PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGELOLAAN KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI DAERAH BINAAN 2 KECAMATAN TEGAL SELATAN KOTA TEGAL SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Siti Nur Azizah 1401411554 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i ii iii iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: 1. “Kesungguhan itu dapat mendekatkan sesuatu yang jauh dan bisa membuka pintu yang terkunci ...” (Imam Syafi’i) 2. “Guru yang baik adalah pembelajar yang baik. Jika kita teachable kita akan unstoppable” (Isa Alamsyah) 3. “Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan tetapi pahlawan adalah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah” (Sydney Harris) 4. “Usahamu takkan sia-sia, percayalah akan ada kemudahan setelah kau berusaha” (Penulis) Persembahan: Skripsi ini dipersembahkan untuk: Ibu Toipah, Bapak Sarnawi, Umi Rosidah, Tri Suci Yuliarni, dan Keluarga besarku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa. Teman-teman seperjuangan PGSD UNNES UPP TEGAL angkatan 2011 dan sahabat-sahabatku yang selalu membantu dan memotivasi. v PRAKATA Segala Puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal”. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memfasilitasi dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Suhardi, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan kemudahan sejak awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini. 6. Dra. Sri Samiasih, M.Kes., Dosen penguji yang telah memberikan masukan dan perbaikan guna kesempurnaan skripsi ini. vi 7. Dra. Sri Ismi Rahayu, M.Pd., Dosen penguji yang telah memberikan masukan dan perbaikan guna kesempurnaan skripsi ini. 8. Kepala Sekolah Dasar Negeri se-Dabin 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian. 9. Staf Guru, Karyawan dan Siswa Sekolah Dasar Negeri se-Dabin 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yang telah bersedia bekerjasama dalam penelitian. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga semua pihak yang telah membantu diberikan kemudahan oleh Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya sebagai informasi pengetahuan. Tegal, Juni 2015 Penulis vii ABSTRAK Azizah, Siti Nur. 2015. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Suhardi, M.Pd. Kata Kunci: kecerdasan emosional; pengelolaan kelas Kecerdasan emosional guru merupakan kemampuan guru dalam memahami, mengenali, meningkatkan, mengelola, dan memimpin motivasi diri sendiri dan peserta didik untuk mengoptimalkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal masih dijumpai pengelolaan kelas yang kurang maksimal hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai Ujian Sekolah yang lebih rendah jika dibandingkan dengan Daerah Binaan 1. Berdasarkan alasan tersebut maka tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. Penelitian ini menggunakan metode ex post facto dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yang berjumlah 93 guru. Sampel penelitian sebanyak 76 guru. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu teknik probability sampling dengan jenis simple random sampling. Variabel dalam penelitian ini yaitu kecerdasan emosional sebagai variabel bebas dan pengelolaan kelas sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data meliputi uji prasarat dan analisis akhir. Uji prasarat menggunakan uji normalitas dan linieritas. Analisis akhir menggunakan analisis regresi sederhana dan koefisien determinasi. Hasil penelitian adalah pertama, diperoleh tingkat kecerdasan emosional sebesar 84,98% dan termasuk kategori sangat kuat. Kedua, diperoleh tingkat pengelolaan kelas sebesar 78,80% dan termasuk kategori kuat. Ketiga, dari perhitungan uji regresi linier sederhana pada kolom sig. pada tabel ANOVA diperoleh nilai 0,000 dapat diartikan 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas. Kedua, besarnya sumbangan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas dapat diperoleh dari uji koefisien determinasi yaitu dilihat pada tabel Model Summary kolom R Square sebesar 0,272 atau 27,2%. Dapat diartikan besarnya sumbangan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yaitu 27,2% dan 72,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Disarankan bagi guru untuk terus meningkatkan kecerdasan emosionalnya khususnya pengelolaan emosi selama pembelajaran agar tercipta pengelolaan kelas yang meksimal sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. viii DAFTAR ISI Halaman Judul ................................................................................................................... i Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................... ii Persetujuan Pembimbing .................................................................................... iii Pengesahan .......................................................................................................... iv Motto dan Persembahan ..................................................................................... v Prakata ................................................................................................................ vi Abstrak ............................................................................................................... viii Daftar Isi ............................................................................................................. ix Daftar Tabel ....................................................................................................... xii Daftar Gambar .................................................................................................... xiii Daftar Lampiran ................................................................................................. xiv BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 9 1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................ 9 1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 9 1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 10 1.5.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 10 1.5.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 10 1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................... 11 1.6.1 Manfaat Teoritis ................................................................................... 11 1.6.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 11 2. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 12 2.1. Kajian Teori ......................................................................................... 12 2.1.1 Pengelolaan Kelas ................................................................................ 12 ix 2.1.2 Pengelolaan Kelas yang Efektif ........................................................... 22 2.1.3 Syarat Guru Sukses dalam Mengelola Kelas ........................................ 23 2.1.4 Kecerdasan Emosional .......................................................................... 27 2.1.5 Karakteristik dan Indikator Kecerdasan Emosional ............................. 33 2.1.6 Kecerdasan Emosional pada Guru ........................................................ 36 2.2 Hubungan Antar Variabel ..................................................................... 38 2.3 Kajian Empiris ...................................................................................... 39 2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................. 42 2.5 Hipotesis .............................................................................................. 44 2.5.1 Hipotesis Assosiatif .............................................................................. 44 2.5.2 Hipotesis Statistik ................................................................................. 44 3. METODE PENELITIAN ..................................................................... 45 3.1 Desain Penelitian ................................................................................. 46 3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................ 46 3.2.1 Populasi ................................................................................................ 46 3.2.2 Sampel .................................................................................................. 47 3.3 Variabel Penelitian ................................................................................ 49 3.3.1 Variabel Bebas ...................................................................................... 49 3.3.2 Variabel Terikat ................................................................................... 50 3.4 Definisi Operasional ............................................................................. 50 3.4.1 Kecerdasan Emosional (X) ................................................................... 50 3.4.2 Pengelolaan Kelas (Y) .......................................................................... 50 3.5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 51 3.5.1 Angket atau Kuesioner .......................................................................... 51 3.5.2 Observasi............................................................................................... 52 3.5.3 Dokumentasi ......................................................................................... 53 3.5.4 Wawancara ............................................................................................ 54 3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................. 54 3.6.1 Angket atau Kuesioner .......................................................................... 55 3.6.2 Lembar Observasi ................................................................................. 60 x 3.7 Analisis Data ......................................................................................... 61 3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif .................................................................. 61 3.7.2 Uji Prasyarat Analisis ........................................................................... 63 3.7.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ................................................... 64 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 67 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 67 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 67 4.1.2 Analisis Deskriptif ................................................................................ 68 4.1.3 Uji Prasyarat Analisis ........................................................................... 83 4.1.4 Uji Hipotesis ......................................................................................... 85 4.2 Pembahasan .......................................................................................... 89 4.2.1 Kecerdasan Emosional .......... ............................................................... 89 4.2.2 Pengelolaan Kelas .......... ...................................................................... 93 4.3 Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pengelolaan Kelas ............ 97 5. PENUTUP ............................................................................................ 100 5.1. Simpulan .............................................................................................. 100 5.2. Saran .................................................................................................... 101 Daftar Pustaka .................................................................................................... 103 Lampiran-lampiran .............................................................................................. 106 xi DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Populasi Penelitian ................................................................................ 47 3.2 Penarikan Jumlah Sampel Siswa Kelas IV ........................................... 49 3.3 Skor Butir Soal pada Skala Likert ......................................................... 52 3.4 Indikator Variabel Kecerdasan Emosional ........................................... 55 3.5 Indikator Variabel Pengelolaan Kelas .................................................. 56 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional............................ 59 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Pengelolaan Kelas............................ ....... 59 3.8 Kriteria Interpretasi Skor............................ .......................................... 63 4.1 Deskripsi Data Skor Variabel Kecerdasan Emosional.......................... 69 4.2 Kategori Skor Variabel Kecerdasan Emosional Guru .......................... 71 4.3 Kriteria Skor Variabel Kecerdasan Emosional Per Guru ..................... 72 4.4 Deskripsi Data Skor Variabel Pengelolaan Kelas ................................. 78 4.5 Kategori Skor Variabel Pengelolaan Kelas........................................... 79 4.6 Kriteria Skor Variabel Pengelolaan Kelas ........................................... 79 4.7 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 84 4.8 Hasil Uji Linieritas ................................................................................ 85 4.9 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ...................................................... 86 4.10 Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi...................................... 86 4.11 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ............................................. 88 xii DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Bagan Pola Kerangka Berpikir ............................................................. 43 3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 46 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Daftar Nama Guru Populasi Penelitian ................................................. 106 2. Daftar Nama Guru Sampel Penelitian................................................... 117 3. Daftar Nama Guru Uji Coba Angket .................................................... 120 4. Kisi-kisi Angket Variabel Kecerdasan Emosional (Uji Coba) ............. 121 5. Kisi-kisi Angket Variabel Pengelolaan Kelas (Uji Coba) .................... 123 6. Angket Variabel Kecerdasan Emosional dan Pengelolaan Kelas (Uji Coba) ............................................................................................. 125 7. Lembar Validasi Tim Ahli .................................................................... 133 8. Kisi-kisi Angket Variabel Kecerdasan Emosional (setelah uji validitas dan reliabilitas)...................................................................................... 139 9. Kisi-kisi Angket Variabel Pengelolaan Kelas (setelah uji validitas dan reliabilitas)...................................................................................... 141 10. Angket Variabel Kecerdasan Emosional dan Pengelolaan Kelas ......... 143 11. Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Variabel Kecerdasan Emosional ........................................................... 148 12. Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Variabel Pengelolaan Kelas ..................................................... 150 13. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Variabel Kecerdasan Emosional .... 151 14. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Variabel Pengelolaan Kelas ........... 154 15. Rekapitulasi Soal Angket Variabel Kecerdasan Emosional yang digunakan ..................................................................................... 157 16 Rekapitulasi Soal Angket Variabel Pengelolaan Kelas yang digunakan ..................................................................................... 159 17. Output Uji Reliabilitas Angket Variabel Kecerdasan Emosional .........160 18. Output Uji Reliabilitas Angket Variabel Pengelolaan Kelas.................162 19. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 163 20. Kisi-kisi Lembar Observasi Variabel Kecerdasan Emosional ............ 165 21. Kisi-kisi Lembar Observasi Variabel Kecerdasan Emosional ............ 167 xiv 22. Lembar Observasi Variabel Kecerdasan Emosional dan Pengelolaan Kelas ................................................................................. 170 23. Data Hasil Rekap Skor Angket Variabel Kecerdasan Emosional ........ 174 24. Data Hasil Rekap Skor Angket Variabel Pengelolaan Kelas................ 178 25. Data Hasil Rekap Skor Observasi Variabel Kecerdasan Emosional .... 182 26. Data Hasil Rekap Skor Observasi Variabel Pengelolaan Kelas ........... 183 27. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 184 28. Hasil Uji Linieritas ................................................................................ 185 29. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana .............................................. 186 30. Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 187 31. Surat Ijin Penelitian (UNNES).............................................................. 191 32. Surat Rekomendasi Permohonan Ijin Penelitian................................... 192 33. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ............................... 195 xv BAB 1 PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan membahas tentang hal-hal yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian. Bab ini terdiri dari: (1) latar belakang masalah; (2) identifikasi masalah; (3) pembatasan masalah; (4) rumusan masalah; (5) tujuan penelitian; dan (6) manfaat penelitian. Uraian selengkapnya ialah sebagai berikut: 1.1 Latar Belakang Masalah Proses membangun kecerdasan bangsa adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Namun mutu pendidikan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan, apalagi jika dibandingkan dengan negara lain. Dalam artikel tentang potret pendidikan di Indonesia menjelaskan bahwa Human Development Report (HRD), United Nation Development Programme (UNDP) melaporkan Indeks Pembangunan Pendidikan untuk semua pendidikan di Indonesia menurun dari peringkat 65 pada 2010 ke peringkat 69 pada 2011 (Abd. Majid 2013). Hal ini jelas menjadi sorotan khususnya kepada tenaga pendidik di Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui pemerolehan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sesuai dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan, masyarakat, bangsa dan negara. 1 2 Sekolah merupakan lembaga formal pendidikan yang menjadi harapan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Guru menjadi sentra untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas. Undang-Undang No 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 1 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dengan demikian guru berperan besar terhadap kualitas pendidikan, peningkatan ini melalui keberhasilan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran yang dilakukan guru berupaya memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 10 ayat 91 menyatakan bahwa “Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”. Guru profesional tidak hanya dihadapkan pada tantangan untuk menampilkan pembelajaran kreatif namun juga tantangan untuk mengendalikan perilaku siswa. Perilaku yang harus dikendalikan adalah perilaku yang membuat gaduh, mencari perhatian dan perilaku yang menyebabkan siswa lain tidak berkonsentrasi. Guru harus mampu meminimalisir hal tersebut agar dapat menciptakan pembelajaran yang nyaman untuk peserta didiknya. Lingkungan kelas yang kondusif dapat meningkatkan daya konsentrasi siswa. Oleh karena itu, peran lingkungan sangat penting dalam keberhasilan suatu pembelajaran. 3 Koswara dan Halimah (2008: 109) mengungkapkan untuk mencapai tujuan belajar dengan mudah, lingkungan kelas harus ditata sedemikian rupa menjadi lingkungan yang kondusif, yang dapat mempengaruhi siswa secara positif dalam belajar. Lingkungan belajar yang kondusif dapat menumbuhkan motivasi anak dalam belajar, penyajian bahan pelajaran dapat disuguhkan dengan penuh makna serta memberi kesan tersendiri kepada siswa. Oleh karena itu, agar dapat mengelola kelas dengan baik guru harus memperhatikan berbagai kompenen agar tujuan pembelajaran tercapai. Komponen tersebut tidak hanya menyangkut peserta didik tetapi juga menyangkut lingkungan fisik tempat peserta didik berada. Menurut Mulyasa (2011: 91) “pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan mengendalikannya jika iklim terjadi pembelajaran gangguan dalam yang kondusif, pembelajaran”. dan Dalam pengelolaan kelas guru harus melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Salah satu aspek yang diperlukan adalah keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh (Mulyasa 2011: 69). Seperti yang telah disebutkan bahwa pendidik adalah tenaga profesional. Mudlofir (2013: 75) mengemukakan bahwa “guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan perilaku) yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya”. Dengan demikian, pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki guru menjadi bekal utama dalam melaksanakan tugas mengajarnya. 4 Hal ini akan menghasilkan suatu pembelajaran yang maksimal dan nyaman untuk peserta didik. Perilaku guru menjadi acuan atau teladan bagi peserta didiknya. Siswa akan menyerap sikap-sikap, merefleksikan perasaan-perasaan, menyerap keyakinan-keyakinan, meniru tingkah laku, dan mengutip pernyataan-pernyataan gurunya (Suyanto dan Asep Jihad 2013: 16). Oleh karena itu, guru harus memiliki kepribadian yang baik sehingga mampu memberikan contoh yang baik dan dapat menanamkan perilaku yang baik pula kepada peserta didik. Elizabeth B. Hurlock dalam Suyanto dan Asep Jihad (2013: 17) mengemukakan bahwa guru yang memiliki kepribadian sehat salah satu cirinya yaitu dapat mengontrol emosi. Hal ini berkaitan dengan kecerdasan emosional guru. Guru mampu menghadapi frustasi, depresi atau stres secara positif atau konstruktif tidak destruktif (merusak). Hal ini sejalan dengan pendapat Goleman (2005: 45) yang menyatakan ciri kecerdasan emosional yaitu kemampuan untuk memotivasi sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa. Mulyasa (2011: 161) mengemukakan pembelajaran dapat ditingkatkan kualitasnya dengan mengembangkan kecerdasan emosional (emotional quotient), karena ternyata melalui pengembangan intelegensi saja tidak mampu menghasilkan manusia yang utuh seperti yang diharapkan oleh pendidikan nasional. Dalam pandangan tentang kecerdasan emosional Goleman dalam Mudlofir (2013: 146) menyebutkan untuk mempunyai kecerdasan emosional ada lima 5 tahapan, yaitu kesadaran diri (self-awareness), pengaturan diri (self-regulation), motivasi (motivation), empati (empathy), dan keterampilan sosial (social skill). Dengan kecerdasan emosional guru mengerti bagaimana seharusnya dalam bersikap dan berinteraksi dengan peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Wiyani (2013: 44) menjelaskan bahwa “kelas yang baik adalah kelas yang bersifat menantang, dapat merangsang peserta didik untuk belajar, serta memberikan rasa aman dan kepuasan kepada peserta didik dalam belajar”. Dengan kata lain kecerdasan emosional menuntut guru sebagai pengelola kelas dapat menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi peserta didiknya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mareta Parlina Rachman dan Awaluddin Tjalla (2008) yang berjudul “Keterampilan Pengelolaan Kelas dilihat dari Jenis Kelamin dan Kecerdasan Emosi Guru Sekolah Luar Biasa” yaitu diperoleh analisis data yang dilakukan dengan menggunakan Independent Sample t-test pada kecerdasan emosional, diperoleh nilai t sebesar 9,732 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti ada perbedaaan yang signifikan dalam keterampilan pengelolaan kelas antara guru yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi dengan keterampilan pengelolaan kelas guru yang mempunyai kecerdasan emosional rendah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murni Elfrida Naibaho yang berjudul “Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kemampuan Komunikasi Interpersonal dengan Motivasi Belajar di SMP Negeri 41 Medan” yaitu terdapat hubungan positif dan berarti antara kecerdasan emosional dan kemampuan komunikasi interpersonal secara bersama-sama dengan motivasi belajar siswa SMP Negeri 41 6 Medan sebesar 20,15% dan sisanya sebesar 79,85% di luar kecerdasan emosional, hal ini menandakan semakin tinggi kecerdasan emosional guru dan kemampuan interpersonal, maka akan semakin tinggi motivasi belajar siswa. Dengan demikian, kecerdasan emosional menjadi faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, yaitu melalui pengelolaan pembelajaran yang maksimal oleh guru. Dari uraian penjelasan tersebut, maka diperoleh kecerdasan emosional guru yang baik maka dapat tercipta pengelolaan kelas yang baik pula. Guru berperan menciptakan pengelolaan kelas yang kondusif bagi peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, selain itu guru bertugas melaksanakan pembelajaran dengan baik dan meminimalisir gangguan yang mungkin muncul selama pembelajaran berlangsung. Tujuan yang dimaksud yaitu peserta didik dapat memahami materi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang meningkat atau tinggi menunjukkan pembelajaran guru dikatakan berhasil. Sebaliknya, apabila hasil belajar siswa rendah maka pembelajaran guru dikatakan kurang berhasil. Dalam wawancara yang dilakukan oleh kompas dengan Sisdiono Ahmad, Ketua Dewan Pendidikan Kota Tegal (5 Mei 2012) menyatakan bahwa di Tegal, Jawa Tengah, standar nilai kelulusan UN SD yang ditetapkan oleh 153 SD/MI di wilayah tersebut hanya 3,34 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, 2,43 untuk mata pelajaran Matematika, dan 2,95 untuk mata pelajaran IPA. Standar nilai ini tergolong rendah. Nilai minimal kelulusan tiap mata pelajaran UN dan nilai rata- 7 rata ketiga mata pelajaran UN ditentukan sendiri oleh sekolah berdasarkan kesepakatan dengan komite sekolah (Anna 2012). Sedangkan untuk wilayah Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan nilai Ujian Sekolah (US) tahun 2014 untuk tiga mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA) diperoleh jumlah rata-rata 19,26 atau hanya 6,42 untuk setiap mata pelajaran. Hasil ini lebih rendah jika dibandingkan dengan wilayah Daerah Binaan 1 Kecamatan Tegal Selatan yang jumlah rata-ratanya 19,69. Dari data tersebut, dapat diartikan bahwa penentuan standar kelulusan yang rendah ini tentu diakibatkan dari hasil belajar siswa tidak maksimal. Jika hasil belajar siswa tinggi tentu standar kelulusan akan tinggi juga. Standar kelulusan yang masih rendah ini seharusnya menjadi tugas guru untuk memperbaiki kemampuan mengajarnya. Guru perlu memperbaiki pembelajarannya agar kemampuan peserta didik meningkat. Guru diharuskan menciptakan pembelajaran efektif sebagai penentu keberhasilan penguasaan materi peserta didik. Pembelajaran yang efektif ditentukan oleh keterampilan guru dalam mengelola kelas. Selain itu, pengelolaan kelas yang baik diperoleh dari guru yang menonjolkan sikap dan perilaku yang membuat siswa nyaman di kelas. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa Kepala Sekolah Dasar di Dabin 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru masih perlu ditingkatkan lagi. Pengelolaan kelas tidak hanya pada pembelajarannya saja, namun juga pengelolaan terhadap lingkungan fisik atau ruang kelas. Guru yang dapat mengelola kelas dengan baik terlihat dari pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan menantang bagi peserta didik. 8 Pembelajaran guru menggunakan metode dan media yang bervariasi akan lebih memotivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Guru selain sebagai pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan juga berperan sebagai penanaman moral kepada peserta didik. Dalam hal ini, masih ada beberapa guru yang dalam tugas mengajarnya hanya mementingkan penyampaian materi saja. Guru kurang memiliki sosial emosional yang baik dengan peserta didik sehingga mengakibatkan hubungan antara guru dan peserta didik hanya sebatas guru dan siswa. Padahal sebagai seorang guru hendaknya bisa menjadi orang tua dan juga teman bagi peserta didik. Dengan begitu maka tercipta adanya hubungan yang baik dengan peserta didik, guru akan lebih dihormati dan peserta didik akan lebih nyaman dan terbuka kepada guru. Selain itu, hubungan yang baik akan tercipta oleh pembawaan guru yang ramah, semangat, dan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. Hal ini berkaitan dengan emosional guru dalam mengajar. Masih ada beberapa guru yang terkadang kurang bisa mengontrol emosinya, sehingga peserta didik menjadi takut dan tidak nyaman dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian, pembawaan guru dalam mengajar dan hubungan sosial emosional yang diciptakan guru memengaruhi keberhasilan pengelolaan kelas. Apabila pengelolaan kelas dilakukan secara optimal maka hasil belajar siswa tentu akan maksimal. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pengelolaan Kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal”. 9 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) Pembelajaran guru yang masih kurang maksimal sehingga pembelajaran kurang menyenangkan. (2) Hasil belajar peserta didik masih rendah. (3) Masih ada guru yang kurang maksimal dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas. (4) Masih ada guru yang belum maksimal dalam mengontrol emosinya, hal ini berkaitan dengan pengelolaan kecerdasan emosional yang belum maksimal. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka untuk memfokuskan pembahasan agar tidak terlalu luas perlu dilakukan pembatasan masalah, yaitu sebagai berikut: (1) Variabel yang diteliti adalah kecerdasan emosional guru dan pengelolaan kelas. (2) Pengelolaan kelas yang dimaksud yaitu pengelolaan peserta didik. (3) Populasi dalam penelitian ini yaitu guru di SDNegeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana tingkat kecerdasan emosional guru di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal? 10 (2) Bagaimana tingkat pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal? (3) Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional guru terhadap pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal? (4) Seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional guru terhadap pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. 1.5.1 Tujuan umum Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas yang dimiliki guru di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. 1.5.2 Tujuan khusus (1) Untuk mendeskripsikan tingkat kecerdasan emosional guru di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. (2) Untuk mendeskripsikan tingkat kecerdasan emosional guru di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. (3) Untuk mengetahui adakah pengaruh kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. (4) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional guru terhadap pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. 11 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat tersebut antara lain: 1.6.1 ManfaatTeoritis (1) Memberikan gambaran tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. (2) Menambah referensi bahan kajian untuk penelitian pengembangan yang berkaitan dengan kecerdasan emosioanal dan pengelolaan kelas. 1.6.2 ManfaatPraktis 1.6.2.1 Bagi Guru (1) Sebagai bahan masukan kepada guru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran. (2) Sebagai bahan masukkan untuk terus memotivasi dan meningkatkan kecerdasan emosional dalam pengelolaan kelasnya. (3) Hasil penelitian ini dapat memperkaya dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan guru-guru lain. 1.6.2.2 Bagi Sekolah (1) Memberikan informasi bagi sekolah pengelolaan kelas. (2) Meningkatkan mutu pendidikan sekolah. untuk dapat meningkatkan BAB 2 KAJIAN PUSTAKA Pada bagian ini dijelaskan tentang kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Uraian selengkapnya mengenai landasan teori dan hipotesis yaitu sebagai berikut: 2.1 Kerangka Teori Bagian ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Teori yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu pengelolaan kelas, pengelolaan kelas yang efektif, syarat guru sukses dalam mengelola kelas, kecerdasan emosional, karakteristik dan indikator kecerdasan emosional, dan kecerdasan emosional pada guru. Berikut uraian selengkapnya: 2.1.1 Pengelolaan Kelas 2.1.1.1 Pengertian Pengelolaan Kelas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 657), pengelolaan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan mengelola atau proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Kaitannya dengan pembelajaran pengawasan diberikan kepada peserta didik maupun hal lain dalam pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Istilah bahasa Inggris untuk pengelolaan kelas adalah classromm management. Istilah pengelolaan identik dengan manajemen. Pengertian pengelolaan atau manajemen umumnya mengacu pada kegiatan-kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, pengawasan, dan penilaian (Suyanto dan Asep Jihad 2013: 102). Sedangkan 12 13 menurut Wiyani (2013: 52) menjelaskan bahwa mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya jika terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Menurut Mulyasa (2011: 91) pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan pengelolaan kelas adalah proses mengelola kegiatan pembelajaran oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif dan meminimalisir gangguan dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Gangguan yang dimaksud yaitu perilaku siswa yang menggangu pada saat pembelajaran, seperti membuat gaduh, mencari perhatian, bermain sendiri, dan perilaku menggangu temannya. 2.1.1.2 Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas menurut Wiyani (2013: 73-87) adalah sebagai berikut: 1) Hangat dan antusias Guru yang bersikap hangat dan antusias bukan hanya akan disenangi oleh peserta didik melainkan pula akan menjadi guru yang tidak akan pernah terlupakan bagi mereka (unforgetable teacher). Sikap hangat akan sangat mungkin bisa dimunculkan apabila seorang guru mau dan mampu menjalin ikatan emosional dengan peserta didik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk membangun ikatan emosional dengan peserta didik yaitu sebagai berikut: 14 a) Tidak segan untuk menyapa peserta didik terlebih dahulu. Guru yang ramah dengan senyuman dan sapaan merupakan figur guru yang dapat mengayomi peserta didiknya. Sehingga peserta didik akan merasa nyaman dengan guru dan akan membuat peserta semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. b) Membiasakan diri untuk berjabat tangan dengan peserta didik. Dengan berjabat tangan, kebencian bisa diredakan dan dengan jabat tangan hubungan seseorang dengan orang lainnya menjadi erat. Kegiatan berjabat tangan ini dapat memunculkan hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik sehingga dapat menumbuhkan semangat peserta didik di sekolah khususnya di kelas. c) Membuka keran komunikasi dengan peserta didik. Komunikasi yang terbuka akan membuat guru dapat berbicara dengan jujur dan penuh kasih sayang mengenai pengamatannya tanpa membuat peserta didik bersikap defensif. Selain itu peserta didik juga dapat menceritakan hambatan-hambatannya dalam belajar dan guru dapat memberikan berbagai solusi dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut. d) Memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang sederajat Guru hendaknya memperlakukan peserta didik sebagaimana ia memperlakukan dirinya sendiri. Jika guru ingin dihormati peserta didiknya, guru harus menghormati peserta didiknya. Jika guru ingin dihargai hak-haknya, guru juga harus menghargai berbagai hak peserta didik. Jika perkataan guru ingin didengar peserta didiknya, guru juga harus mendengarkan perkataan peserta didiknya. 15 Untuk menumbuhkan sikap antusiasme guru terhadap peserta didik, seorang guru harus memiliki kemampuan untuk memotivasi peserta didik. Motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk memotivasi peserta didik di dalam kelas yaitu sebagai berikut: a) Menggunakan metode pengajaran dan kegiatan belajar yang beragam. b) Menjadikan peserta didik sebagai peserta aktif. c) Memberikan tugas yang proporsional, realistik, dan sesuai dengan materi belajar. d) Menciptakan suasana kelas yang kondusif. e) Melibatkan diri untuk membantu peserta didik mencapai hasil belajar. f) Memberikan petunjuk kepada peserta didik agar sukses dalam belajar. g) Memberikan penghargaan kepada peserta didik. h) Menciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh peserta didik di dalam kelas. i) Menghindari penggunaan ancaman. Menurut Rusydie (2011: 37-8) menjelaskan beberapa langkah agar guru memiliki sikap antusias, antara lain: a) Tidak pelit memberikan pujian kepada siswa. b) Selalu berusaha untuk membantu siswa atas permasalahan yang dihadapi siswa. c) Sering melakukan sharing pendapat dengan siswa. 16 d) Menghargai setiap pendapat siswa yang muncul agar tercipta keakraban dengan siswa. 2) Tantangan Berbagai tantangan dapat dilakukan oleh guru melalui penggunaan katakata, tindakan, cara kerja maupun bahan-bahan pelajaran yang memang dirancang untuk memberikan tantangan kepada peserta didik. Hal ini akan dapat meningkatkan semangat belajar mereka sehingga dapat mengurangi kemungkinan munculnya perilaku yang menyimpang. Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberikan tantangan kepada pesera didik. a) Melakukan evaluasi sederhana secara berkala setiap minggu dan memberikan kuis kepada peserta didik. b) Mengaitkan materi pelajaran dengan berbagai fakta di lapangan, sehingga kegiatan belajar mengajar akan menjadi menarik dan menantang. c) Mengajarkan keterampilan hidup dalam kegiatan belajar kepada peserta didik. Untuk mengajarkan keterampilan hidup yang menantang kepada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru dapat melakukan hal-hal antara lain: (1) Melakukan eksplorasi atau menggali potensi yang dimiliki peserta didik. (2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bereksperimen atas materi yang dipelajarinya. (3) Membiasakan peserta didik untuk tekun belajar dan berkreativitas. (4) Mengadakan pasar karya untuk memamerkan hasil karya peserta didiknya. 17 (5) Melakukan kunjungan lapangan (field study) ke objek-objek yang memiliki keterkaitan dengan materi pelajaran. 3) Bervariasi Variasi gaya mengajar guru sangatlah dibutuhkan karena dapat menghindari kajenuhan dan kebosanan. Tujuan dari variasi gaya mengajar ini antara lain: a) Untuk menarik dan meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi pelajaran. b) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat dan minatnya terhadap mata pelajaran yang diajarkan. c) Menanamkan perilaku yang positif pada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. d) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya. Variasi gaya mengajar seperti variasi intonasi suara, variasi gerak anggota badan, dan variasi posisi guru dalam mengajar di kelas, serta variasi dalam menggunakan metode dan media pengajaran. 4) Keluwesan Keluwesan berasal dari kata luwes. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, luwes diartikan sebagai sesuatu yang pantas, menarik, tidak kaku, tidak canggung, dan mudah menyesuaikan. Keluwesan dalam konteks ini merupakan keluwesan perilaku guru untuk mengubah metode mengajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kondisi kelas untuk mencegah kemungkinan munculnya gangguan 18 belajar pada peserta didik serta untuk menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif dan efektif. 5) Penekanan pada hal-hal positif Penekanan pada hal-hal positif, yaitu penekanan yang dilakukan oleh guru terhadap perilaku peserta didik yang positif. Komentar-komentar yang positif dapat diberikan oleh guru kepada peserta didik yang berperilaku positif. Sementara dalam menghadapi perilaku peserta didik yang negatif, guru hendaknya memberikan komentar yang positif yang dapat menjadikan peserta didik tidak mengulangi perbuatan buruknya tersebut. 6) Penanaman disiplin diri Secara sederhana, disiplin juga dapat diartikan sebagai sikap tertib, taat dan patuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi, ada dua hal yang dapat dilakukan oleh guru agar peserta didiknya disiplin, antara lain: a) Mendidik peserta didik untuk berperilaku baik. b) Mendidik peserta didik untuk menjauhi perilaku yang buruk. Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah bagaimana agar anak didik dapat mengembangkan sikap disiplin dengan baik. Untuk mewujudkan tujuan itu, tentu saja sebagai guru harus memberikan teladan yang sesuai (Rusydie 2011: 45). Mendidik peserta didik untuk disiplin tidaklah dapat dilakukan dengan waktu yang singkat, tetapi harus dilakukan dengan waktu yang lama. Mendidik peserta didik untuk disiplin harus dilakukan sepanjang waktu. Salah satu metode yang efektif adalah dengan menggunakan metode keteladanan.Guru harus bisa 19 menjadi model bagi peserta didiknya dengan memberikan contoh perilaku yang positif, baik di kelas, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya, guru datang ke kelas tepat waktu, berpakaian dengan sopan, berbicara dengan santun, dan sebagainya. 2.1.1.3 Komponen Pengelolaan Kelas Menurut Usman (2013: 98-100) keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut: 1) Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal tersebut yang meliputi keterampilan sebagai berikut: a) Menunjukkan sikap tanggap yaitu tanggap terhadap perhatian, keterlibatan, ketidakacuhan, dan ketidakterlibatan siswa dalam tugas-tugas di kelas. Sikap tanggap ini ditunjukkan dengan cara sebagai berikut: (1) Memandang secara seksama dengan kontak pandangan serta interaksi antar pribadi yang dapat ditampakkan dalam pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa persahabatan. (2) Gerak mendekati kelompok kecil atau individu yang menandakan kesiagaan, minat, dan perhatian guru terhadap tugas serta aktifitas siswa. (3) Memberikan pernyataan baik berupa tanggapan, komentar, ataupun lainnya. b) Memberi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 20 (1) Visual yaitu dengan mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kepada kegiatan yang lain dengan kontak pandang terhadap kelompok siswa atau seorang siswa secara individual. (2) Verbal yaitu guru memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan, dan sebagainya terhadap aktifitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa yang lain. c) Memusatkan perhatian kelompok agar tetap pada tugas-tugas yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut: (1) Menyiagakan siswa untuk memusatkan perhatian kepada suatu hal sebelum guru menyampaikan materi pokok agar siswa menghindari halhal yang menyimpang. (2) Menuntut tanggung jawab siswa dengan meminta siswa untuk memeragakan, melaporkan, dan memberikan respons. d) Memberikan petunjuk-petunjuk jelas dan singkat dalam pelajaran sehingga tidak terjadi kebingungan pada siswa. e) Memberi teguran secara bijaksana yaitu menegur secara verbal. Teguran verbal yang efektif ialah sebagai berikut: (1) Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta kepada tingkah laku yang menyimpang. (2) Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau mengandung penghinaan. (3) Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan. f) Memberi penguatan ketika diperlukan yaitu dengan memberikan penguatan kepada siswa yang mengganggu dan memberikan penguatan kepada siswa 21 yang bertingkah laku wajar untuk dijadikan teladan bagi siswa yang mengganggu. 2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berhubungan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar optimal. Guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus menerus menimbulkan gangguan dan tidak mau terlibat dalam tugas di kelas. Strategi tersebut adalah: a) Modifikasi perilaku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis. b) Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan kelompok. c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah yaitu dengan cara mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, mengetahui sebab-sebab tingkah laku tersebut serta berusaha menemukan pemecahannya. Menurut Mulyasa (2011: 91) menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Pengabaian yang direncanakan. (2) Campur tangan dengan isyarat. (3) Mengawasi secara ketat. (4) Mengakui perasaan negatif peserta didik. 22 (5) Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya. (6) Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi. (7) Menyusun kembali program belajar. (8) Menghilangkan ketegangan dengan humor. (9) Mengekang secara fisik. 2.1.1.4 Pengaturan Siswa Siswa merupakan individu perbedaan pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Tetapi, di dalam perbedaan dari ketiga aspek itu terdapat persamaan. Berbagai perbedaan dan persamaan siswa berguna dalam membantu usaha pengaturan siswa di kelas, terutama berhubungan dengan masalah bagaimana pola pengelompokkan siswa guna menciptakan lingkungan belajar yang penuh kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama (Djamarah 2010: 208). Kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan kelompok memperhatikan pada aspek individual siswa. Siswa ditempatkan berdasarkan postur tubuh, adanya kelainan penglihatan, jenis kelamin. Selain itu penempatan siswa yang cerdas, bodoh, yang pendiam, yang lincah, suka membuat keributan, yang suka mengganggu temannya, dan sebagainya. Pengelompokkan siswa harus dilakukan secara heterogen. 2.1.2 Pengelolaan Kelas yang Efektif Keharmonisan hubungan guru dan siswa dalam pembelajaran mempunyai efek terhadap pengelolaan kelas. Guru menciptakan pembelajaran yang 23 menyenangkan agar siswa merasa nyaman. Dengan rasa nyaman maka materi pelajaran akan mudah dipahami siswa. Thomas Gordon (1990) dalam Djamarah (2010: 216) menjelaskan bahwa hubungan guru dan siswa dikatakan baik apabila hubungan itu memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1) Keterbukaan, guru dan siswa bersikap jujur dan membuka diri satu sama lain. 2) Tanggap bilamana seseorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain. 3) Saling ketergantungan, antara satu sama lain. 4) Kebebasan dalam mengembangkan keunikannya, kreativitasnya, dan kepribadiannya. 5) Saling memenuhi kebutuhan. Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa pengelolaan yang efektif tercipta dari hubungan guru dan siswa yang harmonis. Dengan begitu mampu menciptakan pembelajaran yang nyaman bagi siswa. Guru bertugas untuk meminimalisir atau menghilangkan permasalahan-permasalahan yang mungkin muncul dalam pengelolaan kelas. 2.1.3 Syarat Guru Sukses dalam Mengelola Kelas Guru bertanggung jawab penuh dalam menciptakan kondisi kelas yang kondusif. Rusydie (2011: 101-29) menjelaskan sebagai guru ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menciptakna kelas yang baik, yaitu sebagai berikut: 1) Profesional Mengingat profesi guru yang sangat mulia dan penuh tanggung jawab serta mengandung risiko tinggi, maka diperlukan upaya maksimal bagi masing- 24 masing guru agar menjadi sosok yang profesional demi meningkatkan mutu dan kualitaspendidikan. Oleh karena itu, adapun kriteria untuk menjadi guru profesional, sebagai berikut: a) Memiliki keahlian yang mendidik. b) Berkelas tinggi, yaitu dengan menunjukkan skills, dedikasi, dan pengorbanan kita demi kemajuan dunia pendidikan, sehingga kelak masyarakat yang akan menilai sendiri betapa mulia dan vitalnya peran seorang guru. 2) Kepribadian yang Baik. Profesi seorang guru memang sangat identik dengan peran seorang pembimbing, pembina, dan pengasuh. Seorang guru yang mampu memberi teladan baik kepada peserta didiknya, maka ia akan dapat menularkan kebaikan di lingkungan anak didiknya. Oleh karena itu, sebagai guru tidak hanya terbatas pada mengajar (transfer of knowledge), tetapi juga sebagai penanaman nilai-nilai moral bagi siswa. Adapun langkah-langkah yang ditempuh agar memiliki kualitas kepribadian guru yang baik seperti: (1) selalu tampil prima, (2) bijaksana, (3) ceria, (4) mampu mengendalikan emosi, (5) mampu menjawab pertanyaan siswa, (6) berusaha menerima keadaan, (7) tidak sombong, (8) adil, (9) penuh tanggung jawab. 3) Luwes Luwes dalam hal perilaku, yaitu seperti antusias, berwibawa, supel, berpandangan positif terutama dalam melihat peluang yang baik, humoris, leluasa yang artinya dapat menemukan lebih dari satu cara untuk mencapai hasil yang maksimal dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar, terbuka dan penerima, 25 fasih dalam berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur, tulus, spontan yang artinya dapat mengikuti irama di kelas dan tetap bisa mempersembahkan hasil yang terbaik, menarik dan tertarik, beranggapan bahwa semua siswa mampu mencapai kesuksesan seperti yang mereka impikan, menetapkan dan memelihara harapan siswa dengan baik, berusaha semaksimal mungkin membantu dan mendorong siswa dalam meraihnya. Luwes dalam hal tindak tanduk. Bersikap luwes dapat ditunjukkan guru dalam memanfaatkan gerak-gerik tubuh pada saat mengajar. Beberapa bagian tubuh dapat dijadikan sarana untuk menunjukkan pentingnya materi yang tengah diajarkan. Seperti melalui tatapan atau kontak mata, ekspresi wajah, dan nada suara. 4) Dapat Berperan sebagai Eksekutor Beberapa prinsip seorang eksekutor yang perlu diterapkan oleh guru dalam mengajar, yaitu: (1) Dapat mengetahui hasil yang akan diperoleh. Ketika hendak mengajar, pastikan guru benar-benar mengerti tentang materi yang hendak ia ajarkan. Namun, guru tidak hanya dituntut untuk mengerti apa yang akan diajarkan, melainkan juga harus paham dan mengetahui hasil yang ingin diperoleh dari pengajarannya. (2) Dapat menjelaskan hasil yang akan diperoleh. Guru dapat melakukan beberapa hal seperti: memaparkan hal-hal positif terhadap materi pelajaran, menunjukkan bagian-bagian penting pada materi yang harus diperhatikan, dan membuat rumus-rumus khusus untuk memudahkan siswa mengingat materi tersebut. 26 (3) Dapat meraih hasil. Meraih tujuan pembelajaran tidak selalu berarti semua siswa memperoleh nilai yang baik saat ujian. Jika guru sudah mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik dan siswa juga sudah memahaminya dengan benar, maka saat itulah tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Sedangkan menurut Agung (2010: 57) ada beberapa hal yang dapat menjadi acuan bagi guru untuk mewujudkan gagasan dan perilaku kreatif dalam mengelola kelas, yaitu: 1) Mengkaji bahan ajar atau materi pembelajaran yang akan disampaikan dan tujuan pembelajaran. Guru hendaknya menguasai materi yang akan dibelajarkan kepada peserta didiknya. 2) Mengkaji bentuk-bentuk pengelolaan kelas dan menentukan dengan kemungkinan penerapan sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan dalam bentuk klasikan/kelas, berkelompok, berpasangan, perseorangan atau lainnya. 3) Dalam pengelolaan kelas guru perlu memperhatikan hal-hal yang terkait dengan pemberian dan membangkitkan perhatian dan motivasi peserta didik, mengembagkan keaktifan dalam pembelajaran, keterlibatan langsung peserta didik, pemberian pengulangan, pemberian tantangan belajar, pemberian balikan dan penguatan, serta memperhatikan perbedaan individual siswa. 4) Mengidentifikasi permasalahan dan hambatan dalam pengelolaan dan kebutuhan ruang/kelas, serta membahas dengan kepala sekolah dan rekan guru lain untuk mencari alternatif pemecahannya. 27 5) Menyusun rencana kerja terkait pengelolaan kelas. Setelah guru mengkaji kegiatan diatas maka guru dapat menyusun rencana pengelolaan kelasnya. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan guru bertanggung jawab penuh akan kondisi kelasnya. Dalam mengelola kelas guru harus mengkondisikan kelas agar pembelajaran berjalan efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan beberapa hal seperti: penguasaan materi pelajaran, sikap guru yang luwes selama pembelajaran, memberikan teladan kepada siswa dengan memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, mengidentifikasi setiap permasalahan dan hambatan selama pembelajaran serta mencari pemecahan masalahnya , penyampaian materi dengan maksimal melalui gerak tubuh maupun nada suara. Beberapa hal tersebut kemudian dijadikan acuan dalam menyusun rencana kerja terkait pengelolaan kelas, sehingga akan menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik. 2.1.4 Kecerdasan Emosional 2.1.4.1 Pengertian Kecerdasan Menurut Howaard Gardner, kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu. Sedangkaan Alfred Binet dan Yheodore Simon mengemukakan kecerdasan terdiri dari tiga komponen: (1) kemampuan mengarahkan pikiran dan atau tindakan, (2) kemampuan mengubah arah tindakan jika tindakan tersebut telah dilakukan, dan (3) kemampuan mengkritik diri sendiri. Buzan mendefinisikan kecerdasan pribadi itu menyangkut pengetahuan dan pemenuhan diri, terutama tentang pemahaman 28 diri sendiri tentang model atau peta mental diri yang baik dan jujur, dan mampu belajar dari pengetahuan tersebut (Efendi 2005: 83). Definisi kecerdasan lain dikemukakan oleh Piaget yang mengatakan bahwa “Intelligence is what you use when you don’t know what to do”. Yang artinya kecerdasan adalah apa yang kita gunakan pada saat kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Sedangkan D. Wechsler dalam Soeparwoto (2007: 83) mengartikan bahwa intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak terarah atau bertujuan, berpikir secara rasional, serta dapat menghadapi lingkungannya dengan efektif. Menurut Sternberg dalam Efendi (2005: 86) menjelaskan kecerdasan sebagai serangkaian keterampilan berfikir dan belajar yang digunakan dalam memecahkan masalah akademis dan sehari-hari, yang secara terpisah dapat di diagnosa dan diajarkan. Dari urain diatas, dapat disimpulkan kecerdasan merupakan serangkaian kemampuan yang dimiliki seseorang dalam berpikir, bertindak dan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. 2.1.4.2 Pengertian Emosi Para psikolog menyebutkan bahwa emosi merupakan salah satu dari trilogi mental (kognisi, emosi, dan motivasi). Akar kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalam “e” untuk memberi arti “bergerak menjauh”. Artinya bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal yang mutlak dalam emosi (Efendi 2005:176). 29 Oxfort English Dictionary mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Menurut Goleman (2005: 411) menganggap emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Ada ratusan emosi, bersama dengan campuran perasaan, variasi, mutasi, dan nuansanya. Menurut Chaplin dalam Safaria dan Saputra (2012: 12), emosi didefinisikan sebagai suatu keadaan terangsang dari organisme, mencakup pengalaman yang disadari yang bersifat mendalam, dan memungkinkan terjadinya perubahan perilaku. Sedangkan menurut James dalam Safaria dan Saputra (2012: 11) emosi adalah keadaan jiwa yang menampakkan diri dengan sesuatu perubahan yang jelas pada tubuh. Definisi lain menurut Poerbakawatja dalam Rifa’i dan Chatharina (2011: 51), menyebutkan bahwa emosi adalah suatu respon (reaksi) terhadap suatu perangsang yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis, disertai dengan perasaan yang kuat, biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus. Emosi berhubungan dengan motif. Emosi dapat berfungsi sebagai motif yang dapat memotivasi atau menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar individu dapat berbuat atau bertingkahlaku. Tingkah laku yang ditimbulkan emosi tersebut bisa bersifat positif maupun negatif. Misalnya timbul rasa simpati, terharu terhadap korban bencana alam ataupun timbulnya rasa marah, jengkel saat grup sepakbola yang diidolakan kalah dalam pertandingan. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan suatu respon yang kuat dari luar, perasaan dan pikran-pikiran khasnya, suatu keadaan 30 biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan yang perubahannya tampak jelas pada tubuh, biasanya keadaan seperti ini dapat merangsang keadaan mental yang kuat dan meluap-luap. Safaria dan Saputra (2012: 16-7) menjelaskan bahwa emosi mempunyai keunggulan, di antaranya sebagai berikut: 1) Emosi adalah bentuk komunikasi yang dapat memengaruhi orang lain. Guratan ekspresi yang terlihat pada raut muka seseorang adalah bagian dari emosi. Sejak dahulu sampai sekarang guratan ekspresi merupakan bentuk komunikasi seperti kata-kata, bahkan lebih cepat dari kata-kata. 2) Emosi dapat mengorganisasi dan memotivasi tindakan.Emosi secara teoritis dapat memotivasi perilaku. Pada situasi tertentu, emosi dapat bereaksi mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi situasi tersebut. Emosi akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk melewati rintangan yang ada dalam pikiran kita. 2.1.4.3 Golongan Emosi Goleman (2005: 411-2) mengelompokkan emosi dalam golongangolongan besar, yaitu sebagai berikut: 1) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barangkali yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis. 2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat. 31 3) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut sebagai patologi, fobia dan panik. 4) Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas ujungnya mania. 5) Cinta: penerimaan, persahabatan kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih. 6) Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana. 7) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah. 8) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur. Adapun menurut Paul Ekmal dan Seymour dalam Goleman (2005: 41421) beberapa ciri pikiran emosional sebagai berikut: Pertama, respon yang cepat tetapi ceroboh. Pikiran emosional (emotional mind) jauh lebih cepat dari pikiran rasional (rational mind). Keunggulan pikiran emosional adalah dapat membaca realitas emosi dalam sekejap. Pikiran emosional juga dapat membuat penilaian singkat secara naluriah, sehingga bisa menunjukkan apa yang perlu dicurigai, siapa yang harus dipercaya, siapa yang menderita. Dengan demikian, pikiran emosional dapat menjadi radar terhadap bahaya. Kedua, perasaan dan pikiran. Emosi itu mendahului pikiran. Reaksi emosional gerak cepat lebih menonjol dalam situasi-situasi mendesak yang mendahulukan tindakan penyelamatan diri. Keputusan ini, menyiapkan kita dalam sekejap untuk siap siaga mengahadapi keadaan darurat. Perasaan-perasaan kita 32 yang paling dasyat merupakan reaksi-reaksi diluar kehendak, kita tidak dapat memutuskan kapan perasaan itu akan muncul seperti cinta, amarah dan takut. Ketiga, realisasi simbolik. Logika emosional itu bersifat asosiatif. Menganggap bahwa unsur-unsur yang melambangkan suatu realitas, atau memicu kenangan terhadap realitas itu, merupakan hal yang sama dengan realitas tersebut. Ada banyak segi dimana akal emosional mirip perilaku kanak-kanak, semakin mirip kanak-kanak semakin kuatlah tumbuhnya emosi tersebut. Cara mirip kanakkanak ini bersifat menegaskan diri sendiri, dengan menekan atau mengabaikan ingatan atau fakta yang akan menggoyahkan keyakinan dan memanfaatkan ingatan serta fakta yang mendukung. Keempat, memposisikan masa lampau sebagai masa sekarang. Akal emosional bereaksi terhadap keadaan sekarang seolah-olah keadaan itu adalah masa lampau. Kelima, realitas yang ditentukan oleh keadaan. Bekerjanya akal pikiran sebagian besar ditentukan oleh keadaan. Bagaimana orang bertindak pada saat romantis, bagaimana berperilaku jika kita sedang marah atau ditolak. 2.1.4.4 Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Salovey dan Mayer dalam Soeparwoto (2007: 101) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. Cooper dan Sawaf dalam Efendi (2005: 172) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai berikut “Emotional Intelligence is the ability to sense, 33 understand, and effectively apply the power and acumen of emotions as a source of human energy information, connection, and influence”. Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif mengaplikasikan kekuatan serta kecerdasan emosi sebagai sebuah sumber energi manusia, informasi, hubungan, dan pengaruh. Sedangkan menurut Goleman (2005: 45) kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan mengahadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan kecerdasan emosional adalah (a) kemampuan memahami, mengenali, merasakan, mengelola, dan memimpin perasaan diri sendiri dan orang lain, (b) kemampuan dalam memahami, mengenali, meningkatkan, mengelola, dan memimpin motivasi diri sendiri dan orang lain untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan yang dikehendaki. 2.1.5 Karakteristik dan Indikator Kecerdasan Emosional Sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Salovey dan Mayer, maka ciri-ciri kecerdasan emosional antara lain sebagai berikut: 1) Individu mampu memantau perasaan dan emosi, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. 2) Menggejala pada diri individu dalam bentuk: keramahan, percaya diri atau sikap hormat kepada orang lain, empatik, setia kawan, mandiri, kemampuan 34 menyesuaikan diri, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, dan tekun. 3) Individu nampak ulet, optimis, motivasi tinggi, dan antusiasme. 4) Tindakan individu lebih didasarkan pada karakter atau karakteristik pribadi, bukan didasarkan kepintaran seseorang (Soeparwoto 2007: 103). Salovey dalam Goleman (2005: 58-9) menguraikan kecerdasan emosional menjadi lima wilayah utama , yaitu sebagai berikut: 1) Mengenali emosi diri. Kesadaran diri mengenali perasaan pada saat perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan. 2) Mengelola emosi. Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Hal ini mengacu pada kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan, atau ketersinggungan. 3) Memotivasi diri sendiri. Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. 4) Mengenali emosi orang lain atau empati. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan sikap seperti: lebih terbuka terhadap pendapat orang lain, peka terhadap perasaan orang lain, dan lebih baik mendengarkan orang lain. 35 5) Membina hubungan. Seni membina hubungan sebagian besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Membina hubungan dapat diwujudkan dengan sikap seperti: lebih tegas dan terampil dalam berkomunikasi, menyelesaikan pertikaian, bekerja sama, berbagi rasa dan suka menolong. Sedangkan Goleman (2001: 42-3) mengelompokkan kecerdasan emosional ke dalam dua kelompok, yaitu kecakapan pribadi dan kecakapan sosial. Kecakapan pribadi meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi. Sementara, kecakapan sosial meliputi empati dan keterampilan sosial. Lima unsur kecerdasan emosional, yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan kecakapan sosial. Kemudian dari lima unsur tersebut melahirkan keterampilan praktis kecakapan emosi sebagai berikut: 1) Kesadaran diri, meliputi kesadaran emosi, penilaian diri secara teliti, dan percaya diri. 2) Pengaturan diri, meliputi kendlai diri, sifat dapat dipercaya, kewaspadaan, adaptabilitas, dan inovasi. 3) Motivasi, meliputi dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif, dan optimisme. 4) Empati, meliputi memahami orang lain, orientasi pelayanan, pengembangan orang lain, mengatasi keragaman, dan kesadaran politis. 5) Keterampilan sosial, meliputi pengaruh, komunikasi, kepemimpinan, katalisator perubahan, manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaborasi dan kooperasi, dan kemampuan tim. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional mengacu pada: (1) pengelolaan emosi pada diri sendiri dan orang lain 36 (mengendalikan emosi), (2) individu mampu memotivasi diri sendiri untuk terus memperbaiki kualitas diri, hal ini diwujudkan dengan sikap ulet, optimis, dan motivasi tinggi, (3) mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain. 2.1.6 Kecerdasan Emosional pada Guru Guru adalah profesi mulia yang dipercaya masyarakat untuk mencerdaskan manusia. Oleh karena itu, guru harus memiliki seperangkat kompetensi dasar sebagai bekal dalam menjalankan profesinya. Guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik anak didiknya untuk menjadi manusia seutuhnya. Hal ini yaitu melalui pembelajaran yang diajarkannya. Pembelajaran diupayakan sedemikian rupa dengan suasana nyaman dan kondusif bagi peserta didik. Dengan suasana yang efektif sudah tentu tujuan pembelajaran akan tercapai. Dalam pembelajaran yang dilakukan guru terkadang timbul gangguan yang menjadikan suasana kelas tidak lagi kondusif. Guru perlu mengembalikan suasana tersebut. Namun, terkadang guru harus ekstra sabar mengahdapi peserta didiknya terutama siswa yang memang dikategorikan hiperaktif. Menurut Mulyasa (2011: 48) ujian terbesar guru yaitu rangsangan yang memancing emosi. Guru sangat memerlukan kestabilan emosi, menahan emosi terhadap rangsangan yang menyinggung perasaan. Guru yang mudah marah akan membuat peserta didik menjadi takut dan kurang minatnya untuk mengikuti pembelajaran. Elizabeth B. Hurlock dalam Suyanto dan Asep Jihad (2013: 17) menjelaskan bahwa salah satu kepribadian guru yang sehat adalah dapat mengontrol emosi. Selain itu, dalam penangani berbagai permasalahan peserta didik di kelas yang paling penting adalah adanya hubungan baik antara guru dan peserta didik. Seperti yang dijelaskan Baharuddin (2014: 196) ada lima faktor 37 yang memengaruhi kualitas perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya, salah satunya yaitu hubungan guru dan murid-muridnya. Apabila guru menciptakan hubungan yang baik dengan peserta didiknya maka peserta didik akan lebih mudah memperhatikan guru dan akan lebih tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan guru tersebut. Guru harus menciptakan iklim sosial dan emosional yang baik. Asumsi ini mengharuskan wali atau guru kelas berusaha menyusun program kelas dan pelaksanaannya yang didasari oleh hubungan manusiawi yang diwarnai sikap saling menghargai dan saling menghormati antarpersonal di kelas. Setiap personal diberi kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan kelas sesuai dengan kemampuan masing-masing, sehingga timbul suasana sosial dan emosional yang menyenangkan pada setiap personal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing (Djamarah dan Zain 2010: 182). Sesuai dengan pendapat Uno (2008: 71) yang menjelaskan kecerdasan emosional menuntut seseorang belajar mengakui dan menghargai dirinya dan orang lain. Dalam hal ini guru harus mengerti dan menghargai kemampuan peserta didiknya. Menurut Anne Craight (2008: 26) orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, mereka dapat mempertahankan hubungan antar pribadi dengan sangat baik dan memiliki rasa humor dan senang bergaul. Dengan demikian, jika guru memiliki kecerdasan emosional yang tinggi maka terlihat dalam pembelajaran yang menyenangkan. Guru memasukkan unsur humor dalam pembelajarannya, sehingga akan mendorong siswa untuk tetap mengikuti pembelajarannya. Dengan begitu, guru dikatakan berhasil dalam mengelola kelasnya, dan yang paling penting adalah hasil pembelajaran tercapai dengan baik. 38 2.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu pengelolaan kelas (Y), dan kecerdasan emosional (X). Pengelolaan kelas dalam penelitian ini yaitu pengelolaan peserta didik. Guru perlu memiliki kepribadian yang matang dan sehat. Salah satu cirinya yaitu dengan dapat mengontrol emosinya (Suyanto dan Asep Jihad 2013: 16-7). Seorang guru harus terus meningkatkan pembelajarannya, yaitu dengan terus memperbaiki diri dan memperbaiki pembelajaran. Selain itu, Mulyasa (2011: 161) menjelaskan bahwa untuk mendongrak kualitas pembelajaran, antara lain dengan mengembangkan kecerdasan emosional, mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran, mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, membangkitkan nafsu belajar, dan melibatkan masyarakat dalam pembelajaran. Menurut Peter Salovey dan John Mayer dalam Soeparwoto (2007: 101) “kualitas-kualitas emosional di anggap penting bagi keberhasilan seseorang. Kualitas itu antara lain empati, mengungkapkan dan memahami perasaan orang lain, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan, menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat kepada orang lain”. Dengan demikian, kecerdasan emosional mempengaruhi pembelajaran yang dilakukan guru. Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus mengontrol emosi dengan baik sehingga menciptakan pembelajaran yang nyaman bagi peserta didik. Kondisi nyaman seperti ini akan membuat pembelajaran menjadi efektif sehingga peserta didik mampu menyerap materi yang disampaikan. Dengan 39 demikian, tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Selain itu, dengan kecerdasan emosional guru mampu berhubungan baik dengan peserta didik. Hal ini akan menumbuhkan sosio emosional yang baik antara guru dan peserta didik. Dengan begitu peserta didik akan lebih mudah mematuhi guru dan peserta didik lebih antusias mengikuti pembelajaran. 2.3 Kajian Empiris Beberapa hasil penelitian yang mendukung pada penelitian ini diantaranya yaitu: 1) Penelitian yang dilakukan oleh Ahmadi (2004) mahasiswa IAIN Antasari Banjarmasin yang berjudul “Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosional dan Efektifitas Manajemen Kelas Oleh Guru Madrasah Aliah Negeri Banjarmasin”. Penelitian ini menghasilkan penemuan, yaitu terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan efektivitas manajemen kelas. Keduanya berjalan seiring, artinya makin cerdas emosionalnya makin efektif manajemen kelasnya. Koefisien korelasi untuk kedua variabel ini diperoleh sebesar 0,46. Variasi efektivitas manajemen kelas dapat dijelaskan oleh variasi kecerdasan spiritual sebesar 21,16%. Peningkatan satu unit pada nilai kecerdasan emosional menyebabkan peningkatan sebesar 0,36 unit pada efektivitas manajemen kelas. Ada persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian dilakukan oleh Ahmadi. Persamaannya yaitu menggunakan variabel kecerdasan emosional. Perbedaannya yaitu penelitian Ahmadi dilakukan di Madrasah Aliah, sedangkan penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar. 40 2) Penelitian yang dilakukan oleh Diana Widyarani (2011) mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Pembelajaran Efektif pada Mata Pelajaran IPS di SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan”. Dari penelitian ini didapat rxy produk momen sebesar 0,739% maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan pembelajaran efektif pada mata pelajaran IPS. Koefisien determinasi sebesar 54,6% menunjukkan bahwa pengelolaan kelas kontribusi dan pembelajaran efektif pada mata pelajaran IPS sebesar 54,6%. Sedangkan 59,94 pembelajaran efektif pada mata pelajaran IPS dapat dipengaruhi oleh faotor lain seperti kemampuan intelektual, minat, dan bakat siswa. Ada persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Diana. Persamaannya yaitu menggunakan variabel pengelolaan kelas sedangkan perbedaannya yaitu penelitian Diana dilakukan di sekolah menengah sementara penelitian ini dilakukan di sekolah dasar. 3) Penelitian yang dilakukan oleh Danang Mukti Wibowo, Annastasia Ediati, dan Achmad Mujab Masykur (2011) mahasiswa Universitas Diponegoro yang berjudul “Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Kinerja Guru”. Hasil uji statistik dengan analisis regresi sederhana mendapatkan rxy=0,530 dengan p=0,001 (p<0,05). Artinya tanda positif pada skor korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan 41 kinerja guru. Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,281 menunjukkan bahwa 28,1% kinerja guru SMA Negeri 2 Ngawi dapat dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosi sedangkan sisanya 71,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Letak perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti yaitu variabel pada penelitian yang telah dilakukan menggunakan variabel kecerdasan emosi dan kinerja guru, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel kecerdasan emosi. 4) Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Widyawati (2014) mahasiswa STKIP Islam yang berjudul “Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Pengelolaan Kelas Terhadap Prestasi Belajar Siswa mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri Kalierang 01 Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes tahun 2014”. Penelitian ini menghasilkan hasil uji t hitung sebesar 0,269 (26,9) dengan N = 28 taraf signifikan 5% menunjukan bahwa 26,9% variabel kreativitas guru dalam pengelolaan kelas berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi struktur bumi dan matahari di kelas V SD Negeri Kalierang 01 Kecamatan Bumiayu tahun 2014 dan 73,1% prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil Penelitian dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru dalam pengelolaan kelas dapat memberikan pengaruh yang positif sebesar 0,269 (26,9%) terhadap prestasi belajar siswa, untuk itu semakinbaikpengelolaankelas yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran, maka semakin baik pula prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Kalierang 01 Kecamatan Bumiayu. 42 Letak perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang akan diteliti yaitu terletak pada variabel yang digunakan, penelitian yang akan diteliti menggunakan variabel kecerdasan emosi dan pengelolaan kelas. 5) Penelitian yang dilakukan oleh Mohamed Abdul Madhar (2010) mahasiswa College of Applied Science yang berjudul “Emotional Intelligence of Teachers and effective Class Room Management”. Penelitian ini mengungkapkan pentingnya kecerdasan emosional guru. Dalam kelas guru harus bisa mengontrol emosi, harus menampakkan kegembiraan dikelas dan tidak menampakkan kesedihan didepan peserta didiknya karena hal ini jika dilakukan guru akan menurunkan motivasi peserta didiknya. 6) Penelitian yang dilakukan oleh Jasmine Delceva dan Dizdarevik (2014) mahasiswa Institute of Pedagogy, Faculty of Philosophy Ss. Cyril and Methodius University Skopje Macedonia yang berjudul “Classroom Management”. Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk memeriksa keterampilan pengelolaan kelas guru di Republik Makedonia, penelitian telah dilakukan untuk guru-guru di sekolah dasar di Republik Makedonia. Instrumen yang akan digunakan untuk menyelesaikan penelitian dan analisis adalah menggunakan kuesioner untuk guru dan kebijakan pendidikan analisis di negara Republik Makedonia. Analisis hasil menunjukkan bahwa ada penurunan keterampilan pengelolaan kelas guru dikarenakan beberapa penyimpangan dalam pendidikan awal guru. 2.4 Kerangka Berpikir Pembelajaran yang dilakukan guru memegang peran penting. Peserta didik akan mudah memahami pengetahuan yang diberikan jika guru bisa mengelola 43 pembelajaran dengan baik. Dalam mengelola kelasnya guru harus bisa mengelola emosinya. Hal ini berarti guru harus memiliki kecerdasan emosional yang terdiri dari kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir seperti pada diagram berikut ini: Kecerdasan Emosional (X) Kesadaran Diri Pengelolaan Kelas (Y) Prinsip-prinsip pengelolaan kelas Pengaturan Diri Motivasi Empati Keterampilan Sosial Pengendalian kondisi belajar Gambar: 2.1 Pola Kerangka Berpikir Diagram tersebut menunjukan bahwa pengelolaan kelas dipengaruhi oleh kecerdasan emosional yang dimiliki guru yaitu yang meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Pengelolaan kecerdasan emosional yang maksimal akan membantu guru dalam mengelola emosinya secara baik, sehingga dapat menciptakan pengelolaan kelas yang maksimal, yaitu terlihat dari penggunaan prinsip-prinsip pengelolaan kelas secara maksimal, penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal, dan pengendalian kondisi belajar yang optimal. Selain itu, kecerdasan emosional dapat menciptakan hubungan sosio emosional yang baik antara guru dengan peserta didik. Hal ini sangat membantu 44 guru dalam menciptakan pembelajaran yang nyaman bagi peserta didik. Guru dapat memotivasi Peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dan akan tercipta iklim pembelajaran yang kondusif. Dengan demikian, tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik dan hasil belajar menjadi maksimal. 2.5 Hipotesis Menurut Sugiono (2013: 99) “hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: 2.3.1 Hipotesis Assosiatif 1) Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. 2) Ha : ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. 2.3.2 Hipotesis Statistik 1) Ho : ρ = 0 2) Ha : ρ ≠ 0 BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bagian metodologi penelitian, berisi penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hal-hal tersebut antara lain: (1) desain penelitian; (2) populasi dan sampel; (3) variabel penelitian; (4) definisi operasional; (5) teknik pengumpulan data; (6) instrumen penelitian; (7) analisis data. Berikut uraian selengkapnya. 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam sebuah penelitian berguna untuk pengembalian keputusan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Pada penelitian ini digunakan metode ex post facto dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ex post facto menurut Sugiyono (1999) dalam Riduwan (2013: 50) merupakan “suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.” Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian ex post facto tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. Pada penelitian ini terdapat variabel bebas X yaitu kecerdasan emosional, serta variabel terikat Y yaitu pengelolaan kelas. Dalam hal ini peneliti memilih pengelolaan kelas sebagai akibat dan kecerdasan emosional sebagai sebab. Kecerdasan emosional ini menjadi sebab dalam menciptakan kemaksimalan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru. 45 46 Adapun desain penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal SelatanKota Tegal digambarkan sebagai berikut: X Y Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan : X : Kecerdasan Emosional Y : Pengelolaan Kelas 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Sugiyono (2013: 119) menjelaskan “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya”. Sedangkan menurut Arikunto (2010: 173) menjelaskan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah subjek atau objek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti sebagai bahan untuk mencari informasi dan pengambilan kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD pada Dabin 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yang berjumlah 93 guru tersebar dalam 11 SD. Rincian selengkapnya sebagai berikut. 47 Tabel 3.1 Populasi Penelitian No Nama SD Populasi 1 SD Negeri Debong Kulon 7 guru 2 SD Negeri Debong Kidul 14 guru 3 SD Negeri Tunon 1 7 guru 4 SD Negeri Tunon 2 7 guru 5 SD Negeri Keturen 10 guru 6 SD Negeri Bandung 1 7 guru 7 SD Negeri Bandung 2 9 guru 8 SD Negeri Bandung 3 7 guru 9 SD Negeri Kalinyamat Wetan 1 8 guru 10 SD Negeri Kalinyamat Wetan 2 8 guru 11 SD Negeri Kalinyamat Wetan 3 9 guru 93 guru Jumlah Sumber: UPPD Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal 3.2.2 Sampel Sugiyono (2013: 120) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Arikunto (2010: 174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan Riduwan (2013: 11) menyimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel harus representatif oleh karena itu harus dilakukan teknik pengambilan sampel atau teknik sampling. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling dengan jenis simple random sampling. Sugiyono (2013: 122) menjelaskan bahwa probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Selanjutnya Sugiyono menjelaskan bahwa simple 48 random sampling adalah cara pengambilan anggota sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Dalam penelitian ini pengambilan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dengan taraf kesalahan 5% menghasilkan jumlah sampel sebanyak 76 dari jumlah populasi 93. Pengambilan sampel dalam penelitian ini berupa sampel proporsi karena populasi di setiap sekolah berbeda. Arikunto (2010: 182) berpendapat bahwa ”ada kalanya banyaknya subjek yang terdapat pada setiap wilayah tidak sama. Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding (proporsional) dengan banyaknya subjek pada masing-masing wilayah”. Pengambilan sampel menggunakan rumus proporsional random sampling menurut Sugiyono (1999: 67) yang dikutip oleh Riduwan (2013: 66) yaitu: Keterangan : ni = jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya Berdasarkan rumus yang di atas, maka jumlah siswa yang ada dapat dicari jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sebagai berikut. n= = = 75,456 dibulatkan menjadi 76 49 Tabel 3.2 Penarikan Sampel Guru SDNDabin 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal Proporsi No Nama SD Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 SD N Debong Kulon SD N Debong Kidul SD N Tunon 1 SD N Tunon 2 SD N Keturen SD N Bandung 1 SD N Bandung 2 SD N Bandung 3 SD N Kalinyamat Wetan 1 SD N Kalinyamat Wetan 2 SD N Kalinyamat Wetan 3 Jumlah 7/93 x 76 = 5,7 14/93 x 76 = 11,4 7/93 x 76 = 5,7 7/93 x 76 = 5,7 10/93 x 76 = 8,2 7/93 x 76 = 5,7 9/93 x 76 = 7,4 7/93 x 76 = 5,7 8/93 x 76 = 6,5 8/93 x 76 = 6,5 9/93 x 76 = 7,4 6 11 6 6 8 6 7 6 7 6 7 76 guru Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat ditentukan sampel penelitian untuk guru SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan KotaTegal sebanyak 76 guru. 3.3 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2013: 63) variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan diambil kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Uraian selengkapnya sebagai berikut: 3.3.1 Variabel Bebas Sugiyono (2013: 64) mengemukakan bahwa “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kecerdasan emosional (X). 50 3.3.2 Variabel Terikat Sugiyono (2013: 64) mendefinisikan ”variabel terikat sebagai variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu pengelolaan kelas (Y). Pengelolaan kelas yang dimaksud yaitu pengelolaan kelas guru di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. 3.4 Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini terdiri atas kecerdasan emosional guru sebagai variabel bebas (X) dan pengelolaan kelas sebagai variabel terikat (Y). Definisi operasional dari kedua variabel tersebut yaitu sebagai berikut. 3.4.1 Kecerdasan Emosional (X) Kecerdasan emosional adalah kemampuan dalam memahami, mengenali, meningkatkan, mengelola, dan memimpin motivasi diri sendiri dan orang lain untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan yang dikehendaki. Adapun indikator yang dapat mengukur kecerdasan emosional, yaitu (1) kesadaran diri meliputi kesadaran emosi, penilaian diri sendiri, dan percaya diri, (2) pengaturan diri meliputi kendali diri, sifat dapat dipercaya, kewaspadaan, adaptabilitas, dan inovasi, (3) motivasi meliputi dorongan prestasi, komitmen, inisiatif, dan optimisme, (4) empati atau memahami perasaan orang lain, dan (5) Keterampilan sosial atau membina hubungan. 3.4.2 Pengelolaan Kelas (Y) Pengelolaan kelas adalah proses mengelola kegiatan pembelajaran oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif dan meminimalisir 51 gangguan dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai, pengelolaan dalam penelitian ini yaitu pengelolaan peserta didik. Berikut adalah indikator dalam pengelolaan kelas, yaitu (1) penggunaan prinsip-prinsip pengelolaan kelas, (2) penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal, dan (3) pengendalian kondisi belajar yang optimal. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang diperlukan yaitu angket, observasi, dokumentasi dan wawancara. Uraian lebih lanjut mengenai kedua teknik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 3.5.1 Angket atau Kuesioner Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan 2012:71). Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013: 192). Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup yang disajikan dalam bentuk pernyataan. Responden (guru SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal selatan Kota Tegal) diminta untuk memilih kategori jawaban yang telah diatur oleh peneliti dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data kecerdasan emosional (X) terhadap pengelolaan kelas guru SD Dabin 2 di Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal (Y). 52 Dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan rentang 4. Alternatif pilihan jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Keterangan dari keempat alternatif jawaban tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pilihan kata “selalu” apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 2) Pilihan kata “sering” apabila sering melakukan pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan. 3) Pilihan kata “kadang-kadang” apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. 4) Pilihan katan “tidak pernah” apabila tidak pernah melakukan pernyataan. Selanjutnya, skor untuk setiap butir soal terdapat pada tabel berikut. Tabel 3.3 Skor Butir Soal pada Skala Likert Jawaban Skor Pernyataan Skor Pernyataan Positif Negatif Selalu 4 1 Sering 3 2 Kadang-kadang 2 3 Tidak pernah 1 4 3.5.2 Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain (Sugiyono 2013: 196). Dalam penelitian ini menggunakan jenis observasi nonpartisipan atau peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Menurut Arikunto (2010: 272) dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah 53 melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dari segi instrumen penelitian ini menggunakan observasi terstruktur. Observasi tertstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Pedoman wawancara tertstruktur atau angket tertstruktur dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi (Sugiyono 2013: 198). Pedoman observasi ini menggunakan pedoman angket tertutup variabel pengelolaan kelas. Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu melakukan pengamatan sikap, perilaku dan kegiatan guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola kelas. Pada penelitian ini, observasi merupakan alat pendukung kesahihan angket yang digunakan untuk mengetahui pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal selatanKota Tegal. Observasi ini diharapkan dapat memberikan bukti kesahihan angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data utama. 3.5.3 Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto 2010: 274). Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data yang didapatkan langsung dari tempat penelitian, seperti 54 arsip-arsip dan termasuk buku-buku yang relevan, foto-foto, dan data-data yang berhubungan dengan masalah penelitian (Riduwan 2012: 77). Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti ialah mengumpulkan data jumlah guru di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal tahun pelajaran 2014/2015. 3.5.4 Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono 2013: 188). Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu wawancara dengan beberapa kepala sekolah di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal mengenai pengelolaan kelas guru di SD Negeri terkait. 3.6 Instrumen Penelitian Menurut Riduwan (2013: 78) instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Jumlah instrumen penelitian bergantung pada jumlah variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu angket dan lembar observasi. 55 3.6.1 Angket atau Kuesioner Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan ialah angket atau kuisioner dan lembar observasi. Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu kecerdasan emosional dan pengelolaan kelas. Maka instrumennya angket ada dua yaitu untuk mengukur kecerdasan emosional dan pengelolaan kelas. 1) Kecerdasan Emosional (X) Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosional menggunakan angket yang disusun berdasarkan indikator yang dijelaskan dalam definisi operasional dan berdasarkan teori kecerdasan emosi yang ditemukan Daniel Goleman. Perumusan pertanyaan dikembangkan berdasarkan indikator kecerdasan emosional. Angket atau kuesioner dikembangkan atas dasar kecakapan pribadi dan sosial. Variabel kecerdasan emosional mengacu pada indikator yang yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Indikator Variabel Kecerdasan Emosional (X) Variabel Indikator Kesadaran diri Pengaturan diri Kecerdasan emosi Motivasi Empati Keterampilan sosial 2) Pengelolaan Kelas Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengelolaan kelas menggunakan angket yang disusun oleh peneliti sendiri. Perumusan pertanyaan dikembangkan berdasarkan indikator yang dijelaskan dalam definisi operasional. 56 Variabel pengelolaan kelas mengacu pada indikator yang yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.5 Indikator Variabel Pengelolaan kelas (Y) Variabel Indikator Penggunaan prinsip-prinsip pengelolaan kelas Pengelolaan Kelas Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal Pengendalian kondisi belajar yang optimal Angket yang dibuat menggunakan skala Likert yang dimodifikasi oleh peneliti yang terdiri dari empat jawaban dengan skala penilaian selalu (skor 4), sering (skor 3), kadang-kadang (skor 2), dan tidak pernah (skor 1) untuk jawaban positif. Sedangkan untuk jawaban negatif dengan skala penilaian selalu (skor 1), sering (skor 2), kadang-kadang (skor 3) dan tidak pernah (skor 4). Pembuatan angket terlebih dahulu dengan menentukan indikator yang kemudian dirumuskan ke dalam kisi-kisi angket uji coba. Dalam penelitian ini terdiri dari kisi-kisi angket uji coba kecerdasan emosional (lampiran 4 halaman 121) dan kisi-kisi angket pengelolaan kelas (lampiran 5 halaman 123). Setelah kisi-kisi dibuat selanjutnya menyusun angket yang akan digunakan, yaitu angket kecerdasan emosional dan angket pengelolaan kelas (lampiran 6 halaman 125). Angket yang telah disusun harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan karena angket yang telah disusun belum merupakan angket yang valid dan reliabel. Uji coba angket ini diberikan kepada 25 guru di luar populasi, namun masih dalam satu kecamatan. Hal ini dilakukan karena tidak mencukupi jika 57 sampel uji coba diambil di dalam populasi (lampiran 3 halaman 120). Sesuai dengan Arikunto (2010: 253) yang mengatakan bahwa apabila dimungkinkan sebaiknya subjek uji coba memang diambil dari populasi yang akan dikenai penelitian. Namun, apabila jumlahnya hanya sedikit, maka boleh mengambil dari luar populasi dengan syarat ciri-ciri populasi lain hampir sama dengan ciri-ciri populasi yang akan diselidiki”. Dalam instrumen penelitian persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian minimal ada dua macam, yaitu validitas dan reliabilitas. 3.6.1.1 Validitas Instrumen Validitas merupakan merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto 2010: 211). Uji validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner atau skala. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak (Priyatno 2010: 90). Untuk mengetahui validitas angket maka angket harus diuji coba terlebih dahulu. Sebelum diuji cobakan, angket yang telah tersusun harus melalui uji validitas konstruk. Riduwan (2010: 97) menyatakan bahwa “untuk menguji 58 validitas konstruksi dapat digunakan pendapat ahli”. Ahli pada penelitian ini yaitu Drs. Suhardi, M.Pd. dengan melihat kesesuaian instrumen dengan kisi-kisi, tujuan dan teori yang digunakan. Setelah angket divalidasi oleh ahli melalui validitas konstruk kemudian angket diujicobakan. Data uji coba angket kemudian ditabulasikan untuk memperoleh skor guna menghitung hasil uji coba (lampiran 11 dan 12 halaman 148-150). Dalam perhitungan validitas hasil uji coba peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Langkah-langkah pengujian validitas angket menurut Priyatno (2010: 118-9) yaitu klik Analyze – Correlate – Bivariate. Pada kotak Bivariate Correlations semua variabel dimasukkan ke kotak Variables. Pada Correlations Coefisien pilih Pearson dan pada Test of Significance pilih two-tailed dan centang Flat Significance Correlations kemudian Ok.Output perhitungan uji validitas terdapat pada lampiran 13 dan 14 halaman 151-154. Dalam pengujian validitas item angket uji coba, diketahui n=25 maka r tabel pada taraf kesalahan 0,05 sebesar 0,396. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika rhitung rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen dinyatakan valid. Namun, jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen dinyatakan tidak valid (Priyatno 2010: 91). Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS 20, untuk variabel kecerdasan emosional dari 65 soal uji coba diperoleh soal yang valid sebanyak 29 butir dan soal yang tidak valid sebanyak 36 butir. Sedangkan untuk 59 variabel pengelolaan kelas dari 50 soal uji coba diperoleh soal yang valid 21 butir dan soal yang tidak valid sebanyak 29 butir. Rekapitulasi uji validitas soal uji coba angket dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16 halaman 157-159. Simpulan nomor butir soal yang valid dan tidak valid bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional Butir Soal No Butir Soal No Valid Tidak Valid 2,5,6,10,16,17,22,26,27,28,29, 1,3,4,7,8,9,11,12,13,14,15,18,19 31,32,33,34,35,36,38,39,40,44, ,20,21,23,24,25,30,37,41,42,43, 46,47,48,51,52,56,63,dan 64. 45,49,50,53,54,55,57,58,59,60, 61,62,dan 65. Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Pengelolaan Kelas Valid Tidak Valid 2,3,4,7,9,13,14,19,20,22,25,26, 1,5,6,8,10,11,12,15,16,17,18,21, 29,30,37,38,40,44,46,48,dan 23,24,27,28,31,32,33,34,35, 49. 36,39,41,42,43,45,47,dan 50. Sumber : Hasil Pengolahan Data Program SPSS 20 3.6.1.2 Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjuk pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto 2010: 221). Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Priyatno 2010: 97). Untuk menguji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 20. Langkah-langkah uji reliabilitas yaitu pilih Analyze – Scale – 60 Reliability Analysis. Pada kotak dialog Reliability Analysis, item-item yang valid dimasukkan pada kotak items. Selanjutnya pada statistics pada bagian Descriptive for pilih Scale if Item Deleted kemudian Continue, pada Model pilih Alpha lalu Ok. Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (2010: 98) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Pada variabel kecerdasan emosional dari 29 item yang valid didapatkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,933. Dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini lolos uji reliabel, karena dapat dibuktikan dengan (0,933> 0,6). Sedangkan pada variabel pengelolaan kelas dari 21 item yang valid didapatkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,906. Dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini lolos uji reliabel, karena dapat dibuktikan dengan (0,906> 0,6). Dengan demikian 50 item pernyataan yang telah valid dan reliabel digunakan sebagai instrumen penelitian dalam penelitian ini. Hasil uji reliabilitas pernyataan angket dapat dilihat pada lampiran 17 dan 18 halaman 160-162. Selanjutnya dibuat kisi-kisi instrumen penelitian (lampiran 8 dan 9 halaman 139-141) dan angket sebagai instrumen penelitian (lampiran 10 halaman 143). 3.6.2 Lembar Observasi Sugiyono (2010: 205) menjelaskan ”pedoman wawancara terstruktur, atau angket tertutup dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi”. Dalam pembuatan lembar obsevasi, langkah awal yang harus dilakukan yaitu membuat kisi-kisi lembar observasi (lampiran 20 dan 21 halaman 61 165-167). Lembar observasi yang digunakan berupa angket penelitian yang diisi peneliti sesuai dengan pengamatan yang dilakukan (lampiran 22 halaman 170). Pada penelitian ini, jumlah pernyataan pada lembar observasi terdiri atas 18 item pernyataan variabel kecerdasan emosional dan 21 item pernyataan variabel pengelolaan kelas. Pernyataan yang muncul yaitu diambil dari item pernyataan angket yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Lembar observasi ini diisi oleh peneliti sesuai dengan pengamatan yang dilakukan. Setelah melakukan observasi, data observasi ditabulasikan agar memperoleh skor sehingga dapat diinterpretasikan. Hasil observasi ini diharapkan dapat memberikan kesahihan angket yang digunakan dalam penelitian. 3.7 Analisis Data Pada penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, uji prasyarat analisis serta analisis akhir atau pengujian hipotesis. Berikut penjelasan selengkapnya. 3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono 2013: 199). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum mengenai variable kecerdasan emosional dan pengelolaan kelas. Pada kedua variabel peneliti menggunakan analisis deskriptif data dan analisis deskriptif persentase. 62 Perhitungan analisis deskriptif pemusatan data dibantu dengan program SPSS versi 20. Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut: Klik Analyze – Deskriptif Statistics – Descriptive. Pilih variabel kecerdasan emosional dan pengelolaan kelas untuk dimasukkan ke kotak Variable(s) untuk dianalisis. Klik ikon Options, maka akan muncul kotak dialog Descriptives: Options. Aktifkan Checkbox untuk memunculkan item-item analisis yang diinginkan. Peneliti mengaktifkan Mean, Median, Mode, Sum, Std. Deviation, Variance, Range, Minimum, Maximum. Klik continue, lalu klik Ok untuk melihat hasil analisis pada jendela output. Data kecerdasan emosional dan pengelolaan kelas yang telah didapatkan kemudian dianalisis pada setiap indikator dengan analisis deskriptif presentase. Persentase skor kecerdasan emosional tiap item soal dapat dihitung menggunakan rumus berdasarkan penjelasan Riduwan (2013: 89), sebagai berikut: Pd = Sk x 100% Sk Keterangan: Pd = persentase kecerdasan emosional Sk = skor keseluruhan yang diperoleh Sk= jumlah skor maksimal Kriteria interpretasi skor kecerdasan emosional dan pengelolaan kelas dapat diketahui menggunakan penjelasannya Riduwan (2013: 89). 63 Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi Skor Persentase Kriteria 81% - 100% Sangat Kuat 61% - 80% Kuat 41% - 60% Cukup 21% - 40% Lemah 0% - 20 % Sangat Lemah 3.7.2 Uji Prasarat Analisis Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dan uji linieritas. Berikut ini akan dijelaskan mengenai uji normalitas dan linieritas. 3.7.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal atau tidak. Menurut Riduwan (2013: 187), “uji normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu (a) Uji Kertas Peluang Normal; (b) Uji Liliefors; (c) Uji Chi-Kuadrat”. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan cara uji Liliefors karena data yang digunakan berupa data interval. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 20 untuk menghitung normalitas data. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut: klik Analyze – Descriptive Statistics – Explore. Kemudian masukkan variabel kecerdasan emosional dan pengelolaan kelas ke kotak Dependent List. Klik Plots dan beri tanda centang pada Normality plots with test – Continue – Ok (Priyatno 2010: 34). Hasil uji normalitas dengan uji Liliefors dapat dilihat pada output Test of Normality pada KolmogorovSmirnov pada nilai sig. (signifikansi). Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 (Priyatno 2010: 71). 64 3.7.2.2 Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dua variable mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Dalam penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan yang linier atau tidak antara variabel kecerdasan emosional (X) dan variabel pengelolaan kelas (Y) . Pengujian linearitas dilakukan menggunakan bantuan program SPSS versi 20 dengan langkah-langkah menurut Priyatno (2010: 73-6) yaitu klik analyze- Compare means – means. Masukkan variabel pengelolaan kelas pada kotak dependent list dan variabel kecerdasan emosional pada kotak independent list. Kemudian pilih kotak options, beri tanda centang pada Test for linearity pilih continue lalu Ok. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan linier, apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05 (Priyatno 2010: 73). Hasil uji linieritas dapat dilihat pada output ANOVA table pada kolom sig. baris Linearity. 3.7.3 Analisis Akhir (pengujian hipotesis) Analisis akhir dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dan koefisien determinasi. Berikut penjelasan selengkapnya. 3.7.3.1 Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen diketahui. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2010: 261). Persamaan regresi sederhana dirumuskan sebagai berikut. 65 Keterangan : = subjek variabel dependen yang diprediksikan. = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. harga Y jika X = 0 (harga konstan) nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y (Riduwan 2013: 148). Dalam perhitungan analisis regresi linier sederhana, peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Langkah-langkahnya sebagai berikut: klik Analyze – Regression – Linier. Masukkan variabel kecerdasan emosional ke kotak Independent(s) dan variabel pengelolaan kelas pada kotak Dependent lalu klik OK. Pengujian hipotesis dilihat pada output ANOVA kolom Sig. Jika sig > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Namun jika sig < 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima (Priyatno 2010: 76). 3.7.3.2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang dikalikan dengan 100%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai sumbangan atau ikut menentukan variabel Y. Untuk menghitung besarnya koefisien determinasi, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 20 dengan langkah-langkah klik Analyze – Regression – Linier. Masukkan variabel kecerdasan emosional (X) pada kotak 66 Independent dan variabel pengelolaan kelas (Y) pada kotak Dependent, klik Ok. Besar koefisien determinasi dapat dilihat pada Output Model Summary kolom R Square. Koefisien determinasi juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus: KD = X 100% Keterangan: KD = nilai koefisien determinasi r = nilai koefisien korelasi (Riduwan 2013: 228) BAB 5 PENUTUP Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal” telah selesai dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat dibuat simpulan dan saran dari penelitian ini. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis serta hasil pembahasan yang telah dikemukakan peneliti, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. (1) Tingkat kecerdasan emosional guru di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal tergolong menjadi dua kategori yaitu ketegori sangat kuat sebanyak 57 guru dan kategori kuat sebanyak 19 guru. Skor rata-rata angket variabel kecerdasan emosional diperoleh sebesar 84,98% dan termasuk dalam kategori sangat kuat. (2) Tingkat pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal tergolong menjadi dua kategori yaitu ketegori sangat kuat sebanyak 35 guru dan kategori kuat sebanyak 41 guru. Skor rata-rata angket variabel pengelolaan kelas diperoleh sebesar 78,80% dan termasuk dalam kategori kuat. (3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan 100 101 Kota Tegal yaitu di dapat dari perhitungan uji regresi linier sederhana pada kolom sig. pada tabel ANOVA diperoleh nilai 0,000 dapat diartikan 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Koefisien regresi bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan pengelolaan kelas. Semakin baik kecerdasan emosional guru, maka semakin tinggi tingkat pengelolaan kelanya. (4) Besarnya sumbangan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal dapat diperoleh dari uji koefisien determinasi yaitu dilihat pada tabel Model Summary kolom R Square sebesar 0,272 atau 27,2%. Dapat diartikan besarnya sumbangan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yaitu 27,2% dan 72,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut. (1) Kecerdasan emosional berpengaruh terhadap pengelolaan kelas. oleh karena itu, guru perlu meningkatkan lagi kemampuan yang berhubungan dengan kecerdasan emosionalnya, hal ini karena dengan akan membantu pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Dengan kecerdasan emosional yang baik maka akan tercipta pengelolaan kelas yang maksimal sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. 102 (2) Kaitannya dengan keterampilan membina hubungan, guru perlu meningkatkan hubungan sosial emosional dengan peserta didik. Hal ini berkaitan dengan peran guru selain orang tua disekolah, juga peran guru sebagai teman sekaligus guru bagi peserta didik. Dengan adanya hubungan yang baik maka peserta didik akan lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga tercipta pengelolaan kelas yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA Agung, Iskandar. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta: Bestari Buana Murni. Ahmadi. 2004. Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosional dan Efektifitas Manajemen Kelas oleh Guru Madrasah Aliah Negeri Banjarmasin. Tesis IAIN Antasari Banjarmasin. Anna, Lusia Kus. 2012. Sekolah Tentukan Standar Kelulusan Siswa. http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/05/10185995/Sekolah.Tentukan.St andar.Kelulusan.Siswa (diakses tanggal 20/2/2015). Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Baharuddin. 2014. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. Craigh, Anne. 2008. Cerdas Tanpa Belajar. Bandung: JABAL. Delceva, Jasmina dan Dizdarevik. 2014. Classroom Management. International Journal (online) Volume 2 No. 1. Tersedia http://ijcrsee.com/index.php/ijcrsee/article/view/74/213. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia. Djamarah, S.B. dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta. Goleman, Daniel. 2001. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Goleman, Daniel. 2005. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Koswara, Deni dan Halimah. 2008. Bagaimana Menjadi Guru Kreatif. Bandung: PT Pribumi Mekar. Naibaho, Murni E. 2012. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Guru dengan Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 41 Medan. Laporan Penelitian. Tersedia 103 104 http://perpustakaan.nommensenid.org/adminarea/dataskripsi/hubungan%20Kecerdasan%20Emosional%20d an%20Kemampuan%20Komunikasi%20Interpersonal%20Guru%20Dengan %20Notivasi%20Belajar%20Siswa%20di%20SMP%20Negeri%2041%20 Medan.PDF. Madhar, Mohamed A. 2010. Emotional Intelligence of Teachers and effective Class Room Management. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1666122 (diakses tanggal 27/3/2015). Majid, M. Shabri Abd. 2013. Potret Buram Pendidikan http://aceh.tribunnews.com/2013/01/03/potret-buram-pendidikankita?page=3(diakses tanggal 20/2/2015). Kita. Mudlofir, Ali. 2013. Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda Karya. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogjakarta: MediaKom. Rachman, M.P. dan A. Tjalla. 2008. Keterampilan Pengelolaan Kelas dilihat dari Jenis Kelamin dan Kecerdasan Emosi Guru Sekolah Luar Biasa. Jurnal Psikologi (online) Volume 2 No. 1. Tersedia http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/238/179. Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Rifa’i, A. dan Catharina Tri A. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unniversitas Negeri Semarang Press. Rusydie, Salman. 2011. Prinsip-prinsip Manajemen Kelas. Jogjakarta: Diva Press. Safaria, T. dan N.E. Saputra. 2012. Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksara. Sekretariat Negara RI, UURI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Sekretariat Negara RI, UURI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. 105 Soeparwoto, dkk. 2007. Psikologi Perkembangan. Semarang: Unniversitas Negeri Semarang Press. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Suyanto dan A. Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Erlangga. Uno, B. Hamzah. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Usman, Uzer. 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wibowo, Danang M, dkk. 2011. Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Kinerja Guru SMA Negeri 2 Ngawi. Jurnal Penelitian Universitas Diponegoro. Widyarani, Diana. 2011. Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Pembelajaran Efektif pada Mata Pelajaran IPS di SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Widyawati, Wahyu. 2014. Pengaruh Kreativitas Guru dalam Pengelolaan Kelas Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri Kalierang 01 Kecamatan Bumiayu Kebupaten Brebes Tahun 2014. Jurnal Penelitian Tersedia http://digilib.stkipislambumiayu.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=j sptustkip-gdl4.2-wahyuwidya-126. Wiyani, N.A. 2013. Manajemen Kelas. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. LAMPIRAN-LAMPIRAN 106 106 Lampiran 1 DAFTAR NAMA GURU POPULASI PENELITIAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPPD KEC. TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG KULON DAFTAR NAMA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG KULON TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No Nama Guru L/P NIP Keterangan 1. Suryanis, S.Pd. SD P 19570319 198608 2 001 Guru Kelas I 2. Umiyati P - P 19880108 201001 2 011 Guru Kelas III P 19580908 197802 2 002 Guru Kelas IV P 19850513 200903 2 005 Guru Kelas V 3. 4. 5. Kiki Rizki Amalia, A.Ma Kusnaningsih, S.Pd. SD Reni Listiyowati, A.Ma Guru Kelas II 6. Isih Ustari, S.Pd P 19630817 198304 2 008 Guru Kelas VI 7. Maria Dyah P., S.Pd P - Guru TIK 107 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPPD KEC. TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG KIDUL DAFTAR NAMA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG KIDUL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No. 1. 2. Nama Guru Sri Wahyuningsih, A.Ma Kokoy Tjaliyah, S.Pd L / P NIP P 19571026 197601 2 002 Guru Kelas IA P 19571109 198304 2 005 Guru Kelas IB Keterangan 3. Darsonah, S.Pd P 19590808 198012 2 004 Guru Kelas IIA 4. Hj. Tutiningsih P 19560201 197701 2 007 Guru Kelas IIB 5. Zuhrotunisa, S.Pd, SD P 19670427 199310 2 002 Guru Kelas III A 6. Tri Hayati P 19610807 198508 2 003 Guru Kelas III B 7. Umar Said Bambang Subroto, S.Pd L 19601219 198201 1 006 Guru Kelas IV A L 19600505 198608 1 002 Guru Kelas IV B 9. Sismiatun, S.Pd. SD P 19560727 197802 2 002 Guru Kelas V A 10. Siti Suswati Kuraisin, S.Pd P 19660406 198903 2 012 Guru Kelas V B 11. Sogiman, S.Pd. SD L 19620206 199201 1 001 Guru Kelas VI A 12. Lia Amalia, S.Pd P 19870211 201101 2 015 Guru Kelas VI B 13. Asikin, S.PdI L 19760804 201001 1 010 Guru PAI 14. Jambar, S.S L 19770218 201101 1 004 Guru B. Inggris 8. 108 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPPD KEC. TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON 1 DAFTAR NAMA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No. Nama Guru Indah Royani, S.Pd. SD Sehurip, S.Pd. SD Ana Lusyana F. S.Pd.SD L/P 4. 1. NIP Keterangan P - Guru Kelas I L 19610822 198201 1 004 Guru Kelas II P 19870225 200903 2 003 Guru Kelas III Khuzaeni L 19710525 200604 1 003 Guru Kelas IV 5. Lisa Andriani, S.Pd P 19820618 201406 2 003 Guru Kelas V 6. Maftukha, S.Pd. SD P 19610110 198608 2 003 Guru Kelas VI 7. Aditya Annur D. L - Guru TIK 2. 3. 109 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPPD KEC. TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON 2 DAFTAR NAMA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No. Nama Guru L/P NIP Keterangan 1. Sri Wuryanti, S.Pd P 19610626 198012 2 004 Guru Kelas I 2. Isnayanti, S.Pd P 19651005 198608 2 002 Guru Kelas II 3. Eko Budiyanto, S.Pd. SD L 19670929 199103 1 009 Guru Kelas III 4. Ulfah Halimah, S.Pd P 19811207 201406 2 005 Guru Kelas IV 5. Siti Taronah P 19690205 200212 2 006 Guru Kelas V 6. Darminto L 19830306 200903 1 002 Guru Kelas VI 7. Khoiril Anam, S.Pd L 19780822 201001 1 023 Guru B.Inggris 110 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPPD KEC. TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI KETUREN DAFTAR NAMA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI KETUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No. Nama Guru L/P NIP Keterangan 1. Sudieni, S.Pd P 19580316 197911 2 008 Guru Kelas I 2. Solikha, S.Pd P - Guru Kelas II 3. Indah Puji F, S.Pd P 19830125 201001 2 023 Guru Kelas III 4. Yosef Widijanto L 19660311 198910 1 001 Guru Kelas IV 5. Nur Inayati, S.Pd P 19820707 200604 2 014 Guru Kelas V 6. Surahman, S.Pd L 19870526 201101 1 007 Guru Kelas VI 7. Suharto, S.Pd L 19690221 200212 1 004 Guru PAI 8. Erna Musriyanti, S.PdI P - Guru BTQ 9. Eti Dwi Handayani P - Guru B.Inggris 10. Neni Rosita, S.Pd P - Guru TIK 111 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPPD KEC. TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI BANDUNG 1 DAFTAR NAMA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI BANDUNG 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No. Nama Guru L/P NIP Keterangan 2. Sri Purwaningsih, S.Pd Hj. Siti Fatchiyah 3. Subardi L 19570102 198201 1 003 Guru Kelas III 4. Pasiyati, S.Pd P 19690814 199803 2 002 Guru Kelas IV 5. Sri Hartuti P 19610729 198012 2 004 Guru Kelas V 6. Susi Citati Madya Bamanisa, S.Pd P 19650323 199803 2 002 Guru Kelas VI P 19850621 201001 1 023 Guru Olahraga 1. 7. P 19570127 197802 2 001 Guru Kelas I P 19590617 197911 2 005 Guru Kelas II 112 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPPD KEC. TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI BANDUNG 2 DAFTAR NAMA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI BANDUNG 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No. Nama Guru L/P NIP Keterangan 1. Kamsiyah, S.Pd P 19561212 197911 2 002 Guru Kelas I 2. Hj. Salafiah, S.Pd P 19590716 197911 2 010 Guru Kelas II 3. Drs. H. M. Junaedhy L 19600719 197911 1 003 Guru Kelas III 4. P - Guru Kelas IV P 19561101 197701 2 009 Guru Kelas V 6. Ary Ifana, S.Pd N. Wayan Supadmi, S.Pd Edi Marjoni, S.Pd L 19600318 198201 1 008 Guru Kelas VI 7. M. Ali Murtadlo, S.Pd L 19860824 201001 1 007 Guru PAI 8. Triwiyoto L - Guru SBDP 9. Rustanto, S.Pd L - Guru PAI 5. 113 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPPD KEC. TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI BANDUNG 3 DAFTAR NAMA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI BANDUNG 3 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No. Nama Guru L/P NIP Keterangan 1. Solikha, S.Pd. SD P 19590209 198011 2 002 Guru Kelas I 2. Kotijah, S.Pd. SD P 19660511 199102 2 002 Guru Kelas II 3. Sukma Andaru, S.Pd Sri Yuliawati, S.Pd. SD Sukur Hadi Santoso P 19820813 201101 2 010 Guru Kelas III P 19610724 198201 2 006 Guru Kelas IV L 19680228 200604 1 006 Guru Kelas V Nurkholis, S.Pd. SD Esti Yuliati, S.Pd. SD L 19750419 200604 1 009 Guru Kelas VI P 19630723 198304 2 004 Guru Kelas 4. 5. 6. 7. 114 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPPD KEC. TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI KALINYAMAT WETAN 1 DAFTAR NAMA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI KALINYAMAT WETAN 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No. L/P 2. Nama Guru Desy Mawardhany, S.S Kusnadi, S.Pd 3. 1. NIP Keterangan P 19801230 201101 2 010 Guru Kelas I L 19650919 199202 1 001 Guru Kelas II Cartimah, S.Pd P - Guru Kelas III 4. Wasilah, S.Pd P 19611219 198608 2 002 Guru Kelas IV 5. Sri Kartini, S.Pd P 19611013 198012 2 002 Guru Kelas V 6. Fatikhi, S.Pd P 19670206 199103 1 007 Guru Kelas VI 7. Endang Triana, S.PdI P - Guru Mapel 8. Edi Junaedi, S.Pd L - Guru Mapel 115 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPPD KEC. TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI KALINYAMAT WETAN 2 DAFTAR NAMA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI KALINYAMAT WETAN 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No. Nama Guru L/P NIP. Keterangan 1. Alfiyah, A. Ma P 19560827 197802 2 001 Guru Kelas I 2. Wijiati P 19550925 197512 2 001 Guru Kelas II 3. Soti’i, S.Pd L 19600514 198304 1 005 Guru Kelas III 4. Siti Khalimah, A. Ma P 19690911 199703 2 004 Guru Kelas IV 5. Wati Kustati, S.Pd P 19690911 199703 2 004 Guru Kelas V 6. Tapsirun L 19600722 198304 1 002 Guru Kelas VI 7. Lilis Marwiyanti, S.Pd P - Guru B. Inggris 8. Adhi Jaya, S. Kom L - Guru TIK 116 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPPD KEC. TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI KALINYAMAT WETAN 3 DAFTAR NAMA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI KALINYAMAT WETAN 3 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No. Nama Guru L/P NIP Keterangan 1. Tarsini, A. Ma P 19550513 197701 2 002 Guru Kelas I 2. Komariyah, S.Pd P - Guru Kelas II 3. Untung Rahardjo, S.Pd L 19800829 201001 1 016 Guru Kelas III 4. P - Guru Kelas IV P 19870515 200903 2 004 Guru Kelas V 6. Heni Susanti, S.Pd Rizkiyana Prihdayanti, S.Pd Warningsih, S.Pd P 19621011 198405 2 004 Guru Kelas VI 7. Siti Pujianti, S.Pd P - Guru PAI 8. Warnapi, S.Pd L - Guru SBDP 9. Nur Asiyah, S.Pd P - Guru B. Jawa 5. 117 Lampiran 2 DAFTAR NAMA GURU SAMPEL PENELITIAN No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Nama Guru Suryanis, S.Pd. SD Umiyati Kiki Rizki Amalia, A.Ma Kusnaningsih, S.Pd. SD Reni Listiyowati, A.Ma Isih Ustari, S.Pd Sri Wahyuningsih, A.Ma Kokoy Tjaliyah, S.Pd Darsonah, S.Pd Hj. Tutiningsih Zuhrotunisa, S.Pd, SD Tri Hayati Umar Said Bambang Subroto, S.Pd Sismiatun, S.Pd. SD Siti Suswati Kuraisin, S.Pd Lia Amalia, S.Pd Ana Lusyana F. S. Pd. SD Indah Royani, S. Pd. SD Khuzaeni Lisa Andriani, S. Pd Maftukha, S. Pd. SD Sehurip, S. Pd. SD Darminto, S. Pd. SD Eko Budiyanto, S. Pd. SD Isnayanti, S. Pd Siti Taronah, S. Pd. SD Sri Wuryanti, S. Pd Ulfah Halimah, S. Pd Sudieni, S.Pd Solikha, S.Pd Indah Puji F, S.Pd Yosef Widijanto Nur Inayati, S.Pd Nama Sekolah SDN Debong Kulon SDN Debong Kulon SDN Debong Kulon SDN Debong Kulon SDN Debong Kulon SDN Debong Kulon SDN Debong Kidul SDN Debong Kidul SDN Debong Kidul SDN Debong Kidul SDN Debong Kidul SDN Debong Kidul SDN Debong Kidul SDN Debong Kidul SDN Debong Kidul SDN Debong Kidul SDN Debong Kidul SDN Tunon 1 SDN Tunon 1 SDN Tunon 1 SDN Tunon 1 SDN Tunon 1 SDN Tunon 1 SDN Tunon 2 SDN Tunon 2 SDN Tunon 2 SDN Tunon 2 SDN Tunon 2 SDN Tunon 2 SDN Keturen SDN Keturen SDN Keturen SDN Keturen SDN Keturen 118 No. 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 Nama Guru Surahman, S.Pd Neni Rosita, S.Pd Erna Musriyanti, S.PdI Sri Purwaningsih, S.Pd Hj. Siti Fatchiyah Madya Bamanisa, S.Pd Pasiyati, S.Pd Sri Hartuti Susi Citati Kamsiyah, S.Pd Hj. Salafiah, S.Pd Drs. H. M. Junaedhy Ary Ifana, S.Pd N. Wayan Supadmi, S.Pd Edi Marjoni, S.Pd M. Ali Murtadlo, S.Pd Solikha, S.Pd. SD Kotijah, S.Pd. SD Sukma Andaru, S.Pd Sri Yuliawati, S.Pd. SD Sukur Hadi Santoso Nurkholis, S.Pd. SD Desy Mawardhany, S.S Kusnadi, S.Pd Cartimah, S.Pd Wasilah, S.Pd Sri Kartini, S.Pd Fatikhi, S.Pd Endang Triana, S.PdI Alfiyah, A. Ma Wijiati Soti’i, S.Pd Siti Khalimah, A. Ma Wati Kustati, S.Pd Tapsirun Tarsini, A. Ma Komariyah, S.Pd Untung Rahardjo, S.Pd Nama Sekolah SDN Keturen SDN Keturen SDN Keturen SDN Bandung 1 SDN Bandung 1 SDN Bandung 1 SDN Bandung 1 SDN Bandung 1 SDN Bandung 1 SDN Bandung 2 SDN Bandung 2 SDN Bandung 2 SDN Bandung 2 SDN Bandung 2 SDN Bandung 2 SDN Bandung 2 SDN Bandung 3 SDN Bandung 3 SDN Bandung 3 SDN Bandung 3 SDN Bandung 3 SDN Bandung 3 SDN Kalinyamat Wetan 1 SDN Kalinyamat Wetan 1 SDN Kalinyamat Wetan 1 SDN Kalinyamat Wetan 1 SDN Kalinyamat Wetan 1 SDN Kalinyamat Wetan 1 SDN Kalinyamat Wetan 1 SDN Kalinyamat Wetan 2 SDN Kalinyamat Wetan 2 SDN Kalinyamat Wetan 2 SDN Kalinyamat Wetan 2 SDN Kalinyamat Wetan 2 SDN Kalinyamat Wetan 2 SDN Kalinyamat Wetan 3 SDN Kalinyamat Wetan 3 SDN Kalinyamat Wetan 3 119 No. 73 74 75 76 Nama Guru Heni Susanti, S.Pd Rizkiyana Prihdayanti, S.Pd Warningsih, S.Pd Nur Asiyah, S.Pd Nama Sekolah SDN Kalinyamat Wetan 3 SDN Kalinyamat Wetan 3 SDN Kalinyamat Wetan 3 SDN Kalinyamat Wetan 3 120 Lampiran 3 DAFTAR NAMA GURU SAMPEL UJI COBA ANGKET No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Nama Guru Neti Amanah Nur Aeni Nur Najibah Suciati Sodiq, S.Pd Solikhin, S.Pd Akhmad zaeni Aminah Atika Ariani, S.Pd Azlina Indah Budiarti Jamilah, S.Pd. SD Retno Wijayanti, Spd Abdul Azis, S.Pd Diharti, S.Pd Ida Farida, S.Pd Sutilah, S.Pd Widji Sulistyo, S.Pd Wasilah, S.Pd. SD Moh. Amin Andi Aziz Siswo, S.Pd Sri Endang W. Sri Sainah, S.Pd Susiasih, S.Pd Saeni Marlena Nama Sekolah SDN Debong Tengah 1 SDN Debong Tengah 1 SDN Debong Tengah 1 SDN Debong Tengah 1 SDN Debong Tengah 1 SDN Debong Tengah 1 SDN Debong Tengah 2 SDN Debong Tengah 2 SDN Debong Tengah 2 SDN Debong Tengah 2 SDN Debong Tengah 2 SDN Debong Tengah 2 SDN Debong Tengah 3 SDN Debong Tengah 3 SDN Debong Tengah 3 SDN Debong Tengah 3 SDN Debong Tengah 3 SDN Debong Tengah 3 SDN Randugunting 2 SDN Randugunting 2 SDN Randugunting 2 SDN Randugunting 2 SDN Randugunting 2 SDN Randugunting 7 Variabel Indikator Kecerdasan 1. Kesadaran Emosional diri (X2) 2. Pengaturan diri Sub Indikator a. Mengenali emosi diri sendiri dan efeknya. b. Mengetahui kekuatan dan batas-batas diri 5, 6, 7, 8 sendiri. c. Keyakinan tentang harga diri dan kemampuan 9, 10, 11, 12 sendiri. a. Mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan 13, 14, 15, 16, 17, 18 hati yang merusak. b. Sifat bersungguh-sungguh atau kewaspadaan. 3. Motivasi Nomor Item 1, 2, 3, 4 Jumlah Lampiran 4 Kisi-kisi Angket Kecerdasan Emosional (Uji Coba) 12 19, 20, 21, 22, 23 c. Adatabilitas atau keluwesan dalam menghadapi 24, 25, 26 perubahan. d. Inovasi atau mudah menerima dan terbuka 27, 28, 29, 30 terhadap gagasan, pendekatan, dan informasiinformasi baru. 31, 32, 33, 34 a. Mempunyai dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan. 13 121 b. Komitmen menyesuaikan diri dengan sasaran 35, 36, 64 dalam bekerja. 18 Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Item 37, 38, 65 c. Memotivasi siswa dalam belajar d. Empati d. Optimisme atau memperjuangkan sasaran dan kegagalan. a. Memahami perasaan menunjukkan minat aktif mereka. Jumlah kegigihan dalam 39, 40, 41 kendati ada halangan orang lain dan 42, 43, 44, 45 terhadap kepentingan b. Mengantisipasi, mengenali, dan memenuhi kebutuhan peserta didik. berusaha 46, 47, 48, 49, 50 c. Merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka. 13 51, 52, 53, 54 d. Keterampilan a. Mengirimkan pesan yang jelas dan meyakinkan 55, 56, 57, 58 sosial atau dan mampu memengaruhi. membina b. Manajemen konflik atau negosiasi dan 59, 60, 61, 62, 63 hubungan pemecahan silang pendapat. 9 Sumber: Dikembangkan dari Goleman (2001: 42-3). 122 Variabel Indikator Pengelolaan 1. Penggunaan kelas (Y) prinsip-prinsip pengelolaan kelas Sub Indikator Nomor Item a. Hangat dan antusias 1,2,3,4,5,6 b. Pembelajaran menantang 7,8,9,10 c. Variasi gaya mengajar 11, 12, 13, d. Keluwesan perilaku guru 14, 15, 16 e. Penekanan pada hal-hal positif 17, 18, 19 f. Penanaman disiplin diri 20, 21, 22 2. Penciptaan dan a. Menunjukkan sikap tanggap dengan cara pemeliharaan memandang secara seksama, mendekati, iklim memberikan pernyataan dan memberi reaksi pembelajaran terhadap gangguan di kelas. yang optimal b. Membagi perhatian secara visual dan verbal. Jumlah Lampiran 5 Kisi-kisi Angket Pengelolaan Kelas (Uji Coba) 22 23, 24, 25 26, 27, 28 18 29, 30, 31, 32, 33 d. Memberi teguran secara bijaksana. 34, 35, 36, 37 e. Memberi penguatan ketika diperlukan. 38, 39, 40 123 c. Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan peserta didik dalam pembelajaran. Variabel Indikator 3. Pengendalian kondisi belajar yang optimal Sub Indikator Nomor Item a. Pengelolaan kelompok. 41, 42, 43, 44, 45 b. Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah. 46, 47, 48, 49, 50 Jumlah 10 Sumber: Uzer Usman (2013: 98-100). 124 125 Lampiran 6 ANGKET UJI COBA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGELOLAAN KELAS PENGANTAR ANGKET Kepada: Yth. Ibu/Bapak Guru Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal Di Tempat Dengan Hormat, Bersama ini saya Siti Nur Azizah mahasiswa PGSD UNNES mohon bantuan Ibu dan Bapak guru bersedia menjadi responden dalam penelitian yang saya lakukan. Angket ini ditujukan untuk diisi oleh Bapak dan Ibu dengan menjawab seluruh pertanyaan yang telah disediakan sesuai pengalaman Bapak dan Ibu. Perlu diketahui bahwa jawaban yang diberikan murni untuk keperluan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pengelolaan Kelas di Sekolah Dadar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal”. Demikian surat pengantar ini disampaikan, atas perhatian serta partisipasi yang diberikan, saya ucapkan terima kasih. Tegal, 13 April 2015 Hormat saya, (Siti Nur Azizah) 126 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGELOLAAN KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI DAERAH BINAAN 2 KECAMATAN TEGAL SELATAN KOTA TEGAL 1. Identitas Responden Nama : ............................................................. NIP : ………………………………………. Tempat, Tanggal Lahir : ………………………………………. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan Pendidikan Terakhir : ………………………………………. 2. Petunjuk Pengisian Angket Bapak/ibu dimohon memberikan jawaban atas pernyataan yang ada pada angket ini dengan ketentuan sebagai berikut: a. Mengisi lembar biodata dengan lengkap. b. Memeberi tanda checklist (√) pada kolom yang Ibu/Bapak pilih sesuai keadaan yang sebenarnya. Ada empat alternatif jawaban, yaitu: SL = Selalu bobot nilai 4 SR = Sering bobot nilai 3 KD = Kadang-kadang bobot nilai 2 TP = Tidak Pernah bobot nilai 1 c. Menjawab pernyataan terbuka dengan berdasarkan pengalaman yang Bapak/Ibu rasakan. Dimohon Bapak/Ibu dalam mengisi instrumen ini dengan sejujur-jujurnya, hal ini akan sangat membantu peneliti. Atas kesediannya dalam pengisian instrumen ini, saya sampaikan terima kasih. 127 Bagian I : Kecerdasan Emosional No Pernyataan 1 Saya bisa mengenali penyebab dari rasa bahagia yang saya rasakan. Dalam mengajar saya terpengaruh oleh suasana hati dan perasaan diri saat itu. Saya memahami akibat dari emosi yang timbul terhadap orang lain. Saya tahu jika saya marah siswa akan takut kepada saya. Saya tahu kelebihan dan kekurangan saya dalam bekerja. Jika ada sesuatu kesalahan yang saya perbuat, saya akan segera memperbaikinya. Saya meningkatkan kinerja saya agar siswa bangga terhadap saya. Saya menolak saran yang diberikan oleh teman sejawat. Saya dibutuhkan karena memiliki kemampuan. Saya yakin dengan kemampuan yang saya miliki. Saya tidak masuk kelas untuk mengajar jika suasana hati saya sedang kacau. Saya mampu membuat keputusan yang baik dalam kondisi keadaan tertekan. Saya tetap dapat fokus dan berpikir jernih meskipun dalam keadaan tertekan secara emosional. Jika saya marah, saya membanting barang disekitar saya. Dalam keadaan gugup saya terdorong berpikiran negatif. Saya selalu tenang menghadapi siswa yang selalu nakal dan ribut. Saya menunjukkan wajah marah jika ada yang menentang penjelasan yang saya berikan. Saya wajib bereaksi terhadap tindakan yang melanggar etika kerja. Dalam keadaan terpojok (tidak ada yang se-ide) saya tetap dalam prinsip saya. Saya memarahi siswa secara terus menerus atas kesalahan yang diperbuat. Saya tidak perlu membuat rencana, cukup bagi saya bekerja keras selama mengajar dikelas. Saya fokus pada tujuan dan bertindak berdasarkan 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Alternatif Jawaban SL SR KD TP 128 No 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Pernyataan prioritas sekolah. Saya suka berjanji memberikan sesuatu pada siswa hanya untuk menarik perhatisn siswa. Saya berusaha menahan kemarahan jika ada siswa yang sibuk bermain saat saya menyampaikan materi pelajaran. Saya bertanya kepada teman sejawat untuk mendapatkan informasi tentang pembelajaran. Saya berusaha menyampaikan materi pelajaran semenarik mungkin. Saya menggali ide baru yang mendukung pekerjaan dari berbagai sumber. Ide dari pimpinan (kepala sekolah) lebih mudah saya terima dari pada orang lain (guru lain). Saya menerima dengan lapang dada jika ada yang memberi masukan terhadap saya. Saya mendapatkan kesempatan mengikuti latihan untuk menambah keterampilan saya bekerja. Saya melaksanakan tugas mengajar dengan penuh semangat. Saya memotivasi diri sendiri untuk mencapai hasil yang terbaik. Saya meyakinkan diri sendiri untuk berhasil ketika berada dalam kesulitan. Target penyelesaian kerja, membuat saya lebih disiplin dalam membagi waktu. Saya berusaha supaya tujuan dan target kerja (dalam pembelajaran) tercapai. Saya berusaha meningkatkan kinerja untuk kemajuan saya. Saya memberi dorongang semangat kepada siswa. Saya memberikan motivasi kepada siswa yang kurang pandai agar terus belajar. Walaupun ada hambatan saya terus memotivasi diri untuk keberhasilan pembelajaran. Saya melaksanakan tugas mengajar dengan baik walaupun ada permasalahan yang saya hadapi. Saya akan putus asa jika hasil belajar siswa dibawah standar. Saya dapat memahami dan merasakan perasaan siswa seolah-olah saya sendiri yang berada dalam situasi itu. Saya akan mendengarkan dengan baik ketika ada Alternatif Jawaban SL SR KD TP 129 No 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 Pernyataan siswa yang sedang berbicara. Saya menghargai pendapat siswa saat pembelajaran. Saya mengabaikan siswa yang ingin mengungkapkan gagasannya. Saya berusaha menolong jika ada siswa yang bermasalah. Saya berusaha menolong siswa yang menghadapi masalah dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam berkomunikasi saya menggunakan pendekatan yang berbeda sesuai karakteristik siswa. Hanya siswa tertentu yang akan saya bantu jika mereka mengalami kesulitan. Saya tidak ingin tahu masalah yang dihadapi siswa. Saya membimbing siswa untuk mengembangkan bakat yang dimiliki siswa. Saya mendukung usaha dan kegiatan yang dilakukan siswa untuk mencapai prestasi. Saya memberi pujian atas prestasi yang dicapai siswa. Saya menghargai perbedaan pendapat yang diungkapkan oleh siswa. Saya hanya dekat dengan siswa yang pandai. Siswa mengerti dan memahami apa yang saya jelaskan. Saya dapat mempengaruhi siswa untuk melakukan apa yang saya perintahkan. Saya merasa gugup dalam melaksanakan tugas mengajar. Jika saya bersalah pada siswa, saya akan meminta maaf. Saya memilih untuk mengabaikan permasalahan yang muncul dengan siswa. Saya dapat menyelesaikan perkelahian yang terjadi antar siswa. Dalam pembelajaran jika terjadi perdebatan antar siswa saya akan meninggalkan mereka. Saya menjadi penengah jika ada perbedaan pendapat antar siswa. Saya menyelesaikan tugas mengajar saya tepat waktu. Saya memuji siswa yang berani maju kedepan untuk mengerjakan soal. Alternatif Jawaban SL SR KD TP 130 Bagian II : Pengelolaan Kelas No Pernyataan 1 Saya menyapa siswa terlebih dahulu ketika bertemu diluar kelas. Saya berada di depan kelas dipagi hari untuk berjabat tangan dengan siswa. Saya membiasakan berjabat tangan dengan siswa diakhir pembelajaran sebelum siswa pulang. Saya membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang saya berikan. Saya akan menolak semua pendapat siswa karena itu hanya membuang-buang waktu. Saya meminta siswa untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Untuk beberapa materi khusus, saya mengajak siswa belajar di luar kelas. Saya akan memberi nilai tambahan untuk siswa yang bisa menjawab pertanyaan di papan tulis. Saya akan memajang hasil karya siswa yang paling bagus di dinding kelas. Saya tidak memeriksa hasil pekerjaan siswa. Saya menyampaikan materi dengan nada intonasi yang sama, tanpa ada penekanan. Saya menjelaskan materi dengan hanya berdiri di depan kelas. Saya memotivasi siswa untuk belajar dengan menggunakan gambar dalam menjelaskan materi. Pembelajaran yang saya lakukan serius tetapi santai. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Saya memarahi siswa yang tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan. Saya menjawab pertanyaan siswa sesuai dengan apa yang saya ketahui. Saya memuji siswa yang dapat menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Saya memukul siswa yang mengobrol saat kegiatan belajar mengajar. Saya menasehati siswa yang berjalan-jalan saat pembelajaran. Saya memberikan batas waktu pada siswa dalam mengerjakan tugas yang saya berikan. Saya memberikan nasehat kepada siswa untuk belajar dengan rajin untuk menghadapi ulangan esok harinya. Alternatif Jawaban SL SR KD TP 131 No Pernyataan 22 23 Saya menghukum siswa yang tidak mengerjakan PR. Saya menegur siswa yang ribut sendiri pada saat saya menerangkan. Saya memandang dengan seksama kepada siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya saat pembelajaran. Saya mendekati siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. Saya memperhatikan gerak-gerik siswa saat pelajaran berlangsung. Saya mengabaikan pertanyaan siswa jika saya sedang menjelaskan materi pada siswa lainnya. Saya marah jika banyak siswa yang bertanya pada waktu yang bersamaan. Saya mengajukan pertanyaan di awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yanga kan diajarkan. Saya meminta salah satu siswa untuk memberikan tanggapan atas pentanyaan yang saya ajukan. Saya menunjuk siswa untuk menjawab soal di papan tulis. Saya memberikan petunjuk tugas secara berulangulang kepada siswa agar siswa benar-benar paham. Saya langsung memberikan tugas kepada siswa tanpa adanya petunjuk pengerjaanya. Saya hanya satu kali menjelaskan petunjuk pengerjaan soal, tidak peduli jika masih ada yang tidak paham. Saya memperingatkan siswa yang menganggu temannya saat pelajaran berlangsung. Saya memaki siswa yang terus mengganggu temannya pada saat pelajaran berlangsung. Saya memberi nasehat kepada siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya. Saya memberi pujian kepada siswa yang menyelesaikan pekerjaannya dengan baik di depan kelas Saya menggunakan siswa yang tidak berisik untuk dijadikan model tingkah laku yang baik bagi siswa lain yang suka mengobrol dengan temannya. Saya menjadikan model siswa yang rajin untuk siswa yang malas mengerjakan tugas yang diberikan. Saya memberikan nasehat untuk memperhatikan penjelasan guru sebelum memasuki materi pelajaran. 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Alternatif Jawaban SL SR KD TP 132 No Pernyataan 42 Saya menghukum siswa yang tidak mau mendengarkan nasehat saya saat pembelajaran. Dalam tugas berkelompok, saya berkeliling untuk membantu kesulitan yang dihadapi. Dalam tugas diskusi kelompok, saya menasehati siswa yang tidak ikut berdiskusi dengan kelompoknya. Saya memberikan semangat kepada masing-masing kelompok agar dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Jika saya melihat siswa bosan, saya memberikan cerita humor agar siswa tidak bosan. Saya mengambil benda (mainan) yang menjadikan siswa tidak fokus selama pembelajaran Saya memisahkan siswa yang menggobrol dengan teman sebangkunya. Saya menunjuk siswa yang ribut untuk mengerjakan soal di papan tulis. Saya mengabaikan siswa yang mengganggu temannya. 43 44 45 46 47 48 49 50 Alternatif Jawaban SL SR KD TP 133 Lampiran 7 LEMBAR VALIDASI BUTIR PERNYATAAN ANGKET OLEH PENILAI AHLI Penilai : Drs. Suhardi, M.Pd. Status : Dosen Pembimbing Petunjuk: 1. Berilah tanda centang (√) pada kolom “ya” atau “tidak” yang disediakan sesuai dengan pendapat Bapak. Keterangan: TR : dapat digunakan tanpa revisi R : harus revisi kembali 2. Kriteria telaah, yaitu teridiri dari: A : Butir pernyataan sesuai dengan indikator B : Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas C : Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar D : Pernyataan dan pilihan jawaban menggunakan bahasa yang komunikatif E : Pernyataan tidak menggunakan bahasa yang berlaku di daerah setempat 134 135 136 137 138 Variabel Indikator Kecerdasan Emosional (X2) 1. Kesadaran diri 2. Pengaturan diri Nomor Butir Soal Sub Indikator 1 a. Mengenali emosi diri sendiri dan efeknya. b. Mengetahui sendiri. c. Keyakinan tentang harga diri dan kemampuan 4 sendiri. a. Mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan 5,6 hati yang merusak b. Sifat bersungguh-sungguh atau kewaspadaan. kekuatan dan batas-batas diri 2, 3 c. Adatabilitas atau keluwesan dalam menghadapi perubahan. 3. Motivasi Jumlah Lampiran 8 Kisi-kisi Angket Kecerdasan Emosional (setelah uji validitas dan reliabilitas) 4 7 8 d. Inovasi atau mudah menerima dan terbuka 9,10,11 terhadap gagasan, pendekatan, dan informasiinformasi baru. 12,13,14,15 a. Mempunyai dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan. 7 10 139 Variabel Indikator b. c. d. 4. Empati Nomor Butir Soal Komitmen menyesuaikan diri dengan sasaran 16,17,29 dalam bekerja. 18 Memotivasi siswa dalam belajar Sub Indikator a. b. Optimisme atau kegigihan dalam 19,20 memperjuangkan sasaran walaupun ada halangan dan kegagalan. Memahami perasaan orang lain dan 21 menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka. Mengantisipasi, mengenali, dan berusaha 22,23,24 memenuhi kebutuhan peserta didik. c. 5. Keterampilan sosial atau a. membina hubungan b. Jumlah 6 Merasakan kebutuhan perkembangan orang lain 25,26 dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka. 27 Mengirimkan pesan yang jelas dan meyakinkan dan mampu memengaruhi. 2 Manajemen konflik atau pemecahan silang pendapat. 140 Sumber: Dikembangkan dari Goleman (2001: 42-3). negosiasi dan 28 Variabel Indikator Pengelolaan kelas (Y) 1. Penggunaan prinsip-prinsip pengelolaan kelas Nomor Butir Soal Sub Indikator a. Hangat dan antusias b. Pembelajaran menantang 1, 2, 3 10 4,5 c. Variasi gaya mengajar 6 d. Keluwesan perilaku guru 7 e. Penekanan pada hal-hal positif 8 f. Penanaman disiplin diri 9,10 2. Penciptaan dan pemeliharaan a. iklim pembelajaran yang optimal Jumlah Lampiran 9 Kisi-kisi Angket Pengelolaan Kelas (setelah uji validitas dan reliabilitas) 11 7 Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberi reaksi terhadap gangguan di kelas. 12 b. Membagi perhatian secara visual dan verbal. 141 Variabel Indikator Nomor Butir Soal Sub Indikator Jumlah 13,14 c. Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan peserta didik dalam pembelajaran. d. Memberi teguran secara bijaksana. e. Memberi penguatan ketika diperlukan. 3. Pengendalian kondisi belajar a. yang optimal b. 15 16,17 18 4 Pengelolaan kelompok. Menemukan dan mengatasi menimbulkan masalah. perilaku yang 19,20,21 Sumber: Uzer Usman (2013: 98-100). 142 143 Lampira 10 ANGKET PENELITIAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGELOLAAN KELAS PENGANTAR ANGKET Kepada: Yth. Ibu/Bapak Guru Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal Di Tempat Dengan Hormat, Bersama ini saya Siti Nur Azizah mahasiswa PGSD UNNES mohon bantuan Ibu dan Bapak guru bersedia menjadi responden dalam penelitian yang saya lakukan. Angket ini ditujukan untuk diisi oleh Bapak dan Ibu dengan menjawab seluruh pertanyaan yang telah disediakan sesuai pengalaman Bapak dan Ibu. Perlu diketahui bahwa jawaban yang diberikan murni untuk keperluan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal”. Demikian surat pengantar ini disampaikan, atas perhatian serta partisipasi yang diberikan, saya ucapkan terima kasih. Tegal, 15 April 2015 Hormat saya, (Siti Nur Azizah) 144 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGELOLAAN KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI DAERAH BINAAN 2 KECAMATAN TEGAL SELATAN KOTA TEGAL 1. Identitas Responden Nama : ............................................................. NIP : ………………………………………. Tempat, Tanggal Lahir : ………………………………………. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan Pendidikan Terakhir : ………………………………………. Tempat Mengajar : ………………………………………. Tanda Tangan Responden .......................................... 2. Petunjuk Pengisian Angket Bapak/ibu dimohon memberikan jawaban atas pernyataan yang ada pada angket ini dengan ketentuan sebagai berikut: d. Mengisi lembar biodata dengan lengkap. e. Memeberi tanda checklist (√) pada kolom yang Ibu/Bapak pilih sesuai keadaan yang sebenarnya. Ada empat alternatif jawaban, yaitu: SL = Selalu bobot nilai 4 SR = Sering bobot nilai 3 KD = Kadang-kadang bobot nilai 2 TP = Tidak Pernah bobot nilai 1 f. Menjawab pernyataan terbuka dengan berdasarkan pengalaman yang Bapak/Ibu rasakan. Dimohon Bapak/Ibu dalam mengisi instrumen ini dengan sejujur-jujurnya, hal ini akan sangat membantu peneliti. Atas kesediannya dalam pengisian instrumen ini, saya sampaikan terima kasih. 145 Bagian I : Kecerdasan Emosional No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Pernyataan Dalam mengajar saya terpengaruh oleh suasana hati dan perasaan diri saat itu. Saya tahu kelebihan dan kekurangan saya dalam bekerja. Jika ada sesuatu kesalahan yang saya perbuat, saya akan segera memperbaikinya. Saya meningkatkan kinerja saya agar siswa bangga terhadap saya. Saya yakin dengan kemampuan yang saya miliki. Saya menunjukkan wajah marah jika ada yang menentang penjelasan yang saya berikan. Saya fokus pada tujuan dan bertindak berdasarkan prioritas sekolah. Saya berusaha menahan kemarahan jika ada siswa yang sibuk bermain saat saya menyampaikan materi pelajaran. Saya menggali ide baru yang mendukung pekerjaan dari berbagai sumber. Ide dari pimpinan (kepala sekolah) lebih mudah saya terima dari pada orang lain (guru lain). Saya menerima dengan lapang dada jika ada yang memberi masukan terhadap saya. Saya melaksanakan tugas mengajar dengan penuh semangat. Saya memotivasi diri sendiri untuk mencapai hasil yang terbaik. Saya meyakinkan diri sendiri untuk berhasil ketika berada dalam kesulitan. Target penyelesaian kerja, membuat saya lebih disiplin dalam membagi waktu. Saya berusaha supaya tujuan dan target kerja (dalam pembelajaran) tercapai. Saya berusaha meningkatkan kinerja untuk kemajuan saya. Saya memberikan motivasi kepada siswa yang kurang pandai agar terus belajar. Walaupun ada hambatan saya terus memotivasi diri untuk keberhasilan pembelajaran. Saya melaksanakan tugas mengajar dengan baik walaupun ada permasalahan yang saya hadapi. Saya menghargai pendapat siswa saat pembelajaran. Alternatif Jawaban SL SR KD TP 146 No Pernyataan 22 Saya berusaha menolong jika ada siswa yang bermasalah. Saya berusaha menolong siswa yang menghadapi masalah dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam berkomunikasi saya menggunakan pendekatan yang berbeda sesuai karakteristik siswa. Saya membimbing siswa untuk mengembangkan bakat yang dimiliki siswa. Saya mendukung usaha dan kegiatan yang dilakukan siswa untuk mencapai prestasi. Siswa mengerti dan memahami apa yang saya jelaskan. Saya menjadi penengah jika ada perbedaan pendapat antar siswa Saya menyelesaikan tugas mengajar saya tepat waktu. 23 24 25 26 27 28 29 Alternatif Jawaban SL SR KD TP Bagian II : Pengelolaan Kelas No Pernyataan 1 Saya berada di depan kelas dipagi hari untuk berjabat tangan dengan siswa. Saya membiasakan berjabat tangan dengan siswa diakhir pembelajaran sebelum siswa pulang. Saya membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang saya berikan. Untuk beberapa materi khusus, saya mengajak siswa belajar di luar kelas. Saya akan memajang hasil karya siswa yang paling bagus di dinding kelas. Saya memotivasi siswa untuk belajar dengan menggunakan gambar dalam menjelaskan materi. Pembelajaran yang saya lakukan serius tetapi santai. Saya menasehati siswa yang berjalan-jalan saat pembelajaran. Saya memberikan batas waktu pada siswa dalam mengerjakan tugas yang saya berikan. Saya menghukum siswa yang tidak mengerjakan PR. Saya mendekati siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. Saya memperhatikan gerak-gerik siswa saat pelajaran 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Alternatif Jawaban SL SR KD TP 147 No 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Pernyataan berlangsung. Saya mengajukan pertanyaan di awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yanga kan diajarkan. Saya meminta salah satu siswa untuk memberikan tanggapan atas pentanyaan yang saya ajukan. Saya memberi nasehat kepada siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya. Saya memberi pujian kepada siswa yang menyelesaikan pekerjaannya dengan baik di depan kelas Saya menjadikan model siswa yang rajin untuk siswa yang malas mengerjakan tugas yang diberikan. Dalam tugas diskusi kelompok, saya menasehati siswa yang tidak ikut berdiskusi dengan kelompoknya. Jika saya melihat siswa bosan, saya memberikan cerita humor agar siswa tidak bosan. Saya memisahkan siswa yang menggobrol dengan teman sebangkunya. Saya menunjuk siswa yang ribut untuk mengerjakan soal di papan tulis. Alternatif Jawaban SL SR KD TP (X) Skor Item 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 3 2 2 3 2 2 4 3 4 2 4 4 2 2 2 4 3 4 3 4 2 4 2 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 2 4 2 2 4 4 1 3 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 4 2 2 1 1 1 2 1 2 1 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 3 2 2 4 3 4 4 4 4 2 2 2 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 4 3 2 2 4 2 3 2 4 2 2 3 4 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 2 3 4 3 4 2 2 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 2 1 4 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 3 3 2 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 148 24 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 1 3 4 4 4 4 3 3 4 23 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 22 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 4 4 1 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 21 2 2 2 1 2 2 1 3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 20 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 19 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 2 2 3 18 3 2 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 4 3 2 2 3 3 1 2 3 3 3 17 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 4 16 4 3 3 1 3 3 3 4 2 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 15 14 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 13 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 2 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 12 2 3 3 1 4 3 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 11 2 3 3 3 3 3 1 3 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 3 4 3 2 3 3 4 10 2 3 3 2 2 3 4 3 3 2 4 3 2 2 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 9 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2 2 4 3 3 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 7 6 5 4 3 2 1 No. Lampiran 11 TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL Skor Item 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 1 4 4 Skor Total 219 199 201 225 186 200 225 237 203 219 234 230 210 199 233 239 221 208 218 218 208 198 192 208 219 149 4 2 2 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 3 3 65 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 1 4 4 64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 2 2 4 2 62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 3 4 60 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 59 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 58 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 57 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 55 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 53 4 3 3 4 2 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 52 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 50 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 1 3 3 4 2 2 3 3 49 4 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 48 4 3 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 47 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 45 4 4 4 2 2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 44 3 3 3 4 2 3 3 4 2 3 1 2 4 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 43 4 2 2 4 3 2 3 2 4 2 4 4 1 1 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 2 42 41 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 2 3 3 4 3 2 4 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 2 2 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 3 2 2 3 4 3 2 2 2 4 2 2 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 2 2 4 3 2 2 4 4 2 4 2 2 3 3 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 2 3 4 4 4 4 3 2 2 3 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 3 4 4 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 4 2 4 4 2 4 3 3 3 3 2 3 2 4 2 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 1 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 2 4 2 2 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 4 2 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 2 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 3 3 4 4 4 2 2 3 3 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 2 3 4 2 3 3 2 3 4 4 3 3 4 1 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 2 2 4 2 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 2 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 4 1 3 4 2 1 4 1 3 2 2 2 2 3 3 2 4 4 1 3 3 4 1 4 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 Skor Total 169 156 157 158 163 156 177 166 145 164 184 174 173 176 188 182 166 163 174 176 156 166 144 171 164 150 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Lampiran 12 TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA ANGKET PENGELOLAAN KELAS (Y) SKOR ITEM 151 Lampiran 13 Rekapitulasi Uji Validitas Uji Coba Angket Kecerdasan Emosional rtabel = 0,396 taraf signifikansi 0,05 n= 25 Nomor Item Pearson Correlation (r11) Kriteria 1 0,254 Tidak Valid 2 0.421 Valid 3 0.105 Tidak Valid 4 -0.217 Tidak Valid 5 0.714 Valid 6 0,461 Valid 7 0.308 Tidak Valid 8 0.037 Tidak Valid 9 0.300 Tidak Valid 10 0.418 Valid 11 -0.181 Tidak Valid 12 0.158 Tidak Valid 13 0.183 Tidak Valid 14 0.156 Tidak Valid 15 0.182 Tidak Valid 16 0.433 Valid 17 0.497 Valid 18 0.279 Tidak Valid 19 0.297 Tidak Valid 152 Nomor Item Pearson Correlation (r11) Kriteria 20 0.066 Tidak Valid 21 0.191 Tidak Valid 22 0.497 Valid 23 0.124 Tidak Valid 24 0.309 Tidak Valid 25 0.070 Tidak Valid 26 0.550 Valid 27 0.659 Valid 28 0.583 Valid 29 0.689 Valid 30 0.241 Tidak Valid 31 0.563 Valid 32 0.426 Valid 33 0.622 Valid 34 0.662 Valid 35 0.769 Valid 36 0.623 Valid 37 0.305 Tidak Valid 38 0.649 Valid 39 0.643 Valid 40 0.613 Valid 41 0.268 Tidak Valid 42 0.194 Tidak Valid 43 0.073 Tidak Valid 153 Nomor Item Pearson Correlation (r11) Kriteria 44 0.613 Valid 45 0.040 Tidak Valid 46 0.705 Valid 47 0.648 Valid 48 -0.634 Valid 49 0.223 Tidak Valid 50 0.235 Tidak Valid 51 0.539 Valid 52 0.595 Valid 53 0.081 Tidak Valid 54 0.352 Tidak Valid 55 0.166 Tidak Valid 56 0.410 Valid 57 0.062 Tidak Valid 58 0.248 Tidak Valid 59 0.342 Tidak Valid 60 0 Tidak Valid 61 0.353 Tidak Valid 62 0 Tidak Valid 63 0.531 Valid 64 0.534 Valid 65 0380 Tidak Valid 154 Lampiran 14 Rekapitulasi Uji Validitas Uji Coba Angket Pengelolaan Kelas rtabel = 0,396 n= 25 taraf signifikansi 0,05 Nomor Item Pearson Correlation (r11) Kriteria 1 0.088 Tidak Valid 2 0.735 Valid 3 0.555 Valid 4 0.612 Valid 5 0.357 Tidak Valid 6 0.279 Tidak Valid 7 0.472 Valid 8 0.242 Tidak Valid 9 0.647 Valid 10 0.216 Tidak Valid 11 0.281 Tidak Valid 12 -0.201 Tidak Valid 13 0.584 Valid 14 0.681 Valid 15 0.106 Tidak Valid 16 0.167 Tidak Valid 17 0.334 Tidak Valid 18 0.270 Tidak Valid 19 0.435 Valid 155 Nomor Item Pearson Correlation (r11) Kriteria 20 0.675 Valid 21 0.144 Tidak Valid 22 0.518 Valid 23 0.119 Tidak Valid 24 0.070 Tidak Valid 25 0.399 Valid 26 0.544 Valid 27 0.367 Tidak Valid 28 0.146 Tidak Valid 29 0.442 Valid 30 0.541 Valid 31 0.20 Tidak Valid 32 0.203 Tidak Valid 33 0.263 Tidak Valid 34 0.163 Tidak Valid 35 0.208 Tidak Valid 36 0.298 Tidak Valid 37 0.541 Valid 38 0.539 Valid 39 0.255 Tidak Valid 40 0.576 Valid 41 0.017 Tidak Valid 42 -0.228 Tidak Valid 43 0.042 Tidak Valid 44 0.494 Valid 156 Nomor Item Pearson Correlation (r11) Kriteria 45 0.131 Tidak Valid 46 0.449 Valid 47 -0.106 Tidak Valid 48 0.600 Valid 49 0.772 Valid 50 0.060 Tidak Valid 157 Lampiran 15 Rekapitulasi Soal angket Kecerdasan Emosional yang Digunakan No. Nomor Item Pearson Correlation (r11) Kriteria 1 2 0.421 Valid 2 5 0.714 Valid 3 6 0,461 Valid 4 10 0.418 Valid 5 16 0.433 Valid 6 17 0.497 Valid 7 22 0.497 Valid 8 26 0.550 Valid 9 27 0.659 Valid 10 28 0.583 Valid 11 29 0.689 Valid 12 31 0.563 Valid 13 32 0.426 Valid 14 33 0.622 Valid 15 34 0.662 Valid 16 35 0.769 Valid 17 36 0.623 Valid 18 38 0.649 Valid 19 39 0.643 Valid 20 40 0.613 Valid 21 44 0.613 Valid 22 46 0.705 Valid 23 47 0.648 Valid 158 No. Nomor Item Pearson Correlation (r11) Kriteria 24 48 -0.634 Valid 25 51 0.539 Valid 26 52 0.595 Valid 27 56 0.410 Valid 28 63 0.531 Valid 29 64 0.534 Valid 159 Lampiran 16 Rekapitulasi Soal Angket Pengelolaan Kelas yang Digunakan No. Nomor Item Pearson Correlation (r11) Kriteria 1 2 0.735 Valid 2 3 0.555 Valid 3 4 0.612 Valid 4 7 0.472 Valid 5 9 0.647 Valid 6 13 0.584 Valid 7 14 0.681 Valid 8 19 0.435 Valid 9 20 0.675 Valid 10 22 0.518 Valid 11 25 0.399 Valid 12 26 0.544 Valid 13 29 0.442 Valid 14 30 0.541 Valid 15 37 0.541 Valid 16 38 0.539 Valid 17 40 0.576 Valid 18 44 0.494 Valid 19 46 0.449 Valid 20 48 0.600 Valid 21 49 0.772 Valid 160 Lampiran 17 Output Uji Reliabilitas Uji Coba Angket Kecerdasan Emosional Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha ,933 item2 item5 item6 item10 item16 item17 item22 item26 item27 item28 item29 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item38 item39 item40 item44 item46 item47 item48 29 Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted 95,8400 115,723 ,274 ,935 95,3600 112,407 ,531 ,931 94,7600 115,273 ,411 ,932 95,2400 113,440 ,414 ,933 95,6400 111,407 ,429 ,933 95,1600 113,723 ,531 ,931 95,3600 110,990 ,462 ,933 94,8800 112,693 ,597 ,930 95,1600 111,390 ,647 ,930 96,0400 111,457 ,512 ,932 94,9200 111,160 ,638 ,930 94,6800 114,893 ,604 ,931 94,7600 115,357 ,485 ,932 95,2800 111,960 ,583 ,930 94,9200 111,077 ,645 ,930 94,8000 111,583 ,848 ,928 94,7600 113,690 ,551 ,931 94,8000 113,000 ,703 ,930 94,9200 112,827 ,675 ,930 94,8400 112,640 ,718 ,929 94,7600 113,440 ,573 ,931 94,9200 110,660 ,762 ,928 94,9600 111,540 ,684 ,929 95,2800 110,710 ,563 ,931 161 item51 item52 item56 item63 item64 95,0400 94,8000 95,4800 94,8800 95,2000 111,457 113,250 115,843 109,027 108,583 ,616 ,678 ,294 ,584 ,629 ,930 ,930 ,934 ,931 ,930 162 Lampiran 18 Output Uji Reliabilitas Uji Coba Angket Kecerdasan Emosional Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha ,906 item2 item3 item4 item7 item9 item13 item14 item19 item20 item22 item25 item26 item29 item30 item37 item38 item40 item44 item46 item48 item49 21 Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted 63,5200 73,177 ,639 ,899 63,2400 76,273 ,372 ,906 63,6400 71,323 ,696 ,898 64,5200 76,427 ,407 ,905 64,1200 72,110 ,662 ,899 64,1200 74,943 ,690 ,900 63,7600 74,607 ,634 ,900 63,6000 75,167 ,434 ,905 63,7200 71,877 ,670 ,898 64,4400 72,840 ,500 ,904 63,6000 77,750 ,293 ,907 63,6000 75,833 ,420 ,905 63,5200 74,260 ,547 ,902 63,9200 72,077 ,635 ,899 63,6800 72,560 ,566 ,901 63,2400 77,357 ,421 ,905 63,6800 72,477 ,572 ,901 63,4400 77,173 ,457 ,904 64,1200 76,777 ,330 ,907 64,2400 72,857 ,561 ,901 64,2800 71,793 ,805 ,896 163 Lampiran 19 JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN No. Hari/Tanggal 1. Selasa, 7 April 2015 2. Kamis, 9 April 2015 3. Jumat, 10 April 2015 4. Senin, 13 April 2015 5. Selasa, 14 April 2015 6. Rabu, 15 April 2015 7. Kamis, 16 April 2015 8. Jumat, 17 April 2015 9. Sabtu, 18 April 2015 10. Senin, 20 April 2015 11. Selasa, 21 April 2015 Kegiatan Pembuatan surat ijin penelitian dari UNNES ke Kesbangpolinmas Kota Tegal Pembuatan surat ijin riset dari BAPPEDA Kota Tegal Pembuatan surat ijin riset dari UPPD Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal Menyebar angket uji coba penelitian di SDN Debong Tengah 1, SDN Debong Tengah 2, SDN Debong Tengah 3, SDN Randugunting 2 dan 7. Mengambil angket uji coba penelitian di SDN Debong Tengah 1, SDN Debong Tengah 2, SDN Debong Tengah 3, SDN Randugunting 2 dan 7. Menyebar angket penelitian di SDN Tunon 1, SDN Keturen, SDN Kalinyamat Wetan 2 dan 3. Observasi di SDN Keturen kelas III. Menyebar angket penelitian di SDN Debong Kulon, SDN Bandung 2 dan 3. Obsevasi di SDN Kalinyamat Wetan 3 kelas IV. Menyebar angket penelitian di SDN Kalinyamat Wetan 1 dan SDN Tunon 2. Menyebar angket penelitian di SDN Bandung 1 dan SDN Debong Kidul. Observasi di SDN Debong Kidul Kelas V Observasi di SDN Tunon 2 kelas V. Observasi di SDN Bandung 2 kelas IV. Mengambil angket penelitian di SDN Tunon 2, SDN Kalinyamat Wetan 1 dan SDN Kalinyamat Wetan 3. Observasi di SDN Bandung 3 kelas II. Observasi di SDN Kalinyamat Wetan 2 164 12. Rabu, 22 April 2015 13 Kamis, 23 April 2015 14. Jumat, 24 April 2015 15. Sabtu, 25 April 2015 16. Rabu, 29 April 2015 17. 27-30 April 2015 kelas I. Observasi di SDN Tunon 1 kelas V. Observasi di SDN Bandung 1 Kelas IV. Mengambil angket di SDN Tunon 1 dan SDN Bandung 1. Observasi di SDN Debong Kulon kelas I. Observasi di SDN Kalinyamat Wetan 1 kelas I. Wawancara dengan Kepala SD Debong Kulon. Mengambil angket penelitian di SDN Kalinyamat Wetan 2, SDN Bandung 2 dan 3. Mengambil angket penelitian di SDN Debong Kidul, SDN Debong Kulon, dan SDN Keturen. Wawancara dengan Kepala SD Kalinyamat Wetan 1 dan 3. Mengurus surat telah melaksanakan penelitian di 11 SDN Dabin 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. 165 Lampiran 20 Kisi-kisi Lembar Observasi Kecerdasan Emosional Variabel Indikator Kecerdasan Emosional (X2) 1. Kesadaran diri Sub Indikator Keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri. Pernyataan Guru terlihat ingin meningkatkan pembelajarannya dengan penggunaan alat dan media yang mendukung untuk pembelajaran. Guru terlihat yakin dan percaya diri dalam mengajar. 2. Pengaturan diri Guru menunjukkan wajah jika e. Mengelola emosiada siswa yang menentang emosi dan penjelasan yang diberikan. desakan-desakan hati yang merusak f. Adatabilitas atau keluwesan dalam menghadapi perubahan. 3. Motivasi Guru berusaha menahan kemarahan jika ada siswa yang sibuk bermain saat pembelajaran berlangsung. e. Mempunyai Guru terlihat bersemangat dorongan untuk dalam melaksanakan tugas menjadi lebih mengajarnya. baik atau memenuhi standar keberhasilan. Walaupun keadaan siswa ribut f. Komitmen guru terus berusaha menyesuaikan memfokuskan siswa agar diri dengan pembelajaran selesai tepat sasaran dalam waktu. bekerja. Guru memberikan motivasi g. Memotivasi siswa kepada siswa yang kurang dalam belajar. pandai agar terus belajar. 166 Variabel Indikator 4. Empati Sub Indikator h. Optimisme atau kegigihan dalam memperjuangkan sasaran walaupun ada halangan dan kegagalan. e. Memahami perasaan orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka. f. Mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan peserta didik. g. Merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka. 5. Keterampilan c. Mengirimkan sosial atau pesan yang jelas membina dan meyakinkan hubungan dan mampu memengaruhi. Pernyataan Guru menyelesaikan tugas mengajarnya tepat waktu. Guru menghargai pendapat siswa saat pembelajaran. Guru berusaha menolong jika ada siswa yang bermasalah. Guru berusaha menolong siswa dengan yang kesulitan dalam menyelesaikan tugas dengan mendekatinya. Guru menumbuhkan kepercayaan diri siswa dengan meminta beberapa siswa untuk maju ke depan membacakan hasil pekerjaannya. Dalam menyampaikan materi pelajaran guru menyampaikannya dengan jelas dan lantang. d. Manajemen Guru menjadi penengah jika konflik atau ada perbedaan pendapat antar negosiasi dan siswa. pemecahan silang pendapat. 167 Lampiran 21 Kisi-kisi Lembar Observasi Pengelolaan Kelas Variabel Indikator Pengelolaan kelas (Y) 1. Penggunaan Sub Indikator a. Hangat dan prinsip-prinsip antusias Nomor Item Guru berangkat lebih awal dibandingkan dengan siswa. Guru menunjukkan sikap hangat terhadap siswa dengan membiasakan berjabat tangan dengan siswa diakhir pembelajaran sebelum siswa pulang. pengelolaan kelas Guru terlihat antusias membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. b. Pembelajaran menantang Untuk beberapa materi khusus, guru mengajak siswa belajar di luar kelas. Guru melaksanakan pembelajaran yang menantang dengan memajang hasil karya siswa yang paling bagus di dinding kelas c. Variasi gaya mengajar d. Keluwesan perilaku guru e. Penekanan pada hal-hal positif Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan menggunakan gambar dalam menjelaskan materi. Pembelajaran yang guru lakukan serius tetapi santai. Guru menasehati siswa yang berjalan-jalan saat pembelajaran. 168 Variabel Indikator Sub Indikator f. Penanaman disiplin diri Nomor Item Guru membiasakan anak untuk mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu. Guru menghukum siswa yang tidak mengerjakan PR. 2. Penciptaan dan a. Menunjukkan pemeliharaan sikap tanggap iklim dengan cara pembelajaran memandang secara yang optimal seksama, Guru menunjukkan sikap tanggap dengan mendekati siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. mendekati, memberikan dan memberi reaksi terhadap gangguan di kelas. b. Membagi perhatian secara visual dan verbal. c. Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan peserta didik dalam pembelajaran. Guru dapat membagi perhatian kepada siswa dengan memperhatikan gerak-gerik siswa saat pelajaran berlangsung. Guru dapat memusatkan perhatian dengan mengajukan pertanyaan di awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yanga kan diajarkan. Guru dapat memusatkan perhatian dengan meminta salah satu siswa untuk memberikan tanggapan atas pentanyaan yang diajukan. 169 Variabel Indikator Sub Indikator d. Memberi teguran secara bijaksana. e. Memberi penguatan ketika diperlukan. Nomor Item Guru memberi teguran kepada siswa dengan cara yang bijaksana yaitu memberi nasehat kepada siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya. Guru memberi penguatan dengan cara memberikan pujian kepada siswa yang menyelesaikan pekerjaannya dengan baik di depan kelas. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan cara menjadikan model siswa yang rajin untuk siswa yang malas mengerjakan tugas yang diberikan. 3. Pengendalian kondisi belajar optimal a. Pengelolaan kelompok. yang b. Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah. Sumber: Uzer Usman (2013: 98-100) Dalam tugas diskusi kelompok, guru menasehati siswa yang tidak ikut berdiskusi dengan kelompoknya. Guru dapat mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dengan cara memusatkan perhatian siswa dengan cerita humor. Guru dapat mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dengan cara memisahkan siswa yang menggobrol dengan teman sebangkunya. Guru dapat menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dengan menunjuk siswa yang ribut untuk mengerjakan soal di papan tulis. 170 Lampiran 22 LEMBAR OBSERVASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGELOLAAN KELAS Nama Guru : ............................................... Asal Sekolah : ............................................... Hari/Tanggal : ............................................... Bagian I : Kecerdasan Emosional No Keterampilan Pengelolaan Kelas 1 Guru terlihat ingin meningkatkan pembelajarannya dengan penggunaan alat dan media yang mendukung untuk pembelajaran. 2 Guru terlihat yakin dan percaya diri dalam mengajar. 3 4 5 6 7 Guru menunjukkan wajah marah jika ada siswa yang menentang penjelasan yang diberikan. Guru berusaha menahan kemarahan jika ada siswa yang sibuk bermain saat pembelajaran berlangsung. Guru terlihat bersemangat dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Walaupun keadaan siswa ribut guru terus berusaha memfokuskan siswa agar pembelajaran selesai tepat waktu. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang pandai agar terus belajar. Skor Penilaian Ya Tidak Keterangan 171 8 9 10 11 12 13 14 Guru menyelesaikan tugas mengajarnya tepat waktu. Guru menghargai pendapat siswa saat pembelajaran. Guru berusaha menolong jika ada siswa yang bermasalah. Guru berusaha menolong siswa dengan yang kesulitan dalam menyelesaikan tugas dengan mendekatinya Guru menumbuhkan kepercayaan diri siswa dengan meminta beberapa siswa untuk maju ke depan membacakan hasil pekerjaannya. Dalam menyampaikan materi pelajaran guru menyampaikannya dengan jelas dan lantang. Guru menjadi penengah jika ada perbedaan pendapat antar siswa. 172 Bagian I : Pengelolaan Kelas No Keterampilan Pengelolaan Kelas 1 Guru berangkat lebih awal dibandingkan dengan siswa. Guru menunjukkan sikap hangat terhadap siswa dengan membiasakan berjabat tangan dengan siswa diakhir pembelajaran sebelum siswa pulang. Guru terlihat antusias membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Untuk beberapa materi khusus, guru mengajak siswa belajar di luar kelas. Guru melaksanakan pembelajaran yang menantang dengan memajang hasil karya siswa yang paling bagus di dinding kelas Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan menggunakan gambar dalam menjelaskan materi. Pembelajaran yang guru lakukan serius tetapi santai. Guru menasehati siswa yang berjalan-jalan saat pembelajaran. Guru membiasakan anak untuk mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu. Guru menghukum siswa yang tidak mengerjakan PR. Guru menunjukkan sikap tanggap dengan mendekati siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. Guru dapat membagi perhatian kepada siswa dengan memperhatikan gerak-gerik siswa saat pelajaran berlangsung. Guru dapat memusatkan perhatian 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Skor Penilaian Ya Tidak Keterangan 173 14 15 16 17 18 19 20 21 dengan mengajukan pertanyaan di awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yanga kan diajarkan. Guru dapat memusatkan perhatian dengan meminta salah satu siswa untuk memberikan tanggapan atas pentanyaan yang saya ajukan. Guru memberi teguran kepada siswa dengan cara yang bijaksana yaitu memberi nasehat kepada siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya. Guru memberi penguatan dengan cara memberikan pujian kepada siswa yang menyelesaikan pekerjaannya dengan baik di depan kelas. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan cara menjadikan model siswa yang rajin untuk siswa yang malas mengerjakan tugas yang diberikan. Dalam tugas diskusi kelompok, guru menasehati siswa yang tidak ikut berdiskusi dengan kelompoknya. Guru dapat mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dengan cara memusatkan perhatian siswa dengan cerita humor. Guru dapat mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dengan cara memisahkan siswa yang menggobrol dengan teman sebangkunya. Guru dapat menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dengan menunjuk siswa yang ribut untuk mengerjakan soal di papan tulis. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 2 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3 4 4 2 3 2 4 2 4 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 1 2 2 2 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 2 4 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 2 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 Total Skor 110 100 109 102 100 101 104 113 101 92 89 101 107 79 91 99 102 96 174 1 NO PERPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 SKOR ITEM Lampiran 23 DATA HASIL PENELITIAN REKAPITULASI SKOR ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 3 3 1 3 3 3 2 2 3 4 3 2 1 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 2 2 2 2 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 2 3 1 3 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 4 3 4 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 4 2 2 2 2 2 1 3 4 3 3 3 1 2 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 1 2 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 4 2 2 2 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 Total Skor 76 87 86 106 91 106 109 95 101 101 108 88 100 90 90 88 81 110 97 175 1 NO PERPONDEN 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 SKOR ITEM 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 4 4 2 2 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 4 4 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 1 1 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 2 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 2 2 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 1 4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 Total Skor 108 107 102 106 108 108 102 93 102 105 98 108 106 101 113 102 98 89 100 93 176 1 NO PERPONDEN 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 SKOR ITEM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 NO PERPONDEN 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 SKOR ITEM 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 4 4 2 4 4 2 3 4 3 4 3 4 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 4 2 4 4 3 3 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 2 2 2 2 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3 Total Skor 91 95 96 96 95 113 105 110 109 104 97 98 99 100 88 109 84 98 96 177 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 4 2 4 4 2 4 2 4 3 4 3 2 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 2 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 1 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 2 4 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 2 4 1 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 2 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 Total Skor 73 65 71 63 65 67 67 83 67 79 60 62 68 60 63 69 62 68 178 1 NO. RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 SKOR ITEM Lampiran 24 DATA HASIL PENELITIAN REKAPITULASI SKOR ANGKET PENGELOLAAN KELAS 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 1 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 1 4 3 4 3 4 2 3 4 2 3 2 3 3 4 2 3 3 1 4 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 4 2 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 4 2 1 4 4 2 4 4 1 2 3 4 4 2 3 2 2 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 1 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 2 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 2 3 2 2 Total Skor 63 67 66 75 58 68 78 74 71 75 75 66 70 69 74 71 53 76 53 78 179 1 NO. RESPONDEN 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 SKOR ITEM 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 2 2 2 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 3 2 2 4 2 3 4 4 4 1 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 1 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 4 2 2 4 4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 2 2 3 1 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 2 1 3 Total Skor 80 59 71 78 80 66 64 68 69 71 80 77 76 73 72 66 66 71 58 62 180 1 NO. RESPONDEN 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 SKOR ITEM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 NO. RESPONDEN 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 SKOR ITEM 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 1 2 4 3 3 4 4 2 2 2 2 2 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 4 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 2 1 4 2 3 2 3 1 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 2 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 1 1 1 1 4 4 2 4 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 1 1 1 2 4 3 2 4 3 2 3 2 4 3 2 2 3 2 Total Skor 60 58 58 59 83 74 53 79 71 64 57 55 76 60 66 68 69 55 181 SD Responden SDN Debong Kulon SDN Debong Kidul SDN Tunon 1 SDN Tunon 2 SDN Keturen SDN Bandung 1 SDN Bandung 2 SDN Bandung 3 SDN Kalinyamat Wetan 1 SDN Kalinyamat Wetan 2 SDN Kalinyamat Wetan 3 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 SKOR ITEM 7 8 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Total Skor 12 13 12 13 12 13 13 13 12 10 11 Lampiran 25 DATA HASIL REKAP SKOR OBSERVASI KECERDASAN EMOSIONAL 182 SD Responden SDN Debong Kulon SDN Debong Kidul SDN Tunon 1 SDN Tunon 2 SDN Keturen SDN Bandung 1 SDN Bandung 2 SDN Bandung 3 SDN Kalinyamat Wetan 1 SDN Kalinyamat Wetan 2 SDN Kalinyamat Wetan 3 SKOR ITEM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 19 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 Total Skor 14 14 15 17 15 16 15 14 16 13 14 Lampiran 26 DATA HASIL REKAP SKOR OBSERVASI PENGELOLAAN KELAS 183 184 Lampiran 27 Hasil Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. pengelolaan kelas ,062 76 ,200* kecerdasan ,092 76 ,184 emosional *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction ,985 76 ,528 ,967 76 ,046 185 Lampiran 28 Hasil Uji Linieritas ANOVA Table Sum of Df Mean Squares pengelolaan kelas * F Sig. Square (Combined) 2788,237 27 103,268 2,988 ,000 Between Linearity 1207,726 1 1207,726 34,949 ,000 Groups Deviation 1580,510 26 60,789 1,759 ,045 Within Groups 1658,750 48 34,557 Total 4446,987 75 kecerdasan from Linearity emosional Measures of Association R R Squared pengelolaan kelas * kecerdasan emosional ,521 ,272 Eta ,792 Eta Squared ,627 186 Lampiran 29 Hasil Analisi Regresi Linier Sederhana Model Summary R Square Adjusted R Square Model R 1 ,521a ,272 Std. Error of the Estimate ,262 6,616 a. Predictors: (Constant), kecerdasan emosional Model Regression Sum of Squares 1207,726 ANOVAa Df 1 1 Residual 3239,260 74 Total 4446,987 75 a. Dependent Variable: pengelolaan kelas b. Predictors: (Constant), kecerdasan emosional Model Coefficientsa Unstandardized Coefficients B 20,248 Std. Error 9,125 (Constant) 1 kecerdasan ,482 emosional a. Dependent Variable: pengelolaan kelas ,092 Mean Square 1207,726 F Sig. ,000b 27,590 43,774 Standardized Coefficients t Sig. Beta ,521 2,219 ,030 5,253 ,000 187 Lampiran 30 DOKUMENTASI PENELITIAN Observasi Guru Mengajar di SDN Debong Kulon Observasi Guru Mengajar di SDN Tunon 1 Observasi Guru Mengajar di SDN Tunon 2 188 Observasi Guru Mengajar di SDN Keturen Observasi Guru Mengajar di SDN Bandung 1 Observasi Pembelajaran di SDN Bandung 2 189 Observasi Pembelajaran di SDN Bandung 3 Observasi Guru Mengajar di SDN Kalinyamat Wetan 1 Observasi Pembelajaran di SDN Kalinyamat Wetan 2 190 Observasi Guru Mengajar di SDN Kalinyamat Wetan 3 191 Lampiran 31 Surat Ijin Penelitian (UNNES) 192 Lampiran 32 SURAT REKOMENDASI IJIN PENELITIAN (BAPPEDA) 193 194 SURAT REKOMENDASI IJIN PENELITIAN (UPPD KEC. TEGAL SELATAN) 195 Lampiran 33 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205