 3.03 lebih besar dari 1.96, sehingga hipotesis 4 diterima). Sedangkan untuk hubungan tidak langsung antara CSR terhadap loyalitas debitur yang dimediasi oleh kepercayaan debitur dan kepuasan debitur menunjukkan hubungan yang tidak signifikan (hipotesis 5 & hipotesis 6 ditolak). Dapat dilihat dari t-value masing-masing sebesar 1.74 yang lebih kecil dari 1.96. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa CSR memberikan pengaruh secara langsung terhadap loyalitas debitur, tetapi tidak memberikan pengaruh secara tidak langsung yang dimediasi oleh kepercayaan debitur dan kepuasan debitur. CSR tidak memerlukan variabel mediasi untuk mempengaruhi loyalitas debitur. Hal ini dapat dikarenakan mayoritas responden memiliki latar pendidikan S1 yang saat ini memiliki pemahaman dan kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai penunjang keberlangsungan bisnis. Selain itu, kebanyakan responden tersebut juga telah menjadi debitur existing bank MN selama lebih dari 3 tahun yang menunjukkan bahwa mereka selama ini sudah cukup loyal kepada bank MN. Diketahui dari hasil penelitian ini adalah bahwa tidak semua variabel eksogen yang diperkuat oleh variabel kepuasan dan kepercayaan debitur (variabel mediasi) memiliki pengaruh terhadap loyalitas debitur bank MN divisi SME Regional Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktifitas CSR dapat meningkatkan loyalitas debitur. Hal ini sesuai dengan penelitian Kazemi dan Omidi (2015) yang memaparkan bahwa tanggung jawab sosial dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. CSR juga positif mempengaruhi loyalitas pelanggan, seperti yang dipaparkan dalam penelitian dari Chung et al. (2015). Debitur tidak memandang bahwa variabel kepuasan dan kepercayaan dapat memperkuat pengaruh aktifitas CSR terhadap loyalitas debitur kepada bank MN. Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa variabel kepuasan secara positif dapat memperkuat pengaruh CSR terhadap loyalitas pelanggan (Chung et al., 2015). Berbeda juga dengan yang dipaparkan oleh Barcelos et al. (2015) bahwa CSR memiliki pengaruh tidak langsung terhadap loyalitas nasabah, dan memiliki dampak signifikan apabila dimediasi oleh variabel kepuasan dan kepercayaan pelanggan. Citra perusahaan bank MN memiliki pengaruh langsung yang cukup besar terhadap loyalitas debitur. Pengaruh citra perusahaan terhadap loyalitas debitur juga makin diperkuat dengan kepuasan debitur. Semakin baik citra bank MN di mata debitur, disertai dengan semakin besarnya nilai kepuasan debitur terhadap bank sehingga meningkatkan loyalitas debitur terhadap bank. Kepercayaan debitur atas citra perusahaan bank MN juga memperkuat loyalitas hubungan debitur dengan bank. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nha et al. (2013) adalah kepercayaan debitur atas identitas, citra dan reputasi perusahaan berdampak terhadap loyalitas pelanggan. Kepuasan dan kepercayaan debitur itu ternyata mempengaruhi secara signifikan dan memperkuat loyalitas debitur terhadap bank MN. Kepuasan dan kepercayaan masing-masing mempengaruhi loyalitas debitur. Keduanya sama-sama memiliki pengaruh yang kuat terhadap loyalitas debitur, tidak ada satu yang lebih kuat pengaruhnya dari yang lain. Keduanya samasama penting dan dibutuhkan untuk meningkatkan loyaltas debitur terhadap bank MN. Hal ini seperti yang dipaparkan pada penelitian Nha et al. (2013), Barcelos et al. (2015), Chung et al. (2015), serta Kazemi dan Omidi (2015). 5. SIMPULAN Dari hasil penelitian ini menunjukkan tidak semua variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas debitur melalui variabel kepuasan ataupun kepercayaan sebagai mediasi. Citra perusahaan adalah variabel eksogen yang secara signifikan berpengaruh terhadap loyalitas debitur, baik secara langsung maupun melalui variabel kepuasan dan kepercayaan debitur sebagai variabel mediasi. Hal ini seiring dengan citra BANK MN yang sudah terbentuk di benak masyarakat Indonesia selama 75 tahun. Ditambah lagi dengan keyakinan debitur akan produk serta kepuasan atas pelayanan yang diberikan BANK MN selama ini, membuat debitur makin loyal. CSR sendiri sebagai variabel eksogen lebih berpengaruh langsung secara signifikan terhadap loyalitas debitur daripada melalui mediasi kepuasan dan kepercayaan debitur. CSR tidak memerlukan variabel mediasi untuk mempengaruhi loyalitas debitur. Bisa jadi ini dikarenakan debitur kini sudah lebih menyadari akan pentingnya peranan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai keberlangsungan usaha dalam dunia bisnis. Saran penulis untuk perusahaan adalah, dalam rangka mencapai profit jangka panjang bagi perusahaan, maka bank MN dapat lebih menitikberatkan pada perhatian terhadap variabel citra perusahaan dan CSR, sebab kedua variabel ini ternyata berpengaruh signifikan terhadap loyalitas debitur. Dengan mengoptimalkan citra bank MN, maka kepuasan dan kepercayaan debitur akan semakin meningkat yang pada akhirnya akan membuat debitur setia memilih bank MN sebagai bank pilihan utama dalam bertransaksi perbankan. Seiring dengan perkembangan jaman, debitur pun semakin sadar akan tuntutan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan di sekitarnya. Aktifitas CSR yang rutin dan tepat sasaran dapat menumbuhkan kenyamanan dan kebanggaan bagi debitur sebagai nasabah yang setia memilih bank MN sebagai mitra perbankan. Dengan setia kepada bank MN, debitur seharusnya juga merasa terlibat dalam peranan CSR bagi masyarakat luas melalui kontribusi pendapatan yang dihasilkan oleh bank. Sementara itu untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dalam hal, pertama penambahan variabel lainnya untuk diteliti lebih lanjut seperti variabel corporate reputation. Kedua, pengupasan setiap elemen dari variabel CSR seperti variabel philanthropic responsibility, ethical responsibility, legal responsibility, economic responsibility, environmental contribution dan consumer protection. Ketiga, penarikan garis hubungan antara variabel CSR ke variabel corporate image. Keempat, penelitian dilakukan pada responden BANK MN yaitu pada nasabah baru. Kelima, obyek penelitian dapat dilakukan pada bank lokal atau bank pemerintah. REFERENSI Anderson, J.C., dan Gerbing, D.W., 1988, Structural Equation Modelling In Practice: A Review And Recomendation Two-Step Approach, Psychological Bulletin, Vol. 103, No. 3, page 411-423. Ardianto, E., dan Machfudz, D. M., 2011, Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Barcelos, E. M. B., Baptista, PdP., Maffezzolli, E.C.F., da Silva, W.V., Marchetti, R.Z., dan da Veiga, C.P., 2015, Relationship Between an Organization Evaluated as Being Socially Responsible and the Satisfaction, Trust and Loyalty of its Clients, Australian Journal of Basic and Applied Sciences, Vol. 9, No. 7, page 429-438 Chung, K. H., Yu, J. E., Choi, M. G., dan Shin, J. I., 2015, The Effects of CSR on Customer Satisfaction and Loyalty in China: The Moderating Role of Corporate Image, Journal of Economics, Business and Management, Vol. 3, No. 5, page 542-547. Engel, K., Moosbrugger, H., dan Muller, H., 2003, Evaluating The Fit of Equaition Models: Test of Significance And Descriptive Goodness-Of-Fit Measures, Methods of Psychological Research Online, Vol. 8, No. 2, page 25-74. Ghozali, I., 2007, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (ed. 4), Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, I., dan Fuad., 2005, Structural Equation Modelling : Teori, Konsep dan Aplikasi, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, I., dan Fuad., 2008, Structural Equation Modelling : Teori, Konsep dan Aplikasi Dengan Program Lisrel 8.80,, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hair, Jr. J. F., Bush, R,P., dan Ortinau, D.J., 2003, Marketing research-within a changing information environment, 2nd ed., New York : McGraw-Hill Irwin. Jaccard, J., dan Wan, C.K., 1996, LISREL approaches to interaction effects in multiple regression, Thousand Oaks, California : Sage Publications. Kazemi, A., dan Omidi, F., 2015, The effect of corporate social responsibility on customers loyalty with regard to the role of trust, identification and satisfaction of customer, Nature and Science, Vol.13, No. 7, page 68-74. Keller, K. L., 2013, Strategic Brand Management, 4th ed., Harlow, England : Pearson Education Limited. Kotler, P. dan Keller, K. L., 2016, Marketing Management, 15th ed., Harlow, England : Pearson Education Limited. Malhotra, N., 2010, Marketing Research : An Apllied Orientation, 6th ed., Boston, Pearson Education. Nha, N., Leclerc, A., dan LeBlanc, G., 2013, The Mediating Role of Customer Trust on Customer Loyalty, Journal of Service Science and Management, Vol. 6, page 96-109. Sekaran, U., 2006, Research Methods For Business A Skill Building Approach, 2nd ed., New York : John Willey & Sons, Inc. Supranto, J., 2008, Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 1, ed. 7, Jakarta : Erlangga. Urip, S., 2014, Strategi CSR : tanggung jawab sosial perusahaan untuk peningkatan daya saing perusahaan di pasar negara berkembang, Tangerang : Literati Imprint. Umar, H., 2003, Metode Riset Bisnis, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Wahyono, T., 2009, 25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17, Jakarta : PT Elex Media Komputindo. http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1856, diunggah tanggal 31 Maret 2016.