TESIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN BUDIDAYA IKAN KERAPU DI DESA SUMBERKIMA, GEROKGAK, BULELENG, BALI I KETUT SUDHARMA PUTRA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012 TESIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN BUDIDAYA IKAN KERAPU DI DESA SUMBERKIMA, GEROKGAK, BULELENG, BALI I KETUT SUDHARMA PUTRA NIM 1090261027 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN BUDIDAYA IKAN KERAPU DI DESA SUMBERKIMA, GEROKGAK, BULELENG, BALI Tesis untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Kajian Budaya Program Pascasarjana Universitas Udayana I KETUT SUDHARMA PUTRA NIM 1090261027 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012 ii Lembaran Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL, 5 DESEMBER 2012 Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. I Made Suastika, S.U. Nip 19570113198003001 Dr. I Gede Mudana, M.Si. NiP 196412021990111001 Mengetahui, Ketua Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya, Program Pascasarjana Universitas Udayana Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. Emiliana Mariyah, M.S. Nip 194305211983032001 Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K). Nip 19590251985102001 iii Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 5 DESEMBER 2012 Panitia Penguji Tesis, berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana, No.: 1800/UN.14.4/HK/2012 Tanggal, 28 Nopember 2012 Ketua : Prof. Dr. I Made Suastika,S.U. Anggota : 1. Dr. I Gede Mudana, M.Si. 2. Prof. Dr. Emiliana Mariyah, M.S. 3. Dr. I Putu Sukardja, M.Si. 4. Dr. Ni Luh Nyoman Kebayantini, M.Si. iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT NAMA : I Ketut Sudharma Putra NIM : 1090261027 PROGRAM STUDI : Magister Kajian Budaya JUDUL TESIS : Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Budidaya Ikan Kerapu Di Desa Sumberkima, Gerokgak, Buleleng, Bali Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Kemendiknas RI No. 17 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Denpasar, 5 Desember 2012 (I Ketut Sudharma Putra) v UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmah sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini berjudul Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Budidaya Ikan Kerapu di Desa Sumberkima, Gerokgak, Buleleng, Bali, dan disusun untuk memperoleh gelar Magister, Program Studi Kajian Budaya, Program Pascasarjana, Universitas Udayana. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat Bapak Rektor dan Ibu Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, yang telah menerima penulis sebagai karya siswa Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya, dan sekaligus memberikan kemudahankemudahan dalam proses penyelesaian masa studi. Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. I Made Suastika, S.U. sebagai pembimbing I dan Dr. I Gede Mudana, M.Si. sebagai pembimbing II yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Emiliana Mariyah, M.S., Dr. Putu Sukardja, M.Si., dan Dr. Ni Luh Nyoman Kebayantini, M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan pengetahuan dan pengalaman yang sangat berguna bagi penulis. Seluruh staf yang bertugas di vi sekretariat Kajian Budaya, Kampus Nias, penulis ucapkan terima kasih atas bantuan dalam hal administrasi yang telah diberikan. Kepada Bapak Drs. I Made Purna, M.Si., selaku Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, NTB, NTT, tempat penulis bekerja dan mengamalkan ilmu, penulis ucapkan terima kasih atas izin belajar yang diberikan serta dukungan penuh hingga tesis ini bisa selesai dengan baik. Kepada Bapak I Putu Wibawa, SH. selaku Kepala Desa Sumberkima beserta staf yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan memberi petunjuk dan informasi dalam proses penelitian dan penyusunan tesis, penulis ucapkan banyak terima kasih. Begitu juga kepada semua informan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kesediaannya untuk meluangkan waktu dan memberikan informasi yang penulis perlukan sehingga penulis mendapatkan data yang berguna tanpa menemui hambatan yang berarti. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang tua, bapak dan ibu tercinta, istri dan anak tersayang, dan keluarga besar semuanya yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penulisan tesis ini. Untuk teman terdekat, terima kasih atas semangat, bantuan dan doanya. Kepada temanteman seperjuangan ‘Kajian Budaya 2010’ yang sangat kompak dan saling mendukung, terima kasih atas kebersamaan selama ini. Semoga kita menjadi orangorang yang sukses dan mampu mengamalkan apa yang kita peroleh selama ini dengan bijaksana sehingga bermanfaat bagi orang banyak. vii Penulis dalam hal ini menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis sangat terbuka untuk menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi kebaikan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi kita semua. Denpasar, 5 Desember 2012 Penulis viii ABSTRAK Indonesia dikenal sebagai negara maritim karena memiliki wilayah laut yang sangat luas, dan perlu dikembangkan pemanfaatannya. Salah satu wilayah laut/pantai di Indonesia yang dikembangkan pemanfaatannya adalah pantai yang ada di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Sehubungan dengan hal itu, pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat, telah melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat nelayan budidaya ikan kerapu di Desa Sumberkima. Pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Sumberkima sangat penting untuk dilakukan, karena masyarakatnya memiliki pengetahuan yang rendah mengenai budidaya ikan kerapu. Ada tiga rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu : (1) bagaimana bentuk pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Sumberkima? (2) faktor-faktor apa yang memengaruhi pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Sumberkima? (3) apa implikasi dan makna pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Sumberkima? Penelitian menggunakan metode kualitatif, serta pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Teori yang digunakan adalah teori pemberdayaan, teori strukturasi, teori tindakan komunikatif. Analisis data menunjukkan bahwa dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat nelayan budidaya ikan kerapu di Desa Sumberkima, telah dilakukan berbagai tindakan, meliputi: (1). Memberikan pelatihan dan pembinaan, (2). Memberikan bantuan sarana dan prasarana, modal usaha, dan pemasaran. Faktor-faktor pemengaruh pemberdayaan masyarakat nelayan budidaya ikan kerapu, terdiri atas faktor alam dan lingkungan, faktor organisasi (kelembagaan), faktor tenaga kerja, dan faktor modal. Implikasi pemberdayaan terhadap kehidupan masyarakat, yaitu (1). Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, (2). Memperluas kesempatan berusaha dan kesempatan kerja, (3). Menambah modal usaha, (4). Meningkatkan pendapatan masyarakat, (5). Meningkatkan hubungan sosial, dan (6). Mendukung pelestarian lingkungan alam dan budaya. Dengan demikian pemberdayaan masyarakat nelayan budi daya ikan kerapu di Desa Sumberkima bermakna bagi kehidupan masyarakatnya, yaitu bermakna kesejahteraan, sosial dan budaya. Pemberdayaan yang dilakukan pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat terhadap kehidupan masyarakat nelayan di Desa Sumberkima, telah mampu meningkatkan kesejahtraan masyarakatnya. Kata Kunci : pemberdayaan, budidaya ikan kerapu, Desa Sumberkima. ix ABSTRACT Indonesia is known as a maritime country because it has vast sea area and the utilization needs to be developed. One of the ocean/beach areas in Indonesia which its utilization developed is the beach in the Sumberkima village, Gerokgak District, Buleleng regency. In this regard, the government goes along with private and public, has empowered the fishermen community of grouper farming in Sumberkima village. Empowerment of fishermen communities in Sumberkima village is very important, because people have low knowledge regarding grouper. There are three research problems examined in this research, those are: (1) how is the form of fishermen communities empowerment in Sumberkima village? (2) what are the factors that affect the empowerment of fishermen communities in Sumberkima village? (3) what are the implications of empowerment fishermen communities in Sumberkima village? The Research used qualitative methods, and data collection is done through observation, interviews and library research. The theories are empowerment theory, structuration theory, and the theory of communicative action. The data analysis showed in term of empowering people, especially the fisherman comunities of grouper farming in Sumberkima village, some action have been done including: (1). Provide training and coaching, (2). Provide assistance in the form of infrastructure, venture capital, and assist in the marketing field. The factors influences empowerment fisherman comunities of grouper farming, consist of natural and environmental factors, organizational factors (institutional), labor factor and capital factors. Implications of empowerment on comunity’s life, those are (1). Improving knowledge and skills, (2). Expanding opportunities and employment, (3). Adding capital, (4). Increasing people incomes, (5). Improving social relations, and (6). Support the preservation of natural and cultural environment. Thus empowerment the fisherman comunities of grouper farming in Sumberkima village has significance on people life, the significances are welfare, social and culture. Empowerment by the government in collaboration with private and community on the fishermen community life in Sumberkima village, has been able to improve community prosperity. Keywords: empowerment, grouper fish farming, Sumberkima village x RINGKASAN Indonesia sebagai negara maritim memiliki wilayah laut yang sangat luas. Luas wilayah laut Indonesia mencapai dua pertiga dari luas wilayah keseluruhannya. Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki pantai terpanjang di dunia, dengan garis pantai lebih dari 81.000 km, dan dari 67.439 desa di Indonesia kurang lebih 9.21 desa dikategorikan sebagai desa pesisir (Kusnadi, 2002:1). Perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang tinggal di daerah pesisir semakin meningkat, yaitu dengan dikeluarkannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004. Undangundang tersebut menyebutkan bahwa daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut (Kusuma, 2005: vi). Keluarnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, disambut baik oleh masyarakat pesisir di seluruh Indonesia, khususnya masyarakat pesisir yang ada di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Apabila dilihat dari kondisi sosial ekonomi, masyarakat Desa Sumberkima sebagian besar tergolong miskin. Namun di sisi lain, Desa Sumberkima mempunyai potensi alam dan budaya yang cukup banyak. Salah satu potensi alam yang dimiliki yaitu berupa pantai. Pantai Desa Sumberkima panjangnya 5 km. Potensi pantai yang terdapat di Desa Sumberkima, oleh pihak pemerintah bekerjasama dengan swasta dan masyarakat, telah mengembangkan usaha budidaya ikan laut, salah satunya adalah ikan kerapu. Dipilihnya ikan kerapu untuk dibudidayakan, karena memiliki nilai jual cukup tinggi. Di samping itu, didukung pula oleh kondisi alam laut Desa Sumberkima, yang sangat cocok untuk melakukan usaha budidaya ikan, khususnya ikan kerapu. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dapat dijelaskan sebagai berikut (1). Bagaimana bentuk pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Sumberkima? (2). Faktor-faktor apa yang memengaruhi pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Sumberkima? (3). Apa implikasi dan makna pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Sumberkima? xi Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan suatu strategi penelitian yang menghasilkan keterangan atau data yang dapat mendeskripsikan realitas sosial dan kejadian-kejadian yang terkait dengan kehidupan masyarakat, sejarah, perilaku, fungsionalisasi organisasi, hubungan kekerabatan, dan pergerakan-pergerakan sosial. Dengan demikian, penekanannya bukan pada pengukuran, tetapi lebih pada penjelasan yang bersifat holistik, dan kritis, sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kajian budaya, yakni pendekatan etnografi, tekstual dan resepsi (Basri, 2008: 54). Teori yang dipakai dalam membahas masalah penelitian yaitu teori pemberdayaan, teori strukturasi, dan teori tindakan komunikatif. Aspek penting dalam suatu pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun sendiri oleh masyarakat, mampu menjawab kebutuhan dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin dan kelompok yang terpinggirkan lainnya, dibangun dari sumberdaya lokal, sensitif terhadap nilai-nilai budaya lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat (instansi pemerintah, lembaga penelitian, perguruan tinggi, LSM, swasta dan pihak lainnya). Lebih lanjut, teori strukturasi digunakan dalam penelitian ini, nantinya digunakan untuk menjembatani dua kelompok sosial yang terlibat di dalamnya yaitu pelaku pemberdayaan (pemerintah, swasta, dan masyarakat) dengan masyarakat yang diberdayakan (masyarakat nelayan). Untuk lebih meningkatkan hubungan keduanya, digunakan teori strukturasi. Dalam teori strukturasi, “ struktur” dianggap sebagai aturan-aturan dan sumberdaya-sumberdaya yang secara rekursif diimplikasikan dalam reproduksi sosial; karakteristik sistem sosial terlembaga yang memiliki sifat-sifat struktural dalam artian hubungan-hubungan dimantapkan sepanjang waktu dan di sembarang ruang. Sedangkan teori tindakan komunikatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Jurgen Habermas. Habermas mengembangkan teorinya sendiri mengenai perkembangan masyarakat. Ia menjelaskan bahwa masyarakat pada hakekatnya komunikatif, dan yang menentukan xii perubahan sosial bukanlah semata-mata perkembangan kekuatan produksi atau teknologi, melainkan proses belajar dalam dimensi praktis-etis. Pemberdayaan masyarakat nelayan budidaya ikan kerapu di Desa Sumberkima yang dilakukan oleh pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat, telah memberikan pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat. Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat, telah melakukan berbagai tindakan, seperti (1). Memfasilitasi masyarakat sehingga memperoleh tempat usaha yang kondusif dan cocok, (2). Mengadakan pendampingan mulai dari pemeliharaan sampai panen. Selain pemerintah, pihak swasta juga ikut meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat nelayan budidaya ikan kerapu. Pihak swasta memberikan pelatihan kepada tenaga kerja yang telah diterima sebagai karyawan perusahaan. Dalam hal ini, teknisi yang ada di perusahaan tersebut, melatih karyawan baru untuk bisa bekerja dengan baik. Sedangkan masyarakat dalam kaitannya dengan pemberdayaan, terus memberikan motivasi kepada warga masyarakatnya, yang biasanya diberikan saat diadakan rapat kelompok. Di samping itu, pemerintah juga telah memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana, bantuan modal, dan membantu dalam bidang pemasaran. Dalam menjalankan usaha budidaya ikan kerapu, pemerintah juga tetap memberikan pendampingan usaha, melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Faktor pemengaruh pemberdayaan masyarakat nelayan budidaya ikan kerapu di Desa Sumberkima, ada beberapa faktor, di antaranya adalah faktor alam dan lingkungan, faktor organisasi/kelembagaan, faktor tenaga kerja, dan faktor modal. Faktor-faktor tersebut, sangat berpengaruh terhadap pemberdayaan yang dilakukan. Faktor alam dan lingkungan di wilayah pantai Desa Sumberkima, sangat mendukung pengembangan usaha budidaya ikan kerapu. Untuk menentukan layak tidaknya suatu lokasi untuk dijadikan tempat usaha budidaya ikan, khususnya ikan kerapu, harus memperhitungkan beberapa faktor penting, diantaranya: (a). Terlindung dari gelombang dan badai besar. Gelombang dan badai besar, menyebabkan ikan mudah setres dan selera makan menurun, apabila terus-menerus dihantam gelombang, (c). xiii Terlindung dari ancaman pencemaran buangan limbah industri, limbah pertanian dan limbah rumah tangga (suharjawanasuria. tripod.com). Pantai di wilayah Desa Sumberkima memiliki kesamaan dengan faktor-faktor yang telah disebutkan. Salah satu diantaranya yaitu pantai Sumberkima kondisi ombaknya tidak besar. Selain itu, organisasi/kelembagaan yang ada di Desa Sumberkima juga memengaruhi pemberdayaan masyarakat nelayan budidaya ikan kerapu. Organisasi/kelembagaan sosial yang terdapat di Desa Sumberkima, telah memberi motivasi, khususnya kepada masyarakat dalam melakukan usaha budidaya ikan kerapu. Tenaga kerja juga merupakan faktor pemengaruh terhadap pemberdayaan masyarakat. Tenaga kerja yang kurang pengalaman dan memiliki pengetahuan yang terbatas, dapat menyebabkan kurang berhasilnya pelaksanaan pemberdayaan. Dengan demikian dapat dikatakan, berhasil tidaknya suatu pemberdayaan, khususnya dalam usaha budidaya ikan kerapu, sangat ditentukan oleh tenaga kerjanya. Terakhir adalah faktor modal. Apabila tidak adanya ketersediaan modal, tidak akan bisa menjalankan kegiatan usaha, lebih-lebih usaha ikan kerapu. Implikasi pemberdayaan masyarakat nelayan budidaya ikan kerapu di Desa Sumberkima, dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Implikasi pemberdayaan telah memperluas kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Masyarakat yang sebelumnya hanya melakukan pekerjaan sebagai nelayan tradisional, sekarang ini sudah banyak yang melakukan pekerjaan lain seperti menjadi tenaga kerja dalam usaha budidaya ikan kerapu. Bahkan masyarakat sudah ada yang membuka dan mengembangkan usaha budidaya ikan kerapu. Selain membuka usaha budidaya ikan kerapu dan bekerja sebagai tenaga kerjanya, sebagai tenaga kerjanya, mereka juga telah banyak mengembangkan usaha di bidang yang lain seperti membuka toko dan warung-warung yang menjual berbagai kebutuhan pokok. Tokotoko yang telah dibangun, juga menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat, khususnya yang terkait dengan usaha budi daya ikan kerapu. Sarana dan prasarana yang dimaksud, di antaranya: kayu-kayu untuk pembuatan keramba, jaring, lampu untuk penerangan di malam hari, dan lain-lain. Implikasi pemberdayaan xiv masyarakat juga berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat. Dilakukannya usaha budidaya ikan kerapu oleh pengusaha dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Mengingat lebih dari 60% dari jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan, menggunakan tenaga kerja lokal. Dengan demikian akan meningkatkan pendapatan masyarakatnya. Pemberdayaan masyarakat di Desa Sumberkima, juga berimplikasi terhadap hubungan sosial masyarakatnya. Adanya usaha budidaya ikan kerapu di Desa Sumberkima, telah meningkatkan hubungan sosial masyarakatnya. Salah satu yang bisa dipakai contoh yaitu adanya hubungan baik antara masyarakat Desa Sumberkima dengan pengusaha. Pengusaha sering membantu masyarakat, khususnya untuk biayabiaya pembangunan dan berbagai kegiatan upacara. Selain itu, pemberdayaan masyarakat juga berimplikasi terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya. Dalam awig-awig yang telah dibuat oleh kelompok nelayan, pengusaha dan tenaga kerja yang bekerja dalam perusahaan, wajib mentaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Salah satu isi awig-awig yaitu dihimbau kepada seluruh pengusaha dan karyawan yang bekerja pada perusahaan, untuk selalu berpartisipasi dalam menjaga kelestarian alam dan budaya. Simpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian, yaitu bentuk- bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah bekerjasama dengan swasta dan masyarakat, yakni memberi pembinaan dan pelatihan, memberi bantuan modal, memberi bantuan sarana dan prasarana, dan membantu dalam bidang pemasaran. Faktor-faktor pemengaruh pemberdayaan masyarakat nelayan budidaya ikan kerapu di Desa Sumberkima, meliputi (1). Faktor alam dan lingkungan, (2). Faktor organisasi/kelembagaan, (3). faktor tenaga kerja, dan (4). Faktor modal. Implikasi pemberdayaan terhadap kehidupan masyarakat nelayan di Desa Sumberkima, nampak dalam berbagai bidang kehidupan sosial dan budaya, di antaranya: (1). Berimplikasi terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, (2). Berimplikasi terhadap pendapatan masyarakat, (3). Berimplikasi terhadap hubungan sosial, (4). Berimplikasi terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya, dan lain-lain. Di samping itu pemberdayaan masyarakat nelayan budidaya ikan kerapu di Desa xv Sumberkima bermakna bagi kehidupan masyarakatnya. Makna pemberdayaan dapat dipandang dari segi kesejahteraan, sosial dan budaya. Makna kesejahteraan yaitu telah berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Buleleng. Makna sosial yaitu telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan makna budaya yaitu mendukung kebertahanan budaya tradisional, salah satu diantaranya adalah bertahannya kehidupan masyarakat nelayan tradisional yang ada di Desa Sumberkima. xvi DAFTAR ISI Hal SAMPUL DALAM………………………………………………………... i PRASYARAT GELAR……………………………………………………. ii LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….. iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI………………………………………. iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT…………………………….. v UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………………. vii ABSTRAK ……………………………………………………………....... ix ABSTRACT……………………………………………………………...... x RINGKASAN……………………………………………………………… xi DAFTAR ISI……………………………………………………………..... xvii DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xxi DAFTAR GAMBAR ………………………………………………........... xxii GLOSARIUM……………………………………………………………… xxiv BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………… 1 1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….. . 1 1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………. . 12 1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………… 13 1.3.1 Tujuan Umum ………………………………………………………. 13 1.3.2 Tujuan Khusus ……………………………………………………... . 13 1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………….…………… 13 1.4.1 Manfaat Teoretis …………………………………………….…......... 13 1.4.2 Manfaat Praktis …………………………………….………………. . 14 xvii II. KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN……………………………………………………… 15 2.1 Kajian Pustaka ………………………………………………………… 15 2.2 Konsep ………………………………………………………………… 21 2.2.1 Pemberdayaan ……………………………………………………….. 21 2.2.2 Masyarakat Nelayan ………………………………………................ 24 2.2.3 Budidaya Ikan Kerapu …………………….………………………… 25 2.2.4 Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Budidaya Ikan Kerapu ….…….. 27 2.3 Landasan Teori …………………………………………….………….. 28 2.3.1 Teori Pemberdayaan ………………………………………………… 28 2.3.2 Teori Strukturasi …………………………………………………….. 33 2.3.3 Teori Tindakan Komunikatif (Communicative Action)……………... 36 2.4 Model Penelitian ………………………………………………………. 39 BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………….. 41 3.1 Rancangan Penelitian …………………………………………………. 41 3.2 Lokasi Penelitian ……………………………………………………… 43 3.3 Jenis dan Sumber Data…………………………………………………. 44 3.4 Teknik Penentuan Informan …………………………………………... 44 3.5 Instrumen Penelitian …………………………………………………... 45 3.6 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………. 45 3.6.1 Observasi ……………………………………………………………. 46 3.6.2 Wawancara Mendalam …………………………………………….. 46 3.6.3 Studi Dokumen ……………………………………………………… 47 3.7 Teknik Analisis Data ………………………………………………….. 48 3.8 Teknik Penyajian Hasil Penelitian …………………………………….. 48 BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN………………... 49 4.1 Profil Desa Sumber kima………………………………………………. 49 xviii 4.1.1 Sejarah Desa ………………………………………………………… 49 4.1.2 Lokasi dan Keadaan Alam…………………………………………… 52 4.1.3 Kependudukan ……………………………………………………… 55 4.1.4 Kelembagaan ………………………………………………………... 61 4.1.5 Sarana dan Prasarana...………………………………………………. 70 4.1.6 Sosial Budaya …………………………….…………………………. 72 4.2 Keberadaan Masyarakat Nelayan di Desa Sumber kima…….………… 75 4.2.1 Sejarah Masyarakat Nelayan ……………….……………………….. 75 4.2.2 Potensi dan Kendala yang Dihadapi Masyarakat Nelayan….………. 76 4.3 Kilasan tentang Ikan Kerapu dan Budidayanya ……………………… 79 BAB V. BENTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN BUDIDAYA IKAN KERAPU DI DESA SUMBERKIMA…… 84 5.1 Melakukan Pembinaan ……………………………….……………….. 85 5.1.1 Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan ……….…………….. 86 5.1.2 Melakukan Pembinaan Organisasi (Kelompok) ……………..……… 97 5.2 Memberikan Bantuan (Sarana dan Prasarana, Modal Usaha, dan Bidang Pemasaran ……………………………………..….……... 5.2.1 Bantuan Sarana dan Prasarana …………………………..…………... 99 5.2.2 Bantuan Modal Usaha ……………………………..……………….. 103 5.2.3 Bantuan Bidang Pemasaran…………………………..……………… 103 5.3 Pendampingan Pelaksanaan Usaha ……………………………...…….. 104 BAB VI. FAKTOR PEMENGARUH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN BUDIDAYA IKAN KERAPU DI DESA SUMBERKIMA …………………………………………. 107 6.1 Faktor Alam dan Lingkungan ………………………………………… 107 6.2 Faktor Organisasi/Kelembagaan ……………………………………… 111 6.2.1 Lembaga Desa Adat/Pekraman ……………………………….……... 111 6.2.2 Lembaga Perkreditan Desa (LPD) ……………………………..……. 113 6.2.3 Kelompok Nelayan ………………………………………..………… 117 xix 99 6.3 Faktor Tenaga Kerja…………………………………………………… 123 6.4 Faktor Modal…………………………………………………………... 126 VII. IMPLIKASI DAN MAKNA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN BUDIDAYA IKAN KERAPU DI DESA SUMBERKIMA ………………………………………………….. 129 7.1 Implikasi Pemberdayaan terhadap Kehidupan Masyarakat Nelayan Budidaya Ikan Kerapu ……………………………………………. 7.1.1 Implikasi Pemberdayaan terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat .……………………………………… 7.1.2 Implikasi Pemberdayaan terhadap Perluasan Kesempatan Berusaha dan Kesempatan Kerja……………………………………………... 7.1.3 Implikasi Pemberdayaan terhadap Peningkatan Modal Usaha ……… 7.1.4 Implikasi Pemberdayaan terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat ………………………………………………………… 7.1.5 Implikasi Pemberdayaan terhadap Hubungan Sosial .………………. 7.1.6 Implikasi Pemberdayaan terhadap Pelestarian Lingkungan Alam dan Budaya…………………………………………………………... 7.2 Makna Pemberdayaan Bagi Kehidupan Masyarakat Nelayan Budidaya Ikan Kerapu……………………………………………… 7.2.1 Makna Kesejahteraan………………………………………………… 129 7.2.2 Makna Sosial ………………………………………………………... 150 7.2.3 Makna Budaya ……………………………………………………… 151 7.3 Refleksi ……………………………………………………………….. 152 BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN……………………………………. 155 8.1 Simpulan………………………………………………………………. 155 8.2 Saran………………………………………………………….……….. 156 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 158 LAMPIRAN Lampiran1 Pedoman Wawancara Lampiran 2 Daftar Informan Lampiran 3 Peta Kabupaten Buleleng xx 130 134 141 142 145 147 149 149 DAFTAR TABEL Hal Tabel 4.1 Penduduk Dikelompokkan Berdasarkan Jenis Kelamin ………… 55 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk yang Bekerja Berdasarkan Kelompok Umur.... 56 Tabel 4.3 Penduduk Dikelompokkan Berdasarkan Tingkat Pendidikan …... 57 Tabel 4.4 Penduduk Dikelompokkan Berdasarkan Mata Pencaharian……... 58 Tabel 4.5 Penduduk Dikelompokkan Berdasarkan Agama/Penghayat 60 terhadap Tuhan Yang Maha Esa ……………………......………. Tabel 7.1 Produksi Ikan Kerapu Lima Tahun Terakhir di Kabupaten Buleleng ..……………………………………………………….. xxi 144 DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1 Model Penelitian ………………….…………………………. 39 Gambar 4.1 Sarana Jalan Di Pinggir Pantai Desa Sumberkima ………….. 53 Gambar 4.2 Lingkungan Pantai Desa Sumberkima………………………. 54 Gambar 4.3 Struktur Pemerintahan Dinas Desa Sumberkima……………. 63 Gambar 4.4 Struktur Organisasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Sumberkima………………………………………… 66 Gambar 4.5 Struktur Pemerintahan Adat Desa Sumberkima……………. 69 Gambar 4.6 Susunan Pengurus Karang Taruna “Susmita Pradana Utama” Desa Sumberkima……………………………………………. 73 Gambar 4.7 Sarana untuk Menangkap Ikan (Perahu)……………………. 76 Gambar 4.8 Dua Orang Tenaga Kerja Sedang Mempersiapkan Bahan Pakan untuk Ikan Kerapu………………………………… 83 Gambar 5.1 Kerapu Cantang …………………………………………….. 92 Gambar 5.2 Keramba Jaring Apung (KJA), Tempat Memelihara Ikan…… 95 Gambar 5.3 Balai Kelompok Nelayan Sumbersari, Desa Sumberkima…… 98 Gambar 5.4 Papan Kayu Untuk Pembuatan Keramba …………………… 101 Gambar 5.5 Jaring Untuk Memelihara Ikan………………………………. 102 Gambar 6.1 Keadaan Teluk Pegametan Desa Sumberkima………………. 110 Gambar 6.2 Kantor LPD (Lembaga Perkreditan Desa) Desa Sumberkima.. 114 Gambar 6.3 Struktur Organisasi Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Sumberkima….. …………………………………………… 116 xxii Gambar 6.4 Papan Nama Kelompok Nelayan Sumbersari, Dusun Pegametan ………………………………………………… 118 Gambar 6.5 Struktur Pengurus Kelompok Nelayan Sumbersari, Desa Sumberkima……………………………………………….. 119 Gambar 6.6 Ketua Kelompok Nelayan I Gede Reken Sutawan (Sebelah Kiri)…………………………………………………………. 122 Gambar 6.7 Sejumlah Tenaga Kerja KJA (Keramba Jaring Apung) Sedang Melaksanakan Aktivitas …………………………… 125 Gambar 7.1 Salah Seorang Tenaga Kerja Sedang Melaksanakan Tugasnya (Memandikan Ikan)…………………………………………. 132 Gambar 7.2 Seorang Tenaga Kerja Sedang Mengemudikan Perahu……… 133 Gambar 7.3 Toko Arapan Jaya di Desa Sumberkima…............................... 140 Gambar 7.4 Kerjasama Masyarakat Nelayan Budidaya Ikan Kerapu di Desa Sumberkima ………………………………………….. 146 xxiii GLOSARIUM aplikasi : penerapan. archipelagic state : “negara laut utama” yang ditaburi dengan pulau-pulau, bukan negara pulau-pulau yang dikelilingi laut. bpd : badan pemerintahan desa communicative action : tindakan komunikatif. cromileptes altivelis : kerapu bebek. cultural studies : kajian budaya. demplot : demonstrasi plot. desa ada : desa yang mempunyai kekuasaan mengatur adat. discursive formation : pembentukan wacana. empowerment : pemberdayaan. epinephelus fuscoguttatus : kerapu macan. family Sarranidae : ikan kerapu. field notes : catatan lapangan. fluktuatif : naik-turun. genset : alat mesin, digunakan untuk penerangan di malam hari. gsdiv : grouper sleepy disease iridovirus. hatchery : pembenihan. hiv : human immunodeficieny virus. hybrid : campuran. keramba jaring apung (kja) : wadah budidaya ikan. kpa : komisi penanggulangan aids. kpd : kader pembangunan desa. kuba : kelompok usaha bersama. xxiv lpd : lembaga perkreditan desa. lpm : lembaga pemberdayaan masyarakat. manis tumpek : tumpek, hari sabtu kliwon. manis tumpek, sehari setelah tumpek. masyarakat pesisir : masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan menggantungkan hidupnya pada sumberdaya pesisir. ngoncor : kegiatan menangkap ikan di malam hari, dalam kehidupan masyarakat nelayan di Desa Sumberkima. nkri : negara kesatuan republik indonesia. out come : hasil. pad : pendapatan asli daerah. pecalang : petugas keamanan desa adat di Bali. pellet : makanan buatan untuk ikan. performansi : perbuatan, Pertunjukan. pkk : pendidikan kesejahteraan keluarga. power : kekuatan. ppl : petugas penyuluh lapangan. progress : kemajuan. regulasi : perijinan. regress : mundur. rumpon : salah satu bentuk habitat tiruan yang digunakan untuk menangkap ikan. salinitas : kadar garam serfor : drum plastik. selang air asi : alat yang digunakan untuk melakukan sirkulasi udara. speed boat : perahu yang menggunakan mesin. xxv technological engeneering : ahli teknologi/mesin. the theory of communicative action : paradigma dunia kehidupan “ dan “ paradigma sistem”. three folding : tiga pilar masyarakat (pemerintah, swasta, dan masyarakat). tirta sesepen : air suci (pembersihan). to give ability or anable to : memberi kecakapan/kemampuan. vegetasi mangrove : tanaman bakau. ycui : yayasan citra usada indonesia. zee : zona ekonomi eksklusif. zustimmung : persetujuan yang dimotivasi secara rasional. xxvi